Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN 1

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH


POLIGON TERBUKA
(Terikat Azimuth)

Disusun Oleh:
Kelompok 3

 RIFQI SOLEHUDIN NIM / 7011210023 / 2-A


 DINI AULIA NIM / 7011210025 / 2-A
 TRIA MUHAMMAD RAMDAN NIM / 7011210009 / 2-A
 ALI FIRMANSYAH NIM / 7011210011 / 2-A
 PAJAR SIDIK NIM / 7011210031 / 2-A

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Waktu, Lokasai, dan Cuaca Pratikum ...................................................... 1
B. Tujuan Pratikum ....................................................................................... 1
C. Dasar Teori ............................................................................................... 1
D. Peralatan dan bahan .................................................................................. 3
E. Langkah Kerja .......................................................................................... 5
F. Tabel Data Pengukuran ................................................................................ 6
G. Analisis Data ............................................................................................ 6
LAMPIRAN 1 ....................................................................................................... 14
LAMPIRAN 2 ....................................................................................................... 15

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Waktu, Lokasai, dan Cuaca Pratikum


- Waktu : Senin, 16 Januari 2023 08:00 sd 16:00 WIB
- Lokasi : Parkiran belakang Gedung Rektorat UNIGAL
- Cuaca : Cerah
B. Tujuan Pratikum
1. Mahasiswa mengetahui cara dasar membuat kerangka peta dan mengenal
penggunaan alat untuk membuat kerangka polygon terbuka.
2. Pengenalan macam macam polygon dan rumus umum perhitungan
polygon, pengenalan sentring theodholite.
3. Mahasiswa mampu mengoperasikan theodholite dan cara pembacaan
sudut horizontal dan vertikal.
4. Mahasiswa mampu mengolah data analisis poligon pengikatan ke muka
dan kebelakang.
5. Mahasiswa mampu menggambarkan hasil pengukuran poligon terbuka.
C. Dasar Teori

Peta topografi sangat bermanfaat dalam hal ilmu rekayasa. Peta tersebut
digunakan dalam mengetahui keadaan yang sebenarnya dilapangan sehingga
sangat bermanfaat sekali dalam penentuan perancangan konstruksi. Pada awal
tahap perencanaan untuk setiap proyek baru, terdapat banyak faktor yang
harus dipertimbangkan.

Koordinat sangatlah penting dalam dunia konstruksi, karena menandakan


lokasi pasti dari suatu lokasi, walaupun lokasi tersebut sudah berubah bentuk,
berbeda dengan hanya sekedar patok, yang dapat dipindah-pindah dengan
mudahnya. Pemetaan topografi dapat dilakukan dengan beberapa cara antara
lain dengan metode Teristris. Pada metode ini terdapat dua jenis pengukuran
yaitu pengukuran sifat datar dan pengukuran polygon:

- Pengukuran sifat datar Pengukuran sifat datar yakni pengukuran untuk


menentukan beda tinggi antara dua titik atau lebih secara langsung atau

1
tidak langsung yang dilaksanakan serentak atau dibagi dalam beberapa
seksi.
- Pengukuran polygon yakni pengukuran jumlah sudut yang diukur
dilapangan dimana sudut tersebut dihubungkan menjadi beberapa garis
lurus dari suatu titik ketitik yang lain untuk menentukan titik koordinat.

Poligon terbuka (secara geometris dan matematis), terdiri atas serangkaian


garis yang berhubungan tetapi tidak kembali ke titik awal atau terikat pada
sebuah titik dengan ketelitian sama atau lebih tinggi ordenya, titik pertama
tidak sama dengan titik terakhir.

Poligon terbuka biasanya digunakan untuk:


- Jalur lintas / jalan raya.
- Saluran irigasi.
- Kabel listrik tegangan tinggi.
- Kabel TELKOM.
- Jalan kereta api.

Soetomo Wongsotjitro (1985: 99) menyebutkan bahwa Pengukuran polygon


terbagi dua jenis yaitu polygon terbuka dan polygon tertutup.
a. Poligon terbuka terikat sempurna yaitu poligon yang titik akhirnya
dan titik awalnya pada titik yang berbeda/ tidak menutup, tetapi kedua
ujungnya terikat pada titik tertentu.

b. Poligon terbuka azimuth, yaitu salah satu ujungnya terikat pada titik
yang telah diketahui koordinatnya.

2
c. Poligon terikat koordinat, yaitu pada titik titiknya sama sekali tidak
terikat pada titik yang telah diketahui pada koordinatnya.

Pada gambar di atas, koordinat titik A dan B diketahui, dengan demikian kita
dapat menghitung sudut jurusan AB. Untuk menentukan koordinat titik 1
diperlukan koordinat titik A, sudut jurusan A-1 dan jarak A-1, begitu pula
titik 2 diperlukan koord titik 1, sudut jurusan dan jarak 1-2 dan seterusnya.

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa αab= (lihat rumus di bawah)

a1  ab  sa

12  a1 S1180

 23  ab  S2 180

 (n, n 1)   (n 1, n)  Sn 180

D. Peralatan dan bahan


1. Peralatan Yng Digunakan:
 Pesawat Theodolit (T. Reiterasi, T. Repetisi + Rambu Ukur).
 Total Station + Prisma.
 Statif.
 Unting-unting.
 Patok.
 Jalon.

3
 Payung.
 Meter rol.
2. Bahan Yang Digunakan:
 Formulir Ukur.
 Peta Wilayah studi.
 Cat, kuas dan benang.
 Alat tulis dll.
3. Prosedur Pemakaian Alat dan Pemakaiannya:
Cara mengatur dan sentering alat theodolite, adalah sebagai berikut:
 Pasang statif alat kira-kira diatas titik poligon keraskan sekrup-sekrup
statif usahakan dasar alat statif sedatar mungkin untuk memudahkan
mengatur nivo mendatar.
 Pasang alat theodolite di atas statif, keraskan sekrup pengencang alat.
 Pasang unting-unting pada sekrup pengencang di bawah alat.
 Jika ujung-ujung belum tepat di atas paku aturlah dengan menggeser
atau menaik turunkan kaki alat dengan bantuan sekrup kaki sehingga
untingunting tepat di atas paku kaki alat diinjak kuat-kuat sehingga
masuk ke dalam tanah.
 Ketengahkan gelembung nivo kotak dengan bantuan ketiga sekrup
penyetel sekaligus.
4. Prosedur pengukuran polygon

Pengukuran harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan–ketentuan yang


ditetapkan sebelumnya. Ketentuan-ketentuan pengukuran Kerangka dasar
Horizontal adalah sebagai berikut:
 Jarak antara dua titik, sekurang-kurangnya diukur 2 kali.
 Sudut mendatar, sekurang-kurangnya diukur 2 seri.
 Pengukuran astronomi (azimuth), sekurang-kurangnya di ukur 4 seri
masing-masing untuk pengukuran pagi dan sore hari.

Prosedur pengukuran poligon kerangka dasar horizontal adalah sebagai


berikut:

4
 Dengan menggunakan patok-patok yang telah ada yang digunakan
pada pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal, dirikan alat
theodolite pada titik (patok) awal pengukuran. Pada pengukuran
poligon, alat didirikan di atas patok, berbeda dengan pengukuran sipat
datar kerangka dasar vertikal dengan alat yang berdiri di antara 2 buah
titik (patok).
 Target diletakkan di atas patok-patok yang mengapit tempat alat sipat
datar berdiri. Gelembung nivo tabung diketengahkan dengan cara
memutar dua buah sekrup kaki tiap ke arah dalam saja atau keluar saja
serta memutar sekrup kaki tiap kearah kanan atau kiri. Teropong
diarahkan ke target belakang dan dibaca sudut horizontalnya pada
posisi biasa. Teropong kemudian diputar ke arah target muka dibaca
pula sudut horizontalnya pada posisi biasa.
 Teropong diubah posisinya menjadi luar biasa dan diarahkan ke target
muka serta dibaca sudut horizontalnya.
 Alat theodolite dipindahkan ke patok selanjutnya dan dilakukan hal
yang sama seperti pada patok sebelumnya. Pengukuran dilanjutkan
sampai seluruh patok didirikan alat theodolite.
 Data diperoleh dari lapangan kemudian diolah secara manual atau
tabelaris dengan menggunakan bantuan teknologi digital komputer.
Pengolahan data poligon dapat diselesaikan dengan metode Bowditch
atau Transit. Pada metode Bowditch, bobot koreksi absis dan ordinat
diperoleh dari perbandingan jarak resultante dengan total jarak
pengukuran poligon, sedangkan pada metode Transit bobot koreksi
absis/ordinat diperoleh jarak pada arah absis dibandingkan dengan total
jarak pada arah absis/ordinat.
 Pengukuran poligon kerangka dasar horizontal selesai.
E. Langkah Kerja
1. Tentukan titik-titik yang akan dihitung koordinatnya (1,2,3,4,5,6,7)
2. Dirikan alat dititik P1, mulai memasang teodholite ke atas statif/ tripod
dan mengatur posisi alat tepat berada di atas patok dengan melihat dari

5
lensa di kaki teodholite, atur elevasi teodholite dengan menggunakan 3
buah screw agar gelembung nivo tepat berada di tengah.
3. Menentukan azimut di titik P1 dengan cara mengarahkan alat ke posisi
utara dengan bantuan kompas kemudian hidupkan alat dengan menekan
tombol power.
4. Pasang rambu ukur di titik P2 dan putar thedholite searah jarum jam (dari
diposisi P1), dan membidik rambu ukur dan dibaca benang atas, benang
bawah, tinggi alat, Sudut vertikal dan horizontal.
5. Memindahkan pesawat ketitik P2, dan mulai mengarahkan teodholite ke
titik P1 dan mulai membaca BA, BB, TA, lalu alat diputar searah jarum
jam ke P3 lalu di baca BA, BB, VA dan HA.
6. Lakukan langkah langkah ini sampai pada titik P7.
F. Tabel Data Pengukuran
Tabel Data Pengukuran

Titik Titik Bacaan Benang Bacaan Sudut Biasa


Tinggi
Patok Target BA BB BT Horizontal (HA) Vertikal (VA)
Alat (TA) Desimal Desimal
(TP) (TT) m m m (◦) (') ('') (◦) (') ('')
Um
P1 1,511 122,1694
P2 1,985 1,840 1,9125 122 10 10 90 0 0 90,00
P1 1,105 0,960 1,0325 334 13 0 334,22 90 0 0 90,00
P2 1,436
P3 2,380 2,140 2,26 227 21 30 227,36 90 0 0 90,00
P2 0,775 0,540 0,6575 164 43 50 164,73 90 0 0 90,00
P3 1,515
P4 1,475 1,290 1,3825 8 27 50 8,46 90 0 0 90,00
P3 2,910 2,715 2,8125 300 3 50 300,06 90 0 0 90,00
P4 1,367
P5 1,045 0,917 0,981 174 13 50 174,23 90 0 0 90,00
P4 2,500 2,258 2,379 93 15 0 93,25 90 0 0 90,00
P5 1,458
P6 2,340 2,210 2,275 80 16 0 80,27 90 0 0 90,00
P5 4,900 3,080 3,99 176 27 40 176,46 86 51 40 86,86
P6 1,473
P7 1,785 1,631 1,708 15 6 50 15,11 90 0 0 90,00
P6 1,290 1,111 1,2005 202 28 50 90 0 0 90,00
P7 1,492 202,48
Um

G. Analisis Data
1. Kontrol Benang Tengah (BT)

6
2. Jarak Optis

7
3. Jarak Datar

8
4. Beda Tinggi dan Tinggi Titik

Beda tinggi = T Alat - (B tengah + Tinggi Patok)

5. Sudut Poligon

Sudut HA

9
Sudut VA

10
6. Koordinat
Koordinat Easting (x)

Koordinat Northing (y)

Elevasi (z)

11
H. Gambar Kerja

12
I. Kesimpulan
- Melalui pratik pengukuran poligon terbuka mahasiswa dapat mengetahui
jarak datar dan jarak miring titik pengukuran.
- Melalui pratik pengukuran poligon terbuka mahasiswa dapat mengetahui
beda tinggi dan tinggi titik pengukuran.
- Melalui pratik pengukuran poligon terbuka mahasiswa dapat mengetahui
membuat koordinat titik pengukuran.
- Melalui pratik pengukuran poligon terbuka mahasiswa dapat mengetahui
menggambarkan titik pengukuran.

13
LAMPIRAN 1

Tabel. 1. Pengolahan Data Pengukuran


Titik Titik Bacaan Benang Bacaan Sudut Biasa Jarak Optis Jarak Beda Absis Ordinat Koordinat
Tinggi Titik Elevasi Keterangan
Patok Target BA BB BT Horizontal (HA) Vertikal (VA) Heling Cos h Cos h2 Y D Rata Rata V Tinggi Azimuth Easting Northing
Alat (TA) Desimal Desimal Tinggi d.sinα d.cosα
(TP) (TT) m m m (◦) (') ('') (◦) (') ('') h BA - BB Miring Datar D (∆H) (x) (y) (z)
Um Utara
P1 1,511 122,1694 122,17 208047,00 9190717,00 195,00
P2 1,985 1,840 1,9125 122 10 10 90 0 0 90,00 0,00 1 1 0,145 14,5 14,5 Patok Polygon Belakang
14,5 0 -0,4015 100,4015
P1 1,105 0,960 1,0325 334 13 0 90 0 0 90,00 0 1 1 0,145 14,5 14,5 Patok Polygon Muka
P2 1,436 227,36 169,53 12,27392 -7,72016 208059,27 9190709,28 194,60
P3 2,380 2,140 2,26 227 21 30 90 0 0 90,00 0 1 1 0,24 24 24 Patok Polygon Belakang
23,75 0 -0,824 100,824
P2 0,775 0,540 0,6575 164 43 50 90 0 0 90,00 0 1 1 0,235 23,5 23,5 Patok Polygon Muka
P3 1,515 8,46 357,99 4,316772 -23,3544 208063,59 9190685,93 193,77
P4 1,475 1,290 1,3825 8 27 50 90 0 0 90,00 0 1 1 0,185 18,5 18,5 Patok Polygon Belakang
19 0 0,1325 99,8675
P3 2,910 2,715 2,8125 300 3 50 90 0 0 90,00 0 1 1 0,195 19,5 19,5 Patok Polygon Muka
P4 1,367 174,23 352,22 -0,66585 18,98833 208062,92 9190704,91 193,91
P5 1,045 0,917 0,981 174 13 50 90 0 0 90,00 0,00 1 1 0,128 12,8 12,8 Patok Polygon Belakang
18,5 0 0,386 99,614
P4 2,500 2,258 2,379 93 15 0 90 0 0 90,00 0 1 1 0,242 24,2 24,2 Patok Polygon Muka
P5 1,458 80,27 252,49 -2,50363 18,32981 208060,42 9190723,24 194,29
P6 2,340 2,210 2,275 80 16 0 90 0 0 90,00 0 1 1 0,13 13 13 Patok Polygon Belakang
97,22716 5,331822459 -6,14882 106,1488
P5 4,900 3,080 3,99 176 27 40 86 51 40 86,86 3,138889 0,9985 0,997002 1,82 182 181,4543 Patok Polygon Muka
P6 1,473 15,11 87,60 -92,7215 -29,2548 207967,70 9190693,99 188,14
P7 1,785 1,631 1,708 15 6 50 90 0 0 90,00 0 1 1 0,154 15,4 15,4 Patok Polygon Belakang
16,65 0 -0,235 100,235
P6 1,290 1,111 1,2005 202 28 50 90 0 0 90,00 0 1 1 0,179 17,9 17,9 Patok Polygon Muka
P7 1,492 202,48 110,08 16,63543 0,696423 207984,34 9190694,69 187,91
Um

Tabel 2. Pengolahan Koordinat Titik Pengukuran

No X Y Z POINT KOORDINATE

1 208047,00 9190717,00 195,00 POINT POINT 208047,9190717


2 208059,27 9190709,28 194,60 POINT 208059,274,9190709,2799
3 208063,59 9190685,93 193,77 POINT 208063,5907,9190685,9255
4 208062,92 9190704,91 193,91 POINT 208062,9249,9190704,9138
5 208060,42 9190723,24 194,29 POINT 208060,4213,9190723,2436
6 207967,70 9190693,99 188,14 POINT 207967,6997,9190693,9889
7 207984,34 9190694,69 187,91 POINT 207984,3352,9190694,6853

14
LAMPIRAN 2

Theodolite & Tripod Kompas

Meteran Meteran Tanah

15
Payung Rambu Ukur

Patok Kegiatan Di Lapangan

16

Anda mungkin juga menyukai