Anda di halaman 1dari 13

PERKUMPULAN PENGAJIAN ILMU TASAWUF

TAREKAT NAQSYABANDIAH INDONESIA

ASUHAN BUYA SYEIKH MUHAMAD RASYID SYAH FANDI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENYELENGGARAAN SULUK

Penyusun
DPP BIDANG PENYELENGGARAAN SULUK
Koordinator:
Ifsan Terman
D Hamdani N.K., S.Pi.
Anggota
Nilisman (Gedung Suluk Curup)
Drs Suparman (Gedung Suluk Kaur)
Afriadi (Gedung Suluk Mukomuko)
Elhaqki Effendi, S.IP. (Gedung Suluk Darmas Raya, Sumbar)
Amhar Agmari (Gedung Suluk Batang Hari Jambi)

Bengkulu
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN
Penyusun SOP
Koordinator Bidang Penyelenggaraan Suluk DPP

Ifsan Terman D Hamdani N. K., S.Pi.


Menyetujui
DPP Perkumpulan Pengajian Ilmu Tasawuf Tarekat Naqsyabandiah
Indonesia
Ketua Umum Sekretaris Umum

Drs M. Edy Rusman Romli Suyono, S.E.


Mengesahkan
Panglima Tertinggi DPP Perkumpulan Pengajian Ilmu Tasawuf
Tarekat Naqsyabandiah Indonesia

Syeikh Muhammad Rasyid Syah Fandi

ii
Kata Pengantar

‫الهي انت مقصودي ورضاك مطلوبي‬


Ilahi anta maqshuudii wa ridlooka mathluubii
Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Dengan memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan, Zat Yang Maha
Suci; dengan gerak dan ridho-Nya, kami bisa menyusun standar
operasional prosedur untuk penyelenggaraan suluk di masing-masing
wilayah, yaitu:
1. Gedung Suluk Induk Curup, Bengkulu
2. Gedung Suluk Kaur, Bengkulu
3. Gedung Suluk Mukomuko, Bengkulu
4. Gedung Suluk Darmas Raya, Sumatera Barat
5. Gedung Suluk Batang Hari Jambi
Kami berterima kasih dan bersyukur kepada para silsilah yang telah
memberi syafaat dan bimbingan kepada kami. Sangat disadari masih
banyak kelemahan dalam penyusunan SOP ini, karena itu SOP ini
terbuka kepada kritik dan saran untuk perbaikan ke depan.
Wassalaam
Bengkulu, 12 Desember 2022
Koordinator Penyeleggaran Suluk

iii
Pendahuluan
A. Latar Belakang

 Kewajiban seluruh umat Islam sebagai perintah tuhan untuk


mencari jalan menuju tuhan, yaitu dengan bersuluk, seperti yang
dijalankan para nabi as.
 Berdasarkan hasil rapat pengurus DPP PPIT TeN-In tanggal 11
Desember 2022 bertempat di Gedung Kaba Hill Kota Bengkulu
agar SOP Penyelenggaraan Suluk merupakan keharusan.
 SOP ini untuk diperhatikan oleh Panitia Pelaksanaan Suluk
dalam setiap penyelenggaraan suluk.
B. Perumusan Masalah

 Masyarakat pada umumnya masih awam perihal tarekat dan


amal-amalan ketarekatan, khususnya Tarekat Naqsyabandiah.
Meskipun jumlah tarekat yang muktabar itu banyak, yakni yang
sah dan memiliki jalur perguruan yang bersambung kepada Nabi
Muhammad SAW, tetapi sosialisasi atau penjelasan yang ada
dari berbagai tarekat ini masih belum cukup. Sehingga sebagian
masyarakat masih menganggap tarekat itu sesat. Sebagian
masyarakat juga salah paham kepada jamaah tarekat yang
melangsungkan suluk sehingga menyebut mereka dengan
“orang yang sedang melaksanakan haji-suluk”, kata haji
ditambahkan oleh masyarakat karena mereka menyangka
pelaksanaan suluk sebagai menunaikan ibadah haji. Padahal
para pengamal tarekat dan suluk mengerti bahwa ibadah haji
dan umrah hanya dilakukan di kota Mekah.
 Penyelenggaraan suluk menyebabkan para pengamal tarekat
datang berduyun-duyun ke gedung suluk. Jumlah manusia yang
cukup besar berkumpul di suatu tempat akan menyebabkan
berbagai persoalan timbul dan penanganan semuanya perlu
dilakukan secara sistematis, sehingga harapan positif dari

iv
berbagai pihak dapat tercapai dengan baik dengan adanya SOP
ini. Insyaallah.
C. Tujuan Masalah

 Memberi keseragaman pemahaman bagi semua petugas dalam


Panitia Penyelenggaraan Suluk terhadap peran dan fungsi
masing-masing.
 Memudahkan koordinasi antar satu dengan yang lain dalam
sistem Penyelenggaraan Suluk
 SOP berlaku untuk seluruh gedung suluk di bawah Perkumpulan
Pengajian Ilmu Tasawuf Tarekat Naqsyabandiah Indonesia
Asuhan Buya Syeikh Muhammad Rasyid Syah Fandi
 Sebagai ikhtiyar memenuhi ketentuan dari Pemerintah dan
menjaga citra perkumpulan tarekat yang muktabar, dalam hal ini
Perkumpulan Pengajian Ilmu Tasawuf Tarekat Naqsyabandiah
Indonesia Asuhan Buya Syeikh Muhammad Rasyid Syah Fandi.

v
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENYELENGGARAAN SULUK
I. Persiapan Sarana dan Prasarana
1. Persiapan Tempat/Gedung
a. Kelengkapan Ruang Gedung Suluk

 Ruang jamaah dilengkapi ventilasi udara yang cukup/memadai


 Pintu keluar dan pintu masuk dibuat terpisah
 Ruang guru suluk dan para guru yang lain harus terpisah.
Tersedia kamar mandi, tempat wudhu, dan tempat buang air
yang sesuai standar kesehatan yang dianjurkan
 Areal untuk mandi, buang air dan wudhu (MCK) bagi peserta
suluk tidak jauh dari areal sembahyang
 Sumber air mandi dan air minum diatur mengikuti standar
kesehatan yang dianjurkan dan dibuktikan ada sertifikat
pengujian dari POM/dinas kesehatan setempat
 Ruang dapur atau ruang penyediaan konsumsi dilengkapi bak air
bersih yang mengalir, baik yang digunakan untuk memasak
maupun untuk mencuci peralatan dapur dan makan
 Air limbah dari dapur ditampung secara khusus untuk tidak
dialirkan ke sarana/ lingkungan umum
 Tempat limbah cair dan limbah padat harus dibuat terpisah
 Ruang/kamar kadam dilengkapi dengan alas tidur yang sesuai
standar kesehatan
 Ruang tamu dan ruang pemeriksaan kesehatan dibuat terpisah
 Ruang tempat jemuran pakaian peserta maupun kadam terletak
dekat kamar mandi
 Halaman parkir kendaraan tidak jauh letaknya dari pengawasan
keamanan

1
 Ruang administrasi dilengkapi dengan data peserta suluk dan
display di dinding tentang surat izin keramaian, salinan SK
Menkumham, Susunan Panitia, Sertifikat Pemeriksaan Air dari
POM, yang disimpan dalam pigura, serta buku tamu.

b. Peralatan / Perabotan dapur


- Kompor gas CATATAN pada poin b

- Dapur kayu * Bahan dan pemakaiannya


disesuaikan dengan standar
- Piring kualitas dan standar kesehatan.
- Ember air
- Gelas air minum * Pemakaian disesuaikan dengan
fungsinya dan kegunaannya
- Termos nasi
- Sendok makan
* Bahan plastik tidak boleh
- Sendok sayur digunakan sebagai tempat
makanan/ sayuran/ minuman
- Centong nasi
yang sangat panas.

2
II. PERSIAPAN DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI
1. Persiapan
a. Panitia Penyelenggaraan Suluk sudah disusun dan dibentuk
minimal dua (2) bulan sebelum Ramadan
b. Ketua Panitia yang terpilih segera membuat berita acara
pembentukan kepanitiaan secara tertulis untuk mendapatkan
rekomendasi dan pengesahan dari Panglima Tertinggi (Buya
Syeikh M. Rasyid Syah Fandi)
c. Kepanitian yang telah disahkan oleh Panglima Tertinggi
dibuat sebagai kelengkapan laporan kepada instansi
pemerintah yang terkait
d. Ketua Panitia menyampaikan laporan kepada DPP PPIT TeN-
In tentang persiapan penyelenggaraan suluk untuk mendapat
tandatangan dan cap basah dari Ketua Umum DPP untuk
menunjukkan bahwa DPP mengetahui dan menyetujui.
e. Ketua Panitia mengurus perizinan keramaian dari instansi
terkait
f. Ketua Panitia mengurus surat pemberitahuan kepada para
aparat di lingkungan di mana gedung suluk berada (Lurah/
Kades/ Kadun/ RT/ Babinsa/ Babin Kamtibmas) dan meminta
tandatangan dan cap basah dari para aparat tersebut dalam
buku/surat khusus yang disediakan Panitia sebagai bukti
bahwa Panitia sudah melakukan pemberitahuan.
g. Ketua Panitia menyampaikan surat penawaran audiensi kepada
instansi terkait.
2. PERSYARATAN ADMINISTRASI PESERTA SULUK DAN KADAM
a. Syarat Calon Peserta Suluk

3
 Peserta yang diterima adalah yang sudah melengkapi
persyaratan biaya suluk, membawa surat keterangan vaksin ke-
3 (booster), dan surat keterangan sehat dari dokter
 Peserta menunjukan surat persetujuan dari pihak keluarga
(suami/istri bagi yang telah menikah, atau orang tua bagi yang
belum berkeluarga)
 Peserta tidak boleh membawa anak
 Peserta tidak dalam keadaan sedang hamil atau mengandung
 Peserta membawa persediaan masker
 Peserta membawa tasbeh dua buah
 Peserta membawa pakaian shalat dua pasang
 Peserta membawa kaos dalam
 Peserta membawa batu hitung ukuran kecil 100 buah dan batu
hitung ukuran ibu jari 14 buah
 Bagi peserta wanita yang sedang datang-bulan membawa
pembalut-wanita secukupnya

b. Persyaratan Kadam
 Menunjukan surat pernyataan vaksin ke-3 (booster) dan surat
keterangan sehat dari dokter
 Kadam harus memakai tanda pengenal yang sudah disiapkan
oleh Panitia Penyelenggara Suluk
 Kadam harus mengisi daftar hadir setiap hari baik kadam yang
terdaftar di kepanitiaan atau kadam yang tidak tertulis di
kepanitiaan. Daftar hadir dilaporkan kepada panitia dapur/masak
untuk menentukan jumlah konsumsi yang harus disiapkan.
 Kadam harus mengenakan masker saat bertugas

III. TATA TERTIB PENYELENGGARAAN SULUK


1. Fungsi koordinator di masing-masing bidang
a. Bertanggung jawab penuh dalam hal kinerja para anggota

4
b. Melapor dan berkoordinasi dengan Ketua Panitia bila ada yang
dipentingkan atau hal-hal yang mendesak

2. Khusus Koordinator Belanja Bahan Konsumsi


a. Membuat RAB pembelanjaan untuk konsumsi (meliputi snack
buka puasa, makan sore dan sahur) untuk memenuhi jumlah
gizi dan kalori yang diperlukan sebagaimana standar kesehatan
selama 11 hari ke depan (atau satu gelombang) dari
pembukaan sampai acara penutupan sesuai dengan dana
kebutuhan peserta suluk.
b. Ragam perubahan menu-menu disusun untuk selama 11 hari
c. Nota pembelanjaan dilaporkan kepada bendahara

3. Khusus Koordinator Menghidang


a. Menghidang bukaan puasa dan makan sore maupun sahur. Sebelum
konsumsi dihidangkan, koordinator melaporkan kepada guru suluk
dengan membawa sampel hidangan konsumsi untuk minta petunjuk,
baik jumlah konsumsi atau air untuk minum peserta
b. Melaporkan kepada guru suluk untuk memberikan air kopi atau air
teh, baik terkait waktu atau jumlah isi gelas yang disediakan
c. Koordinator penghidang harus membagi tenaga kerja kepada
petugas penghidang konsumsi dan petugas sapu jagat atau pemungut
piring dan gelas yang kotor sesuai dengan jumlah anggota

4. Khusus Koordinator Penunggu Peserta Dalam Kelambu


a. Membuat daftar piket waktu siang dan waktu malam masing-
masing untuk selama 10 hari siang dan 10 malam
b. Mengontrol peserta dalam kelambu baik terkait kerapihan dan
kebersihan dalam kelambu, maupun aturan cara beramal menghitung
penggunaan batu hitung

5
c. Mendata peserta yang mau laporan atau yang mau melimpah amal
selama 10 hari 10 malam
d. Mengatur peserta terkait waktu istirahat, mendampingi peserta di
waktu mandi atau berwudhu, waktu mau turun/naik solat berjamaah,
waktu makan buka puasa/ sahur, dan mengatur barisan sembahyang
(saf)
f. Koordinator maupun anggota untuk tugas-tugas di atas hanya
terkhusus bagi mereka yang berstatus sebagai mursyid.
g. Kadam kelambu saat berbicara antar sesama kadam dilarang
menimbulkan suara yang terdengar oleh peserta suluk dan tidak boleh
merokok di dekat kelambu peserta suluk.

5. Khusus Koordinator Parkir


a. Menyediakan kartu parkir untuk setiap kendaraan yang masuk/
keluar
b. Memeriksa pengguna kenderaan dan orang yang masuk apakah
sudah baiat atau belum, apakah sudah terdaftar dalam peserta suluk
atau tidak, dan siapa guru pembinanya. Bagi orang belum baiat dan
tidak terdaftar dalam peserta suluk dilarang masuk.
c. Ketika waktu suluk sedang berjalan. Yang belum bersuluk dilarang
masuk.
d. Menertibkan susunan kendaraan parkir, pengalokasian roda dua
dan roda empat, pemisahan kendaraan peserta suluk dan kendaraan
tamu.
e. Bagi tamu yang berkepentingan, suruh menunggu di pos jaga,
menunggu persetujuan dari guru suluk atau Ketua Panitia
Penyelenggara Suluk.
f. Setiap kendaraan yang keluar diharuskan menyerahkan kartu parkir.
Bilamana pengendara tidak menyerahkan kartu parkir maka
kenderaan tidak boleh dibawa keluar.

6
6. Aturan Peserta Suluk Dalam Kelambu
a. Peserta tidak boleh merokok dalam kelambu
b. Tidak boleh mengobrol. Kalau merasa berkepentingan, cukup
dengan kata yang singkat (maksimal enam kalimat)
c. Tidak boleh mengadakan interaksi dengan sesama peserta yang
di sebelah kanan atau kirinya, maupun depan atau belakangnya
d. Peserta harus lapor kepada kadam bila mana ingin buang air
besar atau buang air kecil
e. Peserta yang mau melapor harus menunggu instruksi atau
pemberitahuan dari kadam akan adanya giliran untuk laporan
f. Tidak boleh membawa handphone (Hp) ke dalam kelambu atau
selama bersuluk
g. Tidak boleh bawa makanan ke dalam kelambu
h. Tidak boleh membawa senjata tajam, tali tambang, tali rapia,
ikat pinggang, korek api, senter, uang selain untuk limpah amal,
zakat
i. Tidak boleh membawa tas yang bertali lebih dari 15 cm
j. Tidak boleh mengeluarkan suara dalam waktu beramal
k. Menyediakan tempat untuk buang air liur/ludah. Jangan
meludah di luar tempat yang telah ditentukan
l. Tidak boleh menjemur handuk/ pakaian di atas kelambu
m. Barang-barang yang dilarang di atas harus dititipkan kepada
Panitia

7. Aturan Merokok Untuk Peserta Setelah Makan Dan Minum


a. Menunggu instruksi / komando dari guru suluk yang berwenang
b. Menghentikan merokok ketika ada tamu dari pihak luar
c. Tidak boleh membawa obat-obatan apa saja kecuali ada anjuran
dokter

7
8. Peserta Sakit Mendadak
a. Peserta boleh dilanjut atau tidak
- Lapor kepada kadam untuk mohon petunjuk dari guru suluk yang
bersangkutan
- Mengikuti aturan dokter setelah diperiksa

b. Hak prerogatif peserta dengan keperluan menu yang khusus terkait


penyakitnya harus diindahkan dan diikuti (kadam tidak boleh
memaksa peserta untuk menerima menu yang disediakan panitia)

c. Hak peserta suluk yang sakit


- Hak mendapat perawatan yang layak oleh kadam
- Hak mendapatkan pengaturan menu makanan yang dianjurkan oleh
dokter (bukan menurut selera/ hawa nafsu peserta)
- Bilamana sakitnya berat, hak dipulangkan dan diantar sampai ke
tempat keluarganya di manapun berada oleh panitia setelah ada
persetujuan dari guru suluk

d. Peserta suluk yang meninggal dalam keadaan bersuluk


- Kebijakan Panitia memberi santunan kepada keluarganya (sesuai
kemampuan Panitia)
- Diantar sampai ke tempat keluarganya di manapun berada oleh
panitia setelah ada persetujuan dari guru suluk

Anda mungkin juga menyukai