Anda di halaman 1dari 3

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang terhormat Bapak Zulkarnain,M.Pd selaku guru Bahasa Indonesia, serta


teman-teman kelas 12 IPA 1 yang saya banggakan.

Pertama, marilah kita ucapkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas
limpahan karunia-Nya, sehingga kita dapat berkumpul disini untuk mengikuti
pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua, shalawat dan salam kita ucapkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benderang yakni ajaran agama Islam. Ketiga, terima kasih kepada
guru Bahasa Indonesia yang telah memperkenankan saya untuk berpidato. Tak
lupa, terimakasih kepada teman-teman kelas 12 IPA 1 yang telah hadir untuk
mendengarkan pidato saya sekaligus untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia.

Sebelum saya memulai pidato, saya akan menyampaikan Judul pidato yang akan
saya haturkan pada pagi ini. Judul pidato saya yaitu “Berani bermimpi, mengapa
tidak?” . Bermimpi bukan berarti kita harus tidur kemudian bermimpi. Tetapi
bermimpi yaitu cara kita memikirkan bagaimana di masa depan kita menjadi lebih
baik lagi dengan apa yang akan kita raih dimasa depan.  Setiap orang pasti
mempunyai mimpi, mimpi itu ada karena kita ingin sukses di masa depan. Saya
menyampaikan pidato yang berjudul bermimpi ini karena saya terinspirasi oleh
sebuah cerita seorang guru yang sangat menginspirasi saya, beliau adalah seorang
guru dan doctor yang sukses di usia mudanya. Beliau menceritakan masa kecilnya
yang penuh mimpi, saat itu beliau menuliskan mimpinya pada selembar kertas
yang bertuliskan seperti ini. “Alhamdulillah Ya Allah, karena Engkau telah
menjadikan aku seorang dokter yang hebat dan sukses pada tahun 2010 “. Pada
saat itu beliau termasuk seorang anak yang dilahirkan dalam keluarga yang
sederhana dan tidak mampu untuk membiayai biaya kuliah yang sangat mahal.
Tetapi setelah ia tuliskan cita-citanya pada selembar kertas, kemudian ia tuliskan
kiat-kiat untuk menggapai mimpi itu, dan ia tempelkan tulisan itu di dinding
kamarnya. Suatu hari orangtuanya masuk kedalam kamarnya dan melihat tulisan
itu. Mereka pun tersenyum, dan pasti didalam hatinya pun berkata, “Amiin, kami
turut mendo’akanmu nak”. Nah, semakin banyak orang yang masuk kedalam
kamarnya, maka semakin banyak kata “Amin” yang terucap. Itu berarti, semakin
banyak orang yang mendo’akan kesuksesannya. Dan di tahun 2010 itu, beliau telah
berhasil membiayai keberangkatan haji kedua orangtuanya, serta telah berhasil
menjadi seorang dokter yang sukses dimata saya, orangtuanya, dan setiap orang.
Cerita ini sangat menginspirasi saya, beliau bernama Bapak H.Lutfi.
Bermimpi, walau sederhana tetapi ketika kita bermimpi, setinggi apapun yang
dapat kita impikan,maka hormon-hormon yang ada didalam tubuh kita akan
merangsang serta menyuruh kita agar mimpi kita itu dapat terwujud. Bermimpilah
seperti jika anda akan selamanya, dan jalani hari seperti jika anda akan meninggal
hari ini. Banyak para orangtua yang berkata, “ya sudahlah nak, jangan bermimpi
terlalu tinggi, nanti kalau jatuh sakit rasanya. Kita kan hanya orang kecil dan tidak
mungkin menjadi orang besar nantinya”. Kalimat-kalimat yang seperti ini
membuat kita putus asa. Padahal sesungguhnya itu semua bisa saja terjadi asalkan
Allah menghendaki. Itu semua dapat terjadi asalkan ada niat, kemauan, usaha, dan
do’a atau didalam islam disebut juga ikhtiyar dan tawakkal. Ketakutan yang
semakin membuat kecil, kerdil, dan tidak berdaya. “Aku hanyalah manusia biasa,
mimpi hanyalah milik orang-orang besar, aku manusia biasa, aku manusia kecil”.
Kalimat-kalimat yang ternyata mendorong ke jurang, mengubur diri sendiri.
Kalimat yang ternyata begitu sakti karena terus diulang dan kemudian menjadi
mantra mengutuk diri sendiri. Semua orang harus bermimpi. Karena tanpa impian
kita akan lemah lemah dalam kejiwaan dan mudah menyerah. Seperti contoh
ketika teman-teman merasa malas belajar dan merasa sulit menyerap pelajaran
kedalam otak. Maka cobalah mengingat tekad teman-teman semua bahwa kita
ingin menjadi dokter misalnya. Pasti dalam hati kalian akan terfikir “katanya mau
jadi dokter?”. Maka kalimat yang sederhana seperti itulah yang akan mendorong
kita sekalian untuk terus belajar sampai cita-cita tersebut tercapai.

Tetapi ingatlah teman-teman. Janganlah kita terlalu dalam mengejar kehidupan,


karena pada kenyataannya kitalah yang sekarang sedang dikejar oleh kematian.
Jadilah mimpimu itu sebagai motivasi untuk terus semangat dalam menjalani
hidup, agar hidupmu menjadi berguna bagi semua orang.

Tetapi hati-hati terjebak dalam mimpi yang semu. Karena pada kenyataannya kita
semua sedang tertidur dan bermimpi. Mimpi yang telah kita buat dan tentukan
sendiri. Tetapi adakah ketika kita bangun nanti kita telah membangun sebuah
mimpi yang membahagiakan, ataukah kita telah membangun sebuah istana pasir
yang kan roboh tersapu ombak dan musnah. Mimpi itu akan terwujud jika kita
berusaha. Bermimpi di hari kemarin, berusaha dihari ini, dan sukses dihari esok.
Selama bermimpi itu tidak terkena pajak dan biaya, mengapa tidak?.

Sekian yang dapat saya sampaikan, apabila ada kata atau sikap saya yang kurang
berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai