Anda di halaman 1dari 14

TANTANGAN & PELUANG MAHASISWA UNIDA GONTOR DI ERA

DISRUPSI

Oleh: Annisa Rahmadhani, Himmatul Aliyah, Tamara Ajwa dan Zahrah Salim

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan kerap kali bahkan sudah menjadi hal yang lazim terjadi
di tengah masyarakat yaitu adanya perubahan, baik perubahan kecil maupun
perubahan besar. Tetapi perubahan kali ini sangat berbeda karena Ia memberi
peluang sekaligus tantangan kepada setiap institusi negara, termasuk perguruan
tinggi. Perubahan itu tidak dapat di hindari terus menerus kecuali dengan cara
menyesuaikan diri dengan menerima perubahan yang terjadi. Tak terkecuali
dengan perubahan ke arah yang lebih modern, biasa di sebut Era Disrupsi. Dalam
Era Disrupsi, perubahan tidak terjadi secara bertahap seperti orang meniti tangga.
Melainkan perubahan pada era itu lebih menyerupai ledakan gunung berapi yang
meluluhlantahkan ekosistem lama dan menggantinya dengan ekosistem baru.1
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “Disrupsi” berarti hal tercabut
dari akarnya. Fenomena disruption (disrupsi), merupakan situasi pergerakan suatu
hal yang tak lagi linier. Era disrupsi memiliki beberapa ciri yang dapat dijelaskan
melalui (VUCA) yaitu, perubahan yang masif, cepat, dengan pola yang sulit
tertebak (Volatility), perubahan yang cepat menyebabkan ketidakpastian
(Uncertainly), terjadinya kompleksitas hubungan antar faktor penyebab perubahan
(Ambiguity). Pada Era ini, teknologi informasi telah menjadi basis atau dasar
dalam kehidupan manusia termasuk dalam bidang pendidikan di Indonesia,
Sehingga terjadilah disrupsi pendidikan.2
Sedangkan hal itu sudah mulai terjadi di Indonesia dengan ditandai oleh
perubahan pola belajar yang mulai beralih ke pada pencarian informasi melalui
internet, dan pemanfaatan teknologi yang menunjang pembelajaran digital
sehingga banyak para pelajar dan akademisi tidak perlu repot-repot harus
1
Rokhman, Fathur. “Perguruan Tinggi Menyambut Era Disrupsi”. Diakses dari
https://unnes.ac.id/pakar/perguruan-tinggi-menyambut-era-disrupsi, pada tanggal 10
Februari 2022, pada pukul 13.00

2
https://undwi.ac.id/blog/mengupas-fenomena-disrupsi-pembelajaran.html.

1
membawa banyak buku kemana-mana. Maka harus dipikirkan bagaimana caranya
membentuk kurikulum yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap disrupsi saat
ini.
Begitupun menurut kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno ada
tiga tantangan yang harus dihadapi ketika berbicara pendidikan di Era Disrupsi
ini. Pertama adalah Kurikulum, Kemajuan atau kemunduran, karena pendidikan di
Indonesia dipengaruhi oleh kurikulum.3
Tulisan ini akan menganalisis mengenai peran mahasiswa UNIDA dalam
menangani Era Disrupsi saat ini, dan upaya Universitas UNIDA dalam
mempertahankan sistem kurikulum pembelajaraan dengan menanamkan nilai
agama dalam pendidikan mahasiswa, apalagi saat ini mahasiswa dengan
mudahnya bisa mengakses informasi secara gratis, cepat, efektif dan efisien
dengan internet, kemudian akan menjelaskan mengenai latar belakang, dampak
dan pengaruh Disrupsi bagi Mahasiswa UNIDA. Lalu di samping itu, akan
menguraikan model pendekataan sistem pesantren berbasis islami dalam
Universitas UNIDA yang telah di tetapkan oleh para Rektor dan Dosen.

A. PERUBAHAN DI ERA DISRUPSI; TANTANGAN MAHASISWA


UNIDA GONTOR
3
Administrator. “Disrupsi Pendidikan Ditengah Pandemik”. Diakses dari
https://www.faktaindonesianews.com/?arsip=22056&judul=disrupsi-pendidikan-
ditengah-pandemik, pada tanggal 13 Februari 2022, pada pukul 14.00

2
Era disrupsi merupakan era terjadinya perubahan besar yang
disebabkan oleh inovasi atau ide yang mengubah sistem dan suatu tatanan
ke taraf yang lebih baru. Perubahan tersebut benar-benar terjadi secara
besar-besaran bukan secara bertahap seperti yang digambarkan pada
pendahuluan diatas yaitu bagaikan gunung meletus yang meluluhlantahkan
ekosistem lama menjadi ekosistem yang baru.
Perubahan disruptif merupakan bagian dari pengaruh globalisasi.
Perubahan inipun terjadi dalam beberapa bidang, seperti halnya disrupsi
bisnis, disrupsi pendidikan, disrupsi politik, dan sebagainya. Arti dari
disrupsi secara bahasa artinya gangguan atau kekacauan; gangguan atu
masalah yang mengganggu suatu peristiwa, aktivtas, atau proses. Menurut
Merriam-Webster, disrupsi adalah tindakan atau proses mengganggu
sesuatu. Yang diartikan secara praktis, disrupsi adalah perubahan berbagai
sector yang diakibatkan oleh hal digital atau digitalisasi atau bisa
dikatakan “Internet untuk segala”4.
Jika kita berbicara era disrupsi maka tidak akan lepas dari kata
Revolusi Industry 4.0, revolusi ke empat ini adalah perubahan dibidang
industri akibat pesatnya perkembangan teknologi seperti Artifisal
Intelegence, Robotik, Virtual Reality, Internet Of Things, dan lain-lain.
Maka pada tahun 2014 Clayton Christensen mempredisksikan bahwa
“50% dari seluruh Universitas di AS akan bangkrut dalam 10-15 tahun
kedepan.” penyebabnya, karena Universitas-universitas itu terdistrupsi
oleh beragam terobosan inovasi seperti online learning dan MOOCs
(Massive Online open Courses). 5
Dalam teori bidang bisnis pula, terdapat istilah Inovasi yang
mendisrupsi atau Disruptive innovation ini pertama kali dicetuskan oleh

4
Romeltea. “Pengertian Disrupsi dan contohnya”. Diakses dari
https://romeltea.com/pengertian-disrupsi-dan-contohnya/, pada tanggal 15 Februari 2022,
pada pukul 21.00
5
Administrator. “Disrupsi Pendidikan Ditengah Pandemik”. Diakses dari
https://www.faktaindonesianews.com/?arsip=22056&judul=disrupsi-pendidikan-
ditengah-pandemik, pada tanggal 13 Februari 2022, pada pukul 14.00

3
Clayton M. Christensen (1952-2020) dan Joseph Bower. Keduanya
merupakan akademisi, konsultan bisnis, dan pemimpin asal Amerika
Serikat yang menjabat sebagai Profesor Administrasi Bisnis di Sekolah
Bisnis Harvard. Istilah tersebut dicetuskan dalam artikelnya yang berjudul
“Disruptive Technologies: Catching the Wave”6 di Jurnal Harvard
Business Review (1995). Inovasi tersebut dijelaskan bahwa terdapat pasar
baru yang kemudian menciptakan jaringan nilai baru dan pada akhirnya
mengganggu peningkatan pasar dan jaringan nilai yang telah ada. Apabila
bisnis yang telah ada tersebut tidak dapat meyeimbangkan dengan
peningkatan usahanya dan tidak dapat beradaptasi dengan inovasi tersebut
maka akan bangkrut. Contoh perusahaan yang telah mengalami
kebangkrutan karena tidak dapat beradaptasi adalah Kodak, Nokia, dan
Blockbuster7.
Era Disrupsi atau bisa disebut dengan Era Internet memiliki
pengaruh yang negatif dan positif. Oleh karena itu dalam menyikapi hal ini
masyarakat apalagi para Mahasiswa tidak boleh tinggal diam, dan untuk
memenangkan persaingan maka dibutuhkan berbagai cara. Dan salah satu
cara menghadapi Era Disrupsi ini Mahasiswa harus bersikap Adaptif
terhadap perkembangan teknologi dan harus bisa melakukan sebuah
inovasi guna menghadapi persaingan. Apalagi sekarang ini persaingan
dalam kerja semakin kompetitif. Sehingga Mahasiswa harus memiliki
kemampuan yang di atas standar agar turut bisa bersaing dan tentu saja
kemampuan atau softkill yang di miliki harus banyak dan lebih berkualitas
hingga dapat melakukan sebuah inovasi guna mengahadapi persaingan
dalam mencari pekerjaan setelah lulus wisuda.
Hal yang tidak kalah penting juga ialah pembentukkan skill
karakter mahasiswa seperti disiplin, memiliki etos kerja yang baik,
mandiri, dan dapat menggunakan waktu sebaik mungkin. Sama halnya
yang dilakukan Mahasiswa UNIDA GONTOR yang memiliki suatu sistem
6
https://id.wikipedia.org/wiki/Inovasi_disruptif
7
Romeltea. “Pengertian Disrupsi dan contohnya”. Diakses dari
https://romeltea.com/pengertian-disrupsi-dan-contohnya/, pada tanggal 15 Februari 2022,
pada pukul 21.00

4
yang berbeda dengan Mahasiswa yang berada di Universitas pada
umumnya, karena Mahasiswa UNIDA GONTOR dihuni oleh para
Mahasiswa seluruhnya, bukan berarti tidak menerima Mahasiswi. Akan
tetapi kampus untuk mahasiswi terpisah dengan kampus mahasiswa yang
berjarak sekitar 100 kilometer.
Meski begitu, Efek Era Disrupsi ini tidak hanya berpengaruh dalam
bidang kinerja yang harus dihasilkan oleh para mahasiswa yang
diharapkan nantinya akan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat,
era disrupsi ini juga berpengaruh dalam pembentukan akhlak dan moral
para Mahasiswa UNIDA GONTOR. Beberapa diantaranya yaitu
menyalahgunakan fungsi sosial media yang dihasilkan oleh teknologi di
era disrupsi yaitu gawai atau yang lebih dikenal dengan sebutan gadget.
Bahkan hingga menyebabkan mahasiswa tersebut dipulangkan karena
telah melanggar peraturan kampus akibat terpengaruh oleh gawai lewat
sosial media.
Oleh sebab itu, terdapat beberapa kampus yang berada terpisah
tetapi menyatu dengan Pondok Darussalam Gontor, kampus itu disediakan
bagi para guru yang ingin mengajar sambil melanjutkan kuliah hingga
mendapat gelar S1 dan biasa di sebut Mahaguru atau Mahasantri. Oleh
karena itu UNIDA memiliki sistem yang unik yaitu dengan sistem asrama.
Yang mana sistem asrama di UNIDA menggunakan Bahasa Arab dan
Inggris sebagai pengantar pengajaran dan komunikasi di antara dosen dan
mahasiswa. Di dalamnya juga terdapat aktivitas keilmuan, kerohanian, dan
kewirausahaan untuk menciptakan tradisi keilmuan.8 Bahkan segala hal
yang di pelajari berpadukan ilmu agama, begitu pun para dosenya tinggal
di dalam kampus, sehingga memudahkan para mahasiswa dalam
berkonsultasi mengenai materi yang belum dipahami.
Hal yang perlu diperhatikan lagi, yaitu maraknya penyebaran
ideologi-ideologi yang tidak sesuai dengan visi dan misi universitas. Hal
tersebut menyebabkan perubahan pola pikir yang dimiliki oleh para
8
Noname. “UNIDA Gontor belajar Sistem Penjaminan Mutu ke UII”. Diakses
dari https://www.uii.ac.id/unida-gontor-belajar-sistem-penjaminan-mutu-ke-uii/, pada
tanggal 10 Februari 2022, pada pukul 15.00

5
mahasiswa. Karena kemudahan pengaksesan yang dilakukan oleh para
mahasiswa tidak diberikan batasan di Era disrupsi ini. Era disrupsi yang
dimaksud disini, identik dengan globalisasi yang disebabkan oleh
pengaruh era digital. Era ini menyebabkan lahirnya modernitas dalam
pendidikan Islam terutama dalam UNIDA GONTOR ini.
Modernitas memiliki banyak macam bentuk seperti pikiran,
gerakan, usaha, serta aliran dalam mengubah suatu paham, intuisi yang
lama, adat-istiadat dan lain sebagainya yang muncul dari tujuan-tujuan
ilmu dan teknologi modern. Bahkan menurut suatu jurnal bahwa
modernitas juga dapat diartikan sebagai suatu paham yang menyebabkan
pergeseran sikap atau mental seseorang, terutama yang kini banyak terjadi
pada generasi milenial.
Modernitas ini erat kaitannya dengan liberalisme. Inilah yang
menjadi fokus yang harus diperhatikan. Karena hadirnya pemikiran
Liberalisme ini menyebabkan anggapan bahwa agama sebagai perwujudan
tradisional9 yang mengarah pada hal yang menyebabkan suatu pendidikan
menjadi terbelakang, tertinggal. Dan pada akhirnya akan membuat
generasi muda terutama para mahasiswa meninggalkan hal yang katanya
bersifat ‘tradisional’ itu dengan mengambil langkah pertama yaitu
liberalisme atau kebebasan.
Sebagai umat muslim, bolehlah menggunakan sesuatu hal yang
bersifat modern akan tetapi harus tetap dalam ajaran Islam yang berguna
bagi manusia dan juga dalam pendidikan islam. Maka dari itu, hal yang
perlu lebih diterapkan lagi ke dalam jiwa-jiwa mahasiswa UNIDA
GONTOR ini penanaman nilai—nilai kepesantrenan lebih dalam.
B. MAKNA MENJADI MAHASISWA SANTRI
Mahasiswa terdiri dari kata “Maha” dan “Siswa”. Maha berarti
besar sedangkan siswa berarti seseorang yang sedang melakukan
pembelajaran. Jadi dapat dipahami bahwa mahasiswa berarti seseorang
9
Edy, Khoirunnisa. Skripsi: “Pendidikan Islam dan Tantangan Modernitas
ABAD 21 DI ERA DISRUPSI DIGITAL TERHADAP GENERASI MILENIAL”.
Program studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo. Hal 49

6
yang sedang menjalani jenjang Pendidikan yang lebih tinggi dari siswa. 10

Seorang pelajar yang tingkatannya diatas siswa dan mulai memiliki


tanggung jawab besar terhadap pendidikannya dengan membuktikan
keberhasilannya melalui tugas akhir yang biasa kita sebut sebagai skripsi
atau penelitian ilmiah.
Dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa
memiliki arti tersendiri yaitu seseorang ynag sedang belajar di sebuah
perguruan tinggi. Didalam struktur Pendidikan di Negara Indonesia
Mahasiswa merupakan status pelajar paling tinggi diantara yang lainnya
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Menurut para ahli atau pakar di
Indonesia, salah satunya yaitu suwono (1978) ia mengungkapkan
bahwasannya mahasiswa sebagai individu yangtelah resmi terdaftar dan
mengikuti mata kuliah di suatu perguruan tinggi dengan sekisar umur 18
tahun hingga 30 tahun. Akan tetapi umur tidaklah menjadi permasalahan
pada hakikatnya semua itu terkait dengan kemauan diri untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan akan setiap individu manusia sosial.
Sedangkan menurut Knopfermarcher dalam buku suwono (1978) ia juga
mendefinisikan bahwa mahasiswa merupakan individu calon sarjana dan
tidak hanya bertujuan untuk menjadi sarjana namun diharapkan juga
mampu menjadi calon intelektual karena seorang Mahasiswa haruslah
lebih berprestasi dari pada tingkatan pelajar dibawahnya.11
Sedangkan santri menurut C. C Berg berasal dari Bahasa India,
shastri yang diambil dari kitab suci hindu yaitu orang yang tahu buku-
buku suci agama Hindu atau juga dapat dikatakan sebagai ahli sejarah
agama hindu. Namun seiring berjalannya waktu dapat kita pahami bersama
bahwa santri dapat didefinisikan sebagai pelajar atau murid yang sedang

10
Saibun Panjaitan dkk, “HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA
INTI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA”, Kerusso, Volume 3, 1
Maret 2028. Hal.24.
11
Diakses pada pukul 12.06 WIB, melalui “
https://www.mastimon.com/2019/09/pengertian-mahasiswa.html ”

7
berguru kepada seorang kyai didalam pondok pesantren seperti halnya
para santri di Pondok Modern Darussalam Gontor.
Disamping itu santri dapat kami definisikan juga sebagai seorang
pelajar dalam tingkatan apa saja dari tingkat madrosal amaliyah, madrosah
tsanawiyah, maupun madrosah Aliyah dan tingkatan diatasnya lagi yang
hidup di dalam naungan pesantren dengan seluruh system yang telah
ditetapkan oleh suatu Lembaga pesantren tersebut.
Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor tidak dapat dikatakan
sebagai mahasiswa seperti khalayak mahasiswa biasanya. Karena para
mahasiswa UNIDA hidup didalam naungan pondok dengan segala
peraturan yang ada maka mahasiswa UNIDA dapat dikatakan sebagai
Mahasiswa santri. Dengan ini mahasiswa santri tidak hanya kuliah ataupun
belajar saja di pondok melainkan juga 24 jam melaksanakan beraneka
kegiatan yang bermanfaat juga dalam ranah agama tentunya. Seperti
halnya sholat berjama’ah di Masjid, Menghafal Al-Qur’an, maupun
tausyiah-tausyiah kecil yang mereka adakan sendiri dan masih banyak lagi.
Universitas Darussalam Gontor tidak hanya terdiri dari satu
kampus saja namun terdiri dari beberapa kampus cabang yaitu diberbagai
kampus Pondok modern Darussalam Gontor yang berpusat di Ponorogo.
Para mahasiswa yang berdomisili di kampus-kampus cabang bukan hanya
saja dapat disebut dengan mahasiswa santri bahkan dapat disebut sebagai
Mahasiswa Guru. Hal ini karena mahasiswa yang berdomisili di Kampus
cabang tidak hanya tinggal didalam pesantren melainkan juga mengabdi,
mengajar para santri yang berada ditigkatan Madrasah tsanawiyah maupun
madrasah Aliyah dengan kurikulum KMI. Semua mahasiswa yakni sudah
tentu merupakan alumni dari Pondok Modern Darusslam Gontor yang
setelahnya mengabdi kepada pondok.
Menjadi Mahasiswa UNIDA sangatlah bermakna. Pada hakikatnya
seorang mahasiswa pada umumnya sudah pasti termasuk kedalam ranah
perguruan Tinggi dengan civitas akademisi, berhak berfikiran bebas.
Seperti halnya fenomena yang kita lihat bahwa mahasiswa saat ini sangat
terlihat bebas meskipun masih dalam jangkauan orang tuanya namun

8
banyak juga yang sudah tidak terjangkau oleh orang tuanya sehingga para
mahasiswa harus pintar-pintar menjaga diri agar tidak terpengaruh
bahayanya dunia luar.
Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor tetap berfikiran bebas
dalam arti bebas berfikir untuk memunculkan karya-karya baru dan hal-hal
baru dan tetap dalam menjunjung tinggi ajaran Islam dan hidup dengan
segala system yang telah ditegakkan oleh para pendiri Gontor. Hidup di
Asrama namun tetap bisa mengeluarkan segala ide ide barunya dan selalu
diarahkan oleh para dosen UNIDA.
Disamping itu juga sebagai mahasiswa guru adalah hal yang sangat
bermakna, karena itu merupakan sebuah pengalaman hidup yang mahal
dan berarti merupakan sebuah dinamika kehidupan yang penuh dengan
perjuangan tanpa mengenal kata Lelah. Mereka seperti halnya seorang
pemuda yang sedang berjuang untuk meningkatkan diri juga ingin
mendidik para muridnya agar mencapai pada titik kesuksesan dengan
tujuan tulus yakni pengabdian Lillah. Belajar di dalam perguruan Tinggi
seperni tetaplah efektif karena sebagai mahasiswa guru menjalankan setiap
amanahnya dengan landasan niat yang tulus sehingga menjadikan setiap
pekerjaan perkuliahan maupun hal yang lainnya bukanlah sebagai suatu
kejanggalan atau beban. Para mahasiswa berfikiran bahwa semakin banyak
tugas yang harus dikerjakan justru akan mengingkatkan mutu dan kualitas
individu mahasiswa, dengan banyaknya tugas maka mahasiswa akan
semakin pandai dalam membagi waktu dan memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya. Bahkan tak sedikit dari mahasiswa guru yang bisa
menyelesaikan studinya tepat pada waktunya bahkan banyak juga yang
menyelesaikan studinya sebelum itu.
Dengan adanya hal ini maka menjadi mahasiswa santri sangatlah
bermakna, dengan berkembangnya dunia global maka tak sedikit juga
godaan-godaan dunia yang dapat menjadikan para generasi muda berhenti
dari studinya seperti halnya di era dirupsi ini, berkembangnya teknologi
sangatlahmembantu seluruh mahasiswa dunia namun banyak juga sisi
negative yang timbul karena perkembangan teknologi. Perkembangan

9
teknologi juga berpengaruh pada kehidupan para mahasiswa UNIDA yang
telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, namun dengan mematuhi
system yang telah diadakan di pondok maka para mahasiswa bisa
mengatur dan menjaga dirinya dari pengaruh perkembangan teknologi di
Era Dirupsi ini.
C. PENTINGNYA KOMPETENSI DASAR BAGI MAHASISWA DI
ERA DISRUPSI
Kompetensi menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah; /kom.pe.ten.si/kompetensi/ (1) kewenangan (kekuasaan) untuk
menentukan (memutuskan sesuatu); (2) kemampuan menguasai gramatika
suatu Bahasa secara abstrak atau Batinah.12
Kompetensi juga memiliki beberapa definisi dari beberapa tokoh
dan lembaga, menurut Boyatzis dalam Hutapea dan Nurianna Thoha
kompetensi adalah kapasitas yang ada pada seseorang yang bisa membuat
orang tersebut mampu memenuhi apa yang diisyaratkan oleh pekerjaan
dalam suatu organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai hasil
yang diharapkan.
Menurut Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan mengartikan kompetensi sebagai kemampuan kerja setiap
individu yang mencangkup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kerja yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Spencer&Spencer (1993:9) menyebutkan bahwa;
“a competency is an underlying characteristic of an individual that
is causally related to criterion-referenced effective and/or superior
performance on a job or situation”.13
Sedangkan menurut standard kompetensi kerja nasional Indonesia
(SKKNI) kompetensi adalah pernyataan tentang bagaimana seseorang
dapat mendemonstrasikan; keterampilan, pengetahuan dan sikapnya di

12
Diakses dari https://kbbi.web.id/kompetensi. pada tanggal 25 Februari 2022,
pada pukul 23:30
13
Diakses dari https://eprints.uny.ac.id/pdf. kajian pustaka bab II, pada tanggal 25
Februari 2022, pada pukul 22.00

10
tempat kerja sesuai dengan standar Industri atau sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan oleh tempat kerja (industri).

Kompetensi memiliki beberapa jenis diantaranya adalah;


kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi professional,
dan kompetensi sosial.
1. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa.
2. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya
3. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang mancangkup penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
4. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan,
orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.14

10 kompetensi dasar yang harus dimiliki mahasiswa di era disrupsi


ini meliputi problem solving, critical thingking, creativity, people
management, coordinating with other, emotional intelligent, judgement
and decision making , service orientation, negotiation, dan cognitive
flexibiliraty yang mampu mengamalkan ilmunya secara kreatif, inovatif
dan profesional dan sanggup berkompetensi ditingkat nasional maupun
internasional.
Kemampuan berfikir kreatif dan kritis merupakan dua faktor penting
untuk mahasiswa guna melatih kemampuan berpikir mandiri (independent
learning). Disini mahasiswa dituntut memiliki sensitivitas interdisipliner

14
Setiawan, Samhis. Artikel “Pengertian Kompetensi”. Diakses dari
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kompetensi/, pada tanggal 25 Februari 2022, pada
pukul 13:45

11
dan multidisipliner dalam memandang dan menganalisis berbagai
permasalahan yang ada.
Kemampuan untuk bekerja sama dan bernegosiasi dengan berbagai
jenis individu dengan berbagai karakter menjadi hal penting di era
disrupsi. Kemampuan Kerjasama tim yang baik akan membantu para
mahasiswa semakin terbuka akan ide-ide yang dimilikinya serta terjadinya
pertukaran ilmu dan pengetahuan.
Global thinking merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki
para mahasiswa agar terus dapat bersaing di lingkungan universitas yang
semakin global. Permasalahan global seperti perubahan iklim, terorisme,
dan migrasi menjadi permasalahan yang harus dihadapi oleh semua negara
di dunia. Permasalahan ini harus diselesaikan dengan solusi yang bersifat
lokal sesuai dengan kebutuhan setiap negara. Oleh karena itu, kemampuan
untuk think globally dan act locally menjadi kemampuan penting yang
harus dimiliki generasi muda khususnya mahasiswa di era globalisasi ini.15

Kompetensi memiliki 5 karakteristik, yaitu:


1. Motif-motif (motives), sesuatu yang secara konsisten dipikirkan
dan diinginkan, yang menyebabkan tindakan seseorang
2. Ciri-ciri (traits), karakteristik fisik dan respon-respon yang
konsisten terhadap situasi atau informasi
3. Konsep diri (self-concept), sikap-sikap, nilai-nilai atau gambaran
tentang diri sendiri seseorang
4. Pengetahuan (knowledge), informasi yang dimiliki seseorang
dalam area spesifik tertentu
5. Keterampilan (skill), kecakapan seseorang untuk menampilkan
tugas fisik atau tugas mental tertentu.

15
Kholiq, Nur. Artikel “Kompetensi Mahasiswa di Era Disrupsi”. Diakses dari
https://mahasiswaindonesia.id/kompetensi-mahasiswa-di-era-disrupsi/. Mahasiswa jurusan
kurikulum dan teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pada tanggal 25 Februari
2022, pada tanggal 12.45

12
Konsep kompetensi menurut Ruky (sutrisno, 2010) menjadi
polpuler dan banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar dengan
alasan sebagai berikut :
 Memperjelas standar kerja dan harapan yang ingin dicapai.
 Alat seleksi karyawan.
 Memaksimalkan produktivitas.
 Dasar untuk pengembangan sistem remunerasi.
 Memudahkan adaptasi terhadap perubahan.
 Dan menyelaraskan perilaku kerja dengan nilai-nilai organisasi.16

KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas bahwa Era Disrupsi merupakan perubahan besar-


besaran yang sudah melanda

16
Setiawan, Samhis. Artikel “Pengertian Kompetensi”. Diakses dari
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kompetensi/, pada tanggal 25 Februari 2022, pada
pukul 13:45

13
DAFTAR PUSTAKA

Adiyoso, Timon. Artikel “Pengeritian Mahasiswa Menurut Para Ahli terbaru


pdf”. Diakses dari https://www.mastimon.com/2019/09/pengertian-
mahasiswa.html
Administrator. “Disrupsi Pendidikan Ditengah Pandemik”. Diakses dari
https://www.faktaindonesianews.com/?arsip=22056&judul=disrupsi-
pendidikan-ditengah-pandemik
Edy, Khoirunnisa. Skripsi: “Pendidikan Islam dan Tantangan Modernitas ABAD
21 DI ERA DISRUPSI DIGITAL TERHADAP GENERASI
MILENIAL”. Program studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo. Hal 49
Saibun Panjaitan dkk, “HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA INTI
DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA”, Kerusso,
Volume 3, 1 Maret 2028.
https://eprints.uny.ac.id/pdf. kajian pustaka bab II
https://kbbi.web.id/kompetensi.
https://undwi.ac.id/blog/mengupas-fenomena-disrupsi-pembelajaran.html.
Noname. “UNIDA Gontor belajar Sistem Penjaminan Mutu ke UII”. Diakses dari
https://www.uii.ac.id/unida-gontor-belajar-sistem-penjaminan-mutu-ke-
uii/
Rokhman, Fathur. “Perguruan Tinggi Menyambut Era Disrupsi”. Diakses dari
https://unnes.ac.id/pakar/perguruan-tinggi-menyambut-era-disrupsi
Romeltea. “Pengertian Disrupsi dan contohnya”. Diakses dari
https://romeltea.com/pengertian-disrupsi-dan-contohnya/
Setiawan, Samhis. Artikel “Pengertian
Kompetensi”.https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kompetensi/
Kholiq, Nur. Artikel “Kompetensi Mahasiswa di Era Disrupsi”. Diakses dari
https://mahasiswaindonesia.id/kompetensi-mahasiswa-di-era-disrupsi/.
Mahasiswa jurusan kurikulum dan teknologi Pendidikan Universitas
Negeri Semarang.

14

Anda mungkin juga menyukai