Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“REVOLUSI AMERIKA”

Disusun Sebagai Tugas Perbaikan Nilai Rapor Mata Pelajaran Sejarah


Guru Pengampu : Nurawan,S.Pd.

Disusun oleh :
Nama : Eka Pransiska
Kelas : XII IPS 3
NIS : 7779

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PAGAK
Jln. Kahuripan, No. 04, Sumbermanjingkulon, Pagak,  (0341) 881444
Website: Http://www.sman1pagak.sch.id, Email:info_smapa@yahoo.com
KABUPATEN MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Yuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan bimbingan-Nya makalah yang berjudul “Revolusi Amerika” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun sebagai Tugas Perbaikan Nilai Semester 3
Mata Pelajaran Sejarah.

Terselesaikannya pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Nurawan, S.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI SMA Negeri 1
Pagak.
2. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dan tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta tidak lepas
dari kekurangan, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi perbaikan makalah-makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Pagak, 5 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Latar Belakang Revolusi Amerika 3


1. Faktor Umum Terjadinya Revolusi Amerika 3
2. Faktor Khusus Terjadinya Revolusi Amerika 5
B. Lahirnya Amerika 6
1. Common Sense dan Kemerdekaan 8
2. Persekutuan Prancis-Amerika 10
3. Penyusunan Konstitusi Amerika 11
C. Pengaruh Revolusi Amerika 12
D. Nilai-Nilai yang Diutamakan dari Revolusi Amerika 13

BAB III KESIMPULAN 16

DAFTAR PUSTAKA 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Amerika Serikat lahir melalui proses perjuangan yang sangat panjang dan
memerlukan pengorbanan yang sangat besar baik harta benda maupun jiwa raga dari
rakyat Amerika Serikat. Amerika Serikat pada awalnya merupakan koloni milik Inggris,
dan koloni-koloni di Amerika Serikat itu berdiri sendiri-sendiri dan tunduk pada
peraturan yang dibuat oleh kerajaan Inggris. Pada perkembangannya setiap koloni
merasakan adanya ketidakadilan dari pemerintah pusat. Mereka dibebani berbagai macam
pajak yang sangat memberatkan bagi kehidupan rakyat disetiap koloni. Di sisi lain rakyat
koloni juga tidak mempunyai perwakilan yang memperjuangkan hak-hak hidup di
pemerintahan pusat.

Melihat situasi yang tidak adil adil ini, segelintir rakyat koloni di Amerika yang
berpendidikan (kaum intelektual) tidak bisa menerima adanya undang-undang pemaksaan
tersebut. Kaum intelektual ini terpengaruh oleh paham kebebasan yang diajarkan oleh
Jhon Locke. Rakyat koloni berani menentang peraturan perundang-undangan dari
kerajaan Inggris. Mereka menyuarakan perubahan bagi koloni. Keadaan seperti ini
tentunya membuat pemerintahan kolonial Inggris di Amerika tidak bisa tinggal diam,
segala aktivitas yang membahayakan ditindak dengan kekuatan senjata.

Adanya sikap represif dari tentara Inggris telah menyebabkan kemarahan rakyat
dari berbagai koloni. Akhirnya telah membulatkan tekad mereka untuk menuntut
kemerdekaan dari Inggris. Kedua belah pihak telah bersiap untuk perang, akhirnya
meletuslah peristiwa “Boston Tea Party” dan revolusi Amerika telah berkobar. Revolusi
Amerika ini juga dikenal dengan sebutan Perang Kemerdekaan Amerika adalah sebuah
perang yang terjadi antara Britania Raya dan para pendukung revolusi dari 13 koloni
Britania di Amerika Utara. Ke-13 koloni itu adalah koloni New Hampshire, koloni
Massachusetts, koloni Rhode Island, koloni Connecticut, koloni New York, koloni New
Jersey, koloni Pennsylvania, koloni Delaware, koloni Maryland, koloni Virginia, koloni
North Carolina, koloni South Carolina, dan koloni Georgia. Perang yang kemudian
meluas ke luar Amerika Utara Britania (British North America) ini berakhir dengan

1
dihapuskannya kekuasaan Britania terhadap ketiga belas koloni tersebut dan dibentuknya
negara Amerika Serikat. Perang kemerdekaan ini terjadi selama tujuh tahun lamanya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Latar Belakang terjadinya Revolusi Amerika?
2. Bagaimana proses lahirnya Amerika?
3. Apa pengaruh dari terjadinya Revolusi Amerika?
4. Apa saja nilai-nilai yang diutamakan dalam Revolusi Amerika?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui serta menganalisi bagaimana latar belakang terjadinya Revolusi
Amerika.
2. Untuk menganalisis proses lahirnya Amerika.
3. Untuk mengetahaui pengaruh dari terjadinya Revolusi Amerika.
4. Untuk mengetahui Apa saja nilai-nilai yang diutamakan dalam Revolusi Amerika.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Revolusi Amerika


Revolusi Amerika serikat merupakan bentuk sebuah pemberontakan (perlawanan)
rakyat koloni Amerika terhadap pemerintah kolonial Inggris di Amerika. Rakyat koloni di
Amerika menyuarakan kebebasan secara mendasar dan fundamental dalam segala aspek
kehidupan dari kekuasaan kerajaan Inggris. Gelora api revolusi Amerika ini lahir melalui
proses yang panjang, pada awalnya rakyat koloni tunduk pada peraturan yang dibuat oleh
kerajaan Inggris. Akan tetapi dengan adanya keterlibatan kerajaan Inggris berperang
dengan Perancis telah mengakibatkan kas kerajaan menjadi terkuras. Untuk menutupi
keuangan kerajaan ini, pemerintah kolonial di Amerika mendapat mandat dari kerajaan
untuk melaksanakan sebuah peraturan perundang-undangan yang baru. Pada
implementasinya undang-undang yang baru ini sangat memberatkan bagi rakyat koloni.
Mereka tidak mau tunduk pada peraturan yang baru ini. Pada akhirnya meletuslah
revolusi Amerika, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi:
1. Faktor Umum Terjadinya Revolusi Amerika
 Adanya pengaruh ajaran tentang kebebasan dari Jhon Locke, yang meliputi:
 Paham Individualis
 Paham freedom
 Paham private property
 Paham popular choice
 Paham limited government
 Paham equality
 Adanya Paham Kebebasan dalam Politik Koloni Inggris di Amerika tidak
didirikan oleh pemerintah Inggris, tetapi diciptakan oleh pelarian-pelarian dari
Inggris yang mendapat tekanan agama, sosial, ekonomi, dan politik. Kaum
koloni menyatakan bahwa mereka adalah manusia merdeka yang membangun
koloni di dunia baru. Paham kebebasan kaum koloni bertentangan dengan
paham pemerintahan Inggris yang menganggap bahwa daerah koloni adalah
jajahannya. Hal ini didasarkan pada Perjanjian Paris 1763.
 Adanya Paham Kebebasan dalam Perdagangan Kaum koloni juga menganut
paham kebebasan dalam perdagangan. hal itu bertentangan dengan paham

3
pemerintah Inggris yang merasa berkuasa atas koloni di Amerika. Oleh karena
itu, pemerintah Inggris memerintahkan agar hasil bumi dari daerah koloni
harus dijual kepada negara induk saja. Sebaliknya, penduduk koloni
diwajibkan pemerintah Inggris hanya membeli barang-barang hasil industri
negara induk saja. Kaum koloni menentang peraturan yang bersifat monopoli
dan menghendaki adanya kebebasan. dagang.
 Adanya berbagai macam pajak diterapkan, berkaitan dengan adanya krisis
keuangan Inggris akibat Perang Laut Tujuh Tahun. Perang berakhir dengan
kemenangan di pihak Inggris. Walaupun kemenangan ada di tanggan pihak
Inggris tetapi timbul persoalan baru mengenai masalah keuangan Inggris dan
bagaimana cara mengisi kekosongan uang kas Negara akibat peperangan
selama tujuh tahun. Pemerintah Inggris kemudian memberlakukan berbagai
macam yang sangat memberatkan rakyat koloni. Adapun Undang-Undang
yang dikeluarkan pemerintah Inggris dari tahun 1764- 1767, diantaranya
adalah:
1. Undang-Undang Mata Uang tahun 1761: pemerintah Inggris mencegah
supaya suratsurat kredit yang dikeluarkan koloni tidak dijadikan alat
pembayaran yang sah.
2. Undang-undang Gula tahun 1764 yang melarang import minuman keras
luar negeri, memasang bea masuk yang rendah atas sirup dari segala
sumber, mengenakan bea masuk atas anggur, sutra dan sejumlah barang
mewah lainnya.
3. Undang-Undang Tempat Tinggal tahun 1765: mewajibkan rakyatnya di
daerah koloni untuk menyediakan perumahan dan segala kepentingan
pasukan kerajaan Inggrisyang bertempat didaerah koloni, misalnya di
Boston.
4. Undang-Undang Pendapatan tahun 1767: dibuat oleh Charlesn Twnsland
ini, pemerintah Inggris mengenakan bea masuk terhadap kertas gelas,
timah dan teh yang di ekspor dari Inggris ke koloni-koloni yang ada di
Amerika. Adapun hasilnya akan dipergunakan untuk meningkatkan
pendapatan dan membayar gaji gubernur koloni, hakim dan para petugas
bea cukai dan pasukan tentara Inggris yang ada di Amerika. Sebaliknya,
warga koloni dengan tokohnya Samuel Adams menentang kebijakan

4
tersebut dengan semboyan no taxation without representation, artinya
tidak ada pajak tanpa adanya perwakilan.
5. Undang-undang Materai: peraturan ini menyatakan bahwa cukai materai
akan dikenakan atas semua Koran, majalah, pamphlet, lisenis, sewa atau
dokumen resmi lainnya. Pumgutan (yang dilakukan angen bea cukai
Amerika) akan digunakan untuk memebela, melindungi, dan
mengamankan koloni-koloni. Undang-undang material mampu
memepengaruhi semua orang yang melakukan bisnis apapun. Yak pelek
hokum ini menimbulkan sikap bermusuhan dari kelompok paling kuat
dan fasih bicara didalam populasi Amerika: jurnali, pengacara, pendeta,
pedagang dan kkaum bisnis diutara dan selata juga timur dan barat.
Segera saja pedagang terkemuka menggalang perlawanan dan
membentuk asosiasi nonimpor.
6. Samuel Adam: beliau merupakan pemimpin radikal paling efektif, yang
berjuang untuk satu tujuan yaitu kemerdekaan. Beliau bertujuan untuk
membebaskan rakyat dari ketakjuban mereka terhadap orang-orang yang
lebih kuat secara politik dan social, membuat mereka sadar dan nilai
penting mereka untuk mengambil tindakan nyata.

Gambar 1.1 Samuel Adam

2. Faktor Khusus Terjadinya Revolusi Amerika


 The Boston Tea Party
Tahun 1774 dikeluarkan Tea Act atau akta teh. Dengan aturan itu kas
pemerintah Inggris semakin cepat terisi dan beban negara itu semakin ringan
karena pajak dibebankan kepada koloni-koloni. Namun, hal itu dianggap

5
sewenang-wenang dan melanggar hak kebebasan rakyat koloni di Amerika.
Maka muncul reaksi terhadap pemerintah Inggris di daerah koloni. Para
kolonis mendengungkan semboyan "No Tax Without Representation" (tidak
ada pajak tanpa perwakilan). Tuntuan kaum kolonis tidak didengar oleh
pemerintah Inggris yang bersifat kolot. Hal itu jelas menggores hati nurani
kebebasan individu yang selama ini dipegang oleh rakyat koloni. Kelompok
yang paling keras menentang adalah "Sons of Liberty" (Putra-Putra
Kebebasan) yang dipimpin oleh Samuel Adams. Hal lain yang menjadi
ketegangan pemerintah Inggris dengan kaum koloni di Amerika adalah
adanya aturan pemerintah Inggris yang mengharuskan rakyat kolonis membeli
teh dari pemerintah Inggris dengan harga tinggi. Aturan itu menurut kaum
kolonis, bertentangan dengan kebebasan ekonomi yang mereka anut. Reaksi
keras dipimpin Samuel Adams terhadap aturan pemerintah Inggris tersebut
terjadi di pelabuhan Boston, kaum kolonis menyamar sebagai pekerja Indian
untuk membongakar peti-peti yang berisi teh. Akan tetapi para pekerja itu
membuang teh kelaut bagaikan sebuah pesta. Peristiwa itu dikenal sebagai
"The Boston Tea Party" atau peristiwa Boston 1773.

B. Lahirnya Amerika
Peristiwa "The Boston Tea Party" atau peristiwa Boston 1773 ini telah
menyebabkan Jenderal Gage mengirimkan pasukannya untuk menumpas para perusuh.
Tersiar kabar adanya penimbunan bubuk mesiu dan perlengkapan persenjataan oleh
penduduk koloni Massachussetts telah membuat cemas Jenderal Gage. Jenderal Gage
kemudian memerintahkan kepada Mayor John Pitcairn beserta pasukan garnisunya untuk
melakukan penyitaan terhadap perlengkapan militer tersebut.
Setelah semalaman berjalan kaki, pasukan inggris mencapai desa Lexington pada
tanggal 19 April 1775, dan melihat 70 orang Minutemen disebut demikian karena mereka
dipercaya siap tempur dalam hitungan menit yang berparas cemberut dibalik kabut pagi.
Kelompok Minutemen ini semula hanya bertujuan melakukan protes tanpa suara, tapi
Mayor John Pitcairn. Pemimpin pasukan inggris, berteriak “Bubar, kalian pemberontak-
pemberontak Laknat! Anjing kamu semua, larilah!” pemimpin kelompok Minutemen,
kapten John Paker menegaskan kepada pasukannya untuk tidak menembak kecuali
mereka ditembak lebih dulu. Orang-orang Amerika tersebut mundur ketika tiba-tiba ada

6
seseorang yang memulai tembakan, yang membuat pasukan inggris menembaki
Minutemen. Selanjutnya pasukan inggris menyerbu dengan banyonet, mengakibatkan 8
orang tewas dan 10 luka-luka. Peristiwa tersebut disebut oleh Ralph Waldo Emerson
denga kata-kata “tembekan yang terdengar ke seluruh dunia”.
Kemudian pasukan Inggris terus mendesak hingga ke Concord. Pihak Amerika
berhasil membawa sebagian besar amunisi, namun pasukan Inggris menghancurkan apa
saja yang tersisa. Sementara itu pasukan Amerika di pinggiran kota dimobilisasi bergerak
kea rah Concord dan banyak menyebakan kerugia pada pihak Inggris, yang sedang mulai
perjalanan panjang pulang ke Boston. Sepanjang perjalanan pulang itu, dari balik tembok
batuan , gundukan tanah dan rumah, anggota misili dari “seluruh desa dan pertanian
Middlesex” menjadikan jaket merah menyala yang dipakai tentara inggris sebagai sasaran
mereka. Ketika pasukan yang kelelehan ini tiba di Boston, jumlah yang tewas dan luka di
pihak Inggris mencapai lebih dari 250. Pihak Amerika 93 orang.
Kerika tanda bahaya dari Lexington dan Concord bergema, kongres continental
kedua dilaksanakan di Philadelphia, Pennsylvania pada tanggal 10 mei 1774. Pada
tanggal 15 mei kongres memutuskan untuk berperang dengan pihak inggris, mengubah
milisi colonial menjadi tentara continental dan menunjuk Kolonel George Washington
dari Virginia sebagai pemimpin pasukan tertinggi Amerika. Sementara itu, Amerika
kehilangan banyak korban jiwa di Bunker Hill, tepat diluar kota Boston. Kongres juga
memerintahkan ekspedisi Amerika untuk bergerak kea rah utara, menuju kanada pada
musim gugur. Walaupun pada akhirnya terpaksa mundur ke New Work.

Gambar 1.2 George Washington

7
Terlepas merebaknya konflik senjata, pemikiran pemisahan sepenuhnya dari
Inggris masih belum bisa diterima bagi sebagian anggota Kongres Kontinental. Pada
bulan Juli John Dickinson menulis resolusi yang isinya memohon kepada raja untuk
mencegah tindakatindakan permusuhan lebih lanjut hingga mencapai kesepakatan
bersama tetapi hal tersebut tidak ditanggapi oleh Raja Geogre II, pada tanggal 23 agustus
lalu mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebut koloni-koloni berada dalam situasi
pemberontakan. Inggris mengharapkan koloni-koloni selatan tetap hal ini dikarenakan
ketergantunga mereka pada perbudakan. Ini membuat banyak orang di koloni-koloni
selatan khawatir bahwa pemberontakan terhadap negeri induk memicu pemberontakan
para budak. Kenyataannya pada bulan November 1775 Lord Dunmore menawarkan
kebebasan bagi semua budak yang bersedia bertempur untuk inggris. Namun hal tersebut
justru mengakibatkan kaum loyalis di Virginia beralih menjadi pendukung kaum
pemberontak.

1. Common Sense dan Kemerdekaan


Dibulan januari 1776, Thomas Paine seorang pemikir politik dan menulis
menerbitkan pamphlet yang bertajuk Coman Sense (akal sehat) dan hal ini
membuat para koloni membulatkan tekad untuk melakukan pemisahan diri. Tetapi
masih ada tugas yang harus mereka selesaikan, yaitu memperoleh kesepakatan dari
semua koloni untuk mencetuskan deklarasi secara resmi. Setahun setelah
pertemuan pertama Kongres Kontinental Keda pada tanggal 10 Mei 1776,
disepakatilah sebuah resolusi yang meminta pemisahan diri. Seseorang yang
bernama Richad Henry Lee yang berasal dari Virginia, mencetuskan sebuah
resolusi yaitu “Bahwa Serikat Koloni adalah negara-negara bagian yang bebas dan
independen, karena secara hak mengharuskan demikian…”. Setelah pencetusan
resolusi, terbentuklah sebuah komite yang terdiri dari lima orang yang dipimpin
oleh Thomas Jefferson dari Virginia, dia juga ditunjuk untuk menyiapkan
secepatnya sebuah deklerasi secara resmi.

Gambar 1.3 Thomas Paine


Deklarasi kemerdekaan yang merupakan sebagian dari karya Jefferson dan
yang diserukan pada tanggal 4 Juli 1776, deklarasi ini bukan saja hanya
mengumumkan kelahiran sebuah negara baru tetapi juga merencanakan sebuah
filosofi kebebasan manusia yang kemudian meyebar ke seluruh dunia. Deklarasi ini
diambil dari filosofi politik Prancis dan Pencerahan Inggris, dan ada satu hal yang
sangat mempengaruhinya adalah karangan Jhon Locke: Second Trea-tise of
Government (Uraian Kedua tentang Pemerintahan). Locke mengambil hak-hak
tradisional orang Inggris dan menjadikannya hak-hak asasi seluruh umat manusia.
Alinea Deklarasi Kemerdekaan yang sangat dikenal dari teori kontrak social Locke
tentang pemerintahan:
Kami berpegang teguh pada kebenaran-kebenaran ini, bahwa semua manusia
diciptakan sederajat, bahwa mereka dianugerahi pencipta-NYA Hak-Hak
Asasi yang melekat diantaranya adalah Kehidupan, Kemerdekaan dan hak
untuk mencapai Kebahagiaan. Untuk melindungi hak-hak ini, Pemerintah,
dibentuk di antara orangorang, kekuasaan mereka berasal dari yang
diperintah, sehingga kapan saja sebuah Bentuk Pemerintahan menjadi
bersifat merusak terhadap tujuan-tujuan ini menjadi Hak Rakyat untuk
menggantinya atau menghapuskannya, dan membentuk Pemerintahan
baru,yang berlandaskan prinsip-prinsip tertentu dan yang mengatur
kekuasaannya dalam bentuk tertentu, sehingga bagi orang-orang hal ini
dinilai paling bisa menjamin Keselamatan dan Kebahagiaan mereka.
Dalam Deklarasi tersebut, Jefferson menghubungkan prinsip-prinsip Locke
secara langsung dengan situasi-situasi yang ada di koloni-koloni. Berjuang demi
kemerdekaan Amerika sama seperti berjuang un tuk mendapatkan suatu
pemerintah yang berdsarkan kesepakatan bersama sebagai ganti sebuah
pemerintahan yang dipimpin seorang raja yang telah “dengan satu dan lain cara
menjadikan kita subjek kekuasaan hokum asing di luar konstitusi kita, dan yang
tidak diakui oleh hukum kita”. Pemerintah yang dibangun berdasarkan kesepakatan
bersama yang dapat melindungi hak-hak asasi untuk hidup, merdeka, dan mengejar
kebahagiaan. Maka, berjuang demi kemerdekaan Amerika adalah berjuang atas
nama hak-hak dasar seseorang.

2. Persekutuan Prancis-Amerika

9
Di Prancis, berkobar antusiasme terhadap perjuangan Amerika: dunia
intelektual Prancis sendiri sedang dalam perlawanan revolusi menentang
feodalisme dan hak-hak khusus. Namun, Kerajaan Prancis memberikan
dukungannya kepada koloni-koloni lebih demi kepentingan goepolitik daripada
alasan ideologi. Pemerintah Prancis memang ingin membalas Inggris sejak
kekalahan mereka pada tahun 1763. Untuk mendapat dukungan bagi perjuangan
Amerika, Benjamin Franklin dikirim ke Paris pada tahun 1776. Kejenakaan,
kecerdasan, dan keintelekannya segera membuat kehadiran mereka di ibu kota
Prancis, dan memainkan peran penting dalam memperoleh dukungan Prancis.
Prancis mulai menyediakan bantuan untuk koloni-koloni pada bulan Mei
1776, dengan mengirimkan 14 kapal penuh dengan pasukan perang ke Amerika.
Sesungguhnya, sebagian besar bubuk mesiu yang digunakan oleh Angkatan,
Perang Amerika berasal dari Prancis. Setelah kekalahan Inggris di Saratoga,
Prancis melihat suatu kesempatan untuk benar-benar memperlemah musuh
bebuyutannya dan menyeimbangkan kembali kekuatan mereka yang telah berubah
karena Perang Tujuh Tahun (Perang Prancis dan Suku Indian). Pada tanggal 6
Februari 1778, Amerika dan Prancis menandatangani Traktat Persahabatan dan
Perdagangan, yang mana Prancis mengakui Amerika memenangkan
kemerdekaanya, tidak aka nada juga perdamaian dengan Inggris tanpa persetujuan
dari pihak yang lain, dan bahwa masing-masing menjamin pemilikan yang lain di
Amerika. Inilah satu-satunya Traktat pertahanan dua Negara yang ditandatangani
oleh Amerika Serikat, atau pendahuluanya sampai dengan Tahun 1949.
Persekutuan Prancis-Amerika dengan segara meluaskan konflik. Pada bulan
Juni 1778 kapal-kapal perang Inggris menembaki kapal dagang Prancis, dan dua
Negara ini pun mulai berperang lagi di tahun 1779, Spanyol yang berharap untuk
memperoleh kembali wilayahnya yang direbut oleh Inggris dalam Perang Tujuh
Tahun, ikut masuk dalam konflik dengan berpihak pada Prancis, tetapi bukan
sebagai sekutu Amerika. Di tahun 1780, Inggris mengumumkan perang kepada
Belanda, yang melanjutkan hubungan dagang dengan Amerika. Gabungan
kekuatan-kekuatan Eropa, dengan Prancis sebagai pemimpin, adalah suatu
ancaman yang jauh lebih besar bagi Inggris disbanding dengan Koloni-Koloni
Amerika itu sendiri.

10
3. Penyusunan Konstitusi Amerika
Setelah perjanjian Versailles ditandatangani, rakyat koloni Amerika mulai
merasakan hidup di negara merdeka. Pada awal kehidupannya itu, kembali terjadi
perbedaan. Setelah perang usai, terjadi perebutan bagian kekuasaan sebesar-
besarnya. Ada 9 negara bagian yang menuntut kekuasaan sebesar-besarnya atau
adanya pemerintahan negara bagian yang sering disebut kelompok republikan.
Kelompok ini dipimpin oleh Thomas Jefferson. Sementara yang menginginkan
adanya pemerintahan pusat, 4 negara bagian dan sering disebut kelompok federalis.
Kelompok ini dipimpin oleh Alexander Hamilton.

Gambar 1.4 Thomas Jefferson

Pertentangan yang ada menyadarkan mereka tentang lemahnya aturan yang


ada, yaitu Articles of Confederation. Undang-Undang tersebut belum mengatur
cara-cara mengatur negara. Karena itu dilakukan perbaikan-perbaikan lewat sebuah
pertemuan bernama Federal Convention. Pertemuan ini bertujuan untuk menyusun
konstitusi negara Amerika Serikat. Dalam pertemuan ini bertujuan menyusun
konstitusi negara Amerika Serikat. Dalam pertemuan ini kedua kelompok yang
bertikai menyatakan sepakat. Akhirnya, tahun 1788 sidahkan Constitution of
United States of America. Perancang isi konstitusi adalah James Madison.
Konstitusi berisi 12 amandemen. Sepuluh amandemen berisi tentang pernyataan
hak-hak pribadi (warga negara) dan negara bagian. Kesepuluh Amandemen itu
disebut Bill of Right.
Hal penting lainnya dalam konstistusi itu adalah adanya pernyataan
pemerintahan yang demokratis. Ini diperlihatkan dengan adanya wakil-wakil
negara bagian dalam pemerintahan pusat. Kongres tersiri dari dua lembaga Senate

11
(Dewan Legislatif) dan House of Representative (Dewan Yudikatif). Anggota
Senate sebanyak 2 orang dan anggota House of Representative tergantung jumlah
penduduk setiap negara bagian. Pemerintah pusat dipimpin oleh seorang presiden.
Pada saat itu, semua wakil negara bagian sepakat memilih George Washington
sebagai presiden. Pahlawan perang kemerdekaan Amerika Serikat itu disumpah
menjadi presiden tanggal 30 April 1789 di New York.

C. Pengaruh Revolusi Amerika


Rakyat Amerika telah berhasil melaksanakan revolusi fisiknya dengan adanya
pengakuan kemerdekaan dari kerajaan Inggris. Dengan berdirinya Negara Amerika
Serikat ini telah mengangkat harga dirinya dalam kancah percaturan politik internasional.
Amerika Serikat menjadi negara yang berpengaruh dan mempunyai kekuatan yang
diperhitungkan. Sebagai negara baru yang berhasil mengakhiri kekuasaan kolonial Inggris
dengan revolusi fisiknya ternyata mempunyai dampak yang besar baik bagi Amerika
Serikat sendiri maupun bagi negara lain. Dampak tersebut antara lain:
1. Bagi Amerika
 Amerika Serikat menjadi Negara yang merdeka dan berdaulat dengan adanya
pernyataan kemerdekaan yang dideklarasi pada tanggal 4 Juli 1776 (defacto),
namun kemerdekaan Amerika serikat ini baru diakui oleh kerajaan Inggris
sebagai nation state pada tahun 1783 dengan adanya perjanjian Paris.
 Dengan memperoleh kemerdekaan ini bangsa Amerika Serikat merasa
percaya diri dan bangga pada kemampuannya sendiri. Rakyat Amerika
Serikat membentuk Undang-Undang Dasar sendiri dan pemerintah baru yang
menjamin kebebasan bagi rakyatnya. Rakyat Amerika Serikat sekarang
menjadi warga Negara yang merdeka dan sederajat satu sama lain, dan tidak
lagi menjadi warga negara kelas dua.
 Semangat nasionalisme sebagai orang Amerika semakin kuat
 Bagi rakyat Amerika yang menganut paham Loyalis mereka kehilangan
kewarganegaraan, harta benda, kemerdekaan dan kebebasan serta harus
kembali ke Inggris. Namun mereka setibanya di Inggris tidak mendapatkan
tempat tinggal dan lapangan pekerjaan yang kemudian hari membawa
mereka dipindahkan jauh ke luar dari kerajaan Inggris yaitu benua Australia.

12
2. Bagi Inggris
 Kekalahan kerajaan Inggris dalam perang kemerdekaan Amerika telah
mengakibatkan mereka kehilangan kekuasaan atas tanah jajahan di Amerika.
 Akibat kekalahannya dalam perang kemerdekaan Amerika telah menurunkan
prestis kerajaan Inggris sebagai negara yang kuat dimata dunia internasional.
 Kerajaan Inggris secara finansial harus menanggung kerugian yang sangat
besar akibat perang kemerdekaan Amerika, disamping itu Inggris tidak lagi
mendapatkan kehilangan sumber pendapatan dari Amerika.
 Kerajaan Inggris juga kehilangan tempat untuk pembuangan para narapidana.
3. Bagi Dunia
Berhasilnya revolusi Amerika Serikat mengakiri kekuasaan kolonial
Inggris ternyata mempunyai pengaruh bagi dunia, bangsa-bangsa yang sedang
mengalami penjajahan menjadi inspirasi oleh revolusi Amerika untuk berjuang
mendapatkan kemerdekaan. Mereka lebih berani dalam melakukan perlawanan
terhadap kekuasaan kolonial.
4. Bagi Indonesia
Dalam bidang politik bahwa revolusi Amerika telah membawa pengaruh
atau inspirasi terhadap pergerakan nasional Indonesia. Para elit politik Indonesia
yang mendapatkan pendidikan dari Barat tergerak hatinya untuk berjuang
mengakhiri kekuasaan kaum kolonial. Dalam bidang sosial revolusi juga
menginspirasi para tokoh pergerakan nasional Indonesia untuk membebaskan
rakyat dari penindasan dan diskriminasi. Dalam bidang keamanan revolusi
Amerika berhasil mengakhiri kekuasaan Inggris dengan kekuatan senjata, hal ini
telah mengispirasi para pejuang Indonesia bahwa kemerdekaan hanya bisa dicapai
dan dipertahankan dengan kekuatan senjata. Ini dapat dibuktikan dalam revolusi
kemerdekaan Indonesia para pejuang terus berperang menghadapi Belanda dan
berhasil mengakhiri kekuasaan kaum kolonial.

D. Nilai-Nilai yang Diutamakan dari Revolusi Amerika


Revolusi Amerika memiliki arti penting bagi umat manusia. Revolusi Amerika
tidak hanya memperjuangkan kebebasan, kemerdekaan, penghormatan hak asasi manusia

13
melainkan juga upaya menentang imperialisme. Ada beberapa nilai-nilai utama dalam
Revolusi Amerika yang dapat kita pelajari antara lain:
1. Perjuangan HAM
Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli
1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara
bagian, merupakan pula piagam hak – hak asasi manusia karena mengandung
pernyataan “Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha
Pencipta. Bahwa semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup,
kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati kebhagiaan. Declaration of
Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika sebagai negara yang
memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam konstitusinya,
kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu memulainya sejak masa
Rousseau.
2. Kebebasan manusia
 Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and
expression).
 Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya
(freedom of religion).
 Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).
 Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want).
3. Kemerdekaan dan Persatuan
Nilai utama yang dapat di pelajari dari Revolusi Amerika adalah
kemerdekaan dimana kemerdekaan merupakan hak bagi setiap Negara untuk lepas
dari segala bentuk 17 penjajahan. Bukan hanya penjajahan saja tetapi kemerdekaan
untuk bekerja,berdagang, dan melaksanakan kerajinan serta kemerdekaan hak milik
dll yang tampak diperjuangkan dalam Revolusi Amerika. Terbentuknya negara
Amerika Serikat (USA) oleh 13 koloni Inggris tidak terlepas dari rasa persatuan
yang telah membangkitkan sebuah perjuangan kemerdekaan. Untuk menjadi sebuah
negara yang merdeka tidak mungkin tanpa perjuangan dan kesatuaan dalam diri
rakyatnya. Persatuan itu muncul dengan munculnya rasa nasionalis kaum kolonis
yang membuang status mereka sebagai “British colonist”. Ketika Inggris menjadi
penguasa di Amerika banyak peraturan dan undang-undang yang tidak sesuai dan

14
memberatkan kaum kolonis kemudian kolonis-kolonis bersatu untuk melawan
pemerintah Inggris.

4. Menentang Imprealisme
Prinsip tidak mau dijajah oleh Inggris dan rasa ingin memiliki kebebasan
serta menentukan nasib bangsa sendiri dan melakukan perlawanan serta
pemberontakan terhadap kaum kolonin merupakan salah satu bentuk menentang
Imprealisme, dan hal ini banyak dicontoh dan menumbuhkan semangat nasionalisme
bagi bangsa lain.

15
BAB III
PENUTUP

Revolusi Amerika terjadi karena tidak puas terhadap pemerintahan inggris serta
merupakan bentuk sebuah pemberontakan dan perang kepada Inggris dan kolonialnya dalam
hal kebebasan dan penuntutan kemerdekaan. Dalam perang atau revolusi amaerika juga
terdapat banyak pertentangan yang terjadi dengan pihak inggris dalam perjuangan mencapai
kemerdekaan. Revolusi ditempuh bukan hanya melalui perang tetapi secara diplomatic.
Revolusi amerika juga membawa pengaruh dalam bidang politik tidak hanya di Amerika saja
tetapi juga Perancis, Indonesia serta Negara-negara lainnya yang berda dalm jajahan dan
Imprealisme. Salain dalam bidang politik Revolusi Amerika bukan hanya sampai disitu saja
banyak nilai-nilai yang diperjuangkan didalamnya yang membawa banyak pengaruh dan
manfaat bagi kehidupan manusia.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Revolusi_Amerika (diunduh 5 Januari 2023)

http://id.shvoong.com/humanities/history/2070532-sebab-sebab-timbulnya-revolusi-amerika/

(diunduh 5 Januari 2023)

http://l32central.tripod.com/amerika.htm (diunduh 5 Januari 2023)

17

Anda mungkin juga menyukai