Anda di halaman 1dari 5

Sekularisme di Indonesia

A. PENDAHULUAN

Timbulnya Faham Sekuler di Indonesia

Pada permulaan abad ke-19 masuknya ideologi-ideologi dunia ke


Indonesia. Terdapat dua macam ideologi. Pertama: Ideologi universal,
yaitu ideologi yang menginginkan agar agma menjadi kekutan penentu
(utama) dalam kehidupan bernegara atau teokrasi. Kedua: ideologi secular,
yaitu suatu ideologi yang menghendaki agar jangan sampai agama menjadi
salah satu kekuatan penentu dalam kehidupan kenegaraan. Sebenarnya
negara harus netral dalam urusan agama. Karena adanya perbedaan
pandangan dari para pendiri republik ini yang sebagian besarnya adalah
orang muslim, menjadikan hubungna tidak harmonis untuk kemerdekaan
Indonesia. Yang terpenting adalah, apakah negara itu bercorak “Islam”
atau “nasionalis”.1
Dalam konstruk kenegaraan yang pertama mengharuskan agar
Islam, karena sifatnya yang holistik dan kenyataan bahwa agama itu dianut
oleh sebagian besar penduduk, diakui dan diterima sebagai dasar ideologi
negara. Adanya pertimbangan bahwa Indonesia adalah negara yang secara
rasio-religius bersifat majemuk, maka dari itu demi persatuan dan kesatuan
nasiolan, konstruk negara yang kedua menghendaki agar Indonesia
didasarkan atas Pancasila.
Adanya benturan yang terjadi didalam dua kelompok ini yang
berlangsung di sekitar masalah watak nasionalisme, dalam upaya
menemukan ikatan bersama untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Soekarno sebagai tokoh nasionalis sekuler, yang menjelaskan bahwa
nasionalisme adalah rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan, nasionalis
yang menerima rasa nasionalismenya itu sebagai suatu sebagai wahyu dan

1
Suhardi,Sekularisasi di Insdonesia dan Implikasinya Terhadap Konsep Kenegaraan,
Vol.2 2012, 71
melaksanakan rasa itu sebagai suatu bakti, yang terhindar dari semua
faham yang sempit. Salah satu pemikiran Soekarno bahwa negara adalah
negara yang memang bukan urusan agama. Bagi Soekarno, rasa cinta
bangsa itu adalah lebar dan luas, dengan memberi tempat kepada segala
sesuatu.2
Sebagai sebuah fenomena sosial, sekularisasi terjadi di berbagai
bidang kehidupan manusia. Adanya proses Westernization dan
Modernization, sekularisasi beroperasi di wilayah-wilayah sosial, politik,
pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Dalam wilayah politik, sekularisasi
biasa dikenal dengan istilah Desacralization of politics, yaitu pembebasan
wilayah politik dari unsur rohani atau agama. Kekuasaan politik dalam
masyarakat sekuler mesti dipisahkan dari nilai-nilai agama.
Di dalam kesejarahan di Indonesia, proyek sekularisasi dapat
ditelusuri melalui usaha kaum penjajah Belanda untuk melumpuhkan
kekuatan dan gerakan perlawanan masyarakat bumi putra yang beragama
Islam. Bangsa Indonesia memilih untuk menjadikan Islam sebagai faktor
pemersatu bangsa untuk melawan Belanda. Dengan menjadikan Islam
sebagai sentimen keislaman tersebut sebgai faktor tunggal perlawanan
terhadap kaum penjajah, tumbulah berbagai macam gerakan perlawanan
dan pemberontakan yang dilancarkan oleh umat Islam untuk mengusir
Belanda dari bumi Nusantara.3
Mereka memiliki tujuan untuk menghancurkan dengan peperangan.
Adanya Tindakan seperti itu adalah sebuah proyek sekularisasi di mana
sepak terjang umat Islam dalam wilayah politik di tanah air, dibatasi dan
bahkan dihapuskan sama sekali. Banyak umat Islam yang dihalang-halangi
dalam perjuangannya dalam bidang yang diinginkan.
Terdapat suatu taktik Belanda dalam Pendidikan, dan salah satu jalan
bagi mereka untuk menyingkirkan Islam dengan membuat sekolah. Suatu
ketika Belanda mengembangkan suatu sistem Pendidikan atau
persekolahan yang dimaksud untuk menyaingi dan menghancurkan sistem

2
Suhardi,Sekularisasi di Insdonesia dan Implikasinya Terhadap Konsep Kenegaraan,
Vol.2 2012, 81-21
3
Latief, Mohamad, Islam dan Sekularisasi Politik di Indonesia, Vol.13 No.1 Mei 2017, 5
Pendidikan tradisional (Islam) yang umumnya telah berkembang di
wilayah pedesaan. Meraka menginginkan lahirnya sebuah sistem
Pendidikan yang mengikuti cara pandang Barat serta terpisah dengan nilai-
nilai Islam. Dan harapan mereka, masyarakat menjadi sekular dan terpisah
dari ajaran agama.
Dan dengan cara ini membuahkan hasil. Banyak masyarakat
Indonesia menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah tersebut. Dengan
beralihnya minat sebagian masyarakat dari sistem pendidikan pesantren
kepada sistem pendidikan sekular, dan ikatan antara dua kelompok
masyarakat benar-benar telah putus.
Sebutan sekolah merupakan model Pendidikan yang ditetapkan oleh
Belanda, padahal di Indonesia telah ada model Pendidikan seperti surau,
langgar, padepokan, dan sampai kepada pesantren, kehadiran model
Pendidikan sekolah secara tidak langsung telah menjadi anti desa dari
model Pendidikan seperti pesantren dianggap Pendidikan Tradisional
sedangkan sekolah dianggap sekolah dianggap modern.
Sejak itu, umat Islam terasing dari dunia perpolitikan. Belanda
memiliki kekuatan dalam wilayah perpolitikan tanah air, memaksa umat
Islam untuk melupakan cita-cita memperjuangkan Islam sebagai pedoman
hidup bangsa dan beragama. Pertikaian juga terjadi disebabkan karena
pemikiran para tokoh yang memiliki gagasan masing-masing yang terkait
hubungan Islam dan neraga. Soekarno adalah seorang pemikir pertama
kali yang memperkenalkan usaha memisahkan Islam daripada arena
perpolitikan.4
Faktor yang paling utama dan sangat menonjol dalam proses
munculnya sekularisme dan paling banyak diakui oleh para tokot adalah
faktor agama. Yang pada umumnya umat Kristen dianut paling banyak di
Barat.5 Di Indonesia bentuk yang merujuk kepada contoh sebuah
sekularisme ternyata banyak. Contoh dari kenyataan sekularisme di
Indonesia antara lain:
a. Tidak perduli dengan urusan duniawi
4
Latief, Mohamad, Islam dan Sekularisasi Politik di Indonesia, Vol.13 No.1 Mei 2017, 7
5
Febrina, Fransiska, Kebudayaan Sekularisme dan Kehidupan Beragama…
Orang yang beragama tidak mau memberi sedekah untuk pembangunan
jalan raya atau ruamh sakit (sebagai fsilitas umum) karena dianggap hal
itu urusan negara, bukan urusab agama seperti pembangunan masjid,
pondok pesantren dan lain-lain.
b. Kondisi Ekonomi
Kapitalisme sebagai sistem ekonomi juga merupakan anak kandung
dari sekularisme.
c. Media Massa
Di media massa kita tidak mengenal ketentuan-ketentuan, baik baik
dalam pemikiran maupun dalam perbuatan. Penyimpang dari sisi
akhlak juga terlihat sangat jelas. Wanita yang suka mengumbar aurat
di televisi dan media massa.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia tahu 1945 seharusnya menjadi
momentum untuk menghapus penjajahan secara total, termasuk
mencabut pemikiran secular-liberal yang ditanamkan penjajahan. Tapi
hal tersebut tidak terjadi. Revolusi kemerdekaan Indonesia hanyalah
mengganti rezim penguasa, bukan mengganti sistem atau ideologi
penjajah. Pemerintahan memang berganti, tapi ideologinya tetap sama
yaitu sekular.
Faham sekularisme terus berkembang dan masuk dalam semua
ranah kehidupan, bahkan setelah Indonesia merdekapun paham
sekular terus mendapat tempat dan dikembangkan oleh pemerintahan
Indonesia, dimana agama dimasukan dalam kurikulum. Salah satu
wujud nyata paham tersebut dapat kita lihat dalam undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.20 tahun 2003, pada Bab
VI tentang jalur, jenjang dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum)
pasal 15 yang berbunyi: Jenis Pendidikan mencangkup pendidikan
umum, kejuruan, akademik, profesi, adokasi, keagamaan dan khusus.
Dari pasal diatas tanpak jelas bahwa adanya dikotomi Pendidikan,
yaitu pendidikan agama dan Pendidikan umum. 6

6
Jamaluddin, Sekularisme; Ajaran dan Pengaruhnya Dalam Dunia Pendidikan,…
B. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai