Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Preeklampsia merupakan sekumpulan gejala pada wanita

hamil, bersalin, dan nifas mencakup hipertensi, proteinuria, dan

edema. Gejala preeklampsia ini biasanya muncul pada umur

kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama persalinan

(Sukarni dan Sudarti, 2014).

Secara global preeklamsia juga masih merupakan suatu

masalah, 10% ibu hamil diseluruh dunia mengalami preeklamsia, dan

menjadi penyebab 76.000 kematian ibu dan 500.000 kematian bayi

setiap tahunnya. Berdasarkan penelitian Badan Pembangunan

Internasional Amerika Serikat (USAID) pada tahun 2016, sebanyak

99% kematian ibu hamil berkaitan dengan negara dengan pendapatan

ekonomi rendah dan sedang.

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah bayi yang

meninggal sebelum mencapai usia tepat 1 tahun yang dinyatakan per

1000 kelahiran hidup (UNICEF, 2020). AKB digunakan untuk

mencerminkan tingkat pembangunan kesehatan dari suatu negara serta

kualitas hidup dari masyarakat yang kemudian hal ini dituangkan

dalam rumusan Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan ketiga

untuk mencapai target yang diharapkan yaitu salah satu indikatornya

menurunkan Angka Kematian Neonatal (AKN) setidaknya hingga 12

1
2

per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Berdasarkan data World

Bank angka kematian bayi di dunia pada tahun 2019 mencapai angka

28,2 per 1000 kelahiran hidup (The World Bank, 2020). Hasil Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan

AKN sebesar 15 per 1000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 24 per

1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2018).

Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program

kesehatan keluarga di Kementerian Kesehatan meningkat setiap tahun.

Pada tahun 2021 menunjukkan 7.389 kematian di Indonesia. Jumlah

ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2020 sebesar 4.627

kematian. Berdasarkan penyebab, sebagian besar kematian ibu pada

tahun 2021 terkait COVID-19 sebanyak 2.982 kasus, perdarahan

sebanyak 1.330 kasus, dan hipertensi dalam kehamilan sebanyak

1.077 kasus, itu artinya tingkat kejadian kehamilan dengan

preeklamsia di Indonesia cukup tinggi dilihat dari angka kematian ibu

preeklamsia di urutan ke-4 teratas (Profil Kesehatan Indonesia, 2021).

Kematian Ibu masih menjadi masalah di berbagai dunia,

termasuk Indonesia. Berdasarkan data survei terakhir Angka

Kematian Ibu (AKI) Indonesia sebesar 305/100.000 Kelahiran Hidup

(SUPAS 2015). Penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia terjadi

akibat hipertensi/pre eklamsia/ eklamsia, perdarahan, dan infeksi.

Hipertensi dalam kehamilan menempati urutan pertama penyebab

kematian di Indonesia sebesar 33% (SRS Litbangkes, 2016).


3

Penyebab kematian neonatal terbanyak pada tahun 2021

adalah kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 34,5% dan

asfiksia sebesar 27,8%. Penyebab kematian lain di antaranya kelainan

kongenital, infeksi, COVID-19, tetanus neonatorium, dan lain-lain.

nyakit infeksi masih merupakan penyebab kematian terbanyak pada

masa post neonatal. Pada tahun 2021, pneumonia dan diare masih

menjadi penyebab kematian terbanyak pada masa postneonatal, yaitu

sebesar 14,4% kematian karena pneumonia dan 14% kematian karena

diare. Selain itu, kelainan kongenital menyebabkan kematian sebesar

10,6%. Penyebab kematian lain di antaranya adalah COVID-19,

kondisi perinatal, penyakit saraf, meningitis, demam berdarah, dan

lain-lain. Penyebab utama kematian pada masa neonatal dan post

neonatal ( Profil Kesehatan Indonesia 2021).

Kematian ibu di Provinsi NTB selama 5 tahun terakhir

cenderung meningkat sepanjang tahun kecuali penurunan kasus

kematian ibu pada tahun 2019 dibandingkan tahun 2018. Jumlah

kematian ibu tahun 2017 sebesar 85 kasus meningkat 59 kasus

kematian ibu selama 5 tahun menjadi 144 kasus pada tahun 2021

(Profil Kesehatan NTB, 2021).

Pada tahun 2021 kematian ibu yang terjadi di Kabupaten

Kabupaten Lombok Tengah dengan 33 kasus. Dimana angka AKI

Provinsi NTB adalah 144, sedangkan kabupaten Lombok tengah

tersebut masing masing AKI sebesar 169 per 100.000 kelahiran hidup.

Kematian ibu terbanyak pada tahun 2021 terjadi pada ibu nifas
4

sebesar 55,55 persen, senajutnya pada ibu hamil sebesar 31,25 persen

dan ibu bersalin sebesar 13,19 persen. Penyebab kematian ibu

terbanyak karena perdarahan sebanyak 27 kasus, 26 kasus karena

hipertensi dalam kehamilan, 20 kasus karena Covid-19, 9 kasus

karena gangguan metabolik (Diabetes Mellitus dll), 4 kasus karena

infeksi, 1 kasus masing masing karena abortus dan gangguan sistem

peredaran darah (jantung, stroke, dll), dan sisanya oleh penyebab lain-

lain. Informasi mengenai tingginya jumlah kematian ibu bermanfaat

untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi,

terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman

bebas risiko tinggi (making pregnancy safer). (Profil Dinas Kesehatan

Lombok Tengah, 2021).

Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan

dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang

disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan

yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah

lahir. Komplikasi neonatal atau neonatal resiko tinggi antara lain

BBLR, asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat, kejang,

hypotermi, hypertermi dan tetatus neonatorum. Risiko terbesar

kematian neonatal terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu

pertama dan bulan pertama kehidupannya. Pada tahun 2021 capaian

penanganan komplikasi neonatal di Provinsi NTB sebesar 60,8 persen,

hal tersebut dapat diartikan sekitar 39,2 persen neonatal dengan

komplikasi atau neonatal dengan resiko tinggi belum tertangani oleh


5

tenaga kesehatan yang berkompeten. Kemungkinan lain, hal tersebut

terjadi karena perkiraan kasus neonatal dengan komplikasi yang

diperkirakan lebih besar dari kasus neonatal komplikasi yang

sesungguhnya terjadi (Profil Kesehatan NTB, 2021).

Kondisi preeklampsia dan eklampsia akan memberi pengaruh

buruk bagi kesehatan janin akibat penurunan perfusi utero plasenta,

hipovolemia, vasospasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah

plasenta. Dikatakan bahwa preeklampsia ini dapat menyebabkan

intrauterine growth restriction/IUGR. Preeklampsia dapat

menimbulkan berbagai komplikasi yang membahayakan bagi ibu dan

janin, sehingga dapat menimbulkan kematian. Sebuah penelitian juga

menemukan bahwa janin dari ibu yang mengalami preeklampsia,

umumnya akan lahir dengan berat badan lahir rendah. Bahkan

gangguan ini dapat berakibat kematian bagi janin (Siqbal, 2020).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD

Praya Kabupaten Lombok Tengah didapatkan data bahwa selama

periode 1 Januari sampai 31 Desember 2019 terdapat 28 kejadian pre

eklamisa. Pada tahun 2020 Pasien preeklamsia yang dirawat di Rumah

Sakit Praya sebanyak 44 orang dan mengalami preeklamsia sebanyak

66 orang. Tahun 2021 ibu bersrsalin di RSUD Praya sebanyak 347

orang penanganan pada ibu dengan pre eklamisa memiliki resiko yang

akan terjadi pada bayinya antara lain berat bayi rendah, atresia, dan

salah satunya kematian bayi.

Berdasarkan Analisa penelitian tentang tingkat kejadian


6

preeklamsia secara global masih tinggi baik di luar negeri kasus

preeklamsia 10% sedangkan di Indonesia kasus Preeklamsia 33% dan

di NTB kasus preeklamsia 15,3%. Penyebab kematian neonatal

terbanyak kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 34,5%

dan asfiksia sebesar 27,8% sehingga peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan Pre Eklampsia terhadap faktor resiko

pada bayi baru lahir di Ruang Bersalin RSUD Praya”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah

“Apakah ada Hubungan Pre Eklampsia terhadap faktor resiko pada

bayi baru lahir di Ruang Bersalin RSUD Praya?”

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada Hubungan Pre

Eklampsia terhadap faktor resiko pada bayi baru lahir di RSUD

Praya.

b. Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi Karakteristik responden di Ruang

Bersalin RSUD Praya.

2) Mengidentifikasi Pre Eklamsia pada ibu di Ruang Bersalin

RSUD Praya.

3) Mengidentifikasi factor resiko bayi baru lahir di ruang

Bersalin RSUD Praya.


7

4) Menganalisa Hubungan Pre Eklampsia terhadap faktor

resiko pada bayi baru lahir di Ruang Bersalin RSUD

Praya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat

mengenai Pre Eklamsia terhadap factor resiko pada bayi baru lahir

dan dapat dijadikan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Instansi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

wawasan dan pengetahuan terkait Pre Eklamsia yang

berhubungan dengan faktor resiko pada bayi baru lahir.

b. Bagi Pihak Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan bagi pengelola untuk

mempertimbangkan Pre Eklamsia yang berhungan dengan

faktor resiko pada bayi bar lahir .

c. Bagi Subyek

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan

mengenai Preeklamsia pada ibu yang berhungan dengan faktor

resiko pada bayi baru lahir sehingga dapat mengurangi angka

kejadiannya.
8

d. Bagi peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai rujukan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama Judul Metode Hasil penelitian Persamaan Perbedaan


Penelitian

1. Khusnul Faktor-Faktor kuantitatif, desain Analisis data Dalam penelitian Metode penelitian
Khotimah yang penelitian menggunakan uji Chi ini sama-sama sekarang
mempengaruhi observasional Square yakni nilai menggunakan menggunakan
kejadian bayi analitik..teknik kemaknaan α= 0.05. observasi Deksriptif analitk
baru lahir pengambilan Hasil: Hubungan analitik dan dengan pendekatan
dengan berat sampel paritas diperoleh nilai analisis data cros sectional dengan
badan lahir menggunakan P = 0.092 (P>0.05). menggunakan metode pengambilan
rendah di random sampling Hubungan usia ibu chi-squere sampel yaitu
RSUD diperoleh nilai P = purposive sampling
Wonosar 0.005 (P<0.05) sedangkan peneliti
sebelumnya
menggunakan metode
kuantitatif dengan
teknik pengambilan
sampel menggunakan
Random sampling

2. Muslika hubungan Deskriptif Penelitian ini Pengkaji objek Perbedaan penelitian


antara analitik, dengan menggunakan desain penelitian yang sekarang dengan
preeklampsia rancangan Cross cross sectional dengan sama yaitu sebelunya yaitu di
dengan Sectional menggunakan data Variabel variable Dependen:
kejadian BBLR sekunder yang diambil Independent Penelitan sekarang
pada Usia dari sumber data yaitu yaitu resiko infeksi
Kehamilan catatan rekam medik. preeklamsia dan dan sebelumnya
Cukup Bulan di Selain itu, variabel metode menggunakan BBLR
RSUD Wates independen dalam penelitian yang
tahun 2017. penelitian ini hanya sama yaitu
satu yaitu deskriptif
preeklampsia pada ibu analitik dengan
hamil, pendekatan cross
kemudian pengolahan secional Analisa
data menggunakan data
analisa secara menggunakan
9

univariat dan bivariat. chi-squere


Uji hipotesis
menggunakan uji Chi-
Square. Dilakukannya
penelitian ini
Hubungan
Preeklampsia pada Ibu
Hamil dengan
Kejadian Berat Bayi
Lahir Rendah di
RSUD Wates Kulon
Progo dengan hasil
rasio prevalensi
preeklampsia berat
dengan kejadian
BBLR sebesar 3,636
dan rasio prevalensi
3 Dewi
Meliyani
Analisis
Hubungan
Penelitian
analitik
Diperoleh nilai 𝑝 −
𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 0.048
- menggunakan - desain penelitian
Ramadlana Preeklampsia observasional (𝑝<0,10) yang pendekatan - populasi
Suleman -Eklampsia menggunakan berarti terdapat
Gravidarum pendekatan hubungan yang cross sectional - sampel
dengan cross sectional. signifikan antara - analsiss data - teknik pengambilan
Kejadian Ibu yang preeklampsiaeklam
Persalinan bersalin di psia menggunakan sampel
Prematur RSUD Prof. Dr. gravidarumdengan chi squere - variable independen
pada Ibu H Aloei Saboe kejadian persalinan
Bersalin di selama periode prematur pada ibu
RSUD Prof. waktu Januari- bersalin di RSUD
Dr. H. Aloei September Prof. Dr. H. Aloei
Saboe 2020 yang Saboe Periode
Periode memenuhi Januari-September
Januari- kriteria inklusi Tahun 2020.
September dan eksklusi
Tahun 2020 menjadi sampel
dalam
penelitian ini,
yaitu berjumlah
66 sampel. Data
diperoleh dari
rekam medis
dan dianalisais
menggunakan
Chi-square,
dengan tingkat
signifikansi
10% (α = 0,10)
4. Desi Endah Hubungan Desain Dengan taraf - Teknik - Desain Peneliyian
Pratiwi Anemia penelitian signifikasi 0,05
Pengambilan Sampel rancangan penelitian
Dengan dengan diperoleh hasil P
Kejadian Deskriptif Value= 0,004, p- - Uji Statistik Chi - Populasi

Ketuban Observasional, value ≤0,05. Nilai Squere - sampel


Pecah Dini metode uji koefisien
Pada Ibu penelitian korelasi sebesar
Bersalin Di Analitik P=0.428 dengan
10

RSUD corelasi. keeratan hubungan


Muntilan Populasi 368 cukup.
2017 ibu bersalin
usia kehamilan
37- 42 minggu.
Sampel
penelitian ini
sebanyak 37
orang. Teknik
pengambilan
sample secara
purposive
sampling.
Penyusunan
penelitian
dengan lembar
observasi dan
cheklist. Uji
statistik
menggunakan
Chi-Square dan
uji koefisiensi
5 Widya Hubungan Rancangan Hasil penelitian ini - Teknik - Desain dan rancangan
Kusumawa Preeklampsia penelitian ini menunjukkan Pengumpulan
penelitian
ti Dengan adalah korelasi kejadian data
Kejadian dengan preeklampsia - Variabel - populasi

Persalinan pendekatan sebanyak 22 dependen - sampel


Preterm Pada retrospektif.Pop responden (7,6%) - teknik pengambilan sampel
Ibu Bersalin ulasi penelitian dan yang - UJi statistik
2016 ini adalah mengalami
seluruh ibu persalinan preterm
bersalin sebanyak 27
sebanyak 291 responden (9,3%).
responden.Tekn Berdasarkan
ik penelitian perhitungan dengan
menggunakan SPSS Versi 22
teknik total didapatkan p =
sampling, 0,975 (p > 0,05).
dimana seluruh Dari hasil tersebut
populasi dapat disimpulkan
dijadikan bahwa H1 ditolak,
sampel.Variabe yang artinya tidak
l independen ada hubungan
dalam antara preeklampsia
penelitian ini dengan persalinan
adalah ibu preterm.
bersalin dengan
preeklampsia
dan variabel
dependent
adalah
persalinan
preterm.
Pengumpulan
data
menggunakan
rekam medik
pada bulan
Maret tahun
2016,
pengolahan
data dengan
menggunakan
editing, coding,
11

scoring, dan
tabulating.
Kemudian
dianalisis
dengan
menggunakan
uji statistik Chi
kuadrat dengan
taraf signifikan
0,05.

Anda mungkin juga menyukai