Anda di halaman 1dari 12

Metode Penerjemahan

Tata Bahasa
KELOMPOK 1
Dwi Lestari
Fitri Nur Fadilah
Frista Nanda Pratiwi
Janiarto Mihendra
Nurrohmah Citadiyah
Menurut Richards,
J., & Rodgers, T dalam
Approaches and Method in Language Teaching (1986)
Metode Penerjemahan Tata Bahasa pertama kali
dikenal di Amerika Serikat dengan nama Metode
Prussian
Karakteristik
Metode Penerjemahan Tata Bahasa
Cara untuk mempelajari bahasa, dengan pendekatan analisis rinci
peraturan tata bahasa, diikuti penerapannya melalui tugas
menerjemahkan kalimat dan teks
Berfokus pada kegiatan membaca dan menulis, sedikit perhatiannya
pada kegiatan berbicara dan mendengarkan
Seleksi kosakata didasarkan pada teks bacaan yang digunakan. Kata
diajarkan melalui daftar kata dwibahasa, kamus, dan ingatan
Fokus pada kalimat sebagai satuan dasar pengajaran dan praktik bahasa
Penekanan pada akurasi, capaian standar terjemahan tinggi
Aturan tata bahasa diajarkan secara deduktif: penjelasan suatu bahasa
diikuti praktik latihan penerjemahan
Siswa penutur jati suatu bahasa menjadi media instruksi untuk
menjelaskan perbandingan antara bahasa asing dengan bahasa yang
dituturkan oleh penutur jati
Menurut Brown dalam
Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa (2007; 17)
Metode Penerjemahan Tata Bahasa dikenal
sebagai Metode Klasik

Berfokus pada:
• Kaidah-kaidah gramatikal
• Hafalan kosakata serta berbagai deklinasi dan
konjugasi
• Penerjemahan teks
• Pengerjaan latihan-latihan tertulis
Perbedaan antara Metode Penerjemahan Tata Bahasa dan
Metode Klasik tidak banyak, diluar fokusnya pada kaidah-kaidah
gramatikal yang menjadi dasar penerjemahan bahasa kedua ke bahasa
asli

Metode Penerjemahan Tata Bahasa menolak upaya untuk


memperbarui metodologi pengajaran bahasa, dan tetap menjadi
metodologi standar bagi pengajaran bahasa di lembaga-lembaga
pendidikan
Karakter Utama Metode Penerjemahan Tata Bahasa
(Prator dan Celce-Murcia, 1979:3)
Kelas-kelas diajar dalam bahasa ibu; sedikit penggunaan B2
Sebagian besar kosakata diajarkan dalam bentuk daftar kata-kata
terpisah

Menjelaskan secara rinci kepelikan tata bahasa


Membaca teks-teks klasik sulit sudah dimulai sejak dini
Teks-teks dipakai sebagai latihan dalam analisis tata bahasa
Latihan berkala dalam penerjemahan kalimat dari B1 ke B2
Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap pengucapan
Menurut Subyakto dalam
Metodologi Pengajaran Bahasa (1988: 9)
Metode Penerjemahan Tata Bahasa disebut
metode tradisional (bukan yang paling tua)

Pencerminan cara bahasa-bahasa Yunani Kuno dan Latin


• Diajarkan di sekolah/universitas, dianggap memiliki
“nilai pendidikan tinggi” dan “disiplin batin”
• Didasarkan asumsi “logika semesta” (dasar semua
bahasa di dunia, tata bahasa adalah cabang logika)
• Kategori yang ideal
Kelebihan Metode Penerjemahan Tata Bahasa

• Pelajar mahir menerjemahkan dari dan ke BT


(Bahasa Tujuan/Bahasa Kedua)

• Pelajar hafal aturan-aturan BT yang disampaikan


dalam BS (Bahasa Sumber/Bahasa Pertama)
Kelemahan Metode Penerjemahan Tata Bahasa
Analisis tata bahasa mungkin baik bagi mereka yang merancangnya, tetapi pelajar
bingung karena analisis yang rumit
Terjemahan kalimat demi kalimat sering mengacaukan makna dalam konteks yang luas 
konteks idiom
Para pelajar mendapat pelajaran dalam satu ragam tertentu, yakni ragam sastra. Hal itu
bukan ragam bahasa sehari-hari
Para pelajar menghafal aturan-aturan bahasa yang disajikan secara preskriptif.
Kemungkinan hal itu tidak berlaku bagi bahasa sehari-hari
Para pelajar sebetulnya tidak belajar menggunakan BT, tetapi “bahasa yang baru” (istilah-
istilah dan aturan-aturan bahasa diambil dari satu “model”, yakni latin yang dianggap
mewakili bahasa yang ideal. Namun, semua bahasa tidak sama aturannya, dan memiliki
ciri tersendiri)
Perbandingan
Metode Penerjemahan Tata Metode Audiolingual Metode Komunikatif
Bahasa
Fokus pada kemampuan membaca dan Fokus pada kemampuan mendengarkan Gabungan dari Metode Penerjemahan
menulis dan berbicara Tata Tahasa dan Metode Audiolingual

Disiplin menerapkan unsur metakognitif Mengurangi/ bahkan menghilangkan Tetap memperkenalkan kaidah tata
(pengajaran bentuk-bentuk tata bahasa) unsur metakognitif (fokus pada bahasa, tetapi juga mengajarkan untuk
pengaplikasian bahasa dalam kehidupan berkomunikasi secara lugas, spontan,
sehari-hari) dan bermakna
Guru sebagai pusat Guru sebagai pusat, tetapi murid Murid sebagai pusat, guru sebagai
memberi respon fasilitator/pemicu
Latar belakang metode ini untuk Latar belakang metode ini untuk Latar belakang metode ini adalah adanya
pembelajaran di sekolah/universitas penerapan di kehidupan sehari-hari tuntutan masyarakat untuk menguasai
(dalam ranah akademik) (contoh: penempatan tenaga ahli di kompetensi bahasa secara organisasional
negara jajahan) (gramatikal dan tekstual) dan pragmatis
(ilousioner dan sosiolinguistik)

Tujuan belajar untuk pengetahuan Tujuan belajar untuk keterampilan Tujuan belajar untuk pengetahuan dan
(pedagogis) (praktis) keterampilan
Daftar Pustaka
• Richards, J., dan Rodgers, T. (1986). Approaches and Method in
Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press
• Brown, H. D. (2008). Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa,
Edisi Kelima. Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat
• Subyakto-N, S. U. (1998). Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai