Anda di halaman 1dari 54

SERI TINJAUAN TEOLOGIS

MUJIZAT
makna dan isu-isu
kontemporernya

Pdt. Dr. Paulus Kurnia

Sinode Gereja Kristus Yesus


Seri Tinjauan Teologis
Judul : Mujizat
Penulis : Pdt. Dr. Paulus Kurnia
Editor : GI. Purnama dan tim.

Cetakan pertama, Juli 2011

Diterbitkan oleh :
Sub Bidang Pengajaran
Bidang Pembinaan
Sinode Gereja Kristus Yesus
Daftar Isi

Daftar Isi ........................................................ iii

Kata Pengantar ................................................ v

Pendahuluan ................................................... 1

A. Mujizat: Arti Dan Fungsinya di Alkitab .... 3

B. Isu-isu Kontemporer tentang Mujizat ...... 11


1. Mengapa Ada Orang yang Tidak Percaya
akan Adanya Mujizat? ............................. 13
2. Apakah Semua Mujizat Berasal dari
Allah? ........................................................18
3. Apakah Ciri-ciri Mujizat yang Bukan
Berasal dari Allah ? .................................. 21

C. Bagaimana Sikap Gereja atau Orang


Kristen secara Umum tentang Pelayanan
Kesembuhan Ilahi? .................................. 33

Catatan Akhir ............................................... 42

Referensi dan Sumber .................................. 44

iii
KATA Pengantar

K ekristenan tidak pernah berlangsung


tanpa lalu lalangnya ajaran yang tidak
sehat, sesat, atau mirip dengan ajaran Alkitab
tetapi bukan ajaran Alkitab yang sesungguhnya.
Dari zaman ke zaman, ajaran yang tidak sehat,
sesat, atau mirip ajaran Alkitab selalu meng-
iringi kekristenan. Ada orang Kristen yang ti-
dak tergoncang dengan ajaran-ajaran tersebut
karena mereka mengenal sungguh-sungguh
ajaran Kristen yang benar, tetapi ada juga orang
Kristen yang tergelincir masuk ke dalam pusa-
ran ajaran-ajaran tersebut karena mereka tidak
memiliki kemantapan pengajaran iman Kristen
yang benar. Ajaran tidak sehat, sesat, atau mirip
dengan ajaran Alkitab tersebut bisa dijumpai di
dalam bentuk tulisan ataupun lisan, video atau-
pun audio, bahkan di dalam dunia maya, di tem-
pat pertemuan, bahkan masuk ke dalam rumah
atau kantor melalui layar monitor komputer atau
Blackberry/Ipad dan piranti-piranti canggih
lainnya.

Dalam rangka pembinaan warga gereja, maka


Sinode Gereja Kristus Yesus menerbitkan Seri
Tinjauan Teologis yang membahas iman kris-
ten dan isu-isu kontemporernya. Memang, Seri
Tinjauan Teologis tidak bisa menjawab seluruh

Seri Tinjauan Teologis | 


isu kontemporer yang berkembang berhubung
percepatan dari isu kontemporer tersebut. Na-
mun setidaknya, kami berharap bahwa hal-hal
penting yang menjadi pergumulan orang Kristen
pada umumnya dapat kami bahas.

Terbitan perdana dari Seri Tinjauan Teologis


ini mengambil topik tentang “Mujizat”. Kami
berharap terbitan ini dapat membantu anggota
jemaat Gereja Kristus Yesus, dan orang Kristen
pada umumnya, untuk memahami ajaran firman
Tuhan tentang mujizat. Kami berharap topik-
topik lainnya akan dapat kami sajikan kemu-
dian.

Akhir kata, kami memberikan apresiasi ke-


pada para penulis dari Seri Tinjauan Teologis
ini. Semoga Seri Tinjauan Teologis ini memberi-
kan manfaat bagi anggota jemaat Gereja Kristus
Yesus dan orang Kristen pada umumnya. Tuhan
Yesus dipermuliakan.

Ketua Bidang Pembinaan


Sinode Gereja Kristus Yesus

vi | Seri Tinjauan Teologis


pendahuluan

D ari zaman ke zaman, orang Kristen


senang dengan mujizat-mujizat yang di-
tawarkan dan dipromosikan oleh pelayanan lem-
baga-lembaga dan atau gereja-gereja tertentu.

Orang Kristen percaya bahwa mujizat Allah


masih berlangsung hingga hari ini. Namun, be-
berapa isu kontemporer (masa kini) patut men-
jadi perhatian kita di tengah maraknya pelayanan
mujizat, khususnya kesembuhan ilahi. Misalnya,
apakah makna mujizat pada masa kini? Apakah
semua pelayanan mujizat berasal dari Allah?
Bagaimana mengenali mujizat yang bukan bera-
sal dari Allah? Bagaimana mencermati praktik
pelayanan mujizat yang menggunakan media
tertentu?

Setelah melakukan penelitian yang cukup


memadai, penulis mencoba memaparkan perma-
salahan tersebut di atas – dimulai dengan uraian
teologis-alkitabiah tentang mujizat sebagai fon-
dasi. Tulisan ini dibuat agar segenap anggota je-
maat mengalami pertumbuhan iman yang sejati
dengan landasan pemahaman yang tepat akan
firman Tuhan sehubungan dengan gejala-gejala
atau fenomena mujizat serta agar setiap pembaca
buku saku ini dilengkapi dalam upaya menguji

Seri Tinjauan Teologis | 


roh sebagaimana rasul Paulus pernah menulis,

“Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah


percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh
itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab
banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan
pergi ke seluruh dunia” (1 Yohanes 4:1).

abab

 | Seri Tinjauan Teologis


A. Mujizat:
Arti DAN
Fungsinya
di Alkitab.

Seri Tinjauan Teologis | 


Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab

Y ang dimaksud dengan mujizat dalam ba-


hasan ini adalah peristiwa yang melam-
paui batasan hukum alam dan pemikiran ma-
nusia, yang dilakukan Allah (dengan kekuatan
supraalami) berdasarkan kedaulatan dan kuasa-
Nya untuk maksud atau misi tertentu. Dalam
Alkitab, Yesus Kristus dengan penuh otoritas
melakukan mujizat.

Walaupun melampaui hukum alam dan pe-


mikiran manusia, mujizat tidak otomatis ber-
tentangan dengan alam bila dilihat dari tujuan
dan makna mujizat itu. Dalam alam semesta dan
dalam kehidupan manusia, kita menemukan ba-
nyak mujizat sehingga banyak hal yang tercipta
dan terjadi yang dapat kita rasakan namun tidak
dapat dijelaskan oleh rasio manusia. Mujizat
yang sejati bersifat nyata, artinya menjadi peng-
alaman manusia, bisa dicatat rincian kejadian-
nya (bersifat historis), dan dapat dijelaskan se-
bagaimana adanya walaupun dalam kapasitas
yang terbatas.

Mujizat bukan hanya dilakukan oleh Tuhan


Allah, sang Pencipta, melainkan juga oleh setan.
Oleh karena itu, asal peristiwa mujizat hampir
tidak mungkin diketahui. Kepada orang Kristen,
Allah telah menyatakan Diri dan firman-Nya di
dalam Kitab Suci (Alkitab). Di atas landasan

Seri Tinjauan Teologis | 


Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab

dan pemahaman akan Alkitab, kita diberi hik-


mat Allah untuk mencermati dan membedakan
mujizat yang berasal dari Allah dan yang berasal
dari setan.

Mujizat bisa berlangsung melalui orang-


orang yang dikuasakan. Misalnya, Tuhan Yesus
Kristus menjalankan kuasa dan melangsungkan
tanda ajaib berdasarkan otoritas yang diberikan
oleh Bapa yang mengutus Dia. Hal itu berlaku
pula untuk para nabi dan para rasul sebagaimana
yang tercatat di dalam Alkitab.

Berlangsung atau tidaknya


mujizat tergantung dari
kedaulatan dan kuasa Allah.

Kebanyakan orang Kristen percaya akan


peristiwa mujizat dan percaya bahwa mujizat
yang sejati masih tetap berlangsung hingga saat
ini, karena berlangsung atau tidaknya mujizat
tergantung dari kedaulatan dan kuasa Allah. Jika
Allah memiliki keinginan dan maksud mulia
tertentu sehingga Dia berintervensi dalam dunia
ini, tidak seorang pun yang dapat menghalangi
rencana-Nya karena mujizat mengungkapkan
kehadiran dan kuasa Allah demi misi ilahi-Nya.

 | Seri Tinjauan Teologis


Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab

Jika kita mempercayai Allah yang hidup dan


berdaulat, maka kita juga mempercayai segala
perbuatan dan karya-Nya –termasuk tanda ajaib
dan mujizat– di mana pun, kapan pun, untuk
siapa pun, dan dalam keadaan apa pun.

Untuk memahami sampai ke akarnya, kita


akan memeriksa catatan Akitab tentang mu-
jizat. Penggalian kata  yang berkenaan  dengan
mujizat  yang dilakukan penulis dibatasi pada
Perjanjian Baru saja.

Ada empat kata dalam bahasa


Yunani yang menunjuk kepada
mujizat, yaitu:
sēmeion, teras, dunamis,
dan ergon.

Ada empat kata dalam bahasa Yunani yang


menunjuk kepada mujizat, yaitu:
Pertama, sēmeion1, yaitu “tanda” yang menyer-
tai pelayanan Tuhan Yesus dan para murid untuk
mengukuhkan berita ilahi dan menyatakan bukti
kehadiran, pekerjaan, dan kuasa Allah.

Kedua, teras2, yaitu peristiwa yang mendatang-


kan “keajaiban” sehingga orang yang melihat-
nya menjadi terkejut, terpana, dan terpukau.
Seri Tinjauan Teologis | 
Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab

Ketiga, dunamis3, “kekuatan”, yakni pekerjaan


yang melebihi kesanggupan seseorang. Peker-
jaan itu baru ada dan dilangsungkan oleh kuasa
yang lebih tinggi. Dalam 1 Korintus 12:10, Ra-
sul Paulus menyebut mujizat sebagai salah satu
karunia rohani.

Keempat, ergon4, yaitu “pekerjaan” mengheran-


kan yang dilakukan Yesus Kristus, misalnya Yo-
hanes 5:20, 36.

Orang yang melihat dan


mengalami mujizat
merasa kagum, terpesona,
terkejut, dan diyakinkan bahwa
Allah itu ada, hadir, dan
sedang berkarya.

Dari penggalian kata di atas, dapat disimpul-


kan bahwa Alkitab bahasa Indonesia memakai
berbagai kata yang menunjuk kepada “mujizat”,
misalnya “tanda”, “mujizat”, “kekuatan”, dan
“pekerjaan” mengherankan yang berasal dari
kekuatan atau kekuasaan yang melebihi keku-
atan dan pikiran manusia, sehingga orang yang
melihat dan mengalami mujizat  merasa kagum,
terpesona, terkejut, dan diyakinkan bahwa Allah
itu ada, hadir, dan sedang berkarya. Alhasil, ba-

 | Seri Tinjauan Teologis


Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab

nyak orang yang percaya kepada  Tuhan. Dalam


jemaat di kota Korintus, ada beberapa orang
percaya yang melayani Tuhan dengan karunia
rohani “melakukan mujizat.”

Di seluruh Alkitab, mujizat dapat ditemukan


mulai dari peristiwa penciptaan alam semesta
dan penciptaan manusia (Kejadian 1-2) sampai
penciptaan manusia baru melalui pengorbanan
Yesus Kristus di kayu salib (2 Korintus 5:17;
Efesus 2:10). Banyak mujizat terjadi di kalang-
an orang Israel, baik ketika mereka berada di
Mesir (Keluaran 7:8-12:30) maupun ketika me-
reka berjalan menuju ke tanah Kanaan (misalnya
peristiwa Laut Teberau terbelah menjadi dua,
Keluaran 14:21-31). Kitab-kitab Injil juga tidak
kalah banyak menyuguhkan fakta perbuatan ta-
ngan Allah yang ajaib, misalnya: penyembuhan
dua orang buta (Matius 9:27-31; penangkapan
ikan di danau Galilea (Lukas 5:4-11); Lazarus
dibangkitkan dari kematian (Yohanes 11:38-44);
air diubah menjadi anggur (Yohanes 2:1-11);
pohon ara yang dikutuk langsung mati (Matius
21:18-19); orang yang kerasukan setan disem-
buhkan di Kapernaum (Markus 1:23-27); Petrus
menyembuhkan orang yang lumpuh di Lida
(Kisah Para Rasul 9:32-35); orang-orang per-
caya berbahasa lain (Kisah Para Rasul 2:1-11);
dan berbagai mujizat lain.

Seri Tinjauan Teologis | 


Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab

Pada intinya, mujizat adalah peristiwa se-


jarah yang dilihat oleh saksi-saksi mata. Mujizat
berguna untuk: (1) menghidupkan kesadaran
(awareness) orang tentang keberadaan Tuhan,
(2) meyakinkan orang akan kehadiran dan kua-
sa Allah Pencipta, (3) menjadi alat membawa
orang mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Ju-
ruselamat jiwa, (4) menguatkan dan menumbuh-
kan iman, dan (5) untuk hal-hal yang merupakan
rahasia Allah demi menggenapkan rencana-Nya
yang mulia dan agung – rahasia itu tidak dapat
direka-reka secara pasti oleh manusia.

Topik-topik berikut ini adalah hal-hal yang


sering menjadi pertanyaan kebanyakan orang
dan terus relevan pada masa kini. Setiap orang
Kristen perlu memiliki jawaban yang jujur ter-
hadap pertanyaan-pertanyaan yang jujur.

abab

10 | Seri Tinjauan Teologis


B. Isu-isu
Kontemporer
tentang
Mujizat.

Seri Tinjauan Teologis | 11


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

1. Mengapa Ada Orang yang Tidak


Percaya akan Adanya Mujizat?

Berikut ini adalah hasil survei beberapa lembaga


di luar negeri.

Di Amerika Serikat, 84% masyarakat per-


caya bahwa Allah melakukan mujizat. 74% res-
ponden percaya bahwa mujizat yang dicatat di
dalam Alkitab benar-benar terjadi. 63% me-
ngenal orang yang mengaku pernah mengalami
peristiwa mujizat. Yang paling menarik adalah:
90% orang Kristen percaya adanya mujizat.
98% orang Protestan Injili mengaku percaya
mujizat. Data di atas dikutip dari laporan News-
week tanggal  1 Mei  2000 yang berjudul “Most
Americans Believe in Miracle.” Sampai saat itu,
ternyata hanya sedikit orang yang tidak percaya
akan mujizat.

Sampai saat itu,


ternyata hanya sedikit orang
yang tidak percaya akan mujizat.

Masih di Amerika Serikat, berdasarkan lapo-


ran kantor berita ANI di Washington tanggal 21
Juni 2008, ditemukan hasil survei bahwa hampir
80% responden menganggap mujizat memang

Seri Tinjauan Teologis | 13


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

terjadi, walaupun 92% masyarakat Amerika


masih percaya akan Tuhan atau roh (yang maha
tinggi) universal (universal spirit) lainnya. Da-
lam kurun waktu tidak sampai 10 tahun – yakni
hanya 8 tahun – hasil survei menunjukkan bah-
wa semakin banyak orang yang tidak percaya
pada mujizat.

Di Australia, kantor berita ANI di Sydney


melaporkan hasil survei tanggal 19 Desember
2009 bahwa mayoritas masyarakat yang ting-
gal di Australia percaya kepada Tuhan atau roh
(yang maha tinggi) universal lainnya, tetapi
24% dari populasi masyarakat Australia tidak
percaya adanya Tuhan dan 7% tidak yakin atau
tidak tahu tentang Tuhan. Artinya, sedikitnya
31% penduduk benua Australia kemungkinan
besar tidak mempercayai adanya mujizat. Peter
Jensen, uskup agung Gereja Anglican di Sydney,
menyatakan bahwa di tengah menurunnya iman
kekristenan di sana, orang-orang kini lebih ter-
buka untuk mempercayai sesuatu yang berbau
takhayul (superstition).

Di United Kingdom (UK, Inggris), dari


88.000 orang yang disurvei, 96% responden me-
nyatakan tidak percaya kepada Yang Maha Kua-
sa (the Almighty). Hanya 3% yang mempercayai
Tuhan. Dan dari yang 3% ini, tidak semuanya
percaya mujizat. Demikianlah laporan lembaga

14 | Seri Tinjauan Teologis


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

survei the Sun sebagaimana yang dikutip kantor


berita ANI di London pada tanggal 23 Oktober
2009.

Ternyata masih ada cukup banyak orang di


dunia ini, termasuk yang mengaku sebagai orang
Kristen, yang tidak percaya akan mujizat.

Catatan: Penulis belum melakukan pene-


litian yang cukup memadai tentang situasi di
benua Asia (atau orang Timur) yang sangat luas
dan beragam suku, bangsa, bahasa, dan budaya.
Menurut perkiraan penulis, orang Timur lebih
percaya kepada mujizat dibandingkan orang
Barat karena kepercayaan mereka cukup kuat
terhadap hal-hal yang ilahi (walaupun dengan
nama dan konsep tuhan yang berbeda).

Kesimpulan sementara yang bisa dibuat saat


ini melihat hasil polling di atas adalah bahwa
dari waktu ke waktu, semakin sedikit orang yang
percaya akan Tuhan, apalagi mujizat – terutama
di antara mereka yang tinggal di negara Barat.
Kemungkinan yang menjadi penyebab antara
lain adalah:

(1) Mereka tidak melihat bukti adanya Tuhan,


baik secara langsung maupun melalui kehi-
dupan orang yang percaya Tuhan.

Seri Tinjauan Teologis | 15


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

(2) Mereka percaya bahwa Tuhan hanya melaku-


kan penciptaan dan selanjutnya tidak campur
tangan atas kehidupan manusia. Manusia
sepenuhnya bertanggung jawab atas pemiki-
ran dan tindakannya. Alam semesta ber-
operasi menurut sistemnya sejak penciptaan
sampai akhirnya punah karena kadaluwarsa.

(3) Akibat dari kesimpulan butir 2, manusia ber-


pikir bahwa segala sesuatu tergantung pada
diri manusia. Tidak ada Tuhan. Diri sendiri
adalah tuhan. Baik manusia maupun alam
semesta (yang keduanya memiliki kekuat-
an dan kuasa) masing-masing adalah tuhan
yang sama tinggi dan tidak saling berinter-
vensi.5 Jadi, mujizat itu tidak ada. Semua
peristiwa merupakan fenomena (gejala)
alamiah. Yang nampak seperti mujizat tidak
perlu dipercayai; yang penting adalah meng-
ambil makna dari peristiwa spektakuler itu.
Semua peristiwa harus dapat dijelaskan oleh
rasio. Semua ketidakpercayaan dimulai dan
digerakkan oleh rasio manusia semata-mata.
Dengan mengandalkan rasio, manusia tidak
dapat menerima hal-hal seperti mujizat yang
tidak bisa dimengerti oleh otak atau rasio.

Ada orang Kristen yang tidak mempercayai


adanya mujizat (terutama kalangan Kristen

16 | Seri Tinjauan Teologis


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

Protestan liberal dan atau Kristen Protestan


Ortodoksi Baru) dan ada orang Kristen yang
mempercayai adanya mujizat. Di antara yang
mempercayai adanya mujizat, ada yang ha-
nya mempercayai mujizat yang tertulis dalam
Alkitab dan menolak pandangan bahwa mujizat
masih berlangsung hingga kini, karena mereka
meyakini bahwa mujizat sudah tidak diperlukan
lagi setelah Alkitab selesai dibukukan menjadi
satu. Mujizat berhenti pada zaman para rasul dan
Tuhan tidak membangkitkan atau mengangkat
nabi baru setelah hari Pentakosta. Pendapat ini
masih bersifat pro dan kontra di kalangan orang
Kristen injili hingga saat ini.

Mujizat sungguh ada


dan hingga kini
masih berlangsung.

Berdasarkan pemikiran  dan perenungan


yang cukup matang secara teologis-alkitabiah
serta dari pengalaman kehidupan sehari-hari
umat Kristen (termasuk yang bukan Kristen),
penulis berpendapat bahwa mujizat sungguh ada
dan hingga kini masih berlangsung.

Dialah yang berdaulat dan sanggup berinter-


vensi ke dalam sejarah menurut rencana dan ke-

Seri Tinjauan Teologis | 17


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

hendak-Nya. Dia tahu akan apa yang Dia per-


buat tanpa nasihat siapa pun. Keputusan Allah
untuk melakukan tanda ajaib dan tindakan yang
melampaui hukum alam dan rasio manusia ti-
dak dapat dibingkai atau dibatasi oleh pemiki-
ran manusia - baik secara pengalaman maupun
secara teologis. Lagi pula, tulisan rasul Paulus
tentang karunia rohani dalam 1 Korintus 12-14
mencakup karunia untuk melakukan mujizat.
Pemberian karunia ini tidak dibatasi oleh waktu
dan merupakan hak prerogatif Allah Tritunggal.

2. Apakah Semua Mujizat Berasal dari


Allah ?

Tidak semua mujizat berasal dari Allah kare-


na mujizat bisa pula berasal dari setan. Tidak
semua peristiwa yang kelihatan spektaku-
ler serta melampaui akal dan hukum alam
adalah mujizat. Dalam hal ini akan dibedakan
antara mujizat yang murni berasal dari Allah de-
ngan mujizat yang palsu atau bukan berasal dari
Allah.

Di dalam sejarah bangsa Israel, kala orang


Israel akan keluar dari Mesir, Musa melakukan
sepuluh tanda ajaib (mujizat) untuk meyakinkan
Firaun tentang kuasa dan pribadi Allah Yehovah.
Tetapi Firaun tidak mau kalah. Apa yang dibuat
melalui tangan Musa ternyata dapat dilaku-

18 | Seri Tinjauan Teologis


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

kan oleh pihak istana Mesir. Dalam Keluaran


7:11 tercatat, “Kemudian Firaun pun memang-
gil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan
mereka pun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang
demikian juga dengan ilmu mantera mereka.”
Dalam Keluaran 7:22 tertulis dengan nada yang
mirip, “Tetapi para ahli Mesir membuat yang
demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera me-
reka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak
mau mendengarkan mereka keduanya seperti
yang telah difirmankan TUHAN.”

Kita dikagetkan lagi dengan pernyataan


dalam Keluaran 8:7, “Tetapi para ahli itu pun
membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu
mantera mereka, sehingga mereka membuat
katak-katak bermunculan meliputi tanah Me-
sir.” Perhatikan bahwa para ahli itu adalah para
ahli sihir yang menggunakan ilmu-ilmu man-
tera (perhatikan kata-kata yang digaris-bawahi).
“Mujizat” yang mereka adakan adalah palsu
karena bukan berasal dari Tuhan, tetapi dari se-
tan, bapa segala sihir dan mantera. Mujizat yang
palsu bersifat magis dan sangat terkait dengan
kuasa kegelapan (bersifat okultis).

Di bawah ini akan dipaparkan ciri-ciri mu-


jizat yang berasal dari Allah dan yang bukan
berasal dari Allah.

Seri Tinjauan Teologis | 19


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

Ciri-ciri mujizat yang berasal dari Allah


sebagai berikut :

1. Mencerminkan Allah yang mulia.


2. Menyatakan kehendak Allah secara unik.
3. Dilakukan oleh hamba Tuhan atau orang Kris-
ten sejati yang rendah hati dan saleh (Ban-
dingkan dengan Markus 16:17).
4. Biasanya memimpin kepada keselamatan jiwa
yang tersesat (Bandingkan dengan Yohanes
21:31).
5. Terjadi menurut waktu dan cara Tuhan, tidak
melalui media dan rekayasa manusia.
6. Ditunjang oleh prinsip firman Tuhan atau
Alkitab – bukan bertentangan atau berse-
berangan karena firman Tuhan diilhamkan
oleh Allah (2 Timotius 3:16).
7. Hasil dan makna mujizat bersifat tahan lama,
bukan sementara.
8. Orang atau organisasi yang mengalami mu-
jizat mengalami pembaruan hidup dan iman
yang sehat (Periksa 2 Korintus 4:16).
9. Membawa damai sejahtera Allah yang mene-
tap dan dikonfirmasi oleh pengakuan atau
kesaksian Roh Kudus yang bekerja di dalam
hati orang percaya – pengalaman yang sama
ketika seseorang diyakinkan bahwa dia adalah
anak Allah (Periksa Roma 8:15-16).

20 | Seri Tinjauan Teologis


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

Sembilan tanda ini (mungkin saja le-


bih) harus dipakai seluruhnya (bukan seba-
gian atau satu-dua tanda saja) sebagai alat
atau “teropong” untuk menguji setiap mu-
jizat. Mujizat yang sejati  tidak mungkin di-
kecoh oleh yang palsu bila dengan teliti diperik-
sa, diselidiki, dan dievaluasi. Banyak orang
Kristen yang ingin mengalami mujizat (misal-
nya kesembuhan) tanpa memeriksa sumber,
kuasa, dan pimpinan firman Tuhan. Bagi mereka
yang penting adalah hasilnya sambil dibungkus
dengan pernyataan, “Ini pasti datang dari Tuhan,
haleluya…!” Hati-hati. Karena yang datangnya
dari Iblis dapat membawa malapetaka. Simaklah
uraian selanjutnya!

Mujizat yang sejati


tidak mungkin dikecoh oleh
yang palsu bila dengan teliti
diperiksa.

3. Apakah Ciri-ciri Mujizat yang Bukan


Berasal dari Allah ?

Mujizat yang bukan berasal dari Allah mungkin


sering terjadi karena Iblis memang terus bekerja
tanpa henti dan penuh strategi baru untuk me-
nipu dan memalsukan kebenaran.

Seri Tinjauan Teologis | 21


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

Pada akhirnya, banyak orang yang dituntun


kepada kesengsaraan dan malapetaka hidup aki-
bat ulah si Iblis dan dosa. Setelah ciri mujizat
yang berasal dari Allah dipaparkan di atas, kita
bisa membandingkan dengan yang bukan bera-
sal dari Allah.

Mujizat yang bukan berasal dari Allah misalnya


yang berbau sihir atau magis dapat dikenali de-
ngan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Buah kehidupan pembuat mujizat tersebut


tidak sejalan dengan prinsip firman dan ke-
hendak Tuhan.

Tuhan Yesus berkata dalam Matius 7:16-17


“Dari buahnyalah kamu akan mengenal mere-
ka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari
semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Demikianlah setiap pohon yang baik menghasil-
kan buah yang baik, sedang pohon yang tidak
baik menghasilkan buah yang tidak baik.“

Bagian perkataan Tuhan Yesus ini merupa-


kan bagian peringatan Tuhan Yesus kepada kita
yaitu bagaimana kita mewaspadai akan nabi-
nabi palsu yang akan muncul.

Pada bagian berikutnya Ia berkata:


“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:

22 | Seri Tinjauan Teologis


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Keraja-


an Sorga, melainkan dia yang melakukan ke-
hendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari ter-
akhir banyak orang akan berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi
nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu,
dan mengadakan banyak mujizat demi nama-
Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus
terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-
Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Ma-
tius 7:21-23).

Jelas sekali siapakah orang yang dikenal oleh


Tuhan Yesus, yaitu mereka yang “melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga”. Mujizat-
mujizat yang dilakukan seseorang demi nama
Yesus tidak menjamin bahwa apa yang ia per-
buat merupakan perbuatan yang berkenan ke-
pada Tuhan.

b. Mujizat bersifat manipulatif (membohongi


atau mengecohkan atau menipu) dan diatur
dengan cara tertentu.

Misalnya, ada orang yang ditunjuk untuk ber-


saksi di depan banyak orang, padahal mujizat ti-
dak pernah terjadi dalam kehidupannya. Dalam
penyelenggaraan kebaktian kesembuhan ilahi,
orang-orang yang diundang maju ke depan di-

Seri Tinjauan Teologis | 23


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

dorong, ditarik dan ditekan sampai jatuh karena


itulah “prosedur untuk mendapatkan urapan”
yang ditetapkan si penyembuh (the healer).

Contoh lainnya: ditemukan sebuah trik yang


membuat si penyembuh bisa menyebutkan bah-
wa ada seorang di antara pengunjung kebaktian
yang bernama si anu, datang dari kota apa, dan
sedang menderita penyakit ini atau itu. Bagaima-
na dia tahu? Dia menggunakan alat bantu dengar
dengan frekwensi Fm (atau sejenis wireless)
yang dihubungkan dengan seorang petugas pe-
nyambut tamu yang mencatat orang-orang yang
datang untuk didoakan agar penyakitnya sem-
buh. Data orang itu terdengar melalui speaker
kecil yang terselip di telinga si penyembuh. Trik
tersebut canggih, bukan?

c.  Si penyembuh meninggikan dan me-


mamerkan kekuatannya lebih daripada
kemuliaan Allah.

Perkataan “Saya akan menyembuhkan Anda,”


atau “Aku menubuatkan si anu akan mati,” me-
nunjukkan bahwa mujizat yang dia buat adalah
dari dirinya sendiri. Pertanyaannya, kuasa apa
yang dia pakai? Salah seorang pembuat mujizat
menyampaikan dalam khotbahnya bahwa Fidel
Castro akan meninggal pada tahun 1990-an, pa-

24 | Seri Tinjauan Teologis


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

dahal sampai dengan 24 Februari 2008, Fidel


Castro masih menjabat sebagai Presiden Cuba
yang ke-22. Kepalsuan semacam itu tidak bisa
ditolerir.

d. Pembuat mujizat mengaku sebagai nabi.

Pengakuan itu tidak sesuai dengan kebenaran


firman Tuhan karena setelah Alkitab selesai di-
kumpulkan dan disahkan sebagai standar firman
melalui beberapa sidang pemuka agama Kristen
(konsili), baik di Nicea maupun di Konstanti-
nopel, jabatan nabi sudah tidak ada lagi. Tuhan
Yesus dengan keras mengingatkan kita, “Sebab
Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan
muncul dan mereka akan mengadakan tanda-
tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehing-
ga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan
orang-orang pilihan juga.

Camkanlah, Aku sudah mengatakannya ter-


lebih dahulu kepadamu. Jadi, apabila orang ber-
kata kepadamu, Lihat, Ia ada di padang gurun,
janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada
di dalam bilik, janganlah kamu percaya.” (Ma-
tius 24:24-26). Nabi Yeremia diberitahu Tuhan
akan kemungkinan adanya nabi-nabi palsu. Dia
menulis, “Para nabi itu bernubuat palsu demi
nama-Ku! Aku tidak mengutus mereka, tidak
memerintahkan mereka dan tidak berfirman ke-

Seri Tinjauan Teologis | 25


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

pada mereka. Mereka menubuatkan kepada-mu


penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipu
rekaan hatinya sendiri.” (Yeremia 14:14).

e. Pembuatan mujizat bersifat magis


(mengandung kekuatan gaib) dan okultis.

Para ahli atau dukun dengan mantera tertentu


seperti ‘orang-orang pintar’ di Mesir di zaman
Musa adalah contoh paling jelas yang sampai
sekarang masih ada, walaupun dengan cara yang
berbeda dan formula mantera yang baru, bahkan
ada yang menggunakan “di dalam nama Yesus”.
Dalam Matius 7:22-24 tertulis: “Pada hari ter-
akhir banyak orang akan berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi
nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu,
dan mengadakan banyak mujizat demi nama-
Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus
terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-
Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

Contoh: Ada seorang mantan penyembuh


yang mempraktikkan mujizat kesembuhan. Se-
tiap hari Sabtu sore hingga malam dia mela-
yani tanpa bayaran di sebuah rumah ibadah di
bilangan kota di Jakarta. Sebelum dia beraksi,
dia menyilet lidah-nya dan darah yang keluar

26 | Seri Tinjauan Teologis


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

dioleskan kepada si sakit sambil menyebut: “di


dalam nama Yesus.” Dia mengaku bahwa kua-
sanya itu berasal dari Mbah Surya Kencana abad
ke-16. Kesaksian itu dibuat setelah ia bertobat
dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamatnya serta meninggalkan semua prak-
tik perdukunannya yang telah berlangsung sela-
ma kurang lebih 14 tahun. Dia telah membuk-
tikan bahwa kuasa Tuhan Yesus berada di atas
kuasa kegelapan yang dia miliki sebelumnya.

Bentuk-bentuk sihir atau magis lainnya yang


dilingkupi dengan kuasa kegelapan masih ba-
nyak. Beberapa di antaranya adalah menyem-
buhkan dengan cara menghipnotis sehingga
orang-orang berjatuhan ke belakang setelah di-
tumpangi tangan; kesembuhan melalui minyak
urapan atau minyak yang dianggap bisa menjadi
medium mujizat, yang memberi kesan seolah-
olah minyak itulah yang berkhasiat. Pengobatan
dengan menggunakan dedaunan (herbal) diiringi
pembacaan doa tertentu adalah contoh lain yang
bersifat magis (kedukunan).

Hati-hati agar Anda jangan mempercayai se-


gala bentuk kebatinan baru (yang dipopulerkan
oleh Gerakan Zaman Baru/New Age Movement)
yang menjanjikan mujizat melalui media atau
cara penyembuhan/pengobatan alternatif (tanpa

Seri Tinjauan Teologis | 27


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

operasi dan dengan biaya murah atau gratis,


yang kliniknya bisa ditemukan dengan mudah
dan dipromosikan melalui siaran televisi).

Pada intinya, penyembuhan yang cespleng,


ajaib, dan terkesan bernuansa mujizat yang
menggunakan media atau medium tertentu
adalah sarat dengan bau magis, sihir, dan perdu-
kunan! Jika Allah mau melakukan mujizat, Dia
tidak tergantung pada media atau medium yang
mengusik kesucian-Nya.

f. Mujizat bermuara pada keuntungan


finansial.

Kita dapat dengan mudah mencermati perilaku


para pembuat mujizat (miracle worker) atau
penyembuh (healer) yang terus-menerus me-
nekankan sumbangan dan menyodorkan nomor
akun bank mereka. Cukup banyak yang meng-
gunakan atau menyewa organisasi pengumpul
dana (fund raiser) agar bisa menyedot banyak
uang masuk ke rekening mereka. Biasanya, him-
bauan mereka sangat baik dan terdengar rohani
serta manusiawi. Namun, seberapa jauh dana
yang begitu banyak itu dapat dipertanggung-
jawabkan penggunaannya? Apakah dana itu di-
pakai untuk kepentingan pribadi dengan meng-
atasnamakan kebaikan, atau untuk kepentingan
Kerajaan Allah?

28 | Seri Tinjauan Teologis


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

g. Hasil mujizat hanya sementara.

Ada mujizat palsu yang mendatangkan kesem-


buhan, namun bersifat sementara. Kesembuhan
itu terjadi karena faktor psikologis. Banyak
penelitian yang melaporkan bahwa orang-orang
yang dinyatakan sembuh melalui doa kesem-
buhan ilahi ternyata hanya sembuh sebagian
atau kemudian menderita sakit lagi. Para ahli
psikologi menemukan bahwa kesembuhan bisa
terjadi dan terkesan bersifat mujizat karena
orang yang sakit itu pada dasarnya ingin sem-
buh dengan level keyakinan sembuh yang sa-
ngat tinggi. Saat tindakan kesembuhan dengan
cara tertentu dilakukan (misalnya dengan didoa-
kan atau ditumpangi tangan atau diperintahkan
untuk berdiri atau berjalan), jiwanya terangkat
dan perasaannya terpulihkan lalu menghasilkan
“semacam kesembuhan”. Di kemudian hari, ke-
tika keyakinan dan kondisi psikisnya menurun,
dia kembali sakit.

Dalam sebuah kesaksian, diceritakan tentang


seseorang yang sedang sakit dibawa dari Nairobi
ke Lagos untuk mengikuti kebaktian kesembuh-
an ilahi selama satu bulan. Kesembuhan terjadi,
namun hanya sementara. Setelah pulang ke Nai-
robi, beberapa minggu kemudian dia meninggal
akibat penyakit yang sama dengan sebelum dia
didoakan dan dinyatakan sembuh. Di Perancis,

Seri Tinjauan Teologis | 29


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

Afrika Selatan, Belanda, dan di mana-mana


kisah-kisah yang sama bisa kita temukan.

Kita patut memeriksa dengan kritis (analyti-


cal and critical thinking) fenomena semacam
ini supaya kita selalu waspada bahwa setiap ke-
sembuhan atau peristiwa mujizat tidak semua-
nya murni, tetapi ada yang palsu. Iblis ingin agar
orang percaya tertipu dan masuk ke dalam je-
bakan mautnya.

Alhasil, mungkin mujizat itu terjadi, tetapi


meminta kompensasi yang merugikan, mence-
lakakan, dan mengakibatkan malapetaka yang
hebat seperti kerasukan setan, gangguan kuasa
kegelapan, kehancuran rumah tangga/keluarga,
anak cucu menjadi gila tanpa sebab yang jelas,
kebangkrutan ekonomi, masuknya pikiran yang
aneh secara tiba-tiba, dan sebagainya.

h. Pada akhirnya, nama Tuhan tidak nampak


mulia.

Inilah batu ujian yang paling menentukan. Ja-


ngan hanya menerima sesuatu yang mungkin
kita klaim sebagai “datangnya dari Tuhan, hale-
luyah”, tanpa memeriksa secara cermat dan teliti
secara keseluruhan apakah nama Tuhan diper-
muliakan melalui tanda ajaib atau mujizat.

30 | Seri Tinjauan Teologis


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

Perhatikanlah firman Tuhan berikut ini,


“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang
datang kepadamu dengan menyamar seperti
domba tetapi sesungguhnya mereka adalah se-
rigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan
mengenal mereka.” (Matius 7:15-16a).

Rasul Paulus mengingatkan: “Kedatangan si


pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan
disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tan-
da dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa
tipu daya jahat ….” (2 Tesalonika 2:9-10a).

Berdasarkan pemaparan tentang mujizat yang


murni dan yang palsu, kita dapat membangun
pedoman untuk membedakan keduanya. Bebe-
rapa pedoman yang bisa kita pakai antara lain:

a. Firman Tuhan dan prinsip kekristenan yang


tertuang dalam doktrin yang kokoh dan sehat
harus menjadi tolok ukur yang dapat diandalkan.
Mujizat bisa terjadi dari pihak manapun, bahkan
malaikat dan setanpun sanggup melakukannya.
Hanya doktrin kekristenan yang didasarkan pada
Alkitab dan telah teruji sepanjang masa yang
mengakar di dalam sejarah kekristenan mula-
mula yang bisa dijadikan alat penguji apakah
sebuah mujizat itu murni atau palsu.

Seri Tinjauan Teologis | 31


Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat

b. Hasil akhir mujizat adalah untuk kemuliaan


Tuhan, bukan untuk kepentingan manusia.

Hasil akhir mujizat adalah


untuk kemuliaan Tuhan,
bukan untuk
kepentingan manusia.

c. Buah kehidupan si pembuat mujizat atau si pe-


nyembuh harus teruji menurut jalan dan kehen-
dak Tuhan, sesuai dengan arahan firman Tuhan.

d. Media atau alat atau cara yang dipakai untuk


terjadinya mujizat atau kesembuhan ajaib harus
ditolak dengan tegas karena mencampuraduk-
kan kuasa Allah dengan buatan atau sembahan
manusia. Salah satu keahlian iblis adalah mem-
buat campuran semacam itu sehingga mereka
yang tidak kritis dan mau enaknya saja akan ter-
kecoh.

abab

32 | Seri Tinjauan Teologis


C.  Bagaimana
Menyikapi
Pelayanan
Kesembuhan
Ilahi?

Seri Tinjauan Teologis | 33


Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi

B agaimana Menyikapi Pelayanan


Kesembuhan Ilahi ?

a. Walaupun kita percaya bahwa mujizat


dalam Alkitab benar-benar terjadi dan bah-
wa mujizat masih bisa berlangsung hingga
kini, kita tidak boleh menggantungkan iman
kita kepada mujizat di dalam kehidupan se-
hari-hari.
Ingatlah bahwa kebanyakan mujizat diizinkan
Allah terjadi agar orang yang belum percaya
dapat percaya kepada Kristus Yesus. Dr. Akin-
John menulis, “Orang-orang percaya yang se-
jati tidak boleh mengikuti mujizat-mujizat, tetapi
mestinya mujizat-mujizat itulah yang mengikuti
kita.” 6 Artinya, jika kita sungguh-sungguh hi-
dup beriman dan taat pada Kristus dan firman-
Nya, maka kita lebih menggantungkan iman kita
kepada Kristus daripada mujizat.

b. Pertanyaan-pertanyaan kritis dan men-


dalam yang dilandasi kecintaan akan firman
Tuhan perlu diajukan sebelum kita memper-
cayai kesejatian suatu mujizat.
Seorang ahli teologi dari Scandinavia dengan
latar belakang teologi Lutheran yang sangat
kuat bernama Dr. Ole Oystese pernah mengaju-
kan pertanyaan-pertanyaan penting berikut ini
ketika di Fuller Seminary sedang marak dengan

Seri Tinjauan Teologis | 35


Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi

fenomena kesembuhan ilahi yang diketengah-


kan oleh para profesor seminari itu:7

(1) Mengapa Yesus sering menyuruh orang yang


telah disembuhkan agar jangan menyebar-
kan berita tentang Yesus sebagai pembuat
mujizat?

(2) Bukankah tanda ajaib bisa membentuk sikap


cuma mau enak, aman, bahagia, dan ber-
usaha menghindari penderitaan serta salib?

(3) Biasanya gereja yang percaya mujizat sering


menjadikan mujizat sebagai pusat pelayanan.
Bagaimana agar pelayanan kita tidak melulu
berfokus pada mujizat?

(4) Apakah orang yang mengadakan mujizat,


ingin melihat kemuliaan Tuhan sebagaimana
Musa (bandingkan dengan Keluaran 33:18)?
Mengapa Tuhan Yesus justru ingin agar kua-
sa-Nya menjadi nyata di dalam kelemahan
(2 Korintus 12:9)?

(5) Saat Tuhan Yesus menjadi populer karena


mujizat yang Dia lakukan, mengapa Dia
justru menyingkir dari kerumunan orang ba-
nyak dan meminta agar mereka yang disem-
buhkan-Nya tidak menyebarluaskan berita
tersebut?

36 | Seri Tinjauan Teologis


Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi

c. Ada anggapan bahwa karunia mujizat di-


berikan kepada gereja yang membuka pintu
bagi pekerjaan Roh Kudus.
Namun, asumsi ini terbatas mengingat semua
rahasia hanya ada pada Allah. Gereja hanya
melakukan bagiannya.

d. Ingatlah bahwa karunia mengadakan mu-


jizat (1 Korintus 12:10) adalah pemberian
Roh Kudus.
Karunia itu bukan sesuatu yang harus diusa-
hakan, diajarkan, atau dipaksakan. Biarlah Roh
Kudus bekerja secara bebas.

Keyakinan tentang
kesembuhan ilahi tidak boleh
dijadikan patokan bahwa semua
penyakit harus sembuh.

e. Keyakinan tentang kesembuhan ilahi (se-


bagai salah satu bentuk mujizat yang masih
berlangsung hingga kini) tidak boleh dijadi-
kan patokan bahwa semua penyakit harus
sembuh dan Tuhan selalu menghendaki agar
si sakit sembuh dari penyakitnya.
Di dalam Alkitab, banyak orang yang diizinkan
atas kehendak Tuhan untuk tidak pernah sembuh
dari penyakitnya sampai dia dipanggil Tuhan.

Seri Tinjauan Teologis | 37


Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi

Misalnya, Tuhan Yesus mati tergantung di atas


kayu salib dalam kesakitan dan amat menderita.
Rasul Paulus menyebutkan sakit-penyakit yang
dia derita cukup lama dan tak tersembuhkan de-
ngan istilah “duri di dalam dagingku.” (Lihat
2 Korintus 12:7-8).

f. Mujizat diizinkan Allah untuk dipakai bagi


pertumbuhan gereja, namun itu bukan cara
Allah satu-satunya untuk menumbuhkan ge-
reja-Nya di atas bumi ini.
Dalam sejarah gereja, Yesus Kristus dan para
martir justru mati dan darah mereka merupakan
‘benih gereja’.8

g. Motivasi mempraktikkan mujizat seperti


pada kesembuhan ilahi harus sangat jelas.
Hati-hati terhadap aksi pengidolaan manusia
sebagai “nabi” buatan manusia, bukan utusan
Tuhan. Dalam kitab-kitab Injil, Tuhan Yesus ti-
dak mau memakai mujizat sebagai cara untuk
mencari pengikut. Para pembuat mujizat atau
penyembuh sering terjebak dengan menjadikan
dirinya ditinggikan, bukannya Tuhan.

h. Kita patut berhati-hati terhadap praktik


mencari keuntungan dari pelayanan Kris-
ten yang mempromosikan pelayanan mujizat
atau kesembuhan ilahi, baik melalui media
cetak maupun televisi.
38 | Seri Tinjauan Teologis
Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi

Sekarang ini, banyak hamba Tuhan yang meng-


gunakan atau menjual nama Yesus dan aktivitas
gerejawi untuk mencari uang, sedangkan fokus
pelayanannya tidak jelas dan tidak alkitabiah.
Hal ini perlu diwaspadai.

i. Yang terakhir, orang-orang yang meng-


alami sakit parah dan tidak memiliki ha-
rapan untuk bisa sembuh, misalnya yang ter-
kena kanker stadium tinggi, boleh meminta
kesembuhan dari Tuhan, tetapi dia perlu me-
mikirkan apakah motivasinya.
Apakah motivasinya sekedar agar bisa hidup le-
bih lama? Joni Eareckson Tada, seorang perem-
puan cacat seumur hidup, dipakai oleh Tuhan
melalui kelemahan fisiknya. Bagi dia, disem-
buhkan atau tidak bukan merupakan masalah.
9
Doa-doa untuk keperluan-keperluan lain yang
membutuhkan mujizat dari Tuhan (bukan untuk
tujuan kesembuhan), tentu saja boleh dinaikkan,
bahkan harus didoakan dengan tekun, namun
dengan berserah kepada kehendak Tuhan.

Jadi, berdoa itu penting sebagai sarana


berkomunikasi dengan Tuhan dan bukti bahwa
kita bergantung dan mengandalkan Tuhan. Se-
lain berdoa, berobat ke dokter merupakan tin-
dakan yang bijaksana yang mencerminkan sikap
bertanggung jawab. Ingatlah bahwa dokter dan

Seri Tinjauan Teologis | 39


Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi

doa bisa menyembuhkan pasien. 10

Kiranya tulisan singkat ini dapat memper-


lengkapi diri setiap pembaca agar senantiasa
tanggap terhadap fenomena yang mencuat setiap
hari, khususnya yang berkaitan dengan isu-isu
mujizat. Rasul Paulus sejak dahulu kala sudah
memperingatkan kita: “Kedatangan si pen-
durhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan di-
sertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda
dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa
tipu daya jahat....” (2 Tesalonika 2:9-10a).

Sebenarnya, jika kita dapat


hidup penuh dengan ucapan
syukur atas apa yang telah
terjadi pada diri kita dan
untuk apa yang sudah kita miliki,
itu adalah mujizat yang besar.

Kita dipanggil untuk berhati-hati agar tidak


masuk ke dalam jebakan si Iblis. Sebenarnya,
jika kita dapat hidup penuh dengan ucapan syu-
kur atas apa yang telah terjadi pada diri kita dan
untuk apa yang sudah kita miliki, itu adalah mu-
jizat yang besar. Bagi kita yang telah percaya
dan menerima Kristus sebagai Tuhan, mujizat

40 | Seri Tinjauan Teologis


terbesar yang pernah ada di surga dan dalam se-
jarah manusia adalah karya Kristus di kayu salib
yang membawa kita untuk masuk ke kehidupan
yang kekal. Amin.

abab

Seri Tinjauan Teologis | 41


Catatan akhir:
1.. Dalam Alkitab bahasa Indonesia, kata sēmeion
diterjemahkan sebagai “tanda” (Matius 12:38-39;
16:1,3,4; 24:3,24,30; 26:48; dan sebagainya), “mu-
jizat” (Yohanes 6:2,14; 9:16; 11:47; 12:18,37; Kisah
Para Rasul 4:16,22), atau “perbuatan ajaib” (Wahyu
16:14).
2. Dalam Alkitab bahasa Indonesia kata teras diter-
jemahkan sebagai “mujizat” atau “mujizat-mujizat”
(Matius 24:24; Markus 13:22; Yohanes 4:48, dan se-
bagainya), sedangkan dalam Alkitab bahasa Yunani
selalu dipakai bentuk jamak, yaitu terata.
3. Dalam Alkitab bahasa Indonesia, kata duna-
mis diterjemahkan menjadi “mujizat” (Matius
11:20,21,23; 13:54,58), “kuasa” (Matius 14:2; 22:29;
Kisah Para Rasul 1:8), “kekuasaan” (Matius 24:30;
Lukas 24:49), “tenaga” (Markus 5:30; Lukas 9:1),
“wibawa” (Lukas 4:36), “kekuatan” (Lukas 10:19;
Kolose 1:11), “mujizat” (Kisah Para Rasul 8:13;
19:11), “kemampuan” (2 Korintus 8:3), “perbuatan
ajaib” (2 Tesalonika 2:9).
4. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia, di samping diter-
jemahkan menjadi “pekerjaan”, kata ergon juga diter-
jemahkan menjadi “perbuatan” (misalnya dalam Yo-
hanes 7:3). Di samping itu, kata tersebut juga bukan
hanya dikenakan bagi Yesus Kristus, misalnya dalam
Yohanes 7:7 dan Matius 23:3. Di samping diter-
jemahkan menjadi “pekerjaan” dan “perbuatan”, kata
ergon juga diterjemahkan menjadi “tugas” (Kisah
Para Rasul 13;2), “melakukan” (Roma 3:20), “buah
pekerjaan” (1 Korintus 9:1), “kebajikan” (2 Korintus
9:8), “hasil pekerjaan (Efesus 2:9), “bekerja” (Filipi

42 | Seri Tinjauan Teologis


1:22), “usaha” (2 Timotius 4:18), “berbuat” (Titus
1:16; 2:7), “buatan” (Ibrani 1:10), dan “buah” (Ya-
kobus 1:4).
5. Pemahaman ini dinamakan pemahaman Pan-
teisme.
6. Simak ke www.churchgrowthezines.com/attach-
ments/090_GENUINE AND FAKE MIRACLES TODAY.
pdf (diakses 26 Oktober 2010).
7. Pertanyaan-pertanyaan lainnya dari profesor Oys-
tese, yang akan memperlengkapi wawasan berpikir
kita dapat ditemukan di buku Signs And Wonders
Today, yang dikumpulkan dan diedit oleh Christian
Life Magazine atas kerjasama Dr. C. Peter Wagner,
profesor Pertumbuhan Gereja di Fuller Theological
Seminary. (Wheaton, Illinois: Christian Life Mis-
sions, 1983), hal. 68-70
8. Tertullianus, salah seorang bapa gereja, pernah
menuliskan sebuah kalimat yang agung sebagai beri-
kut: “Darah para martir adalah benih gereja.”
9. Michael Tan menulis dalam Majalah Vantage
Points, edisi Januari-Februari 2010 terbitan Eagle
Communications Ministry, dengan judul To Heal or
not to Heal … ,” hal. 4-5
10. Ditulis oleh Jeffrey Kluger, sebagaimana yang
disunting oleh majalah rohani Standard, Volume VI
Nomor 2 (Juni 2010), hal. 26-28

Seri Tinjauan Teologis | 43


Referensi Beberapa Sumber Penting :

Andrea Kole, Miracles or Magic? (Eugene,


Oregon: Harvest House Publishers, 1987)

Daud Toni, Rahasia Kesembuhan Ilahi:


Penyingkapan Mujizat Kesembuhan yang
Sejati dan Palsu (Jakarta: Bethlehem Pu-
blisher, 2002)

“Hasil Studi: Doa Proksimal Menyembuhkan,”


Majalah Rohani Standard, Volume VI, Nomor
6 (Oktober 2010)

Majalah Charisma Indonesia, Issue 3rd Anni-


versary, edisi Agustus-September 2009,
memuat artikel-artikel yang sangat menarik
sebagai bahan bacaan perbandingan antara
iman Injili dengan yang Kharismatik, di an-
taranya:
(1) “The Power to Heal”, hal. 22
(2) “The Priest with Healing Hands”, hal. 27
(3) “The Myths of Faith Healing”, hal. 31
(4) “Does God Really Heal Today?”, hal. 33
(5) “The Doctor Who Believes in Healing,
hal.36
(6) “God Has the Power to Heal, hal. 40
Artikel-artikel tersebut ditulis dalam bahasa In-
donesia.

44 | Seri Tinjauan Teologis


Quin Sherrer, Mujizat Terjadi Jika Anda Ber-
doa: Kisah-kisah tentang Kekuatan Doa
yang Luar Biasa. Terjemahan (Jakarta: Pro-
fessional Books, 1997)

Seri Tinjauan Teologis | 45


Sumber-sumber dari Internet, silahkan
membuka situs-situs ini :

• www.elifeonline.net/elife17-Aug-Sept/akin-
john-miracles.htm (tentang tanda-tanda mu-
jizat yang asli dan yang palsu)

• Alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=
Mujizat (studi kata dari kamus online)

• forumkristen.com/komunitas/index.
php?topic=28979.0 (ini adalah ruang forum
orang-orang Kristen yang senang berdiskusi
tentang peristiwa mujizat di gereja)

Selamat membaca dan belajar.


Tuhan Yesus memberkati kita semua.

St. Augustine:
“Miracles are not contrary to nature,
but only contrary to what we know
about nature.”

46 | Seri Tinjauan Teologis

Anda mungkin juga menyukai