Anda di halaman 1dari 85

i

PERAN TABUNG BAITUL MAL SARAWAK CAWANGAN


SRI AMAN DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI
KELUARGA MUALLAF DI NEGERI SARAWAK

SKRIPSI

OLEH:

WAN MOHD AFDHIL AKRAM BIN WAN ABDULL HADI

NIM 16210186

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG 2022
PERAN TABUNG BAITULMAL SARAWAK CAWANGAN SRI
AMAN DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA
MUALLAF DI NEGERI SARAWAK

SKRIPSI

OLEH:

WAN MOHD AFDHIL AKRAM BIN WAN ABDULL HADI

NIM 16210186

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG 2022

i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Demi Allah,
Dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap pengembangan keilmuan,
Penulis menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

PERAN TABUNG BAITULMAL SARAWAK CAWANGAN SRI AMAN


DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MUALLAF DI
NEGERI SARAWAK

Benar-benar merupakan skripsi yang disusun sendiri berdasarkan kaidah


penulisan karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Jika dikemudian hari
laporan penelitian skripsi ini merupakan hasil plagiasi karya orang lain baik
sebagian maupun keselurutan, maka skripsi sebagai prasyarat mendapat predikat
gelar sarjana dinyatakan batal demi hukum.

Malang, 7 Novemberr 2022

Penulis,

WAN MOHD AFDHIL


AKRAM BIN WAN ABDULL
HADI
NIM 16210186

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Setelah membaca dan mengoreksi skripsi saudara Wan Mohd Afdhil Akram Bin
Wan Abdull Hadi, 16210186, Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas
Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul :

PERAN TABUNG BAITULMAL SARAWAK CAWANGAN SRI AMAN


DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MUALLAF DI
NEGERI SARAWAK

Maka pembimbing menyatakan bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-


syarat ilmiah untuk diajukan dan diuji oleh Majelis Dewan Penguji.

Mengetahui, . Malang, 7 Novemberr 2022

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing


Hukum Keluarga Islam

Errik Sabti Rahmawati MA, M.Ag Faridatus Syuhadak, M.HI


NIP. 197511082009012003 NIP. 197904072009012006

iii
PENGESAHAN SKRIPSI

iv
MOTTO

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segala puji bagi Allah Tuhan Semesta

alam, saya panjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala pertolongan dan

karunia- Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Tabung

Baitul Mal Sarawak Cawangan Sri Aman Dalam Pemberdayaan Ekonomi

Keluarga Muallaf di Negeri Sarawak”. Tidak lupa sholawat serta salam selalu

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw, berkat beliaulah

kita dapat mengenal Islam sebagai agama yang Rahmatan lil ‘Alamin, beliau juga

merupakan idola umat muslim yang segala perbuatan dan perkataannya

merupakan contoh yang baik yang dapat dijadikan sebagai suri tauladan (uswatun

hasanah) bagi seluruh umatnya sampai saat ini, dan semoga kelak kita tergolong

orang-orang yang mendapat syafaat beliau dan selalu bersama dengan beliau

hingga hari akhir nanti

Dengan mencurahkan segala daya upaya, bantuan, bimbingan serta

pemberian pengarahan dari berbagai pihak dalam proses penulisan skripsi ini,

maka dengan kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

tiada terhingga kepada :

1. Prof. Dr. H.M. Zainuddin, MA, selaku Rektor UIN Malang dan guru besar

Unversitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Dr. Sudirman, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

vi
3. Errik Sabti Rahmawati, M.A., M.Ag. selaku Ketua Program Studi Hukum

Keluarga Islam Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang.

4. Faridatus Suhadak, M.HI selaku dosen wali penulis selama penulis menempuh

perkuliahan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, yang

telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis.

5. Faridatus Suhadak, M.HI. selaku dosen pembimbing penulis, yang telah

mencurahkan segala waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh bapak dan ibu dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim yang telah memberikan bimbingan dan ilmu serta

mendidik penulis tanpa lelah, semoga Allah SWT membalasnya dengan

pahala yang berlipat.

7. Staf dan karyawan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang.

8. Teman-teman penulis yang berpartisipasi dalam membantu terselesaikannya

skirpsi ini.

vii
PEDOMAN TRANSLITERASI

A. UMUM

Transliterasi merupakan perpindahan tulisan dari tulisan Arab ke dalam

tulisan Indonesia. yang dimaksud dengan transliterasi bukanlah terjemahan

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Termasuk dalam kategori ini ialah

nama Arab dari bangsa Arab, sedangkan nama Arab dari bangsa selain Arab

ditulis sebagaimana ejaan bahasa nasionalnya, atau sebagaimana yang tertulis

dalam buku yang menjadi rujukan. Penulisan judul buku dalam footnote

maupun daftar pustaka, tetap menggunakan ketentuantransliterasi ini.

Dalam ketenentuan traansliterasi di dasarkan pada Surat Keputusan

Bersama (SKB) Menteri Agama Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia, 22 Januari tahun 1998 No. 159/1987 dan 0543.b/U/1987. Dalam

banyaknya pilihan dan ketentuan yang dapat digunakan dalam penulisan karya

tulis ilmiah, penelitian dll.

B. KONSONAN

Huruf Nama Huruf Latin Nama


Arab
‫ا‬ Alif Tidak Tidak dilambangkan
dilambangkan
‫ب‬ Ba B Be

‫ت‬ Ta T Te

‫ث‬ S|a S| Es (dengan titik diatas)

‫ج‬ Jim J Je

‫ح‬ H{a H{ Ha (dengan titik diatas)

‫خ‬ Kha Kh Ka dan Ha

vii
i
‫د‬ Dal D De

‫ذ‬ Z|al Z| Zet (dengan titik diatas)

‫ر‬ Ra R Er

‫ز‬ Zai Z Zet

‫س‬ Sin S Es

‫ش‬ Syin Sy Es dan ye

‫ص‬ S{ad S{ Es (dengan titik di


bawah)
‫ض‬ D}ad D{ De (dengan titik di
bawah)
‫ط‬ T{a T{ Te (dengan titik di
bawah)
‫ظ‬ Z}a Z{ Zet (dengan titik di
bawah)
‫ع‬ ‘Ain apostrof terbalik

‫غ‬ Gain G Ge

‫ف‬ Fa F Ef

‫ق‬ Qof Q Qi

‫ك‬ Kaf K Ka

‫ل‬ Lam L El

‫م‬ Mim M Em

‫ن‬ Nun N En

‫و‬ Wau W We

‫هـ‬ Ha H Ha

‫أ‬/‫ء‬ Hamzah ’ Apostrof

‫ي‬ Ya Y Ye

ix
Hamzah (‫ )ء‬yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi

tanda apa pun, tetapi Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis

dengan tanda (’) koma atas.

C. Vokal, Panjang, Diftong

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa

Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai

berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama


Fathah A A
َ´
Kasrah I I
َ¸
Dhammah U U
َ˚

Vokal (a) panjang = Â Misalnya ‫ قال‬menjadi qâla

Vokal (i) panjang = Î Misalnya ‫ قيل‬menjadi qîla

Vokal (u) panjang = Û Misalnya ‫ دون‬menjadi dûna

Khusus pada bacaan ya’ nisbat tidak boleh digantikan dengan “i”, akan

tetapi tetap ditulis dengan “iy”, hal tersebut agar tetap dapat menggambarkan

ya’ nisbat pada akhirnya. Begitu juga dengan wau, setelah fathah ditulis “aw”,

seperti contoh berikut ini, yaitu :

Tanda Nama Huruf Latin Nama


‫خ ير‬ Fathah dan ya Ay Khayrun

‫قول‬ Fathah dan Aw qawlun


Wau

x
D. Ta’ Marbûthah (‫)ة‬

Transliterasi Ta’ Marbûthah (‫ )ة‬ada dua, yaitu: Ta’ Marbûthah (‫)ة‬

hidup dikarenakan mendapatkan fathah, kasrah, dan dhammah,

transliterasinya adalah [t]. Sedangkan Ta’ Marbûthah (‫ )ة‬yang mati atau

mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhiran Ta’ Marbûthah (‫ )ة‬diikuti dengan

kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah,

maka Ta’ Marbûthah (‫ )ة‬itu ditransliterasikan dengan ha (h). Contoh: ‫للمدرسة‬

‫الرسالة‬ menjadi arrisalah lilmudarrisah. atau apabila berada di tengah-tengah

kalimat yang terdiri dari susunan mudlaf dan mudlaf ilayh, maka

ditransliterasikan dengan menggunakan “t” yang disambungkan dengan

kalimat

berikutnya. Contoh : ‫ ه’ّٰل ال رحمة في‬menjadi fii rahmatillah

E. SYADDAH (TASYDID)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda tasydid (َ’ ), dalam transliterasi ini dilambangkan

dengan

pengulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Contoh:
‫ ل˚ ج˚ الَّر‬menjadi arrajulu

xi
ُ‫˚كل‬
menjadi kullukum
‫ّ ˚ك ˚م‬

xii
F. Kata Sandang dan Lafadz al-Jalâlah

Kata sandang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan huruf alif lam

ma‘arifah (‫)ال‬. Akan tetapi dalam pedoman transliterasi, kata sandang

ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika diikuti oleh huruf syamsiah

ataupun huruf qamariah. Dalam lafadh jalalah yang berada di tengah-tengah

kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihilangkan. Seperti contoh berikut :

1. Al-Bukhâriy dalam muqaddimah kitabnya mengatakan..

2. Masyâ’Allah kânâ wa mâlam yasyâ lam yakun

3. Billâh ‘azza wa jalla

G. HAMZAH

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) akan tetapi ini

hanya berlaku untuk hamzah yang berada di tengah dan di akhir kata. Namun,

bila hamzah berada di awal tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab

merupakan alif.

Contoh : ‫ل˚ـو‬
‫˚˚سئ‬ ‫( ´م‬mas’ulun) ‫ر˚ـمي¸ـ´ْل˚ـا´ف‬ (fal’amiiru)

‫( أمرت‬umirtu)

xii
i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN


HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.........................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
PENGESAHAN SKRIPSI....................................................................................iv
HALAMAN MOTTO............................................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vi
PEDOMAN TRANSLATERASI.......................................................................viii
DAFTAR ISI........................................................................................................xiii
ABSTRAK............................................................................................................xv
ABSTRACT........................................................................................................xvi

‫ملخص‬ xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................6
E. Definisi Operasional.....................................................................................7
F. Sistematika Pembahasan..............................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu..................................................................................11
B. Kerangka Teori...........................................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian...........................................................................................28
B. Pendekatan Penelitian................................................................................29
C. Lokasi Penelitian........................................................................................29

xi
v
D. Sumber Data...............................................................................................31
E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................31
F. Teknik Analisis Data..................................................................................33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Lokasi Tabung Baitul Mal Sarawak...........................................................35
B. Paparan Data
1. Program Pengembangan Ekonomi Pengusaha Muallaf.......................37
2. Komunitas Muallaf Sebagai Muallafpreneur.......................................52
C. Analisis
1. Strategi Tabung Baitul Mal Sarawak dalam Memberdayakan Ekonomi
Keluarga Muallaf di Negeri Sarawak...................................................54
2. Modal dan Kemampuan yang Diberikan oleh Tabung Baitul Mal
Sarawak Terhadap Ekonomi Keluarga Muallaf di Negeri
Sarawak................................................................................................57

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................59
B. Saran...........................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................61

xv
ABSTRAK
Wan Mohd Afdhil Akram Bin Wan Abdull Hadi, NIM 16210186. Peran Tabung
Baitul Mal Sarawak Cawangan Sri Aman Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Keluarga Muallaf di Negeri Sarawak. Skripsi. Program Studi Hukum
Keluarga Islam. Fakultas Syariah. Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang.

Pembimbing : Faridatus Suhadak, M.HI


Kata Kunci : Tabung Baitul Mal, Pemberdayaan Ekonomi, Muallaf
Tabung Baitul Mal merupakan sebuah lembaga baitul mal yang
terletak di Negeri Sarawak, Malaysia. Lembaga baitul mal yang dikenal
dengan sebutan TBS (Tabung Baitul Mal) ini telah ada sejak pasca
kemerdekaan Malaysia yang hingga sampai saat ini fungsi dari lembaga
dari lembaga ini terus berkembang. Tujuan didirikan lembaga baitul mal
sebagai wadah dalam penerimaan dan penyaluran zakat, pengelolaan
wakaf, aktivitas kemasyarakatan, memberikan memberikan bantuan serta
jaminan kesejahteraan bagi umat muslim dan muallaf pada khususnya
sebagai upaya dalam menjaga kesehateraan hidup dan keimanan para
muallaf. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi
yang dilakukan oleh Tabung Baitul Mal Sarawak dalam melakukan
pemberdayaan ekonomi bagi kaum muallaf dan bagaiamana modal dan
kemampuan yang diberikan oleh Tabung Baitul Mal Sarawak dalam upaya
pemberdayaan ekonomi para muallaf di Sarawak.
Penelitian ini merupakan field research (penelitian lapangan)
dengan pendekatan studi deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara dengan pengurus Lembaga Tabung Baitul
Mal Negeri Sarawak dan para muallaf serta dokumentasi. Metode
pengolahan data yaitu dengan langkah-langkah editing, klasifikasi,
verifikasi, analisis dan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Berdasarkan
konsep teori pemberdayaan, pemberdayaan ekonomu yang dilakukan oleh
Tabung Baitul Mal Sarwak masih kurang efektif, dikarenakan terdapat
beberapa penghambat yang berasal dari faktor internal yaitu, kurangnya
kemauan dan kepercayaan diri muallaf dalam memulai bisnis dan faktor
eksternal yaitu kurangnya fasilitas berupa pembekalan dan staf yang
memantau ssecara rutin dan berkala. 2) Pembagian modal yang dilakukan
sudah terfasilitasi dengan adanya penerima modal dan staf yang menjaga
penyalahgunaan modal yang telah diberikan.

xv
i
ABSTRACT
Wan Mohd Afdhil Akram Bin Wan Abdull Hadi, NIM 16210186. The Role of
Sarawak Cawangan Sri Aman Baitul Mal Savings in Economic
Empowerment of Muallaf Families in the State of Sarawak. Thesis.
Islamic Family Law Study Program,. Faculty of Sharia. Maulana Malik
Ibrahim Islamic State University Malang

Supervisor : Faridatus Suhadak, M.HI


Keywords : Baitul Mal Institution, Economic Empowerment, Muallaf
Tabung Baitul Mal is a Baitul Mal institution located in the State of
Sarawak, Malaysia. The Baitul Mal institution, known as TBS (Tabung
Baitul Mal) has existed since post-independence Malaysia, which until
now the function of this institution continues to grow. The purpose of
establishing the Baitul Mal institution as a forum for receiving and
distributing zakat, managing waqf, community activities, providing
assistance and welfare guarantees for Muslims and converts to Islam in
particular as an effort to maintain the healthy life and faith of converts.
This research was conducted to find out how the strategy adopted by the
Baitul Mal Sarawak Tube in carrying out economic empowerment for
converts to Islam and how the capital and capabilities provided by the
Baitul Mal Sarawak tube in an effort to empower the converts to Islam in
Sarawak.
This is field research that uses qualitative descriptive study
research. The method of data collection was done through interviews with
the administrators of the Baitul Mal State Savings Institution in Sarawak
and converts to Islam and documentation. The data are being analyzed
through editing, classifications, verifications, analysis, and taking
conclusions.
As results of this study indicate that: 1). Based on the concept of
empowerment theory, the economic empowerment carried out by the
Baitul Mal Sarwak tube is still less effective, because there are several
obstacles that come from internal factors, namely, the lack of willingness
and confidence of converts to start a business and external factors, namely
the lack of facilities in the form of debriefing and staff who monitor
regularly and periodically. 2). The distribution of capital has been
facilitated by the presence of recipients of capital and staff who take care
of the misuse of the capital that has been given.

xvi
i
‫مستخلص البحث‬
‫وان محمد افضل اكرم بن وان عبد الهادي ‪ ،‬رقم الـتسجيل‪ . 16810126 ,‬دور مؤسسة بيت‬
‫المال بساراواك كاوانجان سري أمان في التمكين االقتصادي لعائالت الـمؤل’ف بوالية ساراواك‪ .‬البحث‬
‫الجامعي‪ .‬قسم قانون ْالحوال الشخصية ‪ ،‬كلية الشريعة ‪ ،‬جامعة موالنا مالك إبراهيم‬
‫اإلسالمية الحكومية ماالنج‬

‫المشرفة‪ :‬فريدة الشهداء الماجستير‬


‫الكلمات المفتاحية‪ :‬مؤسسة بيت المال‪ ،‬التمكين االقتصادي‪ ,‬الـ ˚م‬
‫´ـؤل‬
‫ّ ˚ف‬

‫بيت المال هي مؤسسة بيت المال تقع في والية ساراواك ‪ ،‬ماليزيا‪ .‬مؤسسة بيت المال المعروفة‬
‫باس ـم ‪ TBS‬موجودة من ـ ذ اس ـتقالل الدولـ ة الماليزيـ ة‪ .‬الغ ـرض من إنشـاء مؤسس ـة بيت المـال مكـان لتلقي الزك اة‬
‫وتوزيعها ‪ ،‬إدارة الوقف‪ ,‬أنشطة اجتماعية‪ ,‬تقديم المساعدة وضمانات الرفاهية للمسلمين والمتحولين إلى اإلس ـالم‪ ,‬تم‬
‫إجراء هذا البحث للوقوف على مدى االستراتيجية التي نفذتها مؤسسة بيت المال سراوق في تنفي ـذ التمكينـ االقتص ـادي‬
‫للمتحولين إلى اإلسالم‪ .‬وكيف رأسـ المال والقدرات التي قدمتها مؤسسة بيت‬
‫المال في ساراواك في محاولة لتمكين اقتصاد المتحولين في ساراواك‪.‬‬

‫هذا البحث هو البحث الميداني مع مدخل الدراسة الوصفية الكيفية ‪.‬مقابلة مع إدارة مؤسسة بيت‬
‫طريقة معالجة البيانات هي خطوات التحرير والتصنيف والتصديق‬ ‫المال بسراواك‪ .‬والمتحولين والتوثيق‬
‫والتحليل والخالصة‪.‬‬

‫التطبيق المستخدم في بيت المال في والية ساراواك ‪ 1( :‬استنا ًدا إل ى مفهوم نظرية التمكين ‪ ،‬فإن‬
‫التمكين االقتصادي الذي تقوم به مؤسسة بيت المال أقل فاعلية ‪ ،‬ن ًظـرا لوجود العديد من المعوقات التي‬
‫تأتي من العوامل الداخلية ‪ ،‬وهي عدم الرغب ـة والثقـة من المتحولين لب ـدء عمل تجاري‪ .‬العوامل الخارجي ـة ‪ ،‬وهي‬
‫نقص المرافـ ـقـ في شكل اس ـتخالص المعلومات والمـوظفين ال ـذين يراقب ـون اب نتظ ـام ودوريـ ة(‪ .2‬تم تس ـهيل تقس ـيم رأس‬
‫المال الذي تم من خالل وجود متلقي رأس المال ووجود الموظفين الذين يحرسون من سوء‬
‫استخدام رأس المال الذي تم منحه‬

‫‪xvii‬‬
‫‪i‬‬
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga Baitul Mal Sarawak atau yang leboh dikenal dengan Tabung

Baitul Mal Sarawak (TBS) didirikan oleh kerajaan Negeri Sarawak pada tahun

1984 atas dasar undang-undang Majelis Islam Sarawak yang telah

diamandemen pada tahun 1984 yang berperan dan bertanggungjawab dalam

Pengurusan Zakat, Wakaf dan Sedekah di Negeri Sarawak, Malaysia.

Lembaga yang terletak di Kuching, Sarawak ini menyediakan kemudahan

dalam mengumpulkan, mendistribusikan, mengelola (mentadbir) dana zakat,

dana wakaf dan dana baitulmal sekaligus menerangkan tentang kewajiban

berzakat, berwakaf dan bersedekah bagi umat Islam di Negeri Sarawak.

Selain itu pusat TBS yang terletak di Kuching, Sarawak terdapat

beberapa cabang kantor TBS yang lain di sekitar negeri Sarawak, yang

bertujuan untuk memudahkan umat Islam untuk berurusan dengan Tabung

Baitulmal Sarawak.

Tabung Baitul Mal di Sarawak merupakan harapan besar bagi

umat Islam pasca kemerdekaan Malaysia tahun 1963, yang bertujuan untuk

melihat kemajuan dan perkembangan Syariat Islam di Sarawak. Sehingga

dibentuklah tabung Baitul Mal pada tahun 1966 atas usaha yang dilakukan

oleh YAB

1
2

Pehin Si Haji Abdul Taib Mahmud berdasarkan Undang-Undang Zakat

tahun 1966.1 yang pada saat itu dikenal dengan sebutan tabung zakat dan

fitrah .2

Disamping peran baitul mal dalam menjamin kesejahteraan

masyarakat Islam di Sarawak, Tabung ini juga berhasil membiayai pelajar-

pelajar untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi di Perguruan

Tinggi Islam di dalam dan di luar negeri. Sebelum Tabung Zakat dan Fitrah

didirkan, masyarakat Islam secara lazimnya menunaikan kewajiban berzakat

dengan menyerahkan secara langsung kepada fakir miskin, guru-guru

agama, bidan-bidan kampung dll.

Sesuai dengan perkembangan negara dan keperluan umat Islam

yang semakin bertambah untuk menghadapi zaman yang penuh tantangan

ini, maka sebagai kelanjutan daripada tabung itu, ditubuhkan Tabung

Baitulmal Sarawak pada tahun 1984 di bawah Ordinan Majlis Islam

Sarawak (Pemerbadanan) (Pindaan) 1984.3

Pada tahun 1985 tabung baitul mal Sarawak dibentuk sebagai

perwakilan yang mengelola dalam pengelolaan uang, sedekah jariyah dan

Wakaf. Dalam hal ini, TBS berperan menyediakan prasarana untuk

mengumpulkan segala

1
Undang-Undang Mahkamah Melayu Sarawak [CAP. 51] Fasal 1 Swk. L.N. 94/1966 Undang-
Undang Zakat Dan Fitrah 1966.
2
Bahagian Sebaran Am, Portal Wikipedia
https://ms.wikipedia.org/wiki/Tabung_Baitulmal_Sarawak, diakses pada tanggal 4 Mac 2020.
3
Ordinan 41 Tahun 2001, Ordinan Majlis Islam Sarawak, 2001, Bahagian V - Penubuhan
Lembaga Baitulmal Dan Wakaf, Baitulmal, Wakaf Dan Nazr.
3

dana-dana tersebut dan juga memberi kesadaran masyarakat Islam tentang

kewajiban berzakat.

Rangkaian itu merupakan proses persiapan untuk menempuh

perubahan di abad ke 21, Pembentukan ulang kepengurusan Tabung

Baitulmal Sarawak telah disetujui pada tarikh 15 Desember 1998. Pihak

pengurusan tertinggi ditunjuk untuk memimpin pengelolaan TBS di

Sarawak. Majelis Legislatif Negara Bagian Sarawak pada November 2001

juga setuju undang-undang Majelis Islam Sarawak. yang mana secara

langsung menambahkan lagi peran Tabung Baitulmal Sarawak sebagai

sebuah institusi zakat. Sejak restrukturisasi semula, TBS telah mencapai

kejayaan yang membanggakan dalam pelaksanaan dasar dan programnya.

Sebagai sebuah institusi zakat yang terdapat di Sarawak, Tabung

Baitulmal Sarawak menjadi wakil Majlis Islam Sarawak dalam urusan

mengumpulkan, mendistribusikan, mengelola dana zakat, wakaf dan

sedekah yang dikumpul daripada masyarakat Islam di negeri Sarawak.

Maka dengan adanya Tabung Baitulamal Sarawak dapat

mewujudkan suatu budaya pemberdayaan tidak membedakan antara orang

yang sudah lama Islam dan Muallaf. Pemberdayaan tersebut dimaksudkan

sebagai suatu bentuk pembangunan masyarakat dalam segala macam faktor

yang menarik perhatian penulis dari segi sosialitas, kelimuan dan

sebagainya bagi memperbaiki keadaan dan situasi yang dihadapi oleh

sebuah kelompok.4

4
Community development in perspective / edited by James A. Christenson & Jerry W. Robinson,
Jr Ames: Iowa State University Press, 1989.
4

Dalam memastikan perannya Tabung Baitul Mal Sarawak selalu

mengikuti dan mentaati kehendak hukum serta sejalan dengan

perkembangan zaman. Fungsi utama dan aktivitas TBS dibagi menjadi tiga

elemen utama iaitu KUTIP, AGIH dan TADBIR.

Penelitian ini memfokuskan kepada pemberdayaan yang dapat

memberikan dmpak maksimal terhadap usaha yang akan berhasil jika di

evalusasi. Subjek dalam penelitian ini kelompok masyarakat yang

diharapkan dapat menjadi agen pembangunan. Sebab masyarakat

merupakan sumber yang bergerak yang bisa menjadi bahan penelitian yang

juga dapat memberi manfaat ke setiap golongan masyarakat.

Dengan memperhatikan 8 asnaf yang telah digariskan.

Pendistrusian di TBS berdiri di atas prinsip “Pendidikan Diutamakan,

Kebajikan Tidak Dilupakan”. Dibagi menjadi tiga program utama yaitu

Program Mengukuhkan Tradisi Keilmuan (PMTK), Program Memantapkan

Kebajikan Ummah (PMKU) dan Program Membangunkan Institusi Islam

(PMII).

Selain itu, TBS juga berfungsi dalam melaksanakan tanggung

jawab seperti mengelola Dana Ibnu Khaldun, pengurusan dan

pengembangan properti Majlis Islam Sarawak (MIS), terlibat secara

langsung dalam aktivitas kemasyarakatan, perayaan-perayaan Islam,

pengelolaan wakaf dll.

Seperti yang ditekankan oleh penulis dalam sektor pembangunan

dan perekonomian keluarga Islam di negeri Sarawak, sektor ini juga

dikelola oleh TBS Sarawak dan menjadi bagian kuat dalam pengelolaan

modal dan
5

pengelolaan kemampuan terhadap kelompok muallaf. Modal dan

kemampuan tidak hanya dikhususkan terhadap muallaf saja namun terbuka

kepada semua umat Islam di Negeri Sarawak. Sebagai contoh Baitul

Rahmah yang di kelola oleh Ustadz Saleh Hamden yang digunakan untuk

golongan Muallaf sebagai penyelamat akidah dan solusi dari permasalahan

yang terjadi pada golongan muallaf apabila terjadi faktor perceraian,

perekonomian, keilmuan dan sebagainya. Atas dasar kesedaran dan

tanggungjawab oleh pihak IKRAM maka dikelolalah sebuah tempat yang

diwakafkan untuk tujuan menjaga golongan muallaf tersebut.5

Dalam penelitian ini, masyarakat yang menjadi subjek penelitian

adalah masyarakat Muallaf di negeri Serawak sejumlah 100 orang, yang

terdiri dari masyarakat Suku Dayak, Iban, Cina, India dll. Diantara suku-

suku tersebut hanya sedikit masyarakat yang beragama Islam. Mayoritas

dari mereka beragama Kristian, Hindu dan Buddha. Karena itu, Tabung

Baitulmal Sarawak melihat mereka adalah fokus utama untuk mendirikan

dan juga memperjuangkan konsep dakwah Islam yang terbaik. Selanjutnya,

masalah yang dihadapi masyarakat kelompok Muallaf ini adalah seperti

masalah Iman dan Akidah, yang mana mereka bukanlah kelompok yang

bisa bergabung dengan masyarakat Islam dengan rentang waktu yang cepat

karena mereka harus mendapat bimbingan yang cukup. Oleh karena itu

bimbingan tersebut memberi mereka peluang untuk mengenali Islam lebih

dalam dan memberi peluang lebih banyak. Jadi dengan bimbingan yang

baik bisa melunakkan hati

5
Mohd Ghadafi Bin Ali. Wawancara, (Kuching, 25 Januari 2020)
6

mereka dari rasa takut akan keadaan yang mengancam mereka dari

keinginan untuk murtad.

Daripada tinjauan masalah di atas, peneliti tertarik untuk

merungkapkan tentang Peran Tabung Baitulmal Sarawak Cawangan Sri

Aman Dalam Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Muallaf di Negeri

Sarawak.

B. Rumusan Masalah

Dari penelitian latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa hal

permasalahan yang sesuai untuk diketengahkan dan dipersembahkan dalam

penelitian, yaitu:

1. Bagaimanakah strategi Tabung Baitulmal Sarawak dalam memberdayakan

ekonomi keluarga muallaf di Negeri Sarawak?

2. Apakah modal dan kemampuan yang diberikan oleh Tabung Baitulmal

Sarawak terhadap ekonomi keluarga Mualaf di Negeri Sarawak?

C. Tujuan Penelitian

Dapat disimpulakan dari perumusan diatas bahwasanya tujuan penelitian ini

dijalankan adalah:

1. Mendeskripsikan strategi yang dilaksanakan oleh pihak baitulmal Sarawak

dalam pemberdayaan ekonomi keluarga Muallaf di Negeri Sarawak.

2. Menjelaskan modal dan kemampuan yang diberikan oleh Tabung

Baitulmal Sarawak terhadap keluarga mualaf.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharap dapat memberi manfaat seperti berikut:

1. Aspek Teoritis
7

Penelitian ini boleh diperbuat sebagai ilmu tambahan kepada

pengetahuan mengenai hukum keluarga Islam khusunya daripada

pemberdayaan kelompok muallaf di Negeri Sarawak. Selain itu juga

harapan peneliti untuk membolehkan hasil ini sebagai refrensi kepada

peneliti seterusnya.

2. Aspek Praktis

Untuk praktisnya adalah sebagai pedoman dalam meningkatkan kualitas

setiap jabatan khususnya di Tabung Baitulmal Sarawak di Negeri Sarawak di

Malaysia. Sementara itu boleh menjadikan pedoman kepada masyarakat Islam

dalam mempertingkatkan lagi pengetahuan agama khusunya dalam konsep

undang-undang di Malaysia.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk menghindari kesalahan pemahaman

dan perbedaan penafsiran yang terkait istilah-istilah dalam judul skripsi.

Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Peran Tabung Baitulmal Sarawak

Dalam Pemberdayaan Kelompok Muallaf Di Negeri Sarawak (Studi Kasus Di

Tabung Baitulmal Sarawak Cawangan Sri Aman)” maka definisi operasional

yang perlu dijelaskan yaitu:

1. Peran

Peran yaitu tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh

seseorang yang berkedudukan dalam masyarakat.6

6
Bahagian Sebaran Am, Portal Rasmi Kamus Besar Bahasa Indonesia, https://kbbi.web.id/peran,
8

2. Tabung Baitulmal

Tabung Baitulmal adalah nama bagi sebuah lembaga atau

institusi yang bergerak dalam badan zakat dan wakaf yang dikelola

oleh agensi kerajaan dan dikelola oleh kerajaan Negeri Sarawak.7

3. Pemberdayaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemberdayaan

merupakan proses, cara, perbuatan memberdayakan. Secara istilah,

pemberdayaan merupakan suatu proses memberikan daya atau kekuatan

bagi suatu komunitas atau kelompok masyarakat untuk bertindak

mengatasi masalahnya, serta mengankat taraf hidup dan kesejahteraan

masyarakat.8

4. Kelompok

Kelompok memiliki pengertian yang sangat beragam dan

bermacam-macam tergantung pada sudut pandang para ahli yang

mendefinisikannya. Menurut para ahli pengertian kelompok adalah

meliputi pandangan didasarkan pada persepsi, motivasi, tujuan

kelompok, organisasi kelompok, interdependensi dan interaksi.9

diakses pada tanggal 4 Mac 2020.


7
Bahagian Sebaran Am, Portal Rasmi Tabung Baitulmal Sarawak, Malaysia,
https://www.tbs.org.my/www/ diakses pada 4 Mac 2020.
8
Bahagian Sebaran Am, Portal Rasmi Kamus Besar Bahasa Indonesia, https://kbbi.web.id/daya
diakses pada tanggal 4 Mac 2020.
9
Bahagian Sebaran Am, Portal Rasmi Kamus Besar Bahasa Indonesia,
https://kbbi.web.id/kelompok, diakses pada tanggal 4 Mac 2020.
9

5. Muallaf

Mualaf adalah sebutan bagi orang yang non-muslim yang

memiliki harapan untuk masuk agama Islam atau orang yang baru

masuk Islam.10

F. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan kesan terbaik dan teratur, dan dapat difahamkan dan

mudah dipelajari, maka penulis menggunakan sistematika yang terbahagi

kepada lima bab yang telah diperinci dan bagiannya diungkapkan dengan

susunan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pertama-tama yaitu Pendahuluan. Bab ini menekankan gambaran

penelitian ini secara umum yang berisi latar belakang yang diperjelaskan

masalah-masalah yang ditekankan dan disambungkan bersama manfaat

penelitian, permasalahan yang diteliti adalah perkara dasar kepada rumusan

masalah, tujuan penelitian merupakan asbab dimana adanya sistematika

pembahasan yang memperjelaskan pembahasan pada setiap sub bab.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab kedua pula adalah Tinjauan Pustaka. Isi bab ini memfokuskan

kepada penelitian terdahulu yang merungkai penelitian yang memiliki

kesamaan dalam topik yang diteliti tentang

Bahagian Sebaran Am, Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Mualaf diakses pada tanggal 4


10

Mac 2020.
10

pemberdayaan. Selain itu, bab ini memuatkan kerangka teori

pemberdayaan dan juga teori muallaf berdasarkan hukum Islam.

BAB III : METODE PENELITIAN

Metode Penelitian tertumpu di dalam bab tiga. Segala metode yang

digunakan diisikan kedalam bab ini. Terdapat beberapa sub bab seperti

jenis, pendekatan, dan lokasi penelitian, jenis dan sumber, metode

pengumpulan, dan metode pengelolaan data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab keempat merupakan fokus kepada lokasi penelitian dan

pembahasannya. Lokasi tersebut memuat tentang pengertian, sejarah dan

visi misi Tabung Baitulmal Sarawak di Negeri Sarawak. Pada bab ini segala

rungkaian masalah terjawab dan diperjelaskan secara mendalam pada

bagian rumusan masalah Tabung Baitulmal Sarawak. Analisis masalah juga

dilakukan sebagai jawaban dari masalah yang berlaku dalam penelitian

tersebut.

BAB V : PENUTUP

Bab terakhir yaitu Penutup adalah bab terakhir dimana bab ini

mempunyai kesimpulan dan juga saran. Seluruh jawaban diringkaskan

menjadi Kesimpulan yang baik sesuai penelitian. Di dalam saran juga

penulis menyatakan usulan atau sumbangan idea kepada pihak yang terkait

sebagai pembaikan dalam sesebuah lembaga dan juga institusi Islam yang

menjadi penerus kepada pengukuhan umat Islam dan anjuran kepada

peneliti yang akan datang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa tema serupa yang telah

peneliti rujuk sebagai bahan perbandingan untuk mengetahui perbedaan

antara penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian yang ada

sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu yang pernah dilakukan antara lain

sebagai berikut:

1. Ayu Purnami Wulandari (2014) Pemberdayaan Masyarakat Desa

Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pelatihan

Pembuatan Sapu Gelagah Di Desa Kajongan Kecamatan Bojongsari

Kabupaten Purbalingga. Undergraduate thesis, Universitas Negeri

Yogyakarta.11

Dalam skripsi ini penulis menjelaskan tentang pelaksanaan

pemberdayaan masyarakat di Desa Kajongan dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui Pelatihan pembuatan Sapu

Gelagah. Faktor- faktor yang mendorong hambatan pembuatan

pembuatan sapu Gelagah di Desa Kajongan, Kecamatan Bojongsari,

Kabupaten Purbalingga.

11
Ayu Purnami Wulandari: Pemberdayaan Masyarakat Desa Dalam Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Keluarga Melalui Pelatihan Pembuatan Sapu Gelagah Di Desa Kajongan
Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. Undergraduate thesis, (Yogyakarta, Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta 2014).

11
12

Perbedaannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis

adalah terkait bagaimana pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan

masyarakat terhadap pembuatan barang berupa sapu glagah yang berada

di kawasan tersebut. Manakala persamaannya adalah bagaimana

pemberdayaan tersebut dilakukan terhadap masyarakat menggunakan

teori-teori perekonomian.

Pendekatan Kualitatif digunakan dalam penelitian ini sebagai

subyek adalah mereka yang belajar dalam latihan membuat sesuatu

barangan. Teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dilakukan

sebagai pengumpulan data manakala reduksi, analisis dan display data

serta penarikan kesimpulan adalah teknik. Menggunakan sumber adalah

satu konsep keabsahan data yang dilakukan oleh peneliti dalam

pengumpulan data.

Kesimpulannya adalah bahwa dalam skripsi ini bertumbuh pada

satu pekerjaan tertentu saja berupa pembuatan sapu glagah dengan tidak

memebedakan kelompok tertentu.

2. Rizqi Choironi (2018) Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi

Lokal Melalui Pengolahan Limbah Cangkang Kerang Di Pkbm

Kridatama Desa Sendang Sikucing Kecamatan Rowosari Kabupaten

Kendal. Undergraduate Thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo

Semarang.12

Rizqi Choironi: Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Melalui Pengolahan Limbah
12

Cangkang Kerang Di Pkbm Kridatama Desa Sendang Sikucing Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal. Undergraduate Thesis, (Semarang:Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang, 2018).
13

Melalui skripsi ini penulis mencoba untuk menjelaskan bagaimana

proses pemberdayaan masyarakat berbasis potensi melalui pengolahan

limbah cangkang kerang terhadap ekonomi masyarakat di kawasan

tersebut. Pendekatan yang dipilih oleh penulis untuk dalam skripsi ini

adalah pendekatan kualitatif, yang mana segala sumber atau subjek yang

diperoleh dari narasumber.

Perbedaan skripsi ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

penulis adalah dari segi tempat dan lokasinya yang berbeda dan

pemberdayaan ini dilakukan terhadap masyarakat umum dan tidak

mengkhususkan pada kelompok tertentu saja. Peneliti dalam skripsi ini

juga memilih masyarakat sebagai narasumber dan mayoritas mereka

adalah beragama Islam.

Kesimpulannya, peneliti di sini lebih menceritakan tentang

bagaimana proses pengolahan tersebut mampu menarik golongan

masyarakat untuk lebih bertoleransi dan lebih hidup bermasyarakat.

3. Ira Kusniati (2018) Strategi Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui

Koperasi Unit Desa (KUD) Suburtani Kecamatan Durenan Kabupaten

Trenggalkek. Undergraduate Thesis, Institut Agama Islam Negeri

Tulungagung.13

Skripsi ini menjelaskan mengenai cara pemberdayaan masyarakat

desa, dengan tidak membedakan golongan masyarakat tersebut kaya atau

13
Ira Kusniati: Strategi Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Koperasi Unit Desa (KUD)
Suburtani Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalkek. Undergraduate Thesis, (Tulungagung:
Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, 2018).
14

miskin. Mereka mendapat layanan pemberdayanaan dengan baik dan

rata melalui koperasi unit yang disebutkan oleh penulis tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan

dokumentasi.

Perbedaan skripsi ini dengan penelitian yang ditulis oleh penulis

adalah dari segi tempat dan lokasinya yang berbeda dan pemberdayaan

ini dilakukan terhadap masyarakat umum, tidak mengkhususkan pada

kelompok tertentu saja. Dan persamaannya adalah sama-sama

membahas tentang perekonomian keluarga.

Kesimpulan peneliti lebih menekankan konsep yang dapat

diterapkan melalui penelitian tersebut berdasarkan teori pemberdayaan

perekonomian.

Tabel 1
Penelitian
Terdahulu

No. Identitas Substansi Pembeda


1 Wulandari, Ayu Mengenai skripsi ini, Perbedaannya adalah
. Purnami (2014), penulis menjelaskan tentang bagaimana
Pemberdayaan tentang pelaksanaan pelaksanaan pemberdayaan
Masyarakat Desa pemberdayaan yang dilakukan terhadap
Dalam Upaya masyarakat di Desa masyarakat dengan
Peningkatan Kajongan dalam melakukan pembuatan
Kesejahteraan upaya meningkatkan barangan berupa sapu
Keluarga Melalui kesejahteraan keluarga gelagah yang berada di
Pelatihan Pembuatan melalui Pelatihan kawasan tersebut.
Sapu Gelagah Di pembuatan Sapu Persamaannya adalah
Desa Kajongan Gelagah. Faktor- bagaimana pemberdayaan
Kecamatan faktor pendorong dan tersebut dilakukan terhadap
Bojongsari penghambat pelatihan masyarakat menggunakan
Kabupaten pembuatan pembuatan teori-teori perekonomian.
Purbalingga sapu Gelagah di Desa
Kajongan, Kecamatan
Bojongsari,
15

Kabupaten
Purbalingga.
2 Choironi, Rizqi Melalui skripsi ini Perbedaannya adalah dari
(2018), penulis mencoba segi tempat dan lokasinya
Pemberdayaan menjelaskan yang berbeda dan
Masyarakat Berbasis bagaimana proses pemberdayaan ini
Potensi Lokal pemberdayaan dilakukan terhadap
Melalui Pengolahan masyarakat berbasis masyarakat umum dan
Limbah Cangkang potensi melalui tidak mengkhususkan
Kerang Di Pkbm pengolahan limbah kepada sesebuah kelompok
Kridatama Desa cangkang kerang tertentu. Peneliti dalam
Sendang Si kucing terhadap ekonomi skripsi ini juga menjadikan
Kecamatan masyarakat di masyarakat sebagai
Rowosari Kabupaten kawasan tersebut. narasumber dan mayoritas
Kendal. mereka adalah beragama
Islam.
3 Kusniati, Ira (2018) Melalui skripsi ini Perbedaan yang dapat saya
Strategi penulis menjelaskan temui dalam skripsi ini
Pemberdayaan mengenai cara adalah tempat atau lokasi
Masyarakat Desa pemberdayaan penelitian yang berbeda.
Melalui Koperasi masyarakat desa Persamaannya adalah
Unit Desa (KUD) dengan tidak pemberdayaan yang
Suburtani membedakan dilakukan dalam
Kecamatan Durenan masyarakat tersebut meningkatkan
Kabupaten dari kelompok kaya perekonomian yang
Trenggalkek. taupun miskin, mereka dianalisis menggunakan
mendapat layanan teori-teori perekonomian.
pemberdayanaan
dengan baik dan
setaraf melalui
koperasi unit yang
disebutkan oleh
penulis tersebut.

B. Kerangka Teori

1. Pemberdayaan

a. Konsep pemberdayaan

Pemberdayaan (empowerment), berasal dari kata power yang

berarti kekuasaan atau keberdayaan. Konsep pemberdayaan berawal

dari
16

penguatan modal sosial di masyarakat (kelompok) yang meliputi

penguatan penguatan modal sosial. Apabila kita sudah memiliki

Kepercayaan (trusts), Patuh Aturan (role), dan Jaringan (networking),

itu ttandanya kita sudah memiliki modal sosial yang kuat, maka akan

memudahkan dalam mengarahkan dan mengatur masyarakat serta

mudah mentransfer pengetahuan kepada masyarakat. Dengan memiliki

modal sosial yang kuat maka kita akan dapat menguatkan

pengetahuan, modal dan masyarakat. Konsep ini mengandung arti

bahwa konsep pemberdayaan masyarakat adalah kekuasaan melalui

penguatan modal sosial kelompok untuk menjadikan kelompok yang

produktif untuk mencapai kesejahteraan sosial. Modal sosial yang kuat

akan menjamin keyakinan didalam membangun rasa kepercayaan

masyarakat.

Oleh karena itu, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan

konsep mengenai modal soaial dan kekuasaan. Kekuasaan seringkali

dikaitkan dan dihubungkan dengan kemampuan individu untuk

membuat individu melakukan apa yang diinginkan, terlepas dari

keinginan dan minat mereka. Pada dasarnya, pemberdayaan diletakkan

pada kekuatan tingkat individu dan sosial. Pemberdayaan merujuk

pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah

sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam:

1) Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki

kebebasan, dalam arti bukan saja bebas dalam mengemukakan


17

pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari

kebodohan, bebas dari kesakitan.

2) Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan

mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh

barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.

3) Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan

keputusan yang dapat berpengaruh terhadap mereka.

b. Teori Pemberdayaan

Secara konseptual, pemberdayaan yang berasal dari kata ‘power’

(kekuasaan atau keberdayaan). Ide utama pemberdayaan bersentuhan

dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan

dengan kemampuan kita membuat orang lain melakukan apa yang kita

inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Ilmu sosial

tradisional menekankan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak

berubah atau tidak dapat dirubah. Sesungguhnya kekuasaan tidak

terbatas pada pengertian di atas, kekuasaan tidak tervakum dan

terisolasi. Kekuasaan senantiasa hadir dalam konteks relasi sosial

antara manusia. Kekuasaan tercipta dalam relasi sosial. Karena itu,

kekuasaan dan hubungan kekuasaan dapat berubah. Dengan

pemahaman kekuasaan yang seperti ini, pemberdayaan sebagai proses

perubahan memiliki konsep yang bermakna. Dengan kata lain,

kemungkinan terjadinya proses pemberdayaan sangat tergantung pada

dua hal:
18

a) Bahwa kekuasaan dapat berubah. Jika kekuasaan tidak dapat

berubah, pemeberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara

apapun.

b) Bahwa kekuasaan dapat diperluas. Konsep ini menekankan pada

pengertian kekuasaan yang tidak statis, melainkan dinamis.14

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya

kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka

memiliki kebebasan. Maksudnya adalah (a) bukan hanya bebas dalam

mengemukakan pendapat saja, melainkan bebas dari kelaparan, bebas

dari kebodohan, bebas dari kesakitan, (b) Menjangkau sumber-sumber

produtif yang memungkinkan mereka dalam meningkatkan

pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang

mereka perlukan; dan (c) Berpartisipasi dalam proses pembangunan

dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka. Beberapa ahli

dibawah ini mengemukakan definisi pemberdayaan dilihat dari tujuan,

proses, dan cara-cara pemberdayaan, yaitu sebagai berikut :

a) Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-

orang yang lemah atau tidak beruntung.

b) Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi

cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagi pengontrolanatas

sesuatu dan berpengaruh terhadap kejadian- kejadian serta

lembaga-

14
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika Aditama,
2010), 57-58.
19

lembaga yang dapat mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan

menekankan bahwa orang dapat memperoleh keterampilan,

pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi

kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi

perhatiannya.

c) Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali

kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial.

d) Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi,

dan komunitas diarahkan agar mampu berkuasa atas

kehidupannya.15

Pemberdayaan mengandung dua makna yaitu, kekuasaan dan

kelompok lemah. Kekuasaan di sini diartikan bukan hanya

menyangkut kekuasaan politik dalam arti sempit, melainkan kekuasaan

atau penguasaan klien atas:

a) Pilihan-pilihan personal dan kesempatan-kesempatan hidup:

kemampuan dalam membuat keputusan-keputusan mengenai gaya

hidup, tempat tinggal, pekerjaan.

b) Pendifinisian kebutuhan: kemampuan menentukan kebutuhan

selaras dengan aspirasi dan keinginannya.

c) Ide atau gagasan: kemampuan mengekspresikan dan menyumbang

gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa

tekanan.

19 Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan


20

d) Lembaga-lembaga: kemampuan menjangkau, menggunakan, dan

mempengaruhi pranata-pranata masyarakat, sepeti lembaga

kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan.

e) Sumber-sumber: kemampuan menjangkau, menggunakan dan

mempengaruhi pranata-pranata masyarakat, seperti lembaga-

lembaga kesejahteraan sosial, pendidikan dan kesehatan.

f) Sumber-sumber:kemampuan memobilisasi sumber-sumber formal,

informal dan kemasyarakatan.

g) Aktivitas ekonomi: kemampuan memanfaatkan dan mengelola

mekanisme produksi, distribusi, dan pertukaran barang serta jasa.

h) Reproduksi: kemampuan dalam kaitannya dengan proses


16
kelahiran, perawatan anak, pendidikan dan sosialiasi.

Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebagai sebuah proses

dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian

kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok

lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami

masalah kemiskinan. Pemberdayaan sebagai tujuan adalah

pemberdayaan menunjukan pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai

oleh sebuah perubahan sosial, yang mana masyarakat memiliki

kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi,

maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, memiliki


20 Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan
21

mata pencaharian, berartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri

dalam melaksanakan tugas- tugas kehidupannya. Pengertian

pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator

keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.17

Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya merupakan strategi

perubahan sosial secara terencana yang bertujuan untuk mengatasi

masalah atau memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam proses pember-

dayaan, masyarakat mendapatkan pembelajaran agar dapat secara

mandiri melakukan upaya-upaya perbaikan kualitas kehidupannya.

Dengan demikian, proses tersebut harus dilaksanakan dengan adanya

keterlibatan penuh masyarakat itu sendiri secara bertahap, terus-

menerus, dan berkelanjutan.18

2. Muallaf

a. Pengertian Muallaf

Menurut Bahasa Muallafah adalah bentuk jamak dari kata muallaf,

yang berasal dari kata al-ulfah (‫)لفً ـ ة ْل˚ ا‬, maknanya adalah

menyatukan,

melunakkan dan menjinakkan.19 Orang Arab menyebut hewan yang

jinak dan hidup di sekeliling manusia dengan sebutan hayawan alif,

atau hewan peliharaan.

17
Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.
19
Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, (Surabaya: Pustaka Progresip, 1997), 34.
22
18
Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Volume 2 – Nomor 2, November 2015, (226-
238), 2.

19
Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, (Surabaya: Pustaka Progresip, 1997), 34.
23

Allafa baina al-Qulub (‫القلوب‬


‫ )ألف بين‬bermakna menyatukan

atau menundukkan hati manusia yang berbeda-beda, sebagaimana

disebutkan di dalam Al-Quran:

‫ذ˚ ¸إ‬ ˚‫´وٱذ˚ـ‬ ‫ت´ـ‬ ¸


‫ن˚¸ ´ت ´عل˚´ي‬ ‫´وٱ ˚عت´ ص ب¸ ٱلل ´ج ´و‬
‫۟ـ‬
‫ك رو ا ع ´م ٱلل ˚ك ˚م‬ ‫مو ´ح˚ـب ّ¸ـه ¸ميـ ´ال ´ـفَّرق˚و‬
‫ّ¸ هـ‬ ‫˚ـ‬ ˚
‫ا‬ ‫ل‬ ¸
‫ًعا‬ ‫ا‬

‫´ش´ـفا‬ ‫˚كنت˚ م ˚ع ف´أ ´ف ب ق˚ـل˚وب¸ أ´ ˚صب´ ˚حت˚م‬


‫إ¸ ˚خٰ ´و˚كن ّٰى‬ ˚
‫´وًنا ت˚ ˚م ´ع‬ ‫´دآ ًء ´ل ´ـ˚ـي ˚ك ˚م ´ف ب¸ن˚ـ¸ع ´مت¸ـ¸ٓهۦ‬
´‫ل‬ ‫أ´ ّ ´ن‬

‫´ك ي˚ـب´ـي’¸ ˚ن‬ ‫’¸م ´ن ’¸م˚ـنـ ´ك‬ ٍ‫ح˚ـف رة‬


‫˚ ´ـ‬
‫ٱلل‬ ‫ٱلن ´ـها ´ذل‬
‫ّه˚ ل´ ˚ك ˚م ء´اّٰي´ت¸ـ¸هۦ ل‬ ¸ ‫ّا ¸ر ف´أ´ن´ـق‬
‫´ـ´عل‬ ‫´ذ˚ـكم‬

‫ّ ˚ك ˚م ت´ـ ˚هت´ ˚دو ´ن‬

Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan


janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah,
orang-orang yang bersaudara” (QS. Ali Imran : 103)

Sedangkan secara istilah syariah, para ulama mendefiniskan


20
Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, Terj. Fiqih Sunnah, (Jakarta : PT. Pena Pundi Aksara, 2009), 677.
24
makna al-muallafati qulubuhum dengan berbagai pengertian dan

definisi, diantaranya yaitu: Sayyid Sabiq mendefinisikan muallaf

sebagai orang yang hatinya perlu dilunakkan (dalam arti yang positif)

untuk memeluk Islam, atau untuk dikukuhkan karena keislamannya

yang lemah atau untuk mencegah tindakan buruknya terhadap kaum

muslimin karena ia membentengi kaum muslimin.20

Pengertian muallaf menurut Yusuf al-Qaradhawi yaitu mereka

yang diharapkan kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat

bertambah

20
Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, Terj. Fiqih Sunnah, (Jakarta : PT. Pena Pundi Aksara, 2009), 677.
25

terhadap Islam, atau terhalangnya niat jahat mereka atas kaum

muslimin, atau harapan akan adanya kemanfaatan mereka dalam

membela dan menolong kaum muslimin dari musuh.21

Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy muallaf yaitu mereka yang perlu

dilunakkan hatinya, ditarik simpatinya kepada Islam, atau mereka

yang ditetapkan hatinya di dalam Islam. Juga mereka yang perlu

ditolak kejahatannya terhadap orang Islam dan mereka yang diharap

akan membela orang Islam.22

b. Dalil Tentang Muallaf

Al-Muallaf qulubuhum ditegaskan di dalam Al-Quran sebagai

pihak yangberhak menerima pembagian harta zakat.

‫´وٱل˚ ˚م ´وف¸ى‬ ‫س‬ ‫ت‬


‫˚ ´وٱل ّٰ´ ´وٱل˚ّٰ´ع ´عل˚ـ‬
َّ ‫إ¸ن‬
¸ ¸ ‫ّ ما ٱل ص‬
‫´ـؤل‬ ‫´يـ‬ ‫ل˚ـ ل˚ـف´ـق ´ـ˚م كي ¸مل¸ي‬ ‫´ـ‬
‫´ـرآ¸ـء‬ ‫´د‬
‫ن ´ـها ّ´ـف ¸ة ق˚ـل˚وب˚ـ ˚ه‬ ‫¸ن‬
´
‫˚م‬ ´‫ّٰق‬

‫ضةً ¸م وٱلـل ´عل¸ي ˚م‬ ‫ٱل¸’ـرق´ا ¸ب ´وٱل˚ ´وف ´سب¸ي ¸ل ´وٱب˚ َّسب¸ي‬
´ ’ ´
˚‫´ن ّه‬ ´‫ٱلـل ¸ن ٱل ¸ل ۖ ف‬ ‫ّٰغ´ ¸ر¸مي ¸ى‬
‫¸ري‬ ¸‫ّه‬
‫ٱلل‬ ‫´ن‬
‫ّ¸ـه‬

‫´ح ¸كي ˚م‬

Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk… para

mu'allaf yang dibujuk hatinya.(QS. At- Taubah : 60)


26
Di dalam shahih Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah

memberikan sebagian harta zakat untuk Abu Sufyan bin Al-Harb,

21
Yusuf al-Qaradhawi, Hukum Zakat, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2002), 563.
22
Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shidieqy, Pedoman Zakat, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra,
1996).
27

Safwan bin Umayyah, 'Uyainah bin Hishn, Al-Aqra' bin Habis dan

Abbas bin Mirdas, masing-masing 100 ekor unta.

Bahkan kepada 'Alqamah bin Ulatsah diberikan ghanimah Hunain.

Semua itu dalam rangka membujuk hati mereka agar minimal

mengurangi permusuhan kepada Islam dan juga diharapkan dapat

menarik hati mereka kepada Islam.

d. Pendapat Ulama Fiqih Tentang Muallaf

1) Menurut Imam Hanafi Tentang Muallaf

Muallaf yaitu mereka yang terbagi atas tiga golongan,

yaitu, kelompok pertama adalah orang kafir yang Rasulullah saw

berikan kepada mereka harta agar menarik hati mereka untuk

masuk kedalam Islam, kemudian kelompok yang diberikan harta

kepada mereka untuk meredam kejahatan mereka dan kelompok

terakhir mereka yang masuk Islam namun Iman mereka masih

lemah maka tujuan diberikan harta tersebut agar menguatkan

keimanan mereka).23

2) Menurut Imam Maliki Tentang Muallaf

Muallaf adalah orang kafir yang diberikan kepada mereka

harta agar mereka mau masuk kedalam Islam. Muallaf diartikan

juga sebagai orang yang baru masuk Islam diberikan kepada

mereka harta agar hatinya tetap didalam Islam.24

23
Ibnu Abidin : Muhammad Amin Ibnu Abidin, Roddu alMukhtar ‘ala durri lMukhtar Syarh
Tanwirul Absor Hasyiyah, Maktabah Ilmiah, juz 2, 60.
24
Habib bin Tohir, alFikh waadillatuhu , juz 2, (Dar Ibnu Hazm, 1998), 83-84
28

3) Menurut Imam Syafii Tentang Muallaf

Muallaf terbagi menjadi dua kelompok, yaitu. Orang

Muslim dan Kafir. Orang kafir dibagi menjadi dua kelompok :

kelompok yang diharapkan kebaikan dari mereka, dan kelompok

yang dihindari kejahatannya. Sedangkan kelompok Muslim yang

mendapat Zakat terbagi dalam empat golongan, yaitu. Pertama,

sekelompok pembesar dari kaum Muslimin yang diharapkan

dengan memberikan harta kepada meraka dapat menarik mitra

mereka untuk masuk Islam. Kedua, mereka yang masuk Islam

namun Iman mereka masih lemah, diharapkan dengan diberikan

pada mereka harta dapat mengokohkan Iman mereka. Ketiga,

kelompok yang berdekatan dengan orang kafir yang jika diberikan

kepada mereka harta mereka akan memerangi orang kafir tersebut.

Kelompok keempat , kelompok muallaf yang berdekatan dengan

para wajib zakat yang jika diberikan harta kepada mereka maka

mereka akan menarik zakat para kelompok yang wajib zakat.25

4) Menurut Imam Hambali tentang Muallaf

Muallaf adalah para pembesar yang ditaati oleh kaumnya

dan diharapkan keislamannya, atau dikhawatirkan kejahatannya,

atau diharapkan dengan pemberian tersebut dapat menguatkan

Imannya, atau Islam mitranya, atau untuk membela kaum

25
Abi Ishaq az-Zairozi , alMuhazzab fi Fikh Imam as-Syafi’I , Terj. DR. Muhammad az-Zuhaili,
juz 1, Damaskus : Darul Qolam, 1992), 566-568.
29

muslimin.26

e. Pendapat Ulama Tafsir

1) Pendapat Ulama Tafsir

Para Fuqaha menjelaskan Muallaf itu terdiri dari beberapa

kelompok yaitu:

a) kelompok yang diberikan bagian zakat agar tertarik untuk

masuk Islam sebagaimana yang dilakukan oleh Rosulullah saw

kepada Sofwan bin Umayyah yang diberikan jatah dari

ghonimah Hunain, dimana pada saat perang tersebut

berlangsung Sofwan masih dalam keadaan Musrik. Sofwan bin

Umayyah berkata bahwa Nabi Muhammad saw terus menerus

memberikanku harta-harta tersebut sehingga menjadi orang

yang paling kucintai setelah sebelumnya ia adalah orang yang

paling kubenci, diriwayatkan oleh Imam Ahmad.

b) Zakaria bin’ Adi berkata bahwasanya Ibu Mubarok

mengabarkan pada kami dari Yunus dari Zuhri dari Sa’id bin

Musayyab dari Sofwan bin Umayyah berkata: rosulullah saw

memberikan padaku harta rampasan pada perang Hunain

dimana saat itu ia merupakan orang yang paling kubenci, ia

terus memberikanku harta tersebut sampai ia menjadi orang

yang paling kucintai ( HR. Muslim dan Turmidzi dari Hadits

Yunus

26
Imam ‘Alauddin al-Mardawi, al-Insof fi Ma’rifati arrojih mina alkhilaf, Terj. Abi Abdillah
Muhammad Hasan Muhammad Hasan Ismail as-Syafi’I, juz 3, (Beirut : Darul Kutub Ilmiah ,
1997), 205
30

dari Zuhri)

c) Dan diriwayatkan dari Sahihain dari Abi Said bahwasanya

Rasulullah saw mengutus Ali ra ke yaman dengan membawa

Emas, lalu Emas tersebut dibagikan kepada empat Orang : Al-

Aqro’ bin Haabis, Uyainah bin Badar, ‘Alqomah bin Alaatsah,

dan Zaid al-Kheir. Kemudian Rasulullah saw bersabda: “saya

mendekatkan hati mereka”. Ada juga kelompok yang diberikan

bagian harta kepada mereka dengan harapan dapat menarik

mitra- mitranya masuk kedalam Islam, kelompok lain

mendapatkan bagian dari harta zakat agar dapat menarik Zakat

dari sekelilingnya, atau melindungi kaum muslimin dari

marabahaya.27

Ismail bin ‘Umar bin Katsir al-Qurosy ad-Dimasyqi, Tafsir ibnu katsir Abu Fida’, Juz 2,
27

Muhaqqiq : Mahmud Hasan, (Darul Fikr, 1994), 445


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah rumusan cara-cara tertentu dalam rangka

merespon sesuatu secara sistematis, dimaksudkan agar suatu hasil karya ilmiah

atau penelitian dapat mencapai apa yang diharapkan secara tepat dan terarah,

dengan menggunakan metode ilmiah. Metode penelitian pada dasarnya adalah

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu.28 Adapun untuk

menyelesaikan skripsi ini, penulis akan menggunakan metode penelitian sebagai

berikut:

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian lapangan

(field research), yaitu penelitian yang didasarkan pada objek-objek lapangan

di suatu wilayah atau lokasi tertentu untuk mempelajari secara intensif latar

belakang situasi, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu,

kelompok. , lembaga atau masyarakat. Dalam hal ini penulis melakukan

penelitian lapangan yang berkaitan dengan Peran Tabung Baitulmal Sarawak

dalam Pemberdayaan Kelompok Muallaf dan peneliti mengambil lokasi di

Tabung Baitulmal Sarawak Cawangan Sri Aman, Sarawak, Malaysia.29

28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D (Bandung: Al Fabeta, 2011),
2.
29
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers,
2006), 25.

28
29

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan

pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu

fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti

menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan antara

peneliti dan subjek yang diteliti.30

C. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian yang dilaksanakan, penulis memilih untuk melakukan

penelitian di lokasi-lokasi yang terdapat banyak golongan Muallaf yang

memiliki hubungan terkait sosialisasi yang dilakukan oleh Tabung Baitulmal

Sarawak. Karena lokasi-lokasi mereka terdapat di pedalaman yang jauh dari

kawasan kota, maka penulis mencari golongan muallaf yang terdekat seperti

di Kampung Baur dan Kampung Sembau yang terletak di Sri Aman.

Kampung yang pertama yang dinyatakan oleh penulis beralamatkan di

Kampung Baur, 95000 Sri Aman, Sarawak, Malaysia. Letak geografis

perkampungan tersebut adalah berdeketan dengan Pusat Bandar Sri Aman dan

juga berdekatan bangunan Baitulmal Sarawak Cawangan Sri Aman.

Kampung ini merupakan sebuah perkampungan yang cukup besar, penulis

menemukan terdapat 27 KK keluarga muallaf yang mana terdiri dari

masyarakat luar yang menempati kampung itu. Mereka berhijrah dari sebuah

tempat ke tempat yang lain demi kelangsungan hidup dan ajakan dari

Juliansyah Noor, “Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah”, (Jakarta:
30

Kencana, 2011), 33-34.


30

masyarakat muallaf yang lama.

Di samping itu, lokasi tersebut juga tidak hanya berisikan golongan

muallaf saja. Namun juga ada diantara mereka yang berasal dari agama lain

seperti beragama Kristen. Walaupun begitu, kehidupan mereka di dalam

sebuah perkampungan cukup harmonis antara satu dengan yang lain dan juga

sangat erat solidaritasnya. Ketika ada suatu permasalahan diselesaikan dengan

cara yang baik.

Lokasi penelitian yang kedua adalah di kampung Lingga yang terletak di

daerah Sri Aman. Sri Aman adalah sebuah kawasan yang mana mempunyai

populasi penduduk yang bermasyarakat Iban yang berjumlah sangat besar di

daerah tersebut. Masyarakat Islam asli di sana tidak terlalu banyak dan

kelompok Muallaf terdiri dari 30% persen dari seluruh jumlah penduduk

disana.

Lokasi yang terletak di kawasan Sri Aman merupakan sebuah

perkampungan yang ditempati oleh beberapa kelompok Muallaf yang mana

rata-rata mereka sudah memeluk agama Islam melebihi 5 dekade. Masyarakat

Muallaf di sini menjadi ikon untuk masyarakat Muallaf di daerah tersebut

karena mereka telah menunjukkan prestasi yang baik dalam kegiatan yang

dijalankan oleh pihak Tabung Baitulmal Sarawak.

Letak geologis yang berdeketan tempat Pariwisata Umum telah

membuatkan Kampung Baur ini menjadi tumpuan para peneliti dan juga

mahasiswa dari seluruh Malaysia untuk meneliti dan mengkaji keberhasilan

yang terdapat di Kampung tersebut. Jaminan yang tinggi juga diperolehi

apabila
31

berkunjung di lokasi tersebut karena layanan istimewa dan juga konsep

silaturahmi yang tinggi yang di laksanakan dalam kampung tersebut terhadap

tamu dan juga masyarakat yang mengerti agama dan pengetahuan.

D. Jenis dan Sumber Data

Terdapat dua jenis sumber penelitian terdiri daripada sumber primer

dan sumber sekunder. Sumber data primer adalah dimana sesebuah data

telah terhasil.31

1. Sumber Data Primer

a. Didapatkan melalui sistem mewawancara pihak terkait mengenai

skripsi yang dijalankan.

b. Didapatkan melalui wawancara kepada golongan Muallaf

sebanyak 10 orang.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data kedua yaitu sekunder telah diperolehi dari:

a. Pihak yang melaksanakan pemberdayaan kepada kelompok

Muallaf, yaitu Tabung Baitulmal Sarawak.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode wawancara dan dokumentasi merupakan teknis perngumpulan

data :

1. Wawancara

31
H. M. Burhan Bungis,“Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi”, (Jakarta: Kencana,
2013),129.
32

Wawancara merupakan konsep yang mana memberikan maksud

tertentu dalam setiap percakapan. Yang mana terdiri daripada dua pihak

yang berbeza seperti pewawancara yang bertanya dan narasumber yang

menjawab.32

Walau pendekatan tersebut adalah wawancara terarah. Namun

perkara ini dilakukan secara bebas tetapi tidak jauh dari perkara yang

diperbincangkan yang ditanyakan kepada narasumber dan segalanya telah

dipersiapkan secara rapi dan teratur. Wawancara dilaksanakan terhadap

pihak yang terkait ini, yaitu Ketua Pengarah Tabung Baitulmal Sarawak dan

Golongan Muallaf yaitu masyarakat Muallaf yang ditempatkan di pusat-

pusat perkampungan baru Muallaf di Sarawak.

2. Dokumentasi

Dsalah satu metode pengumpulan data yang digunakan juga adalah

dokumentasi atau dokumenter dalam metodologi penelitian sosial. Sebagai

penyelusuran data historis yang dilakukan, maka penulis menggunakan

teknis metode dokumentasi untuk mempermudahkan mengumpul sesuatu

data.33

Dengan data-data yang sedia ada dan sumber yang terkait sangat

memudahkan bagi penulis mendapatkan data terkait kajian Pemberdayaan

Masyarakat Muallaf di Sarawak.

32
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006),186.
33
Bungis, “Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi”, 153 – 154.
33

F. Teknik Analisis Data

Kaedah pemprosesan data menerangkan prosedur pemprosesan dan

analisis data mengikut pendekatan yang digunakan. Sebagai contoh, secara

kuantitatif bermaksud menggambarkan data dalam bentuk nombor dan jadual,

manakala secara kualitatif bermaksud menggambarkan data dalam bentuk ayat

yang teratur, koheren, logik, tidak bertindih, dan berkesan sehingga

memudahkan pemahaman. Pengurusan data yang digunakan adalah seperti

berikut:

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Sebelum data diproses, data perlu diedit terlebih dahulu. Dengan

kata lain, data atau maklumat yang telah dikumpul dalam senarai soalan

atau daripada hasil temu bual yang perlu dibaca semula dan diperbetulkan,

sekiranya terdapat perkara yang salah satunya masih meragukan.

2. Klasifikasi (classifying)

Pengumpulan data yang diperolehi setelah melalui proses

pencarian di lapangan dan setelah melalui proses suntingan adalah

pengasingan/pemilihan data yang dianggap penting/relevan dan yang

dianggap tidak relevan. Kemudian data yang dikumpul disusun dalam

bentuk susunan klasifikasi atau sebagainya.

Dalam hal ini, data terperingkat adalah hasil data temu bual

daripada responden mengenai kebijakkan yang dilakukan oleh pihak

Tabung Baitulmal Sarawak.

3. Analisis (analysing)

Analisis ialah pengelompokan, membuat urutan,


34

memanipulasi, dan menyingkirkan data supaya mudah dibaca. Langkah

pertama dalam analisis ialah membahagikan data kepada kumpulan dan

kategori.

Analisis dijalankan dalam kajian ini dengan membuat kesimpulan

daripada data daripada pengkelasan dan menggunakan teori dan hujah lain

untuk mendapatkan kesimpulan.


BAB IV

PERAN TABUNG BAITUL MAL SARAWAK CAWANGAN SRI

AMAN DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA

MUALLAF DI SARAWAK

A. Lokasi Tabung Baitul Mal Sarawak

Sri Aman adalah kota pasar dan pelabuhan, dan ibu kota Distrik Sri

Aman dan Divisi Sri Aman di Sarawak, Malaysia timur. Sri Aman disebut

juga sebagai Bandar Sri Aman, dan awalnya dikenal sebagai Simanggang.

dalam bahasa Melayu Sri Aman bermakna "kota damai". Terletak di

Sungai Lupar, kota ini berjarak 193 kilometer, tiga jam berkendara, dari

Kuching, ibu kota Sarawak. Kota ini merupakan pusat perdagangan

minyak sawit, karet, dan lada.

Divisi Sri Aman adalah salah satu dari 12 divisi administratif di Sarawak,

Malaysia. Pusat administrasinya terletak di kota Sri Aman. Ini terdiri dari dua

distrik administratif: Sri Aman dan Lubok Antu.

Sri Aman pernah menjadi bagian dari Divisi Pertama di Sarawak yang

meliputi Kuching. Sri Aman dulunya bernama Simanggang. Nama Sri Aman

diambil bersamaan dengan peristiwa bersejarah Deklarasi Sri Aman yang

merupakan kesepakatan damai antara pemerintah dan teroris komunis.

Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 21 Oktober 1973. Untuk

memperingati peristiwa tersebut, pada tanggal 19 Maret 1974 rumah

peristirahatan pemerintah yang dikenal dengan Rumah Simanggang berganti

35
36

nama menjadi Rumah Sri Aman. Rumah adalah tempat deklarasi

ditandatangani perjanjian tersebut.

Divisi dan distrik Simanggang juga diubah namanya menjadi Sri Aman.

Perubahan nama ini diberlakukan melalui SWK.L.N.42/80 Bagian 11

Lembaran Negara Sarawak dengan judul Perintah Simanggang (Ganti Nama)

1980.

Jumlah penduduk di Divisi Sri Aman adalah 93.379 orang. Populasi

multirasnya diantaranya adalah Iban, Melayu, dan Cina sebagai populasi

mayoritas. Sebagai daerah pertanian terbesar di Sarawak, sumber ekonomi

utama di bagian ini adalah kegiatan pertanian. Ada juga kegiatan pariwisata

seperti ekowisata dan wisata budaya lainnya.

Divisi Sri Aman, sebelumnya bernama Simanggang, terletak di Selatan

Negara Bagian Sarawak dengan luas 5.499,6 km persegi dan Kota

Simanggang terletak 193 km dari Kota Kuching. Pada tahun 2021 jumlah

penduduk Divisi Sri Aman adalah 127.216 orang, yang mayoritas adalah Iban,

Melayu dan Tionghoa. Divisi Sri Aman dulu hanya memiliki dua kecamatan

yaitu Kecamatan Sri Aman dan Kecamatan Lubok Antu serta tiga kecamatan

kecil yaitu Lingga, Pantu dan Engkilili. Kini, dua kecamatan kecil tersebut

telah ditingkatkan statusnya menjadi Kecamatan, yakni Kecamatan Pantu dan

Kecamatan Lingga efektif per 12 Desember 2021 sehingga menjadi empat

kecamatan di Divisi Sri Aman.

Bagian Sri Aman yang terletak di Sungai Batang Lupar sangat terkenal

dengan fenomena “Benak” yang ketinggiannya bisa mencapai dua hingga tiga
37

meter saat air pasang. Fenomena ini telah dirayakan setiap tahun di Festival

Benak dan juga telah menjadi acara tahunan resmi dalam Kalender Pariwisata

Negara Bagian Sarawak. Sri Aman terhubung dengan Jalan Raya Pan Borneo

dan memakan waktu dua jam dari Kota Kuching. Layanan bus ekspres antar-

jemput antara Sri Aman, Kuching, Sarikei, Sibu, Bintulu dan Miri juga

disediakan untuk memudahkan warga lokal dan wisatawan yang berkunjung

ke Sri Aman.

Gambar 1: Peta Bagian Sri Aman

B. Paparan Data

1. Program Pengembangan Ekonomi Pengusaha Muallaf

Kajian yang dilakukan oleh Wan Mohd Afdhil Akram Bin Wan

Abdull Hadi, menemukan bahwa program ekonomi untuk kelompok

muallaf oleh Baitulmal Sarawak berhasil menghasilkan sekelompok

pengusaha dari kelompok muallaf dan berhasil mengubah hidup mereka

menjadi lebih baik serta mampu menekan jumlah muallaf yang memiliki

perekonomian rendah di Sarawak.


38

Menurut artikel yang berkaitan dengan aspek pengumpulan zakat

seperti metode dan cara pendistribusiannya telah diterbitkan oleh para

ulama sebelumnya dan telah menjadi referensi bagi lembaga zakat di

Malaysia.34 Namun, kajian terkait efektivitas distribusi dalam

mempengaruhi kehidupan para muallaf perlu mendapat perhatian dari

waktu ke waktu. Bantuan zakat yang disalurkan seharusnya memberikan

dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup kelompok muallaf

sehingga lebih terjamin.

Program mobile entrepreneurship “Mobile Business Program”

merupakan program yang sangat efektif dalam mentransformasikan

muallaf menjadi entrepreneur. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini akan

terlihat dalam jangka waktu 3 bulan.35 Penelitian ini juga menemukan

bahwa salah satu faktor keberhasilan dari program ini adalah dilihat dari

berhasilnya metode “pemaksaan tabungan” yang dilakukan oleh

pengusaha muallaf. Selain itu, kerjasama antar lembaga eksternal berperan

penting dalam memastikan bahwa semua aspek yang terkait dengan

proyek bisnis yang ditekankan oleh muallaf memiliki tingkat keberhasilan

yang tinggi. Badan eksternal ini memberikan layanan konsultasi dan

dukungan di mana Tabung Baitulmal Sarawak tidak memiliki keahlian.

34
Hairunnizam, W., Sanep, A., dan Mohd Ali, M. N, Kesan bantuan zakat terhadap kualiti hidup:
Kajian kes asnaf fakir dan miskin. The Journal of Muamalat and Islamic Finance Research, 1(1),
(2004). 151–166.
35
Abdul Halim, Azlina., Said, Jamaliah., dan Syed Yusuf, S. N, Individual Characteristics of the
Successful Asnaf Entrepreneurs: Opportunities and Solutions for Zakat Organization in Malaysia.
International Business and Management. Vol. 4, No. 2, (2012), 41-49.
DOI:10.3968/j.ibm.1923842820120402.1040.
39

Lembaga zakat perlu berinisiatif untuk menciptakan dan

menggerakkan usaha dimana kelompok muallaf menjadi pemilik usaha

yang memungkinkan pedagang mengalami untung atau rugi dalam

usahanya. Sebagai contoh, Dewan Agama Islam Wilayah Federal

(MAIWP) telah membuat program yang disebut "Asnafpreneur" untuk

membantu kelompok B40 di Malaysia yang tertarik memasuki bidang

bisnis untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Program ini membuka

peluang bagi kelompok muallaf dengan menyuntikkan modal awal untuk

memulai usaha di berbagai bidang. Selain diberikan pembinaan oleh

petugas SME Corp. Saat ini, tercatat sebanyak 100 pengusaha dari

berbagai negara bagian di Malaysia telah mengambil kesempatan dan

melibatkan diri dalam bisnis masing-masing.

Lembaga zakat negara mengadakan berbagai program, yang

bertujuan untuk mendistribusikan zakat kepada muallaf yang berhak.36

Program Asnaf Enterprenuer (AEP) merupakan program yang secara

khusus bertujuan untuk membantu muallaf yang berkecimpung dalam

dunia usaha untuk dapat melepaskan diri dari kerasnya hidup dan

sekaligus dapat berkontribusi dalam zakat. Akuntabilitas dalam

pengelolaan dana zakat didorong oleh prinsip-prinsip Islam, yang tidak

dapat dipisahkan dari ajaran Islam dan pandangan hidup.

Untuk itu, kontribusi zakat dalam Model “Pembalikan” menjadi

penting, di mana semua umat Islam perlu mentaati hubungan antara

36
Noormariana et al., (2019)
40

manusia, Islam dan ketundukan kepada Allah SWT.

Meskipun banyak program kewirausahaan, muallaf mencapai

tujuan dalam membantu pengusaha muallaf untuk berhasil keluar dari

belenggu kemiskinan, masih ada pertanyaan tentang efektivitas kualitas

program tersebut. Penyebab penerima zakat tidak mampu keluar dari

dilema kemiskinan adalah karena muallaf tidak mampu menguasai

kewirausahaan, kurangnya pengalaman dan kurangnya keterampilan dan

kreativitas dalam menghasilkan produk yang memiliki potensial untuk

dipasarkan di masa yang akan datang.37

Kendala yang dihadapi pada masalah zakat adalah sulitnya

mendapatkan komitmen dan dukungan dari kelompok muallaf untuk

berpartisipasi dalam program pembangunan ekonomi ini. Beberapa dari

mereka lebih nyaman menerima bantuan keuangan berkala dalam jangka

pendek dan kurang percaya diri dan keinginan untuk keluar dari

kepompong kemiskinan.38 Ada lima aspek utama yang teridentifikasi

sebagai penyebab kegagalan usaha pengusaha muallaf, yaitu usia,

motivasi, sikap, pola pikir atau mindset, dan pengendalian internal.39

Selain itu, muallaf tidak berhasil memanfaatkan peluang yang diberikan

oleh lembaga zakat untuk menjadikan kewirausahaan sebagai

mekanisme penghasil pendapatan.40

37
Zakaria Bahari 2020
38
Fatimah Salwa et al., 2020
39
Marzuki, N., Zulkifli, S. & Wahid, H. (2019). Pengukuran kejayaan bantuan modal perniagaan
usahawan asnaf dalam konteks pencapaian maqāṣid al-sharī‘ah:kajian di daerah kuala terengganu
dan Kuala Nerus, Terengganu, Jurnal Syariah, Jil. 27, Bil. 2.201-
232.doi.org/10.22452/https://doi.org/10.22452/js.vol27no2.1
40
Tengku Mohd Azizuddin et al., (2021).
41

Berbagai faktor dari dalam diri pengusaha tersebut memberikan kontribusi

seperti kurangnya dukungan keluarga, komitmen terhadap anak,

pendapatan rendah, kurangnya bimbingan dan motivasi serta lokasi dan

jenis usaha yang kurang strategis.41

Program kewirausahaan muallaf mengalami beberapa kegagalan

karena kurangnya pelatihan, pembinaan, pengelolaan dan pengawasan dari

badan yang menyalurkan dana kepada kelompok muallaf.42 Sedangkan

80% peserta program pengembangan muallaf yang dilakukan oleh Majelis

Agama Islam Sarawak belum mencapai tingkat kepuasan dalam

operasional bisnisnya. Berbagai tantangan dan kendala akibat pelaksanaan

program baik dari pihak lembaga zakat maupun penerima bantuan itu

sendiri. Kekurangan dari pihak staf juga menjadi salah satu penyebab

program ini menghadapi tantangan seperti kondisi bisnis pengusaha yang

tidak terpantau dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, kerjasama yang erat

antara lembaga zakat yang menjadi pengelola dana dan program

pengembangan ekonomi muallaf, pemerintah dan swasta yang terlibat

sebagai panel penasehat dan muallaf sendiri diperlukan untuk lebih

memperkuat program pengembangan ekonomi pengusaha zakat sehingga

mencapai tujuan menghapus muallaf dari kepompong kemiskinan.

Menurut penelitian yang dilakukan terhadap muallaf fakir miskin

di Pusat Pengelola Zakat (PUZ) di bawah pengelolaan Tabung

Baitulmal

41
Khairul Azhar & Ummi Khasidah, 2020
42
(Zainal et al., 2016).
42

Sarawak, program kewirausahaan wajib diadakan oleh setiap lembaga

zakat di Malaysia. Serta mendiskusikan tentang kemampuan muallaf yang

tidak hanya sebagai penerima bantuan dari zakat, tetapi juga mampu

melihat kemampuannya dalam meningkatkan pendapatan melalui

perubahan paradigma. Peran oleh kelompok muallaf diharapkan mampu

mengkatalisasi kesuksesan dalam bisnis dan berkontribusi terhadap

perekonomian nasional secara umum.43 Oleh karena itu, ada 3 strategi

melalui penelitian ini, dalam kebutuhan muallaf untuk terlibat dengan

berbagai program pelatihan kewirausahaan. Yaitu diantaranya:

a) Strategi dalam Menghilangkan Kemiskinan dan Memberdayakan

Ekonomi Kelompok Muallaf

Keinginan untuk membantu kelompok ini memasuki bidang usaha

merupakan strategi yang baik untuk mengentaskan mereka dari

kemiskinan dan juga mengeluarkan mereka dari daftar penerima zakat.

Dalam membantu upaya ini, pihak-pihak yang terlibat seperti dewan

zakat perlu merumuskan strategi dan juga program kewirausahaan

untuk mencapai tujuan. Jika tanpa adanya rencana strategis dan juga

program pelatihan kewirausahaan yang signifikan bagi dunia usaha,

maka sangat sulit untuk membantu mereka sukses dalam berbisnis.

Oleh karena itu, prioritas dalam penelitian ini yaitu penulis

memfokuskan dalam mengidentifikasi upaya program pelatihan

kewirausahaan oleh pusat zakat dan keterlibatan lembaga eksternal

terkait yang dapat

43
Zakaria Bahari (2020)
43

memberdayakan ekonomi pada kelompok ini.

Ciri-ciri potensi wirausahawan seperti berani mengambil resiko,

berpikir kreatif dan inovatif, mencari peluang, percaya diri yang tinggi

dan sebagainya perlu diasah dan ditonjolkan melalui pelaksanaan

program berupa pelatihan-pelatihan praktis. Statistik strategi yang

ditetapkan oleh badan hukum yang bertujuan untuk mendorong

perubahan ekonomi di masyarakat. Melalui program pengembangan

ekonomi yang dirancang khusus untuk kelompok muallaf berdasarkan

rencana strategis yang kuat dan mampu memberikan platform bagi

mereka untuk mendapatkan dukungan, bantuan, dorongan dan

bimbingan modal, kursus keterampilan dari lembaga zakat negara.

b) Strategi dalam Mengidentifikasi Potensi Kelompok Muallaf

Sebelum Menjadi Wirausaha

Ada 5 Fase model Pengembangan Wirausaha muallaf yang perlu

diidentifikasi dan dilalui oleh kelompok muallaf sebelum menjadi

wirausaha. Yaitu diantaranya :

1) Tahap Eksposur: Mengekspos muallaf untuk mendapatkan peluang

dalam kegiatan wirausaha dan bisnis yang terbuka lebar sebagai

katalisator perubahan struktur sosial ekonomi.

2) Tahap Pendidikan: Memberikan mereka pengetahuan

kewirausahaan berupa, keterampilan, sikap, pengetahuan dan

mekanisme yang efektif dalam bisnis.


44

3) Tahap Pelaksanaan: Pemberian bantuan permodalan yang

merupakan mekanisme penting dalam menjalankan usaha dan

menggerakkan perekonomian mereka.

4) Fase Pemasaran: Fase penting untuk memastikan mampu

memproduksi dan memasarkan produknya ke pasar yang lebih

besar dan luas.

5) Tahap Monitoring: Upaya ini sangat ditekankan oleh badan zakat

dalam memastikan bahwa kelompok muallaf ini berhasil menjadi

pengusaha sukses dan dapat menghasilkan lebih banyak pengusaha

sukses di antara mereka di masa depan.

Dengan itu, penelitian ini menjadikan Model Pengembangan

Wirausaha muallaf sebagai tolak ukur untuk membentuk model

program kewirausahaan yang produktif dan spesifik, berkelanjutan dan

signifikan serta mampu mensukseskan hasil kerjasama, peran dan

upaya dari badan zakat, lembaga eksternal dan masyarakat dalam

membimbing kelompok muallaf ini. Dalam memastikan

keberhasilannya untuk dapat keluar dari kemiskinan dilakukan melalui

program-program pengembangan wirausaha yang akan direncanakan

kemudian. Hal ini penting bagi pihak zakat untuk mengidentifikasi

kelompok muallaf yang memiliki potensi di bidang usaha untuk

dimajukan. Sebab tidak semua kelompok tersebut berpotensi untuk

menggeluti usahanya karena memiliki karakteristik individu yang

berbeda-beda.
45

Berdasarkan temuan sebelumnya, masih belum ada model

pengembangan Program Kewirausahaan Muallaf yang produktif dan

spesifik. Kerangka model yang digariskan dan diusulkan dapat

digunakan oleh Badan Zakat untuk melaksanakan program

kewirausahaan yang direncanakan. Kerangka awal ini memiliki empat

bagian utama dan sepuluh sub-bagian, diantaranya yaitu:

1) Pertama: Keinginan menjadi wirausahawan dengan

mengidentifikasi bakat dan potensi wirausahawan muallaf dan unit

motivasi Muslimpreneur. Ditempatkan di bawah unit motivasi

dimana pelatihan berlangsung selama 3 hari 2 malam.

2) Kedua: Pengembangan ide bisnis. Fase ini mendidik para

pengusaha asnaf untuk mengembangkan ide bisnisnya sendiri

dengan mengidentifikasi peluang bisnis, memvalidasi ide dan

melakukan pemasaran model bisnis. Diperlukan waktu

pematangan selama tiga bulan.

3) Ketiga: Ide untuk bisnis. Unit yang memulai usaha, unit keuangan

dan unit pembiayaan akan mendidik para pengusaha muallaf mulai

dari ide bisnis hingga pembiayaan. membutuhkan waktu selama 3

bulan.

4) Keempat: Manajemen dan pengembangan bisnis. Unit "diagnosis"

dan unit "pembinaan bisnis" berperan di sini. Pemantauan

pengusaha muallaf dengan mengidentifikasi masalah yang muncul


46

dan memberikan solusi yang disarankan. Dipantau hingga saat

bisnis jatuh tempo, yang merupakan perkiraan hingga 3 tahun bisnis.

Gambar 1 menunjukkan kerangka model pengembangan ekonomi

pengusaha muallaf berdasarkan studi yang dilakukan oleh kelompok

penelitian seperti berikut:

Gambar 2: Kerangka Awal Model Pembangunan Usahawan muallaf

Program Motivasi

Program idea Perniagaan

Program idea kepada perniagaan

Program pengurusan dan pengembangan


perniagaan

c) Penyusunan Program Kewirausahaan Bagi Kelompok Muallaf

Sebagai Model Pengembangan Ekonomi Produkif

Program yang tepat terutama bagi golongan muallaf agar dapat

menguasai keterampilan, kreativitas, kewirausahaan dan mendapatkan

pengalaman bisnis yang nyata oleh para pengusaha sukses. Karena

salah satu tujuan Badan Zakat adalah untuk mengatasi dan

mengentaskan kemiskinan, serta mengembangkan sosial ekonomi di

masyarakat. Badan zakat berupaya menjadikan muallaf yang

berpotensi menjadi wirausahawan di awal usahanya dan

membimbing mereka untuk


47

mengembangkan usahanya menuju kesuksesan. Pengusaha muallaf

diberikan pembinaan dan bimbingan seperti dasar-dasar berwirausaha,

dasar-dasar penyusunan laporan keuangan, operasional, pemasaran

usaha serta memaparkan peluang usaha yang ada. Oleh karena itu,

penelitian ini mencoba merancang model program kewirausahaan yang

komprehensif dalam memastikan bahwa mereka diberikan bimbingan

bisnis sampai mereka berhasil. Program pemberian ilmu ini sangat

penting bagi kelompok muallaf yang dalam upaya membantu

peningkatan pengetahuan para muallaf tentang dunia usaha dan

diberikan pembekalan praktis secara konsisten oleh Badan Zakat dan

Tabung Baitulmal Sarawak. Dengan berbagai program dan pelatihan

kewirausahaan. Serta pelibatan lembaga eksternal yang berpengalaman

bekerja bahu membahu dengan pusat zakat untuk menyelenggarakan

program bisnis bagi kelompok muallaf. Hal ini menunjukkan bahwa

program pelatihan kewirausahaan telah berkembang secara luas dan

signifikan dalam melahirkan dan memperluas bidang kewirausahaan

pada kelompok muallaf dalam memastikan kelompok ini menjadi aktif

kembali dan menjadi pembayar zakat.

Sebagai contoh, perusahaan Anib Sdn Bhd, sebuah perusahaan

yang dimiliki sepenuhnya oleh Hikmah, bertanggung jawab atas

program pengembangan ekonomi untuk muallaf miskin dan

membutuhkan di Sarawak. Strategi utama mereka adalah memastikan

bahwa bantuan usaha yang diberikan dapat mengangkat pengusaha

muallaf keluar dari


48

kemiskinan melalui bantuan keuangan, peralatan dan bimbingan dari

program kewirausahaan. Strategi yang dilakukan Anib Sdn Bhd adalah

dengan menyediakan dan menyelenggarakan kursus dan pelatihan bagi

masyarakat untuk menambah keterampilan sehingga dapat

meningkatkan pendapatan muallaf. Di antara tujuan dari pelatihan dan

program yang diberikan adalah untuk mengembangkan pengetahuan

mereka dalam bisnis termasuk aspek-aspek teoritis, seperti : 44

1) Kursus Pra-Modal – kursus pra-persetujuan untuk bantuan modal


2) Kursus Dasar Kewirausahaan dan Pelatihan Keterampilan
berupa, kursus manajemen usaha, kursus pemasaran usaha, kursus
manajemen operasional dan kursus keuangan.
3) Kursus Lanjutan.
4) Kursus-kursus dalam bentuk spiritualitas juga diberikan dalam
rangka meningkatkan jati diri dan kepribadian yang tinggi di
antaranya, seperti kursus motivasi diri, kursus kehidupan, kursus
keislaman dan ketuhanan.

Program pengembangan ekonomi, Menurut laporan Manajemen

Zakat Sarawak, ada program pengembangan ekonomi di mana strategi

yang digunakan oleh Baitulmal Sarawak adalah untuk mencapai tujuan

zakat menjadi zakat produktif. Selain itu, Badan Zakat juga

membentuk Kelompok Pengusaha Zakat Asnaf (KUAZ) yang

beranggotakan para penerima bantuan modal asnaf. Hal tersebut

didirikan dengan tujuan dan strategi memantau dan menjaga

kepentingan anggota serta membantu mempromosikan merek produk

asnaf.

44
Sayifullah Masiron, Wawancara, 1 Juli 2020.
49

Program pengembangan wirausaha juga dibentuk untuk bertindak

memantau bantuan yang telah diberikan kepada kelompok muallaf

secara teratur dan sistematis, untuk mencegah terjadinya

penyalahgunaan di antara mereka. Terdapat pengawas di antara staf

Badan Zakat yang akan bertanggung jawab dalam tugas ini. Secara

keseluruhan, Badan Zakat menyelenggarakan empat program yaitu

program pengembangan sosial, program pengembangan pendidikan,

program pengembangan kesejahteraan dan dakwah, program

pengembangan ekonomi dan program pengembangan wirausaha.

Secara keseluruhan, program yang dekat dengan pengembangan

wirausaha muallaf khususnya adalah pengembangan ekonomi,

program pengembangan wirausaha dan program pendidikan yang

ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada wirausahawan

muallaf yang proaktif, tertarik dan berkualitas untuk meningkatkan

taraf hidupnya dengan menghasilkan pendapatan melalui bisnis atau

kewirausahaan. Bantuan ini dipandang mampu memberikan dampak

dalam mengentaskan mereka dari masalah kemiskinan.

Secara umum, Economic Development Program (PPE) diciptakan

untuk menyalurkan zakat secara produktif dengan menyediakan modal

awal, pembelian aset tetap, sewa tempat bagi mereka untuk memulai

bisnisnya. Kelompok ini juga diberikan pembinaan dan pengawasan

terus menerus sampai mereka berhasil. Selanjutnya, media diskusi dan


50

pertukaran informasi antar pengusaha dibuat untuk meningkatkan arus

bisnis dalam kelompok.

Program-program tersebut tidak hanya dibuat oleh Badan Zakat,

tetapi berbagai pihak eksternal yang bertanggung jawab seperti

Lembaga Kewirausahaan Nasional (INSKEN), Lembaga Pelatihan

Islam (ILIM), Baitulmal, Dewan Organisasi Peternakan, FAMA,

Dewan Pengembangan Perikanan Malaysia (LKIM) dan lain-lain

dalam upaya diversifikasi pengetahuan, keterampilan dan dukungan

bagi kelompok ini.

Selain itu, juga telah tercipta Baitulmal Entrepreneur Budding

Program (TUB) atas kerjasama MAIWP, Kementerian Pengembangan

Pengusaha dan Koperasi (MEDAC) melalui SME Corporation

Malaysia (SME Corp). Program TUB ini dirancang untuk membantu

meningkatkan taraf hidup golongan B40 dan asnaf melalui kegiatan

wirausaha yang mampu menghasilkan pendapatan jangka panjang serta

membangun ketahanan dan jati diri dalam menjalankan usaha.

Program yang dimulai pada tahun 2019 ini juga telah melatih total 84

pengusaha muallaf dan berhasil menghasilkan nilai penjualan

kumulatif RM1,32 juta. Tujuan dari program ini dibuat untuk

mengubah pandangan masyarakat terhadap normalisasi penerima

bantuan. Paradigma baru disuntikkan melalui proses transformasi ini

untuk mengubah aturan dari penerima zakat menjadi pembayar zakat

ketika status ekonomi mereka kuat nantinya. Hal ini bertujuan agar

setiap muallaf mampu mandiri dan


51

lebih mengembangkan potensinya untuk keluar dari belenggu

kemiskinan.

Kolaborasi yang kuat dapat membentuk kerangka awal model

program pengembangan ekonomi produktif bagi pengusaha muallaf

yang dapat digunakan dan diterapkan di masa mendatang. Hal ini

dikarenakan Badan Zakat tidak memiliki keahlian dalam mengelola

usaha para pengusaha asnaf tersebut. Oleh karena itu, pelibatan pihak

eksternal dapat mengatasi masalah terkait kurangnya petugas zakat

yang belum berpengalaman dan tidak ahli dalam membimbing para

pengusaha muallaf tersebut. Keterlibatan konsultan eksternal yang

memiliki keahlian dalam pelatihan keterampilan dan manajemen bisnis

juga akan membantu mewujudkan program ini agar terus sukses dan

mampu membantu meningkatkan kredibilitas bisnis yang digelutinya.

Respon para pengusaha muallaf melalui program yang

diselenggarakan oleh pihak zakat sedikit banyak dapat membantu

mereka sukses dalam berbisnis. Fasilitas platform ini mampu

melepaskan para pengusaha dari belenggu kemiskinan dan mereka

tidak lagi tercatat sebagai penerima zakat melainkan berubah menjadi

pembayar zakat dan secara tidak langsung meningkatkan taraf hidup

mereka. Temuan dari penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa

program pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh zakat dan pihak

eksternal merupakan upaya yang perlu diapresiasi untuk menghasilkan

dan mentransformasikan para pengusaha asnaf ini menjadi lebih

sukses.
52

Program pembangunan ekonomi yang dilakukan berhasil

menghasilkan wirausahawan muallaf sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Langkah selanjutnya, upaya penguatan program

pembangunan ekonomi yang diselenggarakan perlu diperluas ke

seluruh lapisan muallaf. Selain itu, kelompok muallaf juga perlu

memanfaatkan peluang ini dan memanfaatkan program pembangunan

ekonomi oleh lembaga zakat dan eksternal dalam mengubah taraf

hidup mereka menjadi lebih baik.

2. Komunitas Muallaf Sebagai Muallafpreneur

Muallafpreneur adalah gabungan dari dua kata Mualaf dan

Entrepreneur. Mualafpreneur adalah istilah baru, belum ada penelitian

yang menggunakan istilah mualafpreneur. Hal ini berdasarkan beberapa

penelitian yang menggunakan istilah muslimpreneur.45

Muslimpreneurs merupakan gabungan dari dua kata yaitu Muslim

dan entrepreneur. Muslim mengacu pada individu yang mempraktikkan

dan melaksanakan kegiatan kewirausahaan berdasarkan prinsip-prinsip

Islam. Dengan demikian, relevan untuk menggunakan istilah

Mualafpreneur karena dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada

individu yang bergelar mualaf di bawah program kewirausahaan asnaf.46

Seorang mualaf mengacu pada individu yang telah masuk Islam.

Mualaf adalah mereka yang telah memeluk Islam dan niatnya masih

lemah,

45
Md Pazil, Muhammad, Othman & Abdullah (2019)
46
Mohd Faizal P. Rameli, et.al (2014)
53

memberikan zakat untuk memperkuat imannya atau mereka telah

memeluk Islam dan imannya telah kuat terhadap Islam dan mulia di mata

orang lain.47, sehingga tidak perlu mengeluarkan zakat. Dalam konteks

penelitian ini, mualaf adalah responden dan kelompok yang akan

dibimbing oleh model ini. Selain itu, mualaf yaitu orang yang terdaftar

dalam program kewirausahaan asnaf yang dikelola oleh Badan Zakat

Sarawak. Sedangkan preneur berasal dari kata “entrepreneur” yang

merupakan kata Perancis. Kata ini mengacu pada individu yang

berinvestasi dalam suatu produk dan menjualnya di pasar dengan harga

tertentu yang sesuai dengan pasar.

Oleh karena itu, perlu dibuat sebuah modul yang dapat dijadikan

acuan oleh setiap lembaga zakat yang ingin menjalankan program

kewirausahaan bagi kelompok Mualaf. Dalam modul pelatihan

pengembangan kewirausahaan Islam ini terdapat empat bagian utama dan

sepuluh bagian pecahan. Bagian besar pertama adalah keinginan untuk

menjadi seorang wirausaha. Bagi asnaf yang ingin menjadi pengusaha,

akan melalui proses pada bagian ini. Pada bagian ini terdapat dua bagian

fraksional, yaitu unit untuk mengidentifikasi bakat dan potensi diri

wirausahawan asnaf dan unit untuk memotivasi wirausahawan muslim.

Melalui bagian ini para asnaf dapat meningkatkan potensinya untuk

memulai usaha dan para asnaf dapat meningkatkan motivasi usahanya

melalui unit motivasi yang terdapat pada bagian ini.waktu yang diperlukan

dalam program ini adalah selama dua hari tiga malam.

47
Yusuf al-Qardawi (2001)
54

C. Analisis

1. Strategi Tabung Baitul Mal Sarawak dalam Memberdayakan

Ekonomi Keluarga Muallaf di Negeri Sarawak

Dalam menunjang perannya untuk melakukan pemberdayaan

ekonomi bagi keluarga Muallaf di Negeri Sarawak, maka tabung Baitul

Mal Sarawak melakukan program-program yang dapat membentuk sistem

perekonomian muallaf yang baik. Sehingga tujuan tabung Baitul Mal

dalam hal melakukan pemberdayaan ekonomi bagi kaum muallaf dapat

terealisasikan. Implementasi pemberdayaan ekonomi oleh tabung Baitul

Mal Sarawak terfokus hanya pada kelompok keluarga Muallaf di Negeri

Sarawak. Adapun beberapa program yang dilakukan oleh Tabung Baitul

Mal Sarawak dalam memberdayakan ekonomi keluarga muallaf di Negeri

Sarawak yaitu:

a) Program ekonomi untuk kelompok muallaf oleh Baitulmal Sarawak

berhasil menghasilkan sekelompok pengusaha dari kelompok muallaf

dan berhasil mengubah hidup mereka menjadi lebih baik serta mampu

menekan jumlah muallaf yang memiliki perekonomian rendah di

Sarawak. Adanya metode “pemaksaan tabungan” yang dilakukan oleh

pengusaha muallaf dan kerjasama antar lembaga eksternal yang

menjadi faktor utama dalam pembentukan keberhasilan dalam hal

pemenuhan kebutuhan bagi muallaf di Sarawak. Serta terjaminnya

hidup para Muallaf dengan adanya program bantuan zakat janga

pendek yang bertujuan untuk menjaga para muallaf dari kekurangan

ekonomi.
55

Dalam persoalan ini telah Memenuhi faktor pemberdayaan

mengenai terpenuhinya kebutuhan dasarnya sehingga mereka

memiliki kebebasan, dalam arti bukan saja bebas dalam

mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas

dari kebodohan, bebas dari kesakitan.

b) Tabung Baitul Mal Sarawak memiliki program Asnaf Enterprenuer

(AEP) merupakan program yang secara khusus bertujuan untuk

membantu muallaf yang berkecimpung dalam dunia usaha untuk dapat

melepaskan diri dari kerasnya hidup dan sekaligus dapat berkontribusi

dalam zakat. Dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip Islam

dalam pengelolaannya. Oleh karenanya kontribusi zakat dalam Model

“Pembalikan” menjadi penting, di mana semua umat Islam perlu

mentaati hubungan antara manusia, Islam dan ketundukan kepada

Allah SWT.

Sejatinya efektivitas program yang dilakukan oleh Tabung Baitul

Mal Sarawak masih rendah. Dikarenakan disana masih banyak para

penerima zakat dan kaum muallaf yang mampu keluar dari dilema

kemiskinan adalah karena muallaf tidak mampu menguasai

kewirausahaan, kurangnya pengalaman dan kurangnya keterampilan

dan kreativitas dalam menghasilkan produk yang memiliki potensial

untuk dipasarkan di masa yang akan datang.48

48
Zakaria Bahari 2020
56

Oleh karenanya faktor pemberdayaan tentang Menjangkau sumber-

sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan

pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang

mereka perlukan. Masih belum terpenuhi, dikarenakan program yang

dilakukan belum mencapai tujuan yang diinginkan, berdasarkan data

terdapat 80% peserta program pengembangan muallaf yang dilakukan

oleh Majelis Agama Islam Sarawak belum mencapai tingkat kepuasan

dalam operasional bisnisnya.

c) Dalam faktor berpartisipasi terhadap proses pembangunan dan

keputusan keputusan yang dapat berpengerahuh terhadap kelompok

muallaf, dianggap masih kurang, dikarenakan sulitnya mendapatkan

komitmen dan dukungan dari kelompok muallaf untuk berpartisipasi

dalam program pembangunan ekonomi ini. Beberapa dari mereka

lebih nyaman menerima bantuan keuangan berkala dalam jangka

pendek dan kurang percaya diri dan keinginan untuk keluar dari

kepompong kemiskinan.49 Ada lima aspek utama yang teridentifikasi

sebagai penyebab kegagalan usaha pengusaha muallaf, yaitu usia,

motivasi, sikap, pola pikir atau mindset, dan pengendalian internal.50

49
Fatimah Salwa et al., 2020
50
Marzuki, N., Zulkifli, S. & Wahid, H. (2019). Pengukuran kejayaan bantuan modal perniagaan
usahawan asnaf dalam konteks pencapaian maqāṣid al-sharī‘ah:kajian di daerah kuala terengganu
dan Kuala Nerus, Terengganu, Jurnal Syariah, Jil. 27, Bil. 2.201-
232.doi.org/10.22452/https://doi.org/10.22452/js.vol27no2.1
57

Selain itu, muallaf tidak berhasil memanfaatkan peluang yang

diberikan oleh lembaga zakat untuk menjadikan kewirausahaan

sebagai mekanisme penghasil pendapatan.51 Kurangnya dukungan dari

keluarga. Kurangnya pelatihan, pembinaan, pengelolaan dan

pengawasan dari badan yang menyalurkan dana kepada kelompok

muallaf.52 80% peserta program pengembangan muallaf yang

dilakukan oleh Majelis Agama Islam Sarawak belum mencapai tingkat

kepuasan dalam operasional bisnisnya. Kekurangan dari pihak staf

seperti kondisi bisnis pengusaha yang tidak terpantau dari waktu ke

waktu.

Kurangnya partisipasi dan komitmen yang penuh dari pihak

muallaf dan staf dalam program pembangunan ekonomi ini yang

menyebabkan beberapa kelompok muallaf lebih nyaman menerima

bantuan keuangan berkala dalam jangka pendek. Serta adanya rasa

kurang percaya diri dan keinginan yang besar untuk keluar dari

kepompong kemiskinan.53

2. Modal dan Kemampuan yang Diberikan oleh Tabung Baitul Mal

Sarawak Terhadap Ekonomi Keluarga Mualaf di Negeri Sarawak

Program pemberian ilmu sangat penting bagi kelompok muallaf

yang dalam upaya membantu peningkatan pengetahuan para muallaf

tentang dunia usaha dan juga pembekalan praktis secara konsisten oleh

Badan Zakat dan Tabung Baitulmal Sarawak. Tidak hanya memberikan

bantuan berupa ilmu dan pembekalan tetapi juga diperlukan bantuan berua

51
Tengku Mohd Azizuddin et al., (2021).
52
(Zainal et al., 2016).
53
Fatimah Salwa et al., 2020
58

suntikan modal bagi para muallaf yang akan memulai bisnusnya. Seperti

yang terdapat dalam apek-aspek teoritis dalam bisnis yaitu :

1) Kursus Pra-Modal – kursus pra-persetujuan untuk bantuan modal


2) Kursus Dasar Kewirausahaan dan Pelatihan Keterampilan berupa,
kursus manajemen usaha, kursus pemasaran usaha, kursus manajemen
operasional dan kursus keuangan.
3) Kursus Lanjutan.
4) Kursus-kursus dalam bentuk spiritualitas juga diberikan dalam rangka
meningkatkan jati diri dan kepribadian yang tinggi di antaranya,
seperti kursus motivasi diri, kursus kehidupan, kursus keislaman dan
ketuhanan.

Dalam program pengembangan ekonomi Tabung Baitul Mal

Sarawak membentuk Kelompok Pengusaha Zakat Asnaf (KUAZ) yang

beranggotakan para penerima bantuan modal asnaf. Hal tersebut didirikan

dengan tujuan dan strategi memantau dan menjaga kepentingan anggota

serta membantu mempromosikan merek produk asnaf. Program

pengembangan wirausaha juga dibentuk untuk bertindak memantau

bantuan yang telah diberikan kepada kelompok muallaf secara teratur dan

sistematis. Economic Development Program (PPE) diciptakan untuk

menyalurkan zakat secara produktif dengan menyediakan modal awal,

pembelian aset tetap, sewa tempat bagi mereka untuk memulai bisnisnya.

Kelompok ini juga diberikan pembinaan dan pengawasan terus menerus

sampai mereka berhasil. Selanjutnya, media diskusi dan pertukaran

informasi antar pengusaha dibuat untuk meningkatkan arus bisnis dalam

kelompok.

Untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan atas bantuan

ekonomi yang diberikan maka dibentuklah badan pengawas di antara staf

Badan Zakat yang akan bertanggung jawab dalam tugas ini.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam faktor pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh Tabung Batul

Mal Sarawak yang dikaitkan dengan teori pemberdayaan, dirasa masih

kurang. Dikarenakan masih banyaknya program-program yang dilakukan

dalam hal pemberdayaan ekonomi, bisnis dan kemampuan dalam

berpartisipasi penuh dalam berbisnis bagi para muallaf yang kurang. Hal

tersebut disbebakan karena beberpa faktor diantaranya adalah faktor

internal yang berasal dari diri para muallaf yang kurang berpartisipasi dan

kemauan yang rendah dalam memulai bisnis. Dan juga faktor eksternal

berupa kurangnya pembinaan, pengelolaan da;am pemberian pembekalan

pengawasan dari badan yang menyalurkan dana kepada kelompok muallaf.

Kekurangan dari pihak staf seperti kondisi bisnis pengusaha yang tidak

terpantau dari waktu ke waktu. Kurangnya partisipasi dan komitmen yang

penuh dari pihak muallaf dan staf ini, menyebabkan beberapa kelompok

muallaf lebih nyaman menerima bantuan keuangan berkala dalam jangka

pendek.

2. Economic Development Program (PPE) diciptakan untuk menyalurkan

zakat secara produktif dengan menyediakan modal awal, pembelian aset

tetap, sewa tempat bagi mereka untuk memulai bisnisnya. Tabung Baitul

Mal Sarawak membentuk Kelompok Pengusaha Zakat Asnaf (KUAZ)

yang beranggotakan para penerima bantuan modal asnaf. Hal tersebut

didirikan

59
60

dengan tujuan dan strategi memantau dan menjaga kepentingan anggota

serta membantu mempromosikan merek produk asnaf.

B. Saran

1. Dalam upaya pemberdayaan ekonomi para para muallaf di Negeri Sarawak

diperlukannya pembekalan berupa pemberian ilmu pengetahuan dan

pendampingan yang dilakukan secara rutin dan berkala. Hal tersebut

bertujuan untuk menjadikan para muallaf bangkit dari kesusahan ekonomi

dan juga menjadikan muallaf percaya diri dan tidak ragu dalam memulai

bisnis. Karena dengan adanya pendampingan serta pembekalan secara

berkala tujuan Tabung Baitul Mal untuk menjadikan muallafpreneur dapat

terwujud.

2. Suntikan dana bagi para perintis bisnis merupakan hal yang sangat penting

dan faktor utama bisnis dapat terbangun. Dalam mendukung tujuan

Tabung Baitul Mal dalam mewujudkan muallaf preneur, maka Tabung

Baitul Mal perlu memberikan suntikan dana sebagai awal dalam

pembentukan suatu usaha. Diiringi dengan pendampingan oleh staf ahli

dalam bidang bisnis dan keuangan sehingga pemberian dana serta bisnis

yang dilakukan dapat berkembang. Dengan berkembangnya bisnis yang

dilakukan oleh para muallaf dapat mengundang keinginan bagi para

muallaf lain untuk memulai berbisnis. Dengan begitu tingkat kesejahteraan

para muallaf dapat terangkat.


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Asikin, Amiruddin dan Zainal, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2006).

Bungis, H. M. Burhan,“Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi”, (Jakarta:

Kencana, 2013).

Community development in perspective / edited by James A. Christenson & Jerry

W. Robinson, Jr Ames: Iowa State University Press, 1989.

H. M. Burhan Bungis,“Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi”. Jakarta:

Kencana, 2013.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006.

Munawir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawir, Surabaya:: Pustaka Progresip,

1997.

Noor, Juliansyah “Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah”. Jakarta: Kencana, 2011.

Yusuf al-Qaradhawi, Hukum Zakat, Terj.bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2002.

Artikel dan Skripsi

Wulandari, Ayu Purnami: Pemberdayaan Masyarakat Desa Dalam Upaya

Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pelatihan Pembuatan Sapu

Gelagah Di Desa Kajongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten

Purbalingga. Undergraduate thesis, (Yogyakarta, Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta 2014)

61
62

Kusniati, Ira: Strategi Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Koperasi Unit

Desa (KUD) Suburtani Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalkek.

Undergraduate Thesis, (Tulungagung, Institut Agama Islam Negeri

Tulungagung 201 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan

Rakyat, (Bandung: Refika Aditama, 2010).

Muhammad Amin Ibnu Abidin Makt Rujukan alFikh waadillatuhu , Habib bin

Tohir,juz 2, cetakan tahun 1418 h – 1998 m, cetakan pertama, penerbit :

Dar Ibnu Hazm.

Rizqi Choironi: Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Melalui

Pengolahan Limbah Cangkang Kerang Di Pkbm Kridatama Desa Sendang

Sikucing Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal. Undergraduate Thesis,

(Semarang, Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri

Walisongo Semarang 2018).

Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Volume 2 – Nomor 2

November 2015, (226 - 238).

Website

Bahagian Sebaran Am, Portal Wikipedia

https://ms.wikipedia.org/wiki/Tabung_Baitulmal_Sarawak, diakses pada

tanggal 4 Mac 2020.

Bahagian Sebaran Am, Portal Rasmi Kamus Besar Bahasa Indonesia,

https://kbbi.web.id/peran, diakses pada tanggal 4 Mac 2020.

Bahagian Sebaran Am, Portal Rasmi Tabung Baitulmal Sarawak, Malaysia,

https://www.tbs.org.my/www/ diakses pada 4 Mac 2020.


63

Bahagian Sebaran Am, Portal Rasmi Kamus Besar Bahasa Indonesia,

https://kbbi.web.id/daya diakses pada tanggal 4 Mac 2020.a, (Kuching, 25

Januari 2020).

Bahagian Sebaran Am, Portal Rasmi Kamus Besar Bahasa Indonesia,

https://kbbi.web.id/kelompok, diakses pada tanggal 4 Mac 2020.

Bahagian Sebaran Am, Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Mualaf diakses

pada tanggal 4 Mac 2020.

Undang-undang

Ordinan 41 Tahun 2001, Ordinan Majlis Islam Sarawak, 2001, Bahagian V -

Penubuhan Lembaga Baitulmal Dan Wakaf, Baitulmal, Wakaf Dan Nazr.

Undang-Undang Mahkamah Melayu Sarawak [CAP. 51] Fasal 1 Swk. L.N.

94/1966 Undang-Undang Zakat Dan Fitrah 1966.

Anda mungkin juga menyukai