Anda di halaman 1dari 19
BAB IIT METODE PENELITIAN Sebagaimana telah disingeung pada bab 1, pada bagian inj akan diuraikan mengenai definisi operasional, metode penelitian, sumber data, penctapan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik pengolahan data. A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahfahaman terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka istilah tersebut perlu didefinisikan terlebih dahulu - Kajian ‘Yang dimaksud dengan kajian adalah suatu cara penclaahan, penjabaran, dan pemeriksaan, serta penguraian yang dilakukan secermat mungkin berkenaan dengan elemen-clemen terhadap suatu bahan yang dianalisis, guna memperaleh pengertian dan pemahaman, - Kode bahasa ‘Adalah konvensi-konvensi yang sangat kompleks berkenaan dengan unsur kebahasaan sebagai sistem tanda dan pemberi pesan dalam karya sastra (novel), Hal ini mencakup struktur bahasa ( kosa kata/ diksi, dan frase), dan perubahan kebahasaan - Kode sastra 55 56 ‘Adalah konvensi-konvensi berkenaan dengan sistem sastra sebagai suatu cir dalam sebuah karya sastra, Hal ini mencakup unsur instrinsik dan ekstrinsik. + Kode budaya ‘Adalah konvensi-konvensi berkenaan dengan unsur-unsur dan nilai-nilai_ yang berlaku dalam kehidupan sosial masyarakat sebagai suatu ciri tertentu. - Bahan Ajar Materi yang disampaikan kepada mahasiswa dalam pengajaran terutama pengajaran kesusastraan B. Metode Penelitian Untuk membahas masalah ini, peneliti menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini bersifat mendeskripsikan, memaparkan dan menganalisis data yang terditi ates dua, yakni; (1) data yang diperoleh dari analisis sistem kode bahasa, sastra, dan budaya pada novel (data kualitatif), (2) data analisis pemahaman mahasiswa tethadap ketiga sistem kode pada novel tersebut (data kuantitatif), Oleh karena penelitian ini bersifat deskriptif, maka dalam menganalisis dan mengolah data, terutama data kemampuan pemahaman mahasiswa, peneliti menggunakan rumus statistik sederhana dan pedoman penilaian tertentu. Dengan demikian, batasan metode deskriptif yang digunakan adalah metode deskriptif-analitis dengan teknik analisis kuantitatif. 37 Pedeskripsian data dilakukan dengan mengetengahkan falta yang berhubungan dengan kajian atau analisis bahasa, sastra, dan budaya sesuai fokus dan tjuan penelitian. C. Sumber Data Pada dasamya, penelitian ini bersifat campuran Karena sumber data dibedakan atas dua variabel, yakni variabel bebas yang merupakan data kualitatif, dan variabel terikat yang merupakan data kuantitatif Variabel bebas dalam penelitian ini merupakan data kualitatif yang diperoleh dart hasil andlisis terhadap teks novel Pergolakan karya Wildan Yatim ditinjau dari kode pahasa, kode sastra dan kode budaya. Variabel bebas ini hadir karena dimanipulast untuk dianalisis secara terpisah_guna melihat pengaruhnya teshadap variabel terikat Variabel terikat merupakan data kuantitatif diperoleh dari hasil_pemahaman mahasiswa terhadap teks novel berdasarkan ketiga sistem kode yang diketahui melalui jnstrumen tes. Kehadiran variabel terikat merupakan respon atau akibat dart variabel bobas. Dengan kata lain, pemahaman mahasiswa merupakan hasil respon dari variabel bebas. Dipilinnya novel Pergolakan kacya Wildan Yatim sehagat bahan Kajian, selain cukup dikenal, novel ini juga sarat dengan hal sebagai berikut: 1. Konflik kehidupan manusia yang bersifat klasik dan universal. 2, Warna lokal yang cukup kuat dan dekat dengan tradisi realisme masyarakat, 58 3, Pemakaian atau penggunaan bahasa yang dinilai cukup khas dan dipengaruht oleh ragam bahasa daerah, keestetikaan bahasa sastra, serta unsur kreativitas pengarang, 4. Perlambangan atau metafora dari berbagai sift manusia, alam, serta lingkungan. 5. Berisikan nilai-nilai pendidikan (agama dan sosial-kultur dalam membentuk prilaku), D. Penetapan Sampel Telah disinggung sebelumnya pada bab! bahwa sampel dalam penelitian ini terbagi atas dua, yakni novel Pergolakan dan seluruh mahasiswa semester {II PSPBST yang berjumlah 45 orang. Penetapan sampel ini berdasarkan teknik purposive sampling, Artinya pengambilan berdasarkan pertimbangan dan penilaian tertentu, Dalam hal ini, penelit mengambil dan memilih seluruh mahasiswa semester Ill PSPBSI_ sebagai sampel didasarkan atas karakteristik tertentu sesuai dengan keperluan dan tujuan penelitian Sampel dinilai cukup homogen Karena keseluruhan sampel telah mengikuti mata kuliah yang berkaitan dengan pengajaran sastra, seperti mata kuliah Apresiasi Prosa, Fiksi dan Drama. Dengan demikian penetapan sampel merupakan sampel total (/otal sampling) yaitu: menetapkan seluruh populasi menjadi sampel. E, Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian merupakan faktor yt menentukan, tidak bisa dibayangkan sebuah penelitian tanpa data. Sebelum data dikumpulkan, peneliti terlebih dahulu melakukan pra studi yang diawali dengan pemilihan bahan/objek dengan mengumpulkan beberapa novel-novel, kemudian memilih dan menetapkan novel yang akan dikaji, selanjutnya membaca dan menganalisis objek melalui pengidentifikasian, pengklasifikasian, dan pendeskripsian hasil analisis. Data penelitian ini dikumpulkan dengan teknik sebagai berikut: 1). Observasi Observasi pada penelitian ini, digunakan untuk mengumpulkan dan ‘mendapatkan data kosa kala yang diangeap sulit dipahami oleh mahasiswa, Selain itu, data juga dapat diperoleh dari dosen-dosen yang bersangkutan. 2) Angket Angket disebarkan kepada mahasiswa dan dosen, Angket untuk mahasiswa ‘mahasiswa berguna memperoleh data mengenai tanggapan mereka terhadap novel sebagai bahan ajar. Sedanghan untuk dosen berguna mendapatkan informast sehubungan dengan novel sebagai bahan ajar. Angket merupakan teknik yang sangat mendukung penelitian ini. 60 3) Tes ‘Tes diberikan kepada mahasiswa guna mengevaluasi dan melifat pemahaman mereka terhadap teks novel ditinjau dati ketiga sistem kode (bahasa, sastra, dan budaya}. Pelaksanaan tes dilakukan seminggu setelah mereka membaca novel tersebut. F. Instrumen Penelitian Untuk melihat pemahaman mahasiswa secara keseluruhan sebagai bentuk apresiasi terhadap novel, baik berdasarkan kode bahasa, sasira mupun kode budaya ddigunakan instrumen tes, Instrumen dalam penelitian ini berupa seperangkat tes yang disusun dalam bentuk pilihan berganda (objektif) dan tes klose. Khusus antuk tes pemahaman kode bahasa dilakukan dua bentuk instrument, yaitu bentuk tes objekti dan tes Klose. Penentuan bentuk instrumen didasarkan atas pertimbangan keobjektivitesan penilaian, Keluasan materi yang ditanyakan dan kemudahan penskoran nilai, Dengan demikian sesuai tujuan penelitian, pengelompokkan instrumen dalam penelitian terdiri atas 1. Instrumen untuk menggali kemampuan mahasiswa dalam memahami kode bahasa seperti tes kosa kata dan kebahasaan, Instrumen ini berjumlah 20 butir berupa tes pilihan ganda. Dan untuk mode! tes Klose sebanyak 6 paragraf (lebih ‘kurang 45 delisi! kata yang dihilangkan) 61 Instrumen untuk menggali kemampuan mahasiswa dalam memahami kode sastra berjumbah 20 butir dalam bentuk tes pilihan ganda 3. Instrumen untuk menggali kemampuan mahasiswa dalam memahamt kode budaya berjumlah 20 butir dalam bentuk tes pilihan ganda. Seluruh materi instrumen bertolak dari teks novel yang telah dianalisis. ‘Untuk mengetahui kemampuan bahasa terutama mengenai kosa kata, maka matert yang digunakan adalah kosa kala yang dianggap slit oleh mabasiswa, Data kosa kata tersebut telah dijaring / peroleh dari mereka sebelumnya. ‘Adapun cakupan materi tes dapat dilihat melalui table di bawah imi Tabel t Materi Tes Novel Pergolakan Berdasarkan Indikator Kode Bahasa,Kode Sastra dan Kode Budaya. [ Mater: Tes Tndikater Butir Soal Sumlaiy Sieaktur Bahasa 20 butt | = Kosa kata 123.45, 678 9.10 Kode Bahasa | < Frase dalam kalimat | 11,12, 13, 14, 18, 16, 17,18, 1920 ' Kode Sestra T“unsur itrnsik 20 ba tema 1,23, alur 458 | iar 789, i penokohan 16, 11.12, | ! situasi bahasa 13,14, 15, 16,17, ; = _unsupekstrinsik | 18, 19.20 BD batir } = sistem ekonomi =| 1.2.3.4, Kode Budaya —) = sistem masyarakat | 5.6.7.8 i > adat-istiadas 9, 10,11, 12 > pengelahvan 13, 14, 15, 16, kepercayaan 17,18, 19.20. 62 Sistematika tes Klose dibuat dalam bentuk konteks wacana yang diambil dari beberapa paragraf dalam teks novel, Alasan digunakannya tes Klose bentuk wacana paragraf ini, terutama untuk pemahaman kode bahasa (Kosa Kata) adalah mengingat rmasalah bahasa merupakan persoalan yang rumit dan sulit dipahami sehingga isi serta makna sebuah karya sastra sulit ditafsirkan. Diprediksikan dengan menggunakan bentuk ini, maka kita dapat melihat apresiasi mahaiswa terhadap teks novel. Belum tentu mahasiswa yang menguasai Kosa kata secara terpisah akan mampu juga mengetabui dan menguasa) kosa kata dalam konteks wacana (Kalimat), ataupun sebaliknya mahasiswa mampu_mengetahui dan menguasai kosa kata dalam konteks wacana dibandingkan dengan mengetahui dan menguasai kosa kata secara terpisah, Diasumsikan kosa kata yang terdapat pada novel tergolong cukup sulit karena dipengaruhi oleh kosa kata/ kata daerah dan bukan merupakan kosa kata umum, Oleh Karena itu tes klose cukup andal untuk melihat gejala tersebut Penetapan materi tes Klose didasari oleh perfimbangan Karena banyaknya paragraf dalam konteks wacana pada novel, maka ditetapkan hanya enam paragrat yang diambil, Diharapkan enam paragraf ini dapat mewakili setiap Konteks wacana dalam novel yang terdiri dari enem bab, Proses pembuatan tes klose berdasarkan teor- teofi yang ada seperti menghilangkan setiap kata kelima dari teks novel, kecuali nama orang, nama tempat dan kate depan, Perlu ditekankan di simi bahwa ketepatan jawaban yang diberikan mabasiswa adalah mengisi kata yang tepat sesual kenteks kaltmat 63 bukan sinonimnya Kata-kata yang dilesapkan terdiri dari kata kerja, kata sifat, dan kata benda. 1. Uji Instramen ‘Agar mendapatkan instrumen penelitian yang baik, maka terlebih dahulu alat jnstrumen diujicobakan secara empirik tethadap kurang lebih 30 mahasiswa, Tindekan ini dilakukan guna melihat tingkat validitas ( cuntruct validity) dan releabilitas (contruet reabitity) dati instrumen tes. Tes yang benar-benar baik adalah tes yang sudah mengalami kesaiban atau kevaliditasan dan Keandalan atau kereliabrlitasan, Validitas dimaksudkan untuk melibat kesesuaian alat ukur dengan apa yang kita ukur, artinya seberapa baikkah alat tes yang kita berikan itu dapat mewakili dan mendapatkan hasil yang kita harapkan. Oleh sebab itu, validitas dapat_ menceminkan basil pengukuran yang diperoleh. Dalam hal ini Subino (1987, 119) menjelaskan validitas adalah tingkat ketepatan tes dalam mengukur apa yang harus diukur seberapa baikkah tes tersebut dapat dilakukan. Berdasarkaan hasil uji coba tes Klose yang telah dilakukan terhadap 30 mahasiswa lain, diketahui tingkat keterpahaman terhadap Kosa kate tergolong sulit/ sukar, Hal ini dilihat dari rendahnya perolehan nilai’ skor dan jumlah frekuensi mahasiswa yang menjawab. Dari 45 soal kosa kata yang dihilangkan’ dilesapkan, hanya 24 soal yang dijawab benar sehingya perolehan nilainya 53%, Dengan demikian rata-rata mahaiswa memperoleh nilai pada tentang 50-60%. Angka ini sekaligus merupakaan nilai tertinggi. Menurut pedoman kriteria penilaian, maka pemahaman 64 sampel pada angka tersebut tergolong rendah, Sedangkan jumlah mahasiswa (frekuensi) yang memperoleh niai demikian kurang dari $0.% mahasiswa. Kemudian untuk tes pilihan berganda setelah tes diujicobakan dan diamatt tingkat validitas dan reabilitasnya, maka diperoleh nilai yang bertolok dart pemahaman terhadap ketiga sistem kode. Setanjutnya diolah dengan mencari koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus product moment. Perlu diketahui bahwa tahap-tahap yang dilakukan dalam menguji validitas dan reabilitas instrumen itu dapat dilakukan berdasarkan; 1), penentuan taraf kesukeran, 2) penentuan pengukuran daya pembeda soal. 3) analisis butir soal. Berikut akan diuraikan secara rinct 1) Penentuan Taraf Kesukaran ( Difficulty Index) Hal ini dimaksudkan untuk melihat seberapa banyak peserta tes mampu mengerjakan soal dengan baik ( Arikunto, 1989: 241), Penghitungan tingkat kesukaran tes diketahui dari hasil tes seluruh subjek yang terbagi atas subjek kelompok atas dan kelompok bawah. Taraf kesukaran ini dapat diamati dengan menggunakan ramus : B_(jumlah seluruh subjek yang menjawab betul dari kelas atas dan bawah TK = wo ‘NX. Gumlah seluruh subjek yang ikut tes) Dengan demikian dapat disimpulkan, jika subjek peserta tes yang dapat ‘menjawab dengan benar lebih banyak, maka taraf kesukaran tes rendah. Sebaliknya, jika hanya sedikit yang dapat menjawab benar, make taraf kesukarannya tinggt 65 Menurut Subino (1987:105), semakin besar TK dari nol, berarti butir soal semakin raudah, Sebaliknya semakin kecil TK (mendekati) nol, berarti semakin sukar Beliau juga menjelaskan kriteria yang digunakan untuk penentuan tingkat kesukaran adalah: Lebih kecil dari 0,15 = sangat sukar 016 + 035. = sukar 036 = 0,65 = sedang, 066 - 0,85 = mudah lebih besar dati 0,86 = sangat mudah 2) Penentuan Daya Pembeda Soal (/iseriminating Power) Untuk memperkirakan butir-butir soal mana yang dapat dijadikan soal tes, maka diperlukan daya pembeda pada setiap butir soal. Hal ini dimaksudkan agar dapat memisahkan antara subjek yang mampu dan Kurang mampu. Penentuan dava pembeda pada setiap butir soal menggunakan rumus yang dikembanekan dalam Ebel (1972 339) sebagai berikut, DP Keterangan; B_ = selisih jawaban betul dari kelompok atas - bawah n= 27% . N(jumlah scturuh sampel) Sedangkan kriteria daya pembeda, beliau menjclaskan sebagai berikut Dibawah 0.19 = tidak baik 020 - 0,29 = kurang baik 030 - 039 = baik 040 keatas = sangat baik Pemisahan antara —kelompok subjek kelompok Kelas atas dan bawah menggunakan klasifikasi berikut _ Jika nilai atau skor tes yang diperoleh mencapai 50 % (mencapai skor betul 10 ke atas), maka subjek berada pada kelompok atas atau kelompok yang mampu ‘menjawab soal dengan baik. = Jika nilai atau skor yang diperoleh kurang dari 50% (skor betul 9 ke bawah), maka subjek berada pada kelompok bawah Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan terhadap 30 mahasiswa, maka dapat diketahui TK (Tingkat Kesukaran) dan DP (Daya Pembeda) _tersebut berdasarkan kriteria pada tabel berikut ini, Tabel 2 DP dan TK Instrumen Tes [Rode Bahasa Kode Sash [ser eT BTR fe [ae pa eee = 3 ‘Sanget Baik | Saunrssh frye vr tot Ww Bak [Muda eye ee F Raaiy | Ss —— i abe 10a War a = To 4 | Tidak Baik ‘Sukar t | I | 67 Dengan demikian, seeara sasional tes tersebut memiliki valicitas yang batk ‘Artimya.tingkat kesukaran semakin mudah dan cukup memuaskan, Sebab indek DP berkisar antara (0,30-0,39) sehingga level daya pembedanya berada pada kategori baik. Sedangkan TK berkisar antara (0,36-0,65) schingga level lebib banyak berada pada tingkat kesukaran yang sedang. Setelah diperoleh seperangkat nilai dari daya pembeda soal dan tingkat kesukaran, sclanjutnya perlu pengujian per butir soal dengan mencari korelasinya melalui teknik korelasi product momen. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor per item soal dengan skor total yang diperoleh. Korelasi dihitung dengan rumus berikut; keterangan: r= koefesien korelasi yang dicari N = jumlah subjek/ sampel rh skor butir soal ke- i mM y jumlah skor total yang diperoleh siswa. Penafsiran koetisien korelasi ini dapat dilihat pada kriteria nilat product moment sebagai berikut, 0,00 - 0,20 021 - 0,40 korelasi sangat rendah korelasi rendah 041 - 0,70 = korelasi sedang O71 + 0,90 = korelasi tinggi 0.91 - 1,00. = korelasi sangat tinggi Dari uji coba tersebut dapat diketahui bahwa korelasi lebih banyak berada pada tingkat sangat tinggi mencapai (1,0). Dan 1 butir soal berada pada korelasi sedang mencapai (0,62). Dengan demikian, disimpulkan bahwa dari 20 butir soal tentang kode bahasa sebanyak 30 orang menunjukan nilai korelast berada pada taraf signifikan 5% Dan untuk soal kode sastra juga lebih banyak berada pada level tingei yang mencapai (1,0). Sedangkan untuk soal kode budaya menunjukan angka sckitar (1.0) Selanjutnya, reliabilitas merupakan keajegkan suatu alat pengumpulan data yang secara konsisten merupakan hasil ukuran yang sama. Menurut Tabrani (994.239) adalah keandalan, apakah suatu alat tes atau alat ukur dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, Tes dikatakan andal apabila harga koefesien keandalannya tinggi dan standar error of measurement-nye rendah Untuk menguji reliabilitas soal, dilakukan dengan teknik belah dua (spfa-half) yaitu dengan membelah tes alas soal yang bernomor genap dan ganjil. Kemudian perolchan nilai/ skor kedua kelompok dicari korelasinya dengan menggunakan rumus korelasi berikut, 69 keterangan + = _koefesien korelasi antara x dan y jumalah subjek Jumilah skor butir soal genap Jumlah skor butir soat ganjil Perolehan hasil dari rumus tersebut di atas baru menunjukan reabilitas separoh ‘Oleh karena itu perlu dicari reabilitas seluruh tes dengan menggunakan rumus: (Arikunto, 1989: 145) Setelah dilakukan penghitungan sesuai dengan teknik reabilitas seluruh tes seperti di atas, maka pada umumnya berada pada level sangat tingei_mencapai angka (0,67) 3) Analisis Butir Soat (Item Analisis) Dari tes yang diujicobakan dan setelah diproses, ternyata perlu sedikit diperbaiki soalnya. Namun jumlah soalnya tidak dikurangi atau ditambah, tetap berjumlah 20. butir, untuk setiap sistem kode 70 G. Teknik Pengolahan Data Pengolahan dan penganalisis data dilekukan untuk memperaleh kesimpulan Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, sumber date terdintatas dua bagian, ya dota kualitatif dan kuantitatif. Adapun data kualitatif dioleh dengan langkah-lanekah sebagai benskut 1. Mengamati, mengidentifikasi kode bahasa, sastta dan budaya serta keunikan- Keunikan yang mungkin menjadi Kontribusi dalam memahami Kaya sastra, demikian juga dengan kosa kata. 2. Mengelompokkan data kosa kata sesuai dengan jenisnya seperti Kosa kata unum, Klusus dan daerah berdasarkan Kelas Katanya (nominal, verbal. ajektif. adverbia) 3, Mendeskripsikan data berdasarkan aspek yang dianalisis, 4, Menetapkan dan menyususun pemyataan berdasarkan data 5. Menarik kesimpalan Seterusnya langkah-langkab untuk menganalisis dan mengolah data kuanticatif yang diperoieh dari pemahaman mahasiswa terhadap ketiga sistem kode sebagai berikut 1. Melakukan tes yang telah disiapkan oleh peneliti dalam bentuk objektif, dan tes klose. 2. Menilai dan mengolah hasil tes dengan pemberian skor sesuai teknik penilaian tes yang standar, ataupun sesuai dengan pedoman penilaian. Penilaian atau penskorar tethadap tes pemahaman terbagi atas dua cara sebagai betikut 1 a) Pemberian bobot nilai untuk tes objektif + Bagi yang menjawab salah pada setiap butir soal diberi skor 0 «Bagi yang menjawab benar setiap butir soal diberi skor 1 (bobot!) Kemudian nilai diolah dengan menggunakan rumus yang dikembangkan Razak (1991:21) seperti di bawah ini: P= LSB. 100 % ust Keterangan P= nilai tes objektif SB =jumlah skor benar jurnlah skor maksimal LSB b) Pemberian bobot untuk tes Klose * Bagi yang menjawab salah setiap butir soal diberi skor 0 + Bagi yang menjawab benar setiap butir soal diberi skor | Kemudian dimasukkan dalam rumus Razak (1991:95) di bawah ini PK = [(ZSB.LST)] . 100 % Keterangan PK = nilai tes klose TSB = skor yang diperoleh (keseluruhan x 3) Es? = skor total ( yang dtharapkan adalah 45 x3 ~ 135) 3. Mengurutkan hasil nilai tes yang diperoleh mahasiswa, mufai dari yang tertinggi hingga terendah 4. Mendistribusikan nilai atau perolehan skor sampel dalam bentuk tabel n 5 Mencari nial rate-rata seluruh sampel untuk setiap sistem kode dengan menggunakan rumus yang dikemukan Razak (1991-80) sebagai berikut: X = EfX a 6. Menentapkan kriteria kemampuan sampel pada setiap sistem kode sesuai penilaian Razak (1991; 23, 96) sebagai berikut: a.) Kriteria pemahaman sistem kode untuk tes objektit < 50° persen sangat rendah 50 - 60 persen rendah 60 - 75 persen —;sedanig 75-85 persen ting b) Kriteria pemahaman untuk tes Klose < 30. persen sangat rendah 30-55 persen —: tendah 55 - 80 persen sedang > 80 persen > tinggi 7, Mendeskripsikan hal-hal yang berkenaan dengan rumusan penelitian dan kemungkinan memberikan berbagai solusi sebagai suatu upaya yang dapat menunjang keterpahaman mahasiswa terhadap karya sastra terutama novel Pergolakan karya Wildan Yatim 8 Menyimpulkan hasil analists ini B ‘Tahap pelaksanaan penelitian akan digambarkan dalam bentuk table di bawah_ Tabel 3 Proses Pelaksanaan Penelitian No | Tahap T | 1 (Persiapan | Melipati, b, Pelaksanaan | a Pengelesaian | a. Keterangan ‘| pra studi yang diawali dengan mengumpulkan referensi yang berksitan dengan topik penelitian penetapan sampel | cha ass jan noms pron as | sitet | Si sarcn ena enbutan tks ove! yang dls | famgumpolan data, diswali dengan mengumpalkan informasi, selanjutnya | penyebaran angkee reakukan penafsiran dan menacik beberapa Kesimpulen, sesuai tujuan | penelitian | ppenyusunan taporan berupa Resi! anatisis dan pengumpalan data, dan melakukan penyaringan kesimpulan imengkonsultasikan basil analisi, sebelum lian progresif dan tahap 1 dan ‘ahap TL

Anda mungkin juga menyukai