Anda di halaman 1dari 46

Semesta Pembicaraa

Pembicaraan menguraikan sifat-sifat dari dan relasi-relasi


(hubungan-hubungan) antara obyek-obyek tertentu.
Sifat-sifat dari dan relasi-relasi (hubungan-hubungan) antara
obyek-obyek tertentu dinyatakan dengan kalimat.
Definisi 1.
Kalimat dikatakan lengkap jika paling sedikit memuat subjek
dan predikat
Contoh 1.
1 Toni makan. (L)
2 Menulis buku. (TL)
3 Setiap hari matahari terbit dari sebelah timur. (L)

Definisi 2.
Kalimat dikatakan memiliki arti jika kalimat tersebut dapat dipahami maksudnya
dalam pembicaraan, tertulis maupun lisan.
Contoh 2.
1. Senja hampir usai.
2. Dari masing-masing buku keluar akar.
3. Jangan menyontek !
5. Apakah anda sudah makan ?
6. Si X tidak masuk sekolah.
7. Astaga!
Apakah Anda tahu maksud dari kalimat di atas?

Di bidang Matematika setiap simbol, kata atau kalimat harus mempunyai arti
yang tunggal.
Definisi 4.

Kalimat yang mengandung nilai benar atau salah disebut kalimat


deklaratif (pernyataan).

Kalimat dikatakan bernilai benar jika mempunyai kesesuaian antara isi


pernyataan dengan fakta yang sesungguhnya. Jika tidak sesuai
dikatakan salah.
Contoh 5.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini. Manakah yang merupakan kalimat deklaratif ?

1. Sifat ujian: Buku Tertutup.

2. Astaga.

3. Bumi berputar pada porosnya.

4. Presiden Indonesia dipilih setiap empat tahun sekali.


5. Carilah fakta untuk membuktikan, bahwa kesaksiannya bohong.

6. Selama ini bilangan 2 selalu hidup rukun dengan bilangan 3.

7. Besok hujan atau tidak hujan.

Penyelesaian:

Kalimat pertama:

Sifat ujian: Buku Tertutup.

Kalimat pertama merupakan kalimat perintah


Kalimat kedua:

Astaga.

Kalimat ke-2 meruapakan kalimat seru (kata seru) yang mempunyai arti tetapi tidak mengandung
nilai benar maupun salah. Kalimat ke-2 tidak memiliki struktur kalimat yang lengkap, yang minimal
terdiri dari subyek dan predikat.

Kalimat ketiga

Bumi berputar pada porosnya.

Ungkapan ke-3 merupakan kalimat deklaratif yang bernilai benar, yaitu sesuai fakta yang terjadi
dalam ilmu bumi.
Kalimat keempat
Presiden Indonesia dipilih setiap empat tahun sekali.
Kalimat ke-4 merupakan kalimat deklaratif yang bernilai salah.
Kalimat ke-3 dan ke-4 dikatakan faktual, karena untuk menentukan benar atau
salahnya kita harus melihat fakta yang terjadi.
Kalimat kelima
Carilah fakta untuk membuktikan, bahwa kesaksiannya bohong.
Kalimat ke-5 merupakan kalimat perintah yang mempunyai arti tetapi tidak
memiliki nilai benar maupun salah, sehingga bukan merupakan kalimat deklaratif
Kalimat keenam

Selama ini bilangan 2 selalu hidup rukun dengan bilangan 3.

Pada kalimat ke-6, sampai saat ini tidak ada denisi tentang pengertian "hidup rukun" antara dua bilangan.
Akibatnya kalimat tersebut tidak mempunyai arti.

Kalimat ketujuh
Besok hujan atau tidak hujan.
Kalimat ke-7 merupakan kalimat deklaratif yang selalu bernilai benar, tanpa harus melihat fakta yang
terjadi esok hari. Kebenaran kalimat tersebut hanya didasarkan pada kesepakatan nilai kebenaran dari
kalimat majemuk yang merupakan penggabungan antara dua kalimat tunggal dengan menggunakan kata
penghubung 'atau'.
Definisi 3.
Semesta Pembicaraan (universum/universe of discourse) adalah himpunan semua
obyek-obyek yang berada atau yang dibentangkan di dalam pembicaraan.
Semesta pembicaraan disingkat dengan Sp.
Pada setiap pembicaraan matematik, orang mulai dengan menetapkan lebih dahulu
Sp-nya.
Mengapa semesta pembicaraan penting?
Relatif terhadap dua semesta pembicaraan yang berbeda, suatu pernyataan bisa
memiliki dua nilai kebenaran yang berbeda.
Contoh 3.
1. Ada bilangan yang lebih kecil dari 1.
2. Ada bilangan di antara setiap dua bilangan berbeda
Latihan soal:

1. Tentukan semesta pembicaraannya agar persamaan �2 − � − 2 = 0 memiliki

(a) tepat satu penyelesaian

(b) tepat dua penyelesaian

2. Tentukan semesta pembicaraannya agar persamaan �2 + 1 = 0 mempunyai penyelesaian.

3. Tentukan semesta pembicaraannya agar kalimat "Ada bilangan yang lebih kecil dari 1" bernilai

(a) benar

(b) salah
4. Semesta pembicaraan adalah himpunan semua bilangan real. Didefinisikan
�, jika � ≥ 0
� =
−� jika � < 0
Tentukan apakah kalimat-kalimat berikut ini benar atau salah
(a). Semua � merupakan bilangan tidak negatif.
(b). Ada � yang merupakan bilangan asli.
(c). Ada x yang memenuhi � − � = 0.
� +�
(d). Semua � memenuhi = �.
2
Latihan Soal:
Tetukan apakah kalimat-kalimat berikut ini merupakan kalimat yang mempunyai arti atau kalimat
tanpa arti atau kalimat deklaratif. Jika deklaratif, tentukan merupakan kalimat faktual atau
nonfaktual.
1 Semoga Tuhan mengabulkan permohonanmu.
2 Apanya yang salah ?
3 Tidak ada bilangan rasional yang lebih kecil dari semua bilangan bulat.
4 Bilangan 6 menghabiskan bilangan 72.
5 Ada hari dimana manusia tidak membutuhkan air.
6 Setiap bilangan jika dikuadratkan hasilnya non-negatif.
7 Setiap bilangan pasti rasional atau irrasional.
Kata Penghubung Kalimat (Logical Connectives)

Kalimat-kalimat deklaratif di dalam contoh-contoh di atas adalah kalimat-


kalimat deklaratif sederhana. Kalimat-kalimat deklaratif sederhana dapat
digandeng-gandengkan/digabungkan menjadi kalimat tersusun dengan
menggunakan kata-kata penghubung (penggandeng) kalimat.

Kata Penghubung Kalimat:

1. Konjungsi

menggunakan kata penghubung: "dan"


2. Disjungsi

menggunakan kata penghubung: "atau"

3. Implikasi

menggunakan kata penghubung: "jika...., maka...."

4. Biimplikasi

menggunakan kata penghubung: "jika .... dan hanya jika ...."


Konjungsi
Definisi 5.

Kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat tunggal yang dirangkai dengan kata penghubung "dan"
disebut konjungsi.

Notasi "dan": "∧" atau "&"

Contoh 6.

Amir mahasiswa pandai dan kaya.

Kalimat tunggal: A := Amir mahasiswa pandai; B := Amir mahasiswa kaya.

Dalam logika kalimat dapat ditulis: "A ∧ B" atau "A&B".


Tabel Nilai Kebenaran Konjungsi

Berikut adalah tabel kebenaran untuk konjungsi


A B A⋀�
T T T
T F F
F T F
F F F
Keterangan

T: Benar, F: Salah

Catatan :

Suatu konjungsi bernilai salah jika sekurang-kurangnya salah satu dari kalimat-kalimat
komponennya bernilai salah.
Contoh 7.

1. Presiden pertama Indonesia adalah Ir. Soekarno dan dilantik tanggal 10 November
1945. (F)

2. Indonesia negara kepulauan dan pulau Jawa merupakan pulau terpadat di Indonesia.
(T)

3. Empat merupakan bilangan prima, sedangkan 7 < 3. (F)

4. Empat merupakan bilangan prima dan lima merupakan bilangan kuadrat sempurna.
(F)
Disjungsi
Definisi 6.

Kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat tunggal yang dirangkai dengan kata
penghubung 'atau' disebut disjungsi.

Notasi "atau": "⋁"

Contoh 8.

3 merupakan bilangan prima atau 5 habis dibagi 2.

Kalimat tunggal: A := 3 merupakan bilangan prima; B := 5 habis dibagi 2.

Dalam logika kalimat dapat ditulis: "A ∨ B".


Tabel Nilai Kebenaran A ∨ B
Berikut adalah tabel kebenaran untuk A ∨ B
A B A⋀�
T T T
T F T
F T T
F F F
Keterangan:

T: Benar, F: Salah.

Catatan

Suatu disjungsi bernilai benar jika sekurang-kurangnya salah satu dari kalimat-kalimat komponennya bernilai benar.
Contoh 7
1. Panglima TNI pertama Indonesia adalah Jendral Soedirman atau
Pattimura berasal dari Sumatera. (T)
2. Indonesia negara kepulauan atau pulau Jawa merupakan pulau
terpadat di Indonesia. (T)
3. Empat merupakan bilangan prima atau 7 < 3. (T)
4. Empat merupakan bilangan prima atau lima merupakan bilangan
kuadrat sempurna. (F)
Implikasi
Definisi 8.
Kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat yang dirangkai dengan
"Jika · · · , maka · · · " atau "Bila · · · , maka · · · " disebut Implikasi
(kondisional).
Notasi "Jika · · · , maka · · · " :” · · ·⇒· · ·“
Kalimat: P ⇒ Q
Dibaca: "Jika P maka Q"
P: Anteseden, Q: Konsekuen.
Tabel Nilai Kebenaran A ⇒ B
Berikut adalah tabel kebenaran untuk A ⇒ B
A B A⇒ �
T T T
T F F
F T T
Keterangan: F F T

T: Benar, F: Salah.
Catatan
Suatu implikasi bernilai benar jika: anteseden salah atau konsekuennya benar.
Suatu implikasi bernilai salah jika: anteseden benar dan konsekuennya salah.
1. Implikasi Sehari-hari:
Ada hubungan antar anteseden dengan konsekuen:
(a). janji
Jika kamu lolos SBMPTN, maka kamu akan dibelikan motor
(b). tanda
Jika bendera berkibar setengah tiang maka ada pembesar yang meninggal
(c). sebab akibat
Jika kau membiasakan diri mandi di malam hari maka kau akan menderita
penyakit encok.
2. Implikasi Material:
Meniadakan hubungan antara anteseden dengan konsekwen.
Meaningfulnes suatu implikasi hanya tergantungpada meaningfulnes
kalimat-kalimat komponennya dan benar atau salahnya implikasi
hanya didasarkan atas benar salahnya kalimat-kalimat kponennya
Contoh 9.
Jika Amir lulus kuliah maka bumi berhenti berputar.
Jelas bahwa tidak ada hubungan apapun antara lulus atau tidak
lulusnya Amir dengan berputarnya bumi.
Contoh 10.
Di dalam ilmu hitung berlaku sifat “Jika a = b, maka ac = bc.” Karena suatu sifat maka
kalimat di atas akan menjadi kalimat yang bernilai benar setelah diadakan substitusi
bagaimanapun.
Substitusi a = −1, b = 2 − 3 dan c = 4, diperoleh kalimat:
−1 = 2 − 3, maka −4 = (−1)4 = (2 − 3)4 = −4. Suatu implikasi yang bernilai benar dengan
anteseden dan konsekuen yang bernilai benar. Sesuai dengan dengan baris ke-1 dari tabel
implikasi.
Substitusi a = −1, b = 2 dan c = 0, diperoleh kalimat:
Jika −1 = 2, maka 0 = (−1)0 = (2)0 = 0. Suatu implikasi yang bernilai benar dengan anteseden
salah tetapi konsekuen bernilai benar. Sesuai dengan baris ke-3 dari tabel.
Substitusi a = −1, b = 2 dan c = 4, diperoleh kalimat:
Jika −1 = 2, maka −4 = (−1)(4) = (2)4 = 8. Suatu implikasi yang bernilai
benar dengan anteseden dan konsekuen yang bernilai salah. Sesuai
dengan baris ke-4 dari tabel.
Cara Membaca Kalimat Implikasi
1. Jika A, maka B; atau Bila A, maka B, atau B bila A,
2. A hanya jika B, atau A hanya bila B,
3. A merupakan syarat cukup untuk B,
4. B merupakan syarat perlu untuk A.

Contoh 11.
1. Jika −1 < x < 1 maka �2 < 1.
2. Syarat cukup agar dua buah sudut pada segitiga ABC mempunyai besar yang
sama adalah ABC sama sisi.
3. Syarat perlu agar segitiga ABC sama sisi adalah dua buah sudutnya sama besar.
Biimplikasi
Definisi 9.
Kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal "A” dan ”B”, yang
dirangkai dengan "Jika · · · dan haya jika · · · " disebut biimplikasi atau
bikondisional.
Notasi "Jika · · · dan hanya jika · · · " :” · · ·⇔· · ·“
Kalimat: A ⇔ B
Dibaca:
1. A jika dan hanya jika B (A if and only if B)
2. A menjadi syarat perlu dan cukup terjadinya B
Tabel Nilai Kebenaran A ⇔ B
Berikut adalah tabel kebenaran untuk A ⇔ B
A B A⇔ �
T T T
T F F
F T F
Keterangan: F F T
T: Benar, F: Salah.
Catatan
Suatu implikasi bernilai benar jika: kedua kalimat komponennya bernilai
sama.
Contoh 13
1. |x| ≤ 1 jika dan hanya jika �2 ≤1.
2. Sisi-sisi segitiga ABC sama panjang bila dan hanya bila sudut-
sudutnya sama besar.
3. Dalam bilangan real, |x − 1| < 3 merupakan syarat perlu dan cukup
untuk 2 < x < 4
Negasi
Definisi 10.
Penyangkalan/ingkaran (negasi) kalimat "A", ditulis dengan simbol "A" adalah
kalimat "tidak benar A", "tidaklah A", "non A".

Contoh 14.
1 Tidak benar bahwa Amir mahasiswa tertinggi di angkatannya.
Negasi dari kalimat: Amir mahasiswa tertinggi di angkatannya.
2 Dia bukan mahasiswa terpandai.
Negasi dari kalimat: Dia mahasiswa terpandai.
3 Tidak ada bilangan real yang kuadratnya negatif.
Negasi dari kalimat: Ada bilangan real yang kuadratnya negatif
Tabel Nilai Kebenaran Negasi
Berikut adalah tabel kebenaran untuk negasi

Keterangan:
T: Benar, F: Salah
Tabel Nilai Kebenaran Negasi
Berikut adalah tabel kebenaran untuk negasi
A A
T F
F T
Keterangan:
T: Benar, F: Salah.
Contoh 15.
1. A: Indonesia negara kepulauan.
Kalimat A benar (T), jadi ingkaran A yaitu �: "Tidak benar Indonesia negara
kepulauan" atau "Indonesia bukan negara kepulauan", bernilai salah (F)
2. B: Dua merupakan bilangan ganjil.
Kalimat B salah (F), jadi ingkaran B yaitu B: "Tidak benar dua
merupakan bilangan ganjil" atau "Dua bukan merupakan bilangan
ganjil", bernilai benar (T)
Teorema 1.
Nilai kebenaran "A ⇒ B" identik dengan nilai kebenaran "�⋁�".
Bukti.
A B � A⟹B �∪�
T T F T T
T F F F F
F T T T T
F F T T T
Contoh 16.
Jika Amir lulus ujian, maka dia akan diajak piknik ke Gembira Loka Zoo.
⟺ Amir tidak lulus ujian atau dia akan diajak piknik ke Gembira Loka
Zoo.

Teorema 2.
Nilai kebenaran "A ⇔ B" identik dengan nilai kebenaran "(A ⇒ B) ∧ (B
⇒ A)"
Bukti.
A B A⟹B B⟹A A⟺B A⟹B ⋀ B⟹A

T T T T T T
T F F T F F
F T T F F F
F F T T T T
Latihan Soal
Diberikan pernyataan yang bernilai benar: “Jika Anda bangun kesiangan
maka Anda akan terlambat ujian.”
1 Apabila faktanya: “Anda tidak terlambat ujian”, apakah kesimpulan
Saudara?
Berikan alasannya!
2 Apabila faktanya: “Anda bangun tidak kesiangan”, apakah kesimpulan
Saudara?
Berikan alasannya!
Tentukan kebenaran kalimat biimplikasi berikut.
1. |x| > 4 ⟺ x < −4 ∨ x > 4.
2. Garis g ⊥ h jika dan hanya jika g∦h.

Diberikan pernyataan yang bernilai benar: ”Anda mendapat nilai akhir


kurang dari 30 jika dan hanya jika Anda tidak lulus.”
1. Apabila faktanya:”Anda lulus”, apakah kesimpulan Saudara?
Berikan alasannya!
2. Apabila faktanya:: “Anda mendapat nilai akhir tidak kurang dari 30”,
apakah kesimpulan Saudara?
Berikan alasannya!
3. Apabila faktanya: “Anda tidak lulus”, apakah kesimpulan Saudara?
Berikan alasannya!
Tentukan semua nilai kebenaran dari kalimat berikut!
a. (p ∨ q) ⇒ (p ∧ q) jika diketahui v(p) = F dan v(q) = T
b. (p ∧ q) ⟺ (p ∨ q) jika diketahui v(p) = T dan v(q) = F
c. [(p ∧q) ∧ (p ⇒ q)] ⟺ p jika diketahui v(p) = T dan v(q) = T
d. [(p ⇒q) ∧ (q ⇒ p)] ⟺ [(q ⇒p) ∨ (q ⇒ p)] jika diketahui v(p) = F
dan v(q) = F
e. [(p ∨ q) ⇒ ((q ⇒ p) ∨ p)] ⇒q jika diketahui v(p) = T dan v(q) = F
Buatlah tabel nilai kebenaran kalimat berikut !
a. [(p ⇒ q) ∧ p] ⇒ q
b. [(p ⇒ q) ∧ q] ⇒p
c. (q ⇒ r) ⇒ ((p ⇒q ) ∧ (r ⇒ p))
d. ((p ∧ q) ⇒ r) ⇒ ((p ∧r ) ⇒q )
e. [(p ∨ q) ∧ (p ⇒ r) ∧ (q ⇒ r)] ⇒ r
f. [(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ r)] ⇒ (p ⇒ r)
g. [(p ∨ q) ⇒ q] ∧ p ⇒ q
Buatlah tabel nilai kebenaran kalimat berikut
1. (p ∧ q) ∧ r
2. p ∧ (q ∧ r)
3. (p ∨ q) ∨ r
4. p ∨ (q ∨ r)
REFERENCES:
1. Alexandra Bellow, Cristian S Calude, Tudor Zam rescu, 2018, Mathamatics Almost Everywhere,
World Scienti c.
2. Nancy Rodgers, 2008, Learning to Reason: An Introduction to Logic, Sets and Relations, Wiley-
Interscience
3. Dave Witte Morris and Joy Morris, 2006-2012, Proofs and Concepts the fundamentals of abstract
mathematics, University of Lethbridge
4. Budi Surodjo dkk, 2013, Diktat Kuliah/RPKPS, Pengantar Logika Matematika dan Himpunan, FMIPA
UGM, Jogjakarta
5. Keith Devlin, 2003, Sets, Functions and Logic: An Introduction to Abstract Mathematics, Chapman
and Hall/CRC
6. Robert B. Ash, 1998, A primer of abstract mathematics. Mathematical Association of America,
Washington, DC
7. Ronald P. Morash, 1987, Bridge to Abstract Mathematics:
Mathematical Proof and Structures, The RandomHouse/Birkhaoser
Mathematics
8. Soehakso, RMJT, 1985, Pengantar Matematika Modern, FMIPA UGM
Jogjakarta
9 . Ke nnet h KU N E N ( 1 9 8 0 ) , S E T T H EO RY: A n I nt ro d u c t i o n to
Independence Proofs, ELSEVIER SCIENCE PUBLISHERS B.V.
Departemen Matematika (FMIPA UGM) Matematika I

Anda mungkin juga menyukai