Anda di halaman 1dari 28

BAB II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LANDASAN TEORI

A. Ekspor

1. Definisi Ekspor

Secara definitif, ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari

peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri sesuai ketentuan

pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing (Amir.Ms,

2004).Adapun yang dimaksud dengan kegiatan ekspor adalah upaya seseorang

pengusaha dalam memasarkan suatu barang atau komoditas yang dikuasainya

ke negara asing atau bangsa asing, dengan mendapatkan valuta (mata uang)

asing, serta melakukan hubungan komunikasi dan korespondensi dalam

bahasa asing pula (Sitiatava, 2011).

Seiring perputaran ekonomi adalah menjadi penting bagi kelompok

perusahaan manapun untuk mampu memperoleh penjualan ekspor atau untuk

bersaing secara efektif dengan impor yang tidak lagi harus melompati

penganut proteksionisme. Ini secara luas dapat diterima bagi pengusaha-

pengusaha kecil dan medium bahwa untuk berhasil dalam ekspor mereka

harus mempunyai beberapa cara menekan biaya-biaya transaksi yang mana

cenderung untuk mempunyai suatu komponen biaya tetap memperbaiki daya

saing ekspor, melakukan pemasaran yang baik dan lain sebaginya (Hutabarat,

1996).

commit to user
7

Dalam melaksanakan kegiatan ekspor ada beberapa syarat yang harus


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dimiliki oleh sebuah perusahaan. Setiap perusahaan yang akan melakukan

ekspor harus memiliki (Amir. Ms, 2004) :

a. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Deperindag atau ijin usaha dari

departemen teknis lainnya.

b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

2. Tujuan Kegiatan Ekspor

Bagi perkembangan perekonomian transaksi ekspor dan impor

merupakan satu kegiatan ekonomi yang penting. Dalam situasi perekonomian

dunia yang masih belum menggembirakan, saat ini berbagai usaha dilakukan

oleh setiap negara untuk meningkatkan sektor ekspornya.

Untuk memacu perdagangan ekspor banyak negara maju maupun

negara berkembang mengadakan insentif perdagangan ekspor termasuk

pembangunan kawasan industri berikat dan infrastruktur public, pengadaan

fasilitas pembiayaan pedagangan ekspor, pembayaran kembali pajak

pertambahan nilai produk ekspor, pembebasan pemungutan pajak impor

bahan baku, bahan pembantu dan barang modal yang dipergunakan untuk

memproduksi produk ekspor (Sutojo, 2001).

Tidak ketinggalan berbagai cara juga telah dilakukan pemerintah

Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan pencarian sumber-sumber

devisa yang antara lain dengan meningkatkan volume ekspor dan menekan

pengeluaran pengeluaran devisa dengan membatasi aktivitas-aktivitas impor.

commit to user
8

Khusus untuk bidang usaha peningkatan volume ekspor Indonesia,


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pemerintah Indonesia beberapa tahun terakhir ini telah melakukan berbagai

deregulasi dibidang perdagangan dan perbankan dengan mengeluarkan

berbagai peraturan yang memberi kemudahan, dimulai dengan paket ekspor

tahun 1982, sistem imbal beli (counter trade), impor tahun 1985 tentang

penyempurnaan cara penanganan ekspor dan impor untuk efisiensi dan

peningkatan hasil negara, yang diperkuat lagi dengan penyediaan kredit

ekspor yang terbuka juga bagi PMA dengan bunga 9% per tahun, yang

sebelumnya hanya diberikan kepada pengusaha nasional. Lebih lanjut paket 6

Mei 1986 (Pakem) yang menghapuskan pemberian sertifikat ekspor untuk

memenuhi tuntutan persaingan luar negeri; Paket 24 Desember 1987 (Pakdes)

yang antara lain menyederhanakan izin ekspor serta pembebasan biaya masuk

barang-barang tertentu dan yang paling akhir Pakto (Paket Kebijaksanaan

Bidang Keuangan, Moneter dan Perbankan Tunggal) dan Pakno (Paket

Kebijaksanaan Bidang Industri, Perdagangan dan Perhubungan Laut) 1988

yang pada hakikatnya mendorong kemungkinan peningkatan ekspor tersebut

dengan menyediakan kemudahan dibidang perbankan (Hutabarat, 1996).

Kegiatan ekspor mempunyai beberapa tujuan antara lain (Amir. Ms,

2004) :

a. Mencari laba perusahaan melalui perluasan pasar serta memperoleh harga

jual yang lebih baik (optimalisasi laba).

b. Membuka pasar baru diluar negeri sebagai perluasan dari pasar domestik.

Dengan demikian komoditi yang diproduksi mempunyai pasar yang luas,

commit to user
9

tidak hanya sekesar pasar dalam negeri, tetapi juga mempu melayani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
konsumen dari mancanegara.

c. Memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang (installed capacity – idle

capacity – excess capacity), sehingga tercapai kapasitas optimum dalam

berproduksi, yang dapat menekan biaya umum perusahaan (overhead

cost).

d. Membiasakan diri bersaing dipasar internasional, sehingga terlatih

Krueger menyatakan bahwa kegiatan ekspor hanya akan berhasil

dalam jangka panjang yang menimbulkan dampak positif terhadap

kemakmuran masyarakat apabila sektor ekspor merupakan sektor yang

dominan dalam struktur ekonomi dalam pengertian nilai tambah maupun

kesempatan kerja. Jika tidak dominan, strategi pemasaran ekspor yang sangat

banyak menggunakan sumber-sumber ekonomi akan menimbulkan implikasi

negatif yang serius terhadap kemakmuran masyarakat luas. Lebih lanjut ia

menyatakan bahwa kegiatan ekspor mempunyai hubungan positif dengan

pertumbuhan ekonomi suatu negara, semakin banyak kegiatan ekspor

dinegara itu maka pertumbuhan ekonomi juga akan naik dan hal ini akan

berdampak pada iklim investasi yang semakin tumbuh beriringan dengan

kegiatan ekspor tesebut (Krueger dalam Raja, 2010).

3. Pihak-Pihak dalam Kegiatan Ekspor

Setiap negara mempunyai peraturan serta sistem perdagangan yang

berbeda-beda.Mereka yang terlibat dalam transaksi ekspor impor tersebut baik

para pengusaha yaitu eksportir dan importir atau pihak yang terlibat baik

commit to user
10

langsung ataupun tidak sangat perlu mengikuti perkembangan peraturan serta


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sistem perdagangan luar negeri baik yang dilakukan disetiap negara tujuan

ekspor (Hutabarat, 1996).

Dalam transaksi perdagangan ekspor, seorang eksportir banyak

berhubungan dengan berbagai instansi/ lembaga yang menunjang

terlaksananya kegiatan ekspor.Namun lembaga-lembaga yang berkaitan

dengan kegiatan ekspor tersebut terkadang belum seluruhnya dikenal atau

bahkan dimanfaatkan di Indonesia. Terdapat beberapa pihak yang terlibat

dalam kegiatan ekspor-impor yaitu :

a. Eksportir (pihak yang melakukan penjualan atau pengiriman barang)

b. Importir (pihak yang melakukan pembelian atau penerimaan barang)

c. Pembuat barang ekspor (kalau produksi ekspor tidak dilakukan sendiri)

d. Export Merchant House (yang membeli barang dari perusahaan pembuat

barang dan mengkhususkan diri dalam perdagangan dengan negara-negara

tertentu yang membutuhkan barang-barang tersebut).

e. Confirming House (yang bertindak sebaai perantara pembuat barang diluar

negeri dan importir dalam negeri biasanya bertanggungjawab atas

pengapalan barang-barang dan pembayaran pada penjual)

f. Buying Agent (bertindak sebagai agen untuk satu atau lebih pembeli

tertentu diluar negeri)

g. Trading House (badan usaha yang mengumpulkan barang-barang

keperluan untuk diekspor dan diimpor)

h. Consignment Agent (bertindak sebagai agen penjual diluar negeri)

commit to user
11

i. Factor (Lembaga yang setuju untuk membeli piutang dagang/ barang-


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
barang ekspor yang dipunyai eksportir untuk kemudian ditagih kepada

importir/ pembeli)

j. Bank termasuk didalamnya lembaga-lembaga yang menangani kegiatan

ekspor seperti Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia

k. Freight Forwarder, EMK L/ EMKU

l. Maskapai Pelayaran/ Perkapalan (Menerima barang-barang dagang dari

shipper/ eksportir/ freight forwarder dan mengatur pengangkutan barang-

barang tersebut serta menerbitkan Bill of Lading (B/ L) atau surat bukti

muat barang)

m. Asuransi (yaitu yang mengasuransikan barang-barang yang dikapalkan

sesuai nilai yang disyaratkan, yang mengeluarkan sertifikat/ polis asuransi

ntuk menutupi resiko yang dikehendaki serta yang menyelesaikan tagihan/

tuntutan kerugian-kerugian bila ada)

n. Bea Cukai ( bagi eksportir bertindak sebagai pihak yang meneliti dokumen

serta pembayaran pajak dan memberikan izin barang untuk dimuat

dikapal, bagi importir bertindak sebagai agen dan akan memberikan izin

untuk pelepasan barang-barang bilamana dokumen B/ L atau di Indonesia

PPUD, menunjukan telah dilakukan pembayaran)

o. Kedutaan/ Konsulat

p. Surveyor/ Pemeriksa (yang ditunjuk oleh pemerintah yang berwenang

dalam pemeriksaan mutu, jumlah barang dan lain sebagainya serta

memeriksa barang-barang ekspor tertentu dinegara tempat tibanya barang

commit to user
12

dengan penerbitan surat laporan pemeriksaaan (LKP) dan memeriksa


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kebenaran barang-barang impor dinegara asal impor barang) (Hutabarat,

1996).

B. Fumigasi

1. Pengertian Fumigasi

Fumigasi adalah cara perlakuan pengendalian hama (rayap, kutu buku,

tikus, kecoa, kumbang, ngengat, dan lain-lain) dengan menggunakan gas

beracun. Selain tingkat penetrasi yang tinggi, keuntungan lain fumigasi adalah

membunuh semua stadium kehidupan hama tanpa mengotori bahan yang

difumigasi (Hendrawan, 2007). Fumigasi adalah proses di mana serangga

dikeluarkan dari struktur kayu dengan menggunakan gas mematikan

(Azhim, 2011).

Fumigasi merupakan teknik pembasmian hama secara total, tanpa

merusak komoditi, tanpa resiko pencemaran residu, dengan sistem kerja yang

cepat dan murah, yakni dengan aplikasi gas toksik yang disebut fumigan

(Kharismansyah, 2010).

Berdasarkan pengertian beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan

bahwa pengertian fumigasi adalah suatu perlakuan pengendalian

hama/organisme pengganggu lainnya pada suatu komoditi, menggunakan

fumigan tertentu dalam ruang kedap udara, dengan konsentrasi dosis tertentu,

pada suhu dan tekanan tertentu

Fumigan adalah zat kimia atau campuran dari bahan kimia meliputi

semua bahan aktif dan tidak aktif (jika ada) yang diramu untuk menghasilkan

commit to user
13

satu fumigan (Giler, 2006). Formulasi fumigan ini dapat berada dalam tiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bentuk zat yaitu: padat, cair dan gas. Fumigan yang ideal memiliki ciri-

ciri sebagai berikut (Azhim, 2011):

a. Memiliki tingkat racun yang tinggi terhadap hama yang menjadi target.

b. Toksisitas yang rendah terhadap tumbuhan, manusia dan organisme lain

yang bukan menjadi sasaran.

c. Tersedia di pasaran dan hemat dalam penggunaan.

d. Tidak memberikan bahaya kepada komoditas.

e. Tidak terbakar, tidak merusak, dan tidak meledak dalam keadaan

penggunaan normal.

f. Mudah menguap dengan penetrasi yang baik.

g. Tidak berakibat buruk terhadap lingkungan.

Pada September 2000, The California Department of Pesticide

Regulationmengeluarkan peraturan prosedural baru yang membuat

penggunaan fumigan Metil Bromida sangat tidak praktis dan mahal. Peraturan

ini pada dasarnya adalah untuk menghentikan penggunaan Metil Bromida

sebagai fumigan struktural di Negara Bagian California (Amerika Serikat)

dikarenakan dapat merusak lapisan ozon (Azhim, 2011).

2. Tujuan Fumigasi

Fumigasi merupakan bentuk perlakuan kimiawi. Tujuan utama

dilakukannya fumigasi sebagai perlakuan perawatan komoditi

ekspor/karantina adalah untuk membebaskan komoditi, media penyimpanan,

commit to user
14

dan media pembawa (khusus ekspor) dari hama perusak dan organisme
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pengganggu lainnya.

Perlakuan fumigasi merupakan salah satu persyaratan ekspor sesuai

ketentuan internasional yang tertuang dalam berbagai kesepakatan bersama,

diantaranya dalam International Plant Protection Convention (TPPC) yang

direkomendasikan oleh badan perdagangan dunia (WTO).

Tujuan dilakukannya fumigasi lainnya yaitu agar komoditi atau barang

yang di ekspor tidak terkena claim (re-fumigasi) di negara tujuan hanya

karena tidak di fumigasi pada saat akan dikirim keluar negeri. Fumigasi juga

dilakukan sebagai tindakan karantina untuk membunuh semua jenis hama

(termasuk telur, larva, pupa dan imagonya) supaya komoditi yang dikirim

tidak terkontaminasi oleh hama/bakteri dan organisme pengganggu lainnya.

Dan tujuan terakhir untuk perawatan serta menjaga agar komoditi tidak rusak

sampai di negara tujuan (Hartono, 2013).

3. Fungsi fumigasi

Fumigasi memiliki fungsi, antara lain :

a. Meningkatkan ketahanan barang/komoditi yang disimpan di gudang dari

aktifitas hama, sehingga masa penyimpanan komoditas dapat lebih

panjang.

b. Mengamankan barang/ komoditi yang akan di ekspor ke negara tujuan

dari serangan hama/rayap.

commit to user
15

c. Memenuhi ketentuan phytosanitary negara tujuan ekspor/impor. Negara


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penerima komoditi akan menerima sertifikat fumigasi sebagai bukti bahwa

komoditi telah mendapat perlakuan eradikasi hama (Santhika, 2013).

4. Dasar Hukum Fumigasi

a. Undang-Undang No. 16, tahun 1992 Jo. PP. No. 14 tahun 2002, tentang

Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.

b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2005, tentang

pengesahan "BEIJING AMENDMENT TO THE MONTREAL

PROTOCOL" tentang bahan-bahan yang dapat meruak lapisan ozon.

c. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 3 7/Permentan/OT. 140/7/2009,

tentang penggunaan pestisida berbahan aktif Metil Bromida untuk

tindakan perlakuan karantina tumbuhan dan perlakuan pra pengapalan.

1) Pasal 3

Ruang lingkup pengaturan Peraturan ini meliputi pembatasan

penggunaan, pengurangan penggunaan dan emisi, dan pengawasan

penggunaan fumigan Metil Bromida.

2) Pasal 4

a) Perlakuan karantina dan/atau perlakuan pra pengapalan dengan

cara fumigasi menggunakan fumigan Metil Bromida dilakukan

oleh Petugas Karantina Tumbuhan dan dapat dilakukan oleh Pihak

Ketiga.

commit to user
16

b) Petugas Karantina Tumbuhan dan Pihak Ketiga sebagaimana


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dimaksudkan pada ayat (1) harus memiliki sertifikat penggunaan

pestisida terbatas.

c) Perlakuan karantina dan/atau perlakuan pra pengapalan

sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) yang dilakukan oleh

Pihak Ketiga harus dibawah pengawasan Petugas Karantina

Tumbuhan.

3) Pasal 5

Penggunaan fumigan Metil Bromida untuk perlakuan karantina

dan/atau pra pengapalan, dilakukan terhadap komoditas, petikemas

dan/atau alat angkut, apabila:

a) tidak dapat diberi perlakuan dengan metode atau bahan lain;

b) atau merupakan persyaratan negara tujuan.

Persyaratan negara tujuan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b

dapat diberlakukan terhadap komoditas, petikemas dan/atau alat

angkut yang transit di wilayah Negara Republik Indonesia,

4) Pasal 7

Penggunaan fumigan Metil Bromida selain untuk keperluan perlakuan

karantina dan/atau pra pengapalan, dan/atau dilakukan oleh Petugas

Karantina atau Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

commit to user
17

d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Negara tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3495).

e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup (Lembar Negara Tahun 1997 Nomor 68, tambahan Lembaran

Negara Nomor 3699).

f. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas

Peredaran, Penyimpanan, dan Penggunaan Pestisida (Lembaran Negara

Tahun 1973 Nomor 12).

g. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan

Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 138,

tambahan Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 4153).

h. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/SR. 140/5/2007

tentang Pengawasan Pestisida.

i. Permenaker No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3).

j. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

5. Jenis Fumigan

Fumigan yaitu sejenis pestisida (obat pembasmi hama) berbentuk gas

dimana dalam suhu, tekanan, dan dalam konsentrasi serta waktu tertentu dapat

membunuh hama. Adapun jenis-jenis dari fumigan yaitu(Kretayuga, 2013):

a. Methyl bromide

Metil bromida adalah senyawa kimia yang reaktif dan sangat beracun.

Fumigan ini memiliki karakeristik yaitu merupakan gas yang tidak

berwarna, tidak berbau, tidak mudah terbakar pada suhu normal, mudah

commit to user
18

mencair apabila berada dibawah tekanan tertentu, sehingga


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penyimpananya dikemas berbentuk cairan dibawah tekanan dalam sebuah

tabung, dan memiliki sifat korosif yaitu dapat merusak/merubah warna

dari beberapa bahan yang difumigasi.

b. Phospine

Adalah senyawa dengan rumus kimia PH3, tidak berwarna, mudah

terbakar, dan merupakan gas beracun.Murni fosfln tidak berbau, tetapi

sampel kelas teknis memiliki bau yang sangat menyengat.

c. Nitrogen

Nitrogen dinamakan juga sebagai zat lemas karena zat ini bersifat malas,

tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.

d. Asam sianida

Asam sianida murni tidak berwarna, mudah menguap sedikit di atas suhu

kamar ( 26°C ), sangat toksik dan berbau khas. Tetapi fumigan ini sangat

berbahaya bagi manusia.

e. Ethylene oksida

Adalah gas yang berwarna, mudah terbakar pada suhu kamar tertentu,

dengan bau agak manis.

f. Sulfuryl fluoride (S02F2)

SO2F2 merupakan fumigan ramah lingkungan yang dapat

diaplikasikan untuk melakukan pengendalian / eradikasi hama.

Beberapa jenis fumigan diatas yang selama ini dipergunakan oleh

seluruh perusahaan fumigasi untuk kegiatan fumigasi komoditi ekspor di

Indonesia adalah methyl bromide, karena yang baru dilakukan SKIM AUDIT

commit to user
19

oleh BARANTAN adalah Methyl Bromide, namun Fumigan methyl bromide


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk sekarang ini penggunaannya sudah mulai dibatasi/dihapus secara

bertahap, bahkan dilarang penggunaanya seperti di negara Uni Eropa

dikarenakan ion bromide merupakan senyawa kimia yang dapat merusak

lapisan ozon sebagai penyebab terjadiya global warming dan juga

membahayakan bagi manusia dan lingkungan. Sedangkan untuk fumigan

sulfuryl fluoride merupakan fumigan terbaru di Indonesia yang

direkomendasikan oleh IPPC untuk menggantikan fumigan methyl bromide.

6. Pengertian Sertifikat Fumigasi

Mengingat bahwa pentingnya fungsi dari fumigasi itu sendiri,maka

diperlukalah suatu alat yang dipergunakan sebagai bukti bahwa barang yang

akan diekspor telah difumigasi. Alat yang dipakai untuk menyatakan bahwa

suatu barang telah melalui proses fumigasi adalah Sertifikat Fumigasi yang

dikeluarkan oleh Perusahaan Fumigant yang telah mendapat jaminan dari

Badan Karantina Pertanian. Pengertian dari sertifikat fumigasi adalah suatu

dokumen yang menyatakan bahwa perlakuan fumigasi telah dilaksanakan

sesuai dengan persyaratan atau standar yang telah ditentukan. Serifikat ini

akan diberikan kepada perusahaan fumigasi yang dinyatakan telah memenuhi

persyaratan dan dinilai mampu melaksanakan kegiatan fumigasi untuk

keperluan karantina. Dikeluarkannya sertifikat oleh perusahaan fumigasi

kepada perusahaan jasa pengiriman atau perusahaan yang mengesport barang

dialkukan setelah dilakukannya stafing pada barang yang akan

dikirim.(Santhika, 2013)

commit to user
20

7. Legalitas Fumigasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Legalitas fumigasi dalam kegiatan ekspor antara lain (Santhika, 2013):

a. Penerbitan sertifikat fumigasi yang sah dan diakui secara internasional

harus bernomor registrasi AFASID yang merupakan nomor registrasi

resmi pemerintah.

b. Sertifikat fumigasi yang telah selesai dibuat harus ditanda tangani oleh

orang yang telah memiliki kompetensi fumigasi (authorized competence)

yang telah teregistrasi secara internasional. Contohnya adalah owner atau

Manajer.

Gambar 2.1
Contoh Sertifikat Fumigasi Sesuai Bahan Ekspor

Sumber :CV. Yudhistira,2014

commit to user
21

c. Ketentuan dan tatacara pelaksanaan fumigasi standar pemerintah dan


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
standar internasional yang berlaku adalah :

1) Fumigasi wajib dilaksanakan oleh perusahaan fumigasi yang telah

terdaftar dalam Program Pemerintahlah teregistrasi yang Badan

Karantina Pertanian Departemen Pertanian (mempunyai nomor

registrasi resmi pemerintah).

2) Container atau komoditi yang akan di fumigasi harus bersih, bebas

dari kontaminasi hama dan organisme pengganggu lainnya, tanah atau

lumpur serta kotoran lainnya.

3) Fumigasi yang menggunakan container, maka container wajib

diturunkan dari sasis kendaraan, karena fumigasi harus menggunakan

cungkup atau coversheet, serta peralatan standar yang berlaku

lainnya, khusus container untuk ekspor, maka fumigasi wajib

dilakukan di depo fumigasi yang telah memperoleh rekomendasi dari

Badan Karantina pertanian (untuk DKI di depo KBN Marunda atau

depo Transporindo)

4) Beberapa syarat depo fumigasi yang wajib mendapat rekomendasi

dari pemerintah adalah : lantai kedap dan rata, aman dari lalu lintas

orang, terhindar dari kemungkinan reinvestasi hama/penyakit/

organisme pengganggu lainnya.

5) Fumigant (obat /pestisida) yang dipakai adalah Methyl Bromide

(Ch3Br) dengan dosis yang umum dipakai adalah 48 gram/m3/24 jam.

commit to user
22

Apabila terjadi penambahan atau pengurangan dosis, dikenakan biaya


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sesuai tambahan/pengurangan jumlah obat yang dipakai.

Tabel 2.1
Dosis Fumigasi Untuk Produk Bahan Kayu

No Fumigan Dosis Standar Keterangan


a. Dipeuntukan untuk Tindakan
Karantina dan Pra Pengapalan
Sifat kimia lainnya:
Methyl
b. Cairan Bereaksi dengan Al,
1 Bromida ( 48 - 128 gr/m3
karet alam
Ch3Br)
c. Meninggalkan residu pada
lemak & protein tinggi
Waktu pemaparan : 1 x 24 jam
a. Misalnya :
3 gr tablet mengandung 1 gr
Phospine
0,6 gr pellet mengandung 0,2
Hydrogen Standar berat gr Phospine
2 Phospide phospine = 1/3 33 gr plate mengandung 11gr
(PH3) berat padatan Phospine
Sifat kimia lainnya :
- Gas yang timbul mereaksi
dengan semua jenis metal
b. Waktu pemaparan : 3 x 24 jam
Normal/umum :
Dapat diaplikasikan pada semua
Sulfuril 8 - 10 gr /m3
media
3 Fluoride Kayu ketebalan
Waktu pemaparan :
(SO2F2) max 35 cm : 16
1,2,4,6,8,12jam - 24/ 48 jam
-48 gr
Sumber :PT. Menara Maju Perkasa,2011.

6) Proses fumigasi efektif memerlukan waktu paling sedikit 1 x 24 jam.

Kualitas hasil terjamin, mengurangi tingkat resiko re-fumigasi (atau

claim) dari negara tujuan.

7) Pemberitahuan atau order fumigasi agar disampaikan paling lambat

24 jam sebelum clossing kapal.

commit to user
23

8) Fumigasi dapat dilakukan untuk keperluan lainnya seperti kemasan


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kayu atau komoditas.Untuk komoditas dalam gudang, fumigasi juga

wajib menggunakan cungkup atau coversheet.

9) Tempat penumpukan atau depo fumigasi, lokasi pabrik/gudang, atau

dermaga pemuatan, harus bersih dan bebas dari berbagai hama dan

organisme pengganggu lainnya, khusus untuk fumigasi diluar

container (seperti di gudang), maka wajib dilakuka ditempat/lokasi

yang terhindar dari panas dan hujan, kondisi bersih, dan jauh dari lalu

lintas orang.

10) Container atau komoditi yang telah selesai di fumigasi, harus

diletakan terpisah dari container atau komoditi lain yang belum di

fumigasi untuk mencegah terjadinya kontaminasi kembali selama di

tempat penumpukan/penyimpanan.

11) Komoditi yang telah selesai di fumigasi, disarankan tidak berada

terlalu lama dalam tempat penyimpanan, untuk memperkecil

kemungkinan terjadinya kontaminasi kembali.Dalam hal ini apabila

penyimpanan melewati batas resistensi fumigant (21 hari), maka

harus dilakukan refumigasi.

12) Dosis fumigasi bervariasi tergantung jenis komoditi yang di fumigasi

atau atas persyaratan negara tujuan.

d. Tarif / biaya fumigasi terbagi dalam beberapa kategori, disesuaikan

dengan tatacara dan lokasi fumigasi yang akan dilakukan. Beberapa

kategori dan kriteria untuk menetapkan tarif tersebut adalah:

commit to user
24

1) Fumigasi dalam container yang dilakukan di depo container yang


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
telah ditetapkan. Posisi container diletakkan diatas lantai yang kedap

(diturunkan dari sasis kendaraan). Untuk jenis fumigasi ini, pengenaan

tarif fumigasi sudah termasuk:

a) Biaya sewa depo container.

b) Lift on/off selama di depo container.

c) Biaya trucking dari depo container sampai CY.

2) Fumigasi LCL atau fumigasi yang dilaksanakan diluar container

(sebelum stuffing). Untuk fumigasi jenis ini, dapat dilakukan di pabrik

atau lokasi lain yang disepakati bersama. Tarif biaya fumigasi

dihitung berdasarkan volume komoditi yang di fumigasi.

Tabel 2.2
Tarif Fumigasi Produk Kayu Olahan CV. Yudhistira

Jenis Countainer Harga


Countainer 20’ Rp.900.000,00
Countainer 40’ Rp.1.800.000,00
Countainer 40’ HC Rp 2.200.000,00
Sumber : Wawancara Direktur CV. Yudhistira, 2014

8. Ketentuan dan Tatacara Pelaksanaan Fumigasi

Ketentuan dan tatacara pelaksanaan fumigasi standar pemerintah dan

standar interaasional yang berlaku antara lain :

a. Fumigasi wajib dilaksanakan oleh perusahaan fumigasi yang telah

terdaftar dalam Program Pemerintah dan Badan Karantina Pertanian

Departemen Pertanian serta memiliki nomor registrasi resmi pemerintah.

commit to user
25

b. Kontainer atau komoditi yang akan di fumigasi harus bersih, bebas dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kontaminasi hama/organisme pengganggu lainnya, dan tanah, lumpur

serta kotoran lainnya.

c. Fumigasi yang dilakukan komoditi beserta kontainernya, maka kontainer

wajib diturunkan dari sasis kendaraan, karena fumigasi harus

menggunakan cungkup atau coversheet, serta peralatan standar yang

berlaku lainnya. Khusus kontainer untuk ekspor, maka fumigasi wajib

dilakukan di depo fumigasi yang telah memperoleh rekomendasi dari

Badan Karantina pertanian.

d. Beberapa syarat depo fumigasi yang wajib mendapat rekomendasi dari

pemerintah adalah : lantai kedap dan rata, aman dari lalu lintas orang,

terhindar dari kemungkinan terjangkit hama/penyakit/organisme

pengganggu lainnya.

e. Fumigan (obat/pestisida) yang dipakai tergantung pada jenis komoditi

yang diekspor, permintaaan pembeli/buyer,dan/atau berdasarkan

persyaratan dari negara tujuan. Apabila terjadi penambahan atau

pengurangan dosis, dikenakan biaya sesuai tambahan/pengurangan jumlah

obat yang dipakai.

f. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pelaksanaan fumigasi yang efektif

yaitu paling sedikit 1 x 24 jam.

g. Kualitas pelaksanaan kegiatan fumigasi menjamin terjadinya resiko re-

fumigasi (atau claim) dari negara tujuan.

commit to user
26

h. Pemberitahuan atau order fumigasi agar disampaikan paling lambat 24


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
jam sebelum clossing kapal.

i. Fumigasi dapat dilakukan untuk keperluan lainnya seperti kemasan kayu

atau produk/komoditi. Untuk komoditi dalam gudang, fumigasi juga wajib

menggunakan cungkup atau coversheet.

j. Tempat penumpukan atau depo fumigasi, lokasi pabrik/gudang, atau

dermaga pemuatan, harus bersih dan bebas dari berbagai hama dan

organisme pengganggu lainnya, khusus untuk fumigasi diluar kontainer

(seperti di gudang), maka wajib dilakukan ditempat/lokasi yang terhindar

dari panas dan hujan, kondisi bersih, dan jauh dari lalu lintas orang.

k. Kontainer atau komoditi yang telah selesai di fumigasi, harus diletakan

terpisah dari kontainer atau komoditi lain yang belum di fumigasi untuk

mencegah terjadinya kontaminasi kembali selama di tempat penumpukan

/penyimpanan.

l. Komoditi yang telah selesai di fumigasi, disarankan tidak berada terlalu

lama dalam tempat penyimpanan, untuk memperkecil kemungkinan

terjadinya kontaminasi kembali. Dalam hal ini apabila penyimpanan

melewati batas resistensi fumigan (21 hari), maka harus dilakukan

refumigasi.

m. Dosis fumigasi bervariasi tergantung jenis komoditi yang di fumigasi atau

atas persyaratan negara tujuan.

commit to user
27

9. Pelaksanaan Fumigasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pelaksanaan fumigasi dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu

(Badan Karantina Pertanian, 2006):

a. Verifikasi Fumigasi

Merupakan kegiatan pemeriksaan untuk memperoleh informasi mengenai

kepastian kelayakan dilakukannya fumigasi. Hal-hal yang perlu diperiksa

antara lain:

1) Waktu dan tempat pelaksanaan fumigasi.

Verifikasi waktu dilakukan untuk memeriksa apakah tersedia cukup

waktu untuk melaksanakan fumigasi sesuai standar hingga selesai.

Sedangkan untuk pemeriksaan tempat/lokasi fumigasi harus cukup

terlindung dari gangguan cuaca, bebas dari keramaian/aktivitas kerja,

serta berventilasi baik, selain itu kondisi lantai harus kedap gas, dan

harus bebas dari kotoran, bila tidak kedap gas harus ditutup

menggunakan lembaran penutup yang kedap gas.

2) Jenis Hama dan Dosis

Verifikasi jenis hama ini dilakukan sebagai dasar penghitungan dosis

yang akan dipakai. Penggunaan dosis fumigan biasanya tergantung

pada jenis komoditi yang akan diekspor dan permintaan/persyaratan

khusus dari negara tujuan ekspor.

3) Susunan/Stacking

Verifikasi susunan komoditi ini dilakukan untuk memastikan kondisi

tumpukan komoditi telah tersusun dengan baik agar sirkulasi dan

penetrasi gas di ruang fumigasi berjalan lancar, selain itu berguna

commit to user
28

untuk memudahkan penempatan selang monitor.Susunan komoditi


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
harus memungkinkan sirkulasi dan penetrasi gas dengan baik, hingga

ke tengah tumpukan komoditi bila tidak harus dilakukan penyusunan

kembali.

b. Persiapan Fumigasi

Pelaksanaan fumigasi harus dipersiapkan secara matang agar dapat

berlangsung dengan lancar, efektif, dan aman. Berikut adalah persiapan

yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan fumigasi:

1) Pemberitahuan kepada pihak terkait

Pelaksana fumigasi (fumigator) harus melakukan pemberitahuan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai rencana

pelaksanaan fumigasi. Pihak-pihak yang terkait tersebut adalah:

a) UPT Karantina Tumbuhan setempat.

b) Aparat keamanan setempat (polisi atau satpam di lokasi fumigasi).

c) Pemilik komoditi.

d) Pengelola yang bertanggung jawab atas lokasi fumigasi (seperti

penguasa pelabuhan/bandar udara, manajer gudang, dan lain-lain).

e) Penghuni/pimpinan kantor wajib diberitahu mengenai kegiatan

fumigasi apabila pelaksanaannya dilakukan di sekitar area kantor.

f) Pemberitahuan kepada rumah sakit terdekat dari area fumigasi,

sebagai langkah antisipasi bila terjadi kecelakaan/keracunan akibat

kegiatan fumigasi.

commit to user
29

2) Persiapan pengamanan dan keselamatan


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengamanan dan keselamatan pelaksanaan fumigasi perlu

dipersiapkan dengan baik untuk memastikan area fumigasi aman dan

tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitar.

Pengamanan dilakukan dengan memasang garis batas area berbahaya

dan tanda peringatan yang mudah dibaca.Selain itu fumigator juga

perlu mengetahui alamat dan nomor telepon rumah sakit terdekat.

3) Persiapan alat dan bahan fumigasi

Peralatan dan bahan fumigasi yang diperlukan harus berada dalam

keadaan siap pakai dan dalam jumlah yang cukup.

c. Pemasangan Alat Fumigasi

1) Pemasangan Jalur Pemasok Gas

Penyusunan jalur pemasok gas dapat menggunakan system sigle atau

multiple manifold, sesuai dengan kebutuhan. Jalur pemasok gas

berguna untuk menyalurkan fumigan dari tabung kedalam ruang

fumigasi.

2) Pemasangan Jalur Sampling

Jalur sampling berguna untuk mengambil sampel fumigan yang ada

didalam ruang fumigasi.Jalur sampling dipasang secara diagonal yaitu

bagian atas, tengah tumpukan komoditi, dan bawah/dasar ruang

fumigasi.

3) Penempatan Kipas Angin

Kipas angin berguna untuk membantu dalam mempercepat proses

pemerataan penyebaran gas didalam ruang fumigasi. Kipas angin

commit to user
30

ditempatkan pada bagian bawah depan dan atas belakang tumpukan


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
komoditi.

4) Pemasangan Coversheet (lembar penutup)

Pemasagan lembar penutup dilakukan agar dapat membuat

ruang fumigasi kedap gas. Lembaran penutup harus memenuhi syarat

seperti bebas dari segala cacat misalnya sobek, dan coversheet

memiliki kemampuan menyerap gas kurang dari 0,02 gram/m2 per

hari.

Sebelum dipasang periksa apakah terdapat cacat, bila ada

lakukan penutupan dengan pita perekat.Pasang pelapis pada bagian

yang tajam.Lakukaan penutupan terhadap peti kemas.Lipat dan jepit

semua sambungan lembar penutup.Tindih lipatan dengan sand snake.

5) Pemasangan guling pasir (sandsnake)

Pemasangan guling pasir pada lembar penutup adalah untuk

mengganjal dan membantu penutupan ruang fumigasi agar kedap

gas.Penempatan guling pasir dengan sistem ganda susun bata (double

overlapping) yang berguna untuk menciptakan penempatan guling

pasir agar tersusun rapat.

6) Tanda Peringatan Bahaya

Pengamanan area fumigasi dilakukan untuk memberikan batasan fisik

berupa tanda peringatan bahaya dan tali pembatas.Hal ini

dimaksudkan agar pihak yang tidak berkepentingan tidak memasuki

area fumigasi.

commit to user
31

7) Pengukuran Volume Ruang Fumigasi


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengukuran volume ruang fumigasi adalah isi seluruh ruang yang

digunakan untuk fumigasi. Pengukuran volume ruang ini juga

berkaitan dengan penentuan jumlah fumigan yang akan dilepas dalam

kontainer.

8) Dosis Fumigasi

Dosis fumigasi tergantung pada jenis komoditi dan hama sasaran.

Dosis fumigasi untuk komoditi ekspor biasanya ditentukan oleh

instansi karantina di negara tujuan.Dosis fumigasi juga dipengaruhi

oleh suhu ruangan.Semakin rendah suhu, semakin besar pula dosis

yang digunakan.

d. Penyaluran Fumigan

Penyaluran fumigan dari tabung ke ruangan fumigasi merupakan

tahapan yang berbahaya dalam pelaksanaan fumigasi. Maka dari itu

penyaluran fumigan harus dipersiapkan dengan baik dan benar, berikut

adalah hal-hal yang harus dipersiapkan dalam penyaluran fumigan :

1) Persiapan Penyaluran Gas

a) Area fumigasi harus bebas dari orang tang tidak berkepentingan.

b) Ruangan fumigasi dalam kondisi yang telah kedap gas.

c) Semua peralatan yang diperlukan telah terpasang dengan baik dan

tersedia di lokasi dan siap dioperasikan.

d) Tanda-tanda peringatan bahaya telah dipasang pada tempatnya.

commit to user
32

2) Proses Penyaluran Gas


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Lepaskan gas secara perlahan selama kurang lebih tiga puh detik

dan tutup kembali sambil memeriksa fumigan yang keluar.

b) Melakukan pemeriksaan kebocoran gas disekitar outlet pada

tabung fumigan serta sambungan selang gas dengan alat

pendeteksi kebocoran gas (gas leak detector).

c) Bila tidak terdapat kebocoran gas, lanjutkan penyaluran fumigan

perlahan kedalam ruang fumigasi hingga tercapai jumlah yang

ditentukan.

d) Nyalakan terus kipas angin untuk membantu meratakan

pendistribusian gas ke seluruh ruangan.

e. Monitoring Konsentrasi Fumigasi

Monitoring dilakukan guna mengetahui konsentrasi fumigan

dalam ruangan fumigasi.Monitoring dilakukan secara berkala minimal dua

kali monitoring yaitu pada awal dan akhir fumigasi.

Hasil monitoring akan memberikan gambaran kepada fumigator

bahwa pelaksanaan fumigasi telah berjalan dengan baik atau sebaliknya,

selain itu juga dapat segera dilakukan tindakan koreksi apabila terdapat

masalah dalam pelaksanaan fumigasi. Alat yang digunakan untuk

mengukur konsentrasi gas yaitu Optical Gas Indicator.

f. Pembebasan Ruang Fumigasi dari Fumigan (Aerasi)

Aerasi merupakan proses pembuangan sisa fumigan dari dalam ruang

fumigasi sampai ketingkat ambang batas aman (Treshold Limit

commit to user
33

Value/TLV) yaitu di bawah 5 ppm.Aerasi merupakan tahapan yang paling


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berbahaya karena fumigator berpaparan langsung dengan sisa gas yang

masing membahayakan dalamruang fumigasi, maka dari itu pelaksanaan

aerasi harus mengikuti prosedur sebagai berikut:

1) Pastikan lingkungan sekitar area fumigasi aman.

2) Pastikan juga fumigator telah memakai alat pelindung diri sesuai

standar.

3) Hidupkan kipas angin untuk mempercepat keluarnya gas dari dalam

ruangan fumigasi.

4) Buka coversheet sedikit demi sedikit dengan memperhatikan arah

angin, lalu jepit dengan clamp.

5) Periksa konsentrasi gas dalam ruang fumigasi.

6) Setelah proses aerasi dinyatakan selesai dan terbebas dari sisa gas

fumigan dan komoditi dinyatakan bebas hama, kemudian lakukan

pelepasan tanda peringatan bahaya yang terpasang disekitar area

fumigasi.

g. Pemberitahuan Pihak Terkait

Pihak-pihak yang diberi pemberitahuan pada saat fumigasi akan dilakukan

harus diberitahukan kembali oleh perusahaan fumigasi bahwa proses

fumigasi telah selesai dilaksanakan.

h. Sertifikasi

Gas Clearance Certificate dan Fumigation Certificate dapat diterbitkan

oleh fumigator setelah memastikan bahwa fumigasi berhasil dilaksanakan

dengan baik.Selain itu juga dilakukan penyimpanan dan perawatan bahan

dan peralatan fumigasi.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai