SURAT EDARAN
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
Nomor: 10/PP IDAI/SR/II2023
tentang
Penerapan Shared Competency Bidang Kardiologi Anak
Dan Penyakit Jantung Bawaan
b. Tindakan medis:
i. Dokter Sp.A memiliki kompetensi melakukan penyuntikan Benzatin Penisilin G setiap 21 –
28 hari, sebagaimana tercantum di dalam Standar Nasional Pendidikan Dokter Spesialis
Anak yang disahkan oleh KKI.
ii. Dokter Sp.A(K) Kardiologi memiliki kompetensi sampai tahap mandiri untuk melakukan
seluruh tindakan medis di bidang kardiologi anak dan penyakit jantung bawaan di seluruh
fasilitas di rumah sakit, sebagaimana tercantum di dalam Standar Nasional Pendidikan
Dokter Subspesialis Anak yang disahkan KKI.
c. Terapi pengobatan:
i. Dokter Sp.A memiliki kompetensi untuk memberikan tata laksana awal pada setiap kasus
di bidang kardiologi anak dan penyakit jantung bawaan sebelum dirujuk, baik kasus gawat
darurat maupun bukan kasus gawat darurat, sebagaimana tercantum di dalam Standar
Nasional Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang telah disahkan KKI.
ii. Dokter Sp.A(K) Kardiologi memiliki kemampuan memberikan tata laksana awal dan tata
laksana lanjutan pada setiap kasus di bidang kardiologi anak dan penyakit jantung bawaan
di seluruh fasilitas di rumah sakit, sebagaimana tercantum di dalam Standar Nasional
Pendidikan Dokter Subspesialis Anak yang telah disahkankan KKI.
2. Menyikapi telah ditandatanganinya Nota Kesepahaman antara Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
beserta Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia (KIKAI) dan Perhimpunan Kardiovaskular
Indonesia (PERKI beserta Kolegium Jantung Pembuluh Darah Indonesia (KJPDI) pada tanggal 5
Februari 2023, dalam rangka peningkatan dan perluasan pelayanan kardiologi anak dan penyakit
jantung bawaan di Indonesia, serta upaya optimalisasi pelayanan kesehatan di bidang kardiologi anak
dan penyakit jantung bawan yang berorientasi pada keselamatan pasien, maka:
a. Dalam keadaan tertentu, dokter Sp.A atau dokter Sp.A(K) Kardiologi dapat bekerja sama dan
membentuk teamwork di rumah sakit dengan dokter spesialis anak konsultan lainnya
(subspesialisasi ilmu kesehatan anak yang lain yang bekerja di rumah sakit tersebut) atau dengan
dokter spesialis yang lain (SpJP, Sp.An, SpBTKV, dan lain-lain) dalam rangka memberikan tindakan
medis dan terapi pengobatan dengan mengutamakan kepentingan keselamatan pasien.
b. Penerapan shared competency dalam pelayanan kardiologi anak dan penyakit jantung bawaan di
Indonesia dilakukan untuk optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana dan alat kesehatan,
mulai dari pemanfaatan poliklinik anak, poliklinik jantung, bangsal anak, bangsal jantung, instalasi
gawat darurat, laboratorium, ruang kateterisasi jantung, dan ruang rawat intensif dengan tetap
memperhatikan kepentingan keselamatan pasien dan hak-hak anak dalam pelayanan kesehatan.
c. Dalam keadaan tertentu, dokter Sp.A dapat bekerja sama dan membentuk teamwork dengan
spesialis/subspesialis lain dalam memberikan tata laksana awal pelayanan kardiologi anak dan
penyakit jantung bawaan, seperti subspesialis anak konsultan lainnya, spesialis jantung dan
pembuluh darah (SpJP), spesialis anestesi (Sp.An), spesialis bedah toraks kardiak dan vaskular
(SpBTKV), serta spesialis/subspesialis lainnya yang terkait dengan pelayanan kardiologi anak dan
penyakit jantung bawaan.
d. Dalam keadaan tertentu, dokter Sp.A(K) Kardiologi dapat bekerja sama dan membentuk
teamwork dalam memberikan tata laksana lanjutan pelayanan kardiologi anak dan penyakit
jantung bawaan dengan dokter subspesialis ilmu kesehatan anak yang lain, dokter SpJP(K)
pediatrik penyakit jantung bawaan, dokter Sp.An, dokter SpBTKV, dan dokter
spesialis/subspesialis lainnya yang terkait dengan pelayanan kardiologi anak dan penyakit jantung
bawaan.
3. Penerapan shared competency bidang kardiologi anak dan penyakit jantung bawaan di rumah sakit
harus berdasarkan standar pendidikan dan standar kompetensi yang telah disahkan KKI, serta harus
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan atau buku putih (white paper) masing-masing
bidang spesialis dan atau subspesialis bidang kardiologi anak dan penyakit jantung bawaan.
4. Kepada seluruh dokter Sp.A dan dokter Sp.A(K) Kardiologi agar tetap bekerja sesuai dengan tingkat
kompetensinya masing-masing dan kewenangan klinis yang diberikan serta tetap memperhatikan
hak-hak anak dalam pelayanan kesehatan sebagaimana amanah yang tercantum di dalam UU No. 36
tahun 2009 tentang kesehatan (terutama pasal 128 sampai 137) dan UU No. 35 tahun 2014 tentang
perubahan atas UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 5. Surat edaran ini dibuat agar
para dokter Sp.A dan dokter Sp.A(K) Kardiologi mendapatkan rekomendasi dari komite medik dan
clinical appointment dari Direktur Rumah Sakit tempat bekerja masing-masing terkait penerapan
shared competency dalam pelayanan kardiologi anak dan penyakit jantung bawaan.
a. Untuk mendapatkan rekomendasi dari komite medik dan clinical appointment dari Direktur
Rumah Sakit tempat kerja masing-masing, para dokter Sp.A agar melampirkan sertifikat
kompetensi sebagai dokter Sp.A yang disahkan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia
(KIKAI) dan lampiran daftar rincian kompetensi sebagaimana tercantum di dalam standar nasional
pendidikan dokter spesialis anak yang disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
b. Untuk mendapatkan rekomendasi dari komite medik dan clinical appointment dari Direktur
Rumah Sakit tempat kerja masing-masing, para dokter Sp.A tersertifikasi PNET agar melampirkan
sertifikat PNET.
c. Untuk mendapatkan rekomendasi dari komite medik dan clinical appointment dari Direktur
Rumah Sakit, dokter Sp.A(K) Kardiologi agar melampirkan Sertifikat Kompetensi Kualifikasi
Tambahan sebagai dokter subspesialis kardiologi anak serta melampirkan daftar rincian
kompetensi sebagaimana tercantum di dalam Standar Nasional Pendidikan Dokter Spesialis Anak
dan Standar Nasional Pendidikan Dokter Subspesialis Anak yang disahkan KKI.
6. Para dokter Sp.A dan dokter Sp.A(K) Kardiologi dalam menerapkan shared competency dengan
dokter subspesialis ilmu kesehatan anak lainnya atau dokter spesialis/subspesialis lainnya, agar tetap
memberikan pelayanan kesehatan bermutu di bidang kardiologi anak dan penyakit jantung bawaan,
terstandar, mengutamakan keselamatan pasien, serta memperhatikan hak-hak anak dalam pelayanan
kesehatan.
7. Kepada dokter dokter Sp.A(K) Kardiologi, yang merupakan anggota UKK Kardiologi IDAI, agar
melaporkan masalah dan hambatan penerapan shared competency kepada pengurus UKK Kardiologi
IDAI untuk nantinya diteruskan kepada Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia (KIKAI) dan
Pengurus Pusat IDAI.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 11 Februari 2023
dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) Dr. dr. Hikari Ambara Sjakti, Sp.A(K)
Ketua Umum – NPA. 01 01801 2002 1 1 Sekretaris Umum – NPA. 01 02094 2006 1 1