Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan informasi dan teknologi yang sangat pesat di era
globalisasi sekarang ini memberikan pengaruh terhadap budaya, tradisi serta karakter
dari masyarakat dunia. Pengaruh yang diberikan tidak hanya bersifat positif namun
juga bersifat negatif. Pihak yang dominan terkena pengaruh negatif ini adalah para
generasi penerus bangsa. Sudah selayaknya para orang tua, pendidik, serta
pemerintah mengambil alih upaya penanggulangan terhadap dampak negatif ini.
Salah satu upayanya adalah dengan pembentukan krakter pribadi melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu penolong yang utama bagi manusia
untuk menjalani dan mengatasi berbagai persoalan dalam kehidupannya. Tanpa
pendidikan, manusia sekarang ini tidak akan berbeda dengan pendahulunya di zaman
primitif.1
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakuakan oleh keluarga, masyarakat
dan pemerintah, mellui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang
berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan
peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara
tepat dimasa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar
terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan non formal, dan informal disekolah,
dan di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisi
pertimbangan kemampuan-mampuan individu, agar dikemudian hari dapat
memainkan peranan hidup secara tepat.2

1
Muslih Usa, Pendidikan Islam di Indonesia Antara Cita dan Fakta, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999),
cet 1 hal. 8.
2
Redja Mudiyaharjo, pengantar pendidikan : Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada
Umumnya Dan Pendidikan Diindonesia, (Jakarta: PT Raja Granfindo Persada, 2002), cet ke-2. hal 11.
Pembelajaran adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa, dan Negara.3
Pembelajaran aqidah akhlak merupakan mata pelajaran yang mengharapkan
para peserta didik memahami materinya saja, melainkan mata pelajaran yang
mengharapkan agar peserta didik mampu menerapkan materi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti berprilaku baik dan berakhlak mulia, melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, menghormati orang tua, dan lain-lain.
Sehingga mata pelajaran aqidah akhlak tidak menekankan pada aspek pengethuan
saja melainkan juga aspek sikap, baik sikap sosial maupun sikap spiritual.4
Sedangkan kata akhlak berasal dalam bahasa Indonesia diadopsi dari bahasa
arab, akhlaq. Secara etimologi, akhlaq merupakan bentuk jamak dari khuluq yang
berarti budi pekerti, peragai atau tabiat. Berakar dari kata klalaqa yang berarti
mencitakan, seakar dengan kata kata khaliq (pencipta) dan makhluq (yang diciptakan)
serta khalq (penciptaan). Pengertian-pengertian tersebut mengisyaratkan bahwa
akhlak merupakan tata aturan atau norma prilaku yang mengatur hubungan manusia
dengan tuhannya, manusia dengan sesamanya serta manusia dengan lingkungan
sekitarnya.5
Seorang pendidik jika hendak mengarahkan pendidikan dan menumbuhkan
karakter atau akhlak yang kuat pada peserta didik, haruslah mencontoh karakter yang
dimiliki oleh Nabi Muhammad saw. yang memiliki budi pekerti yang sempurna.
Karna seluruh sisi kehidupan beliau dan ucapan beliau sesungguhnya merupakan
teladan akan kesempurnaan akhlak dan kemulian amalan.

3
Tim Redaksi Fokus Media, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sisdiknas,
(Bandung: Fokus Media, 2006), cet.1. hal. 2.
4
Dian Novita Fardani, Pembelajaran Aqidah Akhlak Dengan Strategi Inkuiri Untuk Membentuk Karakter
Peserta Didik Di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Turus Kabupaten Klaten, Jurnal Inveta, Vol III. No 1
Maret 2019, hal.88
5
Yunahar Ilyas, kuliah akhlaq , Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2001 Cet ke-4, hal 1.
Berkaitan hal tersebut Allah swt. Berfiman dalam Q.S Al-Ahzab/33:21

Artinya: “sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.6
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ayat diatas adalah pokok yang
agung tentang mencontoh Rasulullah dalam berbagai perkataan, perbuatan dan
prilakunya. Untuk itu Allah Tabaraka wa Ta`ala memerintahkan manusia untuk
mensuritauladani Nabi pada hari ahzab dalam kesadaran, keteguhan, kepahlawanan
perjuangan dan kesabaran dalam menanti pertolongan Rabb-nya.7
Berdasarkan ayat di atas, pentingnya pendidikan kepada anak karna
pendidikan yang akan membentuk karakter mereka. Walaupun tidak seluruh anak
yang diberikan pendidikan menjadi anak bangsa yang memiliki karakter yang baik.
Ayat di atas juga menunjukkan bahwa setiap mukmin dapat mencontoh prilaku Nabi
Mauhammad saw. yang merupakan panutan ummat islam agar menjadi manusia yang
berakhlak ul karima.
Peneliti akan melaksanakan penelitian di yayasan Darul Iman NW Karang
Baru Kecamatan Wanasaba yaitu di Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas III dengan judul
” Analisisi Budi Pekerti Siswa-Siswi Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil berapa-rapa rumusan masalah, adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pembelajaran akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah (MI) NW Karang
Baru kecamatan wanasaba?

6
Kementerian Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahannya, hal. 420
7
Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaih, Lubaabut Tafsir Min Ibni Katsiir
(cet.1. Kairo: Mu-assasah Daar Al-Hilaal, 1999), hal. 264
2. Bagaimana penguatan budi pekerti pesrta didik di Madrasah Ibtidaiyah (MI) NW
Karang Baru kecamatan wanasaba?
3. Bagaimana pengaruh pembelajaran aqidah akhlak terhadap budi pekerti peserta
didik di Madrasah Ibtidaiyah (MI) NW Karang Baru kecamatan wanasaba?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berkaitan dengan permasalahan yang penulis angkat sebagaimana tersebut diatas,
maka tujuan yang hendak dicapai pada proposal penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pembelajaran Aqidah Akhlak di MI NW Karang Baru kelas III
2. Untuk mengetahui prilaku siswa di MI NW Karang Baru kelas III
3. Untuk mengetahui impelementasi pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap prilaku
siswa di MI NW Karang Baru kelas III

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara teoritis
Penelitian ini sebagai pengembang untuk menambah dan memperkaya
pengetahuan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.
2. Secara praktis
a. Bagi Guru
Sebagai masukan dalam membangaun pikiran dan khasanah ilmu pengetahuan
dalam rangka meningkatkan pembinaan akhlakul karimah atau budi pekerti
(tingkah laku) terhadap Allah dan sesame manusia.
b. Bagi Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
terhadap prilaku siswa.
c. Bagi Penulis
Menambah pengalaman serta pengetahuan terhadap prilaku siswa dan
menamabah nilai dasar Aqidah Akhlak pada siswa di sekolah.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskeripsi Teori
1. Pengertian Analisis
Analisis adalah penyelidika terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui
keadaan sebenarnya.8
Pengertian analisis diadaptasi dari bahasa Inggris “analysis” yang secara
etimologi berasal dari bahasa Yunani kuno yang dibaca Analusis. Kata Analusis
terdiri dari dua kata, yaitu “ana” yang artinya melepas atau mengurai. Bila
digabung kata tersebut memiliki arti menguraikan kembali.
Menurut Komarudin, analisis adalah aktivitas berfikir untuk mengurangi
suatu keseluruahan menjadi komponen-komponen kecil sehinga dapat mengenal
tanda-tanda komponen, hubungan masing-masing komponen, dan fungsi setiap
komponen dalam satu keseluruhan.
Menurut Wiradi, analisis adalah saktivitas yang memuat kegiatan memilah
mengurai, membedakan sesuatu yang kemudian digolongkan dan dikelompokkan
menurut criteria tertentu lalu dicari makna dan kaitannya masing-masing.9
Pengertian analisis yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa
analisis adalah bukan hanya sekedar penelusuran dan penyelidikan. Akan tetapi
suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh dengan
menggunakan pemikiran yang kritis untuk kesimpulan dari apa yang ditaksir.
2. Pengertian budi pekerti peserta didik
Budi pekerti, akhlak, moral dan etika memiliki makna etimologis yang
sama, yakni adat kebiasaan, perangai dan watak suatu kebaikan. “Budi pekerti

8
Aplikasi KBBI Ofline 1.3.
9
https://m.liputan6.com/hot/read/4569178/pengertian-analisis-menurut-para-ahli, Diakses pada tanggal 03-
01-2023. pukul 22.40 WIB
dalam kontek agama islam digunakan untuk menyatakan akhlak dan dalam bahasa
latin sering disebut morality (moralitas)”.10
Akhlak identik dengan moral karna memiliki makna yang sama dan hanya
sumber bahasanya yang berbeda. Keduanya memiliki wacana yang sama, yakni
tentang kebaikan. “Budi pekerti berasal dari kata “Budi” dan “pekerti” . Budi
berarti padual akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. Pekerti berarti
peragai, tingkah laku, akhlak.11
Istilah budi pekerti, akhlak, moral dan etika mmeiliki makna etimologis
yang sama, yakni adat kebiasaan, peragai dan watak. Hanya saja keempat istilah
tersebutbersal dari bahasa yang berbeda-beda. Budi pekerti berasal dari bahasa
Indonesia. Akhlak bersal dari bahasa Arab. Moral bersal dari bahasa Latin, dan
etika bersal dari bahasa Yunani. Akhlak adalah istilah yang tepat dalam bahasa
Arab untuk arti moral dan etika.12
Budi pekerti berarti sifat atau tingkah laku yang baik. Budi pekerti terdiri
dari dua kata budi dan pekerti. Budi sering di artikan sebagai nalar pikiran, akal
dan ini lah yang membedakan manusia dengan hewan. Budi dapat
mempersatukan suku, golongan, kelompok maupun umur.13
Pekerti adalah tindakan baik. Orang yang berbudi pekerti yang baik berarti
orang yang memiliki sifat , sikap dan bicaranya baik dan santun. Budi pekerti
diartikan sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur menurut kebaikan
dan keburukannya melalu ukuran nilai agama, norma hukum, tata karma, dan
sopan santun, dan norma budaya/adat istiadat masyarakat.14
Budi pekerti sering disamakan dengan pengertian karakter yang memiliki
pengertian sikap seseorang dalam bertindak dan berbicara. Budi pekarti sebagai

10
Mustafa, Akhlak Tasawuf, (Bandung CV. Pustaka Setia, 1999), hal. 11.
11
Tim Penyusun Tim Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 1 (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hal.
170.
12
Tafsir, dkk, Moralitas Al-Qur`An Dan Tantangan Modernitas, (Yogyakarta: gama media offset, cet. 1,
2002), hal.11
13
Suparno, Pendidikan Budi Pekerti Di Sekolah Suatu Tunjuan Umum, (Yogyakarta: Kanisium, 2006),
hal.28.

14
Sukadi, Pendidikan Budi Pekerti Untuk Smu/Sma (bandung bandung: arya media utama), hal.8
moralitas yang mengandung pengertian antaralain, adat istiadat, sopan santun dan
perilaku.15
Budi pekerti adalah tingkah laku, akhlak dan watak. Budi merupakan alat
bahtin yang merupakan panduan akal dan perasaan untuk membimbing bqik
buruk, tabiat, akhlak , watak, perbuatan baik, daya upaya dan akal.16
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa budi pekerti adalah
perilaku peserta didik yang baik, berakhlak, bermoral, dan beretika tidak hanya
dalam ucapan dan tulisan. Namaun baik juga dalam berperilaku kepada sesama
manusia artinya kita haru saling menghormati dan saling menjaga satu dengan
yang lain. Yang kecil kita sanyang yang lebih dewasa kita harus hormatinya.
Hakiakat budi pekerti peserta didik adalah lahiriahyang merupakan bagian
batiniyah dan gerakan badan merupakan buah dari tabiat yang terdapat dari
jiawayang timbul ari perbuatan-perbuatanyang ada kaitannya antara perilaku
lahiriah manusia dengan keadaan batinya, dalam artian budi pekerti merupakan
buah atau hasil dari watak seseorang dengan tidak membutuhkan pemikiran dan
perhitungan.
Budi pekerti merupakan tingakah laku watak dan akal yang bernilai baik
yang dimiliki seseorang sebagai sarana dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.pendapat lain mengatakan budi pekerti adalah nilai moralitas
manusia yang didasari dan dilakukan dalam tindakan nyata. Sebagai sikap, budi
pekerti berisikan suatu pandangan dari diri seseorang, sedangkan sebagai tingkat
prilaku, budi pekerti merupakan tindakan sesorang dalam bersikap dan
berbicara.17
3. Pembelajaran Aqidah Akhlak
Kata pembelajaran berasal dari kata belajar yang merupakan kegiatan
yangberproses dan merupakan unsure yang sangat umum dalam setiap
pelaksanaan jenis dan jenjang pendidikan, ini berarti berhasil atau gagalnya

15
Suparno, (Pendidikan Budi Pekerti Disekolah Suatu Tinjauan Umum), hal.27.
16
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustak, 1999),
hal.131.
17
Suparno, Pendidikan Budi Pekerti Disekolah Suatu Tunjauan Umum, hal. 29
pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh
peserta didik.18
Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha
memengaruhi emosi, intelektual, spiritual, peserta didik agar ingin belajar dengan
kehendaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan
moral, keagamaan, aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai intraksi
dan pengalaman belajar.19
Istilah pembelajaran dan pengunaannya mulai popular semenjak lahirnya
Undang-undang system pendidikan Nasional nomor. 20 Tahun 2003, yang isinya
bahwa pembelajaran adalah proses intraksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.20
Berdasarkan pengertian tersebut, pembelajaran adalah suatu usaha untuk
menciptakan suasana agar terjadi kegiatan belajar oleh peserta didik atau suatu
kegiatan belajar dengan tujuan untuk membelajarkan peserta didik.21

Pengertian tujuan pembelajaran prilaku peserta didik yang hendak dicapa


pada tingkat kondisi dan pemahaman tertentu. 22 Setiap peserta didik memiliki
tingkat pemahaman dan kondisi yang berbeda-beda. Tujuan pembelajaran pada
hakikatnya adalah perubahan yang terjadi pada prilaku peserta didik baik berupa
perubahan prilaku dan bidang kognitif, afektip, maupun psikomotoriknya. Maka
dari itu pembelajaran bertujuan untuk tercapainya perubahan prilaku atau
kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.
4. Pengertian Akidah Akhlak
a. Aqidah
Secara etimologi, Aqidah berakar dari kata `aqada-nya`qidu-`aqdan-
`aqidatan. `Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian, dan kokoh. Setelah terbentuk

18
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru (Cet. 3: Bandung: Remaja Rosdakaryarya,
1996), hal. 88.
19
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2014), hal. 85
20
Direktor Jenderal Pendidikan Islam, Undang-Undang Dan Peraturan Pemerintahan RI Tentang
Pendidikan, hal. 9.
21
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya ( Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
hal. 84.
22
Hamzah B. Uno, Perenncanaan pembelajaran, (Cet. 6: Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 35
menjadi `aqidah berarti keyakianan. Relevansi antara arti kata `aqdam dan
`aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh didalam hati, bersifat
mengikat dan mengandung perjanjian.
Secara terminologi, terdapat beberapa definisi aqidah, antara lain:
1) Menurut Hasan al-Banna:
Aqa`id (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenaranya oleh hati (mu), mendatangkan ketentraman jiwa,
menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikit pun dengan keraguan –
keraguan.23
2) Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy
Aqidah adalah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasalkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu diyakini dalam
hatikesahihan dan kebenaranya serta menolak segalasesuatu yang
bertentangan denagan kebenaran tersebut.24
Berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh Dian Rahmani,
menyatakan teori dari pembelajaran aqidah akhlak yakni pembelajaran berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya selesai dari
pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran
agama islam yang telah diyakini secara menyeluruh serta menjadikan agama
islam sebagai suatu pandangan di dunia dan di akhirat.25
b. Akhlak
Pengertian Akhlak secara etimologi, Akhlak berasal dari bahasa arab
jama` dari bentuk mufradnya “Khuluqun” yang artinya pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat. Makna Akhlak dalam Al-qur`an adalah bentuk
tunggal yakni Khuluk, tercantum dalam surah Al-Qalam ayat 4, sebagai
berikut:

23
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta: LPPI, 2019), hal. 1
24
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta: LPPI, 2019), hal. 2
25
Ayu Dwi Ainayah, Skripsi tentang “ Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Prilaku Sosial
Siswa Kelas v di MI AL-MUTTAQIN LAIS Kabupaten Bengkulu Utara”. Tahun 2021. Pada tanggal 02-01-2023,
pukul 21.50 WIB
Artinya: dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar budi pekerti
yang agung” (Q.S. Al-Qalam 68:4)
Kata akhlak merupakan kata yang sering terdengar dalam kehidupan
sehari-hari. Begitu kita mendengar kata ini sehinga seolah-olah kita tau
pengertian ini dengan jelas, padahal jika ditanyakan apa itu akhlak, kita
biasanya terdiam memikirkan jawabannya.pengertian akhlak dapt di tinjau
dari dua pengertian secara etimologis dan terminologis. Secara etimologis,
kata akhlak berasal dari bahasa arab al-akhlaq. Kata ini merupakan kata jamak
dari al-khuluq yang berarti budi pekerti, tabiat dan watak.26
Berdasarkan pengertian ini kata akhlak sering dianggap sinonim dari
kata etika, moral, kesusilaan, tatakramah dan lain-lain. Dari penjelasan diatas
dapat diketahui bahwa kata akhlak merupakan kata yang digunakan untuk
merujuk kepada perbuatan manusia dengan standar baik buruk. Standar
penilain dalam islam yang digunakan untuk menilai baik dan buruk suatu
perbuatan adalah Al-Qur`an dan hadits.
Pengertian tentang akhlak secara terminology telah banyak dikemukakan oleh
para ahli, salah satunya adalah pengertian akhlak sebagaimana diungkapkan
oleh Prof. Dr. Ahmad dalam kitab Al-akhlak, menurutnya “akhlak adalah
kehendak yang dibiasakan, dalam pengertian jika kehendak itu membiasakan
sesuatu maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.27

26
M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri Dengan Akhlak Terpuji. (Yogyakarta: 2000) , hal. 23.
27
Rahmat Djanika, System Etika Islam : Akhlak Mulia. (Jakarta: pustaka panjimas, 1992), hal. 46.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan dan
persiapan instrument, uji coba instrument penelitian yang dilanjutkan dengan
mengumpulkan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di MI NW Karang Baru, Jalan segara anak dengan
nomor : 615/BAN-SM/SK/2019, Kecamatan Wanasaba, Kebupaten Lombok Timur
Propinsi Nusatenggara Barat.
Alasan penulis memilih MI NW Karang Baru, Kecamatan Wanasaba,
Kebupaten Lombok Timur, Propinsi Nusatenggara Barat sebagai tempat penelitian
adalah:
a. Sebagai tempat pendidikan pertama penulis sehingga penulis mengetahui kondisi
sekolah tersebut.
b. Keadaan siswa yang masih kurang daya belajarnya, membuat penulis tertarik
melakukan penelitian di MI NW Karang Baru.
c. Keadaan siswa yang masih kurang menghargai sesama, mereka selalu berkata-kata
yang tidak baik kepada teman ataupun yang lainnya, dan membuat penulis tertarik
melakukan penelitian di MI NW Karang Baru.
d. Berdasarkan pengamatan penulis mengenai kondisi sekolah, penulis merasa tertarik
untuk memberikan kontribusi positif bagi sekolah dan bagi para siswa di MI NW
Karang Baru.
e. Penulis menginginkan MI NW Karang Baru.lebih maju, baik dalam segi
pengetahuan maupun dalam segi keimanan dan ketaqwaan.

3. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian tentang pemelajaran akidah akhlak dengan menggunakan
pendekatan saintifik, ini dilakukan melalui metode penelitian deskriptif-kualitatif,
yaitu suatu metode yang mengamati, menganalisis dan menggambarkan fenomena
yang terjadi terkait dengan pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan
pendekatan saintifik, kemudian mengeksplorasi data setiap elemen tentang
pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik. Dalam
pandangan kualitatif, gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-
pisahkan), sehingga penelitian kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya
berdasarkan hasil penelitian, tetapi keseluruahan situasi yang diteliti meliputi aspek
tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara
sinergis.28
Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam proposal penelitian ini, data dan
informasi yang diperoleh akan diorganisir dan dianalisis untuk mendapatkan suatu
gambaran (deskrifsi) mengenai suatu objek penelitian. Cara prolehan data dan
informasi yang demikian itu, kemudian diistilahkan dengan metode deskriptif
analisis. Penelitian mencari data dari narasumber secara langsung tanpa memberikan
sesuatu “perlakuan”. Adapun maksud dari cara ini adalah untuk meperoleh gambaran
secara langsung tentang prilaku seseorang dalam mengembangkan kegiatannya dan
menempatkan penulis sebagai instrument utama dalam penelitian kualitatif. Secara
rasional dari pernyataan ini adalah penulis mempunyai adaptasi yang tinggi, agar
senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang suatu saat dapat berubah-
ubah data secara rinci dan mendalam sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.29
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih terurai dengan kata-kata dari
pada sederetan angka-angka dan hasilnya berupa uraian.30 Namun demikian bukan
berarti dalam penelitian kualitatif ini bukan bertujuan untuk memperoleh generalisasi,
tetapi data dianalisis secara induktif untuk dicari polanya untuk selanjutnya dicari
makna dari pola tersebut. Dengan demikian, hasil penelitian ini bersifat idiografi yang
mementingkan makna dalam konteks ruang dan waktu. “Data yang dikumpulkan

28
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: CV Alfabeta, 2012), hal. 207
29
Nasution, Prosedur Penelitian, 54-55
30
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: CV Alfabeta, 2007), hal. 15
dalam penelitian ini, cenderung berbentuk uraian kata-kata dari pada angka-angka,
demikian hasil anlisisnya.”
Dari uraian tetsebut, maka hasil penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif, untuk mendeskripsikan dan menjelaskan serta menganalisis permasalahan,
dalam hal ini yakni permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran akidah
akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Analisis data dalam penelitian ini juga dilakukan secara induktif atau
interpretasi yang bersifat idiografi. Bersifat idiografi maksudnya adalah penelitian ini
lebih mengutamakan makna dalam konteks ruang dan waktu dibalik data yang
dikumpulkan. Sedangkan analisis induktif dilakukan karena beberapa alasan:
pertama, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda yang
terdapat dalam data. Kedua, analisis induktiflebih dapat membuat hubungan peneliti-
responden menjadi ekspelisit, dapat dikenal dan akuntabel. Ketiga, analisis demikian
lebih lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-
keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya. Keempat,
analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam
hubungan-hubungan. Dan terakhir, analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-
nilai secara ekspelisit sebagai bagian dari srtuktur analitik.31 Mengutamakan makna
(meaning) dibalik data dari beberapa ciri dan karakteristik seperti telah dikemukakan
secara implisit menunjukkan bahwa, makna (meaning) penelitian adalah sasaran
pendekatan kualitatif, dimana data dan informasi yang terkumpul diolah dan
dianalisis sedemikian rupa mendapatkan gambaran yang bemakna tentang hasil
penelitian.
4. Sumber Data
Pendekatan penelitian yang dilakukan penulis yaitu pendekatan kualitatif.
Sumber data dalam penelitian ini adalah yaitu sumber data primer dan sumber data
sekunder.
a. Sumber data primer atau sumber data utama

31
Meleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal.5.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan catatan
tertulis yang berasal dari wawancara dimana penelitian dengan sumber data
melakukan tanya jawab untuk mengenali informasi.
b. Sumber data sekunder
Merupakan sumber data non manusia yang berupaya sumber tertulis. Data
sekunder atau data sekunder atau data tertulis dalam penelitian ini diperoleh dari
dokumentasi. Dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui peninggalan tulisan
berupa arsip-arsip, buku-buku, surat kabar, majalah, ageda dan lain-lain sebagai
bukti yang menunjukkan peristiwa atau kegiatan yang berhubungan dengan
penelitian ini.penelitian akan menggunakan dokumen sebagai berikut:
1) Arsip, yaitu data-data yang disimpan yang menunjang atau yang berkaitan
dengan pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan
saintifik.
2) Foto, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti
sendiri saat observasi dan wawancara berlangsung, foto-foto yang digunakan
untuk penelitian ini adalah foto yang menggambarkan proses
pembelajarannya.
3) Kepala sekolah MI NW Karang Baru.
4) Guru-guru/ tenaga Pendidik MI NW Karang Baru.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada proposl penelitian ini yaitu
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Menurut Nasution ”cacatan lapangan
tersebut wawancara, observasi, dan dokumentasi”. 32 Ketiga teknik ini dapat
memperoleh informasi yang saling berhubungan atau melengkapi pada pembelajaran
akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Adapun instrumen penelitiannya adalah diri peneliti sendiri (human
instrument).
a. Observasi

32
Nasution, Prosedur Penelitian, hal.56
Observasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap penemuan-penemuan mana yang diselidiki.
33
Pendapat lain mengatakan bahwa, yang dimaksud dengan observasi dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah ”suatu metode pengamatan dan pencatatan
dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki secara langsung. 34 Dalam
sebuah buku ”Metode Reseach” dikatakan bahwa observasi adalah cara
mengumpulkan data dengan jalan pengamatan dan pencatatan dengan sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang dislidiki.35 Dalam pengertian lain dikatakan
bahwa ”observasi disebut juga pengamatan meliputi kegiatan-kegiatan pemusatan
perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra”.36
Observasi merupakan suatu aktivitas yang sistematis terhadap gejala-
gejala baik yang bersifat fisikal maupun mental. Pengamatan terhadap tindakan-
tindakan yang terkait dengan pembelajaran akidah-akhlak dengan menggunakan
pendekatan saintifik, diperlukan observasi atau pengamatan secara langsung. Cara
ini bertujuan untuk mendapatkan data yang cermat, faktual dan sesuai dengan
konteksnya. Dalam hal ini penelitian melakuakan observasi mulai dari proses
kegiatan yang sedang berlangsung. Sesuai dengan masalah yang diteliti maka data
yang akan dikumpulkan melalui observasi meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Pelaksanaan atau proses pembelajaran akidah akhlak pada siswa kelas III di
MI NW Karang Baru.
2) Penggunan pendekatan saintifik pada siswa kelas III di MI NW Karang Baru.
3) Faktor pendukung dan penghambatan pelaksanaan pembelajaran akidah
akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik pada kelas III di MI NW
Karang Baru.
b. Wawancara
Pengumpulan data juga peneliti lakukan dengan cara melakukan
wawancara baik secara langsung maupun tidak langsung. Wawancara adalah
suatu metode untuk mengumpulkan data dengan jalan tanya jawab yang dilakukan

33
Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hal 123.
34
Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hal 36.
35
Hadi, Metode Research (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1986), hal. 736.
36
Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hal 728.
dengan sistematis dengan berlandaskan pada tujuan penelitian.37 Pengertian yang
lain menjelaskan wawancara adalah ”percakapan mempunyai maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara mengajukan
pertanyaan dan diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.38
Wawancara yang digunakan peneliti adalah tidak bersetruktur dengan
sumber data primer yaitu siswa-siswi terkait dengan fokus penelitian yaitu proses
pembelajaran akidah akhlak serta faktor-faktor pendukung dan penghambat.
c. Dokumentasi
Dalam pengumpulan data, peneliti juga menggunakan studi dokumentasi.
Yang dimaksud dengan dokumentasi adalah berasal dari kata dokumen yang
berarti barang-barang tertulis yang merupakan informasi yang diperoleh lewat
tulisan-tulisan, dokumen-dokumen baik tulisan yang berbentuk foto-foto maupun
gambaran kegiatan.
Meskipun didalam penelitian kualitatif ada banyak data diperoleh dari
berbagai sumber melalui observasi dan wawancara, dan berjumlah cukup lengkap
perlu adanya penguatan ataupun penambahan data dari sumber lain yakni
dokumentasi. Dalam penelitian ini dokumentasi juga dapat dijadikan sebagai
bahan triangulasi untuk mengecek data apakah sesuai atau tidak. Adapun data
yang diperoleh dalam proposal penelitian ini dilakukan melalui berbagai dokumen
tentang pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik
pada siswa kelas III di MI NW Karang Baru, maka akan ditemukannya perbedaan
atau pertentangan antara hasil wawancara atau observasi dengan hasil yang
terdapat dalam dokumen yang diinformasikan dalam bentuk wawancara.
Dengan demikian melalui dokumentasi, peneliti mendapatkan informasi
yang relevan dengan penelitian ini, berupa tata tertib dan kesiplinan siswa, tenaga
pendidik, foto-foto kegiatan, dan lain sebagainya sebagai dokumen penunjang
penting dalam penelitian.
6. Analisis Data
Menurut Bogdan dalam analisis data kualitatif menyatakan bahwa analisis
data adalah proseas untuk mencari dan menyusun suatu data secara sistematis yang
37
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, hal.139
38
Meleong, Lexy, J. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Rineka Cipta, 2001), hal. 135
diperoleh dari hasil wawancara, hasil lapangan, maupun bahan-bahan lain sehingga
dapat untuk dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data secara umum, yaitu sebagai
berikut:
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi sama artinya dengan merangkum, memilih hal-hal yang
penting, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya dan
membuang yang tidak penting. Redaksi data merupakan proses berpikir sensitif
yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.
Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat
mendiskusikan dengan teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui
diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang sehingga dapat mereduksi
data-data yang memiliki nilai temuan dan pengmbangan teori yang signifikan.
39
Reduksi data dalam penelitian ini yaitu merangkum hasil observasi dan
wawancara kemudian memilih hasil wawancara dan observasi yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Penyajian data dalam penelitian ini
adalah menyajikan data temuan dari hasil observasi dan wawancara kedalam
bentuk tulisan. Dengan menyajikan data, maka akan mempermudah peneliti untuk
memahami apa yang terjadi dan dapat merencanakan kerja selanjutnya berdasarka
apa yang telah dipahami tersebut.
c. Conclusing Drawing/Verification

39
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: CV Alfabeta, 2015), hal. 338-
339.
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan data verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
data-data yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.40

40
Ibid., hal. 341

Anda mungkin juga menyukai