Anda di halaman 1dari 2

Jakarta, 9 April 2021

Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 telah dilaksanakan sejak tanggal 13 Januari 2021 dengan
target sasaran 181,5 juta orang. Sehubungan dengan telah tersedia jenis vaksin COVID-19
AstraZeneca di Indonesia, Kementerian Kesehatan melalui Ditjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit menerbitkan Surat Edaran Nomor: HK.02.02/II/841/2021 tentang
Informasi Mengenai Vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Surat edaran tersebut telah ditetapkan Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr.
Maxi Rein Rondonuwu tanggal 6 April 2021. Surat edaran itu ditujukan kepada kepala dinas
provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Dalam surat edaran itu dijelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca adalah vaksin vektor
adenoviral (rekombinan) yaitu mengandung virus flu biasa yang telah dimodifikasi sehingga
tidak dapat bereplikasi/berkembang di dalam tubuh manusia, tetapi dapat menimbulkan
respon kekebalan terhadap COVIO-19.

BPOM telah menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin AstraZeneca
pada tanggal 22 Februari 2021 dengan nomor EUA2158100143A1. Dalam hal ini BPOM
telah menjamin bahwa vaksin AstraZeneca aman dan berkualitas.

Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa penggunaan vaksin AstraZeneca
bersifat mubah (diperbolehkan). Indonesia telah mendapatkan dukungan vaksin COVIO-19
AstraZeneca dari Covax Facility. Vaksin tersebut telah mendapatkan WHO Emergency Use
Listing (EUL).

Sebanyak 1,1juta vaksin AstraZeneca produksi SK Bioscience Co, Ltd, Republic of Korea
telah tiba di Indonesia, yang merupakan dukungan COVAX Facility. COVAX adalah sebuah
inisiatif global untuk memberikan akses setara bagi seluruh masyarakat di dunia dalam
mendapatkan vaksin COVID-19.

Vaksin telah didistribusikan ke beberapa kabupaten/kota di 7 provinsi, yakni Kepulauan


Riau, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, Ogan Komering Ilir, Jakarta dan Maluku, serta bagi
TNI/POLRI di seluruh provinsi.

Vaksin AstraZeneca yang telah didistribusikan tersebut memiliki Expired Date 31 Mei 2021.

Vaksin COVID-19 AstraZeneca harus disimpan pada suhu 2 sd 8°C. Vaksin dapat digunakan
sampai 6 jam setelah vial dibuka.

Vaksin tersebut diberikan kepada sasaran dengan usia minimal 18 tahun sebanyak dua dosis
dengan O,5 ml setiap dosisnya secara intramuscular dengan interval 8-12 minggu dari dosis
pertama. Berdasarkan rekomendasi WHO tanggal 16 Maret 2021 bahwa efikasi vaksin
AstraZeneca terbaik didapatkan pada interval pemberian vaksin 12 minggu (76%).

Beberapa kondisi yang menjadi kontraindikasi vaksin AstraZeneca adalah alergi terhadap
vaksin/komponen vaksin dan riwayat alergi berat/syok anafilaksis pada pemberian dosis
pertama vaksin AstraZeneca.
Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi yang sangat umum terjadi (>10%) biasanya bersifat ringan
yaitu pusing, mual, nyeri otot (myalgia) , nyeri sendi (arthralgia), nyeri di tempat suntikan,
kelelahan, malaise, dan demam. Namun apabila keluhan berlanjut, disarankan kepada peserta
vaksinasi untuk segera menghubungi petugas kesehatan atau ke fasilitaspelayanan kesehatan .

Berdasarkan informasi tersebut, pemerintah mengimbau untuk mengoptimalkan penggunaan


vaksin COVID-19 AstraZeneca bagi TNI/POLRI di seluruh Provinsi dan bagi lansia serta
petugas publik di tujuh provinsi yang telah menerima alokasi vaksin AstraZeneca Tahap 1
sebelum 31 Mei 2021.

Selain itu, vaksinasi dosis kedua diberikan dengan interval 12 minggu. Petugas kesehatan
memberikan informasi dan edukasi kepada sasaran sebelum divaksin tentang manfaat vaksin,
keluhan yang mungkin muncul setelah vaksinasi dan apa yang harus dilakukan jika
mengalami keluhan tersebut.

Vaksin harus disimpan sesuai dengan suhu yang direkomendasikan, yaitu suhu 2 sd 8°C.

Anda mungkin juga menyukai