YAYASAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM
CAKRAWALA NUSANTARA INDONESIA
(YLBH-CNID
‘Secretariat Jalan Sei Kopas No.53 Kisaran~ Asahan - Sumut dan
‘No Hp 081396436873, 082273234260, 082369100381
Kisaran, 18 Juni 2021
No :109/YLBH-CNI/VI72021
Hal : Dukungan dan Solidaritas kepada Syamsul Bahri dan Samsir (Kelompok Tani Nipah)
Lamp +
Kepada Yth,
Ketua Pengadilan Tinggi Sumatera Utara
di
Tempat
Dengan Hormat,
Semoga kita senantiasa sehat dan sejahtera dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa dan tetap
memegang komitmen menjaga serta melestarikan lingkungan hidup serta menjaga sumber
kehidupan yang berkelanjutan.
Kelompok Tani Nipah dan Taruna Mangrove di Desa Kuala Serapuh, dua kelompok yang
mendapatkan izin pengelolahan kawasan hutan melalui Permen LHK No. 83 tentang Perhutanan
Sosial dengan No : SK.6187/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/9/2018 tentang Pengakuan dan
Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK) antara Kelompok Tani Nipah Dengan Kesatuan
Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah I Stabat, Desa Kwala Serapuh, Kecamatan Tanjung Pura,
Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara seluas lebih kurang 242 hektare dan No :
SK.109.10/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL0/12/2019 tentang Izin Usaha Pemanfaatan Hutan
Kemasyarakatan Kepada Kelompok Tani Taruna Mangrove Seluas + 73 hektar pada Kawasan
Hutan Produksi Tetap di Desa Kwala Serapuh, Kecamatan. Tanjung Pura, Kabupaten Langkat,
Provinsi Sumatera Utara. Dengan adanya SK tersebut, Kelompok Tani Nipah dan Kelompok Taruna
Mangrove melakukan rehabilitast kawasan dengan penanaman mangrove atau bakau jenis
Rhizopora dan Nipah.
Kelompok Tani Nipah yang mengelola wilayah yang sudah mendapatkan izin pengelolahan
kawasan dari KLHK ini kerap mendapatkan teror dan intimidasi dari orang yang tidak dikenal
dengan menebangi pohon yang ditanami kelompok Tani Nipah, bahkan wilayah perhutanan sosial
ini dijaga oleh oknum TNI (marinir) kejadian ini telah di laporkan kepada KPH Tingkat I Stabat,
Gakum KLHK dan juga sudah dilaporkan secara resmi ke Polres Langkat namun hingga saat ini
kasus penebangan pohon tersebut tidak dilanjutkan. Tetapi pada saat melakukan rehabilitasi
kawasan hutan yang sudah beraling fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit dan tambak yang
didugal ilegal, 2 orang pejuang lingkungan dari Desa Kwala Serapuh, Kab. Langkat yang merupakan
ketua dan anggota kelompok Tani Nipah yaitu Syamsul Bahri dan Samsir tengah menghadapi kasus
kriminalisasi.
Dengan kronologi sebagai berikut :
es Areal wilayah NKK kelompok Tani Nipah mangrove
i? terdapat perkebunan kelapa sawit yang ilegal dengan
~ luas + 65 hektar dan tidak me in, Padahal areal
tersebut merupakan hutan penyangga dan merupakan
sumber mata pencaharian nelayan pencari ikan, udang
dan berbagai biota lainnya dari 3 kecamatan yaitu Kec.
‘Tanjung Pura, Gebang dan Brandan. Kronologi yang
dihimpun saat mendampingi masyarakat di lapangan.
Bahwa pada hari Jum’at, 18 Desember 2020 pukul 08.30
wib Kelompok Tani Nipah melakukan gotong royong
dengan anggota kelompok tani lainnya berjumlah sekitar
30 orang melakukan rebabilitasi paluh, penanaman
mangrove dan bersih-bersih wilayah kelola masyarakat, kemudian datanglah seorang laki-laki
bernama Harno Simbolon dan Amad (karyawan kebun), pada saat itu Harno Simbolon mendekati
anggota kelompok yang sedang bergotong royong dan mengambil foto-foto kegiatan kelompok
‘Tani Nipah, kemudia Syamsul bertanya maksud dan tujuan Harno Simbolon melakukan
dokumentasi aktivitas kelompok tani di wilayah kelompok Tani Nipah, namun respon HarnoYAYASAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM
CAKRAWALA NUSANTARA INDONESIA
(YLBH-CNI)
‘Secretariat Jalan Sei Kopas No.53 Kisaran— Asahan - Sumut dan
[No Hp 081396430873, 082273234260, 082369100381
Simbolon dengan arogan mengatakan “kenapa rupanya!”. Mendengar percakapan tersebut, anggota
kelompok yang lain datang mendekati Syamsul. Melihat anggota kelompok datang, Harno Simbolon
berjalan menjauh sekitar 20 meter Harno Simbolon menelepon Ismail (Ucok Mail) temannya dan
mengatakan bahwa “aku dipukuli” dengan suara keras, lalu Harno Simbolon terjun ke sungai dan
berenang kemudian kelompok mencoba menyelamatkan Harno Simbolon karena takut tengelam
dengan menggunakan perahu, lalu anggota kelompok mengangkat Harno Simbolon ke perahu dan
menaikkanya ke daratan. Setelah itu, anggota kelompok menanyakan dan meminta klarifikasi
mengenai penyataan Harno Simbolon, kemudian Harno Simbolon mengatakan bahwa dia tidak ada
dipukuli oleh kelompok Tani Nipah. Pernyataan tersebut direkam melalui rekaman kamera
handphone salah satu anggota kelompok Tani Nipah. Setelah selesai membuat video dokumentasi
tersebut, datang beberapa orang bernama M. Idris, Ismail, Adi, Radi dan Amat untuk menjemput
Harno Simbolon. Setelah itu, seluruh anggota kelompok pun berjalan pulang.
Pada tanggal 01 Februari 2021, Syamsul Bahri dan Samsir mendapatkan surat panggilan dari
Kepolisian sektor Tanjung Pura Kab. Langkat melalui Kepala Desa Kwala Serapuh dengan Nomor :
S.Pgi/11/ll/Res 1.6 / 2021/Reskrim dan Nomor : SPgl/12/lI/Res 1.6/2021/Reskrim, untuk
diminta hadir pada hari Rabu, 1 Februari 2021, pukul 14.00 wib dan pukul 12.00 wib untuk
dimintai keterangan selaku Tersangka, yang beralamat di Dusun Lubuk Kertang Desa Kwala
Serapuh, Kec, Tanjung Pura, dalam perkara tindak pidana pengeroyokan dan atau penganiayaan
yang dilakukan secara bersama-sama pada tanggal 18 Desember 2020 pukul 08.30 wib. Di Dusun
IM Lubuk Jaya, Desa Kwala Serapuh Kec. Tanjung Pura, Kab. Langkat sebagaimana dimaksud pasal
170 KUHPidana Subs ayat 1dari KUHPidana. Namun karena alamat tidak sesuai yang diberikan
kepada Kepala Desa, surat panggilan tersebut dipulangkan oleh Kepala Desa ke Polsek Tanjung
Pura atas pengaduan dari Harno Simbolon.
Pada tanggal 04 Februari 2021, kini surat panggilan dari Kapolsek Tanjung Pura kembali keluar
dan diserahkan kepada Kepala Desa Kwala Serapuh, yang ditujukan kepada Syamsul Bahri dan
Samsir dengan Nomor : S.Pgl/11/II/Res 1.6 / 2021/Reskrim dan Nomor : S.Pgl/12/lI/Res
1.6/2021/Reskrim untuk diminta hadir pada hari Rabu, 10 Februari 2021, pukul 14.00 wib dan
pukul 12.00 wib untuk dimintai keterangan selaku Tersangka, yang beralamat Dusun Lubuk Jaya
Desa Kwala Serapuh, Kec. Tanjung Pura atas Pengaduan dari Harno Simbolon.
Bahwa pada tanggal 10 Februari 2021, Kepolisian Sektor Tanjung Pura, telah mengeluarkan surat
perintah penahanan Nomor : SP.Han/04/lI/Res 1.6/2021/Reskrim untuk Syamsul Bahri alias
Syamsul dan Samsir alias Samsir karena diduga telah melakukan tindak pidana pengeroyokan atau
penganiayaan yang terjadi pada hari jumat, 18 Desember 2020, pukul 08.30 wib di Dusun Ill Lubuk
Jaya Desa Kwala Serapuh, Kec. Tanjung Pura, Kab. Langkat sesuai Pasal 170 KUHPidana Subs Pasal
351 ayat 1 Jo Pasal 55, 56 dari KUHPidana. Menempatkan tersangka di rumah tahanan Polres
Langkat di Stabat selama 14 Hari mulai hari Rabu, 10 Februari 2021 sampai Senin, 24 Februari
2021, Bahwa berdasarkan surat Pengantar Nomor W2.U15-1201/Pid.B/II1/2021 Pengadilan Negeri
Stabat menetapkan penahanan rumah 60 hari perkara pidana nomor 124/Pid.B/2021 PN Stb
terhadap terdakwa Syamsul Bahri dan Samsir dihitung sejak tanggal 15 Maret 2021 sampai dengan
12 Juni 2021 dan menentukan sidang pada hari senin, 22 Maret 2021.
Pada 31 Mei 2021 telah dilaksanakan sidang putusan kasus kriminalisasi pembela HAM lingkungan
Syamsul Bahri dan Samsir di Pengadilan Negeri Stabat dengan Nomor : 124/Pid.B/2021/PN/Stb
‘Tanggal 31 Mei 2021. Dengan amar_putusan yang menyatakan bahwa terdakwa “Syamsul Bahri
alias Syamsul dan Terdakwa M. Samsir alias Samsir telah terbukti secara sah dan
menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan terang-terangan dan secara
bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang dan menjatuhkan terdakwa Syamsul
Bahri alias Syamsul dan terdakwa M. Samsir alias Samsir dengan pidana penjara selama 2
bulan penjara dan 4 bulan masa percobaan’.. Majelis hakim menetapkan pidana penjara tersebut
tidak perlu dijalani kecuali jika dikemudian hari ada keputusan hakim yang menetukan lain
disebabkan karena para terpidana melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan selama
4 bulan berakhir maka akan menjalani kurungan selama 2 bulan.YAYASAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM
KRAWALA NUSANTARA INDONE
‘Secretariat Jalan Sei Kopas No.S3 Kisaran~Asahan - Sumut dan
No Hp 081396436873, 082273234260, 082369100381
Pada tanggal 04 Juni 2021, Kejaksaaan Pengadilan Negeri Stabat mengajukan banding atas putusan
Pengadilan Negeri Stabat Nomor : 124/Pid.B/2021/PN/Stb Tanggal 31 Mei 2021 An. Terdakwa
Syamsul Bahri dan Samsir di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Stabat. Sesuai Surat Pengantar
Nomor TAR2278/N.2.25/Euh.2/06/2021.
Ferkenaan dengan kasus diatas yang dialami oleh Syamsul Bahri dan Samsir sebagai kelompok
Tani Nipah yang merupakan wilayah pesisir yang rawan atas bencana alam. Syamsul dan Samsir
(Kelompok Tani Nipah) adalah salah satu kelompok yang menjaga suatu wilayah pesisir atas
kerawanan bencana alam di Desa Kwala Serapuh. Saudara Syamsul Bahri dan Samsir adalah tokoh
enggerak yang melakukan penghijauan dan rehabilitasi kawasan hutan mangrove sesuai dengan
amanat dari pemerintah lewat perhutanan social dengan hasil kinerja mereka patut menjadi contoh
bagi masyarakat ramai dan perlu terus dikembangkan.
Kami mendukung Syamsul Bahri dan Samsir sebagai pejuang lingkungan yang konsisten melakukan
pelestarian lingkungan dan hutan mangrove di pesisir pantai timur Langkat yang berdampak positif
pada perubahan iklim sehingga apa yang mereka lakukan dan kelompok Tani Nipah akan
menjauhkan Sesa Kwala Serapuh dari bencana alam (kebanjiran). Hal ini dengan amanat UU No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bertujuan untuk melindungi
NKRI dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, Mewujudkan pembangunan
berkelanjutan hingga antisipasi isu lingkungan global, sehingga keberadaan pejuang lingkungan
harus mendapatkan perhatian khusus.
Demikianlah surat dukungan dan solidaritas ini kami sampaikan. Kami berharap Ketua Pengadilan
Tinggi Sumatera Utara dapat memutuskan kasus yang menimpa saudara Syamsul Bahri dan Samsir
dengan seadil-adilnya dengan mempertimbangkan amanat UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bertujuan untuk melindungi NKRI dari
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Atas dukungan dan perhatiannya kami
sampaikan terima kasih.