Anda di halaman 1dari 191

GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR


NOMOR 3 TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI


PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2019 - 2039

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR,

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 ayat (4)


Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian,
perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Industri Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2039;

Mengingat: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Propinsi Djawa Timur (Himpunan Peraturan
Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 (Himpunan
Peraturan Peraturan Negara Tahun 1950);
3. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5068);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);

5. Undang-Undang
-2-

5. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang


Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5492);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 Tentang
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun
2015-2035 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5671);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggara-an
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 6041);
9. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 110/M-
IND/PER/2015 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pembangunan Industri Provinsi dan Rencana Pembangunan
Industri Kabupaten/Kota;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2018
tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Rencana Pembangunan Industri Provinsi dan Rencana
Pembangunan Industri Kabupaten/Kota;
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun
2011-2031 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun
2012 Nomor 3 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Timur Nomor 15);
13. Peraturan
-3-

13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun


2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 Nomor 3 Seri D
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor
39) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur
Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun
2014-2019 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun
2017 Nomor 1 Seri D Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Timur Nomor 71);

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
dan
GUBERNUR JAWA TIMUR

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN


INDUSTRI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2019-2039.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:


1. Provinsi adalah Provinsi Jawa Timur.
2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa
Timur.
3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.
4. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber
daya industri sehingga menghasilkan barang yang
mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi,
termasuk jasa industri.
5. Rencana Pembangunan Industri Provinsi yang selanjutnya
disingkat RPIP adalah dokumen perencanaan dan
pembangunan Industri Provinsi Jawa Timur untuk 20 (dua
puluh) tahun terhitung sejak tahun 2019 sampai dengan
tahun 2039.
6. Rencana
-4-

6. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Jawa Timur.


7. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Pemerintah
Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
8. Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota yang
selanjutnya disingkat RPIK adalah dokumen perencanaan
yang menjadi acuan dalam pembangunan Industri di
kabupaten/kota.
9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang
selanjutnya disingkat RPJPD adalah Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa
Timur.
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang
selanjutnya disingkat RPJMD adalah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa
Timur.
11. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya
disingkat RTRW adalah Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Timur.
12. Industri hulu adalah industri prioritas yang bersifat
sebagai basis industri manufaktur yang menghasilkan
bahan baku yang dapat disertai perbaikan spesifikasi
tertentu yang digunakan untuk industri hilirnya.
13. Industri unggulan Provinsi adalah suatu barang atau jasa
yang dimiliki dan dikuasai oleh Provinsi, yang mempunyai
nilai ekonomis dan daya saing tinggi serta menyerap tenaga
kerja dalam jumlah besar, yang diproduksi berdasarkan
pertimbangan kelayakan teknis (bahan baku dan pasar),
talenta masyarakat dan kelembagaan (penguasaan
teknologi, kemampuan sumber daya manusia, dukungan
infrastruktur, dan kondisi sosial budaya setempat) yang
berkembang di lokasi tertentu.
14. Industri andalan adalah industri prioritas yang berperan
besar sebagai penggerak utama (prime mover) perekonomian
di masa yang akan datang.
15. Industri penunjang adalah industri prioritas yang berperan
sebagai faktor pemungkin (enabler) bagi pengembangan
industri andalan secara efektif, efisien, integratif dan
komprehensif.

Pasal 2
-5-

Pasal 2

Maksud dibentuknya Peraturan Daerah ini:


a. pedoman bagi Perangkat Daerah dan instansi terkait dalam
menetapkan dan melaksanakan kebijakan industri;
b. pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun
RPIK; dan
c. pedoman bagi pelaku industri dan masyarakat dalam
membangun industri Daerah.

Pasal 3

(1) RPIP disusun dengan tujuan sebagai pedoman bagi


Pemerintah Provinsi dan pelaku Industri dalam
pembangunan Industri di Jawa Timur.
(2) Selain tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), RPIP
dijadikan pedoman dalam melakukan evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana
Pembangunan Industri Kabupaten/Kota.

Pasal 4

Ruang lingkup pengaturan dari Peraturan Daerah ini meliputi:


a. industri unggulan Provinsi;
b. jangka waktu RPIP;
c. pelaksanaan;
d. pembinaan dan pengawasan; dan
e. pendanaan.

BAB II
INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI

Pasal 5

Industri unggulan Provinsi dikembangkan dengan pendekatan


kewilayahan yang mendasarkan pada potensi sumber daya di
Provinsi.

Pasal 6

(1) Industri unggulan Provinsi yang dapat dikembangkan terdiri


dari industri:

a. pengolahan
-6-

a. pengolahan daging dan susu;


b. pengolahan kopi dan kakao;
c. pengolahan hasil laut;
d. pengolahan kayu;
e. kimia dasar;
f. logam dasar;
g. barang galian bukan logam;
h. barang modal, dan komponen bahan penolong;
i. makanan dan minuman;
j. tekstil dan alas kaki;
k. kertas;
l. farmasi, obat kimia dan tradisional;
m. barang dari karet dan plastik;
n. peralatan listrik;
o. mesin dan perlengkapan; dan
p. alat angkut.
(2) Sasaran dan program-program dari masing-masing industri
unggulan Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 7

(1) Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun RPIK


mengacu pada RPIP.
(2) Selain industri unggulan Provinsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1), Pemerintah Kabupaten/Kota dapat
mengembangkan industri lain yang potensial dan merupakan
prioritas Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
(3) Pengembangan industri Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dijabarkan dalam RPIK.

BAB III
JANGKA WAKTU RPIP

Pasal 8

(1) RPIP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ditetapkan


untuk jangka waktu 20 tahun (dua puluh) tahun.
(2) RPIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditinjau
kembali setiap 5 (lima) tahun.

(3) RPIP
-7-

(3) RPIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam


Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

BAB IV
PELAKSANAAN

Pasal 9

(1) Pemerintah Provinsi bertanggung jawab terhadap


pelaksanaan program pembangunan industri di Provinsi.
(2) Dalam melaksanakan program pembangunan industri
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pemerintah Provinsi
dapat bekerja sama dengan pemangku kepentingan.
(3) Penyelenggaraan kerja sama sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) mengacu pada peraturan perundangan-undangan
yang mengatur tentang kerjasama daerah.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang kerja sama antara Pemerintah
Provinsi dengan para pemangku kepentingan diatur dalam
Peraturan Gubernur.

Pasal 10

(1) Pengembangan industri unggulan Provinsi harus memberi


manfaat bagi kesejahteraan masyarakat setempat.
(2) Pemerintah Provinsi mengutamakan peran serta masyarakat
setempat dalam pembangunan industri.
(3) Pemerintah Provinsi mendorong kemitraan usaha mikro,
kecil dan menengah dengan industri unggulan Provinsi skala
besar.

BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 11

(1) Gubernur melakukan pembinaan, pengawasan, monitoring


dan evaluasi terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah
tentang RPIK.

(2) Pembinaan
-8-

(2) Pembinaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perindustrian.
(3) Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun RPIK paling lambat
1 (satu) tahun sejak peraturan Daerah ini diundangkan.
(4) Pemerintah Kabupaten/Kota membuat laporan kepada
Gubernur 1 (satu) kali dalam setahun atas pelaksanaan RPIK
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan
penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 12

(1) Gubernur menyampaikan laporan terhadap pelaksanaan


RPIP kepada Menteri Dalam Negeri yang tembusannya
disampaikan kepada Menteri yang menangani urusan bidang
perindustrian secara berkala setiap tahun.
(2) Laporan pelaksanaan sebagimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit meliputi pertumbuhan industri, kontribusi
sektor industri terhadap Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), penyerapan tenaga kerja sektor industri, realisasi
investasi sektor industri dan ekspor produk industri
termasuk permasalahan dan langkah-langkah penyelesaian
sektor industri.

Pasal 13

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembinaan,


pengawasan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan RPIP diatur
dalam Peraturan Gubernur.

BAB VI
PENDANAAN

Pasal 14

Pendanaan pelaksanaan RPIP dibebankan pada:


a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi; dan
b. sumber lain yang sah serta tidak mengikat sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB VII
-9-

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15

(1) Peraturan Gubernur sebagai pelaksanaan dari Peraturan


Daerah ini wajib ditetapkan paling lambat 6 (enam) bulan
sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.
(2) Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun oleh Perangkat Daerah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang perindustrian.

Pasal 16

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur.

Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 27 Maret 2019

GUBERNUR JAWA TIMUR

ttd

KHOFIFAH INDAR PARAWANSA


- 10 -

Diundangkan di Surabaya
Pada tanggal 27 Maret 2019

SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR

ttd

Dr. Ir. HERU TJAHJONO


Pembina Utama Madya
NIP 19610306 198903 1 010

LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR


TAHUN 2019 NOMOR 3 SERI D.

NOREG PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR : (3-61/2019)


PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
NOMOR 3 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2019-2039

I. UMUM

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian telah


memberikan peran yang cukup besar kepada pemerintah baik pada tingkat
nasional, provinsi maupun kabupaten/kota dalam pembangunan Industri
secara terencana. Peran tersebut diperlukan untuk mewujudkan terjadinya
percepatan pertumbuhan ekonomi melalui industrialisasi.
Percepatan pertumbuhan Industri di Jawa Timur sangat diperlukan.
Berdasarkan kondisi geografis, Jawa Timur merupakan salah satu wilayah
pusat pengembangan Indonesia Bagian Timur. Pada sisi lain, perekonomian
Jawa Timur didominasi oleh Industri pengolahan. Sehingga, perkembangan
Industri Jawa Timur menjadi sangat berperan dalam pembangunan
ekonomi nasional.
Selanjutnya, jika ditinjau dari aspek demografis, Jawa Timur
termasuk daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di
Indonesia. Dengan demikian, pembangunan Industri yang pesat diharapkan
dapat memperluas kesempatan kerja. Dengan demikian, pembangunan
Industri Jawa Timur berarti juga sebagai upaya peningkatan kesejahteraan,
melalui penurunan pengangguran dan kemiskinan.
Selain itu, Industri Jawa Timur telah tumbuh lebih pesat daripada
pertumbuhan Industri nasional. Hingga saat ini, di Jawa Timur telah
berkembang Industri berskala nasional bahkan internasional, seperti
Industri semen, Industri perkapalan, Industri kereta api, Industri militer,
dan Industri kimia dasar. Dengan demikian, perkembangan Industri Jawa
Timur sangat berperan dalam pembangunan Industri nasional.
Pada sisi lain, gelombang revolusi Industri 4.0 dapat dikatakan
sebagai tantangan tersendiri, bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, untuk
membangun Industri yang unggul. Pada era ini, lingkungan usaha Industri
dicirikan dengan ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi, dan juga
ketidakteraturan perubahan iklim usaha yang sulit diprediksi
(unpredictable).

Oleh
-2-

Oleh karena itu, diperlukan penggunaan teknologi informasi dan


komunikasi yang lebih mutakhir (advance) baik dalam proses produksi,
distribusi, maupun regulasi, agar pelaku Industri mampu mengubah
tantangan menjadi sebuah peluang. Oleh karena itu, perencanaan yang
bersifat sistematis, komprehensif, dan Industri yang tangguh, perencanaan
Industri ini diharapkan mampu mengantisipasi adanya empat potensi
dampak negatif dari pembangunan Industri, yaitu: (i) potensi terjadinya
kerusakan lingkungan, (ii) potensi adanya resistensi sosial dengan tingkat
kompleksitas yang tinggi, (iii) potensi adanya pemanfaatan hasil
pembangunan infrastruktur yang tidak optimal, dan (iv) potensi terjadinya
Industri yang terisolasi baik dalam kawasan pemukiman, maupun lahan
pertanian yang subur.
Untuk memperkuat dan memperjelas peran pemerintah Provinsi
Jawa Timur dalam industrialisasi, dibutuhkan adanya dokumen
perencanaan dan pembangunan Industri, yang selanjutnya disebut dengan
RPIP. Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) merupakan
salah satu acuan utama dalam penyusunan dokumen RPIP.
RPIP memiliki visi “Jawa Timur sebagai Leading Smart Industrial
Province” serta mengusung tiga misi yakni pertama, menguatkan dan
memantapkan struktur Industri; kedua, meningkatkan daya saing Industri
yang berbasis pada kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan ketiga,
meningkatkan inklusivitas pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Penyusunan RPIP selain dimaksudkan untuk melaksanakan amanat
ketentuan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian juga dimaksudkan untuk mempertegas keseriusan
Pemerintah Provinsi dalam mewujudkan tujuan industrialisasi di Jawa
Timur, yaitu:
1. Memperkuat sinergisitas pembangunan Industri baik antarwilayah
maupun antarsektor produksi;
2. Memperkuat kelembagaan Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai
bagian yang terintegrasi dengan upaya pemberdayaan IKM melalui
terwujudnya smart IKM;
3. Mempercepat terwujudnya smart province;
4. Meningkatkan pangsa pasar ekspor industri;
5. Mempercepat tumbuhnya Industri substitusi impor yang berbasis pada
potensi sumber daya daerah;
6. Meningkatkan daya tarik investasi asing maupun domestik pada sektor
Industri;
7. Mempercepat tumbuhnya Industri hijau (green industries) sebagai
bagian percepatan terwujudnya smart environment di Jawa Timur;
8. Meningkatkan peranan Industri dalam perekonomian Jawa Timur; serta
9. Meningkatkan peranan Industri dalam mengurangi disparitas
pembangunan ekonomi Jawa Timur.
Penyusunan
-3-

Penyusunan RPIP harus memperhatikan beberapa dokumen


perencanaan yang lainnya, yaitu:
1. RPJPD;
2. RPJMD;
3. RTRW;
4. Potensi sumber daya Industri Provinsi;
5. Keserasian dan keseimbangan dengan kebijakan dan pembangunan
Industri di kabupaten/kota serta kegiatan sosial ekonomi dan daya
dukung lingkungan; dan
6. Proyeksi penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan lahan untuk
Industri.
Peraturan Daerah ini terdiri dari 9 (sembilan) Pasal yang mengatur
mengenai pengertian-pengertian beserta penjelasannya dan lampiran yang
memuat materi RPIP dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini. Kurun waktu RPIP adalah 20 (dua puluh) tahun
dengan dibagi menjadi 4 (empat) tahapan. Pada tahap pertama, Tahun
2019-2023, membangun sinergisitas antarwilayah pembangunan Industri
dan antar sektor. Tujuan dari sinergisitas ini, selain untuk meningkatkan
efisiensi produksi juga untuk mewujudkan Industri ramah lingkungan.
Pada tahap kedua, Tahun 2024-2028, membangun sinergisitas antarskala
produksi untuk memperkuat daya saing Industri secara keseluruhan serta
tetap memerhatikan tercapainya pengembangan Industri yang ramah
lingkungan.
Selanjutnya pada tahap ketiga, Tahun 2029-2033, pembangunan
Industri diarahkan pada perluasan pangsa pasar, khususnya perluasan
ekspor. Akhirnya pada tahap keempat, Tahun 2034-2039, diharapkan
mencapai visi industrialisasi Jawa Timur yakni provinsi Industri yang
berkualitas dunia dengan berbasis SDM dan IT High-Tech. Pembangunan
Industri pada tahap ini diharapkan mampu mengatasi setiap perubahan
ekonomi global, perkembangan era digital, sekaligus memberi dampak yang
positif dalam aspek pembangunan sosial dan kelestarian lingkungan.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas

Pasal 2
Cukup jelas

Pasal 3
Cukup jelas

Pasal 4
-4-

Pasal 4
Cukup jelas

Pasal 5
Cukup jelas

Pasal 6
Cukup jelas

Pasal 7
Cukup jelas

Pasal 8
Cukup jelas

Pasal 9
Cukup jelas

Pasal 10
Cukup jelas

Pasal 11
Cukup jelas

Pasal 12
Cukup jelas

Pasal 13
Cukup jelas

Pasal 14
Cukup jelas

Pasal 15
Cukup jelas

Pasal 16
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 91.


LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
NOMOR 3 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2019-2039

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyusunan RPIP didasarkan pada 3 (tiga) alasan. Pertama, adanya
alasan yuridis dalam UU Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian
yang mengamanahkan setiap tingkat pemerintahan untuk merancang
rencana pembangunan industri. Dimana, pada level nasional disebut
RIPIN (Rencana Pembangunan Industri Nasional), pada level provinsi
disebut RPIP (Rencana Pembangunan Industri Provinsi), dan pada level
kabupaten/kota disebut RPIK (Rencana Pembangunan Industri
Kabupaten/Kota). Sebagai konsekuensinya, RPIP diharapkan mampu
menjadi acuan pembangunan industri bagi tiap Perangkat Daerah
Provinsi yang tentunya telah terintegrasi baik dengan RIPIN maupun
RPIK.

Kedua, hingga saat ini, tepatnya pada akhir 2017, Jawa Timur dapat
dikatakan sebagai provinsi industri (Industrial Province). Hal ini
ditunjukan dari besarnya kontribusi industri Jawa Timur yang sudah
mendekati 30 persen dari PDRB. Di samping itu, industri strategis baik
yang berskala nasional maupun internasional telah tumbuh pesat di
Jawa Timur, seperti industri kimia dasar, industri semen, industri
perkapalan, industri kereta api, dan industri militer. Untuk itu,
perencanaan pembangunan industri jangka panjang di Jawa Timur perlu
dilakukan, mengingat permasalahan industrialisasi yang dihadapi besifat
kompleks, seperti keterkaitan antara penguatan daya saing dengan
peningkatan inklusivitas industri yang merupakan basis kebijakan
pembangunan ekonomi Jawa Timur kedepan.

Ketiga, revolusi industri 4.0 merupakan tantangan untuk mewujudkan


Jawa Timur sebagai salah satu provinsi industri yang unggul.
Gelombang revolusi industri 4.0 ini tidak mungkin dihindari, khususnya
pada era keterbukaan ekonomi global. Sehingga, pembangunan industri
-2-

yang berkarakteristik digitalisasi tidak bisa diabaikan, jika tetap


mengharapkan adanya pembangunan industri Jawa Timur yang
tangguh. Gambar 1.1 menjelaskan implikasi revolusi industri 4.0
terhadap pembangunan industri. Pada era ini, lingkungan usaha industri
dicirikan dengan tingkat ketidakpastian (uncertainty) usaha yang tinggi,
ketidakteraturan perubahan iklim usaha sulit diprediksi (unpredictable).
Artinya, ekosistem industrialisasi menuntut adanya pengelolaan industri
yang fleksibel, khususnya pada aspek regulasi. Sehingga, pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi yang lebih mutakhir (advance)
sangat dibutuhkan, agar pelaku industri mampu mengubah tantangan
menjadi sebuah peluang.

Sumber: Pratikno (2018)


Gambar 1.1
Industrialisasi Pada Era Revolusi Industri 4.0

Pada era revolusi industri 4.0, pembangunan industri bersifat multi


dimensi, sehingga diperlukan adanya perencanaan pembangunan
industri yang bersifat holistik. Gambar 1.2 mengilustrasikan adanya lima
dimensi tata kelola sebagai prasyarat terwujudnya pembangunan
industri yang unggul. Kelima dimensi tata kelola tersebut adalah:

(i) Tata kelola pemanfaatan sumber daya alam (nature) yang dapat
menjamin terjadinya peningkatan kualitas hidup (life) dan
lingkungan (ecosystem) secara berkelanjutan.

(ii) Tata kelola penguatan struktur (structure) yang dapat menjamin


adanya peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya, sehingga
memiliki kemanfaatan bagi seluruh masyarakat, seperti
-3-

peningkatan kualitas manusia, management usaha dan terjadinya


akumulasi kapital.

(iii) Tata kelola pembangunan infrastruktur (infrastructure) yang dapat


menjamin adanya peningkatan kuantitas maupun kualitas, seperti
ketersediaan prasarana dan prasarana transportasi, teknologi,
maupun pranata sosial.

(iv) Tata kelola penguatan kelembagaan (superstructure) yang dapat


mengindari terjadinya kegaduhan (chaos) dalam setiap perumusan
kebijakan pembangunan ekonomi, sosial dan politik.

(v) Tata kelola transformasi budaya (culture) yang menjamin


berkembangnya kearifan lokal (local wisdom) melalui pengembangan
budaya lokal (tradition) yang syarat dengan tata nilai inovasi dan
interaksi.

Sumber: Ahmadjayadi (2017)


Gambar 1.2
Lima Dimensi Industrialisasi Pada Era Revolusi Industri 4.0 Sebagai Kerangka
Konseptual Penyusunan RPIP

Memahami adanya tuntutan perubahan tersebut, hingga saat ini,


Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengembangkan dan
mengimplementasikan 7 bentuk layanan e-government. Walaupun
ketujuh layanan digital tersebut belum terintegrasi secara sempurna,
ketujuh layanan tersebut merupakan modal dasar bagi industrialisasi
-4-

digital di Jawa Timur. Gambar 1.3 merupakan desain industrialisasi


yang ingin diwujudkan. Dimana pengguna layanan dapat secara cepat
dan terintegrasi memanfaatkan enam pokok layanan, yaitu:
(i) aksesibilitas pada konsumen secara cepat dan akurat,
(ii) desiminasi pengembangan teknologi secara inklusif,
(iii) kebijakan dan peraturan yang transparan untuk diakses oleh
semua pihak yang berkempentingan,
(iv) aksesibilitas pada pasar domestik dan global,
(v) informasi tentang ketersediaan dan kompetensi sumber daya
manusia, dan
(vi) aksesibilitas terhadap sumber daya lainnya, seperti keuangan dan
bahan baku.

PenyediaLayanan Metode PenggunaLayanan


Bentuk Layanan
Pengembangan Industri Penyampaian (End User)
Accessto
Bappeda consumer
Web Browser EntitasKonsumen
Disperindag Technology
development
Diskominfo Smartphone Entitas
Rules&
regulation Ketenakerjaan
OPD Lain Terkait
Accessto global
Social Media
Modal Dasar: market &
investment EntitasBisnis
 E-Budgeting
 SISKAPERBAPO
 E-AgrobisJatim Human capital Personal Computer
 P2T
 SIPAP
 EJISC(East Java Investment Super Corridor)
Accessto Entitas
 Dashboard Pengendalian Ekspor Impor resources Help-desk Pemerintahan

Sumber: Modifikasi dari Smart Governance and Technology Report, Price Water-
House Coopers India (2015).
Gambar 1.3
Desain Tata Kelola Industrialisasi Jawa Timur, Kedepan

B. DASAR HUKUM
Aspek yuridis dalam dokumen ini menyangkut dasar hukum yang
mengatur RPIP Jawa Timur 2019-2039. Adapun dasar hukum yang
dimaksud, diantaranya:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang


Perindustrian, Pasal 10 ayat (1) bahwa setiap Gubernur menyusun
Rencana Pembangunan Industri Provinsi; dan Pasal 10 ayat (2)
bahwa Rencana Pembangunan Industri Provinsi mengacu kepada
-5-

Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional dan Kebijakan


Industri Nasional;

2. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 100/M-


IND/PER/12/2015, Pasal 4 bahwa Rencana Pembangunan Industri
Provinsi disusun dengan memperhatikan:

a. Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional dan Kebijakan


Industri Nasional;
b. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi;
c. Potensi sumber daya industri daerah;
d. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan/atau Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;
e. Keserasian dan keseimbangan dengan kebijakan pembangunan
industri di kabupaten/kota serta kegiatan sosial ekonomi dan
daya dukung lingkungan; dan
f. Proyeksi penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan lahan
untuk industri.

Gambar 1.4
RPIP dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

C. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika RPIP Jawa Timur Tahun 2019-2039 memodifikasi
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 110/M-IND/PER/12/2015
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Industri Provinsi
dan Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota, dimana
sistematika yang disusun adalah sebagai berikut:
-6-

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menguraikan secara rinci alasan pentingnya penyusunan Rencana
Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) Jawa Timur.
B. Dasar Hukum
Menguraikan aspek yuridis yang melatar belakangi penyusunan
RPIP Jawa Timur 2019-2039.
C. Sistematika Penulisan
Menguraikan sistematika penyusunan RPIP Provinsi Jawa Timur.

II. GAMBARAN KONDISI DAERAH TERKAIT PEMBANGUNAN INDUSTRI

A. Kondisi Daerah

Menguraikan secara kuantitatif aspek geografis, demografi,


serta aspek infrastruktur seperti jalan, pelabuhan bandar udara,
air dan listrik, aspek pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan dan
kontribusi sektor industri, kontribusi masing-masing sektor
industri, jumlah unit usaha setiap sektor industri, ekspor
dan impor produk industri. Selain itu juga menyajikan
permasalahan makro ekonomi dan sektor industri yang terjadi.

B. Sumber Daya Industri

Menguraikan sumber daya manusia sektor industri, sumber


daya alam sebagai bahan baku dan energi, lembaga diklat
dan litbang serta pembiayaan industri. Di sisi lain juga
menampilkan masalah terkait.

C. Sarana dan Prasarana

Menguraikan pengelolaan lingkungan, lahan Industri berupa


Kawasan Industri dan/atau kawasan peruntukan Industri,
fasilitas jaringan energi dan kelistrikan, fasilitas jaringan
telekomunikasi, fasilitas jaringan sumber daya air, fasilitas
sanitasi, fasilitas jaringan transportasi dan infrastruktur
penunjang seperti lembaga uji, kawasan berikat, kawasan
pergudangan. Di tempat lain juga menyajikan masalah terkait
sarana dan prasarana yang terjadi.
-7-

D. Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah (IKM)

Menguraikan tentang pengembangan IKM, unit pelayanan teknis


(UPT), jumlah tenaga penyuluh lapangan (TPL), konsultan IKM,
dan pusat-pusat promosi pengembangan IKM. Selain itu juga
menampilkan masalah terkait.

III. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH, SERTA TUJUAN DAN


SASARAN PEMBANGUNAN INDUSTRI DAERAH
A. Visi dan Misi Pembangunan Industri Jawa Timur
B. Tujuan Pembangunan Industri Jawa Timur.
C. Sasaran Pembangunan Industri Jawa Timur.
Meliputi pertumbuhan sektor industri, kontribusi industri non-
migas terhadap PDRB, nilai ekspor produk industri, jumlah
tenaga kerja di sektor industri, nilai Investasi sektor industri.

IV. STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI


A. Strategi Pembangunan Industri
Pernyataan yang mengintegrasikan pendekatan dan langkah-
langkah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan
industri melalui program-program indikatif.
B. Program Pembangunan Industri
1. Industri Unggulan Jawa Timur.
Penentuan industri unggulan provinsi berdasarkan
pendekatan kompetensi inti industri daerah dan mengacu
kepada industri prioritas nasional, serta sasaran dan
program pengembangan Industri Unggulan Provinsi.
2. Pengembangan Perwilayahan Industri.
Program-program yang terkait dengan pengembangan wilayah
pusat pertumbuhan industri, pengembangan Kawasan
Peruntukan Industri, Kawasan Industri, dan Sentra Industri
Kecil dan Industri Menengah.
3. Pembangunan Sumber Daya Industri
Program-program yang terkait pengembangan sumber daya
manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam untuk
industri, pengembangan teknologi industri, pengembangan
inovasi dan kreativitas industri, serta dukungan pembiayaan
industri.
-8-

4. Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri.


Program–program yang terkait pengembangan pengelolaan
lingkungan, lahan Industri fasilitas jaringan energi dan
kelistrikan, fasilitas jaringan telekomunikasi, fasilitas
jaringan sumber daya air, fasilitas sanitasi, fasilitas jaringan
transportasi, sistem informasi industri, serta infrastruktur
penunjang standardisasi industri.
5. Pemberdayaan Industri
Program–program yang terkait pengembangan IKM
mencakup perumusan kebijakan dan pengembangan
kelembagaan, penumbuhan wirausaha baru dan pemberian
fasilitas bagi IKM.

V. PENUTUP
Menguraikan ringkasan keterkaitan Bab I s/d Bab IV dan
harapan-harapan dalam mensukseskan implementasi rencana
pembangunan industri provinsi selama 20 tahun ke depan.
-9-

II. GAMBARAN KONDISI DAERAH TERKAIT PEMBANGUNAN INDUSTRI


Berdasarkan tinjauan kondisi daerah, terdapat lima belas temuan terkait
dengan potensi dan tantangan industrialisasi di Jawa Timur. Kelima belas
temuan tersebut diuraikan dalam empat pilar tata kelola pembangunan
industri Jawa Timur. Pertama, dalam penguatan struktur industri, terdapat
enam potensi yang dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan
struktur industri Jawa Timur kedepan, yaitu:
(i) Sentra industri telah berkembang pesat. Sentra industri telah
berkembang pesat pada tiap kabupaten/kota di Jawa Timur. Halini
tidak terlepas dari perencanaan pengembangan IKM yang telah
terintegrasi dengan penganggaran. Di mana APBD Provinsi secara
spesifik membiayai pembangunan IKM unggulan daerah yang
didasarkan pada empat kategori, yaitu: (i) kompetensi inti, (ii) one
village one product (OVOP), (iii) industri kreatif, dan (iv) industri agro.
(ii) Tingkat aksesibilitas kredit IKM Jawa Timur yang tinggi. Fakta ini
dibuktikan dengan tingginya serapan kredit IKM Jawa Timur terhadap
kredit dalam skala nasional. Angka ini hanya sedikit lebih rendah
daripada serapan kredit IKM DKI Jakarta. Dengan demikian, dapat
diartikan bahwa sebagian besar IKM di Jawa Timur masuk ke dalam
kategori “bankable”.
(iii) Pada tingkat Nasional, indeks Smart Province Jawa Timur tertinggi.
Berdasarkan hasil pengukuran Smart Region Index yang dilakukan
oleh Citiasia Center for Smart Nation, angka indeks Jawa Timur berada
dalam kategori functional. Kondisi tersebut tidak terlepas dari angka
indeks smart region beberapa daerah di Jawa Timur yang relatif tinggi.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian kabupaten/kota di Jawa
Timur telah berhasil mengembangkan smart regency/city.
(iv) Pelaku industri memiliki akses pasar secara daring. Fakta ini dapat
dilihat dari semakin tingginya pengguna internet utamanya dalam
urusan usaha. Selain itu, kemudahan akses toko berbasis daring
(online shop) menyebabkan komunikasi, informasi, dan transaksi
antara produsen dan konsumen semakin baik.
(v) Ketersediaan SDM bagi pengembangan industri sangat memadai. Hal
ini dapat dilihat dari angkatan kerja dengan kualifikasi pendidikan
tinggi yang tersebar secara merata di Jawa Timur. Jumlah penduduk
di Jawa Timur diperkirakan akan meningkat, meskipun dengan
proporsi terhadap total penduduk nasional yang semakin menurun.
- 10 -

(vi) Indeks Pendidikan dan Kesehatan (IPM) lebih tinggi daripada nasional.
Hal ini mengindikasikan bahwa sumber daya manusia di Jawa Timur
telah berkembang seiring dengan kemajuan ilmu teknologi serta
memiliki daya tahan yang kuat terhadap penyakit. Hal ini penting
mengingat perubahan teknologi industri dan wabah penyakit bersifat
dinamis dan sulit untuk diprediksi.
Di sisi lain, Jawa Timur juga menghadapi enam tantangan dalam
pembangunan struktur industrinya, yaitu:
(i) Penguatan subtitusi impor. Tingginya nilai impor bahan baku atau
penolong memiliki makna bahwa pertumbuhan industri belum dapat
memanfaatkan bahan baku lokal yang merupakan hasil olahan sektor
pertanian dan pertambangan.
(ii) Penguatan keterkaitan IKM dan IB. Industri berskala kecil dan
menengah cenderung mengalami kesulitan dalam perluasan pangsa
pasar. Hal ini mengindikasikan bahwa sinergisitas antara IKM dengan
Industri Besar (IB) masih lemah.
(iii) Penguatan keterkaitan sektor hulu dan sektor hilir/andalan. Masih
tingginya rantai distribusi dari sektor hulu menuju sektor hilir,
menjadikan sektor hulu memiliki nilai value added yang rendah. Hal
ini menandakan bahwa sektor hulu masih belum efisien dan efektif.
(iv) Peningkatan jiwa kewirausahaan khususnya pada industri pedesaan.
Rendahnya jumlah wirausahawan baru dapat menghambat akselerasi
pembangunan industri. Dalam konteks ini, penumbuhan populasi
wirausahawan baru di pedesaan mendorong terjadinya transformasi
dari sektor pertanian menuju sektor industri.
(v) Penurunan defisit neraca perdagangan internasional. Peningkatan
nilai ekspor industri Jawa Timur ke luar negeri diupayakan lebih
tinggi daripada nilai impornya, sehingga dapat mencegah terjadinya
defisit pada neraca perdagangan.
(vi) Peningkatan produktivitas tenaga kerja. Pada dasarnya, produktivitas
tenaga kerja Industri di Jawa Timur tidak jauh berbeda dengan
produktivitas nasional. Sehingga, ketika masalah ketenagakerjaan
merupakan faktor penyebab rendahnya peringkat daya saing industri
nasional pada pasar global, maka hal ini mengindikasikan bahwa
tingkat produktivitas tenaga kerja Jawa Timur juga rendah.
- 11 -

Kedua, dalam pembangunan infrastruktur industri terdapat dua potensi


yang dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan infrastruktur
industri di Jawa Timur kedepan, yaitu:
(i). Ketersediaan sumber daya lahan. Hal ini bisa ditelaah pada peta
pemanfaatan ruang yang tertuang dalam RTRW dan rekomendasi
pemanfaatan lingkungan yang disusun KLH. Kedua peta tersebut
memiliki kesesuaian pemanfaatan lahan untuk pengembangan industri.
Hal ini menandakan sumber daya lahan telah ditata dalam pola
pemanfaatan ruang, sehingga mampu mendukung percepatan
industrialisasi Jawa Timur.
(ii). Kawasan industri Jawa Timur telah terintegrasi dengan sarana dan
prasarana yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan sarana
dan prasarana penunjang industrialisasi Jawa Timur yang cukup
memadai, seperti ketersediaan baik kuantitas maupunkualitas jalan
bebas hambatan, bandara, pelabuhan, dan kereta api.
Di sisi lain, Jawa Timur menghadapi dua tantangan terkait dengan
pembangunan infrastruktur industri di masa mendatang, yaitu:
(i). Peningkatan investasi baik PMA maupun PMDN. Adanya
kecenderungan kesenjangan antara izin prinsip dan realisasi investasi
yang semakin lebar. Hal ini mengindikasikan bahwa investor potensial
masih menghadapi hambatan dalam mengeksekusi izin prinsip yang
telah dimilikinya.
(ii). Pemerataan pembangunan infrastruktur industri. Pembangunan
infrastruktur masih terkonsentrasi pada daerah dengan kepadatan
penduduk yang tinggi. Walaupun tidak ada daerah terisolasi di Jawa
Timur, ketidak merataan pembangunan infrastruktur ini berpengaruh
pada tidak optimalnya keterkaitan pembangunan industri secara
spasial, yang berakibat pada mahalnya biaya logistik.
Ketiga, dalam pembangunan superstructure, terdapat dua potensi yang
bermanfaat bagi peningkatan pembangunan superstructure industri pada
masa mendatang, yaitu:
(i). Penataan Kawasan yang telah dituangkan dalam RTRW. Penataan
kawasan, baik Wilayah Pusat Pengembangan Industri (WPPI) dan
Kawasan Peruntukan Industri (KPI), telah dituangkan dalam rencana
tata ruang yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan Jawa
Timur lainnya. Hal ini menjadikan pembangunan infrastruktur lebih
tepat sasaran dalam percepatan industrialisasi di Jawa Timur.
- 12 -

(ii). Jawa Timur telah mengembangkan E-government. Berbagai bentuk


layanan terhadap industri telah dikembangkan. Setidaknya terdapat
tujuh layanan e-governance, yaitu: (i) e-newbudgeting; (ii) e-
AgrobisJatim; (iii) EJISC/East Java Investment Super Corridor; (iv)
SISKAPERBAPO; (v) P2T; (vi) SIPAP; dan (vii) Dashboard Pengendalian
Ekspor Impor.
Pada sisi yang lain, Jawa Timur menghadapi tiga tantangan dalam
pembangunan superstructure kedepan, yaitu:
(i). Peningkatan kepastian hukum. Semakin tinggi tingkat kepastian
hukum, maka tingkat ketidakpastian usaha (uncertainty) akan
semakin rendah. Dengan demikian, tingkat pengembalian hasil
investasi dapat diprediksi dan pada akhirnya akan meningkatkan
minat berinvestasi di Jawa Timur.
(ii). Peningkatan penegakan peraturan. Aturan yang telah dibuat harus
mampu dipatuhi dan dijalankan oleh seluruh stakeholder. Penegakan
hukum yang tidak optimal menciptakan celah untuk rent seeking,
dimana hal ini menciptakan inefisiensi pada industri.
(iii). Peningkatan fleksibilitas pelayanan publik. Terdapat indikasi adanya
kekakuan birokrasi dalam pelayanan publik yang berdampak pada
peningkatan biaya operasional usaha. Dalam konteks yang lebih luas,
hal ini berimplikasi pada rendahnya daya saing industri.
Terakhir, dalam pengelolaan sumber daya alam, terdapat lima potensi dari
hasil industrialisasi Jawa Timur, yaitu:
(i). Kinerja makroekonomi Jawa Timur lebih baik daripada nasional.Dari
aspek pertumbuhan ekonomi misalnya, capaian Jawa Timur selalu
lebih tinggi daripada nasional selama periode 2007-2016, kecuali pada
masa krisis. Artinya, Jawa Timur telah menjadi kontributor penting
bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Sedangkan dari aspek
pengangguran, capaian Jawa Timur cenderung lebih rendah dari
nasional. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan tingkat
pengangguran di Jawa Timur berdampak signifikan pada penurunan
tingkat pengangguran nasional
(ii). Sektor industri telah menjadi prime mover pertumbuhan ekonomi
Jawa Timur. Hal ini dapat diindikasikan dari tingkat pertumbuhan
industri pengolahan yang tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur, dimana kontribusi sektor industri terhadap
PDRB selalu berada diatas 28%. Selain itu, sektor industri mempunyai
- 13 -

peran penting dalam penyediaan lapangan kerja dan juga ekspor di


Jawa Timur.
(iii). Industrialisasi Jawa Timur sangat berpengaruh terhadap nasional.
Perindustrian Jawa Timur memiliki kontribusi yang besar bagi
perindustrian nasional, baik ditinjau dari penyerapan tenaga kerja
maupun jumlah industri besar. Selain itu, Jawa Timur memiliki
perusahaan industri strategis yang berskala nasional bahkan
internasional, seperti Petrokimia, Semen Indonesia, Pindad, PAL
Indonesia, dan INKA.
(iv). Jawa Timur sebagai pusat pengembangan Kawasan Timur Indonesia.
Dalam hal ini, Jawa Timur berfungsi sebagai sumber pengembangan
Kawasan Timur Indonesia. Artinya, akselerasi pengembangan kawasan
timur Indonesia ditopang oleh Jawa Timur.
(v). Jawa Timur memiliki industri berdaya saing global. Fakta ini
ditunjukkan dari besarnya kontribusi ekspor dari hasil industri. Hal
ini diindikasikan dari pesatnya perkembangan kawasan Industri di
Jawa Timur, seperti Kawasan Industri Surabaya, Gresik, Tuban,
Mojokerto dan Pasuruan. Dengan demikian, Jawa Timur dapat
dikatakan sebagai provinsi industri utama di Indonesia.
Bersamaan dengan potensi tersebut, Jawa Timur memiliki empat
tantangan dalam pembangunan industri, khususnya terkait dengan
peningkatan pemanfaatan sumber daya, yaitu:
(i). Penurunan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Meskipun
penurunan kemiskinan Jawa Timur lebih cepat daripada penurunan
tingkat kemiskinan Nasional, namun persentase penduduk miskin
Jawa Timur masih lebih tinggi dibandingkan dengan Nasional. Lebih
jauh indeks gini di Jawa Timur menunjukkan adanya peningkatan.
Hal ini mengindikasikan bahwa hasil pembangunan lebih besar
dinikmati oleh golongan menengah ke atas.
(ii). Perluasan lapangan kerja di sektor industri. Kondisi tersebut
berkaitan dengan elastisitas penyerapan tenaga kerja sektor industri
cenderung menurun, yang artinya penyediaan lapangan kerja dari
sektor industri semakin rendah;
(iii). Penurunan ketimpangan pembangunan antardaerah. Pembangunan
industri di Jawa Timur masih terkonsentrasi pada tujuh
kabupaten/kota. Hal ini pada titik tertentu dapat memperburuk
- 14 -

tingkat ketimpangan pembangunan antardaerah di Jawa Timur,


sehingga diperlukan pemerataan persebaran pembangunan industri.
(iv). Perbaikan nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH).IKLH dinilai
masih pada tingkat yang kurang baik sehingga diperlukan
pengendalian lingkungan terhadap dampak industrialisasi.
Pada dasarnya, potensi dan tantangan dalam pembangunan industri Jawa
Timur pada bahasan sebelumnya diperoleh dari kajian kondisi eksisting
berdasarkan empat aspek utama, yaitu kondisi daerah, sumber daya
industri, sarana prasarana dan pemberdayaan industri kecil dan menengah
(IKM). Untuk itu, berikut disajikan analisis lebih mendalam terkait keempat
aspek tersebut guna memperoleh gambaran daya dukung Jawa Timur
dalam mendorong keberhasilan pembangunan industri.

A. KONDISI DAERAH
Kajian tentang kondisi daerah Jawa Timur dalam upaya mendorong
pembangunan sektor industri nampaknya tidak terlepas dari aspek
geografisnya. Secara geografi, Provinsi Jawa Timur sangat strategis,
terutama sebagai pusat pengembangan Kawasan Timur Indonesia. Hal
ini ditandai dengan letak Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan
Laut Jawa-Pulau Kalimantan di utara, Selat Bali-Pulau Bali di timur,
Samudera Indonesia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat.
Pentingnya letak geografis Jawa Timur dibuktikan dengan peran Jawa
Timur dalam konteks jalur pelayaran dan perdagangan tradisional yang
terus berlanjut hingga saat ini. Pemanfaatan potensi geografis ini
penting, mengingat dinamika pembangunan di Jawa Timur tidak saja
mempengaruhi daerahnya sendiri, tetapi juga mempengaruhi
pembangunan daerah lainnya di Kawasan Timur Indonesia.

Lebih lanjut, berperan sebagai input dalam proses produksi, kuantitas


dan kualitas sumber daya manusia menjadi faktor penting dalam
industrialiasi. Secara demografi, Jawa Timur termasuk daerah dengan
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di Indonesia. Dari sisi
ketenagakerjaan misalnya, kepadatan penduduk mengindikasikan
bahwa terdapat sumber daya manusia (SDM) yang berlimpah.
Keberlimpahan SDM diharapkan mampu memberikan banyak alternatif
bagi pasar tenaga kerja sebagai input produktif. Selanjutnya dari sisi
produksi, kepadatan penduduk yang tinggi dapat dianggap sebagai
potensi peningkatan permintaan akan barang dan jasa. Pada gilirannya,
- 15 -

peningkatan permintaan ini dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di


suatu wilayah.

Pada dasarnya, aktivitas ekonomi Jawa Timur telah menunjukkan


capaian yang cukup baik. Berdasarkan dua indikator ekonomi makro
ekonomi, perkembangan perekonomian Jawa Timur berkembang lebih
baik daripada Nasional. Pertama, pada Gambar 2.1, selama 2005-2017,
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur hampir selalu berada di atas
pertumbuhan ekonomi nasional kecuali pada masa krisis yaitu 2007-
2008. Sejak tahun 2007 hingga kini, pola pertumbuhan ekonomi Jawa
Timur mengikuti pola pertumbuhan ekonomi nasional. Artinya, Jawa
Timur telah menjadi kontributor penting bagi pertumbuhan ekonomi
nasional.

Kedua, tingkat pengangguran terbuka di Jawa Timur relatif lebih baik


daripada tingkat pengangguran terbuka nasional. Gambar 2.1
menunjukkan bahwa pola pengangguran di Jawa Timur identik dengan
pola pengangguran nasional selama. Kondisi ini tampaknya konsisten
dan tidak mengalami pola perubahan yang berarti. Hal ini
mengindikasikan bahwa penurunan tingkat pengangguran di Jawa
Timur berdampak signifikan pada penurunan tingkat pengangguran
Nasional.

% 1. Pertumbuhan Ekonomi %
7 12

2. TPT
10
6

8
5
6

4
4
2006
2005

2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017

2007

2017
2005
2006

2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016

Jatim Nasional Jatim Nasional

Sumber: BPS, berbagai tahun


Gambar 2.1
Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Timur
- 16 -

Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang tinggi, tidak


terlepas dari peranan sektor industri sebagai prime mover perekonomian
Jawa Timur. Hal ini dicerminkan dengan peranan sektor industri
terhadap PDRB Jawa Timur yang besar. Gambar 2.2 menunjukan
bahwa sejak 2008 hingga 2017 peranan sektor industri memang
cenderung menurun, namun, besar peranannya masih sangat besar,
yaitu sebesar dari 30,9% pada tahun 2008, dan turun menjadi 29,03%
pada tahun 2017. Selain itu, sektor industri juga menyerap tenaga kerja
sekitar 14 hingga 15% dari total lapangan kerja di Jawa Timur.

%
35
30,9 30,7
29,6 29,1 29 28,79 28,95 29,31 28,88 29,03
30

25

20

15

10
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

SHARE INDUSTRI SHARE TENAGA KERJA

Sumber: BPS Jatim, berbagai tahun, data diolah

Gambar 2.2
Keterkaitan Antara Share Industri dan Share Penyerapan Tenaga Kerja

Selain itu, pertumbuhan sektor industri Jawa Timur memiliki pola yang
sama dengan pertumbuhan industri Nasional. Gambar 2.3
menunjukkan bahwa sejak tahun 2012, pertumbuhan sektor industri
tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Bahkan
pada tahun 2014, pertumbuhan sektor industri melampaui
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur itu sendiri. Sementara jika
dibandingkan dengan rata-rata aktivitas industri nasional,
pertumbuhan sektor industri Jawa Timur relatif lebih baik, jika tidak
dikatakan jauh lebih agresif. Artinya, industrialisasi Jawa Timur sangat
berpengaruh terhadap industrialisasi nasional.
- 17 -

%
8

4
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jatim Nasional

Sumber: BPS, berbagai tahun


Gambar 2.3
Posisi Pertumbuhan Sektor Industri di Jawa Timur

3000
114
2500 106
140
2000

1500
136 162.5 171.2
2253 2411
1000 1831
107 133
500 1017 935 927
385 383
0
2012 2015 2012 2015 2012 2015 2012 2015
Jumlah IB (10 Unit) Penyerapan Tenaga Nilai Tambah Ekspo r (100 ribu
Kerja (10 .000 jiwa) (Tr ilyun) USD )

33 Pro vinsi Lainnya Jawa Timur

Sumber: Hasil Kajian PKEPK Tentang Industri Besar Jawa Timur (2016)
Gambar 2.4
Peranan Industri Besar (IB) Jawa Timur terhadap Nasional

Indikasi lainnya tentang tingginya peranan industri Jawa Timur dalam


industrialisasi Nasional dilihat dari empat fakta, yaitu (Gambar 2.4):
(i)hingga tahun 2015, sekitar 4,5 persen jumlah industri besar Nasional
berada di Jawa Timur; (ii) sekitar 25,8% dari total penyerapan tenaga
kerja Nasional terserap dalam industri besar Jawa Timur, (iii) nilai
tambah industri besar di Jawa Timur cenderung mengalami
peningkatan namun peningkatannya tidak sebesar industri besar di 33
provinsi lainnya; dan (iv) ekspor Jawa Timur cenderung meningkat,
sebaliknya, ekspor ke-33 provinsi lainnya, secara rata-rata, mengalami
penurunan.

Selanjutnya, jika melihat lebih dalam peranan sektor industri dalam


bingkai perdagangan internasional, sektor industri mampu
menggerakkan aktivitas ekspor dimana setiap tahunnya selalu
mengalami peningkatan. BPS mewartakan bahwa aktivitas ekspor Jawa
- 18 -

Timur meningkat secara masif, dimana pada tahun 2006 adalah


sebesar 8.35 Milyar US$ meningkat lebih dari 300% pada akhir 2016
menjadi 27.28 Milyar US$. Pesatnya pertumbuhan ekspor ini didukung
oleh sepuluh komoditas utama Jawa Timur, yaitu pengolahan tembaga,
timah; kimia dasar; pengolahan kayu; besi baja; pulp dan kertas;
makanan dan minuman; tekstil; pengolahan karet; udang; dan alat-alat
listrik. Kesepuluh komoditas tersebut memberikan kontribusi terbesar
terhadap ekspor Jawa Timur, yaitu sebesar 78,10%.

%
23

21

19

17

15

13

11

9
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jawa Timur Nasional

Sumber: BPS, berbagai tahun


Gambar 2.5
Tingkat Kemiskinan Jawa Timur dan Nasional

Kendatipun kondisi makro ekonomi Jawa Timur berkembang lebih baik


daripada nasional, tingkat kemiskinan Jawa Timur masih terbilang
tinggi. Prosentase penduduk miskin Jawa Timur masih relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan nasional meskipun penurunan kemiskinan
Jawa Timur lebih cepat daripada penurunan tingkat kemiskinan
nasional. Komparasi tingkat kemiskinan Jawa Timur dan Nasional
ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Berdasarkan data tersebut, sektor industri dapat dikatakan sebagai


prime mover pertumbuhan ekonomi dan ekspor Jawa Timur. Namun,
pada sisi lainnya, pembangunan industri di Jawa Timur, pada
dasarnya, menghadapi lima permasalahan utama. Pertama, besar
penyediaan lapangan kerja dari sektor industri cenderung menurun.
Berdasarkan Gambar 2.2, share penyerapan tenaga kerja di sektor
industri cenderung konstan pada angka sekitar 14%. Hal ini
mengindikasikan semakin rendahnya kemampuan sektor industri
- 19 -

dalam menyediakan lapangan pekerjaan.

Kedua, persebaran industri di Jawa Timur terpusat di beberapa daerah.


Jika dibandingkan tahun 2010 dan 2017, hanya terdapat lima
Kabupaten/Kota yang mendominasi PDRB dari sektor industri, artinya
persebaran industri terkonsentrasi pada lima Kabupaten/Kota saja.
Tabel 2.1 menunjukkan bahwa kontribusi PDRB sektor industri secara
konsisten didominasi oleh lima daerah dimana kontribusinya tidak
pernah di bawah level 68%.

Tabel 2.1
Share PDRB Industri Kab/Kota Terhadap Jawa Timur
Kab/Kota 2010 2017
1. Kota Surabaya 15 16
2. Kota Kediri 16 16
3. Kab. Sidoarjo 14 14
4. Kab. Pasuruan 12 12
5. Kab. Gesik 10 10
Total 5 kab/kota 68 68
Sumber: BPS Jawa Timur 2018, data diolah.

Ketiga, masih tingginya prosentase kemiskinan, semakin turunnya


penyediaan lapangan kerja sektor industri, dan terpusatnya industri,
maka kondisi ini menunjukkan adanya persoalan inklusivitas. Artinya
Jawa Timur saat ini sedang mengalami masalah terkait pertumbuhan
yang masih belum inklusif. Menurut laporan World Bank pada tahun
2012, tingkat inklusifitas Jawa Timur masih lebih rendah dibandingkan
dengan beberapa daerah, bahkan lebih rendah dari provinsi Banten dan
DIY. Laporan ini ditunjukkan pada Gambar 2.6.

Sumber: World Bank, 2012


Gambar 2.6
Tingkat Inklusivitas Beberapa Daerah di Indonesia, 2010-2012
- 20 -

Keempat, neraca perdagangan sektor industri mengalami defisit, hingga


2017. Meskipun nilai ekspornya terus bertambah, namun sayangnya
nilai impor dari sektor industri juga cenderung meningkat lebih tinggi
daripada ekspornya. Gambar 2.7 menunjukkan bahwa kondisi neraca
perdagangan luar negeri selalu defisit walaupun dengan kecenderungan
menurun.Selanjutnya, jika aktivitas impor dikelompokkan menurut tiga
golongan barang yakni barang konsumsi; bahan baku penolong; dan
barang modal, proporsi terbesar dimiliki oleh bahan baku penolong.
Hingga saat ini, persoalan yang timbul adalah tingginya impor bahan
baku atau penolong industri, dimana besaran proporsinya masih di
atas 75% walaupun memiliki kecenderungan yang menurun dalam lima
tahun terakhir.

35 2 84 83,62
30 0 83 82,46
25 -2
82
20 -4
81 80,52
15 -6 80,19
10 -8 80 79,47
5 -10 79
0 -12
78
2013 2014 2015 2016 2017

Ekspor (LN) Impor (LN) Neraca Perdagangan Proporsi Bahan Baku Impor (%)

Sumber: BPS Jatim dan BRS EXIM, berbagai tahun, data diolah

Gambar 2.7
Posisi Neraca Perdagangan Sub-Sektor Industri Tahun 2006-2017 dan Perkembangan
Proporsi Impor Bahan Baku dan Penolong

Terakhir, perkembangan investasi yang terjadi di Jawa Timur, baik PMA


maupun PMDN, cenderung tidak stabil, khususnya untuk izin dan
realisasi PMDN. Gambar 2.8 menyajikan data realisasi dan izin
investasi baik PMA dan PMDN dalam rentang tahun 2002 hingga 2017.
Dimana, kesenjangan antara izin prinsip investasi dengan realisasi PMA
cenderung meningkat, terutama pada tahun 2015. Selain itu, pada tiga
tahun terakhir, baik izin maupun realisasi PMA mengalami tren yang
menurun. Sementara itu, kesenjangan izin prinsip dengan realisasi
PMDN cenderung turun.
- 21 -

140 60
120 50
100
40
80
30
60
20
40
20 10

0 0

2016
2017
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

2003
2002

2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Ijin Real PMA Selisih Ijin Real PMDN Selisih

Sumber: BPS, berbagai tahun


Gambar 2.8
Perkembangan Realisasi dan Izin PMA-PMDN Jawa Timur

B. SUMBER DAYA INDUSTRI


Sumber daya industri terdiri dari : (1) sumber daya manusia (2) sumber
daya alam (3) teknologi (4) inovasi dan kreativitas dan (5) pembiayaan.

1. Sumber Daya Manusia

Jawa Timur memiliki jumlah penduduk total yang relatif besar,


yaitu mencapai 37.476 juta jiwa pada tahun 2010. Apabila
dibandingkan dengan Indonesia, maka prosentase jumlah penduduk
di Jawa Timur adalah 15% dari total penduduk nasional. Meskipun
secara tren kontribusi terhadap nasional semakin berkurang
(Gambar 2.9), diproyeksikan jumlah penduduk terus mengalami
peningkatan hingga tahun 2035.

45000 25

40000

35000 20

30000
15
25000

20000
10
15000

10000 5
5000

0 0
1971 1980 1990 1995 2000 2010 2015 2020 2025 2030
Jumlah Penduduk Jawa Timur (Juta Jiwa)
Proporsi dengan populasi nasional (%)

Sumber: Jatim dalam Angka, data diolah


Gambar 2.9
Prosentase dan Jumlah Penduduk di Jawa Timur
- 22 -

Jika dikaitkan dengan industrialisasi, besarnya jumlah penduduk


dapat bermakna sebagai potensi pasar dan juga sebagai indikator
berlimpahnya ketersediaan tenaga kerja bagi industri Jawa Timur.
Apabila dilihat lebih lanjut, dependency ratio di Jawa Timur pada
tahun 2015 sebesar 44,3. Dengan perbandingan provinsi lainnya,
maka Jawa Timur menempati urutan dependency ratio terendah
setelah DKI Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
penduduk di Jawa Timur merupakan angkatan kerja yang sangat
potensial untuk dapat bekerja di sektor industri

Selain itu, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia Jawa


Timur jika dipetakan ke dalam empat kuadran, seperti pada
Gambar 2.10, maka mengindikasikan bahwa ketersedian tenaga
kerja pada berbagai tingkat keterampilan cukup memadai bagi
pengembangan industri di Jawa Timur. Dimana, kuadran I,
menunjukan daerah yang memiliki SDM dengan TPAK dan
pendidikan yang tinggi. Artinya, daerah ini mempunyai ketersediaan
tenaga kerja dengan kompetensi tinggi, sehingga daerah ini sangat
unggul untuk pengembangan industri yang berbasis pada teknologi
sedang hingga tinggi. Selanjutnya, kuadran II yaitu daerah dengan
SDM yang TPAK-nya tinggi, tetapi tingkat pendidikan formalnya
rendah. Maknanya, ketersediaan tenaga kerja dengan tingkat
kompetensi rendah sangat melimpah di daerah ini, sehingga
industri yang berbasis unskilled labour akan unggul jika didirikan
didaerah ini. Sementara itu, kuadran III adalah daerah yang
memiliki SDM dengan TPAK dan pendidikan yang rendah.
Maknanya, daerah ini sudah mengalami kelangkaan untuk unskilled
labour, sehingga industri dengan basis teknologi rendah sudah tidak
menguntungkan didaerah ini. Akhirnya, kuadran IV adalah daerah
dengan SDM yang TPAK-nya rendah, namun pendidikan formalnya
tinggi, yang berarti adalah daerah yang ketersediaan tenaga kerja
dengan kompetensi tinggi mulai mengalami kelangkaan.
- 23 -

Sumber: Hasil Kajian PKEPK FEB UB Tentang Kualitas SDM Jawa Timur (2015)
Gambar 2. 10
Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia

Sungguhpun ketersediaan tenaga kerja dengan berbagai kompetensi


sangat memadai, persoalan rendahnya daya saing masih menjadi
isu utama dalam percepatan industrialisasi Jawa Timur. Hal ini
dapat ditelusuri dari dua fakta. Pertama, tingkat daya saing industri
Indonesia relatif masih rendah. Gambar 2.11 menunjukkan posisi
Indonesia dalam penilaian Global Competitiveness Index (GCI) dan
perbandingannya dengan negara-negara ASEAN. Dapat dilihat
bahwa Indonesia, dengan peringkat daya saing menempati urutan
ke-41, berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Buruknya daya saing industri terutama menyangkut
ketidakefisienan pasar tenaga kerja yang cenderung distortif
sehingga penilaian terhadap pasar tenaga kerja di Indonesia adalah
yang paling rendah dibandingkan Negara ASEAN lainnya.

Sumber: World Economic Forum, 2017


Gambar 2.11
Perbandingan Global Competitiveness Index Negara-Negara ASEAN
- 24 -

400

350

300

250

200

150

100

50

0
2012 2015 2012 2015 2012 2015
Penyerapan rata-rata Nilai tambah rata-rata Produktifitas Tenaga
tenaga kerja per unit per unit IB (Milyar) Kerja (Juta/orang)
IB (10 Jiwa)
Jawa Timur Nasional

Sumber: Hasil Kajian PKEPK tentang Industri Besar Jawa Timur (2016)
Gambar 2.12
Indikator Kinerja Industri Besar (IB) terhadap Nasional

Terakhir, daya saing industri Jawa Timur, yang diukur dari


produktivitas tenaga kerja, tidak jauh berbeda dengan daya saing
industri nasional. Pernyataan ini dapat dibuktikan melalui
keterkaitan tiga indikator yakni rata-rata penyerapan tenaga
kerja/unit, rata-rata nilai tambah/unit, serta tingkat produktivitas
tenaga kerja. Gambar 2.12 menunjukkan bahwa meskipun setiap
10 unit industri besar di Jawa Timur mampu menyerap hingga 1000
tenaga kerja dan relatif lebih unggul daripada 33 provinsi lainnya
yang hanya mampu menyerap 200 tenaga kerja, namun,
produktivitas tenaga kerja Jawa Timur justru mengalami penurunan
yaitu sekitar 22 juta/orang hingga tahun 2015 sebaliknya
produktivitas tenaga kerja provinsi lainnya mengalami peningkatan
yang signifikan sekitar 148 juta/orang di tahun yang sama. Pola
serupa terlihat juga dalam nilai tambah produksi industri besar
Jawa Timur yang cenderung mengalami penurunan dibandingkan
provinsi lainnya. Hal ini mengindikasikan adanya disguised
employment (pengangguran terselubung) di Jawa Timur karena
banyaknya tenaga kerja yang tidak bekerja sesuai dengan
kemampuannya sehingga bekerja tidak optimal. Disguised
employment diindikasikan dengan penyerapan tenaga kerja yang
tinggi, tetapi di sisi lain produktivitas tenaga kerja rendah disertai
dengan nilai tambah produksi juga rendah.
- 25 -

2. Sumber Daya Alam


Tidak hanya sumber daya manusia, Provinsi Jawa Timur juga
memiliki keberlimpahan sumber daya alam. Dengan topografi
wilayah yang sebagian berupa pegunungan, keanekaragaman hayati
berupa flora dan fauna di Jawa Timur sangat beragam. Didukung
dengan iklim dan tanah yang subur, mayoritas wilayah Jawa Timur
dapat menghasilkan komoditas agrikultur yang unggul. Sedangkan
wilayah pesisir Jawa Timur memiliki potensi perikanan yang besar.

Gambar 2.13
Peta Pemanfaatan Ruang dan Rekomendasi Pemanfaatan Lingkungan di Jawa Timur

Sementara itu, lahan kritis seluas 1.673.388,10 Ha dapat


dimanfaatkan sebagai kawasan industri. Gambar 2.13 menunjukan
peta pemanfaatan ruang yang tertuang dalam RTRW dan
rekomendasi pemanfaatan lingkungan yang disusun KLH. Kedua
peta tersebut terdapat kesesuaian pemanfaatan lahan untuk
pengembangan industri. Hal ini menandakan sumber daya lahan
- 26 -

telah ditata dalam pola pemanfaatan ruang sehingga mampu


mendukung percepatan industrialisasi Jawa Timur.

a. Sumber daya Pertambangan

Gambar 2.14
Persebaran Sumber Daya Mineral di Jawa Timur

Jawa Timur juga memiliki potensi sumber daya mineral dimana


memiliki peran yang besar dalam menunjang industrialisasi di
Jawa Timur. Gambar 2.14 menunjukan sebaran potensi sumber
daya tambang unggulan di Jawa Timur. Pacitan, Trenggalek,
Tulungagung, Ponorogo, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan,
Nganjuk, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Bangkalan,
Sampang, Pamekasan, Sumenep, dan Gresik terdapat potensi
mineral berupa batu gamping dengan cadangan total sebesar
1.259.438.298 m3. Batuan lainnya yang dapat ditemukan di
Jawa Timur adalah batu andesit dan marmer yang tersebar di
wilayah Magetan, Ngawi, Madiun, Ponorogo, Pacitan, Nganjuk,
Tulungagung, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang,
Bojonegoro, Situbondo, dan Banyuwangi. Sementara itu,
terdapat potensi bagi pertambangan emas, perak, dan tembaga
di wilayah Pacitan, Malang, Lumajang dan Banyuwangi.
Dikaitkan dengan industrialisasi, maka aneka sumber daya
mineral yang tersebar di Jawa Timur mampu untuk mendukung
percepatan pembangunan industri.
- 27 -

Tabel 2.2
Perkembangan Produksi Pertambangan Mineral Non Logam dan Batuan

No Uraian Satuan 2014 2015 2016 2017

1 Andesit m3 1.598.038,00 71.660,00 41.884,00 1.034.947,31


2 Pasir m3 1.131.310,00 257.300,00 111.700,00 561.851,00
3 Marmer m3 16.950,00 2.308,00 386,00 1.093,00
4 Tras m3 1.980.025,00 16.431,00 3.382,00
5 Sirtu m3 91.116,00 220.245,00 742.925,00 410.765,74
Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur

Meskipun demikian, tingkat pencemaran lingkungan masih


relatif tinggi dan menjadi ancaman nyata bagi akselerasi
industialisasi Jawa Timur. Gambar 2.15 menunjukkan Indek
Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Jawa Timur DAN Nasional
pada tahun 2011 hingga 2017. Hingga akhir tahun 2017,
kualitas lingkungan hidup di Jawa Timur masih dalam kategori
kurang baik dengan nilai indek 57. Sementara jika dibandingkan
dengan IKLH nasional, kualitas lingkungan hidup di Jawa Timur
persisten lebih buruk dimana nilai indeknya selalu lebih rendah.

70 68,23
65,76 65,73 66,46
65 63,96 63,42 63,98
63,2
61,7
60,22
60
57,61 57,46
56,25 56,48

55

50
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

IKLH Jawa Timur IKLH Nasional

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Gambar 2.15
Indek Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Jawa Timur dan Nasional

b. Sumber daya Pertanian

Berikut tabel luas panen dan produksi pertanian untuk tanaman


padi, jagung dan kedelai. Luas Panen padi sedikit mengalami
peningkatan pada tahun 2017.
- 28 -

Tabel 2.3 Produktivitas Pertanian Jawa Timur


Tahun Padi Jagung Kedelai
2013 Luas Panen (ha) 2.037.021 1.199.544 210.618
Produksi (ton) 12.049.342 5.760.959 329.461
2014 Luas Panen (ha) 2.072.630 1.202.300 214.880
Produksi (ton) 12.397.049 5.737.382 355.464
2015 Luas Panen (ha) 2.152.070 1.213.654 208.067
Produksi (ton) 13.154.967 6.131.163 344.998
2016 Luas Panen (ha) 2.278.460 1.238.616 181.810
Produksi (ton) 13.633.701 6.278.264 274.317
2017 Luas Panen (ha) 2.285.232 1.257.111 133.593
Produksi (ton) 13.060.464 6.335.252 200.916
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur

c. Sumber daya Perternakan


Peternakan merupakan sub sektor pertanian yang membantu
dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Peran serta sektor
peternakan sebagai pemasok bahan baku bagi industri olahan
pangan sangat besar.

Tabel 2.4 Populasi ternak di Jawa Timur


No Jenis Ternak 2013 2014 2015 2016 2017
1 Sapi Potong 3.949.097 4.125.333 4.267.325 4.407.807 4.511.613
2 Sapi Perah 237.673 245.246 255.947 265.002 273.881
3 Kerbau 28.118 28.507 27.792 27.304 26.622
4 Kambing 2.937.980 3.090.159 3.178.197 3.279.732 3.376.323
5 Domba 1.185.472 1.221.755 1.282.910 1.370.878 1.362.062
6 Babi 46.090 41.875 44.602 50.243 57.906
7 Kuda 10.581 10.536 10.368 10.416 10.758
8 Ayam Buras 33.806.963 34.539.123 35.728.314 36.490.697 36.439.200
9 Ayam Petelur 43.066.361 41.156.842 43.221.466 45.880.658 46.900.549
10 Ayam Pedaging 52.288.601 179.830.682 194.064.874 200.895.528 224.815.584
11 Itik 4.213.379 4.912.393 4.983.776 5.543.814 5.600.921
12 Entok 946.323 1.261.425 1.354.956 1.444.691 1.494.137
13 Kelinci 326.776 331.476 265.865 344.597 365.990
14 Burung Dara 734.378 978.134 986.371 1.176.582 1.008.033
15 Burung Puyuh 2.377.749 2.770.908 2.931.450 3.281.998 3.682.453

Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur


- 29 -

Tabel 2.5 Produksi daging di Jawa Timur


Produksi Daging
No (Kg) 2013 2014 2015 2016 2017
1 Sapi Potong 96.372.771 93.551.789 90.163.718 97.728.512 93.025.651
2 Sapi Perah 4.334.625 4.356.242 5.267.266 4.000.566 3.891.360
3 Kerbau 119.994 158.673 94.223 93.873 64.011
4 Kambing 15.499.152 16.621.842 16.465.385 17.950.347 18.680.539
5 Domba 5.341.438 5.782.950 5.703.604 7.290.950 5.984.628
6 Babi 3.136.334 3.159.337 3.072.818 3.579.541 3.368.294
7 Kuda 12.096 36.784 32.165 40.552 25.755
8 Ayam Buras 38.576.877 37.199.456 35.885.187 31.566.818 42.114.651
9 Ayam Petelur 18.551.741 25.726.190 30.311.827 33.105.541 32.288.327
10 Ayam Pedaging 162.891.634 198.016.292 203.139.209 219.833.235 270.881.906
11 Itik 4.854.515 5.647.747 5.972.686 7.385.604 6.193.190
12 Entok 921.596 866.335 965.681 1.283.699 1.250.794
Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

d. Sumber daya Perkebunan


Sub sektor perkebunan sampai sekarang masih mempunyai
peranan yang cukup besar dalam pengembangan sektor
pertanian. Peluang bisnis perkebunan di Jawa Timur masih bisa
ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari produksi perkebunan
Jawa Timur yang masih menunjukkan peningkatan walaupun
tidak untuk semua komoditas.

Tabel 2.6 Produktivitas Perkebunan Jawa Timur


Komoditi 2013 2014 2015 2016 2017

Tebu Luas lahan (Ha) 212.661 219.111 202.829 200.205 192.005

Produksi (Ton) 1.244.284 1.253.848 1.212.133 1.038.317 1.010.447

Tembakau Luas lahan (Ha) 95.824 119.127 108.328 64.143 101.098

Produksi (Ton) 73.996 108.004 99.429 42.191 99.345

Kelapa Luas lahan (Ha) 295.362 287.022 286.107 284.380 280.016

Produksi (Ton) 269.275 252.672 254.333 257.535 253.899

Kopi Luas lahan (Ha) 102.658 102.215 103.807 105.223 106.687

Produksi (Ton) 56.986 58.136 60.780 64.695 64.695

Jambu mente Luas lahan (Ha) 52.243 48.626 48.316 48.305 47.170

Produksi (Ton) 13.744 12.849 13.555 14.596 16.208

Cengkeh Luas lahan (Ha) 45.177 42.305 45.475 45.900 45.824

Produksi (Ton) 10.113 9.122 9.878 10.769 10.874

Kakao Luas lahan (Ha) 65.431 52.436 55.052 57.877 58.019

Produksi (Ton) 33.311 30.299 30.617 31.775 33.146


Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur
- 30 -

3. Teknologi

Sebagaimana diketahui, bahwa peningkatan daya saing sektor


industri khususnya industri manufaktur menjadi hal yang sangat
penting karena sektor tersebut memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Banyak sektor
produksi yang strategis di industri kurang dapat berkembang dengan
baik. Hal ini karena lemahnya penguasaan berbagai bidang teknologi
yang terkait. Di pihak para pesaing, bidang bidang teknologi yang
terkait dengan sektor produksi yang strategis mengalami kemajuan
kemajuan yang semakin cepat dan cukup berarti. Oleh karena itu,
tanpa dilakukan usaha yang serius dan jangka panjang dalam
penguasaan teknologi, perkembangan sektor produksi itu akan
semakin tertinggal.

Perguruan Tinggi di Jawa Timur terdapat banyak Pergurun Tinggi


Negeri maupun Swasta yang mempunyai pusat penelitian yang
masing masing memiliki fokus dengan kekhasan penelitian masing-
masing. Hal tersebut ditunjukan dengan beragam jenis pusat
penelitian yang dimiliki masing-masing PTN. Keberagaman kekhasan
penelitian merupakan potensi yang harus dikembangkan. Selain itu
terdapat juga pusat-pusat penelitian yang dimiliki institusi-institusi
pemerintah, berupa sub unit pengembangan, balai besar penelitian,
dan balai penelitian. Tabel II-16 menjelaskan sub unit
pengembangan, balai besar penelitian, dan balai penelitian yang
berada di Jawa Timur.

Tabel 2.7 Daftar Pusat Penelitian Institusi BUMN


Institusi BUMN Fokus Penelitian
PT Sucofindo Laboratorium Pengujian
PT Kimia Farma Produk Farmasi (Bioteknologi,
Radiofarmasi, dan Herbal
PT Pindad Alutsista dan Peralatan Industri
Sumber : diolah dari berbagai sumber

Tabel 2.8 Daftar Pusat Penelitian Institusi Pemerintah


Institusi Lokasi
UPT. Logam dan Perekayasaan Logam Sidoarjo
UPT. Makanan Minuman dan Kemasan Sidoarjo
UPT. Aneka Industri Surabaya
UPT. Kulit dan Produk Kulit Magetan
UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan
UPT.PMPI-TK Surabaya Surabaya
- 31 -

Institusi Lokasi
UPT.PMPI-TK Malang Malang
Balai Pengembangan Industri Sidoarjo
Persepatuan
Balai Riset dan Standarisasi Surabaya Surabaya
UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu Barang & Surabaya
Lembaga Tembakau Surabaya
UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu Barang & Jember
Lembaga Tembakau Jember
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Surabaya
Tanaman Pangan dan Hortikultur

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Malang


Jawa Timur (BPTP Jatim)
Balai Penelitian Tanaman Pemansi dan Malang
Serat
Pusat Veteriner Farma Surabaya
Balai Penelitian Tanaman Kacang Malang
kacangan dan umbi umbian
Pusat Penelitian Kakao Jember
Sumber : diolah dari berbagai sumber

4. Inovasi dan Kreativitas


Disaat tingkat persaingan semakin meningkat, ide, kreativitas dan
pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai. Memiliki
keunggulan komparatif saja tidak cukup untuk memasuki pasar
dengan persaingan yang semakin ketat, diperlukan keunggulan
kompetitif yang diukur dari tingkat efisiensi dan produktivitas
kinerjanya. Efisiensi dan produktivitas dalam sebuah proses produksi
sangat dipengaruhi oleh inovasi dan kreativitas. Apabila proses
produksi efisien, maka biaya produksi dapat ditekan, sehingga harga
jual semakin murah.
Inovasi dan kreativitas diperlukan untuk mendiversifikasi produk,
karena pasar cenderung semakin spesifik (bukan massal). Perilaku
harga produk yang bersifat unik/spesifik adalah “price maker”
sehingga diharapkan memiliki kemampuan bersaing di pasar global.
Produk dan jasa kreatif pada umumnya bersifat unik/spesifik.
Sehingga produk dan jasa kreatif diharapkan memiliki daya saing
yang tinggi dan mampu mengimbangi semakin beragamnya produk
impor yang masuk akibat perdagangan bebas.
Di Jawa Timur tumbuh kembangnya inovasi dan kreativitas dapat
ditemukan pada inkubator bisnis antara lain :
- 32 -

Tabel 2.9
Daftar Lembaga Pengembangan Industri Kreatif di Jawa Timur
Institusi Fokus Inovasi
Jatim Information Technologi Kreatif ( JITC ) Malang Film-Video
Desain Komunikasi
Fotografi
Game
Jatin Information Technologi Kreatif ( JITC ) Surabaya Film-Video
Pusat Inovasi Industri
Desain Komunikasi
Fotografi
Game
Gedung Kreatif Digital Iptek dengan ekonomi digital
Inkubator Bisnis Universitas Airlangga Riset Bioproduk
Inkubator Industri ITS Iptek dengan ekonomi digital
Sumber : diolah dari berbagai sumber

5. Pembiayaan
Salah satu alternatif sumber pembiayaan pembangunan Jawa Timur
adalah mendorong pemerintah untuk mengoptimalkan peran swasta
dalam bentuk PPP (Public Private Partnership) maupun swasta murni
terutama dalam pembangunan infrastruktur. Disamping pembiayaan
melalui kredit perbankan, alternatif penggunaan municipal bond,
corporate bond, serta instrumen keuangan syariah seperti optimalisasi
penggunaan wakaf dan zakat untuk sektor yang produktif dapat
menjadi alternatif bagi sumber pembiayaan infrastruktur.
Kucuran kredit perbankan di Jawa Timur (Jatim) selama triwulan
I/2017 tercatat naik 7,9% dibanding periode sama tahun lalu menjadi
sebesar Rp458 triliun. Sedangkan besaran kredit untuk sektor usaha
kecil, mikro dan menengah (UMKM) tercatat Rp127 triliun, naik
22,26% dibanding periode sama tahun lalu.
Dari total kredit UMKM tersebut, data Kantor Perwakilan Bank
Indonesia (KPBI) Jatim menunjukkan, untuk kredit mikro sebesar
Rp27 triliun, turun 3,09%, kecil Rp37 triliun, tumbuh 0,89% dan
menengah sebesar Rp63 triliun, tumbuh20,88%. Kredit UMKM
mayoritas didorong dari peningkatan kredit investasi dan kredit modal
kerja serta sektor pertanian. Industri pengolahan dan sektor
konstruksi juga berkontribusi besar dalam peningkatan kredit sektor
UMKM.
- 33 -

C. SARANA DAN PRASARANA


Ketersediaan infrastruktur dalam hal ini sarana dan prasarana
penunjang industri di Jawa Timur cukup memadai dan memberikan
banyak alternatif baik berupa jalan, bandara, pelabuhan, dan kereta
api. Selain itu, Jawa Timur telah membangun dan merencanakan
pengembangan kawasan industri. Kawasan industri tersebut telah
terintegrasi dan terkoneksi dengan prasarana dan sarana penunjang
industri sehingga mampu mempercepat industrialisasi di Jawa Timur.
Sarana dan prasarana penunjang yang dimaksud meliputi transportasi
dan energi.

Transportasi
Sarana dan prasarana transportasi merupakan salah satu komponen
vital untuk menunjang terjadinya percepatan industrialisasi.
Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai dapat
meningkatkan konektivitas dan mobilitas bagi bahan baku dan hasil
produksi industri. Sehingga apabila tersedia secara efisien, sarana dan
prasarana transportasi mampu meningkatkan daya saing industri
melalui komponen biaya transaksi yang lebih rendah. Gambar 2.16
menunjukkan sarana dan prasarana transportasi telah
menghubungkan seluruh kawasan industri di Jawa Timur. Untuk
mempercepat industrialisasi, perlu dilakukan pembangunan
infrastruktur baru di daerah selatan mengingat terjadi pemusatan
sarana dan prasarana transportasi di daerah utara.

Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur


Gambar 2.16
Konektivitas Sarana dan Prasarana Transportasi dengan Kawasan Industri di Jawa
Timur
- 34 -

Sarana dan prasarana transportasi yang dimaksud dapat


diklasifikasikan menjadi empat yaitu sebagai berikut:
a) Kondisi jalan; Jawa Timur dilintasi oleh jalan nasional sebagai
jalan arteri primer, diantaranya jalur pantura (Anyer-Jakarta-
Surabaya-Banyuwangi) dan jalan nasional lintas tengah (Jakarta-
Bandung-Yogyakarta-Surabaya). Lebih lanjut, rute jalan arteri di
Jawa Timur dapat diklasifikasikan menjadi tiga: (i) rute utara, (ii)
rute tengah, dan (iii) rute selatan. Rute utara meliputi Tuban-
Surabaya-Banyuwangi sepanjang 218 km. Sedangkan rute tengah
meliputi Ngawi-Jombang-Surabaya sepanjang 231 km. Sementara
rute selatan meliputi Pacitan-Malang-Banyuwangi sepanjang 618
km. Jawa Timur juga memiliki jembatan terpanjang di Indonesia
dan menjadi jembatan terpanjang kelima di dunia yaitu jembatan
Suramadu. Jembatan ini melintasi Selat Madura sepanjang 5 Km,
yang menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura.

b) Bandara; Provinsi Jawa Timur mempunyai bandara Internasional


yakni Bandara Juanda yang terletak 20 km dari kota Surabaya
dengan luas bandara mencapai 396 hektar, mampu menampung
pesawat jenis Boeing -737 dan Airbus -300, serta mempunyai
kapasitas kargo sebesar 152 juta ton. Di tempat lain, terdapat
bandara domestik yang tersebar di Sumenep, Malang, Jember,
Blitar, dan Banyuwangi.

c) Pelabuhan; Jawa Timur mempunyai beberapa pelabuhan besar,


yang terbesar dan berskala internasional adalah pelabuhan
Tanjung Perak di Surabaya. Sedangkan pelabuhan berskala
nasional di Jawa Timur meliputi Pelabuhan Gresik di Kabupaten
Gresik, Pelabuhan Tanjung Wangi di Kabupaten Banyuwangi,
Pelabuhan Tanjung Tembaga di Kota Probolinggo, Pelabuhan
Pasuruan di Kota Pasuruan, Pelabuhan Sapudi di Kabupaten
Sumenep, Pelabuhan Kalbut di Kabupaten Situbondo, Pelabuhan
Sapeken di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Paiton di Kabupaten
Probolinggo, Pelabuhan Bawean di Kabupaten Gresik, serta
Pelabuhan Kangean di Kabupaten Sumenep. Selain pelabuhan,
konektivitas perairan Jawa Timur juga didukung dengan sejumlah
pelabuhan penyeberangan, diantaranya Ujung-Kamal
(menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura) dan Pelabuhan
- 35 -

Ketapang (menghubungan Banyuwangi dengan Gilimanuk, Bali),


Pelabuhan Kalianget (menghubungkan Madura dengan kepulauan
di sekitarnya), serta Pelabuhan Jangkar di Situbondo.

d) Stasiun Kereta Api; Jawa Timur mempunyai stasiun yang tersebar


di 29 titik dengan rel sepanjang 895.750 km.

Energi
Selain transportasi, sarana dan prasarana energi merupakan komponen
vital bagi pembangunan industri. Untuk itu, Jawa Timur telah
menyiapkan pengembangan sistem jaringan energi untuk menunjang
industrialisasi. Dalam hal ini, sarana dan prasarana energi yang
dimaksud adalah:
a) Kelistrikan; Jawa Timur memenuhi kebutuhan energi listriknya
dari pembangkit interkoneksi Jawa-Bali. Saat ini kapasitas
pembangkit eksisting masih mampu untuk memenuhi kebutuhan
listrik di Jawa Timur. Namun secara nasional, pemerintah telah
berencana menambah kapasitas pembangkit interkoneksi Jawa-
Bali antara lain rencana pembangunan pembangkit baru yaitu
Tanjung Jati B dan C, serta Paiton III. Dengan bertambahnya
pembangkit di area Jawa Bali, diharapkan kebutuhan energi listrik
khususnya di Jawa–Bali sampai dengan 15 tahun ke depan tidak
perlu dikhawatirkan.
b) Migas; berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Timur, prasarana migas
adalah jaringan/distribusi minyak dan gas bumi melalui pipa di
darat dan laut, perkeretaapian dan angkutan jalan raya. Sampai
sekarang pertamina telah memiliki jaringan pipa bawah laut yang
menghubungkan Kepulauan Kangean hingga ke Stasiun MR/S di
Porong Kabupaten Sidoarjo yang diteruskan hingga Kecamatan
Bungah Kabupaten Gresik. Sedangkan PT. Perusahaan Gas Negara
memiliki jaringan gas lebih luas. Jaringan gas ke arah utara hanya
menjangkau Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik; ke arah barat
hanya terbatas pada Kota Mojokerto; ke arah selatan hanya
terbatas pada Pandaan; dan ke arah timur sudah berkembang
hingga Probolinggo serta Leces. Rencana pengembangan sumber
dan prasarana minyak dan gas bumi, meliputi: Kabupaten
Bojonegoro, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Gresik, Kabupaten
Lamongan, Kabupaten Pemekasan, Kabupaten Sidoarjo,
- 36 -

Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tuban,


Kabupaten/kota lain berdasarkan hasil eksplorasi.
c) Sumber Daya Air; Pengembangan jaringan sumber daya air lintas
provinsi dan lintas kabupaten/kota untuk mendukung air baku
pertanian dilakukan dengan prinsip keberlanjutan dan kesamaan
hak antar wilayah. Rencana pengembangan jaringan irigasi
didukung rencana pengembangan daerah tangkapan air (catchment
area) dan sumber air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan
sumber air permukaan lainnya dilaksanakan dengan
memperhatikan karakteristik dan fungsi sumber air oleh adanya
waduk, antara lain:
(i). Bengawan Jero di Kabupaten Lamongan;
(ii). Saluran Pelayaran di Kabupaten Sidoarjo;
(iii). Singolatri dan Kedawang di Kabupaten Banyuwangi;
(iv). Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo; dan
(v). Waduk meliputi Waduk Kresek di Kabupaten Madiun, Waduk
Kedung Bendo di kabupaten Pacitan, Waduk Jipang di
Kabupaten Bojonegoro, Waduk Beng di Kabupaten Jombang,
Waduk Genting di Kabupaten Malang, Waduk Bajulmati di
Kabupaten Banyuwangi, Waduk Nipah di Kabupaten
Sampang, Waduk Blega di Kabupaten Bangkalan, Waduk
Kedung Brubus di Kabupaten Madiun, Waduk Gonggang di
Kabupaten Magetan, Waduk Bendo di Kabupaten Ponorogo,
Waduk Banjaranyar di Kabupaten Gresik, Waduk Tawun di
Kabupaten Bojonegoro, Waduk Pejok di Kabupaten
Bojonegoro, Waduk Tugu di Kabupaten Trenggalek, dan
Waduk Antrogan di Kabupaten Jember.
Pengembangan sumber air tanah untuk peningkatan cadangan air
baku dilakukan dengan melakukan penurapan mata air dan
membangun sumur bor, pencegahan pencemaran pada Cekungan
Air Tanah (CAT) yang berada pada 23 titik. Sedangkan rencana
pengembangan jaringan air baku untuk industri meliputi Jaringan
Telaga Sarangan – Magetan, jaringan irigasi Delta Brantas, sumber
mata air Umbulan, dan pengambilan air tanah dalam untuk
kebutuhan kawasan industri di PIER (Pasuruan), Ngoro
(Mojokerto), dan Paiton (Probolinggo).
- 37 -

Energi Baru dan Terbarukan


Sebagian energi yang digunakan oleh industri di Jawa Timur
merupakan energi yang tidak terbarukan. Untuk mengantisipasi
kelangkaan, maka pemerintah Jawa Timur juga mengembangkan energi
alternatif terbarukan. Pengembangan energi baru dan terbarukan oleh
pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota meliputi energi air untuk
pembangkit listrik tenaga mikrohidro, energi angin, energi surya, energi
panas bumi, energi gelombang laut, energi biogas dan energi biomassa.

D. PERWILAYAHAN INDUSTRI
Pengembangan perwilayahan industri di Provinsi Jawa Timur dilakukan
melalui 4 (empat) pendekatan, yaitu: (1) Pengembangan Wilayah Pusat
Pertumbuhan Industri (WPPI), (2) Kawasan Peruntukan Industri (KPI),
(3) Kawasan Industri, dan (4) Sentra IKM.

Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri


Selain itu, dalam rencana pengembangan perwilayahan industri yang
termaktub dalam RIPIN, Jawa Timur termasuk ke dalam Wilayah
Pengembangan Industri (WPI) Jawa, bersama dengan Provinsi Banten,
Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Jika
diperinci, Jawa Timur memiliki Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri
(WPPI) yang berperan sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi
dalam WPI. WPPI di Jawa Timur meliputi wilayah Kabupaten Tuban,
Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kota Surabaya, Kabupaten
Sidoarjo, Kota Mojokerto dan Kabupaten Bangkalan.

Sementara itu, di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi


Jawa Timur 2012-2032, pola ruang dapat diartikan sebagai distribusi
peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi
daya. Setidaknya terdapat tiga fugsi lindung: (i) pemantapan,
pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung untuk mencapai
perlindungan lingkungan sumber daya alam/buatan dan ekosistemnya,
(ii) meminimalkan risiko dan mengurangi kerentanan bencana, serta (iii)
mengurangi efek pemanasan global. Sementara itu, fungsi budidaya
dimaksudkan sebagai peruntukkan lahan untuk kegiatan produktif
dalam rangka peningkatan pertumbuhan dan pemerataan
kesejahteraan masyarakat.
- 38 -

Lebih lanjut, fungsi budidaya tercermin ke dalam pengembangan


kawasan budidaya, dimana kawasan peruntukkan industri termasuk di
dalamnya. Kawasan peruntukan industri sebagaimana yang dimaksud
direncakan dengan luas sekurang-kurangnya 69.288,52 Ha.

Kawasan Peruntukan Industri


Selain itu, Jawa Timur telah memiliki penataan pengembangan
kawasan peruntukan industri (KPI). Dalam hal ini, kawasan industri
dapat dibangun di luar maupun di dalam WPPI. Terdapat tiga model
kawasan peruntukan industri di Jawa Timur. Pertama, kawasan
peruntukan industri. Industri di daerah ini tidak memiliki
pengelola/industrial estate. Kedua, kawasan peruntukan industri dalam
WPPI. Daerah WPPI selain memiliki Kawasan Industri yang dikelola
industrial estate juga memiliki kawasan industri yang tidak dikelola
industrial estate. Daerah dengan model ini dapat mengembangkan
industrinya pada kedua kawasan tersebut. Ketiga, kawasan peruntukan
industri di luar WPPI. Model ini hampir serupa dengan model dua,
hanya saja pada model ini kawasan industrinya tidak ditetapkan
sebagai WPPI.

Gambar 2.17
Kawasan Peruntukan Industri
- 39 -

Tabel 2.10 Jumlah Industri Besar Di Jawa Timur


No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH
IB
1 KAB. BANGKALAN Industri Makanan 1
Industri Barang Galian Bukan Logam 1
Industri Alat Angkut Lainnya 1
2 KAB. BANYUWANGI Industri Makanan 23
Industri Pengolahan Tembakau 1
Industri Tekstil 4
Industri Pakaian Jadi 1
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 1
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 1
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat 6
Tradisional
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 6
Industri Barang Galian Bukan Logam 1
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan 2
Peralatannya
Industri Furnitur 2
3 KAB. BLITAR Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 2
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 4
Kimia
Industri Barang Galian Bukan Logam 1
Industri Furnitur 1
4 KAB.BOJONEGORO Industri Makanan 1
Industri Minuman 1
Industri Pengolahan Tembakau 10
Industri Pakaian Jadi 2
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 1
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya

Industri Barang Galian Bukan Logam 2


Industri Furnitur 2
Industri Pengolahan Lainnya 1
5 KAB. BONDOWOSO Industri Makanan 5
Industri Pengolahan Tembakau 6
Industri Furnitur 2
6 KAB. GRESIK Industri Makanan 21
Industri Tekstil 8
Industri Pakaian Jadi 6
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 4
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 22
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya

Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 10


Industri Pencetakan Dan Reproduksi Media 2
Rekaman
Industri Produk Dari Batu Bara Dan Pengilangan 2
Minyak Bumi
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 18
Kimia
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat 3
Tradisional
- 40 -

No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH


IB
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 15
Industri Barang Galian Bukan Logam 11
Industri Logam Dasar 11
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan 8
Peralatannya
Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik 1
Industri Peralatan Listrik 2
Industri Mesin Dan Perlengkapan Ytdl 4
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi 4
Trailer
Industri Alat Angkut Lainnya 1
Industri Furnitur 17
7 KAB. JEMBER Industri Makanan 12
Industri Pengolahan Tembakau 10
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 1
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya

Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 1


Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 16
Industri Barang Galian Bukan Logam 1
Industri Mesin Dan Perlengkapan Ytdl 1
8 KAB. JOMBANG Industri Makanan 8
Industri Pengolahan Tembakau 3
Industri Pakaian Jadi 1
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 6
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 3
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat 1
Tradisional
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 3
Industri Furnitur 2
Industri Pengolahan Lainnya 2
9 KAB. KEDIRI Industri Makanan 10
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 3
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya

Industri Pencetakan Dan Reproduksi Media 2


Rekaman
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat 1
Tradisional
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 1
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan 2
Peralatannya
Industri Furnitur 3
Industri Pengolahan Lainnya 1
10 KAB. LAMONGAN Industri Makanan 7
Industri Pengolahan Tembakau 3
Industri Tekstil 2
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 1
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 1
Kimia
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 4
- 41 -

No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH


IB
Industri Barang Galian Bukan Logam 1
Industri Alat Angkut Lainnya 1
Industri Pengolahan Lainnya 1
11 KAB. LUMAJANG Industri Makanan 4
Industri Pengolahan Tembakau 1
Industri Tekstil 1
Industri Pakaian Jadi 1
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 9
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 2
12 KAB. MADIUN Industri Makanan 1
Industri Pengolahan Tembakau 1
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat 1
Tradisional
Industri Barang Galian Bukan Logam 1
13 KAB. MAGETAN Industri Makanan 2
Industri Minuman 1
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 2
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
14 KAB. MALANG Industri Makanan 11
Industri Minuman 1
Industri Pengolahan Tembakau 27
Industri Tekstil 4
Industri Pakaian Jadi 4
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 6
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 3
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 6
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 1
Kimia
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat 2
Tradisional
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 3
Industri Barang Galian Bukan Logam 7
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan 3
Peralatannya
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi 9
Trailer
Industri Furnitur 5
Industri Pengolahan Lainnya 4
15 KAB. MOJOKERTO Industri Makanan 7
Industri Minuman 4
Industri Pengolahan Tembakau 4
Industri Tekstil 3
Industri Pakaian Jadi 1
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 1
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 2
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 6
Industri Produk Dari Batu Bara Dan Pengilangan 1
Minyak Bumi
- 42 -

No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH


IB
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 8
Kimia
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 12
Industri Barang Galian Bukan Logam 9
Industri Logam Dasar 7
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan 5
Peralatannya
Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik 1
Industri Peralatan Listrik 1
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi 1
Trailer
Industri Alat Angkut Lainnya 1
Industri Furnitur 12
Industri Pengolahan Lainnya 2
16 KAB. NGANJUK Industri Makanan 2
Industri Minuman 2
Industri Pengolahan Tembakau 4
Industri Pencetakan Dan Reproduksi Media 1
Rekaman
17 KAB. NGAWI Industri Makanan 2
Industri Pengolahan Tembakau 2
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 1
Industri Furnitur 1
18 KAB. PACITAN Industri Pengolahan Tembakau 2
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 3
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
19 KAB. PAMEKASAN Industri Makanan 3
Industri Minuman 1
Industri Pengolahan Tembakau 6
20 KAB. PASURUAN Industri Makanan 42
Industri Minuman 13
Industri Pengolahan Tembakau 17
Industri Tekstil 17
Industri Pakaian Jadi 8
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 16
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 11
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 5
Industri Produk Dari Batu Bara Dan Pengilangan 1
Minyak Bumi
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 7
Kimia
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 13
Industri Barang Galian Bukan Logam 8
Industri Logam Dasar 5
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan 3
Peralatannya
Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik 2
Industri Peralatan Listrik 5
Industri Mesin Dan Perlengkapan Ytdl 1
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi 3
Trailer
- 43 -

No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH


IB
Industri Alat Angkut Lainnya 2
Industri Furnitur 24
Industri Pengolahan Lainnya 4
21 KAB. PONOROGO Industri Makanan 1
Industri Pengolahan Tembakau 2
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 1
Kimia
22 KAB. Industri Makanan 7
PROBOLINGGO Industri Minuman 1
Industri Pengolahan Tembakau 2
Industri Pakaian Jadi 3
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 1
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 1
Kimia
23 KAB. SAMPANG Industri Makanan 1
24 KAB. SIDOARJO Industri Makanan 68
Industri Minuman 1
Industri Pengolahan Tembakau 13
Industri Tekstil 9
Industri Pakaian Jadi 4
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 27
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 8
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 13
Industri Pencetakan Dan Reproduksi Media 11
Rekaman
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 20
Kimia
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat 7
Tradisional
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 35
Industri Barang Galian Bukan Logam 12
Industri Logam Dasar 8
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan 17
Peralatannya
Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik 1
Industri Peralatan Listrik 9
Industri Mesin Dan Perlengkapan Ytdl 3
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi 3
Trailer
Industri Alat Angkut Lainnya 3
Industri Furnitur 20
Industri Pengolahan Lainnya 8
25 KAB. SITUBONDO Industri Makanan 7
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 1
Kimia
Industri Barang Galian Bukan Logam 2
26 KAB. SUMENEP Industri Makanan 3
Industri Pengolahan Tembakau 1
27 KAB. TRENGGALEK Industri Makanan 1
Industri Pengolahan Tembakau 1
Industri Pakaian Jadi 3
- 44 -

No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH


IB
Industri Barang Galian Bukan Logam 1
28 KAB. TUBAN Industri Makanan 3
Industri Pengolahan Tembakau 4
Industri Tekstil 1
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 1
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 1
Industri Produk Dari Batu Bara Dan Pengilangan 1
Minyak Bumi
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 1
Kimia
Industri Barang Galian Bukan Logam 2
29 KAB. Industri Makanan 7
TULUNGAGUNG Industri Pengolahan Tembakau 13
Industri Tekstil 1
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 1
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi 1
Trailer
30 KOTA BATU Industri Makanan 1
31 KOTA BLITAR Industri Pengolahan Tembakau 3
32 KOTA KEDIRI Industri Makanan 7
Industri Pengolahan Tembakau 1
Industri Pakaian Jadi 1
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat 1
Tradisional
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 1
33 KOTA MADIUN Industri Makanan 2
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 1
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya

Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 1


Kimia
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 1
Industri Alat Angkut Lainnya 1
34 KOTA MALANG Industri Makanan 6
Industri Minuman 1
Industri Pengolahan Tembakau 26
Industri Tekstil 1
Industri Pakaian Jadi 3
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 3
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 2
Industri Pencetakan Dan Reproduksi Media 2
Rekaman
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 1
Kimia
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat 1
Tradisional
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 6
Industri Barang Galian Bukan Logam 2
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan 3
Peralatannya
Industri Peralatan Listrik 4
Industri Mesin Dan Perlengkapan Ytdl 1
- 45 -

No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH


IB
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi 1
Trailer
Industri Alat Angkut Lainnya 2
Industri Furnitur 2
Industri Pengolahan Lainnya 1
35 KOTA MOJOKERTO Industri Makanan 1
Industri Pengolahan Tembakau 1
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 4
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 1
Industri Furnitur 1
36 KOTA PASURUAN Industri Makanan 1
Industri Pakaian Jadi 4
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 3
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan 1
Peralatannya
37 KOTA Industri Makanan 4
PROBOLINGGO
Industri Tekstil 2
Industri Pakaian Jadi 7
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 1
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 3
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya

Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 2


Kimia
Industri Barang Galian Bukan Logam 3
38 KOTA SURABAYA Industri Makanan 38
Industri Minuman 1
Industri Pengolahan Tembakau 7
Industri Tekstil 7
Industri Pakaian Jadi 8
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 15
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak 10
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 11
Industri Pencetakan Dan Reproduksi Media 3
Rekaman
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan 20
Kimia
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat 4
Tradisional
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 30
Industri Barang Galian Bukan Logam 15
Industri Logam Dasar 9
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan 18
Peralatannya
Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik 3
Industri Peralatan Listrik 6
Industri Mesin Dan Perlengkapan Ytdl 5
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi 6
Trailer
Industri Alat Angkut Lainnya 5
- 46 -

No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH


IB
Industri Furnitur 10
Industri Pengolahan Lainnya 4
Reparasi Dan Pemasangan Mesin Dan Peralatan 5

Kawasan Industri
Mengacu pada UU No. 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian, kawasan
industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan
dan dikelola oleh perusahaan kawasan indusri. Pembangunan kawasan
industri diprioritaskan pada daerah-daerah yang berada dalam WPPI.
Daerah-daerah di luar WPPI yang mempunyai potensi, juga dapat
dibangun kawasan industri yang diharapkan menjalin sinergi dengan
WPPI yang sesuai. Kawasan Industri di Jawa Timur tersebar di beberapa
wilayah kabupaten/kota di Jawa Timur dengan prioritas pengembangan
meliputi Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten
Gresik, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Malang,
Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo,
Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Tuban, Kota Madiun, dan Kota
Surabaya. Daerah tersebut telah ditetapkan oleh RIPIN sebagai pusat
pertumbuhan industri di Jawa Timur. Gambar 2.17 menunjukkan
terdapat tujuh kawasan industri eksisting di Jawa Timur dimana lima di
antaranya termasuk dalam WPPI Jawa Timur.

Gambar 2.18
Kawasan Industri Eksisting di Jawa Timur
- 47 -

Saat ini kawasan industri eksisting dikelola oleh PT. Modern Industrial
Estate/MIE seluas 690 Ha, PT. Kawasan Industri Gresik/KIG seluas 135
Ha, PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut/SIER seluas 245 Ha, PT.
Sidoarjo Industrial Estate Berbek/SIEB seluas 97 Ha, PT. Ngoro
Industrial Park/NIP seluas 500 Ha, PT. Pasuruan Industrial Estate
Rembang/PIER seluas 563 Ha, dan PT. Java Integrated Industrial and
Ports Estate/JIIPE seluas 2.933 Ha.

Sentra IKM
Pengembangan Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM)
dilakukan pada setiap wilayah Kabupaten/Kota yang dapat berada di
dalam atau di luar kawasan industri. Bagi kabupaten/kota yang tidak
memungkinkan dibangun kawasan industri karena tidak layak secara
teknis dan ekonomis, maka pembangunan industri dilakukan melalui
pengembangan Sentra IKM yang mampu menghasilkan nilai tambah
serta menyerap tenaga kerja. Sungguhpun demikian, terdapat arahan
pengembangan IKM di Jawa Timur yang dapat dikelompokkan ke dalam
empat kategori yaitu (i) kompetensi inti, (ii) one village one product
(OVOP), (iii) industri kreatif, dan (iv) industri agro. Lebih jauh, Jawa
Timur telah menetapkan sentra IKM di setiap kabupaten/kota.

Gambar 2.19
Peta Overlay Alokasi Ruang dengan Indikasi Arahan Kecamatan Prioritas
Pengembangan IKM

Berdasarkan kompetensi intinya, IKM yang dapat dijadikan prioritas


yakni industri makanan (11 Kab/Kota), furnitur (6 Kab/Kota), dan tekstil
(4 Kab/Kota). Sedangkan berdasarkan kategori OVOP, IKM yang dapat
menjadi prioritas yakni industri makanan (12 Kab/Kota), Kayu (5
Kab/Kota), dan Tekstil (4 Kab/Kota). Sementara dalam kategori industri
kreatif, IKM prioritas mencakup industri tekstil (11 Kab/Kota), Kayu (8
- 48 -

Kab/Kota) dan pengolahan lainnya (4 Kab/Kota). Terakhir, IKM prioritas


berdasarkan kategori industri agro meliputi industri makanan lainnya
(15 Kab/Kota), pengolahan buah-buahan (14 Kab/Kota), serta
pengolahan ikan dan biota laut (5 Kab/Kota).

Terkait dengan pengembangan kawasan industri Jawa Timur, terdapat


dua masalah yang harus segera dipecahkan. Pertama, tingkat kemacetan
yang begitu tinggi di beberapa daerah di Jawa Timur. Tingginya tingkat
kemacetan dapat menimbulkan ketidak efisienan karena bertambahnya
biaya distribusi. Hal ini menjadi hambatan dalam percepatan
industrialisasi di Jawa Timur. Gambar 2.20 menunjukkan data
mengenai kapasitas jalan di Jawa Timur pada tahun 2015. Secara
umum, jalan sepanjang 3.20 km di Jawa Timur menampung 1000
kendaraan. Sementara di Kota Surabaya, terdapat 1000 kendaraan di
jalan sepanjang 0.79 km. Lebih parah adalah Kota Malang dimana 1000
kendaraan mengisi jalan sepanjang 0.37.

4,0 3,20

2,0
0,79
0,37
0,0
Malang Surabaya Jawa Timur
Sumber: Hasil Studi PKEPK tentang Transportasi Jawa Timur (2015)
Gambar 2.20
Kapasitas Jalan di Jawa Timur

Kedua, berdasarkan hasil FGD didapatkan informasi bahwa masih


dijumpai pembangunan sarana dan prasarana yang belum optimal,
khususnya ikhwal energi, di beberapa kawasan industri. Investor
pengembang kawasan industri di Banyuwangi dan Gresik menyatakan
bahwa hampir lebih dari 4 tahun, investasi awal yang telah mereka
lakukan belum mempunyai titik terang untuk dapat segera
menghasilkan. Kondisi demikian diamini oleh PLN bahwa pembangunan
ketenagalistrikan memang belum bisa mengakomodir pembangunan
kawasan industri baru. Belum optimalnya sarana dan prasarana dapat
berdampak pada pelemahan pertumbuhan industri karena dari kaca
mata para investor, tingkat resiko investasi di Jawa Timur relatif masih
cukup tinggi.
- 49 -

E. PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)


Dalam konteks Jawa Timur, Industri Kecil Menengah (IKM) memiliki
posisi yang strategis dalam mendukung industrialisasi. Strategisnya IKM
dapat ditinjau dari kontribusi terhadap sektor industri dan penyerapan
tenaga kerja. Kontribusi IKM terhadap PDRB sektor industri mencapai
54,98%, sisanya bersumber dari Industri Besar (IB). Sementara dari sisi
penyerapan tenaga kerja, IKM tercatat mampu menyerap tenaga kerja
sektor industri sebesar 91,2% sedangkan sisanya diserap oleh IB (Dinas
Koperasi dan UMKM, 2014).

Berdasarkan hasil kesepakatan dengan kabupaten/kota di Jawa Timur,


telah ditetapkan berbagai produk unggulan di setiap daerah. Produk
unggulan tersebut menjadi prioritas pengembangan dalam lingkup
provinsi. Artinya, pengembangan pada produk unggulan tersebut, dalam
sisi pendanaan, lebih diutamakan daripada produk yang lain. Lebih
jauh, produk unggulan dikelompokkan ke dalam empat domain: (i)
industri makanan; (ii) industri kayu, barang dari kayu, rotan, furnitur,
dan kerajinan dari tanaman; (iii) industri barang galian bukan logam,
logam, kerajinan logam dan bukan logam; dan (iv) industri tekstil,
pakaian jadi, kulit, dan alas kaki. Kesepakatan dengan daerah terkait
produk unggulan IKM yang terbaru disepakati pada Pebruari 2016,
namun data tersebut diperbarui dalam dua tahunan.

Tabel 2.11. Produk Ungulan IKM di Setiap Kabupaten/Kota di Jawa Timur

No Kabupaten/
Unggulan Komoditas Unggulan
Kota
1 Kabupaten Industri Makanan Olahan Ikan Dan Gula
Pacitan*) Kelapa
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis Motif Pace
Kulit & Alas Kaki
Industri Barang Galian bukan Batu Mulia
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Industri Kayu, Barang dari Meubel
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
2 Kabupaten Industri Makanan Sate Ayam
Ponorogo Industri Kayu, Barang dari Meubel, Kerajinan Reog
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Industri Barang Galian bukan Genteng Glasur
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
3 Kabupaten Industri Makanan Kripik Pisang &
Trenggalek Pengolahan Rumput
Laut, Kripik Tempe
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis
Kulit & Alas Kaki
- 50 -

No Kabupaten/
Unggulan Komoditas Unggulan
Kota
Industri Barang Galian bukan Genteng
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
4 Kabupaten Industri Makanan Olahan Pisang &
Tulungagung* Krupuk Rambak
) Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Konveksi, Batik
Kulit & Alas Kaki
Industri Barang Galian bukan Kerajinan Onyx Dan
Logam, Logam, Kerajinan Marmer, Aneka Logam
Logam dan Bukan Logam
5 Kabupaten Industri Makanan Makanan Olahan
Blitar Berbabahan Baku
Telur, Emping Mlinjo,
Gula Kelapa, Geti &
Jenang, Dodol Blimbing
& Aneka Kripik
Industri Kayu, Barang dari Kerajinan Tempurung
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kelapa & Gerabah Seni
Kerajinan dari Tanaman
6 Kabupaten Industri Makanan Olahan Mangga Podang,
Kediri Olahan Nanas, Olahan
Jagung & Umbi-Umbian
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik
Kulit & Alas Kaki
7 Kabupaten Industri Makanan Pengolahan Kopi
Malang Bubuk,
Pengolahan Buah Dan
Aneka Kripik
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Jaket Kulit Dan Batik
Kulit & Alas Kaki Tulis
Industri Kayu, Barang dari Anyaman Mendong &
Kayu, Rotan Furnitur, dan Eceng Gondok
Kerajinan dari Tanaman
8 Kabupaten Industri Makanan Olahan Makanan
Lumajang Berbasis Pisang, Gula
Kelapa & Aneka Kripik
Industri Barang Galian bukan Perhiasan Perak
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis Motif Pisang
Kulit & Alas Kaki
9 Kabupaten Industri Makanan Hasil Tembakau,
Jember Suwar-Suwir,
Pengolahan Ikan
(Tepung Ikan & Terasi
Udang)
Industri Barang Galian bukan Kerajinan Manik-Manik
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
10 Kabupaten Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Khas Banyuwangi
Banyuwangi Kulit & Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Kerajinan Dari Bahan
Kayu, Rotan Furnitur, dan Alam
Kerajinan dari Tanaman
Industri Makanan Kepala & Turunannya,
Olahan Buah Naga &
Jeruk
11 Kabupaten Industri Kayu, Barang dari Furnitur
Bondowoso*) Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Industri Barang Galian bukan Kerajinan Logam
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
- 51 -

No Kabupaten/
Unggulan Komoditas Unggulan
Kota
Industri Makanan Tape, Kopi
12 Kabupaten Industri Kayu, Barang dari Kerajinan Kerang Dan
Situbondo Kayu, Rotan Furnitur, dan Kayu
Kerajinan dari Tanaman
Industri Makanan Rengginang & Olahan
Ikan, Olahan Kopi &
Jahe
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Motif Biota Laut
Kulit & Alas Kaki
13 Kabupaten Industri Kayu, Barang dari Meubel Kayu Antik
Probolinggo Kayu, Rotan Furnitur, dan Pendalungan, Olahan
Kerajinan dari Tanaman Bambu & Handycraft
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis
Kulit & Alas Kaki Pendalungan (Elok),
Kerajinan Bordir
Industri Makanan Pengolahan Kuantitas
Dan Kualitas Garam,
Aneka Olahan Buah,
Mamin Berbahan Baku
Pemanis Gula Aren
14 Kabupaten Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Bordir
Pasuruan Kulit & Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Mebel
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Industri Makanan Pia
15 Kabupaten Industri Makanan Kerupuk, Produk
Sidoarjo Mamin Lainnya
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit Dan Turunannya,
Kulit & Alas Kaki Batik Tulis, Bordir &
Aksesoris
16 Kabupaten Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki
Mojokerto Kulit & Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Pigura
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Industri Barang Galian bukan Patung Batu, Cor
Logam, Logam, Kerajinan Kuningan Dan Perak
Logam dan Bukan Logam
Industri Makanan Keripik Kedelai &
Samiler
17 Kabupaten Industri Barang Galian bukan Manik-Manik Kaca, Cor
Jombang*) Logam, Logam, Kerajinan Kuning
Logam dan Bukan Logam
Industri Makanan Aneka Pengolahan
Mamin
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki
Kulit & Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Mebel
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
18 Kabupaten Industri Kayu, Barang dari Meubel Kayu
Nganjuk*) Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Industri Makanan Minyak Atsiri, Olahan
Jahe, Bawang Merah
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Khas Nganjuk,
Kulit & Alas Kaki Handycraft
Industri Barang Galian bukan Shuttle chock, Pande
Logam, Logam, Kerajinan besi
Logam dan Bukan Logam
19 Kabupaten Industri Makanan Chip Porang, Kue
Madiun*) Manco, Tapioka,
- 52 -

No Kabupaten/
Unggulan Komoditas Unggulan
Kota
Cassava, Brem, Tempe,
Tahu, Sambel Pecel,
Lempeng, Minyak atsiri,
aneka kripik, aneka
sirup buha, jamu
tradisional, aneka
olahan kopi dan coklat,
aneka dodol, emping
garut
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Konveksi, Batik Tulis,
Kulit & Alas Kaki Bordir, Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Kerajinan kayu (mebel,
Kayu, Rotan Furnitur, dan gembol, suvenir), sapu
Kerajinan dari Tanaman ijuk, sangkar burung,
anyaman bambu
Industri Barang Galian bukan Pande besi, bata merah,
Logam, Logam, Kerajinan beton pra cetak, mesin
Logam dan Bukan Logam pertanian, anyaman
plastik
20 Kabupaten Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Konveksi, Batik Tulis,
Magetan Kulit & Alas Kaki Bordir, Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Anyaman Bambu
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Industri Makanan Makanan olahan &
Pengolahan Jeruk
Pamelo (Kurmelo)
21 Kabupaten Industri Kayu, Barang dari Aneka Produk Kayu
Ngawi Kayu, Rotan Furnitur, dan Unik Primitif
Kerajinan dari Tanaman
Industri Makanan Aneka Kripik, Tepung
Mocaf
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik tulis
Kulit & Alas Kaki
22 Kabupaten Industri Kayu, Barang dari Produk Olahan Kayu,
Bojonegoro Kayu, Rotan Furnitur, dan Mebel & Kerajinan Akar
Kerajinan dari Tanaman Tunggak
Industri Makanan Ledre, Olahan Salak
dan Olahan Bawang
Merah
23 Kabupaten Industri Makanan Tepung Ikan, Olahan
Tuban Buah Siwalan
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Tenun Gedhog, Batik
Kulit & Alas Kaki Tulis
Industri Barang Galian bukan Gerabah Seni
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
24 Kabupaten Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Tenun Ikat, Batik
Lamongan Kulit & Alas Kaki Sendang, Konveksi,
Songkok
Industri Makanan Wingko, Olahan
Bandeng & Aneka
Kripik
Industri Kayu, Barang dari Anyaman Bambu
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
25 Kabupaten Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kopyah
Gresik Kulit & Alas Kaki
Industri Makanan Keripik Singkong &
Gayam
Industri Kayu, Barang dari Meubel Pelepah Pisang
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
- 53 -

No Kabupaten/
Unggulan Komoditas Unggulan
Kota
26 Kabupaten Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis, Kerajinan
Bangkalan*) Kulit & Alas Kaki Agel, Kerajinan Kian
Perca Batik
Industri Makanan Krupuk Hasil Laut,
Pengolahan Buah Salak
Industri Kayu, Barang dari Ukiran Kayu, Aneka
Kayu, Rotan Furnitur, dan Suvenir,
Kerajinan dari Tanaman
27 Kabupaten Industri Kayu, Barang dari Anyaman Pandan/
Sampang*) Kayu, Rotan Furnitur, dan Bambu, Miniatur Kapal
Kerajinan dari Tanaman Rakyat
Industri Makanan Pengolahan Garam,
Krupuk Ikan, Jamu
Herbal, olahan umbi-
umbian, buah-buahan,
dan kacang-kacang,
olahan berbasis ikan
Industri Barang Galian bukan Olahan tanah liat
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik tulis, Alas kaki
Kulit & Alas Kaki
28 Kabupaten Industri Makanan Garam beryodium,
Pamekasan keripik singkong (teteh)
& Kerupuk Raksasa,
Pengolahan
RumputLaut, Jamu,
Camilan
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis
Kulit & Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Anyaman
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
29 Kabupaten Industri Barang Galian bukan Kerajianan &
Sumenep Logam, Logam, Kerajinan Pengolahan Hasil Laut,
Logam dan Bukan Logam Kerajinan Keris
Industri Kayu, Barang dari Mebel dan Ukiran Kayu
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Industri Makanan Olahan Mente dan
Bawang Merah
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis
Kulit & Alas Kaki
30 Kota Kediri Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Tenun Ikat, Batik Tulis
Kulit & Alas Kaki
Industri Makanan Tahu Takwa, Getuk
Pisang & Madumongso
31 Kota Blitar Industri Kayu, Barang dari Kendang Bung Karno &
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kerajinan Kayu,
Kerajinan dari Tanaman Kerajinan Batik dan
Batik Kayu
Industri Makanan Makanan Olahan
(Koyah, Opak Gambir &
Kue Kering Lainnya),
Olahan Belimbing
Karangsari Dan Buah
Lainnya
32 Kota Malang*) Industri Makanan Tempe dan Kripik
Tempe, Kripik Buah,
Olahan Makanan
Industri Barang Galian bukan Keramik
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
- 54 -

No Kabupaten/
Unggulan Komoditas Unggulan
Kota
Industri Kayu, Barang dari Aneka kerajinan, mebel
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
33 Kota Industri Makanan Produk Olahan Ikan,
Probolinggo Olahan Ikan Jenggelek,
Punti, Abon Ikan,
Produk Olahan Kedelai,
Susu Jagung & Mangga
Industri Barang Galian bukan Batik Tulis, Bordir,
Logam, Logam, Kerajinan Anyaman Plastik &
Logam dan Bukan Logam Keramik
34 Kota Industri Barang Galian bukan Aksesoris sepeda motor,
Pasuruan*) Logam, Logam, Kerajinan mobil, sparepart motor
Logam dan Bukan Logam dan mobil serta
sparepart kapal (baling-
baling), gerbah
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis, Alas Kaki
Kulit & Alas Kaki (sepatu dan sandal
kulit)
Industri Makanan Makanan olahan
(keripik singkong dan
keripik aneka buah),
minuman olahan (sirup
dan jamu kebonagung,
minuman berempah-
rempah), Garam.
Industri Kayu, Barang dari Kerajinan mebel kayu
Kayu, Rotan Furnitur, dan dan kerajinan kayu
Kerajinan dari Tanaman (craft)
35 Kota Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki, Batik Tulis &
Mojokerto Kulit & Alas Kaki Cap, Kerajinan Batik &
Handycraft (aksesoris,
sulam pita, flanel &
bambu)
Industri Barang Galian bukan Kerajinan Miniatur
Logam, Logam, Kerajinan Perahu
Logam dan Bukan Logam
Industri Makanan Onde-onde & Krupuk
Singkong
36 Kota Madiun Industri Makanan Sambal Pecel, Tempe
dan Kripik Tempe, Tahu
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kerajinan Batik
Kulit & Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Mebelair/ Pengolahan
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kayu
Kerajinan dari Tanaman
37 Kota Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis Mangrove &
Surabaya Kulit & Alas Kaki Batik Tulis Tugu
Industri Makanan Pengolahan Hasil Laut
38 Kota Batu Industri Makanan Olahan Apel dan Buah
Lainnya, Sari Apel dan
Buah Lainnya, Olahan
Kentang dan Singkong
Industri Kayu, Barang dari Kerajinan Kayu & Batik
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kayu
Kerajinan dari Tanaman
*) Diperbarui pada Mei 2017, dalam Sosialisasi RPIP Jawa Timur
Sumber: Berita Acara Kesepakatan Kab/Kota Se-Jawa Timur, 2016 (Diolah)

Selain itu, Jawa Timur telah berhasil melakukan pemberdayaan IKM


melalui peningkatan aksesibilitas kredit. Ini dilakukan dalam upaya
- 55 -

untuk menstimulus UMKM agar berdaya, mandiri dan terus


menggerakkan aktivitas ekonomi. Aspek kebijakan pembiayaan salah
satunya berupa skema pembiayaan bunga kompetitif yakni Dagulir
(Dana Bergulir). Kredit dana bergulir bagi IKM ini, mensyaratkan besaran
agunan kredit sampai dengan Rp. 100 juta menurut Taksiran Harga
Umum Minimal 50%, kredit di atas Rp. 100 juta besaran agunan
minimal 75%. Sampai dengan Triwulan I tahun 2016, realisasi kredit
mencapai Rp. 915,509 milyar dengan jumlah debitur sejumlah 16.833
IKM. Perbaikan kinerja pembiayaan IKM ini didukung dengan system
elektronisasi pembiayaan (e-Financing).

Sumber: Asian Development Bank, 2016


Gambar 2.21
Komparasi Aksesibilitas Kredit IKM Antar Provinsi, 2016

Keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan tingkat aksesibilitas IKM


terhadap kredit didukung dengan survei yang telah dilakukan Asian
Development Bank (ADB) pada tahun 2016. Gambar 2.21 menunjukkan
bahwa IKM Jawa Timur telah mampu menyerap lebih dari 13% pagu
kredit yang ada. Serapan IKM Jawa Timur terhadap kredit hanya sedikit
lebih rendah daripada DKI Jakarta. Hal ini dapat diartikan bahwa
sebagian besar IKM di Jawa Timur merupakan IKM yang “bankable”.
Pada sisi yang lain, masih terdapat beberapa persoalan yang menghantui
pembangunan industri kecil. Berdasarkan studi yang telah dilakukan
BAPPEDA Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016, tercatat ada berbagai
hambatan yang merintangi pengembangan industri kecil. Gambar 2.22
menunjukkan bahwa terdapat dua permasalahan pokok yang merintangi
pengembangan IKM yaitu pangsa pasar yang cenderung menurun dan
akses permodalan yang terbatas.
- 56 -

Sumber: BAPPEDA Prov Jatim, 2016

Gambar 2.22
Problematika Utama Industri Kecil
- 57 -

III. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH, SERTA TUJUAN DAN SASARAN
PEMBANGUNAN INDUSTRI DAERAH

Berdasarkan hasil analisis potensi dan tantangan yang dihadapi oleh Jawa
Timur dalam pembangunan industri, terdapat tiga isu strategis, yaitu:
1. Penguatan dan pemantapan struktur industri. Isu ini sangat erat
kaitannya dengan penguatan keterkaitan pembangunan industri baik
pada sisi hulu, hilir, maupun penunjang. Sehingga, permasalahan
rendahnya efisiensi baik pada aspek biaya produksi maupun transaksi
menjadi penghambat utama bagi peningkatan nilai tambah (value added).
2. Peningkatan daya saing industri. Isu ini merupakan backbone dari
pembangunan keberlanjutan industri di Jawa Timur, yang dituangkan
baik dalam bentuk pengembangan pasar maupun kelestarian lingkungan.
3. Peningkatan peran industri dalam pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Isu ini bertumpu pada upaya memerangi kemiskinan dan ketimpangan
pembangunan antardaerah, serta upaya perluasan lapangan kerja.
Selanjutnya, ketiga isu strategis di atas dapat dirumuskan menjadi visi
dan misi industrialisasi Jawa Timur dengan menggunakan analisis SWOT
(Strength-Weakness-Opportunity-Threat), yang disinkronisasikan dengan
beberapa dokumen perencanaan, antara lain: (i) visi dan misi pembangunan
industri nasional yang tertuang dalam RIPIN Tahun 2015-2035 yang berbunyi:
“Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh”, (ii) visi dan misi pembangunan
provinsi Jawa Timur, baik yang tertuang pada dokumen RPJMD maupun
RPJPD, Visi RPJPD Jawa Timur adalah “Jawa Timur menjadi Pusat Agrobisnis
Terkemuka, Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan Menuju Jawa Timur
Makmur dan Berakhlak”. Sedangkan, visi RPJMD Jawa Timur adalah: “Jawa
Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak,
dan (iii) pengembangan industri yang tertuang dalam RTRW Jawa Timur.
Sedangkan Misi pembangunan industri Jawa Timur dalam RPJMD adalah:
1. Mengembangkan perekonomian modern berbasis agrobisnis
2. Mewujudkan sumber daya manusia yang handal, berakhlak mulia,
dan berbudaya
3. Mewujudkan kemudahan memperoleh akses untuk meningkatkan
kualitas hidup
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan buatan
5. Mengembaangkan infrastruktur bernilai tambah tinggi
6. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang baik
- 58 -

Lebih lanjut, penajaman visi dan misi serta tujuan RPIP dilakukan dengan
pendekatan expert judgement melalui focus group discussion (FGD). Stakeholder
yang terkait dalam FGD antara lain: (i) OPD bidang perindustrian baik pada
pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota; (ii) pelaku industri di Jawa
Timur termasuk Kadin; (iii) akademisi; dan (iv) legislatif.
Pada dasarnya, analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat)
adalah metode pengambilan keputusan kebijakan untuk masa depan
berdasarkan hasil indentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dialami di masa
kini dan di masa lalu. Identifikasi kekuatan dan peluang yang dimiliki dapat
dianggap sebagai faktor positif, sedangkan kelemahan dan ancaman sebagai
faktor negatif. Hasil analisis SWOT dapat digunakan sebagai dasar perumusan
isu-isu strategis dalam RPIP. Selanjutnya, visi dan misi RPIP ini ditetapkan
berdasarkan hasil perumusan isu strategis. Oleh karena itu, sebelum
merumuskan visi dan misi industrialisasi di Jawa Timur, terlebih dahulu
dilakukan analisis potensi, tantangan, dan isu stretegis.

A. Visi dan Misi Pembangunan Industri Jawa Timur


Berdasarkan tiga isu strategis tersebut, berbagai stakeholder industri
Jawa Timur melalui berbagai FGD merumuskan visi RPIP sebagai berikut:
“Jawa Timur sebagai Leading Smart Industrial Province”.
Pada hakikatnya, visi industrialisasi Jawa Timur ini terdiri dari dua
harapan, yaitu:
(i). Leading (Unggul), yang bermakna bahwa industri Jawa Timur harus
berdaya saing tinggi. Artinya, struktur industri harus mampu
menciptakan efisiensi yang tinggi, baik melalui penguatan struktur
industri maupun peningkatan pangsa pasar baik domestik maupun
internasional. Tentunya, optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam
harus diwujudkan baik melalui peningkatan pelestarian lingkungan,
maupun peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya alam.
(ii). Smart (cerdas), yang dapat diartikan sebagai perluasan kesempatan bagi
seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas industri.
Artinya, pembangunan industri memiliki prioritas untuk mempercepat
terwujudnya tranformasi budaya masyarakat industri yang mengalir
tanpa kendala berarti (going smoothly). Tentunya hal ini membutuhkan
adanya kecerdasan dalam pengelolaan industrialisasi (smart industrial
governance).
- 59 -

Selanjutnya, berdasarkan perumusan visi dan isu stretegis, terdapat tiga


misi RPIP, yaitu:
1. Menguatkan dan memantapkan struktur industri.
2. Meningkatkan daya saing industri yang berbasis pada pelestarian
lingkungan hidup.
3. Meningkatkan inklusivitas pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Ketiga misi tersebut diatas didasarkan pada tiga kerangka konsep
industrialisasi. Pertama, penguatan, pemantapan, dan pendalaman struktur
industri yang bertujuan untuk meningkatkan keterkaitan baik antarsektor
industri maupun antarskala produksi. Tentunya, peningkatan keterkaitan ini
diharapkan dapat mengurangi tingkat ketergantungan kebutuhan bahan baku
dan juga memperluas pemasaran hasil produksi. Keduanya menjadi indikator
industri yang tangguh dimana mampu mengurangi tingkat ketergantungan
pembangunan industri terhadap luar negeri, baik ketergantuan pada bahan
baku impor maupun pemasaran hasil produksinya.
Kedua, pembangunan industri hijau mencerminkan berkembangnya
industri, yang dalam proses produksinya, mengutamakan peningkatan
efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.
Sehingga, pembangunan industri harus mampu menyelaraskan dengan
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan memberikan manfaat bagi
masyarakat luas. Peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya dapat
diartikan sebagai upaya peningkatan daya saing global. Dimana dapat
diartikan pula sebagai kemampuan industri dalam memperluas pangsa pasar
baik penguasaan pasar luar negeri maupun pasar dalam negeri. Dengan
demikian, daya saing global juga dimaknai sebagai kemampuan dalam
mengurangi ketergantungan impor.
Ketiga, pertumbuhan ekonomi yang inklusif diartikan sebagai pro-poor,
pro-job, ataupun pro-equalities. Makna ketiganya dapat diwujudkan dengan
meningkatkan peran pembangunan industri yang memperluas lapangan kerja
dan tingkat pendapatan, baik tenaga kerja maupun pemilik atau pengelola
industri. Dengan demikian, diharapkan terjadi perbaikan tingkat disparitas
pembangunan antarwilayah maupun disparitas pendapatan antar individu.

B. Tujuan Pembangunan Industri Jawa Timur


Berdasarkan pemahaman konsep yang mendasari perumusan visi dan
misi, terdapat sembilan tujuan RPIP , yaitu:
- 60 -

1. Memperkuat sinergisitas pembangunan industri baik antarwilayah


maupun antarsektor produksi;
2. Memperkuat kelembagaan Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai bagian
yang terintegrasi dengan upaya pemberdayaan IKM untuk terwujudnya
smart IKM;
3. Mempercepat terwujudnya smart province;
4. Meningkatkan pangsa pasar ekspor industri;
5. Mempercepat tumbuhnya industri subtitusi impor yang berbasis pada
potensi sumber daya daerah;
6. Meningkatkan daya tarik investasi asing maupun domestik pada sektor
industri;
7. Mempercepat tumbuhnya industri hijau (green industries) sebagai bagian
percepatan terwujudnya smart environment di Jawa Timur;
8. Meningkatkan peranan industri dalam perekonomian Jawa Timur;
9. Meningkatkan peranan industri dalam mengurangi disparitas
pembangunan ekonomi Jawa Timur.

C. Sasaran Pembangunan Industri Jawa Timur


Berdasarkan tujuannya, RPIP Jawa Timur memiliki dua sasaran
industrialisasi. Pertama, sasaran kualitatif yang terdiri dari:
1. Meningkatnya konektivitas antarkawasan pertanian, industri, dan
perdagangan.
2. Menguatnya keterkaitan antara industri hulu dengan industri
hilir/andalan.
3. Meningkatnya keterkaitan baik antarIKM maupun dengan industri besar.
4. Meningkatnya kematangan penggunaan teknologi informasi.
5. Meningkatnya penguasaan pangsa pasar domestik dan juga internasional.
6. Meningkatnya bahan baku industri yang dihasilkan oleh industri dari
Jawa Timur.
7. Meningkatnya lingkungan usaha yang lebih kondusif bagi pengembangan
industri di Jawa Timur.
8. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup bagi masyarakat Jawa Timur
dengan semakin pesatnya pembangunan industri.
9. Mempercepat terwujudnya transformasi ekonomi Jawa Timur menuju
masyarakat industri.
10. Meningkatnya pemerataan pembangunan industri Jawa Timur.
Kedua, sasaran kuantitatif yang diestimasi dalam dua tahapan, yaitu:
- 61 -

1. Analisis time series digunakan sebagai dasar estimasi penetapan target


pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. Hasil prediksi ini, selanjutnya,
digunakan sebagai dasar penetapan indikator sasaran pembangunan
industri yang lainnya. Hasil estimasi ini terdiri dari tiga skenario yaitu: (i)
pesimis, (ii) moderat dan (iii) optimis.
2. Hasil prediksi tersebut, kemudian didiskusikan dengan stakeholder terkait,
seperti para pejabat daerah baik pada level provinsi maupun
kabupaten/kota serta pelaku industri, untuk mendapatkan justifikasi,
khususnya terkait tentang tingkat kerealistisannya. Selain itu, target
RPJMD dan hasil studi sebelumnya yang relevan, juga digunakan dasar
evaluasi hasil pada tahap pertama. Setelah melalui berbagai tahapan, maka
skenario moderat dipilih sebagai target RPIP Jawa Timur.
Tabel 3.1
Sasaran Kuantitatif Pembangunan Industri
Provinsi Jawa Timur, 2019-2039

Tahun
BASE LINE
No Sasaran Kuantitatif 2019 2024 2029 2034
(2017)
2023 2028 2033 2039
Laju pertumbuhan
1 5.5 6.4 7.7 8.6 8.8
ekonomi (%)
Pertumbuhan sektor
2 6.1 6.4 7.1 7.9 8.9
industri non-migas (%)
Kontribusi industri non-
3 29,03 29,56 30,03 30,51 30,98
migas terhadap PDRB (%)
Indeks kematangan
4 smart industrial province 61.6 65.2 72.9 80.4 90.7
(indeks)
Nilai ekspor produk
5 industri non-migas 16,73 22,03 26,32 30,62 34,91
(milyar USD)
Jumlah tenaga kerja di
6 sektor industri non- 3.13 4,37 5,44 6,52 7,59
migas (juta orang)
Nilai Investasi sektor
industri non-migas
7 1,566.66 1.899,66 2.177,16 2.454,66 2.732,16
Penanaman Modal Asing
( Juta US$)
Nilai Investasi sektor
industri non-migas
8 Penanaman Modal Dalam 45,044.54 46.101,33 46.977,57 47.853,82 48.730,07
Negeri
(Rp.Milyar )
- 62 -

Tahun
BASE LINE
No Sasaran Kuantitatif 2019 2024 2029 2034
(2017)
2023 2028 2033 2039
Indeks Kualitas
9 Lingkungan Hidup (IKLH) 64.2 65.2 67.2 69.7 72.9
Daerah
ketimpangan wilayah
10 0.9 0.9 0.8 0.7 0.6
(Indeks Williamson)
Sumber: Hasil Analisis (2017)

Pada dasarnya, sasaran kuantitatif yang disepakati untuk digunakan


adalah skenario moderat. Tabel 3.1 merupakan sasaran kuantitatif yang
ditetapkan dalam RPIP. Selanjutnya, pencapaian sasaran kuantitatif tersebut
didasarkan pada tujuh asumsi, yaitu:
(i). Stabilitas sosial, politik, dan ekonomi yang mendukung pertumbuhan
ekonomi nasional antara 5-7% per tahun.
(ii). Guncangan ekonomi (shocks) tidak bersifat fundamental.
(iii). Perkembangan ekonomi global yang predictable.
(iv). Iklim investasi dan pasar keuangan dunia yang stabil.
(v). Koordinasi yang semakin efisien dan efektif antara kabupaten/kota
dengan provinsi dan pemerintah pusat.
(vi). Peran dan fungsi e-government berjalan optimal.
(vii). Peran dan fungsi kantor perwakilan dagang Jawa Timur berjalan optimal.
Dalam rangka mempercepat industrialisasi Jawa Timur, maka dibutuhkan
tema pembangunan industri. Tema tersebut mencerminkan prioritas
pembangunan dan target yang harus dicapai. Gambar 3.1 menunjukkan tema
pembangunan industri Jawa Timur yang dibagi dalam empat tahap. Penjelasan
keempat tahap RPIP Jawa Timur adalah sebagai berikut:

2034-2039
2033-2037
2029-2033
2028-2032
2024-2028
2023-2027
2019-2023
2018-2022 Perluasan Pangsa
Terwujudnya Jawa
Timur sebagai Smart
Pasar industri Jawa industrial province
Sinergitas antar skala
Timur yang ramah
produksi untuk
Sinegisitas antar lingkungan
memperkuat daya
sektor dan spasial saing industri yang
untuk meningkatkan ramah lingkungan
efisiensi industri yang
ramah lingkungan
Tingkat Kematangan Pengembangan Smart Industrial Province
(Basic) (Emerging) (Functional) (Leading)
• e-Raw Material • Sistem informasi yang • Advance Mega Data • Advance Mega Data
• SDM Adaptive mutakhir Technology Technology
• Hi Tech Research • Hi Tech Research • SDM Hi Tech • SDM Hi Tech
• E-Directory Production • Mega Data Technology • Artificial Intelligence • Artificial Intelligence
Support Support
• IT Market advace
terintegrasi
Sumber: hasil analisis.
Gambar 3.1
Tahapan Industrialisasi di Jawa Timur
- 63 -

Tahap I (Tahun 2019-2023)


Arah rencana pembangunan industri pada tahap ini dimaksudkan untuk
membangun sinergisitas antarwilayah pembangunan industri dan antarsektor,
baik sektor on-farm, industri hulu, industri andalan, maupun industri
penunjang. Tujuan dari sinergisitas ini, selain untuk meningkatkan efisiensi
produksi juga untuk mewujudkan industri ramah lingkungan. Pada tahap ini,
pengembangan smart industry berada pada fase persiapan (basic). Empat
komponen yang disiapkan adalah: (i) E-raw material; (ii) SDM adaptive (iii) Hi-
Tech Research; dan (iv) E-directory production.

Tahap II (Tahun 2024-2028)


Arah rencana pembangunan industri pada tahap ini tidak hanya dimaksudkan
untuk membangun sinergisitas antarsektor dan spasial, tetapi juga
dimaksudkan untuk membangun sinergisitas antarskala produksi. Sinergisitas
ini bertujuan memperkuat daya saing industri yang tetap memperhatikan
tercapainya pengembangan industri yang ramah lingkungan. Sementara itu,
pengembangan smart industry pada tahap ini berada pada fase kesiapan
awal/pengembangan (emerging) dimana menekankan penguatan atas apa yang
dikembangkan pada tahap sebelumnya, disertai dengan pemantapan sistem
informasi yang mutakhir. Dengan kata lain, seluruh data mengenai industri
telah terintegrasi secara mantap dalam Sistem Informasi Industri Nasional.

Tahap III (Tahun 2029-2033)


Pada tahap ini, pengembangan industri diarahkan untuk meningkatkan nilai
ekspor industri, yang berarti tidak hanya menguasai pasar domestik.
Perluasan pangsa pasar ini tetap harus memperhatikan kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Sejalan
dengan hal tersebut, pengembangan smart industry pada tahap ini telah
berada pada tahap lanjut (functional) yang diharapkan mampu
mengintegrasikan empat komponen, yaitu: (i) advance mega data technology;
(ii) SDM Hi Tech; (iii) Artificial Intelligence Support; dan (iv) Integrated IT Market
advance.

Tahap IV (Tahun 2034-2039)


Tahapan ini dimaksudkan untuk mewujudkan visi industrialisasi Jawa Timur
yakni provinsi industri yang berkualitas dunia dengan berbasis SDM dan IT
High-Tech. Pembangunan industri pada tahap ini diharapkan telah memiliki
kemampuan mengatasi setiap perubahan kondisi ekonomi global serta
perkembangan era digital. Percepatan perubahan ekonomi global haruslah
- 64 -

diantisipasi secara tepat oleh industri dengan tidak mengabaikan fungsi


kelestarian lingkungan hidup yang memberikan manfaat bagi seluruh
masyarakat Jawa Timur. Pada tahap ini, industri baik skala kecil menengah
dan besar telah sangat siap (leading) dalam penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi mutakhir.
- 65 -

IV. STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI

A. Strategi Pembangunan Industri


Strategi industrialisasi yang sistematis dan komprehensif diperlukan
untuk mencapai sasaran RPIP. Strategi ini merupakan respon dari adanya dua
fakta kondisi makro ekonomi nasional, yaitu:
1. Indonesia merupakan pasar potensial bagi barang luar negeri. Sehingga,
pangsa pasar domestik bagi pengembangan produksi industri Jawa Timur
masih sangat luas.
2. Proporsi penyaluran kredit pada sektor pertanian adalah yang paling
rendah, sehingga berdampak pada sulitnya pengembangan industri hulu,
yang diharapkan mempunyai peran penting dalam percepatan transformasi
ekonomi Jawa Timur.

Selanjutnya, strategi industrialisasi di Jawa Timur ini, disusun


berdasarkan arah kebijakan pembangunan ekonomi Jawa Timur, yang
didasarkan pada tiga pilar utama yaitu: (i) peningkatan produksi yang efisien;
(ii) pembiayaan usaha yang kompetitif; dan (iii) perluasan pasar baik nasional
maupun global.
Ketiga pilar tersebut dikelola dalam bentuk pelayanan dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi digital (ICT). Dengan
didukung komitmen yang kuat oleh gubernur dan DPRD, strategi
industrialisasi Jawa Timur disusun dalam 12 arahan, yang terbagi dalam tiga
strategi. Pertama, peningkatan produksi, terdiri dari lima strategi, yaitu:
(i) Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya industri;
(ii) Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana industri;
(iii) Penguatan pola dan struktur perwilayahan industri untuk mendorong
penyebaran pemerataan industri (pengembangan wilayah pusat
pertumbuhan industri, kawasan peruntukan industri, kawasan industri,
dan sentra IKM);
(iv) Pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) industri yang
terintegrasi antara IKM dan IB; dan,
(v) Peningkatan sinergisitas pemerintah dan swasta dalam mewujudkan
industri hijau baik pada industri baru maupun industri eksisting.
Kedua, pembiayaan usaha, terdiri dari empat strategi pembiayaan
pengembangan industri, yaitu:
(i) Peningkatan peran dan sinergitas antar stakeholder terkait dalam
penyediaan permodalan yang kompetitif;
- 66 -

(ii) Penyediaan strategi afirmatif berupa perumusan kebijakan, penguatan


kapasitas kelembagan dan pemberian fasilitas kepada industri kecil dan
industri menengah;
(iii) Penguatan komitmen dalam memberikan kepastian hukum dan jaminan
investasi; dan
(iv) Percepatan terwujudnya pembiayaan yang terintegrasi dengan digital
teknologi
Ketiga, perluasan pasar baik nasional maupun global, yang terdiri dari
tiga strategi perluasan pangsa pasar industri, yaitu:
(i) Pengintegrasian jejaring, baik untuk mendapatkan bahan baku, maupun
perluasan pemasaran, melalui pendirian Kantor Perwakilan Dagang (KPD)
Jawa Timur baik pada tingkat nasional, ASEAN maupun internasional;
(ii) Peningkatan kerja sama internasional pada bidang pengembangan
industri; dan
(iii) Peningkatan pemasaran dengan teknologi informasi.
Selain itu, sebagai upaya percepatan pengembangan IKM, strategi
afirmatif pemberdayaan dan pengembangan IKM Jawa Timur, meliputi:
1. Pengembangan dan penataan Sentra IKM unggulan;
2. Peningkatan kualitas SDM;
3. Mendorong tumbuhnya wirausaha IKM baru;
4. Peningkatan efisiensi dan kualitas produk yang terstandardisasi;
5. Penguatan kelembagaan IKM dalam menghadapi persaingan global;
6. Peningkatan skala IKM;
7. Penjaminan pembiayaan yang kompetitif;
8. Pengembangan kemitraan dengan industri besar; dan
9. Peningkatan pemasaran dengan teknologi informasi.

B. Program Pembangunan Industri


1. Penetapan Sasaran dan Program Pengembangan Industri Unggulan
Provinsi
Secara umum, bangun industri unggulan RPIP terdiri dari: (i) industri
hulu, (ii) andalan, dan (iii) penunjang. Pembangunan industri hulu merupakan
prioritas yang didasarkan pada tiga alasan. Pertama, pembangunan industri
Jawa Timur berfungsi untuk merevitalisasi sektor pertanian yang identik
dengan berbagai permasalahan pembangunan, seperti pengangguran
tersembunyi, kemiskinan yang tinggi, dan produktivitas tenaga kerja yang
rendah. Kedua, sumber daya alam yang dimiliki oleh Jawa Timur tergolong
- 67 -

melimpah dengan sebaran yang merata di seluruh daerah, sehingga diperlukan


bangun industri yang menjamin sinergisitas antara sektor pertanian dalam arti
luas dengan sektor industri hulu.
Terakhir, adanya perbedaan karakteristik antara industri hulu, andalan,
dan penunjang. Di mana industri hulu umumnya masih pada tahap
pengembangan basic sampai intermediate. Sementara itu, industri andalan dan
penunjang, umumnya, telah mencapai tahapan pengembangan yang advanced.
Sehingga, perbedaan kebutuhan teknologi dan pengembangan sumber daya
yang berbeda ini perlu dipadukan dalam bangun industri yang terintegrasi.
Lebih lanjut, penetapan industri unggulan didasarkan pada analisis
kondisi eksisting industri Jawa Timur. Di mana, metode penentuan industri
unggulan didasarkan pada:
(i). analisis keterkaitan antarsektor berdasarkan data Input–Output 2006,
2010, dan 2015 untuk mengukur kinerja pertumbuhan industri;
(ii). analisis Total Factor Productivity (TFP) untuk mengukur elastisitas tenaga
kerja sektor industri; dan
(iii). analisis permintaan ekspor berdasarkan revealed comparative advantage
(RCA) dan trade balance index (TBI) untuk mengukur daya saing industri.
Dengan demikian, penetapan industri unggulan Jawa Timur didasarkan
pada hasil evaluasi tiga kinerja industri, yaitu: (i) kinerja industri dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi (prime mover), (ii) kinerja industri dalam
meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan (iii) kinerja industri dalam
persaingan.
Setelah itu, hasil analisis kondisi eksisting industri diselaraskan dengan
sepuluh industri prioritas nasional yang tertuang dalam RIPIN meliputi;
a) Industri Pangan
b) Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan
c) Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka
d) Industri Alat Transportasi
e) Industri Elektronika dan Telematika/ICT
f) Industri Pembangkit Energi
g) Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri
h) Industri Hulu Agro
i) Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam
j) Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara
- 68 -

Catatan: (…) Kode ISIC

Sumber: Hasil analisis.


Gambar 4.1: Penetapan Industri unggulan dalam Bangun Industri Jawa Timur

Selanjutnya, hasil temuan tersebut dipertajam melalui FGD bersama para


pakar industri dan stakeholder terkait. Gambar 4.1 merupakan penetapan
industri unggulan Jawa Timur yang dituangkan dalam bangun industri.
Penguatan bangun industri Jawa Timur memerlukan modal dasar yang terdiri
dari: (i) sumber daya alam, (ii) sumber daya manusia, dan (iii) teknologi sebagai
basis inovasi dan kreativitas. Sedangkan, prasyarat yang diperlukan dalam
pembangunan industri unggulan adalah penataan ruang, kebijakan dan
regulasi, serta pembiayaan.
Dengan demikian, hingga tahun 2039, Jawa Timur dapat mewujudkan
industrialisasi yang berkarakteristik sebagai:
1. Industri berkelas dunia (world class manufacture) yang berbasis pada:
a. pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal;
b. pemanfaatan teknologi yang efisien dan fleksibel sebagai modal dasar
dan prasyarat pengelolaan industri yang inovatif dan kreatif; dan
c. pemanfaatan potensi pasar domestik sebagai modal dasar
pengembangan skala industri yang ekonomis.
2. Penggerak utama perekonomian (prime mover) baik pada tingkat regional
maupun nasional, yang bercirikan:
a. memiliki peran besar dalam penyediaan lapangan pekerjaan dan
peningkatan kapasitas sumber daya manusia;
- 69 -

b. memiliki daya saing yang dominan baik pada tingkat regional, nasional
maupun internasional;
c. memiliki ketangguhan yang prima dalam menghadapi segala
ketidakpastian perekonomian domestik mapun global.
d. memiliki kemampuan untuk berkembang secara berkelanjutan yang
ramah lingkungan.
3. Industri yang memiliki kemampuan berperan sebagai rantai pasok,
khususnya kemampuan dalam membangun sinergitas antarskala industri.
Tentunya sinegisitas antarskala usaha industri ini harus saling
menguntungkan dan saling membutuhkan.
4. Industri yang mampu mewujudkan Jawa Timur sebagai smart industrial
province.
Secara spesifik, enam belas industri unggulan Jawa Timur, baik industri
hulu, penunjang, dan andalan, memiliki tahapan pengembangan yang berbeda.
Tabel 4.1 menguraikan tahapan pengembangan industri unggulan Jawa Timur
disertai dengan rencana aksinya.

Tabel 4.1
Pengembangan Industri Unggulan dan Rencana Aksi

Industri Jenis Industri dan Rencana Aksi


No Lokasi
Unggulan 2019-2023 2024-2028 2029-2039
Jenis Industri
1. Industri 1. Industri 1. Industri
pengolahan pengolahan pengolahan
dan dan dan
pengawetan pengawetan pengawetan
daging daging daging
2. Industri 2. Industri 2. Industri
pengolahan pengolahan pengolahan
produk dari produk dari produk dari
susu susu susu Pasuruan,
3. Industri susu 3. Industri susu 3. Industri susu Malang,
untuk untuk untuk Sampang,
kesehatan kesehatan kesehatan Sumenep,
INDUSTRI
(susu cair, (susu cair, (susu cair, Bangkalan,
PENGOLAHAN
1 susu bubuk) susu bubuk) susu bubuk) Pamekasan,
DAGING DAN
Rencana Aksi Surabaya
SUSU
1. Peningkatan Tulungagung,
subtitusi impor Blitar, Batu,
Peningkatan 2. Perluasan Kediri,
Peningkatan Probolinggo
efisiensi pangsa pasar
efisiensi
networking 3. Efisiensi
produksi aneka
produk aneka jaringan
olahan daging
olahan daging pemasaran
dan susu serta
dan susu serta produk olahan
pangan
pangan daging dan
fungsional
fungsional susu serta
lainnya
lainnya pangan
fungsional
lainnya
- 70 -

Industri Jenis Industri dan Rencana Aksi


No Lokasi
Unggulan 2019-2023 2024-2028 2029-2039
Jenis Industri
1. Industri 1. Industri
1. Industri
pangan pangan
pangan olahan
olahan olahan
berbasis kopi Bondowoso,
berbasis kopi berbasis kopi
2. Industri kopi Jember,
2. Industri kopi 2. Industri kopi
3. Industri Banyuwangi,
INDUSTRI 3. Industri 3. Industri
olahan kakao Malang, Kediri,
PENGOLAHAN olahan kakao olahan kakao
2 Lumajang, Blitar,
KOPI DAN Rencana Aksi
Pasuruan
KAKAO Penguatan
Peningkatan Madiun, Pacitan,
brand image & Trenggalek,
efisiensi Perluasan pangsa
Peningkatan Ponorogo
produksi pasar produk
efisiensi
produk aneka aneka olahan kopi
networking
olahan kopi dan dan kakao
produk olahan
kakao
kopi dan kako
Jenis Industri
1. Industri 1. Industri
1. Industri
aneka olahan aneka olahan
aneka olahan
ikan dan hasil ikan dan Lamongan,
ikan & hasil
laut (minyak hasil laut Banyuwangi,
laut (minyak
ikan, (minyak ikan, Sumenep,
ikan,suplemen
suplemen, suplemen, Bangkalan,
pangan
pangan pangan Pamekasan,
fungsional
INDUSTRI fungsional fungsional Probolinggo,
lainnya)
3 PENGOLAHAN lainnya) lainnya) Trenggalek,
2. Industri
HASIL LAUT 2. Industri 2. Industri Gresik, Malang,
rumput laut
rumput laut rumput laut Sampang
Rencana Aksi Situbondo,
Peningkatan Peningkatan Surabaya, Tuban,
efisiensi efisiensi Perluasan pangsa Sidoarjo,
produksi networking pasar produk Pasuruan, Pacitan
produk aneka produk aneka aneka olahan
olahan hasil olahan hasil hasil laut
laut laut
Jenis Industri
1. Industri kayu, 1. Industri kayu, 1. Industri kayu,
barang dari barang dari barang dari
kayu kayu kayu
2. Industri 2. Industri 2. Industri
pengolahan pengolahan pengolahan
kayu(kerajinan kayu(kerajina kayu(
dari kayu, n dari kayu, kerajinan dari
penggergajian penggergajian kayu,
kayu ) kayu ) penggergajian
3. Industri 3. Industri kayu ) Bojonegoro,
mebel dan mebel dan 3. Industri mebel Malang, Tuban,
INDUSTRI furnitur furnitur dan furnitur Banyuwangi,
4 PENGOLAHAN Rencana Aksi Trenggalek,
KAYU 1. Peningkatan
1. Penguatan Nganjuk, Madiun,
inovasi & Ngawi
brand image
model kreatif
produk mebel
produk mebel
dan furniture
dan furniture Perluasan pangsa
kayu
kayu pasar produk
2. Peningkatan
2. Peningkatan pengolahan kayu
networking
efisiensi
aneka
produksi
kerajinan
aneka
dan barang
kerajinan dan
- 71 -

Industri Jenis Industri dan Rencana Aksi


No Lokasi
Unggulan 2019-2023 2024-2028 2029-2039
barang dari dari kayu
kayu

Jenis Industri

1. Industri
petrokimia 1. Industri 1. Industri
hulu dan petrokimia petrokimia
aromatic hulu dan hulu dan
2. Industri aromatic aromatic
kimia 2. Industri 2. Industri
kimia kimia
organik.
organik. organik. Tuban, Gresik,
3. Industri
3. Industri 3. Industri Lamongan,
pupuk pupuk pupuk. Mojokerto,
INDUSTRI 4. Industri resin 4. Industri resin 4. Industri resin
5 Surabaya,
KIMIA DASAR sintetik dan sintetik dan sintetik dan Sidoarjo
bahan bahan plastik bahan plastik Pasuruan,
plastik Malang,

Industri Pupuk

Peningkatan
efisiensi Perbaikan Peningkatan
produksi dan distribusi subtitusi impor
networking produk industri produk industri
produk industri kimia dasar kimia dasar
kimia dasar

Jenis Industri

1. Industri 1. Industri 1. Industri


pengolahan pengolahan pengolahan
dan dan dan
pemurnian pemurnian pemurnian
besi dan baja besi dan baja besi dan baja
dasar dasar dasar Pacitan, Malang,
2. Industri 2. Industri 2. Industri Lumajang,
pengolahan pengolahan pengolahan Banyuwangi,
logam logam logam Surabaya,
3. Industri baja 3. Industri baja 3. Industri baja Pasuruan,
untuk untuk untuk Sidoarjo
INDUSTRI keperluan keperluan keperluan
LOGAM DASAR khusus khusus khusus
(kesehatan, (kesehatan, (kesehatan,
pertahanan,o pertahanan,ot pertahanan,ot
tomotif ) omotif ) omotif )

Rencana Aksi

Peningkatan
Peningkatan
Perbaikan subtitusi impor
efisiensi
distribusi dan perluasan
produksi dan
produk industri pasar barang
networking
logam dasar industri logam
produk industri
dasar
logam dasar
- 72 -

Industri Jenis Industri dan Rencana Aksi


No Lokasi
Unggulan 2019-2023 2024-2028 2029-2039
Jenis Industri

1. Industri
1. Industri logam
logam mulia 1. Industri logam
mulia
2. Industri mulia Pacitan,
2. Industri
semen, 2. Industri Tulungagung,
semen, kapur
kapur dan semen, kapur Ponorogo, Ngawi,
dan gips
gips dan gips Lumajang, Gresik,
3. Industri
3. Industri 3. Industri Lamongan,
keramik
keramik keramik Tuban,
4. Industri kaca
4. Industri kaca 4. Industri kaca Bojonegoro,
5. Industri
INDUSTRI 5. Industri 5. Industri Nganjuk,
genteng
BARANG genteng genteng Trenggalek,
6. Industri batu
7 GALIAN 6. Industri batu 6. Industri batu Jember,
bata
BUKAN bata bata Bondowoso,
7. Industri batu
LOGAM 7. Industri batu 7. Industri batu Bangkalan,
mulia (akik)
mulia (akik) mulia (akik) Sampang,
Pamekasan,
Sumenep,
Rencana Aksi
Magetan,
Pasuruan,
Peningkatan
Peningkatan Situbondo,
efisiensi Perluasan pangsa
networking Banyuwangi
produksi aneka pasar produk
aneka produk
produk barang barang galian
barang galian
galian bukan bukan logam
bukan logam
logam

Jenis Industri

1. Industri 1. Industri 1. Industri


komponen komponen komponen
2. Industri 2. Industri 2. Industri
kemasan kemasan kemasan
karton dan karton dan karton dan
plastik plastik plastik
3. Industri zat 3. Industri zat 3. Industri zat
pewarna pewarna pewarna
tekstil tekstil tekstil
4. Industri zat 4. Industri zat 4. Industri zat
aditif aditif aditif
5. Katalis 5. Katalis 5. Katalis
INDUSTRI 6. Pelarut 6. Pelarut 6. Pelarut
BARANG Gresik, Mojokerto,
MODAL, Rencana Aksi Surabaya,
8
KOMPONEN, Sidoarjo, Malang,
BAHAN Kediri
PENOLONG,
Peningkatan
efisiensi
Perbaikan Peningkatan
produksi dan
distribusi aneka subtitusi impor
networking
produk industri aneka produk
aneka produk
barang modal, industri barang
industri barang
komponen, modal,
modal,
bahan komponen, bahan
komponen,
penolong, dan penolong, dan
bahan
jasa industri jasa industri
penolong, dan
jasa industri
- 73 -

Industri Jenis Industri dan Rencana Aksi


No Lokasi
Unggulan 2019-2023 2024-2028 2029-2039
Jenis Industri

1. Industri 1. Industri
pengolahan 1. Industri
pengolahan
dan pengolahan
dan
pengawetan dan
pengawetan
buah-buah pengawetan
buah-buah
dan sayuran buah-buah
dan sayuran
dalam kaleng dan sayuran
dalam kaleng
2. Industri dalam kaleng
2. Industri
pengolahan 2. Industri
pengolahan
sari buah dan pengolahan
sari buah dan
sayuran sari buah dan
sayuran
3. Industri sayuran
3. Industri tempe
tempe kedelai 3. Industri tempe
kedelai
4. Industri kedelai
4. Industri
minyak 4. Industri
minyak goreng
goreng kelapa minyak goreng
kelapa
5. Industri kelapa
5. Industri
minyak 5. Industri
minyak goreng
goreng kelapa minyak goreng
kelapa sawit
sawit kelapa sawit
6. Industri
6. Industri 6. Industri
tepung terigu
tepung terigu tepung terigu
7. Industri
7. Industri 7. Industri
produk roti
produk roti produk roti
dan kue
dan kue dan kue
8. Industri gula
8. Industri gula 8. Industri gula
pasir
pasir pasir
9. Industri kecap
9. Industri 9. Industri kecap Gresik, Mojokerto,
INDUSTRI 10. Industri kue
kecap 10. Industri kue Surabaya,
9 MAKANAN basah Sidoarjo,
DAN MINUMAN 10. Industri kue basah
basah 11. Industri Lamongan, Tuban
11. Industri
produk
11. Industri produk
makanan
produk makanan
lainnya
makanan lainnya
lainnya

Rencana Aksi

1. Peningkatan
efisiensi
produksi dan
networking
produk aneka
makanan Peningkatan
ringan dan teknologi proses
Perluasan pasar
mamin produksi aneka
produk aneka
2. Peningkatan makanan ringan
makanan ringan
daya saing dan mamin dan
dan mamin di
melalui peningkatan
pasar luar negeri
pendampinga diversifikasi
n packaging produk
yang dapat
memasuki
pasar luar
negeri
- 74 -

Industri Jenis Industri dan Rencana Aksi


No Lokasi
Unggulan 2019-2023 2024-2028 2029-2039
Jenis Industri

1. Industri serat 1. Industri serat


1. Industri serat
tekstil tekstil
tekstil
2. Industri 2. Industri
2. Industri
benang benang
benang
3. Industri 3. Industri
3. Industri
garmen garmen
garmen
fashion fashion
fashion
4. Industri 4. Industri
4. Industri tekstil
tekstil tekstil
5. Industri alas
5. Industri alas 5. Industri alas
kaki
kaki kaki
6. Industri
6. Industri 6. Industri
produk kulit
produk kulit produk kulit
khusus Gresik, Mojokerto,
khusus khusus
7. Industri kulit Surabaya,
INDUSTRI 7. Industri kulit 7. Industri kulit
sintetis Sidoarjo,
10 TEKSTIL DAN sintetis sintetis
8. Industri tekstil Lamongan,
ALAS KAKI 8. Industri 8. Industri
lainnya Magetan,
tekstil lainnya tekstil lainnya
9. Industri rajut Pasuruan
9. Industri rajut 9. Industri rajut
10.Industri
10.Industri 10.Industri
sulam dan
sulam dan sulam dan
bordir
bordir bordir

Rencana Aksi

Peningkatan Penguatan
efisiensi brand image
Perluasan pangsa
produksi dan dan
pasar aneka
networking peningkatan
produk tekstil dan
aneka produk inovasi aneka
alas kaki
tekstil dan alas produk tekstil
kaki dan alas kaki

Jenis Industri

1. Industri
Kertas dan 1. Industri 1. Industri
barang dari Kertas dan Kertas dan
kertas. barang dari barang dari
kertas kertas
2. Industri
2. Industri pulp 2. Industri pulp
pulp kertas kertas kertas Gresik, Nganjuk,
3. Industri 3. Industri 3. Industri Mojokerto,
INDUSTRI kemasan kemasan kemasan Surabaya,
11
KERTAS Sidoarjo,
Probolinggo,
Rencana Aksi Situbondo

Peningkatan
Peningkatan Peningkatan
subtitusi impor
efisiensi efisiensi
dan perluasan
produksi aneka networking
pangsa pasar
produk dari aneka produk
aneka produk dari
kertas dari kertas
kertas
- 75 -

Industri Jenis Industri dan Rencana Aksi


No Lokasi
Unggulan 2019-2023 2024-2028 2029-2039
Jenis Industri
1. Industri jamu
2. Industri 1. Industri jamu 1. Industri jamu
kosmetik 2. Industri 2. Industri
3. Industri kosmetik kosmetik
garam 3. Industri garam 3. Industri garam
industri dan industri dan industri dan
farmasi farmasi farmasi
4. Industri 4. Industri bahan 4. Industri bahan
bahan baku baku baku
tambahan tambahan tambahan
pembuatan pembuatan pembuatan
INDUSTRI obat obat obat Gresik, Mojokerto,
FARMASI, 5. Industri 5. Industri 5. Industri Surabaya,
12 OBAT KIMIA produk produk herbal produk herbal Sidoarjo,
DAN herbal 6. Industri 6. Industri Lamongan
TRADISIONAL 6. Industri vaksin dan vaksin dan
vaksin dan serum serum
serum
Rencana Aksi

Peningkatan Peningkatan
Peningkatan
efisiensi subtitusi impor
efisiensi
networking dan perluasan
produksi aneka
aneka produk pangsa pasar
produk farmasi,
farmasi, obat aneka produk
obat kimia, dan
kimia, dan farmasi, obat
tradisional
tradisional kimia, dan
tradisional
Jenis Industri
1. Industri 1. Industri 1. Industri
barang dari barang dari barang dari
plastik plastik plastik
2. Industri 2. Industri 2. Industri
bahan bahan plastik bahan plastic
plastik untuk untuk
untuk kemasan kemasan
kemasa (LDPE,HDPE, (LDPE,HDPE,
(LDPE,HDPE PP,PVC,) PP,PVC,)
,PP,PVC,) 3. Industri ban 3. Industri Ban
3. Industri Ban dan dan
dan Vulkanisir Vulkanisir
Vulkanisir Ban Ban
INDUSTRI Ban 4. Industri 4. Industri Gresik, Mojokerto,
BARANG DARI 4. Industri Barang Karet Barang Karet Surabaya,
13
KARET DAN Barang Karet Untuk Untuk Sidoarjo,
PLASTIK Untuk keperluan keperluan Lamongan
keperluan Industri Industri
Industri
Rencana Aksi

Peningkatan
Peningkatan
efisiensi Peningkatan
efisiensi
networking subtitusi impor
produksi aneka
aneka produk aneka produk
produk barang
barang dari barang dari karet
dari karet dan
karet dan dan plastik
plastik
plastik
- 76 -

Industri Jenis Industri dan Rencana Aksi


No Lokasi
Unggulan 2019-2023 2024-2028 2029-2039
Jenis Industri
1. Industri
1. Industri kabel 1. Industri kabel
kabel listrik
listrik dan listrik dan
dan
elektronika elektronika
elektronika
2. Industri motor 2. Industri motor
2. Industri
listrik listrik
motor listrik
3. Industri bola 3. Industri bola
3. Industri bola
lampu lampu
lampu
4. Industri 4. Industri
4. Industri Gresik, Mojokerto,
INDUSTRI peralatan peralatan
peralatan Surabaya,
14 PERALATAN listrik rumah listrik rumah
listrik rumah Sidoarjo,
LISTRIK tangga tangga
tangga Lamongan
Rencana Aksi
Penguatan
Peningkatan brand image Peningkatan
efisiensi dan subtitusi impor
produksi dan peningkatan dan perluasan
networking inovasi aneka pangsa pasar
aneka produk produk aneka produk
peralatan listrik peralatan listrik peralatan listrik

Jenis Industri
1. Industri
mesin untuk
1. Industri mesin 1. Industri mesin
keperluan
untuk untuk
umum
keperluan keperluan
2. Industri
umum umum
sparepart
2. Industri 2. Industri
mesin
sparepart sparepart
3. Industri
mesin mesin
mesin pompa
3. Industri mesin 3. Industri mesin
INDUSTRI dan
pompa dan pompa dan Gresik, Mojokerto,
MESIN DAN kompresor
15 kompresor kompresor Surabaya,
PERLENGKAPA 4. Industri
mesin dan
4. Industri mesin 4. Industri mesin Sidoarjo
N dan peralatan dan peralatan
peralatan
kantor kantor
kantor

Rencana Aksi
Peningkatan
Peningkatan
efisiensi Peningkatan
efisiensi
produksi aneka subtitusi impor
networking
produk mesin dan perluasan
aneka produk
dan ekspor mesin dan
mesin dan
perlengkapan perlengkapan
perlengkapan

Jenis Industri
1. Industri 1. Industri 1. Industri
komponen komponen komponen Gresik, Mojokerto,
otomotif otomotif otomotif Surabaya,
2. Industri 2. Industri 2. Industri Sidoarjo, Madiun
INDUSTRI perkereta perkereta perkereta Lamongan,
16 apian apian apian
ALAT ANGKUT Tuban, Sampang,
3. Industri 3. Industri 3. Industri Bangkalan,
perkapalan perkapalan perkapalan Situbondo,
4. Industri 4. Industri 4. Industri Banyuwangi
kendaraan kendaraan kendaraan
bermotor bermotor bermotor
- 77 -

Industri Jenis Industri dan Rencana Aksi


No Lokasi
Unggulan 2019-2023 2024-2028 2029-2039
Rencana Aksi
Peningkatan Peningkatan
Peningkatan
efisiensi inovasi produk
subtitusi impor
produksi dan dan penguatan
dan perluasan
networking brand image
ekspor produk
produk dan dan jasa
dan jasa industri
jasa industri industri
perkapalan
perkapalan perkapalan

Selanjutnya, program pengembangan setiap industri unggulan di Jawa


Timur berbeda. Hal ini cukup beralasan mengingat masing-masing industri
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Agar lebih aplikatif, pelaksanaan
program ini, dibagi dalam empat tahapan yang disesuaikan dengan masa
jabatan Gubernur Jawa Timur. Sehingga, tahapan awal program ini dimulai
dari 2019-2023. Penetapan program ini didasarkan hasil sinkronisasi dari
tujuan dan target pencapaian industrialisasi Jawa Timur. Secara lebih spesifik,
program pengembangan industri hulu dapat dilihat pada tabel 4.2.1-4.2.7,
sedangkan program pengembangan industri penunjang ditunjukkan pada tabel
4.2.8, sementara program pengembangan industri andalan dapat diamati pada
tabel 4.2.9-4.2.16.
-78-

Tabel 4.2.1
Pengembangan Industri Pengolahan Daging dan Susu
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian, Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan
Kementerian Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan
Perdagangan, Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan
1 Kementerian Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam
Pertanian, Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun
Kementerian Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas
Koperasi, Usaha Kecil Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
dan Menegah (K-UKM)
Peningkatan Kementerian
efisiensi melalui Perindustrian, Dinas Terkait Dinas Terkait
penguatan Kementerian Perindustrian, Perindustrian,
keterkaitan antar Perdagangan, Perdagangan, Perdagangan,
2 Industri Kementerian Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Pengolahan Pertanian, Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Daging dan Susu Kementerian Kecil, dan Kecil, dan
dengan sektor Koperasi, Usaha Kecil Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
lain yang terkait dan Menegah (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri
besar, sedang,
dan kecil
- 79 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perluasan pangsa Dinas Terkait Dinas Terkait
Perindustrian,
pasar melalui Perindustrian, Perindustrian,
Kemeneterian
penguatan Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 Komunikasi dan v v v
jejaring pasar Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
Informasi,
global dan Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
Kementerian Luar
penguasaan ICT Dagang Dagang
Negeri
Kementerian
Perindustrian,
Peningkatan Kemeneterian
keterkaitan Komunikasi dan Dinas Terkait Dinas Terkait
industri besar, Informasi, Perindustrian, Perindustrian,
5 sedang, dan kecil Kementerian Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
dengan Pemberdayaan Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
pelayanan e- Aparatur Negara dan Terpadu Terpadu
government Reformasi Birokrasi,
Kementerian Dalam
Negeri
Menerapkan
Kementerian
praktek prinsip
Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
industri hijau
6 dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
baru dan
Perindustrian
eksisting.
Peningkatan
minat investasi Badan Koordinasi
Dinas terkait Dinas terkait
pada sektor Penanaman Modal,
7 Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
Industri Kementerian
dan Perindustrian dan Perindustrian
Pengolahan Perindustrian
Daging dan Susu
- 80 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian, Dinas Terkait Dinas Terkait
Penguatan
Kementerian Perindustrian, Perindustrian,
penggunaan
Perdagangan, Perdagangan, Perdagangan,
produk dalam
8 Kementerian Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
negeri
Pertanian, Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
(penguasaan
Kementerian Kecil, dan Kecil, dan
pasar domestik)
Koperasi, Usaha Kecil Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
dan Menegah (K-UKM)
Mengembangkan
pemetaan neraca Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
pasokan dan Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
kebutuhan Kementerian
9 Perdagangan, Perdagangan, v v v v
daging dan susu Perdagangan,
Pertanian, dan Pertanian, dan
untuk kebutuhan Kementerian
Pangan Pangan
industri dan Pertanian
rumah tangga
Meningkatkan
dukungan bagi Kementerian
terciptanya Perindustrian, Dinas Terkait Dinas Terkait
kemitraan antara Kementerian Perindustrian, Perindustrian,
10 v v v v
peternak dan Perdagangan, Perdagangan, dan Perdagangan, dan
industri Kementerian Pertanian Pertanian
pengolahan Pertanian
daging dan susu
- 81 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Meningkatkan
dukungan Kementerian
pemenuhan Good Perindustrian, Dinas Terkait Dinas Terkait
Farming Practices Kementerian Perindustrian, Perindustrian,
11 v v v v
(GFP) pada Perdagangan, Perdagangan, dan Perdagangan, dan
industri Kementerian Pertanian Pertanian
pengolahan Pertanian
daging dan susu
Meningkatkan
diversifikasi
Kementerian
industri
Perindustrian, Dinas Terkait Dinas Terkait
pengolahan
Kementerian Perindustrian, Perindustrian,
12 daging dan susu v v v v
Perdagangan, Perdagangan, dan Perdagangan, dan
dengan
Kementerian Pertanian Pertanian
memanfaatkan
Pertanian
potensi bahan
baku
Mengembangkan
dan menerapkan Kementerian
penanda Pertanian, Lembaga
Badan Terkait Badan Terkait
molekuler Ilmu Pengetahuan Perguruan
13 Penelitian, Dinas Penelitian, Dinas v v
(molecular Indonesia, Badan Tinggi
Terkait Pertanian Terkait Pertanian
marker) pada Pengkajian dan
hewan ternak dan Penerapan Teknologi
unggas
Kementerian
Mengembangkan Pertanian, Lembaga
Badan Terkait Badan Terkait
bioteknologi Ilmu Pengetahuan Perguruan
14 Penelitian, Dinas Penelitian, Dinas v v v v
melalui kloning Indonesia, Badan Tinggi
Terkait Pertanian Terkait Pertanian
sel induk dewasa Pengkajian dan
Penerapan Teknologi
- 82 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039

Mengembangkan Kementerian
plasma nutfah Pertanian, Lembaga
Badan Terkait Badan Terkait
hewan ternak dan Ilmu Pengetahuan Perguruan
15 Penelitian, Dinas Penelitian, Dinas v v v v
unggas yang Indonesia, Badan Tinggi
Terkait Pertanian Terkait Pertanian
memiliki nilai Pengkajian dan
tambah khusus Penerapan Teknologi

Kementerian
Mengembangkan
Pertanian, Lembaga
penanggulangan Badan Terkait Badan Terkait
Ilmu Pengetahuan Perguruan
16 penyakit hewan Penelitian, Dinas Penelitian, Dinas v v v v
Indonesia, Badan Tinggi
dan identifikasi Terkait Pertanian Terkait Pertanian
Pengkajian dan
gen fungsional
Penerapan Teknologi
Mengembangkan Kementerian
molekuler hewan Pertanian, Lembaga
Badan Terkait Badan Terkait
ternak dan Ilmu Pengetahuan Perguruan
17 Penelitian, Dinas Penelitian, Dinas v v v v
unggas untuk Indonesia, Badan Tinggi
Terkait Pertanian Terkait Pertanian
resistensi Pengkajian dan
penyakit Penerapan Teknologi
Kementerian
Mengembangkan
Pertanian, Lembaga
pemuliaan hewan Badan Terkait Badan Terkait
Ilmu Pengetahuan Perguruan
18 ternak melalui Penelitian, Dinas Penelitian, Dinas v v
Indonesia, Badan Tinggi
molekuler Terkait Pertanian Terkait Pertanian
Pengkajian dan
multifungsi
Penerapan Teknologi
- 83 -

Tabel 4.2.2
Pengembangan Industri Pengolahan Kopi dan Kakao
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)
Kementerian
Peningkatan
Perindustrian,
efisiensi melalui Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
keterkaitan antar Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
2 Industri Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Pertanian,
Pengolahan Kopi Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
dan Kakao Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
dengan sektor Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
lain yang terkait
(K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri
besar, sedang,
dan kecil
- 84 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perluasan pangsa Dinas Terkait Dinas Terkait
Perindustrian,
pasar melalui Perindustrian, Perindustrian,
Kemeneterian
penguatan Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 Komunikasi dan v v v
jejaring pasar Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
Informasi,
global dan Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
Kementerian Luar
penguasaan ICT Dagang Dagang
Negeri
Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan
Komunikasi dan
keterkaitan Dinas Terkait Dinas Terkait
Informasi,
industri besar, Perindustrian, Perindustrian,
Kementerian
5 sedang, dan kecil Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
Pemberdayaan
dengan Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
Aparatur Negara
pelayanan e- Terpadu Terpadu
dan Reformasi
government
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
Menerapkan
Kementerian
praktek prinsip
Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
industri hijau
6 dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
baru dan
Perindustrian
eksisting.
Peningkatan
minat investasi Badan Koordinasi
Dinas terkait Dinas terkait
pada sektor Penanaman Modal,
7 Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
Industri Kementerian
dan Perindustrian dan Perindustrian
Pengolahan Kopi Perindustrian
dan Kakao
- 85 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Penguatan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
penggunaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
produk dalam Kementerian
8 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
negeri Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
(penguasaan Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
pasar domestik) Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)
Meningkatkan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
mutu dan
Perindustrian, Perindustrian, Perindustrian,
9 diversifikasi v v v v
Perdagangan dan Perdagangan dan Perdagangan dan
produk olahan
Pertanian Pertanian Pertanian
kopi dan kakao
Meningkatkan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
kemitraan antara
Perindustrian, Perindustrian, Perindustrian,
10 petani, industri v v v v
Perdagangan dan Perdagangan dan Perdagangan dan
dan pedaganga
Pertanian Pertanian Pertanian
kopi dan kakao
Kementerian
Pertanian,
Mengembangkan Lembaga Ilmu
Badan Terkait Badan Terkait
litbang turunan Pengetahuan Perguruan
11 Penelitian, Dinas Penelitian, Dinas v v v v
kopi dan kakao Indonesia, Badan Tinggi
Terkait Pertanian Terkait Pertanian
non-pangan Pengkajian dan
Penerapan
Teknologi
- 86 -

Tabel 4.2.3
Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Laut
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Perindustrian,
Peningkatan efisiensi Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
melalui penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
keterkaitan antar Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
2 Industri Pengolahan Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Pertanian,
Hasil Laut dengan Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
sektor lain yang Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
terkait Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 v v v
kemitraan Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
- 87 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
Perluasan pangsa Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
pasar melalui Kemeneterian
Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 penguatan jejaring Komunikasi dan v v v
Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
pasar global dan Informasi,
Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
penguasaan ICT Kementerian Luar
Dagang Dagang
Negeri
Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan Komunikasi dan
Dinas Terkait Dinas Terkait
keterkaitan industri Informasi,
Perindustrian, Perindustrian,
besar, sedang, dan Kementerian
5 Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
kecil dengan Pemberdayaan
Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
pelayanan e- Aparatur Negara
Terpadu Terpadu
government dan Reformasi
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
Kementerian
Menerapkan praktek
Lingkungan
prinsip industri Dinas Terkait Dinas Terkait
Hidup dan
6 hijau terhadap Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
Kehutanan,
industri baru dan dan Perindustrian dan Perindustrian
Kementerian
eksisting.
Perindustrian
Badan Koordinasi
Peningkatan minat
Penanaman Dinas terkait Dinas terkait
investasi pada sektor
7 Modal, Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
Industri Pengolahan
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
Hasil Laut
Perindustrian
- 88 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
Penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
penggunaan produk Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
8 dalam negeri Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
Pertanian,
(penguasaan pasar Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
domestik) Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Meningkatkan
Perindustrian,
jaminan mutu dan
Kementerian
keamanan produk
Riset dan
industri pengolahan
Teknologi,
hasil laut (GMP, Dinas terkait Dinas terkait
Lembaga Ilmu
HACCP, dan Perindustrian, Perindustrian, Perguruan
9 Pengetahuan v v v v
sertifikasi Halal) dan Perdagangan, Perdagangan, Tinggi
Indonesia, Badan
penerapan sertifikasi Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pengkajian dan
produk (SNI) melalui
Penerapan
pendidikan dan
Teknologi, Badan
pelatihan
Standardisasi
manajemen mutu
Nasional
- 89 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian
Meningkatkan Riset dan
kemampuan uji Teknologi,
Dinas terkait Dinas terkait
mutu laboratorium Lembaga Ilmu
Perindustrian, Perindustrian, Perguruan
10 untuk produk hasil Pengetahuan v v v v
Perdagangan, Perdagangan, Tinggi
laut melalui bantuan Indonesia, Badan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
alat dan bantuan Pengkajian dan
teknis; Penerapan
Teknologi, Badan
Standardisasi
Nasional
Mengembangkan
sarana dan
prasarana industri
pengolahan hasil
laut antara lain
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
11 melalui bantuan v v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian
mesin/peralatan
pengolahan hasil
laut ke daerah-
daerah yang
potensial
Melakukan
penanganan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Pengelola
12 pencemaran limbah v v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Sentra
perikanan di sentra
perikanan.
- 90 -

Tabel 4.2.4
Pengembangan Industri Pengolahan Kayu
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Peningkatan efisiensi Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
melalui penguatan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan antar Kementerian
2 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Industri Pengolahan Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kayu dengan sektor Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
lain yang terkait Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 v v v
kemitraan Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
- 91 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
Perluasan pangsa Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
pasar melalui Kemeneterian
Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 penguatan jejaring Komunikasi dan v v v
Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
pasar global dan Informasi,
Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
penguasaan ICT Kementerian Luar
Dagang Dagang
Negeri

Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan Komunikasi dan
Dinas Terkait Dinas Terkait
keterkaitan industri Informasi,
Perindustrian, Perindustrian,
besar, sedang, dan Kementerian
5 Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
kecil dengan Pemberdayaan
Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
pelayanan e- Aparatur Negara
Terpadu Terpadu
government dan Reformasi
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
Kementerian
Menerapkan praktek
Lingkungan
prinsip industri Dinas Terkait Dinas Terkait
Hidup dan
6 hijau terhadap Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
Kehutanan,
industri baru dan dan Perindustrian dan Perindustrian
Kementerian
eksisting.
Perindustrian
Badan Koordinasi
Peningkatan minat
Penanaman Dinas terkait Dinas terkait
investasi pada sektor
7 Modal, Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
Industri Pengolahan
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
Kayu
Perindustrian
- 92 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
Penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
penggunaan produk Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
8 dalam negeri Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
Pertanian,
(penguasaan pasar Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
domestik) Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Mempercepat
realisasi Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
pembangunan HTI Lingkungan
9 Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
dan Hutan Rakyat Hidup dan
dan Kehutanan dan Kehutanan
dan mendorong Kehutanan
penerapan SFM
Kementerian
Kehutanan, Dinas Terkait Dinas Terkait
Menyempurnakan
Kementerian Kehutanan, Kehutanan,
10 pengaturan tata v v v v
Perindustrian, Perindustrian dan Perindustrian dan
niaga kayu/rotan
dan Kementerian Perdagangan Perdagangan
Perdagangan

Memfasilitasi
pembangunan Pusat
Kementerian
Desain Furniture
Perindustrian, Dinas Terkait Dinas Terkait
11 dan pengembangan v v v v
Badan Ekonomi Perindustrian Perindustrian
fasilitas pendidikan
Kreatif
dan pelatihan
industri furniture;
- 93 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Mengembangkan
dan memperkuat
Market Intelligence
serta meningkatkan
kerjasama bilateral Kementerian Kementerian Kementerian
dan multilateral Perindustrian, Perindustrian, Perindustrian,
12 v v v v
untuk mendukung Kementerian Luar Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
pemasaran produk- Negeri Dagang Dagang
produk furniture,
baik melelui
pameran dan misi-
misi dagang;
- 94 -

Tabel 4.2.5
Pengembangan Industri Kimia Dasar
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)

Kementerian
Peningkatan Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
efisiensi melalui Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
penguatan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan antar Kementerian
2 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Industri Kimia Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Dasar dengan Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
sektor lain yang Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
terkait Kecil dan
Menegah (K-UKM)
- 95 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri
besar, sedang,
dan kecil
Kementerian
Perluasan pangsa Dinas Terkait Dinas Terkait
Perindustrian,
pasar melalui Perindustrian, Perindustrian,
Kemeneterian
penguatan Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 Komunikasi dan v v v
jejaring pasar Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
Informasi,
global dan Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
Kementerian Luar
penguasaan ICT Dagang Dagang
Negeri

Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan
Komunikasi dan
keterkaitan Dinas Terkait Dinas Terkait
Informasi,
industri besar, Perindustrian, Perindustrian,
Kementerian
5 sedang, dan kecil Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
Pemberdayaan
dengan Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
Aparatur Negara
pelayanan e- Terpadu Terpadu
dan Reformasi
government
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
- 96 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Menerapkan Kementerian
praktek prinsip Lingkungan
Dinas Terkait Dinas Terkait
industri hijau Hidup dan
6 Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri Kehutanan,
dan Perindustrian dan Perindustrian
baru dan Kementerian
eksisting. Perindustrian

Peningkatan Badan Koordinasi


minat investasi Penanaman Dinas terkait Dinas terkait
7 pada sektor Modal, Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
Industri Kimia Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
Dasar Perindustrian
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Penguatan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
penggunaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
produk dalam Kementerian
8
negeri Pertanian,
Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
(penguasaan Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
pasar domestik) Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
- 97 -

Tabel 4.2.6
Pengembangan Industri Barang Galian Bukan Logam
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Perindustrian,
Peningkatan efisiensi Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
melalui penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
keterkaitan antar Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
2 Industri Barang Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Pertanian,
Galian Bukan Logam Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
dengan sektor lain Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
yang terkait Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 v v v
kemitraan Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
- 98 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
Perluasan pangsa Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
pasar melalui Kemeneterian
Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 penguatan jejaring Komunikasi dan v v v
Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
pasar global dan Informasi,
Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
penguasaan ICT Kementerian Luar
Dagang Dagang
Negeri
Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan Komunikasi dan
Dinas Terkait Dinas Terkait
keterkaitan industri Informasi,
Perindustrian, Perindustrian,
besar, sedang, dan Kementerian
5 Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
kecil dengan Pemberdayaan
Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
pelayanan e- Aparatur Negara
Terpadu Terpadu
government dan Reformasi
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
Kementerian
Menerapkan praktek
Lingkungan
prinsip industri Dinas Terkait Dinas Terkait
Hidup dan
6 hijau terhadap Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
Kehutanan,
industri baru dan dan Perindustrian dan Perindustrian
Kementerian
eksisting.
Perindustrian
Badan Koordinasi
Peningkatan minat
Penanaman Dinas terkait Dinas terkait
investasi pada sektor
7 Modal, Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
Industri Barang
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
Galian Bukan Logam
Perindustrian
- 99 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
Penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
penggunaan produk Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
8 dalam negeri Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
Pertanian,
(penguasaan pasar Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
domestik) Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
- 100 -

Tabel 4.2.7
Pengembangan Industri Logam Dasar
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
Pemenuhan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
ketersediaan pasokan Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
1 bahan baku, baik Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
Pertanian,
dalam kualitas Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
maupun kuantitas Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Peningkatan efisiensi Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
melalui penguatan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan antar Kementerian
2 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Industri Logam Dasar Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
dengan sektor lain yang Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
terkait Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)
Peningkatan daya saing
melalui penguatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
- 101 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
Perluasan pangsa Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
pasar melalui Kemeneterian
Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 penguatan jejaring Komunikasi dan v v v
Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
pasar global dan Informasi,
Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
penguasaan ICT Kementerian Luar
Dagang Dagang
Negeri
Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Komunikasi dan
Peningkatan Dinas Terkait Dinas Terkait
Informasi,
keterkaitan industri Perindustrian, Perindustrian,
Kementerian
5 besar, sedang, dan Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
Pemberdayaan
kecil dengan pelayanan Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
Aparatur Negara
e-government Terpadu Terpadu
dan Reformasi
Birokrasi,
Kementerian Dalam
Negeri
Kementerian
Menerapkan praktek
Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
prinsip industri hijau
6 dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri baru
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
dan eksisting.
Perindustrian
Badan Koordinasi
Peningkatan minat Dinas terkait Dinas terkait
Penanaman Modal,
7 investasi pada sektor Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
Kementerian
Industri Logam Dasar dan Perindustrian dan Perindustrian
Perindustrian
- 102 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
Penguatan penggunaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
produk dalam negeri Kementerian
8 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
(penguasaan pasar Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
domestik) Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)
Meningkatkan
kapasitas produksi
bijih/pasir besi dalam
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
9 negeri sebagai bahan v v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian
baku direct reduction
furnace dan blast
furnace
Revitalisasi industri
baja untuk efisiensi Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
10 v v v v
konsumsi energi dan Perindustrian Perindustrian Perindustrian
ramah lingkungan

Memfasilitasi
pembangunan smelter Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
11 v v v v
pengolahan bauksit Perindustrian Perindustrian Perindustrian
menjadi alumina
- 103 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Memfasilitasi
pembangunan pabrik
pengolahan bijih nikel Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
12 v v v v
menjadi nikel pig iron, Perindustrian Perindustrian Perindustrian
ferronikel atau nikel
matte
Memfasilitasi
peningkatan kapasitas
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
13 produksi smelter v v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian
tembaga dan smelter
aluminium
Memfasilitasi
pembangunan smelter Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
14 v v v v
tembaga tambahan dari Perindustrian Perindustrian Perindustrian
yang sudah ada
Meningkatkan
kapasitas produksi
semen atau mendirikan
pabrik baru dengan Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
15 v v v v
memanfaatkan terak Perindustrian Perindustrian Perindustrian
tembaga yang
dihasilkan smelter
tembaga
Meningkatkan
kapasitas produksi
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
16 industri steel making v v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian
(slab, billet, HRC, CRC,
besi beton, wire rod)
- 104 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Meningkatkan
kapasitas produksi
pengecoran (casting),
ekstrusi (extrusion),
penempaan (forging),
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
17 penarikan (wire v v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian
drawing), penggilingan
(rolling) besi dan
paduannya serta
bukan besi dan
paduannya
Memfasilitasi
pembangunan industri
baja untuk keperluan
khusus (special steel) Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
18 v v v v
termasuk baja paduan Perindustrian Perindustrian Perindustrian
untuk industri
permesinan, otomotif
dan alat berat
- 105 -

Tabel 4.2.8
Pengembangan Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian Dinas Terkait
Peningkatan efisiensi
Perindustrian, Dinas Terkait Perindustrian,
melalui penguatan
Kementerian Perindustrian, Perdagangan,
keterkaitan antara
Perdagangan, Perdagangan, Pertanian,
Industri Barang
1 Kementerian Pertanian, Pangan, Pangan, v v
Modal, Komponen,
Pertanian, Koperasi, Usaha Koperasi,
dan Bahan Penolong
Kementerian Koperasi, Kecil, dan Usaha Kecil,
dengan sektor lain
Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM) dan Menengah
yang terkait
Menegah (K-UKM) (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
2 v v v
kemitraan Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
Dinas Terkait
Kementerian Dinas Terkait
Perluasan pangsa Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
pasar melalui Komunikasi
Kemeneterian Komunikasi dan Asosiasi
3 penguatan jejaring dan Informasi, v v v
Komunikasi dan Informasi, dan Pengusaha
pasar global dan dan Kantor
Informasi, Kementerian Kantor Perwakilan
penguasaan ICT Perwakilan
Luar Negeri Dagang
Dagang
- 106 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Peningkatan Kemeneterian Dinas Terkait
Dinas Terkait
keterkaitan industri Komunikasi dan Perindustrian,
Perindustrian,
besar, sedang, dan Informasi, Kementerian Komunikasi
4 Komunikasi dan v v v
kecil dengan Pemberdayaan dan Informasi,
Informasi, Perizinan
pelayanan e- Aparatur Negara dan Perizinan
Terpadu
government Reformasi Birokrasi, Terpadu
Kementerian Dalam
Negeri
Menerapkan praktek Kementerian
Dinas Terkait
prinsip industri Lingkungan Hidup dan Dinas Terkait
Lingkungan
5 hijau terhadap Kehutanan, Lingkungan Hidup v v v v
Hidup dan
industri baru dan Kementerian dan Perindustrian
Perindustrian
eksisting. Perindustrian

Peningkatan minat
Badan Koordinasi Dinas terkait
investasi pada sektor Dinas terkait
Penanaman Modal, Penanaman
6 Industri Barang Penanaman Modal v v v v
Kementerian Modal dan
Modal, Komponen, dan Perindustrian
Perindustrian Perindustrian
dan Bahan Penolong
- 107 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Melakukan kajian
menyeluruh
(integrated supply
chain mulai dari
bahan baku sampai
Badan Terkait Badan Terkait
penguasaan
Perencanaan Perencanaan
teknologi) terhadap
Kementerian Pembangunan dan Pembangunan
8 industry pemesinan v v
Perindustrian Penelitian, Dinas dan Penelitian,
sebagai industri
Terkait Dinas Terkait
yang berperan vital
Perindustrian Perindustrian
dan menjadi tulang
punggung
pembangunan
industri pada
banyak sektor
Kementerian
Meningkatkan
Perindustrian,
penguasaan
Kementerian Riset dan
teknologi proses dan
Teknologi, Lembaga Dinas terkait
rekayasa produk Dinas terkait
Ilmu Pengetahuan Perindustrian Perguruan
9 industri penunjang Perindustrian dan v v v v
Indonesia, Badan dan Tinggi
industri unggulan Perdagangan
Pengkajian dan Perdagangan
melalui penelitian
Penerapan Teknologi,
dan pengembangan
Badan Standardisasi
yang terintegrasi
Nasional
- 108 -

Tabel 4.2.9
Pengembangan Industri Makanan dan Minuman
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Perindustrian,
Peningkatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
efisiensi melalui
Perdagangan, Perindustrian, Perindustrian,
penguatan
Kementerian Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan antar
2 Pertanian, Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
industri makanan
Kementerian Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
berteknologi tinggi
Koperasi, Usaha Kecil, dan Kecil, dan
dengan sektor lain
Kecil dan Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
yang terkait
Menengah (K-
UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri
besar, sedang, dan
kecil
- 109 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
Perluasan pangsa Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
pasar melalui Kemeneterian
Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 penguatan jejaring Komunikasi dan v v v
Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
pasar global dan Informasi,
Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
penguasaan ICT Kementerian Luar
Dagang Dagang
Negeri
Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan Komunikasi dan
Dinas Terkait Dinas Terkait
keterkaitan Informasi,
Perindustrian, Perindustrian,
industri besar, Kementerian
5 Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
sedang, dan kecil Pemberdayaan
Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
dengan pelayanan Aparatur Negara
Terpadu Terpadu
e-government dan Reformasi
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
Menerapkan Kementerian
praktek prinsip Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
6 industri hijau dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
baru dan eksisting. Perindustrian
Peningkatan minat Badan Koordinasi
investasi pada Penanaman Dinas terkait Dinas terkait
7 sektor industri Modal, Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
makanan Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
berteknologi tinggi Perindustrian
- 110 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
Penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
penggunaan Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
8 produk dalam Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
Pertanian,
negeri (penguasaan Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
pasar domestik) Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Mengkoordinasikan
pengembangan Kementerian
sistem logistik Perindustrian, Dinas Terkait Dinas Terkait
untuk Kementerian Perindustrian, Perindustrian,
9 v v v v
meningkatkan Perdagangan, Perdagangan, dan Perdagangan, dan
efisiensi produksi Kementerian Perhubungan Perhubungan
dan distribusi Perhubungan
produk pangan
Menyiapkan SDM
yang ahli dan Kementerian
berkompeten di Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
bidang industri Kementerian Asosiasi
10 Perindustrian, Perindustrian, v v v v
pangan melalui Ketanagakerjaan, Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan
pendidikan dan Badan Nasional
pelatihan industri Sertifikasi Profesi
dan pendampingan
- 111 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian Riset
Meningkatkan
dan Teknologi,
kualifikasi,
Lembaga Ilmu
kapasitas dan Dinas terkait Dinas terkait
Pengetahuan Perguruan
11 kemampuan Perindustrian dan Perindustrian dan v v v v
Indonesia, Badan Tinggi
laboratorium uji Perdagangan Perdagangan
Pengkajian dan
mutu produk
Penerapan
pangan
Teknologi, Badan
Standardisasi
Nasional
- 112 -

Tabel 4.2.10
Pengembangan Industri Tekstil dan Alas Kaki
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan pasokan Kementerian
Perdagangan, Perdagangan,
bahan baku (dari Perdagangan,
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
alam dan sintetis), Kementerian Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
baik dalam kualitas Kementerian Koperasi,
Kecil, dan Kecil, dan
maupun kuantitas Usaha Kecil dan
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
Peningkatan efisiensi Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
melalui penguatan Kementerian
Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan antar Perdagangan,
2 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
industri tekstil-alas Kementerian Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kaki dengan sektor Kementerian Koperasi,
Kecil, dan Kecil, dan
lain yang terkait Usaha Kecil dan
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Menegah (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 penguatan kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
Perluasan pangsa
Perindustrian, Perindustrian, Perindustrian,
pasar melalui
Kemeneterian Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 penguatan jejaring v v v
Komunikasi dan Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
pasar global dan
Informasi, Kementerian Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
penguasaan ICT
Luar Negeri Dagang Dagang
- 113 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Peningkatan Kemeneterian
Dinas Terkait Dinas Terkait
keterkaitan industri Komunikasi dan
Perindustrian, Perindustrian,
besar, sedang, dan Informasi, Kementerian
5 Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
kecil dengan Pemberdayaan
Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
pelayanan e- Aparatur Negara dan
Terpadu Terpadu
government Reformasi Birokrasi,
Kementerian Dalam
Negeri
Kementerian
Menerapkan praktek
Lingkungan Hidup dan Dinas Terkait Dinas Terkait
prinsip industri hijau
6 Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
baru dan eksisting.
Perindustrian
Peningkatan minat Badan Koordinasi
Dinas terkait Dinas terkait
investasi pada sektor Penanaman Modal,
7 Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
industri tekstil-alas Kementerian
dan Perindustrian dan Perindustrian
kaki Perindustrian

Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
Perindustrian,
Penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Kementerian
penggunaan produk Perdagangan, Perdagangan,
Perdagangan,
8 dalam negeri Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
Kementerian Pertanian,
(penguasaan pasar Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian Koperasi,
domestik) Kecil, dan Kecil, dan
Usaha Kecil dan
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Menegah (K-UKM)
- 114 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Meningkatkan Perindustrian,
kemampuan Kementerian Riset dan
(terutama ergonomical Teknologi, Lembaga
Dinas terkait Dinas terkait
design) industri alas Ilmu Pengetahuan Perguruan
9 Perindustrian dan Perindustrian dan v v v v
kaki yang telah Indonesia, Badan Tinggi
Perdagangan Perdagangan
memiliki pangsa Pengkajian dan
pasar tinggi untuk Penerapan Teknologi,
bersaing secara global Badan Standardisasi
Nasional
Kementerian
Memfasilitasi
Perindustrian,
perlindungan hak
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
kekayaan intelektual
10 Perdagangan, Perindustrian dan Perindustrian dan v v v v
design produk alas
Kementerian Hukum Perdagangan Perdagangan
kaki yang dihasilkan
dan HAM, Badan
di dalam negeri
Standardisasi Nasional
Meningkatkan Kementerian
Dinas Dinas
kemampuan produksi Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
11 industri kulit khusus Kementerian v v v v
Perdagangan, dan Perdagangan, dan
untuk penggunaan Perdagangan,
Pertanian Pertanian
industri Kementeria Pertanian
- 115 -

Tabel 4.2.11
Pengembangan Industri Kertas
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian Perindustrian, Perindustrian, Perindustrian,
Pemenuhan
Kementerian Perdagangan, Perdagangan, Perdagangan,
ketersediaan pasokan
Kementerian Pertanian, Pertanian, Pertanian,
1 bahan baku, baik v v v v
Kementerian Koperasi, Pangan, Koperasi, Pangan, Koperasi,
dalam kualitas
Usaha Kecil dan Menegah Usaha Kecil, dan Usaha Kecil, dan
maupun kuantitas
(K-UKM) Menengah (K- Menengah (K-
UKM) UKM)
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian Perindustrian, Perindustrian, Perindustrian,
Peningkatan efisiensi
Kementerian Perdagangan, Perdagangan, Perdagangan,
melalui penguatan
Kementerian Pertanian, Pertanian, Pertanian,
2 keterkaitan antar v v
Kementerian Koperasi, Pangan, Koperasi, Pangan, Koperasi,
kertas dengan sektor
Usaha Kecil dan Menegah Usaha Kecil, dan Usaha Kecil, dan
lain yang terkait
(K-UKM) Menengah (K- Menengah (K-
UKM) UKM)

Peningkatan daya
saing melalui
Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 penguatan kemitraan Kementerian Perindustrian v v v
Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
- 116 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Dinas Terkait Dinas Terkait
Perluasan pangsa
Kementerian Perindustrian, Perindustrian, Perindustrian,
pasar melalui
Kemeneterian Komunikasi Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 penguatan jejaring v v v
dan Informasi, Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
pasar global dan
Kementerian Luar Negeri Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
penguasaan ICT
Dagang Dagang
Kementerian Perindustrian,
Peningkatan Kemeneterian Komunikasi
Dinas Terkait Dinas Terkait
keterkaitan industri dan Informasi,
Perindustrian, Perindustrian,
besar, sedang, dan Kementerian
5 Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
kecil dengan Pemberdayaan Aparatur
Informasi, Informasi,
pelayanan e- Negara dan Reformasi
Perizinan Terpadu Perizinan Terpadu
government Birokrasi, Kementerian
Dalam Negeri
Menerapkan praktek
Kementerian Lingkungan Dinas Terkait Dinas Terkait
prinsip industri hijau
6 Hidup dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri
Kementerian Perindustrian dan Perindustrian dan Perindustrian
baru dan eksisting.

Peningkatan minat Badan Koordinasi Dinas terkait Dinas terkait


7 investasi pada sektor Penanaman Modal, Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
industri kertas Kementerian Perindustrian dan Perindustrian dan Perindustrian
- 117 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian Perindustrian, Perindustrian, Perindustrian,
Penguatan
Kementerian Perdagangan, Perdagangan, Perdagangan,
penggunaan produk
Kementerian Pertanian, Pertanian, Pertanian,
8 dalam negeri v v v v
Kementerian Koperasi, Pangan, Koperasi, Pangan, Koperasi,
(penguasaan pasar
Usaha Kecil dan Menegah Usaha Kecil, dan Usaha Kecil, dan
domestik)
(K-UKM) Menengah (K- Menengah (K-
UKM) UKM)
Meningkatkan
Dinas Dinas
penggunaan bahan Kementerian Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
9 baku alternatif (bekas Kementerian Perdagangan, v v
Perdagangan, dan Perdagangan, dan
limbah perkebunan/ Kementerian Pertanian
Pertanian Pertanian
pertanian).
Kementerian Perindustrian,
Kementerian Riset dan
Mendorong penerapan
Teknologi, Lembaga Ilmu
penggunaan teknologi Dinas terkait Dinas terkait
Pengetahuan Indonesia, Perguruan
10 modern yang efisien Perindustrian dan Perindustrian dan v v
Badan Pengkajian dan Tinggi
dan ramah Perdagangan Perdagangan
Penerapan Teknologi,
lingkungan.
Badan Standardisasi
Nasional
Memfasilitasi
restrukturisasi Dinas Terkait Dinas Terkait
11 Kementerian Perindustrian v v
permesinan industri Perindustrian Perindustrian
pulp dan kertas.

Melakukan Dinas Terkait Dinas Terkait


Kementerian Perindustrian,
diversifikasi produk Perindustrian, Perindustrian,
12 Kementerian Perdagangan, v v v
industri kertas yang Perdagangan, dan Perdagangan, dan
Kementerian Pertanian
bernilai tambah tinggi Pertanian Pertanian
- 118 -

Tabel 4.2.12
Pengembangan Industri Farmasi, Obat Kimia, dan Tradisional
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)

Peningkatan Kementerian
efisiensi melalui Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
penguatan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
keterkaitan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
antara industri Kementerian
2 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Farmasi, Obat Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kimia, dan Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
Tradisional Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
dengan sektor Kecil dan Menegah
lain yang terkait (K-UKM)
- 119 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri
besar, sedang,
dan kecil

Kementerian
Perluasan pangsa Dinas Terkait Dinas Terkait
Perindustrian,
pasar melalui Perindustrian, Perindustrian,
Kemeneterian
penguatan Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 Komunikasi dan v v v
jejaring pasar Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
Informasi,
global dan Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
Kementerian Luar
penguasaan ICT Dagang Dagang
Negeri

Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan
Komunikasi dan
keterkaitan Dinas Terkait Dinas Terkait
Informasi,
industri besar, Perindustrian, Perindustrian,
Kementerian
5 sedang, dan kecil Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
Pemberdayaan
dengan Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
Aparatur Negara
pelayanan e- Terpadu Terpadu
dan Reformasi
government
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
- 120 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Menerapkan
Kementerian
praktek prinsip
Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
industri hijau
6 dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
baru dan
Perindustrian
eksisting
Peningkatan
minat investasi Badan Koordinasi
Dinas terkait Dinas terkait
pada sektor Penanaman Modal,
7 Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
Industri Farmasi, Kementerian
dan Perindustrian dan Perindustrian
Obat Kimia, dan Perindustrian
Tradisional

Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Penguatan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
penggunaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
produk dalam Kementerian
8 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
negeri Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
(penguasaan Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
pasar domestik) Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)
- 121 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Memperkuat
Kementerian Riset
infrastruktur
dan Teknologi,
dalam rangka
Lembaga Ilmu
penerapan Dinas terkait Dinas terkait
Pengetahuan Perguruan
9 Standar Perindustrian dan Perindustrian dan v v
Indonesia, Badan Tinggi
Farmakope Perdagangan Perdagangan
Pengkajian dan
Indonesia bagi
Penerapan
industri farmasi
Teknologi, Badan
dan kosmetik
Standardisasi
Nasional
Mengembangkan
sektor petrokimia Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
hulu untuk Perindustrian,
10 Perindustrian dan Perindustrian DAN v v v v
mengurangi Kementerian
ESDM sdm
ketergantungan ESDM
bahan baku
Kementerian
Perindustrian,
Mengembangkan Kementerian Riset
riset dan dan Teknologi,
manufaktur Lembaga Ilmu
Dinas terkait Dinas terkait
produk Pengetahuan Perguruan
11 Perindustrian dan Perindustrian dan v v v
bioteknologi dan Indonesia, Badan Tinggi
Perdagangan Perdagangan
herbal yang Pengkajian dan
terstandar dan Penerapan
terintegrasi Teknologi, Badan
Standardisasi
Nasional
- 122 -

Tabel 4.2.13
Pengembangan Industri Barang dari Karet dan Plastik
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)

Kementerian
Peningkatan
Perindustrian,
efisiensi melalui Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
keterkaitan antar Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
2 Industri Barang Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Pertanian,
dari Karet dan Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
Plastik dengan Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
sektor lain yang Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
terkait
Menegah (K-UKM)

Peningkatan daya
saing melalui
penguatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri
besar, sedang,
dan kecil
- 123 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perluasan pangsa Dinas Terkait Dinas Terkait
Perindustrian,
pasar melalui Perindustrian, Perindustrian,
Kemeneterian
penguatan Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 Komunikasi dan v v v
jejaring pasar Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
Informasi,
global dan Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
Kementerian Luar
penguasaan ICT Dagang Dagang
Negeri

Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan
Komunikasi dan
keterkaitan Dinas Terkait Dinas Terkait
Informasi,
industri besar, Perindustrian, Perindustrian,
Kementerian
5 sedang, dan kecil Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
Pemberdayaan
dengan Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
Aparatur Negara
pelayanan e- Terpadu Terpadu
dan Reformasi
government
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri

Menerapkan Kementerian
praktek prinsip Lingkungan
Dinas Terkait Dinas Terkait
industri hijau Hidup dan
6 Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri Kehutanan,
dan Perindustrian dan Perindustrian
baru dan Kementerian
eksisting. Perindustrian
- 124 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Peningkatan
Badan Koordinasi
minat investasi
Penanaman Dinas terkait Dinas terkait
pada sektor
7 Modal, Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
Industri Barang
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
dari Karet dan
Perindustrian
Plastik

Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Penguatan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
penggunaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
produk dalam Kementerian
8 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
negeri Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
(penguasaan Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
pasar domestik) Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
- 125 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Memfasilitasi Kementerian
penelitian dan Perindustrian,
pengembangan Kementerian
terintegrasi Riset dan
sebagai upaya Teknologi,
penguasaan Lembaga Ilmu Dinas terkait Dinas terkait
Perguruan
9 teknologi proses Pengetahuan Perindustrian dan Perindustrian dan v v v v
Tinggi
dan rekayasa Indonesia, Badan Perdagangan Perdagangan
produk industri Pengkajian dan
plastik, Penerapan
pengolahan karet Teknologi, Badan
dan barang dari Standardisasi
karet Nasional
Memperkuat
kemampuan
nasional untuk
memproduksi
Kementerian Dinas terkait Dinas terkait
10 mesin dan v v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian
peralatan
produksi dari
industri plastik
dan karet hilir
Memfasilitasi
pengembangan
sektor plastic
Kementerian Dinas terkait Dinas terkait
11 hulu untuk v v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian
mengurangi
ketergantungan
bahan baku
- 126 -

Tabel 4.2.14
Pengembangan Industri Peralatan Listrik
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)

Kementerian
Peningkatan Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
efisiensi melalui Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
penguatan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan Kementerian
2 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
antara Industri Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Peralatan Listrik Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
dengan sektor Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
lain yang terkait Kecil dan Menegah
(K-UKM)

Peningkatan daya
saing melalui
penguatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri
besar, sedang,
dan kecil
- 127 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perluasan pangsa Dinas Terkait Dinas Terkait
Perindustrian,
pasar melalui Perindustrian, Perindustrian,
Kemeneterian
penguatan Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 Komunikasi dan v v v
jejaring pasar Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
Informasi,
global dan Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
Kementerian Luar
penguasaan ICT Dagang Dagang
Negeri
Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan
Komunikasi dan
keterkaitan Dinas Terkait Dinas Terkait
Informasi,
industri besar, Perindustrian, Perindustrian,
Kementerian
5 sedang, dan kecil Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
Pemberdayaan
dengan Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
Aparatur Negara
pelayanan e- Terpadu Terpadu
dan Reformasi
government
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
Menerapkan
Kementerian
praktek prinsip
Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
industri hijau
6 dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
baru dan
Perindustrian
eksisting
Peningkatan
Badan Koordinasi
minat investasi Dinas terkait Dinas terkait
Penanaman Modal,
7 pada sektor Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
Kementerian
Industri dan Perindustrian dan Perindustrian
Perindustrian
Peralatan Listrik
- 128 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Penguatan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
penggunaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
produk dalam Kementerian
8 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
negeri Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
(penguasaan Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
pasar domestik) Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian Riset
dan Teknologi,
Mengembangkan
Lembaga Ilmu
penguasaan Dinas terkait Dinas terkait
Pengetahuan Perguruan
9 teknologi Perindustrian dan Perindustrian dan v v v v
Indonesia, Badan Tinggi
pembuatan Perdagangan Perdagangan
Pengkajian dan
turbin.
Penerapan
Teknologi, Badan
Standardisasi
Nasional
Memfasilitasi Kementerian
pemenuhan Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
10 standar mesin Badan v v v v
Perindustrian Perindustrian
listrik dan Standardisasi
peralatan listrik. Nasional, PLN
- 129 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Meningkatkan
dukungan
terciptanya
kolaborasi EPC
nasional dan Kementerian
industri mesin Perindustrian,
listrik dan Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
11 v v v v
peralatan listrik ESDM, Perindustrian Perindustrian
untuk Kementerian
pembangunan BUMN, PLN
pembangkit
tenaga listrik dan
sistem transmisi-
distribusi.
- 130 -

Tabel 4.2.15
Pengembangan Industri Mesin dan Perlengkapan
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Peningkatan Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
efisiensi melalui Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
penguatan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan antara Kementerian
2 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Industri Mesin dan Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Perlengkapan Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
dengan sektor lain Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
yang terkait Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 v v v
kemitraan Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
- 131 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
Perluasan pangsa Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
pasar melalui Kemeneterian
Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 penguatan jejaring Komunikasi dan v v v
Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
pasar global dan Informasi,
Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
penguasaan ICT Kementerian Luar
Dagang Dagang
Negeri

Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan Komunikasi dan
Dinas Terkait Dinas Terkait
keterkaitan industri Informasi,
Perindustrian, Perindustrian,
besar, sedang, dan Kementerian
5 Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
kecil dengan Pemberdayaan
Informasi, Perizinan Informasi,
pelayanan e- Aparatur Negara
Terpadu Perizinan Terpadu
government dan Reformasi
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri

Menerapkan Kementerian
praktek prinsip Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
6 industri hijau dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
baru dan eksisting. Perindustrian
- 132 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Peningkatan minat Badan Koordinasi
investasi pada Penanaman Dinas terkait Dinas terkait
7 sektor Industri Modal, Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
Mesin dan Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
Perlengkapan Perindustrian
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
Penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
penggunaan produk Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
8 dalam negeri Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
Pertanian,
(penguasaan pasar Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
domestik) Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)

Kementerian
Perindustrian,
Kementerian Riset
dan Teknologi,
Lembaga Ilmu
Mengembangkan Dinas terkait Dinas terkait
Pengetahuan Perguruan
9 prototipe produk Perindustrian dan Perindustrian dan v v v v
Indonesia, Badan Tinggi
potensial. Perdagangan Perdagangan
Pengkajian dan
Penerapan
Teknologi, Badan
Standardisasi
Nasional
- 133 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian Riset
Memfasilitasi
dan Teknologi,
kerjasama
Lembaga Ilmu
investasi/teknologi/ Dinas terkait Dinas terkait
Pengetahuan Perguruan
10 pengembangan Perindustrian dan Perindustrian dan v v v v
Indonesia, Badan Tinggi
produk mesin dan Perdagangan Perdagangan
Pengkajian dan
perlengkapan
Penerapan
dengan luar negeri.
Teknologi, Badan
Standardisasi
Nasional
Memfasilitasi
kolaborasi EPC
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
11 nasional dan v v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian
industri mesin
peralatan umum.
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian Riset
Meningkatkan dan Teknologi,
kemampuan Lembaga Ilmu
Dinas terkait Dinas terkait
penguasaan Pengetahuan Perguruan
12 Perindustrian dan Perindustrian dan v v v v
teknologi rotating Indonesia, Badan Tinggi
Perdagangan Perdagangan
equipment industri Pengkajian dan
dalam negeri. Penerapan
Teknologi, Badan
Standardisasi
Nasional
- 134 -

Tabel 4.2.16
Pengembangan Industri Alat Angkut
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
Pemenuhan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
ketersediaan pasokan Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
1 bahan baku, baik Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
Pertanian,
dalam kualitas Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
maupun kuantitas Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Peningkatan efisiensi Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
melalui penguatan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan antara Kementerian
2
Industri Alat Angkut Pertanian,
Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
dengan sektor lain Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
yang terkait Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)

Peningkatan daya
saing melalui
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 penguatan kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
- 135 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
Perluasan pangsa Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
pasar melalui Kemeneterian
Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 penguatan jejaring Komunikasi dan v v v
Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
pasar global dan Informasi,
Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
penguasaan ICT Kementerian Luar
Dagang Dagang
Negeri
Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan Komunikasi dan
Dinas Terkait Dinas Terkait
keterkaitan industri Informasi,
Perindustrian, Perindustrian,
besar, sedang, dan Kementerian
5 Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
kecil dengan Pemberdayaan
Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
pelayanan e- Aparatur Negara
Terpadu Terpadu
government dan Reformasi
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri

Kementerian
Menerapkan praktek Lingkungan
Dinas Terkait Dinas Terkait
prinsip industri hijau Hidup dan
6 Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri Kehutanan,
dan Perindustrian dan Perindustrian
baru dan eksisting. Kementerian
Perindustrian

Badan Koordinasi
Peningkatan minat Penanaman Dinas terkait Dinas terkait
7 investasi pada sektor Modal, Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
Industri Alat Angkut Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
Perindustrian
- 136 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
Penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
penggunaan produk Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
8 dalam negeri Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
Pertanian,
(penguasaan pasar Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
domestik) Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)

Melaksanakan
pengembangan road
map industri alat
transportasi secara
Badan Terkait Badan Terkait
komprehensif yang
Perencanaan Perencanaan
bersifat antar moda Kementerian
Pembangunan dan Pembangunan dan
dengan Perindustrian,
9 Penelitian, Dinas Penelitian, Dinas v v
memperhatikan Kementerian
Terkait Terkait
kapasitas, kualitas, Perhubungan
Perindustrian dan Perindustrian dan
teknologi, dan
Perhubungan Perhubungan
karakteristik
kebutuhan
transportasi/
konektivitas
- 137 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Mengembangkan
regulasi melalui
koordinasi dengan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
10 instansi terkait v v v v
Perhubungan Perhubungan Perhubungan
tentang izin
transportasi darat,
laut, dan udara
Mengembangkan
sistem untuk status
legal kepemilikan Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
11 v v v v
mesin yang Perindustrian Perindustrian Perindustrian
diperlukan bagi
penjaminan pinjaman
Mengembangkan
regulasi alih daya
yang memadai untuk
pembentukan iklim Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
usaha agar dapat Perindustrian,
12 Perindustrian dan Perindustrian dan v v v v
memberikan jaminan Kementerian
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan
pasokan melalui Ketenagakerjaan
kegiatan alih daya
(outsourcing) proses,
produk, dan SDM
Mengembangkan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
13 design center industri v v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian
alat transportasi.
- 138 -

2. Program Pengembangan Perwilayahan Industri


Penetapan program pengembangan wilayah industri di Jawa Timur perlu
memperhatikan tujuan, sasaran, dan lingkup pengembangan perwilayahan
industri yang direncanakan. Pada dasarnya, tujuan pengembangan
perwilayahan industri adalah percepatan penyebaran dan pemerataan industri
di Jawa Timur. Berdasarkan RIPIN, Jawa Timur merupakan salah satu
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI). Dimana terdapat tujuh
kabupaten/kota yang termasuk dalam Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri
(WPPI), yaitu: (i) Sidoarjo; (ii) Surabaya; (iii) Gresik; (iv) Bangkalan; (v) Tuban;
(vi) Lamongan; dan (vii) Mojokerto.
WPPI yang ditetapkan dalam RPIP disebut dengan WPPI Jawa Timur dan
usulan pengembangan WPPI Jawa Timur. Sasaran pengembangan
perwilayahan industri Jawa Timur, selain yang telah ditetapkan dalam RIPIN,
adalah:
1. Mendorong pertumbuhan investasi pada sektor industri di WPPI Jawa
Timur.
2. Peningkatan kontribusi sektor industri hulu dan hilir/andalan diluar WPPI
Jawa Timur.
3. Percepatan pertumbuhan industri di luar WPPI Jawa Timur perlu dilakukan,
mengingat bahwa pengembangan kawasan industri membutuhkan lahan
lebih dari 50 Ha, sehingga sangat sulit atau tidak kompetitif jika dibangun
pada kabupaten/kota yang telah ditetapkan dalam WPPI Jawa Timur.
Berdasarkan sasaran pengembangan wilayah industri tersebut diatas,
penetapan WPPI Jawa Timur menjadi strategis untuk dilakukan. Penetapan
WPPI Jawa Timur dan usulan pengembangan WPPI Jawa Timur dapat dilihat
pada Peta 1.
Adapun program pengembangan perwilayahan industri Jawa Timur tahun
2019-2039 disajikan pada Tabel 4.3.1 – table 4.3.4 sebagai berikut:
- 139 -

Peta 1. Penetapan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)

WPPI Jawa Timur


Usulan Pengemb. WPPI Jawa Timur
- 140 -

Peta 2. Arahan Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri (KPI)

Rencana Kawasan Industri (KI)


KPI
Sentra Industri
- 141 -

Peta 3: Arahan Pengembangan Sentra Industri


- 142 -

Tabel .4.3.1
Pengembangan Perwilayahan Industri
Pengembangan WPPI
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Perencanaan
Pembangunan Badan Terkait Badan Terkait
Nasional, Kementerian Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Pembangunan Pembangunan
Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
Penyusunan Usaha Kecil dan Terkait Terkait Asosiasi
rencana terpadu Menegah (K-UKM), Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
1 V
pengembangan Kementerian Agraria Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil dan
WPPI dan Tata Ruang, dan Menengah (K- dan Menengah (K- Industriawan
Kementerian UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan
Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan Perhubungan
Perhubungan
Badan Perencanaan
Pembangunan Badan Terkait Badan Terkait
Nasional, Kementerian Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Pembangunan Pembangunan
Penguatan Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
dukungan Usaha Kecil dan Terkait Terkait Asosiasi
terhadap Menegah (K-UKM), Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
2 V V V V
kebijakan Kementerian Agraria Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil dan
pengembangan dan Tata Ruang, dan Menengah (K- dan Menengah (K- Industriawan
WPPI Kementerian UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan
Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan Perhubungan
Perhubungan
- 143 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Pembangunan Kementerian
sarana dan Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
3 prasarana dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup V V V V
pengembangan Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
SDM Perindustrian
Badan Perencanaan Badan Terkait Badan Terkait
Pembangunan Perencanaan Perencanaan
Nasional, Kementerian Pembangunan Pembangunan
Perindustrian, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
Survey dan Kementerian Agraria Terkait Terkait Pengelola
pemetaan potensi dan Tata Ruang, Perindustrian, Perindustrian, kawasan,
pengembangan Kementerian Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil Asosiasi
4 V V V V
sumber daya Pekerjaaan Umum dan dan Menengah (K- dan Menengah (K- Pengusaha
industri dalam Perumahan Rakyat, UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan dan
WPPI Kementerian Tata Ruang, Tata Ruang, Industriawan
Perhubungan, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan, Perhubungan,
Komunikasi dan Komunikasi dan Komunikasi dan
Informasi Informasi Informasi
Badan Terkait Badan Terkait
Kementerian
Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Badan
Pembangunan Pembangunan
Peningkatan Koordinasi
Daerah, Dinas Daerah, Dinas Pengelola
promosi dan Penanaman Modal,
Terkait Terkait kawasan,
Badan Perencanaan
kerjasama Perindustrian, Perindustrian, Asosiasi
5 Pembangunan V V V V
investasi di Agraria dan Tata Agraria dan Tata Pengusaha
Nasional, Kementerian
wilayah WPPI Ruang, Pekerjaan Ruang, Pekerjaan dan
Agraria dan Tata
Jawa Timur Umum, Umum, Industriawan
Ruang, Kementerian
Perhubungan, Perhubungan,
Komunikasi dan
Komunikasi dan Komunikasi dan
Informasi
Informasi Informasi
- 144 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Perencanaan Badan Terkait
Pembangunan Perencanaan Badan Terkait
Nasional, Kementerian Pembangunan Perencanaan
Perindustrian, Daerah, Dinas Pembangunan
Pembangunan
Kementerian Agraria Terkait Daerah, Dinas Pengelola
infrastruktur
dan Tata Ruang, Perindustrian, Terkait kawasan,
untuk
Kementerian Koperasi Usaha Kecil Perindustrian, Asosiasi
6 mendukung WPPI V V V V
Pekerjaaan Umum dan dan Menengah (K- Agraria dan Tata Pengusaha
(jalan, kereta api,
Perumahan Rakyat, UKM), Agraria dan Ruang, Pekerjaan dan
pelabuhan,
Kementerian Tata Ruang, Umum, Industriawan
bandara), energi
Perhubungan, Pekerjaan Umum, Perhubungan,
Kementerian Perhubungan, Komunikasi dan
Komunikasi dan Komunikasi dan Informasi
Informasi Informasi
Badan Terkait Badan Terkait
Kementerian
Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Badan
Peningkatan Pembangunan Pembangunan
Koordinasi
percepatan Daerah, Dinas Daerah, Dinas Pengelola
Penanaman Modal,
Terkait Terkait kawasan,
pembangunan Badan Perencanaan
Perindustrian, Perindustrian, Asosiasi
7 Kawasan Pembangunan V V V V
Agraria dan Tata Agraria dan Tata Pengusaha
Industri di Nasional, Kementerian
Ruang, Pekerjaan Ruang, Pekerjaan dan
Wilayah WPPI Agraria dan Tata
Umum, Umum, Industriawan
Jawa Timur Ruang, Kementerian
Perhubungan, Perhubungan,
Komunikasi dan
Komunikasi dan Komunikasi dan
Informasi
Informasi Informasi
- 145 -

Tabel 4.3.2
Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Perencanaan
Pembangunan Badan Terkait Badan Terkait
Nasional, Kementerian Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Pembangunan Pembangunan
Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
Penyusunan Usaha Kecil dan Terkait Terkait Asosiasi
rencana terpadu Menegah (K-UKM), Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
1 V
pengembangan Kementerian Agraria Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil dan
KPI dan Tata Ruang, dan Menengah (K- dan Menengah (K- Industriawan
Kementerian UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan
Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan Perhubungan
Perhubungan
Badan Perencanaan
Pembangunan Badan Terkait Badan Terkait
Nasional, Kementerian Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Pembangunan Pembangunan
Penguatan Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
dukungan Usaha Kecil dan Terkait Terkait Asosiasi
terhadap Menegah (K-UKM), Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
2 V V V V
kebijakan Kementerian Agraria Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil dan
pengembangan dan Tata Ruang, dan Menengah (K- dan Menengah (K- Industriawan
KPI Kementerian UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan
Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan Perhubungan
Perhubungan
- 146 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Perencanaan Badan Terkait Badan Terkait
Pembangunan Perencanaan Perencanaan
Nasional, Kementerian Pembangunan Pembangunan
Perindustrian, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
Kementerian Agraria Terkait Terkait
Peningkatan dan Tata Ruang, Perindustrian, Perindustrian, Asosiasi
kualitas layanan Kementerian Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil Pengusaha
3 V V V V
pengembangan Pekerjaaan Umum dan dan Menengah (K- dan Menengah (K- dan
KPI berbasis IT Perumahan Rakyat, UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan Industriawan
Kementerian Tata Ruang, Tata Ruang,
Perhubungan, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan, Perhubungan,
Komunikasi dan Komunikasi dan Komunikasi dan
Informasi Informasi Informasi
Badan Terkait Badan Terkait
Kementerian
Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Badan
Pembangunan Pembangunan
Koordinasi
Daerah, Dinas Daerah, Dinas
Peningkatan Penanaman Modal,
Terkait Terkait Asosiasi
Badan Perencanaan
promosi dan Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
4 Pembangunan V V V V
kerjasama Agraria dan Tata Agraria dan Tata dan
Nasional, Kementerian
investasi di KPI Ruang, Pekerjaan Ruang, Pekerjaan Industriawan
Agraria dan Tata
Umum, Umum,
Ruang, Kementerian
Perhubungan, Perhubungan,
Komunikasi dan
Komunikasi dan Komunikasi dan
Informasi
Informasi Informasi
- 147 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Terkait Badan Terkait
Badan Perencanaan
Perencanaan Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan Pembangunan
Pembangunan Nasional, Kementerian
Daerah, Dinas Daerah, Dinas
Perindustrian,
sarana dan Terkait Terkait Asosiasi
Kementerian Agraria
prasarana Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
5 dan Tata Ruang, V V V V
pengembangan Agraria dan Tata Agraria dan Tata dan
Kementerian
SDM Ruang, Pekerjaan Ruang, Pekerjaan Industriawan
Pekerjaaan Umum dan
Umum, Umum,
Perumahan Rakyat,
Perhubungan, Perhubungan,
Kementerian
Komunikasi dan Komunikasi dan
Perhubungan,
Informasi Informasi
Badan Terkait Badan Terkait
Badan Perencanaan
Perencanaan Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan Pembangunan Pembangunan
Nasional, Kementerian
infrastruktur Daerah, Dinas Daerah, Dinas
Perindustrian,
Terkait Terkait Asosiasi
untuk Kementerian Agraria
Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
6 mendukung KPI dan Tata Ruang, V V V V
Agraria dan Tata Agraria dan Tata dan
(jalan, kereta Kementerian
Ruang, Pekerjaan Ruang, Pekerjaan Industriawan
api, pelabuhan, Pekerjaaan Umum dan
Umum, Umum,
bandara) Perumahan Rakyat,
Perhubungan, Perhubungan,
Kementerian
Komunikasi dan Komunikasi dan
Perhubungan,
Informasi Informasi
- 148 -

Tabel 4.3.3
Pengembangan Kawasan Industri
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Perencanaan
Pembangunan Badan Terkait Badan Terkait
Nasional, Kementerian Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Pembangunan Pembangunan
Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
Penyusunan Usaha Kecil dan Terkait Terkait Asosiasi
rencana terpadu Menegah (K-UKM), Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
1 V
pengembangan Kementerian Agraria Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil dan
KI, dan Tata Ruang, dan Menengah (K- dan Menengah (K- Industriawan
Kementerian UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan
Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan Perhubungan
Perhubungan
Badan Perencanaan
Pembangunan Badan Terkait Badan Terkait
Nasional, Kementerian Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Pembangunan Pembangunan
Penguatan Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
dukungan Usaha Kecil dan Terkait Terkait Asosiasi
terhadap Menegah (K-UKM), Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
2 V V V V
kebijakan Kementerian Agraria Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil dan
pengembangan dan Tata Ruang, dan Menengah (K- dan Menengah (K- Industriawan
KI Kementerian UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan
Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan Perhubungan
Perhubungan
- 149 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Penguatan
dukungan Kementerian
Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
terhadap
3 dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup V V V V
kebijakan Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
kawasan Perindustrian
konservasi
Badan Perencanaan Badan Terkait Badan Terkait
Pembangunan Perencanaan Perencanaan
Nasional, Kementerian Pembangunan Pembangunan
Perindustrian, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
Peningkatan Kementerian Agraria Terkait Terkait Pengelola
kualitas layanan dan Tata Ruang, Perindustrian, Perindustrian, kawasan,
pengembangan Kementerian Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil Asosiasi
4 V V V V
Kawasan Pekerjaaan Umum dan dan Menengah (K- dan Menengah (K- Pengusaha
industri Perumahan Rakyat, UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan dan
berbasis IT Kementerian Tata Ruang, Tata Ruang, Industriawan
Perhubungan, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan, Perhubungan,
Komunikasi dan Komunikasi dan Komunikasi dan
Informasi Informasi Informasi
Badan Terkait Badan Terkait
Kementerian
Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Badan
Peningkatan Pembangunan Pembangunan
Koordinasi
promosi dan Daerah, Dinas Daerah, Dinas Pengelola
Penanaman Modal,
Terkait Terkait kawasan,
kerjasama Badan Perencanaan
Perindustrian, Perindustrian, Asosiasi
5 investasi di Pembangunan V V V V
Agraria dan Tata Agraria dan Tata Pengusaha
Kawasan Nasional, Kementerian
Ruang, Pekerjaan Ruang, Pekerjaan dan
Industri Jawa Agraria dan Tata
Umum, Umum, Industriawan
Timur Ruang, Kementerian
Perhubungan, Perhubungan,
Komunikasi dan
Komunikasi dan Komunikasi dan
Informasi
Informasi Informasi
- 150 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Terkait Badan Terkait
Badan Perencanaan
Perencanaan Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan Pembangunan
Pembangunan Nasional, Kementerian
Daerah, Dinas Daerah, Dinas Pengelola
Perindustrian,
sarana dan Terkait Terkait kawasan,
Kementerian Agraria
prasarana Perindustrian, Perindustrian, Asosiasi
6 dan Tata Ruang, V V V V
pengembangan Agraria dan Tata Agraria dan Tata Pengusaha
Kementerian
SDM Ruang, Pekerjaan Ruang, Pekerjaan dan
Pekerjaaan Umum dan
Umum, Umum, Industriawan
Perumahan Rakyat,
Perhubungan, Perhubungan,
Kementerian
Komunikasi dan Komunikasi dan
Perhubungan,
Informasi Informasi
Badan Terkait Badan Terkait
Badan Perencanaan
Pembangunan Perencanaan Perencanaan
Pembangunan
infrastruktur Pembangunan Pembangunan
Nasional, Kementerian
untuk Daerah, Dinas Daerah, Dinas Pengelola
Perindustrian,
Terkait Terkait kawasan,
mendukung Kementerian Agraria
Perindustrian, Perindustrian, Asosiasi
7 kawasan dan Tata Ruang, V V V V
Agraria dan Tata Agraria dan Tata Pengusaha
industri (jalan, Kementerian
Ruang, Pekerjaan Ruang, Pekerjaan dan
kereta api, Pekerjaaan Umum dan
Umum, Umum, Industriawan
pelabuhan, Perumahan Rakyat,
Perhubungan, Perhubungan,
bandara) Kementerian
Komunikasi dan Komunikasi dan
Perhubungan,
Informasi Informasi
- 151 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Terkait Badan Terkait
Kementerian
Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Badan
Peningkatan Pembangunan Pembangunan
Koordinasi
percepatan Daerah, Dinas Daerah, Dinas Pengelola
Penanaman Modal,
Terkait Terkait kawasan,
pembangunan Badan Perencanaan
Perindustrian, Perindustrian, Asosiasi
8 Kawasan Pembangunan V V V V
Agraria dan Tata Agraria dan Tata Pengusaha
Industri di Nasional, Kementerian
Ruang, Pekerjaan Ruang, Pekerjaan dan
Wilayah WPPI Agraria dan Tata
Umum, Umum, Industriawan
Jawa Timur Ruang, Kementerian
Perhubungan, Perhubungan,
Komunikasi dan
Komunikasi dan Komunikasi dan
Informasi
Informasi Informasi
- 152 -

Tabel 4.3.4
Pengembangan Sentra Industri
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039

Badan Perencanaan Badan Terkait


Badan Terkait
Pembangunan Perencanaan
Perencanaan
Nasional, Kementerian Pembangunan
Pembangunan
Perindustrian, Daerah, Dinas
Penyusunan Daerah, Dinas
Kementerian Koperasi, Terkait Asosiasi
Terkait
rencana terpadu Usaha Kecil dan Perindustrian, Pengusaha
1 Perindustrian, V
pengembangan Menegah (K-UKM), Koperasi Usaha Kecil dan
Koperasi Usaha Kecil
Sentra Kementerian dan Menengah (K- Industriawan
dan Menengah (K-
Pekerjaaan Umum dan UKM), Agraria dan
UKM), Pekerjaan
Perumahan Rakyat, Tata Ruang,
Umum,
Kementerian Pekerjaan Umum,
Perhubungan
Perhubungan Perhubungan

Badan Perencanaan
Pembangunan Badan Terkait Badan Terkait
Nasional, Kementerian Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Pembangunan Pembangunan
Penguatan Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
dukungan Usaha Kecil dan Terkait Terkait Asosiasi
terhadap Menegah (K-UKM), Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
2 V V V V
kebijakan Kementerian Agraria Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil dan
pengembangan dan Tata Ruang, dan Menengah (K- dan Menengah (K- Industriawan
Sentra Industri Kementerian UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan
Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan Perhubungan
Perhubungan
- 153 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Terkait
Badan Terkait
Perencanaan
Badan Perencanaan Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan Pembangunan
Peningkatan Daerah, Dinas
Nasional, Kementerian Daerah, Dinas
Terkait Asosiasi
kualitas layanan Perindustrian, , Terkait
Perindustrian, Pengusaha
3 pengembangan Kementerian Perindustrian, V V V V
Koperasi Usaha Kecil dan
Sentra industry Perhubungan, dan Menengah (K-
Koperasi Usaha Kecil
Industriawan
berbasis IT Kementerian dan Menengah (K-
UKM),
Komunikasi dan UKM), Perhubungan,
Perhubungan,
Informasi Komunikasi dan
Komunikasi dan
Informasi
Informasi
Kementerian
Perindustrian, Badan
Koordinasi Badan Terkait Badan Terkait
Penanaman Modal, Perencanaan Perencanaan
Peningkatan Badan Perencanaan Pembangunan Pembangunan Asosiasi
promosi dan Pembangunan Daerah, Dinas Daerah, Dinas Pengusaha
4 V V V V
kerjasama Nasional, Koperasi Terkait Terkait dan
Sentra Industri Usaha Kecil dan Perindustrian, Perindustrian, Industriawan
Menengah (K-UKM), Komunikasi dan Komunikasi dan
Kementerian Informasi Informasi
Komunikasi dan
Informasi
- 154 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039

Penguatan
dukungan Kementerian
Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
terhadap
5 dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup V V V V
kebijakan Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
terkait dampak Perindustrian
lingkungan

Badan Terkait Badan Terkait


Badan Perencanaan
Perencanaan Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan Pembangunan
Pembangunan Nasional, Kementerian
Daerah, Dinas Daerah, Dinas Pengelola
sarana dan Perindustrian,
Terkait Terkait kawasan,
Kementerian Agraria
prasarana Perindustrian, Perindustrian, Asosiasi
6 dan Tata Ruang, V V V V
pengembangan Agraria dan Tata Agraria dan Tata Pengusaha
Kementerian
SDM Ruang, Pekerjaan Ruang, Pekerjaan dan
Pekerjaaan Umum dan
Umum, Umum, Industriawan
Perumahan Rakyat,
Perhubungan, Perhubungan,
Kementerian
Komunikasi dan Komunikasi dan
Perhubungan,
Informasi Informasi
- 155 -

3. Program Pembangunan Sumber Daya Industri


Pendekatan penyusunan program pembangunan sumber daya industri
berdasarkan pada empat komponen analisis, yaitu: (i) analisis kebijakan
pembangunan sumber daya industri Jawa Timur; (ii) analisis sinkronisasi
dengan program pembangunan sumber daya industri nasional; (iii) analisis
sinkronisasi dengan tujuan dan target pencapaian industrialisasi; dan (iv)
analisis prediksi perkembangan makro ekonomi dan industri Jawa Timur.
Program pengembangan sumber daya industri Jawa Timur mengacu pada
empat komponen dasar industrialisasi, yaitu: (i) pengembangan sumber daya
manusia industri (lihat Tabel 4.4.1), (ii) pemanfaatan, penyediaan, dan
penyaluran sumber daya alam (lihat Tabel 4.4.2), (iv) penyediaan sumber
pembiayaan (lihat Tabel 4.4.3); serta (iv) pengembangan dan pemanfaatan
teknologi, inovasi, dan kreativitas (lihat Tabel 4.4.4).
- 156 -

Tabel 4.4.1
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Penguatan
Perindustrian,
infrastruktur dalam Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian Asosiasi
1 sertifikasi Perindustrian, Perindustrian, V V
Ketanagakerjaan, Ketenagakerjaan
kompetensi wajib Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan
Badan Nasional
tenaga kerja
Sertifikasi Profesi
Penguatan peran Kementerian
balai pendidikan dan Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
pelatihan melalui Kementerian Asosiasi
2 Perindustrian, Perindustrian, V V
peningkatan kualitas Ketanagakerjaan, Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan
dan kuantitas sarana Badan Nasional
dan prasarananya. Sertifikasi Profesi
Asosiasi
Penguatan peran Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
3 pengusaha dan V V
komunitas industri Perindustrian Perindustrian Perindustrian
ketenagakerjaan
Kementerian
Perindustrian,
Kementeriak
Penyelenggaraan
Ketenagakerjaan,
pendidikan vokasi
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
dan pelatihan baik Perusahaan dan
Riset dan Perindustrian, Perindustrian,
4 dalam bentuk kelas Perguruan V V V V
Teknologi, Ketenagakerjaan, Ketenagakerjaan,
maupun dalam Tinggi
Kementerian Pendidikan Pendidikan
bentuk on the job
Pendidikan dan
training
Kebudayaan,
Badan Nasional
Sertifikasi Profesi
- 157 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Peningkatan Kementerian
kompetensi tenaga Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
kerja selaras dengan Kementerian Asosiasi
5 Perindustrian, Perindustrian, V V V V
perkembangan Ketanagakerjaan, Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan
teknologi informasi Badan Nasional
dan komunikasi (ICT) Sertifikasi Profesi
Kementerian
Perindustrian,
Kementeriak
Ketenagakerjaan,
Asosiasi
Penguatan sinergitas Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
Pengusaha,
antarstakeholder Riset dan Perindustrian, Perindustrian,
5 Ketenagakerjaan V V V V
dalam peningkatan Teknologi, Ketenagakerjaan, Ketenagakerjaan,
dan Perguruan
produktivitas SDM Kementerian Pendidikan Pendidikan
Tinggi
Pendidikan dan
Kebudayaan,
Badan Nasional
Sertifikasi Profesi
- 158 -

Tabel 4.4.2
Pengembangan Sumber Daya Alam
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Penyusunan rencana
Badan Terkait Badan Terkait
pemetaan,
Kementerian Perencanaan Perencanaan
penetapan, dan
Lingkungan Hidup Pembangunan Pembangunan
pemanfaatan SDA
1 dan Kehutanan, Daerah, Dinas Daerah, Dinas V
dalam
Kementerian Terkait Lingkungan Terkait Lingkungan
pengembangan
Perindustrian Hidup dan Hidup dan
industri secara
Perindustrian Perindustrian
terpadu berbasis IT
Kementerian
Pengembangan
Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
industri berbasis
2 dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup V V V
pelestarian
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
lingkungan
Perindustrian
Badan Terkait Badan Terkait
Kementerian Perencanaan Perencanaan
Monitoring Lingkungan Hidup Pembangunan Pembangunan
3 pemanfaatan kualitas dan Kehutanan, Daerah, Dinas Daerah, Dinas V V V V
SDA Kementerian Terkait Lingkungan Terkait Lingkungan
Perindustrian Hidup dan Hidup dan
Perindustrian Perindustrian
Pemanfaatan sumber
Kementerian
daya alam secara
Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
efisien, ramah
4 dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup V V V V
lingkungan, dan
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
berkelanjutan melalui
Perindustrian
tata kelola yang baik
- 159 -

Tabel 4.4.3
Pengembangan Sumber Pembiayaan
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039

Penyediaan dan Badan Koordinasi Penanaman Dinas terkait


Dinas terkait Penanaman
diseminasi Modal, Kementerian Penanaman Modal,
Modal, Perizinan
informasi sumber Perindustrian, Kementerian Perizinan Terpadu,
Terpadu, Perindustrian,
pembiayaan usaha Komunikasi dan Informasi, Perindustrian,
1 Informasi dan Perbankan V V V V
yang kompetitif Kementerian Koperasi, Usaha Informasi dan
Komunikasi, BUMD
berbasis teknologi Kecil dan Menegah (K-UKM), Komunikasi, BUMD
sektor perbankan dan
informasi dan Bank Indonesia, Otoritas Jasa sektor perbankan
keuangan
komunikasi (ICT) Keuangan dan keuangan
Perluasan akses
permodalan dan
Dinas terkait
kerjasama Badan Koordinasi Penanaman Dinas terkait Penanaman
Penanaman Modal,
2 pendanaan melalui Modal, Kementerian Modal, Perizinan V V V V
Perizinan Terpadu,
peningkatan Perindustrian, Terpadu, Perindustrian.
Perindustrian,
investasi baik
PMDN dan PMA
Kementerian Perindustrian,
Dinas terkait
Kementerian Komunikasi dan Dinas terkait
Perindustrian,
Informasi, Kementerian Perindustrian, Informasi
Peningkatan inklusi Informasi dan
3 Koperasi, Usaha Kecil dan dan Komunikasi, BUMD Perbankan V V V V
keuangan Komunikasi, BUMD
Menegah (K-UKM), Bank sektor perbankan dan
sektor perbankan
Indonesia, Otoritas Jasa keuangan
dan keuangan
Keuangan
- 160 -

Tabel 4.4.4
Pengembangan Teknologi, Informasi, dan Kreatifitas
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
Kementerian
Penguatan Perindustrian,
kebijakan Kementerian Riset
Dinas terkait Dinas terkait
percepatan alih dan Teknologi,
Perindustrian Perindustrian Perguruan
1 teknologi industri Lembaga Ilmu V V
dan dan Tinggi
untuk Pengetahuan
Perdagangan Perdagangan
meningkatkan Indonesia, Badan
kemandirian Pengkajian dan
Penerapan Teknologi
Kementerian
Perindustrian,
Fasilitasi
Kementerian Riset
pengembangan Dinas terkait Dinas terkait
dan Teknologi,
kapasitas dan Perindustrian Perindustrian Perguruan
2 Lembaga Ilmu V V
kapabilitas R&D dan dan Tinggi
Pengetahuan
pada industri Perdagangan Perdagangan
Indonesia, Badan
besar
Pengkajian dan
Penerapan Teknologi
Penguatan
kerjasama Kementerian Dinas terkait Dinas terkait
dengan Perindustrian, Perindustrian Perindustrian Perguruan
3 V V
perguruan tinggi Kementerian Riset dan dan Tinggi
dan lembaga dan Teknologi Perdagangan Perdagangan
penelitian
- 161 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039

Penguatan Kementerian
Badan Terkait Badan Terkait
penelitian Perindustrian,
Perencanaan Perencanaan
industri terapan Kementerian Riset
Pembangunan Pembangunan
baik yang dan Teknologi,
dan Penelitian, dan Penelitian, Perguruan
4 dilakukan oleh Lembaga Ilmu V V V V
Dinas terkait Dinas terkait Tinggi
lembaga Pengetahuan
Perindustrian Perindustrian
pendidikan tinggi Indonesia, Badan
dan dan
maupun Pengkajian dan
Perdagangan Perdagangan
pemerintah. Penerapan Teknologi

Kementerian
Badan Terkait Badan Terkait
Perindustrian,
Monitoring dan Perencanaan Perencanaan
Kementerian Riset
evaluasi Pembangunan Pembangunan
dan Teknologi,
kebutuhan dan Penelitian, dan Penelitian, Perguruan
5 Lembaga Ilmu V V V V
teknologi untuk Dinas terkait Dinas terkait Tinggi
Pengetahuan
pengembangan Perindustrian Perindustrian
Indonesia, Badan
industri hulu. dan dan
Pengkajian dan
Perdagangan Perdagangan
Penerapan Teknologi

Pengolahan data Badan Terkait


Kementerian
industri dan Perencanaan
Perindustrian, Dinas terkait
pemanfaatan Pembangunan
Kementerian Perindustrian,
sistem teknologi dan Penelitian, Perguruan
6 Perdagangan, Perdagangan, V V V V
informasi selaras Dinas terkait Tinggi
Kementerian Komunikasi dan
dengan Perindustrian
Komunikasi dan Informasi
perubahan pasar dan
Informasi.
global dan Perdagangan
- 162 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
perkembangan
era digital
Kementerian
Perindustrian,
Pelatihan desain
Kementerian Riset
dan penggunaan
dan Teknologi,
teknologi seiring Dinas terkait Dinas terkait
Lembaga Ilmu
dengan Perindustrian Perindustrian Perguruan
7 Pengetahuan V V V V
berkembangnya dan dan Tinggi
Indonesia, Badan
teknologi Perdagangan Perdagangan
Pengkajian dan
informasi dan
Penerapan Teknologi,
komunikasi (ICT)
Badan Standardisasi
Nasional
Kementerian
Peningkatan
Perindustrian, Dinas Terkait Dinas Terkait
fasilitasi
Kementerian Perindustrian Perindustrian
8 perlindungan hak V V V V
Perdagangan, dan dan
kekayaan
Kementerian Hukum Perdagangan Perdagangan
intelektual
dan HAM
Kementerian
Perindustrian,
Peningkatan Kemeneterian
Dinas Terkait Dinas Terkait
kualitas Komunikasi dan
Perindustrian, Perindustrian,
pelayanan e- Informasi,
Komunikasi dan Komunikasi dan
9 government Kementerian V V V V
Informasi, Informasi,
dalam Pemberdayaan
Perizinan Perizinan
pengembangan Aparatur Negara dan
Terpadu Terpadu
industri Reformasi Birokrasi,
Kementerian Dalam
Negeri
- 163 -

4. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana


Berdasarkan analisis kebutuhan industri, program pembangunan sarana
dan prasarana industri Jawa Timur terdiri dari enam aspek, meliputi: (i)
pembangunan sumber daya energi (lihat Tabel 4.5.1); (ii) pembangunan
sumber daya air (lihat Tabel 4.5.2); (iii) pembangunan pengolahan limbah (lihat
Tabel 4.5.3); (iv) pembangunan transportasi (lihat Tabel 4.5.4); (v)
pengembangan penunjang sistem informasi industri (lihat Tabel 4.5.5); dan (vi)
pengembangan penunjang standardisasi industri (lihat Tabel 4.5.6).
- 164 -

Tabel 4.5.1
Pembangunan Sarana dan Prasarana Sumber Daya Energi
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039

Penyusunan Badan Terakit Badan Terakit


Kementerian
rencana Perencanaan Perencanaan
Perindustrian,
Pembangunan, Pembangunan,
penyediaan Kementerian Energi
Dinas Terkait Dinas Terkait
1 energi untuk dan Sumber Daya V
Perindustrian, Perindustrian,
mendukung Mineral, Kementrian
Energi dan Energi dan
pembangunan BUMN, PLN,
Sumber Daya Sumber Daya
industri Pertamina
Mineral Mineral
Badan Terakit Badan Terakit
Pembangunan Kementerian Perencanaan Perencanaan
pembangkit Perindustrian, Pembangunan, Pembangunan,
listrik untuk Kementerian Energi Dinas Terkait Dinas Terkait
2 v v v v
mendukung dan Sumber Daya Perindustrian, Perindustrian,
pembangunan Mineral, Kementrian Energi dan Energi dan
industri; BUMN, PLN Sumber Daya Sumber Daya
Mineral Mineral
Badan Terakit Badan Terakit
Pembangunan Kementerian Perencanaan Perencanaan
dan Perindustrian, Pembangunan, Pembangunan,
pengembangan Kementerian Energi Dinas Terkait Dinas Terkait
3 v v v v
jaringan dan Sumber Daya Perindustrian, Perindustrian,
transmisi dan Mineral, Kementrian Energi dan Energi dan
distribusi BUMN, PLN Sumber Daya Sumber Daya
Mineral Mineral
- 165 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
Badan Terakit Badan Terakit
Kementerian
Perencanaan Perencanaan
Perindustrian,
Pembangunan, Pembangunan,
Pengembangan Kementerian Energi
Dinas Terkait Dinas Terkait
4 sumber energi dan Sumber Daya v v v v
Perindustrian, Perindustrian,
yang terbarukan Mineral, Kementrian
Energi dan Energi dan
BUMN, PLN,
Sumber Daya Sumber Daya
Pertamina
Mineral Mineral
Badan Terakit Badan Terakit
Kementerian
Perencanaan Perencanaan
Perindustrian,
Pembangunan, Pembangunan,
Diversifikasi Kementerian Energi
Dinas Terkait Dinas Terkait
5 dan konservasi dan Sumber Daya v v v v
Perindustrian, Perindustrian,
energi Mineral, Kementrian
Energi dan Energi dan
BUMN, PLN,
Sumber Daya Sumber Daya
Pertamina
Mineral Mineral
Badan Terakit Badan Terakit
Kementerian
Pengembangan Perencanaan Perencanaan
Perindustrian,
Pembangunan, Pembangunan,
industri Kementerian Energi
Dinas Terkait Dinas Terkait
6 pendukung dan Sumber Daya v v v v
Perindustrian, Perindustrian,
pembangkit Mineral, Kementrian
Energi dan Energi dan
energi. BUMN, PLN,
Sumber Daya Sumber Daya
Pertamina
Mineral Mineral
- 166 -

Tabel 4.5.2
Pembangunan Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian
Dinas terkait Dinas terkait
Pekerjaan
perindustrian, perindustrian,
Optimalisasi Umum danc
Pekerjaan Pekerjaan
1 pemanfaatan DAS Perumahan v v
Umum dan Umum dan
dan Bendungan Rakyat,
lingkungan lingkungan
Kementerian
hidup hidup
Lingkungan
Hidup dan
Kehutanan
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian
Dinas terkait Dinas terkait
Pekerjaan
perindustrian, perindustrian,
Optimalisasi Umum danc
Pekerjaan Pekerjaan
2 penyediaan air Perumahan v v
Umum dan Umum dan
bersih Rakyat,
lingkungan lingkungan
Kementerian
hidup hidup
Lingkungan
Hidup dan
Kehutanan
- 167 -

Tabel 4.5.3
Pembangunan Sarana dan Prasarana Pengolahan Limbah
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039

Mendukung Dinas terkait Dinas terkait


pembangunan perindustrian, perindustrian,
pengolahan B3 Kementrian Pekerjaan Pekerjaan
1 v v v v
untuk seluruh KI, Perindustrian Umum dan Umum dan
KPI, dan Sentra lingkungan lingkungan
Industri hidup hidup

Menyediakan Kementerian Dinas terkait Dinas terkait


sarana dan Perindustrian, perindustrian, perindustrian,
prasarana Kementerian Pekerjaan Pekerjaan
2 v v v v
Instalasi Lingkungan Umum dan Umum dan
Pengolahan Hidup dan lingkungan lingkungan
Limbah Industri Kehutanan hidup hidup
- 168 -

Tabel 4.5.4
Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi
Pemangku Kepentingan Tahun
Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian, Badan Terkait Badan Terkait
Penetapan Kementerian Perencanaan Perencanaan
rencana Pekerjaan Pembangunan, Pembangunan,
konektivitas Umum dan Dinas Terakit Dinas Terakit Asosiasi
antarKPI, Perumahan Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
1 V
termasuk KI dan Rakyat, Pekerjaan Pekerjaan dan
Sentra IKM Kementerian Umum, Umum, Industriawan
dengan daerah Perhubungan, Perhubungan, Perhubungan,
pemasaran Kementerian Agraria dan Tata Agraria dan Tata
Agraria dan Ruang Ruang
Tata Ruang
Kementerian
Perindustrian, Badan Terkait Badan Terkait
Kementerian Perencanaan Perencanaan
Peningkatan
Pekerjaan Pembangunan, Pembangunan,
kualitas
Umum dan Dinas Terakit Dinas Terakit
infrastruktur pada
Perumahan Perindustrian, Perindustrian,
2 wilayah KI, KPI, v v v v
Rakyat, Pekerjaan Pekerjaan
dan Sentra
Kementerian Umum, Umum,
Industri sesuai
Perhubungan, Perhubungan, Perhubungan,
dengan RTRW
Kementerian Agraria dan Tata Agraria dan Tata
Agraria dan Ruang Ruang
Tata Ruang
Pengembangan Kementerian Badan Terkait Badan Terkait
jalan arteri primer Perindustrian, Perencanaan Perencanaan
3 sebagai Kementerian Pembangunan, Pembangunan, v v
penghubung antar Pekerjaan Dinas Terakit Dinas Terakit
kawasan Umum dan Perindustrian, Perindustrian,
- 169 -

Pemangku Kepentingan Tahun


Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
Perumahan Pekerjaan Pekerjaan
Rakyat, Umum, Umum,
Kementerian Perhubungan, Perhubungan,
Perhubungan, Agraria dan Tata Agraria dan Tata
Kementerian Ruang Ruang
Agraria dan
Tata Ruang
Kementerian
Perindustrian, Badan Terkait Badan Terkait
Kementerian Perencanaan Perencanaan
Pengembangan
Pekerjaan Pembangunan, Pembangunan,
jalan lokal sebagai
Umum dan Dinas Terakit Dinas Terakit
penghubung
Perumahan Perindustrian, Perindustrian,
4 antara kawasan v v v v
Rakyat, Pekerjaan Pekerjaan
penunjang
Kementerian Umum, Umum,
industri yang ada
Perhubungan, Perhubungan, Perhubungan,
di Jawa Timur.
Kementerian Agraria dan Tata Agraria dan Tata
Agraria dan Ruang Ruang
Tata Ruang
- 170 -

Tabel 4.5.5
Pembangunan Sarana dan Prasarana Sistem Informasi Industri
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
Kementerian
Penyediaan data Perindustrian,
basis Kementerian
pengembangan Komunikasi dan Dinas Terkait Dinas Terkait
industri yang Informasi, Perindustrian, Perindustrian,
terinci dan Kementerian Komunikasi dan Komunikasi dan
1 V V V V
terverifikasi Pemberdayaan Informasi, Informasi,
menggunakan e- Aparatur Negara Perizinan Perizinan
government dan Reformasi Terpadu Terpadu
(Mendukung Birokrasi,
SIINAS) Kementerian
Dalam Negeri
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian
Komunikasi dan Dinas Terkait Dinas Terkait
Penerapan smart
Informasi, Perindustrian, Perindustrian,
governance dalam
Kementerian Komunikasi dan Komunikasi dan
2 regulasi V V V V
Pemberdayaan Informasi, Informasi,
pengembangan
Aparatur Negara Perizinan Perizinan
industri
dan Reformasi Terpadu Terpadu
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
- 171 -

Tabel 4.5.6
Pembangunan Sarana dan Prasarana Penunjang Standardisasi Industri
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039

Pembinaan Kementerian Perindustrian,


terhadap Kementerian Riset dan
Dinas terkait Dinas terkait
Perusahaan Teknologi, Lembaga Ilmu
Perindustrian Perindustrian Perguruan
1 Industri dalam Pengetahuan Indonesia, V V
dan dan Tinggi
menerapkan Badan Pengkajian dan
Perdagangan Perdagangan
standardisasi Penerapan Teknologi, Badan
dan sertifikasi Standardisasi Nasional
Penyediaan,
peningkatan, Kementerian Perindustrian,
dan Kementerian Riset dan
Dinas terkait Dinas terkait
pengembangan Teknologi, Lembaga Ilmu
Perindustrian Perindustrian Perguruan
2 sarana dan Pengetahuan Indonesia, V V
dan dan Tinggi
prasarana Badan Pengkajian dan
Perdagangan Perdagangan
laboratorium Penerapan Teknologi, Badan
pengujian Standardisasi Nasional
standar Industri
Kementerian Perindustrian,
Fasilitasi
Kementerian Riset dan Dinas terkait Dinas terkait
pelatihan
Teknologi, Lembaga Ilmu Perindustrian, Perindustrian,
industri hijau Perguruan
3 Pengetahuan Indonesia, Perdagangan, Perdagangan, V V
seperti ISO Tinggi
Badan Pengkajian dan Lingkungan Lingkungan
50001, ISO
Penerapan Teknologi, Badan Hidup Hidup
9001, ISO 14001
Standardisasi Nasional
- 172 -

5. Pemberdayaan Industri
Pemberdayaan industri pada bagian ini lebih terfokus pada pemberdayaan
IKM. Di Jawa Timur, kebijakan ini tidak bisa dipisahkan dari kebijakan
afirmatif IKM nasional yang dirumuskan dalam RIPIN yang berbunyi sebagai
berikut:
1. Dalam rangka keberpihakan terhadap IKM dalam negeri ditetapkan bahwa
industri kecil hanya dapat dimiliki oleh warga negara indonesia, industri
yang memiliki keunikan dan merupakan warisan budaya bangsa hanya
dapat dimiliki oleh warga negara indonesia, dan industri menengah
tertentu dicadangkan untuk dimiliki oleh warga negara indonesia;
2. Dalam rangka penguatan struktur industri nasional, peran IKM perlu
ditingkatkan secara signifikan dalam rantai suplai industri prioritas; dan
3. Dalam upaya meningkatkan pembangunan dan pemberdayaan IKM,
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan perumusan
kebijakan, penguatan kapasitas kelembagaan, dan pemberian fasilitas
bagi IKM.
Selanjutnya, kebijakan di Jawa Timur berlandaskan dua konsep
pemberdayaan IKM yang terkait erat dengan tiga pokok kebijakan afirmatif IKM
nasional. Pertama, pembentukan holding atau pengelompokan IKM sebagai
strategi peningkatan daya saing, melalui peningkatan efisiensi, khususnya
pada aspek penetrasi pasar baik untuk pembelian bahan baku maupun
pemasaran. Konsep ini sejalan dengan konsep pembentukan sentra industri,
dimana kegiatan industri yang sejenis dikembangkan pada satu wilayah
tertentu.
Kedua, pengembangan IKM secara paripurna. IKM paripurna yang
dimaksud merupakan IKM yang unggul dalam persaingan global, mampu
meningkatkan kesejahteraan, dan memiliki keberlanjutan. Untuk mempercepat
terwujudnya IKM paripurna dibutuhkan pembinaan secara utuh dan
menyeluruh, yang dimulai dari tahapan produksi maupun pascaproduksi.
Pembinaan IKM diawali dengan bantuan bahan baku sebagai stimulan.
Tabel 4.6 menunjukkan program pemberdayaan IKM di Jawa Timur yang
terkait dengan kebijakan afirmatif IKM nasional. Pada dasarnya, semua IKM
yang dibina oleh pemerintah provinsi Jawa Timur adalah milik warga negara
Indonesia yang terdiri dari lima jenis pembinaan IKM, yaitu: (i) bantuan alat,
(ii) pendampingan, (iii) peningkatan kualitas SDM, (iv) peningkatan kapasitas
teknologi, dan (v) bimbingan standardisasi dan sertifikasi termasuk di
dalamnya packaging dan perlindungan HKI.
- 173 -

Tabel 4.6
Pemberdayaan IKM
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Terkait
Badan Terkait
Perencanaan
Kementerian Perencanaan
Pembangunan
Perindustrian, Pembangunan
Daerah, Dinas
Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas
Pengembangan Terkait
Usaha Kecil dan Terkait
Sentra IKM prioritas Perindustrian, Asosiasi
Menegah (K-UKM), Perindustrian,
(unggulan) untuk Koperasi Usaha Pengelola
1 Kementerian Agraria dan Koperasi Usaha V V V V
mengoptimalkan Kecil dan Sentra
Tata Ruang, Kementerian Kecil dan
pemanfaatan Menengah (K- IKM
Pekerjaaan Umum dan Menengah (K-
infrastruktur UKM), Agraria
Perumahan Rakyat, UKM), Agraria dan
dan Tata Ruang,
Kementerian Tata Ruang,
Pekerjaan
Perhubungan Pekerjaan Umum,
Umum,
Perhubungan
Perhubungan
Peningkatan Badan Standardisasi
keterampilan teknis, Nasional, Kementerian
standardisasi, Perindustrian,
pemasaran dan Kementerian
Dinas terkait Dinas terkait
manajemen melalui Perdagangan, Perguruan
2 Perindustrian dan Perindustrian V V V V
pendidikan, Kementerian Riset dan Tinggi
Perdagangan dan Perdagangan
pelatihan dan Teknologi, Lembaga Ilmu
pendampingan Pengetahuan Indonesia,
berbasis teknologi Badan Pengkajian dan
informasi Penerapan Teknologi
Peningkatan fasilitasi
Dinas terkait Dinas terkait
kemudahan Badan Koordinasi
Penanaman Penanaman
perizinan investasi Penanaman Modal,
3 Modal, Perizinan Modal, Perizinan V V V V
pengembangan IKM Kementerian
Terpadu dan Terpadu dan
berbasis teknologi Perindustrian
Perindustrian Perindustrian
informasi
- 174 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
Dinas terkait
Peningkatan dan Dinas terkait Pengelolaan
Kementerian Keuangan,
pemberian insentif Pengelolaan Keuangan
Kementerian
untuk mendorong Keuangan Daerah, Daerah,
Perindustrian,
4 tumbuhnya Perindustrian, dan Perindustrian, V V V V
Kementerian Koperasi,
wirausaha baru, Koperasi, Usaha dan Koperasi,
Usaha Kecil dan
khususnya di Kecil dan Menegah Usaha Kecil dan
Menegah (K-UKM)
pedesaan (K-UKM) Menegah (K-
UKM)

Badan Koordinasi
Dinas terkait Dinas terkait
Penanaman Modal,
Penanaman Penanaman
Kementerian
Modal, Perizinan Modal, Perizinan
Penyediaan fasilitasi Perindustrian,
Terpadu, Terpadu,
dan informasi Kementerian Komunikasi
Perindustrian, Perindustrian,
5 pembiayaan yang dan Informasi, Perbankan V V V V
Informasi dan Informasi dan
kompetitif melalui e- Kementerian Koperasi,
Komunikasi, Komunikasi,
government Usaha Kecil dan
BUMD sektor BUMD sektor
Menegah (K-UKM), Bank
perbankan dan perbankan dan
Indonesia, Otoritas Jasa
keuangan keuangan
Keuangan

Dinas Terkait
Kementerian Dinas Terkait
Penguatan peran Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
IKM sebagai Perdagangan,
Kementerian Perdagangan,
penyedia bahan Pertanian,
Perdagangan, Pertanian,
6 baku lokal yang Pangan, V V V V
Kementerian Pertanian, Pangan, Koperasi,
kompetitif bagi Koperasi, Usaha
Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan
industri besar dan Kecil, dan
Usaha Kecil dan Menengah (K-
sedang Menengah (K-
Menegah (K-UKM) UKM)
UKM)
- 175 -

Pemangku Kepentingan Tahun


No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
Dinas Terkait
Kementerian Dinas Terkait
Perindustrian,
Peningkatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
ketersediaan, baik Kementerian Perdagangan,
Pertanian,
secara kuantitas Perdagangan, Pertanian,
7 Pangan, V V V V
maupun kualitas, Kementerian Pertanian, Pangan, Koperasi,
Koperasi, Usaha
bahan baku yang Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan
Kecil, dan
dibutuhkan IKM Usaha Kecil dan Menengah (K-
Menengah (K-
Menegah (K-UKM) UKM)
UKM)
Badan Standardisasi
Nasional, Kementerian
Perindustrian,
Kementerian
Diseminasi teknologi Dinas terkait Dinas terkait
Perdagangan, Perguruan
8 tepat guna pada IKM Perindustrian dan Perindustrian V V V V
Kementerian Riset dan Tinggi
prioritas (unggulan) Perdagangan dan Perdagangan
Teknologi, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia,
Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi
Peningkatan fasilitasi
promosi dan Dinas Terkait
Kementerian Dinas Terkait
perluasan jaringan Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
pemasaran produk Komunikasi dan
Kemeneterian Komunikasi dan Asosiasi
9 IKM pada level Informasi, dan V V V V
Komunikasi dan Informasi, dan Pengusaha
provinsi, nasional, Kantor
Informasi, Kementerian Kantor Perwakilan
regional maupun Perwakilan
Luar Negeri Dagang
internasional melalui Dagang
e-government
- 176 -

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengembangkan tiga kategori


IKM unggulan yaitu: (i) kompetensi inti; (ii) industri kreatif; dan (iii) industri
agro. Dengan demikian, penyusunan program pemberdayaan IKM dilakukan
berdasarkan hasil analisis tentang: (i) analisis potensi daerah; (ii) analisis
eksisting pengembangan IKM Jawa Timur; (iii) analisis sinkronisasi tujuan
pencapaian industrialisasi; dan (iv) prediksi pertumbuhan makro ekonomi dan
industri Jawa Timur.
- 177 -

V. PENUTUP
Penyusunan RPIP merupakan keharusan seperti yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian. Di samping itu,
RPIP dibutuhkan agar:
a. Arahan pembangunan infrastruktur, penataan dan pemanfaatan ruang
dapat dilakukan secara optimal;
b. Masyarakat dapat menerima industrialisasi melalui pemahaman informasi
yang benar tentang rencana industrialisasi Jawa Timur;
c. Tingkat kerusakan lingkungan dapat dikendalikan secara efisien dan
efektif;
d. Terjadinya percepatan terwujudnya East Java Smart Province; dan
e. Terciptanya Jawa Timur sebagai Provinsi Industri yang tangguh berbasis
IT High Tech melalui peningkatan efisiensi on farm yang akhirnya
mempengaruhi peningkatan efisiensi pada industri hulu (primer) dan
hilir/andalan (sekunder); peningkatkan peranan industri penunjang
(tersier) dalam menurunkan biaya transaksi.
Selain diharapkan sebagai dasar penyusunan dan evaluasi RPIK, RPIP
juga berperan sebagai pedoman bagi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi dalam melaksanakan fungsi pengawasan agar penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan sektor industri sejalan dengan aspirasi
masyarakat.

GUBERNUR JAWA TIMUR

ttd

KHOFIFAH INDAR PARAWANSA

Anda mungkin juga menyukai