Anda di halaman 1dari 9

Pitri Yulianti

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya


Jl. Raya Prabumulih KM 32 Indralaya, Sumatera Selatan
E%mail : pit_three@rocketmail.com

$ % $& & &


% $ & '! % % $ % ( % ( $ % %
% ! ! ) $% % % & $ ! $ % ! !
% & ! ' % ! $ * )
% ! ! % % $ $ ) ! + $, - % %
.) & , !$ $ $ % %%
! * / 0 - % 1 * ! ) $ !
! % & % % & % $ !
% - % ! ) * ! * / 0
- % 1 * - % - % ! &
% % ! & % &
2 % %% ) ! $. ! % % ! ! &
$ * ) & ! % ) " 34 3
% ! % " 5 * & ( ) #34 3 % ! % 5 1# *
* ) ! ! $. % ! & & $ % % ! %
% ! & % ) $ % & & $ % % (
0 & ! % % ! ! & % ! ! $
% $

6 ( % % & ! ! & * / 0- % 1

bambu dengan variasi lebar dan jarak dasar pondasi


Dalam membangun suatu konstruksi yang aman, ke perkuatan.
pertimbangan yang harus dilakukan bukan hanya dari 3. Mengetahui perbandingan antara besar daya dukung
segi struktur bangunan bagian atas saja,namun struktur pondasi dangkal tanpa perkuatan terhadap besar
bangunan bawah atau pondasi juga menjadi bagian daya dukung pondasi dangkal yang sudah diberi
penting yang mendukung keamanan atau kestabilan perkuatan dari setiap variasi lebar dan jarak.
bangunan. Seiring dengan perkembangan zaman,
jumlah penduduk semakin lama semakin bertambah
banyak. Maka dari itu, kebutuhan akan lahan untuk
pemukiman semakin mendesak dan harganyapun !"# $
semakin mahal. Hal ini mengakibatkan pemanfaatan Menurut Craig (1987), tanah lempung adalah
wilayah dengan kondisi tanah lunak tidak dapat mineral tanah sebagai kelompok%kelompok partikel
terhindarkan.Maka dari itu diperlukan alternatif untuk kristal koloid berukuran kurang dari 0,002 mm, yang
mengatasi permasalahan ini, salah satunya dengan terjadi akibat proses pelapukan kimia pada batuan yang
penambahan geotekstil dan grid bambu pada pondasi salah satu penyebabnya adalah air yang mengandung
dangkal yang berfungsi untuk memberikan perkuatan asam ataupun alkali, dan karbondioksida.
pada tanah.
Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah % % &% % !"# $ #
sebagai berikut: ASTM D%653 memberikan batasan bahwa secara
1. Mengetahui besarnya daya dukung dan nilai fisik ukuran lempung adalah partikel yang berukuran
penurunan pondasi dangkal di atas tanah lempung antara 0,002 mm sampai 0,005 mm.
lunak sebelum diberi perkuatan geotekstil dan grid Sedangkan menurut Bowles (1989), mineral%
bambu. mineral pada tanah lempung umumnya memiliki sifat%
2. Mengetahui besarnya daya dukung dan nilai sifat sebagai berikut:
penurunan pondasi dangkal di atas tanah lempung 1. Hidrasi
lunak setelah diberi perkuatan geotekstil dan grid 2. Aktivitas
3. Flokulasi dan dispersi

320
! "#
7 * * * * % 0 $ + 6 ! %
8 % 9 - 8 3 ! 3 * :%

4. Pengaruh Zat Cair Tabel 2. Nilai indeks plastisitas dan macam tanah
5. Sifat kembang susut (%. % )

a. % ' ( 8 - & (Gs)


…... (3.1)
= (1)
! >$ #?

' $ % ( ) %
Nilai%nilai % % ' ( ' & untuk berbagai jenis tanah Pondasi adalah bagian struktur paling bawah dari
dapat dilihat pada Tabel 1. sebuah bangunan yang tertanam kuat di dalam tanah
dan memiliki fungsi sebagai penopang agar gedung
Tabel 1. %'( - & tanah dapat berdiri kokoh.
Ada beberapa persyaratan dasar pondasi,yaitu:
a. Memiliki faktor keamanan (2 atau 3) agar aman
terhadap kemungkinan keruntuhan geser.
b. Bila terjadi penurunan pondasi (% ), maka
penurunan tersebut harus masih berada dalam batas%
batas toleransi.
c. 0 '' % (penurunan sebagian) tidak
! 2 & ""5 boleh menyebabkan kerusakan serius atau
mempengaruhi struktur bangunan.
b. Batas konsistensi (Atterberg)
1) Batas Cair ( ; ) ' ( ) % $ *
Batas cair adalah kadar air tanah pada batas antara Menurut Terzaghi (1943), suatu pondasi dangkal
keadaan cair dan keadaan plastis. ditentukan dari kedalaman yaitu Df / B ≤ 1. Jenis%jenis
pondasi dangkal antara lain:
a. Pondasi Setempat
b. Pondasi Kombinasi
c. Pondasi Jalur
d. Pondasi Mat (Pondasi Rakit)

' + # # $ ( ) %
a. Kapasitas Daya Dukung Terzaghi

=
(
3)
! 2 & ""5
Dimana:
Gambar 1. Kurva pada penentuan batas cair tanah qult = kapasitas dukung ultimit
lempung F = faktor keamanan
b.Batas Plastis < * % ( = Tabel 3.Kapasitas daya dukung tanah untuk beberapa jenis
Pengertian batas plastisitas adalah sifat tanah fondasi menurut cara Terzaghi
dalam keadaan konsistensi, yaitu cair, plastis, semi % ( ) % " % ) + )# # $ , - $ %.
padat, atau padat bergantung pada kadar airnya.
Indeks plastisitas adalah selisih batas cair dan Lajur/menerus qult = c.Nc + q.Nq + 0,5.ɣ.B.Nɣ
batas plastis ( Interval kadar air pada kondisi tanah Segiempat qult = 1,3.c.Nc + q.Nq + 0,4.ɣ.B.Nɣ
masih bersifat plastis ), karena itu menunjukkan sifat Lingkaran qult = 1,3.c.Nc + q.Nq + 0,3.ɣ.B.Nɣ
keplastisan tanah. ! @ $ 3 . % #?1

PI = LL – PL b. Kapasitas Daya Dukung Meyerhof


( Persamaan kapasitas dukung Mayerhof :
2)
Qult = CNc + Po Nq + 0,5 ɣBNɣ
Batasan mengenai indeks plastisitas, sifat, macam (4)
tanah, dapat dilihat pada Tabel 2.

321
! "#
7 * * * * % 0 $ + 6 ! %
8 % 9 - 8 3 ! 3 * :%

c. Kapasitas Dukung Skempton Bambu mempunyai reaksi yang hampir sama


Analisa Skempton (1951) terbatas pada persamaan dengan material umum bangunan yang lain apabila
daya dukung ultimit pondasi dan hanya pada lempung dibebani. Bila dibandingkan dengan bahan jenis kayu
jenuh. lainnya, bambu memiliki beberapa kelebihan
diantaranya batangnya kuat, ulet, lurus, rata dan keras.
Rumus daya dukung yaitu :

qun = cu Nc
(5)

d. Kapasitas Dukung Prandtl

! 2 ""
Gambar 3. Anyaman bambu

0 ($ !
! % $ A 3 . % #??#
PLAXIS (B A > B C (
Gambar 2. Bidang keruntuhan pada dasar tanah / &% %)adalah program analisa geoteknik, terutama
untuk analisa stabilitas tanah dengan menggunakan
Prandtl menyelesaikan permasalahan daya dukung metode elemen hingga yang mampu melakukan analisa
yang dapat mendekati perilaku sebenarnya.
ultimit pada pondasi di atas lempung jenuh dalam
kondisitak terdrainase (φ = 0) dengan kekuatan geser ( '
secara eksak sebagai berikut:
' % *% %
; = (π + 2)( Jenis penelitian Tugas Akhir ini adalah pemodelan
(6) perkuatan pondasi dangkal pada tanah lempung lunak
menggunakan kombinasi geotekstil . - dan grid
bambudengan bantuan program PLAXIS 2D versi 8.2.
'' $ # # %
Letak muka air tanah (m.a.t) di dalam perhitungan
' ) *% %
kapasitas daya dukung berpengaruh untuk penentuan
Secara umum,untuk lebih jelasnya metodologi
besaran berat isi (ɣ). Besaran ɣ yang digunakan dapat
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
berupa ɣ total, ɣ terendam sepenuhnya = ɣb dan ɣtotal.
Gambar 5. di bawah ini:
/ #

/ # ) $ (% %
Pada umumya penggunaan : dalam
aplikasi geoteknik memiliki salah satu dari kelima
fungsi berikut :
a. Separasi <% =
b. Filtrasi <' =
c Drainase < =
d Perkuatan < ' ( =
Koerner (1994) membuat pengelompokan
geosintetik yang umumnya didasarkan atas struktur
material pembentuknya yaitu sebagai berikut:
1. Geotekstil (. - dan . - =
2. Geogrid
3. Geomembran
4. 8
5. 8 %& $ ( > & <8> =
6. 8
7. 8 ( % dan sebagainya.

/ ! # $ % #

322
! "#
7 * * * * % 0 $ + 6 ! %
8 % 9 - 8 3 ! 3 * :%

! * % ""1 Langkah pemodelan pada program PLAXIS 2D


Gambar 4. Diagram penelitian versi 8.2 dapat dilihat pada Gambar III.3.di bawah ini:

'' #)% % #
Studi literatur adalah mencari referensi teori yang
relevan dengan kasus atau permasalahan yang
ditemukan.Adapun bahan yang dapat dijadikan acuan
pada penelitian ini berasal dari beberapa jurnal teknik
sipil dan laporan%laporan tugas akhir penelitian
sebelumnya.

'/ 1 % "
Pekerjaan persiapan yaitu berupa pengambilan
sampel tanah lempung di daerah KM 18, Kabupaten
Banyuasin. Pengambilan pasir sebagai lantai kerja.
Setelah pengambilan tanah dilakukan langkah
selanjutnya adalah mengeringkan tanah yang akan
digunakan pada pengujian % % dan Triaxial.
Pembuatan grid bambu di daerah Tanjung Sejaro, Ogan
Komering Ilir. Adapun geotekstil yang digunakan yaitu
jenis geotekstil anyaman (. - : ) dengan
nilai kuat tarik sebesar 1813 N, seperti terlihat pada
gambar di bawah ini:
! ) * % ""1
Gambar6. Diagram alir analisa daya dukung pondasi
dangkal Menggunakan program PLAXIS
2D versi 8.2

'3 !() * ( ) % $ * "


#

! "#
(a) (b)
Gambar 5. (a) Grid bambu, (b) Geotekstil . -

'0 $#!"#*
Ada dua teknik yang digunakan untuk
memperoleh data tanah yang diperlukan, yaitu ! * % "#
penyelidikan tanah dan perkuatan di laboratorium dan Gambar 7. Pemodelan pondasi dangkal tanpa perkuatan
dengan menggunakan korelasi antar parameter
berdasarkan persamaan%persamaan empiris yang '3 !() * ( ) % $ *) $
diberikan oleh para ahli atau dari penelitian #
sebelumnya.

'2 $#1% ( ( %#!


Adapun beberapa pengujian laboratorium yang
dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Triaxial
2. Uji Kuat Lentur (3 )
3. Korelasi Data
Dilakukan jika parameter tanah yang dicari tidak
dapat diperoleh secara langsung, baik dari penyelidikan
tanah di lapangan maupun dari hasil pengujian tanah di ! * % "#
laboratorium karena terbatasnya peralatan yang Gambar 8. Pemodelan pondasi dangkal dengan
tersedia. perkuatan
(d=0,25B dan l=3B)
'3 !() * ) $ 4 %5

323
! "#
7 * * * * % 0 $ + 6 ! %
8 % 9 - 8 3 ! 3 * :%

Dalam penelitian ini terdapat 91 pemodelan %6 !"# $


PLAXIS, 1 pemodelan PLAXIS tanpa perkuatan, dan # %*
#
90 pemodelan PLAXIS dengan perkuatan yaitu pada
Kadar air (w) % 47,09
tiap variasijarak antara dasar pondasi dan perkuatan
serta variasi lebar perkuatan seperti yang terlihat pada Berat Jenis (Gs) % 2,68
Tabel 4. di bawah ini: Batas Cair (LL) % 47,12
Batas Plastis (PL) % 26,68
Indeks Plastisitas (PI) % 20,44
Lolos #200 % 88,4
Tabel 4. Jenis Pemodelan PLAXIS dengan perkuatan Lolos #40 % 96,5
Lolos #10 % 99,2
A%7%6
( ) % ; % % # ,*.
Kkasifikasi AASHTO % (tipe material tanah
(
berlempung)
#
' '8 '8/ '80 '82 '85 / 0 CL
,).
(tanah lempung
98 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Klasifikasi Unified %
anorganik berplastisitas
98' 10 11 12 13 14 15 16 17 18 rendah sampai sedang)
' 98/ 19 20 21 22 23 24 25 26 27 ! "#

/ 980 28 29 30 31 32 33 34 35 36 / %* $#1% ! )
0 982 37 38 39 40 41 42 43 44 45 #
2 983 46 47 48 49 50 51 52 53 54 Adapun hasil yang didapatkan dari pengujian dan
korelasi penelitian sebelumnya untuk tanah, pondasi
3 9830 55 56 57 58 59 60 61 62 63 dan perkuatan adalah sebagai berikut:
5 985 64 65 66 67 68 69 70 71 72
: 98: 73 74 75 76 77 78 79 80 81 / !"# $ #

9 82 83 84 85 86 87 89 90 Tabel 6. Rekapitulasi parameter tanah lempung lunak


88
! * % "# %6 !"# $
# %*
#
'5 *% %* Pemodelan Tanah % Mohr%Coulomb
2
Daya dukung dan besarnya penurunan akan Kohesi (Cu) kN/m 25
dihitung menggunakan perangkat lunak PLAXIS. Sudut Geser Dalam (∅) degree 8,42
Adapun hasil yang ingin didapatkan dari permodelan Berat Volume (γ) kN/m3 19,747
ini antara lain: Modulus Elastis (E) kN/m2 2500
1) Perhitungan daya dukung pondasi dangkal tanpa Poisson ratio (ν) % 0,35
perkuatan.
Kx = ky m/hari 0,0000126
2) Membuat tabel nilai daya dukung tiap pemodelan
! * % "#
serta membuat grafik hubungan antara penurunan
dan penambahan beban pada setiap pengujian
/ ! # , ( %* ) %)
sehingga akan didapat daya dukung dari masing%
! #.
masing pemodelan. Pengujian yang dilakukan
Berdasarkan uji kuat lentur, didapatkan nilai kuat
yaitu pengujian tanpa perkuatan dan pengujian
lentur geotekstil dan grid bambu sebesar 4148,756
dengan perkuatan menggunakan variasi jarak
kNm2.Adapun penjabaran perhitungan manualnya
perkuatan terhadap dasar pondasi dan lebar
silahkan lihat di laporan Tugas Akhir.
perkuatan. .
3) Dari beberapa pemodelan yang telah dibuat, maka
/' ! % ) ( ) %
akan didapatkan desain yang paling layak untuk
71) Pasir
digunakan di lapangan.
Tabel 7. Rekapitulasi parameter tanah pasir
/ %6 % # %*
Pemodelan Tanah % Mohr%Coulomb
/ % % !"# $
Kohesi (Cu) kN/m2 5
Tabel 5. Rekapitulasi hasil pengujian lempung lunak oleh Sudut Geser Dalam
Violina degree 30
(∅)
Berat Volume (γ) kN/m3 20
Modulus Elastis (E) kN/m2 10000

324
! "#
7 * * * * % 0 $ + 6 ! %
8 % 9 - 8 3 ! 3 * :%

Poisson ratio (ν) % 0,3


Kx = ky m/hari 0,864
! * % "#

2) Pondasi
Tabel 8. Rekapitulasi parameter pondasi
dasi
%6 ( ) % # %*
Pemodelan Pondasi % A % (
Berat Volume (γ) kN/m3 24
Modulus Elastis (E) kN/m2 20347798 ! D * / 0- % 1 "#
Poisson ratio (ν) % 0,25 Gambar 10. Grafik hubung
ubungan antara beban dan
! * % "# penuruna
nurunan
tanah pada
ada pondasi
po dangkal pada
// + # # $ " # pemodel
modelan
0,25B;2B
// () !"% %
Tabel 9. Rekapitulasi perhitungan daya
aya du
dukung dengan maka,
metode empiris
() - $ % !" ( )* qult =
q ultimit 307,7167 162,75
62,75 128,5398 #%"
= , dimana
d r = 0,5641 m
! 0 * % #%"
// %# $ ) $ = = 399,251
399,25 kPa
!" # $
Contoh perhitungan daya dukung ultimit : &
= , dimana
dim r = 0,5641 m
&
= = 373,475
373,4 kPa
!" # '$

/2 !
/2 " #
Berdasarkan perhitungan
ngan di atas, berikut diagram
perbandingan nilai daya ya dukung
d antara metode
Tarzaghi, Skempton dan program
progra PLAXIS:

! D * / 0- % 1 "#
Gambar 9. Grafik hubungann an antara beban dan
penurunan
ngkal tanpa perkuatan
tanah padapondasi dangkal

maka besarnya daya dukung


ng ulti
ultimit:

qult =
= , dimana
ana r = 0,5641 m
= = 339,520 kPa
!" # $ ! 0 * % "#

/0 + # # $) $ # Gambar 11. Perbandingan


gan nilai
ni daya dukung antara
metode Tarzaghi
rzaghi,Skempton dan PLAXIS
/0 %* !() * ) $ # 98 0 <
Berdasarkan diagramm di atas
a dapat dilihat bahwa
perhitungan dengan metode
tode PLAXIS menghasilkan
daya dukung yang lebih h besar
besa dibandingkan analisa
secara empiris dengan metode
etode Terzaghi,Skempton dan
Prandtl. Hal ini dikarenak
arenakan program PLAXIS
menggunakan metode elemen hingga yang mampu
melakukan analisa yang g dapat
dap mendekati perilaku
sebenarnya, serta parameter
ter tanah
tan yang diperhitungkan
dalam program PLAXIS S lebih
lebi banyak dibandingkan
dengan perhitungan menggunak
ggunakan metode empiris.

325
! "#
7 * * * * % 0 $ + 6 ! %
8 % 9 - 8 3 ! 3 * :%

// $ #
Pada penelitian ini pemberian
erian perkuatan berupa
geotekstil dan grid bambu dengan
ngan vvariasi kedalaman
dan lebar perkuatan menghasilkan
lkan ddaya dukung yang
lebih besar dibandingkan dengangan da
daya dukung tanah
lempung lunak tanpa diberi perkuperkuatan Berdasarkan
hasil analisa menggunakan bantuan
ntuan program PLAXIS
2D versi 8.2, pemodelan tanah denga
dengan perkuatan yang
memiliki daya dukung paling kecil adalah pemodelan
1B;2Bdengan yaitu sebesar 367,813
67,813 kPa. Sedangkan
pemodelan tanah dengan perkuatan
atan ya
yang memiliki daya ! D * / 0- % 1 "#
dukung terbesar adalah pem
pemodelan variasi Gambar 14. Hubungan antara lebar perkuatan dengan
0,25B;4Byaitu sebesar 405,657 kPakPa. peningkatann nilai daya dukung ultimit
Berikut ini merupakan grafik
rafik rekapitulasi nilai pada variasi kedalaman
kedala d = 0,25B
daya dukung ultimit pada tiap pemode
emodelan:
/0 % %* % + # # $
Peningkatan daya dukung
dukun minimumterjadi pada
pemodelan J1 yang merupak
erupakan pemodelan pondasi
dangkal dengan variasi kedalamaman 1B dan variasi lebar
2B yaitu sebesar 8,33%.. Sedangkan
Seda peningkatan daya
dukung maksimum terjadi di pada
pa pemodelan A9 yang
merupakan pemodelan pondasi
ondasi dangkal dengan variasi
kedalaman 0,25B dan variasi
ariasi lebar 4B yaitu sebesar
19,48%.
Di bawah ini merupak
erupakan rekapitulasi persen
kenaikan daya dukung dengan
ngan perkuatan
p :

! D * / 0- % 1 "#
Gambar 12. Diagram perubahan
han nil
nilai daya dukung
tanah
berdasarkan variasi kedal
kedalaman dan variasi
lebar perkuatan

a. Pemodelan dengan lebar perkuat


erkuatan 4B

! D * / 0- % 1 "#
Gambar 15. Rekapitulasi
ulasi persen
p kenaikan daya
dukung ultimit
ultim

0 %!"#*
! D * / 0- % 1 "# Dari hasil dan pembahasa
bahasan pada bab sebelumnya,
Gambar 13. Hubungan antara kedal
kedalaman perkuatan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
bahwa
dengan penurunann nilai daya dukung 1) Daya dukung yang dihasilkan
dihas untuk pemodelan
ultimit pada variasi
si leba
lebar 2B pondasi dangkal denganngan perkuatan lebih besar
dibandingkan nilai daya
aya dukung
du yang didapat dari
b. Pemodelan dengan kedalaman
laman perkuatan d =
pemodelan tanpa diberiri perkuatan.
perk
0,25B
2) Peningkatan nilai dayaya daya
da dukung berbanding
lurus dengan penambaha bahan lebar perkuatan (l).
Semakin lebar perkuatan,
atan, maka
m daya dukung yang
dihasilkan akan semakin
akin besar.
b Sedangkan untuk
variasi jarak perkuatan
n ke pondasi
p (d), peningkatan

326
! "#
7 * * * * % 0 $ + 6 ! %
8 % 9 - 8 3 ! 3 * :%

nilai daya dukung berbanding terbalik. Semakin ' ! (China:Nanjing Architecture and Civil
jauh letak perkuatan dari pondasi, maka nilai daya Engineering Institute, B.S
dukung yang dihasilkan semakin kecil.
Craig, R.F. 1987. ) !
3) Pada uji pemodelan, didapatkan nilai daya dukung
* .Jakarta:Erlangga.
terbesar terjadi pada pemodelan dengan variasi jarak
perkuatan ke pondasi (d) sebesar 4B (4,512 m) dan Das,B.M.. 1994. % >%"* (6 ( > %> *
lebar perkuatan (l) sebesar 0,25B (0,282 m) + +. Boston:PWS Publishing Company
sedangkan yang terkecil terjadi pada yaitu
pemodelan dengan variasi jarak perkuatan ke Hardiyatmo 2 > 1994. ,
pondasi (d) sebesar 1B (1,128 m) dan lebar akarta:Gramedia Pustaka Utama
perkuatan (l) sebesar 2B (2,256 m).
Koerner R.M. 1990.- + + . #.
4) Semakin lebar perkuatan, persentase peningkatan New Jersey :Prentice%Hall
nilai daya dukung untuk pemodelan dengan
perkuatan yang dihasilkan semakin besar Terzaghi, K., &Peck., R.B. 1993.
dibandingkan dengan pemodelan tanpa perkuatan. ! . Jakarta:Erlangga
Namun hal ini tidak berlaku untuk variasi lebar
yang lebih dari 4B. Tomlinson, M. J. 1977. - + ! " #
# # . London:A Viewpoint Publication
5) Variasi perkuatan yang paling optimum didapat
pada jarak 0,25B dan lebar 4B. Vesic, A.S. 1967./ 0 ! ! &
6) Dilihat dari nilai daya dukung yang didapat, - ' ! !1 0 # 2 !
kombinasi geotekstil dan grid bambu layak ( ( # !( 1 #( & )$ +
digunakan sebagai bahan perkuatan pondasi dangkal " # ! & ' ! North
pada tanah lempung lunak. Carolina:Duke University.Durham,. h. 53%68

Vesic, A.S.1975.$ + " # & .


0 ' ! 1 $ 3 4 ! 5( !
1) Perlunya dilakukan pengujian laboratorium untuk 56 ' + !(1 ' ! + +
mencari nilai permeabilitas tanah agar parameter 5 !3 . New York : Van Nostrand Reinhold
tanah lebih mendekati dengan kondisi yang ada di co. h. 121%147
lapangan sehingga hasil daya dukung yang didapat
lebih akurat. Dewi,Ratna,YulindasariSutejo,dan
Hanafiah.2013. + - - +
2) Perlu adanya perawatan lebih lanjut terhadap bambu
! + ! !
yang akan digunakan sebagai alternatif bahan $ 3 . Proceedings 17th Annual Scientific
perkuatan mengingat usia bambu yang tidak tahan Meeting on Geotechnical Solutian in Indonesia to
lama.misalnya dengan merendam bambu Respond the Challenge of Urban, Industry,
menggunakan bahan kimia yang bisa menyebabkan Infrastructure an Mining Development,Himpunan
bambu lebih kuat dan tahan lama. Ahli Teknik Tanah Indonesia,1:101%107
3) Untuk pembahasan lebih lanjut dianjurkan untuk
menggunakan program PLAXIS 3D agar hasil yang Harimurti. 2007. &
didapatkan lebih mendekati dengan kondisi di ++ 0 $ 3 ! +
lapangan. 0 ! 7 0 . Jurnal Rekayasa
2 & Sipil vol 1,No.1,Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya
Bowles, J.E. 1997.&( ) %( *+ % ) %$ .
New York :McGraw%Hill Huang, C.C., and Menq, F.Y.1997.- ' + !
! 3 && # & # ! ! !
Braja, M. Das.1995. .Journal of Geotechnical and Geo environmental
Jakarta:Erlangga Engineering, ASCE,Vol. 123, No.1, pp. 30%36
.
Brinkgreve,R.B.J. =; %( 5. Tokyo:Delft Meyerhof, G. G. and A. M. Hanna. 1978./
University and Technology & PLAXIS $ + " # & ' ! 0 !
! 8 # ! 0 !. Can. Geotech. J., vol.
Chen, Q.1997. ! 15, pp. 565%572
" # # ! $ % & & # !

327
! "#
7 * * * * % 0 $ + 6 ! %
8 % 9 - 8 3 ! 3 * :%

Nugroho, S,A. 2011. ! - - + !


- + ! 3 ! +
* 3 ! ! $ 3 (Jurnal
Teknik Sipil Vol. 18:No. 1, Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Riau

328
! "#

Anda mungkin juga menyukai