Respon Bangsa Indonesia Terhadap Koloniaa
Respon Bangsa Indonesia Terhadap Koloniaa
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK:
1. Rega Andira
2. Indah Maya Sari
3. Riski Adrian
4. Randi Gustika
5. Sendi Anggara
GURU PEMBIMBING :
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan sebaik baiknya.
Penyusunan makalah ini mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatannya.
Kami menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Kami meminta maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritikan serta saran sehingga kami dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang ada dalam penyusunan makalah.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................2
A. Latar Belakang.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme...........................................3
1. Pengertian Kolonialisme..................................................................3
2. Pengertian Imperialisme..................................................................3
B. Tujuan Kolonialisme dan Imperialisme.................................................4
C. Perbedaan dan Persamaan Kolonialisme dan Imperialisme..................5
D. Dampak Kolonialisme dan Imperialisme...............................................5
E. Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme 7
1. Dibidang Ekonomi dan Politik.........................................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................10
B. Saran....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................11
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kolonialisme dan imperialisme sudah dilakukan oleh bangsa Eropa sejak
abad ke-15 di seluruh dunia, sampai akhirnya masuk ke nusantara (Indonesia).
Pada saat itu, latar belakang bangsa Eropa masuk ke wilayah nusantara
disebabkan oleh beberapa hal, seperti jatuhnya Konstantinopel di kawasan Laut
Tengah ke kekuasaan Turki Usmani pada tahun 1453, merosotnya ekonomi dan
perdagangan bangsa Eropa, serta terjadinya revolusi industri.
Perlu diketahui, kolonialisme dan imperialisme modern muncul setelah
terjadinya revolusi industri karena bertujuan untuk mengembangkan
perekonomian bangsa Eropa. Revolusi industri, membuat bangsa Eropa
menciptakan kapal laut yang digunakan untuk menjelajah samudra demi mencari
sumber daya di belahan dunia lain. Disamping itu, misi ini juga dilakukan untuk
melanjutkan semangat Perang Salib.
Dalam upaya tersebut, bangsa Eropa mulai menyebar ke seluruh dunia,
sampai akhirnya kolonialisme dan imperialisme di Indonesia pun terjadi. Di sisi
lain, kejatuhan Konstantinopel ke tangan Turki Usmani pada tahun 1453,
menyebabkan akses bangsa Eropa dalam mendapatkan rempah-rempah yang
lebih murah di kawasan Laut Tengah menjadi tertutup dan membuat harga
rempah-rempah di Eropa meningkat tajam. Bangsa Eropa kemudian terdorong
untuk mencari dan menemukan wilayah-wilayah penghasil rempah-rempah ke
dunia baru yang ada di timur Eropa.
Lama-kelamaan, mereka semakin berambisi menguasai berbagai negara
untuk keuntungan ekonomi dan kejayaan politik mereka, terutama pada wilayah-
wilayah seperti Indonesia yang merupakan penghasil rempah-rempah, seperti
lada, cengkih, pala, dan lain-lain. Rempah-rempah yang dihasilkan di Indonesia
mendorong mereka untuk melakukan kolonialisme dan imperialisme karena
rempah-rempah pada masa itu menjadi komoditas yang sangat laris di Eropa.
Bangsa Eropa kemudian menyebut nusantara sebagai Hindia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Koloni Deportasi adalah daerah atau wilayah koloni yang digunakan sebagai
tempat membuang para narapidana yang tidak dapat ditangani lagi oleh perintah.
Kebanyakan dari mereka adalah narapidana yang mendapatkan hukuman seumur
hidup, dimana mereka dijadikan sebagai tenaga kerja tanpa bayaran daripada
pemerintah harus memberi makan mereka seumur hidup.
2. Pengertian Imperialisme
Kata Imperialisme berasal dari bahasa latin “imperare” yang berarti
memerintah. Hak untuk imperare atau memerintah disebut imperium. Orang yang
6
Macam-Macam Imperialisme :
Tujuan Imperialisme:
para penguasa Indonesia yang beralih ke tangan Belanda (Aluna : 2016). Hal
tersebut dibuktikan oleh beberapa faktor sebagai berikut.
a. Penerapan sistem indirect rule (sistem pemerintahan tidak langsung)
yaitu dengan memanfaatkan penguasa-penguasa tradisional, seperti
bupati dan raja yang memerintah atas nama VOC.
b. Munculnya berbagai perlawanan rakyat Indonesia terhadap
pemerintah Hindia Belanda.
c. Belanda sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan politik
kerajaan karena intervensinya.
d. Bupati menjadi alat kekuasaaan pemerintahan kolonial. Mereka
menjadi pegawai pemerintahan kolonial yang diber gaji. Padahal
menurut adat penguasa tradisional tersebut mendapat upeti dari
rakyat.
e. Semakin merosotnya dan bergantungnya kekuasaan raja kepada
kekuasaan asing. Bahkan sebagian diambil alih atau di bawah
kekuasaan kolonial.
Pendapat Pram itu hampir sejalan dengan pendapat Bung Hatta saat
menyampaikan ceramah berjudul “Dari Budi Utomo menuju Sarekat Islam”
di gedung Kebangkitan Nasional tanggal 22 Mei 1974. Menurut Bung Hatta,
pendiri SDI adalah Tirto di Batavia tahun 1909. Tirto kemudian melakukan
tur keliling jawa, termasuk Solo. Dengan demikian, SDI Solo yang diketuai
Haji Samanhudi adalah cabang SDI-nya Tirto Adhisuryo. SDI di bawah Haji
Samanhudi terus berkembang. Sayang, Haji Samanhudi tidak bisa
mengendalikan organisasi yang terus berkembang. Ia juga tak kuasa melawan
tekanan penguasa kolonial. Akhirnya, pada tahun 1912, kepemimpinan SI
diserahkan kepada Tjokroaminoto, seorang teknisi di pabrik gula Rogojampi.
Pusat kegiatan SI pun dipindahkan ke Surabaya. Namanya pun berubah
menjadi Sarekat Islam (SI).
3. Perhimpunan Indonesia
Selain rakyat yang ada di daerah kita, jiwa nasionalisme juga timbul
dari luar negeri. Para mahasiswa yang sedang belajar di Belanda, pada tahun
1908, membentuk Indische Vereeniging. Pada mulanya, mereka membentuk
ini atas dasar sosial. Namun, seiring berjalannya waktu, namanya berubah
menjadi Indonesia Vereeniging pada tahun 1922. Mereka pun semakin
12
A. Kesimpulan
Kebijakan penjajah yang cenderung menindas dan intervensi politik di
lingkungan istana kerajaan, telah menempatkan penguasa lokal menjadi bawahan
Belanda. Rakyat menjadi rendah diri. Penjajahan orang Eropa di Indonesia telah
mengenalkan birokrasi pemerintahan. Rakyat hidup semakin menderita bahkan
timbul kemiskinan akibat dari kebijakan monopoli, tanam paksa, beban pajak dan
kerja rodi. Penguasa lokal menjadi bawahan kolonial sehingga banyak yang tidak
memperhatikan rakyatnya.
Mulai diperkenalkan sistem ekonomi uang, untuk menggantikan sistem
perekonomian tradisional. Mulai dikenal tanaman-tanaman yang laku di pasar
dunia dan dibangunnya sarana prasarana pertanian dan perkebunan, sarana dan
prasarana transportasi kereta api. Pada masa penjajahan Belanda telah
diperkenalkan dan ditetapkan batas wilayah, termasuk wilayah Hindia Belanda
yang kemudian menjadi wilayah Negara Indonesia.
Kebijakan penjajah Belanda cenderung diskriminatif, sehingga terjadi
perbedaan kelas dalam masyarakat, ada kelas atau golongan pertama orang kulit
putih, golongan kedua orang timur asing, golongan ketiga orang Indonesia (kulit
sawo matang). Dalam mengendalikan rakyat dan mendapatkan keuntungan.
Penguasa Belanda memanfaatkan kultur feodal yang sudah ada.
Pada masa Raffles, ilmu pengetahuan, sejarah dan budaya terutama Jawa
mendapat perhatian khusus. Setelah diterapkan Politik Etis pendidikan di tanah
Hindia Belanda berkembang, termasuk kaum bumiputera mendapat kesempatan
bersekolah. Berkembangnya pendidikan yang diikuti kaum bumiputera telah
melahirkan kaum terpelajar yang kemudian mendorong gerakan nasionalisme di
Indonesia yang kemudian ikut mendorong lahirnya Sumpah Pemuda.
13
B. Saran
Mempelajari sejarah perkembangan kolonialisme dan imperialisme di
Indonesia akan memberikan penyadaran dan memberikan pelajaran dan sekaligus
peringatan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik dkk. 1978. Manusia dalam Kemelut Sejarah. Jakarta: LP3ES.
Adam, Ahmat. 2003. Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan.
Jakarta: Hasta Mitra.
Bachtiar, Harsya W., Peter B.R. Carey, Onghokham. 2009. Raden Saleh: Anak
Belanda, Mooi Indie dan Nasionalisme. Jakarta: Komunitas Bambu.
Boomgaard, Peter dan Janneke van Dijk. 2001. Het Indie Boek. Zwolle: Waanders
Drukkers.
Elson, R. E.. 2009. The Idea of Indonesia: Sejarah Pemikiran dan Gagasan. Jakarta:
Serambi Ilmu Semesta.
Margana, Sri dan Widya Fitrianingsih (ed.). 2010. Sejarah Indonesia: Perspektif
Lokal dan Global. Yogyakarta: Ombak.