Anda di halaman 1dari 4

SUSUNAN ACARA

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kita dapat hadir dan berkumpul di tempat yang berbahagia ini guna
melangsungkan salah satu acara penting menjelang pernikahan yaitu ritual
“mappacci”.

Tiada kata yang dapat kami haturkan selain ucapan terima kasih yang setinggi-
tingginya atas kehadiran bapak dan ibu sekalian yang berkenan turut
memeriahkan dan memberikan doa restu kepada calon mempelai.

Sebelum kita melangkah ke acara inti, saya ingin mengajak hadirin membaca
basmalah.

Mengawali acara mappacci pada malam hari ini, terlebih dahulu kita dengarkan
Qalam ilahi yang akan dibawakan oleh………..kepada beliau dengan rasa
hormat dipersilahkan.

Selanjutnya, marilah kita Bersama-sama mengikuti rutinitas acara ini.

Hadirin sekalian yang kami muliakan selanjutnya, saya akan mengundang para
sesepuh untuk membubuhkan pacci pada calon mempelai
Pertama, saya persilahkan dengan hormat kepada……………….
Selanjutnya, diundang dengan hormat kepada…………………
[bantal dalam Bahasa bugis disebut angkalungung]

selanjutnya, saya persilahkan kepada…. ………………..


[diatas bantal tersusun tujuh helai sarung sutera. Sarung sebagai penutup tubuh
disimbolkan sebagai harga diri sedangkan angka tujuh senada dengan kata
“tuju” atau “mattujui” yang artinya berguna dan bermanfaat]

Diatas bantal tersusun tujuh helai sarung sutera. Sarung sebagai penutup
disimbolkan sebagai harga diri sedangkan angka tujuh senada dengan kata
“tuju” atau “mattujui” yang artinya berguna dan bermanfaat.
Selanjutnya, diundang dengan rasa hormat…..
daun pisang yang diletakkan diatas sarung yang menyimbolkan kehidupan
irasional sebagaimana daun pisang akan kuncup sebelum mengering, dalam
istilah bugis “maccolli maddaung”. Dalam hal ini, diharapkan agar mempelai
kelak mendapatkan keturunan.

Kepada bapak/ibu………………..diundang dengan rasa hormat


Selanjutnya, taburan benno pada calon mempelai menyiratkan harapan agar
kiranya pasangan tersebut dapat hidup mandiri, atau dalam istilah bugis
“mponno rialei”.

Kemudian diundang dengan rasa hormat…..


Lilin yang diletakkan di atas daun pisang. Istilah masyarakat bugis
meyebut”panasa”, dikaitkan dengan kata “minasa” yang berarti harapan dan
cita-cita yang luhur. Dalam istilah bugis “mamminasa ri deceng e”. Adapun
Sembilan helai daun Nangka yang menandakan angka tertinggi. hal ini
menyiratkan harapan calon mempelai memiliki semangat hidup yang tinggi
dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
Selanjutnya, diundang dengan rasa hormat………..
unganna panasae adalah lempu yang dikaitkan dengan “lempue” atau
kejujuran. Belo kanukue adalah pacci yang senada dengan kata “paccing” yang
artinya bersih/suci. Bahwa dalam mengarungi kehidupan tidak boleh terlepas
dari keduannya, kejujuran dan kesucian hati.

Selajutnya, saya persilahkan kepada kedua orang tua mempelai untuk


memberikan doa restunya. Pernikahan adalah gerbang menuju kehidupan yang
baru, membentuk keluiarga dalam naungan cinta Allah swt agar kiranya
mencapai Sakinah mawadda warahma. Karenanya, patutlah kiranya menjalin
cinta yang disertai dengan kesucian hati diantara keduannya.

Demikianlah rangkaian acara mappacci pada malam hari ini. Semoga


bermanfaat dan keberkahan bagi kita semua , khususnya kepada calon
pengantin. Dipenghujung kata, marilah Bersama-sama mengucap hamdalah.

Wassalamuaiakum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai