TENTANG
5. Undang-Undang
-2-
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
-5-
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
BAB II
INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI
Pasal 5
Pasal 6
a. pengolahan
-6-
Pasal 7
BAB III
JANGKA WAKTU RPIP
Pasal 8
(3) RPIP
-7-
BAB IV
PELAKSANAAN
Pasal 9
Pasal 10
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 11
(2) Pembinaan
-8-
Pasal 12
Pasal 13
BAB VI
PENDANAAN
Pasal 14
BAB VII
-9-
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Pasal 16
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 27 Maret 2019
ttd
Diundangkan di Surabaya
Pada tanggal 27 Maret 2019
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR
ttd
I. UMUM
Oleh
-2-
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
-4-
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyusunan RPIP didasarkan pada 3 (tiga) alasan. Pertama, adanya
alasan yuridis dalam UU Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian
yang mengamanahkan setiap tingkat pemerintahan untuk merancang
rencana pembangunan industri. Dimana, pada level nasional disebut
RIPIN (Rencana Pembangunan Industri Nasional), pada level provinsi
disebut RPIP (Rencana Pembangunan Industri Provinsi), dan pada level
kabupaten/kota disebut RPIK (Rencana Pembangunan Industri
Kabupaten/Kota). Sebagai konsekuensinya, RPIP diharapkan mampu
menjadi acuan pembangunan industri bagi tiap Perangkat Daerah
Provinsi yang tentunya telah terintegrasi baik dengan RIPIN maupun
RPIK.
Kedua, hingga saat ini, tepatnya pada akhir 2017, Jawa Timur dapat
dikatakan sebagai provinsi industri (Industrial Province). Hal ini
ditunjukan dari besarnya kontribusi industri Jawa Timur yang sudah
mendekati 30 persen dari PDRB. Di samping itu, industri strategis baik
yang berskala nasional maupun internasional telah tumbuh pesat di
Jawa Timur, seperti industri kimia dasar, industri semen, industri
perkapalan, industri kereta api, dan industri militer. Untuk itu,
perencanaan pembangunan industri jangka panjang di Jawa Timur perlu
dilakukan, mengingat permasalahan industrialisasi yang dihadapi besifat
kompleks, seperti keterkaitan antara penguatan daya saing dengan
peningkatan inklusivitas industri yang merupakan basis kebijakan
pembangunan ekonomi Jawa Timur kedepan.
(i) Tata kelola pemanfaatan sumber daya alam (nature) yang dapat
menjamin terjadinya peningkatan kualitas hidup (life) dan
lingkungan (ecosystem) secara berkelanjutan.
Sumber: Modifikasi dari Smart Governance and Technology Report, Price Water-
House Coopers India (2015).
Gambar 1.3
Desain Tata Kelola Industrialisasi Jawa Timur, Kedepan
B. DASAR HUKUM
Aspek yuridis dalam dokumen ini menyangkut dasar hukum yang
mengatur RPIP Jawa Timur 2019-2039. Adapun dasar hukum yang
dimaksud, diantaranya:
Gambar 1.4
RPIP dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika RPIP Jawa Timur Tahun 2019-2039 memodifikasi
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 110/M-IND/PER/12/2015
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Industri Provinsi
dan Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota, dimana
sistematika yang disusun adalah sebagai berikut:
-6-
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menguraikan secara rinci alasan pentingnya penyusunan Rencana
Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) Jawa Timur.
B. Dasar Hukum
Menguraikan aspek yuridis yang melatar belakangi penyusunan
RPIP Jawa Timur 2019-2039.
C. Sistematika Penulisan
Menguraikan sistematika penyusunan RPIP Provinsi Jawa Timur.
A. Kondisi Daerah
V. PENUTUP
Menguraikan ringkasan keterkaitan Bab I s/d Bab IV dan
harapan-harapan dalam mensukseskan implementasi rencana
pembangunan industri provinsi selama 20 tahun ke depan.
-9-
(vi) Indeks Pendidikan dan Kesehatan (IPM) lebih tinggi daripada nasional.
Hal ini mengindikasikan bahwa sumber daya manusia di Jawa Timur
telah berkembang seiring dengan kemajuan ilmu teknologi serta
memiliki daya tahan yang kuat terhadap penyakit. Hal ini penting
mengingat perubahan teknologi industri dan wabah penyakit bersifat
dinamis dan sulit untuk diprediksi.
Di sisi lain, Jawa Timur juga menghadapi enam tantangan dalam
pembangunan struktur industrinya, yaitu:
(i) Penguatan subtitusi impor. Tingginya nilai impor bahan baku atau
penolong memiliki makna bahwa pertumbuhan industri belum dapat
memanfaatkan bahan baku lokal yang merupakan hasil olahan sektor
pertanian dan pertambangan.
(ii) Penguatan keterkaitan IKM dan IB. Industri berskala kecil dan
menengah cenderung mengalami kesulitan dalam perluasan pangsa
pasar. Hal ini mengindikasikan bahwa sinergisitas antara IKM dengan
Industri Besar (IB) masih lemah.
(iii) Penguatan keterkaitan sektor hulu dan sektor hilir/andalan. Masih
tingginya rantai distribusi dari sektor hulu menuju sektor hilir,
menjadikan sektor hulu memiliki nilai value added yang rendah. Hal
ini menandakan bahwa sektor hulu masih belum efisien dan efektif.
(iv) Peningkatan jiwa kewirausahaan khususnya pada industri pedesaan.
Rendahnya jumlah wirausahawan baru dapat menghambat akselerasi
pembangunan industri. Dalam konteks ini, penumbuhan populasi
wirausahawan baru di pedesaan mendorong terjadinya transformasi
dari sektor pertanian menuju sektor industri.
(v) Penurunan defisit neraca perdagangan internasional. Peningkatan
nilai ekspor industri Jawa Timur ke luar negeri diupayakan lebih
tinggi daripada nilai impornya, sehingga dapat mencegah terjadinya
defisit pada neraca perdagangan.
(vi) Peningkatan produktivitas tenaga kerja. Pada dasarnya, produktivitas
tenaga kerja Industri di Jawa Timur tidak jauh berbeda dengan
produktivitas nasional. Sehingga, ketika masalah ketenagakerjaan
merupakan faktor penyebab rendahnya peringkat daya saing industri
nasional pada pasar global, maka hal ini mengindikasikan bahwa
tingkat produktivitas tenaga kerja Jawa Timur juga rendah.
- 11 -
A. KONDISI DAERAH
Kajian tentang kondisi daerah Jawa Timur dalam upaya mendorong
pembangunan sektor industri nampaknya tidak terlepas dari aspek
geografisnya. Secara geografi, Provinsi Jawa Timur sangat strategis,
terutama sebagai pusat pengembangan Kawasan Timur Indonesia. Hal
ini ditandai dengan letak Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan
Laut Jawa-Pulau Kalimantan di utara, Selat Bali-Pulau Bali di timur,
Samudera Indonesia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat.
Pentingnya letak geografis Jawa Timur dibuktikan dengan peran Jawa
Timur dalam konteks jalur pelayaran dan perdagangan tradisional yang
terus berlanjut hingga saat ini. Pemanfaatan potensi geografis ini
penting, mengingat dinamika pembangunan di Jawa Timur tidak saja
mempengaruhi daerahnya sendiri, tetapi juga mempengaruhi
pembangunan daerah lainnya di Kawasan Timur Indonesia.
% 1. Pertumbuhan Ekonomi %
7 12
2. TPT
10
6
8
5
6
4
4
2006
2005
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2007
2017
2005
2006
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
%
35
30,9 30,7
29,6 29,1 29 28,79 28,95 29,31 28,88 29,03
30
25
20
15
10
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Gambar 2.2
Keterkaitan Antara Share Industri dan Share Penyerapan Tenaga Kerja
Selain itu, pertumbuhan sektor industri Jawa Timur memiliki pola yang
sama dengan pertumbuhan industri Nasional. Gambar 2.3
menunjukkan bahwa sejak tahun 2012, pertumbuhan sektor industri
tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Bahkan
pada tahun 2014, pertumbuhan sektor industri melampaui
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur itu sendiri. Sementara jika
dibandingkan dengan rata-rata aktivitas industri nasional,
pertumbuhan sektor industri Jawa Timur relatif lebih baik, jika tidak
dikatakan jauh lebih agresif. Artinya, industrialisasi Jawa Timur sangat
berpengaruh terhadap industrialisasi nasional.
- 17 -
%
8
4
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jatim Nasional
3000
114
2500 106
140
2000
1500
136 162.5 171.2
2253 2411
1000 1831
107 133
500 1017 935 927
385 383
0
2012 2015 2012 2015 2012 2015 2012 2015
Jumlah IB (10 Unit) Penyerapan Tenaga Nilai Tambah Ekspo r (100 ribu
Kerja (10 .000 jiwa) (Tr ilyun) USD )
Sumber: Hasil Kajian PKEPK Tentang Industri Besar Jawa Timur (2016)
Gambar 2.4
Peranan Industri Besar (IB) Jawa Timur terhadap Nasional
%
23
21
19
17
15
13
11
9
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tabel 2.1
Share PDRB Industri Kab/Kota Terhadap Jawa Timur
Kab/Kota 2010 2017
1. Kota Surabaya 15 16
2. Kota Kediri 16 16
3. Kab. Sidoarjo 14 14
4. Kab. Pasuruan 12 12
5. Kab. Gesik 10 10
Total 5 kab/kota 68 68
Sumber: BPS Jawa Timur 2018, data diolah.
35 2 84 83,62
30 0 83 82,46
25 -2
82
20 -4
81 80,52
15 -6 80,19
10 -8 80 79,47
5 -10 79
0 -12
78
2013 2014 2015 2016 2017
Ekspor (LN) Impor (LN) Neraca Perdagangan Proporsi Bahan Baku Impor (%)
Sumber: BPS Jatim dan BRS EXIM, berbagai tahun, data diolah
Gambar 2.7
Posisi Neraca Perdagangan Sub-Sektor Industri Tahun 2006-2017 dan Perkembangan
Proporsi Impor Bahan Baku dan Penolong
140 60
120 50
100
40
80
30
60
20
40
20 10
0 0
2016
2017
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2003
2002
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Ijin Real PMA Selisih Ijin Real PMDN Selisih
45000 25
40000
35000 20
30000
15
25000
20000
10
15000
10000 5
5000
0 0
1971 1980 1990 1995 2000 2010 2015 2020 2025 2030
Jumlah Penduduk Jawa Timur (Juta Jiwa)
Proporsi dengan populasi nasional (%)
Sumber: Hasil Kajian PKEPK FEB UB Tentang Kualitas SDM Jawa Timur (2015)
Gambar 2. 10
Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia
400
350
300
250
200
150
100
50
0
2012 2015 2012 2015 2012 2015
Penyerapan rata-rata Nilai tambah rata-rata Produktifitas Tenaga
tenaga kerja per unit per unit IB (Milyar) Kerja (Juta/orang)
IB (10 Jiwa)
Jawa Timur Nasional
Sumber: Hasil Kajian PKEPK tentang Industri Besar Jawa Timur (2016)
Gambar 2.12
Indikator Kinerja Industri Besar (IB) terhadap Nasional
Gambar 2.13
Peta Pemanfaatan Ruang dan Rekomendasi Pemanfaatan Lingkungan di Jawa Timur
Gambar 2.14
Persebaran Sumber Daya Mineral di Jawa Timur
Tabel 2.2
Perkembangan Produksi Pertambangan Mineral Non Logam dan Batuan
70 68,23
65,76 65,73 66,46
65 63,96 63,42 63,98
63,2
61,7
60,22
60
57,61 57,46
56,25 56,48
55
50
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jambu mente Luas lahan (Ha) 52.243 48.626 48.316 48.305 47.170
3. Teknologi
Institusi Lokasi
UPT.PMPI-TK Malang Malang
Balai Pengembangan Industri Sidoarjo
Persepatuan
Balai Riset dan Standarisasi Surabaya Surabaya
UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu Barang & Surabaya
Lembaga Tembakau Surabaya
UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu Barang & Jember
Lembaga Tembakau Jember
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Surabaya
Tanaman Pangan dan Hortikultur
Tabel 2.9
Daftar Lembaga Pengembangan Industri Kreatif di Jawa Timur
Institusi Fokus Inovasi
Jatim Information Technologi Kreatif ( JITC ) Malang Film-Video
Desain Komunikasi
Fotografi
Game
Jatin Information Technologi Kreatif ( JITC ) Surabaya Film-Video
Pusat Inovasi Industri
Desain Komunikasi
Fotografi
Game
Gedung Kreatif Digital Iptek dengan ekonomi digital
Inkubator Bisnis Universitas Airlangga Riset Bioproduk
Inkubator Industri ITS Iptek dengan ekonomi digital
Sumber : diolah dari berbagai sumber
5. Pembiayaan
Salah satu alternatif sumber pembiayaan pembangunan Jawa Timur
adalah mendorong pemerintah untuk mengoptimalkan peran swasta
dalam bentuk PPP (Public Private Partnership) maupun swasta murni
terutama dalam pembangunan infrastruktur. Disamping pembiayaan
melalui kredit perbankan, alternatif penggunaan municipal bond,
corporate bond, serta instrumen keuangan syariah seperti optimalisasi
penggunaan wakaf dan zakat untuk sektor yang produktif dapat
menjadi alternatif bagi sumber pembiayaan infrastruktur.
Kucuran kredit perbankan di Jawa Timur (Jatim) selama triwulan
I/2017 tercatat naik 7,9% dibanding periode sama tahun lalu menjadi
sebesar Rp458 triliun. Sedangkan besaran kredit untuk sektor usaha
kecil, mikro dan menengah (UMKM) tercatat Rp127 triliun, naik
22,26% dibanding periode sama tahun lalu.
Dari total kredit UMKM tersebut, data Kantor Perwakilan Bank
Indonesia (KPBI) Jatim menunjukkan, untuk kredit mikro sebesar
Rp27 triliun, turun 3,09%, kecil Rp37 triliun, tumbuh 0,89% dan
menengah sebesar Rp63 triliun, tumbuh20,88%. Kredit UMKM
mayoritas didorong dari peningkatan kredit investasi dan kredit modal
kerja serta sektor pertanian. Industri pengolahan dan sektor
konstruksi juga berkontribusi besar dalam peningkatan kredit sektor
UMKM.
- 33 -
Transportasi
Sarana dan prasarana transportasi merupakan salah satu komponen
vital untuk menunjang terjadinya percepatan industrialisasi.
Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai dapat
meningkatkan konektivitas dan mobilitas bagi bahan baku dan hasil
produksi industri. Sehingga apabila tersedia secara efisien, sarana dan
prasarana transportasi mampu meningkatkan daya saing industri
melalui komponen biaya transaksi yang lebih rendah. Gambar 2.16
menunjukkan sarana dan prasarana transportasi telah
menghubungkan seluruh kawasan industri di Jawa Timur. Untuk
mempercepat industrialisasi, perlu dilakukan pembangunan
infrastruktur baru di daerah selatan mengingat terjadi pemusatan
sarana dan prasarana transportasi di daerah utara.
Energi
Selain transportasi, sarana dan prasarana energi merupakan komponen
vital bagi pembangunan industri. Untuk itu, Jawa Timur telah
menyiapkan pengembangan sistem jaringan energi untuk menunjang
industrialisasi. Dalam hal ini, sarana dan prasarana energi yang
dimaksud adalah:
a) Kelistrikan; Jawa Timur memenuhi kebutuhan energi listriknya
dari pembangkit interkoneksi Jawa-Bali. Saat ini kapasitas
pembangkit eksisting masih mampu untuk memenuhi kebutuhan
listrik di Jawa Timur. Namun secara nasional, pemerintah telah
berencana menambah kapasitas pembangkit interkoneksi Jawa-
Bali antara lain rencana pembangunan pembangkit baru yaitu
Tanjung Jati B dan C, serta Paiton III. Dengan bertambahnya
pembangkit di area Jawa Bali, diharapkan kebutuhan energi listrik
khususnya di Jawa–Bali sampai dengan 15 tahun ke depan tidak
perlu dikhawatirkan.
b) Migas; berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Timur, prasarana migas
adalah jaringan/distribusi minyak dan gas bumi melalui pipa di
darat dan laut, perkeretaapian dan angkutan jalan raya. Sampai
sekarang pertamina telah memiliki jaringan pipa bawah laut yang
menghubungkan Kepulauan Kangean hingga ke Stasiun MR/S di
Porong Kabupaten Sidoarjo yang diteruskan hingga Kecamatan
Bungah Kabupaten Gresik. Sedangkan PT. Perusahaan Gas Negara
memiliki jaringan gas lebih luas. Jaringan gas ke arah utara hanya
menjangkau Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik; ke arah barat
hanya terbatas pada Kota Mojokerto; ke arah selatan hanya
terbatas pada Pandaan; dan ke arah timur sudah berkembang
hingga Probolinggo serta Leces. Rencana pengembangan sumber
dan prasarana minyak dan gas bumi, meliputi: Kabupaten
Bojonegoro, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Gresik, Kabupaten
Lamongan, Kabupaten Pemekasan, Kabupaten Sidoarjo,
- 36 -
D. PERWILAYAHAN INDUSTRI
Pengembangan perwilayahan industri di Provinsi Jawa Timur dilakukan
melalui 4 (empat) pendekatan, yaitu: (1) Pengembangan Wilayah Pusat
Pertumbuhan Industri (WPPI), (2) Kawasan Peruntukan Industri (KPI),
(3) Kawasan Industri, dan (4) Sentra IKM.
Gambar 2.17
Kawasan Peruntukan Industri
- 39 -
Kawasan Industri
Mengacu pada UU No. 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian, kawasan
industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan
dan dikelola oleh perusahaan kawasan indusri. Pembangunan kawasan
industri diprioritaskan pada daerah-daerah yang berada dalam WPPI.
Daerah-daerah di luar WPPI yang mempunyai potensi, juga dapat
dibangun kawasan industri yang diharapkan menjalin sinergi dengan
WPPI yang sesuai. Kawasan Industri di Jawa Timur tersebar di beberapa
wilayah kabupaten/kota di Jawa Timur dengan prioritas pengembangan
meliputi Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten
Gresik, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Malang,
Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo,
Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Tuban, Kota Madiun, dan Kota
Surabaya. Daerah tersebut telah ditetapkan oleh RIPIN sebagai pusat
pertumbuhan industri di Jawa Timur. Gambar 2.17 menunjukkan
terdapat tujuh kawasan industri eksisting di Jawa Timur dimana lima di
antaranya termasuk dalam WPPI Jawa Timur.
Gambar 2.18
Kawasan Industri Eksisting di Jawa Timur
- 47 -
Saat ini kawasan industri eksisting dikelola oleh PT. Modern Industrial
Estate/MIE seluas 690 Ha, PT. Kawasan Industri Gresik/KIG seluas 135
Ha, PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut/SIER seluas 245 Ha, PT.
Sidoarjo Industrial Estate Berbek/SIEB seluas 97 Ha, PT. Ngoro
Industrial Park/NIP seluas 500 Ha, PT. Pasuruan Industrial Estate
Rembang/PIER seluas 563 Ha, dan PT. Java Integrated Industrial and
Ports Estate/JIIPE seluas 2.933 Ha.
Sentra IKM
Pengembangan Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM)
dilakukan pada setiap wilayah Kabupaten/Kota yang dapat berada di
dalam atau di luar kawasan industri. Bagi kabupaten/kota yang tidak
memungkinkan dibangun kawasan industri karena tidak layak secara
teknis dan ekonomis, maka pembangunan industri dilakukan melalui
pengembangan Sentra IKM yang mampu menghasilkan nilai tambah
serta menyerap tenaga kerja. Sungguhpun demikian, terdapat arahan
pengembangan IKM di Jawa Timur yang dapat dikelompokkan ke dalam
empat kategori yaitu (i) kompetensi inti, (ii) one village one product
(OVOP), (iii) industri kreatif, dan (iv) industri agro. Lebih jauh, Jawa
Timur telah menetapkan sentra IKM di setiap kabupaten/kota.
Gambar 2.19
Peta Overlay Alokasi Ruang dengan Indikasi Arahan Kecamatan Prioritas
Pengembangan IKM
4,0 3,20
2,0
0,79
0,37
0,0
Malang Surabaya Jawa Timur
Sumber: Hasil Studi PKEPK tentang Transportasi Jawa Timur (2015)
Gambar 2.20
Kapasitas Jalan di Jawa Timur
No Kabupaten/
Unggulan Komoditas Unggulan
Kota
1 Kabupaten Industri Makanan Olahan Ikan Dan Gula
Pacitan*) Kelapa
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis Motif Pace
Kulit & Alas Kaki
Industri Barang Galian bukan Batu Mulia
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Industri Kayu, Barang dari Meubel
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
2 Kabupaten Industri Makanan Sate Ayam
Ponorogo Industri Kayu, Barang dari Meubel, Kerajinan Reog
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Industri Barang Galian bukan Genteng Glasur
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
3 Kabupaten Industri Makanan Kripik Pisang &
Trenggalek Pengolahan Rumput
Laut, Kripik Tempe
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis
Kulit & Alas Kaki
- 50 -
No Kabupaten/
Unggulan Komoditas Unggulan
Kota
Industri Barang Galian bukan Genteng
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
4 Kabupaten Industri Makanan Olahan Pisang &
Tulungagung* Krupuk Rambak
) Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Konveksi, Batik
Kulit & Alas Kaki
Industri Barang Galian bukan Kerajinan Onyx Dan
Logam, Logam, Kerajinan Marmer, Aneka Logam
Logam dan Bukan Logam
5 Kabupaten Industri Makanan Makanan Olahan
Blitar Berbabahan Baku
Telur, Emping Mlinjo,
Gula Kelapa, Geti &
Jenang, Dodol Blimbing
& Aneka Kripik
Industri Kayu, Barang dari Kerajinan Tempurung
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kelapa & Gerabah Seni
Kerajinan dari Tanaman
6 Kabupaten Industri Makanan Olahan Mangga Podang,
Kediri Olahan Nanas, Olahan
Jagung & Umbi-Umbian
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik
Kulit & Alas Kaki
7 Kabupaten Industri Makanan Pengolahan Kopi
Malang Bubuk,
Pengolahan Buah Dan
Aneka Kripik
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Jaket Kulit Dan Batik
Kulit & Alas Kaki Tulis
Industri Kayu, Barang dari Anyaman Mendong &
Kayu, Rotan Furnitur, dan Eceng Gondok
Kerajinan dari Tanaman
8 Kabupaten Industri Makanan Olahan Makanan
Lumajang Berbasis Pisang, Gula
Kelapa & Aneka Kripik
Industri Barang Galian bukan Perhiasan Perak
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis Motif Pisang
Kulit & Alas Kaki
9 Kabupaten Industri Makanan Hasil Tembakau,
Jember Suwar-Suwir,
Pengolahan Ikan
(Tepung Ikan & Terasi
Udang)
Industri Barang Galian bukan Kerajinan Manik-Manik
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
10 Kabupaten Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Khas Banyuwangi
Banyuwangi Kulit & Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Kerajinan Dari Bahan
Kayu, Rotan Furnitur, dan Alam
Kerajinan dari Tanaman
Industri Makanan Kepala & Turunannya,
Olahan Buah Naga &
Jeruk
11 Kabupaten Industri Kayu, Barang dari Furnitur
Bondowoso*) Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Industri Barang Galian bukan Kerajinan Logam
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
- 51 -
No Kabupaten/
Unggulan Komoditas Unggulan
Kota
Industri Makanan Tape, Kopi
12 Kabupaten Industri Kayu, Barang dari Kerajinan Kerang Dan
Situbondo Kayu, Rotan Furnitur, dan Kayu
Kerajinan dari Tanaman
Industri Makanan Rengginang & Olahan
Ikan, Olahan Kopi &
Jahe
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Motif Biota Laut
Kulit & Alas Kaki
13 Kabupaten Industri Kayu, Barang dari Meubel Kayu Antik
Probolinggo Kayu, Rotan Furnitur, dan Pendalungan, Olahan
Kerajinan dari Tanaman Bambu & Handycraft
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis
Kulit & Alas Kaki Pendalungan (Elok),
Kerajinan Bordir
Industri Makanan Pengolahan Kuantitas
Dan Kualitas Garam,
Aneka Olahan Buah,
Mamin Berbahan Baku
Pemanis Gula Aren
14 Kabupaten Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Bordir
Pasuruan Kulit & Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Mebel
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Industri Makanan Pia
15 Kabupaten Industri Makanan Kerupuk, Produk
Sidoarjo Mamin Lainnya
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit Dan Turunannya,
Kulit & Alas Kaki Batik Tulis, Bordir &
Aksesoris
16 Kabupaten Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki
Mojokerto Kulit & Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Pigura
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Industri Barang Galian bukan Patung Batu, Cor
Logam, Logam, Kerajinan Kuningan Dan Perak
Logam dan Bukan Logam
Industri Makanan Keripik Kedelai &
Samiler
17 Kabupaten Industri Barang Galian bukan Manik-Manik Kaca, Cor
Jombang*) Logam, Logam, Kerajinan Kuning
Logam dan Bukan Logam
Industri Makanan Aneka Pengolahan
Mamin
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki
Kulit & Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Mebel
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
18 Kabupaten Industri Kayu, Barang dari Meubel Kayu
Nganjuk*) Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Industri Makanan Minyak Atsiri, Olahan
Jahe, Bawang Merah
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Khas Nganjuk,
Kulit & Alas Kaki Handycraft
Industri Barang Galian bukan Shuttle chock, Pande
Logam, Logam, Kerajinan besi
Logam dan Bukan Logam
19 Kabupaten Industri Makanan Chip Porang, Kue
Madiun*) Manco, Tapioka,
- 52 -
No Kabupaten/
Unggulan Komoditas Unggulan
Kota
Cassava, Brem, Tempe,
Tahu, Sambel Pecel,
Lempeng, Minyak atsiri,
aneka kripik, aneka
sirup buha, jamu
tradisional, aneka
olahan kopi dan coklat,
aneka dodol, emping
garut
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Konveksi, Batik Tulis,
Kulit & Alas Kaki Bordir, Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Kerajinan kayu (mebel,
Kayu, Rotan Furnitur, dan gembol, suvenir), sapu
Kerajinan dari Tanaman ijuk, sangkar burung,
anyaman bambu
Industri Barang Galian bukan Pande besi, bata merah,
Logam, Logam, Kerajinan beton pra cetak, mesin
Logam dan Bukan Logam pertanian, anyaman
plastik
20 Kabupaten Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Konveksi, Batik Tulis,
Magetan Kulit & Alas Kaki Bordir, Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Anyaman Bambu
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Industri Makanan Makanan olahan &
Pengolahan Jeruk
Pamelo (Kurmelo)
21 Kabupaten Industri Kayu, Barang dari Aneka Produk Kayu
Ngawi Kayu, Rotan Furnitur, dan Unik Primitif
Kerajinan dari Tanaman
Industri Makanan Aneka Kripik, Tepung
Mocaf
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik tulis
Kulit & Alas Kaki
22 Kabupaten Industri Kayu, Barang dari Produk Olahan Kayu,
Bojonegoro Kayu, Rotan Furnitur, dan Mebel & Kerajinan Akar
Kerajinan dari Tanaman Tunggak
Industri Makanan Ledre, Olahan Salak
dan Olahan Bawang
Merah
23 Kabupaten Industri Makanan Tepung Ikan, Olahan
Tuban Buah Siwalan
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Tenun Gedhog, Batik
Kulit & Alas Kaki Tulis
Industri Barang Galian bukan Gerabah Seni
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
24 Kabupaten Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Tenun Ikat, Batik
Lamongan Kulit & Alas Kaki Sendang, Konveksi,
Songkok
Industri Makanan Wingko, Olahan
Bandeng & Aneka
Kripik
Industri Kayu, Barang dari Anyaman Bambu
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
25 Kabupaten Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kopyah
Gresik Kulit & Alas Kaki
Industri Makanan Keripik Singkong &
Gayam
Industri Kayu, Barang dari Meubel Pelepah Pisang
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
- 53 -
No Kabupaten/
Unggulan Komoditas Unggulan
Kota
26 Kabupaten Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis, Kerajinan
Bangkalan*) Kulit & Alas Kaki Agel, Kerajinan Kian
Perca Batik
Industri Makanan Krupuk Hasil Laut,
Pengolahan Buah Salak
Industri Kayu, Barang dari Ukiran Kayu, Aneka
Kayu, Rotan Furnitur, dan Suvenir,
Kerajinan dari Tanaman
27 Kabupaten Industri Kayu, Barang dari Anyaman Pandan/
Sampang*) Kayu, Rotan Furnitur, dan Bambu, Miniatur Kapal
Kerajinan dari Tanaman Rakyat
Industri Makanan Pengolahan Garam,
Krupuk Ikan, Jamu
Herbal, olahan umbi-
umbian, buah-buahan,
dan kacang-kacang,
olahan berbasis ikan
Industri Barang Galian bukan Olahan tanah liat
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik tulis, Alas kaki
Kulit & Alas Kaki
28 Kabupaten Industri Makanan Garam beryodium,
Pamekasan keripik singkong (teteh)
& Kerupuk Raksasa,
Pengolahan
RumputLaut, Jamu,
Camilan
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis
Kulit & Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Anyaman
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
29 Kabupaten Industri Barang Galian bukan Kerajianan &
Sumenep Logam, Logam, Kerajinan Pengolahan Hasil Laut,
Logam dan Bukan Logam Kerajinan Keris
Industri Kayu, Barang dari Mebel dan Ukiran Kayu
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Industri Makanan Olahan Mente dan
Bawang Merah
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis
Kulit & Alas Kaki
30 Kota Kediri Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Tenun Ikat, Batik Tulis
Kulit & Alas Kaki
Industri Makanan Tahu Takwa, Getuk
Pisang & Madumongso
31 Kota Blitar Industri Kayu, Barang dari Kendang Bung Karno &
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kerajinan Kayu,
Kerajinan dari Tanaman Kerajinan Batik dan
Batik Kayu
Industri Makanan Makanan Olahan
(Koyah, Opak Gambir &
Kue Kering Lainnya),
Olahan Belimbing
Karangsari Dan Buah
Lainnya
32 Kota Malang*) Industri Makanan Tempe dan Kripik
Tempe, Kripik Buah,
Olahan Makanan
Industri Barang Galian bukan Keramik
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
- 54 -
No Kabupaten/
Unggulan Komoditas Unggulan
Kota
Industri Kayu, Barang dari Aneka kerajinan, mebel
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
33 Kota Industri Makanan Produk Olahan Ikan,
Probolinggo Olahan Ikan Jenggelek,
Punti, Abon Ikan,
Produk Olahan Kedelai,
Susu Jagung & Mangga
Industri Barang Galian bukan Batik Tulis, Bordir,
Logam, Logam, Kerajinan Anyaman Plastik &
Logam dan Bukan Logam Keramik
34 Kota Industri Barang Galian bukan Aksesoris sepeda motor,
Pasuruan*) Logam, Logam, Kerajinan mobil, sparepart motor
Logam dan Bukan Logam dan mobil serta
sparepart kapal (baling-
baling), gerbah
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis, Alas Kaki
Kulit & Alas Kaki (sepatu dan sandal
kulit)
Industri Makanan Makanan olahan
(keripik singkong dan
keripik aneka buah),
minuman olahan (sirup
dan jamu kebonagung,
minuman berempah-
rempah), Garam.
Industri Kayu, Barang dari Kerajinan mebel kayu
Kayu, Rotan Furnitur, dan dan kerajinan kayu
Kerajinan dari Tanaman (craft)
35 Kota Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki, Batik Tulis &
Mojokerto Kulit & Alas Kaki Cap, Kerajinan Batik &
Handycraft (aksesoris,
sulam pita, flanel &
bambu)
Industri Barang Galian bukan Kerajinan Miniatur
Logam, Logam, Kerajinan Perahu
Logam dan Bukan Logam
Industri Makanan Onde-onde & Krupuk
Singkong
36 Kota Madiun Industri Makanan Sambal Pecel, Tempe
dan Kripik Tempe, Tahu
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kerajinan Batik
Kulit & Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Mebelair/ Pengolahan
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kayu
Kerajinan dari Tanaman
37 Kota Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Batik Tulis Mangrove &
Surabaya Kulit & Alas Kaki Batik Tulis Tugu
Industri Makanan Pengolahan Hasil Laut
38 Kota Batu Industri Makanan Olahan Apel dan Buah
Lainnya, Sari Apel dan
Buah Lainnya, Olahan
Kentang dan Singkong
Industri Kayu, Barang dari Kerajinan Kayu & Batik
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kayu
Kerajinan dari Tanaman
*) Diperbarui pada Mei 2017, dalam Sosialisasi RPIP Jawa Timur
Sumber: Berita Acara Kesepakatan Kab/Kota Se-Jawa Timur, 2016 (Diolah)
Gambar 2.22
Problematika Utama Industri Kecil
- 57 -
III. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH, SERTA TUJUAN DAN SASARAN
PEMBANGUNAN INDUSTRI DAERAH
Berdasarkan hasil analisis potensi dan tantangan yang dihadapi oleh Jawa
Timur dalam pembangunan industri, terdapat tiga isu strategis, yaitu:
1. Penguatan dan pemantapan struktur industri. Isu ini sangat erat
kaitannya dengan penguatan keterkaitan pembangunan industri baik
pada sisi hulu, hilir, maupun penunjang. Sehingga, permasalahan
rendahnya efisiensi baik pada aspek biaya produksi maupun transaksi
menjadi penghambat utama bagi peningkatan nilai tambah (value added).
2. Peningkatan daya saing industri. Isu ini merupakan backbone dari
pembangunan keberlanjutan industri di Jawa Timur, yang dituangkan
baik dalam bentuk pengembangan pasar maupun kelestarian lingkungan.
3. Peningkatan peran industri dalam pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Isu ini bertumpu pada upaya memerangi kemiskinan dan ketimpangan
pembangunan antardaerah, serta upaya perluasan lapangan kerja.
Selanjutnya, ketiga isu strategis di atas dapat dirumuskan menjadi visi
dan misi industrialisasi Jawa Timur dengan menggunakan analisis SWOT
(Strength-Weakness-Opportunity-Threat), yang disinkronisasikan dengan
beberapa dokumen perencanaan, antara lain: (i) visi dan misi pembangunan
industri nasional yang tertuang dalam RIPIN Tahun 2015-2035 yang berbunyi:
“Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh”, (ii) visi dan misi pembangunan
provinsi Jawa Timur, baik yang tertuang pada dokumen RPJMD maupun
RPJPD, Visi RPJPD Jawa Timur adalah “Jawa Timur menjadi Pusat Agrobisnis
Terkemuka, Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan Menuju Jawa Timur
Makmur dan Berakhlak”. Sedangkan, visi RPJMD Jawa Timur adalah: “Jawa
Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak,
dan (iii) pengembangan industri yang tertuang dalam RTRW Jawa Timur.
Sedangkan Misi pembangunan industri Jawa Timur dalam RPJMD adalah:
1. Mengembangkan perekonomian modern berbasis agrobisnis
2. Mewujudkan sumber daya manusia yang handal, berakhlak mulia,
dan berbudaya
3. Mewujudkan kemudahan memperoleh akses untuk meningkatkan
kualitas hidup
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan buatan
5. Mengembaangkan infrastruktur bernilai tambah tinggi
6. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang baik
- 58 -
Lebih lanjut, penajaman visi dan misi serta tujuan RPIP dilakukan dengan
pendekatan expert judgement melalui focus group discussion (FGD). Stakeholder
yang terkait dalam FGD antara lain: (i) OPD bidang perindustrian baik pada
pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota; (ii) pelaku industri di Jawa
Timur termasuk Kadin; (iii) akademisi; dan (iv) legislatif.
Pada dasarnya, analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat)
adalah metode pengambilan keputusan kebijakan untuk masa depan
berdasarkan hasil indentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dialami di masa
kini dan di masa lalu. Identifikasi kekuatan dan peluang yang dimiliki dapat
dianggap sebagai faktor positif, sedangkan kelemahan dan ancaman sebagai
faktor negatif. Hasil analisis SWOT dapat digunakan sebagai dasar perumusan
isu-isu strategis dalam RPIP. Selanjutnya, visi dan misi RPIP ini ditetapkan
berdasarkan hasil perumusan isu strategis. Oleh karena itu, sebelum
merumuskan visi dan misi industrialisasi di Jawa Timur, terlebih dahulu
dilakukan analisis potensi, tantangan, dan isu stretegis.
Tahun
BASE LINE
No Sasaran Kuantitatif 2019 2024 2029 2034
(2017)
2023 2028 2033 2039
Laju pertumbuhan
1 5.5 6.4 7.7 8.6 8.8
ekonomi (%)
Pertumbuhan sektor
2 6.1 6.4 7.1 7.9 8.9
industri non-migas (%)
Kontribusi industri non-
3 29,03 29,56 30,03 30,51 30,98
migas terhadap PDRB (%)
Indeks kematangan
4 smart industrial province 61.6 65.2 72.9 80.4 90.7
(indeks)
Nilai ekspor produk
5 industri non-migas 16,73 22,03 26,32 30,62 34,91
(milyar USD)
Jumlah tenaga kerja di
6 sektor industri non- 3.13 4,37 5,44 6,52 7,59
migas (juta orang)
Nilai Investasi sektor
industri non-migas
7 1,566.66 1.899,66 2.177,16 2.454,66 2.732,16
Penanaman Modal Asing
( Juta US$)
Nilai Investasi sektor
industri non-migas
8 Penanaman Modal Dalam 45,044.54 46.101,33 46.977,57 47.853,82 48.730,07
Negeri
(Rp.Milyar )
- 62 -
Tahun
BASE LINE
No Sasaran Kuantitatif 2019 2024 2029 2034
(2017)
2023 2028 2033 2039
Indeks Kualitas
9 Lingkungan Hidup (IKLH) 64.2 65.2 67.2 69.7 72.9
Daerah
ketimpangan wilayah
10 0.9 0.9 0.8 0.7 0.6
(Indeks Williamson)
Sumber: Hasil Analisis (2017)
2034-2039
2033-2037
2029-2033
2028-2032
2024-2028
2023-2027
2019-2023
2018-2022 Perluasan Pangsa
Terwujudnya Jawa
Timur sebagai Smart
Pasar industri Jawa industrial province
Sinergitas antar skala
Timur yang ramah
produksi untuk
Sinegisitas antar lingkungan
memperkuat daya
sektor dan spasial saing industri yang
untuk meningkatkan ramah lingkungan
efisiensi industri yang
ramah lingkungan
Tingkat Kematangan Pengembangan Smart Industrial Province
(Basic) (Emerging) (Functional) (Leading)
• e-Raw Material • Sistem informasi yang • Advance Mega Data • Advance Mega Data
• SDM Adaptive mutakhir Technology Technology
• Hi Tech Research • Hi Tech Research • SDM Hi Tech • SDM Hi Tech
• E-Directory Production • Mega Data Technology • Artificial Intelligence • Artificial Intelligence
Support Support
• IT Market advace
terintegrasi
Sumber: hasil analisis.
Gambar 3.1
Tahapan Industrialisasi di Jawa Timur
- 63 -
b. memiliki daya saing yang dominan baik pada tingkat regional, nasional
maupun internasional;
c. memiliki ketangguhan yang prima dalam menghadapi segala
ketidakpastian perekonomian domestik mapun global.
d. memiliki kemampuan untuk berkembang secara berkelanjutan yang
ramah lingkungan.
3. Industri yang memiliki kemampuan berperan sebagai rantai pasok,
khususnya kemampuan dalam membangun sinergitas antarskala industri.
Tentunya sinegisitas antarskala usaha industri ini harus saling
menguntungkan dan saling membutuhkan.
4. Industri yang mampu mewujudkan Jawa Timur sebagai smart industrial
province.
Secara spesifik, enam belas industri unggulan Jawa Timur, baik industri
hulu, penunjang, dan andalan, memiliki tahapan pengembangan yang berbeda.
Tabel 4.1 menguraikan tahapan pengembangan industri unggulan Jawa Timur
disertai dengan rencana aksinya.
Tabel 4.1
Pengembangan Industri Unggulan dan Rencana Aksi
Jenis Industri
1. Industri
petrokimia 1. Industri 1. Industri
hulu dan petrokimia petrokimia
aromatic hulu dan hulu dan
2. Industri aromatic aromatic
kimia 2. Industri 2. Industri
kimia kimia
organik.
organik. organik. Tuban, Gresik,
3. Industri
3. Industri 3. Industri Lamongan,
pupuk pupuk pupuk. Mojokerto,
INDUSTRI 4. Industri resin 4. Industri resin 4. Industri resin
5 Surabaya,
KIMIA DASAR sintetik dan sintetik dan sintetik dan Sidoarjo
bahan bahan plastik bahan plastik Pasuruan,
plastik Malang,
Industri Pupuk
Peningkatan
efisiensi Perbaikan Peningkatan
produksi dan distribusi subtitusi impor
networking produk industri produk industri
produk industri kimia dasar kimia dasar
kimia dasar
Jenis Industri
Rencana Aksi
Peningkatan
Peningkatan
Perbaikan subtitusi impor
efisiensi
distribusi dan perluasan
produksi dan
produk industri pasar barang
networking
logam dasar industri logam
produk industri
dasar
logam dasar
- 72 -
1. Industri
1. Industri logam
logam mulia 1. Industri logam
mulia
2. Industri mulia Pacitan,
2. Industri
semen, 2. Industri Tulungagung,
semen, kapur
kapur dan semen, kapur Ponorogo, Ngawi,
dan gips
gips dan gips Lumajang, Gresik,
3. Industri
3. Industri 3. Industri Lamongan,
keramik
keramik keramik Tuban,
4. Industri kaca
4. Industri kaca 4. Industri kaca Bojonegoro,
5. Industri
INDUSTRI 5. Industri 5. Industri Nganjuk,
genteng
BARANG genteng genteng Trenggalek,
6. Industri batu
7 GALIAN 6. Industri batu 6. Industri batu Jember,
bata
BUKAN bata bata Bondowoso,
7. Industri batu
LOGAM 7. Industri batu 7. Industri batu Bangkalan,
mulia (akik)
mulia (akik) mulia (akik) Sampang,
Pamekasan,
Sumenep,
Rencana Aksi
Magetan,
Pasuruan,
Peningkatan
Peningkatan Situbondo,
efisiensi Perluasan pangsa
networking Banyuwangi
produksi aneka pasar produk
aneka produk
produk barang barang galian
barang galian
galian bukan bukan logam
bukan logam
logam
Jenis Industri
1. Industri 1. Industri
pengolahan 1. Industri
pengolahan
dan pengolahan
dan
pengawetan dan
pengawetan
buah-buah pengawetan
buah-buah
dan sayuran buah-buah
dan sayuran
dalam kaleng dan sayuran
dalam kaleng
2. Industri dalam kaleng
2. Industri
pengolahan 2. Industri
pengolahan
sari buah dan pengolahan
sari buah dan
sayuran sari buah dan
sayuran
3. Industri sayuran
3. Industri tempe
tempe kedelai 3. Industri tempe
kedelai
4. Industri kedelai
4. Industri
minyak 4. Industri
minyak goreng
goreng kelapa minyak goreng
kelapa
5. Industri kelapa
5. Industri
minyak 5. Industri
minyak goreng
goreng kelapa minyak goreng
kelapa sawit
sawit kelapa sawit
6. Industri
6. Industri 6. Industri
tepung terigu
tepung terigu tepung terigu
7. Industri
7. Industri 7. Industri
produk roti
produk roti produk roti
dan kue
dan kue dan kue
8. Industri gula
8. Industri gula 8. Industri gula
pasir
pasir pasir
9. Industri kecap
9. Industri 9. Industri kecap Gresik, Mojokerto,
INDUSTRI 10. Industri kue
kecap 10. Industri kue Surabaya,
9 MAKANAN basah Sidoarjo,
DAN MINUMAN 10. Industri kue basah
basah 11. Industri Lamongan, Tuban
11. Industri
produk
11. Industri produk
makanan
produk makanan
lainnya
makanan lainnya
lainnya
Rencana Aksi
1. Peningkatan
efisiensi
produksi dan
networking
produk aneka
makanan Peningkatan
ringan dan teknologi proses
Perluasan pasar
mamin produksi aneka
produk aneka
2. Peningkatan makanan ringan
makanan ringan
daya saing dan mamin dan
dan mamin di
melalui peningkatan
pasar luar negeri
pendampinga diversifikasi
n packaging produk
yang dapat
memasuki
pasar luar
negeri
- 74 -
Rencana Aksi
Peningkatan Penguatan
efisiensi brand image
Perluasan pangsa
produksi dan dan
pasar aneka
networking peningkatan
produk tekstil dan
aneka produk inovasi aneka
alas kaki
tekstil dan alas produk tekstil
kaki dan alas kaki
Jenis Industri
1. Industri
Kertas dan 1. Industri 1. Industri
barang dari Kertas dan Kertas dan
kertas. barang dari barang dari
kertas kertas
2. Industri
2. Industri pulp 2. Industri pulp
pulp kertas kertas kertas Gresik, Nganjuk,
3. Industri 3. Industri 3. Industri Mojokerto,
INDUSTRI kemasan kemasan kemasan Surabaya,
11
KERTAS Sidoarjo,
Probolinggo,
Rencana Aksi Situbondo
Peningkatan
Peningkatan Peningkatan
subtitusi impor
efisiensi efisiensi
dan perluasan
produksi aneka networking
pangsa pasar
produk dari aneka produk
aneka produk dari
kertas dari kertas
kertas
- 75 -
Peningkatan Peningkatan
Peningkatan
efisiensi subtitusi impor
efisiensi
networking dan perluasan
produksi aneka
aneka produk pangsa pasar
produk farmasi,
farmasi, obat aneka produk
obat kimia, dan
kimia, dan farmasi, obat
tradisional
tradisional kimia, dan
tradisional
Jenis Industri
1. Industri 1. Industri 1. Industri
barang dari barang dari barang dari
plastik plastik plastik
2. Industri 2. Industri 2. Industri
bahan bahan plastik bahan plastic
plastik untuk untuk
untuk kemasan kemasan
kemasa (LDPE,HDPE, (LDPE,HDPE,
(LDPE,HDPE PP,PVC,) PP,PVC,)
,PP,PVC,) 3. Industri ban 3. Industri Ban
3. Industri Ban dan dan
dan Vulkanisir Vulkanisir
Vulkanisir Ban Ban
INDUSTRI Ban 4. Industri 4. Industri Gresik, Mojokerto,
BARANG DARI 4. Industri Barang Karet Barang Karet Surabaya,
13
KARET DAN Barang Karet Untuk Untuk Sidoarjo,
PLASTIK Untuk keperluan keperluan Lamongan
keperluan Industri Industri
Industri
Rencana Aksi
Peningkatan
Peningkatan
efisiensi Peningkatan
efisiensi
networking subtitusi impor
produksi aneka
aneka produk aneka produk
produk barang
barang dari barang dari karet
dari karet dan
karet dan dan plastik
plastik
plastik
- 76 -
Jenis Industri
1. Industri
mesin untuk
1. Industri mesin 1. Industri mesin
keperluan
untuk untuk
umum
keperluan keperluan
2. Industri
umum umum
sparepart
2. Industri 2. Industri
mesin
sparepart sparepart
3. Industri
mesin mesin
mesin pompa
3. Industri mesin 3. Industri mesin
INDUSTRI dan
pompa dan pompa dan Gresik, Mojokerto,
MESIN DAN kompresor
15 kompresor kompresor Surabaya,
PERLENGKAPA 4. Industri
mesin dan
4. Industri mesin 4. Industri mesin Sidoarjo
N dan peralatan dan peralatan
peralatan
kantor kantor
kantor
Rencana Aksi
Peningkatan
Peningkatan
efisiensi Peningkatan
efisiensi
produksi aneka subtitusi impor
networking
produk mesin dan perluasan
aneka produk
dan ekspor mesin dan
mesin dan
perlengkapan perlengkapan
perlengkapan
Jenis Industri
1. Industri 1. Industri 1. Industri
komponen komponen komponen Gresik, Mojokerto,
otomotif otomotif otomotif Surabaya,
2. Industri 2. Industri 2. Industri Sidoarjo, Madiun
INDUSTRI perkereta perkereta perkereta Lamongan,
16 apian apian apian
ALAT ANGKUT Tuban, Sampang,
3. Industri 3. Industri 3. Industri Bangkalan,
perkapalan perkapalan perkapalan Situbondo,
4. Industri 4. Industri 4. Industri Banyuwangi
kendaraan kendaraan kendaraan
bermotor bermotor bermotor
- 77 -
Tabel 4.2.1
Pengembangan Industri Pengolahan Daging dan Susu
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian, Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan
Kementerian Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan
Perdagangan, Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan
1 Kementerian Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam
Pertanian, Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun
Kementerian Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas
Koperasi, Usaha Kecil Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
dan Menegah (K-UKM)
Peningkatan Kementerian
efisiensi melalui Perindustrian, Dinas Terkait Dinas Terkait
penguatan Kementerian Perindustrian, Perindustrian,
keterkaitan antar Perdagangan, Perdagangan, Perdagangan,
2 Industri Kementerian Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Pengolahan Pertanian, Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Daging dan Susu Kementerian Kecil, dan Kecil, dan
dengan sektor Koperasi, Usaha Kecil Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
lain yang terkait dan Menegah (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri
besar, sedang,
dan kecil
- 79 -
Mengembangkan Kementerian
plasma nutfah Pertanian, Lembaga
Badan Terkait Badan Terkait
hewan ternak dan Ilmu Pengetahuan Perguruan
15 Penelitian, Dinas Penelitian, Dinas v v v v
unggas yang Indonesia, Badan Tinggi
Terkait Pertanian Terkait Pertanian
memiliki nilai Pengkajian dan
tambah khusus Penerapan Teknologi
Kementerian
Mengembangkan
Pertanian, Lembaga
penanggulangan Badan Terkait Badan Terkait
Ilmu Pengetahuan Perguruan
16 penyakit hewan Penelitian, Dinas Penelitian, Dinas v v v v
Indonesia, Badan Tinggi
dan identifikasi Terkait Pertanian Terkait Pertanian
Pengkajian dan
gen fungsional
Penerapan Teknologi
Mengembangkan Kementerian
molekuler hewan Pertanian, Lembaga
Badan Terkait Badan Terkait
ternak dan Ilmu Pengetahuan Perguruan
17 Penelitian, Dinas Penelitian, Dinas v v v v
unggas untuk Indonesia, Badan Tinggi
Terkait Pertanian Terkait Pertanian
resistensi Pengkajian dan
penyakit Penerapan Teknologi
Kementerian
Mengembangkan
Pertanian, Lembaga
pemuliaan hewan Badan Terkait Badan Terkait
Ilmu Pengetahuan Perguruan
18 ternak melalui Penelitian, Dinas Penelitian, Dinas v v
Indonesia, Badan Tinggi
molekuler Terkait Pertanian Terkait Pertanian
Pengkajian dan
multifungsi
Penerapan Teknologi
- 83 -
Tabel 4.2.2
Pengembangan Industri Pengolahan Kopi dan Kakao
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)
Kementerian
Peningkatan
Perindustrian,
efisiensi melalui Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
keterkaitan antar Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
2 Industri Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Pertanian,
Pengolahan Kopi Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
dan Kakao Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
dengan sektor Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
lain yang terkait
(K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri
besar, sedang,
dan kecil
- 84 -
Tabel 4.2.3
Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Laut
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Perindustrian,
Peningkatan efisiensi Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
melalui penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
keterkaitan antar Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
2 Industri Pengolahan Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Pertanian,
Hasil Laut dengan Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
sektor lain yang Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
terkait Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 v v v
kemitraan Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
- 87 -
Tabel 4.2.4
Pengembangan Industri Pengolahan Kayu
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Peningkatan efisiensi Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
melalui penguatan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan antar Kementerian
2 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Industri Pengolahan Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kayu dengan sektor Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
lain yang terkait Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 v v v
kemitraan Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
- 91 -
Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan Komunikasi dan
Dinas Terkait Dinas Terkait
keterkaitan industri Informasi,
Perindustrian, Perindustrian,
besar, sedang, dan Kementerian
5 Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
kecil dengan Pemberdayaan
Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
pelayanan e- Aparatur Negara
Terpadu Terpadu
government dan Reformasi
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
Kementerian
Menerapkan praktek
Lingkungan
prinsip industri Dinas Terkait Dinas Terkait
Hidup dan
6 hijau terhadap Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
Kehutanan,
industri baru dan dan Perindustrian dan Perindustrian
Kementerian
eksisting.
Perindustrian
Badan Koordinasi
Peningkatan minat
Penanaman Dinas terkait Dinas terkait
investasi pada sektor
7 Modal, Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
Industri Pengolahan
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
Kayu
Perindustrian
- 92 -
Memfasilitasi
pembangunan Pusat
Kementerian
Desain Furniture
Perindustrian, Dinas Terkait Dinas Terkait
11 dan pengembangan v v v v
Badan Ekonomi Perindustrian Perindustrian
fasilitas pendidikan
Kreatif
dan pelatihan
industri furniture;
- 93 -
Tabel 4.2.5
Pengembangan Industri Kimia Dasar
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Peningkatan Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
efisiensi melalui Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
penguatan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan antar Kementerian
2 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Industri Kimia Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Dasar dengan Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
sektor lain yang Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
terkait Kecil dan
Menegah (K-UKM)
- 95 -
Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan
Komunikasi dan
keterkaitan Dinas Terkait Dinas Terkait
Informasi,
industri besar, Perindustrian, Perindustrian,
Kementerian
5 sedang, dan kecil Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
Pemberdayaan
dengan Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
Aparatur Negara
pelayanan e- Terpadu Terpadu
dan Reformasi
government
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
- 96 -
Tabel 4.2.6
Pengembangan Industri Barang Galian Bukan Logam
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Perindustrian,
Peningkatan efisiensi Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
melalui penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
keterkaitan antar Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
2 Industri Barang Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Pertanian,
Galian Bukan Logam Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
dengan sektor lain Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
yang terkait Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 v v v
kemitraan Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
- 98 -
Tabel 4.2.7
Pengembangan Industri Logam Dasar
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
Pemenuhan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
ketersediaan pasokan Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
1 bahan baku, baik Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
Pertanian,
dalam kualitas Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
maupun kuantitas Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Peningkatan efisiensi Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
melalui penguatan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan antar Kementerian
2 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Industri Logam Dasar Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
dengan sektor lain yang Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
terkait Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)
Peningkatan daya saing
melalui penguatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
- 101 -
Memfasilitasi
pembangunan smelter Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
11 v v v v
pengolahan bauksit Perindustrian Perindustrian Perindustrian
menjadi alumina
- 103 -
Tabel 4.2.8
Pengembangan Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian Dinas Terkait
Peningkatan efisiensi
Perindustrian, Dinas Terkait Perindustrian,
melalui penguatan
Kementerian Perindustrian, Perdagangan,
keterkaitan antara
Perdagangan, Perdagangan, Pertanian,
Industri Barang
1 Kementerian Pertanian, Pangan, Pangan, v v
Modal, Komponen,
Pertanian, Koperasi, Usaha Koperasi,
dan Bahan Penolong
Kementerian Koperasi, Kecil, dan Usaha Kecil,
dengan sektor lain
Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM) dan Menengah
yang terkait
Menegah (K-UKM) (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
2 v v v
kemitraan Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
Dinas Terkait
Kementerian Dinas Terkait
Perluasan pangsa Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
pasar melalui Komunikasi
Kemeneterian Komunikasi dan Asosiasi
3 penguatan jejaring dan Informasi, v v v
Komunikasi dan Informasi, dan Pengusaha
pasar global dan dan Kantor
Informasi, Kementerian Kantor Perwakilan
penguasaan ICT Perwakilan
Luar Negeri Dagang
Dagang
- 106 -
Peningkatan minat
Badan Koordinasi Dinas terkait
investasi pada sektor Dinas terkait
Penanaman Modal, Penanaman
6 Industri Barang Penanaman Modal v v v v
Kementerian Modal dan
Modal, Komponen, dan Perindustrian
Perindustrian Perindustrian
dan Bahan Penolong
- 107 -
Tabel 4.2.9
Pengembangan Industri Makanan dan Minuman
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Perindustrian,
Peningkatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
efisiensi melalui
Perdagangan, Perindustrian, Perindustrian,
penguatan
Kementerian Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan antar
2 Pertanian, Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
industri makanan
Kementerian Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
berteknologi tinggi
Koperasi, Usaha Kecil, dan Kecil, dan
dengan sektor lain
Kecil dan Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
yang terkait
Menengah (K-
UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri
besar, sedang, dan
kecil
- 109 -
Tabel 4.2.10
Pengembangan Industri Tekstil dan Alas Kaki
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan pasokan Kementerian
Perdagangan, Perdagangan,
bahan baku (dari Perdagangan,
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
alam dan sintetis), Kementerian Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
baik dalam kualitas Kementerian Koperasi,
Kecil, dan Kecil, dan
maupun kuantitas Usaha Kecil dan
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
Peningkatan efisiensi Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
melalui penguatan Kementerian
Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan antar Perdagangan,
2 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
industri tekstil-alas Kementerian Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kaki dengan sektor Kementerian Koperasi,
Kecil, dan Kecil, dan
lain yang terkait Usaha Kecil dan
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Menegah (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 penguatan kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
Perluasan pangsa
Perindustrian, Perindustrian, Perindustrian,
pasar melalui
Kemeneterian Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 penguatan jejaring v v v
Komunikasi dan Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
pasar global dan
Informasi, Kementerian Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
penguasaan ICT
Luar Negeri Dagang Dagang
- 113 -
Kementerian
Dinas Terkait Dinas Terkait
Perindustrian,
Penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Kementerian
penggunaan produk Perdagangan, Perdagangan,
Perdagangan,
8 dalam negeri Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
Kementerian Pertanian,
(penguasaan pasar Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian Koperasi,
domestik) Kecil, dan Kecil, dan
Usaha Kecil dan
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Menegah (K-UKM)
- 114 -
Tabel 4.2.11
Pengembangan Industri Kertas
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian Perindustrian, Perindustrian, Perindustrian,
Pemenuhan
Kementerian Perdagangan, Perdagangan, Perdagangan,
ketersediaan pasokan
Kementerian Pertanian, Pertanian, Pertanian,
1 bahan baku, baik v v v v
Kementerian Koperasi, Pangan, Koperasi, Pangan, Koperasi,
dalam kualitas
Usaha Kecil dan Menegah Usaha Kecil, dan Usaha Kecil, dan
maupun kuantitas
(K-UKM) Menengah (K- Menengah (K-
UKM) UKM)
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian Perindustrian, Perindustrian, Perindustrian,
Peningkatan efisiensi
Kementerian Perdagangan, Perdagangan, Perdagangan,
melalui penguatan
Kementerian Pertanian, Pertanian, Pertanian,
2 keterkaitan antar v v
Kementerian Koperasi, Pangan, Koperasi, Pangan, Koperasi,
kertas dengan sektor
Usaha Kecil dan Menegah Usaha Kecil, dan Usaha Kecil, dan
lain yang terkait
(K-UKM) Menengah (K- Menengah (K-
UKM) UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 penguatan kemitraan Kementerian Perindustrian v v v
Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
- 116 -
Tabel 4.2.12
Pengembangan Industri Farmasi, Obat Kimia, dan Tradisional
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)
Peningkatan Kementerian
efisiensi melalui Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
penguatan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
keterkaitan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
antara industri Kementerian
2 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Farmasi, Obat Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kimia, dan Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
Tradisional Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
dengan sektor Kecil dan Menegah
lain yang terkait (K-UKM)
- 119 -
Kementerian
Perluasan pangsa Dinas Terkait Dinas Terkait
Perindustrian,
pasar melalui Perindustrian, Perindustrian,
Kemeneterian
penguatan Komunikasi dan Komunikasi dan Asosiasi
4 Komunikasi dan v v v
jejaring pasar Informasi, dan Informasi, dan Pengusaha
Informasi,
global dan Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan
Kementerian Luar
penguasaan ICT Dagang Dagang
Negeri
Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan
Komunikasi dan
keterkaitan Dinas Terkait Dinas Terkait
Informasi,
industri besar, Perindustrian, Perindustrian,
Kementerian
5 sedang, dan kecil Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
Pemberdayaan
dengan Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
Aparatur Negara
pelayanan e- Terpadu Terpadu
dan Reformasi
government
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
- 120 -
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Penguatan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
penggunaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
produk dalam Kementerian
8 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
negeri Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
(penguasaan Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
pasar domestik) Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)
- 121 -
Tabel 4.2.13
Pengembangan Industri Barang dari Karet dan Plastik
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Peningkatan
Perindustrian,
efisiensi melalui Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
penguatan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
keterkaitan antar Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
2 Industri Barang Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Pertanian,
dari Karet dan Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
Plastik dengan Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
sektor lain yang Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
terkait
Menegah (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri
besar, sedang,
dan kecil
- 123 -
Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan
Komunikasi dan
keterkaitan Dinas Terkait Dinas Terkait
Informasi,
industri besar, Perindustrian, Perindustrian,
Kementerian
5 sedang, dan kecil Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
Pemberdayaan
dengan Informasi, Perizinan Informasi, Perizinan
Aparatur Negara
pelayanan e- Terpadu Terpadu
dan Reformasi
government
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
Menerapkan Kementerian
praktek prinsip Lingkungan
Dinas Terkait Dinas Terkait
industri hijau Hidup dan
6 Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri Kehutanan,
dan Perindustrian dan Perindustrian
baru dan Kementerian
eksisting. Perindustrian
- 124 -
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Penguatan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
penggunaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
produk dalam Kementerian
8 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
negeri Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
(penguasaan Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
pasar domestik) Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
- 125 -
Tabel 4.2.14
Pengembangan Industri Peralatan Listrik
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan Menegah
(K-UKM)
Kementerian
Peningkatan Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
efisiensi melalui Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
penguatan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan Kementerian
2 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
antara Industri Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Peralatan Listrik Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
dengan sektor Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
lain yang terkait Kecil dan Menegah
(K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri
besar, sedang,
dan kecil
- 127 -
Tabel 4.2.15
Pengembangan Industri Mesin dan Perlengkapan
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Pemenuhan Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
ketersediaan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
pasokan bahan Kementerian
1 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
baku, baik dalam Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
kualitas maupun Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
kuantitas Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Peningkatan Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
efisiensi melalui Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
penguatan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan antara Kementerian
2 Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Industri Mesin dan Pertanian,
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Perlengkapan Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
dengan sektor lain Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
yang terkait Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
penguatan Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 v v v
kemitraan Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
- 131 -
Kementerian
Perindustrian,
Kemeneterian
Peningkatan Komunikasi dan
Dinas Terkait Dinas Terkait
keterkaitan industri Informasi,
Perindustrian, Perindustrian,
besar, sedang, dan Kementerian
5 Komunikasi dan Komunikasi dan v v v
kecil dengan Pemberdayaan
Informasi, Perizinan Informasi,
pelayanan e- Aparatur Negara
Terpadu Perizinan Terpadu
government dan Reformasi
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
Menerapkan Kementerian
praktek prinsip Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
6 industri hijau dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
baru dan eksisting. Perindustrian
- 132 -
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian Riset
dan Teknologi,
Lembaga Ilmu
Mengembangkan Dinas terkait Dinas terkait
Pengetahuan Perguruan
9 prototipe produk Perindustrian dan Perindustrian dan v v v v
Indonesia, Badan Tinggi
potensial. Perdagangan Perdagangan
Pengkajian dan
Penerapan
Teknologi, Badan
Standardisasi
Nasional
- 133 -
Tabel 4.2.16
Pengembangan Industri Alat Angkut
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian
Pemenuhan Perindustrian, Perindustrian,
Perdagangan,
ketersediaan pasokan Perdagangan, Perdagangan,
Kementerian
1 bahan baku, baik Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v v v
Pertanian,
dalam kualitas Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
Kementerian
maupun kuantitas Kecil, dan Kecil, dan
Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Kementerian
Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
Peningkatan efisiensi Kementerian
Perindustrian, Perindustrian,
melalui penguatan Perdagangan,
Perdagangan, Perdagangan,
keterkaitan antara Kementerian
2
Industri Alat Angkut Pertanian,
Pertanian, Pangan, Pertanian, Pangan, v v
Koperasi, Usaha Koperasi, Usaha
dengan sektor lain Kementerian
Kecil, dan Kecil, dan
yang terkait Koperasi, Usaha
Menengah (K-UKM) Menengah (K-UKM)
Kecil dan
Menegah (K-UKM)
Peningkatan daya
saing melalui
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait Asosiasi
3 penguatan kemitraan v v v
Perindustrian Perindustrian Perindustrian Pengusaha
antarindustri besar,
sedang, dan kecil
- 135 -
Kementerian
Menerapkan praktek Lingkungan
Dinas Terkait Dinas Terkait
prinsip industri hijau Hidup dan
6 Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup v v v v
terhadap industri Kehutanan,
dan Perindustrian dan Perindustrian
baru dan eksisting. Kementerian
Perindustrian
Badan Koordinasi
Peningkatan minat Penanaman Dinas terkait Dinas terkait
7 investasi pada sektor Modal, Penanaman Modal Penanaman Modal v v v v
Industri Alat Angkut Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
Perindustrian
- 136 -
Melaksanakan
pengembangan road
map industri alat
transportasi secara
Badan Terkait Badan Terkait
komprehensif yang
Perencanaan Perencanaan
bersifat antar moda Kementerian
Pembangunan dan Pembangunan dan
dengan Perindustrian,
9 Penelitian, Dinas Penelitian, Dinas v v
memperhatikan Kementerian
Terkait Terkait
kapasitas, kualitas, Perhubungan
Perindustrian dan Perindustrian dan
teknologi, dan
Perhubungan Perhubungan
karakteristik
kebutuhan
transportasi/
konektivitas
- 137 -
Tabel .4.3.1
Pengembangan Perwilayahan Industri
Pengembangan WPPI
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Perencanaan
Pembangunan Badan Terkait Badan Terkait
Nasional, Kementerian Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Pembangunan Pembangunan
Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
Penyusunan Usaha Kecil dan Terkait Terkait Asosiasi
rencana terpadu Menegah (K-UKM), Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
1 V
pengembangan Kementerian Agraria Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil dan
WPPI dan Tata Ruang, dan Menengah (K- dan Menengah (K- Industriawan
Kementerian UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan
Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan Perhubungan
Perhubungan
Badan Perencanaan
Pembangunan Badan Terkait Badan Terkait
Nasional, Kementerian Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Pembangunan Pembangunan
Penguatan Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
dukungan Usaha Kecil dan Terkait Terkait Asosiasi
terhadap Menegah (K-UKM), Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
2 V V V V
kebijakan Kementerian Agraria Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil dan
pengembangan dan Tata Ruang, dan Menengah (K- dan Menengah (K- Industriawan
WPPI Kementerian UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan
Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan Perhubungan
Perhubungan
- 143 -
Tabel 4.3.2
Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Perencanaan
Pembangunan Badan Terkait Badan Terkait
Nasional, Kementerian Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Pembangunan Pembangunan
Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
Penyusunan Usaha Kecil dan Terkait Terkait Asosiasi
rencana terpadu Menegah (K-UKM), Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
1 V
pengembangan Kementerian Agraria Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil dan
KPI dan Tata Ruang, dan Menengah (K- dan Menengah (K- Industriawan
Kementerian UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan
Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan Perhubungan
Perhubungan
Badan Perencanaan
Pembangunan Badan Terkait Badan Terkait
Nasional, Kementerian Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Pembangunan Pembangunan
Penguatan Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
dukungan Usaha Kecil dan Terkait Terkait Asosiasi
terhadap Menegah (K-UKM), Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
2 V V V V
kebijakan Kementerian Agraria Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil dan
pengembangan dan Tata Ruang, dan Menengah (K- dan Menengah (K- Industriawan
KPI Kementerian UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan
Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan Perhubungan
Perhubungan
- 146 -
Tabel 4.3.3
Pengembangan Kawasan Industri
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Perencanaan
Pembangunan Badan Terkait Badan Terkait
Nasional, Kementerian Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Pembangunan Pembangunan
Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
Penyusunan Usaha Kecil dan Terkait Terkait Asosiasi
rencana terpadu Menegah (K-UKM), Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
1 V
pengembangan Kementerian Agraria Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil dan
KI, dan Tata Ruang, dan Menengah (K- dan Menengah (K- Industriawan
Kementerian UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan
Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan Perhubungan
Perhubungan
Badan Perencanaan
Pembangunan Badan Terkait Badan Terkait
Nasional, Kementerian Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Pembangunan Pembangunan
Penguatan Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
dukungan Usaha Kecil dan Terkait Terkait Asosiasi
terhadap Menegah (K-UKM), Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
2 V V V V
kebijakan Kementerian Agraria Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil dan
pengembangan dan Tata Ruang, dan Menengah (K- dan Menengah (K- Industriawan
KI Kementerian UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan
Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan Perhubungan
Perhubungan
- 149 -
Tabel 4.3.4
Pengembangan Sentra Industri
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Perencanaan
Pembangunan Badan Terkait Badan Terkait
Nasional, Kementerian Perencanaan Perencanaan
Perindustrian, Pembangunan Pembangunan
Penguatan Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas Daerah, Dinas
dukungan Usaha Kecil dan Terkait Terkait Asosiasi
terhadap Menegah (K-UKM), Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
2 V V V V
kebijakan Kementerian Agraria Koperasi Usaha Kecil Koperasi Usaha Kecil dan
pengembangan dan Tata Ruang, dan Menengah (K- dan Menengah (K- Industriawan
Sentra Industri Kementerian UKM), Agraria dan UKM), Agraria dan
Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, Pekerjaan Umum, Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan Perhubungan
Perhubungan
- 153 -
Penguatan
dukungan Kementerian
Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
terhadap
5 dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup V V V V
kebijakan Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
terkait dampak Perindustrian
lingkungan
Tabel 4.4.1
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Kementerian
Penguatan
Perindustrian,
infrastruktur dalam Dinas Terkait Dinas Terkait
Kementerian Asosiasi
1 sertifikasi Perindustrian, Perindustrian, V V
Ketanagakerjaan, Ketenagakerjaan
kompetensi wajib Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan
Badan Nasional
tenaga kerja
Sertifikasi Profesi
Penguatan peran Kementerian
balai pendidikan dan Perindustrian,
Dinas Terkait Dinas Terkait
pelatihan melalui Kementerian Asosiasi
2 Perindustrian, Perindustrian, V V
peningkatan kualitas Ketanagakerjaan, Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan
dan kuantitas sarana Badan Nasional
dan prasarananya. Sertifikasi Profesi
Asosiasi
Penguatan peran Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
3 pengusaha dan V V
komunitas industri Perindustrian Perindustrian Perindustrian
ketenagakerjaan
Kementerian
Perindustrian,
Kementeriak
Penyelenggaraan
Ketenagakerjaan,
pendidikan vokasi
Kementerian Dinas Terkait Dinas Terkait
dan pelatihan baik Perusahaan dan
Riset dan Perindustrian, Perindustrian,
4 dalam bentuk kelas Perguruan V V V V
Teknologi, Ketenagakerjaan, Ketenagakerjaan,
maupun dalam Tinggi
Kementerian Pendidikan Pendidikan
bentuk on the job
Pendidikan dan
training
Kebudayaan,
Badan Nasional
Sertifikasi Profesi
- 157 -
Tabel 4.4.2
Pengembangan Sumber Daya Alam
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Penyusunan rencana
Badan Terkait Badan Terkait
pemetaan,
Kementerian Perencanaan Perencanaan
penetapan, dan
Lingkungan Hidup Pembangunan Pembangunan
pemanfaatan SDA
1 dan Kehutanan, Daerah, Dinas Daerah, Dinas V
dalam
Kementerian Terkait Lingkungan Terkait Lingkungan
pengembangan
Perindustrian Hidup dan Hidup dan
industri secara
Perindustrian Perindustrian
terpadu berbasis IT
Kementerian
Pengembangan
Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
industri berbasis
2 dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup V V V
pelestarian
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
lingkungan
Perindustrian
Badan Terkait Badan Terkait
Kementerian Perencanaan Perencanaan
Monitoring Lingkungan Hidup Pembangunan Pembangunan
3 pemanfaatan kualitas dan Kehutanan, Daerah, Dinas Daerah, Dinas V V V V
SDA Kementerian Terkait Lingkungan Terkait Lingkungan
Perindustrian Hidup dan Hidup dan
Perindustrian Perindustrian
Pemanfaatan sumber
Kementerian
daya alam secara
Lingkungan Hidup Dinas Terkait Dinas Terkait
efisien, ramah
4 dan Kehutanan, Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup V V V V
lingkungan, dan
Kementerian dan Perindustrian dan Perindustrian
berkelanjutan melalui
Perindustrian
tata kelola yang baik
- 159 -
Tabel 4.4.3
Pengembangan Sumber Pembiayaan
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Tabel 4.4.4
Pengembangan Teknologi, Informasi, dan Kreatifitas
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
Kementerian
Penguatan Perindustrian,
kebijakan Kementerian Riset
Dinas terkait Dinas terkait
percepatan alih dan Teknologi,
Perindustrian Perindustrian Perguruan
1 teknologi industri Lembaga Ilmu V V
dan dan Tinggi
untuk Pengetahuan
Perdagangan Perdagangan
meningkatkan Indonesia, Badan
kemandirian Pengkajian dan
Penerapan Teknologi
Kementerian
Perindustrian,
Fasilitasi
Kementerian Riset
pengembangan Dinas terkait Dinas terkait
dan Teknologi,
kapasitas dan Perindustrian Perindustrian Perguruan
2 Lembaga Ilmu V V
kapabilitas R&D dan dan Tinggi
Pengetahuan
pada industri Perdagangan Perdagangan
Indonesia, Badan
besar
Pengkajian dan
Penerapan Teknologi
Penguatan
kerjasama Kementerian Dinas terkait Dinas terkait
dengan Perindustrian, Perindustrian Perindustrian Perguruan
3 V V
perguruan tinggi Kementerian Riset dan dan Tinggi
dan lembaga dan Teknologi Perdagangan Perdagangan
penelitian
- 161 -
Penguatan Kementerian
Badan Terkait Badan Terkait
penelitian Perindustrian,
Perencanaan Perencanaan
industri terapan Kementerian Riset
Pembangunan Pembangunan
baik yang dan Teknologi,
dan Penelitian, dan Penelitian, Perguruan
4 dilakukan oleh Lembaga Ilmu V V V V
Dinas terkait Dinas terkait Tinggi
lembaga Pengetahuan
Perindustrian Perindustrian
pendidikan tinggi Indonesia, Badan
dan dan
maupun Pengkajian dan
Perdagangan Perdagangan
pemerintah. Penerapan Teknologi
Kementerian
Badan Terkait Badan Terkait
Perindustrian,
Monitoring dan Perencanaan Perencanaan
Kementerian Riset
evaluasi Pembangunan Pembangunan
dan Teknologi,
kebutuhan dan Penelitian, dan Penelitian, Perguruan
5 Lembaga Ilmu V V V V
teknologi untuk Dinas terkait Dinas terkait Tinggi
Pengetahuan
pengembangan Perindustrian Perindustrian
Indonesia, Badan
industri hulu. dan dan
Pengkajian dan
Perdagangan Perdagangan
Penerapan Teknologi
Tabel 4.5.1
Pembangunan Sarana dan Prasarana Sumber Daya Energi
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
Tabel 4.5.2
Pembangunan Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian
Dinas terkait Dinas terkait
Pekerjaan
perindustrian, perindustrian,
Optimalisasi Umum danc
Pekerjaan Pekerjaan
1 pemanfaatan DAS Perumahan v v
Umum dan Umum dan
dan Bendungan Rakyat,
lingkungan lingkungan
Kementerian
hidup hidup
Lingkungan
Hidup dan
Kehutanan
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian
Dinas terkait Dinas terkait
Pekerjaan
perindustrian, perindustrian,
Optimalisasi Umum danc
Pekerjaan Pekerjaan
2 penyediaan air Perumahan v v
Umum dan Umum dan
bersih Rakyat,
lingkungan lingkungan
Kementerian
hidup hidup
Lingkungan
Hidup dan
Kehutanan
- 167 -
Tabel 4.5.3
Pembangunan Sarana dan Prasarana Pengolahan Limbah
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
Tabel 4.5.4
Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi
Pemangku Kepentingan Tahun
Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
Kementerian
Perindustrian, Badan Terkait Badan Terkait
Penetapan Kementerian Perencanaan Perencanaan
rencana Pekerjaan Pembangunan, Pembangunan,
konektivitas Umum dan Dinas Terakit Dinas Terakit Asosiasi
antarKPI, Perumahan Perindustrian, Perindustrian, Pengusaha
1 V
termasuk KI dan Rakyat, Pekerjaan Pekerjaan dan
Sentra IKM Kementerian Umum, Umum, Industriawan
dengan daerah Perhubungan, Perhubungan, Perhubungan,
pemasaran Kementerian Agraria dan Tata Agraria dan Tata
Agraria dan Ruang Ruang
Tata Ruang
Kementerian
Perindustrian, Badan Terkait Badan Terkait
Kementerian Perencanaan Perencanaan
Peningkatan
Pekerjaan Pembangunan, Pembangunan,
kualitas
Umum dan Dinas Terakit Dinas Terakit
infrastruktur pada
Perumahan Perindustrian, Perindustrian,
2 wilayah KI, KPI, v v v v
Rakyat, Pekerjaan Pekerjaan
dan Sentra
Kementerian Umum, Umum,
Industri sesuai
Perhubungan, Perhubungan, Perhubungan,
dengan RTRW
Kementerian Agraria dan Tata Agraria dan Tata
Agraria dan Ruang Ruang
Tata Ruang
Pengembangan Kementerian Badan Terkait Badan Terkait
jalan arteri primer Perindustrian, Perencanaan Perencanaan
3 sebagai Kementerian Pembangunan, Pembangunan, v v
penghubung antar Pekerjaan Dinas Terakit Dinas Terakit
kawasan Umum dan Perindustrian, Perindustrian,
- 169 -
Tabel 4.5.5
Pembangunan Sarana dan Prasarana Sistem Informasi Industri
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
Kementerian
Penyediaan data Perindustrian,
basis Kementerian
pengembangan Komunikasi dan Dinas Terkait Dinas Terkait
industri yang Informasi, Perindustrian, Perindustrian,
terinci dan Kementerian Komunikasi dan Komunikasi dan
1 V V V V
terverifikasi Pemberdayaan Informasi, Informasi,
menggunakan e- Aparatur Negara Perizinan Perizinan
government dan Reformasi Terpadu Terpadu
(Mendukung Birokrasi,
SIINAS) Kementerian
Dalam Negeri
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian
Komunikasi dan Dinas Terkait Dinas Terkait
Penerapan smart
Informasi, Perindustrian, Perindustrian,
governance dalam
Kementerian Komunikasi dan Komunikasi dan
2 regulasi V V V V
Pemberdayaan Informasi, Informasi,
pengembangan
Aparatur Negara Perizinan Perizinan
industri
dan Reformasi Terpadu Terpadu
Birokrasi,
Kementerian
Dalam Negeri
- 171 -
Tabel 4.5.6
Pembangunan Sarana dan Prasarana Penunjang Standardisasi Industri
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2023 2028 2033 2039
5. Pemberdayaan Industri
Pemberdayaan industri pada bagian ini lebih terfokus pada pemberdayaan
IKM. Di Jawa Timur, kebijakan ini tidak bisa dipisahkan dari kebijakan
afirmatif IKM nasional yang dirumuskan dalam RIPIN yang berbunyi sebagai
berikut:
1. Dalam rangka keberpihakan terhadap IKM dalam negeri ditetapkan bahwa
industri kecil hanya dapat dimiliki oleh warga negara indonesia, industri
yang memiliki keunikan dan merupakan warisan budaya bangsa hanya
dapat dimiliki oleh warga negara indonesia, dan industri menengah
tertentu dicadangkan untuk dimiliki oleh warga negara indonesia;
2. Dalam rangka penguatan struktur industri nasional, peran IKM perlu
ditingkatkan secara signifikan dalam rantai suplai industri prioritas; dan
3. Dalam upaya meningkatkan pembangunan dan pemberdayaan IKM,
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan perumusan
kebijakan, penguatan kapasitas kelembagaan, dan pemberian fasilitas
bagi IKM.
Selanjutnya, kebijakan di Jawa Timur berlandaskan dua konsep
pemberdayaan IKM yang terkait erat dengan tiga pokok kebijakan afirmatif IKM
nasional. Pertama, pembentukan holding atau pengelompokan IKM sebagai
strategi peningkatan daya saing, melalui peningkatan efisiensi, khususnya
pada aspek penetrasi pasar baik untuk pembelian bahan baku maupun
pemasaran. Konsep ini sejalan dengan konsep pembentukan sentra industri,
dimana kegiatan industri yang sejenis dikembangkan pada satu wilayah
tertentu.
Kedua, pengembangan IKM secara paripurna. IKM paripurna yang
dimaksud merupakan IKM yang unggul dalam persaingan global, mampu
meningkatkan kesejahteraan, dan memiliki keberlanjutan. Untuk mempercepat
terwujudnya IKM paripurna dibutuhkan pembinaan secara utuh dan
menyeluruh, yang dimulai dari tahapan produksi maupun pascaproduksi.
Pembinaan IKM diawali dengan bantuan bahan baku sebagai stimulan.
Tabel 4.6 menunjukkan program pemberdayaan IKM di Jawa Timur yang
terkait dengan kebijakan afirmatif IKM nasional. Pada dasarnya, semua IKM
yang dibina oleh pemerintah provinsi Jawa Timur adalah milik warga negara
Indonesia yang terdiri dari lima jenis pembinaan IKM, yaitu: (i) bantuan alat,
(ii) pendampingan, (iii) peningkatan kualitas SDM, (iv) peningkatan kapasitas
teknologi, dan (v) bimbingan standardisasi dan sertifikasi termasuk di
dalamnya packaging dan perlindungan HKI.
- 173 -
Tabel 4.6
Pemberdayaan IKM
Pemangku Kepentingan Tahun
No Program 2019- 2024- 2029- 2034-
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain
2023 2028 2033 2039
Badan Terkait
Badan Terkait
Perencanaan
Kementerian Perencanaan
Pembangunan
Perindustrian, Pembangunan
Daerah, Dinas
Kementerian Koperasi, Daerah, Dinas
Pengembangan Terkait
Usaha Kecil dan Terkait
Sentra IKM prioritas Perindustrian, Asosiasi
Menegah (K-UKM), Perindustrian,
(unggulan) untuk Koperasi Usaha Pengelola
1 Kementerian Agraria dan Koperasi Usaha V V V V
mengoptimalkan Kecil dan Sentra
Tata Ruang, Kementerian Kecil dan
pemanfaatan Menengah (K- IKM
Pekerjaaan Umum dan Menengah (K-
infrastruktur UKM), Agraria
Perumahan Rakyat, UKM), Agraria dan
dan Tata Ruang,
Kementerian Tata Ruang,
Pekerjaan
Perhubungan Pekerjaan Umum,
Umum,
Perhubungan
Perhubungan
Peningkatan Badan Standardisasi
keterampilan teknis, Nasional, Kementerian
standardisasi, Perindustrian,
pemasaran dan Kementerian
Dinas terkait Dinas terkait
manajemen melalui Perdagangan, Perguruan
2 Perindustrian dan Perindustrian V V V V
pendidikan, Kementerian Riset dan Tinggi
Perdagangan dan Perdagangan
pelatihan dan Teknologi, Lembaga Ilmu
pendampingan Pengetahuan Indonesia,
berbasis teknologi Badan Pengkajian dan
informasi Penerapan Teknologi
Peningkatan fasilitasi
Dinas terkait Dinas terkait
kemudahan Badan Koordinasi
Penanaman Penanaman
perizinan investasi Penanaman Modal,
3 Modal, Perizinan Modal, Perizinan V V V V
pengembangan IKM Kementerian
Terpadu dan Terpadu dan
berbasis teknologi Perindustrian
Perindustrian Perindustrian
informasi
- 174 -
Badan Koordinasi
Dinas terkait Dinas terkait
Penanaman Modal,
Penanaman Penanaman
Kementerian
Modal, Perizinan Modal, Perizinan
Penyediaan fasilitasi Perindustrian,
Terpadu, Terpadu,
dan informasi Kementerian Komunikasi
Perindustrian, Perindustrian,
5 pembiayaan yang dan Informasi, Perbankan V V V V
Informasi dan Informasi dan
kompetitif melalui e- Kementerian Koperasi,
Komunikasi, Komunikasi,
government Usaha Kecil dan
BUMD sektor BUMD sektor
Menegah (K-UKM), Bank
perbankan dan perbankan dan
Indonesia, Otoritas Jasa
keuangan keuangan
Keuangan
Dinas Terkait
Kementerian Dinas Terkait
Penguatan peran Perindustrian,
Perindustrian, Perindustrian,
IKM sebagai Perdagangan,
Kementerian Perdagangan,
penyedia bahan Pertanian,
Perdagangan, Pertanian,
6 baku lokal yang Pangan, V V V V
Kementerian Pertanian, Pangan, Koperasi,
kompetitif bagi Koperasi, Usaha
Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan
industri besar dan Kecil, dan
Usaha Kecil dan Menengah (K-
sedang Menengah (K-
Menegah (K-UKM) UKM)
UKM)
- 175 -
V. PENUTUP
Penyusunan RPIP merupakan keharusan seperti yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian. Di samping itu,
RPIP dibutuhkan agar:
a. Arahan pembangunan infrastruktur, penataan dan pemanfaatan ruang
dapat dilakukan secara optimal;
b. Masyarakat dapat menerima industrialisasi melalui pemahaman informasi
yang benar tentang rencana industrialisasi Jawa Timur;
c. Tingkat kerusakan lingkungan dapat dikendalikan secara efisien dan
efektif;
d. Terjadinya percepatan terwujudnya East Java Smart Province; dan
e. Terciptanya Jawa Timur sebagai Provinsi Industri yang tangguh berbasis
IT High Tech melalui peningkatan efisiensi on farm yang akhirnya
mempengaruhi peningkatan efisiensi pada industri hulu (primer) dan
hilir/andalan (sekunder); peningkatkan peranan industri penunjang
(tersier) dalam menurunkan biaya transaksi.
Selain diharapkan sebagai dasar penyusunan dan evaluasi RPIK, RPIP
juga berperan sebagai pedoman bagi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi dalam melaksanakan fungsi pengawasan agar penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan sektor industri sejalan dengan aspirasi
masyarakat.
ttd