Anda di halaman 1dari 14

PERATURAN DESA MASAKAMBING

NOMOR 01 TAHUN 2019

TENTANG

DAFTAR KEWENANGAN DESA


BERDASARKAN HAK ASAL-USUL
DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
DESA MASAKAMBING

KECAMATAN MASALEMBU
KABUPATEN SUMENEP PROVINSI JAWA TIMUR
KEPALA DESA MASAKAMBING
KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN DESA MASAKAMBING


NOMOR 01 TAHUN 2019

TENTANG

DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL-USUL


DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA MASAKAMBING

Menimbang : 1. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan


Bupati Sumenep tentang Daftar Kewenangan Desa
Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala
Desa;
2. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, maka perlu menetapkan Daftar Kewenangan
Desa Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa dengan Peraturan Desa.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1950


tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten di
Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 9) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor
19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2730);
2. Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
4. Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik IndonesiaNomor
44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);
8. Peraturan Bupati Sumenep Nomor 87 Tahun 2018 tentang
Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-Usul Dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa di Kabupaten Sumenep.

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA MASAKAMBING
DAN
KEPALA DESA MASAKAMBING

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DESA MASAKAMBING TENTANG DAFTAR


KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL-USUL
DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI DESA.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :


1. Desa adalah Desa Masakambing Kecamatan Masalembu
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Pemerintah Desa adalah kepala Desa dibantu perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang
mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk
menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
5. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disingkat
BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
6. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala
Desa dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi yang
diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan unsur pendukung
tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang
diwadahi dalam bentuk Pelaksana Teknis dan Unsur
Kewilayahan;
7. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
merupakan mitra Pemerintah Desa dalam pemberdayaan
masyarakat.
8. Unsur masyarakat adalah tokoh adat, tokoh agama, tokoh
masyarakat, tokoh pendidikan, perwakilan kelompok tani,
perwakilan kelompok nelayan, perwakilan kelompok perajin,
perwakilan kelompok perempuan, perwakilan kelompok
pemerhati dan perlindungan anak, perwakilan kelompok
masyarakat miskin, atau masyarakat lainnya sesuai dengan
kondisi sosial budaya masyarakat setempatyang masing-
masing kelompok memiliki kepentingan yang sama serta
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota kelompok;
9. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara BPD,
Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh BPD untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis;
10. Kewenangan Desa adalah hak dan kekuasaan yang dimiliki
oleh pemerintah desa untuk untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat Desa.
11. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa
meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan
masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal-usul dan adat istiadat Desa.
12. Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-Usul adalah
kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah desa
berdasarkan hak yang merupakan warisan yang masih
hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa
sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat,
antara lain sistem organisasi masyarakat adat,
kelembagaan, pranata dan hukum adat, tanah kas Desa,
serta kesepakatan dalam kehidupan masyarakat Desa.
13. Kewenangan Lokal Berskala Desa adalah kewenangan
yang memiliki oleh pemerintah desa untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah
dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan
oleh Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa
dan prakasa masyarakat Desa.
14. Perencanaan pembangunan Desa adalah proses tahapan
kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa
dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan
unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan
dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan Desa;
15. Pembangunan partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan
pembangunan di desa dan kawasan perdesaan yang
dikoordinasikan oleh Kepala Desa dengan
mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan dan
kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan
perdamaian dan keadilan sosial;

16. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah


bidang yang mencakup kegiatan internal pemerintahan desa
dalam rangka mendukung penyelenggaraan pemerintahan
desa, baik dalam upaya meningkatkan sumberdaya
manusia maupun sarana prasarananya.
17. Bidang Pelaksanaan Pembangunan adalah bidang yang
mencakup kegiatan-kegiatan yang bersifat pembangunan
fisik yang hasilnya dapat dirasakan langsung oleh
masyarakat.
18. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah bidang
yang mencakup kegiatan-kegiatan untuk memperkuat
kapasitas sumber daya manusia/individu/masyarakat desa.
19. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa adalah adalah
bidang yang mencakup kegiatan-kegiatan untuk
memperkuat kapasitas organisasi/kelembagaan di tingkat
desa.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Maksud disusunya Peraturan Desa ini adalah untuk


memberikan pedoman bagi Pemerintah Desadalam
mengatur kewenanganya.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Desa ini adalah dalam
rangka mendorong proporsionalitas pelaksanaan bidang
kewenangan desa yang meliputi :
a. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. Pelaksanaan Pembangunan Desa
c. Pembinaan kemasyarakatan Desa;
d. Pemberdayaan Masyarakat Desa.

BAB III
RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup dalam Peraturan Desa ini adalah:


a. Kewenangan berdasarkan hak asal usul;
b. Kewenangan lokal berskala desa; dan
BAB IV
PERINCIAN KEWENANGAN DESA

Bagian Kesatu

KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL-USUL

Pasal 4

(1) Kriteria kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a,antara lain:
a. merupakan warisan sepanjang masih hidup;
b. sesuai perkembangan masyarakat; dan
c. sesuai prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(2) Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-Usul, meliputi :
a. sistem organisasi masyarakat adat;
b. pembinaan kelembagaan masyarakat;
c. pengelolaan tanah kas Desa;
d. Pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik desa; dan
e. pengembangan peran masyarakat Desa.
(3) Kewenangan Desa berdasar hak asal-usul setelah dilakukan
prosesidentifikasi dan inventarisasi kewenangan berdasarkan
hak asal-usul lainnya, meliputi :
A. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan :
1. Pengangkatan dan pemberhentian pembantu/staf
kepala desa non perangkat desa, antara lain :
a. Modin;
b. Juru Konce;
c. Ulu-ulu banyu/ olo banyu;
d. Marbot;
2. Pengelolaan tanah Desa berupa :
a. Tanah percaton;
b. Tanah kas desa;
3. Pencatatan dan Inventarisasi atas kepemilikan hak
atas tanah di desa

B. Bidang Pelaksanaan Pembangunan di Desa :


Pelestarian budaya gotong royong melalui kegiatan :
a. Gotong Royong desa;
b. Bersih desa
C. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa :
Pembinaan seni, budaya, atau tradisi desa, seperti :
a. Nyekar;
b. Muludan/ Molodhan;
c. Tayup;
d. Mocopat;
e. Tok tok;
f. Takbutaan;
g. Saronen;
h. Toron tanah;
i. Salawatan;
j. Rejeban;
k. Syawalan;
l. Petik laut; dan
m. Rokat desa.
D. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa :
Tradisi dan budaya setempat untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, seperti :
a. Mitoni/ Orok Kandung/ Pelet Kandung;
b. Tingkepan;
c. Aqiqoh;
d. Selametan;
e. Tahlilan;
f. Mbesani/Abesanan;
g. Lamaran;
h. Ruwatan; dan
i. Pelestarian tradisi dan budaya lainnya.

Bagian Kedua

KEWENANGAN DESA BERDASARKAN LOKAL BERSKALA


DESA

Pasal 5

(1) Kewenangan Desa Berdasarkan Lokal Bersekala Desa,


sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf b, meliputi :
a. sesuai kepentingan masyarakat Desa;
b. telah dijalankan oleh Desa;
c. mampu dan efektif dijalankan oleh Desa;
d. muncul karena perkembangan Desa dan prakarsa
masyarakat Desa; dan
e. program atau kegiatan sektor yang telah diserahkan ke
Desa
(2) Kewenangan Desa Berdasarkan Lokal Bersekala Desa,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),meliputi :
a. pengelolaan tambatan perahu;
b. pengelolaan pasar desa;
c. pengelolaan tempat pemandian;
d. pengelolaan jaringan irigasi;
e. pengelolaan lingkungan pemukiman masyarakat desa;
f. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos
pelayanan terpadu;
g. pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;
h. pengelolaan perpustakaan desa dan taman bacaan;
i. pengelolaan embung desa;
j. pengelolaan air minum berskala desa;
k. pembuatan jalan desa antar pemukiman ke wilayah desa.

Pasal 6

Kewenangan berdasarkan lokal berskala Desa sebagaimana


dimaksud dalam pasal 5, setelah dilakukan proses identifikasi
dan inventarisasi kewenangan berdasarkan hak asal-usul lainnya,
meliputi :
1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan :
a. Pengelolaan sistem administrasi desa;
b. Pengelolaan sistem informasi desa;
c. Pengelolaan aset desa;
d. Pengelolaan data monografi desa;
e. Pengelolaan dan pendayagunaan profil (potensi) desa;
f. Penyelenggaraan/pemilihan Kepala Desa;
g. Pemilihan Anggota BPD;
h. Pembentukan lembaga kemasyarakatan desa, misalnya
LPMD, TP PKK, Karang Taruna, RT, RW, Posyandu dan
lain-lain.
i. Pendataan penduduk miskin;
j. Penyusunan tata ruang dan peta sosial Desa;
k. Penyelenggaraan kerjasama antar Desa;
l. Pengelolaan BUM Desa;
m. Pengelolaan arsip Desa;
n. Pembangunan dan pemeliharaan kantor Desa dan balai
desa;
o. Peningkatan kapasitas aparatur Desa dan lembaga
kemasyarakatan Desa;
p. Pengangkatan Staf Desa

2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan :


a. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan
infrastruktur jalan milik desa;
b. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan
infrastruktur tebing pengaman jalan milik desa;
c. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan
infrastruktur jembatan desa;
d. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan
pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan sumber energi
mandiri lainnya;
e. Pembangunan/rehab rumah tidak layak huni (RTLH) yang
tidak masuk dalam program pemerintah dan pemerintah
daerah;
f. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan
infrastruktur lingkungan permukiman masyarakat Desa;
g. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana Balai Dusun/RT;
h. Pemberian bantuan, pembangunan, pemanfaatan dan
pemeliharaan rumah ibadah;
i. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana pendidikan keagamaan;
j. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan makam
desa dan petilasan;
k. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan saluran
irigasi tersier;
l. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana olah raga Desa;
m. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan saluran
untuk budidaya perikanan;
n. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana produksi di Desa;
o. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana kesehatan air bersih berskala Desa;
p. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana kesehatan sanitasi lingkungan;
q. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana kesehatan pelayanan kesehatan Desa,
misalnya Polindes, Poskesdes dan lain sebagainya.
r. Pembangunan, pemanfaatan, pembinaan dan
pemeliharaan fasilitas Posyandu;
s. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi
Desa;
t. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana taman bacaan masyarakat dan
perpustakaan;
u. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan
pendidikan anak usia dini;
v. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana balai pelatihan/kegiatan belajar
masyarakat;
w. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
kios Desa;
x. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana BUM Desa;
y. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana balai pembibitan tanaman,
peternakan/benih lokal;
z. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana penggilingan jagung dan kelapa;
aa. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana lumbung Desa;
bb. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana gudang pupuk dan perbengkelan;
cc. Fasilitasi kerjasama pengelolaan Hutan (Desa);
dd. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana budidaya perikanan;
ee. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana usaha tangkap ikan;
ff. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana gudang pendingin (cold storage);
gg. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana Tempat Pendaratan Ikan (TPI);
hh. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana tambak udang;
ii. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana kandang ternak kolektif;
jj. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana instalasi biogas;
kk. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana mesin pakan ternak;
ll. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana pengembangan wisata desa/desa wisata di
luar rencana induk pengembangan pariwisata kabupaten;
mm. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana pengembangan teknologi tepat guna
pengolahan hasil pertanian dan perikanan;
nn. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana keamanan lingkungan;
oo. Penghijauan skala desa;
pp. Pengelolaan sampah skala desa;
qq. Pembuatan terasering;
rr. Perlindungan mata air;
ss. Pemeliharaan sarana dan prasarana untuk anak difabel
skala desa (membangun desa inklusi);

3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa :


a. Pembinaan kader kesehatan desa;
b. Penyuluhan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif di
Desa;
c. Pembinaan kerukunan umat beragama;
d. Pembinaan ketertiban, ketenteraman dan perlindungan
wilayah dan masyarakat Desa;
e. Fasilitasi penanganan konflik di Desa.

4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa :


a. Pengelolaan usaha mikro dan keuangan mikro berbasis
Desa;
b. Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan
perdagangan;
c. Pelatihan dan pendayagunaan teknologi tepat guna;
d. Peningkatan kapasitas kader pemberdayaan masyarakat
Desa;
e. Peningkatan kapasitas kelompok usaha ekonomi produktif;
f. Peningkatan kapasitas kelompok perempuan marginal,
difabel, keluarga miskin;
g. Peningkatan kapasitas kelompok tani, nelayan, peternak
dan pengrajin;
h. Peningkatan kapasitas kelompok pemerhati dan
perlindungan anak;
i. Peningkatan kapasitas kelompok pemuda;
j. Pengembangan seni budaya lokal;
k. Peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan desa;
l. Pemberian bantuan sosial kepada keluarga fakir miskin;
m. Pembentukan dan fasilitasi paralegal;
n. Peningkatan kapasitas kelompok sadar wisata;
o. Pemberian beasiswa untuk anak usia sekolah (yang tidak
diakomodir dalam program pemerintah dan pemerintah
daerah);
p. Sosialisasi penyuluhan kesehatan, gerakan hidup bersih
dan sehat, penyakit menular dan sebagainya;
q. Gelar potensi, seni budaya, olah raga, keagamaan, produk
unggulan desa;
r. Penanganan kebakaran hutan dan lahan;
s. Pemanfaatan sumber daya alam bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat desa.

BAB V
PEMBIAYAAN

Pasal 7

Pembiayaan untuk pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak


asal-usul dan kewenangan lokal berskala Desa dibebankan pada:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
b. Sumber lainya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Desa dapat melakukan pungutan desa sesuai dengan
kewenangan desa dan tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
ditetapkan dengan Peraturan Desa tersendiri.

BAB VI
PELAPORAN, EVALUASI DAN PEMBINAAN

Pasal 8

(1) Kepala Desa melaporkan kepada Camat mengenai


pelaksanaan penataan kewenangan desa.
(2) Pelaporan pelaksanaan penataan kewenangan desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan secara
tertulis dan disampaikan paling sedikit 1 (satu)kali dalam 1
(satu) tahun bersaman dengan pelaksanaan penyampaian
LPPDesa akhir tahun anggaran.
(3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat :
a. Jenis kewenangan yang ditetapkan dalam Peraturan
Desa;
b. Jenis kewenangan yang dilaksanakan pada tahun
berkenaan;
c. Jenis kewenangan yang tidak terlaksana di tahun
berkenaan beserta sebabnya;
d. Hambatan dan gambaran solusi; dan
e. Kesimpulan dan Saran.
(4) Berdasarkan laporan kepala desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Camatmelakukan evaluasi pelaksanaan
penataan kewenangan yang ada di desa di wilayahnya.
(5) Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan penataan
kewenangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Camat melaporkan pelaksanaan penataan kewenangan desa
kepada bupati.
(6) Berdasarkan hasil pelaporan Camat, Bupati melakukan
pembinaan terhadap pelaksanaan kewenangan Desa.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiaporang mengetahuinya, memerintahkan


mengundangkan Peraturan Desa ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Desa

Ditetapkan di : Masakambing
Pada tanggal : 22 Februari 2019

KEPALA DESA MASAKAMBING

UYUNG WARSITO

Diundangkan di Masakambing
pada tanggal, 22 Februari 2019

Sekretaris Desa Masakambing

NORLIYUS TANTI

Anda mungkin juga menyukai