WALIKOTA AMBON
PROV1NSI MALUKU
TENTANG
WALIKOTA AMBON,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN WALIKOTA AMBON TENTANG SISTEM
PENGENDALIAN KINERJA DAN TUNJANGAN KINERJA
APARATUR SIPIL NEGARA DI PEMERINTAH KOTA
AMBON.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
6.Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut ASN adalah pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan
Peraturan Perundang-Undangan.
7.Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai
Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
untuk menduduki Jabatan pemerintahan.
8.Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat
PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
9.Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang Pegawai pada Pemerintah Kota Ambon.
10.Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi pada instansi
pemerintah.
11.Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan
dan pembangunan.
12.Jabatan fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu.
13.Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan manajemen data dan
informasi, melalui aplikasi secara elektronik untuk mencapai suatu tujuan
organisasi.
14.Pengendalian kinerja adalah suatu proses mengendalikan kinerja ASN
secara sistematis yang dilakukan oleh Pejabat Penilai terhadap
produktivitas kerja dan disiplin kerja ASN untuk peningkatan kineija
dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
15.Produktivitas Kerja adalah Sasaran Kerja ASN rehcana kerja dan target
yang akan dicapai oleh seorang ASN.
16.Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam Peraturan Perundang-
Undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
17.Sistem Pengendalian Kinerja ASN yang selanjutnya disebut SEMPE KASN
adalah aplikasi sistem pengendalian kinerja pegawai secara sistematis yang
dilakukan oleh Pejabat Penilai terhadap produktivitas kerja dan disiplin
kerja ASN untuk peningkatan kinerja dalam rangka mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
18.Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap
pelaksanaan tugas jabatan.
19.Rencana Kerja Tahunan adalah rencana yang memuat kegiatan tahunan
dan target yang akan dicapai sebagai penjabaran dari sasaran dan program
yang telah ditetapkan oleh instansi pemerintah.
20.Indikator Kinerja Utama yang selanjutnya disebut IKU adalah ukuran atau
indikator yang akan memberikan informasi sejauh mana keberhasilan
untuk mewujudkan informasi dibandingkan dengan Sasaran/Sasaran
Strategis (SS) yang telah ditetapkan.
-5-
21.IKU Exact adalah ukuran yang ideal untuk mengukur hasil pencapaian
Sasaran Strategis (SSj yang diharapkan.
22.Pejabat Penilai adalah atasan langsung ASN yang dinilai, dengan ketentuan
paling rendah pejabat struktural eselon terendah secara berjenjang sampai
eselon tertinggi atau pejabat lain yang ditentukan.
23.Atasan Pejabat Penilai adalah atasan langsung dari Pejabat Penilai.
24.Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
ASN dan pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.'
BAB II
TUJUAN DAN MAKSUD
Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 2
Bagian Kedua
Maksud
Pasal 3
BAB III
TUNJANGAN KINERJA
Bagian Kesatu
Pembayaran Tunjangan Kinerja
^Pasal 4
•'•Pasal 5
Bagian Kedua
Pengurangan Tunjangan Kinerja
Pasal6
Pasal 7
Pasal 8
BAB IV
PENGENDALIAN KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA
Bagian Kesatu
Hierarki dan Penyusunan Peijanjian Kineija
Pasal 9
Pasal 10
Bagian Kedua
Penanggung Jawab
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Bagian Ketiga
Tim Verifikasi
Pasal 14
Pasal 15
^Pasal 16
Bagian Keempat
Mengakses Aplikasi SEMPE KASN
Pasal 17
Pasal 18
^Bagian Kelima
Komponen Pengendalian Kinerja
Pasal 19
Pasal 20
Bagian Keenam
Menetapkan Sasaran, Indikator Kinerja dan Pengukuran Kinerja
Paragraf 1
Sasaran dan Indikator Kinerja
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Untuk tingkat Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama non Kepala Perangkat Daerah
dan Pejabat Administrator, yang tidak memiliki sasaran strategis, maka sasaran
yang digunakan harus menggambarkan output pada bidangnya dan/atau
output program/kegiatan serta menggunakan IKU Pejabat Administrator dan
indikator kinerja lain yang relevan.
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
Perjanjian kinerja dapat direvisi atau disesuaikan dalam hal terjadi kondisi
sebagai berikut:
a.Terjadi penggantian atau mutasi pejabat;
b.Perubahan dalam strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan
sasaran (perubahan program, kegiatan dan alokasi anggaran);
c.Perubahan prioritas atau asumsi yang berakibat secara signifikan dalam
proses pencapaian tujuan dan sasaran.
Pasal 30
Paragraf 2
Pengukuran Kinerja
Pasal 31
Bagian Ketujuh
Tata Cara Penilaian Produktivitas Kerja
Pasal 32
2
b.Rumus Tugas Tambahan (TT)
TT= Jumlah aspek Kuandtas foutput) + Jumlah aspek waktu x 5%
2
c.Rumus Aspek Produkdvitas Kinerja (PK)
PK= (TU + TT) x 65%.
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
Bagian Kedelapan
Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai
Pasal 36
Pasal 37
Bagian Kesembilan
Pelaksanaan Penilaian
Pasal 38
Bagian Kesepuluh
Pelaporan
Pasal 39
Pasal 40
Pasal 41
Pasal 42
*Bagian Kesebelas
Penilaian Disiplin ASN
Pasal 43
Bagian Kesepuluh
Waktu Kerja ASN
Pasal 44
(1)Jumlah jam kerja selama 1 (satu) minggu adalah 37,5 (tiga puluh tv^uh
koma lima) jam, dengan pengaturan hari dan jam kerja pegawai sebagai
berikut:
a.Hari Senin sampai dengan hari Kamis.
Jam Kerja : 08.00-16.30
Istirahat: 12.00-13.00
b.Hari Jumat.
Pasal 45
Pasal 46
(1)ASN yang memenuhi kehadiran kerja namun tidak berada di tempat tugas
ketika jam kerja tanpa seizin Pejabat Penilai, dibatalkan daftar
kehadirannya.
(2)Pembatalan daftar kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan berdasarkan surat pembatalan daftar hadir yang ditandatangani
oleh Pejabat Penilai dan diketahui oleh atasan langsung Pejabat Penilai.
(3)Format surat pembatalan daftar hadir sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tercantum dalam Huruf E, Lampiran Peraturan Walikota ini.
Pasal 47
Pasal 48
Pasal 49
Pasal 50
Pasal 51
(1)ASN yang izin tidak masuk kerja dengan alasan yang sah (non cuti)
dikenakan pengurangan tunjangan kinerja dari penilaian disiplin kerja.
(2)Pengurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan
ketentuan:
a.Sebesar 0,5 % (nol koma lima persen), bagi:
1)ASN yang terlambat masuk Kerja, antara 1-60 (satu sampai enam
puluh) menit;
2)ASN yang pulang kerja sebelum waktunya, antara 1-60 (satu sampai
enam puluh) menit.
b.Sebesar 1% (satu persen) bagi:
1)ASN yang terlambat masuk Kerja, >60 (lebih dari enam puluh) menit;
2)ASN yang pulang kerja sebelum waktunya, >60 (lebih dari enam
puluh) menit;
3)ASN yang izin tidak masuk kantor, dengan alasan yang sah;
4)Menjalani cuti tahunan;
5)Menjalani sakit;
6)Menjalani Alasan Penting; dan
7)Menjalani Cuti Bersalin;
8)Menjalani Cuti Besar.
c.Sebesar 1,5% (satu koma lima persen) bagi:
1)ASN yang izin tidak masuk kantor, dengan alasan tidak sah;
2)ASN yang tidak masuk kantor, tanpa keterangan/alasan;
3)ASNyang tidak mengisi/menandatangani daftar hadir
manual/ elektronik.
(3)ASN yang izin tidak masuk kerja dengan alasan yang sah berupa sakit,
harus dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter.
(4)ASN yang izin tidak masuk kerja dengan alasan lain, harus menyampaikan
surat permohonan izin/pemberitahuan kepada atasan.
(5)Format surat permohonan izin/pemberitahuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b tercantum dalam Huruf E, Lampiran Peraturan
Walikota ini.
Pasal 52
Pasal 53
i
ASN yang menduduki Jabatan Fungsional dan mendapatkan tunjangan profesi
maka tunjangan kinerja dibayarkan berdasarkan besamya tunjangan
profesinya.
-20-
BABV
KEBERATAN DAN BANDING
Bagian Kesatu
Keberatan
Pasal 54
Pasal 55
Bagian Kedua
Banding
Pasal 56
(2)Banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diajukan dalam
hal:
a.Pejabat Penilai tidak memberikan keputusan atas keberatan yang
diajukan Pegawai setelah 5 (lima) hari kerja sejak keberatan diterima
oleh Pejabat Penilai; dan
b.ASN tidak puas terhadap hasil keberatan yang diputuskan oleh Pejabat
Penilai atas laporan hasil pelaksanaan tugas, paling lama 5 (lima) hari
kerja sejak diterimanya keputusan hasil keberatan dengan
melampirkan bukti pendukung.
(3)Pejabat Penanggungjawab wajib memutuskan dalam bentuk surat
persetujuan atau penolakan terhadap banding sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal diterimanya
banding.
(4)Apabila banding yang diajukan sebagaimana dimaksud dalam (1), setelah 5
(lima) hari oleh pejabat penanggungjawab tidak memutuskan keberatan
dalam bentuk persetujuan atau penolakan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3), maka banding tersebut dianggap diterima.
(5)Keputusan Pejabat Penanggungjawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
bersifat final dan mengikat.
Pasal 57
Dalam hal keputusan keberatan atau banding pegawai diterima melebihi waktu
pembayaran tunjangan kinerja bulan berjalan, maka tunjangan kinerja
dibayarkan sampai dengan akhir bulan berjalan atau diakumulasikan pada
pembayaran tunjangan kinerja bulan berikutnya.
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 58
Pasal 59
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 60
Pasal 61
(1)ASN yang tidak membuat laporan kinerja atau tidak melaporkan kinerjanya
pada aplikasi pengendalian kerja pegawai, tidak dibayarkan tunjangan
kinerjanya dan dijatuhi hukuman disiplin sesuai peraturan yang berlaku.
(2)ASN yang dibebaskan sementara dari jabatan fungsional dikarenakan tidak
dapat mengumpulkan angka kredit sesuai ketentuan, dikenakan
pemotongan tunjangan kinerja dari penilaian produktivitas kerja sebesar
50% (lima puluh persen).
Pasal 62
X
Pasal 63
Pasal 64
•,
c.Jam Kerja Efektif Per Hari - 75% x 7,5 Jam - 5 Jam 37 Menit - 337
Menit dibulatkan 330 Menit (5 Jam 30 Menit) .
d.Jam Kerja Efektif Per Minggu = 5 Hari x 330 Menit - 1.650 Menit
e.Jam Kerja Efektif Per Bulan = 20 Hari x 330 Menit = 6.600 Menit
f.Jam Kerja Efektif Per Tahun = 12 Bulan x 6.600 Menit = 79.200 Menit -
1.320 Jam - 1.300 Jam
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 65
BABVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 66
Pasal 67
Ditetapkan di Ambon
pada tanggal 17 Mei 2018
Diundangkan di Ambon
pada tanggal 17 Mel 2018
A. PENGUKURAN KINERJA DAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA ATAU TUNJANGAN PELAYANAN PUBLIK
1. REKAPAN PERHITUNGAN CAPAIAN KINERJA BULANAN DAN PEMBAYARAN TUI^^JANGAN KINERJA BULANAN.
Capaian Kinerja Capaian Kinerja Capain Aspek TPP Potongan TPP yang
Kegiatan Target Tugas Utama Tugas Tambahan Aspek Disiplin pajak diterima
Realisasi
No Tugas Produktivitas 15%
jabatan Kinerja
Kuantitas/ waktu Kuantitas/ waktu 95% 5% 5%
output output
1 2 3 4 5 6 7 8 9=7+8 10 11=9+10 12 13
Tugas
Utama
1. Sosialisasi 1laporan 50 1laporan 50 =(1/1x1001+^50/50x100)
raenit menit 2
= 100 x 95 %
= 95
Tugas
Tambahau
1 Membuat 1 dok 30 ldok 30 =(1/1x100)+I30/30x1001
konsep menit menit 2" '
inovasi
= 100 x 5 %
=5
TOTAL 100
TPP
100
=0,65 x 100
X
Rp. 1500.000
= 975.000 517.125 1.492.125 74.606 1.417.518
2. CONTOH FORMAT DAFTAR REKAPAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA BULANAN
Ambon,20xx..
d.
B. CONTOH PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA
Jabatan:
selanjutnya disebut pihak pertama
Nama:
Jabatan:
Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai iampiran
perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kineija tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan
dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Kegiatan Anggaran
1 Rp
2 Rp
20xx..
TOTAL
NIP
Pangkat/Gol
Jabatan
Unit Kerja
dengan ini membatalkan kehadiran kerja kepada :
Nama
NIP
Pangkat/Gol
Jabatan
Unit Kerja
Dikarenakan tidak berada di tempat tugas selama jam kerja tanpa seizin Pejabat
Penilai. Demikian disampaikan kiranya menjadi maklum.
Ambon,
Mengetahui,
PERMOHONAN IZIN
Natna:
NIP:
x
Pangkat/Gol :
Jabatan:
Unit Kerja:
dengan inimengajukan permohonan izin untuk tidak masuk kerja
(diisi
hari/tanggal/jam/menit dan alasan)(
Ambon,