Pengajaran bahasa melibatkan sekurang-kurangnya tiga disiplin, yakni (a) linguistik, (b)
psikologi dan (c) ilmu pendidikan. Linguistik memberi informasi kepada kita mengenai bahasa
secara umum dan mengenai bahasa-bahasa tertentu. Psikologi menguraikan bagaimana orang
belajar sesuatu, dan Ilmu Pendidikan atau Pedagogi memungkinkan kita untuk meramu semua
keterangan dari (a) dan (b) menjadi satu pendekatan, metode, dan teknik yang sesuai dipakai di
kelas untuk memudahkan proses belajar-mengajar bahasa.
Sejalan dengan perkembangan ilmu linguistik dan ilmu psikologi ini, metode-metode itu
mencerminkan disiplin-disiplin tersebut di atas, juga ikut berubah. Oleh karena itu, jawaban atas
pertanyaan Apa bahasa itu?" dan "Bagaimana bahasa itu dipelajari orang?", dan Metode apa
yang paling baik untuk mengajar bahasa kedua/asing? sehingga kita masih tetap mencari-cari
jawaban yang tepat atas pertanyaan yang diajukan tersebut.
Ada kemungkinan bahwa apa yang sekarang dianggap metode pengajaran bahasa
kedua/asing yang paling baik ternyata tidak mernuaskan apabila diperoleh penemuan -penernuan
yang datang dari bidang linguistik dan psikologi.
Kalau kita meninjau perubahan-perubahan yang paling menonjol dalam linguistik dan
psikologi hingga dewasa ini, yang berpengaruh besar pada pendidikan bahasa sejak era 1970-an,
yaitu Grammar Translation Method, Gouin and The Series Mdethod, Audiolingual Method,
Cognitive Code Learning, Community Language Learning, Suggestopedia, Silent Way, Total
Physical Response (TPR), dan The Natural Approach.
A. Pendekatan, Metode, dan Teknik
Pendekatan, Metode, dan Teknik Pendekatan (approach), metode (method), dan teknik
(technique) merupakan tiga istilah yang sering digunakan dalam bidang pengajaran bahasa.
Mengingat kentalnya hubungan ketiga istilah tersebut karena merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, maka semua istilah tersebut sering dianggap sama sehingga sering
dipakai secara bergantian. Padahal masing-masing istilah tersebut memiliki makna tertentu yang
membedakan antara yang satu dengan yang lainnya.
Pendekatan biasa diartikan sebagai cara memulai sesuatu. Atau sering diartikan dengan
pengertian yang lebih luas yaitu sebagai seperangkat asumsi tentang hakekat bahasa, pengajaran
bahasa, dan proses belajar bahasa. Edward Anthony memaknai pendekatan sebagai satu latar
belakang filosofis mengenai pokok bahasan yang hendak diajarkan (Brown, 2001:14).
Berbeda dengan pendekatan, dalam dunia pengajaran metode merupakan rencana
penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan
tertentu. Jadi metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan pendekatan bersifat
aksioma dan metode bersifat prosedural. Tidak aneh apabila dari satu pendekatan biasanya akan
muncul pemakaian beberapa metode.
Berbeda dengan pendekatan dan metode, teknik mengandung pengertian cara-cara dan
alat-alat yang digunakan guru dalam kelas. Teknik adalah daya upaya, usaha-usaha, atau cara-
cara yang digunakan guru dalam mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pengajaran pada
waktu itu. Jadi teknik tiada lain hanyalah kelanjutan dari metode, sedangkan arahnya harus
sesuai dengan pendekatan.
Dengan melihat penjelasan-penjelasan di atas, dapatlah kita pahami bersama bahwa
ketiga istilah (pendekatan, metode, dan teknik) tersebut jelas berbeda. Tetapi istilah-istilah
tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan mengingat antara yang satu dengan yang lainnya saling
berkaitan dan saling melengkapi.
Para pakar bahasa hingga saat ini masih meneliti alternatif pendekatan, metode, dan teknik
yang tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa (bahasa asing).
1. The Grammar Translation Methode
Metode ini lahir dari dua metode, yaitu The Translation Methode dan The
Grammar Methode. Metode Translation sering juga disebut "metode tradisional". Ini tidak
berarti bahwa metode ini yang paling tua. Istilah "tradisional" mungkin dipakai dalam arti bahwa
metode ini merupakan pencerminan yang paling tepat dari cara bahasa-bahasa Yunani kuno dan
Latin diajarkan selama berabad-abad.
Walaupun kedua bahasa ini tidak lagi begitu banyak digunakan di antara para ilmuwan sebagai
bahasa pengantar (abad ke-15), tetapi masih banyak sekolah/universitas yang mengharuskan
pelajar/mahasiswanya belajar bahasa-bahasa ini karena dianggap mempunyai "nilai pendidikan
yang tinggi" dalam membaca buku-buku bahasa klasik, dan juga karena "disiplin batin" yang
dilatih melalui analisis-logis bahasanya, penghafalan kaidah-kaidah bahasa dan pola-pola kalimat
yang rumit serta penerapan kaidah-kaidah dan pola-pola dalam latihan terjemahan.
Metode ini berdasarkan asumsi bahwa ada satu "logika semesta" (universal logic) yang
merupakan dasar semua bahasa di dunia ini, dan bahwa tata bahasa adalah cabang dari logika.
Kategori-kategori tata bahasa Indo-European (yang diwakili oleh bahasa Latin) dianggap
kategori-kategori yang ideal. Banyak ilmuwan pada abad ke-19 menganggap bahwa
bahasa-bahasa Eropa modern adalah pencampuran yang kurang baik dari tata bahasa klasik
(tradisional) yakni bahasa Latin, dan bahwa bahasa-bahasa lain di dunia ini (bahasa-bahasa di
luar Eropa) sebagai bahasa-bahasa yang masih "primitif dan belum berkembang"
(Brown,2001:18).
Langkah-langkah penyajian Grammar Translation Methode adalah:
a. Guru mulai dengan mernberikan definisi-definisi jenis kata, imbuhan jenis kata itu,
kaidah-kaidah yang harus dihafalkan dalam BS (Bahasa Sumber), contoh-contoh yang
menggarisbawahi kaidah-kaidah BT (Bahasa Target), dan perkecualian-perkecualian
kaidah-kaidah BT yang diajarkan itu.
b. Guru melatih pelajar dalam terjemahan kalimat-kalimat dan kemudian paragraf-paragraf. Materi
yang digunakan dipilih dari buku-buku sastra yang bahasanya memiliki ragam yang "estetis".
Para pelajar diharapkan untuk mengenal kaidah-kaidah tata bahasa yang telah dihafalkan, dan
menerapkannya pada terjemahannya. Ini melibatkan suatu pernikiran yang rumit mengenai
pengimbuhan jenis-jenis kata yang telah dihafalkan, agar sesuai dengan terjernahan yang diminta
oleh guru.
c. Guru memberi daftar kosakata untuk dihafalkan. Katakata itu lepas dari konteks kalimat, dan
guru menyuruh para pelajar untuk memberi terjernahan kosakata BT itu.
d. Guru memberi pekerjaan rumah berupa persiapan terjernahan halaman-halaman dari buku
sastra itu untuk dibicarakan pada perternuan berikutnya.
Pada metode Grammar (The Grammar Methode), siswa mempelajari kaidah-kaidah gramatika
bersama-sama dengan daftar atau kelompok-kelompok kosakata. Kata-kata tersebut kemudian
dijadikan frase atau kalimat berdasarkan kaidah yang telah dipelajari.
Pada metode ini penguasaan kaidah-kaidah lebih diutamakan daripada penerapannya.
Ketrampilan lisan, seperti pelafalan, tidak dilakukan. Metode ini mudah penerapannya karena
guru tidak harus fasih berbicara bahasa yang harus dipelajari, sedangkan evaluasi dan
pengawasannya juga tidak sulit.
Metode Translation (the Translation Method) berisi kegiatan-kegiatan penerjemahan teks
yang dilakukan dari hal mudah ke hal yang sulit. Pertama dari bahasa sasaran ke bahasa ibu dan
sebaliknya. Penerjemahan teks dilakukan dengan cara penerjemahan kata per kata maupun
gagasan per gagasan termasuk ungkapan-ungkapan idiomatik.
Perpaduan dua metode tersebut di atas melahirkan metode Grammar-Translation (the
Grammar Translation Method / GTM) yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Pengajaran dimulai dengan pemberian kaidah-kaidah gramatika dan mengacu pada kerangka
gramatika formal.
- Kosakata yang diajarkan bergantung pada teks yang dipilih sehingga tidak ada kesinambungan
antara kelompok atau daftar kosakata yang satu dengan yang lainnya.
- Penghafalan dan penerjemahan merupakan ciri kegiatan yang menonjol, yaitu menghafal dan
menerjemahkan kosakata dan kaidah gramatika.
- Pelafalan tidak diajarkan atau sangat dibatasi hanya pada beberapa aspek saja.
- Lebih menekankan pada ketrampilan membaca dan menulis daripada menyimak dan berbicara.
Dari uraian di atas, GTM dapat didefinisikan sebagai metode pengajaran bahasa melalui
analisis kaidah-kaidah bahasa secara rinci dan diikuti dengan penerapan pengetahuan tentang
kaidah-kaidah tersebut untuk tujuan penerjemahan kalimat-klimat dan teks-teks, baik dari bahasa
sasaran (Bahasa Target) ke bahasa ibu atau sebaliknya.
Ciri-ciri GTM:
- menekankan ketepatan; siswa diharapkan dapat mencapai standar yang tinggi dalam
penerjamahan.
- meruntutkan butir atau kaidah-kaidah gramatika bahasa sasaran (Bahasa Target) dengan ketat
dalam silabus.
- menggunakan bahasa ibu pelajar sebagai medium instruksi
Teknik-teknik dalam Grammar Translation Method:
- Translation of a literary passage
- Reading comprehension questions
-. Antonyms/Synonyms
- Cognates
- Deductive application of rule
- Fill-in-the-blanks
- Memorization
- Use words in sentences
- Composition
2. Gouin and The Series Method
Metode ini telah dimulai pada akhir 1800 dengan Francois Gouin. Seorang guru dari Prancis
yang luas wawasannya tentang bahasa Latin (Brown,2001:19). Metode ini mirip dengan Metode
Langsung (Direct Method). Metode ini memerlukan deskripsi bahasa yang tidak membolehkan
komunikasi antara peserta didik. Metode Gouin Seri adalah metode belajar bahasa yang
langsung tanpa terjemahan dan tanpa konsep aturan tata bahasa.
Belajar bahasa kedua dengan metode Gouin Seri dibuat mirip belajar bahasa pertama,
banyak interaksi lisan, penggunaan bahasa secara spontan, tidak ada terjemahan antara bahasa
pertama dan kedua, merespon kelas pertama melalui pantomim.
Metode ini didasarkan atas tahapan pemerolehan bahasa pada anak. Metode ini didasarkan
pada prinsip pengajaran bahasa adalah mentransformasi persepsi ke dalam konsep. Metode ini
adalah sebuah metode yang mengajarkan siswa secara langsung dan terkonsep serangkaian
kalimat-kalimat yang berhubungan yang mudah diterima.
Contoh kalimat yang dipakai dalam mempelajari bahasa dengan Metode Seri Gouin adalah
seperti berikut:
- Saya berjalan menuju pintu.
- Saya menggambar dekat dengan pintu.
- Saya menggambar dekat pintu.
- Saya sampai ke pintu.
- Saya berdiri di depan pintu.
- Saya membuka pintu.
- Saya menarik pintu.
Kalimat-kalimat yang dicontohkan di atas mempunyai kaidah gramatika , kosa kata, dan
hubungan antar kata yang lengkap, sehingga mudah dimengerti, mudah diingat, dan berhubungan
dengan realitas keseharian.
3. The Direct Method
Pendekatan ini pada awalnya dikembangkan sebagai reaksi terhadap pendekatan terjemahan
tata bahasa dalam upaya untuk lebih mengintegrasikan penggunaan bahasa target dalam
pengajaran dan komunikasi di dalam kelas, dengan dengan menghindari teknik penerjemahan
bahasa pertama. Metode ini mirip dengan metode Seri Gouin, yaitu, bahwa belajar bahasa
kedua harus mirip dengan pembelajaran bahasa pertama; banyak interaksi lisan, dan sedikit
aturan analisis gramatikal.
Pembelajaran dengan Direct Method atau metode langsung dimulai dengan dialog lisan
dan gambar, bahasa ibu tidak digunakan dan ada terjemahan. Pilihan jenis latihan adalah
rangkaian pertanyaan dalam bahasa target berdasarkan dialog yang lucu atau anecdotal naratif.
Pertanyaan akan dijawab dalam bahasa target.
Tata bahasa yang diajarkan biasanya secara induktif, yaitu dari praktek dan pengalaman
dengan bahasa target. Kegiatan belajar dilanjutkan dengan membaca karya sastra yang disenangi.
Teks tidak dianalisis secara gramatikal. Budaya yang terkait dengan bahasa target diajarkan
secara induktif. Unsur budaya dianggap aspek penting dalam pembelajaran bahasa.
Pengajaran langsung merupakan revisi dari Grammar Translation Method karena metode
ini dianggap tidak dapat membuat siswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
asing yang sedang dipelajari. Dalam proses pembelajaran, penerjemahan dilarang digunakan.
Proses pembelajaran dengan Direct Method, guru menyuruh siswa untuk membaca
nyaring, lalu guru memberi pertanyaan dalam bahasa yang sedang dipelajari. Selama proses
pembelajaran berlangsung, realita seperti peta atau benda yang sesungguhnya bisa dipergunakan.
Guru bisa menggambar atau mendemonstrasikan. Teknik-teknik dalam Direct Method
(Brown,2001:21) yaitu:
a. Reading aloud
b. Question and answer exercise
c. Getting students to self-correct
d. Conversation practice
e. Fill-in-the-blanks
f. Dictation
g. Map drawing
h. Paragraph writing
Belajar Bahasa
Komunitas:
Bahasa lebih dari
Belajar melibatkan Tidak ada tujuan- Tidak ada
sebuah sistem untuk
seluruh orang. tujuan yang silabus yang
komunikasi. Melibatkan
Belajar adalah proses spesifik. ditetapkan,
seluruh orang, kultur,
pertumbuhan sosial Kepenguasan Kemajuan
proses pendidikan,
dari ketergantungan yang mendekati kursus adalah
proses komunikatif
seperti anak kecil bahasa ibu adalah berbasis topik;
perkembangan.
untuk independensi sasaran. para pembelajar
dan arahan-diri. menyediakan
topik-topik.
Silabus muncul
dari maksud
para pembelajar
dan rumusan-
rumusan ulang
guru.
Pendekatan Alamiah
Inti bahasa adalah Ada dua cara Dirancang untuk Berbasis pada
makna. Kosa kata perkembangan memberi para seleksi atas
bukanlah grammar, bahasa L2: pemula dan para aktivitas-
merupakan jantung akuisisi yaitu pembelajar aktivitas
bahasa. proses stengah-sadar menengah skill- kmunikatif dan
alamiah, dan skill komunikatif topik-topik yang
belajar suatu dasar. Empat area berasal dari
proses sadar. Belajar luas; skill-skill kebutuhan-
tidak dapat komunikatif kebutuhan
mengarah kepada personal yang pembelajar.
akuisisi. mendasar
(lisan/tertulis);
skill-skill belajar
akademis (lisan
tertulis).
Suggestopedia:
Agak bersifat Belajar terjadi Untuk mengirim Sepuluh kursus
konvensional, sekalipun melalui saran, ketika kompetensi unit yang terdiri
pengingatan/memorisasi para pembelajar percakapan maju atas 1200 dialog
atas seluruh teks yang sedang dalam secara cepat. Para kata yang
penuh makna keadaan santai pembelajar dikelaskan atau
direkomendasikan.. secara dalam. Musik diminta untuk yang
Baroka digunakan menguasai daftar- ditingkatkan
untuk mendorong daftar yang oleh grammar
keadaan ini. banyak sekali dan kosa kata.
yang terdiri atas
pasangan-
pasangan kosa
kata, sekalipun
sasarannya adalah
memahami
bukannya
pengingatan.
Pengajaran Bahasa
Komunikatif:
Bahasa adalah sebuah
Aktivitas-aktivitas Tujuan-tujuan Akan meliputi
sistem untuk ekspresi
yang melibatkan akan beberapa/semua
makna; fungsi primer
komunikasi- merefleksikan hal berikut:
interaksi dan
komunikasi riil; kebutuhan- struktur-
komunikasi.
menjalankan tugas- kebutuhan si struktur, fungsi-
tugas yang penuh pembelajar; fungsi, notions,
makan; dan mereka akan tema-tema,
menggunakan mencakup skill- tugas-tugas.
bahasa yang skill fungsional Penataan akan
bermakna untuk serta tujuan- dipandu oleh
pembelajar tujuan linguistik. kebutuhan-
mempromosikan kebutuhan
belajar. pembelajar.
.
Tipe-tipe Aktivitas Peran-peran bahasa Peran-peran guru Peran-peran materi
Dialog-dialog dan latihan- Organisme- Metode yang Berorientasi guru
latihan, pengulangan dan organisme yang didominasi guru secara dasar. Kaset
memorisasi/ pengingatan, dapat diarahkan oleh yang bersifat dan visual, lab bahasa
praktek pola. teknik-teknik latihan aktif dan sentral. yang kerap
yang berketrampilan Menyediakan digunakan.
untuk menghasilkan model,
respon-respon yang mengontrol
benar. arahan dan
pacuan.
Latihan-latihan imperatif Pendengar dan Peran aktif dan Tanpa teks dasar;
untuk mengangkat pelaksana, sedikit langsung: materi-materi dan
tindakan-tindakan fisik. pengaruh terhadap direktur media mempunyai
isi belajar. permainan peran penting
panggung: dengan kemdian. Awalnya
para siswa suara, aksi/tindakan,
sebagai aktor- gerak-gerik adalah
aktornya. memadai.
Respon-respon Belajar adalah Guru-guru harus Materi-materi unik:
pembelajar untuk proses pertumbuhan (a) mengajar (b) batang-batang yang
perintah-perintah, pribadi. Para menguji, (c) berwarna,
pertanyaan-pertanyaan pembelajar keluar dari pengucapan-
dan petunjuk-petunjuk bertanggung jawab cara/jalan. Tetap pengucapan yang
visual. Aktivitas-aktivitas untuk belajarnya tidak pasif, dikode dengan warna
mendorong/menyemangati sendiri dan harus Menolak godaan dan grafik/chart kosa
dan membentuk respon- mengembangkan untuk memodel, kata.
respon lisan tanpa independensi, memodel ulang,
penjelasan grammatikal otonomi, dan membantu,
atau pemodelan oleh tanggungjawab. mengarahkan dan
guru. mendesak.
Kombinasi dari yang Para pembelajar Konseling/analogi Tanpa buku teks,
inovatif dan yang adalah anggota- orangtua. Guru yang akan
konvensional. anggota dari sebuah menyediakan menghalangi /
Terjemahan, kerja grup, komunitas. Belajar lingkungan yang merintangi
perekaman, transkripsi, tidak diamati aman yang siswa- pertumbuhan.
refleksi, dan observasi, sebagai siswanya dapat Bahan/materi
prestasi/pencapaian belajar dan dikembangkan
mendengarkan, individu, tetapi berkembang sebagai kemajuan-
percakapan bebas. sesuatu yang dicapai tumbuh. kemajuan kursus.
secara kolaboratif.
Aktivitas-aktivitas yang Seharusnya tidak Guru adalah Materi-materi berasal
mempermudah input yang berusaha sumber primer dari realita daripada
dapat dipahami, tentang mempelajari bahasa dari input yang buku-buku teks.
banyak hal disini dan dalam arti dapat dipahami. Sasaran primernya
sekarang. Berfokus pada biasa,tetapi Harus adalah
makna, bukan bentuk. seharusnya mencoba menciptakan mempromosikan
kehilangan diri iklim kegelisahan pemahaman dan
mereka sendiri yang rendah. komunikasi.
dalam aktivitas- Harus memilih
aktivitas yang dan mengarang
melibatkan campuran kaya
komunikasi yang akan aktivitas-
penuh makna. aktivitas ruang
kelas.
Inisiatif-inisiatif, Harus menjaga Menciptakan Terdiri atas teks-teks,
pertanyaan, dan jawaban, keadaan pasif dan situasi-situasi kaset-kaset,
permaian-peran, mempermudah dimana perlengkapan tetap,
mendengarkan latihan- materi-materi yang pembelajar sangat dan musik. Teks-teks
latihan berdasarkan dikerjakan pada dapat disarankan seharusnya
relaksasi yang dalam. mereka (daripada dan mempunyai kekuatan,
sebaliknya). menghadirkan kualitas terkait
bahan/material kesusasteraan, dan
dalam suatu cara karakter-karakter
yang sangat yang menarik.
cenderung
mendorong
penerimaan
positif dan
pemerhatian.
Harus
memancarkan
otorita dan
kepercayaan.
Mengikutkan para Pembelajar sebagai Fasilitator proses Peran primer dalam
pembelajar dalam negosiator, komunikasi, mempromosikan
komunikasi, melibatkan interaktor, memberi tugas-tugas kegunaan/penggunaan
proses-proses seperti serta mengambil. peserta, dan teks- bahasa komunikatif;
berbagi informasi, teks; bahan-bahan yang
negosiasi makna dan membutuhkan berbasis tugas;
interaksi. analis, konselor, bersifat otentik.
dan manajer
proses.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan adalah sebuah dasar pijakan dalam
pengajaran
bahasa. Dari pendekatan inilah metode dan teknik ditentukan untuk kemudian disampaikan di
dalam kelas, atau
apa yang disebut pengajaran bahasa. Pengajaran bahasa tanpa pendekatan yang jelas, hanya akan
mengaburkan metode dan teknik, dan akhirnya, menghasilkan produk pengajaran bahasa yang
bias.
Pengajaran bahasa berdasarkan metode, pendekatan, desain, dan prosedur. Sebuah metode adalah
ibarat
sebuah payung interrelasi yang spesifik dari sebuah teori dan praktik. Sebuah pendekatan
memberi batasan
pada asumsi-asumsi, kepercayaan-kepercayaan, dan teori-teori mengenai hakekat bahasa dan
pengajaran
bahasa. Dan desain bertugas menciptakan hubungan yang khusus antara teori-teori tersebut
dengan materi ajar
dan kegiatan-kegiatan pembelajaran. Adapun prosedur adalah teknik-teknik dan praktik-praktik
yang
bermuasal dari satu pendekatan dan desain.
Daftar Pustaka
Brown, H. Douglas. 2001.Teaching by Principles an Interactive Approach to Language Pedagogy.
Second Edition.A Pearson Education Company.