Naskahbukugendernpolitik PDF
Naskahbukugendernpolitik PDF
net/publication/324594910
CITATIONS READS
3 34,036
2 authors, including:
Dr Rasyidin
Universitas Malikussaleh
6 PUBLICATIONS 6 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
a development design of palm oil, processing industry through optimalization and integration of government, private an intelectual roles in north aceh district View
project
All content following this page was uploaded by Dr Rasyidin on 18 April 2018.
Penulis:
Dr. Rasyidin, S.Sos.M.A
Fidhia Aruni, S.I.Kom
Perancang Sampul:
Penata Letak: Eriyanto
Pracetak dan Produksi: Unimal Press
Penerbit:
Unimal Press
Jl. Sulawesi No.1-2
Kampus Bukit Indah Lhokseumawe 24351
PO.Box. 141. Telp. 0645-41373. Fax. 0645-44450
Laman: www.unimal.ac.id/unimalpress.
Email: unimalpress@gmail.com
ISBN:
XXX – XXX –XXXX- XX-X
v
Republik Indonesia wajib ada kaum perempuan minimal 30 %, hal
tersebut dicantumkan dalam undang-undang partai politik, undang-
undang pemilihan umum ataupun undang-undang pilkada yang
berlaku diseluruh negara republik indonesia. Walaupun kebijakan
afirmasi sebagai legalitas politik, namun keterwakilan perempuan
belum memenuhi kuota tersebut, bahkan secara nasional belum
mampu meningkatkan keterwakilan kaum perempuan diruang
politik secara signifikan. Minimnya jumlah keterwakilan perempuan
di bidang politik. Hal-hal yang memuat minimnya kaum perempuan
dalam politik diantaranya terdapat tiga pendapat yaitu : pertama,
pendapat konservatif dimana kaum perempuan tidak dibenarkan
melibatkan diri dalam bidang politik, karena politik itu merupakan
dunianya kaum laki-laki, pendapat ini adalah mendukung budaya
patriarkhi di dalam masyarakat. Kedua. Pendapat Liberal Progresif,
pendapat ini menyatakan bahwa kaum perempuan diperbolehkan
melibatkan dirinya dalam berbagai aktivitas politik. Sedangkan
ketiga, pendapat apologetis, pendapat ini memandang ada wilayah
yang diperbolehkan melibatkan perempuan di dalamnya, dan ada
wilayah yang tidak boleh melibatkan kaum perempuan didalamnya
hanya khusus bagi lak-laki.
Akhirnya kami penulis buku ini menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya karena telah mendorong
dan membantu kami dalam pembuatan buku ini. Di antaranya Prof.
Dr. Apridar, SE, M.Si sebagai Rektor Universitas Malikussaleh, M.
Akmal, S.Sos.MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Dr. M. Nazarudin, M.Si, Muhammad Fadhil, M.Soc.Sc, Zulham M.A, Drs.
Aiyub. M.Si, Nurfatini, M.Si. seluruh Mahasiswa Program Magister
Administrasi Negara (PM-AN), H. Budi Faisal, HJ. Khairani dan
keluarga terimakasih atas doa dan semangat yang diberikan..
Kemudian kepada patner penulis saudari Fidhia Aruni S.I.Kom
yang selalu membantu dalam menyelesaikan penulisan buku ini, dan
seluruh anggota keluarga kami persembahkan buah karya ini.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberkahi dan membimbing
kita sekalian pada jalan yang diridhainya. Amin ya rabb.
vi
Daftar Isi
vii
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 51
3.1. Pemahaman Pokok.................................................................51
3.2. Kelebihan.................................................................................... 53
3.3. Kekurangan ...............................................................................53
3.4. Metode Analisis Data............................................................. 54
BAB IV. KUALITAS KESETARAAN GENDER DALAM POLITIK
INDONESIA........................................................................................... 55
4.1. Pendahuluan .............................................................................55
4.2. Keadaan Perempuan Di Politik Indonesia.................... 58
4.3. Ekonomi Politik Perempuan Indonesia......................... 61
BAB V. KETERWAKILAN GENDER DALAM AKTIVITAS .................... 63
POLITIK DI INDONESIA..................................................................................... 63
5.1. Pendahuluan .............................................................................63
5.2. Perbandingan Keterwakilan Perempuan dalam
Politik di Pemerintah Daerah dengan
Pemerintah Pusat....................................................................71
5.3. Keterwakilan Gender Dalam Aktivitas Politik
Indonesia.................................................................................... 72
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 75
5.1. Kesimpulan................................................................................ 75
5.2. Saran............................................................................................. 76
Daftar Pustaka .........................................................................................................77
Riwayat Hidup .........................................................................................................79
viii
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1 . 3 . T u j u a n d a n M an f a a t P en e l it i a n
BAB II.
2.1 Gender
halaman 24-27
2 . 1 . 1 K e t i mp a n g a n G e n d e r
10Dr. Riant Nugroho. 2008. Gender dan Administrasi Publik : studi Tentang
11Dr. Riant Nugroho. 2008. Gender dan Administrasi Publik : studi Tentang
sebenarnya dari sifat. Dua alel pada gen dapat menentukan bahwa seseorang
memiliki mata biru, alel penyusun adalah genotipe dan warna biru adalah fenotip
2 . 1 . 3 . K e s e t a r a a n Ge n de r
2 . 1 . 4 R e f o r m a s i W o m e n In D e v e l o p m en t ( W ID ) k e
G e n d e r a n d D e v e l o p m e n t ( G AD )
Paradims, http://www.undp.org/gender/resources/momo6.html.
dari pengalaman yang ikut pula dipengaruhi oleh budaya.Setiap manusia memiliki
proses dan pola perilaku yang dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian,yaitu :1.
Proses individual, proses dan pola dimana manusia merupakan makhluk individu
yang berdiri sendiri dengan keinginannya sendiri untuk bertahan.2. Proses sosial,
proses dan pola ini menunjukkan kedudukan manusia dalam kehidupan
berkelompok dimana tingkat kebutuhan dan saling membutuhkan menjadi prioritas
untuk bertahan.baik dalam proses pendidikan, pengasuhan, pemeliharaan, seperti
cara berpikir, cara berbicara, cara bekerja, dan lain sebagainya.
2 . 1 . 5 P e r e m p u a n d an P e r s p e k t i f S ej a r a h
Jakarta : Gramedia.
18Dr. Riant Nugroho. 2008. Gender dan Administrasi Publik : studi Tentang
Kualitas Kesetaraan Gender dalam Administrasi Publik Pasca Reformasi 1998 – 2002.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar,hal 76.
2 . 1 . 6 P e r a n P B B d a l a m S e j a r a h G e r a k a n P e r e m pu a n
Dunia
19Iistilah
yang dipergunakan pertama sekali oleh Beauvoir, 1964
20Artinya
bahwa kebahagian atau penderitaan seorang isteri tergantung
pada suami. Dengan ini tersirat bahwa peran kaum perempuan hanya berfungsi
sebagai peran pelengkap semata.
21Economic and Social Council
22http://sherlyretnosari10.blogspot.co.id/2011/12/sejarah-perjuangan-
2 . 1 . 7 . P e m b e r d a y a a n G en d e r
masa pekerja keluarga wanita : Kajian Provinsi Sumatera Selatan Indonesia, UKM,
Tesis.
2 . 1 . 8 K o n s ep F em i n i s m e
2 . 1 . 8 . 1 F e m i n i s me L i b e r a l
26http://nicofergiyono.blogspot.co.id/2013/09/teori-teori-feminisme.html
2.1.8.2 F e m in i s m e R a d i k a l
2 . 1 . 8 . 3 F e m i n i s me P o s t M o d e r n
2 . 1 . 8 . 4 F e m i n i s me A n a r k i s
2 . 1 . 8 . 5 F e m i n i s me M a r x i s
2.2. Politik
2 . 2 . 1 . P e n g e r t i an I l m u P o l i t i k M en u r u t P a r a A h l i
28http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-ilmu-politik-
menurut-para.html
C i r i - C i r i B ud a y a P o l i t i k
C i r i - C i r i B ud a y a P o l i t i k P a r o k i a l
Apatis
Lingkupnya sempit dan kecil
Pengetahuan politik rendah
Masyarakatnya yang sederhana dan tradisional
Adanya ke tidak peduli dan juga menarik diri dari kehidupan
politik
Anggota masyarakat condong tidak berminat terhadap objek
politik yang luas
Kesadaran anggota masyarakat mengenai adanya pusat
kewenangan dan kekuasaan dalam masyarakatnya rendah
Tidak ada peranan politik bersifat khusus
C i r i - C i r i B ud a y a P o l i t i k K a u l a / S u b j e k
C i r i - C i r i B ud a y a P o l i t i k P a r t i s i p a n
2 . 2 . 2 . 4 . B u d a y a P o l i t i k I n d on e s i a
29http://www.artikelsiana.com/2015/08/budaya-politik-pengertiani-ciri-
2 . 2 . 3 . S k e m a K o n s ep t u a l P o l i t i k
30http://saninur08611047.blogspot.co.id/
2 . 2 . 4 . K a p a b i l i t a s S i s t e m p o l it i k
2 . 2 . 5 . A f i r m a t i v e A ct i o n P o l i t i k
Indonesia.Halaman 4.
Dijelaskan lebih lanjut Partai-Partai tersebut antara lain PPRN, GERINDRA,
PAN, Partai Republika Nusantara, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Patriot.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3 . 1 . P e m a h a m a n P ok o k
Isu Gender
Politik
Sikap Warga
3.2. K e l e b i h an
3.3. Kekurangan
38http://yuraravensca.blogspot.co.id/2016/01/metode-kerangka-
pemberdayaan-perempuan.html
Kebijakan Publik
Ranking Indikator
(Undang-Undang)
Seluruh kebijakan publik atau
undang-undang netral gender dan
didukung oleh satu atau lebih
Tinggi Sensitif/Resposif
kebijakan pengontrol kesetaraan
gender.
BAB IV.
4.1 Pendahuluan
4 . 2 . K e a d a a n P e r e mp u a n Di P o l i t i k I n do n e s i a
39http://kpud-bondowosokab.go.id/partisipasi-politik-perempuan-dalam-
demokrasi-di-indonesia/
berpolitik. Selain itu, peran parpol sebagai salah satu pilar demokrasi
yang memiliki fungsi pendidikan dan rekrutmen serta sosialisasi
politik juga harus terus ditingkatkan.
Hal itu bisa dilakukan dengan memberikan kesempatan bagi
perempuan untuk belajar berpolitik praktis dengan memberikan
tanggung jawab di posisi-posisi yang strategis (tidak hanya
administrasi dan keuangan, meskipun juga merupakan bagian dari
keandalan perempuan, tetapi juga dilibatkan dalam proses
pembuatan kebijakan agar perempuan memiliki kesempatan yang
sama dan kontribusi yang signifikan seperti halnya laki-laki.
4 . 3 E k o n o m i P o l i t i k P e r e m p u a n In d o n e s i a
BAB V.
5 . 1 . P e n d a h u l u an
wawancara langsung.
5 . 2 . P e r b a n d i n g an K e t e r w a k i l a n P e r e m p u an d a l a m
P o l i t i k d i P e m e r i n t a h D a e r a h d en g an P e m e r i n t a h
Pusat
pemilu tahun 2009 yang lalu prosentase keterwakilan perempuan hanya 7.8% saja,
memang secara umum di provinsi Aceh terjadi peningkatan yang sangaseignifikan
atau belum bisa memenuhi kuota affirmative action (kebijakan afirmasi) yaitu 30 %.
5 . 3 . K e t e r w a k i l a n G e n de r D a l a m A k t i vit a s P o l i t i k
Indonesia
46http://insanakademis.blogspot.co.id/2011/10/dinamika-representasi-
perempuan-dalam.html
BAB VI.
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka
Riwayat Hidup
Penulis 1
Riwayat Hidup
Penulis 2