Anda di halaman 1dari 14

Harlina, Analisa Prediktif Curah Hujan Data Time Series Berbasis Metode Neural Network

ANALISA PREDIKTIF CURAH HUJAN DATA TIME SERIES


BERBASIS METODE NEURAL NETWORK

Sitti Harlina1, Usman2


Teknik Informatika,STMIK Dipanegara Makassar1,2
Email : sitiharlina76@gmail.com1, usman@dipanegara.ac.id2

ABSTRAK
Hujan merupakan fenomena alam yang selalu dijumpai dalam kehidupan sehari – hari,
perubahan pola curah hujan yang berbeda- beda sangat berpengaruh terhadap aspek
kehidupan terutama di Kota Makassar, dimana aktivitas penting berada didalamnya, sehingga
perlu dilakukan analisa prediksi curah hujan guna memberikan manfaat buat masyarkat
dalam hal pelayaran, pertanian, pentuan pola tanam dan mitigasi bencana. Penelitian ini akan
menganalisa prediksi curah hujan dengan cara menganalisa pola rentet waktu yang berubah
- ubah dari data set curah hujan yang diambil dari Stasiun Romang Polong Makassar dari
tahun 2005-2015, yang memudahkan dalam proses analisa prediksi akurasi yang dihasilkan
dari pola rentet waktu data set tersebut, jika diterapkan dengan metode Neural Network (NN).
Penelitian ini mengambil data curah hujan sebagai tahap awal data mining, yang meliputi
proses input data ke format yang dibutuhkan, pengelompokan dan penentuan atribut data
serta pemecahan data (split) untuk digunakan dalam proses pembelajaran (training) dan
pengujian (testing). Tahap pengolahan data awal (preprocessing) dengan data set dari variable
curah hujan memiliki 120 record.Hasil dari penelitian ini menunjukkan model terbaik dari
Neural Network (NN) diperoleh model terbaik input layer 30, hidden layer 17, training cycle
500, learning rate 0.1 dan momentum 0,2 setelah proses iterasi ke 500 maka nilai RMSE
terkecil 0.126 - 0.027 (mikro:0,129+/-0,000). Hal ini menunjukkan metode Neural Network
bisa diterapkan walaupun dengan tingkat kelayakan belum dipastikan maksimal.

Kata Kunci : Analisis, Curah Hujan, Neural Network, Prediktif, Time Series

ABSTRACT
Different rainfall patterns greatly affect aspects of life, especially in Makassar City, where
important activities are located, so it is necessary to analyze rainfall predictions to provide
benefits to the community in terms of shipping, agriculture, determining planting patterns
and disaster mitigation. This research will analyze the prediction of rainfall by analyzing the
time series pattern which changes from the rainfall data set taken from Romang Polong
Makassar Station from 2005-2015, which facilitates the process of analyzing the accuracy
prediction generated from the time series data set pattern. if applied with the Neural Network
(NN) method. This study takes rainfall data as the initial stage of data mining, which includes
the process of inputting data into the required format, grouping and determining data
attributes and splitting data for use in the learning process (training) and testing (testing).
The initial data processing stage (preprocessing) with data sets from variable rainfall has
120 records. The results of this study show that the best model from the Neural Network (NN)

163
163
Inspiration : Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi P-ISSN : 2088-6705
Volume 10, Nomor 2, Desember 2020 : 163 – 176 E-ISSN : 2621-5608

is obtained the best model input layer 30, hidden layer 17, training cycle 500, learning rate
0.1 and momentum 0.2 after the 500th iteration process, the smallest RMSE value is 0.126 -
0.027 (micro: 0.129 +/- 0.000). This shows that the Neural Network method can be applied
even though the maximum feasibility level has not been determined.

Keywords: Analysis, rainfall, Neural Network, Predictive, Time Series

1. PENDAHULUAN lapisan udara diatas permukaan tanah


Hujan merupakan fenomena alam tersebut. Hal ini biasanya terjadi pada
yang selalu dijumpai dalam kehidupan akhir musim kering dengan intensitas
sehari – hari, besarnya intensitas curah hujan yang tinggi, sebagai hasil proses
hujan berbeda-beda tergantung dari kondensasi massa air basah pada
lamanya curah hujan dan frekuensi ketinggian diatas 15 km. Data curah hujan
kejadiannya. Intensitas curah hujan yang sangat menarik untuk dikaji sebab curah
tinggi pada umumnya berlangsung dengan hujan merupakan salah satu faktor terbesar
durasi pendek dan meliputi daerah yang yang mempengaruhi iklim suatu wilayah
tidak luas, jarang sekali dengan intensitas dan mempengaruhi berbagai sektor
tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan kehidupan manusia. Kajian Data Mining
durasi cukup panjang. dan ekonomi menunjukkan bahwa metode
tersebut cocok untuk dipakai mengingat
Intensitas curah hujan di kota
Neural Network (NN) dengan tingkat nilai
Makassar juga kepadatannya tidak merata
error yang cukup rendah, kemampuan
antara satu
Neural Network dalam Universal
tempat dengan tempat lain. Dalam
Approximation telah diteliti oleh berbagai
penelitian ini akan membahas mengenai
peneliti untuk peramalan data time series
data curah hujan di kota Makassar. Data
pada berbagai jenis data, sehingga kinerja
curah hujan sangat menarik untuk dikaji
dari Neural Network yang memuaskan
sebab curah hujan merupakan salah satu
dalam peramalan data time series, untuk
faktor terbesar yang mempengaruhi iklim
menentukan model terbaik dari setiap
suatu wilayah dan mempengaruhi berbagai
periode sebelumnya di perlukan optimasi
sektor kehidupan manusia, diantaranya
bobot dari setiap variabel data training
sektor pertanian, pelayaran, perkebunan,
yang relevan, sehingga metode Neural
penerbangan, penentuan jenis pola tanam
Network bisa diterapkan walaupun dengan
dimusim hujan dan musim kemarau serta
tingkat kelayakan belum dipastikan
penanggulangan mitigasi bencana alam.
maksimal.
Hujan yang terjadi di daerah tropis
Penelitian yang dilakukan oleh
seperti di Indonesia, umumnya adalah
(Gema Indah Merdekawati, et.al.2019)
hujan konvektif, hujan konvektif adalah
yang memprediksi Curah hujan di Jakarta
tipe hujan yang terbentuk oleh adanya
berbasis Algoritma Levenberg Marquardt
perbedaan panas yang diterima permukaan
dengan prediksi curah hujan di Jakarta
tanah dengan panas yang diterima oleh
menggunakan pola 23-14-1 dan

164
Harlina, Analisa Prediktif Curah Hujan Data Time Series Berbasis Metode Neural Network

dipengaruhi oleh oleh I parameter yaitu 2. LANDASAN TEORI


hidden layer. Data curah hujan yang Beberapa jurnal tentang curah hujan
digunakan dengan data curah hujan metode Neural Network (NN) antara lain,
bulanan dari 1 mei 2016 – 30 April 2018. oleh(Pritpal Singh,2015) dalam
Applications of Soft Computing in Time
Secara umum dan garis besar,
Series Forecasting, Series editor Janusz
Neural Network memiliki beberapa
Kacprzyk], pada akademi polisi sains,
kelebihan atau keunggulan pada prediksi
Warsawa, Polandia, sebagai penerapan
non linear, kuat di paralel processing dan
teknologi informasi berkembang sangat
kemampuan untuk montoleransi kesalahan
pesat, data dalam berbagai format juga
(Y.H.Zweiri, J.F.Whildborne,2013),
telah menjamur dari waktu ke waktu.
melihat fenomena alam yang dalam hal ini
Salah satu kategori data seperti waktu data
curah hujan yang tinggi sering sekali
series. Serangkaian waktu adalah urutan
menimbulkan berbagai bencana alam yang
nilai numerik yang tercatat selama periode,
kadang mitigasi bencana berupa akibat
diukur biasanya pada titik-titik yang
yang ditimbulkan terlambat diantisipasi
berurutan dalam waktu, biasanya berjarak
sehingga biaya, waktu dan tenaga yang
pada kesamaan interval harian, mingguan,
dibutuhkan akan lebih besar setelah
kuartalan, bulanan atau tahunan. Sebagai
kejadian itu terjadi, diperlukan cara untuk
contoh, supermarket menyimpan angka
memprakirakan banyaknya curah hujan
harian penjualan, Badan Meteorologi
dalam beberapa bulan kedepan, guna
mempunyai rekaman maksimum sehari-
mengantisipasi kejadian yang tidak
hari tentang curah hujan dan suhu
diinginkan. Penekanan biaya juga dapat
minimum.
dilakukan dengan cara menganalisa pola
rentet waktu yang berubah - ubah dari data Analisis time series adalah alat
set curah hujan yang memudahkan dalam penting untuk peramalan masa depan atas
proses analisa prediksi akurasi jika dasar sejarah masa lalu (Mehdi Mahnam
diterapkan dengan metode Neural Network dan Ghomi, 2012) Peramalan adalah
(NN) bantuan yang penting untuk membuat
keputusan dan merencanakan untuk
Dari uraian di atas, akan dilakukan
manajemen yang efektif dari organisasi
bagaimana analisa prediksi akurasi yang
modern. Time series dianalisis untuk
dihasilkan dari pola rentet waktu data set
menemukan pola dan seri ini kemudian
tersebut, jika diterapkan dengan metode
diekstrapolasi ke masa depan berdasarkan
Neural Network (NN)
pola. Mencari tahu pola dan ekstrapolasi
Penelitian ini memiliki tujuan utama peristiwa masa depan berdasarkan pada
yaitu untuk mendapatkan akurasi yang pola merupakan subyek utama analisis
dihasilkan dari metode Neural Network time series. Metode tersebut umumnya
(NN) yang diterapkan dan untuk digunakan ketika banyak informasi tentang
mengetahui pola yang dihasilkan dari data proses generasi variabel diperkirakan tidak
set tersebut dengan melihat nilai RMSE tersedia dan ketika variabel lainnya juga
terkecil tidak memberikan penjelasan yang jelas
tentang variabel yang diteliti. Time-series

165
Inspiration : Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi P-ISSN : 2088-6705
Volume 10, Nomor 2, Desember 2020 : 163 – 176 E-ISSN : 2621-5608

peramalan adalah bidang yang air irigasi dan lama tanam tanaman pangan
berkembang dan memainkan peran penting untuk mendapatkan pola rancangan tanam
dalam banyak bidang praktis seperti berdasarkan pola tanam optimal dengan
ekonomi, keuangan, pemasaran, jadwal tanam setiap jenis tanaman pangan
perencanaan, meteorologi dan pada tahun 2014.
telekomunikasi. Banyak teknik untuk Analisis time series adalah alat
peramalan time series. Sebuah tinjauan penting untuk peramalan masa depan atas
literatur pada time series forecasting dapat dasar sejarah masa lalu (Mahnam dan
ditemukan di artikel yang ditulis oleh Ghomi, 2012). Peramalan adalah bantuan
Gooijer dan Hyndman (Gooijer dan yang penting untuk membuat keputusan
Hyndman 2006). dan merencanakan untuk manajemen yang
Aplikasi Prediksi Curah Hujan, efektif dari organisasi modern. Time series
Debit Air, dan kejadian Banjir Berbasis dianalisis untuk menemukan pola dan seri
Web dengan Machine Learning di Deli ini kemudian diekstrapolasi ke masa depan
Serdang merupakan penelitian yang berdasarkan pola. Mencari tahu pola dan
memprediksi kejadian banjir dengan ekstrapolasi peristiwa masa depan
metode Artificial Neural Network (ANN) berdasarkan pada pola merupakan subyek
Backpropagation (BP-NN) dengan data set utama analisis time series. Metode tersebut
1 januari 2016 - 31 Desember 2017, dari umumnya digunakan ketika banyak
curah ujan dan debit air dengan akurasi informasi tentang proses generasi variabel
yang cukup baik dengan kombinasi diperkirakan tidak tersedia dan ketika
aplikasi Web sehingga mudah diakses variabel lainnya juga tidak memberikan
(PHP) Hpertext Preprocessor, dengan penjelasan yang jelas tentang variabel
menggunakan tiga stasiun yakni stasiun yang diteliti. Time-series peramalan
Klimatologi Sampali, Tuntungan, adalah bidang yang berkembang dan
kualanamu ( Ikke Fitriyaningsih, 2018), memainkan peran penting dalam banyak
sedangkan model yang terakhir didasarkan bidang praktis seperti ekonomi, keuangan,
pada pendekatan pemodelan Jaringan pemasaran, perencanaan, meteorologi dan
Syaraf Tiruan (JST). (Alven Safik telekomunikasi. Banyak teknik untuk
Ritonga,2015) menggunakan data curah, peramalan time series. Sebuah tinjauan
temperatur, kecepatan angin, penyinaran literatur pada time series forecasting dapat
matahari dan kelembaban udara yang ditemukan di artikel yang ditulis oleh
diambil dari Balai Informasi Sumber Daya Gooijer dan Hyndman (Gooijer dan
Air (BISDA) Dinas PU NTB selama 31 Hyndman, 2006). Forecasting methods
tahun terakhir yakni dari tahun 1983-2014. time series umumnya jatuh ke dalam dua
Data ini di gunakan dalammemprediksi kelompok: metode klasik, yang didasarkan
data hidrologi dan klimatologi pada tahun pada statistik /konsep-konsep matematika,
2014. Dari hasil prediksi ditentukan dan metode heuristik modern, yang
kebutuhan air konsumtif tanaman didasarkan pada algoritma dari bidang soft
(evapotranspirasi), curah hujan efektif dan computasi (SC). Untuk tujuan ini, berbagai
kebutuhan air penyiapan lahan, kemudian metodologi soft computasi (SC) seperti
dihubungkan dengan ketersediaan volume himpunan fuzzy, ANN (Artificial Neural

166
Harlina, Analisa Prediktif Curah Hujan Data Time Series Berbasis Metode Neural Network

Network),RS (Rough Set) dan EC Penelitian oleh (I.M.Sofian dan


(Evolutionary Computing) dipelajari, dan Y.Apriani, 2017), yang bertujuan untuk
ditemukan bahwa himpunan fuzzy memprediksi curah hujan bulanan dengan
metodologi banyak digunakan teknik menggunakan jaringan syaraf tiruan (JST)
dalam domain ini. Penerapan himpunan backpropagatioan dengan
fuzzy dalam waktu peramalan sering mempergunakan data set curah hujan dari
disebut sebagai Fuzzy Time Series (FTS). tahun 2014 – 2016 pada Stasiun
Pendekatan pemodelan dan hibridisasi Klimatologi Kelas I Palembang, Tahapan
dengan konsep SC lainnya, sedangkan yang dilakukan dengan menganalisa
model yang terakhir didasarkan pada tingkat korelasi antara output jaringan
pendekatan pemodelan Jaringan Syaraf dengan data observasi dan data dari nilai
Tiruan (JST). MSE yang dihasilkan jaringan.Hasil dari
penelitian ini menunjukkan jaringan
Penelitian oleh (Defanto Hanif
terbaik pada jumlah neuron 12 pada
Yornada, dkk, 2018) menggunakan data
lapisan input, hidden layer 3 pada 50-20-
curah dalam memprediksi intesnitas curah
20 neuron, 1 neuron pada lapisan output,
hujan dengan menggunakan metode
nilai MSE0,00086145 (proses pelatihan)
jaringan syaraf tiruan Backpropagation
dan MSE 0,25528 korelasi pengujian.
Penelitian ini merupakan upaya untuk
Penelitian tentang curah hujan
mencari model data time series dengan
dengan kombinasi metode Jaringan Saraf
data intensitas curah hujan bulanan di
Tiruan (Nurul Hidayat,2015), dalam
kabupaten Ponorogo. Hasil terbaik dari
Rainfall Forecasts in The City Of Mataram
penelitian ini yaitu MAPE pengujian
In The Year 2015 and 2016 Using Time
sebesar 20,28% yang didapatkan dari
Delay Neural Network Method, dengan
stasiun penkar hujan Balong. Proses
hasil curah hujan tertinggi terjadi di bulan
pelatihan menggunakan 10 neuron pada
Februari, dan curah hujan terendah pada
input layer, data latih dari tahun 1997
bulan juni ditahun 2015. Penelitian ANN
hingga 2015, data uji tahun 2016, 40
(Syaefuddin Suhaedi, 2017), digunakan
neuron oada hidden layer, batas MAPE
untuk memprediksi pola siklus data
sebesar 20%, dan maksimum literasi
hidroklimatologi tahun akan datang
200000. Hasil yang didapatkan belum
dengan melihat pola tanam optimal agar
maksimal dan terlalu tinggi ini
tanaman terhindar dari gagal panen (puso).
dikarenakan kondisi data yang terdapat
Jaringan Syaraf Tiruan untuk memprediksi
banyak nilai 0 didalamnya.
curah hujan (Marihot Tp.Manalu),
Penelitian oleh (Purwanto, 2015) memprediksi curah hujan dengan software
Pomodelan Prediktif Curah Hujan matlab metode backpropagation dan
Univariate dan Mutivariate Pada Daerah Penelitian JST Backpropagation dalam
Rawan Longsor di Kecamatan prediksi curah hujan (Ulviyana Cahyati,
Banjarnegara dengan metode Neural 2019), menghasilkan konversi jenis
Network hasil RMSEnya adalah tanaman yang cocok ditanam dibulan –
6.628843036. Data set multivarian bulan tertentu dan prediksi curah hujan
RMSEnya lebih besar (16.762) karena dengan menggunakan algoritma
belum diadakan seleksi atribut. Levenberg-Marquardt dan

167
Inspiration : Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi P-ISSN : 2088-6705
Volume 10, Nomor 2, Desember 2020 : 163 – 176 E-ISSN : 2621-5608

Backpropagation (NolavRitha,dkk, 2016), yang diusulkan yaitu Neural Network dan


dengan hasil algoritma Levenberg- Particle Swarm optimization adalah
Marquardt menghasilkan prediksi curah Preprocessing, pada penelitian ini
hujanyang lebih baik, di banding dengan preprocessing adalah normalisasi data,
Algoritma Backpropagation. dengan menggunakan persamaan pada
Metode yang diusulkan pada rumus di bawah ini, yaitu:
penelitian yang lakukan ini berdasarkan
state of the art tentang analisa prediktif NewData =
(𝑑𝑎𝑡𝑎−𝑀𝑖𝑛) 𝑥 (𝑁𝑒𝑤𝑚𝑎𝑥−𝑁𝑒𝑤𝑚𝑖𝑛)
curah hujan menggunakan teknik data ...............(1)
(𝑀𝑎𝑥−𝑀𝑖𝑛)+𝑁𝑒𝑤𝑚𝑖𝑛
mining data rentet waktu (time series) (682−0) 𝑥 (1−0)
dengan menggunakan pendekatan Neural NewData = (1235)+0
Network (NN) untuk menghasilkan
682
konfiguasi / model algoritma Neural NewData = 1235 = 0,552227
Network yang terbaik. Keterangan :
682 :Data awal
1235 : Data terbesar
3. METODE PENELITIAN 0 : Data terendah
Penelitian ini dilakukan di Kota 0,552227 : Hasil normalisasi
Makassar dengan sumber data dari BMKG Dengan menggunakan persamaan di
Romang Polong, tipe data dalam penelitian atas maka dihasilkan normalisasi data
ini, yakni data primer dan data sekeunder, seperti pada tabel 1 di bawah ini:
dengan pengolahan data toolls Rapid
Minner. Tabel 1. Hasil Normalisasi Data Curah
Adapun gambaran langkah-langkah Hujan
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Curah
Normalisasi
Thn bln hujan
Data
(mm)
2006 Jan 682 0,552227
Feb 633 0,512551
Mar 363 0,293927
Apr 359 0,290688
Mei 131 0,106073
Jun 125 0,101215
Jul 0 0
Agu 0
Gambar 1 Model yang diusulkan Sep 0
Okt 0
Nov 29 0,023482
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Des 579 0,468826
4.1 Proses Awal (Preprocessing) 2015 Jan ... 0,697976
Proses awal yang dilakukan sebelum ... ... ...
dilakukannya proses pengujian metode Des 622 0,503644

168
Harlina, Analisa Prediktif Curah Hujan Data Time Series Berbasis Metode Neural Network

Tabel 1 merupakan hasil pengubahan data mengubah data univariate ke multivariate,


univariate dalam bentuk bulanan yang mulai dari variabel input atau variabel
proses selanjutnya pengubahan data atribut 1 sampai dengan 50 variabel,
univariate ascending ke univariate sebagai sampelnya dapat di lihat dari tabel-
descending dan kemudian dinormalisasi. tabel berikut:
Tahap proses selanjutnya adalah

Tabel 2. Data Multivariate 5 Atribut

xm-5 … xm-3 xm-2 xm-1 Xm

0,101215 … 0,290688 0,293927 0,512551 0,552227

0 0,106073 0,290688 0,293927 0,512551

0 0,101215 0,106073 0,290688 0,293927

... ... ... ... ...

0 0 0 0,052632 0,05749

0,090688 0 0 0 0,052632
0,503644 … 0 0 0 0

Tabel 2 adalah tabel multivariate data Adapun tabel multivariate data curah hujan
curah hujan 5 atribut dan memiliki ini penulis olah sampai dengan Atribut
variabel xm-5, xm-4, xm-3, xm-2, xm-1 variabel XM-50.
yang merupakan variabel independent
serta xm sebagai variabel dependent.

Tabel 3. Data Multivariate 50 Atribut


xm-50 ... xm-3 xm-2 xm-1 xm
0,2583 ... 0,290688 0,293927 0,512551 0,552227
0,230769 ... 0,106073 0,290688 0,293927 0,512551
0,180567 ... 0,101215 0,106073 0,290688 0,293927
... ... ... ... ... ...
0 0.088259 0 0.001619 0.003239
0 0.157085 0.088259 0 0.001619
0.090688 0.580567 0.157085 0.088259 0
0,503644 0,580567 0,157085 0,088259

169
Inspiration : Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi P-ISSN : 2088-6705
Volume 10, Nomor 2, Desember 2020 : 163 – 176 E-ISSN : 2621-5608

Tabel diatas adalah data multivariate 50


atribut dan memiliki variabel XM-50, ...,
Xm-9, xm-8, xm-7, xm-6, xm-5, xm-4, xm-
3, xm-2, xm-1 yang merupakan variabel
independent serta xm sebagai variabel
dependent.
Berdasarkan format data pelatihan pada
tabel 3 diperoleh model yang terbaik
menggunakan Input Layer 30, dengan 17
Hidden Layer, Training Cycle 500,
Learning Rate, 0,3 dan Momentum 0,2.
Adapun Model Arsitektur jaringan Neural
Network dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Model Arsitektur Neural
Network

4.2 Proses Ekperiment Menggunakan input layer yang diperoleh dari hasil
Neural Network normalisasi yang sudah dilakukan,
kemudian menentukan bobot awal dan bias
Data pelatihan dilakukan dengan secara acak antara input layer dan hidden
memberikan nilai pada lapisan neuran layer atau disebut dengan jaringan (𝑣𝑖𝑗).

Tabel 4 Bobot Awal dan Bias pada Jaringan (ViJ)

Hidden Input layer Bias


Layer xm 1 xm2 xm3 .... xm30
zd1
-0,036 0,193 0,096 0,02 -0,166

zd2
-0,070 0,153 0,121 0,018 -0,153

zd3 ...
-0,098 -0,016 0,080 0,026 -0,219

... ... ... ... ... ... ...


zd17 0,272 -0,043 0,041 ... -0,033 -0,155

170
Harlina, Analisa Prediktif Curah Hujan Data Time Series Berbasis Metode Neural Network

Dari tabel diatas dapat diketahui bobot Tabel 5. Jaringan (Vij) secara keseluruhan
awal dan bias secara acak. Setelah ini
Hidden Layer Hasil
dilakukan langkah-langkah berikut:
z_in 1 0,0007
Tahap Perambatan Maju (Forward
Propagation) z_in 2 0,18213
z_in 3 0,29648
1. Setiap unit input (xi, i = 1,2,3,...,n)
menerima sinyal xi dan meneruskan z_in 4 0,17806
sinyal tersebut ke semua unit pada z_in 5 0,36399
lapisan tersembunyi. z_in 6 -1,02
2. Pada tahap ini lapisan hidden layer (Zj ) z_in 7 1,3557
menjumlahkan sinyal-sinyal yang z_in 8 0,38063
dikirim dari input layer ( Xi ) atau
z_in 9 -0,1874
disebut dengan jaringan (𝑣𝑖𝑗) yang
sudah diberi bobot menggunakan rumus z_in 10 1,08011
persamaan pada contoh di bawah ini: z_in 11 0,14301
n z_in 12 -0,651
Z_inj = b1j + 
i1
xi . …………………………….(2) z_in 13 0,05329
Persamaan di atas dapat diaplikasikan z_in 14 0,40039
seperti di bawah ini: z_in 15 -0,7243
z_in 16 0,42634
z_in1 = xm1* v1.1 + xm2*v2.1+ xm3*v3.1 + z_in 17 0,80602
xm4*v4.1 ...+xm30*v30.1+1*vb.1
=0,51255*-0,036 + Kemudian menghitung fungsi aktivasi
0,293688*0,193*1 +0,290688*0,096*1 + pada sinyal keluaran pada Hidden Layer
menggunakan persamaan di bawah ini:
0,106073*0,115*1 + 0,101215*0,074*1 +
0*0,058*1 + 0*0,229*1 + 0*0,064*1 + 1
zj= f (z_inj)=
1  e enj
0*0.052*1 + 0,023484*0,126*1 +
…………………(3)
0,468826*-0,017*1 + 0,528745* -0,222 + Diaplikasikan seperti di bawah ini
0,508502*0,125*1 + 0,180567*0,045*1 1
𝑧𝑑1=𝑓(𝑧_𝑖𝑛1) =
1  e z _ in1

+...0,018623*0.02*-0,166
= 1/(1+EXP(*0,000697*- 1))
Hasil = 0,000697… Hasil = 0,50017
Z-in17 =xm1*V1.2 +xm2 *v2.2.1 + xm3* 1
𝑧𝑑2=𝑓(𝑧_𝑖𝑛2) =
1  e z _ in 2

v3.3... +xm30*v30.30 +1*vb.17


= 1/(1+EXP(*0,1821*- 1))
Hasil = 0,182132794 Hasil = 0,5454

171
Inspiration : Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi P-ISSN : 2088-6705
Volume 10, Nomor 2, Desember 2020 : 163 – 176 E-ISSN : 2621-5608

Dalam tabel 6 (enam) berikut disajikan dalam bentuk tabel sebagai


memperlihatkan keseluruhan dari daftar berikut.
nilai hasil aktivasi pada Hidden layar dari
fungsi aktivasi Zd 1 sampai dengan Zd17
Tabel 6 Fungsi Aktivasi pada Hidden layer
No Fugsi Aktivasi z_inj e-z_inj Hasil

1 zd1 0,0137 0,9864 0,50017


2 zd2 0,18213 0,83349 0,54541
3 zd3 0,29648 0,74343 0,57358
4 zd4 0,17806 0,8369 0,5444
... ... ..... ... ...
17 zd17 0,80602 0,44663 0,69126
Output Layer atau yang biasa disebut
3. Langkah selanjutnya adalah dengan jaringan (𝑤𝑗𝑘), seperti pada tabel 7
memberikan nilai bobot dan bias secara di bawah ini:
acak antara jaringan Hidden Layer dan
Tabel 7 bobot Awal dan Bias Jaringan (𝑤𝑗𝑘)

Hidden Layer Output Zdj*Y


(Y)
Index Nilai Index nilai
Zd1 0,000697166 w1.1 0,308 0,1540537
Zd2 0,545407744 w2.1 0,237 0,129261635
Zd3 0,573581244 w3.1 -0,029 -0,01663386

Zd4 0,544396734 w4.1 0,125 0,068049592


... ... ... ... ...
Zd17 0,691261486 w17.1 -0,432 -0,29862496

Pada tahap ini lapisan Output Layer p

menjumlahkan sinyal-sinyal input yang y_ink = b2k + j i


zj .
sudah diberi bobot dari jaringan Hidden
wjk…………………..(4)
Layer menuju Output Layer atau yang
biasa disebut dengan jaringan (𝑤𝑗𝑘) dengan Hasilnya = 0,351243
menggunakan rumus persamaan pada 4. Kemudian menghitung fungsi
den contoh berikut ini:
Hasil aktivasi pada sinyal keluaran pada
er Output Layer menggunakan
persamaan di berikut ini:

172
Harlina, Analisa Prediktif Curah Hujan Data Time Series Berbasis Metode Neural Network


-y-
yk = f (y_ink) = 1/(1 + e ∆w1.17= α* δk * 𝑧j17
in
k)……………,………..(5) = 0,3*-0,00841*0,69126
= -0,00174
=1/(1+EXP(0,35124 * - 1)
Dan menghitung koreksi bias dengan
= Hasilnya = 0,351243 persamaan berikut:
∆wj𝑘=
k……………………………………………….(7)

Persamaan di atas dapat diaplikasikan


seperti di bawah ini:
∆wb.1 = ∗𝛿k
= 0,3*-0,00841
Hasil = -0,0025
Tahap berikut tiap-tiap unit tersembunyi
yaitu Hidden Layer menjumlahkan delta
inputanya
m
δ_inj= 
k 1
δk . wjk …………..……(8)

Dari tabel 4. menunjukkan daftar Hasil


Hidden Layer dan delta inputannya.
Gambar 3 Nilai keluaran dan aktivasi Selanjutnya kalikan informasi error nilai
pada hidden layer dan output turunan dari fungsi aktivasinya
menggunakan rumus di bawah ini:
Tahap Perambatan Balik
δj=𝛿_in𝑗.𝑓 ‫( ׳‬z_inj) = 𝛿_in𝑗.𝑧𝑗. (1-𝑧𝑗) ….(9)
δk(tk – yk) 𝑓 ‫( ׳‬y_ink) = (tk – yk)yk(1-
yk)…….(6)
Diaplikasikan seperti contoh berikut :
δj.1 = 𝛿_in1 *𝑧𝑗1 * (1-𝑧𝑗1)
δk = (xd - yk) * yk * (1 − yk)
= -0,0026 * 0,50017 * (1 - 0,50017)
= (0,552227 - 0,58692 ) * 0,58692
= -0,00000180
(1- 0,58692)
= -0,00841
Langkah berikut menghitung koreksi
bobot yang nantinya akan digunakan
Kemudian langkah selanjutnya adalah
untuk memperbaiki nilai jaringan (𝑤)
menghitung koreksi bobot (yang
menggunakan persamaan rumus di bawah
nantinya akan digunakan untuk
ini:
memperbaiki nilai pada jaringan wjk)
dengan menggunakan rumus persamaan di
∆vij= α* δj * xi ; ∆vij = α* δj(bias)
bawah ini:
………...(10)
∆w1.1 = α* δk * 𝑧j1
= 0,3*0,00841*0,50017
= -0,00126

173
Inspiration : Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi P-ISSN : 2088-6705
Volume 10, Nomor 2, Desember 2020 : 163 – 176 E-ISSN : 2621-5608

Persamaan di atas diaplikasikan seperti di Selanjutnya nilai RMSE adalah :


bawah ini:
∆v1.1 = α* δj.1 * xm1
RMSE = MSE
= 0,3*-0,0006476*0,51255
Hasil = -0,0000996 = 0,01367
… = 0,117
∆v1.17 = α* δj.17 * xm17
= 0,3*-0,0007755*0,1862 Koreksi bias jaringan ∆vij
Hasil = -0,0000043 Penentuan Parameter Neural Network
1. Penentuan input
Tahap Perubahan Bobot Dan Bias 2. Pada proses tahapan ini telah dilakukan
1. Langkah selanjutnya output layer eksperimen uji coba untuk
mendapatkan model yang terbaik pada
memperbaiki nilai bobot dan bias
data 1 periode sampai dengan 50
menggunakan persamaan di bawah ini:
variabel dengan pengujian pada training
wjk (baru) = wjk (lama)+ ∆ wjk……………..(11) cycle 500, 600, 800, 900, 1000, 1100,
1200,1300, 1400, 1500, dengan
learning rate 0,3 dan momentum 0,2.
diaplikasikan seperti di bawah ini:
3. Penentuan Learning Rate
w1.1 = w1.1 (lama)+ ∆ w1.1
= 0,308 + -0,00128 4. Penentuan Hidden Layer
5. Penentuan Momentum
= 0,306721
Selanjutnya Hidden Layer memperbaiki 4.3 Evaluasi Neural Network
nilai bobot dan bias menggunakan Hasil dari percobaan yang telah
persamaan di bawah ini: dilakukan diperoleh model terbaik dari
vij (baru) = vij (lama)+ ∆vij ………………………(12) Neural Network yaitu input layer 30,
hidden layer 17, training cycle 500,
2. Selanjutnya adalah melakukan evaluasi
learning rate 0,1 dan momentum 0,2
setelah 1 iterasi diselesaikan, dengan
setelah proses iterasi ke 500 maka
menghitung Root Mean Square Error
diperoleh nilai RMSE terkecil seperti pada
(RMSE) dan apabila nilai yang
Nilai RMSE Berikut:
dihasilkan (RMSE) masih besar maka
Root Mean Squared Error 0.126-0,027
dilanjutkan dengan iterasi-2 sampai
(mikro:0,129+/- 0,000).
iterasi ke-n. Berikut ini rumus untuk
Sehingga prediksi curah hujan dari
menghitung nilai Mean Square Error
melihat RMSE yang dihasilkan relatif nilai
(MSE)
errornya kecil sehingga NN mampu di
1
MSE =
30
 (Yt  Yt ' )2 pergunakan sebagai salah satu metode
dalam prediksi.
………………..(13)
= 0,01367

174
Harlina, Analisa Prediktif Curah Hujan Data Time Series Berbasis Metode Neural Network

Error yang lebih rendah diperlukan


Nilai RMSE metode lain sebagai pembanding.
0,14 2. Pada penelitian selanjutnya dengan
0,126
menggunakan data yang sama,
0,12 sebaiknya menggunakan pendekatan
0,1 teknologi komputasi yang lebih cerdas
agar mendapatkan hasil prediksi atau
0,08 model terbaik untuk prediksi curah
hujan.
0,06
3. Penelitian yang telah dilakukan,
0,04 sebaiknya langsung diimplementasikan
terhadap kehidupan nyata, khususnya
0,02 dalam peramalan prediksi curah hujan
0
sehingga dapat membantu petani dalam
N NN NN + penentuan pola tanam.
PSO
Gambar 4 Nilai RMSE Metode NN 6. UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih Penulis ucapkan kepada


5. SIMPULAN DAN SARAN RISTEK DIKTI yang telah memberikan
dana penulisan jurnal.
Hasil dari experiment yang sudah
dilakukan pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa hasil evaluasi yang
DAFTAR PUSTAKA
sudah dilakukan menggunakan metode
Neural Network (NN) tool rafid minner Gema Indah Merdekawati , Idmail,”
mampu memberikan nilai Root Mean Prediksi Curah Hujan Di Jakarta
Berbasis Algoritma Levenberg
Square Error yang lebih rendah dalam
Marquardt,” Jurnal Ilmiah
melakukan prediksi Curah Hujan sebesar Informatika Komputer Volume 24
0,216 %, dengan hasil dari percobaan yang No..2 Agustus 2019.
telah dilakukan diperoleh model terbaik
Y.H. Zweiri, J.F. Whidborne dan L.D.
dari Neural Network yaitu input layer 30, Sceviratne, “A three-term
hidden layer 17, training cycle 500, backpropagaion algorithm,”
er learning
Hasilrate 0,1 dan momentum 0,2 Neurocomputing, vol, 50, pp, 305-
setelah proses iterasi ke 500 yang sudah di 318,2003.
lakukan membuktikan bahwa Neural Pritpal Singh dalam Applications of
Nework mampu memberikan hasil yang Soft Computing in Time
lebih rendah didalam melakukan prediksi SeriesForecasting, Series editor
curah hujan data time series. Janusz Kacprzyk, 2015
Mehdi Mahnam dan Ghomi, “Time
Berdasarkan hasil pengujian dan
Variant Fuzzy Time Series
kesimpulan yang penulis paparkan, maka
Approach For Forecasting Using
penulis menyarankan :
Particle Swarm Optimization”.
1. Untuk mengetahui kemampuan Neural
International Journal Of Industrial
Network (NN) didalam meningkatkan
Engineering dan Production
kinerja Jaringan Syaraf Tiruan didalam
Research 23, 2012.
menghasilkan nilai Root Mean Square

175
Inspiration : Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi P-ISSN : 2088-6705
Volume 10, Nomor 2, Desember 2020 : 163 – 176 E-ISSN : 2621-5608

Ikke Fitriyaningsih, Yuniarti Basani,Let Pendidik dan Pengembang


Malem Ginting, “Web-Based Pendidikan Indonesia, 2017.
Application Development For Marihot TP.Manalu,” Jaringan Syaraf
Predicting Rainfall, Water Tiruan Untuk Memprediksi Curah
Discharge, And Flood using Hujan Sumatera Utara dengan
Machine Learning Method In Deli Metode Backpropagation (Studi
Serdang ,” jurnal Penelitian Kasus: BMKG Medan).”
Komunikasi dan Opini Publik JURIKOM, Volume:3, Nomor: 1,
Vol.22,143-155, 13-12-2018. Februari 2016.
Alven Safik Ritonga, “Prediksi Curah Ulviyana Cahyati,”Prediksi Curah
Hujan Menggunakan Jaringan Hujan Dengan Menggunakan
Syaraf Tiruan Fugsi Basis Radial Metode Jaringan Syaraf Tiruan
Untuk Mendukung Manajemen (JST) Backpropagation sebagai
Pola Tanam,” Institut Teknologi Pendukung Kalender Tanam Di
Surabaya, Tesis-SM142501, 2015. Kabupaten Lamongan,”Universitas
Defanto Hanif Yoranda, dkk,” Prediksi Islam Negeri Sunan Ampel
Intensitas Curah Hujan Surabaya,2019.
Menggunakan Metode Jaringan Nola Ritha, Martaleli Bettiza, Ariel
Saraf Tiruan Dufan,” Prediksi Curah Hujan
Backpropagation,”JPTIIK,Pebruari Dengan Menggunakan Algoritma
2018. Levenberg –Marquardt dan
Muis Nanja, Purwanto, “Metode K- Backpropagation,” Jurnal
Nearest Neighbor Berbasis Sustainable, Vol.5, No.2,Oktober
Forward Selection untuk Prediksi 2016.
Harga Komoditi Lada” Jurnal Chandra Malvin, Sovia Rini, and
Pseudocode, Volume 2 Nomor 1, Permana Randy, "Analisis Metode
Februari 2015. Backpropagation Untuk
I.M.Sofian dan Y.Apriani,” Metode Memprediksi Indeks Harga Saham
Peramalan Jaringan Saraf Tiruan Indofood Sukses Makmur TBK.,"
Menggunakan Algoritma Jurnal KomTekInfo, Vol. 02, No.
Backpropagation (Studi Kasus 01, Juni 2015.
Peramalan Curah Hujan Kota Utomo Winarto, "Prediksi Nilai Ujian
Palembang),” Jurnal MIPA Nasional Produktif Sekolah
Universitas Sriwijaya, 1 Oktober Menengah Kejuruan Menggunakan
2017. Metode Neural Network,"
Nurul Hidayat, I Wayan Sudiarta dan Techno.com, Vol. 14, No. 1, pp.
Marzuki,”Rainfall Forecast In The 33-41, Februari 2015.
City Of Mataram In The Year 2015
And 2016 Using Time Delay
Neural Network Method,”Jurnal
KUANTA, VOl.1.No.1. April
2015.
Syaefuddin Suhaedi, dkk,”ANN Back
Propagation For Forecasting and
Simulation Hydroclimatology
Data,” Prosiding Seminar Nasional

176

Anda mungkin juga menyukai