Anda di halaman 1dari 148

PENDALAMAN MATERI KELAS X

BUKU PANDUAN

MATEMATIKA
TAHUN PELAJARAN 2021 / 2022

BIMBINGAN UJIAN MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI


PENDALAMAN MATERI KELAS X

Pengarah : Budhi Soesilo, Adrizal, Hasahatan Manullang, Sugihardjo


Penanggung Jawab Umum : Hasahatan Manullang

Tim Penyusun Materi Pelajaran :

Bahasa Indonesia
Kiki Rustina

Bahasa Inggris
Khosim Novianto Qosse

Matematika
Nazaruddin & Deti Zubaidah

Fisika
Arif Rahman

Biologi
Yuni Astuti

Kimia
Andy

Ekonomi
Alia Prawitasari siap

Sosiologi-Sejarah
Dian Teguh Swasono Kumedi

Geografi
Devi Mutiara Sari

Tata Letak dan Editor


M. Jarohi & Adi Suhaendrik

Buku ini dibuat khusus untuk digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar di
BIMBINGAN BELAJAR BTA GROUP
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan rahmat Allah SWT, selesailah kami susun kembali buku Pendalaman Materi Kelas X tahun
pelajaran 2021/2022. Buku ini khusus diperuntukkan bagi seluruh siswa BTA selama mereka
mengikuti bimbingan pendalaman materi pada jenjang sekolah menengah atas kelas X.

Materi dan soal yang disajikan telah disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku di berbagai sekolah.
Dalam buku ini, kami tampilkan pula berbagai macam soal ujian masuk perguruan tinggi negeri yang
bersesuaian dengan pokok bahasan yang terdapat di kelas X agar siswa memiliki gambaran yang
komprehensif mengenai bentuk dan variasi soal yang akan diujikan.

Persiapan lebih dini dalam menghadapi persaingan menuju perguruan tinggi negeri mutlak dilakukan.
Siswa yang berharap mendapatkan kesempatan memasuki PTN (perguruan tinggi negeri) melalui jalur
undangan harus belajar ekstra keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik di sekolahnya. Di samping
itu, pengenalan terhadap bentuk soal ujian masuk PTN sudah harus dibiasakan sejak awal siswa
memasuki jenjang SMA.

Akhirnya, kami berharap buku ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

SELAMAT BELAJAR

- SEMOGA SUKSES-

Jakarta, Juli 2021


Tim Penyusun Buku BTA
DAFTAR ISI
Halaman

MATEMATIKA

01. PERSAMAAN DAN PERTAKSAMAAN NILAI MUTLAK ……………….................….…… 1

02. PERTAKSAMAAN SATU VARIABEL …………………………………………..…..………..... 12

03. SISTEM PERSAMAAN LINIER ………………………………......…………………..….…..... 23

04. SISTEM PERSAMAAN NON LINIER dan PERTAKSAMAAN DUA VARIABEL ............ 35

05. FUNGSI – KOMPOSISI - INVERS ……………………………………………………………… 46

06. FUNGSI KHUSUS …………………………………………………………….…………………... 64

07. EKSPONEN (PEMINATAN) …………………………………………………………….………… 76

08. LOGARITMA (PEMINATAN) …………………………………………………………....……..… 91

09. TRIGONOMETRI I ………………….......................................................................... 106

10. TRIGONOMETRI II ……………………………………….………………………………………. 117

11. VEKTOR (PEMINATAN) ………...……………………………………………………………….. 129


PERSAMAAN DAN PERTAKSAMAAN NILAI MUTLAK

Nilai mutlak adalah sebuah pernyataan matematika yang membuat nilai di dalamnya menjadi positif atau tetap
positif.
A Jika A positif
|A| 
 A Jika A negatif
Menyelesaikan soal-soal yang melibatkan nilai mutlak secara umum dapat dilakukan dengan memecah nilai mutlak
tersebut menjadi 2 kondisi, lalu menggabungkan kedua himpunan penyelesaian dari kedua kondisi tersebut.

 x  9 Jika x  9
 | x9|  
 x  9 Jika x  9


 x  4 x  2 jika x  4
2
 x2 – 5x + | x – 4| + 6 = 

 x  6 x  10 jika x  4
2

Nilai mutlak dapat pula dinyatakan sebagai n


An  | A |
jika n bilangan genap

Contoh :

 12 ( x  6)12  | x  6|

 7
( x 2  8x  16) 7  x  4

 x 2  14 x  49  | x  7 |

Beberapa sifat nilai mutlak :

 | f(x) | > bilangan negatif  akan dipenuhi oleh semua x riil


 | f(x) | < bilangan negatif  penyelesaiannya adalah himpunan kososng
 |A|<B–B<A<B
 | A | > B  A <  B atau A > B
 | A | < | B | (A + B) (A – B) < 0
 k|A| = |kA| dengan k konstanta positif
 Perhatian : menyelesaikan pertaksamaan nilai mutlak dengan cara mengkuadratkan kedua ruas hanya boleh
dilakukan jika kedua ruas dipastikan bernilai positif
Contoh :
| x – 3| < | 2x + 1 |  kedua ruas boleh dikuadratkan
| 3x – 5 | < 7  kedua ruas boleh dikuadratkan
|2x + 1| < x – 5  kedua ruas tidak boleh dikuadratkan
| x – 7 | > −3  kedua ruas tidak boleh dikuadratkan

-1- BTA / MAT-IPA KELAS X


LATIHAN SOAL

01. Jika F(x) = |x + 5 + |1 – 2x||, maka nilai F(4) =

(A) 2
(B) 6
(C) 10
(D) 16
(E) 20

02. Himpunan nilai-nilai x yang memenuhi |x – 5| = 7


adalah

(A) {2, 12}

(B) {–2, 12}

(C) {3, 12}

(D) {–2, –12}

(E) { }

03. Nilai x yang memenuhi persamaan |7 – 2x| = 15


adalah

(A) {−4, 11}

(B) {–4, −11}

(C) {4, 11}

(D) {4, 11}

(E) { }

04. Hasil kali nilai-nilai x yang memenuhi persamaan


x 1
 5 adalah
x 1

(A) –3
(B) –1
(C) 1
(D) 2
(E) 3

-2- BTA / MAT-IPA KELAS X


05. Jumlah nilai x yang memenuhi ||x – 1| + 3| = 5
adalah

(A) –2
(B) –1
(C) 1
(D) 2
(E) 3

06. Perhatikan grafik berikut!


y

(10, 3)

(2, 1)

Jika grafik di atas adalah grafik fungsi


f (x) = a|x – b| , maka nilai a =

(A) – 2

(B) – 12

(C) 0

(D) 1
2

(E) 1 atau 14
2

07. Jumlah nilai-nilai x yang memenuhi persamaan


| x – 3| = 2019 adalah

(A) 0
(B) 3
(C) 6
(D) 4021
(E) 4038

08. Banyaknya solusi riil x yang memenuhi persamaan


||x| – 1| = 1

(A) 1
(B) 2
(C) 3
(D) 4
(E) 5

-3- BTA / MAT-IPA KELAS X


09. Penyelesaian persamaan | x – 1| = 2x + 9 adalah

(A) –10

(B) – 83

(C) − 83 atau −10

(D) − 83 atau 10

(E) 8 atau 10
3

10. Jumlah semua nilai x yang memenuhi persamaan


|2 – x| − | 1 + 2x| = 2 adalah

(A) –7

(B) – 19
3

(C) −6

(D) −4

(E) – 43

11. Nilai x yang memenuhi | x  2 | < 5 adalah

(A) –5 < x < 5

(B) –3 < x < 7

(C) x < –5 atau x > 5

(D) x < –3 atau x > 7

(E) –∞ < x < ∞

12. Solusi pertaksamaan 0  x  2  2 adalah

(A) 4  x  4 ; x ≠ 2

(B) 2  x  4 ; x ≠ 2

(C) 2  x  2 ; x ≠ 2

(D) 0 x4 ; x ≠2

(E) 1 x  8 ; x ≠ 2

-4- BTA / MAT-IPA KELAS X


13. Banyaknya bilangan bulat yang memenuhi
pertaksamaan | 2x  3 |  7 dan | x  1 |  1 adalah

(A) 0

(B) 2

(C) 4

(D) 6

(E) 7

14. Penyelesaian | x + 3 |  2  10 adalah

(A) x ≤ 9 atau x ≥ 6

(B) x ≤ 15 atau x ≥ 16

(C) x ≤ 8 atau x ≥ 2

(D) x ≤ 5 atau x ≥ 3

(E) x ≤ 15 atau x ≥ 9

15. Batas-batas nilai x yang memenuhi pertaksamaan


| x  1 | > | x + 5 | adalah

(A) x<1

(B) x > –2

(C) x < –2

(D) 0< x<2

(E) –2 < x < 2

16. Batas-batas nilai x yang memenuhi pertaksamaan


| 3x  1 | < 2 | x + 3 | adalah

(A) 7 < x < 5

(B) 5 < x < 7

(C) 1 < x < 7

(D) x < 1 atau x > 7

(E) x < 5 atau x > 7

-5- BTA / MAT-IPA KELAS X


17. Semua bilangan riil x yang memenuhi
| x + 2 | + x2 > 4
adalah

(A) –2 < x < 1

(B) x < –2 atau x > 0

(C) x < –2 atau x > 1

(D) x<0 atau x > 1

(E) x < –2 atau x > 3

18. Jika S = {x  R | a < x < b} adalah himpunan


penyelesaian dari pertaksamaan
( x  1) 2 + | 2x – 2 | < 3, nilai a.b =

(A) –4

(B) –2

(C) 0

(D) 4

(E) 8

19. Nilai-nilai x yang memenuhi pertaksamaan


x2 + 3  | 2x  3 |
adalah

(A) 2  x  0
(B) 2  x  2
(C) 0x2
(D) x  2 atau x  0
(E) x0 atau x  2

20. Himpunan penyelesaian x yang memenuhi


pertaksamaan |x + 2| > 2|x – 2| berbentuk a < x < b.
Nilai dari ab =

(A) 2
(B) 4
(C) 6
(D) 8
(E) 12

-6- BTA / MAT-IPA KELAS X


21. Interval penyelesaian untuk x yang memenuhi
1
pertaksamaan x  adalah x < a atau b < x ≤ c.
x
Nilai a + b + c =

(A) –2
(B) –1
(C) 0
(D) 1
(E) 2

22. Himpunan jawab pertaksamaan


| x  2 | 2 < 4 | x  2 | + 12
adalah

(A) 
(B) { x | x < 8 }
(C) { x | 8 < x < 4 }
(D) { x | 4 < x < 8 }
(E) { x | 2 < x < 6 }

23. Pertaksamaan | x  3 |2  3| x  3 | ≥ 4
mempunyai penyelesaian

(A) 1  x  7
(B) 2  x  8
(C) x  1 atau x  7
(D) x  2 atau x  8
(E) x  1 atau x  8

24. Nilai x yang memenuhi pertaksamaan


12 > | 4x  4 | + | x  1|2 adalah

(A) 5 < x < 7

(B) 1 < x < 3

(C) 6 < x < 2

(D) { }

(E) semua bilangan riil

-7- BTA / MAT-IPA KELAS X


25. Himpunan penyelesaian pertaksamaan
| x2  2 |  1 adalah himpunan nilai x yang
Memenuhi

(A)  3  x  3
(B) 1  x  1

(C) 1  x  3
(D) x  1 atau x  1

(E)  3  x  1 atau 1  x  3

26. Himpunan penyelesaian pertaksamaan


|2x2 – x – 1 |  | x – 1| adalah

(A) { x | 1  x  0}
(B) { x |  1
2
 x  1}

(C) { x | x  1 atau x  0}
(D) { x | x  0 atau x   12 }

(E) { x | x  1 atau x  1}

2x  7
27. Pertaksamaan  1 dipenuhi oleh
x 1
(A) 2  x  8

(B) x  8 atau x  2

(C) 8  x < 1 atau x > 1

(D) 2  x < 1 atau 1 < x  8

(E) x  8 atau 2  x < 1 atau x > 1

28. Nilai x yang memenuhi pertaksamaan


3x  1
> 2 adalah
x3

(A) x<7

(B) x>7

(C) 1 < x < 7

(D) x < > 7

(E) x < 3 atau 3 < x < 1 atau x > 7

-8- BTA / MAT-IPA KELAS X


29. Nilai x yang memenuhi pertaksamaan
2x  1
 1 adalah
2x  2

(A) x<  1
4
(B) x>  1
4
(C) x>1
(D)  14 < x < 1
(E) x < –1 atau –1 < x <  1
4

30. Penyelesaian dari pertaksamaan


25 – |10x + 5| ≥ |40x + 20|
adalah

(A) 1 ≤ x ≤ 2

(B) 0 ≤ x ≤ 2

(C) –1 ≤ x ≤ 0

(D) –1 ≤ x ≤ 1

(E) 0≤x≤1

31. Semua bilangan riil x yang memenuhi


x 1
–1 < < 1 adalah
x 1
(A) x > 3

(B) x > 0

(C) x < 0

(D) 2 < x < 3

(E) 1 < x < 3

32. Penyelesaian pertaksamaan 2 x  1 > 3 adalah


x 1
(A) 0,8  x  2

(B) x  0,8 atau x  2

(C) 0,8  x < 1 atau x > 1

(D) 0,8  x < 1 atau 1 < x  2

(E) x  0,8 atau 2  x < 1 atau x > 1

-9- BTA / MAT-IPA KELAS X


33. Jika y = 3x + 1, maka nilai y untuk x yang
memenuhi x 2  2 x  1  2 | x + 1 |  0 adalah

(A) 10 < y  0

(B) 8  y  0

(C) y  10 atau y  0

(D) y  8 atau y  0

(E) y  8 atau y  2

34. Himpunan penyelesaian dari x2 + 2 | x |  15  0


adalah

(A) { x  R | x  3 atau x  3 }
(B) { x  R | 3  x  3 }
(C) { x  R | x  3 }
(D) { x  R | x  3 }
(E) { x  R | x > 3 }

35. Himpunan penyelesaian pertaksamaan


x| x – 3 |  x – 3 adalah

(A) { x | x  2}

(B) { x | x  1}

(C) { x | 2  x  1}

(D) { x | 2  x  1}

(E) { x | x  1 atau 1  x  2}

36. Untuk 0  x  1 , bentuk


x2  4 x  4  x2  4 x  4 setara dengan

(A) 4

(B) 2x

(C) 2x + 4

(D) –2x + 4

(E) 2x – 4

- 10 - BTA / MAT-IPA KELAS X


37. Jika f ( x)  x 2  6 x  9  x 2  6 x  9 , maka nilai
f(2,019) + f(1,998) + f(1,998) + f(2,019) =

(A) 0
(B) 4
(C) 16
(D) 24
(E) 36

38. Banyaknya bilangan bulat dalam himpunan


2 x  2 1
penyelesaian dari  adalah
x2 2 3

(A) 10
(B) 5
(C) 3
(D) 1
(E) 0

39. Ganggang dapat hidup di laut pada kedalaman 0


hingga 100 kaki di bawah permukaan laut. Jika h
menyatakan kedalaman ganggang dalam satuan kaki,
maka x memenuhi

(A) | h | < 100


(B) | h  100 | > 50
(C) | h  50 | ≤ 50
(D) | h | ≥ 50
(E) | h  100 | < 100

40. Sebuah perusahaan pembuat pin boling menetapkan


peraturan bahwa berat pin boling harus berada dalam
kisaran 1,5 kg hingga 1,7 kg. Jika kurang atau lebih
dari kisaran tersebut dianggap cacat. Pertaksamaan
nilai mutlak yang menyatakan berat pin yang cacat
dgn b adalah berat pin tersebut adalah

(A) | b 1,5 | < 1,7


(B) | b  1,6 | > 0,1
(C) | b  1,6 | ≤ 0,1
(D) | b  1,6 | ≥ 0,1
(E) | b  1,6 | < 0,1

- 11 - BTA / MAT-IPA KELAS X


PERTAKSAMAAN SATU VARIABEL
Sifat Trichotomy pada bilangan riil.
Antara dua bilangan riil a dan b terdapat 3 kemungkinan, yaitu a = b, a > b, atau a < b.

Operasi Pada Ketaksamaan Garis Bilangan

 Jika a  b maka a  c  b  c . Digunakan untuk mengetahui tanda nilai ( + atau - )


suatu fungsi dalam sebuah interval. Adapun langkah
 Jika a  b dan c  0 maka ac  bc . yang harus ditempuh adalah:
 Jika a  b dan c  0 maka ac  bc .
 Menentukan batas interval, yaitu semua nilai x
 Jika 0  a  b maka a  b .
2 2 yang merupakan pembuat nol baik pada pembilang
ataupun pada penyebut, jika fungsi berupa pecahan.
 Jika a  b  0 maka a 2  b2 .
 Menentukan tanda di sebuah interval, untuk
 Jika a  b maka a n  bn untuk n bilangan ganjil. melakukannya biasanya di coba sebuah bilangan
yang terletak di dalam interval yang ingin diketahui
1 1
 Jika a  b maka  untuk a dan b sama-sama tandanya.
a b
positif atau sama-sama negatif.  Menentukan tanda interval lainnya, dengan aturan:
* Jika batas tunggal atau rangkap ganjil, maka tanda
antara interval yang bersebelahan akan berbeda.
* Jika batas rangkap ganda, maka tanda antara
interval akan sama.

Jenis-jenis Pertaksamaan dan Metode Penyelesaiannya

Pertaksamaan Linier : Pertaksamaan Kuadrat :


Letakkan variabel di ruas yang terpisah dari * Bentuk persamaan kuadrat dalam salah satu ruas,
konstanta. lalu cari akar-akar persamaan kuadrat tersebut.
* Tentukan tanda pada interval garis bilangan lalu
Pertaksamaan Irasional : cari interval yang memenuhi pertaksamaan.
* Jika terdapat dua bentuk akar diupayakan harus
Pertaksamaan Pecahan (Rasional) :
terletak dalam ruas yang berbeda.
* Kuadratkan kedua ruasnya (hati-hati terhadap
* Pindahkan bentuk pecahan ke dalam salah satu
syarat pertaksamaan boleh/tidak boleh kedua ruas
ruas, lalu samakan penyebutnya.
dikuadratkan ! ).
* Tentukan pembuat nol dari pembilang dan
* Selesaikan pertaksamaannya …. (1)
penyebutnya lalu letakan dalam garis bilangan.
* Jangan lupa syarat bahwa di dalam tanda akar
* Tentukan tanda di setiap interval dan cari daerah
tidak boleh negatif …. (2)
penyelesaian yang dimaksud.
* Jawaban adalah irisan interval yang memenuhi
(1) dan (2).

- 12 - BTA / MAT-IPA KELAS X


LATIHAN SOAL

01. Himpunan penyelesaian sistem pertaksamaan


1  2x  x  1
 adalah
1  2x  x  4

(A) { x | 2 < x < 1 }


(B) { x | 2 < x < 1 }
(C) { x | x < 2 atau x < 1 }
(D) { x | x < 2 atau x < 1 }
(E) Himpunan kosong

02. Penyelesaian pertaksamaan


2 x  3 5x  4 3x
 5 adalah
3 6 8

(A) x < 32
(B) x > 32
(C) x > 40
(D) x < 53
(E) 43 < x < 52

3x 3x 1
03. Nilai terbesar x agar x   adalah
4 8 2
(A) 16
(B)  8
(C)  4
(D) 4
(E) 16

04. Nilai x yang memenuhi pertaksamaan


2  2x  4  8  x terdapat pada interval

(A) 1  x  1

(B) 1  x  4

(C) 1  x  4

(D) 1  x  8

(E) 1  x  12

- 13 - BTA / MAT-IPA KELAS X


05. Untuk x bilangan bulat, himpunan penyelesaian
pertaksamaan 7x  3 < 9x + 5 < 6x + 10
adalah

(A) { 0,1 }
(B) { 1,0,1 }
(C) { 2,1,0,1,2 }
(D) { 3,2,1,0,1 }
(E) { 4,3,2,1,0,1 }

06. Nilai x yang memenuhi pertaksamaan


(2x  17)2  9 terletak pada interval

(A) 3  x  10

(B) 3  x  17

(C) 7  x  10

(D) 7  x  20

(E) 7  x  26

07. Himpunan peyelesaian pertaksamaan


15x2 + 7x  2  0 adalah

(A) { x |  3
2
x 1
5
}
(B) { x |  2
3
x 1
5
}
(C) { x |  1
5
x 2
3
}
(D) { x | x   2
3
atau x  1
5
}
(E) { x | x   3
2
atau x  1
5
}

08. Banyaknya solusi bilangan bulat x dari sistem


pertaksamaan kuadrat berikut :
x2  5x  84  0 ;
2x2  6x + 10  0 ;
3x2 + 4x  1  0
adalah

(A) 0
(B) 8
(C) 12
(D) 19
(E) 20

- 14 - BTA / MAT-IPA KELAS X


09. Semua nilai x yang memenuhi
(x + 1)(3x + 2)  (2x + 2) adalah

(A) x  0
(B) x  1
(C) 1  x  0
(D) x  1 atau x  0
(E) 1  x  0 atau x  3

10. Himpunan penyelesaian dari pertaksamaan


x2 + 2x  1  0 adalah

(A) { x | 1  2 x1+ 2}

(B) { x | 1  2  x  1 + 2}

(C) { x | x  1  2 atau x  1 + 2}

(D) { x | x  1  2 atau x  1+ 2}

(E) { x | x  1  2 atau x  1+ 2}

11. Banyaknya nilai-nilai x bulat yang memenuhi


pertaksamaan 4 < (x  5)2 ≤ 36 adalah

(A) 8
(B) 7
(C) 6
(D) 5
(E) 4

12. Solusi pertaksamaan (x2 + 1)2  12(x2 + 1) + 20  0


adalah

(A) 1 ≤ x ≤ 1

(B) 1 ≤ x ≤ 4

(C) 4 ≤ x ≤ 2 atau 2 ≤ x ≤ 4

(D) 3 ≤ x ≤ 2 atau 2 ≤ x ≤ 3

(E) 3 ≤ x ≤ 1 atau 1 ≤ x ≤ 3

- 15 - BTA / MAT-IPA KELAS X


13. Nilai-nilai x yang memenuhi pertaksamaan
4  3x  x  2  0 adalah

1
(A) x< 2

1
(B) x> 2

(C) 2  x  4
3

(D) 1
2
<x 4
3

(E) 1
2
x< 4
3

14. Himpunan penyelesaian pertaksamaan


x 2  1  3x 2  x  2 adalah

(A) { x | x  1}
(B) { x | 1  x  1}
(C) { x | 1
2
 x  1}

(D) { x | x  1 atau x  12 }

(E) { x | x  1 atau x  1}

15. Solusi pertaksamaan x  x  1 < 3 adalah

(A) 0  x  1 79
(B) x < 1 79
(C) 1  x < 1 79
(D) 1  x  1 79
(E) 0  x < 1 79

2 1
16. Pertaksamaan 1  3  dipenuhi oleh
x x
(A) x < 2
(B) x < 0
1
(C) 0 <x < 3

3
(D) 0 < x < 2

(E) 1
3
< x < 32

- 16 - BTA / MAT-IPA KELAS X


17. Himpunan penyelesaian dari x2  4  3  x adalah

(A) x  R | x  2 atau 2  x  136


(B) x  R | x  2 atau 2  x
(C) x  R | 2  x  136
(D)  x  R | x  13
6
(E) x  R |2  x  3

18. Nilai x yang memenuhi pertaksamaan


2x + 2 x  3 < 9 adalah

(A) 5 x 7
2 2
(B) 3 x 7
2 2
(C) 3 x6
2
(D) x  7 atau x > 6
2
(E) 3  x  7 atau x > 6
2 2

( x  2)( x  x  2)
19. Solusi pertaksamaan  1
x 1
adalah

(A) x9
(B) 1 < x  9
(C) 1x9
(D) x  1 atau x9
(E) x < 1 atau –1 < x  9

20. Himpunan penyelesaian pertaksamaan


x x
 adalah
xx xx

(A) 0 < x < 1


(B) –1 < x < 1
(C) –1 < x < 0
(D) –1 < x < 2
(E) –2 < x < 2

- 17 - BTA / MAT-IPA KELAS X


21. Banyaknya nilai x bulat memenuhi pertaksamaan
x2  4
 0 adalah
x2  4x

(A) 2
(B) 4
(C) 6
(D) 8
(E) tak hingga

22. Hasil kali semua bilangan bulat yang memenuhi


x 1
pertaksamaan  2 adalah
x 1

(A) 6
(B) 2
(C) 0
(D) 2
(E) 6

3x  2
23. Nilai x yang memenuhi pertaksamaan < x
x
adalah

(A) x < 2 atau x > 2


(B) x < 1 atau x > 0
(C) x < 0 atau 1 < x < 2
(D) x < 0 atau 2 < x < 3
(E) 0 < x < 1 atau x > 2

2x
24. Penyelesaian dari pertaksamaan  3 adalah
x3
(A) 3x≤9
(B) 3<x<9
(C) 3<x9
(D) x < 3 atau x > 9
(E) x < 3 atau x ≥ 9

- 18 - BTA / MAT-IPA KELAS X


25. Nilai x yang memenuhi pertaksamaan
3  2x
 3 adalah
2 x

(A) x  3
(B) x > 2 dan x  3
(C) x  2 dan x  3
(D) x < 2 atau x  3
(E) x  2 atau x  3

5 7
26. Jika  maka
x7 x5

(A) x < 5 atau 7 < x < 37


(B) x < 5 atau 7 < x  37
(C) x  5 atau 7  x < 37
(D) x > 37 atau 5 < x < 7
(E) x > 37 atau 5  x  7

x  2 x 1
27. Solusi pertaksamaan  adalah
x 5 x 4

(A) 4 < x < 5


(B) x < 4 atau x > 6 12

(C) x < 4 atau 5 < x < 6 12

(D) 4 < x < 5 atau x <  6 12

(E) 4 < x < 5 atau x > 6 12

28. Banyaknya bilangan


bulat berbeda x yang
5 x 4
memenuhi pertaksamaan   adalah
9 x  16 7
(A) 0
(B) 1
(C) 2
(D) 3
(E) lebih dari 3

- 19 - BTA / MAT-IPA KELAS X


29. Penyelesaian pertaksamaan
x 2  5x  4
> 1 adalah
x 3

(A) 1 < x < 7


(B) x < 1 atau x > 7
(C) x < 3 atau x > 7
(D) 3 < x < 1 atau x > 7
(E) 3 < x < 1 atau 1 < x < 7

2 x 1
30. Pertaksamaan  benar pada nilai-nilai x
x2 3
dalam interval berikut Ini, kecuali

(A) x < –45


(B) x < –4
(C) –1 < x < 1
(D) 0 < x < 1
(E) x > –2

7 6
31. Solusi pertaksamaan  2 < 5 adalah
x 1 x 1

(A) x < 1 atau x>2

(B) x < 2 atau  53 < x < 1 atau x > 2

(C) x < 1 atau  53 < x < 1 atau x > 2

(D) x < 1 atau  53 < x < 1 atau x > 3

(E) x < 1 atau 3


5
< x < 1 atau x > 2

32. Diketahui x2 – x – 2 > 0 dan


f(x) = (x – 2)(x2 – x + 3)(x + 1)‒ 1, maka untuk
setiap nilai x

(A) f(x) < 0


(B) f(x) > 0
(C) ‒ 1 < f(x) < 2
(D) 0 < f(x) < 2
(E) 0 ≤ f(x) < 2

- 20 - BTA / MAT-IPA KELAS X


33. Banyaknya bilangan bulat positif yang memenuhi
pertaksamaan (x + 1)(x2 + 2x  7)  x2  1 adalah

(A) 0
(B) 1
(C) 2
(D) 3
(E) 4

34. Banyaknya bilangan bulat negatif yang memenuhi


pertaksamaan (x  2)(x2 + x  10) > 4  x2 adalah

(A) 2
(B) 3
(C) 4
(D) 5
(E) tak hingga

35. Nilai x yang memenuhi pertaksamaan


2x 2  7 x  3
 0 adalah
( x  2) 2 ( x  1)

(A) 2x<3
(B) x < 1 atau 2  x < 3
1
(C) 2
< x < 1 atau 2 < x < 3
(D) x < 1 atau 1
2
< x < 2 atau 2 < x < 3
(E) x  1 atau 1
2
< x < 2 atau 2 < x < 3

36. Pertaksamaan
2 x 4  9 x 3  5x 2
 0 dipenuhi oleh
x 2  4x  5

(A) { x | x > 5}
(B) { x |  12 < x < 5 }

(C) { x |  1 < x < 5 }


(D) { x | x <  12 atau 0 < x < 5 }

(E) { x |  12 < x < 0 atau 0 < x < 5 }

- 21 - BTA / MAT-IPA KELAS X


37. Penyelesaian dari pertaksamaan
( x 2  3)( x 2  1)
 0 adalah
2x 2  x  3

(A) 1 ≤ x < 32
(B) x ≤ 1 atau x > 32
(C) x < –1 atau 1 ≤ x < 32
(D) –1 < x ≤ 1 atau x > 32
(E) –3 ≤ x < –1 atau 1 ≤ x < 32

( x  2)( x 2  x  6)
38. Solusi pertaksamaan >0
x 2  x  20
adalah

(A) x < 5 atau 3 < x < 2


(B) x < 3 atau 2 < x < 4
(C) 5 < x < 3 atau x > 2
(D) 5 < x < 3 atau x > 4
(E) 3 < x < 2 atau x > 4

39. Himpunan penyelesaian dari


(2 x  5) 52 (4  x 2 ) 53
 0 adalah
( x 2  2) 55

(A) { x  R | 2  x  52 }
(B) { x  R | 2  x  2 }
(C) { x  R | 2  x  52 }
(D) { x  R | x  2 atau x  2 }
(E) { x  R | x  2 atau 2  x < 52 atau x > 52 }

40. Himpunan penyelesaian dari pertaksamaan


x 2  3 | x  1 | 1
> 0 adalah
x 1

(A) { x  R | 4 < x < 2 }


(B) { x  R | 2 < x < 4 }
(C) { x  R | x < 2 atau x > 2 }
(D) { x  R | 4 < x < 1 atau x > 2 }
(E) { x  R | 4 < x < 1 atau x > 4 }

- 22 - BTA / MAT-IPA KELAS X


SISTEM PERSAMAAN LINIER

Sistem Persamaan Linier (SPL)

SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL :

Bentuk Umum

 a1 x  b1 y  c1
 dengan ketentuan :
 a2 x  b2 y  c2
a b
* 1  1 sistem memiliki satu solusi.  kedua grafiknya berpotongan di 1 titik
a2 b2
a1 b1 c1
*   sistem tidak memiliki solusi.  kedua grafiknya sejajar / berpotongan di nol titik
a2 b2 c2
a1 b1 c1
*   sistem memiliki banyak solusi.  kedua grafiknya berhimpit / berpotongan di ∞ titik
a2 b2 c2

Metode Penyelesaian

* Substitusi
Pilih satu persamaan yang sederhana, kemudian
nyatakan x dalam bentuk y atau sebaliknya.
Selanjutnya substitusikan x atau y tersebut ke
persamaan lainnya.

* Eliminasi
Pilih variabel yang akan di eliminasi, lalu
samakan koefisien variabel tersebut.
Nilai x dicari dengan mengeliminasi variabel y
dan sebaliknya.

SISTEM PERSAMAAN LINIER TIGA VARIABEL :

Bentuk umum
 a1 x  b1 y  c1 z  d1

 a2 x  b2 y  c2 z  d 2
 a xb y c z  d
 3 3 3 3

Metode Penyelesaian
Metode penyelesaian SPLTV serupa dengan penyelesaian SPLDV.

- 23 - BTA / MAT-IPA KELAS X


LATIHAN SOAL

01. Jika x dan y memenuhi sistem persamaan


2x  3y  2 3x  y  1
= 2 dan = 6,
x y 4x  5 y
maka x  y =

(A) 5
(B) 1
(C) 1
(D) 5
(E) 6

02. Nilai x dan y yang memenuhi sistem persamaan


berikut adalah
 x y 1
 10 9 6

 5  6  2
x y

(A) x = 6 ; y= 5
(B) x = 5 ; y= 6
(C) x= 5 ; y = 6
(D) x= 5 ; y= 6
(E) x= 6 ; y = 5

03. Himpunan penyelesaian sistem persamaan


x  y  3  0
 4 2
 adalah {(x,y)}
2x  4  3  0
y

Nilai x.y =

(A) 8
(B) 4
(C) 1
(D) 4
(E) 8

3x  2 y  21

04. Jika 3 persamaan: 5 x  7 y  k  10
4 x  y  17

mempunyai penyelesaian yang sama, maka nilai k =

(A) 12
(B) 24
(C) 36
(D) 38
(E) 40

- 24 - BTA / MAT-IPA KELAS X


05. Jika (x, y) = (1, 3) dan (x, y) = (a, 1) adalah
penyelesaian dari: x – 2y = b dan cx + dy = 10,
nilai a + b + c + d =

(A) 9
(B) 6
(C) 3
(D) –6
(E) –9

06. Jika (b, c, b + c) adalah solusi dari sistem persamaan


x – 2y – 3z = 1 dan x + 3y – 2z = –3, maka nilai dari
b+c=

(A) 0
(B) 1
(C) 2
(D) 3
(E) 4

07. Jika x dan y adalah solusi sistem


x 3y 3x 6y
+ = 2 dan − + = −1,
y 1 x 1 y 1 x 1

maka x + 2y =
5
(A)
3
7
(B)
3
(C) 3
(D) 4
(E) 5

08. Nilai x dan y berturut-turut yang memenuhi sistem


persamaan berikut
 x3  1y  2

 1 2
 x  y  10

1 1
(A) 2
dan 4
1 1
(B) 2
dan 2
1
(C) 2
dan 4
(D) 2 dan 4
(E) 4 dan 2

- 25 - BTA / MAT-IPA KELAS X


09. Jika 3  5  20 dan 2  1   1 , maka nilai dari
a b a b 3
1 adalah
ba

4
(A) 15
(B) 1
(C) 3
(D) 3 34
(E) 3 12

10. Koordinat titik potong garis AC dan BD adalah

9 4
(A) ( 19 , 19
) y

11
(B) ( 19 , 7
) C (0, 3 )
19 5

13 10
(C) ( 19 , 19
)
B ( 13 , 0) A ( 32 , 0)
15 13
(D) ( 19 , 19
)
D (0,  1 )
2
15 16
(E) ( 19 , 19
)

11. Garis dengan persamaan y = px + q melalui titik-titik

A( 2 , 5) dan B (3 2 , 7). Nilai q2  p2 =

(A) 15 12
(B) 16 12
(C) 25 12
(D) 35 12
(E) 36 12

12. Titik T (p, q) adalah titik potong dua garis seperti


yang terlihat pada gambar di bawah, nilai p  q =
y
(A)  53
13
5
(B)  23
7

(C)  42
13 T (p, q)
2
(D)  13
7
x
(E)  17
13
-3 0 4

- 26 - BTA / MAT-IPA KELAS X


 2
 3
1
 x 2y
13. Diketahui sistem persamaan 

4
3x
 5
4y
 3
4

Maka x  y =

(A) 2
(B) 1
(C) 1
(D) 2
(E) 4

14. {(x, y, z)} adalah himpunan penyelesaian sistem


 12 x  13 y  12 z  6
 
persamaan  12 x  12 y  z  10  . Nilai x  y  z =
 
 x  3 y  z  6 
1

(A) 6
(B) 2
(C) 2
(D) 3
(E) 6

15. Nilai y yang memenuhi sistem persamaan


x  2 y  z  3

2x  y  z  5 adalah
x  y  2z  12

(A) 4
(B) 3
(C) 2
(D) 3
(E) 4

16. Diketahui sistem persamaan:

2 x  y  z  4

x  2 y  z  4
x  y  2z  4

Nilai x2 + y2 + z2 =

(A) 1
(B) 3
(C) 4
(D) 5
(E) 6

- 27 - BTA / MAT-IPA KELAS X


17. Jika (a,b,c) adalah solusi sistem persamaan linier
 2x  y  z  3

 x  2 y  z  8 maka a + b + c =
 x y  1

(A) 2
(B) 3
(C) 4
(D) 5
(E) 6

x  yz 2
 3 2
x y z 1
4
 
18. Ditentukan sistem persamaan  4 3 2  6
 x y z 23
   
2 4 3 6

Nilai x . y. z =

(A) 32
(B) 36
(C) 42
(D) 48
(E) 64

19. Penyelesaian sistem persamaan


1 1 3
   2
x y z
2 1 2
    3 adalah (x, y, z) =
x y z
1  2  4  4
x y z

Maka nilai  30xyz =

(A) 3

(B) 4

(C) 5

(D) 6

(E) 7

- 28 - BTA / MAT-IPA KELAS X


20. Himpunan penyelesaian sistem persamaan
3
x  4
y  6
z  1
9
x  8
y  12
z  3
9
x  4
y  12
z  4
adalah {(x, y,z)}. Nilai 2x + y + z =

(A) 1
2

(B) 3
4
13
(C) 12

(D) 13
(E) 16

21. Diketahui sistem pertaksamaan


 4 5 3
   6
 x 1 y3 z 4
 8 10 5
   7 .
 x 1 y3 z 4
 6  15

2
8
 x 1 y3 z 4

Nilai (x + y) – 2z =

(A) 9
(B) 7
(C) 3
(D) 3
(E) 9

22. Jika x = a, y = b, dan z = c adalah penyelesaian dari


x  y  3
sistem persamaan linier x  z  4 

y  z  5
maka nilai a2 + b2 + c2 =

(A) 6
(B) 9
(C) 11
(D) 14
(E) 19

- 29 - BTA / MAT-IPA KELAS X


23. Diketahui 3 persamaan berikut:
b + 2(a + c)−1 = 4; 5b + 18(2a + b + c)−1 = 18; dan
8(a + c)−1 – 6(2a + b + c)−1 = 3.
Nilai a2 + b2 + c2 =

(A) 3
(B) 5
(C) 7
(D) 9
(E) 11

24. Seorang petugas pos mengantar surat dari kota A ke


kota B dengan kecepatan 32 km/jam. Sampai di kota
B ia kembali ke kota A dengan kecepatan 24 km/jam.
Waktu yang ia tempuh dari kota A sampai kembali
lagi ke kota A adalah 4 jam 5 menit.
Jarak dari kota A ke kota B adalah

(A) 56 km
(B) 49 km
(C) 40 km
(D) 122 km
(E) 125 km

25. Sebuah bilangan terdiri dari dua angka. Nilai


bilangan ini sama dengan 5 kali jumlah kedua angka
ditambah 17. Apabila pengurangan angka pertama
oleh angka kedua bernilai 2, maka bilangan tersebut
terletak di antara

(A) 50 dan 60
(B) 60 dan 70
(C) 70 dan 80
(D) 80 dan 90
(E) 90 dan 100

26. Sepuluh tahun yang lalu umur Anto sama dengan


dua kali umur Budi. Lima tahun kemudian umur
Anto menjadi 32 kali umur Budi. Umur Anto dan
Budi 5 tahun yang akan datang adalah

(A) 15 tahun dan 20 tahun


(B) 20 tahun dan 15 tahun
(C) 20 tahun dan 25 tahun
(D) 25 tahun dan 20 tahun
(E) 30 tahun dan 25 tahun

- 30 - BTA / MAT-IPA KELAS X


27. Kebun A dan B masing-masing berbentuk persegi
panjang. Keliling kebun A = 48 cm, dan keliling
kebun B = 68 cm. Panjang kebun B 2 kali panjang
kebun A dan lebar kebun B ¼ kali lebar kebun A.
Perbandingan luas kebun A dan B adalah

(A) 1:2
(B) 1:4
(C) 1:8
(D) 2:1
(E) 4:1

28. Seorang laboran akan membuat 200 ml larutan asam


sulfat 6% dengan mencampur x ml larutan asam
sulfat 10% dan y ml larutan asam sulfat 4%.
Nilai x dan y tersebut memenuhi hubungan

x  y  200  x  y  200
(A)  (D) 
x  4 y  1200 2x  5y  600
 x  y  200  x  y  200
(B)  (E) 
4x  y  1200 5x  2 y  600
x  y  200
(C) 
x  4 y  1200

29. Untuk setiap soal yang dijawab dengan


 Benar mendapat nilai 4
 Salah mendapat nilai 1
Sekar menjawab 25 soal dan mendapat nilai 75. Bila
cara penilaian di atas diubah menjadi :
 Benar mendapat nilai 5
 Salah mendapat nilai 2
Maka nilai yang diperoleh Sekar menjadi

(A) 50
(B) 60
(C) 70
(D) 80
(E) 90

30. Sejumlah paket sembako akan dibagikan Edu di


sebuah kawasan kumuh pesisir. Bila tiap keluarga
mendapat 2 paket maka akan tersisa 4 paket, namun
bila tiap keluarga mendapat 3 paket akan ada 2
keluarga yang tidak mendapat paket dan 1 keluarga
hanya mendapat 2 paket. Banyak paket yang dibawa
ketika Edu pergi ke kawasan tersebut adalah ...paket.

(A) 20
(B) 22
(C) 24
(D) 26
(E) 28

- 31 - BTA / MAT-IPA KELAS X


31. Tangki P berisi campuran 20 liter air dan 10 liter
alkohol. Tangki Q berisi campuran 7 liter air dan
14 liter alkohol. Agar diperoleh campuran sebanyak
15 liter dengan kadar alkohol 40%, maka dari tangki
P harus diambil sebanyak … liter.

(A) 1
(B) 2
(C) 3
(D) 4
(E) 5

32. Edu memerlukan waktu 4 jam untuk mendayung 15


km dengan mengikuti arus air sungai dan 12 jam
dengan melawan arus sungai. Perbandingan
kecepatan Edu mendayung di air dan kecepatan arus
sungai adalah

(A) 1 : 1
(B) 2 : 1
(C) 3 : 2
(D) 4 : 3
(E) 5 : 4

33. Diketahui tiga bilangan riil.


Jika jumlah setiap dua dari ketiga bilangan tersebut
adalah 1, 2, dan 3, maka hasil kali ketiga bilangan
tersebut

(A) − 12

(B) 0
3
(C) 2

(D) 2
5
(E) 2

34. Jika parabola y = ax2 + bx + c melalui titik-titik


P(1,5), Q(2,6), dan R(3,21), maka nilai a, b, dan c
berturut-turut adalah

(A) 2, 5, 12
(B) 2, 5, 12
(C) 2, 5, 12
(D) 2, 5, 12
(E) 2, 5, 12

- 32 - BTA / MAT-IPA KELAS X


35. Lingkaran dengan persamaan
x2 + y2 + ax + by + c = 0 melalui titik-titik (3, 2),
(1, 0) dan (1, 2) untuk nilai a + b + c =

(A) 5
(B) 6
(C) 7
(D) 8
(E) 9

36. Diketahui fungsi f (x) = ax2 + bx + c .


Jika f (0)= –6, f (1) = 5 dan f (2) = 28, nilai f (–1) =

(A) –5
(B) –1
(C) 5
(D) 7
(E) 8

37. Diketahui jumlah tiga buah bilangan adalah 20.


Bilangan pertama sama dengan 4 kali jumlah dua
bilangan lainnya. Jika bilangan kedua sama dengan 7
kali bilangan ketiga, maka hasil kali ketiga bilangan
tersebut adalah

(A) 28
(B) 40
(C) 100
(D) 400
(E) 800

38. Jumlah tiga buah bilangan adalah 75. Bilangan


pertama lima lebihnya dari jumlah dua bilangan
lainnya. Jika empat kali bilangan kedua sama dengan
jumlah dua bilangan lainnya, maka bilangan
pertamanya adalah

(A) 60
(B) 40
(C) 35
(D) 30
(E) 20

- 33 - BTA / MAT-IPA KELAS X


39. Diketahui 3 buah bilangan x, y dan z.
Rata-rata ketiga bilangan itu adalah 15.
Bilangan ketiga ditambah 9 sama dengan jumlah
kedua bilangan lainnya. Bilangan kedua dikurangi
bilangan pertama sama dengan bilangan ketiga
dikurangi 15. Perbandingan ketiga bilangan tersebut
adalah

(A) 4 : 5 : 6
(B) 5 : 4 : 6
(C) 5 : 6 : 4
(D) 2 : 3 : 4
(E) 4 : 2 : 3

40. Sebuah pekerjaan jika dikerjakan oleh Andi dan Budi


dapat selesai dalam waktu 4 hari. Jika Budi dan
Cahyo yang mengerjakan pekerjaan tersebut, maka
pekerjaan akan selesai dalam waktu 3 hari. Jika Andi
dan Cahyo yang bekerja, maka pekerjaan dapat
selesai dalam waktu 2,4 hari. Andaikan mereka
bertiga bekerja bersama-sama, maka waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut adalah

(A) 1,5
(B) 2,0
(C) 2,1
(D) 2,2
(E) 2,3

- 34 - BTA / MAT-IPA KELAS X


SISTEM PERSAMAAN NON LINIER DAN
SISTEM PERTAKSAMAAN DUA VARIABEL

Sistem Persamaan Non Linier

PRINSIP PENYELESAIAN SECARA UMUM :


Dari persamaan yang lebih sederhana, nyatakan variabel x sebagai bentuk dari y atau sebaliknya kemudian
substitusikan variabel x atau y tersebut ke persamaan lain sehingga diperoleh persamaan dalam satu variabel
saja. Selesaikan persamaan tersebut lalu substitusikan nilai yang diperoleh ke persamaan linier.
Dua persamaan yg salah satu atau keduanya non linier tidak punya penyelesaian jika diskriman dari persamaan
kuadrat hasil subtitusinya negatif

Beberapa Grafik Persamaan Non Linier Menentukan Daerah Penyelesaian Pada Grafik Sistem
• Parabola y  ax2  bx  c Pertaksamaan :
1. Buatlah kurva/grafik persamaannya dengan
mengubah tanda > , < , ≤ , atau ≥ menjadi = , kurva
tersebut akan membagi seluruh daerah menjadi 2
bagian
a
• Hiperbola y  2. Pilihlah sebuah titik (a,b) yang tidak terletak pada
x
kurva/grafik untuk disubtitusi ke dalam sistem
pertaksamaan
3. Jika hasil subtitusi adalah sebuah kalimat tertutup
yang bernilai benar, maka seluruh daerah yang
dibatasi kurva dan melalui titik (a.b) tersebut
• Lingkaran ( x  a)2  ( y  b)2  r 2
merupakan daerah penyelesaian
4. Jika hasil subtitusi adalah sebuah kalimat tertutup
r
yang bernilai salah, maka seluruh daerah yang
(a, b)
dibatasi kurva dan tidak melalui titik (a.b) tersebut
( daerah yg sebaliknya ) merupakan daerah
• Dua garis berpotongan
penyelesaian
(ax  by  c)(cx  dy  e)  0
Jika kurva tidak melalui titik asal (0,0) titik uji yang
digunakan pada langkah 2 sebaiknya titik (0,0)

- 35 - BTA / MAT-IPA KELAS X


LATIHAN SOAL

01. Penyelesaian riil dari sistem persamaan kuadrat



2 y  x  6
2
 2 adalah (x1,y1) dan (x2,y2)

2 x  3 y 2
 20
Nilai y1 + y2 adalah

(A) – 43

(B) 0

(C) 16
3

(D) 20
3

(E) 32

02. Garis y = x + 8 memotong parabola


y = ax2 − 5x − 12 di titik P(−2,6) dan di titik Q.
Koordinat titik Q adalah

(A) (2,9)
(B) (2,10)
(C) (3,11)
(D) (4,12)
(E) (5,13)

03. Diketahui bilangan a dan b ( a > b ) yang


memenuhi a2 + b2 = 31 dan ab = 3. Nilai a – b
adalah

(A) 5
(B) 5

(C) 5 5
(D) 25

(E) 25 5

04. Jika garis 2x  y = 3 tidak memotong maupun


menyinggung kurva y = x2 + ax + 1, maka

(A) 6 < a < 2


(B) 6 < a < 2
(C) 2 < a < 2
(D) 2 < a < 6
(E) 2<a< 6

- 36 - BTA / MAT-IPA KELAS X


05. Nilai terbesar a sehingga sistem persamaan
x  y
  4a
 2

2 x  y  12a
2

mempunyai penyelesaian adalah

(A) 1
(B) 0
3
(C)
4
9
(D)
8
(E) 2

06. Jika x,y bilangan-bilangan yang berlainan


tanda dan memenuhi sistem persamaan

y2 + 2xy = 3
x2  4xy = 16.

Nilai x  y yang mungkin adalah

(A) 0
(B) 2 atau 2
(C) 4 atau 4

(D) 13 atau  13

(E) 19 atau  19

07. Diketahui A dan B adalah titik potong parabola


y = x2 – 6x + 8 dan garis y = 2x – 4. Jika C(6, 0),
maka luas segitiga ABC adalah

(A) 2
(B) 4
(C) 8
(D) 16
(E) 32

 y  7 xy  13
2
08. Jika x dan y memenuhi persamaan  .

 x  5 xy  12
2

Maka nilai x + y adalah

(A) 3 atau 3
(B) 4 atau 4
(C) 5 atau 5
(D) 6 atau 6
(E) 8 atau 8

- 37 - BTA / MAT-IPA KELAS X


09. Banyaknya penyelesaian sistem persamaan

2 y  x  6
2
 2 adalah

2 x 3 y  20
2

(A) 0
(B) 1
(C) 2
(D) 3
(E) 4

10. Jumlah nilai x dan y yang merupakan bilangan bulat


dari sistem persamaan berikut: 2x + 3y – 1 = 0 dan
x2 – xy – 2y2 – x – 4y – 2 = 0 adalah

(A) ‒7
(B) ‒1
(C) 1
(D) 3
(E) 7

11. Jumlah nilai-nilai x yang memenuhi sistem


persamaan berikut:
(x – 2)(y  1) = 3
(x + 2)(2y  5) = 15
adalah

(A) 5
(B) 4
(C) 3
(D) 3
(E) 4

12. Himpunan penyelesaian sistem persamaan:


 y  3x  7  0
 adalah
 y( y  2 x)  ( x  1)( x  1)  0

(A) {(5, 4), (2, 3)}

(B) {(4, 5), (2, 3)}

(C) {(4, 5), (3, 2)}

(D) {(5, 4), (3, 2)}

(E) {(3, 4), (2, 5)}

- 38 - BTA / MAT-IPA KELAS X


 x  y  z  14

13. Jika  x 2  y 2  z 2  84 maka x =
 2
 x  yz

(A) 2
(B) 4
(C) 6
(D) 8
(E) 10

14. Diketahui (a, b, c) adalah solusi sistem persamaan:


a 2  ab  ac  a  2
 2
 b  bc  ab  b  4 .
 c 2  bc  ac  c  6

Nilai a : b : c =

(A) 1:2:3
(B) 1:3:2
(C) 3:2:1
(D) 1:4:9
(E) 9:4:1

15. Diketahui jumlah dua bilangan 16 dan jumlah


kuadratnya 146. Dari himpunan berikut yang
memuat kedua bilangan itu adalah

(A) {11, 3, 5, 7}
(B) {11, 9, 7, 5}
(C) { 7, 5, 9, 11}
(D) { 5, 7, 9, 11}
(E) { 5, 7, 13, 21}

16. Panjang diagonal suatu persegi panjang adalah


85 cm. Apabila sisi yang pendek diperpanjang
11 cm dan sisi yang panjang diperpendek 7 cm,
maka panjang diagonal tetap sama. Luas semula
adalah

(A) 2800 cm2

(B) 3000 cm2

(C) 3200 cm2

(D) 3600 cm2

(E) 4200 cm2

- 39 - BTA / MAT-IPA KELAS X


17. Agar parabola y = x2  px + 3 memotong garis
y = 2x  1 di dua titik, maka

(A) 6 < p < 2


(B) 4 < p < 4
(C) p < 6 atau p > 2
(D) p < 4 atau p > 4
(E) p < 2 atau p > 6

18. Sistem persamaan  y  25  2 x



 y  x  2(m  1) x  650
2

memiliki tepat satu penyelesaian yaitu n2 dengan n


m 1
bilangan riil. Nilai yang mungkin untuk
4n
adalah

(A) 5
(B) 6
(C) 7
(D) 8
(E) 9

19. Diketahui bilangan a, b, dan c yang memenuhi:


ab bc ac
1 ;  1 ; dan 1.
ab 3 bc 4 ac 5
abc
Nilai =
ab  bc  ac

(A) 4
5

(B) 2
3

(C) 1
2

(D) 1
6

(E) 1
8

20. Luas daerah di kuadran I yang memenuhi sistem


pertaksamaan: x + y ≤ 3 dan 2x + y ≤ 4 adalah

(A) 1
(B) 2
(C) 2,5
(D) 3,5
(E) 4

- 40 - BTA / MAT-IPA KELAS X


21. Luas daerah penyelesaian sistem pertaksamaan
2y – x  4, y – x  3, x  0 adalah … satuan luas.

1
(A) 4

1
(B) 2

(C) 1

(D) 1 12

(E) 2

22. Luas daerah penyelesaian sistem pertaksamaan


x  y  3 ; 2 x  y  8 dan y  0 adalah

(A) 4,00
(B) 2,00
(C) 1,00
(D) 0,50
(E) 0,25

23. Perhatikan gambar di bawah ini.


y

III
2
II
I
x
3 5

Himpunan penyelesaian dari sistem pertaksamaan:


x + y ≤ 5 ; 2x + 3y ≤ 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0 ditunjukan
oleh daerah

(A) I
(B) II
(C) III
(D) I dan II
(E) I dan III

24. Luas daerah penyelesaian sistem pertaksamaan :


x + y ≤ 3, 3x + 2y ≥ 6, y ≥ 0 adalah … satuan luas.

(A) 1
2

(B) 3
4

(C) 1
(D) 3
2

(E) 2

- 41 - BTA / MAT-IPA KELAS X


25. Luas daerah yang merupakan penyelesaian dari
sistem pertaksamaan 1 ≤ y ≤ 5, x + y ≤ 10, dan
y – 2x ≤ 5 adalah

(A) 34
(B) 32
(C) 26
(D) 22
(E) 20

26. Banyaknya pasangan bilangan asli (x, y) yang


memenuhi sistem pertaksamaan :
2x + y ≥ 2 ; x + 2y  6 ; dan 3x – y  8
adalah

(A) 9
(B) 5
(C) 3
(D) 2
(E) 1

27. Perhatikan gambar di bawah ini.


y

3
B
2 D

1 A
C
x
1 2 3 4

Himpunan penyelesaian dari sistem pertaksamaan:


1  x+y  4 ; 2x + 3y  6 ; 3x + 2y  6 ; x ≥ 0 ;
y ≥ 0 ditunjukan oleh daerah

(A) A
(B) B
(C) C
(D) D
(E) A dan D

- 42 - BTA / MAT-IPA KELAS X


28. Perhatikan gambar di bawah!
y

4
II

III
I
IV
4 x

Himpunan penyelesaian dari sistem pertaksamaan:


x + y ≤ 4 ; y x ; x ≥ 0 ; y ≥ 0 ditunjukan oleh daerah

(A) I
(B) II
(C) III
(D) IV
(E) I dan II

29. Perhatikan gambar di bawah ini.


y

4 A
D B

C
E
x
4

Himpunan penyelesaian dari sistem pertaksamaan:


y  3x ; y  2x ; x + y  4 ; x  0 ; y  0 ditunjukan
oleh daerah

(A) A
(B) B
(C) C
(D) D
(E) E

30. Perhatikan gambar di bawah ini.


Himpunan penyelesaian dari sistem pertaksamaan:
x ≥ 1 ; y ≥ 2 ; x + y ≤ 5 ditunjukan oleh daerah
y
(A) I

(B) II 5
IV
II
(C) III 2
I III V
x
(D) IV 1 5

(E) V

- 43 - BTA / MAT-IPA KELAS X


31. Perhatikan gambar di bawah ini.
y

4
II
2 III
IV
I x
4 6

Himpunan penyelesaian dari sistem pertaksamaan:


(x + y – 4)(x + 3y – 6) ≥ 0 ditunjukan oleh daerah

(A) I dan II
(B) II dan III
(C) II dan IV
(D) III dan IV
(E) I dan IV

32. Perhatikan gambar di bawah ini.


y

III
4
IV
I
II
x
4

Daerah yang merupakan bagian dari himpunan


penyelesaian dari sistem pertaksamaan:
x + y – 4 ≥ 0 dan y – x2 ≤ 0 adalah

(A) I
(B) II
(C) III
(D) IV
(E) I dan IV

33. Luas daerah himpunan penyelesaian dari sistem


pertaksamaan x2 + y2 – 36 ≤ 0 dan (x – 1)2 + y2 ≥ 4
adalah ... satuan.

(A) 2π
(B) 12π
(C) 24π
(D) 32π
(E) 36π

- 44 - BTA / MAT-IPA KELAS X


34. Himpunan semua nilai y yang memenuhi
pertaksamaan x2 + y2  5, y  x2 + 1, y x  3
adalah

(A) { y | 5  y  5 }

(B) { y | 2  y  5 }

(C) { y | 5 y4}

(D) { y | 2  y  4 }

(E) { y | 2  y  5}

35. Luas daerah yang memenuhi pertaksamaan


1 ≤ x2 + y2 ≤ 16 adalah

(A) 3

(B) 4

(C) 15

(D) 16

(E) 17

- 45 - BTA / MAT-IPA KELAS X


FUNGSI – KOMPOSISI - INVERS

Definisi Domain Range

Misalkan terdapat dua Domain sebuah fungsi Range sebuah fungsi dibatasi oleh
himpunan tidak kosong A dan tergantung bentuk fungsi nilai minimum dan maksimum
B. Dari himpunan A dapat tersebut. Berikut beberapa fungsi tersebut.
dibuat suatu aturan fungsi tersebut:
pemasangan yang Jika fungsi linier dan domain
memasangkan setiap satu g ( x) terbatas untuk mencari range ( nilai
 f ( x)   h( x )  0 .
anggota himpunan A ke tepat h( x ) minimum dan maksimum) titik
satu anggota himpunan B.  f ( x)  h( x)  h( x)  0 .
batas domainnya disubstitusikan ke
Aturan inilah yang disebut fungsi.
 f ( x)  log h( x)  h( x)  0 .
sebagai fungsi.

Ciri sebuah grafik merupakan


grafik fungsi jika dibuat garis- Jenis –jenis fungsi ( f : A  B )
garis sejajar sumbu-y, maka  Fungsi Injektif : m  n  f (m)  f (n) .
garis-garis tersebut hanya  Fungsi Surjektif : Range f  B .
memotong grafik sebanyak  Fungsi Bijektif : Injektif dan Surjektif.
satu kali.

Operasi Pada Fungsi

Misalkan diberikan dua buah Komposisi fungsi Invers fungsi


fungsi f ( x) dan g ( x) . Maka
f ○ g (x) = f ( g(x) )  Jika y  f ( x) maka x  f 1 ( y) .
didefinisikan operasi aljabar sedangkan Pada dasarnya adalah mencari x
pada fungsi sebagai berikut: g ○ f (x) = g ( f(x) ) sebagai bentuk dari y.
 ( f  g )( x)  f ( x)  g ( x)
Komposisi fungsi tidak selalu  Grafik invers diperoleh dengan
komutatif sehingga mencerminkan grafik y  f ( x)
 ( f  g )( x)  f ( x)  g ( x)
f g  g f . terhadap garis y = x.
 ( f / g )( x)  f ( x) / g ( x)
 (f f 1 )( x)  ( f 1 f )( x)  x
jika ( f g )( x)  h( x) maka:
 y  f ( x) maka x  f 1 ( y)
 f ( x)  h( g 1 ( x))
 g ( x)  f 1 (h( x))

- 46 - BTA / MAT-IPA KELAS X


LATIHAN SOAL

01. Dari relasi-relasi berikut, yang merupakan fungsi


adalah

(A) {(1, 2), (2, 3), (2, 4), (3, 4)}


(B) {(1, 1), (1, 3), (1, 2), (1, 4)}
(C) {(1, 2), (2, 3), (3, 4), (4, 1)}
(D) {(1, 2), (2, 2), (2, 3), (3, 2)}
(E) {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (3, 4)}

02. Perhatikan gambar berikut!

Relasi 1 Relasi 2 Relasi 3

Relasi yang merupakan fungsi adalah

(A) 1
(B) 2
(C) 3
(D) 1 dan 2
(E) 1 dan 3
y y
03. Dari di samping yang merupakan grafik fungsi x x
xx
adalah
(A) 1 saja (1) (2)
(B) 2 saja
y y
(C) 3 saja
x x
(D) 2 dan 3 saja
(E) 1 dan 4 saja
(3) (4)

04. Sebuah fungsi dikatakan fungsi ganjil jika


memenuhi f (–x) = –f (x) untuk setiap x anggota
domain f. Diantara fungsi-fungsi berikut, yang
merupakan fungsi ganjil adalah

(A) f (x) = x2 + 1
(B) f (x) = x3 + 1
(C) f (x) = x3 + x
(D) f (x) = x3 + x2
(E) f (x) = x/(x + 1)

- 47 - BTA / MAT-IPA KELAS X


05. Daerah asal dari fungsi f (x) = (x2 – x – 6)1/2 adalah

(A) –3 ≤ x ≤ 2

(B) –2 ≤ x ≤ 3

(C) x ≤ –3 atau x ≥ 2

(D) x ≤ –2 atau x ≥ 3

(E) x ≤ 2 atau x ≥ 3

x4
06. Diketahui fungsi f ( x)  daerah asal dari
x5
fungsi f adalah

(A) {x  R | x ≠ 4}
(B) {x  R | x ≠ –5}
(C) {x  R }
(D) {x  R | x ≠ 0}
(E) {x  R | x ≠ 5}

07. Diketahui fungsi g ( x)  x2  2x  1 fungsi g


25  x 2
terdefinisi dalam himpunan

(A) {x  R | 1 < x < 5 }


(B) {x  R | x < 1 atau x > 1}
(C) {x  R | –5 ≤ x ≤ 5}
(D) {x  R | x < 5 atau x > 5}
(E) {x  R | –5 < x < 5}

x2  2x  3
08. Diberikan fungsi f ( x)  , ada nilainya
x2  1
pada interval

(A) –∞ < x < 1 atau 1 < x < ∞

(B) –∞ < x < –1 atau –1 < x < ∞

(C) –∞ < x ≤ –1 atau 3 ≤ x < ∞

(D) –∞ < x < –1 atau 3 ≤ x < ∞

(E) –∞ < x < ∞ dengan x ≠ ±1

- 48 - BTA / MAT-IPA KELAS X


09. Daerah asal fungsi y = log (3x – 6) adalah
(A) x ≥ 2 , x  R
(B) x > 2 , x  R
(C) x < 2 , x  R
(D) x ≤ 2 , x  R
(E) x ≠ 2 , x  R

10. Daerah asal dari fungsi f(x) = log 5  (1  x2 )


adalah

(A) | x |  2

(B) | x |  5
(C) | x | ≤ 2

(D) | x | ≤ 5
(E) semua x bilangan riil
 2 
11. Fungsi f (x) = log  36  x  terdefinisi dalam
 4 x 2  25 
 
daerah (a,b) ∪ (c,d) , maka nilai a+b+c+d =

(A) − 17
(B) – 8,5
(C) 0
(D) 8,5
(E) 17

12. Fungsi f didefinisikan sebagai berikut:


 x  1 , x  1

f ( x)   2 , 1  x  1
1  x 2 , x 1

Selanjutnya diberikan pernyataan berikut:
(1) f (–2) = –1
(2) f (–1) = 2
(3) f (0) = 2
(4) f (2) = 3
Maka pernyataan yang benar adalah
(A) (1), (2), dan (3)
(B) (1) dan (3)
(C) (2) dan (4)
(D) (4)
(E) (1), (2), (3), dan (4)

- 49 - BTA / MAT-IPA KELAS X


13. Fungsi f didefinisikan sebagai berikut:
 x  3 untuk x  1

f ( x)   x 2  2 x  3 untuk  1  x  3
33  5 x untuk x  3

maka nilai dari f(f(f(2))) =

(A) 3
(B) 2
(C) 1
(D) 2
(E) 3

14. Daerah hasil dari fungsi F(x) =  x2  2 x  3 adalah

(A) 1 ≤ y ≤ 3
(B) 0 ≤ y ≤ 3
(C) 0 ≤ y ≤ 5
(D) 1 ≤ y ≤ 2
(E) 3 ≤ y ≤ 5

15. Diketahui fungsi f : x → x2 merupakan fungsi dari


himpunan A = {x  Z | –2 ≤ x ≤ 3} ke B = {x  R}.
Daerah hasil (range) dari fungsi f adalah
(Keterangan, Z adalah lambang himpunan bilangan
bulat dan R lambang himpunan bilangan riil)

(A) {0, 1, 2, 3}
(B) {0, 1, 4, 9}
(C) {1, 4, 9}
(D) {0 ≤ x ≤ 9}
(E) {4 ≤ x ≤ 9}

16. Jika f ( x)  4 x , hasil f ( x  1)  f ( x) =

(A) 4

(B) f (x)

(C) 2 f (x)

(D) 3 f (x)

(E) 4 f (x)

- 50 - BTA / MAT-IPA KELAS X


17. Jika f ( x)  | 1  | 1  x | | , untuk x < –2, f (x) =

(A) x+2
(B) –x – 2
(C) x
(D) –x
(E) –2

18. Misalkan f (x) = ax3 + bx – 5. Jika f (–7) = 7, nilai


f (7) =

(A) –17
(B) –7
(C) 7
(D) 14
(E) 21

19. Jika f (x) adalah fungsi linier yang memenuhi:


f (6) – f (2) = 12, nilai f (12) – f (2) =

(A) 12
(B) 18
(C) 24
(D) 30
(E) 36

20. Diketahui f (x) = 3x2 – 4x ,maka f (2x  1) =

(A) 12x2  20x  1

(B) 12x2  8x  7

(C) 12x2  8x + 7

(D) 12x2  20x + 7

(E) 12x2 + 20x + 7

21. Diberikan fungsi f memenuhi 3f(x)+f(x3) = x + 3


untuk setiap bilangan riil x. Nilai dari 8 f(3) adalah

(A) 12
(B) 13
(C) 14
(D) 15
(E) 16

- 51 - BTA / MAT-IPA KELAS X


1 2 x
22. Jika f    , maka nilai a yang memenuhi
 x  1  3x
f (a  1) = 5 adalah

(A) 1
(B) 1
2
(C)  1
(D)  3
2
(E)  2

 12  x 5
23. Jika f   dengan x  0 maka f(3) =
  11
 1 x 

(A)  11
2

(B) 4
11

(C) 1
(D) 5
(E) 20

24. Jika fungsi f memenuhi 2 f (x) + f (1 – x) = x2015,


nilai 24 f (0) =

(A) –8
(B) –4
(C) 0
(D) 4
(E) 8

x2
25. Misalkan f (x) = , hasil dari
x2  1
51. f (50). f (49). f (48).... f (3). f (2) =

(A) 100
(B) 120
(C) 140
(D) 180
(E) 200

- 52 - BTA / MAT-IPA KELAS X


`KOMPOSISI DAN INVERS FUNGSI

Komposisi Fungsi Invers Fungsi

Komposisi fungsi Invers fungsi


f ○ g (x) = f ( g(x) )  Jika y  f ( x) maka x  f 1 ( y) .
Pada dasarnya adalah mencari x sebagai bentuk dari y
sedangkan
 Grafik invers diperoleh dengan mencerminkan grafik y  f ( x) terhadap
g ○ f (x) = g ( f(x) ) garis y = x

 jika ( f g )( x)  h( x) maka:
Komposisi fungsi tidak selalu
komutatif f ( x)  h( g 1 ( x))
sehingga f g  g f .
sedangkan

Komposisi fungsi bersifat g ( x)  f 1 (h( x))


asosiatif :
{(h o g) o f } (x) = { h o (g o f) } (x)
Sifat – sifat invers fungsi
 (f f 1 )( x)  ( f 1 f )( x)  x
 y  f ( x) maka x  f 1 ( y)

Beberapa Fungsi Invers

Fungsi Awal Fungsi Invers

f(x) = ax + b f 1(x) = x b
a

f(x) = ax  b f 1(x) = dx  b


cx  d cx  a

1(x)=  b  b  4 a (c  x)
2

f(x) = ax2+bx+c f
2a

f(x) = a log c x 1(x) ax


f =
c

f(x) = ac x f 1(x) = a log x1/c

Ket: Fungsi invers ini ada jika terdefinisi

- 53 - BTA / MAT-IPA KELAS X


LATIHAN SOAL

01. Diketahui fungsi f : R  R dan g : R  R dengan


f(x) = 2x2 – 2 dan g(x) = 12 x + 2, maka (f  g)(x) =

1
(A) 2
x2 + 6
(B) 1
2
x2 + 4x  6
1
(C) 2
x2 + 4x + 6
1
(D) 2
x2 + 8x + 6
(E) x2 + 1

02. Jika f(x) = ax + 3 dan f(f(x)) = 4x + 9,


maka nilai a2 + 3a + 3 =

(A) 2
(B) 3
(C) 7
(D) 11
(E) 13

03. Jika f(x) = x2 – 5 dan g(x) = 5x, maka nilai dari


f(g(3)) – g(f(3)) =

(A) 400
(B) 240
(C) 200
(D) 40
(E) 0

04. Jika 3 f ( x)  x  3 dan 1 ( g ( x))2


2
 (2 x  5)( x) , maka
( g f )(3)  ( f g )(2) =

(A) 7
(B) 8
(C) 9
(D) 10
(E) 11

05. Fungsi f : R  R dan g : R  R dengan f(x) = x  3


dan g(x) = x2 + 5. Jika (f  g)(a) = (g  f)(a),
maka a =

(A) 1
(B) 2
(C) 3
(D) 4
(E) 5

- 54 - BTA / MAT-IPA KELAS X


06. Diketahui f : R  R dan g : R  R dengan
f ( x)  2 x  4 dan g ( x)  x2  ax  b .
Jika ( g f )(2)  2 dan ( g f )(3)  8 , maka a + b =

(A) 2
(B) 3
(C) 4
(D) 5
(E) 6

g ( x)  x  1 3x 2  6 x  27
07. Diketahui , f ( x)  dan
x 1
h( x)   f  g x  . Jika x1 dan x2 di mana x1 > x2 adalah
akar persamaan h(x) = 9. Maka nilai x1 + 2x2 adalah

(A) 0
(B) 1
(C) 2
(D) 3
(E) 4

x 1
08. Diketahui f(x) = dan g(x) = 3x.
x 1
Jumlah semua nilai a yang mungkin sehingga
f(g(a)) = g(f(a)) adalah

(A)  4
3
(B)  3
4
(C) 3
4
(D) 4
3
(E) 2

09. Diketahui f(x) = 2x, g(x) = 2  x2 dan h(x) = x + 1.


Maka (h o g o f)(1) =

(A) 3
(B) 2
(C) 1
(D) 0
(E) 2

- 55 - BTA / MAT-IPA KELAS X


10. Jika ditentukan f : R  R ; g : R  R dan h : R  R
1 1
dengan rumus f(x) = 2 + , x  0 ; g(x) = ,
x 2x  4
2x  1
x  2 dan h(x) = , maka (f  g  h)(x) =
2

4x  5
(A) x  3
(D)
2
2x  3
4x  7
(B) 2x  1 (E)
2x  3
(C) 2x + 1

11. Diketahui f(x) = 3x + 1 dan (f  g)(x) = 3x2 + 4.


Rumus g(x) =

(A) x2 + 1
(B) 3x2 + 2
(C) 3x2 + 3
(D) 3x2 + 4
(E) 3x2 + 5

12. Diketahui ((f o g) o h)(x) = x2  6x + 8, f(x) = x + 5,


dan g(x) = 3x. Jadi rumus h(x) =

(A) 1 x2  2x + 1
3
(B) x2  6x + 3
1
3
(C) 1 x2  2x + 13
3
(D) x2  6x + 3
(E) x2  6x + 13

13. Jika (g o f)(x) = 9x2  6x dan g(x) = x2 + 1,


maka f(2x + 3) =

(A) 2x + 1
(B) 2x + 4
(C) 3x + 1
(D) 6x + 4
(E) 6x + 10

14. Jika f(x) = x dan h(x) = 2x + 1, dan


(f o g o h)(x) = 4 x 2  8x  3 maka g(1) =

(A) 1
(B) 0
(C) 1
(D) 2
(E) 3

- 56 - BTA / MAT-IPA KELAS X


15. Fungsi g : R  R ditentukan oleh g(x) = x2  x + 3 dan
fungsi f : R  R sedemikian sehingga
(f  g)(x) = 3x2  3x + 4. Maka f(x  2) =

(A) 2x  11
(B) 2x  7
(C) 3x  11
(D) 3x  7
(E) 3x + 7

16. Fungsi f : R R ditentukan oleh f ( x)  3 x dan


fungsi g : R R ditentukan oleh g ( x)  x 3  1 . Maka
( g  f  f )( x) 

(A) 27
x 1 (D) 3
x 1

(B) 9
x 1 (E) x  1

(C) x 3  1

17. Diketahui g(x) = x + 1 dan h(x) = 2x  1.


Jika (f o g)(x) = 2x2 + 2x + 1, maka (f o h)(x) =

(A) 4x2  4x + 1
(B) 4x2  4x + 5
(C) 8x2  4x + 1
(D) 8x2  4x + 5
(E) 8x2  12x + 5

18. Jika g (x) = 2x + 1 dan (f  g)(x) = (2x +1)(2x  1),


maka f(x) =

(A) x2 + 2x
(B) x2  2x
(C) 2x2  1
(D) 2x2 + 4x
(E) 2x2  4x

19. Diketahui rumus fungsi


1
f(x)= x 2  1 dan (f  g)(x) = x 2  4x  5 .
x2
Rumus fungsi g(x – 3) =

1 1
(A) (D)
x5 x 1
1 1
(B) (E)
x3 x3
1
(C)
x 1

- 57 - BTA / MAT-IPA KELAS X


20. Jika f 1 adalah fungsi invers dari fungsi f, maka
2x  3
f 1(x) dari f(x + 1) = , x  = 1 adalah
x 1

x3
(A) f 1(x) = , x 2
x2
x3
(B) f 1(x) = , x 2
2x
2x  1
(C) f 1(x) = , x2
x2
5
(D) f 1(x) = , x 2
2x
5
(E) f 1(x) = , x 2
x2

x
21. Jika f(x) = , x   2 maka f 1(x) =
x 4
2

2x
(A) ,x 2
x2  2
x
(B) ,x1
x 1
2

2x
(C) ,x 1
x 2 1
2x
(D)
x 2 1
2x
(E)
x2  2

22. Jika f(2x + 4) = x dan g(3  x) = x, maka nilai


f(g(1)) + g(f(2)) =

(A) 2
(B) 3
(C) 4
(D) 5
(E) 6

23. Jika f(x) = ax + 3, a  0 dan f1(f1(9)) = 3,


maka nilai a2 + a + 1 =

(A) 3
(B) 5
(C) 7
(D) 9
(E) 11

- 58 - BTA / MAT-IPA KELAS X


24. Jika fungsi f(g(x)) = x + 1 dan g(x + 2) = x  4,
maka hasil f 1(2) + g1(2) =
(A) 5
(B) 3
(C) 1
(D) 3
(E) 5

1
25. Diketahui fungsi f ( x)  x  5 dan g ( x)  x 3 .
Nilai ( f 1 g 1 )(3) =

(A) 12
(B) 15
(C) 22
(D) 27
(E) 32

x 3
26. Jika f : R  R dengan f(x) = , x   12
2x  1
maka f 1(x) =

x 3
(A) , x 1
1  2x 2

x3
(B) , x   12
1  2x
2x  1
(C) , x3
x 3
2x 1
(D) , x  3
x3
x3
(E) , x 1
1  2x 2

2  3x
27. Diketahui f (x) = ;x1.
4x  1 4
Jika f 1 adalah invers fungsi f, maka f 1(x2) =
x
(A) ;x5
4x  5 4

x  2
(B) ;x3
4x  3 4

x  4
(C) ;x 5
4x  5 4

x
(D) ;x3
4x  3 4

x2
(E) ;x 5
4x  5 4

- 59 - BTA / MAT-IPA KELAS X


w  2 x 3
28. Jika f ( x)  , x  1 dan f 1    7 , nilai w
1  x 2
=

(A) 2
(B) 3
(C) 4
(D) 5
(E) 6

29. Jika f ( x)  2 x  b dan f 1 (1)  0 , maka


( f f f )(1) =

(A) 15
(B) 7
(C) 3
(D) 1
(E) 0

30. Diketahui fungsi f yang ditentukan oleh


f(x) = x2 + 2x  5. Jika g adalah suatu fungsi
sedemikian hingga (f  g)(x) = x2  4x  2 dan g(3) =
2, maka nilai dari g(5) =

(A) 8
(B) 4
(C) 2
(D) 4
(E) 6

31. Diketahui
f ( x)  x  1 dan g ( x)  x 2  2 x  1, x  1 .
Jika (f  h  g)(x) = ( x  1) 2  2( x  1)  5 .
Maka nilai h(4) 

(A) 1
(B) 2
(C) 3
(D) 4
(E) 6

32. Jika f ( x)  x  1 dan (h  g  f)(2x2)  6 x 2  8 ,



maka g 1  h 1 4  
(A) 1
(B) 2
(C) 3
(D) 4
(E) 5

- 60 - BTA / MAT-IPA KELAS X


2  3x
33. Jika f(x) = 2x – 3 dan (f  g1)1(x)= , x  3,
x3
maka g(2) =

(A)  4
(B)  2
(C)  14

(D) 1
4

1
(E) 2

34. Jika f ( x)  x 2  4 x  7 dan g ( x  2)  2 x  1 ,

maka  f 1  g 3 
(A) 2
(B) 1
(C) 1
(D) 2
(E) 3

35. Fungsi f : R  R dan g : R  R dirumuskan dengan


x 1
f(x) = ; x  0 dan g(x) = x+3, maka (g ( f (x)))1
x
=
1
(A)
4 x

x2
(B)
x

4x 1
(C)
x

2  3x
(D)
x 1

2  3x
(E)
x 1

- 61 - BTA / MAT-IPA KELAS X


x x 1
36. Jika f(x) = , g(x) = dengan x  1, x  0
x 1 x
maka (f o g)1(x) =

1
(A) ,x0
x
1
(B) ,x0
x
1 x
(C) ,x 1
1  2x 2

1  2x
(D) ,x1
1 x
1 x
(E) , x   12
1  2x
1 x
37. Diketahui f(x) = untuk setiap bilangan riil x  0.
x
Jika g : R  R adalah suatu fungsi sehingga (g o f)(x) =
g(f(x)) = 2x +1, maka g1(x) =

x3
(A)
x 1
x3
(B)
x 1
x 1
(C)
x3
x3
(D)
1 x
x 1
(E)
3 x
x x 1
38. Jika f(x) = , g(x) = dengan x  1, x  0
x 1 x
maka (f o g)1(x) =

1 1  2x
(A) ,x0 (D) ,x1
x 1 x

1 1 x
(B) ,x0 (E) , x   12
x 1  2x

1 x
(C) ,x 1
1  2x 2

- 62 - BTA / MAT-IPA KELAS X


39. Fungsi f : R  R dan g : R  R dirumuskan dengan

x 1
f(x) = ; x  0 dan g(x) = x + 3, maka (g( f (x)))1
x

1
(A)
4 x

x2
(B)
x

4x 1
(C)
x

2  3x
(D)
x 1

2  3x
(E)
x 1

40. Bila f(x) memenuhi 2f(x) + f(1  x) = x2 untuk semua

nilai riil x, maka f(x) =

(A) 1 x2  8 x  1
9 9 3

(B) 1 x2  x  4
9 9

(C) 1 x2  2 x  1
3 3 3

(D) 2 x2  1 x  1
3 2 3

(E) 1 x2  3 x  1
2 2 2

- 63 - BTA / MAT-IPA KELAS X


FUNGSI KHUSUS

FUNGSI LINIER Fungsi Konstan dan Fungsi Identitas

y  Fungsi Konstan
y = mx + c
y2 Fungsi Linier yang gradiennya nol
y = f(x) = c
y1

α x
x1 x2 c

 Gradien (m)
adalah ukuran kemiringan atau kecondongan suatu garis.
y y  Fungsi Identitas
Nilai gradien m  tan   2 1 . y = f(x) = x
x2  x1
dengan (x1,y1) dan (x2,y2) sembarang titik yang dilalui dan
∝ adalah sudut grais tersebut terhadap sumbu x positif.

 Persamaan Garis
yang melalui titik ( x1 , y1 ) dengan gradien m adalah
y  y1  m( x  x1 ) .

Parabola ( Fungsi Kuadrat )

Bentuk umum : y  ax2  bx  c . Menentukan fungsi kuadrat


 Melalui 3 titik sembarang
 Koefisien x2 ( a )
menentukan arah terbuka parabola ke atas (a > 0) Misalkan persamaannya y  ax2  bx  c .
atau ke bawah (a < 0).
 Melalui 2 titik potong dengan sumbu-x
 Koefisien x2 dan x ( a dan b ) Misalkan persamaannya y  a( x  x1 )( x  x2 ) .
b
menentukan letak sumbu simetri ( x p   ).
2a  Melalui titik puncak ( x p , y p ) dan 1 titik sembarang
Jika a dan b sama tanda, maka grafik parabola
Misalkan persamaannya y  y p  a( x  x p )2 .
akan simetri di sebelah kiri sumbu-y.

 Konstanta ( c ) Pergeseran Grafik


menentukan letak titik potong grafik parabola dengan Misal diberikan grafik parabola y  f ( x) , maka grafik
sumbu-y, yaitu saat nilai x = 0. y  f ( x  a)  b diperoleh dengan menggeser grafik
y  f ( x) sejauh a-satuan ke kanan (-) dan ke kiri (+) serta
 Diskriminan ( D  b2  4ac )
* Parabola tidak menyentuh sumbu-x ( D < 0 ). menggeser sejauh b-satuan ke atas (+) dan ke bawah (-).
* Parabola menyinggung sumbu-x ( D = 0 ).
* Parabola memotong sumbu-x ( D > 0 ).

- 64 - BTA / MAT-IPA KELAS X


Fungsi Pecahan Linier Fungsi Pecahan Kuadrat

Bentuk umum persamaan/fungsi tersebut adalah: Pembilang dan Penyebut Bentuk Kuadrat :
ax  b ax  b
f ( x)  (c  0) atau y   Asimtot datar adalah y = ya , di mana ya
cx  d cx  d
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggambar sketsa adalah pembagian koefesien pangkat
tertinggi, asimtot datar hanya ada jika
fungsi ini adalah :
pangkat tertinggi pembilang dan pangkat
tertinggi penyebut bernilai sama
1. Asimtot tegak adalah x = xa di mana xa adalah pembuat
nol dari penyebut  Tentukan titik-titik potong sumbu koordinat

 Asimtot tegak adalah x = x1 dan x=x2 di


d
Sehingga x  mana x1 dan x2 adalah pembuat nol dari
c penyebut dan bukan merupakan pembuat
nol pembilang juga.
2. Asimtot datar adalah y = ya , di mana ya adalah pemba-
gian koefesien pangkat tertinggi  Tentukan beberapa titik (x,y) yang
memenuhi persamaan
a
sehingga y 
c Pembilang Bentuk Kuadrat dan Penyebut
Bentuk Linier :

3. Titik potong sumbu-x  y = 0 Sama seperti pembilang dan penyebut keduanya


bentuk kuadrat namun tidak ada asimtot datar
ax  b b
0= ax  b  0  ax + b = 0  x = −
cx  d a Yang ada adalah asimtot miring yang persamaannya
 b  adalah persamaan garis hasil bagi (dengan
Koordinat titik potong dengan sumbu-x adalah   ,0 
 a  mengabaikan sisa) dari bentuk kuadrat (pembilang)
dan bentuk linier (penyebut)
4. Titik potong sumbu-y  x = 0
Definisi :
a.0  b b  Asimtot sebuah garis lengkung adalah garis
y  y
c.0  d d yang didekati oleh garis lengkung ditempat
 b yang tak hingga jauhnya.
Koordinat titik potong dengan sumbu-y adalah  0,   Jarak antara garis lengkung dan asimtot itu
 a
ditempat yang tak terhingga jauhnya, makin
lama makin kecil, tetapi tidak pernah menjadi
5. Tentukan beberapa titik (x,y) yang memenuhi persamaan
nol.

- 65 - BTA / MAT-IPA KELAS X


LATIHAN SOAL

01. Diketahui titik A dilalui oleh garis y = x + 10 dan


titik B dilalui garis 2x + y = 10, titik C dan D pada
sumbu-x. Jika AD = 4, maka luas persegi panjang
ABCD adalah

(A) 24
(B) 26
(C) 28
(D) 32
(E) 36

02. Persamaan garis melalui titik potong antara garis


y = 2x  1 dan y = 4x  5 serta tegak lurus garis
4x + 5y  10 = 0 adalah

(A) x  4y + 2 = 0
(B) 5x  y + 2 = 0
(C) 5x  4y + 2 = 0
(D) 5x + 4y  2 = 0
(E) 5x + 4y + 2 = 0

03. Untuk suatu produk tertentu, hukum penawarannya


berbunyi bahwa harga (p) berbanding langsung
dengan kuadrat besar permintaan (n). Untuk n = 3
ternyata p = 3. Grafik fungsi penawaran di atas
adalah
p p
(A) (D)

3
1/3
n n
3 1

p
p
(B) (E)
1
1
n
1 1 n
1

3
(C)

n
3 3

- 66 - BTA / MAT-IPA KELAS X


04. Salah satu koordinat titik potong parabola
y + 147 = 3(x + 5)2 dengan sumbu-x adalah

(A) (–12, 0)
(B) (7, 0)
(C) (2, 0)
(D) (7, 0)
(E) (12, 0)

05. Jika grafik y = 4  x2 memotong sumbu-x di titik A


dan B, serta memotong sumbu-y di titik C, maka luas
segitiga ABC adalah

(A) 2
(B) 4
(C) 6
(D) 8
(E) 9

06. Syarat agar parabola y = ax2 + bx + c selalu melalui


titik asal adalah

(A) a<0
(B) b=0 dan a  0
(C) c=0 dan a  0
(D) a<0 dan c > 0
(E) b<0 dan a  0

07. Koordinat titik balik parabola


12y + 24 = x2 – 6x + 9 ialah

(A) (3, 1)
(B) (3, 1)
(C) (3,2)
(D) (3, 2)
5
(E) (3, 4
)

08. Koordinat titik balik parabola y = 2x2 –4x – 8 adalah


(xp, yp) dengan xp + yp =

(A) –10
(B) –9
(C) –8
(D) 10
(E) –11

- 67 - BTA / MAT-IPA KELAS X


09. Fungsi kuadrat y = x2 + bx + c berpuncak di (3,4)
dan memotong sumbu-x di (x1,0) dan (x2,0), nilai
x12 + x22 =

(A) 20
(B) 22
(C) 25
(D) 26
(E) 28

10. Jika grafik f(x) = ax2 + bx + c mempunyai puncak di


kuadran pertama dan melalui pusat koordinat, maka

(A) a < 0, b > 0, c = 0

(B) a < 0, b < 0, c = 0

(C) a > 0, b < 0, c = 0

(D) a > 0, b > 0, c < 0

(E) a < 0, b > 0, c > 0

11. Agar parabola x2 – 2bx + 6a = by mempunyai titik


puncak di (a, 2a) dengan a ≠ 0, maka ab =

(A) 1

(B) 2

(C) 4

(D) 6

(E) 8

12. Jika pada fungsi kuadrat f(x) = 55x2  45x + 8


berlaku f (a) = f (b) dengan a  b, maka f (b + a) =

(A) 8

(B) 44

(C) 45

(D) 53

(E) 55

- 68 - BTA / MAT-IPA KELAS X


13. Titik P(m,n) dan Q adalah dua titik yang simetris
pada parabola y = a(x  b)2  c. Maka absis titik Q
adalah

(A) 2m  b
(B) 2b  m
(C) m  b
(D) b  m
(E) b + m

14. Nilai tertinggi fungsi f(x) = ax2 + 4x + a adalah 3,


sumbu simetrinya adalah x =

(A) 2

(B) 1

(C)  12

(D) 2

(E) 4

15. Diketahui fungsi kuadrat f(x) = x2  2x + 3, nilai


f(2016)  f(2015) =

(A) 4031

(B) 0

(C) 1

(D) 2015,5

(E) 4031

16. Diketahui fungsi kuadrat f (x) = –x2 + (a + 3)x + b.


Jika berlaku: f (–1) = –6, f (x1) = f (x2) = 0,
dan x1(1 + x2) + x2(1 + x1) < 1, maka

(A) a < –6
(B) a > –6
(C) a < 6
(D) a > 6
(E) a > 0

- 69 - BTA / MAT-IPA KELAS X


17. Sebuah garis h yang melalui titik asal memotong
kurva y = 2x2  8x + 8 di titik (x1, y1) dan (x2, y2).
Jika x1 + x2 = 5, maka y1 + y2 =

(A) 10
(B) 12
(C) 14
(D) 16
(E) 20

18. Batas a supaya grafik y = ax2  (2a  4)x + (a + 4)


selalu di atas sumbu-x adalah

(A) a > 0

(B) a > 12

(C) a > 2

(D) 0 < a < 12

(E) 0 < a < 2

19. Parabola y = ax2  2ax + a2 + 2 menyinggung garis


y = 8 di titik balik maksimumnya, nilai a =

(A) 3

(B) 2

(C) 1

(D) 2

(E) 3

20. Parabola y = ax2 + 2bx + c memiliki puncak di (n,n)


dan titik potongnya terhadap sumbu-y di (0,n).
Jika n  0, maka ac =

(A) 8
(B) 0
(C) 2
(D) 4
(E) 8

- 70 - BTA / MAT-IPA KELAS X


21. Fungsi kuadrat yang grafiknya melalui (1,11), (0,6)
dan (2,2) akan berpuncak di

(A) (2,1)

(B) (2,2)

(C) (2,4)

(D) (2,2)

(E) (2,2)

22. Supaya grafik fungsi kuadrat y = (m  2)x2 + 2mx +


(m  3) selalu berada di bawah sumbu-x, maka batas
nilai m yang harus dipenuhi adalah

(A) m < 3

(B) m < 2

(C) m < 6/5

(D) m < 2

(E) m < 3

23. Grafik fungsi kuadrat f (x) = ax2 + bx + c memiliki


titik puncak (4, 4) dan memotong sumbu-x di titik
(x1 , 0) dan (x2 , 0). Jika x1x2 < 0 maka

(A) a > 0
(B) b < 0
(C) c < 0
(D) a + c > 0
(E) a  c < 0

24. Fungsi kuadrat yang grafiknya melalui (1,0), (2,0)


dan (0,4) berpuncak di (m,n), maka nilai m + n =

(A) 1
3
(B) 2
(C) 2
5
(D) 2
(E) 3

- 71 - BTA / MAT-IPA KELAS X


25. Parabola yang berpuncak di (2,18) serta melalui
(6,14), jumlah absis-absis titik potongnya dengan
sumbu-x adalah

(A) 6
(B) 4
(C) 2
(D) 4
(E) 6

26. Grafik fungsi kuadrat y = x2 – 2x – 3 adalah

(A) y

y
(B)

y
(C)

y
(D)

(E)
x

27. Jika (3, 5) adalah puncak parabola y = x2 + ax + b ,


nilai a + b =

(A) –2
(B) –1
(C) 0
(D) 1
(E) 2
- 72 - BTA / MAT-IPA KELAS X
28. Pada grafik fungsi kuadrat berikut ini , nilai a =

(A) 1
y
(B) 2
(C) 3 (0, a)
(–1, 2)
(D) 4
–2 1
(E) 5 x

29. Persamaan grafik fungsi pada gambar di bawah ini


adalah
y
(A) y = x2  4x + 5 (2,9)

(B) y = x2 + 4x + 5

(C) y = x2  4x  5

(D) y = x2  4x + 5 x
1 5
2
(E) y = x + 4x + 5

30. Persamaan grafik fungsi kuadrat di samping adalah


y
(A) y = x2 + 2x + 3

(B) y = x2 + 4x + 6 6

(C) y = 2x2 + 4x + 6 1 3
x

(D) y = 2x2 – 4x + 6

(E) y = 2x2  4x – 6

31. Persamaan grafik fungsi kuadrat berikut ini adalah


y
(A) y = 2x2 + 6x – 4
(2, 4)
(B) y = –2x2 – 8x – 4
x
(C) y = –2x2 + 8x – 4
–4
(D) y = – x2 + 8x – 4

(E) y = – x2 + 6x – 4

- 73 - BTA / MAT-IPA KELAS X


32. Fungsi kuadrat f memenuhi f(x)  0 untuk semua x
bilangan riil, f(1) = 0, dan f(1) = 1.
Nilai dari f(3) + f(5) =

(A) 8
(B) 4
(C) 0
(D) 4
(E) 8

33. Jika grafik y = ax2 + bx – 1 memotong sumbu-x di


titik ( 12 ,0) dan (1, 0), fungsi tersebut mempunyai
(A) minimum  83
(B) minimum  18
(C) maksimum 1
8
(D) maksimum 3
8
(E) maksimum 5
8

34. Garis y = x + 8 memotong parabola


y = ax2 − 5x − 12 di titik P(−2,6) dan di titik Q.
Koordinat titik Q adalah
(A) (2,9)
(B) (2,10)
(C) (3,11)
(D) (4,12)
(E) (5,13)

35. Diketahui fungsi y = f(x) = x2 – 2x – | 2x | , jika daerah


asal fungsi tersebut adalah 1 ≤ x ≤ 5 , maka daerah
hasilnya adalah

(A)  1 ≤ y ≤ 5
(B) 1≤y≤5

(C)  1 ≤ y ≤ 1

(D)  4 ≤ y ≤ 5

(E)  5 ≤ y ≤ 4

36. Persamaan garis asimtot dari grafik fungsi


6x  3
f ( x)  adalah
4  2x
(A) x = –2 dan y = 3
(B) x = –3 dan y = 2
(C) x = 2 dan y = –3
(D) x = 3 dan y = –2
(E) x = 3 dan y = 2

- 74 - BTA / MAT-IPA KELAS X


x 2  3x  2
37. Jika fungsi y  memiliki asimtot tegak
x2  x  2
x = p dan satu asimtot datar y = q, maka nilai dari p+q
adalah

(A) –1
(B) 0
(C) 3
(D) −1 atau 3
(E) 0 atau 3
22.
x 2  bx  2
23. 38. Jika fungsi f ( x)  mempunyai satu
ax 2  x  3
asimtot tegak dan asimtot datarnya y  12 , maka nilai
a + b adalah
24.
(A) -3
(B) -1
(C) 1
(D) 2
(E) 3

39. Asimtot tegak dan datar fungsi pecahan


2 x 2  3x  1
f(x) = masing-masing adalah
x2

(A) x = 2 dan y = 2
(B) x = 2 dan tidak ada
(C) tidak ada dan y = 2
(D) keduanya tidak ada
(E) x = 2 dan y = ½

40. Diketahui fungsi-fungsi :


x2  2 x  5 3x 2  4
f ( x)  dan g ( x)  .
x2  x x 2  bx  c
Jika asimtot-asimtot tegak kurva g(x) sama dengan
asimtot-asimtot tegak kurva f(x), maka nilai b + c
adalah
(A) 5
(B) 4
(C) 3
(D) 2
(E) 1

- 75 - BTA / MAT-IPA KELAS X


EKSPONEN (PEMINTANAN)

Definisi
Untuk a bilangan riil dengan 0  a  1 atau a  1 dan p bilangan asli didefinisikan a p  a  a  a   a .
ada p faktor

Selanjutnya a disebut sebagai bilangan pokok eksponen.

Sifat-Sifat Operasi Aljabar Merasionalkan Penyebut Pecahan

 a p  aq  a p q  a  b  a b a a b a
    b
p q
 a :a  a
p q
 a : b  a:b b b b b
 (a )  a
p q pq
 a c  b c  (a  b) c c c a b c
    (a  b )
 (a  b)  a  b
p p p
 a c  b c  (a  b) c a b a b a b a b
2

c c a b c
 (a : b)  a : b p p p
 a  b  2 a b  a  b     (a  b )
a b a  b a  b a2  b
 a0  1 a  b  2 a b  a  b
 c c a b c
1     ( a  b)
a p
 dengan a  b . a b a b a b a b
ap
 (a  b)  a  2ab  b
2 2 2
c c a b c
 a1/ p  a
p     ( a  b)
 a 2  b2  (a  b)(a  b) a b a b a b a b
q
a p/q
 a p
 a3  b3  (a  b)(a2 ab  b2 )

Persamaan Eksponen Pertaksamaan Eksponen

 a f ( x )  a g ( x )  f ( x)  g ( x) . Tanda pertaksamaan tetap/berubah tergantung


pada bilangan pokok eksponen yang digunakan.
 A.a2 f ( x)  B.a f ( x)  C  0  misalkan y  a f ( x)
sehingga menjadi Ay 2  By  C  0 . Contoh :
 a f ( x)
b f ( x)
 f ( x)  0 . a f ( x )  a g ( x )  f ( x)  g ( x) jika a  1 .
 a f ( x)  b g ( x)  f ( x) log a  g ( x) log b . a f ( x)
a g ( x)
 f ( x)  g ( x) jika 0  a  1 .

 h( x) f ( x)  h( x) g ( x)  Perhatikan kasus berikut: Grafik Fungsi Eksponen ( y  a x )


* f ( x)  g ( x)  x  ....
* h( x)  1  x  .... 0 < a <1 y a>1
* h( x)  1  f ( x) & g ( x) keduanya ganjil/genap.
* h( x)  0  f ( x) & g ( x) bernilai positif.
 f ( x) g ( x)  1  Perhatikan kasus berikut: (0,
* f ( x)  1  x  .... 1)
x
* f ( x)  1  g ( x) genap.
* g ( x)  0 .

- 76 - BTA / MAT-IPA KELAS X


SOAL-SOAL

01. Hasil dari 415 + 810 =

(A) 210
(B) 215
(C) 220
(D) 230
(E) 231

02. Bentuk sederhana =

(A) 5a2b2
(B) 5ab2
(C) 5a2b
(D) 5ab
(E) 5a2b3
(2a ) 3 (2a ) 2 / 3
03. Jika a  0, maka =
(16a 4 )1 / 3
(A) 22a
(B) 2a
(C) 2a2
(D) 2a2
(E) 2 2a
7 1 5
(3) 6  (5) 2  (6) 6
04. Bentuk sederhana dari 5 3 1
=
(3) 3  (5) 2  (6) 3
2
(A) 5
6
1
(B) 5
6
3
(C) 5
2
1
(D) 5
2
1
(E) 5
3

05. Bentuk sederhana adalah

(A) 0,16x2y-4
(B) 0,16x-2y4
(C) 0,16xy2
(D) 1,6x-2y-4
(E) 1,6x2y-4

- 77 - BTA / MAT-IPA KELAS X


06. Bentuk sederhana

adalah

(A) x
(B) y
(C)
(D)
(E) xy

5a 2 b 3 36 x 2 y 2
07. Bentuk x setara dengan
24 x 3 y 2 15ab 2

ay
(A) (D) 5a
2x 2x

ab ab
(B) (E)
2y 2x

3b
(C)
2x

15 x 2 y 3 24a 2 b 2
08. Bentuk  setara dengan
36a 3b 2 5 xy 2

2 xy a
(A) (D)
a 2 xy

xy 2 xy
(B) (E)
2a b

2a
(C)
xy

5
1
( a 6 . b 3 . c 2 ) 2 a 2 b 1
09. Bentuk setara dengan
3
a 3b 5 .c 3
(A) a2b2
(B) a3b2
(C) a3c2
(D) a3b2c
(E) a3b2c1

- 78 - BTA / MAT-IPA KELAS X


 12  23
2 3  6 1
10. Bentuk sederhana dari =
 72  11
2 3 3
 6 3

(A) 65
(B) 66
(C) 68
(D) 125
(E) 126
6 2 3 2
x  x  x 1
11. Bentuk sederhana dari =
x  6 x 1

(A) x
x1

(B) 1
6 2
x

(C) x x  1
(D) x
(E) 1

a 1b 2  a 2 b 1
12. Bentuk sederhana adalah
a 2  b 2
1
(A)
a b
1
(B)
ba
1
(C)
ab
ab
(D)
a b
ab
(E)
ab

x b x a
13. Untuk x = a + b, (1  ( ) 2 )  (1  ( ) 2 ) =
a x b x

(A) 3ab

(B) ab

(C) 3a

(D) 3b

(E) 3

- 79 - BTA / MAT-IPA KELAS X


      a (ab) b
1/ 2
1 1
a b
14. Jika a > b > 0, maka b
2
a
2
1/ 2 1/ 2
=

(A) a + b
1
(B)
ab

(C) a b
(D) a  b
1
(E)
ab

15. Jika 2 x  2 x  3 , nilai 2 2 x  2 2 x =

(A) 43
(B) 44
(C) 45
(D) 46
(E) 47

( 3 / 2 )
16. Hasil dari 5  25  125 1 =
625( 3 / 4)  125( 4 / 3)

(A) 0,5
(B) 1,5
(C) 2,5
(D) 5,0
(E) 25
1
 23  1
a  2 1
2 b
2
17. Bentuk sederhana  1  (a b ) : 1 adalah
3 2
b2  a3
 
(A) ab

(B) ab

(C) a b

(D) b a
6
(E) a 2b 3

- 80 - BTA / MAT-IPA KELAS X


1 1
18. Hasil dari x y
 =
1 p 1  p yx

(A) 0
(B) 1
(C) p
(D) px + y
1
(E)
p

19. Diketahui 52A = 53, 53T = 55, dan 55B = 44.


Nilai 52BTA =

(A) 44

(B) 45

(C) 52

(D) 53

(E) 55

20. Jika a = 2 + 7 dan b = 2  7,


maka a2 + b2  4ab =

(A) 28
(B) 30
(C) 32
(D) 34
(E) 26

8
21. Bentuk bila dirasionalkan penyebutnya
5 3
akan menjadi

(A) 10  6

(B) 2 5  3

(C) 10 + 3

(D) 10 + 6

(E) 2 10 + 2 6

- 81 - BTA / MAT-IPA KELAS X


1 3 1 3
22. Jika a = dan b = ,
1 3 1 3
maka a + b =

(A)  4 3

(B) 4
(C) 1
(D) 4

(E) 4 3

23. Jika ( 8 2  1 )( 4 2  1 )( 2  1 ) = x , maka nilai dari


( 1 + x−1)8 adalah

(A) 8 2

(B) 4 2

(C) 2
(D) 2
(E) 4
4
24. Solusi persamaan 3 1
adalah
2 
x 3 2 4

(A)  5
3

(B) 5
3

(C) 10
3
(D) 4

(E) 13
3

25. Nilai x yang memenuhi persamaan

251 x 2,5  625


adalah
5 2 x
(A) 3
5

(B) 8
5
(C) 2
(D) 3
(E) 5

- 82 - BTA / MAT-IPA KELAS X


26. Nilai x yang memenuhi persamaan

( 3 2 )x = 2 x (3 2 ) 10 adalah
2

(A) − 52 atau 5

(B) − 2 atau 5
3

(C) − 53 atau 2

(D) − 1 atau 4
(E) − 23 atau 3

2
 3  1
27. Persamaan  x  2   3 dipenuhi oleh x =
3  9

1
(A) 3

2
(B) 3

4
(C) 3

5
(D) 3

10
(E) 3

28. Jumlah semua nilai riil x yang memenuhi


2 2
5x 2 x3  5x 2 x1  130 adalah

(A) –1
(B) 0
(C) 1
(D) 2
(E) 3

1
29. Jika 82m + 1 = 82m  1 + 63, maka =
1 m

(A) 1 + 2
(B) 2  2
(C) 2 + 2
(D) 3  2
(E) 3 + 2

- 83 - BTA / MAT-IPA KELAS X


30. Himpunan penyelesaian dari
2
1 3
 4 x 2  6 x 1
10 x  100 x
adalah

(A) { }
(B) {2, 3}
(C) {0, 2, 3}
(D) {1, 2, 3}
(E) {0, 1, 2, 3}

31. Himpunan penyelesaian dari


2
 6 x 8 2
 6 x 8
3x  5x
adalah

(A) { }
(B) { 0 }
(C) {2, 4}
(D) {0, 2, 4}
(E) {0, 1, 2, 4}

32. Himpunan penyelesaian persamaan


 2 x 5
 (2 x  3) x3
2
(2 x  3) x
adalah

(A) {2, 1}
(B) {2, 1, 2}
2
(C) {2, 1, 3
, 2}
3
(D) {1, 2
, 2}

(E) {2, 1, 3


2
, 1, 2}

33. Jumlah semua solusi persamaan


2
8 2
8
(3x  1) 2 x  (5x  1) 2 x
adalah

(A) 2
(B) -1
(C) 0
(D) 1
(E) 8

- 84 - BTA / MAT-IPA KELAS X


34. Himpunan penyelesaian dari
(x2  3x + 1)2x  1 = (x2  3x + 1)x + 5
adalah

(A) { 6 }
(B) { 0, 3, 5 }

(C) {0, 2, 3, 1
2
(3  5 ) , 6}

(D) {0, 1, 2, 3, 1
2
(3  5 ) , 6}

(E) {0, 1, 2, 3, 1
2
(3  5 ) , 6}

35. Himpunan penyelesaian dari


22x  12.2x + 32 = 0 adalah

(A) { 0 }
(B) { 2 }
(C) { 3 }
(D) {2, 3}
(E) {4, 8}

36. Himpunan penyelesaian persamaan


32x + 1 + 27 = 82.3x
adalah

(A) {3,1}

(B) {2,1}

(C) {1,3}

(D) {1,2}

(E) {1,3}

37. Jumlah dari seluruh penyelesaian 32x + 32 + x + 32 = 0


adalah

(A) 9

(B) 0

(C) 2

(D) 3

(E) 9

- 85 - BTA / MAT-IPA KELAS X


38. Diketahui x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan
2.22x = 2016  232x.
Nilai x1 + x2 =

(A) 2016

(B) 2

(C) 1

(D) 2

(E) 2016

2 x 5  2 x  6 x 11
2
39. Himpunan penyelesaian dari
adalah

(A) { x | x < 3 atau x > 2}


(B) { x | x < 2 atau x > 3}
(C) { x | x < 6 atau x > 1}
(D) { x | 3 < x < 2}
(E) { x | 2 < x < 3}

40. Himpunan penyelesaian pertaksamaan


( 3 )5 x  93 x  7 adalah

(A) { x | x <  4 , x  R}
(B) { x | 4 < x < 0, x  R}
(C) { x | x < 4 , x  R}
(D) { x | x < 4 atau x > 0, x  R}
(E) { x | x < 0 atau x > 4, x  R}

41. Penyelesaian dari


3 x2  3 x
( 5 ) x  25 4
terletak pada interval

(A) x < 0
(B) 0 < x < 3
(C) 1 < x < 3
(D) x < 0 atau 1 < x < 3
(E) 0 < x < 1 atau x > 3

- 86 - BTA / MAT-IPA KELAS X


42. Nilai x yang memenuhi
2 x x2
1 2
3 x  5
   2x
8
adalah

(A) x  2 12

(B) x  2 12

(C) 1  x  2 12

(D)  2 12  x  1

(E) x  1 atau x  2 12

43. Penyelesaian dari


x2 x  13
1 2
1  1 3
   
9  27 
terletak pada interval

(A) x < 1

(B) x > 3

(C) 3 < x < 1

(D) 1 < x < 3

(E) x < 1 atau x > 3

44. Nilai x yang memenuhi


1 64 3 x
3 
82x 218x 36
adalah

(A) x  36
(B) x < 18
(C) x > 18
(D) x > 36
(E) x > 72

- 87 - BTA / MAT-IPA KELAS X


45. Penyelesaian dari pertaksamaan eksponen
271 x 4
2
9 2 x 4 
adalah

(A)  2  x  10
3

(B)  10
3
x2

(C) x   10
3
atau x  2

(D) x  2 atau x  10
3

(E) x2 atau x  10


3

46. Penyelesaian dari


22x + 1  5.2x + 1 + 8  0
terletak pada interval

(A) 0  x  2
(B) 1  x  2
(C) 1  x  4
(D) x  1 atau x  4
(E) x  0 atau x  2

47. Penyelesaian dari pertaksamaan eksponen


22x + 1  5.2x + 1 + 8  0
adalah

(A) x  0 atau x  2
(B) x  1 atau x  4
(C) x  2 atau x  4
(D) 0x2
(E) 1x4

48. Nilai x yang memenuhi pertaksamaan


24x  22x + 2 + 3 < 0
berada dalam interval

(A) 1 < x < 3

(B) 0 < x < 3 log 2

(C) x < 0 atau x > 2 log 3

(D) 0 < x < 2 log 3

(E) 0 < x < 2 log 3

- 88 - BTA / MAT-IPA KELAS X


49. Batas nilai x supaya 7x  3.71  x < 4 adalah

(A) x < 0
(B) x < 1
(C) x  0
(D) 7  x < 0
(E) 1 < x < 7

50. Diketahui interval −1 < x < 4 memenuhi

pertidaksamaan .
Nilai k =

(A) −5
(B) −4
(C) −2
(D) 4
(E) 5

51. Untuk 4 < x < 5, maka semua nilai x yang memenuhi


4
 ( x  4) x  28 adalah
2
pertaksamaan ( x  4) x

(A) x>4
(B) x>5
(C) 4 < x < 9 atau x > 5
2

(D) 4 < x < 92

(E) 9 <x<5
2

52. Diketahui dan

Nilai =

(A) −2
(B) −1
(C) 0
(D) 1
(E) 2

- 89 - BTA / MAT-IPA KELAS X


53. Jika F(x) = 5x maka F(a + 2b – c) =

(A) F(a) + 2F(b) – F(c)

(B)

(C)

(D)

(E) F(a + 2b) – F(c)

x
1
54. Grafik y  3x 1    akan berada di bawah grafik
9
y  3x  1 , jika

(A) 0  x  1

(B) x  1

(C) x  0

(D) x  3

(E) 1  x  3

55. Grafik y = 3x + 1 + 2 adalah

(A) (D)
5
5 y=2
y=2

(B) (E)
5
5

(C)
5
y=2

- 90 - BTA / MAT-IPA KELAS X


LOGARITMA (PEMINATAN)

Definisi
Untuk a  0 dan a  1 didefinisikan a log b  c  b  ac .
Selanjutnya a disebut bilangan pokok (basis) logaritma dan b disebut numerus logaritma.

Sifat-Sifat Grafik Fungsi Logaritma ( y  a log x )

 a
log(b.c)  a log b  a log c Grafik y  a log x seluruhnya terletak di sebelah kanan
 a
log(b / c)  a log b  a log c sumbu-y.
y
am
 log bn  mn . a log b a>1
c
log b 1
 a
log b  c
 b
log a log a
 a
log b. b log c  a log c
a log b x
 a  b dan alog b  blog a (1, 0)
ac
 a
log b  log bc
 a
log a  1
 a
log1  0 0<a<
1

Persamaan Logaritma Pertaksamaan Logaritma

 a
log f ( x)  a log g ( x)  f ( x)  g ( x) Tanda pertaksamaan tetap/berubah tergantung pada
bilangan pokok logaritma yang digunakan.
 a
log f ( x)  b  f ( x)  ab

1 Contoh :
 f ( x)
log a  b  a
log f ( x) 
b
a
log f ( x)  b  f ( x)  abjika a  1
a
log f ( x)  b  f ( x)  a jika 0  a  1
b

Nilai-nilai x yang diperoleh saat menyelesaian persamaan ataupun pertaksamaan harus memenuhi
syarat bilangan pokok maupun numerus.

- 91 - BTA / MAT-IPA KELAS X


LATIHAN SOAL

01. Jika 3x = 2, nilai x sama dengan

2
(A) log 3

(B) 3 log 2

(C) 3 log 2
2

(D) 2log 3

(E) 3log 2

x
02. Jika log 3 = 0,25, nilai x adalah

(A) 0,75

(B) 12

4
(C) 3

(D) 81

(E) ( 14 ) 3

03. Jika alog b3 = 2 mka nilai blog a4 =

1
(A)
8
3
(B)
8
8
(C)
3
(D) 3
(E) 6

04. log (0, 3)2  log 5 + log (0,5)2  log 45 + 6 =

(A) 0
(B) 1
(C) 2
(D) 3
(E) 4

- 92 - BTA / MAT-IPA KELAS X


05. Nilai =

(A) 2

(B)
(C)

(D)
(E)

1 1
06. Hasil 7 log 81  3 log 25  0, 2
log 49 =

(A) –12

(B) –8

(C) 0

(D) 8

(E) 12

1 1 1
07. Hasil dari a
 b
 c
=
b log x c log x a log x

(A) 0

(B) 1

(C) 2

(D) 3

(E) 4

08. Bentuk
log(a 2  x 2 ) a 
log a
 log 1 

ax 2  setara

dengan

(A) 2a
(B) a
(C) 1
(D) 2
(E) 3

- 93 - BTA / MAT-IPA KELAS X


6
3 a 
09. Diketahui ab
log a = 4. Nilai ab
log  adalah
 b
 
(A) 17

(B) 15

(C) 7

(D) 3

(E) 2

10. Hasil 7 log 49 7  5log(0,008)  9 log 3 sama dengan

(A) 0
(B) 5
(C) 6
(D) 12
(E) 18

11. Jika 4log 6 = m + 1, maka 9log 8 =

3
(A)
4m  2
3
(B)
4m  2
3
(C)
2m  4
3
(D)
2m  4
3
(E)
2m  2

1
6
log 3 36  2 log 1
64
12. Hasil =

   1
5 log 3 
 2
2 log 6
3
9 log 5
5
5 log 2 

 25
 

(A) 5

(B) 6

(C) 10
(D) 5
(E) 6

- 94 - BTA / MAT-IPA KELAS X


log 2 5  log 9. log 5  log 2 3
13. Hasil dari =
log 53

(A) 1

(B) 0

(C) 1

(D) log 5  log 3

(E) log 3  log 5

14. Jika 2log a  log b = log c dan blog a = 0,75 maka


nilai clog a =

(A) 0,25
(B) 0,50
(C) 1,25
(D) 1,50
(E) 1,75

15. Jika alog b2 + blog a2 = 4 maka alog2b + blog2a


bernilai

(A) 2
(B) 4
(C) 8
(D) 16
(E) 32

16. Jika 4a = 5 dan 5b = 4, dimana a dan b adalah


akar-akar dari suatu persamaan kuadrat, maka nilai
diskriminan dari persamaan kuadrat tersebut adalah

4
(A) log 5 + 5log 4
(B) (4log 5 + 5log 4)2
(C) 4
log 5  5log 4
(D) (4log 5  5log 4)2
(E) (4log 5 + 5log 4)2 – 2

- 95 - BTA / MAT-IPA KELAS X


1 1 y
17. Jika 3 x  6 y  12 dan 3 x  6 ,
maka nilai x + y =

(A) 3log 6
(B) 6log 9
(C) 3log 9
(D) 3log 18
6
(E) log 18

18. Jika 23log (x  2y) = 3log x + 3log y,


maka x =
y

1
(A) 1 atau 4
(B) 1 atau 4
(C) 3 atau 14
1
(D) 4 atau 4
1
(E) 4 atau 3

19. =

1
(A)
3
3
(B)
4
4
(C)
3
(D) 2
(E) 3

4
log 7  2 log 7 3
2 4
 4.7 log 3  2
log 7. log 7 log 7
20. Hasil 7
=
log 3

(A) 1

(B) 2

(C) 4

(D) 2log 7

(E) 3log 7

- 96 - BTA / MAT-IPA KELAS X


21. Nilai a yang memenuhi persamaan
( x log(3a  10))( 5 log x)  3 adalah

(A) 39

(B) 42

(C) 45

(D) 46

(E) 48

1
22. Jika 9log a = 1 dan a log x  1
2
,
maka nilai x adalah

(A) 2
(B) 3
(C) 4
(D) 9
(E) 16

23. Solusi persamaan x log 27 = 5 log 3 adalah x =

(A) 0,04

(B) 0,2

(C) 5

(D) 25

(E) 125

24. Jika x1 dan x2 memenuhi (3log (x + 1))2 = 4, maka


nilai x1x2 =

(A) 8

64
(B) 9

(C)  89

(D)  64
9

(E)  80
9

- 97 - BTA / MAT-IPA KELAS X


25. Himpunan penyelesaian dari
2
log (x2  x + 1) = 3log (x2  x + 1)
adalah

(A) { 0 }

(B) { 3 }

(C) {0, 1}

(D) {0, 3}

(E) {0, 1, 3}

26. Himpunan penyelesaian dari


log (x2  4x + 2) = log (2  x)
adalah

(A) { 0 }
(B) { 3 }
(C) {0, 1}
(D) {0, 3}
(E) {0, 1, 3}

27. Himpunan penyelesaian dari


log (x2 + 5x  7) = log (x  2)
adalah

(A) { }
(B) { 0 }
(C) { 5}
(D) {5,1}
(E) {5, 0, 1}

28. Nilai x dari persamaan


log log x = log log 3 + log 40  log 5
adalah

(A) 38
(B) 28
3
(C) 8

(D) 8
(E) 8

- 98 - BTA / MAT-IPA KELAS X


2 log(x  2) 3 log(2 x 7)
29. Himpunan solusi 4 3  21
adalah

(A) {–6}
(B) {–4}
(C) {4}
(D) {6}
(E) { }

30. Jumlah nilai-nilai x yang memenuhi persamaan


3
log (9x + 18) = 2 + x
adalah
3
(A) log 6
3
(B) log 9
3
(C) log 18
3
(D) log 27
3
(E) log 54

31. Himpunan penyelesaian dari


2log2x  log x3 + 1 = 0
adalah

(A) { }

(B) { 10 }
(C) {10}

(D) { 12 ,1}

(E) { 10 ,10}

32. Jumlah dari penyelesaian


log x1 2
2
2 log x

adalah

(A) 2,25
(B) 1,75
(C) 1
(D) 1,75
(E) 2,25

- 99 - BTA / MAT-IPA KELAS X


33. Banyaknya anggota himpunan penyelesaian dari
3
log x 2 3
x  84.x log x
 243  0
adalah

(A) 0
(B) 1
(C) 2
(D) 3
(E) 4

34. Jika x1 dan x2, memenuhi persamaan


2( 4log x )2  6( 4log x2 ) + 1 = 0, maka x1 + x2 =

(A) 3
(B) 4
(C) 6
(D) 12
(E) 20

35. Hasil kali penyelesaian dari


2
log2x  2log x3 + 2log 2 = 0
adalah

(A) 1
(B) 3
(C) 4
(D) 8
(E) 16

36. Jumlah nilai-nilai x yang memenuhi persamaan


2 4log2x  6 4log 2x + 1 = 0
adalah

(A) 2

(B) 4

(C) 6

(D) 12

(E) 20

- 100 - BTA / MAT-IPA KELAS X


37. Jika x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan
(5  2log x) log x = log 1.000,
maka x12 + x22 =

(A) 0
(B) 10
(C) 100
(D) 1.000
(E) 1.100

38. Nilai x yang memenuhi persamaan


10 4log x  5(10)2log x = 4
adalah

(A) 1
(B) 4
(C) 1 atau 2
(D) 1 atau 4
(E) 2 atau 4

39. Persamaan
2
log 2log (2x + 1 + 3) = 1 + 2log x
dipenuhi oleh x =

2
(A) log 3
3
(B) log 2
(C) log 2
3

(D) 1 atau 3
(E) 1 atau 8
2

40. Hasil kali nilai-nilai x yang memenuhi persamaan


log2x  2log
4
x  3
2
=0
adalah

(A) 1
(B) 2
(C) 4
(D) 8
(E) 16

- 101 - BTA / MAT-IPA KELAS X


41. Jika x1 dan x2 memenuhi persamaan
1
log 2 (x + 2) + log (x + 2)3 = log 100
maka | x1  x2 | =

(A) 0,009

(B) 0,01

(C) 0,09

(D) 0,81

(E) 0,9

42. Banyaknya solusi persamaan


x
log (10x3  9x) = xlog x5
ada

(A) 1
(B) 2
(C) 3
(D) 4
(E) 5

2
43. Jika x memenuhi persamaan x log x  16 ,
maka 4log x2 =

(A) 1 atau 1
(B) 2 atau –2

(C) 2 atau 12

(D) 4 atau 4

(E) 4 atau 14

44. Banyaknya bilangan bulat yang memenuhi


1
pertaksamaan log (x  4x) 
3 2 3
log 15 ada

(A) 0
(B) 1
(C) 2
(D) 5
(E) 7

- 102 - BTA / MAT-IPA KELAS X


1
45. Nilai x yang memenuhi 4
log (x2  2x + 1) > 2
adalah

(A) 5 < x < 3


(B) 3 < x < 5
(C) x < 5 atau x > 3
(D) x < 3 atau x > 5
(E) 3 < x < 1 atau 1 < x < 5

46. Himpunan penyelesaian dari pertaksamaan


2
log (x  1) + 2log (2x – 4) < 2 + 2log 3 adalah

(A) { x | x > 1}


(B) { x | x > 2}
(C) { x | 2 < x < 4}
(D) { x | 1 < x < 4}
(E) { x | 1 < x < 4}

47. Penyelesaian dari pertaksamaan


0,5
log (3x + 1) > 0,5log (x + 7)
adalah

(A) x < 3
(B) x > 3
(C)  13 < x < 3

(D) 7 < x < 3


(E) 7 < x <  13

48. Penyelesaian dari pertaksamaan


25
log (x  3) + 25log (x + 1)  1
2
adalah

(A) x  4
(B) 2  x  4
(C) 1 < x  4
(D) 3 < x  4N
(E) 2  x < 1 atau 3 < x  4

- 103 - BTA / MAT-IPA KELAS X


49. Penyelesaian pertaksamaan
3
log x . 1  2xlog 9 > 2  1  2xlog 9
adalah

(A) x < 1 atau x > 1


5

(B) x < 1 atau x > 1


5 2

(C) 0 < x < 15

(D) 1 <x< 1
5 2

(E) 2 <x< 1
5 2

50. Nilai x yang memenuhi pertaksamaan


log (4x + 5) + 2log 2  2 log 2x
adalah

(A) 1  x  5
(B) 5  x  1
(C) x  1 atau x  5
(D) 0<x5
(E) x  5

51. Nilai x yang memenuhi pertaksamaan


1 1
 1
log x 2 log x  1
adalah

(A) 0 < x < 1


(B) 0 < x < 10
(C) x < 1 atau x > 10
(D) 0 < x < 1 atau x > 10
(E) 0 < x < 10 atau x > 10

52. Pertaksamaan (x)p < 3x, di mana p = 1 + 3log x,


mempunyai penyelesaian

(A) −1 < x < 1


(B) 1/3 < x < 3
(C) 1<x<3
(D) 0 < x < 1/3 atau x > 3
(E) 0 < x < 1 atau x > 3

- 104 - BTA / MAT-IPA KELAS X


53. Daerah asal fungsi f(x) = 3log (−x2 + 3x + 4) adalah

(A) x < −4 atau x > 1


(B) x < −1 atau x > 4
(C) −4 < x < 1
(D) −1 < x < 4
(E) 1 < x < 4

54. Banyaknya bilangan asli yang merupakan daerah


asal
adalah

(A) 0
(B) 2
(C) 3
(D) 4
(E) 6

55. Nilai ekstrem fungsi f(x) = 2log (x2 – 4x + 8) adalah

(A) −2
(B) −1
(C) 0
(D) 1
(E) 2

- 105 - BTA / MAT-IPA KELAS X


TRIGONOMETRI I

Definisi Relasi Grafik Fungsi

y 90 y-berubah Grafik y  a sin kx


A(x , y) adalah grafik sinus dengan amplitudo a
+
r 180 0/360 360
dan periode .
θ – x- k
x tetap
O B
270 Maka grafik y  a sin(kx  )  b
Pada segitiga OAB didefinisikan: diperoleh dengan menggeser grafik
|AB| y 1  sin()   sin  
 sin     csc    y  a sin kx sejauh ke kanan (–)
|OA| r sin   cos()  cos  k
 tan()   tan 
 cos  
|OB| x
  sec  
1  atau ke kiri (+) serta sejauh b satuan ke
|OA| r cos  atas (+) atau ke bawah (–).
|AB| y 1 Perubahan sudut yang melibatkan sudut
 tan     cot   90o ataupun 270o maka fungsi Contoh:
|OB| x tan 
trigonometri akan berubah sedangkan Grafik y  2sin(2 x  60) diperoleh
tanda (+/-) disesuaikan kuadrannya. dari grafik y  sin x yang
 sin 2   cos2   1
amplitudonya dikali 2,
Contoh-contoh:
360
 tan 2   1  sec2  sin(90  )  cos  periodenya adalah  180
2
cos(90  )   sin  serta digeser 30o ke kanan.
 1  cot 2   csc2  cos(180  )   cos 
 Aturan tanda (+) sin(180  )   sin  y
y  2sin(2 x  60)
tan(270  )  cot  2
cot(270  )   tan 
1 y  sin x
sin All
0    
tan cos 6 4 2

Nilai-nilai perbandingan Koordinat Kartesius dan Kutub


Kartesius  Kutub
( x, y )  (r , )
θ o
sin cos tan x  r cos 
y  r sin  r  x2  y 2
0 0 1 0 tan 
y
x
1 1 1
30 2 2
3 3
3
1 1
45 2
2 2
2 1
1 1
60 2
3 2 3
90 1 0 ∞

- 106 - BTA / MAT-IPA KELAS X


LATIHAN SOAL

01. Diketahui segitiga ABC siku-siku di B.


Jika AB = 3 cm dan AC = 4 cm, nilai cot A =

(A) 4
3
(B) 3
4
(C) 1 7
3
(D) 3 7
7
(E) 3
5

02. Jika sin α = 4


5
dan cos β = 7
25
dengan α dan β sudut
lancip, nilai cos  cos   sin  sin  =

(A) – 93
125
(B) – 75
125
(C) 51
125
(D) 75
125
(E) 147
125

03. Diketahui segitiga ABC dengan panjang AC = 4 +


2√3 dan sudut BAC = 30o. Titik D berada pada AB
sehingga CD tegak lurus AB dan BD = 1. Nilai sinus
sudut ABC =
(A) 3 + 2√3
(B) 2 + √3
1
(C) (1 + √3)
2
1
(D) (√2 + √6)
4

(E) √2 + √6

04. Jika cos x = – 5 dengan x sudut tumpul, nilai


6
sin x – tan x =

(A) – 11 11 (D) 11 11
30 30

(B) – 1 11 (E) 13 11
30 11

(C) 1 11
30

- 107 - BTA / MAT-IPA KELAS X


05. Panjang AD pada gambar berikut adalah

(A) 3 C

(B) 5 3
x + 10
(C) 13  5 3 x+7 x+2

(D) 12  5 3 30o
A Do B
(E) 12 + 5 3

06. Jika BC = CD, maka sin B =

1
(A)
1  4 tan 2 x A

1
(B)
tan x  4
2

tan x x
(C) B D
4  tan x 2 C

1
(D)
1  2 tan 2 x

tan x
(E)
1  2 tan 2 x

07. Pada gambar berikut, diketahui bahwa cos α = 0,8


dan tan β = 1. Jika panjang AD = 3 cm, keliling
segitiga ABC adalah ... cm.
C

β α
B D A
(A) 24
(B) 27
(C) 36
(D) 45
(E) 48

- 108 – BTA / MAT-IPA KELAS X


08. Nilai cos α sin β pada gambar berikut adalah

(A) 25
169

60
β
(B) 169

(C) 144
169
α
(D) 25 8 5
144

60
(E) 144

09. Diketahui ΔABC siku-siku di B. Jika AC = p dan


 ACB = θ, panjang DC =

C
θ D

B A

(A) p cos θ sin θ


(B) p cot θ
(C) p sin2 θ
(D) p tan θ
(E) p cos2 θ

cos ec 30   cos ec 60   cos ec 90 


10. Hasil dari =
sec 0   sec 30   sec 60 

(A) 0

(B) 1

(C) 2

(D) 3

(E) 2

tan( 53 ). cos( 34 ). sin( 16 )


11. Nilai =
tan( 13 ). cos( 76 )

(A) – 16 6

(B) – 14 6

(C) 1 6
6

(D) 1 6
4

(E) 1 6
2

- 109 – BTA / MAT-IPA KELAS X


cos 135. sin 315. tan 420. cos 72000
12. Nilai =
sin 390. cos( 60). sin 3690

(A) 2

(B) 3

(C) 2 2

(D) 2 3

(E) 3 3

sin150  cos 225  tan 315  cos 270


13. Hasil =
sin 675  cos 120  tan 765  sin 720

(A) –1
(B) 1
(C) 2
(D) 5 – 4 2
(E) 2+4 3

cos(90 o  ). sec( 360 o  ). tan(180 o  )


14. =
sec(   360 o ). sin(540 o  ). cot(  90 o )

(A) 1
(B) 0
(C) 1
(D)  tan 
(E) tan 

2
15. Jika sin x = p
dengan 180o < x < 270o, cos x =

2
(A) 
p 42

p2  4
(B) 
p
p
(C) 
p 2 4
p
(D)
p 2 4

p2  4
(E)
p

- 110 – BTA / MAT-IPA KELAS X


16. Koordinat Kutub titik P(–2 3 ,2) adalah

(A) P(4, 120o)


(B) P(4, 150o)
(C) P(4, 240o)
(D) P(4, 300o)
(E) P(4, 330o)

17. Koordinat Kartesius dari titik A(8, 225o) adalah

(A) A(–4, 4 2 )
(B) A(4, –4 2 )
(C) A(4 2 , 4)
(D) A(4 2 , –4 2 )
(E) A(4 2 , 4 2 )

18. Koordinat kutub dari titik ( 2 2 , – 2 6 ) adalah

(A) (4 2 , 300o)
(B) (4 2 , 330o)
(C) (4 3 , 320o)
(D) (4 3 , 315o)
(E) (4 3 , 330o)

cos 2 x cos 2 x
19. Untuk sin2 x ≠ 1, bentuk  =
1  sin x 1  sin x

(A) 2
(B) 2sin x
(C) 2cos x
(D) 1 + cos x
(E) 1 – cos x

20. (4 sin θ – 3 cos θ)2 + (3 sin θ + 4 cos θ)2 =

(A) 25 sin θ + 25 cos θ


(B) 25 sin θ – 25 cos θ
(C) 50 sin θ cos θ
(D) 25
(E) 50

- 111 – BTA / MAT-IPA KELAS X


tan x
21. Bentuk setara dengan
1  tan 2 x

sin x.cos x
(A)
1  2 sin 2 x
sin x
(B)
2 cos 2 x  1
cos x
(C)
1  2 sin 2 x
sin x.cos x
(D)
cos 2 x  sin x
sin x.cos x
(E)
sin 2 x  cos 2 x

22. Grafik fungsi trigonometri di samping adalah

(A) y =  cos 3x y
1
(B) y =  cos 12
5
x
150
(C) y =  cos 1
3
x 0
x

1
(D) y = cos 3
x –1
12
(E) y = cos 3
x

23. Grafik berikut adalah grafik y = A sin kx.


Nilai A + 3k =
y
(A) 4
4
(B) 5
x
90
(C) 7
–4
(D) 9

(E) 13

24. Grafik fungsi trigonometri di samping adalah

(A) y = 3 sin 3 (x – 20)

(B) y = 3 sin 3 (x  20) y

3
(C) y = 3 cos 3 (x – 20)
x
(D) y = 3 sin 3 (x + 10) 50 110

–3
(E) y = 3 sin (3x + 10)

- 112 – BTA / MAT-IPA KELAS X


25. Jika persamaan grafik berikut adalah
y = a sin bx + c , nilai a + b + c =

1
x
(A) 7 0 60 120

(B) 9

(C) 10

(D) 11

(E) 13

26. Persamaan grafik fungsi trigonometri berikut adalah


y

x
0 π/2 π 3π/2

(A) y = 4sin 4x
(B) y = 4cos 4x
(C) y = 4sin |4x|
(D) y = | 4cos 4x |
(E) y = | 4sin 2x |

27. Persamaan grafik fungsi trigonometri berikut adalah


y
3/2
π x
0
–3/2

(A) y = 3 sin x
2

(B) y = sin 2x

(C) y = sin(x + 1
2
π)

(D) y = 3
2
cos(2x + 1
2
π)

(E) y = – 32 cos(2x + 1
2
π)

- 113 – BTA / MAT-IPA KELAS X


28. Persamaan grafik fungsi trigonometri berikut adalah
y

1
180o
x
360o
–1

(A) y = sin x
(B) y = cos x
(C) y = sec x
(D) y = cosec x
(E) y = tan x

29. Jika nilai maksimum dari y = 5 + A sin 2x adalah 8,


maka nilai minimumnya adalah

(A) 8
(B) 3
(C) 2
(D) 3
(E) 5

30 Titik balik maksimum dari fungsi trigonometri


f(x) = 4cos( 23 x  16 π ) dalam interval 0  x  2
adalah

(A) ( 74 π , 4)
(B) ( 54 π , 4)
(C) ( 34 π , 4)
(D) ( 14 π , 4)
(E) ( 16 π , 4)

31. Nilai x yang memenuhi persamaan


2 cos (2x  60) = 3
untuk 0o  x  180o adalah

(A) 20o
(B) 30o
(C) 45o
(D) 60o
(E) 90o

- 114 – BTA / MAT-IPA KELAS X


32. Banyaknya nilai x dalam interval [90°, 360°] yang
1
memenuhi persamaan | cos 2x | = 2
adalah

(A) 2
(B) 3
(C) 4
(D) 6
(E) 7

33. Banyaknya nilai x dalam interval [0°, 360°] yang


memenuhi 2cos2 x + cos x – 1 = 0 adalah

(A) 1
(B) 2
(C) 3
(D) 4
(E) 5

34. Banyaknya nilai θ dalam interval [0, 2π] yang


memenuhi sec θ + tan θ = 0 adalah

(A) 0
(B) 1
(C) 2
(D) 3
(E) 4

35. Jumlah semua nilai x dengan 0o ≤ x ≤ 360o yang


memenuhi tan 2x + 3 = 0 adalah

(A) 360°
(B) 380°
(C) 400°
(D) 750°
(E) 780°

36. Banyaknya nilai x dalam interval [0°, 360°] yang


memenuhi cos2 2x – cos 2x – 2 = 0 adalah

(A) 1
(B) 2
(C) 3
(D) 4
(E) 5

- 115 – BTA / MAT-IPA KELAS X


37. Jika tan x − 3 sin2x = 0, maka sin x cos x =

1
(A) 3

1
(B) 3
2
1
(C) 3
3
2
(D) 3

1
(E) 3
5

38. Untuk 0° < x < 270°, penyelesaian sin x + 2 tan x < 0


adalah

(A) 0° < x < 90°


(B) 90° < x < 180°
(C) 60° < x < 120°
(D) 120° < x < 225°
(E) 90° < x < 270°

39. Jika 0 ≤ x ≤ 2π, nilai x yang memenuhi sin x < 0,5


adalah

(A) 0≤x≤ 1
6
π atau 5
6
π≤x≤π
(B) 0≤x< 1
6
π atau 5
6
π<x≤π
(C) 0≤x< 1
6
π atau 5
6
π < x ≤ 2π
(D) 0≤x< 1
3
π atau 5
3
π < x ≤ 2π
(E) 1
6
π≤x≤ 5
6
π

40. Untuk 0 ≤ x ≤ 12, maka nilai x yang memenuhi


x
cos 6
 1
2
adalah

(A) 0  x  3 atau 6  x  9
(B) 0  x  3 atau 6  x  12
(C) 2  x  4 atau 9  x  11
(D) 1  x  3 atau 9  x  11
(E) 0  x  2 atau 10  x  12

- 116 – BTA / MAT-IPA KELAS X


TRIGONOMETRI II
DALIL-DALIL DALAM SEGITIGA
C

b a a2 = b2 + c2  2 bc cos  Luas = ½ ab sin 


a b c b2 = a2 + c2  2 ac cos  = ½ ac sin 
  = ½ bc sin 
  sin  sin  sin  c2 = a2 + b2  2 ab cos 
A c B
DALIL SINUS DALIL COSINUS L  s(s  a)(s  b)(s  c)
s = ½ (a + b + c)

LINGKARAN DALAM, LINGKARAN LUAR DAN LINGKARAN SINGGUNG SEGITIGA

1. Lingkaran Dalam Segitiga 3. Lingkaran Singgung Segitiga


C
Q

F E C

rd b L3
L1 rsa
a
A D B
Lingkaran L1 menyinggung sisi-sisi segitiga ABC, titik A c P
B
pusat lingkaran dalam didapat dari perpotongan garis
bagi - garis bagi sudut segitiga ABC.
Jari-jari lingkaran dalam Lingkaran L3 menyinggung sisi BC, menyinggung garis
BP (BP adalah perpanjangan sisi AB) dan menyinggung
(s  a)( s  b)( s  c) garis CQ (CQ adalah perpanjangan sisi AC). Titik pusat
rd 
s lingkaran berada diluar segitiga ABC. Titik pusat
lingkaran singgung didapat dari perpotongan garis bagi
2. Lingkaran Luar Segitiga dalam sudut A dan garis bagi luar sudut B dan sudut C.
C Terdapat tiga lingkaran singgung yaitu:
menyinggung sisi AB, menyinggung sisi BC dan
L2 menyinggung sisi AC.
rL

A B
Jari-jari lingkaran singgung
Lingkaran L2 melalui titik-titik sudut segitiga ABC,
titik pusat lingkaran luar didapat dari perpotongan s( s  b)( s  c)
garis-garis berat segitiga ABC. rBC = jari-jari lingkaran singgung sisi BC 
( s  a)
Jari-jari lingkaran luar
s( s  a)( s  c)
rAC = jari-jari lingkaran singgung sisi AC 
rL 
a

b

c ( s  b)
2 sin  2 sin  2 sin 
s( s  a)( s  b)
abc rAB = jari-jari lingkaran singgung sisi AB 
rL  ( s  c)
4 s(s  a)( s  b )( s  c)

- 117 - BTA / MAT-IPA KELAS X


LATIHAN SOAL

01. Diketahui segitiga ABC, panjang AC = 5 cm.


 CAB = 60o, dan  ABC = 45o. Panjang BC =
C
5
(A) 3
2
5
(B) 2
3
5 ?
5
(C) 6
3
5 60o
(D) 2
6 45o
A B
5
(E) 3
6

10
02. Diketahui segitiga ABC panjang AC = √6, BC = 10
3
dan sudut A = 60o. Besar sudut C adalah

(A) 45o
(B) 55o
(C) 75o
(D) 90o
(E) 105o

03. Diketahui segitiga ABC lancip dengan panjang


AB = 8 cm, BC = 6 cm dan  A = 45o, maka nilai
cos C =
C
(A) 1
9 ?
(B) 1 6
3
(C) 4
9
8 45o
(D) 9 A B
8
2
(E) 3
2

04. Jika panjang LM = 12, sudut LKM = 60◦ serta sudut


KLM = 45◦ , maka panjang KM pada segitiga KLM
tersebut adalah

(A) 2 6

(B) 3 6

(C) 4 6

(D) 6 6

(E) 12 6

- 118 - BTA / MAT-IPA KELAS X


05. Dalam ∆ABC, diketahui AC = 8 cm, BC = 4 2 cm,
dan ABC = 45o . Nilai tan BAC =

(A) 1 2
3

(B) 1 2
2

(C) 1 3
3

(D) 1 3
2

(E) 3

06. Pada ∆ABC diketahui a + b = 10, A = 30o, dan


B = 45o . Panjang sisi b =

 
(A) 5 2  1
(B) 52  2 
(C) 102  2 
(D) 10 2  1
(E) 10 2  2

07. Pada segitiga dibawah ini berlaku


x
p q

600
r

(A) sin x  1 3qr (D) sin x  1 3 q


2 2 r
1 2 q
(B) sin x  3 pq (E) sin x 
2 3 r
1 r
(C) sin x  3
2 q

08. Pada segitiga ABC, diketahui AB = 4, AC = 10, dan


sin B = 0,25. Dengan demikian, maka sin C =

(A) 0,5
(B) 0,4
(C) 0,3
(D) 0,2
(E) 0,1

- 119 - BTA / MAT-IPA KELAS X


09. Dalam segitiga PQR, Q = 30o, R = 105o, dan
PR = 10. Panjang QR =

(A) 5 2
(B) 5 3
(C) 10
(D) 10 2
(E) 10 3

10. Dalam ABC, diketahui AC = 8, BC = 4 2 , dan


ABC = 45o. Nilai tan BAC =

(A) 1 2
3

(B) 1 2
2

(C) 1 3
3

(D) 1 3
2

(E) 3

11. Diketahui segitiga PQR, jika  PRQ = 150o,


panjang PR = 5 3 cm, RQ = 10 cm, maka panjang
PQ =
Q
(A) 5 cm
?
(B) 5 13 cm 10
150o
(C) 15 3 cm
P R
5 3
(D) 7  2 3 cm

(E) 5 9  2 3 cm

12. Pada segitiga ABC, panjang AB = 13 AC = 14 dan


BC = 15 satuan panjang . Nilai cos  BAC =

(A) 2 C

(B) 3 14 15

(C) 91
? B
A
(D) 71 13

(E) 31

- 120 - BTA / MAT-IPA KELAS X


13. Perbandingan sisi-sisi segitiga ABC adalah 2 : 3 : 4.
Kosinus sudut terkecil segitiga tersebut adalah

(A) − 1
4
(B) 1
4
(C) 7
8
(D) 7
11
(E) 11
16

14. Jika panjang sisi BC, AC dan AB pada segitiga


ABC berturut-turut adalah 5, 6, dan 9 cm, nilai dari
sin (A + B – 90o) =

(A)  1
2

(B)  1
3

(C) 1
3

(D) 1
2

(E) 1 3
2

15. Perhatikan gambar di bawah!


Cosinus sudut BCD adalah

(A) 38 B
81
13 D
(B) 10 9
27
(C) 41
81 A o o
6060 C
(D) 14 A C
27
8 9
(E) 43
81
D
B

16. Diketahui segitiga ABC, panjang AB = 6 cm,


BC = 8 cm dan  B = 60o. Nilai cos A =

(A) 1 C
13
7
(B) 31
24
8
(C) 31
1
(D) 13
13
? 60o
2
A B
(E) 13
39 6

- 121 - BTA / MAT-IPA KELAS X


17. Diketahui segi empat ABCD, panjang AB = 2cm,
BC = 3 cm, AD = a cm,  ABC = 60o dan
 CAD =  . Maka panjang CD adalah

(A) 7  a 2  2a cos 

(B) 7  a 2  2 7 a cos 

(C) 7  a 2  2 7 a cos 
(D) 2 7 a sin 
(E) 14a 2 sin 

18. Pada lingkaran O terletak titik P dan Q. Jika PQ = 3


dan OP = 2, maka nilai cosinus sudut POQ =
(A) −0,25
(B) −0,125
(C) 0,25
(D) 0,5
(E) 0,625

19. Diketahui jajaran genjang PQRS seperti gambar.


Panjang diagonal PR =

(A) 5 3 cm
S R
(B) 6 3 cm

(C) 7 2 cm 6 cm

60o
(D) 7 3 cm
P 6 cm Q

(E) 8 cm

20. Diketahui segitiga ABC dengan AB = 4 cm, BC = 6


cm, dan AC = 5 cm. Dengan menggunakan aturan
cosinus, maka panjang garis berat segitiga tersebut
yaang melalui B adalah

(A) 7

(B) 2 7

(C) 3 7

(D) 2 17

(E) 3 17

- 122 - BTA / MAT-IPA KELAS X


21. P dan Q adalah tonggak batas sebidang tanah.
Q terletak 20 m sebelah timur P. Tonggak batas ketiga
adalah R, arahnya 105o dari P dan 225o dari Q.
Jarak R ke P adalah

10
(A) 3
3

20
(B) 3 3 20 m
P Q
(C) 10

(D) 10 2
R
20
(E) 3
6

22. Posisi dua kapal laut dinyatakan dengan koordinat

kutub yaitu kapal pertama pada 20,45   dan kapal


 
kedua pada 30,165 . Tentukan jarak kedua kapal

tersebut.

(A) 190
(B) 10 19
(C) 12 19
(D) 6 21
(E) 10 7

23. Dua pesawat bergerak secara bersilangan dengan


sudut 60◦. Pada saat tertentu pesawat pertama dan
kedua berturut-turut berjarak 3 km dan 2 km dari titik
persilangan tadi. Jarak kedua pesawat pada saat itu
adalah

(A) 5 km

(B) 6 km

(C) 7 km

(D) 8 km

(E) 10 km

- 123 - BTA / MAT-IPA KELAS X


24. Sebuah kapal berlayar pada pukul 8.00 dari Bakauheni
dengan arah 025o dan kecepatan 8 mil/jam. Setelah 1
jam berlayar kapal itu mengubah haluan menjadi 085 o
dengan kecepatan tetap, maka jarak kapal tersebut dari
Bakauheni pada pukul 10.00 adalah

(A) 4 mil
(B) 8 mil
(C) 8 2 mil
(D) 4 3 mil
(E) 8 3 mil

25. Diketahui segitiga ABC dengan AC = BC = 10 dan


AB = 12. Nilai sin (A + C) + cos (B + C) =
(A) 0,1
(B) 0,2
(C) 0,5
(D) 1
(E) 1,4

26. Diketahui segitiga ABC dengan AB = 6, AC = 8, dan


A = 150◦. Luas sgitiga ABC =
(A) 24
(B) 12

(C) 6 3

(D) 6 2
(E) 6

27. Pada segitiga PQR diketahui PQ = QR = 8. Jika


P = 75◦, maka luas segitiga PQR =

(A) 64
(B) 32

(C) 16 3

(D) 16 2
(E) 16

- 124 - BTA / MAT-IPA KELAS X


28. Diketahui segitiga ABC dengan sisi BC = 16,
AC = 10, dan luas ABC = 40 3 , maka sisi AB =

(A) 11 C

(B) 12 
10 16
(C) 13

(D) 14
A ? B
(E) 15

29. Perhatikan gambar segiempat ABCD berikut!

C
10 2 cm
D
60o
10 cm
30o 45o
A B
Panjang BC =

(A) 4 2 cm

(B) 6 2 cm

(C) 7 3 cm

(D) 5 6 cm

(E) 7 6 cm

5
30. Luas segitiga ABC adalah 2
15 cm2.
Panjang AC = 5 cm, AB = 4 cm,  BAC lancip.
Panjang BC =
C
(A) 3 5 cm

(B) 5 3 cm ?
5

(C) 31 cm

(D) 37 cm A 4 B

(E) 51 cm

- 125 - BTA / MAT-IPA KELAS X


31. Panjang sisi-sisi segitiga KLM adalah 10, 12, dan 14.
Luas segitiga KLM =

(A) 24 6
(B) 23 6
(C) 14 6
(D) 24
(E) 23

32. Sisi-sisi suatu jajar genjang adalah 28 cm dan 30 cm,

serta luasnya 420 3 cm2. Panjang salah satu


diagonalnya adalah

(A) 644
(B) 684
(C) 824
(D) 844
(E) 1600

33. Jika AD adalah garis bagi pada ABC, maka panjang


AD adalah
(A) 1 cm
C

(B) 2 cm

6 cm D
(C) 3 cm

(D) 2 cm
A 3 cm B
(E) 2 2 cm

34. Luas segienam beraturan adalah 100 3 cm2. Panjang


sisi segienam tersebut adalah …. cm.

(A) 10 2
3

(B) 10 3
3

(C) 5 3

(D) 7 6
3

(E) 10 6
3

- 126 - BTA / MAT-IPA KELAS X


35. Panjang jari-jari lingkaran luar segi-8 beraturan
adalah 20 cm, maka luas segi-8 tersebut adalah

(A) 800 cm2


(B) 800 2 cm2
(C) 800 3 cm2
(D) 1600 2 cm2
(E) 1600 3 c

36. Panjang jari-jari lingkaran luar segi12 beraturan


adalah 10 cm. Luas segi12 tersebut adalah

(A) 300 cm2


(B) 600 cm2

(C) 300 2 cm2

(D) 300 3 cm2

(E) 600 3 cm2

37. Luas segi enam beraturan adalah 300 3 cm2, panjang


jari-jari lingkaran luar segi enam tersebut adalah

(A) 5
(B) 2 5
(C) 10
(D) 10 2
(E) 20

38. Segitiga ABC adalah segitiga siku-siku sama kaki


dengan sudut ABC = 900. Jika R adalah panjang
jari-jari lingkaran luar segitiga ABC dan r adalah
panjang jari-jari lingkaran dalam segitiga ABC,
tentukan nilai R : r

(A) 2 2
(B) 2 2 1
(C) 2 2 2
(D) 2 1
(E) 2 1

- 127 - BTA / MAT-IPA KELAS X


39. Diketahui segitiga ABC dengan panjang AB=13 cm,
5
BC = 15 cm dan cos A  . Jika R adalah panjang
13
jari - jari lingkaran singgung segitiga ABC pada sisi
BC dan r adalah jari - jari lingkaran dalam segitiga
ABC, maka nilai dari R : r adalah

(A) 13 : 6
(B) 17 : 6
(C) 9:2
(D) 7:2
(E) 5:2

40. Diketahui segitiga PQR dengan PQ = 12 cm dibuat


sebuah lingkaran dalam yang menyinggung sisi PQ di
A, sisi PR di B dan sisi QR di C. Jika panjang
BR = 10 cm, maka keliling segitiga PQR adalah

(A) 24 cm
Q

(B) 36 cm

(C) 40 cm A C

(D) 44 cm P R
B
(E) 48 cm

- 128 - BTA / MAT-IPA KELAS X


VEKTOR (PEMINATAN)

Definisi Operasi Pada Vektor

Pandang titik di koordinat kartesius berikut:  Perkalian Skalar (Dot Product)


y  a1   b1 
   
b2 B Misalkan diberikan vektor a   a2  dan b   b2  ,
a  b 
 3  3
maka didefinisikan :
a2 A a  b  a1b1  a2b2  a3b3  a b cos 
dengan θ adalah sudut antara kedua vektor
x (0o < θ < 180o).
O a1 b1
 a.b adalah perkalian antara panjang vektor a dengan
Melalui dua buah titik dapat dibuat ruas garis berarah, ruas panjang proyeksi vektor b pada vektor a atau
garis berarah inilah yang disebut vektor dan panjang ruas sebaliknya
garis tersebut disebut panjang vektor.
 Perkalian vektor (Cross Product)
 Vektor posisi
adalah vektor yang dibentuk dari titik O ke titik lain. i j k
Contoh : a  b  a1 a2 a3 dan a  b  a b sin  .
Jika A(a1 , a2 ) maka vektor OA  a  a  (a1 , a2 ) = b1 b2 b3

 a1 
  = a1 i + a2 j menyatakan vektor posisi A.
 a2  v

 Vektor satuan b
adalah vektor yang panjangnya satu satuan. θ
Jika a  (a1 , a2 ) , maka a  a12  a2 2
sehingga a

a Jika v  a  b maka v adalah vektor yang tegak lurus


vektor satuan yang searah adalah e  . dengan a dan b. Dapat disimpulkan bahwa |v| adalah
a
luas jajaran genjang yang dibentuk oleh vektor a dan b.

 Dua vektor dikatakan sama jika memiliki panjang dan  Proyeksi Ortogonal
arah yang sama.
a
 Dua vektor dikatakan segaris(kolinier) atau sejajar jika
saling berkelipatan.

 Penjumlahan/pengurangan dua vektor dilakukan dengan


θ
aturan segitiga atau jajar genjang. b
x

d 
a  b 

b
c * x  Proyb a   2  .b
θ 
 b  
a
ab
* x  a cos  
2 2 b
c  ab  c  a  b  2 a b cos 
2 2
d  a b  d  a  b  2 a b cos 

- 129 - BTA / MAT-IPA KELAS X


SOAL-SOAL

1   2  3 
     
01. Bila vektor a   4  ; b   5 ; c 1 
 9   3   2
     
dan p  a  2b  3c , maka panjang vektor p
adalah
(A) 12
(B) 4 6
(C) 3 14
(D) 3 17
(E) 2 38

02. Pada persegi panjang OACB, D adalah titik tengah OA


dan P titik potong CD dengan diagonal AB.
Jika a  OA dan b  OB , maka CP =

(A) 1a  2b B C
3 3
(B) 1a  2b
3 3
(C)  a
2  1b
3 3
(D)  1 a  2b P
3 3 O D A
(E)  a
1  2b
3 3

03. Diketahui jajar genjang ABCD.


Koordinat A(3,3,3), B(1,2,1) dan C(4,1,1).
Koordinat titik D adalah

(A) (0,4,1)
(B) (2,1,5)
(C) (3,1,2)
(D) (6,2,5)
(E) (6,4,1)

04. Diketahui vektor a=4i5j+3k dan titik P(2,1,3). Jika


panjang PQ sama dengan panjang a dan PQ
berlawanan arah dengan a, maka koordinat Q adalah

(A) (2,4,0)
(B) (6,0,0)
(C) (6,6,6)
(D) (2,4,0)
(E) (6,6,6)

- 130 - BTA / MAT-IPA KELAS X


05. Vektor PQ = 2i+k dan vektor PR = i+j+2k.
Jika PS = 12 PQ, maka vektor RS =

(A) i + 3
2
k

(B)  j  32 k
(C) 1
2 ik
(D) i 3j k
(E) 3
2 i j

06. Diketahui titik A(6,2,3) dan titik D(4,4,5) , jika


vektor AB =  2i  8 j  5k dan vektor CD =
4i  j  3k , maka vektor BC =

(A) 8i  5 j  10k
(B) 8i  5 j  10k
(C) i 3j k
(D) 3i  3 j  k
(E) i  3 j  3k

07. Pada segi enam beraturan ABCDEF ruas garis berarah


dari A ke B dinamakan u sedangkan dari A ke F
dinamakan v, Ruas garis berarah A ke C dinyatakan
dengan
(A) u+v
(B) u+v
(C) 2u + v
(D) 2u  v
(E) u + 2v

08. Pada segitiga ABC, E adalah titik tengah BC dan M


adalah titik berat segitiga tersebut.
 
Jika u = AB dan v = AC , maka ruas garis berarah ME
 
dapat dinyatakan dalam u dan v sebagai

 
(A) 1u1v C
6 6
 
(B) 1u1v
6 2 E

(C) 1 u  1 v M
6 2

(D) 1 u  1 v B
6 6
A
(E) 1 u  1 v
6 6

- 131 - BTA / MAT-IPA KELAS X


09. Diketahui titik A(2,1,5), B (4,2,1), dan titik P pada
AB sehingga AP : AB = 2 : 3
Koordinat titik P adalah

(A) (2,1,1)
(B) (1,1,2)

(C) ( 8 , 4 , 7 )
5 5 5

(D) ( 2 , 1 , 13 )
5 5 5
(E) (0,0,3)

10. Diketahui bidang empat ABCD, , ,


dan . Jika titik Q pada AB dengan AQ : QB = 1
: 2 dan titik R pada BC dengan BR : RC = 1 : 2, maka
=

(A)
(B)
(C)  2a + b + c
(D)
(E)

11. Diketahui titik-titik A(3,5,2), B(1,4,3) dan


C(7 , 3x  5 , 7y  2) segaris . Nilai x dan y yang
memenuhi, berturut-turut adalah

(A) 6 dan 2
(B) 6 dan 2
(C) 2 dan 6
(D) 2 dan 6
(E) 6 dan 2

12. Jika OA = (1, 2), OB = (4, 2) dan α = sudut antara OA


dan OB, maka tan α =

(A) 3/5
(B) 3/4
(C) 4/3
(D) 9/16
(E) 16/9

- 132 - BTA / MAT-IPA KELAS X


13. Diketahui vektor a = 2i  j + 2k dan b = i  2j + k
Nilai dari a  b adalah

(A) 2
(B) 0
(C) 2
(D) 4
(E) 6

14. Diketahui persegi panjang OABC dengan panjang


OA = 12, maka OA  OB =

(A) 13
(B) 60
(C) 144
(D) 149
(E) Tidak bisa ditentukan

 2   1 
   
15. Diketahui vektor-vektor a    3  dan b    2  .
 1   3
   
Nilai sinus sudut antara kedua vektor tersebut adalah

(A)  1
14
(B) 11
14
(C) 5 3
11
(D) 5 3
14
(E) 5 5
14

16. Diketahui vektor a = (1, 3, 3), b = (3, 2, 1), dan

c = (1, ‒ 5, 0). Sudut antara vektor (a – b) dan (a + c)


adalah

(A) 30o
(B) 45o
(C) 60o
(D) 90o
(E) 120o

- 133 - BTA / MAT-IPA KELAS X


17. Diketahui dua vektor u dan v membentuk sudut α,
1
dengan sin α = . Jika |u| = 5 dan u ° v = 30 ,
7
maka v ° v =

(A) 5

(B) 7
(C) 7
(D) 9
(E) 30

18. Diketahui segitiga ABC dengan koordinat


A(2,3,1), B(1,1,0), dan C(1,1,0)
Jika  adalah sudut BAC, maka nilai 2 sin cos =

(A) 1 3
3

(B) 2 39
13

(C) 4 3
13

(D) 2 3
13

(E) 1 39
13

19. Diketahui segitiga ABC dalam ruang.

Jika AB = 2 i + j + k , AC = i – k dan  = ABC

maka tan  =

(A) 1 3
5

(B) 1 3
3

(C) 1 3
2

(D) 1 11
6

(E) 1 11
5

- 134 - BTA / MAT-IPA KELAS X


20. Diketahui segitiga ABC dengan A(0,1,4), B(2,3,2) dan
C(1,0,2). Besar sudut ABC adalah

(A) 30o
(B) 45o
(C) 60o
(D) 90o
(E) 120o

21. Jika vektor a = 2i  j  3k dan b =  i  x j  2k dan


 (a,b) = 60o maka nilai x bulat yang memenuhi
adalah

(A) 5
(B) 3
(C) 1
(D) 3
(E) 5

22. Diketahui a, b, dan c adalah vektor satuan yang saling


ortogonal. Hasil (a + b + c).(a + b  c) =

(A) 0
(B) 1
(C) 2
(D) 3
(E) 4

 1  4  3 
     
23. Diketahui vektor a   2 , b   4 , dan c    4  .
  3  m  5 
     
Jika a tegak lurus b , hasil dari a  2b  c 

6 6 6


     
(A) 14  (C) 14  (E) 14 
0 12  10 
     

6 6
   
(B) 14  (D) 14 
6 14 
   

- 135 - BTA / MAT-IPA KELAS X


1   1  4
     
24. Diketahui vektor a   p , b   2 , dan c   7  .
 3   3 0
     
Apabila vektor a tegak lurus vektor b , hasil dari
2a  b  c 

 7   7 
   
(A)   15  (D)  5 
 0    6
   

 3   3 
   
(B)   15  (E)   15 
 6   0 
   

  3
 
(C)  5 
 3 
 

25. Vektor u = (x, y, 1) sejajar v = (1, 3, z).


Jika u tegak lurus w = (3, 2, 3) maka y =

(A)  1

(B)  1
3

(C) 1
3
(D) 1
(E) 3

26. Dua buah vektor, yaitu OA dan OB, membentuk sudut


30. Jika panjang vektor AB adalah 1, maka panjang
maksimum dari vektor OB adalah

(A) 1

1 3
(B)
2

(C) 3

(D) 2

(E) 4
3

- 136 - BTA / MAT-IPA KELAS X


27. Diketahui titik-titik A(3,2,1) , B( x, 3x – 1, 2x + 1 ) dan
  
C( x – 1, – 3, – 4 ). Vektor a , b , dan c masing-
masing adalah vektor posisi dari titik A,B, dan C.
  
Jika a  ( b + c ), maka nilai x3 =

(A) 1
(B) 8
(C) 27
(D) – 8
(E) – 1

28. Diketahui vektor-vektor :

a = (2, 2, z), b = (8, y, 5), c = (x, 4y, 4) dan

d = (2x,22z,8). Jika vektor a tegak lurus dengan

vektor b dan vektor c sejajar dengan d , maka


( y + z) =

(A) 5

(B) 1

(C) 1

(D) 2

(E) 5

   
29. Diketahui vektor a  xi  2 j  3k tegak lurus dengan
      
vektor b  i  xj  ( x  1)k . Vektor c  a  b sejajar
   
dengan d  3i  mj  nk , maka m – n =

(A) 4

(B) 2

(C) 10

(D) 14

(E) 26

- 137 - BTA / MAT-IPA KELAS X


30. Diketahui vektor a, b, dan c = a – b dengan |a| = 7
dan |c| = 3. Jika α adalah sudut antara vektor a dan b dan
sudut antara vektor b dan c adalah 120o, maka nilai
sin α =

(A) 1
5
(B) 1 7
5
3 3
(C) 14

(D) 43
(E) 4
5

31. Diketahui | a | = 8, | b | = 4 dan | a  b | = 6 3 .


Nilai | a + 2b | =

(A) 6 2

(B) 8 2

(C) 2 6

(D) 4 6

(E) 72

 2   x
   
32. Diketahui vektor a   3  dan b   0  .
 4 3 
   
4
Jika panjang proyeksi vektor a pada b adalah 5
,
maka salah satu nilai x adalah

(A) 6

(B) 4

(C) 2

(D) 4

(E) 6

- 138 - BTA / MAT-IPA KELAS X


33. Diketahui a  2i  3 j  2k dan b  3i  2 j  3k . Hasil

proyeksi skalar ortogonal vektor a pada vektor b


adalah

(A) 9 22
22

(B) 9 22
11

(C) 18 17
17

(D) 9 17
17

(E) 9 17
22

34. Diketahui vektor

p  i  j  2k dan q  2i  2 j  nk .

Jika panjang proyeksi vektor p pada q adalah 2,


nilai n =

(A) 1
(B) 2
(C) 4
(D) 6
(E) 8

35. Proyeksi vektor ortogonal vektor u = 6i + 4j  5k


pada vektor v = 2i + j + 2k adalah

(A) 4i + 2j + 4k
(B) 2i  j  2k

(C)  2 i  1 j  2 k
3 3 3

(D)  2 i + 1 j + 2
3
k
3 3

(E) 4i  2j  4k

- 139 - BTA / MAT-IPA KELAS X


36. Diketahui vektor a = i  2j + k dan b = 3i + j  2k.
Proyeksi vektor orthogonal b pada a adalah

(A)  1 (i  2 j  k )
6
(B)  (3i  j  2k )
1
6
(C)  1 (i  2 j  k )
14
(D)  1 (3i  j  2k )
14
(E) 1 (i  2 j  k )
6

37. Diketahui vektor


a  2i  2 j  xk dan b  3i  4 j  12k

Jika panjang proyeksi vektor a pada vektor b adalah 2,


maka nilai x =

(A) 2
(B) 1
(C) 0
(D) 1
(E) 2

38. Jika panjang proyeksi vektor a  i  3 j  2k pada

vektor b  xi  ( x  1) j  4 xk adalah 3, maka nilai x
yang memenuhi adalah

(A) 3
(B) 2
(C) 1
(D) 2
(E) 3

39. Diketahui a  (4,12,6) dan b  (4,2,4) , dan vektor


c merupakan proyeksi ortogonal vektor a terhadap b .
Jika vektor d  (2,1, x) memiliki panjang yang sama
dengan vektor 3 c , maka nilai x adalah

(A) 23
(B) 27
(C) 29
(D) 53
(E) 59

- 140 - BTA / MAT-IPA KELAS X


 4   4 
   
40. Diketahui a    12  dan b   2  .
 6    4
   
Vektor c merupakan proyeksi ortogonal vektor a
 2
 
terhadap b . Jika vektor d   1  memiliki panjang
 x
 
yang sama dengan vektor c , maka nilai x =

1
(A) 3
3
1
(B) 3
17
1
(C) 3
19
1
(D) 3
23
1
(E) 3
29

   
41. Panjang proyeksi vektor a  2i  4 j  2k pada vektor

b adalah 6 . Jika | b | 8, maka luas segitiga yang
dibentuk kedua vektor tersebut adalah

(A) 10 2

(B) 12 2

(C) 14 2

(D) 16 2

(E) 18 2

42. Diketahui vektor u  ai  12 j  bk dan vektor


v  bi  a j  ak . Sudut antara u dan v adalah 
3
dengan cos  = . Proyeksi u dan v adalah
4
p  4i  4 j  4k . Nilai dari a =

(A) 4 7

(B) 2 14

(C) 2 7

(D) 14

(E) 7

- 141 - BTA / MAT-IPA KELAS X


43. Jika vektor u  bi  a j  9k dan v  ai  b j  ak .
6
membentuk sudut sebesar  dengan cos  = dan
11
proyeksi u pada v adalah p  4i  2 j  4k , maka
nilai b =

(A) 2
(B) 2

(C) 2 2
(D) 4

(E) 4 2

44. Diketahui vektor a = ,b= , dan

c= . Jika panjang proyeksi vektor b pada a adalah

1 dan vektor b tegak lurus dengan vektor c, maka nilai m


+n=

(A) ‒ 1
(B) 0
(C) 1
(D) 2
(E) 3

45. Diketahui titik P(1,1), Q(5,3), dan R(2,4). Jika titik S


merupakan proyeksi titik R pada garis PQ dan k adalah
panjang PS, maka nilai k2 =

(A) 1/5
(B) 5/9
(C) 4/5
(D) 5/4
(E) 5

- 142 - BTA / MAT-IPA KELAS X

Anda mungkin juga menyukai