Anda di halaman 1dari 13

1

IMPLEMENTASI MACHINE LEARNING DALAM PREDIKSI CUACA MARITIM


DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK
LAVENBERG-MARQUARDT
Kartika Tri Wahyu Ramadhani , Dr.Ir. Syamsul Arifin MT, Prof Dr. Ir Aulia Siti Aisjah MT
Departemen Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: kartikadhany97@gmail.com, mashuri1962@gmail.com , haryono@statistika.its.ac.id

Abstrak— Prediksi cuaca maritim akan sangat


berpengaruh dalam berbagai aktivitas, sebagai salah satu I. PENDAHULUAN
contoh yaitu dalam bidang penerbangan dan pelayaran. Perubahan cuaca maritim akan sangat berpengaruh
Dalam kedua bidang tersebut prediksi cuaca maritim dalam berbagai aktivitas, sebagai salah satu contoh yaitu
akan memberikan informasi mengenai penentuan jalur pada bidang penerbangan dan pelayaran. Selain itu cuaca
yang aman untuk dapat digunakan. Selain itu informasi maritim juga akan sangat mempengaruhi aktivitas para
cuaca maritim ini juga akan sangat bermanfaat bagi nelayan dalam menjalankan profesinya sebagai pencari ikan
para nelayan dalam menentukan kelayakan jalur di tengah laut. Pada bidang penerbangan dan pelayaran,
pelayaran sebagai aspek keselamatan dalam menentukan perubahan cuaca maritim akan berpengaruh dalam
titik tangkap yang aman. Pada penelitian ini, menentukan jalur yang aman untuk dapat digunakan.
menerapkan machine learning dalam memprediksi cuaca Sedangkan dari sudut pandang para nelayan perubahan cuaca
maritim. Machine learning adalah salah satu aplikasi maritim akan sangat berbengaruh dalam menentukan
yang menjadi bagian dari Artificial Intelligent (AI). kelayakan jalur pelayaran sebagai aspek keselamatan dalam
Dengan algoritmanya, machine learning akan membuat menentukan titik tangkap yang aman. Maka dari itu
proses validasi data menjadi sederhana dan tanpa perlu peramalan cuaca akan sangat berguna dalam hal keselamatan
campur tangan manusia. Hal tersebut disebabkan karena pada aktivitas maritim[1].
ciri khas yang dimiliki oleh machine learning yaitu Perkembangan metode yang digunakan dalam
kecerdasan memahami pola data. Dalam penelitian ini, memprediski cuaca adalah diawali dengan menggunakan
algoritma yang digunakan adalah algoritma Arificial pendekatan statistika data time series menggunakan model
Neural Network Lavenberq-Marquardt. Algoritma regresi atau ARIMA yang membutuhkan data historis tidak
pelatihan Levenberg-Marquardt (LM) menempatkan nilai sedikit dengan akurasi prediksi rendah[2]. Selain itu,
minimum fungsi multivariate yang dapat diekspresikan penggunaan metode ini lebih sesuai dalam long-term
sebagai jumlah dari akar fungsi nilai real non linear. forecasting dan tidak dapat bekerja pada data non-linier
Teknik ini bekerja dengan mengurangi fungsi seperti kondisi cuaca saat ini yang fluktuatif dan berubah-
performansinya di setiap iterasi. Dari algoritma tersebut ubah[3]. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi
akan dilihat performansinya dalam memprediksi cuaca saat ini mampu diciptakan metode prediksi cuaca baik pada
maritim. Penelitian ini akan melihat performansi dari beberapa jam atau beberapa hari kedepan dengan pendekatan
algoritma Lavenberg Marquardt dalam memprediksi baru yaitu Artificial Intelligence (AI). Dalam perkembangan
cuaca dengan perbedaan setiap parameternya. Dari hasil AI, terdapat dua konsep yang saat ini banyak digunakan dan
penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa dikembangkan yaitu machine learning dan deep learning.
semakin besar hidden node maka nilai MSE juga Machine learning adalah salah satu aplikasi yang
semakin besar. Hasil MSE pada prediksi kecepatan angin menjadi bagian dari Artificial Intelligent (AI). Menurut Qing
adalah sebesar 0.026385, pada prediksi arah amgin Yi Feng dalam jurnalnya, menerangkan bahwa machine
sebesar 0.060009 dan untuk prediksi curah hujan nilai learning telah terbukti efektif dalam memprediksi energi
MSE yaitu sebesar 0.01267. Hasil tersebut didapatkan
surya untuk 30 pembangkit listrik tenaga matahari[4].
dari arsitektur terbaik JST. Arsitektur JST terbaik yaitu
pada hidden node 10. Sedangkan untuk target error Dengan cara yang sama machine learning juga digunakan
berdasarkan dari hasil penelitian semakin besar target untuk menjalankan prediksi iklim seperti prediksi event El
error semakin besar pula nilai MSE. Sehingga arsitektur Nino dan prediksi variasi tahunan arus Kuroshio[5]. Selain
terbaik dalam memprediksi adala hidden node 10 dengan itu John Abbot dan Jennifer Marohasy juga memanfaatkan
target error 0.001. Hanya pada prediksi kecepatan angin machine learning dalam membuat prediksi iklim[6]. Telah
arsitektur JST yang menghasilkan nilai MSE kecil atau banyak jurnal yang dihasilkan keduanya mengenai prediksi
performa terbaik adalah pada target error 0.002. iklim meski sebagian besar merupakan studi kasus cuaca dan
iklim di Australia[7]. Sebuah model machine learning
Kata Kunci— Machine Learning, Articial Neural Network, dirancang untuk terus menganalisa data dengan struktur
Lavenberq-Marquadt, Cuaca Maritim logika yang mirip dengan bagaimana manusia mengambil
2

keputusan. Untuk dapat mencapai kemampuan tersebut, terbawa ke atmosfer mengalami kondensasi akibat dari
machine learning menggunakan struktur algoritma Artificial temperatur atmosfer yang sangat dingin dan terkumpul
Neural Network. Desain Artificial Neural Network jadi awan. Adanya angin yang bergerak vertikal
terinspirasi dari jaringan neural biologis dari otak manusia. mengakibatkan awan bergumpal, sedangkan pergerakan
Artificial Neural Network / Jaringan Saraf Tiruan (JST) horizontal angin akan membawa awan ke daerah yang
adalah paradigma pengolahan informasi yang terinspirasi bertekanan lebih rendah. Setelah mencapai saturasi,
oleh sistem saraf secara biologis, seperti proses informasi akan terjadi presipitasi berbentuk hujan. Hujan yang
pada otak manusia. Elemen kunci dari paradigma ini adalah mengenai permukaan bumi akan diserap oleh tanah,
struktur dari sistem pengolahan informasi yang terdiri dari sedangkan yang mengenai sungai akan dialirkan
sejumlah besar elemen pemrosesan yang saling berhubungan kembali ke laut dan akan mengulang siklus hidrologi.
(neuron), bekerja serentak untuk menyelesaikan masalah 2. Kelembaban
tertentu[8]. Artificial Neural Network memerlukan suatu Kelembaban adalah kandungan total uap air di udara
pelatihan atau pembelajaran dalam memproses input yang atau banyaknya kandungan uap air di atmosfer. Udara
diberikan. Algoritma Levenberg-Marquardt merupakan atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air.
algoritma pelatihan yang sangat efisien untuk pelatihan Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air
jaringan dengan ukuran jaringan yang kecil hingga jaringan di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban
yang tidak terlalu besar dengan menggunakan algoritma mutlak.Secara umum kelembaban (Relative Humidity)
Backpropagation[9]. Berdasarkan penelitian terdahulu adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
menunjukkan bahwa algoritma Levenberg-Marquardt adalah jumlah uap air yang ada di udara dan dinyatakan dalam
algoritma yang cepat dan memiliki konvergensi yang stabil. persen dari jumlah uap air maksimum dalam kondisi
Penelitian prediksi curah hujan menggunakan algoritma jenuh.
pelatihan Levenberg-Marquardt telah dilakukan dibeberapa 3. Suhu
penelitian[10]. Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas
Dalam penelitian ini penulis akan dari aktivitas molekul dalam atmosfer. Alat untuk
mengimplementasikan machine learning dalam perkiraaan mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat panas
cuaca maritim menggunakan algoritma Artificial Neural disebut Thermometer. Biasanya pengukuran suhu atau
Network. Algoritma yang digunakan pada penelitian ini temperatur udara dinyatakan dalam skala Celcius (C),
adalah algoritma Lavenberg-Marquardt. Dari algoritma Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Perubahan suhu udara
tersebut akan dilihat performansinya dalam memprediksi di satu tempat dengan tempat lainnya bergantung pada
cuaca maritim. Penelitian ini akan melihat performani dari ketinggian tempat dan letak astronomisnya (lintang).
algoritma Lavenberg Marquardt dalam memprediksi cuaca Perubahan suhu karena perbedaan ketinggian jauh lebih
dengan perbedaan setiap parameternya. Hasil prediksi cepat daripada perubahan suhu karena perbedaan letak
dengan tingkat akurasi tinggi diharapkan mampu lintang. Biasanya, perubahan suhu terjadi berkisar 0,6
memprediksi cuaca maritim sehingga dapat membantu derajat celcius tiap kenaikan 100 m[12].
kegiatan kelautan diberbagai bidang dan menciptakan 4. Arah dan Kecepatan Angin
keselamatan maritim di setiap kegiatan kelautan. Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan
permukaan bumi. Udara bergerak dari daerah
II.TINJAUAN PUSTAKA bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin
A. Pengertian Cuaca adalah besaran vektor yang mempunyai arah dan
Cuaca adalah seluruh kejadian di atmosfer bumi yang kecepatan. Arah angin dinyatakan dalam derajat.
merupakan bagian kehidupan sehari-hari manusia di dunia. Sebagai contoh arah 360o adalah arah Utara (U), arah
Cuaca juga merupakan keadaan yang terjadi di permukaan 22,5o adalah arah Utara Timur Laut (UTL), dan
bumi yang dipengaruhi oleh kondisi udara, yaitu tekanan dan sebagainya. Kecepatan angin dinyatakan dalam satuan
suhu. Cuaca di setiap planet berbeda-beda tergantung pada meter per sekon, kilometer per jam atau knot (1
jaraknya dari matahari dan pergerakan gas di setiap atmosfer knot⁓0,51 m/s) dan diukur menggunakan anemometer.
planet-planet tersebut. Bahkan dalam suatu perkotaan juga Kekuatan angin ditentukan oleh kecepatannya, makin
seringkali mempunyai jenis cuaca yang berbeda dari daerah cepat angin bertiup maka makin tinggi/besar
sekelilingnya[11]. Sedangkan menurut kamus besar bahasa kekuatannya. Pada tahun 1804 Beaufort seorang
Indonesia cuaca adalah kedaan udara (tentang temperatur, Laksamana Inggris telah membuat daftar kekuatan dan
cahaya matahari, kelembapan, kecepatan angin dan kecepatan angin yang digunakannya untuk pelayaran.
sebagainya) pada suatu tempan tertentu dengan janka waktu Daftar tersebut dinamakan Skala Beaufort yang
terbatas. memiliki nilai 0 sampai 12. World Meteorological
Organization (WMO) menggunakan klasifikasi
B. Unsur-unsur Cuaca kecepatan angin berdasarkan skala Beaufort. Skala
1. Curah hujan beaufort adalah sistem yang menafsirkan laporan
Hujan adalah presipitasi dalam bentuk cair. Titik- kecepatan angin berdasarkan efek yang ditimbulkan
titik air hujan, berjari-jari antara 0,04-3 mm. Siklus dari kecepatan angin tersebut.
terjadinya hujan dapat dimulai dari penyinaran matahari 5. Tekanan Udara
atau biasa disebut evaporasi. Selanjutnya, uap air yang
3

Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat


adanya berat dari lapisan udara. Besarnya tekanan udara
di setiap tempat pada suatu saat berubah-ubah. Makin
tinggi suatu tempat dari permukaan laut, makin rendah
tekanan udaranya. Hal ini disebabkan karena makin
berkurangnya udara yang menekan. Besarnya tekanan
udara diukur dengan barometer dan dinyatakan dengan
milibar (mb). Tekanan udara dapat dibedakan menjadi 3
macam, yaitu tekanan udara tinggi (lebih dari 1013
mb),tekanan udara rendah (kurang dari 1013 mb), dan Gambar 1 Hubungan Artificial Intelligence, Machine Learning
tekanan di permukaan laut (sama dengan 1013 mb). dan Deep Learning
Sebuah model machine learning perlu 'diberitahu' untuk
C. Machine Learning bagaimana ia menciptakan prediksi akurat, dengan terus
Machine Learning adalah salah satu aplikasi yang diberikan data. Sementara model deep learning dapat
menjadi bagian dari Artificial Intelligence. Machine mempelajari metode komputasinya sendiri, dengan 'otaknya'
Learning dalam bahasa Indonesia disebut juga pembelajaran sendiri, apabila diibaratkan. Sebuah model deep learning
mesin. Machine learning  diperuntukkan dalam dirancang untuk terus menganalisis data dengan struktur
pengembangan sebuah sistem atau mesin cerdas yang dapat logika yang mirip dengan bagaimana manusia mengambil
belajar sendiri tanpa harus di program oleh manusia secara keputusan. Untuk dapat mencapai kemampuan itu, deep
berulang kali. Dengan kecerdasannya diharapkan machine learning menggunakan struktur algoritma berlapis yang
learning dapat menghasilkan prediksi iklim lebih akurat disebut artificial neural network (ANN).
berdasarkan input data yang telah diberikan sebelumnya.
Artificial Intelligence sendiri merupakan teknologi buatan D. Artificial Neural Network
manusia yang menggabungkan kemampuan matematikan Salah satu metode Artificial Intelligence yang banyak
dengan proses statistika secara algoritmik. Para ahli digunakan dalam prediksi, rekognisi, dan klasifikasi adalah
menyebut Artificial Intelligence seolah memindahkan jaringan syaraf tiruan buatan. Jaringan syaraf bautan
kecerdasan otak manusia ke dalam sebuah mesin sehingga meruapakan sub bagaian dari machine learning. Jaringan
mesin tersebut bisa berpikir seperti manusia. Teknologi syaraf tiruan memiliki karakteristik seperti kemampuan
Artificial Intelligence akan dapat membaca pola sistem iklim untuk mengorganikan diri sendiri, beradaptasi, dan
berdasarkan data iklim yang telah tersimpan sebelumnya pembelajar serta non-linearity, non-locality, non-steady dan
untuk kemudian menghasilkan prediksi cuaca ataupun iklim non-convex yang menjadikannya metode yang ampuh untuk
berdasarkan pola tersebut. Hal ini karena dalam Artificial masalah yang kompleks[14].
Intelligence terdapat kurang lebih tiga aspek yang Artificial Neural Network (ANN) atau Jaringan Syaraf
mendukung Artificial Intelligence yaitu : Tiruan (JST) merupakan teknik pengolahan yang terinspirasi
1. Fuzzy Logic(FL), metode yang  digunakan oleh mesin oleh cara memproses dari sistem syaraf biologis. Konsep
untuk mengadaptasi atau meniru cara makhluk hidup dasarnya pengolahan informasi terdiri dari sejumlah besar
menyesuaikan kondisi kemudian memberikan elemen pengolah atau neuron yang saling terhubung. JST ini
keputusan yang tidak kaku  yang hanya seperti 0 atau dikonfigurasikan secara spesifik untuk klarifikasi data atau
1.   pengenalan pola melalu proses belajar yang disebut training.
2. Evolutionary Computing(EC), sebuah pendekatan yang Sistem pembelajaran melibatkan penyesuaian konesksi
menggunakan skema evolusi dengan jumlah data sinaptik antar neuron[15].
individu yang banyak. Hasil pendekatan kemudian Sistem pada Artificial Neural Network (ANN) ini
memberikan sebuah pengujian untuk menyeleksi digunakan oleh organisme untuk mengolah data yang
individu terbaik untuk membangkitkan generasi didapatkan dari lingkungan untuk mengambil keputusan
selanjutnya. Penerapannya misalnya menggunakan lebih lanjut. Sehingga, Artificial Neural Network (ANN) atau
kawin silang pada tanaman dan hewan.  Jaringan syaraf tiruan adalah model yang meniru perilaku
3. Machine Learning (ML) atau pembelajaran mesin. pengolahan biologis sistem dari penerimaan data oleh ujung
Metode ini merupakan teknik yang paling banyak saraf, pemrosesan di otak, dan mengirimkan reaksi output ke
dikembangkan saat ini. Hal ini karena Machine sistem biologis lainnya[16].
Learning banyak digunakan untuk menggantikan atau a. Struktur Neuron pada Artificial Neural Network
menirukan perilaku manusia dan kemudian membuat (ANN)
keputusan tertentu. Jaringan syaraf tiruan terdiri atas banyak elemen
Hubungan Artificial Intelligence, Machine Learning dan neuron buatan, yang dikelompokkan ke dalam layer
Deep Learning, dijelaskan oleh Richi Nayak[13] seperti pada layer yang saling terhubung melalui sinapsis. Struktur
gambar berikut. ini memiliki beberapa masukan dan keluaran, yang
dilatih untuk bereaksi dengan pembobotan nilai
tertentu. Jaringan saraf dituntut untuk belajar
berperilaku dan seseorang seharusnya bertanggung
jawab atas pengajaran atau pelatihan berdasarkan
4

pengetahuan sebelumnya[17]. Arsitektur sistem ini jaringan syaraf tiruan neuron diorganisasi dalam suatu
dibentuk dari pemroses data yang saling terhubung, lapisan. Kumpuluan neuron dalam satu lapisan inilah
yang bersifat adaptif karena memiliki algoritma yang yang kemudian memproses sinyal masukan untuk
berfungsi mengatur pembobotan dari parameter untuk menjadi nilai keluaran yang kemudian disalurkan ke
mencapai performansi yang diinginkan. Sehingga, lampisan berikutnya hingga mencapai keluran akhir.
keunggulannya terletak pada kemampuannya untuk Neuron pada lapisan yang sama bekerja secara parallel
mempelajari pola yang kemudian memodelkannya dan tidak berhubungan satu sama lain[16].
secara tepat berdasarkan data. Neuron tiruan terdiri atas Berikut ini merupakan macam-macam arsitektur pada
beberapa bagaian seperti input, pembobotan, jaringan syaraf tiruan.
penjumlahan, dan fungsi adaptor. Di bawah ini
merupakan struktur dari neuron tiruan dan struktur. Di
mana xi merupakan masukan, wimerupakan nilai
pembobotan, sementara y adalah keluaran. Operasi
pada neuron terjadi dengan berupa masukan yang akan
mengalami pembobotan yang kemudian dijumlahkan Gambar 3 macam-macam arsitektur Artificial Neural
xw Network (ANN)
i ij
melalui operasi penjumlahan : [17]. Dengan Pada Jaringan syaraf tiruan Multilayer terdapat lapisan
batas atas dan bawah i yang telah ditentukan. Hasil di antara lapisan masukan dan keluaran atau yang
penjumahan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam disebut hidden layer. Hidden layer biasanya dalam
fungsi f, atau disebut sebagai fungsi transfer atau fungsi bentuk persamaan non-linier yang juga berfungsi
aktivasi, untuk menghasilkan nilai akhir keluaran. sebagai fungsi aktivasi. Neuron pada hidden layer bisa
dalam jumlah yang tak terhingga dengan jumlah lapisan
yang lebih dari satu.
E. Lavenberq-Marquardt
Algoritma LM dianggap sebagai gabungan dari steepest
descent dan metode Gauss-Newton. Algoritma steepest
descent yang secara luas dipakai dianggap kurang efisien
karena lambatnya untuk mencapai konvegensi. Hal ini
dikarenakan perlunya ukuran langkah yang tepat untuk
gradien menuju konvergen. Kemudian dengan menggunakan
Gambar 2 Struktur Neural Tiruan metode Gauss-Newton, evaluasi gradient permukaan
Di bawah ini merupakan perasamaan pada neuron kesalahan dapat dilakukan menggunakan fungsi turunan orde
tiruan[16] kedua sehingga menemukan ukuran langkah yang tepat dan
NET   i 1 xi wij
n
i  1, 2,3,...n konvergen dengan cepat. Algoritma LM sebagai gabungan
(1)
dari kedua metode tersebut bekerja sebagai berikut: apabila
yi  f (  NET ) (2) hasil prediksi jauh dari target maka algoritma bekerja sebagai
Fungsi f(.) merupakan fungsi total masukan tertimbang metode steepest descent, sedangkan apabila hasil prediksi
ke neuron. Untuk fungsi asli dari fungsi aktivasi adalah mendekati target, ia berlaku sebagai metode Gauss
dalam bentuk fungsi step (McCulloch-Pitts neurons). Newton[18].
1, jika NET  0 Algoritma LM memberikan pendekatan pada matriks
f  Hessian dengan parameter koefisisen kombinasi. Matriks
0 sebaliknya (3) Hessian di sini memberikan perhitungan nilai perubahaan
Di mana NET merupakan total jumlah weighter input. bobot pada jaringan.
Namun, bisa juga fungsi f(.) dalam bentuk selain fungsi H  J T J  I (5)
step, seperti linier, sigmoid, dll
Pada tahap keluaran, nilai keluaran (zl) dari semua Di mana, μ adalah koefisien kombinasi (selalu bernilai
neuron pada output layer diberikan persamaan sebagai positif), 𝐼 adalah matriks identitas, dan 𝐽 adalah matriks
berikut[14] Jacobian. Sehingga persamaan pembaruan bobot untuk
algoritma LM yaitu
zl  f1 ( i 1 yi wij ) l  1, 2,3,...t
n

(4) wk 1  wk  ( J k T J k   I ) 1 J k ek (6)
Dimana fl merupakan fungsi aktivasi yang biasanya Sehingga ketika μ sangat kecil (mendekati nol) maka
didefiniskan dalam persamaan fungsi linier. Semua pembaruan bobot mendekati algoritma Gauss-Newton.
pembobotan awal dipasang dengan nilai acak, yang Sedangkan ketika μ sangat besar, makaa pembaruan bobot
selanjutnya akan dimodifikasi oleh delta rule mendekati metode steepest descent. Dan apabila μ sangat
berdasarkan data pembelajaran. besar dapat dianggap sebagai koefisien pembelajaran pada
b. Arsitektur Neural Network metode steepest descent.
Jaringan syaraf tiruan bisa dibuat dengan arsitektur 1
yang beragam, bisa dalam bentuk feed forward, 
 (7)
layered, recurrent dan masih banyak lagi. Pada layered
5

Berikut merupakan diagram alir algoritma Lavenberq- yang didalamnya terdapat evaluasi kerja dari system
Marquardt prediktor ini. Evaluasi ini dilakukan menggunakan dua
Mulai
parameter yaitu dengan mencari nilai presentase keakuratan
Normalisasi data menggunakan rumus berikut:
 Jumlah prediksi benar 
Inisialisasi bobot awal
% K eakura tan   100% 
Inisialisasi jaringan ( hidden layer, max  Total prediksi 
epoch, target error, parameter Lavenberg
Marquardt, faktor beta)
(10)
Perhitungan feedforward
Selain itu dicari pula nilai Mean Square Error (MSE)
Bentuk matriks Jacobian j(x)
x= bobot dan bias atau Error untuk mengukur performansi jaringan syaraf
Menghitung bobot baru µ=µ*β
tiruan :
1 2
E   p i
tidak

ei
Epoch=max epoch
Atau
target” error target
tidak
Error baru” error lama 2p
iya iya (11)
Dimana E adalah fungsi error rata-rata kuadrat, e adalah
MSE data bobot µ=µ/β

Simpan bobot
selisih antara keluaran yang diinginkan dan yang dihitung, p
Selesai adalah jumlah pola dalam data pelatihan, dan i adalah jumlah
Gambar 4 Diagram alir algoritma LM keluaran yang diinginkan[19].
Proses perhitungan untuk matriks Jacobian pada Secara sederhana MSE dihitung sebagai rata-rata jumlah
algortima LM dapat diatur sesuai dengan perhitungan kuadrat dari perkiraan kesalahan
backpropagation tradisional dalam algoritma orde pertama MSE 
 (Yt  Tt ) 2

tetapi untuk setiap pola, dalam algoritma EBP, hanya satu n (12)
proses backpropagation yang diperlukan, sedangkan dalam Di mana, t adalah periode waktu, n adalah jumlah yang
algoritma Levenberg-Marquardt proses backpropagation diprediksi, Y adalah nilai aktual yang diprediksi, dan T
harus diulang. Untuk perhitungan matriks Jacobian. Input adalah nilai target yang dituju
node y dapat dihitung dalam forward computation. Nilai MSE mengukur jumlah dispersi dari kesalahan.
Sementara parameter error δ diperoleh dalam perhitungan Semakin kecil nilai MSE semakin baik. Semakin kecil
mundur / Backward computation[ CITATION Wil11 \l nilainya maka akan semakin akurat model peramalannya dan
1057 ]. begitu sebaliknya. Akar kuadrat dari hasil MSE dalam
Secara singkat, proses pelatihan algoritma LM adalah standar deviasi dari kesalahan atau Standar Error (Se) atau
sebagai berikut. dapat disebut dengan Root Mean Square Error (RMSE).
1. Evaluasi sum square error (SSE) menggunakan bobot Pada sebagian besar peramalan mengikuti asumsi bahwa
awal. Penurunan persamaan algoritma sebagai berikut. kesalahan mengikuti distribusi normal dengan rata-rata nol
1 P (yang akan diukur oleh bias) dan standar deviasi tertentu
E ( x , w)   p 1  m1 e 2 p, m
M

2 (8) yang diperkirakan oleh Se[20].


dan fungsi error pelatihan diberikan oleh Perfomansi jaringan syaraf tiruan juga dapat dilihat dari
Mean Absolute Percentage Error (MAPE) yang memberikan
e p ,m  d p , m  o p ,m persentase akurasi hasil prediksi. Untuk menentukan nilai
(9)
dimana, p indeks pola, m indeks output, I dan j parameter MAPE (Mean Absolute Precentage Error)
mengindikasikan bobot, x vector input, w bobot, d digunakan formula di bawah ini:
adalah target dan o adalah output sebenarnya dari MAPE 
1 n xi  xˆ
i 1
jaringan. n xi
2. Lakukan pembaruan bobot berdasarkan algoritma LM (13)
3. Evaluasi SSE dengan bobot baru x
4. Jika SSE baru meningkat, maka ambil langkah Di mana i merupakan nilai aktual sementara x̂ merupakan
(mengatur ulang vector bobot ke nilai tertentu) dan nilai prediksi. Sehingga nilai parameter di atas
meningkatkan nilai μ dengan factor 10 atau factor merepresentasikan nilai peramalan. Apabila nilai parameter
lainnya. Kemudian lanjutkan ke langkah b dan perbarui di atas semakin kecil menunjukkan bahwa hasil prediksi
lagi. semakin baik dan akurat. Parameter MAPE dalam skala
5. JIka SSE baru menurun, maka lakukan langkah Lewis dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
(menjaga vector bobot baru sebagai yang sekarang) dan Tabel 1 Skala akurasi prediksi berdasarkan MAPE
menurunkan nilai μ dengan faktor 10 atau yang lainnya. MAPE Pertimbangan Akurasi Prediksi
6. Lanjutkan ke langkah b dengan bobot baru dan SSE Kurang dari 10% Sangat Akurat
11%-20% Baik
baru yang lebih kecil dari nilai yang ditargetkan atau
21%-50% Wajar
kondisi yang diinginkan sudah terpenuhi z
51% lebih Tidak Akurat
F. Validasi Prediktor
Suatu proses/metode dapat memberikan hasil yang III. METODOLOGI PENELITIAN
konsisten sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dan Berikut merupakan diagram alir penelitian yang digunakan
terdokumentasi dengan baik. Dan pada akhirnya setelah
dilakukan simulasi maka akan dilakukan pula proses analisa
6

Mul ai
Variabel ini dapat berguna dalam optimalisasi aktivitas
Perum usan Mas alah maritim seperti kecepatan dan arah angin yang dapat
Studi Lite ratur digunakan sebagai raw input dari penentuan sea state yang
Penentuan Variabel Cua ca dapat digunakan dalam safety assessment sebagai
Pengumpulan Data
meteorological risk factor untuk segala aktivitas
Evaluas i dan pengol ahan data
maritim[21].
Peranc angan arsitektur Artf icial
Neuron N etwork D.Pengumpulan data
Pada tahap ini penulis akan mengumpulkan data
Peranc angan Lavenberg-
Mar quardt neural Network pengukuran yang diperoleh dari BMKG Maritim II Perak
Pengujian Sis tem
Surabaya. Data yang dikumpulkan adalah adalah data
pengukuran pada enam variabel yang telah ditentukan
Didapat kan nil ai MSE jaringa n
dengan rentang tahun 2017 hingga 2019. Data 2019 yang
ya didapatkan hingga bulan februari. Data yang digunakan
dalam penelitian ini data tiap jam. Sehingga total data tiap
Pela tiha n hingga j” m

tidak

Pemi lihan ars ite ktur denga n MSE t erkeci l


variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18.936.
Data ini nantinya akan menjadi data training yang digunakan
Pemi lihan jar ingan s yaraf tir uan ter baik
dengan MSE t erkecil
sebagai pengembangan dan pengujian prediksi pada mesin
Pengujian ja ringan menggunakan
pengam bilan data dari Buoywea ther prediktor yang telah dirancang. Pengambilan data kedua
dilakukan diwilayah Selat Madura.
station ti pe II

Analisis da n Pe mbahasa n
Pengambilan data kedua tersebut digunakan sebagai
Kesim pulan dan Sar an
pengujian realtime yang dilakukan di wilayah Selat
Madura.Pengambilan data ini dilakukan secara langsung
Sele sai
menggunakan wahana apung, buoyweather tipe 2, yang telah
Gambar 5 Diagram Alir Penelitian dirancang untuk merekam data fisis dari cuaca maritim
selama total 3 hari. Data yang didapat nantinya akan
A. Perumusan Masalah
dijadikan sebagai masukan prediktor untuk memprediksi
Langkah pertama dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah
cuaca maritim selama 1-7 hari ke depan.
mengidentifikasi masalah yang akan diselesaikan dalam
penelitian tugas akhir. Rumusan masalah didapatkan dari E. Pengolahan dan analisis data
latar belakang yang menjadi dasar adanya penelitian. Dari data yang telah diambil, dilakukan uji dan analisis
Berdasarkan latar belakang yang disusun maka akan data cuaca. Data yang diperoleh tidak dapat langsung
teridentifikasi rumusan masalah yang akan digunakan pada digunakan, maka perlu adanya pra-pemrosesan data. Pra-
penelitian. Masalah yang telah teridentifikasi dalam tahap pemrosesan adalah suatu langkah atau fase untuk
identifikasi masalah kemudian disusun secara runtut dan mengidentifikasi, menseleksi, atau menangani masalah dari
rinci sehingga akan menjadi poin permasalahan yang suatu himpunan data[22]. Dalam hal ini pra-pemrosesan data
diselesaikan pada penelitian tugas akhir. perlu dilakukan dengan beberapa uji statistik seperti uji
korelasi, uji missing value, dan normalisasi data untuk
B. Studi Literatur
memperbaiki data-data yang cacat dan menilai kualitas dari
Setelah masalah pada penelitian ini ditentukan maka
suatu data dan juga mempercepat pemrosesan data.
langkah selanjutnya yaitu studi literatur mengenai metode
yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan F. Perancangan Lvenberq-Marquardt Artificial Neural
pada penelitian tugas akhir. Studi literatur ini dilakukan Network
untuk meningkatkan pemahaman mengenai topik Data-data yang telah dikumpulkan dan telah diolah
permasalahan dan dilakukan melalui pencarian referensi kemudian dibagi untuk dijadikan data latih dan data uji. Data
maupun literatur baik dari jurnal atau handbook. Dilakukan latih ini akan digunakan oleh algoritma JST untuk berlatih
juga studi literatur mengenai penelitian sebelumnya tentang memahami pola variabel cuaca. Hal tersebut akan sangat
prediksi cuaca maritim melalui pendekatan kecerdasan berguna dalam menentukan tingkat akurasi prediksi. Hasil
buatan. dari pelatihan algoritma tersebut akan diuji apakah sistem
yang dirancang sudah menghasilkan RMSE dan MAPE yang
C.Penentuan Variabel Cuaca
kecil. Perbandingan data latih dan data uji pada penelitian ini
Pada tahap ini yaitu menentukan variabel-variabel cuaca
adalah 7:3 atau dalam kata lain 70% data total akan dijadikan
maritim yang akan digunakan pada penelitian dan nantinya
sebagai data latih dan 30% lainnya akan dijadikan sebagai
akan menjadi variabel yang akan diprediksi oleh mesin
data uji.
prediktor yang telah dirancang. Penentuan variabel ini
Variabel JST yang divariasikan pada penelitian ini adalah
berdasarkan sinkronisasi atas variabel yang telah ditetapkan
jumlah hidden node pada hidden layer. Variasi hidden node
penulis dengan ketersediaan data yang dimiliki BMKG
yang digunakan adalah 10,20,30,40 dan 50. Sedangkan
Maritim II Perak Surabaya. Berdasarkan sinkronisasi yang
jumlah iterasi maksimum atau epoch yang digunakan adalah
telah dilakukan, didapatkan beberapa variabel yang akan
1000. Pada setiap variasi hidden node akan dilihat
digunakan pada penelitian ini yaitu curah hujan, kelembaban,
performanya jika salah satu parameter algoritma Lavenberq-
suhu, arah angin, kecepatan angin dan tekanan udara.
7

Marquardt divariasikan, salah satu parameter tersebut yaitu BIAS BIAS

1 1
target errror dengan variasi 0.001,0.002 dan 0.003.
Berikut merupakan hasil pelatihan dan arsitektur dari WS(t-12)
1
jaringan syaraf tiruan masing-masing prediktor pada
variabel-variabel yang telah ditentukan WS(t)
WD(t+12)

2
1. Arsitektur JST kecepatan angin
Model prediktor terbaik pada variabel kecepatan T(t-12)
3
angin merupakan model yang memiliki hidden node 10
dengan nilai target error 0.002. Hal tersebut dilihat pada

........
T(t)

nilai MSE pada hidden node 10 dan target error 0.002


memiliki nilai MSE terkecil dibandingkan dengan nilai
MSE lainnya. Performa yang didapatkan oleh model
tersebut memiliki ukuran MSE 0.026385. Berikut n

merupakan rancangan aristektur prediksi kecepatan


Gambar 7 Arsitektur JST arah angin
angin
BIAS BIAS Nilai n hidden node pada hidden layer bernilai 10.
1 1 Dimana 10 node tersebut merupakan jumlah hidden
T(t-24)
node arsitektur prediktor yang terhubung dengan setiap
1 node yang barada di layer input dan setiap node yang
T(t) WS(t+12)
ada di layer ouput. Pada setiap node yang terhubung
2
tersebut memiliki nilai bobot yang berbeda. Dari
WD(t-12) gambar 7 dapat dilihat bahwa untuk memprediksi arah
3
angin 12 jam kemudian terdapat empat input yaitu
WS(t-12), WS(t), T(t-12) dan T(t). Selain itu terdapat
........

bias sebesar 1 yang menjadi input pada hidden layer.


Semua input pada sistem prediksi suhu tersebut akan
diproses dalam perangkat lunak Matlab baik proses
n
pelatihan maupun uji sesuai dengan pembagian jumlah
data yang telah ditentukan
Gambar 6 Arsitektur JST kecepatan angin 3. Arsitektur JST Curah hujan
Arsitektur jaringan syaraf tiruan dari prediktor Dari hasil penelitian dihasilkan performa paling
kecepatan angin terdiri atas 10 hidden node dengan baik adalah dengan MSE 0.001267. MSE tersebut
hidden layer 1 lapis. Arsitektur tersebut diambil didapatkan dari variasi target error 0.001 dan hidden
berdasarkan hasil performa yang terbaik yaitu node 10. Berikut pada gambar 8 merupakan rancangan
ditunjukkan dengan nilai MSE yang terkecil. Nilai n arsitektur JST Curah hujan. Dalam gambar dapat dilihat
hidden node pada hidden layer bernilai 10. Dimana 10 bahwa nilai n merupakan hidden node. Nilai n hidden
node tersebut merupakan jumlah hidden node arsitektur node pada hidden layer bernilai 10. Dimana 10 node
prediktor yang terhubung dengan setiap node yang tersebut merupakan jumlah hidden node arsitektur
barada di layer input dan setiap node yang ada di layer prediktor yang terhubung dengan setiap node yang
ouput. Pada setiap node yang terhubung tersebut barada di layer input dan setiap node yang ada di layer
memiliki nilai bobot yang berbeda. Gambar 6 ouput. Dari gambar 8 dapat terlihat bahwa untuk
menunjukkan bahwa pada sistem prediksi kecepatan memprediksi curah hujan 12 jam kemudian dibutuhkan
angin 12 jam kemudian memiliki tiga variabel input tiga input yaitu T(t-12), RH(t-12) dan WS(t-12). Selain
yaitu T(t-24), T(t) dan WD(t-12). Selain itu terdapat itu terdapat bias sebesar 1 yang menjadi input pada
bias sebesar 1 yang menjadi input pada hidden layer. hidden layer. Semua input pada sistem prediksi suhu
2. Arsitektur JST Arah Angin tersebut akan diproses dalam perangkat lunak Matlab
Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan variasi baik proses pelatihan maupun uji sesuai dengan
terbaik yaitu pada hidden node 10 dan target error pembagian jumlah data yang telah ditentukan.
0.001. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai MSE pada
variasi tersebut memiliki nilai yang lebih kecil
dibandingkan dengan variasi lainnya yaitu sebesar
0.060009. Berikut merupakan rancangan arsitektur
prediksi Arah angin
8

BIAS BIAS

1 1
Hubungan Hidden Node terhadap

Performansi JST (MSE)


T(t-12)
1
Performansi JST tiap target error

0.03
RH(t-12) CH(t+12)
2

WS(t-12)
3
0.02
10 20 30 40 50

........
Hidden Node

0.001 0.002 0.003


n

Gambar 9 Hasil prediksi Kecepatan angin berdasarkan


Gambar 8 Arsitektur JST curah hujan variasi hidden node
G.Pengujian data menggunakan data realtime Dalam gambar menjelaskan bahwa pada target error
Validasi dilakukan dengan menguji prediktor JST(LM) 0.001, semakin banyak hidden node yang diberikan maka
dengan data hasil pengukuran menggunakan Buoyweather nilai MSE juga semakin besar. Hal ini juga ditunjukkan
Station Type II yang dilakukan di selat Madura selama tiga pada target errror 0.002, dengan bertambahnya hidden
hari, pada hari Senin- Selasa (10-11 Juni 2019) dan hari node yang diberikan nilai MSE juga bertambah meskipun
Minggu 14 Juni 2019. Pengambilan data realtime dilakukan pada hidden node 30 mengalami penurunan, namun
dari pinggir pantai hingga tengah laut hingga jarak 1km dari penurunan tersebut tidak begitu signifikan. Sedangkan
pinggir pantai. Data yang diperoleh dari tengah laut akan pada hidden node 0.003 hasil MSE juga cenderung naik
langsung ditransmisikan ke darat sehingga dapat diolah oleh meskipun mengalami penurunan pada hidden node 40.
prediktor. Data masuk database tiap 17 detik maka b. Wind Direction (Arah Angin)
pengambilan data oleh sensor pun akan tercatat otomatis tiap
17 detik sehingga data tersebut diolah terlebih dahulu oleh Hubungan HiddenNode terhadap
Performansi JST tiap target error
Performansi JST (MSE)
prediktor menjadi perjam.
0.07
H.Analisis hasil dan pembahasan
Hasil yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan 0.06
dianalisis dan dilakukan pembahasan mengenai performansi
penelitian dan berbagai faktor yang mempengaruhi penelitian 0.06
10 20 30 40 50
untuk kemudian ditarik kesimpulan.
I. Kesimpulan dan saran Hidden Node
Langkah terakhir dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah
menyusun kesimpulan. Kesimpulan disusun berdasarkan
analisis data dan pembahasan yang telah didapatkan. 0.001 0.002 0.003
Kesimpulan disusun sesuai dengan tujuan penelitian untuk Gambar 10 Hasil prediksi Arah angin berdasarkan variasi
menjawab rumusan masalah penelitian. Selain itu disusun hidden node
juga saran penelitian sehingga dapat dijadikan rekomendasi Pada gambar 10 dapat dilihat bahwa perubahan nilai
untuk penelitian-penelitian selanjutnya. hidden node diikuti dengan perubahan MSE, hal ini juga
berlaku pada semua target error yang divariasikan. Dapat
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN dilihat dalam gambar diatas bahwa semakin besar nilai
A. Hasil prediksi Berdasarakan Hidden Node hidden node yang diberikan memberikan efek performa
Di setiap variasi hidden node memiliki nilai performa yang lebih rendah karena semakin besar hidden node
yang berbeda. Nilai performa ditunjukkan dengan nilai MSE yang diberikan, nilai MSE semakin bertambah pula.
disetiap pengujian. Berikut adalah hasil prediksi yang c. Curah Hujan
dihasilkan dengan memvariasikan hidden node Dalam gambar 11 menunjukkan perubahan MSE
disetiap variasi hidden node. Dalam gambar menjelaskan
a. Wind Speed (Kecepatan Angin) bahwa pada target error 0.001 dapat dilihat bahwa
semakin banyak hidden node yang diberikan maka nilai
MSE juga semakin besar. Hal ini tidak ditunjukkan pada
target errror 0.002. Pada target error 0.002 dengan
bertambahnya hidden node yang diberikan nilai MSE
cenderung turun meskipun pada hidden node 20
mengalami peningkatan. Sedangkan pada hidden node
0.003 hasil MSE tidak jauh berbeda sehingga grafik yang
dihasilkan cenderung datar.
9

target error 0.002 mengalami penurunan namun


Hubungan Hidden Node terhadap meningkat kembali pada target error 0.003. Namun pada
Performansi JST tiap target error hidden node 20 berberda, pada variasi ini performa JST

Performansi JST (MSE)


0.03
mengalami kenaikan pada target error 0.002 dan
mengalami penurunan pada target error 0.003. Dalam hal
0.02
ini dapat dikatakan bahwa performa terbaik dari target
0.01 error yang dipasang adalah pada target error 0.002.
0 b. Wind Direction (Arah Angin)
10 20 30 40 50 Berikut adalah tabel hasil prediksi arah angin
Hidden Node berdasarkan variasi target error
Tabel 3 Hasil Prediksi Arah angin berdasarkan variasi
target error
0.001 0.002 0.003 Target Hidden
iterasi MSE
error node
Gambar 11 Hasil prediksi Curah Hujan berdasarkan
10 1000 0.060009
variasi hidden node
B.Hasil prediksi berdasarkan variasi target error 20 1000 0.060184
Pada penelitian ini memvariasikan target error 0,001; 0,002 0.001 30 1000 0.061702
dan 0,003. Dari variasi ini dilihat performa dan iterasi yang 40 1000 0.063083
dapat dicapai jika iterasi maksimum yang diberikan adalah
50 1000 0.063998
1000.
a. Wind Speed (Kecepatan Angin) 10 1000 0.060419
Berikut adalah tabel hasil prediksi kecepatan angin 20 1000 0.060786
berdasarkan variasi target error 0.002 30 1000 0.061188
Tabel 2 Hasil Prediksi Keceptan angin berdasarkan
40 1000 0.063041
variasi target error
50 1000 0.064276
Target error Hidden node iterasi MSE
10 1000 0.061004
10 1000 0.026784
20 1000 0.060703
20 1000 0.02657 0.003 30 1000 0.060879
0.001 30 1000 0.027054 40 1000 0.062544
40 1000 0.027428 50 1000 0.062798
50 1000 0.029114 Sama halnya dengan variabel kecepatan angin dari
10 1000 0.026385
tabel tersebut menunjukkan bahwa pada prediksi arah
angin, disetiap variasi target error mampu mencapai
20 1000 0.026686 iterasi maksimum yang diberikan yaitu 1000. Pada
0.002 30 1000 0.026688 prediksi arah angin ini, variasi target error tidak
40 1000 0.027121 memberikan pengaruh pada proses iterasi. Dari sisi lain
dapat dilihat bahwa tabel menunjukkan target error
50 1000 0.02777
berpengaruh pada performa dari JST. Hal ini ditunjukkan
10 1000 0.026862 dengan berubahnya nilai MSE setiap perubahan target
20 1000 0.026753 error.
0.003 Pada semua hidden node yang digunakan perubahan
30 1000 0.027309
MSE dari 0.001 ke target error 0.003 cenderung naik
40 1000 0.027165 turun. Variasi hidden node tiap target error memberikan
50 1000 0.027926 hasil yang berbeda. Pada hidden node 10, semakin besar
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa pada nilai target error nilai MSE cenderung naik. Sedangkan
prediksi kecepatan angin, disetiap variasi target error pada hidden node 20,40 dan 50 mengalami kenaikan
mampu mencapai iterasi maksimum yang diberikan yaitu MSE ketika target error 0.002 dan penurunan ketika
1000. Pada prediksi kecepatan angin ini, variasi target target error 0.003
error tidak memberikan pengaruh pada proses iterasi. Hal c. Curah hujan
ini bisa disebabkan karena karakteristik data yang Dari tabel 4 dijelaskan bahwa pada prediksi curah
dimiliki oleh kecepatan angin. Setiap data memiliki hujan, variasi target error 0.001 yang mampu mencapai
karakteristik yang berbeda sehingga dapat berpengaruh iterasi maksimum yang diberikan yaitu 1000. Pada target
juga dalam proses prediksi. Dari sisi lain dapat dilihat error 0.002 iterasi menurun saat hidden node 30 hingga
bahwa tabel menunjukkan target error berpengaruh pada 50. Dan pada target error 0.003 juga semakin turun. Dari
performa dari JST. sisi lain dapat dilihat bahwa tabel menunjukkan target
Dalam tabel menunjukkan bahwa semua hidden error berpengaruh pada performa dari JST. Hal ini
node yang digunakan, perubahan MSE dari 0.001 ke
10

ditunjukkan dengan berubahnya nilai MSE setiap


perubahan target error.
Tabel 4 Hasil Prediksi Curah hujan berdasarkan variasi
target error
Target Hidden
iterasi RMSE
error node
10 1000 0.001267
20 1000 0.001595
0.001 30 1000 0.016287 Gambar 12 gambar pelatihan prediski kecepatan angin
40 1000 0.015519
50 1000 0.022266
10 1000 0.012944
20 1000 0.018062
0.002 30 362 0.017875
40 129 0.015513
50 172 0.015144
10 6 0.011771
20 5 0.012024
Gambar 13 gambar pengujian kecepatan angin
0.003 30 4 0.011863 Dari grafik pelatihan JST diatas dapat dilihat bahwa
40 1 0.012323 garis keluaran JST masih mengikuti garis target
50 4 0.011710 meskipun garis keluaran JST terlihat lebih rendah
Dapat dilihat bahwa perubahan target error dibandingkan dengan garis target. Pelatihan JST
mempengaruhi nilai MSE yang dihasilkan. Hampir menggunakan 70% data sedangkan data lainnya
semua hidden node yang digunakan perubahan MSE dari digunakan untuk uji prediksi. Performa pelatihan JST
0.001 ke target error 0.003 cenderung naik turun. Hampir ditunjukkan dengan nilai MSE 0.021042, dan dengan
semua hidden node, nilai MSE mengalami kenaikan pada hasil tersebut mampu menghasilkan peforma uji dengan
target error 0.002 dan turun kembali pada target error hasil MSE 0.026385.
0.003. Namun tidak pada hidden node 50 yang b. Wind Direction (Arah Angin)
mengalami penurunan hingga target error 0.003. dalam Pada prediksi arah angin, input yang digunakan
grafik terlihat performa JST paling baik yaitu pada target adalah suhu dan kecepatan angin. Performa prediksi
error 0.001 karena nilai MSE pada target error tersebut ditunjukkan dengan nilai MSE yaitu sebesar 0.060009.
bernilai kecil. Performa tersebut didapatkan dari hidden node 10 dan
target error 0.001. Berikut merupakan hasil pelatihan dan
C. Hasil prediksi cuaca menggunakan Artificial Neural pengujian dari prediksi arah angin
Network Lavenberq-Marquardt
Berikut adalah hasil pelatihan prediksi cuaca
menggunakan algoritma Artificial Neural Network
Lavenberq-Marquardt
a. Wind Speed (Kecepatan Angin)
Pada prediksi kecepatan angin input yang
digunakan adalah suhu dan arah angin. Pada penelitian
ini menggunakan variasi target error dan hidden node
untuk melihat performa terbaik. Berdasarkan hasil
pelatihan dan pengujian didapatkan performa terbaik
yaitu pada target error 0.002 dan hidden node 10. Gambar 14 Gambar pelatihan arah angin
Berikut merupakan gambar pelatihan dan pengujian dalam
prediksi kecepatan angin
11

hasil pelatihan dan pengujian yang telah dilakukan. Dari


hasil pelatihan akan mendapatkan bobot terbaik dan nantinya
bobot tersebut yang akan digunakan oleh sistem prediksi
dalam mengolah data realtime.
a. Wind Speed (Kecepatan angin)
Dari hasil pelatihan dan pengujian didapatkan nilai
bobot terbaik dari arsitektur terbaik. Arsitektur terbaik
pada prediksi kecepatan angin yaitu pada hidden node 10
dan pada target error 0.002. Dari nilai bobot tersebut
didapatkan hasil validasi realtime sebagai berikut

Gambar 15 Gambar pengujian arah angin


Grafik keluaran JST ditunjukkan dengan garis
berwarna biru sedangkan garis berwarna merah
merupakan target. Dapat dilihat pada gambar bahwa
grafik keluaran JST masih mengikuti grafik keluaran
target meskipun dapat dilihat bahwa grafik keluaran JST
lebih rendah dibandingkan dengan grafik target.
c. Curah Hujan
Untuk prediksi curah hujan input yang digunakan Gambar 18 Hasil uji realtime kecepatan angin
adalah suhu, kelembaban dan kecepatan angin. Dari hasil Dari gambar dapat terlihat bahwa index atau jumlah
pelatihan uji yang telah dilakukan, didapatkan hasil terbaik data yang dimasukkan dalam sistem prediksi adalah 12.
yaitu pada arsitektur hidde node 10 dan target error 0.001. Dari gambar juga dapat terlihat nilai MSE yaitu sebesar
Hasil performa ditunjukkan dengan nilai MSE yaitu 2,749.
sebesar 0.001267. Berikut merupakan hasil pelatihan dan b. Wind Direction (Arah Angin)
pengujian dari prediksi curah hujan Sama halnya dengan kecepatan angin,dalam
memprediksi arah angin juga dilakukan dalam tahap
pelatihan dan pengujian. Setelah pengujian dilakukan tahap
validasi. Dari tahap pelatihan akan didapatkan bobot
terbaik dari arsitektur terbaik. Bobot tersebut yang akan
digunakan untuk validasi sistem prediksi. Dari bobot
tersebut didapatkan hasil uji realtime prediksi arah angin
sebagai berikut

Gambar 16 gambar pelatihan prediksi curah hujan

Gambar 19 Hasil uji realtime arah angin


Gambar 19 merupakan gambar yang menunjukkan
hasil validai prediksi arah angin menggunakan data
realtime. Dapat dilihat pada gambar 4.17 bahwa index data
Gambar 17 Gambar pengujian curah hujan yang diambil untuk diproses adalah 12. Dari gambar uja
Dari gambar dapat terlihat bahwa grafik keluran JST dapat terlihat bahwa performa JST ditunjukkkan dengan
cukup mengikuti grafik target. Namun dapat terlihat nilai MSE sebesar 4.616.
jelas bahwa grafik keluaran JST lebih rendah c. Curah Hujan
dibandingkan dengan grafik target. Grafik keluaran JST Arsitektur terbaik yang menghasilkan nilai bobot tersebut
ditunjukkan dengan garis berwarna biru sedangkan adalah pada hidden node 10 dan pada target error 0.001. Dan
grafik target ditunjukkan dengan garis berwarna merah. dari bobot tersebut didapatkan hasil uji realtime curah hujan
sebagai berikut
D. Validasi prediksi menggunakan data realtime
Setelah dilakukan pelatihan dan pengujian menggunakan
data dari BMKG selanjutnya adalah dilakukan validasi
menggunakan data realtime. Pengambilan data realtime
dilakukan menggunakan bantuan Buyoyweather yang
diletakkan di pantai Kenjeran. Jadi data yang digunakan
adalah data cuaca dari pantai Kenjeran. Hasil data realtime
akan diolah dalam sistem prediksi dengan arsitektur terbaik
12

DAFTAR PUSTAKA
[1] P. De Girolamo, M. Di Risio, G. M. Beltrami, G.
Bellotti, and D. Pasquali, “The use of wave forecasts
for maritime activities safety assessment,” Appl.
Ocean Res., 2017.
[2] A. S. Aisjah and S. Arifin, “Maritime weather
Gambar 20 Hasil uji realtime curah hujan prediction using fuzzy logic in java sea,” in
Pada gambar 20 dapat terlihat bahwa index data yang Proceedings of 2011 2nd International Conference
diambil dari data realtime adalah 10. Selain itu pada gambar on Instrumentation Control and Automation, ICA
juga dapat dilihat hasil MSE yang dihasilkan adalah sebesar 2011, 2011.
1.82 . [3] C. Voyant et al., “Machine learning methods for
solar radiation forecasting: A review,” Renewable
Energy. 2017.
V. KESIMPULAN DAN SARAN [4] Q. Y. Feng et al., “ClimateLearn: A machine-
learning approach for climate prediction using
A. KESIMPULAN
network measures,” Geosci. Model Dev. Discuss.,
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
2016.
1. Hasil prediksi cuaca maritim ditunjukkan dengan nilai
[5] B. Qiu, “Kuroshio and Oyashio Currents,” in
MSE. Pada penelitian ini variabel cauaca maritim yang
Encyclopedia of Ocean Sciences: Second Edition,
diprediksi adalah kecepatan angin, arah angin dan curah
2008.
hujan. Pada prediksi kecepatan angin arsitektur terbaik
[6] J. Abbot and J. Marohasy, “The application of
menghasilkan nilai MSE 0.026385, prediksi arah angin
machine learning for evaluating anthropogenic
menghasilkan nilai MSE 0.060009 dan pada prediksi
versus natural climate change,” GeoResJ, 2017.
curah hujan memiliki MSE 0.001267.
[7] J. Abbot and J. Marohasy, “Forecasting extreme
2. Arsitektur terbaik pada prediksi kecepatan angin
monthly rainfall events in regions of Queensland,
didapatkan dari hidden node 10 dan target error 0.002,
Australia using artificial neural networks,” Int. J.
prediksi arah angin didapatkan daru hidden node 10
Sustain. Dev. Plan., 2017.
dengan taget error 0.001. Dan pada prediksi curah
[8] Y. Andrian and E. Ningsih, “Prediksi Curah Hujan
hujan arsitektur terbaik adalah pada hidden node 10 dan
Di Kota Medan Menggunakan,” Semin. Nas. Inform.,
target error 0.001.
2014.
3. Hasil validasi menggunakan bobot arsitektur terbaik
[9] N. Nikentari, N. Ritha, and L. Wati, “Tide level
didapatkan hasil prediksi kecepatan angin
forecast using grammatical evolution,” in
menghasilkan MSE sebesar 2.749. Pada prediksi arah
Proceedings - 2017 International Conference on
angin menghasilkan MSE sebesar 4.616 sedangkan
Sustainable Information Engineering and
pada prediksi curah hujan hasil validasi realtime
Technology, SIET 2017, 2018.
menghasilkan nilai MSE sebesar 1.82 dan
[10] A. R. Naik and K. Pathan, “Weather Classification
4. Berdasarkan hasil penelitian semakin bertambahnya
and Forecasting using Back Propagation Feed-
hidden node tidak menunjukkan performa JST yang
forward Neural Network,” Int. J. Sci. Res. Publ.,
lebih baik. Dari hasil penelitian semakin besar hidden
2012.
node yang digunakan semakin besar pula nilai MSE,
[11] R. J. Kodoatie and R. Sjarief, Tata Ruang Air. 2010.
hal tersebut menunjukkan bahwa performa JST
[12] E. S. Puspita and L. Yulianti, “PERANCANGAN
semakin berkurang karena ditunjukkan dengan nilai
SISTEM PERAMALAM CUACA BERBASIS
MSE yang semakin bertambah.
LOGIKA FUZZY,” Media Infotama, 2016.
5. Dari variasi target error 0.001 hingga 0.003 performa
[13] L. Chen and R. Nayak, “Social network analysis of
JST terbaik ada pada target error 0.001. Hal tersebut
an online dating network,” in Proceedings of the 5th
ditunjukkan pada hasil prediksi yang menghasilkan
International Conference on Communities and
nilai MSE kecil pada target error 0.001
Technologies - C&T ’11, 2011.
B. SARAN
[14] Y. Yang, Y. Chen, Y. Wang, C. Li, and L. Li,
Saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan penelitian
“Modelling a combined method based on ANFIS and
yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
neural network improved by DE algorithm: A case
1. Memperbanyak variasi yang dimainkan dalam
study for short-term electricity demand forecasting,”
algoritma Lavenberq-Marquardt agar dapat
Applied Soft Computing Journal. 2016.
menghasilkan hasil yang lebih optimal
[15] K. Shaban, A. El-Hag, and A. Matveev, “A cascade
2. Diperbanyak percobaan dalam proses pelatihan
of artificial neural networks to predict transformers
sehingga dapat mengetahui lebih tentang pengaruh
oil parameters,” IEEE Trans. Dielectr. Electr. Insul.,
parameter algoritma Lavenberq-Marquardt terhadap
2009.
performansi jaringan
[16] R. A. Aliev and B. G. Guirimov, Type-2 fuzzy neural
3. Pengambilan data realtime dilakukan jauh-jauh hari
networks and their applications. 2014.
agar tidak mendapatkan data yang seadanya
13

[17] F. Gaxiola, P. Melin, F. Valdez, and O. Castillo,


“Interval type-2 fuzzy weight adjustment for
backpropagation neural networks with application in
time series prediction,” Inf. Sci. (Ny)., 2014.
[18] K. Kamel, T. Mahmoud, Y. Le Bissonnais, and T.
Mahmoud, “Assessment of the artificial neural
networks to geomorphic modelling of sediment yield
for ungauged catchments, Algeria,” J. Urban
Environ. Eng., 2014.
[19] V. Khachatryan et al., “Search for supersymmetry
using razor variables in events with b -tagged jets in
pp collisions at s =8TeV,” Phys. Rev. D - Part.
Fields, Gravit. Cosmol., 2015.
[20] R. K. Klimberg, G. P. Sillup, K. J. Boyle, and V.
Tavva, “Forecasting performance measures - What
are their practical meaning?,” Adv. Bus. Manag.
Forecast., 2010.
[21] J. F. Balmat, F. Lafont, R. Maifret, and N. Pessel, “A
decision-making system to maritime risk
assessment,” Ocean Eng., 2011.
[22] I. Pratama, A. E. Permanasari, I. Ardiyanto, and R.
Indrayani, “A review of missing values handling
methods on time-series data,” in 2016 International
Conference on Information Technology Systems and
Innovation, ICITSI 2016 - Proceedings, 2017.

Anda mungkin juga menyukai