Keywords Abstract
Work and Power This study aimed to obtain a description of physics problem solving on work and power of 8
Heller's Step graders of SMP Labschool UNTAD Palu based on Heller's steps in terms of the students who
Problem Solving have high, medium and low ability categories. This research was qualitative research.
Respondents involved in this study consisted of 6 students, each 2 were from high, medium
and low ability categories. The data were obtained through a problem-solving ability test
consisting of 5 questions and interviews. The results of this study indicate that respondents in
©2021 The Author the high and medium categories have very good abilities in solving the given Physics problems,
p-ISSN 2338-3240 especially in terms of identifying and writing down things that are known and asked, making
e-ISSN 2580-5924 connections between existing information and the problems being asked, and implementing
solving strategies. problem based on the concept of work and power. Meanwhile, respondents
in the low category have very little ability to solve problems because students do not have a
single problem-solving solution plan based on Heller's steps.
Received 13 October 2020; Accepted 29 November 2020; Available Online 30 August 2021
*Corresponding Author: aninndra.12@gmail.com
8
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online Vol. 9, No. 2, pp. 8-12, August 2021
masalah untuk menemukan solusi yang inovatif belajar yang dianggap efisien, salah satunya
dan kreatif untuk dapat memecahkan masalah dengan menggunakan pemecahan masalah
dalam dunia nyata yang kompleks [4]-[5]. Heller yang mengajukan langkah pemecahan
Satu diantara materi fisika di Sekolah masalah dalam menyelesaikan soal melalui lima
Menengah Pertama (SMP) yang menekankan tahap yang terdiri dari memvisualisasikan
pemecahan masalah adalah usaha dan daya. masalah (visualize the problem), deskripsi fisika
Materi ini tergolong materi yang sangat penting (physics description), rencana solusi (plan a
dan harus dikuasai oleh siswa karena materi ini solution), menjalankan rencana (excute the
akan dipelajari dalam tingkat pendidikan yang plan), serta memeriksa dan mengevaluasi
lebih tinggi. Namun kenyataannya, tingkat (check and evaluate)[14].
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Kemampuan siswa dalam menyelesaikan
materi usaha dan energi berada pada kategori soal-soal fisika khususnya materi usaha dan
sangat rendah [6]. Faktor yang menyebabkan daya dapat dilihat berdasarkan cara siswa
siswa mengalami kesulitan dalam pemecahan mempresentasikan soal yaitu dengan
masalah adalah tidak memahami konsep Usaha memvisualisasikan gambar. Mengidentifikasi
dan Energi, tidak mengetahui rumus yang akan konsep yang relevan, menghubungkan angka-
digunakan, sehingga siswa mengalami angka yang cocok dengan apa yang diketahui
kesalahan dalam melakukan perhitungan [7]. dari sebuah soal, dengan begitu siswa dapat
Padahal, kemampuan matematika dapat menentukan penyelesaian masalah yang
membantu menyelesaikan kesulitan dalam sesuai, sehingga diperoleh apa yang menjadi
menyelesaikan soal fisika [8]-[9]. target dari permasalahan, dan dapat
Situasi ini juga dialami pada siswa di Kota memeriksa kembali semua pekerjaan yang
Palu. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan untuk melihat ketepatan dan
dilakukan dengan guru fisika kelas VIII SMP kelengkapan jawaban. Tujuan penelitian ini
Labschool UNTAD Palu, diperoleh informasi adalah untuk mendeskripsikan kemampuan
bahwa masih banyak siswa kelas VIII yang pemecahan masalah fisika pada materi usaha
mengalami kesalahan dalam menyelesaikan dan daya berdasarkan langkah-langkah Heller.
soal pada materi usaha dan daya. Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui
Guru harus mengetahui setiap aspek penelitian ini adalah dapat meningkatkan
kesalahan yang dilakukan oleh siswa, maka kemampuan menyelesaikan soal pada bidang
dalam mengajarkan materi tersebut akan dapat fisika, khususnya pada materi usaha dan daya,
menekankan pada aspek penyebab kesalahan selain itu juga dapat digunakan sebagai sarana
yang dilakukan oleh siswa, sehingga kesalahan evaluasi diri siswa, sejauh mana tingkat
yang dilakukan oleh siswa tidak akan terulang kemampuannya dalam memecahkan masalah
karena bentuk-bentuk kesalahan yang fisika, khususnya pada materi usaha dan daya.
dilakukan oleh siswa tertangani sampai pada
akar penyebab terjadinya kesalahan tersebut. METODOLOGI PENELITIAN
Siswa yang memiliki kemampuan rendah
dalam pemecahan masalah fisika cenderung Jenis penelitian yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah bedasarkan sajian penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif.
masalah, tanpa melakukan evaluasi, dan Penelitian ini dilaksanakan disalah satu SMP di
cenderung menggunakan rumus dalam Kota Palu yaitu SMP Labschool UNTAD Palu
memecahkan masalah [10]-[11]. Sedangkan yang berada di Jalan Setia Budi, No. 14, Besusu
siswa dengan kemampuan fisika tinggi mampu Timur, Kec. Palu Timur, Kota Palu. Penelitian ini
mengubah soal ke dalam model fisika sampai dilaksanakan pada Semester Genap Tahun
pada tahap penyelesaiannya [12]. Penting Ajaran 2019/2020. Pada bulan Februari minggu
diperhatikan bahwa tingkat kemampuan fisika ketiga pemberian tes awal untuk pemilihan
tidak hanya terdiri atas kemampuan tinggi dan responden dengan materi gaya dan pada bulan
rendah. Tetapi, terdapat kelompok mayoritas Februari minggu keempat yaitu pemberian tes
yaitu siswa dengan kemampuan fisika sedang. kemampuan pemecahan masalah pada materi
Hal ini yang membuat tertarik untuk usaha dan daya serta tes wawancara kepada
menganalisis pemecahan masalah usaha dan responden.
daya berdasarkan ketiga tingkat kemampuan Subjek dalam penelitian ini adalah 23 orang
fisika yaitu siswa dengan kemampuan tinggi, siswa kelas VIIIA SMP Labschool UNTAD Palu
sedang dan rendah. Tahun Ajaran 2019/2020 yang telah menerima
Dalam menyelesaikan soal fisika diperlukan materi Usaha dan Daya. Dari 23 orang subjek
langkah-langkah yang sistematis agar penelitian diperoleh nilai yang diurutkan dalam
penyelesaiannya mudah dan terarah [13]. tiga kategori antara lain kategori tinggi,
Pemecahan masalah merupakan suatu cara kategori sedang dan kategori rendah.Penentuan
9
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online Vol. 9, No. 2, pp. 8-12, August 2021
kategori ini menggunakan hasil dari nilai rata- wawancara untuk mempermudah proses
rata dan nilai standar deviasi. analisis data. Pedoman pengkodean tersebut
sebagai berikut: R menyimbolkan responden
Σ 𝑋𝑖
𝑋̅ = 𝑛 .................................... (1) penelitian yang berkemampuan kategori tinggi
(KT), sedang (KS) dan rendah (KR).
√Σ (𝑋𝑖−𝑋̅ )2
𝑆𝐷 = ........................... (2)
𝑛 Tabel 2. Hasil penentuan responden
Σ𝑥
1 2 3 4 5
𝐴𝑡𝑜𝑡 = × 100 ............................... (3) R11 Tinggi 1 1 1 1 1
𝑛
R13 Tinggi 1 1 1 1 1
Dengan:
𝐴𝑡𝑜𝑡 = nilai total kemampuan siswa per tahapan soal R18 Sedang 1 1 1 1 1
Σ𝑥 = skor total kemampuan siswa per tahapan soal
R10 Sedang 1 1 1 1 1
𝑛 = jumlah skor total per tahapan soal
R1 Rendah 1 0 0 0 0
Adapun kriteria dalam penarikan kesimpulan
R2 Rendah 0 0 0 0 0
kemampuan pemecahan masalah berdasarkan
langkah-langkah Heller mengacu pada kriteria
Keterangan:
dapat dilihat pada Tabel 1 yang dikemukakan
1 = melaksanakan langkah-langkah Heller
Purwanto [15]. 0 = tidak melaksanakan langkah-langkah Heller
10
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online Vol. 9, No. 2, pp. 8-12, August 2021
gambar disertai dengan variabel-variabel yang jawaban yang benar atas masalah yang
diketahui. diberikan, responden menguasai konsep dalam
menyelesaikan perhitungan sesuai konsep
Tahap mendeskripsikan masalah usaha dan daya. Sedangkan responden
berdasarkan konsep fisika berkemampuan kategori rendah (RKR) dalam
Respoden yang memiliki kemampuan tahap melaksanakan rencana solusi adalah
kategori tinggi (RKT) dan responden kurang sekali. Hal ini didasari oleh
kemampuan kategori sedang (RKS) dalam ketidakmampuan responden menyusun rencana
mendeskripsikan masalah berdasarkan konsep solusi pemecahan masalah karena responden
fisika adalah baik sekali, dalam tahap ini tidak memahami informasi-informasi pada
responden mengidentifikasi dan menuliskan apa masalah yang diberikan, sehingga tidak dapat
yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari melaksanakan rencana pemecahan masalah.
masalah yang diberikan. Responden
mengidentifikasi hal yang diketahui melalui Tahap mengecek dan mengevaluasi solusi
kalimat pernyataan, sedangkan untuk Responden berkemampuan kategori tinggi
mengidentifikai hal yang ditanyakan melalui (RKT) dalam tahap mengecek dan
kalimat pertanyaan. Sedangkan responden mengevaluasi solusi adalah baik sekali.
kategori rendah (RKR) cukup baik dalam Responden yakin bahwa jawaban yang
mengidentifikasi apa yang diketahui dan diperolehnya sudah benar. Berdasarkan
ditanyakan dari masalah yang diberikan, dalam ketelitiannya dalam memeriksa kembali
tahap ini responden hanya menuliskan apa langkah demi langkah proses penyelesaian
yang diketahui. masalah yang telah dibuatnya pada tahap
keempat Heller. Selain itu, responden juga
Tahap merencanakan solusi mampu mengecek kembali penyelesaiannya
Responden dengan kemampuan kategori dengan cara perhitungan ulang pada tahap
tinggi (RKT) dan responden kategori sedang penyelesaian tersebut. Sedangkan responden
(RKS) dalam tahap merencanakan solusi adalah berkemampuan kategori sedang (RKS) dalam
baik sekali. Responden memiliki rencana solusi tahap mengecek dan mengevaluasi solusi
dalam pemecahan masalah yang diberikan. RKT adalah baik. Responden yakin bahwa jawaban
dan RKS membuat rencana solusi penyelesaian yang diperolehnya sudah benar berdasarkan
menggunakan informasi yang diketahui dan ketelitiannya dalam memeriksa kembali
pengetahuannya mengenai materi usaha dan langkah demi langkah proses penyelesaian
daya. Hal tersebut ditunjukkan dengan masalah yang telah dibuatnya pada tahap
kemampuan membuat hubungan antara gaya, keempat Heller dalam masalah 1, 3 dan 5.
usaha dan daya. Sedangkan responden kategori Sedangkan pada masalah 2 dan 4, responden
rendah (RKR) pada tahap ini adalah kurang tidak melakukan pengecekan kembali terhadap
sekali. Responden tidak dapat merencanakan hasil pekerjaannya. Kemudian untuk responden
solusi dalam pemecahan masalah yang berkemampuan kategori rendah (RKR) dalam
diberikan. Hal ini didasari ketidakmampuan mengecek dan mengevaluasi solusi adalah
responden dalam memahami informasi- kurang sekali. Responden tidak memiliki cara
informasi pada masalah yang diberikan, yang digunakan dalam memeriksa kembali
sehingga tidak ada satupun rencana jawaban yang diperoleh karena tidak dapat
pemecahan masalah yang digunakan. menyelesaikan masalah yang diberikan.
11
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online Vol. 9, No. 2, pp. 8-12, August 2021
siswa berkemampuan kategori rendah cukup Indonesia: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
2017.
baik karena siswa hanya menuliskan kembali
[2] Roosilawati, E. (2013). Karakteristik Kemampuan
sebagian-sebagian informasi yang tersedia. Bernalar dan Memecahkan Masalah Peserta Diklat
Pada tahap III siswa berkemampuan kategori Peningkatan Kompetensi Guru Kelas Sekolah Dasar.
tinggi dan sedang baik sekali dalam membuat Diunduh dari https://www.facebook.com/Dinamika
GuruSD.kalimnuryatigoblok/posts/64860903184882
hubungan antara informasi yang ada dengan
3. [Desember 2019]
masalah yang ditanyakan sedangkan siswa [3] E.F. Redish, “Problem solving and the use of math in
bekemampuan kategori rendah kurang sekali physics courses”, Proceedings of the Conference
karena siswa sama sekali tidak memiliki ‘World View on Physics Education in 2005: Focusing
on Change’, Delhi, India, August 21-26, 2005.
satupun rencana solusi pemecahan masalah.
[4] L. V. Walsh, Buku Ajar Kebidanan Komunitas,
Pada tahap IV siswa berkemampuan kategori Jakarta, Indonesia: EGC, 2007.
tinggi dan sedang baik sekali dalam [5] D. Musdalifah, “Analisis Kesulitan Siswa dalam
menerapkan strategi-strategi pemecahan Menyelesaikan Soal-soal Fisika pada Materi Kalor
Berdasarkan Teori Polya di Kelas X SMAN 2 Teluk
masalah berdasarkan konsep usaha dan daya
Dalam”, Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
sedangkan siswa berkemampuan kategori [6] N. D. S. Pratama, A. Suyudi, H. Sakdiyah, and F.
rendah kurang sekali karena siswa tidak dapat Bahar, “Analisis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan
menyelesaikan masalah yang diberikan. Pada Masalah Fisika Materi Usaha dan Energi,” Jurnal
Riset Pendidikan Fisika, vol. 2, no. 2,hal. 82-88,
tahap V siswa berkemampuan kategori tinggi
2017.
baik sekali dalam melakukan pengecekan pada [7] Alamsyah, J. Mansyur, and A. Kade, “Analisis
langkah-langkah penyelesaiannya sedangkan Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Soal Fisika Smp
siswa berkemampuan kategori sedang baik pada Materi Usaha dan Energi”, Jurnal Pendidikan
Fisika Tadulako Online (JPFT), vol. 6, no. 1, pp. 40-
karena masih kurang teliti dalam tahap
43, 2018.
mengecek dan mengevaluasi solusi, kemudian [8] N. Johnson, “Teacher’s and Student’s Perceptions of
untuk siswa bekemampuan kategori rendah Problem Solving Difficulties in Physics”,
kurang sekali karena tidak melakukan Perunthalaivar Kamarajar College of
EducationKaraikal, U. T Of Puducherry. International
pengecekkan kembali dikarenakan tidak dapat
Multidisciplinary e-Journal ISSN 2277 – 4262, 2012.
mnyelesaikan masalah yang diberikan. [9] B. Soong, N. Mercer, and S. Shin Er “Students’
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang Difficulties When Solving Physics Problems: Results
telah dilakukan di atas saran yang dapat from an ICT-infused Revision Intervention. Faculty of
Education, University of Cambridge, United
diberikan dari penelitian ini antara lain, yaitu
KingdombDepartment of Science, Bartley Secondary
guru sebaiknya lebih sering melatih siswa School Singapore, 2012.
dalam menyelesaikan soal-soal essai [10] A. Mason, and C. Singh, “Assessing Expertise in
menggunakan tahapan pemecahan masalah. Introductory Physics Using Categorization Task”,
Physical Review Special Topics - Physics Education
Penerapan langkah penyelesaian masalah Heller
Research, vol.7, 2011.
efektif untuk meningkatkan kemampuan [11] E. R. Savelsbergh, T. de Jong, and M.G.M. Ferguson-
menyelesaikan soal pada materi usaha dan Hessler, “Choosing The Right Solution Approach: The
daya. Sehingga dapat dijadikan salah satu Crucial Role Of Situational Knowledge in Electricity
and Magnetism”, Physical Review Special Topics -
alternatif langkah penylesaian masalah untuk
Physics Education Research, vol. 7, 2011.
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal [12] A. Sujarwanto, Hidayat, and Wartono, “Kemampuan
siswa pada materi usaha dan daya. Selain itu, Pemecahan Masalah Fisika Pada Modeling Instruction
untuk perkembangan lebih lanjut, peneliti Pada Siswa SMA Kelas XI E”, Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, vol.3, no.1, pp. 65-78, 2014.
selanjutnya disarankan untuk dapat
[13] N. L. Y. Andriani, “Analisis Kesulitan Siswa dalam
menentukan standar soal yang sesuai Menyelesaikan Soal Gerak Lurus”, Jurnal Pendidikan
digunakan dalam penerapan langkah Fisika Tadulako, vol.4, no.3, pp.36-41, 2016
penyelesaian masalah Heller. [14] P. Heller, R. Keith, and C. Anderson, “Teaching
Problem Solving Trough Coopertive Grouping”, Part
1: Group Versus Individual Problem Solving.
American Journal of Physics. Vol.60, No.7, pp.627-
DAFTAR PUSTAKA 636, 1991.
[15] Purwanto, Prosedur Penelitian, Surabaya, Indonesia:
University Press, 2006.
[1] Kemendikbud, Model Silabus Mata Pelajaran Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Jakarta,
12