Anda di halaman 1dari 3

SEKELUMIT URAIAN TENTANG ACARA MAPPACCI

Acara mappacci merupakan acara adat tersendiri yang penuh arti simbolis.
Pacci adalah suatu tumbuhan yang daunnya ditumbuk halus memerahi kuku.
Dalam bahasa Bugis, perkataan pacci dihubungkan dengan kata paccing
yang artinya bersih. Dengan demikian, peristiwa Mappacci mempunyai arti
simbolis akan kebersihan dan kesucian. Oleh karena itu,_acara mappacci
tidak dilakukan disembarang waktu, tetapi hanya dilakukan pada waktu-waktu
tertentu, seperti pada waktu akan menikah.

Hadirin yang berbahagia,


Selanjutnya kita simak bersama makna simbolis dari acara Mappacci :

1. Sebagaimana kita saksikan bersama , di depan calon mempelai


diletakkan bantal yang yang dihias seindah mungkin. Pengertian
khusus dari bantal ini adalah pengalas kepala, yang berarti
penghormatan atau martabat. Dalam bahasa Bugis disebut
mappakalebbi. Dengan demikian diharapkan agar calon mempelai
dapat saling menghormati dan dapat saling menjaga martabatnya.
2. Tujuh sarung sutra (lipasabbe) yang tersusun baik dan indah di atas
maupun di depan bantal mengandung arti " harga diri ” (nalitutui
siri'na), karena sarung adalah alat yang dijadikan pembungkus atau
penutup badan (aurat). Selain itu, juga melambangkan "ketekunan"
dan keterampilan khusus (atemmangingireng sibawa apanrejari) untuk
menyusun benang helai demi helai hingga menjadi sarung.

Sedang jumlah yang tujuh itu ,melambangkan hasil pekerjaan yang


baik dan bermanfaat. Dalam bahasa Bugis dikatakan "tujui" atau
menyetujui.

3. Di atas bantal diletakkan pucuk daun pisang (colli daung utti) yang
melambangkan kehidupan yang berkesinambungan atau sambung
menyambung. Di mana daun tua belum kering betul, daun muda telah
muncul untuk menggantikan atau melanjutkan kehidupannya. Dalam
bahasa Bugis disebut "Maccolli maddaung”, yang dalam hal ini
diharapkan agar calon mempelai mendapatkan “keturunan yang
didambakan” (punnai wija pattola palallo).
4. Di atas daun pisang diletakkan pula beberapa lembar daun nangka
yang berjumlah tujuh atau Sembilan lembar yang dalam bahasa Bugis
disebut daung panasa yang dihubungkan dengan kata mamminasa
Yang berarti berharap atau bercita-cita. Adapun yang Sembilan lembar
tadi, mengandung arti akan semangat hidup. Dalam bahasa Bugis,
teppui, pennoi atau ma'geddongi. Tentunya diharapkan agar kiranya
calon mempelai mendapatkan rezeki yang memadai.
5. Sebuah piring yang berisi benno, yakni beras yang digoreng tanpa
minyak hingga mekar mengandung suatu harapan, kiranya calon
mempelai ini akan mekar, berkembang dengan baik, sebagaimana
yang disebut dalam bahasa Bugis ”mpenno rialei” yang berarti hidup
mandiri.
6. Dengan keberadaan lilin, selain mengandung arti sebagai suluh
penerang (sulomattappa) untuk menjadi suri teladan, panutan, juga
dikiaskan sebagai kehidupan lebah. Lilin dalam bahasa Bugis disebut
taibani yang berasal dari lebah. Karena itu taibani dikaitkan dengan
tata kehidupan bermasyarakat yang baik, rukun, damai, aman,
tenteram, dan menyatu sebagaimana yang terlihat dalam kehidupan
lebah, mereka tidak saling mengganggu satu sama lain. Lebah tidak
akan merusak alam sekitarnya. Untuk itu, Diharapkan agar calon
mempelai dapat hidup rukun dan damai, seia sekata, saling asah,
saling asih, dan saling asuh, serta dapat hidup bermasyarakat dengan
baik. Selain itu, lebah dapat menghasilkan sesuatu yang sangat
berguna bagi manusia , yaitu madu yang dalam bahasa Bugis disebut
cani yang berkaitan dengan kata cenning. Tentunya diharapkan agar
calon mempelai dapat berbakti kepada nusa dan bangsa, serta selalu
berwajah manis sehingga dapat menjadi obat, ketenangan dan
kedamaian dalam ' rumah tangga dan masyarakat sekaligus kepada
kedua orang tuanya.
7. Daun pacci mempunyai arti yang di dalamnya tersimpul kata paccing
yang artinya bersih. Dengan demikian pelaksanaan mappacci
menjelang akan menikah, berarti calon mempelai telah
mempersiapkan diri dengan hati yang bersih dan ikhlas untuk
memasuki alam rumah tangga. Sebagaimana untaian kata dalam
falsafah Bugis bahwa :

Duami riala sappo, unganna panasae belo kanukue.

Unganna panasae adalah lempu, yang berarti kejujuran.

Belo kanukuea adalah pacci yang dikaitkan dengan kata paccing yang
berarti bersih atau suci. Maka kedua makna tersebut melambangkan
arti bahwa dalam kehidupan di atas dunia yang fanaini, kita harus
membentengi dan memagari diri dengan kejujuran dan kebersihan
( lempu sibawa paccing ).
8. Selanjutnya daun pacci (daun pacar) yang telah ditumbuk halus
diletakkan dalam suatu tempat yaitu bekkeng yakni benda semacam
kendi tertutup, yang lazimnya dibungkus erat dengan daun lontar.
Ini juga melambangkan persatuan dua hati yang sulit untuk dipisahkan dan
juga mengandung arti sebagai kesatuan jiwa atau kerukunan dalam
kehidupan kekeluargaan. Namun demikian daun halus tersebut merupakan
perlengkapan yang paling penting dalam acara ini.

Akhirnya kami menyampaikan bahwa :

 Mappura onroi ........... .............


Nallari ade nancajina gau abiasang.
 Tampu sennu-sennuang, riniakakki madeceng naletei pammase
dewata. Insya Allah.

Demikianlah sekelumit tentang makna, arti, dan sennu-sennuang yang


terkandung di dalam acara mappacci.

Mohon maaf atas segala kekurangan. Wabillahi taufik walhidayah.

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai