Halaman Judul
Disusun Oleh:
Ronal Chandra
157030100012004
Oleh:
Ronal Chandra
NIM. 157030100012004
Promotor
Ko Promotor 1 Ko Promotor 2
ii
IDENTITAS TIM PENGUJI SIDANG KOMISI DISERTASI
Komisi Promotor
Penguji 1 : _____________________________
Penguji 2 : _____________________________
Penguji 3 : _____________________________
Penguji Tamu
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis dikutip dalam naskah ini serta disebutkan dalam sumber kutipan
dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah disertasi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur jiplakan, saya bersedia disertasi ini digugurkan dan gelar akademik
yang telah saya peroleh (DOKTOR) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU nomor 20 Tahun 2003, Pasal
25 ayat 2 dan pasal 70).
Ronal Chandra
NIM: 157030100012004
iv
RINGKASAN
v
kebijakan yang diimplementasikan, pengendalian pencemaran, dan perusakan
daerah tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan observasi, wawancara
mendalam, serta dokumentasi serta dilakukan analisis.
DAS Citarum secara fisik terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian Hulu,
Tengah dan Hilir dengan panjang sungai masing-masing sekitar 100 km. Citarum
Hulu sampai dengan inlet waduk Saguling dengan luas 1.771 km2. Bagian
Tengah yaitu inlet dari waduk Saguling sampai outlet Waduk Jatiluhur dengan
luas 4.242 km2 dan bagian Hilir yaitu dari waduk Jatiluhur sampai muara seluas
527 km2 dengan panjang 125 km. Dalam mengatasi permasalahan yang ada,
sudah banyak tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam mengatasi
pencemaran di Sungai Citarum. Sungai sepanjang 269 kilometer yang melintasi
13 kabupaten dan kota di Jawa Barat ini dinobatkan sebagai satu dari sepuluh
wilayah terkotor di dunia. Predikat yang disandang Citarum berdasar laporan dari
Green Cross Switzerland dan Blacksmith Institute pada 2013. Berbagai kebijakan
yang dilakukan diantaranya program citarum bergetar, investasi pengelolaan
sumber daya air terpadu citarum, citarum bestari, dan citarum harum.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Secara umum telaah tentang
Model Implementasi Kebijakan Program Pengendalian Pencemaran Dan
Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum berdasarkan perspektif Grindle masih
terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya, (2) Dilihat dari lingkungan
implementasi dengan adanya kekuatan dan kepentingan akan mempertahankan
status yang ada di tempat penelitian, maka beberapa hal yang masih
menyisakan permasalahan misalkan belum jelasnya kewenangan dalam
melaksanakan program perlu mendapatkan perhatian serius, agar untuk
fenomena serupa tidak terulang. Permasalahan DAS Citarum sudah menjadi
permasalahan sampah yang sangat serius secara lokal dan nasional. Keluarnya
perpres nomer 15 tahun 2018 menunjukkan keseriusan pemerintah dalam
menuntaskan permasalahan pencemaran kawasan DAS Citarum. Para
pelaksana kebijakan sangat berkomitmen terhadap pencegahan, pengendalian,
dan pemulihan DAS Citarum agar menjadi bersih, indah, bebas sampah dan
polusi.
Implementasi kebijakan program pengendalian pencemaran dan
kerusakan daerah aliran Sungai Citarum belum terdapat struktur organisasi
pelaksana, sehingga perlu dilengkapi bagian tersebut. Selain itu, dana
pendukung yang disediakan belum cukup sehingga faktor pembiayaan perlu
diperhatikan dan mendapat dukungan.
vi
SUMMARY
vii
Jatiluhur Reservoir to the estuary with an area of 527 km2 with a length of 125
km. In overcoming existing problems, the government has taken many actions to
overcome pollution in the Citarum River. This 269-kilometer-long river that
crosses 13 regencies and cities in West Java has been named one of the ten
dirtiest areas in the world. The title that Citarum bears is based on a report from
Green Cross Switzerland and the Blacksmith Institute in 2013. Various policies
carried out include the vibrating citarum program, investment in integrated
Citarum water resources management, Citarum Bestari, and Citarum Wangi.
The results of this study indicate that: (1) In general, the study of the
Health Insurance Policy Implementation Model and the Citarum Watershed
Pollution and Damage Control Program Policy based on the Grindle perspective
still has several obstacles in its implementation, (2) Judging from the
implementation environment, there are strengths and interests will maintain the
existing status at the research site, then some things that still leave problems, for
example, the unclear authority in implementing the program needs serious
attention, so that similar phenomena do not recur. The Citarum watershed
problem has become a very serious waste problem locally and nationally. The
issuance of Perpres number 15 of 2018 shows the government's seriousness in
solving the problem of pollution in the Citarum watershed area. Policy
implementers are highly committed to preventing, controlling, and restoring the
Citarum watershed so that it becomes clean, beautiful, and free of waste and
pollution.
The implementation of the health insurance policy and pollution and
damage control program policies for the Citarum River Basin do not yet have an
implementing organizational structure, so this section needs to be completed. In
addition, the supporting funds provided are not sufficient so financing factors
need to be considered and supported.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunia-Nya sehingga disertasi dengan judul “Model
Implementasi Kebijakan Program Percepatan Pengendalian Pencemaran Dan
Perusakan Daerah Aliran Sungai Citarum (Studi tentang Implementasi kebijakan
Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Percepatan Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum)” ini dapat
terselesaikan. Disertasi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Doktor Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya.
Penelitian ini mengambil studi tentang Daerah Aliran Sungai Citarum
Jawa Barat yang telah diklaim sebagai sungai terkotor di dunia. Padahal,
keberadaan Sungai Citarum memegang peran sangat strategis terhadap
kehidupan warga Jawa Barat dan DKI Jakarta. Sebagai sungai terkotor di dunia,
Citarum telah menimbulkan dampak yang luar biasa bagi jutaan orang yang
tinggal dan menggantungkan hidup di sepanjang aliran sungai. Berbagai macam
penyakit mengintai warga akibat aliran sungai tersebut. Salah satunya adalah
penyakit gatal-gatal yang dialami warga di enam Kecamatan di Kabupaten
Sukabumi. Hal utama yang harus dilakukan saat ini adalah melakukan
pendekatan hukum kepada para pengambil keputusan di masing-masing level
pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat di bantaran sungai. Hasil
penelitian ini diharapkan mampu memberikan model implementasi kebijakan
kebijakan program pengendalian pencemaran dan kerusakan Daerah Aliran
Sungai Citarum.
Penulis menyadari adanya berbagai kekurangan dan keterbatasan dalam
penulisan disertasi ini, namun penulis tetap berharap banyak kiranya disertasi ini
dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi baik bagi studi/ilmu pengetahuan
maupun secara praktis dalam implementasi kebijakan, serta bagi para pembaca
semuanya.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................ii
IDENTITAS TIM PENGUJI SIDANG KOMISI DISERTASI ...................................iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................ iv
RINGKASAN ........................................................................................................... v
SUMMARY ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................xvi
x
2.1.14 Jupir (2013) ..........................................................................................55
2.2. Administrasi Publik dan Kebijakan Publik ...................................................66
2.2.1 Tempat Kebijakan Dalam Administrasi Publik ...................................... 67
2.2.2. Pengertian Administrasi Publik .............................................................68
2.2.3. Perspektif Administrasi Publik .............................................................. 70
2.3. Kebijakan Publik ..........................................................................................74
2.3.1 Pengorganisasian .................................................................................. 76
2.3.2 Pembiayaan ........................................................................................... 77
2.3.3 Kontrol ....................................................................................................77
2.3.4 Kepegawaian ......................................................................................... 78
2.3.5 Prosedur .................................................................................................78
2.3.6 Fungsi manajerial .................................................................................. 79
2.3.7. Teori Kebijakan Publik ..........................................................................80
2.3.8. Model Kebijakan Publik ........................................................................ 82
2.3.9. Tahapan Kebijakan Publik ....................................................................85
2.4. Implementasi Kebijakan ..............................................................................87
2.4.1. Teori Implementasi Kebijakan Publik ................................................... 90
2.4.2. Model Implementasi Kebijakan ............................................................ 99
2.4.2.1. Model Implementasi Kebijakan Van Metter dan Van Horn ........ 100
2.4.2.2. Model Implementasi Kebijakan Mazmanian dan Sabatier ......... 101
2.4.2.3. Model Implementasi Kebijakan George C. Edward III ................102
2.4.2.4. Model Implementasi Kebijakan Christopher Hood ..................... 103
2.4.2.5. Model Implementasi Kebijakan Brian W. Hogwood ................... 103
2.4.2.6. Model Implementasi Kebijakan Thomas B. Smith ......................104
2.4.2.7. Model Implementasi Kebijakan Grindle ...................................... 106
2.4.2.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan ..... 119
2.4.2.9 Variabel yang Memengaruhi Implementasi Kebijakan ................ 121
2.5. Kerangka Pikir ...........................................................................................123
xi
3.5.2. Observasi ............................................................................................130
3.5.3. Wawancara ......................................................................................... 130
3.6. Keabsahan Data ....................................................................................... 131
3.6.1. Uji Credibility (Validitas Internal) ........................................................ 131
3.6.2. Uji Transferability (Validitas Eksternal) .............................................. 134
3.6.3. Uji Dependability (Reliabilitas) ............................................................134
3.6.4. Uji Confirmability (Objektivitas) .......................................................... 136
3.7. Analisis Data ............................................................................................. 137
xii
4.1.3.11. Pemurnian Air Waduk Sebagai bagian dari Program Citarum
Harum ....................................................................................................... 169
4.1.3.12. Pengangkatan Sedimentasi sebagai bagian dari Program
Citarum ..................................................................................................... 169
Harum ....................................................................................................... 170
xiii
6.3. Outcomes .................................................................................................. 223
6.3.1. Penetapan Indikator Kinerja Program Citarum Harum Juara ............ 223
6.3.2. Rekapitulasi Kebutuhan Pendanaan Program Citarum Harum Juara224
6.3.3. Hasil Yang Diharapkan dari Pelaksanaan Program Citarum Harum
Juara ............................................................................................................. 225
6.4. Model Kebijakan ........................................................................................225
6.4.1 Penanganan Program Citarum Harum Juara oleh Satuan Tugas
Citarum ..........................................................................................................226
6.4.2 Penataan Zonasi Tata Ruang ............................................................. 227
6.4.3 Rencana Aksi Program Citarum Harum Juara ....................................228
6.5. Recommended Model Kebijakan ..............................................................229
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
Gambar 6.2. Recomended Model implementasi Kebijakan Pengendalian
Pencemaran Dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. .............. 230
Gambar 6.3 Struktur Organisasi Sesuai Perpres 15/2018 .......................... 231
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
standar, proposal, dan grand design (Wahab, 2008). Sementara Islamy (2009)
dalamnya. Oleh karena itu, T.B. Smith melihat kebijakan yang telah dibuat
Science tahun 1970 (Akib & Tarigan, 2008). Menurut pakar administrasi
publik, Edward III (1984), Eugene Bardach mengakui bahwa forum itulah
1
2
lazim disebut political game (Parsons, 1995) sekaligus sebagai era pertama
dikeluarkan pengarahan yang sah dari suatu kebijakan yang meliputi upaya
proses umum tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program
tertentu. Proses implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran
telah ditetapkan, program kegiatan telah tersusun dan dana telah siap dan
dengan pandangan Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi kebijakan
Van Meter dan van Horn (Grindle, 2017), adalah membangun jaringan yang
yakni (1) komunikasi, (2) sumber daya, (3) sikap birokrasi atau pelaksana,
dan (4) struktur organisasi termasuk tata aliran kerja birokrasi. Empat faktor
kebijakan.
program dilihat melalui dampaknya terhadap sasaran yang dituju baik individu
adalah harapan agar konfigurasi dan sinergi dari hubungan tiga variabel (1)
meskipun pengaruhnya sering kali bersifat positif atau negatif. Oleh karena
kebijakan merupakan salah satu dari dua sisi mata uang yang menggelinding.
ini dilakukan dengan netral, profesional, dan mengarah kepada tujuan yang telah
klasik ini. Pertama, terdapat perbedaan yang jelas dalam menggunakan sudut
tugas dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Sayangnya, implementasi OPA
lebih menekankan pada kepentingan politik dan memberi porsi kecil pada peran
like a business atau market as solution to the ills in public sector). Strategi ini
perlu dijalankan agar birokrasi model lama–yang lamban, kaku dan birokratis,
harus siap menjawab tantangan era globalisasi. Model pemikiran semacam NPM
ini juga dikembangkan David Osborne dan Ted Gaebler (1997) dalam
swasta, tapi di lain pihak dalam bidang-bidang tertentu memonopoli layanan jasa,
namun tetap dengan kewajiban memberikan layanan dan kualitas yang maksimal.
pemborosan, warga pun tidak dilihat sebagai abdi lagi, tetapi sebagai pelanggan
layanan publik yang karena pajak yang dibayarkan memiliki hak atas layanan
dalam jumlah tertentu dan kualitas tertentu pula. Prinsip NPM berbunyi, “dekat
dengan warga, memiliki mentalitas melayani, dan luwes serta inovatif dalam
memberikan layanan jasa kepada warga”. Oleh karena itu, birokrasi publik harus
publik. Model birokrasi yang hierarkis-formalistis menjadi tidak lagi relevan untuk
(NPS). NPS adalah salah satu cara pandang baru dalam administrasi negara.
7
Management yang selama ini, menjadi arus utama (mainstream) dengan prinsip
“run government like a businesss” atau “market as solution to the ills in public
pelayanan barang dan jasa sebagai pemenuhan hak dan kewajiban publik.
Denhardt & Denhardt (2015) dalam bukunya yang berjudul “New Public
Service: Serving, not Steering” menjelaskan perspektif New Public Service (NPS).
NPS merupakan perspektif yang dimunulkan oleh Denhardt & Denhardt (2015)
untuk merespons New Public Management yang berprinsip "run government like
publik dengan bentuk NPS dalam penerapannya tidak dilakukan seperti sebuah
Dengan didasarkan pada nilai-nilai demokrasi ini akan memberikan energi bagi
umum bahwa sistem pelayanan yang dilakukan oleh pegawai pemerintah yang
diharapkan. Hal ini disebabkan karena perspektif dan konsep NPS dilandaskan
pada nilai dan teori demokrasi yang menganggap bahwa tugas pemerintah
kinerjanya kepada rakyat pula, artinya bahwa para pemerintah harus merespons
penyelenggaraan pemerintahan.
meliputi seluruh siklus hidup manusia sejak janin dalam kandungan sampai lanjut
usia yang pada hakikatnya adalah membangun manusia sebagai sumber daya
9
pembangunan yang produktif dan berdaya saing, serta sebagai insan dan
anggota masyarakat yang dapat hidup secara rukun, damai, gotong royong,
negara yang maju dan demokratis. Gagasan tersebut sejalan dengan Faludi dan
sebagai seperangkat gagasan yang saling terkait dan tahan lama yang salah
Jawa Barat yang telah diklaim sebagai sungai terkotor di dunia (Kompas, 2017).
terhadap kehidupan warga Jawa Barat dan DKI Jakarta (Kompas, 2018b). Tidak
hanya untuk memenuhi kebutuhan air minum, sungai terpanjang di Jawa Barat
hingga Indramayu. Air Citarum juga jadi sumber pasokan utama produksi listrik
interkoneksi Jawa-Bali. Namun kini, DAS Citarum telah diklaim menjadi sungai
terkotor sedunia.
heran jika sungai ini dinyatakan sebagai sungai terkotor sedunia. Di bagian hulu
permasalahan umum yang paling utama adalah pembukaan lahan hutan untuk
pertanian, terdapatnya limbah peternakan dan limbah rumah tangga, serta yang
kapasitas dan telah terjadinya pencemaran yang sangat parah. Bagian tengah ini
Muara Gembong Kabupaten Bekasi. Masalah di hilir sungai tak kalah beragam,
mulai dari limbah industri, limbah rumah tangga, sedimentasi, konflik air, sampai
pada perusakan ekosistem mangrove. Masalah di hilir sungai tak kalah beragam,
mulai dari limbah industri, rumah tangga, sedimentasi, konflik air, sampai pada
perusakan ekosistem mangrove (Kompas, 2017). Padahal, air Citarum tiap hari
12
dipakai untuk kebutuhan air minum warga DKI Jakarta, pertanian, perikanan, dan
pembangkit listrik.
Sungai (DAS) Citarum telah rusak. Dari hulu sungai Citarum di mulai dari Situ
Cisanti dipenuhi sampah plastik dan eceng gondok. Tidak jauh dari Situ Cisanti,
hulu Citarum juga merasakan bumerang menjadi rumah bagi ribuan ternak sapi
membuang kotoran sapi ke Sungai Cisangkuy dan Citarum. Dengan jumlah sapi
mencapai 8.000 ekor, sekitar 200 ton kotoran sapi berpotensi dibuang ke sungai
setiap hari. Hal ini disebabkan karena minim pengawasan berkelanjutan, upaya
Citarum merupakan andalan air bersih bagi warga Jakarta dan sumber air bagi
produksi listrik Jawa-Bali. Belum lagi, Sungai Citarum juga menjadi sumber air
untuk pembangkit listrik di tiga waduk, yakni Jatiluhur, Cirata, dan Saguling.
Ketiganya pemasok air PLTA Jatiluhur 187 MW, Saguling 1.400 MW & Cirata
1.008 MW. Selain itu, pemanfaatan Sungai Citarum untuk irigasi dengan
mengairi sekitar 420.000 hektar lahan pertanian. Lahan itu ada di Karawang,
penduduk: 18.56 juta jiwa (Kompas, 2018b) hingga tahun 2017. ada 2.700
industri sedang dan besar di sepanjang DAS Citarum. Terdapat sekitar 1.500
industri dengan potensi jumlah limbah yang dibuang mencapai 2.800 ton per hari.
berat, seperti kadmium (Cd). tembaga [Cu]. nikel [Ni] timbal [Pb] dan arsenik [As].
besar dan menghancurkan. Hal ini senada dengan penelitian dari Cárdenas-
González et al. (2013), Byard et al. (2014), Pavlikova et al. (2015), Strong et al.
(2015), Wong et al. (2015) yang mengungkap data tentang dampak DDT bagi
tubuh manusia. Shaw et al. (2000), Dorner and Plagemann (2002), Wong et al.
(2005), juga menyajikan data tentang residu pestisida dan DDT yang disinyalir
terdapat pada air susu ibu (ASI) dari wanita Indonesia. OCP, yang tidak terurai
utama. OCP telah dipelajari untuk efek toksiknya pada anggota hampir semua
filum. Dampak ini menunjukkan banyak efek pada sistem fisiologis utama tubuh
termasuk sistem saraf, peredaran darah dan sistem reproduksi. Studi saat ini
manusia terkait.
limbah tersebut terjadi pada kawasan industri Majalaya mengacu hasil kajian
15
(Suhendra & Kardena, 2013). Kajian ini mengungkap fakta adanya potensi
gangguan syaraf, gangguan transfer oksigen pada darah, serta dapat merusak
embrio, hati dan ginjal. Sementara itu air Sungai Citarum Hulu digunakan
sebagian penduduk di tepi sungai untuk keperluan domestik (MCK), dan air
Sungai Citarum Hulu yang sudah mengalir ke waduk Saguling merupakan salah
Saguling telah tercemar oleh logam berat, dan mereka memang menimbulkan
risiko ekologis. Informasi tentang konsentrasi logam total dalam sedimen tidak
17
cukup untuk menilai perilaku logam di lingkungan, namun spesiasi logam sangat
kontaminasi logam dalam sedimen diakibatkan oleh limbah kota dan industri, dan
dapat menciptakan efek negatif pada organisme hidup, sebagai efek teratogenik,
dan sebagainya yang tidak semestinya. Embrio yang tidak semestinya ini dapat
menunjukkan tentang kualitas air dan beban polutan yang besar dari berbagai
kegiatan manusia seperti pertanian, peternakan sapi dan industri tekstil yang
dibebankan pada DAS Citarum. Untuk menghentikan kondisi DAS Citarum yang
yang luar biasa bagi jutaan orang yang tinggal dan menggantungkan hidup di
sepanjang aliran sungai. Berbagai macam penyakit mengintai warga akibat aliran
sungai tersebut. Salah satunya adalah penyakit gatal-gatal yang dialami warga di
disinyalir akan terkena dampak dari pencemaran sungai. Sungai Citarum yang
tercemar diperkirakan dapat memicu kolera, disentri, tifus, dan penyakit kulit,
gangguan ginjal, dan kanker. Akibat yang ditimbulkan pencemaran itu dari cacat
Hal utama yang harus dilakukan saat ini adalah melakukan pendekatan
selalu diterapkan seperti yang diharapkan dan tidak selalu mencapai hasil yang
praktik, atau program tertentu telah lama diakui oleh pembuat kebijakan,
pemerintah, praktisi, dan peneliti sebagai hal yang penuh dengan kesulitan, yang
mengapa tantangan ini sulit untuk diperbaiki atau dicegah (Spratt, 2009).
Implementasi yang efektif dari kebijakan yang kuat sangat penting untuk
mengatasi kendala sistem yang ada. Implementasi yang buruk dari kebijakan
19
dari aktor atau pemangku kepentingan yang tepat (Swanson et al., 2012)
aktor-aktor kunci seperti profesional dan birokrat tingkat bawah yang ditugaskan
dilakukan oleh berbagai aktor menuju pencapaian tujuan dan sasaran yang
Ada beberapa alat analisis kebijakan yang telah digunakan untuk menjelaskan
kebijakan itu sendiri, dalam hal konten, aktor, konteks dan proses seperti segitiga
kebijakan (Walt & Gilson L, 1994). Lainnya telah dikembangkan dari pendekatan
dan kerangka kerja sistem adaptif kompleks telah digunakan untuk menjelaskan
implementasi.
sumber daya dari waktu ke waktu (Task Order 1., 2010). Memang, di dunia nyata,
dan rumah tangga serta aktor lain yang membentuk kebijakan (Peters et al.,
2009). Para pemangku kepentingan ini memiliki tingkat kekuatan yang berbeda
dalam sistem oleh pejabat publik dan administrator mengikuti instruksi kebijakan
mungkin berlangsung dari waktu ke waktu di antara para aktor kebijakan (Barrett
multidimensi dengan pengaruh interaksi ganda (Gilson et al., 2014). Ini adalah
terjalin erat dan interaksi yang menentukan perilaku sistem (Sturmberg & Martin
mikro), organisasi (atau meso) dan nasional (atau makro) (Pope et al., 2013).
oleh pelaksana, pekerja garis depan, pemimpin dan manajer, dan pengguna
layanan. Kurangnya sumber daya adalah salah satu faktor yang mendasari
layanan, proses kebijakan, dan cara para aktor menghadapi implementasi dan
waktu.
22
serupa yang terkait dengan implementasi kebijakan publik. Kondisi ini dapat
menimbulkan dampak yang luar biasa bagi jutaan orang yang tinggal dan
penanganan masalah DAS Citarum sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu.
Banyak sekali program aksi yang dibuat namun tidak juga bisa menyelesaikan
pencemaran yang trus terjadi serta mengantisipasi dampak jangka Panjang yang
Daerah Aliran Sungai Citarum yang melibatkan banyak sekali stakes holder
dengan harapan masalah yang terjadi disepanjang aliran sungai citarum bisa
dilapangan.
yang paling tinggi yang pernah dibuat atau dikeluarkan dalam penanganan
kebijakan yang terjadi sering kali bersifat parsial atau sektoral dalam bentuk
selesai dengan hadirnya Perpres Nomor 15 Tahun 2018 ini karena tidak lagi
23
hanya melibatkan unsur unsur sectoral tapi juga melibatkan pusat dalam hal ini
temuan dari masalah implementasi Perpres Nomor 15 Tahun 2018 ini. Selain hal
tersebut, peneliti juga menggunakan Content Policy dari Model Grindle untuk
masalah yang ditemukan pada saat awal penulis memulai telaah tentang
Implementasi kebijakan pada Perpres Nomor 15 Tahun 2018 ini tidak melibatkan
peran Pemerintah Kabupaten dan Kota yang dilewati aliran sungai citarum.
Dipihak lain juga ditemukan adanya masalah terkait dengan sumberdaya dana,
tidak jauh dengan apa yang disinyalir oleh (Task Order 1., 2010).
Pada bagian yang lain peneliti juga menemukan bahwa pada Perpres
Satgas yang berdasarkan peraturan ini di tujukan pada Gubernur Jawa Barat
sebagai Komandan Satgas serta Para Wakil Komandan Satgas di emban oleh
TNI dalam hal ini dilakukan oleh Kodam Siliwangi yang juga dibantu oleh Polri
diwakili oleh Polda Jabar serta Kejaksaan tinggi Jawa Barat. Namun peneliti
sebagai Induk dari TNI atau dalam hal ini Kodam Siliwangi, sehingga
menimbulkan masalah koordinasi dan komunikasi pada tingkat pusat dan satgas.
pengumpulan data awalan terkait isu Content Policy (isu kebijakan) utamanya
lebih jauh maka akan berdampak pada isu content policy berikutnya yaitu terkait
ditetapkan setelah APBN dan APBD tahun 2018 telah ditetapkan, sehingga
merupakan program multi sektoral, yang melibatkan banyak pihak pada institusi
secara optimal karena belum didukung dengan sumber daya yang memadai.
secara sinergis dan berkelanjutan belum dapat terlaksana secara optimal. Kedua
terkotor di dunia serta sudah memberikan dampak Kesehatan yang buruk bagi
masyarakat yang hidup disepanjang aliran sungai. Hal ini diperburuk dengan
pertanian, terdapatnya limbah peternakan dan limbah rumah tangga, serta yang
kapasitas dan telah terjadi pencemaran yang sangat parah. Hal ini diperparah
dengan DAS Citarum yang tidak tertangani dengan baik selama puluhan tahun.
terhadap kehidupan warga Jawa Barat dan DKI Jakarta. DAS Citarum diklaim
lapangan saat ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak ingin dan tidak
26
sektoral sehingga tidak terintegrasi dan holistik. Padahal, masalah Citarum sedari
dulu hingga saat ini semakin bertambah kompleks. Permasalahan seperti banjir,
sebelumnya. Penanganan yang ada sejak dahulu hingga sekarang masih sama,
bersifat setoral dan dipayungi dengan peraturan daerah atau peraturan setingkat
pencemaran dan perusakan DAS Citarum yang sejak dahulu hingga sekarang
secara nasional dengan melibatkan berbagai sektor, baik di daerah, pusat dan
kementerian lembaga, serta militer untuk menangani isu DAS Citarum secara
bagaimana implementasi dari perpres tersebut di DAS Citarum. Oleh karena itu,
pendekatan Grindle.
group termuat dalam isi kebijakan, jenis manfaat yang diterima oleh target group,
sejauh mana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan, apakah letak
yang diperlukan.
sungai Citarum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan topik disertasi ini. Penelitian tentang Kebijakan Kesehatan dan BPJS
Kesehatan ini fokus pada bagaimana sistem pelayanan dan implementasi pada
didasarkan pada Kondisi aliran sungai di Kabupaten Pangandaran saat ini perlu
banyaknya jaringan irigasi yang rusak, baik pada bangunan bendung, maupun
yang menyebabkan saluran sungai tersumbat, salah satunya yaitu pada daerah
tersebut menjadi tanggungjawab Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan
kurang efektif.
Adapun hasil penelitian ini adalah bahwa s Seumber daya yang ada pada
baik dari sisi sumber daya manusia, dalam hal ini pegawai, ketersediaan
anggaran dalam pengelolaan sumber daya air daerah aliran sungai Cikembulan
pengelolaan sumber daya air daerah aliran sungai Cikembulan menjadi kurang
efektif.
pengelolaan sumber daya air daerah aliran sungai Cikembulan dalam penelitian
ini yaitu struktur birokrasi. Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan
2016 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Susunan Organisasi serta Tata Kerja
32
Tugas Pokok Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan Rakyat dan
Sementara faktor disposisi atau sikap pelaksana, dalam hal ini para
sumber daya yang memiliki kemampuan dan keahlian dan kompetensi di bidang
berlandaskan Tri Hita Karana. Tri Hita Karana mempunyai pengertian tiga
alam lingkungan yang disebut dengan Palemahan dan hubungan antara manusia
upaya yang dilakukan adalah adanya konservasi. Dengan adanya konservasi ini,
tentunya sungai sebagai salah satu lingkungan yang dimiliki oleh Kabupaten
33
Denpasar diperlukan adanya suatu strategi baru agar sungai tersebut menjadi
lestari. Salah satunya tidak hanya dengan menata tetapi mencoba untuk
tarik dalam membangun pariwisata kota. Dari pemaparan yang ada, tujuan dari
penataan sungai sudah sangat baik, hal ini terlihat dari implementasi kebijakan
sungai. Selain itu diperlukan juga adanya dukungan dari Pemerintah provinsi,
Pendapatan Belanja Daerah tetapi juga mengajak pihak swasta atau dunia
didasarkan pada kondisi DAS Krueng Aceh yang semakin menurun ditengah
kegiatan berupa PP, Qanun serta keberadaan Tim Koordinasi yakni TKPDAS-T ,
maka perlu dilakukan kajian tentang pengelolaan DAS oleh stakeholders terkait
biofisik DAS Krueng Aceh, (2) Menganalisis stakeholders yang terlibat dalam
pengelolaan DAS.
perubahan kondisi biofisik DAS. Analisis yang digunakan kajian ini adalah
implementasi kebijakan.
tutupan lahan pada DAS Krueng Aceh dalam 10 tahun terakhir menunjukkan
bahwa setiap tahun terjadi perubahan akibat dari perambahan dan alih fungsi
penggunaan lahan, perubahan yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2020
yaitu pengurangan luas pada hutan lahan kering sekunder, lahan pertanian
kering, sawah, tambak dan penambahan luas pada tanah terbuka dan
dan perluasan wilayah terjadinya banjir. Berdasarkan PP No.37 Tahun 2012 dan
Qanun No 7 Tahun 2018, beberapa hal pokok yang menjadi dasar kegiatan
daya air, penataan ruang, dan pemanfaatan sumber daya alam. Bila dilihat dari
hasil analisis kondisi biofisik DAS Krueng Aceh beberapa hal pokok yang menjadi
dasar kegiatan pengelolan DAS dalam PP dan Qanun belum berjalan maksimal,
35
Aceh, stakeholders pemerintah umumnya masuk dalam kategori key player yang
HL, BWS Sumatera 1, Bappeda, DLHK, Dinas Pengairan, Dinas PUPR, Forum
berbagai kategori lain yakni Subject, Crowd dan Context Setter. TKPDAS-T
salah satu pusat kegiatan dan memiliki peranan penting bagi kabupaten
Dayeuhkolot karena seringnya terjadi banjir pada daerah tersebut. Hal tersebut
yang besar di sungai Citarum dan eksploitasi air tanah sehingga terjadi
36
dilahirkan 6 Tahun lalu, bencana banjir masih kerap terjadi hingga kini. Hal
proses dengar pendapat publik. Tak hanya dari pemerintah dan pihak terkait,
Dayeuhkol. Pada akhirnya dengan keasadaran dari semua pihak, upaya Mitigasi
Kabupaten Bandung. Adapun fokus pada penelitian ini ialah di desa Dayeuhkolot
peneliti lakukan pasti memiliki tujuan tertentu. Berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah yang telah penulis uraikan diatas, maka tujuan diadakannya
37
Bandung diterapkan.
Banjir oleh BPBD Desa Dayeuhkolot Kabupaten Bandung belum berjalan dengan
yang ada yang belum terlalu turun membantu masyarakat saat terjadi bencana
banjir, peralatan yang belum memadai seperti tenda yang masih kurang perahu
karet banyak yang rusak, sarana dan prasarana sewaktu terjadinya banjir belum
sepenuhnya ada. Pada aspek rehabilitasi dan rekontruksi bencana banjir terlihat
pemerintah dan masyarakat belum berjalan dengan baik dan optimal guna
menentukan titik rawan bencana, masih banyak bangunan- bangunan yang lama
38
Bencana Banjir oleh BPBD Desa Dayeuhkolot Kabupaten Bandung masih belum
prinsip good governance tidak hanya pemerintah tetapi juga citizen, masyarakat
Wingqvist, Olof Drakenberg, Daniel Slunge, Martin Sjöstedt, 2012). Hal ini karena
dalam pembangunan, yang semula bertindak sebagai regulator dan pelaku pasar,
prasarana yang mendukung dunia usaha. Sudah barang tentu, ini bisa dilakukan
apabila masyarakat dan sektor swasta sendiri sudah semakin mampu/ berdaya,
justru sekarang adalah usaha. Adapun tujuan penelitian ini adalah Penelitian ini
Temuan dari penelitian ini adalah bahwa Pengelolaan DAS Terpadu pada
terwujud daeah aliran sungai yang baik. Dalam sistem partisipasi pengelolaan
lingkungan di DAS Bengkulu bahwa : (1) Partisipasi masih rendah baik partisipasi
sesuai dengan harapan publik. Karena selama ini informasi mengenai DAS
Bengkulu belum dapat diakses publik. (4) Kolaborasi pemerintah, swasta dan
salah satu daerah yang termasuk rawan bencana. Berbagai ancaman seperti
banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, tanah longsor, angin puting beliung
40
geologis yaitu erupsi Gunung Raung di sebelah timur dan erupsi Gunung
Lemongan dari sebelah barat. Ancaman gempa bumi dan tsunami berada di
lindung. Untuk itu penulis membahas mengenai tahap pra bencana yaitu
pencegahan dan kesiapsiagaan untuk memastikan upaya yang cepat dan tepat
Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo Hulu” didasarkan pada Bengawan Solo
Hulu merupakan salah satu DAS yang kritis di Pulau Jawa. Berbagai pihak
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing institusi/ lembaga
Banyaknya institusi dan pihak yang terlibat dalam pengelolaan DAS Bengawan
uraian tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran para
pihak dalam pengelolaan DAS Bengawan Solo Hulu, sehingga dapat diambil
41
kebijakan yang lebih tepat dalam memberikan gambaran nyata di lapangan siapa
Solo Hulu. Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran para pihak
dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo bagian hulu.
Penelitian ini dilakukan di DAS Bengawan Solo Hulu yang terletak di Kabupaten
stakeholder.
1. KeyPlayers.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mairi, et al. (2010) yang
2. ContextSetters.
Energi dan Sumber Daya 208 Manusia Kabupaten. Instansi ini berpengaruh
dalam mengubah kebijakan dan keadaan DAS Bengawan Solo Hulu, dengan
3. Subjects.
Pemakai Air (P3A) Kondisi saat ini menunjukkan bahwa P3A belum mampu
Kelompok Tani Hutan Rakyat, dan Kelompok Konservasi Tanah Air. Institusi ini
4. Crowd.
Masyarakat, Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan, para petani yang belum
Daerah (Balitbangda) kabupaten sampai saat ini juga belum fokus meneliti terkait
menekankan pada satu aspek, seperti (1) konservasi (2) fasilitas drainase sungai
juga dikemukakan oleh Kodoatie dan Sjarif (2005) bahwa dalam pengelolaan
DAS terdapat banyak lembaga dan organisasi dengan kepentingan dan fungsi
data dilakukan melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer
data sekunder dilakukan melalui tinjauan literatur dan berbagi data yang berasal
pengelolaan terpadu yang konsisten dan dapat dijadikan acuan bagi instansi
atau organisasi yang mengelola DAS Citarum. Instansi yang mengelola DAS
wewenangnya berbeda.
Secara parsial, hasil pengelolaan seringkali tumpang tindih satu sama lain,
organisasi. . Efektivitas diukur dari keterpaduan antara hulu hingga hilir, daya
masalah yang diangkat (a) rencana pengelolaan lowongan, karena tidak semua
konflik organisasi terjadi ketika rencana dualisme objek yang sama bertentangan
atau memiliki prioritas yang berbeda. Hal ini menimbulkan tidak efektifnya fungsi
efisien karena hal yang sama dilakukan oleh dua instansi atau organisasi yang
sama lain.
keterlibatan penuh waktu. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang
menunjukkan (a) partisipasi tidak rutin (b) partisipasi tidak terorganisir dengan
baik, hanya dibuat secara kebetulan (c) kurangnya keterlibatan dalam persiapan
organisasi lain. Hal ini menimbulkan konflik pengelolaan sumber daya dan limbah.
satu organisasi yang terpadu, solid dan kompak, tanpa kehilangan otonomi dari
pikir agar DAS Citarum menjadi milik bersama, dikelola bersama dan untuk
bersama.
hulu berasal dari hilangnya sumber resapan air karena penggundulan hutan dan
alih fungsi hutan lindung menjadi lahan perkebunan seperti kopi. Permasalahan
sehingga diduga telah melebihi daya dukung badan air waduk dan limbahnya
maka badan air waduk akan didominasi oleh “blue green algae” seperti
microcystis sp dan dimasa datang satu demi satu ke tiga waduk. yang ada di
DAS Citarum akan berubah menjadi “comberan raksasa” yang di saat ada
sinar matahari perairan menjadi hijau pekat berlendir menjijikan, dan disaat mulai
Daerah Aliran Sungai (DAS) Juwana pada Kawasan Gunung Muria Kabupaten
untuk melakukan evaluasi keberhasilan RHL lebih detail. Dampak program RHL
positif pada kondisi sosial ekonomi masyarakat sehingga dalam evaluasi capaian
yang akhirnya mendasari penelitian ini, yaitu (1) Model evaluasi seperti apa dan
variabel apa saja yang tepat untuk mengukur capaian program Rehabilitasi
Hutan dan Lahan (RHL) pada Kawasan Gunung Muria? (2) Bagaimanakah posisi
Juwana Kawasan Gunung Muria dengan hasil evaluasi tercapai 65,8%, yang
berarti menurut standart P.03 / Menhut II / 2013 bahwa program RHL berhasil (≥
60 %) terdiri dari rincian sebagai berikut : (1) Peningkatan Partisipasi & Sosial
Berkelanjutan (10%) dan (5) Sistem Produksi hutan lestari (4%). Jika
disebabkan pada spekturm kendali kegiatan masih ada pada pemerintah ( share
interest dan high power) sedang masyarakat pelaksana RHL termasuk pada jenis
stakeholder defender (hight interset dan low power). Posisi organisasi Dinas
Juwana Kawasan Gunung Muria Kabupaten Pati ada pada posisi “pertumbuhan
DAS Tondano yang terjadi pada saat ini adalah karena intervensi manusia yang
48
tumbuhan akuatik) yang kesemuanya itu tidak memperhatikan daya dukung dan
dari lingkungan hidup itu sendiri. Padahal telah ada peraturan terkait tentang
Utara No. 1 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Tondano.
masyarakat serta stakeholder dalam menjaga dan memelihara DAS yang ada.
berikut:
yang kuat untuk pengelolaan DAS Tondano, seperti UU No. 41 Tahun 1999
Utara No. 1 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Tondano.
multisektor) yang berada di wilayah DAS Tondano. Tugas pokok dan fungsi
setiap instansi utama dalam pengelolaan DAS berkaitan erat dengan kegiatan
Kendala yang dihadapi adalah masih kurangnya komitmen dan peran pemangku
dengan pendekatan pada faktor fisik dan bersifat sektoral. Namun sejak sepuluh
tahun yang lalu telah dimulai dengan pendekatan holistik, yaitu dengan Rencana
Pengelolaan DAS Terpadu, antara lain dimulai di 12 DAS prioritas (Brantas, Solo,
Batanghari, Billa Walanae, dan Sadang). Namun urutan prioritas tersebut dikaji
ulang, dengan pertimbangan seperti : (1) urutan DAS prioritas perlu disesuaikan
dengan pertimbangan teknik yang lebih maju dan pertimbangan kebijakan yang
berkembang pada saat ini; (2) pengelolaan DAS juga memerlukan asas legalitas
yang kuat dan mengikat bagi instansi terkait dalam berkoordinasi dan
hutan, tanah dan air. Kurang tepatnya perencanaan dapat menimbulkan adanya
pengelolaan. Dengan demikian bila ada bencana, apakah itu banjir maupun
Tujuan dari kajian ini adalah untuk memberikan alternatif model kebijakan
diimplementasikan dalam jangka waktu tertentu, baik yang bersifat umum untuk
seluruh DAS maupun yang bersifat khusus atas dasar kelompok kriteria
kekritisannya. Adapun sasaran kajian ini adalah untuk: (1) menganalisa DAS
yang dalam kondisi kritis agar dapat dijadikan model pengelolaannya secara
terpadu; (2) melakukan kaji ulang terhadap kebijakan pengelolaan DAS antara
lain dalam pengendalian bencana banjir dan kekeringan; dan (3) menyusun
bentuk fluktuasi debit air, kualitas air dan transport sedimen serta bahan-
keterkaitan antar sektor yang mewakili masing-masing sub DAS, dari sub-
DAS hulu hingga ke hilir yang menjadi fokus perhatian dengan berpegang
yang ada dalam lingkup wilayah DAS dari hulu hingga ke hilir.
hulu menjadi input bagi sub-DAS tengah, dan melalui proses yang ada
menjadi output dari sub-DAS ini. Selanjutnya output ini menjadi input bagi
53
sub-DAS hilir. Proses yang ada pada sub-DAS hilir menghasilkan output
terakhir dari DAS. Pada masa ke depan nanti bukan hal yang tidak
mungkin jika output dari sub-DAS hilir menjadi input bagi sub-DAS di
merupakan ruang di mana sumberdaya alam, terutama vegetasi, tanah dan air,
wilayah, DAS juga dipandang sebagai ekosistem dari daur air, sehingga DAS
menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke
laut secara alami. Batas di darat merupakan pemisah topografi dan batas di laut
wilayah daratan yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-
yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut secara alami, yang batas di
darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
Informasi Geografis;
KRP.
kabupaten (76.398 hektar), sedangkan luasan DAS terkecil yang adalah DAS
Kenari yang hanya mencakup 0,02% dari luas wilayah kabupaten (sekitar 22
hektar);
terdapat pada DAS Kalijaga sebesar 24,85% dari luas DAS, DAS dengan
persentasi kekritisan lahan paling tinggi adalah DAS Cijolang (32,63%) dari
luas DAS yang bersangkutan, serta DAS dengan persentasi paling tinggi
kerentanan gerakan tanah adalah DAS Cijolang (42,3% dari luas DAS
Cijolang); dan
tanah dan air dengan sumberdaya manusia di DAS dan segala aktivitasnya
55
baru kepada setiap daerah untuk membangun daerah dengan segala potensi
kearifan lokal belum berkontribusi secara optimal bagi pemerintah, swasta dan
informasi yang diperoleh dari para aktor yang terlibat dan ditentukan oleh
banyaknya dukungan yang harus dimiliki agar kebijakan dapat dilaksanakan dan
struktur organisasi.
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Hasil penelitian ini
1 Redhi Fathan Affandi Disertasi ini
menunjukan bahwa
(2020) menggunakan
sumberdaya manusia
metode campuran.
Implementasi Kebijakan
belum mampu
Pengelolan Sumber Tujuan dari disertasi
mengelola adanya
Daya Air Daerah Aliran ini adalah untuk
sumberdaya alam di
Sungai Cikembulan menganalisis upaya
Daerah Aliran Sungai
Kabupaten peningkatan kondisi
Cikembulan sehingga
Pangandaran lingkungan di daerah
implementasi kebijakan
aliran sungai citarum.
tentang pengelolaan
sumberdaya alam (air) Perbedaannya
di Daerah Aliran Sungai terletak pada output
Cikembulan kurang dari kajian ini adalah
efektif. Selain factor pada model integrasi
sumberdaya manusia kebijakan program
yang belum dapat pengendalian
mengelola sumberdaya pencemaran dan
57
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
alam (air) dengan baik, kerusakan DAS
terdapat permasalahan Citarum
struktur birokrasi
sehingga fungsi dari
bitokrasi kurang
terlaksana dalam
mengelola sumberdaya
alam (air) Daerah Aliran
Sungan Cikembulan
Hasil penelitian ini
2 I Gusti Ketut Purnaya Disertasi ini
menunjukan bahwa
dan I Made Trisna menggunakan
kebijakan pemerintah
Semara (2018) metode campuran.
dalam penataan sungai
Implementasi Kebijakan Tujuan dari disertasi
telah berjalan dengan
Pemerintah Terhadap ini adalah untuk
baik, namun belum
Penataan Sungai menganalisis upaya
berjalan optimal
Badung Dalam Upaya peningkatan kondisi
dikarenakan pada
Pengembangan lingkungan di daerah
bagian pengendalian
Pariwisata Di Kota aliran sungai citarum.
pencemaran karena
Denpasar
focus kebijakan Perbedaannya
berdasarkan pada terletak pada output
pentaaan sungai, dari kajian ini adalah
sehingga timbul pada model integrasi
permasalahan adanya kebijakan program
kasus pencemaran pengendalian
sungai. Melalui temuan pencemaran dan
dalam penelitian ini, kerusakan DAS
maka diperlukan Citarum
kolaborasi dalam
pengelolaan Daerah
Aliran Sungai di Kota
58
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Denpasar
Penelitian ini
3 Riski Mulyawan et al. Disertasi ini
dilatarbelakangi
(2022) menggunakan
penurunan kondisi
metode campuran.
Kajian Peran
Daerah Aliran Sungai
Stakeholder Pada Tujuan dari disertasi
Krueng dimana
Implementasi Kebijakan ini adalah untuk
ditemukan beberapa
Pengelolaan DAS menganalisis upaya
hasil bahwa terjadi
Terpadu, Studi Kasus peningkatan kondisi
perubahan Daerah
DAS Krueng Aceh lingkungan di daerah
Aliran Sungai Akibat
aliran sungai citarum.
alih fungsi lahan sekitar
sungai. Implementasi Perbedaannya
kebijakan pengelolaan terletak pada output
Daerah Aliran Sungai dari kajian ini adalah
dalam peraturan pada model integrasi
pemerintah dan Qanun kebijakan program
(peraturan daerah local) pengendalian
belum berjalan optimal pencemaran dan
dikarenakan kurangnya kerusakan DAS
pemahaman tupoksi Citarum
stakeholder kunci
dalam mengelola
daerah Aliran Sungai
Krueng Aceh
Hasil penelitian ini
4 Feny Irfan Muhammad Disertasi ini
menunjuukan bahwa
dan Yahya M Abdul menggunakan
terdapat permasalahan
Aziz (2020) metode campuran.
ekonomi, social, dan
Implementasi Kebijakan Tujuan dari disertasi
structural akibat adanya
Dalam Mitigasi ini adalah untuk
banjir di Sungai
Bencana Banjir Di Desa menganalisis upaya
Dayeuhkolot sehingga
peningkatan kondisi
59
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Dayeuhkolot terjadinya penurunan lingkungan di daerah
fungsi Sungai aliran sungai citarum.
Dayeuhkolot. Kebijakan
Perbedaannya
penanggulangan
terletak pada output
fenomena Sungai
dari kajian ini adalah
dayeuhkolot tersebut
pada model integrasi
diantisapis melalui
kebijakan program
Peraturan Daerah
pengendalian
Kabupaten Bandung
pencemaran dan
Nomor 02 Tahun 2013,
kerusakan DAS
dimana kebijakan
Citarum
tersebut belum
terlaksana secara
optimal dikarenakan
kurangnya kolaborasi
dan komunikasi dari
public dan stakeholder
sebagai upaya
mencegah banjir di
sepanjang Sungai
Dayeuhkolot.
Hasil penelitian ini
5 Harmiati et al. (2018) Disertasi ini
menunjukan bahwa
menggunakan
Implementasi Good
pengelolaan Daerah
metode campuran.
Enviromental
ALiran Sungai terpadu
Governance dalam Tujuan dari disertasi
merupakan
Pengelolaan Daerah ini adalah untuk
pelaksanaan yang
Aliran Sungai (Das) menganalisis upaya
sifatnya partisipatif
Bengkulu peningkatan kondisi
antara stakeholder
lingkungan di daerah
dalam pemerintahan
aliran sungai citarum.
dan masyarakat.
60
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Perbedaannya
terletak pada output
dari kajian ini adalah
pada model integrasi
kebijakan program
pengendalian
pencemaran dan
kerusakan DAS
Citarum
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Analisis Peran Para sumberdaya Daerah metode campuran.
Pihak Dalam Aliran Sungai
Tujuan dari disertasi
Pengelolaan Daerah membutuhkan
ini adalah untuk
Aliran Sungai kolabroasi institusional
menganalisis upaya
Bengawan Solo Hulu dalam pemerintahan,
peningkatan kondisi
sehingga dapat
lingkungan di daerah
menjelaskan rantai
aliran sungai citarum.
komando dalam
Perbedaannya
pelaksanaan kebijakan
terletak pada output
pengelolaan
dari kajian ini adalah
sumberdaya Daerah
pada model integrasi
ALiran Sungai
kebijakan program
Bengawan Solo Hulu
pengendalian
pencemaran dan
kerusakan DAS
Citarum
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
lemahnaya keterlibatan kebijakan program
kendali pemerintahan pengendalian
pencemaran dan
kerusakan DAS
Citarum
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Pengelolaan Daerah Daerah Aliran Sungai ini adalah untuk
Aliran Sungai (Das) terpadu sebagai bentuk menganalisis upaya
Terpadu pengembangan wilayah peningkatan kondisi
aliran sungai lingkungan di daerah
berkelanjutan, wilayah aliran sungai citarum.
rehabilitasi dan
Perbedaannya
konservasi sumberdaya
terletak pada output
alam, pembentukan
dari kajian ini adalah
elemen kelembagaan
pada model integrasi
yang relevan, dan
kebijakan program
pendekatan dalam
pengendalian
perencanaan serta
pencemaran dan
penyusunan program
kerusakan DAS
Daerah Aliran Sungai
Citarum
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
kerusakan DAS
Citarum
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
3(2), 256-271. sampah, sanitasi lingkungan di daerah
lingkungan dan mitigasi aliran sungai citarum.
bencana.
Perbedaannya
terletak pada output
dari kajian ini adalah
pada model integrasi
kebijakan program
pengendalian
pencemaran dan
kerusakan DAS
Citarum
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
pariwisata berbasis
kearifan lokal belum
berkontribusi secara
optimal bagi
pemerintah, swasta dan
masyarakat dari sisi
ekonomi.
ketidakterikatan untuk memiliki pandangan yang jelas tentang apa yang sedang
terjadi dan juga untuk mencapai alasan utama dan makna yang lebih dalam serta
layanan yang efektif dan efisien. Benang merah kebijakan, bagaimanapun, dapat
pemerintah, hasil dan asumsi bahwa pemerintah dalam tingkat tertentu bersifat
Sebagian besar kegiatan atau program pemerintah dibiayai oleh pajak yang
dibayarkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa pembayar
sangat hati-hati ketika program dan kebijakan baru sedang digulirkan. Sebagian
67
kebijakan atau rencana yang ingin diajukan pemerintah jika tidak dikonsultasikan
dengan baik atau jika mereka (publik) merasa bahwa kebijakan yang disarankan
tidak akan bermanfaat bagi seluruh penduduk. Hal ini membuat sangat penting
bagi pejabat publik untuk peka terhadap isu-isu analisis kebijakan, karena akan
Jumlah penulis setuju bahwa selalu penting bahwa kebijakan harus fleksibel dan
tidak statis. Itu harus selalu berhubungan dengan isu-isu terkini di masyarakat.
Itu harus terus disesuaikan agar sesuai dengan dampak variabel lingkungan dan
Kebijakan publik dibuat oleh legislator dan merupakan keluaran dari proses
maksud untuk sampai pada situasi yang divisualisasikan oleh pembuat undang-
undang. Oleh karena itu, kebijakan yang diputuskan oleh pembuat undang-
itu terdiri dari teori administrasi publik dan kegiatan atau fungsi administrasi
umum. Harus ditekankan bahwa pembuatan kebijakan tidak tunduk pada salah
penghubung antara proses politik dan administrasi dan merupakan fungsi yang
tertentu, tidak ada yang akan atau dapat dilakukan. Karena terkait dengan
proses politik dan administrasi, jelas bahwa berbagai jenis kebijakan publik dapat
dibedakan.
luas. Administrasi berarti ‘untuk melayani’, ‘untuk menjaga orang’, atau ‘untuk
administrasi publik juga berkaitan dengan kebijakan ... Administrasi publik ...
masyarakat, tetapi juga harus eksploratif dan inovatif dalam pencariannya untuk
metode yang lebih baik berdasarkan pemahaman yang lebih luas tentang apa
yang terlibat dalam kegiatan kelompok yang efektif. (Dimock dan Dimock, 1969)
hukum publik yang terperinci dan sistematis. Setiap penerapan hukum umum
Smithburg, dan Thompson 1950: 7). Menurut L.D. Putih 'sistem administrasi
publik adalah gabungan dari semua hukum, peraturan, praktik, hubungan, kode,
dan bea cukai yang berlaku kapan saja di yurisdiksi mana pun untuk pemenuhan
69
publik dan dana untuk program pemerintah. Bagi Corson dan Harris, "ini adalah
menurut Pfiffner dan Presthus (1953: 3) terutama berkaitan dengan sarana untuk
publik yang kental. Namun demikian, dapat disajikan dalam bentuk ringkasan
keterkaitan mereka;
hari, hampir tidak ada definisi yang disepakati bersama tentang hal itu. Faktanya,
Konferensi Minnowbrook Ketiga, upaya telah dilakukan oleh para sarjana untuk
disiplin terutama unsur-unsur, yang telah lama dihindari oleh para sarjana dalam
disiplin.
seharusnya bekerja.
Atas dasar definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa administrasi publik adalah
bagian dari tindakan pemerintah, sarana yang dengannya maksud dan tujuan
pemerintah diwujudkan.
merupakan bagian 'bisnis' pemerintah yang terus aktif, yang berkaitan dengan
adalah sebuah pertanda nyata bahwa ilmu administrasi akan terus berkembang
71
dan mengalami dinamikanya. Hal ini pulalah yang membuat ilmu administrasi
(NPA), New Public Management (NPM), New Public Services (NPS), Public
Governance (PG)
Diawali dari timbulnya perspektif dikotomi administrasi dan politik, tahun 1900
hingga tahun 1926. Dalam perspektif tersebut terjadi pemisahan antara politik
administrasi dan politik pada waktu itu adalah Frank J. Goodnow, Leonard D.
keseluruhan adalah bagian dari tugas negara. Dalam perspektif pertama ini pula
budaya, visi, lingkungan dll. Tokoh yang memiliki kontribusi dalam perspektif ini
beranggapan bahwa prinsip sangat penting bagi administrasi sebagai suatu ilmu.
Pada perspektif ini, focus memegang peranan penting daripada locus (Pasolong,
dikemukakan oleh G.D. Garson dan E.S. Overman (T. Keban, 2008:35).
universal pada setiap bentuk organisasi dan setiap lingkungan sosial budaya
(Pasolong, 2010, 28-29). Interpretasi yang didapat dari perspektif kedua yaitu
belakang suatu daerah atau negara dimanapun. Dalam teori ini segala sesuatu
yang telah dibentuk dengan berbagai kriteria dipandang bisa dipakai dimana saja.
Hal ini terus berkembang dan mempunyai banyak kelemahan, mengingat faktor
suatu daerah dengan orang yang ada didalamnya sangat mempengaruhi adanya
suatu kebijakan.
dianggap sebagai ilmu kelas dua setelah ilmu politik (T. Keban, 2008:32). Pada
fase ini, fokus lebih mendapat perhatian, tetapi locus tidak sama sekali. Usaha
dan bukan ilmu kelas dua dari ilmu politik seperti yang telah diungkapkan
sebelumnya.
(policy science) dan ekonomi politik. Pada periode ini, public affairmulai
bermunculan (Pasolong, 2010 : 30). Fokus dari administrasi pada perspektif ini
administrasi publik (negara) mula menemukan jati dirinya. Adanya teori bahwa
publik (negara) menjadi lebih dinamis. Administrasi negara tidak lagi hanya
e. Public Governance
governance:
masyarakat).
74
stakeholder).
tiga aktor yakni, negara, swasta dan masyarakat. Kerjasama antar lembaga ini
antara ketiga sektor ini diindikasikan dengan pembagian peran. Peran swasta
dalam hal ini sangat penting, mengingat negara tidak bisa seluruhnya
kepada swasta, dalam hal ini swasta yang dimaksud adalah LSM, Perusahaan,
tersebut.
ditindaklanjuti dengan evaluasi dan kritik untuk memperbaiki perspektif. Selain itu,
publik. Cakupan administrasi publik yang begitu luas, yang di dalamnya termasuk
kebijakan publik. Oleh karena itu kebijakan publik dapat mengadopsi perspektif
bertindak. Kebijakan harus selalu ada dalam kehidupan bernegara. Kebijakan ini
sangat berpengaruh terhadap kehidupan warga negara, jika dalam suatu negara
tidak memiliki kebijakan, maka peraturan yang ada dalam negara pun tidak dapat
sebagai mekanisme politis, finansial ataupun dalam bentuk apapun. Dalam suatu
yang diambil oleh para politik dalam rangka untuk memilih tujuan dan juga cara
untuk mencapainya.
hal ini karena kebijakan dapat memberikan dampak yang baik bagi kehidupan
warga negara Indonesia. Oleh karena itu dalam suatu pemerintahan kebijakan
harus mampu berjalan dengan baik. Jika kebijakan pemerintah dapat berjalan
sesuai dengan harapan, maka kehidupan masyarakat pun pasti akan terjamin.
yang telah diberikan pun harus mampu dilakukan dengan baik dan juga benar
fleksibel dan adaptif, layak, jelas dan kepentingan publik. Mbigi (1997:21)
menyebutkan bahwa ada lima fase yang dapat diidentifikasi dalam proses
2.3.1 Pengorganisasian
fungsi tersebut kepada lembaga dan pekerja dalam suatu pola yang teratur
sejauh para pengurus politik eksekutif yang bertanggung jawab atas lembaga
dan jika perlu, dana harus disediakan untuk tujuan ini. Di sektor publik akun
harus diberikan di depan umum atas segala sesuatu yang dilakukan atau
kegiatan yang terlibat dalam organisasi harus dilakukan secara sistematis. Garis
otoritas langsung akan dari atas ke bawah, penyelia akan menjadi spesialis
atas fungsi khusus yang ditugaskan kepadanya. Oleh karena itu para asisten ahli
2.3.2 Pembiayaan
administrasi publik yang efektif dan efisien, ini berarti harus ada keseimbangan
2.3.3 Kontrol
regulasi, larangan, dan redistributif atau apapun yang mengandung unsur kontrol.
melakukan sesuatu atau menahan diri dari melakukan sesuatu. Salah satu
komponen penting dari kebijakan publik adalah kontrol teknik yang akan
pemeriksaan terhadap suatu hal untuk menentukan apakah hal tersebut sesuai
dengan standar yang ditetapkan secara resmi. Dalam hal ini departemen
2.3.4 Kepegawaian
merupakan bidang pekerjaan yang luas dan melibatkan banyak kegiatan terpisah.
pensiun dan pemberhentian pegawai. Dia lebih lanjut menyebutkan bahwa tidak
ada lembaga publik yang dapat berfungsi tanpa penunjukan personel yang
sesuai. Tujuan di balik kebijakan personel yang tepat adalah untuk merekrut dan
terdiri dari para ahli khusus di bidang administrasi kepegawaian yang diangkat
oleh kepala negara atas saran Kabinet. Itu UU Pelayanan Publik, 1994(UU 103
Tahun 1994) saat ini diterapkan dalam administrasi pelayanan publik dan
2.3.5 Prosedur
79
bekerja sama dalam mencapai tujuan kebijakan dan tidak membuang waktu
dalam prosesnya, penting untuk menetapkan prosedur kerja khusus untuk setiap
tugas. Administrasi publik terdiri dari kegiatan tetap yang merupakan karakteristik
dari negara beradab. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa manusia harus
fungsi legislatif, pemerintahan dan administrasi. Oleh karena itu, perlu untuk
tindakan yang salah yang dilakukan oleh pejabat-pejabat publik. Perlu dijelaskan
perilaku manusia dan menyediakan pemanfaatan tenaga kerja yang lebih baik,
alur kerja yang cepat, peningkatan produktivitas, dan pengurangan biaya layanan
dan produk (Hanekom, 1992: 71). Prosedur yang jelas dalam hal pendistribusian
dan pencairan dana bantuan sosial penting dalam arti dapat membantu
manajemen publik dan harus diingat bahwa bagian manajerial dari fungsi
administrasi generik akan dilakukan terutama oleh lembaga dan pejabat yang
manajemen publik.
dengan kebijakan publik (public policy) dikemukakan para ahli. Variasi definisi
multidisipliner yang melibatkan banyak disiplin ilmu, seperti ilmu sosial, politik,
pelaku yang memiliki maksud dan tujuan, oleh karena itu maksud dan tujuan
merupakan bagian yang penting dari definisi kebijakan itu sendiri. Pandangan
(2009) bahwa kebijakan publik adalah sebagai bentuk apapun yang dipilih
Sharkansky dalam Suwitri (2008) bahwa kebijakan publik adalah apa yang
dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah yang biasa
program-program dan tindakan. Baik Dye dan Edwards III dan Sharkansky
sama-sama menyetujui bahwa kebijakan publik juga termasuk juga dalam hal
presiden untuk menunda pencabutan subsidi energi juga merupakan suatu sikap
tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam merespon suatu krisis atau
masalah publik. Seperti Chandler dan Plano, dikutip dalam Tangkilisan (2003)
mempunyai dua bentuk yaitu peraturan yang dinyatakan secara formal dan
pemerintah sehingga memiliki sifat yang mengikat dan memaksa atau dapat juga
(3) Kebijakan publik tersebut mencakup pilihan untuk melakukan sesuatu atau
dikemukakan para ahli diantaranya Thomas R. Dye dalam Dunn (2000) yang
membagi kebijakan publik dalam tiga elemen yaitu kebijakan publik, pelaku
kebijakan, dan lingkungan kebijakan. Ketiga elemen ini saling memiliki kontribusi
oleh David Easton dalam Nugroho (2008) yang menjelaskan bahwa proses
hasil atau output dari sistem politik. Seperti dalam ilmu politik, sistem politik terdiri
dari input, sistem politik, dan output, seperti gambar 2.1 berikut.
Lingkungan Lingkungan
Keputusan /
kebijakan
Dukungan
Umpan Balik
Selain model proses kebijakan dari David Easton terdapat model lain
seperti yang dikemukakan William N. Dunn dan Patton & Savicky. Baik Dunn
dkk. maupun Dye, Dunn membuat analisis pada tiap tahap dari proses
Formulasi Kebijakan
Peramalan
Adopsi
Rekomendasi Kebijakan
Implementasi
Pemantauan Kebijakan
Penilaian
Penilaian
Kebijakan
analisis yang mesti dilakukan adalah perumusan masalah kebijakan. Pada tahap
masa depan secara normatif mengestimasi akibat dari kebijakan atau yang
oposisi) dari berbagai pihak. Pada tahap adopsi kebijakan adalah tahap yang
Riplye dalam Subarsono (2009) bahwa “hasil evaluasi ini bermanfaat bagi
Pada tahap ini ditentukan prioritas masalah yang akan diselesaikan. Para
pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik—
Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk ke dalam agenda
untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil dalam memecahkan masalah.
Pada tahap ini, setiap aktor akan “bermain” untuk mengusulkan pemecahan
masalah terbaik.
perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut
finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan
para pelaksana.
Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi
untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan
masalah. Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang
diinginkan. Dalam hal ini adalah untuk memecahkan masalah yang dihadapi
yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah mencapai
dampak yang diinginkan. Hasil dari evaluasi akan menentukan apakah kebijakan
akan terus dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang telah dibuat, terus
kebijakan. Beragam variabel dan pendekatan dapat dilihat sesuai dengan setiap
bagi studi dan praktik proses kebijakan. Namun demikian, Parsons juga
kontekstualisasi yang lebih luas dari berbagai kerangka berpikir dan metode,
tahapan yang paling penting, karena membuat keputusan atau rencana berlaku
dalam undang-undang tetapi juga dapat berupa perintah eksekutif penting dari
Woodrow Wilson sebagai bagian dari Ilmu Politik, terutama berurusan dengan
cabang eksekutif. Ini terutama difokuskan pada bidang studi yang ditentukan
88
perencanaan pekerjaan publik yang perlu dilakukan (Farhan, 1996: 66). Ini
metode dan prosedur kerja, penilaian kinerja dan manajemen kinerja. Dalam
konteks penelitian ini, konsep Administrasi Publik akan mengacu pada bidang
studi sedangkan Administrasi Publik akan secara jelas mengacu pada praktik
publik.
Namun dalam konteks penelitian ini, konsep manajemen akan dirujuk sebagai
tindakan mengatur urusan publik dalam suatu organ atau lembaga negara
untuk melakukan fungsi tertentu. Organisasi yang baik sangat dibutuhkan untuk
etis para pejabat atau seseorang di jabatan tinggi (De Vos, 1998: 65). Ini adalah
individu atau keuntungan pribadinya yang egois. Korupsi akan dibahas sebagai
salah satu faktor yang menghambat penyampaian layanan yang efektif di dalam
lainnya yang merupakan perantara antara negara dan keluarga. Masyarakat sipil
terikat untuk tunduk pada intervensi pemerintah. Konsep ini, bersama dengan
kelompok kepentingan akan dibahas secara menyeluruh di salah satu bab dalam
penelitian ini untuk menyoroti peran yang dapat dimainkan oleh organisasi non-
penerapan hukum (Hanberger, 2001: 36). Dalam penelitian ini, konsep ini akan
yang lebih besar atas keputusan dan sumber daya yang berdampak pada
kualitas hidup mereka melalui hubungan yang semakin saling tergantung (Patton,
90
2002: 61). Melimpahkan memiliki beberapa arti. Ini bisa berarti tindakan
mendelegasikan (Creswell, 1998: 83). Namun dalam konteks ini, ini akan disebut
mendorong partisipasi yang lebih luas dan pelaksanaan tugas yang lebih cepat
kebijakan di sektor publik dianggap efisien jika antara lain hemat biaya. Sehingga
banyak uang harus diinvestasikan dalam kegiatan dengan prioritas tinggi dan
kebijakan. Rancang bangun ini saling berkomplementer satu sama lain yang
dari itu ia menyangkut masalah konflik keputusan dan siapa yang memperoleh
apa dari suatu kebijakan. Oleh sebab itu tidak berlebihan jika dikatakan
kebijakan.
91
sebaliknya.
ini yang dikaji adalah berbagai peristiwa dan kegiatan yang terjadi setelah proses
Turner & Hulme dalam Badjuri dan Yuwono (2002), mengemukakan beberapa
(1) Apabila kebijakan publik didesain tidak didasarkan pada kerangka acuan
teori yang kuat dan jelas, maka implementasinya berpotensi besar terganggu.
92
(2) Antara rencana kebijakan dan implementasi kebijakan harus disusun suatu
korelasi yang detil dan jelas, sehingga konsekuensi yang diharapkan pun
juga jelas.
(4) Implementasi kebijakan publik akan gagal jika terlalu banyak lembaga,
badan-badan atau otoritas-otoritas lain yang tidak perlu ikut terlibat bermain
menjadi lebih baik dan efisien apabila ada evaluasi yang terus menerus
dan berkesinambungan.
(6) Untuk memastikan berhasil dengan baik, pembuat kebijakan publik harus
pada implementasinya.
ekonomi dan sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi
perilaku dari semua pihak yang terlibat. Pada akhirnya membawa konsekuensi
logis terhadap dampak yang diharapkan maupun dampak yang tidak diharapkan.
Terkait hal ini telah banyak dimunculkan berbagai mode implementasi kebijakan.
Diantaranya model Edwards III, Van Meter dan Van Horn, Grindle.
93
ditentukan oleh baik materi program yang telah dicapai maupun melalui interaksi
para pembuat keputusan dalam konteks politik administratif. Proses politik dapat
mengenai aksi administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu.
publik yang efektif yaitu model interaktif (Baedhowi, 2004). Berdasarkan model
kebijakan gagal maka yang disalahkan biasanya adalah pihak manajemen yang
dianggap kurang memiliki komitmen sehingga perlu dilakukan upaya yang lebih
kebijakan publik akan dianalisis dan dievaluasi oleh setiap pihak sehingga
hal itu tidak menjamin suatu kebijakan akan dilaksanakan dengan baik. input
sumber daya dapat digunakan secara optimum jika dalam proses pengambilan
keputusan dan pelaksanaan kebijakan terjadi interaksi positif dan dinamis antara
perubahan yang akan dihasilkan dan (2) jangkauan atau ruang lingkup
kesepakatan mengenai tujuan oleh berbagai pihak yang terlibat dalam proses
implementasi.
Van Meter dan Van Horn terlihat bahwa elemen yang menentukan keberhasilan
menurut Grindle. Kata kunci yakni perubahan, kontrol dan kepatuhan termasuk
dalam dimensi isi kebijakan dan konteks implementasi kebijakan. Demikian pula
dengan tipologi kebijakan yang dibuat oleh keduanya termasuk dalam elemen isi
Tipologi jumlah perubahan yang dihasilkan termasuk dalam elemen isi kebijakan
kesesuaian antara apa yang ditawarkan oleh program dengan apa yang
output program dengan apa yang dapat dilakukan oleh kelompok sasaran
program.
program tidak akan berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Jika output
program tidak sesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran jelas outputnya tidak
organisasinya tidak dapat menyampaikan output program dengan tepat atau jika
syarat yang ditetapkan organisasi pelaksana program tidak dapat dipenuhi oleh
Oleh karena itu kesesuaian antara tiga unsur implementasi kebijakan mutlak
diperlukan agar program berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
dikembangkan oleh Grindle (dalam Tarigan, 2000:21), model ini penulis anggap
cocok karena kebijakan ini relevan dengan regulasi kebijakan yang ada untuk
meningkatkan kualitas mulai dari sumber daya manusia sampai dengan institusi,
ini dapat dilihat secara konstruktif bahwa model interaktif implementasi kebijakan
97
dikembangkan oleh para ahli misalnya model proses politik dan administrasi
yang dikembangkan oleh Grindle ini terlihat adanya kesamaan dan representasi
elemen yang mencirikannya tujuan kebijakan, program aksi dan proyek tertentu
yang dirancang dan dibiayai, urgensi fase pengambilan keputusan sebagai fase
terpenting dalam model interaktif sehingga ini bisa terlihat kelebihan model
Untuk melengkapi uraian tentang kebijakan, dalam hal ini Grindle dan
keputusan kritis dan yang mengikuti hanyalah proses mekanis' (1991). Model ini
Elemen sentral dalam model ini adalah bahwa inisiatif reformasi kebijakan dapat
diubah atau dibalik pada tahap apa pun dalam siklus hidupnya dengan tekanan
dan reaksi dari mereka yang menentangnya. 'Berbeda dengan model linier,
banyak titik. Memahami lokasi, kekuatan dan taruhan yang terlibat dalam upaya-
bukan sebagai serangkaian fase, seperti model linear akan mendorong kita untuk
alasan untuk menyesali rabun jauh ini. Bukti keberhasilan, seperti stabilisasi
karena itu, reformasi adalah proses jangka panjang dan implementasi harus
application, termination, and appraisal (Jann & Wegrich, 2017). Tahapan tersebut
terus berkembang hingga saat ini tahapan proses kebijakan yang konvensional
dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian. Menurut Van Metter dan
kebijakan adalah:
adalah suatu proses interaksi antara suatu perangkat tujuan dan tindakan yang
dari tahap formulasi kebijakan. Pada tahap formulasi ditetapkan strategi dan
pendekatan bottom up, namun pada dasarnya dua pendekatan ini bertitik-tolak
tentang studi implementasi. Inti dari kedua pendekatan ini adalah sejauh mana
variabel, yaitu: ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen
Model ini berpendapat bahwa peran penting dari implementasi kebijakan publik
Komunikasi
Sumber Daya
Implementasi
Disposisi
Struktur
Birokrasi
sempurna, yaitu: (1) implementasi adalah produk dari organisasi yang padu
seperti militer dengan garis komando yang jelas, (2) norma-norma ditegakkan
melaksanakan apa yang diminta, (4) harus ada komunikasi yang sempurna di
apalagi para pembuat kebijakan adalah orang-orang yang telah dipilih secara
proses implementasi, tersedia cukup waktu dan cukup sumber daya untuk
yang dibutuhkan termasuk sumber daya yang dibutuhkan dalam setiap tahapan
akibat yang valid, hubungan sebab akibat tersebut setidaknya ada hubungan
pemerintah untuk membentuk pola atau institusi transaksi baru atau untuk
mengubah pola yang sudah ada dalam institusi lama. Kebijakan yang
menghasilkan pola-pola tidak tetap yang terkait dengan maksud dan tujuan
pembuat kebijakan.
capacity.
mana kepentingan kelompok sasaran atau target group termuat dalam isi
kebijakan, jenis manfaat yang diterima oleh target group, sejauh mana
perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan, apakah letak sebuah program
107
dengan rinci, dan apakah sebuah program didukung oleh sumber daya yang
memadai.
yang diperlukan.
Selama akhir 1960-an dan awal 1970-an serangkaian kajian dan artikel
dan dalam konflik dan pengaruh yang dibawa pada keputusan pelaksanaan,
variabel tersebut.
108
cenderung lebih terfokus secara sempit pada aparatur administratif dan prosedur
Dunia Ketiga. ." Ini adalah kepentingan yang telah mendorong penyuntingan
volume ini.
Lebih khusus lagi, adalah hasil dari keyakinan yang dipegang oleh para
negara Afrika, Asia, dan Amerika Latin dan karenanya layak untuk diselidiki dan
dianalisis. Bab-bab dalam kumpulan ini ditujukan pada dua pertanyaan luas
penulis prihatin dengan dampak isi: Apa pengaruh isi kebijakan publik terhadap
para sarjana ini karena mereka memiliki perspektif yang sama tentang
implementasi itu sendiri. Bagi mereka, ini adalah proses pengambilan keputusan
yang berkelanjutan oleh berbagai aktor, yang hasil akhirnya ditentukan oleh isi
program yang dijalankan dan oleh interaksi para pengambil keputusan dalam
untuk diri mereka sendiri adalah untuk mengembangkan generalisasi atas dasar
bahan studi kasus tentang bagaimana dan mengapa konten dan variabel
adalah berguna untuk mendefinisikan secara lebih eksplisit apa yang dimaksud
mengapa Dunia Ketiga telah dipilih sebagai fokus studi muncul di sini.
sebagai hasil dari kegiatan pemerintah. Oleh karena itu, ini melibatkan
dirancang dan dikejar dengan harapan mencapai tujuan tertentu.' Jadi, kebijakan
ke dalam program aksi yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang dinyatakan
sebagai tanggapan terhadap tujuan kebijakan yang sama. Program aksi itu
sendiri dapat dipilah menjadi proyek yang lebih spesifik untuk dikelola. Maksud
dari program aksi dan proyek individu adalah untuk menyebabkan perubahan
dalam lingkungan kebijakan, perubahan yang dapat dianggap sebagai hasil dari
program tersebut.
kebijakan hampir pasti melibatkan investigasi dan analisis program aksi konkrit
110
yang telah dirancang sebagai sarana untuk mencapai tujuan kebijakan yang
lebih luas. Ini terlihat dalam studi yang dikumpulkan di sini, misalnya. Masing-
Pembedaan yang jelas antara kebijakan dan program seperti itu sulit
dilakukan untuk mempertahankan dalam praktek, namun. Hal ini sampai tingkat
pemerintah kepada petani kecil yang berorientasi komersial. Hal ini pada
dan transportasi bagi orang-orang ini. Pada definisi fase terakhir ini, istilah
kebijakan dan program sering digunakan secara bergantian. Selain itu, karena
Dalam volume ini kami telah mencoba memecahkan masalah ini dengan
dimulai hanya ketika tujuan dan sasaran umum telah ditentukan, ketika program
tindakan telah dirancang, dan ketika dana telah dialokasikan untuk mengejar
tujuan tersebut. Ini adalah kondisi dasar untuk pelaksanaan setiap kebijakan
publik yang eksplisit. Secara teoritis, pada titik ini proses perumusan kebijakan
mengarah pada modifikasi tujuan dan arah kebijakan; atau tuntutan agar aturan
desain atau formulasi memiliki dampak yang cukup besar pada bagaimana hasil
untuk mencapai tujuan kebijakan daripada tiga puluh atau tiga ratus juta.
yang telah ditentukan untuknya dan oleh cara tujuan tersebut dinyatakan. Artinya,
dan bentuk program yang akan dilaksanakan merupakan faktor integral dalam
2. Isi Kebijakan
akan berdampak besar pada jenis aktivitas politik yang dirangsang oleh proses
ekonomi, mereka umumnya merangsang oposisi yang cukup besar dari mereka
dari reaksi ini. Perbedaan juga dapat dibuat antara program yang memberikan
program yang memberikan manfaat yang dapat dibagi, yang dapat memobilisasi
Ketiga karena kepatuhan kelompok atau daerah yang terkena dampak akan
adalah contoh yang sering dikutip dari program yang membutuhkan adaptasi
perilaku dan partisipasi yang cukup besar dari pihak penerima. Sebaliknya,
memerlukan sedikit cara untuk mengubah pola perilaku. Selain itu, program-
program yang dirancang untuk mencapai tujuan jangka panjang mungkin lebih
dukungan dan partisipasi yang dapat diperoleh dari program kesehatan preventif
kebijakan terakhir berdampak langsung pada kondisi ekonomi dan rasa aman
warga.
keuangan dan bank sentral. Kebijakan pendidikan, di sisi lain, dijalankan oleh
geografis yang luas tetapi biasanya tergabung dalam satu organisasi birokrasi.
program apa pun yang dirancang. Yang lebih rumit lagi adalah kasus kebijakan
perumahan atau pertanian yang bergantung pada jaringan unit keputusan yang
memiliki personel yang lebih aktif, ahli, dan berdedikasi daripada yang lain,
beberapa akan menikmati dukungan yang lebih besar dari elit politik dan memiliki
akses yang lebih besar ke sumber daya, dan beberapa akan lebih mampu
mengatasi berbagai tuntutan yang dibuat atas mereka. Selain itu, bentuk di mana
3. Konteks Kebijakan
Maka jelaslah bahwa isi program dan kebijakan publik merupakan faktor
ditunjukkan oleh banyak contoh di atas, dan seperti terlihat pada Gambar 2.8, isi
nyata atau potensial yang mungkin ditimbulkannya pada tatanan sosial, politik,
dan ekonomi tertentu. Oleh karena itu, perlu untuk mempertimbangkan konteks
banyak pelaku diminta untuk membuat pilihan tentang alokasi spesifik sumber
keputusan. Daftar singkat dari mereka yang mungkin terlibat dalam pelaksanaan
regional, dan lokal; ekonomis kelompok elit, terutama di tingkat lokal; kelompok
mungkin terlibat secara intens atau sedikit dalam implementasi, tergantung pada
tujuan para aktor akan berkonflik langsung satu sama lain dan hasil dari konflik
ini dan akibatnya, siapa mendapat apa, akan ditentukan oleh strategi, sumber
daya, dan posisi kekuasaan masing-masing aktor yang terlibat. Apa yang
daya yang langka, respons pejabat pelaksana, dan tindakan elit politik, semua
mencapainya, dan karakteristik rezim di mana mereka berinteraksi.' Hal ini pada
dan program.
116
memperoleh dukungan dari elit politik, dan kepatuhan badan pelaksana, dari
birokrat yang bertugas melaksanakan program, elit politik tingkat yang lebih
oposisi dari mereka yang mungkin dirugikan oleh program menjadi penerimaan
mereka, dan mereka harus menjaga mereka yang dikecualikan, tetapi yang ingin
ini dapat berarti banyak tawar-menawar, banyak akomodasi, dan sekali lagi,
Sisi lain dari masalah pencapaian kebijakan dan tujuan program dalam
bahwa tujuan kebijakan tidak tercapai karena intervensi dari individu atau
kelompok yang sama, baik untuk memperoleh jenis barang dan jasa tertentu
dalam jumlah yang lebih besar atau untuk menghalangi pencapaian program
tertentu. yang mungkin tidak diterima oleh mereka sebagai sesuatu yang
bermanfaat. Ini adalah keseimbangan yang sulit untuk dicapai, dan yang
kemungkinan tanggapan dari para aktor yang terlibat dan kapasitas mereka
untuk menumbangkan tujuan program. Agar efektif, maka para pelaksana harus
terampil dalam seni politik dan harus memahami dengan baik lingkungan di
mana mereka berusaha untuk mewujudkan kebijakan dan program publik. Ini
dari para aktor yang terlibat dan kapasitas mereka untuk menumbangkan tujuan
program. Agar efektif, maka para pelaksana harus terampil dalam seni politik dan
Terkait dengan ini adalah tema yang muncul dalam sejumlah studi kasus
dalam volume ini: sejauh mana rezim politik dan organisasi administratif memiliki
Niat baik mungkin tidak berarti apa-apa jika mereka yang bertanggung jawab
didesentralisasi atau, di sisi lain, dikendalikan dari pusat politik atau birokrasi
negara. Studi kami menunjukkan bahwa sistem politik yang tidak memusatkan
otoritas atau tanggung jawab implementasi jika mereka ingin melihat tujuan
mereka tercapai. Mereka mungkin gagal karena mereka memiliki sedikit kendali
juga melibatkan variabel-variabel seperti struktur institusi politik dan jenis rezim di
Amerika Serikat, misalnya, telah memilih struktur federal lembaga politik Amerika
Dalam buku ini, beberapa studi menunjukkan bahwa proses implementasi dapat
sangat bervariasi tergantung pada apakah rezim politik adalah rezim otoriter,
respons yang lebih besar pada pejabat politik dan administratif dan membatasi
politik dan imbalan, dan peristiwa internasional adalah pengaruh lingkungan lain
yang mungkin juga memiliki dampak yang cukup besar pada proses administrasi.
Selain itu, program tidak dilaksanakan secara terpisah dari kebijakan publik
prioritas pejabat politik atau hasil dari program lain. Faktor-faktor ini menyiratkan
secara berbeda jika konteks di mana mereka dikejar berbeda secara substansial.
konten masih dapat dilaksanakan secara berbeda jika konteks di mana mereka
berbeda jika konteks di mana mereka dikejar berbeda secara substansial. Ini
implementasi dan politik di Dunia Ketiga, pertanyaan yang dapat dijawab terbaik
Menurut Van Metter dan Van Horn dalam Agustino (2016) menyatakan
dan hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan
120
kebijakan atau tujuan kebijakan terlalu ideal untuk dilaksanakan pada level
warga, maka agak sulit merealisasikan kebijakan publik pada level yang
dikatakan berhasil.
2. Sumber Daya
Hal ini sangat penting karena kinerja implementasi kebijakan akan sangat
banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para agen
kebijakan. Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang
sebaliknya.
itu lingkungan ekonomi, sosial, dan politik yang kondusif juga perlu
sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan, jenis manfaat yang
diterima oleh target group, sejauh mana perubahan yang diinginkan dari
suatu kebijakan, apakah letak dari sebuah program sudah tepat, apakah
yaitu:
antar berbagai institusi pelaksana; (e) Kejelasan dan konsistensi aturan yang
ada pada badan pelaksana; (f) Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan
METODE PENELITIAN
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan
tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta Penarikan
e Pelaksana Program
seluruh Kabupaten serta Kota yang juga merupakan Daerah Aliran Sungai
lokasi penelitian karena DAS ini telah diklaim sebagai sungai terkotor di dunia
strategis terhadap kehidupan warga Jawa Barat dan DKI Jakarta (Kompas,
Dengan demikian, pelayanan publik menjadi lebih efisien dan efektif karena telah
3.4. Informan
dengan penelitian ini. Informan penelitian ini dipilih berdasarkan alasan yaitu
berikut :
Kementerian PUPR.
dan Kehutanan.
Pada daerah pinggir Sungai Citarum sendiri terbagi menjadi 23 sektor di bawah
Dalam penelitian ini, menggunakan dua sumber, yaitu data primer dan
data sekunder. Sumber primer atau primary source adalah data yang diperoleh
dari informan secara langsung atau dari tangan pertama berupa pendapat yang
sifatnya subyektif dari informan berupa persepsi pribadi namun data yang ada
objektif yang telah teruji dan terukur biasanya sudah diolah oleh pihak ketiga
dan dapat ditemukan dalam monografi, data dalam angka hasil penelitian
resmi dan dokumen-dokumen yang berisi informasi berkaitan dengan data yang
diperoleh di lapangan.
baik terhadap obyek yang akan diteliti, budayawan atau tokoh adat, pihak
pemerintah, pihak institusi atau instansi, dan pelaku aktivitas fisik. Informan
data yang dikumpulkan sehubungan dengan sosial dan sub sosial penelitian,
sumber data primer maupun sekunder yang digunakan dalam penelitian baik
cara. Jika dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data
lain atau lewat dokumen. Pengumpulan data kualitatif dilakukan pada natural
setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan
data lebih banyak pada, wawancara dan dokumentasi, yang meliputi sebagai
berikut.
situs-situs milik lembaga negara. Laporan yang diterbitkan secara resmi adalah
laporan yang lebih bisa diandalkan sebagai bahan kajian melalui penelaahan
3.5.2. Observasi
teknik melihat dan mengamati fenomena sosial yang terjadi di lokasi penelitian.
Selain itu, observasi ini juga dilakukan untuk mengamati sistem pelayanan
3.5.3. Wawancara
yang diperoleh menunjukkan konsep yang ada di dalam teori. Setiap sesi
seperti dokumen kebijakan tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan resmi atau
tulisan pribadi dan gambar atau foto. Selain itu, dokumen yang diperlukan dalam
penelitian ini juga dokumen terkait dengan perencanaan jangka menengah dan
observasi, dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang andal dan
dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan
cara menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data.
digali dari subjek penelitian. Namun orang yang diajak menggali data itu harus
yang telah memiliki pengalaman penelitian dan bebas dari konflik kepentingan
agar tidak justru merugikan peneliti dan melahirkan bias baru dari triangulasi.
sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto.
Masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda,
pula mengenai fenomena yang diteliti (Hendratno & Fitriati, 2016; Wilopo
Untuk melakukan hal ini, peneliti membandingkan tiga sumber data yaitu
informasi yang dapat dibandingkan menggunakan literatur yang ada serta hasil
focus group discussion. Jika terdapat hasil yang berbeda, keputusan mengenai
133
mana yang benar tergantung pada penafsiran peneliti. Agar proses penelitian
dapat lebih jelas dan terpahami, peneliti membuat diagram alur proses penelitian.
dan focus group discussion. Setelah dilakukan, data dikumpulkan dan direkam
SDM, laporan). Setelah itu, dilakukan triangulasi data pada data-data yang dapat
dibandingkan. Hasil analisis dideskripsikan dan sejumlah isu ditarik dari hasil ini.
Isu ini kemudian menjadi bekal untuk wawancara pakar yang bertujuan
Dengan kata lain, deskripsi hasil dapat langsung ditarik dari transkrip
wawancara. Hal ini dimungkinkan karena telah tertanam dalam pertanyaan yang
maupun empiris, dan relevan. Hasil akhir adalah analisis pemecahan masalah
teori yang digunakan. Analisis dilakukan pada beberapa tingkatan, yaitu untuk
asumsi-asumsi yang menjadi sentral dari penelitian tersebut. Orang yang ingin
asumsi yang menjadi sentral perspektif partisipan dilihat dari tokoh kunci
proses penelitian di lapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti itu
proses penelitian. Hal ini dilakukan auditor yang independen, atau pembimbing
data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukkan peneliti. Jika peneliti
dan menganalisis data diterapkan traingulasi dan beberapa metode lain. Lalu,
dalam memberikan gambaran yang jelas dan akurat terkait metode yang
strategi pengumpulan dan analisis data. Diperlukan seorang auditor luar yang
penelitian dilakukan oleh rekan sejawat dan Pemerintah Pusat cq. Ditjen
kajian dan memberikan masukan untuk Program Citarum Harum Juara sesuai
proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses
confirmability.
wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun baru; dan
dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
dsb.
137
Uji Transferability
Uji Confirmability
Uji Confirmability
Perpanjangan
pengamatan
Peningkatan
ketekunan
Trianggulasi
Uji Kredibilitas data
Diskusi dengan
teman
Analisis kasus
negatif
Member Check
Huberman (1992), proses analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan
setelah pengumpulan data (data collection) yaitu reduksi data (data reduction),
(conclusion drawing verivication). Pada gambar 3.3 berikut ini telah dimodifikasi
1. Reduksi Data, pada tahap ini, data yang diperoleh dari pengumpulan data
dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terinci. Laporan
pada hal-hal yang penting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses
hal-hal yang sering timbul, yang dituangkan dalam kesimpulan yang masih
melibatkan interprestasi.
Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. Data yang diperoleh
dari hasil wawancara, dalam bentuk rekaman diubah dan disampaikan secara
yang diperoleh yang menunjukkan konsep yang ada di dalam teori yakni konsep-
disusun menjadi narasi setelah data-data ini dikelompokkan sesuai tema dalam
140
organisasi tentang apa yang terjadi di cek, apakah sesuai dengan teori yang ada
(deduktif) dan selanjutnya diharapkan akan melihat pada hal-hal baru, langkah-
langkah baru yang perlu ditambahkan, yang merupakan temuan atau kontribusi
ilmiah yang tidak terdapat dalam teori, hal ini merupakan induktif. Validitas terkait
sungai utama di Jawa Barat. Sungai ini memiliki hulu yang berasal dari mata air
+2.182 m dpl dan bermuara di laut Jawa daerah Kabupaten Karawang dengan
panjang sungai kira-kira 300 Km. Sungai Citarum mengaliri 7 kabupaten dan 1
Karawang, dan Kota Bandung dengan luas DAS sekitar 6.540 Km2.
DAS Citarum secara fisik terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian Hulu,
Tengah dan Hilir dengan panjang sungai masing-masing sekitar 100 km. Citarum
Hulu sampai dengan inlet waduk Saguling dengan luas 1.771 km2. Bagian
Tengah yaitu inlet dari waduk Saguling sampai outlet Waduk Jatiluhur dengan
luas 4.242 km2 dan bagian Hilir yaitu dari waduk Jatiluhur sampai muara seluas
Selain itu, Sungai Citarum memiliki potensi ekonomi, ekologi, dan sosial
yang sangat penting bagi Jawa Barat karena tingginya tingkat ketergantungan
masyarakat terhadap Sungai Citarum. Hal ini dapat dilihat dari adanya
pembangunan tiga waduk, yaitu Waduk Saguling, Cirata, dan Juanda yang
PLTA yang menghasilkan listrik hingga sebesar 700 MW. Waduk Cirata yang
daya terpasang sebesar 2 x 500 MW (tahap I dan tahap II) dan energi
pertahunnya kurang lebih sebesar 14.124 juta KW jam (KWh). Lalu, Waduk
waduk ini dimanfaatkan juga untuk berbagai keperluan yaitu sumber air minum,
perikanan, pertanian, rekreasi dan sarana olahraga. Selain itu Waduk Jatiluhur
juga merupakan penyuplai air baku air minum dan penggelontoran kota DKI
Jakarta.
lebih 225 km, berhulu di Cisanti, lereng Gunung Wayang, salah satu anak
Provinsi Jawa Barat dari selatan kearah utara dan akhirnya bermuara di Laut
Jawa. Sungai Citarum hulu adalah sungai Citarum yang melewati DAS Citarum
bagian hulu.
Dulu kehadiran Sungai Citarum yang cukup jernih dan bersih sangat
sangat memelihara kondisinya. Kini, Sungai Citarum tak lagi berfungsi sebagai
Air (PLTA) serta waduk. Keberadaan PLTA maupun waduk tidak sejalan dengan
telah banyak berubah sejak tahun 1980. Industrialisasi yang pesat di kawasan
sekitar sungai ini sejak akhir tahun 1980 telah menyebabkan menumpuknya
143
dan sosial yang tertinggi ini sejak 2007 menjadi salah satu sungai dengan tingkat
tekstil Majalaya yang menghasilkan air limbah. Kawasan industri yang pertama-
tama dilalui oleh Sungai Citarum hulu adalah kawasan insdustri tekstil Majalaya
yang mulai terbentuk sejak tahun 1910-an (2011). Terdapat sekitar 800 pabrik
pencemar dari berbagai jenis polutan nilainya lebih tinggi dari standar normal
Sungai Citarum selain dari limbah industri juga berasal dari limbah pertanian
(pupuk sintetis dan pestisida), jasa (minyak dan logam) dan domestik (detergen,
logam, dan plastik). Sungai yang didominasi oleh aktivitas pertanian pada daerah
hulu, kandungan DDT dalam badan air terdeteksi dalam kadar yang tinggi,
oleh hukum (2005). Selain itu, hasil investigasi terdahulu di Waduk Saguling
pada tahun 1997 mengungkapkan fakta bahwa konsentrasi logam berat seperti
kadmium (Cd), tembaga (Cu), nikel (Ni) dan timbal (Pb) ditemukan berada dalam
konsentrasi yang tinggi dalam dua spesies ikan yang biasa dikonsumsi
(1997). Sedangkan pada tahun 2004, dalam sebuah penelitian yang dilakukan
Saguling menyatakan bahwa kualitas air Sungai Citarum sudah tidak memenuhi
mengatakan, banjir yang menerjang wilayah Bandung tak lepas dari gambaran
Hulu yakni lahan kritis 26,022 hektare (20 persen) dan erosi sebesar 592.11 ton
per hektare per tahun, sampah 500.000 meter kubik per tahun yang tidak dapat
ditampung masuk ke sistem drainase dan sungai. Kemudian sedimentasi 7,9 juta
ton per tahun masuk ke sungai Citarum akibat tingginya erosi yang terjadi di
daerah hulu sungai dan sungai tercemar dari limbah industri yang dibuang ke
tanpa perencanaan yang baik dan juga tanpa memperhatikan tata ruang yang
ada serta penurunan tanah di cekungan bandung 4-5 centimeter per tahun
Sungai sepanjang 269 kilometer yang melintasi 13 kabupaten dan kota di Jawa
Barat ini dinobatkan sebagai satu dari sepuluh wilayah terkotor di dunia. Predikat
yang disandang Citarum berdasar laporan dari Green Cross Switzerland dan
Provinsi Jawa Barat telah berulang kali menjalankan program rehabilitasi untuk
“bergetar” ialah singkatan bersih, geulis (cantik dalam bahasa Sunda), dan lestari.
145
Program dan rencana aksi yang dilakukan dalam pengelolaan Sungai Citarum
geulis dan lestari) ini yang meliputi kebijakan dan hukum, pengendalian
Bergetar lahir sebagai respon keprihatinan atas kondisi daya dukung sumber air
dan lingkungan yang kian kritis. Langkah ini digagas oleh Pemerintah Provinsi
Jawa Barat. Citarum Bergetar dimulai 2001, salah satunya membentuk tim
yang diemban yaitu memperbaiki proses dan kualitas penataan ruang berbasis
jiwa warga Jawa Barat dan DKI Jakarta. Citarum Bergetar berjalan tanpa
mulai pemerintah pusat, provinsi, daerah, serta BUMD dan BUMN. Mengingat,
perkara di salah satu sungai strategis nasional ini. Dengan menyepakati tawaran
pemerintah menjalankan program dengan besar paket pinjaman itu senilai USD
500 juta atau sekitar Rp 6,7 triliun untuk program selama 15 tahun. Program
Air Terpadu di Wilayah Sungai Citarum. Singkatnya, sebut saja program Citarum
proyek ini diperkirakan menelan total biaya hingga Rp 9,1 triliun. Program yang
juga melibatkan akademisi, LSM, hingga kalangan usaha ini bertujuan untuk
warga Jawa Barat pelanggan banjir luapan Sungai Citarum, seperti di Baleendah,
Majalaya, dan Dayeuhkolot. Namun, baru berjalan tiga tahun, program ini
diprotes oleh kalangan akademisi bersama Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air
Program justru dianggap merugikan warga, tidak jelas, bahkan tidak sesuai
Selain itu program yang dirancang selama 15 tahun ini, hanya fokus membangun
Karawang hingga Bekasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas suplai air
147
baku di DKI Jakarta. Dan lagi, program ini pun kembali tidak diketahui sejauh
yaitu pada tahun 2013, Gerakan Citarum Bersih, Sehat, Indah dan Lestari
2018, air Sungai Citarum dapat diminum. Tetapi, sampai saat ini kualitasnya
belum memenuhi baku mutu air yang telah ditetapkan, sehingga tidak
terpanjang di Jawa Barat. Konsep dan gagasan hampir sama dengan program-
Widodo meninjau langsung hulu Sungai Citarum yang berlokasi di Situ Cisanti,
bahwa Penanganan Citarum akan dibagi dalam tiga tahap yakni hulu, tengah,
serta Polda Jawa Barat. Presiden menekankan, tata ruang wilayah hulu perlu
diperhatikan dan diprioritaskan. Kemudian beliau berjanji akan lihat secara rutin,
misalnya per tiga bulan atauper enam bulan, untuk memastikan program ini
betul-betul berjalan.
mengatakan target tujuh tahun realistis secara kerangka program kerja untuk
pelaksanaan proyek. Tetapi, regulasinya belum jelas begitu juga road map-nya.
sebagai rujukan. Selain itu yang terpenting adalah penataan tata ruang dan
kembali menawarkan pinjaman senilai Rp200 triliun selama 20 tahun. Dana asing
Bandung mengatakan tawaran tersebut terlalu banyak juga dan sebenarnya bisa
diselesaikan jauh lebih murah dengan melibatkan berbagai pihak juga dibantu
4.1.3. Program Aksi dan Proyek yang di Desain dan di Danau Daerah Aliran
Dari hasil temuan lapangan data BPLHD Provinsi Jawa Barat tahun 2018
ditemukan sedimentasi sebanyak 8.465 ton/tahun baik yang terjadi hutan dan
kebun yang mengakibatkan tanah longsor yang meliputi hulu 4.819 ton/hari,
dilaksanakan terhitung dari tanggal 20 s.d 27 Des 2017 dan menunjukkan tinja
per 8 Januari 2018, sampah organik & anorganik 20.462 ton/hari dimana 71%
tidak terangkut.
Mengacu hasil uji klinis maka dilihat adanya pencemaran pada Citarum.
terbukti telah terjadi pencemaran sebesar 6.57 x 10(2) ug/g dari yang syaratnya
terbukti telah terjadi pencemaran sebesar 8.64 x 10(2) ug/g dari yang syaratnya
terbukti telah terjadi pencemaran sebesar 5.32 x 10(2) ug/g dari yang syaratnya
berpotensi menyebabkan: (a) gangguan otak & mental (bingung, gagal orientasi,
pelupa, susah belajar); (b) tremor; (c) radang dan pembengkakan gusi; (c)
gangguan perut dan ginjal; (d) terganggunya perkembangan otak janin pada
wanita hamil; (e) tangan & kaki bengkak, kebas/kesemutan; (f) kulit tubuh
mengelupas.
Sedangkan dampak bakteri E-Coli akan menyebabkan: (a) kram perut; (b)
diare berdarah; (c) gagal ginjal kronis (30%); (d) stroke (5%); (e) kematian (3% -
terhadap antibiotik, karena menyebabkan: (a) meningitis /radang selaput otak: (b)
radang selaput mata; (c) radang saluran kemih; (d) luka membusuk; (e) anak
maka Tabel 4.3 menunjukkan lima penyakit rawat jalan dan rawat inap di
kedeputian wilayah Jawa Barat. Hasil laporan Dinas Kesehatan Jawa Barat
2017-2018 ini sejalan dengan hasil temuan penyebab rawat inap adalah penyakit
infeksi bakteri dan parasit, yang diikuti nyeri perut (abdomen) dan infeksi
lambung (gastroenteritis) yang menyebabkan muntah dan diare, serta infeksi non
bakteri ringan. Sedangkan hasil temuan penyebab rawat jalan adalah penyakit
kronis menahun. Jenis penyakit kronis yang paling umum adalah kanker,
Tabel 4.3 5 Diagnosa Terbesar Rawat Jalan dan Rawat Inap di Jawa Barat Tahun 2017-2018
bertahan lama atau penyakit yang datang seiring waktu. Istilah kronis pada
tiga bulan. Penyakit kronis cenderung terjadi pada orang dewasa yang lebih tua,
biasanya dapat dikendalikan namun tidak dapat sembuh. Namun, kini dengan
banyak diderita pada paruh baya bahkan anak muda. Kondisi dan penyakit
kronis yang juga berkontribusi signifikan terhadap beban penyakit pada individu,
merkuri dan dampak bakteri E-Coli seperti dampak Sungai Citarum yang
Kesehatan dari Desa sampai Tingkat Nasional. Sistem ini akan terintegrasi
Gambar 4.8 Sistem Rujukan Kesehatan dari Desa sampai Tingkat Nasional
Kemenko Martitim (lihat hal 257). Kodam Siliwangi sebagai salah satu leading
Dansektor.
Dansektor
Tim SOSIALISASI
162
Citizen Jurnalism
Tim AKSI
pengangkatan sedimentasi
pelatihan untuk masyarakat yang ingin beralih profesi. Sebagai sebuah usaha
penegakan hukum yang nyata dari pendekatan ini, bagi industri yang membuang
Harum
Rencana tata ruang baraya tani di lahan tanah bongkor PTPN VIII tempat
Sungai Citarum.
septic tank pipa gendong sejumlah 38 unit, dan wc komunal sejumlah 403 unit.
yang selama ini berada di sepanjang aliran Sungai Citarum dan membuat air
sungai tercemar.
166
167
kesehatan, maka untuk mengatasi limbah bangkai hewan dan kotoran ternak,
168
maka dilakukan dua pendekatan. Pertama, bangkai hewan maka akan ditanam
atau dikuburkan, kedua, untuk mengatasi kotoran ternak dijadikan pupuk &
biogas.
Harum
dua langkah strategis, yaitu: (1) jangka pendek mengangkat semua sampah
permukaan dan sedimentasi pada bantaran sungai serta tempat-tempat urgen; (2)
HASIL PENELITIAN
Aliran Sungai Citarum, sehingga didapatkan temuan dari hasil penelitian ini.
Grindle, terdiri dari beberapa dimensi, yang pertama adalah dimensi kepentingan
lapangan data BPLHD Provinsi Jawa Barat tahun 2018 bahwa sedimentasi
sebanyak 8.465 ton/tahun baik yang terjadi hutan dan kebun yang
mengakibatkan tanah longsor yang meliputi hulu 4.819 ton/hari, tengah 2.068
dari tanggal 20 s.d 27 Des 2017 dan menunjukkan tinja manusia sebanyak 35.5
BBWSC per 8 Januari 2018, sampah organik & anorganik 20.462 ton/hari
terbukti telah terjadi pencemaran sebesar 6.57 x 10(2) ug/g dari yang syaratnya
adalah kurang dari sama dengan 0,5 ug/g. Hasil penelitian dari Balai Besar
8.64 x 10(2) ug/g dari yang syaratnya adalah kurang dari sama dengan 0,5 ug/g.
Hasil penelitian dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandung
terjadi pencemaran sebesar 5.32 x 10(2) ug/g dari yang syaratnya adalah kurang
“Target kebijakan yang dilaksanakan adalah DAS Citarum yang bersih bebas
dari kerusakan dan bebas dari sampah dan polutan lain serta aliran airnya
menjadi salah satu sumber air minum setelah melalui sebuah proses”.
“Kami di BAPPENAS saat ini Bersama dengan program improvement solid waste
kebijakan adalah :
adanya kebijakan ini masyarkat pada Das Citarum bisa menikmati hasilnya”.
173
kebijakan Grindle, dimensi yang ke dua, Tipe Manfaat yang diperoleh, pada hasil
wawancara dengan para informan pada penelitian ini dapat ditemukan manfaat
(CH) “ekologi lingkungan hidup yang bersih dan sehat bahkan airnya
dapat diproses menjadi bahan baku air bersih”, dalam hal ini selanjutnya
hidup yang bersih bebas polusi dan ketersediaan air bersih yang cukup”.
dari polusi terutama sampah dan polutan lain di kawasan DAS Citarum”
174
dapat menghirup udara bersih yang bebas dari polusi sampah dan dapat
‘Mereka dapat hidup sehat bebas dari polusi dan pemncemaran DAS
Citarum”
Pak Jokowi, beliau sangat pro rakyat”, kemudian dilengkapi oleh (CH)
DAS Citarum bersih bebas dari sampah”, dan pada akhirnya (NA)
sebagai salah satu sungai yang terpolusi berat sekali khususnya dari
polusi sampah”.
berpotensi menyebabkan: (a) gangguan otak & mental (bingung, gagal orientasi,
pelupa, susah belajar); (b) tremor; (c) radang dan pembengkakan gusi; (c)
gangguan perut dan ginjal; (d) terganggunya perkembangan otak janin pada
175
wanita hamil; (e) tangan & kaki bengkak, kebas/kesemutan; (f) kulit tubuh
mengelupas.
Sedangkan dampak bakteri E-Coli akan menyebabkan: (a) kram perut; (b)
diare berdarah; (c) gagal ginjal kronis (30%); (d) stroke (5%); (e) kematian (3% -
terhadap antibiotik, karena menyebabkan: (a) meningitis /radang selaput otak: (b)
radang selaput mata; (c) radang saluran kemih; (d) luka membusuk; (e) anak
maka Tabel 4.3 menunjukkan lima penyakit rawat jalan dan rawat inap di
kedeputian wilayah Jawa Barat. Hasil laporan Dinas Kesehatan Jawa Barat
2017-2018 ini sejalan dengan hasil temuan penyebab rawat inap adalah penyakit
infeksi bakteri dan parasit, yang diikuti nyeri perut (abdomen) dan infeksi
lambung (gastroenteritis) yang menyebabkan muntah dan diare, serta infeksi non
bakteri ringan. Sedangkan hasil temuan penyebab rawat jalan adalah penyakit
kronis menahun. Jenis penyakit kronis yang paling umum adalah kanker,
efek bertahan lama atau penyakit yang datang seiring waktu. Istilah kronis pada
tiga bulan. Penyakit kronis cenderung terjadi pada orang dewasa yang lebih tua,
biasanya dapat dikendalikan namun tidak dapat sembuh. Namun, kini dengan
banyak diderita pada paruh baya bahkan anak muda. Kondisi dan penyakit
kronis yang juga berkontribusi signifikan terhadap beban penyakit pada individu,
176
merkuri dan dampak bakteri E-Coli seperti dampak Sungai Citarum yang
Citarum
Kesehatan dari Desa sampai Tingkat Nasional. Sistem ini akan terintegrasi
pelatihan untuk masyarakat yang ingin beralih profesi. Sebagai sebuah usaha
penegakan hokum yang nyata dari pendekatan ini, bagi industri yang membuang
Citarum Harum
Rencana tata ruang baraya tani di lahan tanah bongkor PTPN VIII tempat
septic tank pipa gendong sejumlah 38 unit, dan wc komunal sejumlah 403 unit.
yang selama ini berada di sepanjang aliran Sungai Citarum dan membuat air
sungai tercemar.
kesehatan, maka untuk mengatasi limbah bangkai hewan dan kotoran ternak,
maka dilakukan dua pendekatan. Pertama, bangkai hewan maka akan ditanam
atau dikuburkan, kedua, untuk mengatasi kotoran ternak dijadikan pupuk &
biogas.
Harum
dua langkah strategis, yaitu: (1) jangka pendek mengangkat semua sampah
permukaan dan sedimentasi pada bantaran sungai serta tempat-tempat urgen; (2)
pada data hasil wawancara dengan para informan pada penelitian ini.
Dari hasil wawancara dengan para informan diperoleh penjelasan bahwa Derajat
disampaikan oleh :
DAS Citarum ini untuk menigkatkan kualitas air baku untuk air minum”.
3. (SB) menyatakan “Dan kami berharap legacy dan ISWMP ini menjadikan
mendorong Citarum yang lebih bersih. Tadikan sudah ada paparan juga
dari Pak Direktur, dari SUPD 3 Dagri, menyatakan dan dari BAPPEDA
Provinsi Jawa Barat bahwa Citarum itu kemaren sudah ada improvement
selama dua tahun terakhir ini mengenai kualitas, indeks kualitas air. “
179
1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas air menuju klasifikasi mutu air kelas II
2) Meningkatkan kondisi daerah aliran sungai yang bebas limbah dan sampah,
dan pengelolaan lingkungan hidup tercapai (Satgas PPK DAS Citarum, 2019b).
sungai.
lain:
Program Citarum Harum ditetapkan setelah APBN dan APBD tahun 2018
pencemaran DAS Citarum tidak dapat diukur dengan pasti. Hal ini terjadi
dan Gubernur Jawa Barat selaku Komandan Satgas Citarum Harum belum
Harum.
DAS Citarum oleh para pihak yang berwenang, yaitu Balai Pengelolaan
(PSPLP) Provinsi Jawa Barat, tetapi atas upaya tersebut kualitas air Sungai
kualitas air yang diambil pada 4 titik di sepanjang DAS Citarum diketahui
bahwa status mutu pada 1 titik pantau menunjukkan status cemar berat, 2
Air (PPA) pada Kementerian LHK, Satker PSPLP Provinsi Jawa Barat pada
pencemaran DAS Citarum tidak dapat diketahui, dan tidak menjadi masukan
Cipta Karya c.q. Kepala Satker PSPLP Provinsi Jawa Barat Kementerian
PUPR, dan Kepala DLH pada Pemprov Jawa Barat dan kabupaten/kota
uraian di bawah ini adalah data hasil wawancara dengan para informan pada
penelitian ini.
3. (AF) menabahi dengan menyatakan “Saya pikir itu adalah salah satu
kondisi yang sangat parah pada saat itu bahkan merupakan sungai yang
yaitu Citarum yang bersih, indah, bebas sampah, dan terhindar dari
tercapainya DAS Citarum yang bersih, bebas sampah dan polutan lain,
Hal utama yang harus dilakukan saat ini adalah melakukan pendekatan
Kemenko Martitim (lihat hal 257). Kodam Siliwangi sebagai salah satu leading
Dansektor.
Dansektor
Tim SOSIALISASI
186
Citizen Jurnalism
Tim AKSI
pengangkatan sedimentasi
Adapun hasil wawancara dengan para informan pada penelitian ini sebagai
berikut :
itu menjadi sangat penting gitu ya. Opsi kerja sama dengan swasta dan
lain sebagainya tentu saja itu juga penting dalam hal menutupi gap
pendanaan”.
187
Project’ ini didanai dari loan World Bank dari tahun 2020 sampai dengan
Daerah (Pemda), bekerja sama dengan pihak swasta, dan khusus untuk
dari loan World Bank, tapi secara makro, ketersediaan dana masih belum
mencukupi, oleh karena itu perlu rencana anggaran yang lebih akurat”.
4. (AF) menyatakan “Saya yakin bahwa sumber daya manusia (SDM) dalam
Management Project (ISWMP) didanai dari loan World Bank dari tahun
2020 sampan dengan tahun 2025. Jadi ketersediaan dana dari pemda
kebijakan tersebut masih memerlukan dana tambahan, hal ini ada masalah
1. (CH) menyatakan “Mengenai sumber daya manusia saya rasa gak ada
masalah”
2. (AD) menyatakan “Iya. Jadi sampai sejauh ini kita selalu mempekerjakan
hal ini dari DAS Citarum ke tempãt pembuangan akhir (TPA) cukup
tersedia”
kerja local”
implementasi. Aktor yang paling sering diakses dan paling menonjol oleh aktor
Terdapat beberapa aktor yang memiliki nilai gelar lebih tinggi. Hasil
Koordinator Bidang Maritim, yang paling sering diakses oleh aktor lain dalam
Menteri Koordinator Bidang Maritim dalam hubungan dengan aktor lain sering
Grindle, terdiri dari beberapa dimensi, yang pertama adalah dimensi Kekuasaan,
Kepentingan dan Strategi Aktor yang Terlibat, pada data hasil wawancara
dengan para informan pada penelitian ini. Dalam hal ini bahwa para informan
terintegrasi dan juga bukti nyatanya sudah terlihat gitu ya. Jadi kami
Hidup dan lembaga lembaga lain yang terkait yaitu Kementerian PUPR,
delapan kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat yang terlewati DAS
Citarum.”
lokasi prioritasnya adalah kawasan DAS Citarum. Ada lima aspek penting
terkait satu sama lain, tak satupun dari mereça dapat dihilangkan.”
191
11. (SB) menyatakan “Saya rasa komitmen pelaksana kebijakan ini cukup
13. (CH) menyatakan “tetap mendukung kebijakan tersebut dan tekad dari
Grindle, terdiri dari beberapa dimensi, yang ke dua adalah dimensi Karakteristik
Grindle, terdiri dari beberapa dimensi, yang ke tiga adalah dimensi Kepatuhan
kewajibannya.”
kebijakan berjalan baik tidak ada masalah. Mereka saling bahu membahu
menangani”
and Metropolitan Cities Program, didanai oleh loan World Bank, didanai
komunikasi dan koordinasi yang cukup baik, saling bahu membahu untuk
10. (AF) menyatakan “Dengan lebih fokus dan prioritas pada kebijakan
11. (SB) menyatakan “ memahami hal ini yang agak sulit saya ungkapkan,
14. (AD) menyatakan “Jadi dengan power yang dimiliki kemenkomarves, jadi
mudah untuk merangkul semua pihak gitu ya, karena memang kita tidak
17. (SB) menyatakan “Oke salah satunya adalah kegiatan ISWMP, terkait
and Metropolitan Cities Program, didanai oleh loan World Bank, didanai
dari tahun 2020 sampai tahun 2025. Untuk DAS Citarum kita menangani
delapan kabupaten kota yang ada di DAS Citarum. Nah dalam bentuk
18. (AF) menyatakan “Para pelaksana program dalam hal ini para Pemerintah
dan polusi”
20. (SB) menyatakan “Sumber daya manusia cukup memadai. Tidak ada
masalah”
21. (NA) menyatakan “Wah ini dillematis, mau saya diam tapi faktanya belum
22. (CH) menyatakan “Wah ini yang menjadi kendala, karena belum ada
beberapa aktor yang memiliki nilai gelar lebih tinggi. Hasil pengolahan data
Koordinator Bidang Maritim, yang paling sering diakses oleh aktor lain dalam
Menteri Koordinator Bidang Maritim dalam hubungan dengan aktor lain sering
5.3. Outcomes
beberapa aktor yang memiliki nilai out-Degree yang lebih tinggi. Gambar 5.2
SATGAS. SATGAS adalah aktor yang memainkan peran paling penting karena
SATGAS ini paling menonjol dalam mengakses aktor lain. Kemampuan untuk
196
Hasil in-degree dan out-degree ini, pada Perpres No. 15 Tahun 2018
tentang DAS CItarum Bab III Organisasi, terdapat uraian pemangku kepentingan
sebagai berikut:
a. Pengarah; dan
b. Satuan Tugas, yang selanjutnya disebut Satgas.
Pasal 5
Kebudayaan;
Aggota :
2. Menter Agama;
3. Menteri Keuangan;
5. Menteri Kesehatan;
6. Menteri Perindustrian;
9. Menteri Pertanian;
tentang DAS Citarum, maka kabijakan ini sejalan dengan hasil in-degree yaitu
aktor yang paling sering diakses oleh aktor lain dalam kebijakan terkait dengan
paling penting atau aktor yang paling menonjol dalam mengakses aktor lain
adalah SATGAS.
Pasal 8
(2) Tim Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berada di bawah dan
kestabilan tanah;
dan air;
terdampak;
Milik Negara
undangan; dan
undangan.
harus ditangani bagi Satgas Citarum, yaitu: (1) Banjir, (2) Kotor, (3) Sedimentasi;
(4) Semrawut
menyusun Skema Rencana Aksi PPK DAS Citarum 2019-2024, sebagai berikut.
203
Citarum perlu dilakukan secara efektif dan efisien untuk memperbaiki kualitas
dilakukan langkah yang serupa baik pada Kementerian LHK, Kementerian PUPR,
maupun Pemprov Jawa Barat. Jika Kodam III/Siliwangi telah melakukan berbagai
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta instansi terkait lainnya di
DKI Jakarta (Pusat) dan Provinsi Jawa Barat, menarik kesimpulan impelementasi
sepenuhnya efektif.
dan lahan di kawasan hulu DAS Citarum, kegiatan normalisasi sungai Citarum,
pencemaran air dari limbah domestik menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan
di DAS Citarum.
Untuk target outcome edukasi maka indikator outcome adalah: (1) jumlah
industri yang tersosialisasi dan (2) jumlah institusi pendidikan yang menerapkan
implementasi secara empirik. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Limbah Peternakan, Rumah tanggan
Kesenjangan
dan industri
pembanguna
Model Implementasi Kebijakan Program Percepatan Pengendalian Pencemaran Dan Perusakan DAS Citarum
Content Of Policy : masih belum tercapianya semua tujuan kebijakan, karena masih ada Context Of Policy : daya dukung dari lingkungan masih belum optimal, karena belum
kekurangan dalam pelaksanaan kebijakan yang sesuai dengan dalam aspek sebagai mampu melibatkan peran serta semua aktor, belum ada strategi dan juga masih terlalu
berikut : focus pada kepentingan masing-masing aktor, hal yang berkaitan dengan konteks
1. Kepentingan yang sangat dipengaruhi oleh ego sektoral
kebijakan sebagai berikut :
2. Tipe manfaatnya sangat berdampak pada masyarakat
Kekuasaan, kepentingan, dan strategi dari aktor yang terlibat kurang terkoordinasi dengan
3. Derajat perubahan yang diharapkan adalah meningkatkan kesejahteraan
rakyat
baik, belum adanya struktur organisasi yang mapan.
4. Letak pengambilan keputusan ada di tangan pemerintah Karateristik Lembaga dan penguasa masih dipengaruhi budaya ego sektoral
5. Pelaksana program belum optimal Kepatuhaan dan daya tanggap masyarakat dan pemerintahan perlu terus ditingkatkan
6. Sumber daya keuangan masih dirasakan kurang memadahi
Gambar. 5.6. Model existing implementasi Kebijakan Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.
Selain itu dari Dimensi Sumberdaya yang dilibatkan, ditemukan bahwa soal
Harum
209
210
semakin banyak
c. Jumlah masyarakat yang sadar dan peduli akan pola hidup sehat
semakin tinggi
penelitian.
dalam penelitian ini. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa dimensi tersebut
bebas dari kerusakan dan bebas dari sampah dan polutan lain serta
aliran airnya menjadi salah satu sumber air minum setelah melalui
sebuah proses.
menikmati hasilnya.
DAS Citarum
4. Ekologi lingkungan hidup yang bersih dan sehat bahkan airnya dapat
6. Masyarakat bisa hidup lebih sehat bebas dari polusi terutama sampah
8. Mereka dapat hidup sehat bebas dari polusi dan pemncemaran DAS
Citarum
212
2) Pengelolaan Sampah
7) Penegakan Hukum
dibahas dalam penelitian ini. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa dimensi
3. Kami berharap legacy dan ISWMP ini menjadikan Citarum ini bersih
yang lebih bersih. Direktur, dari SUPD 3 Dagri, menyatakan dan dari
sekitar sasaran
pada kampanye ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu tidak
melalui Kuliah Kerja Nyata yang berlokasi di DAS Citarum, kegiatan penelitian
Penegakan hukum dan edukasi masih kurang dalam segala aspek, serta
lingkungan DAS Citarum. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk
214
dalam penelitian ini. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa dimensi tersebut
ditindaklanjuti.
3. Saya pikir itu adalah salah satu tujuan yang akan dicapai dengan
4. Sungai Citarum telah mencapai kondisi yang sangat parah pada saat
sampah dan polutan lain, airnya bersih, tidak terdapat bekas dan
sumbernya.
5. ini yang agak sulit saya ungkapkan, karena faktanya belum ada
kebijakan ini
216
merangkul semua pihak gitu ya, karena memang kita tidak punya ego
sektoral,
10. Kita selalu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan baik antar para
dari tahun 2020 sampai tahun 2025. Untuk DAS Citarum kita
12. Para pelaksana program dalam hal ini para Pemerintah Daerah dan
13. Penyelamatan DAS Citarum ini untuk meningkatkan kualitas air baku
15. Wah ini dillematis, mau saya diam tapi faktanya belum ada struktur
16. Wah ini yang menjadi kendala, karena belum ada struktur yang jelas
yang berjalan dilapangan. Dari hasil pembentukan struktur yang ada penulis
dibahas dalam penelitian ini. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa dimensi
sangat penting gitu ya. Opsi kerja sama dengan swasta dan lain
sebagainya tentu saja itu juga penting dalam hal menutupi gap
pendanaan.
2. Alat pengangkut sampah dari sumber sampah dalam hal ini dari DAS
4. Implementasi dari program ini di biayai dari APBN, APBD, dan khusus
didanai dari loan World Bank dari tahun 2020 sampai dengan 2025.
loan World Bank, tapi secara makro, ketersediaan dana masih belum
mencukupi, oleh karena itu perlu rencana anggaran yang lebih akurat.
lokal
11. Sarana prasarana yang menunjang saya rasa tidak ada kendala dan
12. Saya yakin bahwa sumber daya manusia (SDM) dalam implementasi
kerja lokal
14. Sumber daya manusia (SDM) dalam implementasi kebijakan ini cukup
Project (ISWMP) didanai dari loan World Bank dari tahun 2020
pada pos alokasi anggaran yang tidak tepat sehingga memperlambat proses
implementasi kebijakan. Hal ini bisa dilihat dari setengah anggaran biaya
induk organisasi serta pipa anggaran TNI. Hal ini disebabkan karena Kementrian
Pertahanan tidak masuk dalam leading actor pada Perpress no 15th 2018. Dari
(satu) berikut :
salah dimensi ikut dibahas dalam penelitian ini. Hasil dari analisis menunjukkan
kepentingan-kepentingan lain
220
bukti nyatanya sudah terlihat gitu ya. Jadi kami kemarin baru saja
Dalam Negeri
Citarum
Citarum.
11. Saya rasa komitmen pelaksana kebijakan ini cukup besar. Mereka
itu.
berlaku,
kabupaten Bekasi
kegiatan ini.
dimensi ikut dibahas dalam penelitian ini. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa
bak daur ulang, rumah kompos, dan kami juga menyiapkan motor-
yang lebih bersih. Tadikan sudah ada paparan juga dari Pak Direktur,
dimensi ikut dibahas dalam penelitian ini. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa
juklaknya
Dari paparan pembahasan pada Bab 6 ini penulis merumuskan proposisi minor 2
(dua) berikut :
6.3. Outcomes
badan Sungai Citarum atau program quickwins yang perlu dicapai sampai
a. Lahan kritis dapat tertangani 100% baik di kawasan hutan maupun di luar
kawasan hutan
Sungai Citarum 100% terkumpul dan diolah sesuai dengan jenis sampah
dan opsi pengolahan yang tersedia sehingga tidak ada sampah yang
dibuang ke sungai
d. Keramba Jaring Apung (KJA) yang ada di Sungai Citarum tertata dan
4. Fokus dan matriks rencana aksi penanganan limbah cair domestik dan
persampahan
Keuangan, biaya penanganan Citarum, tahun 2019 sebesar Rp. 605 miliar yang
terdiri dari: (1) pembiayaan untuk Satgas Citarum di Kemenko Maritim sebesar
Rp. 5,2 miliar; (2) Kementerian PU PR Rp. 599,8 miliar terdiri dari (a) Rp. 300
miliar untuk operasional Kodam III/Siliwangi; (b) Rp. 200 miliar untuk
pembangunan danau retensi oleh BBWS; (c) Rp. 99,8 miliar untuk pelaksanaan
kegiatan di Ditjen SDA dan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR. Dengan
Yang menjadi catatan, mengapa setengah dana (Rp. 300 milyar) dari
sebagai pipa anggaran TNI sebagai organisasi induk Kodam III/Siliwangi? Hal ini
Juara
Untuk target outcome edukasi maka indikator outcome adalah: (1) jumlah
industri yang tersosialisasi dan (2) jumlah institusi pendidikan yang menerapkan
Juara terlihat outcome pada EDUKASI ada PHBS, namun tidak memasukkan
kepentingan.
Pada Program Citarum Harum Juara terlihat outcome pada EDUKASI ada PHBS,
sebagai salah satu pemangku kepentingan. Dari paparan pembahasan pada Bab
Citarum
masalah utama yang harus ditangani bagi Satgas Citarum, yaitu: (1) Banjir, (2)
kondisi existing setiap titik. Pada titik tertentu, pada tahun 2025, sungai Citarum
direncanakan memiliki kualitas air dengan klasifikasi air kelas II yaitu air yang
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
disesuaikan dengan kondisi saat ini yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
penduduk yang berakibat pada meningkatnya eksploitasi ruang dan sumber daya
air. Perubahan tata guna lahan menyebabkan terjadinya peningkatan lahan kritis
Citarum yang tidak diiringi dengan Pengelolaan limbah yang sesuai juga
Berdasarkan hasil diskusi dari praktisi serta kajian-kajian yang telah ada,
fungsi kawasan lindung dan degradasi konservasi sumber daya air. Hal ini
menjadi penyebab peningkatan lahan kritis di DAS Citarum dan berdampak pada
tidak diolah dan tidak memenuhi standar baku mutu serta kurangnya penegakan
hukum dan edukasi menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas air
Sungai Citarum.
Sepanjang DAS Citarum, terdapat lebih dari 2.000 industri yang perlu
dikelola agar tidak mencemari badan Sungai Citarum. Selain itu, terdapat lahan
peternakan, baik air bekas mencuci ternak dan kotorannya dibuang ke badan
terdapat Limbah Perikanan yang disebabkan oleh ribuan Keramba Jaring Apung
(KJA) tidak tertata. Usaha KJA memperburuk pencemaran air disebabkan oleh
pemberian makanan ikan jaring apung yang tidak tepat dan berlebihan sehingga
tingginya kadar bakteri e.coli dan tingginya sampah di badan Sungai Citarum.
4. Penanganan Sampah
2. Penegakan Hukum
229
performa sebagai air baku serta pengendali banjir. Pemantauan kualitas air
gambar 6.36 bahwa pada dimensi isi kebijakan ternyata pada subdimensi
Implementasi kebijakan perpress nomor 15th 2018. Selain itu pada subdimensi
diperlukan tidak dapat dipenuhi secara penuh. Hal ini lah yang dijadikan penulis
2018 dengan menambahkan subdimensi baru dari isi kebijakan yaitu struktur
kebijakan. Lebih jauh terkait dengan ketersediaan biaya yang diperlukan maka
Gambar: 6.2. Recomended Model implementasi Kebijakan Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.
Sumber: Grindle Update Penulis
231
tambahan satu dimensi pada Model Grindel dengan struktur organisasi. Hal ini
kebijakan publik. Pada tulisan ini peneliti mecoba mengambarkan struktur organisasi
Dari paparan pembahasan pada Bab 6 ini penulis merumuskan proposisi mayor
berikut :
Proposisi Mayor :
Tabel 6.1 Matrik Hasil Penelitian, Pembahasan, Propoisi Minor, dan Proposisi
Mayor Penelitian
Problem
Penelitian/Pertanyaan Temuan Penelitian Proposisi Implikasi Teori
Penelitian
1. Bagaimana Konten a. Kepentingan yang Proposisi Minor Kebijakan
Implementasi dipengaruhi : Belum 1 (satu) pengembangan
Kebijakan optimalnya program Jika konten wilayah strategis
pengendalian penanganan kebijakan yang di Kabupaten
pencemaran dan pengendalian melalui Bangkalan
kerusakan Daerah pencemaran dan kepentingan mendukung teori
Aliran Sungai kerusakan Daerah yang model
Citarum ? Aliran Sungai dipengaruhi, implementasi
Citarum. tipe manfaat kebijakan dengan
(secara prespektif Top
b. Tipe Manfaat : langsung dan Down dari :
Terjadi pro-kontra di tidak langsung),
lapangan, sehingga derajat - Grindle : “Teori
minimnya tingkat perubahan yang implementasi
kesadaran akan diharapkan, sebagai proses
manfaat kebijakan posisi politik dan
pada pihak-pihak pengambil administrasi
yang terlibat di keputusan, dengan
dalamnya. pelaksana memandang
program, bahwa suatu
c. Derajat perubahan sumberdaya implementasi
yang diharapkan : yang dilibatkan sangat ditentukan
Pelaksanaan data berjalan oleh konten
kebijakan yang dengan optimal, kebijakan dan
sering overlap, maka konteks
meskipun aturan Implementasi impelemntasinya.
telah Kebijakan Teori ini
diimplementasikan pengendalian mengemukakan
pencemaran bahwa proses
d. Posisi pengambil dan kerusakan implementasi
keputusan : DAS Citarum kebijakan hanya
Perlu kejelasan yang bertujuan dapat dimulai
233
Problem
Penelitian/Pertanyaan Temuan Penelitian Proposisi Implikasi Teori
Penelitian
Kewenangan dan untuk apabila tujuan-
pertanggungjawaban meningkatkan tujuan dan
serta Struktur kesejehteraan sasaran-sasaran
Organisasi terkait masyarakat yang semula te;ah
sebagai secara merata diperinci,
implementator dapat area DAS program-program
bekerja secara Citarum akan aksi telah
optimal tercapai dirancang dan
sejumlah dana
e. Pelaksanaan telah dialokasikan
program : Pemkab untuk
Bandung, Pemprov mewujudkan
Jawa Barat, dan tujuan-tujuan dan
Pemerintah Pusat. sasaran sasaran
tersebut (Wibawa,
f. Sumberdaya yang 1994)
dilibatkan :
Kurangnya anggaran - Dye : Kebijakan
dana untuk public secara
Implementasi umum diartikan
Kebijakan sebagai segala
pengendalian sesuatu yang
pencemaran dan dipilih untuk
kerusakan Daerah dikerjakan dan
Aliran Sungai tidak dikerjakan
Citarum perlu oleh pemerintah
mendapatkan whatever
perhatian serius. government
choose to do or
not to do (Dye,
1985)
-Edwar &
Sharskansky :
234
Problem
Penelitian/Pertanyaan Temuan Penelitian Proposisi Implikasi Teori
Penelitian
Kebijakan public
adalah apa yang
dikatakan dan apa
yang dilakukan
oleh pemerintah
atau apa yang
tidak dilakukanya
(Edwar &
Sharskansky,
1978)
2. Bagaimana a. Kekuasaan, Proporsi minor 2 Penelitian ini
Konteks kepentingan, dan (dua) : Proposisi mendukung teori
Implementasi strategi dari actor Minor 2 (dua) mengenai konteks
Kebijakan yang terlibat kadang Jika konteks impelemntasi
pengendalian masih berpolemik implementasi Grindle:
pencemaran dan antara eksekutif kebijakan yang
kerusakan Daerah sebagai pembuat meliputi : “Impelemntasi
Aliran Sungai kebijakan dengan kekuasaan, kebijakan
Citarum ? Lembaga legislative kepentingan bukanlah sekedar
sebagai pihak yang dan strategi bersangkut paut
melakukan mediasi aktor yang dengan
pada tahap terlibat, mekanisme
implementasi karakteristik penjabaran
kebijakan. lembaga dan keputusan-
penguasa, keputusan politik
b. Karateristik kepatuhan dan dalam prosedur-
Lembaga dan daya tanggap prosedur rutin
penguasa perlu berjalan lewat saluran-
ditingkatkan sebagaimana saluran birokrasi,
efektifitasnya dalam mestinya, maka melainkan
memberikan Implementasi menyangkut
formulasi Kebijakan masalah konflik,
mengantisipasi pengendalian keputusan, siapa
masalah pencemaran memperoleh apa
235
Problem
Penelitian/Pertanyaan Temuan Penelitian Proposisi Implikasi Teori
Penelitian
dan kerusakan dari suatu
c. Kepatuhan dan DAS Citarum kebijakan”.
daya tanggap yang bertujuan Konteks dimana
membaik dari objek meningkatkan dan oleh siapa
kebijakan kesejahteraan kebijakan tersebut
hidup diimplementasikan
masyarakat juga akan
secara merata berpengaruh pada
pada area DAS tingkat
Citarum akan keberhasilanya,
dapat karena
terealisasikan. seberapapun bai
dan mudahnya
kebijakan dan
seberapapun
dukungan
kelompok
sasaran, hasil
implementasi
tetap bergantung
pada
implementatornya
(Abdul Wahab,
2002)
3. Bagaimana a. Output Proporsi minor 3 Penelitian ini
Outcome implementasi (tiga) mendukung teori
Implementasi Kebijakan Jika output dan model
Kebijakan pengendalian outcome implementasi
pengendalian pencemaran dan Implementasi Grindel.
pencemaran dan kerusakan Daerah Kebijakan
kerusakan Daerah Aliran Sungai pengendalian - Grindel :
Aliran Sungai Citarum masih bisa pencemaran “Keberhasilan
Citarum ? diakselerasi. dan kerusakan Impelemntasi
DAS Citarum suatu kebijakan
236
Problem
Penelitian/Pertanyaan Temuan Penelitian Proposisi Implikasi Teori
Penelitian
b. Outcome benar-benar public dapat
implementasi dapat dirasakan diukur dari proses
Kebijakan oleh pemangku pencapaian hasil
pengendalian kepentingan akhir (output dan
pencemaran dan maka tiujuan outcome), yaitu
kerusakan Daerah utama untuk tercapai atau
Aliran Sungai meningkatkan tidaknya tujuan
Citarum, dapat kesejahteraan yang ingin diraih.
meningkatkan hidup Dimana
pendapatan masyarakat pengukuran
masyarakat pada secara merata keberhasilan
DAS Citarum pada area DAS implementasi
Citaruml akan kebijakan tersebut
dapat tercapai. dapat dilihat dari 2
hal yakni : dilihat
dari prosesnya
dan dilihat apakah
tujuan kebijakan
tersebut
tercapai.”.
- “Tahapan
impelemntasi
kebijakan
menentukan
apakah kebijakan
yang ditempuh
oleh pemerintah
benar-benar
aplikable dalam
menghasilkan
output dan
outcome seperti
yang telah
237
Problem
Penelitian/Pertanyaan Temuan Penelitian Proposisi Implikasi Teori
Penelitian
direncanaka.
Output adalah
keluaran yang
diharapkan dapat
muncul sebagai
keluaran langsug
dari kebijakan
yang diharapkan
dapat muncul
sebagai keluaran
langsung dari
kebijakan. Output
yang singkat
pasca
implementasi
kebijakan.
Outcome adalah
dampak dari
kebijakan yang
diharaapkan dapat
timbul setelah
keluarnya output
kebijakan.
Outcome
biasanya diukur
setelah keluarnya
output atau waktu
yang lma pasca
impelemntasi
kebijakan
- “Impementasi
kebijakan
merupakan alat
238
Problem
Penelitian/Pertanyaan Temuan Penelitian Proposisi Implikasi Teori
Penelitian
adminsitrasi
hukum dimana
berbagai aktor,
organisasi
porsedur, Teknik
yang bekerja
Bersama-sama
untuk
menjalankan
kebijakan guna
meraih dampak
atau tujuan yang
diinginkan
4. Bagaimana Model Dalam - Peneliti ini
Implementasi pengembangan mendukung
Kebijakan pendapat :
pengendalian
pencemaran dan - Dye (1995)
kerusakan Daerah bahwa model
Aliran Sungai dapat membantu
Citarum ? untuk memahami
tentang kebijakan
public dan dapat
mengidentifikasi
aspek-aspek
seignifikan yang
sebenarnya dari
kebijakan public.
Dimana model
sebagai “an
political life:,
artinya model
adalah suatu
abstraksi dan
239
Problem
Penelitian/Pertanyaan Temuan Penelitian Proposisi Implikasi Teori
Penelitian
representasi
kehidupan politik.
Proporsi Mayor Penelitian ini
Jika konten secara
kebijakan keseluruhan
berfungsi merekonstruksi
secara teori model
maksimal, impelemntasi
konteks Grindle dalam
impelemntasi implementasi
kebijakan kebijakan
beroperasi pengembangan
dengan baik, Kawasan DAS
output dan Citarum yang
outcome meliputi Kontek
Kebijakan Kebijakan dan
pengendalian Konteks
pencemaran Impelemntasi
dan kerusakan
DAS Citarum
dapat dirasakan
oleh pemangku
kepentingan,
dan model
implementasi
kebijakan
Kebijakan
pengendalian
pencemaran
dan kerusakan
DAS Citarum
benar-benar
bermanfaat bagi
pemangku
240
Problem
Penelitian/Pertanyaan Temuan Penelitian Proposisi Implikasi Teori
Penelitian
kepentingan,
maka tujuan
utama untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
DAS Citarum
secara merata
akan tercapai.
241
BAB VII
KESIMPULAN
7.1. Kesimpulan
Perusakan Daerah Aliran Sungai Citarum yang secara umum tujuan utamanya
perdagangan, dan jasa. Kebijakan ini diambil untuk terwujudnya penataan ruang
Karawang yang dialiri Sungai Citarum sebagai sungai yang memiliki ketahanan dan
penyedia air bersih bagi kabupaten sepanjang aliran Sungai Citarum. Adapaun
kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai
berikut :
kawasan strategis ditambah dengan kepatuhan dan daya tanggap yang masih
Pencemaran Dan Perusakan Daerah Aliran Sungai Citarum terlihat dalam tiga
untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan.
kawasan strategis Daerah Aliran Sungai terdiri dari beberapa pusat pertumbuhan
pembangunan ini juga masih belum didukung dengan bentuk kerjasama antar
proses komunikasi.
7.2 Saran
telah disimpulkan, selain itu saran yang diberikan harus pula dapat untuk
yang lebih intensif terkait dengan kegiatan yang telah dan akan dilakukan antar
pihak.
Kabupaten Karawang.
Karawang masih perlu untuk ditinjau ulang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
DAFTAR PUSTAKA
Dörner, G., & Plagemann, A. (2002). DDT in human milk and mental capacities in
children at school age: An additional view on PISA 2000.
Neuroendocrinology Letters, 23(5–6).
Dutta, A., & Fischer, H. W. (2021). The local governance of COVID-19: Disease
prevention and social security in rural India. World Development, 138.
https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2020.105234
Edward III, G. C. (1984). Public Policy Implementing. In Literary and Linguistic
Computing.
Edwards III, G. C. (1980). Implementing Public Policy. W. Washington DC:
Congresional Quarterly Press.
Elmore, R. F., Nakamura, R. T., & Smallwood, F. (1980). The Politics of Policy
Implementation. Political Science Quarterly, 95(4).
https://doi.org/10.2307/2150635
Esterberg, K. G. (2002). Qualitative methods in social research. McGraw-Hill, 256.
Faludi, A., & Valk, A. (1994). Rule and Order Dutch Planning Doctrine in the
Twentieth Century. In GeoJournal library ; v. 28 (Vol. 28).
Firdayati, M. (2001). Degradasi 3-Kloroanilin oleh Pimelobacter simplex,
Corynebacterium poinsettiae dan Staphylococcus cohnii subs. Cohnii. ITB.
Fitriati, R. (2014). Membangun Model Kebijakan Nasional Keamanan Siber dalam
Sistem Pertahanan Negara, dengan Pendekatan Soft Systems Methodology
dan Social Network Analysis. Jakarta: Universitas Pertahanan.
Fitriati, R. (2018). SMART CITY DAN SISTER CITY Pembelajaran di Indonesia dan
Beberapa Kota Dunia. 356.
Fitriati, R., Rahmayanti, K. P., & Salomo, R. V. (2012). Critical Review of Triple Helix
to Quanto-Tuple Helix: Lesson Learned from Social Security System Act
Implementation. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 52.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.09.458
Freeman, L. C. (2006). Editing a normal science journal in social science. Bulletin de
Méthodologie Sociologique, 91(1).
https://doi.org/10.1177/075910630609100104
Granovetter, M. S. (1973). The Strenght of Weak TIes. JSTOR.
Gregorius Magnus, & Finesso. (2011). Majalaya : Seabad Geliat Tekstil Rakyat.
Jakarta: Harian Umum Kompas.
Gretzel, U. (2001). Social Network Analysis: Introduction and Resources. Technology
Studies in Education Research Portal.
Grindle, M. S. (1980). Politics and Policy Implementation in The Third World.
Princnton University Press, New Jersey.
248
Grindle, M. S. (2017). Politics and policy implementation in the third world. In Politics
and Policy Implementation in the Third World.
https://doi.org/10.2307/2619175
Heclo, H. H. (1972). Review Article: Policy Analysis. In British Journal of Political
Science (Vol. 2, Issue 1). https://doi.org/10.1017/S0007123400008449
Heineman, R. A., Bluhm, W. T., Peterson, S. A., & Kearny, E. N. (2001). The world of
the policy analyst : rationality, values, and politics. Chatham House Studies
in Political Thinking.
Hendratno, E. T., & Fitriati, R. (2016). the Study of Indonesia’S Readiness To Cope
With Demographic Bonus: a Review of Population Law. Journal of
Indonesian Economy and Business, 29(3).
https://doi.org/10.22146/jieb.10311
Idris, H. (2017). Analisis Triangle Kebijakan Publik Jaminan Kesehatan: Studi Kasus
Pada Sektor Informal di Indonesia. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(3).
Insititute of Ecology. (2004). Annual Report of Saguling Dam.
Islamy, M. I. (2001). Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bandung: PT.
Bina Aksara.
Islamy, M. I. (2004). Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta:
Bumi Aksara.
Islamy, M. I. (2009). Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. In Jakarta:
Bumi Aksara.
J E Anderson. (1997). Public Policy-Making: An Introduction (3rd ed.). Boston:
Houghton Miffilin Compan.
jabarqr.id. (2021). Percepat Penanganan Sosial dan Kemanusiaan, Baznas Jabar
Berkolaborasi dengan Jabar Quick Response.
https://jabarqr.id/success/detail/15
Jann, W., & Wegrich, K. (2017). Theories of the policy cycle. In Handbook of Public
Policy Analysis: Theory, Politics, and Methods.
https://doi.org/10.4324/9781315093192-11
JDIH Provinsi Jawa Barat. (2019). Akses Kesehatan, Ridwan Kamil: Ada Empat
Pintu Darurat. Jdih.Jabarprov.Go.Id.
https://jdih.jabarprov.go.id/page/info/berita_detail/332
Juliet Corbin & Anselm Strauss. (2008). Basics of Qualitative Research (3rd ed.):
Techniques and Procedures for Developing Grounded Theory. Sage
Research Methods.
https://doi.org/https://dx.doi.org/10.4135/9781452230153.n4
Jupir, M. M. (2013). Implementasi kebijakan pariwisata berbasis kearifan lokal (studi
249
Belmont: Wadsworth.
Lexy J. Moleong, D. M. A. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). PT.
Remaja Rosda Karya. https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2013.02.055
Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (1985). Establishing Trustworthiness. Naturalistic
Inquiry. Purpose Meets Execution, 289(331).
Lindblom, B. (1986). Phonetic universals in vowel systems (Ohala, Joh).
Experimental Phonology, Academic Press, Orlando.
merdeka.com. (2018). Sungai Citarum Dengan Segala Permasalahannya.
Merdeka.Com. https://www.merdeka.com/peristiwa/sungai-citarum-dengan-
segala-permasalahannya.html
Merton, R. K. (1957). Social Theory and Social Structure, Glencoe. Glencoe, IL: The
Free Press.
Meyer, J. W., & Rowan, B. (1977). Institutionalized Organizations: Formal Structure
as Myth and Ceremony. American Journal of Sociology, 83(2).
https://doi.org/10.1086/226550
Michael Hill; Peter Hupe. (2002). Implementing Public Policy : Governance in Theory
and in Practice. London ; Thousand Oaks, Calif. : Sage,.
Milgram. (1967). The Small World Problem / Milgram, Stanley. – In: Psychology
Today, Volume 1, May 1967, pp. 60-67.
Mingers, J., & Brocklesby, J. (1997). Multimethodology: Towards a framework for
mixing methodologies. Omega, 25(5). https://doi.org/10.1016/S0305-
0483(97)00018-2
Mubarok, S., Zauhar, S., Setyowati, E., & Suryadi, S. (2020). Policy Implementation
Analysis: Exploration of George Edward III, Marilee S Grindle, and
Mazmanian and Sabatier Theories in the Policy Analysis Triangle
Framework. Journal of Public Administration Studies, 005(01).
https://doi.org/10.21776/ub.jpas.2020.005.01.7
Nadel, S. F. (1957). The Theory of Social Structur. e. London: Cohen and West.
RADCLIFF-BROWN, A. R.
Pardede, A. M. H., Maulita, Y., & Buaton, R. (2018). Application modeling ipv6
(internet protocol version 6) on e-id card for identification number for
effectiveness and efficiency of registration process identification of
population. Journal of Physics: Conference Series, 978(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/978/1/012017
Parikesit, Salim, H., Triharyanto, E., Gunawan, B., Sunardi, Abdoellah, O. S., &
Ohtsuka, R. (2005). Multi-source water pollution in the Upper Citarum
watershed, Indonesia, with special reference to its spatiotemporal variation.
251
https://doi.org/10.30589/proceedings.2020.425
Wong, L. I. L., Labrecque, M. P., Ibuki, N., Cox, M. E., Elliott, J. E., & Beischlag, T. V.
(2015). P,p′-Dichlorodiphenyltrichloroethane (p,p′-DDT) and p,p′-
dichlorodiphenyldichloroethylene (p,p′-DDE) repress prostate specific
antigen levels in human prostate cancer cell lines. Chemico-Biological
Interactions, 230. https://doi.org/10.1016/j.cbi.2015.02.002
Wong, M. H., Leung, A. O. W., Chan, J. K. Y., & Choi, M. P. K. (2005). A review on
the usage of POP pesticides in China, with emphasis on DDT loadings in
human milk. Chemosphere, 60(6 SPEC. ISS.).
https://doi.org/10.1016/j.chemosphere.2005.04.028
255
LAMPIRAN
A. Open Coding
Open coding: proses pengamatan di lapangan yang merinci
(membeberkan), memeriksa, membandingkan, mengkonseptualisasi, dan
mengkategorikan data berdasarkan propersi dan dimensinya yang relevan
dengan topik penelitian.
1. Kepentingan yang mempengaruhi
Fenomena : kepentingan yang mempengaruhi
implementasi kebijakan
Kategori : kepentingan yang mempengaruhi
implementasi kebijakan
Properti : Sudah diperhitungkan pada kebijakan
yang sudah dirumuskan, agar masyarakat
tidak ada yang dirugikan. Kebijakan yang
dibuat dan sedang dilaksanakan memang
pada hakekatnya untuk meningkatkan
kesejah teraan rakyat. Di BAPPENAS saat
ini Bersama dengan program improvement
solid waste management project sedang
Menyusun yang kita sebut dengan platform
kebijakan tata kelola persampahan
nasional. Yang menjadi target adalah
menuntaskan permasalahan sampah di
DAS Citarum. Target kebijakan yang
dilaksanakan adalah DAS Citarum yang
bersih bebas dari kerusakan dan bebas
dari sampah dan polutan lain serta aliran
airnya menjadi salah satu sumber air
minum setelah melalui sebuah proses.
Masyarakat sangat diuntungkan dan
terlindungi, karena dengan adanya
kebijakan ini masyarkat pada Das Citarum
bisa menikmati hasilnya.
256
2. Tipe manfaat
Fenomena : Tipe manfaat yang dapat diperoleh
setelah implementasi kebijakan
Kategori : Tipe manfaat implementasi kebijakan
Properti : Sarana prasarana yang menunjang tidak
ada kendala dan dapat terpenuhi dengan
baik menanggulangi sampah di berbagai
macam tempat. Target kebijakan yang
dilaksanakan adalah DAS Citarum bersih
bebas dari sampah. DAS Citarum menjadi
bersih bebas dari sampah dan polusi.
Ekologi lingkungan hidup yang bersih dan
sehat bahkan airnya dapat diproses
menjadi bahan baku air bersih. Manfaat
lingkungan hidup yang bersih bebas polusi
dan ketersediaan air bersih yang cukup.
Sebenarnya kebijakan dibuat seringkali
berdasarkan kepentingan public, tidak
masyarakat yang dirugikan tetapi malah
sebaliknya. Apalagi di masa pemerintahan
Pak Jokowi, beliau sangat pro rakyat.
Dimensi : Manfaat yang dapat diperoleh setelah
implementasi kebijakan terlaksana dengan
baik.
3. Derajat perubahan
Fenomena : derajat perubahan yang diharapkan dari
implementasi kebijakan
Kategori : Derajat perubahan implementasi
257
kebijakan
Properti : pemanfaatan penyelamatan DAS Citarum
ini untuk mennigkatkan kualitas air baku
untuk air minum. Legacy dan ISWMP ini
menjadikan Citarum ini bersih bukan hanya
saat program Ciatrum Harum berlangsung,
ISWMP berlangsung, termasuk paska
kegiatan ISWMP. Perpres yang ada
sekarang sangat bagus untuk mendorong
Citarum yang lebih bersih. Tadikan sudah
ada paparan juga dari Pak Direktur, dari
SUPD 3 Dagri, menyatakan dan dari
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat bahwa
Citarum itu kemaren sudah ada
improvement selama dua tahun terakhir ini
mengenai kualitas, indeks kualitas air.
Boleh jadi pelaksanaan kebijakan ini
menyerap tenaga kerja utamanya warga
sekitar DAS Citarum.
Dimensi : berbagai upaya untuk mencapai derajat
perubahan
B. Axial Coding
Axial coding: seperangkat prosedur yang menggunakan data yang ada
dengan menggunakan “ model paradigm grounded theory” yang
dikembangkan sewaktu penelitian berlangsung, model paradigm tersebut
menggunakan alur pemikiran sebagai berikut: (A) kondisi-kondisi kausal, (B)
Fenomena, (C) Konteks, (D) Kondisi-kondisi intervening, (E) Strategistrategi
aksi – interaksi (pelaku yang diamati), (F) Konsekuensi.
1. Kondisi Kausal (causal condition)
Tata kelola kolaboratif untuk pengurangan risiko bencana pada
program percepatan pengendalian pencemaran dan perusakan
daerah aliran sungai citarum.
a. Kategori-kategori I mencakup:
1) Model tata kelola dan akses informasi bencana; 2) model
optimalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pencegahan dan
penanggulangan bencana 3) model optimalisasi kesadaran
265
2. Fenomena
1) dorongan untuk mengumpulkan manajemen dan akses informasi
mengenai pengendalian pencemaran dan perusakan daerah aliran
sungai citarum
2) optimalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengenai
pengendalian pencemaran dan perusakan daerah aliran sungai
citarum
3) latar belakang peningkatan kesadaran masyarakat dalam
pencegahan pencemaran dan perusakan aliran sungai
4) pemanfaatan informasi risiko bencana untuk pencegahan
pencemaran dan perusakan aliran sungai
5) adopsi strategi yang efektif dan direncanakan secara matang
kemudian disesuaikan dengan peran masing-masing
6) alokasi sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan pada semua
tingkatan dan semua sektor yang membutuhkan
7) kritisnya infrastruktur yang digunakan dalam pencegahan
pencemaran dan perusakan aliran sungai
8) kesiapan dalam implementasi kebijakan dan rencana program
yang terbaik dalam pencegahan pencemaran dan perusakan
aliran sungai
9) bantuan pemulihan kondisi pra bencana sampai pasca bencana
dengan berkoordinasi sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan
10)kondisi awal kolaborasi para pemangku kepentingan pada
pencegahan pencemaran dan perusakan aliran sungai
11)kepemimpinan dan kewenangan stakeholders dalam pencegahan
pencemaran dan perusakan aliran sungai
266
C. Selective Coding
Selective coding: setelah pemeriksaan data, maka langkah selanjutnya
ialah proses memeriksa adanya inti kategori (care category) yang secara
sistematis berkaitan dengan kategori-kategori lainnya. Dalam rangka
pengurangan risiko bencana pada program percepatan pengendalian
pencemaran dan perusakan daerah aliran sungai citarum pada Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dan seluruh Kabupaten serta Kota yang juga merupakan
Daerah Aliran Sungai Citarum. Peningkatan pengurangan risiko bencana
267
dapat dicapai melalui pemahaman risiko bencana yang baik oleh semua
elemen masyarakat. Pemahaman ini bisa berupa tanggung jawab untuk tidak
mencemarkan sungai, dan upaya untuk memberikan sosialisasi kepada
tetangga sekitar mengenai program pencegahan pencemaran. Tata kelola
risiko bencana juga menjadi poin penting karena tanpa adanya tata kelola
yang baik maka pencegahan pencemaran sungai mustahil untuk tercapai.
Aktivitas ini didukung oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupatan hingga pemerintah desa. Strategi yang diaplikasikan yaitu dengan
sebuah kebijakan atau maklumat bersifat top down sehingga dapat
diaplikasikan dengan baik di masyarakat umumnya.
268
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Penelitian bertujuan Hasil penelitian ini
1 Redhi Fathan Affandi Implementasi Kebijakan Disertasi ini
untuk menganalisis menunjukan bahwa
(2020) Pengelolan Sumber Daya menggunakan metode
tentang implementasi sumberdaya manusia
Air Daerah Aliran Sungai campuran.
kebijakan pengelolaan belum mampu mengelola
Cikembulan Kabupaten
Tujuan dari disertasi ini
sumber daya air Daerah adanya sumberdaya
Pangandaran
adalah untuk
Aliran Sungai Cikebulan alam di Daerah Aliran
menganalisis upaya
Kabupaten Pangandaran Sungai Cikembulan
peningkatan kondisi
sehingga implementasi
lingkungan di daerah
kebijakan tentang
aliran sungai citarum.
pengelolaan sumberdaya
alam (air) di Daerah Perbedaannya terletak
Aliran Sungai pada output dari kajian
Cikembulan kurang ini adalah pada model
efektif. Selain factor integrasi kebijakan
sumberdaya manusia program pengendalian
yang belum dapat pencemaran dan
mengelola sumberdaya kerusakan DAS
alam (air) dengan baik, Citarum
terdapat permasalahan
269
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
struktur birokrasi
sehingga fungsi dari
bitokrasi kurang
terlaksana dalam
mengelola sumberdaya
alam (air) Daerah Aliran
Sungan Cikembulan
Penelitian ini adalah Hasil penelitian ini
2 I Gusti Ketut Purnaya dan Implementasi Kebijakan Disertasi ini
untuk mengetahui menunjukan bahwa
I Made Trisna Semara Pemerintah Terhadap menggunakan metode
implementasi kebijakan kebijakan pemerintah
(2018) Penataan Sungai Badung campuran.
pemerintah Kota dalam penataan sungai
Dalam Upaya
Tujuan dari disertasi ini
Denpasar tentang telah berjalan dengan
Pengembangan
adalah untuk
penataan sungai Badung baik, namun belum
Pariwisata Di Kota
menganalisis upaya
dalam upaya berjalan optimal
Denpasar
peningkatan kondisi
pengembangan dikarenakan pada bagian
lingkungan di daerah
pariwisata di Kota pengendalian
aliran sungai citarum.
Denpasar pencemaran karena
focus kebijakan Perbedaannya terletak
berdasarkan pada pada output dari kajian
270
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
pentaaan sungai, ini adalah pada model
sehingga timbul integrasi kebijakan
permasalahan adanya program pengendalian
kasus pencemaran pencemaran dan
sungai. Melalui temuan kerusakan DAS
dalam penelitian ini, Citarum
maka diperlukan
kolaborasi dalam
pengelolaan Daerah
Aliran Sungai di Kota
Denpasar
Kajian ini bertujuan untuk Penelitian ini
3 Riski Mulyawan et al. Kajian Peran Stakeholder Disertasi ini
menganalisis PP, Qanun, dilatarbelakangi
(2022) Pada Implementasi menggunakan metode
stakeholders pengelola penurunan kondisi
Kebijakan Pengelolaan campuran.
DAS Krueng Aceh dan Daerah Aliran Sungai
DAS Terpadu, Studi
Tujuan dari disertasi ini
implementasi kebijakan Krueng dimana
Kasus DAS Krueng Aceh
adalah untuk
berdasarkan perubahan ditemukan beberapa hasil
menganalisis upaya
kondisi biofisik DAS. bahwa terjadi perubahan
peningkatan kondisi
Analisis yang digunakan Daerah Aliran Sungai
lingkungan di daerah
271
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
kajian ini adalah analisis Akibat alih fungsi lahan aliran sungai citarum.
perubahan kondisi sekitar sungai.
Perbedaannya terletak
biofisik DAS, analisis Implementasi kebijakan
pada output dari kajian
stakeholders, serta pengelolaan Daerah
ini adalah pada model
analisis implementasi Aliran Sungai dalam
integrasi kebijakan
kebijakan peraturan pemerintah
program pengendalian
dan Qanun (peraturan
pencemaran dan
daerah local) belum
kerusakan DAS
berjalan optimal
Citarum
dikarenakan kurangnya
pemahaman tupoksi
stakeholder kunci dalam
mengelola daerah Aliran
Sungai Krueng Aceh
Tujuan diadakannya Hasil penelitian ini
4 Feny Irfan Muhammad Implementasi Kebijakan Disertasi ini
penelitian ini adalah menunjuukan bahwa
dan Yahya M Abdul Aziz Dalam Mitigasi Bencana menggunakan metode
untuk mengetahui sejauh terdapat permasalahan
(2020) Banjir Di Desa campuran.
mana implementasi ekonomi, social, dan
Dayeuhkolot
Tujuan dari disertasi ini
kebijakan Mitigasi structural akibat adanya
adalah untuk
272
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Bencana Banjir di desa banjir di Sungai menganalisis upaya
Dayeuhkolot kecamatan Dayeuhkolot sehingga peningkatan kondisi
Dayeuhkolot kabupaten terjadinya penurunan lingkungan di daerah
Bandung diterapkan fungsi Sungai aliran sungai citarum.
Dayeuhkolot. Kebijakan
Perbedaannya terletak
penanggulangan
pada output dari kajian
fenomena Sungai
ini adalah pada model
dayeuhkolot tersebut
integrasi kebijakan
diantisapis melalui
program pengendalian
Peraturan Daerah
pencemaran dan
Kabupaten Bandung
kerusakan DAS
Nomor 02 Tahun 2013,
Citarum
dimana kebijakan
tersebut belum
terlaksana secara optimal
dikarenakan kurangnya
kolaborasi dan
komunikasi dari public
dan stakeholder sebagai
273
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
upaya mencegah banjir di
sepanjang Sungai
Dayeuhkolot.
Adapun tujuan penelitian Hasil penelitian ini
5 Harmiati et al. (2018) Implementasi Good Disertasi ini
ini adalah Penelitian ini menunjukan bahwa
Enviromental menggunakan metode
bertujuan untuk pengelolaan Daerah
Governance dalam campuran.
mengetahui upaya dan ALiran Sungai terpadu
Pengelolaan Daerah
Tujuan dari disertasi ini
kolaborasi antara pihak merupakan pelaksanaan
Aliran Sungai (Das)
adalah untuk
pemerintah, swasta, dan yang sifatnya partisipatif
Bengkulu
menganalisis upaya
masyarakat Kabupaten antara stakeholder dalam
peningkatan kondisi
Bengkulu Tengah dalam pemerintahan dan
lingkungan di daerah
pengelolaan Daerah masyarakat.
aliran sungai citarum.
Aliran Sungai Bengkulu,
sehingga terwujudnya Perbedaannya terletak
tata kelolah lingkungan pada output dari kajian
yang baik (good ini adalah pada model
enviromental integrasi kebijakan
governance) program pengendalian
pencemaran dan
274
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
kerusakan DAS
Citarum
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Citarum
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Penelitian ini bertujuan Hasil penelitian ini
8 Yoan dan Lilin (2015) Evaluasi Rehabilitasi Disertasi ini
untuk mengevaluasi menjelaskan bahwa
Hutan dan Lahan (RHL) menggunakan metode
model untuk mengukur kebijakan Rehabilitasi
di Daerah Aliran Sungai campuran.
capaian program Hutan dan Lahan Daerah
(DAS) Juwana pada
Tujuan dari disertasi ini
rehabilitasi hutan dan Aliran Sungai Juwana
Kawasan Gunung Muria
adalah untuk
lahan pada kawasan telah berhasil dengan
Kabupaten Pati
menganalisis upaya
gunung Muria. melaksanakan pemetaan
peningkatan kondisi
pengelolaan dan
lingkungan di daerah
perlibatan masyarakat
aliran sungai citarum.
telah terlaksana
berdasarkan kebijakan Perbedaannya terletak
yang berlaku. Namun pada output dari kajian
terjadi permasalahan ini adalah pada model
dimana lemahnaya integrasi kebijakan
keterlibatan kendali program pengendalian
pemerintahan pencemaran dan
kerusakan DAS
Citarum
277
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Penelitian ini bertujuan Hasil penelitian ini
9 Karouw, Daud, dan Implementasi Kebijakan Disertasi ini
untuk mengevaluasi menunjukan bahwa
Grace Pengelolaan Daerah menggunakan metode
implementasi kebijakan pengelolaan dan
Aliran Sungai Tondano Di campuran.
olaan Daerah Aliran pelaksanaan kebijakan
Provinsi Sulawesi Utara
Tujuan dari disertasi ini
Sungai Tondano Di peraturan pengelolaan
adalah untuk
Provinsi Sulawesi Utara Daerah Aliran Sungai
menganalisis upaya
Tondano terlaksana
peningkatan kondisi
dengan daik dengan
lingkungan di daerah
didukung elemen
aliran sungai citarum.
organisasi dan
konstitusional yang kuat; Perbedaannya terletak
stakeholder atau pada output dari kajian
sumberdaya manusia ini adalah pada model
yang mengetahui tupoksi integrasi kebijakan
dengan baik; dan program pengendalian
implementasi kebijakan pencemaran dan
yang berjalan dengan kerusakan DAS
baik melalui program Citarum
kerja dan kegiatan yang
278
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
terencana
Tujuan dari kajian ini Hasil penelitian ini
10 Direktorat Kehutanan dan Kajian Model Disertasi ini
adalah untuk menjelaskan kajian ilmiah
Konservasi Sumberdaya Pengelolaan Daerah menggunakan metode
memberikan alternatif tentang model alternatif
Air (2013) Aliran Sungai (Das) campuran.
model kebijakan dalam kebijakan
Terpadu
Tujuan dari disertasi ini
pengelolaan DAS terpadu pengelolaan Daerah
adalah untuk
dalam bentuk kerangka Aliran Sungai terpadu
menganalisis upaya
kerja yang dapat sebagai bentuk
peningkatan kondisi
diimplementasikan dalam pengembangan wilayah
lingkungan di daerah
jangka waktu tertentu, aliran sungai
aliran sungai citarum.
baik yang bersifat umum berkelanjutan, wilayah
untuk seluruh DAS rehabilitasi dan Perbedaannya terletak
maupun yang bersifat konservasi sumberdaya pada output dari kajian
khusus atas dasar alam, pembentukan ini adalah pada model
kelompok kriteria elemen kelembagaan integrasi kebijakan
kekritisannya yang relevan, dan program pengendalian
pendekatan dalam pencemaran dan
perencanaan serta kerusakan DAS
penyusunan program Citarum
279
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Daerah Aliran Sungai
Tujuan secara lebih Hasil penelitian ini
11 Iwan Mulyana (2014) Perencanaan Disertasi ini
rincinya diuraikan menjelaskan bahwa
Pengelolaan Daerah menggunakan metode
sebagai berikut : pemetaan wilayah
Aliran Sungai Di campuran.
a. memberikan batasan Daerah Aliran Sungai
Kabupaten Kuningan
Tujuan dari disertasi ini
yang jelas tentang dapat dipetakan secara
adalah untuk
DAS pada wilayah administratif dan
menganalisis upaya
administratif geografis untuk
peningkatan kondisi
Kabupaten Kuningan keperluan pemetaan
lingkungan di daerah
secara wilayah pengelolaan dan
aliran sungai citarum.
terkomputerisasi mitigasi bencana
melaui analisis Perbedaannya terletak
Sistem Informasi pada output dari kajian
Geografis; ini adalah pada model
b. menghasilkan integrasi kebijakan
gambaran karkterisi program pengendalian
DAS menurut tingkat pencemaran dan
kerawanan banjir, kerusakan DAS
kekritisan lahan, Citarum
280
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
kerentanan gerakan
tanah, sehingga
dapat menjadi
masukan untuk
penyusunan
Kebijakan Rencana
Program (KRP) yang
membutuhkan lokasi
sasaran kegiatan; dan
c. memberikan masukan
terkait upaya- upaya
perencanaan
pengelolaan DAS
yang terpadu meliputi
proses perencanaan,
pelaksanaan dan
pengendalian KRP.
Penelitian ini bertujuan Fokus pada kajian ini
12 Raharja, S.J. (2015) Synergy in the Disertasi ini
untuk mengetahui sistem adalah sinergi pada
Watershed Management: menggunakan metode
281
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Case Study on Citarum pengelolaan DAS di tataran organisasi dalam campuran.
Watershed – Indonesia. indonesia manajemen pengelolaan
Tujuan dari disertasi ini
International Journal of Daerah Aliran Sungai
adalah untuk
Humanities and Social Citarum dengan
menganalisis upaya
Science Invention, Vol. 4, menggunakan metode
peningkatan kondisi
Issue. 3, Maret : 19-23 kualitatif. Hasil yang
lingkungan di daerah
didapatkan adalah
aliran sungai citarum.
pengelolaan Daerah
Perbedaannya terletak
Aliran Sungai Citarum
pada output dari kajian
belum maksimal dan
ini adalah pada model
efektif karena beberapa
integrasi kebijakan
hal: (1) Tidak ada Master
program pengendalian
Plan acuan Pengelolaan.
pencemaran dan
(2) Masalah Area
kerusakan DAS
Pengelolaan. (3) Tidak
Citarum
ada integrasi antara Visi
dan Misi. (4) Konflik
Kepentingan.
Penelitian ini bertujuan
13 Juniarti (2020) Upaya Peningkatan Disertasi ini
282
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Kondisi Lingkungan Di untuk mengetahui upaya Hasil penelitian yang menggunakan metode
Daerah Aliran Sungai peningkatan kondisi telah dilakukan campuran.
Citarum. Kumawula: lahan lingkungan di DAS menunjukkan adanya
Tujuan dari disertasi ini
Jurnal Pengabdian Citarum peningkatan kesadaran
adalah untuk
Kepada Masyarakat, masyarakat tentang
menganalisis upaya
3(2), 256-271. lahan kritis, konservasi
peningkatan kondisi
air, pengelolaan sampah,
lingkungan di daerah
sanitasi lingkungan dan
aliran sungai citarum.
mitigasi bencana.
Perbedaannya terletak
pada output dari kajian
ini adalah pada model
integrasi kebijakan
program pengendalian
pencemaran dan
kerusakan DAS
Citarum
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
Kearifan Lokal di implementasi kebijakan menunjukkan bahwa campuran.
Kabupaten Manggarai pariwisata berbasis ketersediaan sumber
Tujuan dari disertasi ini
Barat kearifan lokal di daya pendukung
adalah untuk
Kabupaten Manggarai implementasi belum
menganalisis upaya
Barat dialokasikan dengan
peningkatan kondisi
jelas, komunikasi dan
lingkungan di daerah
koordinasi belum berjalan
aliran sungai citarum.
optimal, kondisi eksternal
Perbedaannya terletak
(sosial, ekonomi, dan
pada output dari kajian
politik) menghambat
ini adalah pada model
implementasi kebijakan
integrasi kebijakan
Pariwisata Berbasis
program pengendalian
Kearifan Lokal di
pencemaran dan
Kabupaten Manggarai
kerusakan DAS
Barat secara efektif dan
Citarum
optimal. Implikasinya
adalah aktivitas
pariwisata berbasis
kearifan lokal belum
284
Perbedaan penelitian
Nama Peneliti, Tahun Temuan atau Kontribusi
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian terdahulu dengan
dan Judul Penelitian Penelitian
disertasi ini
berkontribusi secara
optimal bagi pemerintah,
swasta dan masyarakat
dari sisi ekonomi.