BAB IIT
METODE PENELITIAN
Sebagaimana telah disingeung pada bab 1, pada bagian inj akan diuraikan
mengenai definisi operasional, metode penelitian, sumber data, penctapan sampel,
teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik pengolahan data.
A. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahfahaman terhadap istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka istilah tersebut perlu didefinisikan terlebih dahulu
- Kajian
‘Yang dimaksud dengan kajian adalah suatu cara penclaahan, penjabaran, dan
pemeriksaan, serta penguraian yang dilakukan secermat mungkin berkenaan
dengan elemen-clemen terhadap suatu bahan yang dianalisis, guna memperaleh
pengertian dan pemahaman,
- Kode bahasa
‘Adalah konvensi-konvensi yang sangat kompleks berkenaan dengan unsur
kebahasaan sebagai sistem tanda dan pemberi pesan dalam karya sastra (novel),
Hal ini mencakup struktur bahasa ( kosa kata/ diksi, dan frase), dan perubahan
kebahasaan
- Kode sastra
5556
‘Adalah konvensi-konvensi berkenaan dengan sistem sastra sebagai suatu cir
dalam sebuah karya sastra, Hal ini mencakup unsur instrinsik dan ekstrinsik.
+ Kode budaya
‘Adalah konvensi-konvensi berkenaan dengan unsur-unsur dan nilai-nilai_ yang
berlaku dalam kehidupan sosial masyarakat sebagai suatu ciri tertentu.
- Bahan Ajar
Materi yang disampaikan kepada mahasiswa dalam pengajaran terutama
pengajaran kesusastraan
B. Metode Penelitian
Untuk membahas masalah ini, peneliti menggunakan metode deskriptif.
Penelitian ini bersifat mendeskripsikan, memaparkan dan menganalisis data yang
terditi ates dua, yakni; (1) data yang diperoleh dari analisis sistem kode bahasa, sastra,
dan budaya pada novel (data kualitatif), (2) data analisis pemahaman mahasiswa
tethadap ketiga sistem kode pada novel tersebut (data kuantitatif),
Oleh karena penelitian ini bersifat deskriptif, maka dalam menganalisis dan
mengolah data, terutama data kemampuan pemahaman mahasiswa, peneliti
menggunakan rumus statistik sederhana dan pedoman penilaian tertentu. Dengan
demikian, batasan metode deskriptif yang digunakan adalah metode deskriptif-analitis
dengan teknik analisis kuantitatif.37
Pedeskripsian data dilakukan dengan mengetengahkan falta yang berhubungan
dengan kajian atau analisis bahasa, sastra, dan budaya sesuai fokus dan tjuan
penelitian.
C. Sumber Data
Pada dasamya, penelitian ini bersifat campuran Karena sumber data dibedakan
atas dua variabel, yakni variabel bebas yang merupakan data kualitatif, dan variabel
terikat yang merupakan data kuantitatif
Variabel bebas dalam penelitian ini merupakan data kualitatif yang diperoleh dart
hasil andlisis terhadap teks novel Pergolakan karya Wildan Yatim ditinjau dari kode
pahasa, kode sastra dan kode budaya. Variabel bebas ini hadir karena dimanipulast
untuk dianalisis secara terpisah_guna melihat pengaruhnya teshadap variabel terikat
Variabel terikat merupakan data kuantitatif diperoleh dari hasil_pemahaman
mahasiswa terhadap teks novel berdasarkan ketiga sistem kode yang diketahui melalui
jnstrumen tes. Kehadiran variabel terikat merupakan respon atau akibat dart variabel
bobas. Dengan kata lain, pemahaman mahasiswa merupakan hasil respon dari variabel
bebas.
Dipilinnya novel Pergolakan kacya Wildan Yatim sehagat bahan Kajian, selain
cukup dikenal, novel ini juga sarat dengan hal sebagai berikut:
1. Konflik kehidupan manusia yang bersifat klasik dan universal.
2, Warna lokal yang cukup kuat dan dekat dengan tradisi realisme masyarakat,58
3, Pemakaian atau penggunaan bahasa yang dinilai cukup khas dan dipengaruht
oleh ragam bahasa daerah, keestetikaan bahasa sastra, serta unsur kreativitas
pengarang,
4. Perlambangan atau metafora dari berbagai sift manusia, alam, serta
lingkungan.
5. Berisikan nilai-nilai pendidikan (agama dan sosial-kultur dalam membentuk
prilaku),
D. Penetapan Sampel
Telah disinggung sebelumnya pada bab! bahwa sampel dalam penelitian ini
terbagi atas dua, yakni novel Pergolakan dan seluruh mahasiswa semester {II PSPBST
yang berjumlah 45 orang.
Penetapan sampel ini berdasarkan teknik purposive sampling, Artinya
pengambilan berdasarkan pertimbangan dan penilaian tertentu, Dalam hal ini, penelit
mengambil dan memilih seluruh mahasiswa semester Ill PSPBSI_ sebagai sampel
didasarkan atas karakteristik tertentu sesuai dengan keperluan dan tujuan penelitian
Sampel dinilai cukup homogen Karena keseluruhan sampel telah mengikuti mata
kuliah yang berkaitan dengan pengajaran sastra, seperti mata kuliah Apresiasi Prosa,
Fiksi dan Drama.
Dengan demikian penetapan sampel merupakan sampel total (/otal sampling)
yaitu: menetapkan seluruh populasi menjadi sampel.E, Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian merupakan faktor yt
menentukan, tidak bisa dibayangkan sebuah penelitian tanpa data. Sebelum data
dikumpulkan, peneliti terlebih dahulu melakukan pra studi yang diawali dengan
pemilihan bahan/objek dengan mengumpulkan beberapa novel-novel, kemudian
memilih dan menetapkan novel yang akan dikaji, selanjutnya membaca dan
menganalisis objek melalui pengidentifikasian, pengklasifikasian, dan pendeskripsian
hasil analisis.
Data penelitian ini dikumpulkan dengan teknik sebagai berikut:
1). Observasi
Observasi pada penelitian ini, digunakan untuk mengumpulkan dan
‘mendapatkan data kosa kala yang diangeap sulit dipahami oleh mahasiswa, Selain itu,
data juga dapat diperoleh dari dosen-dosen yang bersangkutan.
2) Angket
Angket disebarkan kepada mahasiswa dan dosen, Angket untuk mahasiswa
‘mahasiswa berguna memperoleh data mengenai tanggapan mereka terhadap novel
sebagai bahan ajar. Sedanghan untuk dosen berguna mendapatkan informast
sehubungan dengan novel sebagai bahan ajar. Angket merupakan teknik yang sangat
mendukung penelitian ini.60
3) Tes
‘Tes diberikan kepada mahasiswa guna mengevaluasi dan melifat pemahaman
mereka terhadap teks novel ditinjau dati ketiga sistem kode (bahasa, sastra, dan
budaya}. Pelaksanaan tes dilakukan seminggu setelah mereka membaca novel
tersebut.
F. Instrumen Penelitian
Untuk melihat pemahaman mahasiswa secara keseluruhan sebagai bentuk
apresiasi terhadap novel, baik berdasarkan kode bahasa, sasira mupun kode budaya
ddigunakan instrumen tes, Instrumen dalam penelitian ini berupa seperangkat tes yang
disusun dalam bentuk pilihan berganda (objektif) dan tes klose. Khusus antuk tes
pemahaman kode bahasa dilakukan dua bentuk instrument, yaitu bentuk tes objekti
dan tes Klose.
Penentuan bentuk instrumen didasarkan atas pertimbangan keobjektivitesan
penilaian, Keluasan materi yang ditanyakan dan kemudahan penskoran nilai, Dengan
demikian sesuai tujuan penelitian, pengelompokkan instrumen dalam penelitian terdiri
atas
1. Instrumen untuk menggali kemampuan mahasiswa dalam memahami kode
bahasa seperti tes kosa kata dan kebahasaan, Instrumen ini berjumlah 20 butir
berupa tes pilihan ganda. Dan untuk mode! tes Klose sebanyak 6 paragraf (lebih
‘kurang 45 delisi! kata yang dihilangkan)61
Instrumen untuk menggali kemampuan mahasiswa dalam memahami kode sastra
berjumbah 20 butir dalam bentuk tes pilihan ganda
3. Instrumen untuk menggali kemampuan mahasiswa dalam memahamt kode
budaya berjumlah 20 butir dalam bentuk tes pilihan ganda.
Seluruh materi instrumen bertolak dari teks novel yang telah dianalisis. ‘Untuk
mengetahui kemampuan bahasa terutama mengenai kosa kata, maka matert yang
digunakan adalah kosa kala yang dianggap slit oleh mabasiswa, Data kosa kata
tersebut telah dijaring / peroleh dari mereka sebelumnya.
‘Adapun cakupan materi tes dapat dilihat melalui table di bawah imi
Tabel t
Materi Tes Novel Pergolakan
Berdasarkan Indikator Kode Bahasa,Kode Sastra dan Kode Budaya.
[ Mater: Tes Tndikater Butir Soal Sumlaiy
Sieaktur Bahasa 20 butt
| = Kosa kata 123.45,
678 9.10
Kode Bahasa |
< Frase dalam kalimat | 11,12, 13, 14, 18,
16, 17,18, 1920 '
Kode Sestra T“unsur itrnsik 20 ba
tema 1,23,
alur 458
| iar 789, i
penokohan 16, 11.12, | !
situasi bahasa 13,14, 15, 16,17, ;
= _unsupekstrinsik | 18, 19.20
BD batir
} = sistem ekonomi =| 1.2.3.4,
Kode Budaya —) = sistem masyarakat | 5.6.7.8
i > adat-istiadas 9, 10,11, 12
> pengelahvan 13, 14, 15, 16,
kepercayaan 17,18, 19.20.62
Sistematika tes Klose dibuat dalam bentuk konteks wacana yang diambil dari
beberapa paragraf dalam teks novel, Alasan digunakannya tes Klose bentuk wacana
paragraf ini, terutama untuk pemahaman kode bahasa (Kosa Kata) adalah mengingat
rmasalah bahasa merupakan persoalan yang rumit dan sulit dipahami sehingga isi serta
makna sebuah karya sastra sulit ditafsirkan. Diprediksikan dengan menggunakan
bentuk ini, maka kita dapat melihat apresiasi mahaiswa terhadap teks novel. Belum
tentu mahasiswa yang menguasai Kosa kata secara terpisah akan mampu juga
mengetabui dan menguasa) kosa kata dalam konteks wacana (Kalimat), ataupun
sebaliknya mahasiswa mampu_mengetahui dan menguasai kosa kata dalam konteks
wacana dibandingkan dengan mengetahui dan menguasai kosa kata secara terpisah,
Diasumsikan kosa kata yang terdapat pada novel tergolong cukup sulit karena
dipengaruhi oleh kosa kata/ kata daerah dan bukan merupakan kosa kata umum, Oleh
Karena itu tes klose cukup andal untuk melihat gejala tersebut
Penetapan materi tes Klose didasari oleh perfimbangan Karena banyaknya
paragraf dalam konteks wacana pada novel, maka ditetapkan hanya enam paragrat
yang diambil, Diharapkan enam paragraf ini dapat mewakili setiap Konteks wacana
dalam novel yang terdiri dari enem bab, Proses pembuatan tes klose berdasarkan teor-
teofi yang ada seperti menghilangkan setiap kata kelima dari teks novel, kecuali nama
orang, nama tempat dan kate depan, Perlu ditekankan di simi bahwa ketepatan jawaban
yang diberikan mabasiswa adalah mengisi kata yang tepat sesual kenteks kaltmat63
bukan sinonimnya Kata-kata yang dilesapkan terdiri dari kata kerja, kata sifat, dan
kata benda.
1. Uji Instramen
‘Agar mendapatkan instrumen penelitian yang baik, maka terlebih dahulu alat
jnstrumen diujicobakan secara empirik tethadap kurang lebih 30 mahasiswa, Tindekan
ini dilakukan guna melihat tingkat validitas ( cuntruct validity) dan releabilitas
(contruet reabitity) dati instrumen tes. Tes yang benar-benar baik adalah tes yang
sudah mengalami kesaiban atau kevaliditasan dan Keandalan atau kereliabrlitasan,
Validitas dimaksudkan untuk melibat kesesuaian alat ukur dengan apa yang
kita ukur, artinya seberapa baikkah alat tes yang kita berikan itu dapat mewakili dan
mendapatkan hasil yang kita harapkan. Oleh sebab itu, validitas dapat_ menceminkan
basil pengukuran yang diperoleh. Dalam hal ini Subino (1987, 119) menjelaskan
validitas adalah tingkat ketepatan tes dalam mengukur apa yang harus diukur
seberapa baikkah tes tersebut dapat dilakukan.
Berdasarkaan hasil uji coba tes Klose yang telah dilakukan terhadap 30
mahasiswa lain, diketahui tingkat keterpahaman terhadap Kosa kate tergolong sulit/
sukar, Hal ini dilihat dari rendahnya perolehan nilai’ skor dan jumlah frekuensi
mahasiswa yang menjawab. Dari 45 soal kosa kata yang dihilangkan’ dilesapkan,
hanya 24 soal yang dijawab benar sehingya perolehan nilainya 53%, Dengan demikian
rata-rata mahaiswa memperoleh nilai pada tentang 50-60%. Angka ini sekaligus
merupakaan nilai tertinggi. Menurut pedoman kriteria penilaian, maka pemahaman64
sampel pada angka tersebut tergolong rendah, Sedangkan jumlah mahasiswa
(frekuensi) yang memperoleh niai demikian kurang dari $0.% mahasiswa.
Kemudian untuk tes pilihan berganda setelah tes diujicobakan dan diamatt
tingkat validitas dan reabilitasnya, maka diperoleh nilai yang bertolok dart
pemahaman terhadap ketiga sistem kode. Setanjutnya diolah dengan mencari koefisien
korelasinya dengan menggunakan rumus product moment. Perlu diketahui bahwa
tahap-tahap yang dilakukan dalam menguji validitas dan reabilitas instrumen itu dapat
dilakukan berdasarkan; 1), penentuan taraf kesukeran, 2) penentuan pengukuran daya
pembeda soal. 3) analisis butir soal. Berikut akan diuraikan secara rinct
1) Penentuan Taraf Kesukaran ( Difficulty Index)
Hal ini dimaksudkan untuk melihat seberapa banyak peserta tes mampu
mengerjakan soal dengan baik ( Arikunto, 1989: 241), Penghitungan tingkat kesukaran
tes diketahui dari hasil tes seluruh subjek yang terbagi atas subjek kelompok atas dan
kelompok bawah. Taraf kesukaran ini dapat diamati dengan menggunakan ramus :
B_(jumlah seluruh subjek yang menjawab betul dari kelas atas dan bawah
TK = wo
‘NX. Gumlah seluruh subjek yang ikut tes)
Dengan demikian dapat disimpulkan, jika subjek peserta tes yang dapat
‘menjawab dengan benar lebih banyak, maka taraf kesukaran tes rendah. Sebaliknya,
jika hanya sedikit yang dapat menjawab benar, make taraf kesukarannya tinggt65
Menurut Subino (1987:105), semakin besar TK dari nol, berarti butir soal
semakin raudah, Sebaliknya semakin kecil TK (mendekati) nol, berarti semakin sukar
Beliau juga menjelaskan kriteria yang digunakan untuk penentuan tingkat kesukaran
adalah:
Lebih kecil dari 0,15 = sangat sukar
016 + 035. = sukar
036 = 0,65 = sedang,
066 - 0,85 = mudah
lebih besar dati 0,86 = sangat mudah
2) Penentuan Daya Pembeda Soal (/iseriminating Power)
Untuk memperkirakan butir-butir soal mana yang dapat dijadikan soal tes,
maka diperlukan daya pembeda pada setiap butir soal. Hal ini dimaksudkan agar dapat
memisahkan antara subjek yang mampu dan Kurang mampu. Penentuan dava pembeda
pada setiap butir soal menggunakan rumus yang dikembanekan dalam Ebel (1972
339) sebagai berikut,
DP
Keterangan;
B_ = selisih jawaban betul dari kelompok atas - bawah
n= 27% . N(jumlah scturuh sampel)
Sedangkan kriteria daya pembeda, beliau menjclaskan sebagai berikutDibawah 0.19 = tidak baik
020 - 0,29 = kurang baik
030 - 039 = baik
040 keatas = sangat baik
Pemisahan antara —kelompok subjek kelompok Kelas atas dan bawah
menggunakan klasifikasi berikut
_ Jika nilai atau skor tes yang diperoleh mencapai 50 % (mencapai skor betul 10 ke
atas), maka subjek berada pada kelompok atas atau kelompok yang mampu
‘menjawab soal dengan baik.
= Jika nilai atau skor yang diperoleh kurang dari 50% (skor betul 9 ke bawah), maka
subjek berada pada kelompok bawah
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan terhadap 30 mahasiswa, maka
dapat diketahui TK (Tingkat Kesukaran) dan DP (Daya Pembeda) _tersebut
berdasarkan kriteria pada tabel berikut ini,
Tabel 2
DP dan TK Instrumen Tes
[Rode Bahasa Kode Sash [ser eT
BTR fe
[ae pa eee = 3 ‘Sanget Baik | Saunrssh
frye vr tot Ww Bak [Muda
eye ee F Raaiy | Ss
—— i
abe 10a War
a = To 4 | Tidak Baik ‘Sukar
t | I |67
Dengan demikian, seeara sasional tes tersebut memiliki valicitas yang batk
‘Artimya.tingkat kesukaran semakin mudah dan cukup memuaskan, Sebab indek DP
berkisar antara (0,30-0,39) sehingga level daya pembedanya berada pada kategori
baik. Sedangkan TK berkisar antara (0,36-0,65) schingga level lebib banyak berada
pada tingkat kesukaran yang sedang.
Setelah diperoleh seperangkat nilai dari daya pembeda soal dan tingkat
kesukaran, sclanjutnya perlu pengujian per butir soal dengan mencari korelasinya
melalui teknik korelasi product momen. Pengujian ini dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor per item soal dengan skor total yang diperoleh. Korelasi
dihitung dengan rumus berikut;
keterangan:
r= koefesien korelasi yang dicari
N = jumlah subjek/ sampel
rh skor butir soal ke- i
mM
y
jumlah skor total yang diperoleh siswa.
Penafsiran koetisien korelasi ini dapat dilihat pada kriteria nilat product
moment sebagai berikut,
0,00 - 0,20
021 - 0,40
korelasi sangat rendah
korelasi rendah041 - 0,70 = korelasi sedang
O71 + 0,90 = korelasi tinggi
0.91 - 1,00. = korelasi sangat tinggi
Dari uji coba tersebut dapat diketahui bahwa korelasi lebih banyak berada pada
tingkat sangat tinggi mencapai (1,0). Dan 1 butir soal berada pada korelasi sedang
mencapai (0,62). Dengan demikian, disimpulkan bahwa dari 20 butir soal tentang
kode bahasa sebanyak 30 orang menunjukan nilai korelast berada pada taraf signifikan
5% Dan untuk soal kode sastra juga lebih banyak berada pada level tingei yang
mencapai (1,0). Sedangkan untuk soal kode budaya menunjukan angka sckitar (1.0)
Selanjutnya, reliabilitas merupakan keajegkan suatu alat pengumpulan data
yang secara konsisten merupakan hasil ukuran yang sama. Menurut Tabrani
(994.239) adalah keandalan, apakah suatu alat tes atau alat ukur dapat dipercaya
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, Tes dikatakan andal apabila harga
koefesien keandalannya tinggi dan standar error of measurement-nye rendah
Untuk menguji reliabilitas soal, dilakukan dengan teknik belah dua (spfa-half)
yaitu dengan membelah tes alas soal yang bernomor genap dan ganjil. Kemudian
perolchan nilai/ skor kedua kelompok dicari korelasinya dengan menggunakan rumus
korelasi berikut,69
keterangan
+ = _koefesien korelasi antara x dan y
jumalah subjek
Jumilah skor butir soal genap
Jumlah skor butir soat ganjil
Perolehan hasil dari rumus tersebut di atas baru menunjukan reabilitas separoh
‘Oleh karena itu perlu dicari reabilitas seluruh tes dengan menggunakan rumus:
(Arikunto, 1989: 145)
Setelah dilakukan penghitungan sesuai dengan teknik reabilitas seluruh tes
seperti di atas, maka pada umumnya berada pada level sangat tingei_mencapai angka
(0,67)
3) Analisis Butir Soat (Item Analisis)
Dari tes yang diujicobakan dan setelah diproses, ternyata perlu sedikit
diperbaiki soalnya. Namun jumlah soalnya tidak dikurangi atau ditambah, tetap
berjumlah 20. butir, untuk setiap sistem kode70
G. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan dan penganalisis data dilekukan untuk memperaleh kesimpulan
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, sumber date terdintatas dua bagian, ya
dota kualitatif dan kuantitatif.
Adapun data kualitatif dioleh dengan langkah-lanekah sebagai benskut
1. Mengamati, mengidentifikasi kode bahasa, sastta dan budaya serta keunikan-
Keunikan yang mungkin menjadi Kontribusi dalam memahami Kaya sastra,
demikian juga dengan kosa kata.
2. Mengelompokkan data kosa kata sesuai dengan jenisnya seperti Kosa kata unum,
Klusus dan daerah berdasarkan Kelas Katanya (nominal, verbal. ajektif. adverbia)
3, Mendeskripsikan data berdasarkan aspek yang dianalisis,
4, Menetapkan dan menyususun pemyataan berdasarkan data
5. Menarik kesimpalan
Seterusnya langkah-langkab untuk menganalisis dan mengolah data kuanticatif
yang diperoieh dari pemahaman mahasiswa terhadap ketiga sistem kode sebagai
berikut
1. Melakukan tes yang telah disiapkan oleh peneliti dalam bentuk objektif, dan tes
klose.
2. Menilai dan mengolah hasil tes dengan pemberian skor sesuai teknik penilaian tes
yang standar, ataupun sesuai dengan pedoman penilaian. Penilaian atau penskorar
tethadap tes pemahaman terbagi atas dua cara sebagai betikut1
a) Pemberian bobot nilai untuk tes objektif
+ Bagi yang menjawab salah pada setiap butir soal diberi skor 0
«Bagi yang menjawab benar setiap butir soal diberi skor 1 (bobot!)
Kemudian nilai diolah dengan menggunakan rumus yang dikembangkan
Razak (1991:21) seperti di bawah ini:
P= LSB. 100 %
ust
Keterangan
P= nilai tes objektif
SB =jumlah skor benar
jurnlah skor maksimal
LSB
b) Pemberian bobot untuk tes Klose
* Bagi yang menjawab salah setiap butir soal diberi skor 0
+ Bagi yang menjawab benar setiap butir soal diberi skor |
Kemudian dimasukkan dalam rumus Razak (1991:95) di bawah ini
PK = [(ZSB.LST)] . 100 %
Keterangan
PK = nilai tes klose
TSB = skor yang diperoleh (keseluruhan x 3)
Es? = skor total ( yang dtharapkan adalah 45 x3 ~ 135)
3. Mengurutkan hasil nilai tes yang diperoleh mahasiswa, mufai dari yang tertinggi
hingga terendah
4. Mendistribusikan nilai atau perolehan skor sampel dalam bentuk tabeln
5 Mencari nial rate-rata seluruh sampel untuk setiap sistem kode dengan
menggunakan rumus yang dikemukan Razak (1991-80) sebagai berikut:
X = EfX
a
6. Menentapkan kriteria kemampuan sampel pada setiap sistem kode sesuai penilaian
Razak (1991; 23, 96) sebagai berikut:
a.) Kriteria pemahaman sistem kode untuk tes objektit
< 50° persen sangat rendah
50 - 60 persen rendah
60 - 75 persen —;sedanig
75-85 persen ting
b) Kriteria pemahaman untuk tes Klose
< 30. persen sangat rendah
30-55 persen —: tendah
55 - 80 persen sedang
> 80 persen > tinggi
7, Mendeskripsikan hal-hal yang berkenaan dengan rumusan penelitian dan
kemungkinan memberikan berbagai solusi sebagai suatu upaya yang dapat
menunjang keterpahaman mahasiswa terhadap karya sastra terutama novel
Pergolakan karya Wildan Yatim
8 Menyimpulkan hasil analistsini
B
‘Tahap pelaksanaan penelitian akan digambarkan dalam bentuk table di bawah_
Tabel 3
Proses Pelaksanaan Penelitian
No | Tahap
T
|
1 (Persiapan | Melipati,
b,
Pelaksanaan | a
Pengelesaian | a.
Keterangan ‘|
pra studi yang diawali dengan mengumpulkan referensi yang berksitan
dengan topik penelitian
penetapan sampel |
cha ass jan noms pron as |
sitet |
Si sarcn ena enbutan tks ove! yang dls |
famgumpolan data, diswali dengan mengumpalkan informasi, selanjutnya |
penyebaran angkee
reakukan penafsiran dan menacik beberapa Kesimpulen, sesuai tujuan |
penelitian |
ppenyusunan taporan berupa Resi! anatisis dan pengumpalan data, dan
melakukan penyaringan kesimpulan
imengkonsultasikan basil analisi, sebelum lian progresif dan tahap 1 dan
‘ahap TL