Aqidah Wasithiyah Halaqah 101-115
Aqidah Wasithiyah Halaqah 101-115
Nama Dan Sifat Ketinggian Bagi Allāh – ﷻHadits Pertama Ustadz bumi, فيdisini maksudnya adalah diatasnya. Kemudian juga Firman Allāh ﷻ
Dr. Abdullah Roy, M.A حفظ ه هلل تع الىKitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh. وع ٱلنَّ ۡخ ِل َ َوُأَل
ِ صلِّبَنَّ ُكمۡ فِي ُج ُذ
Masuk kita pada pembahasan sifat-sifat yang telah tetap di dalam hadits-hadits
Kemudian juga Firman Allāh ﷻ
Nabi ﷺtentang sifat Al-’Uluw (sifat tinggi) bagi Allāh ﷻ. Beliau
menyebutkan di sini satu di antara sifat-sifat Allāh ﷻyang telah tetap di
dalam hadits-hadits Nabi ﷺ, yang pertama adalah يضِ َوقَوْ له فِي ُر ْقيَ ِة ْال َم ِر ي فِي ۡٱلبَ ۡح ِر
َ َو َس َّخ َر لَ ُك ُم ۡٱلفُ ۡلكَ ِلت َۡج ِر
Sabda Beliau ﷺtentang ruqyah orang yang sakit, yaitu apa yang beliau supaya berjalan di atas laut maksudnya bukan di dalam laut, maka ini
sebutkan disini adalah bagian dari ruqyah dari orang yang sakit karena َ تَقَ َّد
menunjukkan tentang makna في السماء. Kemudian َس ا ْس ُمك
didalalam haditsnya Nabi ﷺmengatakan (ini adalah Hadits Abu Darda)
Suci dan mulia nama-Mu, dan nama disini mufrod yang di idhafahkan
ربّنا هللا الذي في السماء:من اشتكى منكم شيئا أو اشتكاه أخ له فليقل (disandarkan) maka faedahnya adalah umum mencakup seluruh nama Allāh
ﷻ, seluruh nama Allāh ﷻadalah nama yang suci nama yang mulia
Barangsiapa yang diantara kalian yang mengeluhkan sesuatu (merasa sakit)
atau ada seorang saudaranya yang mengeluh (yaitu baik diri kita sendiri ِ ْك فِي ال َّس َما ِء َواَألر
ض َ َأ ْم ُر
maupun orang lain yang mengeluh baik kita yang sakit maupun orang lain
yang sakit) maka hendaklah dia mengatakan ( ربّناdisini memanggil Allāh ﷻ
Perkaramu Ya Allāh ﷻdi langit maupun di bumi, dan amrullāh ada dua, ada
berdoa kepada Allāh )ﷻWahai Rabb kami Allāh ﷻyang ada في السماء, dan
amrullāh yang kauniy dan ada amrullāh yang syar’i, amrullāh yang kauniy
ini adalah syahid dari hadits ini
yaitu perintah Allāh ﷻdan ketentuan Allāh ﷻtakdir Allāh ﷻ
هللا الذي في السماءAllāh ﷻyang في السماء, dan sebagaimana telah berlalu ketika
kita membahas Firman Allāh ﷻ َ ُ[ ِإنَّ َمٓا َأمۡ ُر ٓۥهُ ِإ َذٓا َأ َرا َد شَۡئًا َأن يَقYā Sīn]
٨٢ ُول لَهۥُ ُكن فَيَ ُكون
ْ فَٱمۡ ُش Perkara-Mu Ya Allāh ﷻperintah-Mu Ya Allāh ﷻyang kauniy itu mencakup
وا فِي َمنَا ِكبِهَا
dan terjadi baik di langit maupun di bumi, terjaganya langit dan malaikat yang
ada di sana maka mereka bergerak dan diam berbicara dan tidak itu dengan
amrullāh al-kaun Allāh ﷻyang mentakdirkan demikian pula yang ada di Sebagaimana rahmat-Mu di atas (langit) maka jadikanlah rahmat-Mu di bumi,
bumi. yaitu meminta kepada Allāh ﷻrahmat karena rahmat Allāh ﷻmencakup
segala sesuatu
Dan َأ ْمرdisini juga mencakup َأ ْمرyang syar’i, syariat Allāh ﷻatau perintah
Allāh ﷻyang syar’i atau Allāh ﷻdi langit menyuruh para malaikat-Nya وسعت رحمته كل شيء
untuk beribadah dan merekapun beribadah kepada Allāh ﷻ, demikian pula di
bumi menyuruh manusia untuk beriman beramal saleh menunjukkan
maka rahmah disini allahua’lam disini adalah rahmah yang makhluk karena
bahwasanya amrullāh bersama ض ِ ْفِي ال َّس َما ِء َواَألر. sebagaimana telah berlalu bahwasanya Rahmatullāh maka disana ada Rahmah
yang merupakan sifat Allāh ﷻdan disana ada rahmah yang merupakan
ِ ْك فِي اَألر
ض َ ََك َما َرحْ َمتُكَ فِي ال َّس َما ِء اجْ َعلْ َرحْ َمت makhluk Allāh ﷻ, ada Rahmah yang merupakan sifat Allāh ﷻseperti
misalnya ucapan Nabi ﷺ
Sebagaimana rahmat-Mu Ya Allāh ﷻdi langit maka jadikanlah rahmat-Mu di
bumi, sekarang berdoa setelah sebelumnya bertawassul kepada Allāh ﷻ ُ ك َأ ْس ت َِغي
ْث َ ِ بِ َرحْ َمتDengan Rahmat-Mu Ya Allāh ﷻaku beristigatsah, berarti
dengan menyebutkan nama Allāh ﷻmengatakan Robbana bertawasul dengan disini Rahmat yang merupakan sifat Allāh ( ﷻmashdar), Rahmah yang
rububiyah Allāh ﷻkemudian menyebutkan bahwasanya Allāh ﷻDia-lah terkandung dalam nama Allāh ﷻ
yang memiliki sifat ‘Uluw berarti bertawasul dengan sifat ‘Uluw bagi Allāh
ﷻ, kemudian juga memuji Allāh ﷻdengan nama-nama-Nya dan bahwasanya
nama-nama Allāh ﷻadalah nama-nama yang mulia yang suci, kemudian ِ ٱلر َّۡح ٰ َمن ٱلر
َّحيم
memuji Allāh ﷻdengan mengatakan ض ِ ْك فِي ال َّس َما ِء َواَألر
َ َأ ْم ُر
Maka itu adalah shifatullāh bukan makhluk.
yang kauniy maupun yang syar’i di langit maupun di bumi semuanya adalah
dengan kehendak Allāh ﷻ, ini memuji Allāh ﷻdan ini adalah adab dalam Dan disana ada rohmah yang makhluk sebagaimana Allāh ﷻmengatakan
berdoa kita dahulukan dengan pujian, dan disini ingin mendoakan untuk orang kepada al-jannah
yang sakit atau untuk diri kita yang sakit, diantaranya adalah memuji Allāh ﷻ
bahwasanya amrullāh yang kauniy maupun yang syar’i yaitu mencakup yang
أنت رحمتي أرحم بك من أشاءEngkau adalah rahmat-Ku Aku merahmati denganmu
ada di langit maupun yang ada di bumi, menunjukkan tentang harusnya kita
orang yang Aku kehendaki.
bertawakkal kepada Allāh ﷻdan pasrah karena kita ingin berdoa untuk
kesembuhan diri kita dan juga untuk kesembuhan orang lain.
Dan telah berlalu juga bahwasanya Allāh ﷻtelah menciptakan 100 rahmah,
jelas disini khalaqa Allāh ﷻmenciptakan 100 rahmah menunjukkan
Kemudian bertawasul dengan rahmat Allāh ﷻ
bahwasanya disana ada rahmah makhluk dan apa yang ada disekitar kita
berupa kenikmatan maka ini adalah termasuk diantara rahmat Allāh ﷻ. Maka
ِ ْك فِي اَألر
ض َ ََك َما َرحْ َمتُكَ فِي ال َّس َما ِء اجْ َعلْ َرحْ َمت ini juga sangat sesuai karena kita sedang meruqyah, meminta rahmat Allāh ﷻ
meminta kesembuhan dan kesembuhan adalah bagian dari rahmat Allāh ﷻ
ا ْغفِرْ لَنَا حُوبَنَا َوخَ طَايَانَا Kemudia kembali bertawasul kepada Allāh ﷻdengan rububiyah Allāh ﷻ,
Engkau Ya Allāh ﷻadalah Rabb orang-orang yang baik, yang dimaksud
dengan َ الطَّيِّبِينini seperti para Nabi dan juga para pengikut Nabi yang mereka
Ampunilah untuk kami dosa kami dan kesalahan-kesalahan kami, حُوبartinya
berjalan di atas jalannya para Nabi dan juga para Rasul mereka adalah َالطَّيِّبِين,
adalah dosa, Allāh ﷻmengatakan
dan Allāh ﷻadalah Rabb al-‘ālamīn untuk semuanya Dia-lah Allāh ﷻRabb
dan kita adalah marbū, berada di sana ada rububiyyah yang umum untuk
ٗ ِ[ ِإنَّهۥُ َكانَ حُوبٗ ا َكبAn-Nisa’]
٢ يرا semuanya, adapun yang disebutkan dalam hadits ini maka ini adalah
rububiyah khusus yaitu rububiyah Allāh ﷻterhadap para Nabi dan juga
orang-orang yang baik. Kemudian ََأ ْن ِزلْ َرحْ َمةً ِم ْن َرحْ َمتِك
Sesungguhnya itu adalah dosa yang besar, حُوبartinya adalah dosa
Masuk kita pada pembahasan sifat-sifat yang telah tetap di dalam hadits-hadits صلَّى هللاُ عليه وسلَّ َم َّ فَبَلَ َغ ذلكَ النبkemudian yang demikian sampai kepada Nabi ﷺ
َ ي
Nabi ﷺtentang sifat Al-’Uluw (sifat tinggi) bagi Allāh ﷻ. Beliau kemudian mengucapkan ucapan ini
menyebutkan di sini َوقَوْ له
َ يَْأتِينِي خَ بَ ُر ال َّس َما ِء،أاَل تَْأ َمنُونِي وَأنَا أ ِمينُ َمن في ال َّس َما ِء
صبَاحًا و َم َسا ًء
dan sabda Nabi ﷺ
apakah kalian tidak percaya kepadaku, menunjukkan bahwasanya seorang
َأالَ تَْأ َمنُونِي َوَأنَا َأ ِمينُ َم ْن فِي ال َّس َما ِء muslim harus percaya kepada Nabi ﷺpercaya tentang khabar Beliau ﷺ
tentang pembagian Beliau ﷺdan pembagian Beliau ﷺadalah pembagian
yang paling adil
Ucapan Beliau ﷺ: Apakah kalian tidak percaya kepadaku sedangkan aku
adalah orang yang dipercaya oleh Dzat yang ada di atas. Hadits ini
diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim. [ َو َمآ ٰا ٰتى ُك ُم ال َّرسُوْ ُل فَ ُخ ُذوْ هُ َو َما ن َٰهى ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوْ ۚاAl-Hasyr:7]
tidak boleh ada didalam hatinya perasaan su’udzon kepada Nabi ﷺ, apa yang َ و ْيلَكcelaka kamu
Beliau ﷺlakukan itulah yang terbaik, Beliau ﷺadalah orang yang amanah
orang yang bisa dipercaya, kenapa kita tidak percaya kepada Beliau ﷺ
َ أن يَتَّقِ َي هَّللا
ْ ضِ ْق أ ْه ِل األر َ أولَسْت
َّ أح َ
Tidak ada pertentangan antara tingginya Allāh ﷻdengan ilmunya Allāh ﷻ َ َ فَن، ٌ فَ َمرَّت بِ ِهم َس َحابَةmaka lewat sebuah awan kemudian Beliau ﷺmelihat
ظ َر ِإلَيهَا
Yang Maha Luas, dan ini sudah kita isyaratkan ketika kita membahas apa
ke awan tersebut
yang Allāh ﷻsebutkan di dalam surat Al-Hadid dan juga surat Al-Mujadalah,
yaitu Firman Allāh ﷻtentang ma’iyatullāh
” َما تُ َس ُّمونَ هَ ِذ ِه ؟: فَقَا َلkalian menamakan apa ini?
َوه َُو َم َع ُك ْم َأ ْينَ َما ُكنتُ ْم
ُ ال َّس َحاب: قالواini adalah awan
ِإالَّ ه َُو َم َعهُ ْم َأ ْينَ َما كَانُوا
ُ َوال ُمزن: قَا َلBeliau ﷺmengatakan dan al-muzn
dan disebutkan di situ tentang ilmu Allāh ﷻdan juga ma’iyatullāh, kalau
yang dalam surat Al-Hadid disebutkan tentang ketinggian Allāh ﷻyaitu ُ َوال ُمزن: قَالُواini adalah nama lain dari saḥāb
Allāh ﷻberistiwa diatas ‘arsy kemudian juga disebutkan tentang
ma’iyatullāh, ma’iyah ‘ilmiyyah Allāh ﷻberada di atas ‘arsy dan Dia
mengetahui segala sesuatu, disini juga demikian, sehingga seperti diucapkan َ َ قBeliau ﷺmengatakan ُوال َعنَان,
ُ َوال َعنَان: ال َ jadi namanya al-muzn / al-‘anān / as-
saḥāb,
sebagian Allāh ﷻDia-lah yang Maha Tinggi sekaligus Dia sangat dekat dan
sangat mengetahui dan Dia-lah yang qarīb (sangat dekat) dengan kita dan
Allāh ﷻDia-lah yang berada di atas. َوال َعنَان: قَالُوا
Tidak ada pertentangan di antara dua perkara ini, karena isykal baginya Abu Bakar mengatakan mereka juga mengikuti Nabi ﷺdan mengatakan
bagaimana Allāh ﷻmengetahui segala sesuatu kalau Allāh ﷻberada di atas وال َعنَان,
َ yaitu namanya di antaranya adalah al-‘anān
َدري
ِ ال ن: رض ؟ ” قالوا
ِ ” هَل تَدرُونَ َما بُع ُد َما بَينَ ال َّس َما ِء َواَأل: قال ِ ثُ َّم َعلَى ظُهkemudian diatas punggung-punggung mereka ada al-‘arsy
ُُور ِهم ال َعرش
Nabi ﷺmengatakan menurut kalian berapa jarak antara kalian dengan langit, بَينَ َأسفَلِ ِه َوَأعالهُ ِمث ُل َما بَينَ َس َما ٍء ِإلَى َس َما ٍءantara atasnya dan bawahnya itu seperti
mereka mengatakan kami tidak tahu antara langit dengan langit berikutnya
ٌ َ ” ِإ َّن بُع َد َما بَينَهُ َما ِإ َّما َوا ِح َدةٌ َأو اثنَتَا ِن َأو ث: قَا َل
َ ثُ َّم ال َّس َما ُء فَوقَهَا َك َذلِك، ًالث َو َسبعُونَ َسنَة َ ثُ َّم هَّللا ُ تَبَارَكَ َوتَ َعالَى فَوkemudian Allāh ﷻdi atasnya.
َق َذلِك
Sesungguhnya jarak antara kalian dengan langit (yang pertama) adalah 71 atau Hadits ini disini Syaikhul Islam mengatakan diriwayatkan oleh Abu Dawud
72 atau 73 tahun (Allāhua’lam disini adalah perjalanan seekor onta dengan dan juga At-Tirmidzi dan selain keduanya dan yang saya bacakan tadi lafadz
kecepatan yang sedang) dan langit yang berada diatasnya demikian (artinya Ibnu Majah. Syaikh Al-Albani beliau mendhaifkan hadits ini.
jaraknya juga sama)
Seandainya ini adalah hadits yang dhaif maka kita berpegang dengan ucapan
ٍ َحتَّى َع َّد َسب َع َس َم َواsampai Beliau ﷺmenghitung tujuh langit
ت Syaikhul Islam yang awal bahwasanya dalam masalah nama dan juga sifat
berpegang dengan hadits-hadits yang shahih. Kenapa beliau mendatangkan
hadits ini, beliau sepertinya menghukumi hadits ini dengan hasan atau shahih
َ ثُ َّم فَوkemudian setelah langit yang ketujuh ada baḥr yaitu laut yang
ق السَّابِ َع ِة بَح ٌر
karena memang ada sebagian yang menghasankan tapi bukan dari haditsnya
luas
Abbas haditsnya Abdullah bin Mas’ud, menghasankan hadist ini.
بَينَ أس فَلِ ِه َوَأ ْعالهُ ِمث ُل َم ا بَينَ َس َما ٍء ِإلَى َس َما ٍءjarak antara atasnya dan bawahnya ini
Allāhua’lam seandainya ini adalah hadits yang hasan maka menunjukkan
seperti jarak antara satu langit dengan langit yang lain
bahwasanya Allāh ﷻadalah di atas ‘arsy dan Allāh ﷻmemiliki sifat ‘Uluw
dan seandainya dia adalah hadits yang tidak shahih maka ketinggian Allāh ﷻ
ٍ ق َذلِكَ ثَ َمانِيَةُ َأوْ ع
َال َ ثُ َّم فَوkemudian diatasnya ada delapan malaikat telah tetap di dalam dalil-dalil yang lain.
بَينَ َأظالفِ ِهم َو ُر َكبِ ِهم ِمث ُل َما بَينَ َس َما ٍء ِإلَى َس َما ٍء Halaqah 103 | Hadits-Hadits Yang Berkaitan Dengan Penjelasan
Nama Dan Sifat Ketinggian Bagi Allāh – ﷻHadits Keempat,
antara َأظالفِ ِهم َو ُر َكبِ ِهم, adzhlāf ini disebutkan dalam syarah bahwasanya adzhlāf Kelima, dan Keenam Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A الى/ه هلل تع/ حفظKitāb
bagi sapi atau kambing ini seperti sepatunya kuda, jadi kalau untuk sapi dan Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
juga kambing namanya adzhlāf kalau untuk kuda namanya hafits, sejenis, rahimahullāh.
antara itu dengan َو ُر َكبِ ِهمdengan lutut-lutut mereka, antara telapak kakinya tadi
dengan lututnya itu jaraknya adalah seperti antara langit dengan langit Masuk kita pada pembahasan sifat-sifat yang telah tetap di dalam hadits-hadits
berikutnya. Ini menunjukkan tentang besarnya malaikat tadi dan itu jumlahnya Nabi ﷺtentang sifat Al-’Uluw (sifat tinggi) bagi Allāh ﷻ. Beliau
bukan hanya satu tapi ada delapan ِ َوقَوْ له لُ ْل َج
menyebutkan di sini اريَ ِة
dan sabda Nabi ﷺkepada seorang budak Wanita ًص َّكة
َ ص َك ْكتُهَاَ لَ ِكنِّيbukan hanya sekedar marah tapi aku menamparnya dengan
keras, ًص َّكة َ maksudnya adalah menamparnya dengan keras atau menamparnya
sekali
َأ ْينَ هللاُ؟Dimanakah Allāh ﷻ
ْ َ قَالdia mengatakan Allāh ﷻberada di atas ي َ ِصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَ َعظَّ َم َذل
َّ َك َعل َ ُِول هللا ُ فََأتَي
َ ْت َرس
فِي ال َّس َماء:ت
ٌ َأ ْعتِ ْقهَ ا فَِإنَّهَ ا ُمْؤ ِمنَ ة: قَ ا َلKemudian Nabi ﷺmengatakan Lepaskanlah dia / ُول هللاِ َأفَاَل ُأ ْعتِقُهَا؟ ُ قُ ْل
َ يَا َرس:ت
bebaskanlah dia karena dia adalah seorang yang beriman َر َواهُ ُم ْسلِ ٌمHadits ini
diriwayatkan oleh Imam Muslim.
maka aku berkata wahai Rasulullāh ﷺapakah aku membebaskannya?, dia
menyesal dengan apa yang dia lakukan dan ini menunjukkan bagaimana para
Hadits ini juga ada kisahnya, dari Mu’awiyah Ibn Hakam As-Sulami seorang sahabat Nabi ﷺmereka juga bersalah sebagaimana manusia yang lain juga
sahabat Nabi ﷺ, yang bernama Mu’awiyah diantara sahabat Nabi ﷺlebih bersalah, kita meyakini tentang keutamaan mereka cuma kita tidak meyakini
dari satu orang, ada Mu’awiyah Ibn Abi Sufyan dan Mu’awiyah Ibn Hakam bahwasanya mereka ma’sum tapi lihat bagaimana dia langsung bertobat
As-Sulami, beliau mengatakan اريَةٌ تَرْ عَى َغنَ ًما لِي قِبَ َل ُأ ُح ٍد َو ْال َجوَّانِيَّ ِة ْ َوكَان
ِ َت لِي َج kepada Allāh ﷻmenyesal dan bertaubat, dia mendatangi Nabi ﷺdalam
keadaan menyesal dan menceritakan kepada Nabi ﷺapa yang terjadi
kemudian karena sangat menyesalnya dia akhirnya dia ingin membebaskan
Aku memiliki seorang budak wanita yang menggembala kambing di arah
budak tadi, dan ini merupakan perkara yang besar karena budak ini harta dia
Uhud (sebelah utara kota Madinah) dan juga Al-Jawāniyah
bisa dijual mahal, ketika seseorang membebaskan berarti dia menginfakkan
sebagian hartanya melepaskan sebagian hartanya
ُ فَاطَّلَع
َ ْت َذاتَ يَوْ ٍم فَِإ َذا ال ِّذيبُ قَ ْد َذه
َب بِشَا ٍة ِم ْن َغنَ ِمهَا
اْئتِنِي بِهَا:قَا َل
maka aku melihat suatu hari ada seekor serigala yang membawa seekor
kambing dari kambing yang digembala oleh budak tadi
maka Beliau ﷺmengatakan datangkan dia disini, ingin dites oleh Nabi ﷺ
apakah dia adalah orang yang beriman sehingga bisa di bebaskan karena yang
َوَأنَا َر ُج ٌل ِم ْن بَنِي آ َد َمdan aku adalah seorang anak manusia dibebaskan adalah orang yang beriman, sekarang akan dites oleh Nabi ﷺ
pantas tidak dan boleh tidak wanita tadi budak tadi untuk dibebaskan
َ آ َسفُ َك َما يَْأ َسفُونaku marah sebagaimana yang lain juga marah
فََأتَ ْيتُهُ بِهَاmaka aku pun mendatangkan budak wanita tadi
فَقَا َل لَهَاmulailah disini dites oleh Nabi ﷺ, Beliau ﷺingin tahu apakah dia syahadat yang pertama dalam ucapan dia فِي ال َّس َماء
orang yang beriman atau bukan maka Nabi ﷺberkata kepadanya
dan syahadat yang kedua dia mengatakan َأ ْنتَ َرسُو ُل هللا
َأ ْينَ هللاُ؟Dimanakah Allāh ?ﷻ, dan ini menunjukkan boleh seseorang bertanya
dimanakah Allāh ﷻkarena sebagian ahlul bida’ ada yang mengharamkan dan
maka Nabi ﷺmengatakan َأ ْعتِ ْقهَا: قَا َلbebaskan dia (sudah terpenuhi syaratnya)
tidak membolehkan untuk bertanya dimana Allāh ﷻ, mana yang kita ikuti
Nabi ﷺyang berkata kepada budak wanita Dimana Allāh ﷻatau mereka
yang mengharamkan? ٌ فَِإنَّهَا ُمْؤ ِمنَةkarena dia adalah seorang yang beriman
ْ َ قَالmaka budak wanita ini mengatakan di atas atau itu diatas langit,
فِي ال َّس َما ِء:ت Lepaskan dia kalau kamu memang niat untuk melepaskan dia sebagai
ini pertanyaan yang pertama, setelah menjawab dengan pertanyaan yang pengganti atas kesalahan dia, karena dia sudah menampar wajah budak ini dan
pertama dan mengetahui bahwasanya berarti wanita ini ketika dia mengatakan dia ingin mengganti hal tersebut dan ingin terlepas dari dosa kedzhaliman dia
فِي ال َّس َماءberarti dia meyakini tentang keberadaan Allāh ﷻdan dia meyakini ingin membebaskan maka silahkan kau bebaskan budak ini karena dia adalah
bahwasanya Allāh ﷻberada di atas, dari sini diketahui tentang apakah dia ini seorang yang beriman.
beriman atau tidak, berarti dia orang yang percaya tentang adanya Allāh ﷻ
dan dia meyakini Allāh ﷻberada di atas.
Beliau ﷺmenilai bahwasanya wanita ini adalah wanita yang beriman dari
jawabannya pertama dia meyakini bahwasanya Allāh ﷻberada di atas dan
Kemudian Beliau ﷺmendatangkan pertanyaan yang kedua yang kedua meyakini bahwasanya Muhammad ﷺadalah Rasulullāh, berarti
meyakini bahwa Allāh ﷻberada di atas adalah sebuah keimanan dan
seharusnya demikian orang yang beriman berkeyakinan, berdasarkan dalil
َم ْن َأنَ ا؟:ال
َ َ قSiapakah aku?, kalau yang pertama tadi tentang syahadat yang
yang banyak dari Al-Qur’an maupun hadits Nabi ﷺ. Dan hadits ini shahih
pertama ُ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاkemudian Beliau ﷺbertanya kepadanya siapakah
keluarkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya
aku karena ini tidak kalah penting dengan yang pertama
Kemudian setelahnya beliau mengatakan َان َأ ْن تَ ْعلَ َم َأ َّن هللاَ َم َع ك َ ((َأ ْف:َوقَوْ ل ه
ِ ض ُل اِإل ي َم
ِ َأ ْنتَ َرسُو ُل هللا:ت
ْ َقَال
ٌ ْ ُ ُ
َح ِديث َح َس ٌن.)) ََح ْيث َما كنت
maka wanita ini ternyata dia mengetahui meskipun dia adalah seorang budak
dan sabda Nabi ﷺSebaik-baik iman adalah engkau mengetahui/menyadari
yang mengembala kambing tadi tapi dia tahu bahwasanya ini adalah
bahwasanya Allāh ﷻbersamamu dimanapun engkau berada.
Rasulullāh ﷺ, dan dia mengatakan engkau adalah Rasulullāh ﷺyaitu engkau
adalah seorang yang diutus oleh Allāh ﷻyang ada di langit, engkau diutus
oleh Allāh ﷻyang berada diatas, dia beriman kepada Allāh ﷻyang berada di Berarti senantiasa dia muraqabah Allāh ﷻsenantiasa muraqabatullāh merasa
atas dan Dia-lah yang telah mengutus dirimu dan engkau adalah Rasulullāh diawasi oleh Allāh ﷻ, dan kita tahu bahwasanya derajat ini dinamakan derajat
ﷺ, berarti di sini isyarat pada syahadat yang kedua yaitu َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل ihsan dan dia adalah tingkatan yang paling tinggi, sehingga Beliau ﷺ
ِهللا, mengatakan sebaik-baik iman. Dan ini menunjukkan bahwasanya iman ini
bisa bertambah dan bisa berkurang dan bahwasanya orang-orang yang
beriman mereka berbeda-beda, kalau iman bisa bertambah dan berkurang adalah isnad yang dhaif. Seandainya dia adalah hadits yang dhaif maka tidak
berarti orang-orang yang beriman mereka bertingkat-tingkat, ada yang memudharati karena masalah sifat ma’iyyah bagi Allāh ﷻtelah datang di
imannya kuat dan ada yang imannya lemah, dan ini adalah bantahan bagi yang dalam ayat yang tadi kita sebutkan.
mengatakan bahwa iman tidak berkurang dan tidak bertambah dan la
yatajazza.
Kemudian setelahnya beliau mengatakan ((ِإ َذا قَا َم َأ َح ُد ُك ْم ِإلَى الصَّال ِة؛ فَِإ َّن هللاَ قِبَ َل:َوقَوْ له
َوجْ ِه ِه
َ َأ ْن تَ ْعلَ َم َأ َّن هللاَ َم َع كEngkau mengetahui bahwasanya Allāh ﷻbersamamu, dan
ma’iyyah disini adalah ma’iyyah yang umum yang disebutkan dalam Firman
Dan juga sabda Nabi ﷺapabila salah seorang diantara kalian menuju shalat
Allāh ﷻ
maka sesungguhnya Allāh ﷻberada di arah depannya
َوالَ ع َْن يَ ِمينِ ِهdan tidak boleh meludah kearah kanan, karena kanan ini adalah
ma’iyyah disini adalah ma’iyyah yang umum yaitu ma’iyyatul ‘ilm, Allāh ﷻ
tempat yang mulia, Allāh ﷻmemuliakan kanan maka jangan kita meludah ke
bersama kita yaitu dengan ilmu-Nya bukan berarti Allāh ﷻberada dimana-
arah kanan
mana, dan ayat tersebut kalau kita perhatikan isinya adalah tentang al-‘ilm
tentang ilmu Allāh ﷻYang Maha Luas
َأوْ تَحْ تَ قَ َد ِم ِه،ار ِه
ِ َولَ ِك ْن ع َْن يَ َسakan tetapi boleh ke arah kiri atau ke bawah (ke arah
kakinya), kalau memang terpaksa seseorang meludah.
َ َح ْيثُ َما ُك ْنتdimanapun engkau berada, baik kita sendirian di kamar ataupun kita
bersama orang lain di waktu siang maupun di waktu malam maka ini adalah
menunjukkan tentang iman yang tinggi ketika seseorang merasa Allāh ﷻ Dan ini menunjukkan tentang adab dalam shalat tidak boleh seseorang
bersamanya dimanapun dia berada, sehingga menjadikan dia dalam keadaan meludah ke arah depan atau ke kanan dan kalau memang terpaksa meludah
merasa diawasi oleh Allāh ﷻ, tidak melakukan kemaksiatan meskipun dalam dia ke arah kiri atau ke arah bawah, seperti orang yang terganggu dalam
keadaan sendiri dan tidak meninggalkan kewajiban meskipun tidak di lihat shalatnya tidak khusyuk dalam shalatnya seperti ada yang mengganggu dalam
oleh orang lain karena dia merasa di awasi oleh Allāh ﷻ, kalau sudah sampai shalatnya maka disarankan dia untuk yang berlindung kepada Allāh ﷻdari
derajat demikian maka ini adalah afdhalul iman. godaan syaithan kemudian meludah kekiri tiga kali. Dan ini menunjukkan
bahwasanya gerakan yang ringan dalam shalat diperbolehkan.
Hadits ini dihasankan oleh Syaikhul Islam namun sebagian ulama seperti
Syaikh Al-Albani rahimahullāh beliau mendhaifkan, hadits ini diriwayatkan Hadits ini muttafaqun alaihi diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim.
oleh Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir dan didhaifkan oleh Syaikh Al-Albani
rahimahullāh dan Syaikh Ushaimi hafidzhahullāh mengatakan isnadnya
Halaqah 104 | Hadits-Hadits Yang Berkaitan Dengan Penjelasan kemudian berlindung kepada Allāh )ﷻdari kejelekan segala sesuatu yang
Nama Dan Sifat Ketinggian Bagi Allāh – ﷻHadits Ketujuh dan merangkak/berjalan di permukaan bumi (kalau memang dia memiliki
Kedelapan Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A الى/ه هلل تع/ حفظKitāb Al-‘Aqīdah kejelekan maka kita berlindung kepada Allāh ﷻdari kejelekan tersebut) yang
Al-Wāsithiyyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh. dimana Engkau yang memegang ubun-ubun (bagian depan dari kepala)
Masuk kita pada pembahasan sifat-sifat yang telah tetap di dalam hadits-hadits َي ٌء َ ( َأ ْنتَ اَأل َّو ُل فَلَيsetelah berlindung kepada Allāh ﷻkemudian memuji
ْ ْس قَ ْبلَكَ ش
Nabi ﷺtentang sifat Al-’Uluw (sifat tinggi) bagi Allāh ﷻ. Beliau Allāh ﷻlagi dan mengatakan) Engkau adalah Al-Awwal Ya Allāh ﷻmaka
menyebutkan di sini tidak ada sebelum-Mu sesuatu
dan sabda Nabi ﷺYa Allāh ﷻRabb langit yang tujuh dan Rabb bumi dan َ َوَأ ْنتَ الظَّا ِه ُر فَلَيdan Engkau adalah Dzahir tidak ada di atas-Mu
ْس فَوْ قَ كَ َش ْي ٌء
Rabb ‘arsy yang besar dan Rabb kami dan Rabb segala sesuatu, maka ini sesuatu, menunjukkan bahwasanya Allāh ﷻmemiliki sifat Al-‘Uluw karena
semua adalah tawassul dengan rububiyah Allāh ﷻatas seluruh makhluk- yang ada dalam nama Allāh ﷻAdz- Dzahir maknanya adalah ‘Uluw, dan
makhluk tadi sudah berlalu penafsiran tentang apa yang Allāh ﷻsebutkan dalam surat Al-
Hadid
ق ْال َحبِّ َوالنَّ َوى
َ ِفَال
ِ َاآلخ ُر َوالظَّا ِه ُر َو ْالب
ُاطن ِ ه َُو اَأل َّو ُل َوini di jelaskan oleh Nabi ﷺ di dalam hadits ini
Engkaulah yang membuka al-ḥab (biji-bijian seperti jagung, beras, dll) dan
an-nawā (biji yang ada di dalam buah misalnya kurma), Allāh ﷻ َي ٌء
ْ كش ِ َ َوَأ ْنتَ ْالبdan Engkau adalah yang Bathin (dan sudah berlalu
َ اطنُ فَلَي
َ َْس دُون
membukakan dia sehingga dia tumbuh menjadi tanam-tanaman dan tumbuh- penjelasannya) maka tidak ada yang lebih dekat daripada diri-Mu. Di sini ada
tumbuhan tanpa ada campur tangan dari kita, Allāh ﷻyang membukakannya penggabungan antara sifat Dzuhur bagi Allāh ﷻdan juga sifat Bathiniyyah,
dan Allāh ﷻyang menumbuhkannya Allāh ﷻberada di atas ‘arsy Allāh ﷻmemiliki sifat ‘Uluw dan Allāh ﷻ
yang paling mengetahui perkara-perkara yang dalam, tidak ada yang lebih
mengetahui daripada Allāh ﷻbahkan Allāh ﷻDia-lah yang lebih
َيل َو ْالقُرْ آن
ِ ُم ْن ِز َل التَّوْ َرا ِة َواِإل ْن ِجEngkaulah yang telah menurunkan Taurat Injil dan mengetahui tentang diri kita daripada kita sendiri, yang lebih mengetahui
juga Al-Qur’an tentang komputer ini daripada yang membuat komputer itu sendiri, tidak ada
yang lebih dekat daripada Allāh ﷻ.
ِ َك ِم ْن َش ِّر نَ ْف ِسي َو ِم ْن َش ِّر ُكلِّ دَابَّ ٍة َأ ْنت
ِ آخ ٌذ بِن
َاصيَتِهَا َ َِأعُو ُذ ب
ِ ( ا ْقmaka Ya Allāh )ﷻtunaikanlah dan bayarkanlah untuk hutang
َض َعنِّي ال َّد ْين
Aku berlindung kepada-Mu Ya Allāh ( ﷻsetelah bertawassul dengan
rububiyah Allāh ﷻdan bahwasanya Allāh ﷻDia-lah yang membuka al-ḥab َوَأ ْغنِنِي ِمنَ ْالفَ ْق ِرdan jauhkanlah aku dari kefaqiran.
dan an-nawā dan yang telah menurunkan Taurat dan Injil dan Al-Qur’an
Ini menunjukkan tentang doa yang agung ini, didalamnya ada tawassul dan juga sabda Nabi ﷺketika para sahabatnya mengangkat suara-suara
dengan nama-nama Allāh ﷻdan juga ada permohonan kepada Allāh ﷻ mereka dengan dzikir, mereka mengangkat dzikir mereka tahlil mereka takbir
untuk di tunaikan hutangnya dan doa ini menunjukkan keinginannya dia, mereka mengangkat suaranya, maka Nabi ﷺmengatakan
ketika seseorang berdoa kepada Allāh ﷻYa Allāh ﷻmudahkanlah saya
untuk membayar hutang berarti ada keinginan untuk membayar hutang dan
ُ َأيُّهَا النَّاس Wahai manusia
keinginan yang sungguh-sungguh ini diwujudkan dalam doa semoga menjadi
sebab untuk dimudahkan membayar hutangnya.
أرْ بِعُواpelan-pelanlah/sayangilah
Karena ada sebagian dia bermudah-mudah dengan masalah utang bahkan
mungkin di dalam hatinya ada niat untuk tidak mengembalikan tadi, adapun َعلَى َأ ْنفُ ِس ُك ْمdiri kalian, menunjukkan bahwa asalnya seseorang ketika berdzikir
seorang yang takut kepada Allāh ﷻdan mengetahui bahwasanya itu melirihkan suaranya bukan mengeraskan suaranya
kedzhaliman di hari kiamat akan diadili oleh Allāh ﷻmaka dia akan berusaha
untuk mengembalikan hak orang lain, diantaranya adalah dengan berdoa
karena tidak ada yang bisa menunaikan hutang kita kecuali Allāh ﷻ, dan ini َ فَِإنَّ ُك ْم الَ تَ ْد ُعونَ َأkarena sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada Dzat
ص َّم َوالَ غَاِئبًا
yang tuli dan kalian tidak berdoa kepada Dzat yang jauh (ghaib), karena kita
kadang mungkin dilupakan oleh sebagian. Dia memiliki banyak hutang tapi
teriak itu sebabnya mungkin yang pertama orang yang kita ajak bicara sulit
dia tidak pernah berdoa kepada Allāh ﷻuntuk dimudahkan dalam membayar,
mendengar, pendengarannya kurang sehingga kita teriak-teriak atau yang
sehingga berpuluh-puluh tahun dia dalam keadaan berhutang dan berhutang.
kedua dia tidak kurang dalam pendengaran tapi dia jauh sehingga kita harus
keras suaranya, ternyata Allāh ﷻtidak tuli dan Dia tidak ghaib
Syahidnya di sini َي ٌء
ْ كش َ َوَأ ْنتَ الظَّا ِه ُر فَلَي
َ َْس فَوْ ق
ِإنَّ َم ا تَ ْد ُعونَ َس ِميعًا قَ ِريبًاSesungguhnya kalian berdoa kepada Dzat yang sangat
yang lainnya ada sifat-sifat yang lain Al-Awwal Al-Akhir ini nama Allāh ﷻ mendengar (kenapa harus mengeraskan suara, Allāh ﷻsangat mendengar)
dan sudah berlalu Al-Awwal mengandung al-awwaliyyah Al-Akhir dan Dia Maha Dekat, maka tidak ada hajat untuk mengeraskan suara kita di
mengandung al-akhiriyyah Adz-Dzhahir mengandung sifat Dzhuhur Al- dalam berdzikir, berarti disini ada penetapan sifat mendengar bagi Allāh ﷻ
Bāthin mengandung sifat huruf bathiniyyah atau butūn, tapi syahidnya disini dan juga sifat dekat bagi Allāh ﷻ
adalah َوَأ ْنتَ الظَّا ِه ُرkarena kita melihat setelahnya dan juga sebelumnya ini
sedang berbicara tentang ketinggian Allāh ﷻ. Di sini ada sifat rububiyah ada
sifat uluhiyyah, ada sifat yang terkandung dalam ق َ ِ فَال ada sifat tanzil ada sifat
احلَتِ ِه ِ ُ ِإ َّن الَّذي تَ ْدعُونَ هُ َأ ْق َربُ ِإلَى َأ َح ِد ُك ْم ِم ْن ُعنSesungguhnya yang kalian berdoa
ِ ق َر
ٌ َت ْ َأ kepada-Nya (Allāh )ﷻlebih dekat kepada salah seorang diantara kalian
al-akhdzu َاصيَتِهَاِ ن آ ِخذ بِن
daripada leher ontanya.
((َأيُّهَا النَّاسُ ! أرْ بِعُوا َعلَى َأ ْنفُ ِس ُك ْم؛ فَ ِإنَّ ُك ْم:ص َحابَةُ َأصْ َواتَهُ ْم بِال ِّذ ْك ِرَّ َوقَوْ له صلى هللا عليه وسلم لَ َّما َرفَ َع ال
َأ َأ Artinya Allāh ﷻsangat mengetahui apa yang terjadi di seluruh permukaan
ق ُ ُ َ ْ َّ
ِ ِإ َّن الذي تَ ْدعُونَهُ ق َربُ ِإلى َح ِدك ْم ِم ْن ُعن.صيرًا ق ِريبًا َ َ الَ تَ ْد ُعونَ َأ
ِ َ ِإنَّ َما تَ ْد ُعونَ َس ِميعًا ب،ص َّم َوالَ غَاِئبًا ٌ َُمتَّف
bumi termasuk diantaranya adalah apa yang ada pada diri kita ق َعلَ ْي ِه
ق َعلَ ْي ِه ٌ َ ُمتَّف.))َرا ِحلَتِ ِه
Adapun keyakinan umat Islam berada di pertengahan, mereka meyakini Lihat bagaimana Allāh ﷻmemberikan taufiq kepada kaum muslimin, mereka
bahwasanya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam adalah ‘abdullāh (hamba Allāh )ﷻbukan dalam keadaan mereka tersesat ada yang mengatakan itu adalah anak Allāh ﷻ
ilāh dan bukan anak Allāh ﷻtapi dia adalah ‘abdullāh sama dengan kita dan ada yang mengatakan itu adalah anak zina, tapi Allāh ﷻmemberikan
seorang hamba di antara hamba-hamba Allāh ﷻ, kemudian keyakinan umat taufiq kepada kaum muslimin diberikan kepada kita hakikat yang sebenarnya
Islam bahwasanya beliau adalah Rasulullāh seorang utusan Allāh ﷻyang siapakah Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, beliau adalah hamba Allāh ﷻdan beliau
adalah Rasulullāh, Allāh ﷻmemberikan mukjizat kepada beliau sesuai punya ilmu, seperti orang yang semangat berjalan tapi dia tidak tahu arah,
dengan kehendaknya dan mukjizat tadi bukan berarti dia adalah Tuhan tetapi sesat.
Allāh ﷻmemberikan mukjizat kepada beliau.
Adapun orang-orang Yahudi maka mereka adalah orang-orang yang dimurkai,
Ahlussunnah Wal Jama’ah berada di antara pertengahan, diantara pertengahan dia sudah tau jalannya itu adalah jalan yang benar tapi dia tidak
umat Islam adalah pertengahan di dalam masalah ilmu dan juga amal, orang- mengamalkan, dia tidak mengikuti, maka orang Yahudi dimurkai oleh Allāh
orang Yahudi mereka adalah orang-orang yang turun kepada mereka kitab dan ﷻdan orang-orang Nasrani mereka adalah orang-orang yang sesat.
diutus kepada mereka rasul yang banyak sehingga mereka harusnya adalah
ulama (orang-orang yang berilmu) namun banyak diantara ilmu yang mereka
Umat Islam berada di pertengahan yaitu menggabungkan antara ilmu dan juga
ketahui tidak mereka amalkan, ilmu hanya sekedar ilmu mendengar hanya
amalan, di dalam Islam ilmu memiliki keutamaan yang besar dan di dalam
sekedar mendengar
Islam tuntutan dari ilmu adalah beramal, sehingga banyak disebutkan dalam
Al-Qur’an iman dengan amal shaleh
َص ۡينَا
َ َس ِم ۡعنَا َوعmereka mendengar tapi mereka bermaksiat sehingga Allāh ﷻ
memurkai mereka, mereka adalah yang disebutkan Allāh ﷻdalam surat Al-
١ ص ِر ۡ َو ۡٱل َع
Fatihah
٢ ِإ َّن ٱِإۡل ن ٰ َسنَ لَفِي ُخ ۡس ٍر
ِ صلِ ٰ َح
ت َّ ٰ وا ٱل
ْ ُوا َو َع ِمل
ْ ُِإاَّل ٱلَّ ِذينَ َءا َمن
ۡ ۡٱل َم ۡغضُوب َعلَ ۡي ِهمorang-orang yang dimurkai.
نٞ َر َأ ۡو ُأنثَ ٰى َوهُ َو ُم ۡؤ ِم َ ٰ َم ۡن َع ِم َل
ٍ صلِ ٗحا ِّمن َذك
Kemudian orang-orang nashara mereka adalah orang yang semangat beramal
semangat beribadah tapi sayang semangat ibadah mereka tidak didasari oleh
disebutkan iman dan juga amal shalih, tidak mungkin seseorang percaya dan
ilmu sehingga mereka banyak membuat perkara yang baru di dalam agama
beriman kecuali dia harus memiliki ilmunya, mengilmui menyadari, berarti di
mereka, misalnya rohbaniyyah yaitu seseorang tidak boleh nikah demi untuk
dalam iman ini ada kandungan ilmu, di dalam Islam ilmu dan amal ini harus
menyempurnakan ibadah mereka, sebagaimana Firman Allāh ﷻ
senantiasa ada dan beriringan dan inilah jalan yang lurus yaitu yang
menggabungkan antara ilmu dan amal, kita mengatakan dalam shalat kita
ۡ[ َو َر ۡهبَانِيَّةً ۡٱبتَ َدعُوهَا َما َكت َۡب ٰنَهَا َعلَ ۡي ِهمAl-Hadid:27]
ٱه ِدنَا ٱلصِّ ٰ َرطَ ۡٱل ُم ۡستَقِي َم
ۡ Tunjukilah kami Ya Allāh ﷻjalan yang lurus
dan rohbaniyyah yang mereka ada-adakan sendiri, dan lihat semangat mereka
dalam beribadah sampai mereka membuat patung di tempat ibadah mereka
ingin mendekatkan diri kepada Allāh ﷻdengan cara bertawasul dengan ‘Isa ِ غ َۡي ِر ۡٱل َم ۡغضُوbukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai
َب َعلَ ۡي ِهمۡ َواَل ٱلضَّٓالِّين
dan bukan jalannya orang-orang yang sesat.
dengan Maryam, tujuan mereka adalah ingin beribadah ingin membersihkan
diri mereka, semangat mereka dalam beramal tapi tanpa ilmu, melakukan
amal ibadah bukan berdasarkan syariat yang diajarkan oleh Nabi ‘Isa Berarti jalan yang lurus bukan jalan Yahudi dan juga bukan jalan Nasrani,
‘alaihissalam tapi membuat sendiri sehingga Allāh ﷻmensifati mereka Yahudi ilmu tanpa amal nashara amal tanpa ilmu, berarti jalan yang lurus ilmu
dengan َ ٱلضَّٓالِّينorang-orang yang sesat, karena mereka bersemangat tapi tidak dan juga amalan, ini umat Islam yang sebenarnya mereka harus
mengumpulkan antara ilmu dan juga amalan. Maka Ahlussunnah Wal َ َوَأ ْه ِل التَّ ْمثِي ِل ْال ُم َش بِّهdan antara ahlu tamtsil (orang-orang yang mendatangkan
Jama’ah mereka al-wasath mereka berada di pertengahan antara aliran-aliran permisalan bagi Allāh ﷻpadahal Allāh ﷻtidak ada yang semisal dengan-
yang ada dalam umat ini. Nya)
Halaqah 106 | Sikap Pertengahan AhlusSunnah Wal Jama’ah Kalau ahlu ta’thil mereka menolak adapun ahlu tamtsil menerima tapi
Dalam Bab Sifat, Perbuatan, Dan Ancaman Allāh ﷻUstadz Dr. berlebihan, menerima dan mereka menyerupakan Allāh ﷻdengan makhluk,
Abdullah Roy, M.A الى///ه هلل تع/// حفظKitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah Allāh ﷻDia punya tangan dan tangan Allāh ﷻsama dengan tangan kita, di
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh. sini berlebihan. Adapun ahlu ta’thil mereka menolak, menganggap
bahwasanya menetapkan berarti menyerupakan Allāh ﷻdengan makhluk dan
menyerupakan Allāh ﷻdengan makhluk tidak boleh.
Beliau mengatakan ت هللاِ ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى
ِ صفَا ِ فَهُ ْم َو َسطٌ فِي بَا
ِ ب
Maka apa yang kita lakukan ini masuk dalam sesuatu tadi maka dia termasuk
Adapun Ahlus Sunnah Wal Jama’ah maka mereka meyakini bahwasanya
ciptaan Allāh ﷻ
Allāh ﷻyang menciptakan kita dan menciptakan irodah kita dan memberikan
kepada kita qudrah dan yang melakukan adalah kita sendiri, dan mereka
meyakini bahwasanya Allāh ﷻDia-lah yang menciptakan kita dan apa yang َ َوٱهَّلل ُ َخلَقَ ُكمۡ َو َما ت َۡع َملُونdan apa yang kalian kerjakan, berarti apa yang kita kerjakan
kita lakukan dan yang melakukan pekerjaan-pekerjaan tadi adalah kita dan yang menciptakan adalah Allāh ﷻ.
bukan Allāh ﷻ, Allāh ﷻyang menciptakan pekerjaan tadi tapi fa’ilnya
adalah kita.
Dan ini juga bantahan kepada orang-orang jabriyyah karena disini Allāh ﷻ
mengatakan َ َو َم ا ت َۡع َملُ ونdan apa yang kalian amalkan, berarti yang
Ucapan mereka bahwasanya Allāh ﷻyang menciptakan bantahan kepada mengamalkan adalah makhluk, yang shalat kita yang puasa kita yang berjalan
orang-orang qodariyyah yang mereka mengatakan kita yang menciptakan kekanan kekiri adalah kita, yang menciptakan adalah Allāh ﷻ, Allāh ﷻyang
amalan kita sendiri, sehingga Ahlus Sunnah mengatakan Allāh ﷻyang menciptakan perbuatan tadi tapi fa’ilnya adalah kita sendiri, Allāh ﷻ
menciptakan bukan kita yang menciptakan. Kemudian yang kedua ucapan memberikan kepada kita irodah memberikan kepada kita qudroh sehingga
mereka bahwasanya kita yang melakukan bantahan kepada orang-orang Allāh ﷻmengatakan ۡٱستَطَ ۡعتُم ْ ُ[ فَٱتَّقAt-Taghabun:16]
ۡ وا ٱهَّلل َ َما
jabriyyah karena mereka meyakini bahwasanya yang melakukan perbuatan ini
adalah Allāh ﷻ, yang shalat yang puasa yang bergerak yang berjalan ini
adalah Allāh ﷻ. Hendaklah kalian bertakwa kepada Allāh ﷻsesuai dengan kemampuan
kalian, berarti kita punya kemampuan dan Allāh ﷻmengatakan اَل يُ َكلِّفُ ٱهَّلل ُ ن َۡفسًا
ِإاَّل ُو ۡس َعهَ ۚاAllāh ﷻtidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
Allāh ﷻmemberikan taufik kepada Ahlus Sunnah untuk berada di kesanggupannya [Al-Baqarah-286]
pertengahan, mereka meyakini Allāh ﷻyang menciptakan kita dan juga
perbuatan kita dan yang melakukan adalah kita sendiri bukan Allāh ﷻ,
dalilnya adalah Firman Allāh ﷻ berarti kita punya kemampuan, dan kita diberikan iradah oleh Allāh ﷻ,
diberikan kita masyi’ah, Allāh ﷻmengatakan ََو َما تَشَٓاءُونَ ِإٓاَّل َأن يَشَٓا َء ٱهَّلل ُ َربُّ ۡٱل ٰ َعلَ ِمين
٢٩ [At-Takwir]
٩٦ َ[ َوٱهَّلل ُ َخلَقَ ُكمۡ َو َما ت َۡع َملُونAsh-Shaffat]
dan tidaklah kalian berkehendak kecuali apa yang Allāh ﷻkehendaki, berarti Dan antara orang-orang wa’idiyyah (nisbah kepada wa’id), aliran yang
di sini Allāh ﷻmenetapkan masyi’ah bagi kita dan disini ditetapkan terus yang mereka pikirkan adalah ancaman, yang ada pada diri mereka
masyi’atullāh dan menunjukkan bahwasanya masyi’ah kita itu di bawah adalah takut-takut dan takut terhadap ancaman sehingga mereka
masyi’ah Allāh ﷻ. Kemudian dinamakan dengan al-wa’idiyyah, yang dibicarakan tentang wa’id terus,
dan ini adalah bid’ah yang dzahir pada diri mereka.
ِ ب َو ِعي ِد هللاِ بَ ْينَ ْال ُمرْ ِجَئ ِة َو ْال َو ِعي ِديَّ ِة ِمنَ ْالقَد
َريَّ ِة َو ِغي ِْر ِه ْم ِ َوفِي بَا
Dinamakan dengan demikian karena mereka berlebih-lebihan di dalam
masalah ancaman, mengatakan bahwasanya pelaku dosa besar kekal didalam
Dan di dalam masalah ancaman Allāh ( ﷻdi akhirat, yaitu ancaman Allāh ﷻ
neraka, lihat bagaimana bertolak belakangnya antara wa’idiyyah dengan
bagi orang yang melakukan dosa besar, apakah mereka di neraka atau mereka
murji’ah, kalau wa’idiyyah mengatakan pelaku dosa besar di dalam neraka
berada di surga, mereka mendapatkan nikmat atau mereka mendapatkan azab)
bahkan kekal didalam neraka selama-lamanya, adapun murji’ah mengatakan
maka mereka berada diantara orang-orang murji’ah dan al-wa’idiyyah dari
tidak memudharati tidak mengurangi sedikitpun iman seseorang sehingga dia
qadariyyah dan selainnya.
masuk surga dan tidak akan masuk ke dalam neraka.
Allāh ﷻmasih mengampuni yang di bawah itu (kesyirikan) tapi bagi orang
yang Allāh ﷻkehendaki, berarti ada diantara mereka yang dikehendaki oleh
Allāh ﷻdiampuni sehingga tidak diadzab dengan sebab dosa tadi dan ada
diantara mereka yang dikehendaki oleh Allāh ﷻuntuk diadzab terlebih Halaqah 107 | Sikap Pertengahan Ahlu Sunnah Wal Jama’ah
dahulu, dan nanti tempat kembalinya adalah surga sebagaimana diterangkan dalam Bab Penamaan Iman & Agama, serta Sikap terhadap Para
dalam hadits-hadits yang banyak tentang syafa’at Rasulullāh ﷺkepada Sahabat Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه هلل تعالىKitāb Al-‘Aqīdah
pelaku dosa besar diantara umat Beliau ﷺsebagaimana sabda Beliau ﷺ Al-Wāsithiyyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.
َشفَا َعتِ ْي َأِل ْه ِل ْال َكبَاِئ ِر ِم ْن ُأ َّمتِ ْي Beliau mengatakan َوبَ ْينَ ْال ُمرْ ِجَئ ِة،ُوريَّ ِة َو ْال ُم ْعت َِزلَ ِة
ِ ان وال دِّي ِن بَ ْينَ ْال َحر
ِ ب َأ ْس َما ِء اِإل ي َم
ِ َوفِي بَ ا
َو ْال َج ْه ِميَّ ِة
syafa’atku adalah untuk yang melakukan dosa besar diantara umatku, dan juga
hadits yang lain dimana Allāh ﷻmengizinkan kepada orang-orang yang Di dalam masalah iman dan juga agama (maksudnya di dalam masalah
beriman untuk mengecek di dalam neraka siapa diantara mereka yang nama-nama yang ada dalam iman dan juga agama ini, seperti misalnya
memiliki keimanan dengan besar tertentu untuk dikeluarkan, kemudian muslim mukmin kafir fasik munafik muttaqin) dalam masalah nama
akhirnya mereka yang sebelumnya disuruh untuk mengeluarkan orang yang mereka (ahlussunnah) juga berada di pertengahan antara al-ḥarūriyyah
mereka kenal mereka mencari melihat yang mereka kenal akhirnya diizinkan dan mu’tazilah dan antara murji’ah dan jahmiyyah.
untuk dikeluarkan kemudian mereka diberikan izin lagi untuk mengeluarkan
yang memiliki keimanan sebesar demikian kemudian mereka keluarkan dan
Al-Ḥarūriyyah (khawarij) mengatakan pelaku dosa besar dia adalah kafir Ahlussunnah berada di pertengahan antara dua kelompok ini, keyakinan
bukan Islam, orang-orang mu’tazilah mengatakan bahwasanya dia bukan mereka bahwasanya pelaku dosa besar ini seorang mu’min nāqishul iman,
Islam tapi juga bukan kafir artinya keluar dari agama Islam tetapi tidak masuk ucapan mu’min berarti bantahan terhadap ḥarūriyyah dan juga mu’tazilah
kepada kekafiran, dia di sebuah manzilah bainal manzilatain, manzilah yang yang mengatakan kafir atau diantara dua manzilah, nāqishul iman bantahan
pertama manzilatul Islam kemudian manzilah yang kedua adalah manzilatul kepada murji’ah dan juga jahmiyah yang mereka mengatakan iman mereka
kufr, dia ada di sebuah kedudukan diantara dua manzilah, dia bukan muslim tidak berkurang, berarti mereka berada dipertengahan bukan ḥarūriyyah dan
dan bukan kafir. Ini satu pihak mengatakan bahwasanya pelaku dosa besar juga mu’tazilah dan bukan di atas jalannya murji’ah dan juga jahmiyah,
berarti dia bukan muslim baik orang khawarij karena dia mengatakan kafir karena mereka karena berdasarkan dalil / mengumpulkan dalil yang
ataupun orang mu’tazilah yang mengatakan di satu tempat di antara dua menunjukkan bahwa mereka ini muslim. Allāh ﷻmengatakan
tempat, semuanya mengatakan bukan muslim.
ْ ُُوا بَ ۡينَهُ َم ۖا فَِإ ۢن بَغ َۡت ِإ ۡحد َٰىهُ َما َعلَى ٱُأۡل ۡخ َر ٰى فَ ٰقَتِل
وا ٱلَّتِي ت َۡب ِغي َحتَّ ٰى ْ صلِح ْ َُان ِمنَ ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِينَ ۡٱقتَتَل
ۡ وا فََأ ِ َوِإن طَٓاِئفَت
َوبَ ْينَ ْال ُمرْ ِجَئ ِة َو ْال َج ْه ِميَّ ِة هَّلل َأ ٓ َ
ِ ۚ [ تَفِ ٓي َء ِإل ٰى مۡ ِر ٱAl-Hujurat:9]
Dan antara orang-orang murji’ah dan jahmiyah, ini dalam satu pihak, karena Apabila ada dua golongan dari kalangan orang-orang yang beriman mereka
orang-orang murji’ah dan jahmiyah sama-sama meyakini bahwasanya pelaku saling berperang, kita tahu makna berperang masing-masing membawa
dosa besar muslim sempurna keimanannya. senjata ingin membunuh saudaranya dan kita tahu bahwasanya membunuh
adalah termasuk dosa besar, membunuh satu orang saja dosa besar apalagi
berperang, mungkin dia membunuh 1, 2, 10 tapi Allāh ﷻmengatakan dari
Al-jahmiyyah ini termasuk murji’ah di dalam masalah ini karena jahmiyyah
kalangan orang-orang yang beriman, dua kelompok ini yang saling berperang
keyakinan mereka iman itu adalah suatu yang berada dalam hati,
tadi masih Allāh ﷻsifati mereka dengan iman, berarti mereka beriman,
membenarkan dalam hati itu dinamakan dengan iman, ucapan hati itulah
beriman kepada Allāh ﷻberiman kepada hari akhir beriman dengan takdir
iman, dan ini adalah murji’ah bahkan dia adalah murji’ah yang paling parah
beriman dengan Rasul dan Malaikat.
keadaannya, sehingga orang-orang jahmiyyah itu dalam masalah ini dia
termasuk murji’ah tapi tidak semua murji’ah masuk dalam jahmiyah, dari sisi
ini murji’ah lebih umum setiap yang mengakhirkan amalan dari iman maka Kemudian Allāh ﷻmengatakan ketika menyebutkan ayat tentang qishas
dia murji’ah.
ُصاصُ فِي ۡٱلقَ ۡتلَىۖ ۡٱلحُرُّ بِ ۡٱلحُرِّ َو ۡٱل َع ۡب ُد بِ ۡٱل َع ۡب ِد َوٱُأۡلنثَ ٰى بِٱُأۡلنثَ ٰۚى فَ َم ۡن ُعفِ َي لَ ۥه
َ ِب َعلَ ۡي ُك ُم ۡٱلق ْ ُٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن
َ ِوا ُكت
Disana ada al-karramiyyah yang mengatakan bahwasanya iman itu adalah ُوف ۡ
ِ ع بِٱل َم ۡعر ۢ َأ
ُ فَٱتِّبَاٞ[ ِم ۡن ِخي ِه ش َۡيءAl-Baqarah:178]
ucapan lisan saja meskipun dia tidak yakini dalam hati, maka ini termasuk
murji’ah, jahmiyah juga demikian termasuk murji’ah. Mereka meyakini
diwajibkan qishas maka barangsiapa yang dimaafkan oleh saudaranya, yang
pelaku dosa besar sempurna keimanannya karena imannya dalam hati
dimaafkan yang membunuh, yang memaafkan wali-wali dari yang dibunuh,
imannya ucapan lisan saja, adapun dia berzina dan memutus tali silaturahim
Allāh ﷻmasih mengatakan itu adalah saudaranya
dan berdusta itu amalan dia tidak akan mempengaruhi iman, berarti mereka
mengatakan seorang muslim yang sempurna keimanannya.
فَ َم ۡن ُعفِ َي لَهۥُ ِم ۡن َأ ِخي ِهdua-duanya adalah bersaudara karena dua-duanya masih
statusnya sebagai orang yang beriman
ةٞ [ ِإنَّ َما ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ ِإ ۡخ َوAl-Hujurat:10] kekhilafahan dari Ali Bin Abi Thalib, mereka ingin mendengar dari Zaid
tentang kebencian dia terhadap Abu Bakar dan Umar yang telah merampas
kekhilafahan kakeknya yaitu Ali bin Abi Thalib.
sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah ikhwah, berarti Allāh ﷻ
masih mengakui pembunuhnya disini adalah seorang saudara masih seorang
yang beriman, sehingga ahlussunnah mengatakan mereka adalah mukmin Beliau mengatakan mereka berdua ini adalah sebaik-baik menteri untuk kakek
mereka adalah orang-orang yang beriman, tapi apakah mereka adalah orang ku (Rasulullāh )ﷺ, justru malah dipuji oleh Zaid bin Ali, setelah mendengar
yang sempurna keimanannya jawabannya tidak, dosa ini mempengaruhi iman ucapan ini maka orang-orang tersebut mereka akhirnya menolak keimamahan
sehingga mereka adalah mukmin yang nāqishul iman, orang yang beriman Zaid bin Ali, karena menolak sehingga mereka dinamakan dengan rāfidhah,
tapi berkurang keimanannya, tidak sempurna keimanannya sebagaimana mereka ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap ahlulbait termasuk diantaranya
orang-orang yang sempurna keimanannya, sehingga Nabi ﷺmengatakan adalah berlebih-lebihan terhadap Ali Radhiallāhu ta’ala ‘Anhu sehingga
meyakini dengan keyakinan- keyakinan yang bathil, bahkan ada diantara
mereka yang berlebihan meyakini bahwasanya Ali bin Abi Thalib adalah
اَل يزني ال َّزانِى ِحينَ يزني َو هُ َو ُمْؤ ِم ٌن
seorang Tuhan, ada di zaman Ali bin Abi Thalib dan sempat dibakar oleh Ali
Bin Abi Thalib karena keyakinan mereka ini.
tidaklah berzina orang yang berzina ketika dia berzina dan dia dalam keadaan
beriman (dalam keadaan sempurna keimanannya), pasti ketika berzina itu
Dan mereka bertingkat-tingkat, ada yang sampai demikian keadaannya dan
sedang berkurang keimananya, muraqabahnya kurang rasa takutnya terhadap
banyak diantara mereka yang meyakini bahwasanya Ali inilah yang berhak
hari akhir kurang rasa takutnya terhadap Allāh ﷻkurang tapi rasa iman ada,
untuk menjadi khalifah bahkan mengkafirkan Abu Bakar dan Umar dan juga
itu dalil yang menunjukkan bahwasanya pelaku dosa besar ini mereka
Utsman dan orang-orang yang ridha dengan kekhilafaan Abu Bakar dan
berkurang keimanannya dan mereka adalah orang yang beriman, ini
Umar, ini berarti berlebihan terhadap Ali bin Abi Tholib dan ahlul bait.
Ahlussunnah Wal Jama’ah di dalam masalah َأ ْس َما ِء اِإل ي َم ا ِن وال دِّي ِنnama-nama
yang berkaitan dengan iman dan juga agama ini.
Adapun orang-orang khawarij maka keyakinan mereka terhadap Ali bin Abi
Thalib adalah mengkafirkan beliau, lihat yang satunya menuhankan meyakini
Kemudian ج ِ ض ِة َو ْال َخ َو
ِ ار َ ُِول هللاِ صلى هللا عليه وسلم بَ ْينَ الرَّاف ِ َوفِي َأصْ َحا
ِ ب َرس bahwasanya beliau mengetahui ilmu yang ghaib meyakini bahwasanya beliau
adalah afdhalunnās meyakini bahwasanya Jibril salah dalam menyampaikan
Di dalam masalah sahabat Rasulullāh ﷺmereka berada diantara orang-orang wahyu harusnya kepada Ali tapi kepada Nabi Muhammad ﷺ, bandingkan
rawāfidh dan antara orang-orang khawarij. dengan keyakinan khawarij yang merendahkan Ali bahkan mengkafirkan Ali
Bin Abi Thalib dan yang membunuh Ali Bin Abi Thalib tidak lain adalah
orang-orang khawarij.
Rawāfidh berasal dari kata رفَضyaitu menolak, mufrodnya adalah rāfidhah,
dinamakan demikian karena mereka menolak Zaid bin Ali bin Husain bin Ali
bin Abi Thalib, Zaid ini adalah termasuk ahlul bait yang firqoh zaidiyah Maka Ahlussunnah Wal Jama’ah berada di pertengahan, lihat bagaimana
menisbatkan diri mereka kepada Zaid ini. Ketika ditanya oleh orang-orang pertengahan Ahlussunnah Wal Jama’ah keyakinan mereka terhadap Ali dan
rāfidhah bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar dan Umar, kita tahu juga keluarga Nabi ﷺ, kita meyakini bahwasanya Ali Bin Abi Thalib adalah
bahwasanya orang-orang rāfidhah mereka mengkafirkan Abu Bakar dan Umar termasuk Khulafaur Rasyidin, beliau adalah menantu Rasulullāh ﷺanak
menganggap bahwasanya Abu Bakar dan Umar berkhianat dan merampas paman Rasulullāh ﷺ, termasuk orang-orang Quraisy yang hebat, beliau
memiliki keutamaan yang banyak, Allāh ﷻmencintai beliau dan Rasul ﷺ adalah orang yang paling berani, kenapa dia takut? Atau kemungkinan dia
mencintai beliau dan beliau pun mencintai Allāh ﷻdan juga Rasul-Nya. dusta, kalau dusta berarti ini adalah celaan kepada Ali Bin Abi Thalib, maka
ini adalah keyakinan mereka tentang Ali bin Abi Thalib.
Ini adalah bantahan kepada orang-orang khawarij yang mereka meyakini
tentang kekufuran Ali Bin Abi Thalib, beliau adalah termasuk Khulafaur Adapun Ahlus Sunnah Wal Jama’ah maka meyakini beliau adalah Khulafaur
Rasyidin yang dikatakan oleh Nabi ﷺ Rasyidin, termasuk afdhalus sahabah tapi kita tidak meyakini bahwasanya
beliau adalah ma’sum atau mengetahui ilmu yang ghaib.
ِ َعلَ ْي ُك ْم بِ ُسنَّتِي َو ُسنَّ ِة ْال ُخلَفَا ِء ْال َم ْه ِديِّ ْينَ الر
ََّاش ِد ْين
Halaqah 108 | Ijma Salaf Tentang Sifat Ketinggian Bagi Allāh ﷻ
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A الى///ه هلل تع/// حفظKitāb Al-‘Aqīdah Al-
ِ َض وْ ا َعلَ ْيهَ ا بِالنَّ َو
اج ِذ ُّ عDan kita disuruh untuk berpegang teguh dengan sunnah
mereka. Wāsithiyyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.
Beliau mengatakan ،ان بِاهللِ اِإل ي َم انُ بِ َم ا َأ ْخبَ َر هللاُ بِ ِه فِي ِكتَابِ ِه
ِ َوقَ ْد َدخَ َل فِي َم ا َذكَرْ نَ اهُ ِمنَ اِإل ي َم
Dan keyakinan kita tentang Ali Bin Abi Thalib bahwasanya beliau adalah َوَأجْ َم َع َعلَ ْي ِه َسلَفُ اُأل َّم ِة،َوت ََوات ََر عَن َّرسُولِ ِه
manusia biasa, beliau memiliki keutamaan tapi beliau adalah manusia biasa
seperti para sahabat yang lain tapi beliau tidak ma’sum, utama tapi tidak
ma’sum dan tidak mengetahui ilmu yang ghaib, dan Abu Bakar serta Umar Masuk di dalam apa yang kita sebutkan tentang iman kepada Allāh ﷻ, karena
tidak merampas kekhilafaan Ali bin Abi Thalib, kekhilafaan Abu Bakar As- disini beliu sedang berbicara tentang iman kepada Allāh ﷻ, diawal beliau
Shiddiq sudah diisyaratkan oleh Nabi ﷺketika Beliau ﷺmasih hidup. Di sudah menyebutkan bahwasanya aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah intinya
akhir kehidupan Beliau ﷺketika Beliau sakit siapa yang disuruh untuk adalah tentang rukun iman yang enam, kemudian satu persatu beliau sebutkan,
menggantikan Beliau ﷺmenjadi imam sebagaimana Nabi ﷺmemasrahkan yang pertama adalah tentang iman kepada Allāh ﷻdan termasuk iman
urusan agama kepada Abu Bakar demikian pula Beliau ﷺmemasrahkan kepada Allāh ﷻadalah masalah nama dan juga sifat Allāh ﷻ, berarti di sini
urusan dunia ini kepada Abu Bakar sepeninggal Beliau ﷺ. beliau sedang berbicara tentang iman kepada Allāh ﷻ.
Ketika Beliau ﷺdidatangi oleh seorang wanita dan mengadukan tentang Diantara iman kita kepada Allāh ﷻberiman dengan apa yang Allāh ﷻ
keadaannya kemudian Beliau ﷺmengatakan nanti kamu ke sini lagi, dia kabarkan dengannya di dalam Kitab-Nya dan yang mutawatir dari Rasulullāh
mengatakan kalau aku tidak menemukan dirimu Ya Rasulullāh ﷺ, Beliau ﷺ ﷺdan para salaful ummah telah bersepakat, berarti di sini dalil dari Al-
mengatakan hendaklah engkau mendatangi Abu Bakar. Dan sepakat kaum Qur’an banyak, dan ternyata hadits-hadits yang berkaitan dengan ini adalah
Muhajirin dan Anshor untuk mengangkat Abu Bakar As-Siddiq sebagai mutawatir tidak ada alasan bagi seseorang untuk menolaknya, kemudian yang
khalifah setelah Rasulullāh ﷺtermasuk diantaranya adalah Ali bin Abi ketiga dalil dari ijma’ (kesepakatan) para salaf, para salaf tidak ada yang
Thalib, beliau termasuk yang membaiat Abu Bakar As-Siddiq. menyelisihi aqidah ini, yaitu
Kalau mereka mengingkari atau mengatakan dia membaiat karena dia takut َعلَى َعرْ ِش ِه،اواتِ ِه َ ِْم ْن َأنَّهُ ُسب َْحانَهُ فَو
َ ق َس َم
misalnya, ada dua kemungkinan. Kemungkinan yang pertama dia takut artinya
dia membaiat karena takut, padahal mereka mengatakan bahwasanya Ali
bahwasanya Allāh ﷻDia berada diatas langit-langit yang Dia ciptakan, di Allāh ﷻmengetahui apa yang mereka kerjakan, ini menjelaskan bahwasanya
atas ‘Arsy, ini dalam Al-Qur’an banyak dalilnya didalam hadits dia mutawatir ma’iyyah yang dimaksud adalah ma’iyyatul ‘ilm (kebersamaan ilmu Allāh
dan ini adalah kesepakatan para salaful Ummah, jadi bukan hanya Qur’an dan )ﷻ, Allāh ﷻmengetahui apa yang mereka kerjakan dan Allāh ﷻberada di
Hadits tapi adalah kesepakatan, maka jangan sampai seseorang menyelisihi atas ‘Arsy dan Allāh ﷻbersama mereka mengetahui apa yang mereka
Al-Qur’an dan Hadist dan juga Ijma’. kerjakan, ini penjelasan dari ma’iyyatullāh dan ini adalah ma’iyyah yang
umum.
Banyak orang yang mengaku mengikuti ijma’ tapi banyak ijma’ yang mereka
selisihi termasuk diantaranya adalah keyakinan bahwasanya Allāh ﷻberada ِ ْض فِي ِستَّ ِة َأي ٍَّام ثُ َّم ا ْستَ َوى َعلَى ْال َع ر
ش يَ ْعلَ ُم َ ْت َواَألر ِ اوا َ َ ه َُو الَّ ِذي خَ ل :ك في َقَوْ لِ ِه
َ ق ال َّس َم َ َِك َما َج َم َع بَ ْينَ َذل
di atas ‘arsy, ini adalah ijma’ para salaful Ummah. نز ُل ِمنَ ال َّس َماء َو َما يَ ْع ُر ُج فِيهَا َوه َُو َم َع ُك ْم َأ ْينَ َم ا ُكنتُ ْم َوهَّللا ُ بِ َم ا َ
ِ َ َي ا مو ا َ هنْ م
ِ ج
ُ ر
ُ خْ َ ي ا َ َ ِ َْما يَلِ ُج فِي اَألر
م و ض
صي ٌر ِ َ ب َون ُ ل م
َ ْ
ع َ ت
َعلِ ٌّي َعلَى َخ ْلقِ ِه
Sebagaimana hal ini digabungkan oleh Allāh ﷻdalam Firman-Nya, ayat ini
dan juga ayat yang ada dalam Al-Mujādilah sudah kita bahas sudah kita
Allāh ﷻMaha Tinggi di atas makhluk-Nya, dalil dari Al-Qur’an dan juga
sebutkan maknanya. Digabungkan di sini antara ketinggian Allāh ﷻdengan
hadits sudah berlalu disebutkan oleh beliau, dan ini diulang oleh beliau
ma’iyyatullāh
kembali karena pentingnya perkara ini. Ingat Aqidah Wasithiyah ditulis oleh
Syaikhul Islam karena permintaan, dan mungkin beliau mendengar dari cerita
orang tadi tentang penyimpangan-penyimpangan yang ada di daerahnya ِ ْ = ثُ َّم ا ْست ََوى َعلَى ْال َعرketinggian Allāh ﷻ
ش
termasuk diantaranya masalah dimana Allāh ﷻsehingga selain beliau
menyebutkan dalil-dalilnya kembali kuatkan dengan pernyataan beliau ini, ini
= َوه َُو َم َع ُك ْم َأ ْينَ َما ُكنتُ ْمma’iyyatullāh
adalah sesuai dengan Quran, Hadits yang mutawatir dan kesepakatan para
salaf.
Yang dimaksud dengan ma’iyyah disini disebutkan sebelumnya
Jangan ada yang mengatakan kalau madzhab Hanafi tidak kalau mazhab
maliki tidak, ini adalah kesepakatan para salaful Ummah, Allāh ﷻMaha نز ُل ِمنَ ال َّس َماء َو َما يَ ْع ُر ُج فِيهَا ِ ْيَ ْعلَ ُم َما يَلِ ُج فِي اَألر
ِ َض َو َما يَ ْخ ُر ُج ِم ْنهَا َو َما ي
Tinggi di atas makhluk-Nya, diantara nama Allāh ﷻadalah Al-‘Alī
sebagaimana sudah kita bahas dalam penjelasan Ayat Kursiy
ِ ََوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب
dan setelahnya Allāh ﷻmengatakan صي ٌر
ُ اللُّ َغة،ُوجبُه
ِ ُفَِإ َّن هَ َذا الَ ت ٌ َوه َُو َموْ ضُو
ع فِي ال َّس َما ِء
karena yang demikian tidak diwajibkan oleh bahasa, artinya dalam bahasa itu
dan dia diletakkan oleh Allāh ﷻberada di atas, disini menggunakan
tidak harus yang namanya ma’akum atau kalimat ma’iyyah (kebersamaan) itu
permisalan bulan karena dia berada di atas, sekarang beliau ingin menjelaskan
berarti harus campur, memang ada tapi tidak harus seperti itu.
kepada kita bahwasanya ma’iyyah ini tidak harus campur
Misalnya datangkan aku air bersama susu, maksudnya adalah dicampur antara
ََوهُ َو َم َع ْال ُم َسافِ ِر َأ ْينَ َما َكان
air dengan susu, itu memang benar bersama di sini artinya campur antara air
dengan susu, tapi ini tidak diwajibkan oleh bahasa, dalam kesempatan yang
lain mereka menggunakan bersama tapi maknanya bukan campur contoh dan dia bersama orang yang safar dimanapun dia berada, seorang musafir
misalnya disini. yang berjalan di malam bulan purnama misalnya ketika dia di atas gunung
maka dia mengatakan saya bersama bulan, ketika dia di gurun pasir dia
mengatakan saya bersama bulan sehingga mereka mengatakan kami berjalan
وهو خالف ما أجمع عليه سلف األمة
malam dan bulan bersama kami.
Dan yang demikian (yang meyakini bahwasanya ma’iyyah pasti campur) ini
Apa yang dipahami oleh teman-temannya ketika mendengar itu? apakah
selain tidak diwajibkan oleh bahasa ini juga menyelisihi apa yang menjadi
mereka memahami bahwasanya bulan itu digendong terus dan dibawa terus
kesepakatan para Salaf, para Salaf mengatakan bahwasanya Allāh ﷻdiatas
kemana-mana, tidak, tapi mereka memahami berjalan ke mana-mana ada
‘arsy bukan dimana-mana.
bulan, ada sinar bulan, itu bulan yang dia adalah makhluk kecil tapi dia
memiliki sinar yang sampai ke bumi mereka mengatakan ma’a (dia bersama)
وخالف ما فطر هللا عليه الخلق
َ ْ َوهُ َو ُسب َْحانَهُ فَوSedangkan Allāh ﷻberada diatas ‘arsy
ق َعرْ ِش ِه
Dan ini bertentangan dengan apa yang Allāh ﷻfitrahkan kepada makhluk,
fitrah makhluk bahwasanya Allāh ﷻdi atas, Allāh ﷻjadikan fitrah manusia
َرقِيبٌ َعلَى خَ ْلقِ ِهdan Allāh ﷻmengetahui hamba-Nya, Allāh ﷻyang mengawasi
dan makhluk yang lain bahwasanya Allāh ﷻdi atas, kemudian baliau
hamba-Nya
menjelaskan contoh misalnya penggunaan secara bahasa bersama tapi tidak
harus campur
ُمهَ ْي ِم ٌن َعلَ ْي ِه ْمdan Allāh ﷻyang menguasai hamba-Nya, Allāh ﷻyang
menggerakkan Allāh ﷻyang menghidupkan Allāh ﷻyang memberikan
rezeki mematikan meluaskan rezeki kepada Si Fulan memberikan musibah Kita menjelaskan bahwasanya Allāh ﷻberada di atas ‘arsy dan bahwasanya
kepada si fulan semua mereka diatur, luar dalam mereka diatur, Allāh ﷻ Allāh ﷻbersama kita yaitu dengan ilmu-Nya, kalau misalnya di sana ada
mengawasi mereka dan Allāh ﷻmenguasai mereka persangkaan-persangkaan yang dusta maka kita jaga dan kita Jelaskan.
ُمطَّلِ ٌع َعلَ ْي ِهمAllāh ﷻmelihat kepada mereka Seperti misalnya orang yang menyangka bahwasanya keyakinan ahlussunnah
Allāh ﷻfis sama’ maksudnya adalah Allāh ﷻyang berada di langit (Allāh
ﷻdiliputi oleh langit), ini adalah persangkaan yang dusta kita tidak meyakini
َ ِِإلَى َغي ِْر َذل
ك ِمن َّم َعانِي ُربُوبِيَّتِ ِه
demikian, fis sama’ sudah kita terangkan maknanya (‘alāssamā’ atau fil
‘uluw) maka ini perlu di jelaskan yang demikian. Kemudian ََوقَد َّد َخ َل فِي َذلِ ك
dan yang lainnya yang merupakan makna rububiyah Allāh ﷻ, Allāh ﷻ اِإل ي َمانُ بَِأنَّهُ قَ ِريبٌ ِمن َخ ْلقِ ِه
adalah Rabb kita yang mengatur kita memelihara kita sampai yang sedetail-
detailnya.
Dan masuk didalamnya (iman kepada Allāh )ﷻyaitu beriman bahwasanya
Allāh ﷻitu dekat dengan makhluk-Nya
Sehingga kalau demikian maka benar bahwasanya oleh itu bersama kita, kita
berada di rumah kita berada di kantor kita berada di studio kita berada di ْ اع ِإ َذا َد َع ا ۖ ِن فَ ۡليَ ۡس ت َِجيب ۖ ُأ
ُوا َ َ َوِإ َذا َسَأل :ك في قَوْ لِ ِه
ِ ك ِعبَا ِدي َعنِّي فَِإنِّي قَ ِريبٌ ِجيبُ د َۡع َوةَ ٱل َّد َ َِك َما َج َم َع بينَ َذل
kuliah Allāh ﷻyang mengatur urusan kita, darah yang menggerakkan adalah ُ ۡ َّ َ ْ ُ ۡ ۡ
١٨٦ َلِي َوليُؤ ِمنوا بِي ل َعلهُمۡ يَرش ُدون
Allāh ﷻjantung yang menggerakkan adalah Allāh ﷻudara yang masuk
kedalam tubuh kita juga Allāh ﷻyang menggerakkan, berarti Allāh ﷻMaha
Mengetahui apa yang terjadi bahkan lebih mengetahui tentang diri kita Dan apabila hamba hamba-Ku bertanya kepadamu tentang diri-Ku maka Aku
daripada kita sendiri, sehingga dikatakan bahwasanya Allāh ﷻbersama kita adalah sangat dekat Aku mengabulkan doanya orang yang berdoa apabila dia
yaitu dengan ilmunya. berdoa kepada-Ku maka hendaklah mereka mengijabahi untuk diri-Ku dan
beriman dengan-Ku semoga mereka mendapatkan petunjuk (mendapatkan
kelurusan).
ٌّ ش َوَأنَّهُ َم َعنَا ـ َح
ٍ الَ يَحْ تَا ُج َإلَى تَحْ ِر،ق َعلَى َحقِيقَتِ ِه
،يف ِ ْق ْال َعر
َ َْالم الَّ ِذي َذك ََرهُ هللاُ ـ ِم ْن َأنَّهُ فَو
ِ َو ُكلُّ هَ َذا ْالك
ْ ُّ
صانُ َع ِن الظنُو ِن الكَا ِذبَ ِة َ َُولَ ِك ْن ي
Allāh ﷻmengatakan disini Aku dekat menunjukkan bahwasanya Allāh ﷻ
memiliki sifat dekat dan dekatnya Allāh ﷻdi sini tidak sama dengan
Dan ucapan-ucapan ini semuanya, yang disebutkan oleh Allāh ﷻbahwasanya
ma’iyyah, kalau ma’iyyah ada ma’iyyah umum dan ada ma’iyyah khusus,
Allāh ﷻdiatas ‘Arsy dan bahwasanya Allāh ﷻbersama kita itu adalah benar
ma’iyyah umum untuk seluruh makhluk ma’iyyah khusus ini untuk orang-
sesuai dengan hakekatnya tidak ada majas disini, Allāh ﷻdiatas ‘Arsy dan
orang yang beriman wali-wali Allāh ﷻ.
Allāh ﷻbersama kita semuanya masing-masing hakekat dan tidak perlu
ditahrif tidak perlu dita’wil, misalnya istawa maksudnya adalah istawla atau
ditakwil ma’anā disini adalah dimana-mana Adapun sifat Qurb maka pendapat yang benar sifat Qurb ini untuk hamba-
hamba Allāh ﷻyang beriman saja, makanya dikatakan di sini
الظنُو ِن ْالكَا ِذبَ ِة
ُّ صانُ َع ِن
َ ُ َولَ ِك ْن يakan tetapi dijaga dari persangkaan yang tidak benar.
ۖ ك ِعبَ ا ِدي َعنِّي فَ ِإنِّي قَ ر
ٌيب َ َ َوِإ َذا َس َألini adalah untuk hamba-hamba Allāh ﷻyang Jadi Allāh ﷻMaha Tinggi dan sangat dekat dengan kita, dan Allāh ﷻsangat
ِ
beriman, berarti dia adalah qurb yang khusus untuk orang-orang yang beriman dekat dengan kita padahal Allāh ﷻberada di atas.
saja dan tidak ada di sana qurb umum
Halaqah 109 | Al-Qurān Adalah Kalamullāh Dan Bukan Makhluk
ِ ((ِإ َّن الَّ ِذي تَ ْدعُونَهُ َأ ْق َربُ ِإلَى َأ َح ِد ُكم ِّمن ع: َوقَوْ لِ ِه صلى هللا عليه وسلم
))ُنق َرا ِحلَتِ ِه Bag 01 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه هلل تعالىKitāb Al-‘Aqīdah Al-
Wāsithiyyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.
Dan ucapan Nabi ﷺsesungguhnya yang kalian berdoa kepadanya ini lebih Masuk kita pada pembahasan yang baru yaitu tentang diantara konsekuensi
dekat kepada salah seorang diantara kalian dari daripada leher ontanya. beriman dengan kitab Allāh ﷻ. Beliau mengatakan ِان باهلل
ِ َو ِمنَ اِإل ي َمTermasuk
beriman kepada Allāh ﷻ
Ini sudah berlalu haditsnya dan ini menunjukkan tentang sifat Qurb bagi Allāh
ﷻ. Kemudian beliau mengatakan َو ُكتُبِ ِهdan beriman dengan kitab kitab-Nya.
Maka kalau kita beriman kepada Allāh ﷻpercaya kepada Allāh ﷻkita harus
Dan dalil-dalil tentang bahwasanya Allāh ﷻmemiliki sifat Kalām sudah
menetapkan bahwa Al-Qur’an adalah kalam-Nya, berarti meyakini bahwa Al-
berlalu dan dalil-dalil tentang bahwasanya Al-Qur’an adalah termasuk
Qur’an adalah Kalāmullāh ini termasuk beriman terhadap Allāh ﷻ, dan
Kalāmullāh ini juga sudah berlalu, disini beliau tekankan kembali dan di sini
beriman kepada Allāh ﷻmasuk diantaranya adalah beriman dengan nama
ada pengulangan yang menunjukkan penguatan, kalau yang sebelumnya
dan juga sifat-Nya dan termasuk sifat Allāh ﷻadalah Kalām dan bahwasanya
disebutkan dalilnya saja disini lebih beliau syarah (jelaskan) karena mungkin
Al-Qur’an adalah termasuk kalām-Nya.
melihat banyak diantara mereka yang terjerumus ke dalam penyimpangan
dalam masalah Kalāmullāh ini.
Karena Allāh ﷻmengabarkan bahwa Al-Qur’an adalah kalam-Nya maka
karena kita sudah mengaku beriman kepada Allāh ﷻkita harus meyakini
Ini juga termasuk fiqih di dalam dakwah bukan sebuah aib seseorang
bahwa Al-Qur’an adalah kalam-Nya karena iman artinya percaya
mengulang-ulang sebuah permasalahan karena melihat bahwasanya hājah dan
membenarkan. Dan termasuk beriman dengan kitab-kitab Allāh ﷻadalah
kebutuhan manusia atau masyarakat di dalam memahami masalah ini adalah
beriman bahwasanya Al-Qur’an adalah Kalāmullāh juga, jadi dia termasuk
sangat sehingga perlu dia ulang-ulang, dan ini bukan sebuah aib bagi seorang
beriman dengan kitab karena di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Al-Qur’an
da’i. Terkadang seseorang mungkin berkali-kali datang kepada kita tapi pas
ini adalah Kalāmullāh dan Al-Qur’an termasuk kitab-kitab Allāh ﷻ
dia mengikuti pelajaran kita dia agak lalai agak lengah sehingga dia tidak
memahami tapi pada pertemuan yang selanjutnya dia lebih paham karena pas
dalam keadaan konsen. ِ بَِأ َّن ْالقُرْ آنَ كَال ُم هللاBahwasanya Al-Qur’an adalah Kalāmullāh, diantara dalilnya
adalah ayat tadi (At-Taubah:6), disana banyak dalil yang menunjukkan
tentang bahwasanya Al-Qur’an adalah Kalāmullāh selain dari ayat yang tadi
َِو ِمنَ اِإل ي َما ِن باهللِ َو ُكتُبِ ِه اإليمانُ بَِأ َّن ْالقُرْ آنَ كَال ُم هللا
kita sebutkan, adapun dari hadits Nabi ﷺmaka disebutkan di dalam hadits
bahwasanya Nabi ﷺketika di ganggu oleh orang-orang musyrikin Quraisy
Dan termasuk beriman kepada Allāh ﷻdan beriman dengan kitab kitab-Nya dan dilarang untuk menyampaikan Al-Qur’an, Beliau ﷺmengatakan أال رجل
adalah beriman bahwasanya Al-Qur’an adalah termasuk Firman Allāh ﷻ يحملني إلى قومه فإن قريشا قد منعوني أن أبلغ كالم ربي
(Kalāmullāh).
Apakah ada salah seorang diantara kalian yang membawa diriku kepada
Menunjukkan bahwasanya beriman bahwasanya Al-Qur’an adalah kaumnya karena sesungguhnya orang-orang Quraisy melarang diriku untuk
Kalāmullāh ini masuk dalam iman kepada Allāh ﷻdan masuk di dalam iman menyampaikan ucapan Rabb ku.
terhadap kitab masuk dalam dua-duanya, sehingga Syaikhul Islam
ٍ َغ ْي ُر َم ْخلُو،ٌُمنَ َّزل
Kemudian beliau mengatakan ق menunjukkan bahwasanya Al-Qur’an adalah bukan makhluk adalah Firman
Allāh ﷻ
Diturunkan, Al-Qur’an diturunkan karena dia berasal dari Allāh ﷻsehingga
banyak di dalam Al-Qur’an Allāh ﷻmengatakan tanzil ق َوٱَأۡلمۡ ۗ ُر
ُ [ َأاَل لَهُ ۡٱل َخ ۡلAl-A’raf:54]
Telah turun dengannya Rūhul Amin (Jibril) kepada hatimu supaya engkau ِم ْنهُ بَ َدَأDari Allāh ﷻmulai, dan ada yang membaca minhu badā (muncul)
termasuk orang-orang yang mengingatkan, dan ini sudah berlalu juga dalilnya
sama saja artinya, minhu bada’a berasal dari Allāh ﷻyaitu Allāh ﷻyang
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan beberapa ayat yang isinya bahwa
mengucapkan pertama kali atau minhu badā dari-Nya lah muncul yaitu dari
Al-Qur’an ini diturunkan dari Robbul ‘alamīn. Dan Allāh ﷻmengatakan قُ ۡل
ۡ Allāh ﷻmuncul pertamakali ucapan ini, bukan dari Jibril bukan dari Nabi
ِ نَ َّزلَهۥُ رُو ُح ٱلقُد
َُس ِمن َّربِّك
Muhammad ﷺ, Malaikat Jibril hanya menyampaikan dan Nabi Muhammad
ﷺhanya menyampaikan sehingga tetap disandarkan ucapan tadi kepada Dzat
Katakanlah telah menurunkan Al-Qur’an Rūhul Qudus (Malaikat Jibril) dari yang pertama kali mengucapkan ucapan tadi
Rabb mu. Dan Firman Allāh ﷻ
ِم ْن هُ بَ َدَأdari Allāh ﷻmulai, sehingga dinamakan Kalāmullāh, disandarkan
٩ َِإنَّا ن َۡحنُ نَ َّز ۡلنَا ٱل ِّذ ۡك َر َوِإنَّا لَهۥُ لَ ٰ َحفِظُون kalam kepada Allāh ﷻkarena Allāh ﷻyang mengucapkannya pertama kali.
١ ِإنَّٓا َأن َز ۡل ٰنَهُ فِي لَ ۡيلَ ِة ۡٱلقَ ۡد ِر َوِإلَ ْي ِه يَعُو ُدdan kepada Allāh ﷻAl-Qur’an akan kembali.
semuanya menunjukkan bahwasanya Al-Qur’an ini diturunkan oleh Allāh ﷻ, Ada yang mengartikan / memaknai (ini adalah aqidah Ahlussunnah Wal
berarti ini juga menunjukkan bahwasanya Allāh ﷻberada di atas, Allāh ﷻ Jama’ah) Al-Qur’an itu berasal dari Allāh ﷻdan akan kembali kepada Allāh
berbicara didengar oleh malaikat Jibril ‘Alaihissalam kemudian ucapan Allāh ﷻbahwasanya kelak di akhir zaman Allāh ﷻakan mengambil Al-Qur’an
ﷻtadi dibawa oleh malaikat Jibril turun untuk disampaikan kepada seorang kembali sehingga tidak tersisa di dunia ini satu ayatpun di dalam mushaf
Rasul dengan amanah tidak ada yang ditambah tidak ada yang dikurangi. ataupun yang dihafal oleh manusia, tidak ada manusia yang hafal satu ayat
pun dari Al-Qur’an demikian pula di dalam mushaf tidak akan kita temukan
satu ayatpun dalam Al-Qur’an meskipun hanya alif lam mim shad qaf.
ٍ َغ ْي ُر َم ْخلُ و،ٌ ُمنَ َّزلbukan makhluk, Al-Qur’an adalah Kalāmullāh dan Kalām
ق
adalah sifat Allāh ﷻdan sifat Allāh ﷻbukan makhluk, diantara yang
Didalam sebuah atsar Abdullah bin Mas’ud mengatakan آن َذاتَ لَ ْيلَ ٍة ِ ْلَيُس َْريَ َّن َعلَى ْالقُر Halaqah 110 | Al-Qur’an adalah Kalamullāh dan Bukan Makhluk
ْ ب َأ َح ٍد ِإال ُرفِ َع
ت ِ ْ
ل َ ق ي ف الو ف ح ْصم
ِ َ ٍ َ ُ ِ َ َي ف ٌ ةيآ ُ
ك ر ْ
ت ُ ي الَ ف Bag 02 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه هلل تعالىKitāb Al-‘Aqīdah Al-
Wāsithiyyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.
Akan diambil Al-Qur’an pada suatu malam (di akhir zaman) sehingga tidak
akan tertinggal satu ayat di dalam mushaf dan satu ayatpun di dalam hati Beliau mengatakan ًَوَأ َّن هللاَ تَ َكلَّ َم بِ ِه َحقِيقَة
seseorang kecuali akan diangkat. Jadi seandainya saat itu ada orang yang hafal
mungkin beberapa ayat al-Qur’an maka akan diambil oleh Allāh ﷻsehingga
Dan bahwasanya Allāh ﷻmengucapkan Al-Qur’an dengan hakikat, bukan
dia tidak akan hafal lagi dari ayat-ayat tersebut. Atsar ini adalah atsar yang
majas dan bukan Allāh ﷻmenciptakan kalam tapi Allāh ﷻmengucapkan Al-
sanad shahih dikeluarkan oleh Ad-Darimi dan tentunya yang seperti ini tidak
Qur’an, Dia-lah yang pertama kali mengatakan
mungkin diucapkan oleh Abdullah bin Mas’ud dari akalnya pasti dia pernah
mendengar yang demikian dari Rasulullāh ﷺ. Ini makna َوِإلَ ْي ِه يَعُو ُد،ِم ْنهُ بَ َدَأ
١ ا ٓل ٓم
Maka seorang muslim memiliki ta’dzhim terhadap Al-Qur’an karena dia َ ۛ ٰ َذلِكَ ۡٱل ِك ٰتَبُ اَل َر ۡي
٢ َب فِي ۛ ِه ه ُٗدى لِّ ۡل ُمتَّقِين
adalah Kalāmullāh, Allāh ﷻyang pertama kali mengucapkannya dan
disandarkan kalam kepada yang mengucapkan pertama kali dan hendaklah dia Allāh ﷻmengucapkan Al-Qur’an dari Al-Fatihah sampai An-Nās dengan
memiliki perhatian yang besar terhadap Al-Qur’an sebelum Al-Qur’an hakikat bukan majas
diambil oleh Allāh ﷻsehingga tidak ada dada-dada yang mereka menghafal
Al-Qur’an, maka bacalah Al-Qur’an sebelum diambil oleh Allāh ﷻ, dan bagi
yang memiliki hafalan maka hendaklah dia bersungguh-sungguh dalam الَ كَال َم َغي ِْر ِه،ًَوَأ َّن هَ َذا ْالقُرْ آنَ الَّ ِذي َأ ْنزَ لَهُ َعلَى ُم َح َّم ٍد صلى هللا عليه وسلم هُ َو كَال ُم هللاِ َحقِيقَة
menjaga hafalannya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, mujahadah sesuai
dengan kadar ketakwaan seseorang maka disana dia akan mengagungkan dan termasuk keimanan kita terhadap Allāh ﷻdan kitab kitab-Nya
Kalāmullāh, diantara pengagungannya adalah memelihara apa yang dia hafal bahwasanya Al-Qur’an yang Allāh ﷻturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ
apa yang dia pelajari dari Al-Qur’an mengamalkan isinya. ini adalah Kalāmullāh secara hakikat dan bukan ucapan selain Allāh ﷻ.
Dan ini adalah bantahan terhadap sebagian aliran ada diantara mereka yang Bukan ucapan Jibril bukan ucapan Muhammad ﷺ, beliau berdua
mengingkari Kalāmullāh artinya Allāh ﷻtidak memiliki sifat Kalām, seperti ‘alaihimassalam baik Nabi Muhammad ﷺmaupun Jibril hanya
al-jahmiyyah yang mereka memang pondasi mereka adalah mengingkari nama menyampaikan Firman Allāh ﷻ, itu bukan ucapan Jibril dan bukan ucapan
dan juga sifat Allāh ﷻ, dan mu’tazilah yang mereka menetapkan Kalāmullāh Nabi Muhammad ﷺ, Allāh ﷻmengatakan َر ٖيم ٖ ِإنَّهۥُ لَقَ ۡو ُل َرس
ِ ُول ك
tapi Kalāmullāh menurut mereka adalah makhluk jadi Allāh ﷻmenciptakan
kalam sehingga mereka mengatakan bahwasanya Al-Qur’an ini adalah
makhluk, dia adalah Kalāmullāh dan Kalāmullāh adalah makhluk. ada dua ayat di dalam Al-Qur’an dengan lafadz seperti ini, ayat yang pertama
yang dimaksud Rasul disini adalah Muhammad ﷺkarena beliau adalah
Rasulun basyariyyun kemudian ayat yang kedua yang dimaksud Rasul adalah
ِم ْنهُ بَ َدَأDari Allāh ﷻpertama kali, ini juga bantahan terhadap mu’tazilah yang malaikat jibril karena beliau adalah Rasul yang berasal dari kalangan
mengatakan bahwasanya Al-Qur’an adalah makhluk. malaikat. Disandarkan di sini qaūl kepada Nabi Muhammad ﷺdan juga
Malaikat Jibril karena keduanya yang menyampaikan Kalāmullāh
ٖ ِإنَّهۥُ لَقَ ۡو ُل َر ُسsesungguhnya itu adalah ucapan Rasul (utusan yang
ول َك ِر ٖيم Jadi kalau mereka ditanya apakah mereka beriman dengan Kalāmullāh
menyampaikan), yang namanya Rasul adalah menyampaikan adapun asal dari mungkin jawabannya Iya tapi maksud mereka Kalāmullāh yang ada di dalam
ucapan tadi maka itu adalah Kalāmullāh. diri Allāh ﷻ, ini adalah kelompok namanya al-kullabiyah, mereka
mengatakan demikian karena berpegang kepada akal bukan kepada dalil. Dalil
menunjukkan Al-Qur’an itu Kalāmullāh, Allāh ﷻmengatakan ِ َحتَّ ٰى يَ ۡس َم َع َك ٰلَ َم ٱهَّلل
Sehingga ketika kita membaca al-Qur’an yang kita baca adalah Kalāmullāh,
ketika kita menghafal Al-Qur’an yang kita hafal adalah Kalāmullāh, ketika
kita mendengar ada orang yang membaca Al-Qur’an maka yang kita dengar Allāh ﷻtidak mengatakan َِحتَّ ٰى يَ ۡس َم َع ِحكَايَةٌ ع َْن َكالَ ِم هللا
adalah Kalāmullāh, itu bukan ucapan qari’ yang kita dengar adalah
Kalāmullāh tapi suaranya bukan suara Allāh ﷻsuaranya adalah suara
Nabi ﷺmengatakan فإن قريشا منعوني أن أبلغ كالم ربي
qari’nya, yang dia baca adalah Kalāmullāh yang kita dengar adalah
Kalāmullāh, kertasnya makhluk tintanya makhluk tapi yang tertulis adalah
Kalāmullāh, yang diucapkan oleh qāri’ adalah kalamullah yang kita dengar tidak mengatakan أن أبلغ ِحكَايَةٌ َكالَ ِم ربي
adalah Kalāmullāh kalau suaranya adalah suara qāri’ dan dia adalah makhluk.
Ini ucapan kullabiyah. Disana ada yang mengatakan ارةٌ َع ْنه
َ َِعب
ٌ َأوْ ِعبَا َرة،ِق ْالقَوْ ِل بَِأنَّهُ ِحكَايَةٌ ع َْن َكالَ ِم هللا ْ َوال يَجُو ُز ِإ
ُ طال
Ibarat (ungkapan) dari Kalāmullāh, jadi mereka tidak setuju dengan
Dan tidak boleh mengithlaqkan ucapan bahwasanya Al-Qur’an adalah ḥikāyah kullabiyah dan yang mengatakan ini adalah al-asya’irah, mereka tidak setuju
an Kalāmillāh, tidak boleh karena ini bertentangan dengan dalil, yang benar kalau dikatakan Al-Qur’an ini adalah ḥikāyah an Kalāmillāh karena kalau
Al-Qur’an adalah Kalāmullāh sebagaimana dalam ayat-ayat yang telah hikayat berarti sama tapi yang shahih menurut mereka ‘ibārah (ungkapan), dia
berlalu, Al-Qur’an Kalāmullāh itu aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah. ungkapan saja dan yang namanya ungkapan tidak harus sama, semakna tetapi
Sebagian ada yang tidak langsung mengatakan Kalāmullāh tapi mengatakan tidak harus sama, sehingga mereka menganggap Al-Qur’an ini adalah ibarat,
ḥikāyah an Kalāmillāh atau ‘ibārah an Kalāmullāh, ḥikāyah artinya yang yaitu ungkapan dari Kalāmullāh yang ada di dalam diri Allāh ﷻ. Kullabiyah
semisal, dia menghikayatkan Kalāmullāh. Menurut mereka yang namanya mengatakan hikayat dan asya’irah mengatakan ibarat, dua-duanya bathil.
Kalāmullāh itu adalah ucapan yang ada di dalam diri Allāh ﷻdan itu
senantiasa ada pada Dzat Allāh ﷻ, inilah menurut mereka, Al-Qur’an
Yang benar adalah apa yang ada dalam Al-Qur’an dan hadits dan bahwasanya
menurut mereka ḥikāyah an Kalāmillāh, ini adalah sesuatu yang
Al-Qur’an adalah Kalāmullāh bukan hikayah bukan ibarah, dan kalau kita
menghikayahkan apa yang ada dalam diri Allāh ﷻ, Kalāmullāh ada di dalam
dalami lebih lanjut ucapan mereka ini akan kembali kepada ucapan mu’tazilah
diri Allāh ﷻ.
atau jahmiyah yang mengatakan bahwasanya Al-Qur’an adalah makhluk,
karena sifatnya ada di dalam diri Allāh ﷻyang ada di luar makhluk,
Ḥikāyah artinya adalah yang menghikayatkan yaitu yang semisal, menyerupai meskipun mereka mungkin tidak meyakini yang demikian tapi kelaziman dari
atau semisal dengan sesuatu yang lain, jadi menurut mereka ini apa yang ada keyakinan mereka ini adalah bahwasanya Al-Qur’an adalah makhluk karena
dalam Al-Qur’an itu persis dengan apa yang ada dalam diri Allāh ﷻ, menurut menurut mereka sifatnya adalah yang ada dalam diri Allāh ﷻyang diluar ini
mereka Kalāmullāh yang ada dalam diri Allāh ﷻadapun Al-Qur’an maka ini bukan sifat Allāh ﷻ, ini adalah makhluk kalau kita mendalami dari
tidak dinamakan Kalāmullāh tapi dinamakan dengan ḥikāyah an Kalāmillāh, konsekuensi ucapan mereka tadi.
dia adalah hikayat dari Kalāmullāh bukan Kalāmullāh.
ًك ع َْن َأ ْن يَ ُكونَ كَال َم هللاِ تَ َعالَى َحقِيقَة
َ ِف؛ لَ ْم يَ ْخرُجْ بِ َذل َ بَلْ ِإ َذا قَ َرَأهُ النَّاسُ َأوْ َكتَبُوهُ فِي ْال َم
ِ صا ِح pertama kali mengucapkan ucapan ini, disandarkan ucapan itu kepada yang
mengucapkan pertama kali bukan yang menyampaikan setelahnya
Bahkan ketika dibaca oleh manusia, dibaca oleh kaum muslimin ketika
mereka membaca alhamdulillahirobbilalamin arrohmanirrohim, apa yang الَ إلَى َم ْن قَالَهُ ُمبَلِّ ًغا ُمَؤ ِّديًا
mereka baca, Apakah ucapan Nabi Muhammad ﷺApakah ucapan Jibril, kita
katakan yang mereka baca adalah Kalāmullāh
bukan disandarkan kepada yang mengucapkan sebagai seorang yang
menyampaikan atau orang yang sedang membacakan, ُمبَلِّ ًغاberarti dia
ف
ِ اح
ِ صَ َأوْ َكتَبُوهُ فِي ْال َمatau yang mereka tulis dalam mashāḥif, kalau kita menulis menyampaikan kepada yang lain, ُمَؤ ِّديًاmembaca untuk dirinya sendiri. Kita
alhamdulillahirobbilalamin yang kita tulis adalah Kalāmullāh, fulan sedang membacakan kepada orang lain Firman Allāh ﷻini muballigh
menulis Kalāmullāh bukan menulis ucapan Muhammad ﷺatau sahabah (menyampaikan kepada orang lain), atau seseorang membaca sendiri bukan
menyampaikan kepada orang lain maka dia dinamakan muaddiy, sedang
ًك ع َْن َأ ْن يَ ُكونَ كَال َم هللاِ تَ َعالَى َحقِيقَة membaca sendiri.
َ ِلَ ْم يَ ْخرُجْ بِ َذل
ْ َأوْ لِيَصْ ُم،َم ْن َكانَ يُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآل ِخ ِر فَ ْليَقُلْ خَ ْيرًا
ت Dan masuk juga di dalam apa yang kita sebutkan dari beriman dengan kitab-
kitab dan juga Rasul-Nya.
Barangsiapa yang beriman kepada Allāh ﷻdan hari akhir maka hendaklah
dia mengucapkan ucapan yang baik atau dia diam, ini ucapan Rasulullāh ﷺ Permasalahan yang lain disini adalah tentang iman dan percaya bahwa orang-
karena beliau yang pertama kali mengucapkan ucapan ini, kita hanya orang yang beriman akan melihat Allāh ﷻdi hari kiamat dengan mata-mata
membacakan ucapan Beliau ﷺsehingga jangan ada yang mengatakan ini mereka, maka ini kata beliau termasuk beriman kepada kitab dan termasuk
adalah ucapan ustadz fulan, tidak, ini ucapan Rasulullāh ﷺ, Beliau ﷺyang beriman kepada rasul, termasuk beriman dengan kitab karena di dalam Al-
Qur’an disebutkan tentang masalah ru’yatullāh, masuk dalam iman kepada
rasul karena Nabi ﷺmenyebutkan bahwa orang-orang yang beriman akan َعيَانًا melihat dengan mata mereka sendiri, karena disana ada ru’yah
melihat Allāh ﷻdi hari kiamat, beriman dengan Rasul karena Rasulullāh ﷺ bashoriyah dan ada ru’yah qolbiyah, yang terjadi di sini kelak adalah mereka
mengabarkan َك َما تَرَوْ نَ هَ َذا القَ َم َر،ِإنَّ ُك ْم َستَ َروْ نَ َربَّ ُك ْم melihat dengan mata mereka sendiri
karena Nabi ﷺmengabarkan kepada kita tentang ru’yatullah maka kita ار ِه ْم َ بَِأبdengan penglihatan mereka, bukan dengan melihat dengan mata hati
ِ ْص
beriman, termasuk beriman kepada rasul adalah meyakini bahwa orang-orang sebagaimana takwil sebagian
beriman akan melihat Allāh ﷻkarena Rasulullāh ﷺmengabarkan yang
demikian
َو َك َما يَ َروْ نَ ْالقَ َم َرsebagaimana kalian melihat bulan ini, apakah kita melihat bulan
dengan mata hati kita? Tidak, melihat dengan mata kita
ار ِه ْم ك
ِ صَ اإلي َمانُ بَِأ َّن ْال ُمْؤ ِمنِينَ يَرَوْ نَهُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َعيَانًا بَِأ ْب
َ صحْ ًوا لَي
ٌْس بِهَا َس َحاب َ َك َما يَرَوْ نَ ال َّش ْمsebagaimana mereka melihat matahari dalam
َ س
bahwasanya orang-orang beriman akan melihat Allāh ﷻdi hari kiamat, keadaan cerah tidak ada awan (di bawahnya yang menghalangi untuk melihat
adapun di dunia maka Allāh ﷻmenghendaki tidak ada manusia yang melihat matahari yang dalam keadaan cerah)
Allāh ﷻdi dunia termasuk para nabi yang merupakan manusia paling mulia
disisi Allāh ﷻ. Nabi Musa ‘Alaihissalam pernah meminta kepada Allāh ﷻ,
Allāh ﷻmengatakan engkau tidak akan melihat-Ku (di dunia). َ َو َك َما يَرَوْ نَ ْالقَ َم َر لَ ْيلَةَ ْالبَ ْد ِر الَ ي
ُضا ُمونَ فِي رُ ْؤ يَتِ ِه
dan sebagaimana mereka melihat bulan pada malam bulan purnama tidak
Bahkan Nabi ﷺjuga tidak pernah melihat Allāh ﷻdi dunia, Beliau ﷺ
saling mendzhalimi satu dengan yang lain, tidak saling mengambil hak atau
ditanya oleh sebagian sahabat Apakah engkau melihat Rabb mu (ketika
mengambil tempat orang lain masing-masing melihat di tempatnya masing-
mi’raj), Beliau ﷺmengatakan hanya ada cahaya bagaimana aku bisa melihat-
masing, dan ada yang membaca
Nya, karena hijabnya Allāh ﷻadalah Nūr sehingga Nabi ﷺtidak pernah
melihat Allāh ﷻdi dunia, tapi di hari kiamat Allāh ﷻmenghendaki orang-
orang yang beriman bisa melihat Allāh ﷻ, dan di dalam tafsir Firman Allāh َ الَ ت
َضا ُمون
ﷻ
yaitu saling berkumpul satu dengan yang lain / berdesak-desakan, kalian akan
ٌوا ْال ُح ْسنَى َو ِزيَا َدة
ْ ُلِّلَّ ِذينَ َأحْ َسن melihat Allāh ﷻtanpa berdesak-desakan satu dengan yang lain, masing-
masing berada di tempatnya, sebagaimana kita melihat bulan maka ada yang
melihat bulan di rumahnya ada yang melihat bulan di lapangan ada yang
ketika dikatakan kepada ahlul jannah bahwasanya Allāh ﷻsemoga memiliki
melihat bulan di gurun pasir, tidak ada diantara mereka yang ketika melihat
perjanjian dengan kalian dan Allāh ﷻingin menunaikan perjanjian tadi
bulan itu saling berdesak-desakan satu dengan yang lain, demikianlah kelak
kemudian mereka mengatakan bukankah Allāh ﷻtelah masukkan kita ke
orang-orang beriman akan melihat Allāh ﷻdi surga. Ini termasuk beriman
dalam surga menyelamatkan kita dari neraka dan memutihkan wajah wajah
dengan Rasul dan termasuk beriman dengan kitab.
kami kemudian Allāh ﷻmenyingkap wajahnya kemudian mereka melihat
wajah Allāh ﷻdan mereka mengatakan tidak pernah merasakan nikmat yang
lebih besar daripada melihat wajah Allāh ﷻ ت ْالقِيَا َم ِة َ يَرَوْ نَهُ ُسب َْحانَهَ َوهُ ْم فِي ع ََر
ِ صا
Mereka (orang-orang beriman) juga melihat Allāh ﷻdemikian pula ketika Kemudian ada diantara ulama ahlussunnah yang mengatakan bahwa yang
mereka berada di ‘Arashāt (tempat yang luas yang tidak ada bangunan) al- melihat Allāh ﷻdi padang mahsyar bukan hanya orang yang beriman tapi
qiyāmah, yaitu dikumpulkannya manusia di sebuah tempat di sebuah padang orang beriman dan orang munafik, dalilnya diantaranya adalah Hadits ini,
yang luas yang tidak ada gunung tidak ada lembah tidak ada bangunan di karena yang tersisa tadi adalah orang yang beriman dengan orang yang
sana, maka orang-orang yang beriman akan melihat Allāh ﷻdi padang munafik dan Allāh ﷻmendatangi mereka dengan bentuk yang berbeda
mahsyar, ini kali pertama mereka melihat Allāh ﷻ. Berarti orang-orang yang dengan bentuk yang pertama, berarti orang munafik pun melihat, ini pendapat
beriman melihat Allāh ﷻdi hari kiamat pertama adalah ketika di padang yang lain. Dan ada yang mengatakan yang melihat bahkan orang yang
mahsyar dan yang kedua adalah beriman orang yang munafik termasuk diantaranya orang-orang kafir pun
mereka melihat.
ثُ َّم يَرَوْ نَهُ بَ ْع َد ُد ُخو ِل ْال َجنَّ ِةkemudian mereka akan melihat Allāh ﷻsetelah masuk ke
dalam surga, yaitu di dalam surga Ini ada tiga pendapat diantara ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah, ada yang
mengatakan yang melihat saat itu adalah orang yang beriman saja dan ada
yang mengatakan orang yang beriman dan orang munafik dan ada yang
َك َم ا يَ َش ا ُء هللاُ تَ َع الَىsebagaimana dikehendaki oleh Allāh ﷻ, kita akan melihat
mengatakan semuanya melihat Allāh ﷻdi padang mahsyar. Tapi melihatnya
Allāh ﷻsesuai dengan kehendak Allāh ﷻ.
disini bukan melihat karena menikmati sebagaimana ketika didalam Surga,
disitu adalah memandang Allāh ﷻyang isinya saat itu ujian, diuji oleh Allāh
Dan ini semuanya sepakat bahwasanya orang-orang beriman akan melihat ﷻapakah mereka mengenal Allāh ﷻatau tidak, dan mereka melihat Allāh
Allāh ﷻsebelum masuk surga di padang mahsyar, di antara dalilnya adalah ﷻsaat itu adalah untuk pengenalan, pengenalan dan juga ujian bukan ru’yah
Hadits Abu Sa’id Al-Khudri dan juga Abu Hurairoh di dalam hadits yang yang isinya adalah menikmati memandang dan melihat Allāh ﷻ.
panjang Nabi ﷺmengatakan
Halaqah 112 | Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang
ُ َمن كانَ يَ ْعبُ ُد شيًئا فَ ْليَتَّبِ ْعه:ُاس يَو َم القِيا َم ِة فيَقول
َ َّ َكذلكَ يَجْ َم ُع هَّللا ُ الن،ُفإنَّ ُك ْم ت ََروْ نَه Fitnah, Adzab, dan Nikmat Kubur Bag 01 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
حفظه هلل تعالى
Akan dikumpulkan manusia dan dikatakan kepada mereka barangsiapa yang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.
menyembah sesuatu hendaklah dia mengikutinya, singkat cerita tinggallah
umat ini dan bersama mereka orang-orang munafik, jadi asli orang beriman Masuk pada masalah beriman dengan hari akhir. Beliau mengatakan ان
ِ َو ِمنَ اِإل ي َم
dan orang munafik nya tinggal mereka, karena yang lainnya yang menyembah ِ بِ ْاليَوْ ِم
اآلخ ِر
kepada selain Allāh ﷻsudah masuk kedalam neraka
Dan termasuk beriman dengan hari akhir, sekarang beliau berpindah kepada
ِ ُورتِ ِه الَّتي يَع
َْرفُون َ غير ص َ فَيَْأتِي ِه ُم هَّللا ُ تَبا َر
َ ك وتَعالَى في ص
ِ ُور ٍة pembahasan yang baru diantara Rukun Iman setelah sebelumnya
menyebutkan beriman kepada Allāh ﷻkemudian beliau mengkonsentrasikan
Maka Allāh ﷻdatang kepada mereka dengan bentuk yang berbeda dengan pada masalah beriman dengan nama dan juga sifat Allāh ﷻ, kemudian
bentuk yang mereka ketahui, menunjukkan bahwasanya mereka melihat Allāh setelahnya berbicara tentang beriman dengan kitab dan termasuk beriman
ﷻuntuk orang yang beriman, maka ini kesepakatan. dengan kitab adalah beriman dengan bahwasanya Al-Qur’an adalah
Kalāmullāh kembali beliau mengaitkan ini dengan sifat diantara sifat-sifat dalam surga dan apa yang ada di dalam neraka dikabarkan oleh Nabi ﷺ
Allāh ﷻ. sebagiannya sebagaimana Allāh ﷻtelah wahyukan kepada Beliau ﷺ.
Kemudian beliau juga menyebutkan tentang masalah beriman dengan para Maka termasuk iman kita kepada hari akhir dan bisa kita katakan termasuk
rasul dan beriman dengan kitab termasuk diantaranya adalah beriman beriman kepada rasul juga, beriman dengan apa yang Beliau ﷺkabarkan dari
bahwasanya orang-orang beriman akan melihat Allāh ﷻdi hari kiamat, maka perkara-perkara yang terjadi setelah kematian manusia, maka inilah yang
sepertinya disini beliau memaksudkan golongan tertentu yang mereka dimaksud dengan beriman dengan hari akhir yaitu beriman dengan segala
terjerumus ke dalam penyimpangan didalam masalah nama dan juga sifat sesuatu yang terjadi setelah kematian dan al-maut adalah makhluk diantara
Allāh ﷻ. Mereka menyimpang dalam masalah ru’yatullāh di hari kiamat, makhluk-makhluk Allāh ﷻyang akan mendatangi masing-masing dari kita
tentang masalah kalām tentang masalah berbagai sifat-sifat Allāh ﷻmereka
banyak menta’wilnya.
ِ ۖ س َذٓاِئقَ ةُ ۡٱل َم ۡو
ت ۡ
ٖ ُك لُّ نَفmasing-masing jiwa akan merasakan, seseorang mau atau
tidak mau dia akan merasakan al-maut, sepanjang apapun umurnya dia siap
Jadi disini beliau rahimahullāh setelah berbicara secara singkat tentang atau tidak siap maka dia akan merasakan kematian
beriman kepada kitab dan beriman kepada rasul berpindah beliau pada
beriman dengan hari akhir. Di sana juga ada aliran-aliran yang mereka ۖۡ[ قُ ۡل ِإ َّن ۡٱل َم ۡوتَ ٱلَّ ِذي تَفِرُّ ونَ ِم ۡنهُ فَِإنَّهۥُ ُم ٰلَقِي ُكمAl-Jumu’ah:8]
menyimpang tentang perkara aqidah atau tentang keyakinan yang berkaitan
ِ ان بِ ْاليَوْ ِم
dengan hari akhir. Beliau mengatakan اآلخ ِر ِ َو ِمنَ اِإل ي َم
Katakanlah sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya yang kalian tidak
menginginkannya maka sungguh dia akan menemui kalian. Dan Nabi ﷺ
Termasuk beriman dengan hari akhir, termasuk keimanan berarti tentang
menyuruh kita untuk memperbanyak mengingat kematian
masalah beriman dengan hari akhir ini konsekuensinya banyak, diantaranya
adalah
ِ ﺃَ ْﻛﺜِﺮُﻭﺍ ِﺫ ْﻛ َﺮ ﻫَﺎ ِﺫ ِﻡ ﺍﻟﻠَّ َّﺬﺍHendaklah kalian banyak mengingat, bukan hanya sekali
ﺕ
dua kali, ada sebagian tidak ingat kematian kecuali setahun sekali mungkin
اإلي َمانُ ِب ُك ِّل َما َأ ْخبَ َر بِ ِه النَّبِ ُّي ص لى هللا علي ه وس لمberiman dengan seluruh apa yang
dua tahun sekali yang dia pikirkan hanya dunianya saja hampir-hampir dia
dikabarkan oleh Nabi ﷺ. Nabi ﷺdiantara yang Beliau ﷺbawa adalah
tidak mengingat bahwasanya dia akan meninggal dunia sementara Nabi ﷺ
berita / kabar, selain Beliau ﷺmembawa perintah dan juga larangan serta
menyuruh kita untuk memperbanyak mengingat kematian sehingga ketika
tatacara ibadah diantara yang Beliau ﷺbawa adalah kabar dari Allāh ﷻ
seseorang banyak mengingat kematian menjadikan dia semangat untuk
beramal karena akan mati dan tidak tidak akan selamanya, pekerjaan
ِ ِْم َّما يَ ُكونُ بَ ْع َد ْال َمو
ت akan ditinggalkan keluarga akan ditinggalkan dan kita akan sendiri, dan
menjadikan seseorang takut untuk berbuat dosa dan juga maksiat, takut
apabila dia meninggal dunia datang kematian sementara dia dalam keadaan
diantara perkara-perkara yang terjadi setelah kematian, yang terjadi setelah
berbuat maksiat kepada Allāh ﷻ.
seseorang mati telah datang dengannya khobar-khobar dari Nabi ﷺmulai
dari fitnah kubur azab kubur bagaimana manusia dibangkitkan sampai
masuknya manusia ke dalam surga dan neraka bahkan apa yang ada Beriman dengan hari akhir adalah beriman dengan seluruh / semuanya bukan
hanya sebagian saja, kalau memang itu adalah shahih dari Nabi ﷺbaik itu
masuk ke dalam akal kita atau tidak masuk maka harus kita benarkan dan ini Apabila salah seorang diantara kalian dikuburkan maka akan datang
adalah termasuk bagian dari iman dengan hari akhir, jangan sampai disana ada kepadanya dua malaikat yang hitam lagi biru, ada yang menjelaskan hitam
sesuatu yang kita dustakan mentang-mentang tidak sesuai dengan akal kita lagi biru maksudnya adalah matanya biru dan tubuhnya yang lain adalah
mentang-mentang akal kita tidak bisa menerimanya, semuanya harus kita berwarna hitam menunjukkan tentang begitu mengerikan dan menyeramkan
imani baik itu yang ada di dalam al-Qur’an maupun didalam hadits baik dua malaikat yang datang tersebut yang menjadikan takut orang yang
haditsnya adalah hadits yang mutawatir atau hadits yang ahad semuanya harus melihatnya apalagi dia pertama kali melihat dalam keadaan sendiri ditempat
kita imani kalau memang itu adalah shahih dari Nabi ﷺ yang gelap datang dua makhluk yang dzahirnya demikian menakutkan, yang
salah satu di antara keduanya dinamakan dengan mungkar dan yang lain
ْ ۚ [ َو َمٓا َءاتَ ٰى ُك ُم ٱل َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَ ٰى ُكمۡ ع َۡنهُ فَٱنتَهAl-Hasyr:7] dinamakan dengan nakīr.
ُوا
Bayangkan dengan orang yang kafir yang selama dia di dunia dia serahkan Sehingga di sini kita tahu bahwasanya kehidupan kita ini adalah sebenarnya
sebagian besar ibadahnya kepada selain Allāh ﷻ, bergantung kepadanya persiapan untuk menghadapi pertanyaan tadi, kalau kita bi idznillāh bisa
bernadzar untuknya menyembelih untuknya berdoa kepadanya, apa yang akan menjawab tiga pertanyaan tadi semoga yang selanjutnya adalah kemudahan,
dia katakan? siapa Rabb mu dia tidak akan bisa menjawab dengan baik, dengan sungguh-sungguh kita mempersiapkan tiga pertanyaan ini,
demikian pula orang munafik meskipun dia mengatakan lā ilāha illallāh tapi pertanyaannya sedikit bukan 10 soal bukan 50 soal tapi 3 soal dan ini pun
praktek dia dalam kehidupan sehari-hari bukan lā ilāha illallāh, dzahirnya dibocorkan oleh Allāh ﷻ, Allāh ﷻtidak tutupi ini pertanyaan dan
bersama orang Islam tapi batinnya bersama orang-orang musyrikin, maka jawabannya ini kamu bisa menjawab pertanyaan ini dengan baik kalau
orang yang demikian tidak akan bisa menipu Allāh ﷻdia tidak akan bisa demikian dan demikian, rahmat dari Allāh ﷻ, Allāh ﷻmembocorkan
mengatakan Robbiyallāh, dia akan mengatakan ha.. ha.. sulit untuk pertanyaan sekaligus jawabannya tapi untuk bisa menjawab pertanyaan
mengatakan Robbiyallāh. dengan baik kita harus benar-benar dalam kehidupan kita ini.
Demikian pula orang yang selama di dunia dia mengikuti sunnah hati-hati Di dalam hadits yang lain Beliau ﷺketika selesai menguburkan seorang
jangan sampai dia beribadah tidak sesuai dengan sunnah Nabi ﷺbenci sahabat mengatakan kepada para sahabat Beliau ﷺyang hadir saat itu
dengan kebid’ahan menjauhi kebid’ahan benar-benar menjadikan Nabi
Muhammad ﷺsebagai teladan sebagai contoh sebagai uswah yang hasanah
فَِإنَّهُ اآْل نَ ي ُْس َأ ُل، َاس َألُوا لَ هُ التَّ ْثبِيت
ْ اس تَ ْغفِرُوا َأِل ِخي ُك ْم َو
ْ Hendaklah kalian memohonkan
dalam seluruh kehidupan dia, bertanya ini sesuai dengan sunnah tidak yang
ampun untuk saudara kalian dan mintalah untuknya ketetapan (karena
seperti ini boleh tidak, dia tidak ingin sembarangan dalam melakukan ibadah
keadaan benar-benar sangat menakutkan sendirian datang 2 makhluk yang
maka orang yang demikian bi idznillāh ketika ditanya siapa Rasul-mu? Allāh
mengerikan dan baru pertama kali melihatnya bertanya lagi) karena
ﷻakan memberikan kemudahan baginya untuk mengatakan Nabiku adalah
sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya.
Nabi Muhammad ﷺ, aku mengikutinya aku tidak mengikuti yang lain aku
yakini bahwa Beliau ﷺadalah rasul yang telah diutus untuk kami, untuk
kami ikuti. Adapun orang yang di dunia tidak mengikuti rasul dzahir maupun Berarti ini menunjukkan adanya fitnah kubur sehingga tidak boleh kita
batin atau katanya dia bersyahadat dengan wa asyhadu anna Muhammadan mengingkari, Ahlussunnah Wal Jama’ah meyakini adanya fitnah kubur,
Rasulullāh tapi dia tidak mengikuti Rasulullāh ﷺdan tidak meyakini Beliau disana ada khawarij yang mereka mengingkari disana ada mu’tazilah yang
ﷺadalah maka ini tidak akan bisa menjawab pertanyaan. mereka juga mengingkari karena mereka didalam beragama menggunakan
akal mereka, mengedepankan akal mereka diatas dalil sehingga akhirnya
demikian, mengingkari hadits yang Mutawatir.
Orang yang melaksanakan agama Islam dengan sebaik-baiknya (dan ajaran
yang paling penting di dalam agama Islam adalah tahuid), menjalankan agama
Islam dengan baik tidak mengada-ngada di dalam agama maka orang yang Halaqah 113 | Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang
demikian diharapkan dengan mudah dia menjawab pertanyaan ketika ditanya Fitnah, Adzab, dan Nikmat Kubur Bag 02 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
Apa agamamu? dia mengatakan agamaku adalah Islam, inilah yang aku peluk الى//ه هلل تع// حفظKitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah Syaikhul Islam Ibnu
inilah yang aku percaya yang aku yakini itu adalah dari Allāh ﷻ, innaddina Taimiyyah rahimahullāh.
indallāhil Islam sesungguhnya agama di sisi Allāh ﷻadalah Islam, berbeda
Beliau mengatakan ب ْالقَب ِْر َونَ ِعي ِم ِه
ِ َوبِ َع َذا Berlindung kepada Allāh ﷻdari jahannam karena adzabnya adalah sangat
pedih dan membaca doa ini dengan sungguh-sungguh, karena doa yang dibaca
dengan sungguh-sungguh dengan sepenuh hati dengan keikhlasan dan
Dan mereka beriman dengan adzab kubur dan nikmatnya.
menyadari maknanya maka diharapkan doa tersebut dikabulkan oleh Allāh ﷻ.
Disana ada siksaan kubur dan disana ada kenikmatan kubur sebagaimana
Dan sebagian Salaf dahulu mendidik anaknya untuk membaca doa ini,
dalam hadits Al-Bara’ Bin Azib, hadits yang panjang tentang bagaimana
membiasakan anaknya untuk membaca doa ini sebelum dia salam, bahkan
perjalanan ruh orang yang beriman ketika dia akan dicabut nyawanya
sebagian mereka setelah anaknya shalat maka ditanya sudah membaca doa
kemudian diangkat kemudian diturunkan kembali dan ditanya kemudian dia
tadi atau belum, kalau dia mengatakan belum disuruh mengulang shalat
mendapatkan kenikmatan kubur, adapun orang yang kafir maka dia tersiksa
supaya dia hati-hati dan kalau sholat membaca doa ini. Ini kasih sayang orang
ketika keluar nyawanya kemudian dia ketika ditanya di alam kubur
tua karena ketika dia terbiasa membaca doa ini semoga Allāh ﷻmengabulkan
tidak bisa menjawab pertanyaan dan akhirnya dia mendapatkan adzab kubur.
sehingga terjauhkan dari adzab jahanam adzab kubur dari fitnah kehidupan
dan kematian dan juga fitnah al-masih ad-dajjal, ini tegas yang tentunya
Di dalam sebuah hadits Nabi ﷺdiantara petunjuk Beliau ﷺ terpuji yang demikian untuk kebaikan anaknya sendiri jangan kita biarkan
mereka lalai dan tidak menghafal doa ini.
ِإ َذا ت ََش هَّ َد َأ َح ُد ُك ْم فَ ْليَ ْس تَ ِع ْذ بِاهللِ ِم ْن أرْ بَ ٍعApabila salah seorang diantara kalian
bertasyahud maka hendaklah dia berlindung kepada Allāh ﷻdari empat Sebagian ulama bahkan ada yang mengatakan membaca do’a ini termasuk
perkara kewajiban di dalam shalat dan Allāhua’lam yang lebih shahih bahwa
membaca doa ini bukan merupakan kewajibannya, ini adalah perkara yang
sunnah diantara sunnah-sunnah shalat.
ِّ َو ِم ْن َش ر، ت ِ َو ِم ْن فِ ْتنَ ِة ال َمحْ يَ ا َو ْال َم َم ا، ب القَ ْب ِر ِ اللَّهُ َّم إنِّي َأعُو ُذ ِبكَ ِم ْن َع َذا: يقول
ِ َو ِم ْن َع َذا، ب َجهَنَّ َم
َّال َّ
ِ يح الدج َ ْ
ِ فِتن ِة ال َم ِس
Diantara dalil tentang adzab kubur Nabi ﷺpernah melewati sebuah kebun
kemudian Beliau ﷺmendengar suara dua orang yang sedang diadzab di
Ya Allāh ﷻaku berlindung kepada-Mu dari adzab jahanam kemudian
dalam kuburnya, Subhanallāh, Allāh ﷻdengan qudrah-Nya
dari azab kubur kemudian dari fitnah kehidupan dan kematian dan
memperdengarkan Nabi-Nya tentang suara orang yang sedang diadzab, ini
kejelekan fitnah al-masih ad-dajjal, berarti ini sunnah Nabi ﷺsebelum
kita salam kita membaca isti’adzah meminta perlindungan kepada Allāh ﷻ ِ َيُ َع َّذب
belum di neraka tapi dikuburnya, maka Nabi ﷺmengatakan ان
dari empat perkara ini diantaranya adalah dari adzab kubur.
keduanya sedang diadzab oleh Allāh ﷻ
Menunjukkan bahwasanya adzab kubur itu ada dan hakiki, tidak mungkin
Nabi ﷺmenyuruh kita berlindung dari sesuatu yang tidak ada dan tidak ٍ ِ َو َم ا يُ َع َّذبَا ِن فِي َكبdan keduanya tidak diadzab karena sesuatu perkara yang
ير
hakiki, kalau Beliau ﷺmenyuruh kita untuk berlindung kepada Allāh ﷻdari besar, bukan membunuh bukan merampok bukan berzina
empat perkara ini berarti empat perkara ini adalah ada sehingga kita disuruh
untuk berlindung kepada Allāh ﷻdari empat perkara ini, ini adalah doa yang
َ َ كان، بَلَى: ثُ َّم قا َلKemudian Beliau ﷺmengatakan salah satu
أح ُدهُما ال َي ْستَتِ ُر ِمن بَوْ لِ ِه
penting hendaklah kita jaga.
di antara keduanya tidak menutupi dari kencingnya, yaitu tidak menjaga
auratnya atau ستَتِ ُر
ْ َ ال يdisini maksudnya tidak menjaga najisnya sehingga lain, Allāh ﷻmampu untuk melakukan segala sesuatu, jangan kita
ketika dia kencing dia bermudah-mudahan dan najis tersebut terkena kedepankan akal kita di atas dalil, dalilnya shahih maka kita harus
badannya atau terkena pakaiannya seperti yang dilakukan oleh sebagian menerimanya,
orang.
ۗۡض ى ٱهَّلل ُ َو َر ُس ولُ ٓۥهُ َأمۡ رًا َأن يَ ُك ونَ لَهُ ُم ۡٱل ِخيَ َرةُ ِم ۡن َأمۡ ِر ِهم
َ َ َو َم ا َك انَ لِ ُم ۡؤ ِم ٖن َواَل ُم ۡؤ ِمنَ ٍة ِإ َذا قAl-
Termasuk seandainya meskipun setelah itu dia akan guyur dengan air tapi Ahzab:36]
tidak boleh seseorang bermudah-mudahan kemudian terkena bagian kanan
dan juga kirinya bagian pahanya dengan air kencing tersebut karena posisinya
kita dinamakan muslim karena kita pasrah menerima perintah menerima
yang kurang tepat dan bermudah-mudahan, kita harus menjaga biar
larangan, pasrah dan siap untuk diperintah siap untuk dilarang siap untuk
bagaimana tubuh kita dan juga pakaian kita ini tidak terkena air najis tersebut
menerima khabar, jangan kita seperti khawarij dan juga mu’tazilah dan orang-
karena ini termasuk sebab adzab kubur, salah satu di antara keduanya tidak
orang yang mengikuti jalan mereka mengedepankan akal di atas dalil.
menjaga dari air kencingnya.
Ini termasuk dalil bahwasanya adzab kubur itu ada dan hadits ini Shahih Beliau mengatakan ُور ِه ْم َ َّفََأ َّما ْالفِ ْتنَةُ؛ فَِإ َّن الن
ِ اس يُ ْمت ََحنُونَ فِي قُب
diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim, meskipun itu tidak masuk ke
akal sebagian orang soal yang tidak sehat, bagaimana bisa ini tempatnya َ َّ فََأ َّما ْالفِ ْتنَةُ؛ فَِإ َّن النAdapun fitnah (yaitu fitnah kubur, الdisini
ِ اس يُ ْمتَ َحنُونَ فِي قُب
ُور ِه ْم
sempit katanya disitu dia hancur dan seterusnya setelah dibuka biasa saja tidak adalah الahdiyah karena sebelumnya disebutkan fitnah kubur), maka
ada perubahan, ini akal dia yang sempit dan Allāh ﷻDia-lah yang mampu manusia, dan masuk di dalam manusia disini baik orang yang beriman
untuk melakukan segala sesuatu. orang yang kafir ataupun orang yang munafik semuanya akan ditanya,
ini pendapat yang lebih kuat karena para ulama ahlussunnah berbeda pendapat
Kita di dalam kehidupan di dunia saja terkadang seseorang didalam tidurnya dalam masalah siapa yang akan ditanya, apakah yang ditanya orang yang
dia mimpi misalnya dan dikejar oleh seseorang misalnya, ketika dia bangun beriman saja atau masuk di dalamnya orang kafir ataukah masuk di dalamnya
dia merasakan dirinya capek padahal dia di tempat tidur dia tidak lari tapi dia orang munafik juga maka pendapat yang lebih kuat semuanya masuk karena
merasakan nafasnya yang sesak dan tersengal-sengal, Allāh ﷻMaha Mampu disana ada lafadz yang sharih dari Nabi ﷺ, Beliau ﷺmengatakan adapun
untuk melakukan segala sesuatu. orang yang munafik dan orang yang kafir sebagaimana dalam hadits
Mungkin di sana ada dua orang yang dikuburkan berdampingan, satunya ُت َأقُو ُل َما يَقُو ُل النَّاس
ُ الَ َأ ْد ِري ُك ْن:ُق َوالكَافِ ُر فَيَقُول
ُ َِوَأ َّما ال ُمنَاف
diadzab oleh Allāh ﷻdengan adzab kubur dan yang satunya diberikan nikmat
oleh Allāh ﷻdengan nikmat kubur dan tidak saling melihat satu dengan yang
Adapun orang yang kafir atau munafik maka dia mengatakan aku tidak tahu Adapun hadits tentang meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at maka
ketika ditanya aku mengatakan seperti yang dikatakan oleh manusia, Nabi ﷺmengatakan
menunjukkan bahwasanya semuanya ditanya oleh Allāh ﷻ, dan disana ada
lafadz adz-dzhālim dan dzhālim di sini masuk didalamnya orang yang kafir
وت يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة َأوْ لَ ْيلَةَ ْال ُج ُم َع ِة ِإاَّل َوقَاهُ هَّللا ُ فِ ْتنَةَ ْالقَب ِْر
ُ َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم يَ ُم
maupun orang yang munafik.
Tidaklah ada seorang muslim yang meninggal dunia di hari Jum’at atau pada
Dan disana ada yang dikecualikan, Allāh ﷻtidak akan menanyai dia di alam
malam Jum’at kecuali Allāh ﷻakan menjaganya dari fitnah kubur, maka ini
kubur sebagaimana disebutkan di dalam hadits dan ini adalah pengecualian,
menunjukkan tentang keutamaan orang yang meninggal dunia di waktu
yaitu seperti orang yang meninggal dunia di hari Jum’at atau dimalam
tersebut.
Jum’at maka ini termasuk yang dikecualikan sebagaimana yang demikian
telah datang dari Nabi ﷺtapi yang lain maka mereka kembali kepada asal
yaitu akan ditanya oleh dua malaikat. Kemudian juga diantara yang ك؟ َو َمن نَّبِيُّك؟
َ ُ َمن َّربُ كَ ؟ َو َم ا ِدين: فَيُقَا ُل للرِّ ُج ِلMaka akan dikatakan kepada seseorang
dikecualikan adalah seorang yang mati syahid, di dalam sebuah hadits siapa Rabb mu? Apa agamamu? dan siapakah nabimu?, tiga pertanyaan ini.
Nabi ﷺditanya
Dan sudah kita pelajari bersama Kitab Tsalātsatul Ushul yang ditulis oleh
ِ َما بَا ُل ْال ُمْؤ ِمنِينَ يُ ْفتَنُونَ فِي قُب،ِ يَا َرسُو َل هَّللا
ُور ِه ْم ِإاَّل ال َّش ِهيدَ؟ Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahab intinya adalah supaya kita
mempersiapkan diri kita untuk bisa menjawab tiga pertanyaan ini, dan
tentunya sekali lagi bukan hanya sekedar kita hafal Tsalātsatul Ushul dengan
Wahai Rasulullāh ﷺmengapa orang-orang yang beriman difitnah (ditanya) di
dalil-dalilnya dengan syarahnya tapi yang lebih penting daripada itu adalah
kuburan mereka kecuali seorang yang mati syahid, berarti mereka mendengar
kita semuanya mengamalkan tentang apa yang sudah kita pelajari berupa tiga
bahwasanya orang yang mati syahid ini tidak akan ditanya, ini termasuk
perkara ini, tentang ma’rifatullah mengenal Allāh ﷻma’rifaturrasul
kelebihan dan keutamaan orang yang mati syahid, maka Nabi ﷺmengatakan
mengenal rasul dan juga mengenal agama Islam.
َو ُم َح َّم ٌد صلى هللا عليه وسلم نَبِيِّي، َواِإل ْسالَ ُم ِدينِي،ُ َربِّ َي هللا: ُفَيَقُو ُل ْالمْؤ ِمن فَيُضْ َربُ بِ ِمرْ زَ بَ ٍة ِم ْن َح ِدي ٍدMaka diapun dipukul dengan mirzabah (palu yang
besar), dipukul dengan palu yang kecil saja sudah sakit apalagi ini dipukul
dengan palu yang besar yang dinamakan dengan mirzabah yang berasal dari
Maka berkata orang yang beriman Allāh ﷻadalah Rabb ku, yaitu aku
besi.
menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan
Islam adalah agamaku, aku tidak melaksanakan selain agama Islam cara
shalatku cara dzikirku cara zakatku adalah dengan cara Islam yang dibawa ْ صي َْحةً يَ ْس َم ُعهَا ُكلُّ ش
َي ٍء ِ َ فَيMaka dia teriak (karena saking sakitnya dan sangat
َ صي ُح
oleh Nabi ﷺ, dan Muhammad ﷺadalah Nabi ku yang aku ikuti yang aku sakitnya dipukul dengan mirzabah) dengan teriakan yang sangat keras
jalankan perintahnya dan aku tinggalkan larangannya yang aku yakini dia didengar oleh segala sesuatu, berarti ini menunjukkan tentang kerasnya dan
adalah ma’sum (terjaga dari dosa). sangat sakitnya pukulan tadi sehingga dia teriak, naudzubillāh min adzabil
qabr
Ini adalah ucapan orang yang beriman, Allāh ﷻmemberikan kekuatan
kepadanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan baik, ق ُ َ َولَ وْ َس ِم َعهَا اِإل ْن َس انُ ؛ ل، َ إالَّ اِإل ْن َس انkecuali manusia, seandainya seorang
َ ص ِع
berdoa kepada Allāh ﷻsemoga Allāh ﷻmenguatkan kita semua ketika manusia mendengar teriakan tadi niscaya dia akan pingsan. Ini
menjawab pertanyaan tadi, caranya dengan menguatkan iman, yang Allāh ﷻ menunjukkan tentang kerasnya dan dahsyatnya adzab yang dia terima.
kuatkan adalah orang-orang yang beriman dengan ucapan Lā Ilāha Illallāh dan
Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari ِ ال فِ ۡرع َۡونَ َأ َش َّد ۡٱل َع َذا
٤٦ ب َ [ ٱلنَّا ُر ي ُۡع َرضُونَ َعلَ ۡيهَا ُغ ُد ٗ ّوا َوع َِش ٗيّ ۚا َويَ ۡو َم تَقُو ُم ٱلسَّا َعةُ َأ ۡد ِخلُ ٓو ْا َءGhafir]
ثم يض رب بمطرق ة من حديدkemudian dia dipukul dengan mithraqah (palu) yang Neraka itu dinampakkan kepada mereka baik di waktu pagi maupun di
berasal dari besi waktu petang dan di hari kiamat maka masukkanlah Firaun dan juga
balatentaranya di dalam adzab yang lebih dahsyat.
ضربة بين أذنيهdipukul diantara dua telinganya, berarti dipukul kepalanya
dengan palu yang besar yang berasal dari besi, Allāhul musta’an Menunjukkan bahwasanya yang dimasuksud Firman Allāh ﷻneraka
dinampakkan kepada mereka pagi dan petang ini sekarang di alam
kubur mereka karena setelahnya disebutkan adzab yang lebih dahsyat
فيصيح صيحة يس معها من يلي ه إال الثقلينmaka dia akan teriak dengan teriakan yang
yaitu yaitu di neraka, ini menjadi dalil tentang adanya adzab kubur dan
didengar oleh yang ada disekitarnya kecuali dua makhluk yaitu manusia
ini menunjukkan bahwasanya di sana ada adzab kubur yang seterusnya
dan juga jin.
sampai datangnya hari kiamat.
Beliau mengatakan ٌثُ َّم بَ ْع َد هّ ِذ ِه ْالفِ ْتنَ ِة إ َّما ن َِعي ٌم وَِإ َّما َع َذاب dia berdoa dan mengucapkan salam dengan sungguh-sungguh Allāh ﷻ
mengabulkan salamnya mengabulkan doanya akhirnya Allāh ﷻmengampuni
Kemudian setelah fitnah ini (yaitu setelah ditanya) maka yang ada setelahnya sebagian mereka (dihentikan adzabnya), tentunya ini adalah Ihsan (perbuatan
adalah kenikmatan atau adzab. baik) dari kita yang masih hidup untuk saudara-saudara kita yang sudah
meninggal dunia. Kalau ada diantara mereka yang dihentikan oleh Allāh ﷻ
adzab kuburnya karena sebab doa kita dan ziarah kita maka tentunya ini
Jadi tidak ada yang tidak diberi ni’mat dan tidak diberi adzab, mungkin adalah kebaikan, kita pun nanti kalau sudah meninggal dunia ingin seandainya
nikmat mungkin adzab, ada yang mendapatkan nikmat terus (al-anbiya, ash- disana ada orang yang mendoakan kita ada yang mengucapkan salam untuk
shiddiqIn) dan ada diantara mereka yang mendapatkan adzab terus sampai kita karena salam artinya adalah keselamatan.
hari kiamat (seperti orang-orang kuffar, firaun dan juga orang-orang yang
bersamanya) sebagaimana Firman Allāh ﷻ
ِإلَى َأ ْن تَقُو َم ْالقِيَا َمةُ ْال ُكبْرىsampai datang hari kiamat yang besar, berarti disana dikumpulkan oleh Allāh ﷻ, sehingga dalam Al-Qur’an ketika Allāh ﷻ
ada kiamat kecil (kematian kita) menceritakan tentang bagaimana air menumbuhkan tanaman dengan izin
Allāh ﷻ, Allāh ﷻmengatakan
ْ َم ْن َماتَ فَقَ ْد قَا َمBarangsiapa meninggal dunia maka sudah mulai datang
ُت قِيَا َمتُ ه
kiamatnya, ini adalah kiamat kecil adapun kiamat besar maka yang َ ِ[ َك ٰ َذلQaf] Demikianlah kalian akan dikeluarkan.
١١ ك ۡٱل ُخرُو ُج
dimaksud adalah ditiupnya sangkakala yang pertama dan seterusnya.
Maka akan dikembalikan ruh ini kepada jasadnya dan inilah yang dinamakan
Jadi ada orang yang mendapatkan nikmat terus dan ada yang mendapatkan dengan Yaumul Ba’ats yaitu hari kebangkitan, Allāh ﷻkembalikan ruh
adzab terus dan ada diantara mereka yang mendapatkan adzab kemudian kepada jasad dan Allāh ﷻhidupkan dia kembali setelah sebelumnya dia
diampuni oleh Allāh ﷻ.
meninggal dunia.
فَتُ َعا ُد اَألرْ َوا ُح ِإلَى األجْ َسا ِدMaka arwah-arwah pun dikembalikan kepada jasad
(ketika datang kiamat kubro).
َ بَ ْينَ النَّ ْف َختَي ِْن َأرْ بَ ُع ونkata Nabi ﷺ, antara dua tiupan ini ada 40, Allāhua’lam
apakah dia 40 hari atau 40 bulan atau 40 tahun yang jelas antara dua tiupan ini
ada 40, dimasa itulah Allāh ﷻakan menurunkan hujan yang ringan yang
ketika itu mengenai tulang ekor manusia yang tulang itulah yang tersisa,
ketika hujan mengenai tulang ekor tadi maka dia akan tumbuh tunas
sebagaimana tumbuh ketika datang hujan dia akan tumbuh, maka dia
akan tumbuh juga sehingga dari situlah akan disusun kembali anggota
tubuh manusia tangannya kakinya kepalanya dan seterusnya, kemudian
ketika sudah sempurna jasad tadi Allāh ﷻakan mengeluarkan.
Dan ini semuanya baik yang meninggal dan dikuburkan dalam keadaan
normal ataupun yang dimakan oleh hewan buas ataupun yang dimakan oleh
ikan misalnya baik yang dibakar kemudian tersebar abunya semuanya akan