Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Melatih Kreativitas Dan Keterampilan
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Melatih Kreativitas Dan Keterampilan
Abstract
This research aims to analyze the creativity and students' scientific thinking skills in guided inquiry
learning. This research is a pre-experimental research design type One-Shot Case Study. Sampling was done
by purposive sampling technique. Data collection methods used are observation and questionnaire methods.
The instruments used in this study were creative attitude questionnaires, project product creativity assessment
sheets, and scientific thinking skills assessment sheets. Data analysis was performed using a percentage
formula. The results show that students 'creativity included in the high category and students' scientific
thinking skills included in good category.
Salah satu materi fisika yang memiliki banyak Tabel 2. Kategori Keterampilan Berpikir Ilmiah
penerapan dalam kehidupan sehari-hari yaitu Interval (%) Kategorisasi
getaran harmonis. 𝑃 ≥ 85 Sangat baik
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 70 < 𝑃 ≤ 85 Baik
kreativitas dan keterampilan berpikir ilmiah 55 < 𝑃 ≤ 70 Cukup
siswa dalam pembelajaran Inkuiri Terbimbing. 40 < 𝑃 ≤ 55 Kurang
Diharapkan siswa dapat mengembangkan 𝑃 ≤ 40 Sangat kurang
kreativitas dalam menemukan solusi
permasalahan dan mengembangkan HASIL DAN PEMBAHASAN
keterampilan berpikir ilmiahnya.
Sikap Kreatif
METODE PENELITIAN Aspek sikap kreatif yang pertama yaitu
berani mengambil risiko. Nilai sikap kreatif siswa
Penelitian ini merupakan penelitian aspek ini sebesar 76,16% seperti yang disajikan
eksperimen dengan desain penelitian pre- dalam Gambar 1. Sikap kreatif siswa ini termasuk
experimental jenis One-Shot Case Study. Populasi dalam kategori tinggi. Siswa berani untuk
pada penelitian ini yaitu siswa kelas X SMA N 1 menyampaikan hasil percobaannya di depan
Majenang Tahun Ajaran 2017/2018. kelas. Siswa saling bertukar pendapat mengenai
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik hasil percobaan yang diperoleh.
purposive sampling. Metode pengumpulan data Aspek yang kedua yaitu merasakan
yang digunakan yaitu metode observasi dan tantangan. Seperti pada aspek yang pertama,
angket. Kreativitas yang diteliti ditinjau dari dua capaian aspek ini juga termasuk dalam kategori
ranah yaitu sikap kreatif dan produk proyek. tinggi. Siswa merancang sebuah percobaan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini getaran dengan bimbingan dari guru. Siswa
yaitu angket sikap kreatif, lembar penilaian berani untuk melibatkan diri pada kegiatan yang
kreativitas produk proyek, dan lembar penilaian hampir sebagian besar siswa belum pernah
keterampilan berpikir ilmiah. Analisis data melakukan.
dilakukan menggunakan rumus persentase Aspek yang ketiga yaitu rasa ingin tahu.
(Sudijono, 2014: 43): Capaian aspek ini juga termasuk dalam kategori
𝑓 tinggi. Pada awal pembelajaran, siswa
𝑃 = × 100%
𝑁 diperlihatkan animasi tentang getaran pada
Keterangan: bandul dan pegas. Siswa memperhatikan dengan
𝑃 : persentase penilaian, 𝑓 : skor yang baik penjelasan guru dan aktif dalam bertukar
diperoleh siswa, dan 𝑁 : skor keseluruhan. pendapat. Siswa tertarik untuk mengetahui lebih
Menurut Tarnoto & Alfi (2012), kategori dalam terkait animasi yang disampaikan oleh
kreativitas dikelompokkan menjadi tiga kategori, guru.
seperti yang disajikan pada Tabel 1. Aspek yang keempat yaitu imajinasi/firasat.
Nilai aspek ini sebesar 75,35% atau berada pada
Tabel 1. Kategori Kreativitas kategori tinggi. Siswa menggunakan
Interval (%) Kategorisasi imajinasinya dalam membuat rancangan
𝑃 < 33,1 Rendah percobaan. Siswa berimajinasi dalam merancang
33,1 ≤ 𝑃 < 65,3 Sedang percobaan yang akan mereka laksanakan (Sari,
𝑃 ≥ 65,3 Tinggi 2016).
Kategori keterampilan berpikir ilmiah
diadopsi dari Arikunto (dalam Juhji, 2016)
seperti yang disajikan pada Tabel 2.
3
Unes Satuz Zahro / Unnes Physics Education Journal 8 (1) (2019)
berkelompok di sekolah pada saat jam pelajaran Kemampuan berpikir terperinci siswa
fisika. Jadi, siswa akan saling bertukar pikiran termasuk kategori tinggi. Siswa sudah bisa
dengan temannya sehingga kreativitas siswa menyebutkan alat dan bahan secara rinci,
dapat berkembang (Sulistyanto & Rusilowati, menyebutkan jumlahnya, tetapi sebagian besar
2009). Siswa menggunakan alat dan bahan yang siswa belum bisa menjelaskan langkah kerjanya.
telah disiapkan sebelumnya. Setelah semua alat Pada pembelajaran Inkuiri Terbimbing, siswa
dan bahan sudah siap, siswa melakukan hanya dijelaskan sekilas tentang percobaan-
percobaan. Pada saat mengambil data, siswa percobaan getaran harmonis. Jadi, siswa belum
menggunakan buku pegangan sebagai panduan. melihat secara langsung bagaimana langkah-
Argarini et al. (2014) menyatakan bahwa
langkah untuk melakukan percobaan.
ketergantungan terhadap pedoman dapat
membatasi pengembangan kreativitas siswa.
Keterampilan Berpikir Ilmiah
5
Unes Satuz Zahro / Unnes Physics Education Journal 8 (1) (2019)
Secara keseluruhan kreativitas dan Margiastuti, S. N., Parmin, & S. D. Pamelasari. 2015.
keterampilan berpikir ilmiah memiliki capaian Penerapan Model Guided Inquiry Terhadap
yang tinggi dan baik. Capaian masing-masing Sikap Ilmiah Dan Pemahaman Konsep Siswa
aspek sikap kreatif termasuk dalam kategori Pada Tema Ekosistem. Unnes Science Education
tinggi. Capaian masing-masing aspek kreativitas Journal. 4(3): 1041-1048.
produk proyek juga termasuk kategori tinggi. Di
Moore, E. B., T. A. Herzog, & K. K. Perkins. 2013.
sisi lain, capaian masing-masing aspek
Interactive Simulations as Implicit Support for
keterampilan berpikir ilmiah seperti
Guided-Inquiry. Chemistry Education Research
penyusunan hipotesis, rancangan rangkaian and Practice. 14(3): 257-268.
percobaan, dan akurasi data pengamatan
termasuk kategori baik, sedangkan aspek Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak
penarikan kesimpulan termasuk kategori sangat Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
baik. Hal ini berarti bahwa pembelajaran Inkuiri
Terbimbing dapat melatih kreativitas dan Sari, Ratnasari, I.Farida. 2016. Pengembangan Sikap
Kreatif Siswa pada Praktikum Penjernihan Air.
keterampilan berpikir ilmiah siswa.
EduChemia. 1(2): 124-136.
Juhji. 2016. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Suyanto & D. Hisyam. 2000. Refleksi dan Reformasi
Siswa melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing. Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III.
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA. 2(1): Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
58-70.
Tarnoto, N. & A. Purnamasari. 2009. Kreativitas Siswa
Kemendikbud 2016. Permendikbud No. 20 Tahun 2016. SMP ditinjau dari Tingkat Pendidikan Ibu.
Humanitas. VI (2): 190-204.
6
Unes Satuz Zahro / Unnes Physics Education Journal 8 (1) (2019)