Fungsi Bootstrap
Tujuan dan fungsi Bootstrap adalah untuk membuat website responsive
dan mobile-first. Jadi, semua elemen antarmuka website dipastikan bisa
bekerja secara optimal di semua ukuran layar, baik desktop maupun
perangkat seluler.
Bootstrap tersedia dalam dua varian: versi yang sudah
dikompilasi dan didasarkan pada source code (kode sumber).
Developer yang sudah berpengalaman biasanya memilih penggunaan
Bootstrap dengan source code, karena lebih bebas menyesuaikan gaya
dengan proyek yang dikerjakan.
Contohnya, versi “kode sumber” Bootstrap memungkinkan Anda
mengakses port Sass. Jadi, framework ini akan membuat stylesheet
khusus yang mengimpor Bootstrap sehingga Anda bisa memodifikasi
dan menambahkan fungsinya sesuai kebutuhan.
Anda juga bisa menginstal Bootstrap dengan package manager, yaitu
tool yang mengelola dan memperbarui framework, library, dan aset.
Beberapa package manager yang paling populer
adalah npm, Composer , dan Bower. Npm mengelola dependensi sisi
server, sementara Composer fokus pada front-end. Apabila menangani
proyek berbasis PHP, Anda bisa mencoba menggunakan Bower.
Karena popularitasnya ini, Bootstrap memiliki banyak komunitas. Para
developer dan desainer web bisa menjelajahi komunitas ini untuk saling
berbagi pengetahuan dan membahas versi terbaru patch Bootstrap.
Mudah Digunakan
Yap, kelebihan utama Bootstrap adalah kemudahannya untuk dipelajari.
Khususnya karena popularitasnya, banyak tutorial dan forum online
yang tersedia di internet untuk membantu Anda mulai mempelajarinya.
Salah satu alasan Bootstrap sangat populer di kalangan developer dan
desainer web adalah struktur filenya yang sederhana. File-filenya
dikompilasi untuk akses yang mudah, dan hanya
membutuhkan pengetahuan dasar HTML , CSS, serta JS untuk
memodifikasinya.
Anda juga bisa menggunakan tema untuk CMS populer sebagai bahan
praktik saat belajar. Sebagai contoh, hampir semua tema WordPress
dikembangkan menggunakan Bootstrap, yang bisa diakses oleh siapa
saja, termasuk web developer pemula.
Untuk mempercepat loading website, Bootstrap memperkecil (minify) file
CSS dan JavaScript. Selain itu, Bootstrap selalu menjaga konsistensi
syntax di antara berbagai website dan para developer, yang
membuatnya cocok untuk proyek kolaborasi tim.
Responsive Grid
Bootstrap hadir dengan sistem grid siap pakai, sehingga Anda tidak
perlu membuatnya dari nol. Sistem grid ini terdiri dari baris dan kolom,
memungkinkan Anda membuat grid baru di dalam grid yang sudah ada
tanpa perlu memasukkan kueri media dalam file CSS.
Selain itu, sistem grid Bootstrap membantu mempersingkat proses entri
data. Tersedia banyak kueri media yang memungkinkan Anda
menentukan breakpoint (titik henti) kustom setiap kolom berdasarkan
kebutuhan Anda.
Untuk menggunakan grid ini, Anda bisa langsung menggunakan
pengaturan defaultnya. Setelah membuat grid, Anda hanya perlu
menambahkan konten ke container yang ada.
Sistem grid Bootstrap memiliki dua kelas container untuk mempermudah
penanganan proyek berbasis desktop dan seluler: fixed
container (.container) dan fluid container (.container-fluid).
Kelas container pertama menyediakan container dengan lebar tetap,
sedangkan yang kedua menyediakan container dengan lebar penuh
yang mampu menyesuaikan proyek Anda dengan semua ukuran layar.
Bootstrap.css
Bootstrap.css adalah framework CSS yang mengatur dan mengelola
tata letak website. Kalau HTML bertugas untuk menangani konten dan
struktur halaman web, CSS menangani tata letaknya. Jadi, kedua
struktur ini perlu bekerja sama untuk melakukan tindakan tertentu.
Dengan fungsionalitasnya, Bootstrap.css membantu para developer
menciptakan tampilan yang seragam di sebanyak mungkin halaman
sesuai kebutuhan. Hasilnya, mereka pun tidak perlu menghabiskan
waktu berjam-jam untuk mengedit secara manual.
Daripada menulis coding dari awal, Anda hanya perlu mereferensikan
halaman web ke file CSS. Setiap perubahan yang diperlukan bisa
dilakukan dalam file itu sendiri.
Fungsi CSS tidak terbatas pada gaya teks saja karena Anda bisa
menggunakannya untuk memformat aspek lain dalam website, seperti
tabel dan tata letak gambar.
Karena CSS memiliki banyak deklarasi dan selector, dibutuhkan waktu
yang tidak sebentar untuk menghafalkan semuanya.
Bootstrap.js
Ini adalah bagian inti Bootstrap, terdiri dari file JavaScript yang bertugas
untuk menangani interaktivitas website.
Agar tidak perlu menulis syntax JavaScript berulang kali, developer
biasanya menggunakan jQuery, library JavaScript populer yang open-
source dan bisa digunakan lintas platform.
Berikut adalah beberapa fungsi yang bisa dilakukan jQuery:
Glyphicons
Ikon merupakan bagian yang cukup krusial pada front-end website,
karena biasanya merepresentasikan tindakan dan data dalam
antarmuka pengguna.
Bootstrap menggunakan ikon yang disebut Glyphicons, yang
mencakup set Halflings Glyphicons . Meskipun desainnya terlihat biasa
saja, Glyphicons memiliki fungsi yang penting, dan boleh digunakan
secara bebas.
Kalau Anda ingin menggunakan gaya ikon yang lebih
beragam, Glyphicons menjual berbagai kumpulan ikon premium untuk
website dengan niche tertentu.
Anda juga bisa mendownload ikon individual dan ikon khusus tema
secara gratis di berbagai website seperti Flaticon, GlyphSearch ,
dan Icons8 .
Untuk mengubah ukuran Glyphicons, Anda perlu menimpa gaya default
dengan properti font-size (ukuran font) CSS.
Memuat jQuery melalui CDN Google. Akan lebih baik untuk memuatnya
dari CDN melalui HTTP karena file bisa disimpan selama setahun dalam
cache.
src="js/bootstrap.min.js