Tutorial Regresi Logistik Ganda ANALISIS MULTIVARIAT
Tutorial Regresi Logistik Ganda ANALISIS MULTIVARIAT
Uji Regresi Logistik ganda adalah uji regresi yang dilakukan pada penelitian apabila variabel
dependen berskala dikotomi (nominal dengan 2 kategori). (Untuk lebih jelasnya dengan Tipe
Data, Baca Artikel kami berjudul “Pengertian Data“).
Tentunya semua variabel independen haruslah berskala data dikotom juga, tetapi apabila
skalanya kategorik nominal lebih dari 2 kategori, masih dapat dilakukan uji regresi logistik
ganda dengan cara melakukan dummy.
Bahasan tentang dummy akan kita bahas pada artikel berikutnya. Pada bahasan kali ini khusus
akan membahas tutorial melakukan uji regresi logistik ganda dengan menggunakan software
SPSS For Windows.
CATATAN:
Tutorial ini untuk Regresi Logistik dalam upaya menentukan variabel bebas paling dominan
terhadap variabel terikat. Untuk pembahasan Regresi Logistik secara umum, baca: Regresi
Logistik. Untuk tutorial regresi logistik dengan SPSS, baca Regresi Logistik dengan SPSS.
Variabel Independen:
Ubah Value pada tab Variable View di SPSS sebagai berikut: Ya/Aktif = 1, Tidak/Pasif =
2. Ubah Measure menjadi “Nominal”. Ubah Decimals menjadi “0”. Ubah Type menjadi
“Numeric”
Langkah berikutnya adalah isi data dengan nilai 1 atau 2. 1 apabila jawaban “Ya” atau “Aktif”
dan 2 apabila “Tidak” atau “Pasif”. Sebagai contoh gunakanlah 30 responden.
Setelah data terisi, maka kita mulai melakukan tahapan uji regresi logistik ganda yang
sesungguhnya.
Ada beberapa metode atau teknik dalam melakukannya, yaitu antara lain: “Enter”, “Stepwise”,
“Forward”, “Backward” di mana masing-masing punya maksud yang berbeda. Dalam bahasan
ini akan kita lakukan secara “stepwise” dengan proses manual, agar mudah memahami
maksudnya.
Seleksi Kandidat
Dalam langkah ini kita akan menyeleksi, variabel independen manakah yang layak masuk model
uji multivariat. Di mana yang layak adalah yang memiliki tingkat signifikansi (sig.) atau p value
< 0,025 dengan metode “Enter” dalam regresi logistik sederhana. Yaitu dengan melakukan satu
persatu regresi sederhana antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Masukkan variabel independen pertama yaitu “tekanan kandung kemih” ke dalam kotak
Covariate.
Regresi Logistik Ganda
Klik OK
Lihat hasilnya!
Dari hasil di atas, lihat tabel “variables in the equation” dan lihat nilai “sig.” . Didapat nilai
signifikan <0,25, yang berarti variabel “tekanan kandung kemih” layak masuk model multivariat.
Lakukan dengan cara di atas pada empat variabel independen lainnya. Apabila signifikansi >
0,25 maka variabel independen yang bersangkutan tidak layak masuk model multivariat.
Setelah dilakukan seleksi kandidat, inventarisir variabel mana yang layak masuk model dan
urutkan dalam tabel dimulai dari yang nilai signifikansinya terbesar.
Hasil analisis menunjukkan nilai p value subvariabel tekanan kandung kemih (0,377) dan heart
burn (0,244) sehingga tidak masuk ke uji multivariat karena p valuenya > 0,25. Sedangkan
pruritus (0,041), kram kaki (0,045), gerak janin (0,088) masuk ke uji multivariate karena p
valuenya < 0,25.
Langkah berikutnya adalah masukkan ketiga variabel di atas dalam regresi logistik ganda dengan
cara:
Analisis Multivariat
Klik OK.
Lihat Hasilnya!
Subvariabel kram kaki dan gerak janin memiliki p value < 0,05 yaitu kram kaki (0,035) dan gerak janin
(0,012). Sedangkan subvariabel pruritus memiliki p value > 0,05 yaitu 0,061. Langkah
berikutnya, subvariabel yang memiliki p value terbesar yaitu pruritus (0,061) dikeluarkan dari model.
Cek Apakah setelah satu variabel pruritus dikeluarkan, ada perubahan ODDS Ratio (Exp (B)) >
10%?
Apabila ada, kembalikan variabel yang dikeluarkan kembali pada model dan ulangi dengan mengeluarkan
yang terbesar selain yang dimasukkan kembali. Ulangi Terus hingga hanya tertinggal satu variabel atau
tidak ada yang bisa dikeluarkan lagi karena perubahan ODDS Ratio > 10%.
Setelah subvariabel pruritus dikeluarkan, perubahan OR dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa setelah subvariabel pruritus dikeluarkan diperoleh
perubahan OR > 10% yaitu pada subvariabel kram kaki (54%) dan subvariabel gerak janin (34%)
sehingga subvariabel pruritus dimasukkan kembali ke dalam pemodelan, seperti pada tabel berikut:
Langkah selanjutnya adalah pengeluaran subvariabel kram kaki (0,035) karena memiliki p value terbesar
kedua setelah pruritus (0,061).
Setelah subvariabel pruritus dikeluarkan, perubahan OR dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil analisis multivariate menunjukkan bahwa setelah subvariabel kram kaki dikeluarkan diperoleh
perubahan OR > 10% yaitu pada subvariabel pruritus (57,4%) dan subvariabel gerak janin (65,3%)
sehingga subvariabel kram kaki dimasukkan kembali ke dalam pemodelan, seperti pada tabel berikut:
Hasil analisis: dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan variabel independen yang diduga
mempengaruhi gangguan tidur (insomnia) pada ibu hamil trimester ketiga terdapat satu subvariabel
(gerak janin) yang paling berpengaruh terhadap gangguan tidur dengan p value 0,012 < 0,05 . Nilai OR
terbesar yang diperoleh yaitu 26,252 artinya gerak janin aktif yang dirasakan responden mempunyai
peluang 26,252 kali menyebabkan adanya gangguan tidur (insomnia).
Kesimpulan Akhir:
1. Semua variabel yang masuk model atau yang lolos seleksi kandidat, berarti memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen.
2. Apabila setelah diuji dalam model akhir multivariat, yang tersisa dalam model berarti
terbukti sebagai variabel independen yang secara bermakna atau signifikan
mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan yang tidak masuk model akhir, berarti
sebagai variabel perancu atau counfounding yang artinya menjadi variabel yang
mempengaruhi hubungan variabel independen dan dependen.
3. Variabel dengan Odds Ratio terbesar dalam model akhir multivariat, menjadi variabel
yang paling dominan mempengaruhi variabel dependen.