Anda di halaman 1dari 2

BAB XIX STATISTIKA NONPARAMETRIK

1. PENDAHULUAN

Dalam bab-bab yang lalu, metoda statistika telah digunakan untuk persoalan di mana
populasinya dimisalkan mempunyai atau mengikuti distribusi tertentu yang diketahui
bentuknya. Pada umumnya telah dimisalkan bahwa populasinya berdistribusi normal. Uji
kenormalan tentunya perlu dilakukan untuk memastikan bahwa asumsi tersebut dipenuhi.
Caranya telah diuraikan dalam Bagian 10, Bab VIII dan Bagian 5.3, Bab XIII. Akan tetapi,
tidak selalu kita dapat memperoleh kepastian kenormalan, sehingga dengan demikian asumsi
kenormalan tidak selalu dapat dijamin penuh. Kalau metoda statistika bersifat ajeg terhadap
asumsi kenormalan, yaitu pelanggaran moderat terhadap syarat kenormalan, tetapi tidak akan
mengganggu banyak dan tidak membahayakan kesimpulan-kesimpulan yang dibuat apabila
metoda statistika itu digunakan, barangkali tidak terlalu dipermasalahkan. Namun sayang,
bahwa tidak semua metoda atau teknik statistika itu ajeg: Karenanya teknik lain perlu
dikembangkan.dar» digunakan. Metoda statistika nonparametrik, atau kadang-kadang disebut
pula metoda statistika bebas distribusi, adalah merupakan metoda yang berlaku untuk ini.
Sebenarnya, metoda nonparametrik sudah diberikan. Dalam bab yang lalu, yakni mengenai
uji chi-kuadrat untuk uji kecocokan dan uji independen. Dalam bab ini akan dipelajari
beberapa metoda nonparametrik lainnya lagi yang sederhana.

2. UJI TANDA

Dalam banyak eksperimen, kita sering ingin membandingkan pengaruh hasil dua
perlakuan. Untuk data yang berpasangan, satu sebagai hasil perlakuan A dan satu lagi hasil
perlakuan B, ternyata untuk membandingkan kedua hasil perlakuan (ditinjau dari rata-rata)
itu dapat digunakan uji tanda. Uji ini sangat baik apabila syarat-syarat berikut dipenuhi:

a) Pasangan hasil pengamatan yang sedang dibandingkan bersifat independen


b) masing-masing pengamatan dalam tiap pasang terjadi karena pengaruh kondisi
yang serupa
c) Pasangan yang berlainan terjadi karena kondisi yang berbeda.
Sebagaimana namanya menyatakan, uji tanda ini akan dila- kukan berdasarkan tanda,
yakni + dan yang didapat dari selisih nilai pengamatan. Misalkan hasil pengamatan X, dan Y,
masing- masing terjadi karena perlakuan A dan B. Sampel berukuran N dapat ditulis sebagai
(X,, Y,), (X₂, Y₂)..... (XN, YN). Selanjutnya bentuk selisih-selisih (X, Y,), (X, Y₂).....
(XNYN). Jika X, > Y; kita beri tanda + (positif), dan jika X, <Y; kita beri tanda (negatif),
sedangkan untuk X₁ = Y₁ kita abaikan pasangan tersebut. Misalkan n menyatakan banyak
pasangan yang menghasilkan tanda-tanda positif dan negatif setelah dihilangkan pasangan X,
Y,. Selanjutnya misalkan h menyatakan banyak tanda + atau yang paling sedikit. Bilangan H
ini dapat dipakai untuk menguji hipotesis: Ho tidak ada perbedaan pengaruh kedua perlakuan.
H, terdapat perbedaan pengaruh kedua perlakuan. Dalam hal ini, pengaruh diukur oleh rata-
rata, sehingga sebe- narnya, uji tanda ini dapat digunakan untuk menguji kesamaan dua rata-
rata populasi. Untuk menolak atau menerima hipotesis H, dalam taraf nyata 0,01 atau 0,05
sebuah daftar telah disediakan ialah Daftar XIX(1). Daftar tersebut berisikan harga-harga h
sebagai batas kriteria pengujian untuk harga n yang didapat. Kriteria tersebut adalah: tolak H,
jika harga h dari perhitungan lebih kecil atau sa- ma dengan harga h yang didapat dari daftar
untuk taraf nyata yang dipilih. Dalam hal lainnya, H, diterima. Dari daftar nampak bahwa
agar supaya pengujian dapat ditentukan hasilnya, diperlukan pa- ling sedikit n = 6.

450

(n-1) k vn+1 Dengan k = 1,2879 untuk a=0,01 dan k = 0,9800 untuk & = 0,05.
Contoh: Misalkan hasil penelitian menghasilkan n 150 dan h = 60. Untuk c = 0,05 maka:
% (n-1)-k √n+1 =% (150-1)-(0,98) 150+1 = 62,4578 Dari sini didapat h = 62 sehingga h dari
penelitian yang sama de- ngan 60 lebih kecil dari 62. Jadi kita tolak hipotesis bahwa tidak ada
perbedaan antara pengaruh kedua perlakuan.

Anda mungkin juga menyukai