Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH

4.1 Uraian Aktivitas Selama Kerja Praktek


4.1.1 Perizinan
Adapun tahap pertama yang dilakukan untuk kegiatan kerja
praktek ini adalah melakukan permohonan mengenai surat izin kerja
praktek dari institusi kampus yang ditujukan terhadap PT. Dirgantara
Indonesia.
Tabel 4.1 Uraian kegiatan perizinan
No. Tanggal Aktivitas
Mengirim surat permohonan kerja praktek
1 26/10/2016
terhadap PT. Dirgantara Indonesia
Melengkapi semua persyaratan yang diajukan
2 29/10/2016
oleh pihak PT. Dirgantara Indonesia
Penempatan kerja praktek yang akan diteliti dan
3 03/11/2016
pembagian pembimbing lapangan
Membuat ID Card sebagai tanda mahasiswa yang
4 04/11/2016
sedang kerja praktek
Membuat surat izin membawa alat elektronik
5 12/11/2016
(Laptop)
Berdiskusi tentang tujuan kerja praktek yang akan
6 13/11/2016
dilakukan bersama pembimbing lapangan

IV-1
IV-2

4.1.2 Pelaksanaan Kerja Praktek


4.1.2.1 Kegiatan Selama Kerja Praktek
Selama menjalani kerja praktek di PT. Dirgantara
Indonesia yang dimulai sejak tanggal 04 Oktober 2016 sampai
dengan 30 November 2016 dengan intensitas pertemuan 2 kali
dalam seminggu yaitu setiap hari Rabu dan Kamis dengan
durasi waktu dalam sehari 2,5 jam (13.00 – 15.30).
Uraian kegiatan kerja praktek yang dilakukan di PT.
Dirgantara Indonesia yaitu dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Uraian aktivitas selama kerja praktek
No. Tanggal Aktivitas
Mengamati proyek pemasangan
(assembling ) pesawat terbang tipe NC-
1 19/10/2016
212i dan mengidentifikasi masalah
yang ada
Menetapkan permasalahan kemudian
2 20/10/2016 berdiskusi dengan pembimbing
lapangan di PT. Dirgantara Indonesia
Mencari data company profile, struktur
organisasi perusahaan, serta alur proses
3 27/10/2016
produksi perusahaan di PT. Dirgantara
Indonesia
Mencari / mengambil data jumlah
pekerja yang ada di pos 1 pada proyek
4 02/11/2016
perakitan (assembling) untuk pesawat
terbang tipe NC-212i
Membagikan kuesioner NASA-TLX
terhadap 26 pekerja untuk
5 03/05/2017
mendapatkan nilai rating dan bobot
beban kerja pekerja di pos 1
IV-3

4.1.2.2 Pengumpulan Data


Pada tahap ini, untuk mendapatkan data yang
diinginkan, yakni dengan cara membagikan kuesioner NASA-
TLX terhadap pegawai di pos 1 sebanyak 26 orang. Sebelum
responden mengisi kuesioner tersebut, peneliti menjelaskan
terlebih dahulu mengenai kuesioner NASA-TLX tersebut, agar
responden tidak terlalu kebingungan pada saat mengisinya.
Dalam metoda ini terdapat enam variabel yang
digunakan untuk mengukur besarnya beban kerja pegawai.
Adapun variabelnya sebagai berikut ; Mental Demand (MD),
Physical Demand (PD), Temporal Demand (TD), Performance
(OP), Frustation Level (FR), dan Effort (EF).
Dimana pada kuesioner NASA-TLX ini dibagi dalam
dua bagian, yaitu bagian pertama berisikan pertanyaan tentang
pilihan variabel mana yang paling penting dari variabel
berpasangan yang diajukan. Sebagai contoh hasil dari bobot
perbandingan dua variabel paling penting terhadap responden
pertama (Rachmat Hegga) dapat dilihat pada Tabel 4.3 :
Tabel 4.3 Hasil dari bobot perbandingan dua variabel responden ke-1
MD PD TD OP EF FR
MD MD MD OP MD FR
PD PD PD EF FR
Rachmat Hegga TD TD TD FR
OP EF OP
EF FR
FR

Sumber : Data kuesioner NASA-TLX responden ke-1

Data di atas didapatkan dari hasil perbandingan 2


variabel paling penting, yang mana variabel Frustation (FR)
berjumlah 4, Mental Demand (MD) berjumlah 3, Physical
Demand (PD) berjumlah 2, dan untuk Temporial Demand (TD),
Own Performance (OP), Effort (EF) masing-masing berjumlah
2, 2, dan 2. Dengan begitu responden pertama menilai bahwa
IV-4

variabel Frustation (FR) merupakan variabel yang paling


berpengaruh tehadap beban kerjanya.
Adapun untuk data rekapitulasinya, dilampirkan pada
bagian lampiran dikarenakan cukup banyaknya data yang harus
disampaikan disini.
Sedangkan bagian kedua berisi penilaian (rating) beban
kerja sesuai dengan enam variabel NASA-TLX, yang dilakukan
oleh setiap pegawai yang diukur. Pemberian rating untuk setiap
variabel dimulai dari 0 s/d 100 dan dalam persen (%), hal ini
untuk memudahkan responden dalam melakukan pengisian
kuesioner. Untuk tingkatan – tingkatannya dibagi menjadi 5,
yaitu :
 0% - 20% = Sangat rendah
 21% - 40% = Rendah
 41% - 60% = Sedang
 61% - 80% = Tinggi
 81% - 100% = Sangat tinggi
Sebagai contoh data hasil penilaian (rating) terhadap
responden pertama (Rachmat Hegga) disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Data hasil penilaian (rating) terhadap responden ke-1
Rating
Rachmat Hegga PD MD TD OP EF FR
75 60 50 75 75 40
Sumber : Data kuesioner NASA-TLX responden ke-1

Data di atas menunjukkan bahwa variabel Physical


Demand (PD) dengan nilai 75%, Own Performance (OP)
dengan nilai 75%, dan Effort (EF) dengan nilai 75% bahwa
variabel tersebut termasuk ke dalam kategori tinggi. Sedangkan
untuk variabel Mental Demand (MD) dengan nilai 60% dan
Temporial Demand (TD) dengan nilai 50% termasuk dalam
IV-5

kategori sedang, berbeda dengan variabel Frustation (FR)


dengan nilai 40% termasuk dalam kategori rendah.
Adapun rekapitulasi data penilaian (rating) dari setiap
responden disajikan dibawah ini :
Tabel 4.5 Rekapitulasi data penilaian (rating)
Rating
No Nama
PD MD TD OP EF FR
1 Rachmat Hegga 75 60 50 75 75 40
2 Dani Fahrizal 70 80 55 75 75 25
3 Asep P. 75 50 65 70 70 50
4 Dodo W. 75 80 45 70 75 20
5 Julian Surya 75 75 75 75 75 80
6 Jalal Jalaludin 80 45 55 75 75 45
7 Sajid Majid 75 70 50 65 75 30
8 Rifqy Nurfaza 80 75 55 65 75 45
9 Iyus Darmawan 65 75 50 70 70 20
10 Zakky A. F. 75 70 45 75 75 25
11 Endang Kuswanto 70 85 40 65 80 15
12 Rizky N. 45 50 75 80 70 35
13 Hadi Kusumah 70 50 60 75 75 40
14 Iman W. K. 80 45 50 75 75 25
15 Ari Sunarto 75 55 60 70 75 30
16 Indra Wijaya 75 80 50 65 80 20
17 Doni Nurjaman 80 70 60 70 75 20
18 Yana Supardi 70 75 60 65 80 45
19 Yusuf Kurniawan 80 40 55 75 75 25
20 Akbar Maulana 80 75 55 70 75 25
21 Ferry Saputra 60 55 65 70 85 60
22 Hendra Sulistyo 70 65 65 80 70 55
23 Dede Hamzah 50 55 50 75 60 30
24 Tito Prakasa 45 50 75 80 70 35
25 Abdul Karim S. 70 85 40 65 75 45
26 M. Agie Irawan 75 50 65 75 75 40

Sumber : Data kuesioner NASA-TLX

Dengan melakukan penjelasan tersebut, diharapkan


pegawai di pos 1 selaku responden mengerti dengan apa yang
peneliti jelaskan, agar pegawai mengisi kuesioner tersebut
dengan sungguh - sungguh seperti apa yang mereka rasakan.
IV-6

4.2 Hasil Dari Pemecahan Masalah


Untuk mengetahui presentase beban kerja mental setiap pekerja yang ada
di pos 1, maka terlebih dahulu kuesioner NASA-TLX disebarkan kepada
pekerja di pos 1 sebanyak 26 responden. Data beban kerja mental dengan
menggunakan metode NASA-TLX menggunakan enam variabel sebagai
indikator untuk mengetahui seberapa besar beban kerja yang dialami oleh
pekerja di pos 1.

4.2.1 Perhitungan Beban Kerja dengan NASA-TLX


Pada tahap pertama, pegawai di pos 1, dengan jumlah pegawai
sebanyak 26 orang diminta untuk memilih dengan cara membandingkan
dua faktor yang berkaitan dan menuliskan salah satu dari dua faktor yang
lebih dominan mempengaruhi beban kerja mereka, setelah dibandingkan
maka setiap faktor yang paling berpengaruh dihitung jumlahnya.
Kemudian memberikan rating antara 1-100 untuk setiap faktor sesuai
dengan beban kerja yang dirasakan oleh pekerja di pos 1. Hasil pengisian
kuesioner dengan menggunakan metoda NASA-TLX terhadap
responden pertama (Rachmat Hegga), dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Data pengisian kuesioner dengan NASA-TLX
Rating Bobot
PD MD TD OP EF FR PD MD TD OP EF FR
75 60 50 75 75 40 2 3 2 2 2 4
Sumber : Data kuesioner NASA-TLX responden ke-1

Adapun hasil rekapitulasi dari keseluruhan data pengisian


kuesioner untuk responden ke-1 sampai dengan responden ke-26
disajikan pada Tabel 4.7.
IV-7

Tabel 4.7 Rekapitulasi data kuesioner pegawai di pos 1


Rating Bobot
No Nama
PD MD TD OP EF FR PD MD TD OP EF FR
1 Rachmat Hegga 75 60 50 75 75 40 2 3 2 2 2 4
2 Dani Fahrizal 70 80 55 75 75 25 2 2 3 4 1 3
3 Asep P. 75 50 65 70 70 50 3 1 3 2 2 4
4 Dodo W. 75 80 45 70 75 20 4 1 2 2 4 2
5 Julian Surya 75 75 75 75 75 80 2 3 3 1 4 2
6 Jalal Jalaludin 80 45 55 75 75 45 2 3 2 2 3 3
7 Sajid Majid 75 70 50 65 75 30 1 1 2 4 5 2
8 Rifqy Nurfaza 80 75 55 65 75 45 1 3 3 2 3 3
9 Iyus Darmawan 65 75 50 70 70 20 2 1 3 2 4 3
10 Zakky A. F. 75 70 45 75 75 25 1 3 3 2 4 2
11 Endang Kuswanto 70 85 40 65 80 15 3 1 3 5 3 0
12 Rizky N. 45 50 75 80 70 35 2 4 1 2 3 3
13 Hadi Kusumah 70 50 60 75 75 40 2 4 2 1 3 3
14 Iman W. K. 80 45 50 75 75 25 3 2 2 1 4 3
15 Ari Sunarto 75 55 60 70 75 30 3 1 3 1 4 3
16 Indra Wijaya 75 80 50 65 80 20 1 2 3 3 3 3
17 Doni Nurjaman 80 70 60 70 75 20 3 2 2 2 3 3
18 Yana Supardi 70 75 60 65 80 45 3 0 2 3 4 3
19 Yusuf Kurniawan 80 40 55 75 75 25 3 2 1 3 4 2
20 Akbar Maulana 80 75 55 70 75 25 2 2 3 2 3 3
21 Ferry Saputra 60 55 65 70 85 60 1 2 1 4 4 3
22 Hendra Sulistyo 70 65 65 80 70 55 3 3 0 2 4 3
23 Dede Hamzah 50 55 50 75 60 30 1 4 2 5 3 0
24 Tito Prakasa 45 50 75 80 70 35 2 3 2 2 5 1
25 Abdul Karim S. 70 85 40 65 75 45 2 2 2 2 4 3
26 M. Agie Irawan 75 50 65 75 75 40 4 3 1 1 3 3

Sumber : Data kuesioner NASA-TLX

Data di atas didapatkan dari hasil pengisian kuesioner seluruh


responden yang dimana untuk bagian penilaian rating diisi berdasarkan
6 variabel yang berpengaruh terhadap beban kerja dengan satuan persen
0-100%. Sedangkan untuk bagian pembobotan itu didapatkan dari hasil
pembobotan jumlah dari setiap variabel yang telah dibandingkan antara
2 variabel yang paling penting.
Setelah semua data kuesioner yang dibutuhkan telah didapatkan,
maka tahap selanjutnya ialah menghitung Weighted Workload (WWL)
yang bertujuan untuk mendapatkan nilai dari beban kerja mental dari
setiap faktor. Rating dan bobot (lihat Tabel 4.7) pada setiap faktor akan
IV-8

dikalikan dan hasil perkalian dari masing-masing faktor tersebut


dijumlahkan untuk mendapatkan Total WWL (lihat Persamaan 3.1).
Tabel 4.8 Perhitungan ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑊𝑊𝐿, responden ke-1
Weighted Workload (WWL) Total Skor
PD MD TD OP EF FR WWL
150 180 100 150 150 160 890 59.33

WWL = ∑6𝑖=1(𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑖 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖)


= ( 75 x 2) + (60 x 3) + (50 x 2) + (75 x 2) + (75 x 2) + (40 x 2)
= 150 + 180 + 100 + 150 + 150 + 160
= 890

̅̅̅̅̅̅̅̅, dengan cara


Kemudian dilanjutkan dengan menghitung 𝑊𝑊𝐿
total WWL yang dibagi 15. Dibagi 15 ini berdasarkan dari jumlah total
bobot dari semua variabel yang berjumlah 15 (lihat Persamaan 3.2).

𝑊𝑊𝐿
̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑊𝑊𝐿 =
15
890
= 15

= 59,33

Dengan melihat hasil di atas, maka dapat diketahui bahwa beban


kerja mental yang diterima oleh responden pertama (Rachmat Hegga)
adalah sebesar 59,33%. Setelah mendapatkan nilai ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑊𝑊𝐿, maka langkah
selanjutnya ialah mengkategorikan nilai beban kerja tersebut. Adapun
kategori penilaian beban kerja itu, terdiri dari tiga tingkatan, yaitu beban
kerja mental under load pada skala 0-39, beban kerja optimal load pada
skala 40-59, dan beban kerja mental over load pada skala 60-100.
Dengan ketentuan tersebut maka beban kerja untuk responden pertama
(Rachmat Hegga) itu termasuk dalam kategori optimal load. Selain itu
dari setiap responden juga diketahui bahwa faktor dominan apa yang
berpengaruh dalam melakukan pekerjaannya tersebut.
IV-9

Adapun hasil rekapitulasi dari keseluruhan pengolahan data untuk


responden ke-1 sampai dengan responden ke-26 disajikan pada Tabel
4.9.
Tabel 4.9 Rekapitulasi perhitungan beban kerja dengan metode NASA-TLX
Weighted Workload (WWL) Total Skor Kategori
No Nama Faktor Dominan
PD MD TD OP EF FR WWL Beban Kerja
1 Rachmat Hegga 150 180 100 150 150 160 890 59.33 Optimal load Mental Demand
2 Dani Fahrizal 140 160 165 300 75 75 915 61 Over load Own Performance
3 Asep P. 225 50 195 140 140 200 950 63.33 Over load Physical Demand
4 Dodo W. 300 80 90 140 300 40 950 63.33 Over load Effort
5 Julian Surya 150 225 225 75 300 160 1135 75.67 Over load Effort
6 Jalal Jalaludin 160 135 110 150 225 135 915 61 Over load Effort
7 Sajid Majid 75 70 100 260 375 60 940 62.67 Over load Effort
8 Rifqy Nurfaza 80 225 165 130 225 135 960 64 Over load Effort
9 Iyus Darmawan 130 75 150 140 280 60 835 55.67 Optimal load Effort
10 Zakky A. F. 75 210 135 150 300 50 920 61.33 Over load Effort
11 Endang Kuswanto 210 85 120 325 240 0 980 65.33 Over load Own Performance
12 Rizky N. 90 200 75 160 210 105 840 56 Optimal load Effort
13 Hadi Kusumah 140 200 120 75 225 120 880 58.67 Optimal load Effort
14 Iman W. K. 240 90 100 75 300 75 880 58.67 Optimal load Effort
15 Ari Sunarto 225 55 180 70 300 90 920 61.33 Over load Effort
16 Indra Wijaya 75 160 150 195 240 60 880 58.67 Optimal load Effort
17 Doni Nurjaman 240 140 120 140 225 60 925 61.67 Over load Physical Demand
18 Yana Supardi 210 0 120 195 320 135 980 65.33 Over load Effort
19 Yusuf Kurniawan 240 80 55 225 300 50 950 63.33 Over load Effort
20 Akbar Maulana 160 150 165 140 225 75 915 61 Over load Effort
21 Ferry Saputra 60 110 65 280 340 180 1035 69 Over load Effort
22 Hendra Sulistyo 210 195 0 160 280 165 1010 67.33 Over load Effort
23 Dede Hamzah 50 220 100 375 180 0 925 61.67 Over load Own Performance
24 Tito Prakasa 90 150 150 160 350 35 935 62.33 Over load Effort
25 Abdul Karim S. 140 170 80 130 300 135 955 63.67 Over load Effort
26 M. Agie Irawan 300 150 65 75 225 120 935 62.33 Over load Physical Demand

4.3 Hasil Diskusi dan Bimbingan Selama Kerja Praktek dengan


Pembimbing Lapangan
Pada pelaksanaan kerja praktek di PT. Dirgantara Indonesia ini, peneliti
dibimbing serta diarahkan oleh pembimbing lapangan dari perusahaan. Dimana
penelitan ini dilakukan dengan observasi dan dan wawancara secara langsung
terhadap pembimbing lapangan.
Maka dari hasil diskusi bersama dengan pembimbing lapangan,
permasalahan yang akan dikaji tersebut adalah menganalisis beban kerja setiap
pegawai yang berada di pos 1 pada perakitan (assembling) untuk pesawat tipe
NC-212i. Beban kerja pegawai tersebut dianalisis apakah beban kerja yang
dirasakan oleh pegawai dirasakan tinggi, sedang, ataupun rendah. Yang apabila
IV-10

beban kerja dirasakan oleh pegawai tinggi, maka dapat berdampak terhadap
keterlambatan perencanaan proyek yang telah dibuat sebelumnya.

4.4 Analisis dan Intrepretasi Hasil Pemecahan Masalah


Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja pegawai dengan metoda
NASA-TLX, kemudian dihitung nilai rata-rata dari penilaian rating dan bobot
terhadap keenam variabel NASA-TLX yang disajikan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Nilai rata-rata dari penilaian rating NASA-TLX
Variabel PD MD TD OP EF FR
Total Skor 1840 1665 1470 1870 1935 925
Rata-rata 70.8 64 56.5 71.9 74.4 35.6

Berdasarkan Tabel 4.10 nilai total skor berasal dari nilai setiap variabel
masing-masing responden yang dijumlahkan. Yang kemudian dibagi dengan
nilai 26, karenan jumlah responden berjumlah 26 orang yang akan
menghasilkan nilai rata-rata.
Diperoleh tiga penilaian kategori beban kerja yang tinggu, yaitu variabel
Effort (EF) sebesar 74,4%, Own Performance (OP) sebesar 71,9%, dan
Physical Demand (PD) sebesar 70,8%. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan
Effort (EF) dan dukungan tingkat fisik Physical Demand (PD) yang tinggi
untuk menjalankan kegiatan pekerjaan pada bagian proses perakitan
(assembling) tersebut guna mencapai tingkat keberhasilan output Own
Performance (OP) yang tinggi. Sedangkan untuk variabel Mental Demand
(MD), Temporal Demand (TD) dan Frustation (FR) tergolong pada tingkatan
sedang, dengan nilai masing-masing sebesar 64,0%, 56,5% dan 35,6%. Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai dalam melakukan pekerjaannya memerlukan
beban mental yang sedang.
IV-11

Tabel 4.11 Nilai rata-rata dari pembobotan NASA-TLX


Kategori Mental Kategori Fisik
MD FR EF PD TD OP
Total Skor 58 67 89 58 56 62
Dibagi 15 3.87 4.47 5.93 3.87 3.73 4.13
Rata-rata 0.15 0.17 0.23 0.15 0.14 0.16
0.55 0.45
55% 45%

Berdasarkan Tabel 4.11 nilai total skor didapat dari nilai bobot setiap
variabel masing-masing responden yang dijumlahkan. Kemudian dibagi 15
berdasarkan jumlah perbandingan dari setiap variabel. Setelah itu, hasil dari
nilai tersebut dibagi 26 untuk mencari nilai rata-ratanya. Pada bagian ini setiap
variabel dibagi atas 2 kategori yakni, kategori mental dan kategori fisik. Maka
setelah mendapatkan nilai rata-rata, nilai tersbut dijumlahkan berdasarkan
kategorinya.
Dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai
di bagian proses perakitan (assembling) pada pos 1 di PT. Dirgantara Indonesia
lebih didominasi oleh pekerjaan mental yaitu sebesar 55% yang artinya
sebagian dari proses pekerjaannya lebih melibatkan kerja otak. Ada beberapa
kemungkinan pekerjaan yang memiliki situasi kerja dengan tingkat beban kerja
mental yang tinggi sebagai berikut :
 Dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tepat dalam
mengambil tindakan yang melibatkan tanggung jawab besar.
 Menghadapi tuntutan dari atasan
 Keharusan untuk tetap dala kondisi kewaspadaan tinggi dalam waktu
lama.
 Menurunnya konsentrasi akibat aktivitas yang monoton.
Sedangkan pekerjaan fisik hanya sebesar 45%. Dalam artian
pekerjaannya yang mengakibatkan pengeluaran energi yang berlebih, sehingga
pegawai merasa cepat lelah.

Anda mungkin juga menyukai