Anda di halaman 1dari 6

Details title: the threat of affront genre : friendship, school, action,crime, dark theme song: Time, shinku, thank

you (of HSJ) author: amel~chan

are u really my best friend?????

Yuto terbaring di kasur rumah sakit. Ia menangis dipelukan ibunya. Dokter sudah memberikan pertolongan medis. Yuto menangis, bersikeras ingin bertemu ayahnya. Ia jadi sangat merindukan masamasa saat bersama ayah. Kemarin malam

Yuto menangis karena ibu tidak membuatkannya pai apel. Mereka sedang berlibur di Netherland dan tidak ada peralatan membuat kue yang lengkap di kamar, walaupun mereka tinggal dihotel termewah di ibu kota Netherland. Semua hal akan dilakukan dan dipenuhi oleh karyawan yang bekerja disana. Dan ibu sudah meminta kepala koki untuk membuatkan pai apel special. Tapi Yuto hanya ingin makan pai buatan ibu. Ibu bisa saja meminjam dapur dan membuatkan pai untuk anak tunggal kesayanganya. Tapi memasak bukan hal yang ia sukai. Yuto merengek seperti bayi. Ayah menggendongnya putra kesayangan yang manja. Memutar-mutar buah hati digendongan sampai terasa pusing. Yuto kegirangan diperlakukan seperti itu. Mereka bergelut dan tertawa. Bawahan tuan Nakajima pasti akan sangat terkejut dan tertawa sampai mati kalau tahu tingkah Presiden Bank Pemerintah Jepang yang terke nal tegas dan otoriter, sekarang berubah menjadi monyet saat ia menceritakan dongeng sebelum tidur untuk jagoan kecilnya. Sebagai Presiden Bank Pemerintah Jepang Nakajima tidak mempunyai banyak waktu untuk berada dirumah. Schedule yang padat memaksa ia untuk bergerak sesuai kehendak politikus lain. Tapi Nakajima akan mempunyai banyak waktu jika jagoan kecilnya meminta ia untuk menemani bermain di time zone. Tapi semua itu sudah berakhir. Ayahnya bahkan tidak bisa merasakan keberadaan nyawanya sendiri. Ia se perti lupa cara bernafas. Peluru menembus hati dan pengeroyokan singkat berhasil merobek leher yang berakibat fatal. Ledakan amarah manyeruak didada Yuto. Kebencian menguap keubun-ubun. Sejak awal ia memang tidak percaya dengan anak asing yang menyeretnya lari. Tidak seharusnya ia ikut lari meninggalkan ayahnya dan mengikuti perintah anak itu. Lari! Lari! Itu yang dia bilang. Lari apanya? Anak asing itu hanya lari untuk dirinya sendiri dan mempermainkan dia. Apa karena Yuto bukan orang asli daerah sana dan tidak tahu seluk beluk lingkungan disana anak itu bisa mempermainkan orang seenaknya. Menjebaknya kedalam saluran pembuangan. Akan kembali dan menolong katanya. Omong kosong! Ia kedinginan, udara seperti pisau dingin menusuk tulang. Tangan yang patah be rdenyut dan hampir terserang hipotermia. Tapi anak pembual itu belum juga datang. Masih dalam dekapan ibunya, Yuto mencoba mengingat kembali pelarian yang ia tidak mengerti. Mungkin anak asing itu sudah tidur lelap setelah menyantap makan malam. Atau mun gkin sedang menceritakan pada teman-temannya tentang orang asia bodoh yang ia permainkan. Yang sampai sekarang masih berteriak minta tolong dikeluarkan dari saluran pembuangan. Semakin memikirkan hal itu, Yuto semakin merasa marah dan benci. Rasanya ia ing in mencari anak itu dan menghantam dengan batu sampai tulang-tulangnya remuk. Ah, bodohnya. Ia bisa

melaporkan anak itu pada polisi agar ditangkap dan membusuk dalam penjara. Dari tadi dokter dan polisi melakukan hal yang tidak Yuto mengerti. Mereka masih sibuk dan terlihat cemas. Bukankah mereka sudah berhasil menemukan semua korban. Tapi kenapa suasana yang Yuto rasakan sekarang sedikit lebih menegang. Beberapa orang berbicara dengan nada tinggi. Maaf nyonya, kami harus menanyakan beberapa hal pada Yuto. Polisi itu agak gendut, tinggi dan lambang pangkat dilengan baju cukup banyak. Baik, Pak. Ada apa? Nyonya Nakajima tidak melepaskan pelukannya. Yuto apa ada orang lain yang ikut terlibat dalam kejadian ini? Selain kau dan ayahmu? Yuto terdiam. Ia masih mempertimbangkan untuk tidak membuat anak asing itu terlibat dengan polisi, walaupun anak itu jahat dan sudah mempermainkannya. TapiYa, seorang anak laki-laki seumuran denganku. Yuto belum memutuskan akan menceritakan hal ini atau tidak. Tapi mulutnya sudah bicara lebih dulu. Baiklah Yuto, bantu kami untuk menangkap pembunuh ayahmu. Ceritakan semuanya dengan jelas. Jangan ada yang terlewat sedikitpun. Bagaimana ciri-ciri anak itu? Apa kau mengenalnya?

************************* Pemirsa, Anda sedang menyaksikan Head line News. Kami baru saja mendapat laporan bahwa sebuah ledakan besar menghanguskan dua buah rumah di Term Walk. Ledakan diduga berasal dari gas sebuah rumah yang merupakan tempat pembuatan tahu industri rumahan. Dua orang tewas pada saat ledakan terjadi dan satu orang mengalami luka bakar serius. Korban tewas adalah sepasang suami istri yaitu Bird Yamada dan Hanna Yamada. Dan korban yang ,mengalami luka bak ar adalah seorang remaja berusia delapan tahun, Yuri Yamada. Polisi berusaha membongkar reruntuhan rumah, tapi sampai sekarang anak laki-laki keluarga Yamada yaitu Ryosuke Yamada belum berhasil ditemukan. Polisi masih terus melakukan pencarian. Pembawa berita masih melaporkan kejadian ledakan itu. Siaran menampilkan gambar ledakan secara langsung. Tampak beberapa orang polisi, pemadam

kebaram, dan tim medis melaksanakan tugas mereka. Dua buah rumah yang saling berdempetan hangus terbakar. Puing -puing berserakan.

************************* Ambulan menjerit memekakkan telinga berhenti didepan pintu unit gawat darurat. Diikuti dengan beberapa mobil polisi, reporter televisi yang sedang melaporkan siaran langsung. Mereka berebut mengambil gambar terbaik dari korban dan nara sumber. Reporter dan wartawan saling mendahului mengajukan pertanyaan yang akan menyingkap kebenaran dari kasus pembunuhan dan percobaan penculikan ini. Perawat bagian unit gawat darurat sudah mengeluarkan kasur dorong kedepan pintu sejak suara ambulan terdengar dari jauh. Dua orang perawat membuka pintu ambulan dan mengeluarkan anak yang terbaring didalamnya, ryosuke. Salah seorang dari mereka menggendong anak itu dan membaringkan di kasur yang sudah disiapkan. Lalu dokter tergesa -gesa datang dan memberikan instruksi untuk membawa masuk kedalam ruang instalasi gawat darurat. Polisi berhasil menemukan tempat persembunyian penjahat lokal itu. Penjahat-penjahat berhasil dibekuk tan pa sempat menjalankan perintah Byrnison. ************************************ Cahaya matahari menembus celah jendela yang masih tertutup tirai. Angin hangat terasa menggelitik wajah Yuto untuk bangun dari tempat tidur. Ia baru bisa tertidur saat hari menjelang subuh. Kejadian seharian kemarin tidak mengizinkan ia untuk tidur nyenyak. Wajah ayahnya sempat muncul didalam mimpi. Yuto sudah bangun sejak sepuluh menit yang lalu. Ia hanya diam saat seorang dokter perempuan memeriksa keadaannya. Dokter itu menyuntikkan cairan obat kedalam infuse yang tersambung ket angan Yuto. Dokter menyuruh ibu Nakajima menyuapi anaknya sarapan agar bisa minum obat. Yuto mengikuti semua yang diperintahkan tanpa mengeluh sedikit pun. Yuto mencoba bangkit. Tapi ibu tidak mengizinkannya. Ibu sangat khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Hari ini tim dokter akan mengotopsi tuan Nakajima. Diperkirakan proses otopsi akan selesai sore hari. Ibu berencana akan membawa Yuto dan jenazah suaminya pulang kejepang setelah otopsi selesai. Ia tidak ingin berada lebih lama lagi di Negara itu. komplotan

Yuto mengalihkan pandangannya kearah jendela. Seekor burung bolidri hinggap di balkon. lalu terbang lagi saat angin berhembus agak kencang. Beberapa daun dari pohon ek berguguran. Anak itu, yuto masih kesal jika teringat tragedi pertemuannya dengan an ak yang membawanya lari. Yuto cemberut. Yuto tidak berani menggerakkan tangan kirinya yang terbungkus gips. Bau gips itu tidak menyenangkan. Ia pernah menonton di televisi bahwa gips akan dibiarkan tetap berada dibagian tubuh yang patah sampai berbulan -bulan. Hari-hari kedepan pasti akan sangat menyebalkan. Otopsi selesai dilakukan sekitar pukul tujuh malam. Tanpa mengulur-ulur waktu lagi nyonya Nakajima membawa pulang Yuto dan jenazah suaminya. Ia meminta beberapa orang pengacara keluarganya untuk menyelesaikan kasus di Newtherland. Di Jepang kerabat Nakajima telah menyiapkan semua kebutuhan kramasi dan prosesi pemakaman. ******************************** Ryo sadar setelah dua hari dalam keadaan kritis. Dokter melarang siapapun mengatakan mengenai kematian orang tuanya karena kondisi Ryo belum stabil. Ia masih tergoncang dengan kejadian beberapa hari lalu. Ryo ingin bertemu ayah dan ibu. Ryo meminta dokter membawa orang tuanya kerumah sakit. Tapi polisi yang datang. Seorang perawat iseng, secara diam-diam menceritakan tentang kematian orang tua Ryo. Ia tidak percaya. Tapi perawat itu membuktikan ceritanya dengan menunjukkan berita mengenai kejadian ledakan melalui Blackberry. Ryo dapat melihat mayat ayah dan ibunya dimasukkan kedalam kantong mayat. Ryo menangis tidak bersuara. Tenggorokannya tercekat melihat semua itu. Ryo depresi berat. Trauma dan informasi baru yang sulit ia terima telah mengacaukan pikirannya. Beberapa orang berwenang memutuskan membawa Ryo kerumah sakit jiwa. Di sana Ryo akan ditangani oleh para ahli. Sebulan berada dirumah sakit jiwa, status Ryo dari seorang pasien berubah menjadi objek percobaan untuk mengamati reaksi obat terbaru yang diteliti scientis universitas Alasan utamanya adalah Ryo tidak memiliki satu orang pun yang akan berta nggung jawab atas dirinya. Sekarang hampir satu tahun berbagai macam obat disuntikkan kedalam tubuhnya. Banyak sekali hal yang ingin ia katakan dan lakukan, tapi sistem geraknya menurun karena pengaruh obat. Gerakannya lambat dan tidak menuruti perintah otak. Terkadang ia tidak bisa bergerak sama sekali. Dan sekarang sistem geraknya seperti lumpuh total. Tapi Ryo masih bisa merasakan otot -otot yang berkontraksi saat ia paksa untuk bergerak.

************************************ to be continue XD i hope u like this story ^^

I LOVE FRIENDSHIP BE

AME CHAN IN HE E

(^^)

EEN YAMAJIMA (^_____^)

Anda mungkin juga menyukai