I. Pendahuluan
Pengendalian hama gudang yang umum saat ini dilakukan adalah
pengendalian secara kimia dengan menggunakan pestisida. Pestisida selain
dapat membunuh hama juga sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan
dapat pula mencemari lingkungan. Oleh karena itu penggunaan pestisida dalam
pengendalian hama perlu dilaksanakan secara hati-hati.
Ada 2 cara pengendalian hama gudang dengan cara kimia :
1. Pengendalian hama bersifat preventif dengan cara spraying pada lantai,
atap, dinding bagian dalam dan luar. Pestisida yang digunakan adalah
pestisida racun kontak atau racun perut dan umumnya yang bersifat residual.
2. Pengendalian hama yang bersifat kuratif dengan cara fumigasi. Pestisida
yang digunakan adalah pestisida racun pernafasan. Oleh karenanya tidak
mempunyai residual effect sehingga setelah fumigasi selesai, komoditas akan
mudah terserang kembali oleh hama. Prinsip fumigasi adalah mematikan
hama yang ada pada waktu tersebut.
ANTIBUG 1
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Macam fumigasi
Dosis dan konsentrasi fumigan
Jenis hama
Waktu dan lamanya fumigasi (exposure time)
Kedapan ruangan fumigasi
ANTIBUG 2
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 3
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 4
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 5
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Mudah terbakar dan meledak bila kontak dengan air pada konsentrasi
di atas 1.8% volume.
Gas yang terbentuk bergerak dari bawah ke atas.
Tidak berwarna
Gas langsung terbentuk setelah 1-4 jam setelah berhubungan dengan
udara.
Formulasi standar berat Phospin = 1/3 berat padatan
Misalnya : 3 gr tablet mengandung 1 gr Phospin.
0.6 gr pellet mengandung 0.2 gr Phospin.
33 gr plate mengandung 11 gr Phospin.
Sifat kimia lain :
Gas yang timbul bereaksi dengan semua jenis metal (khususnya
perangkat listrik) emas dan perak.
Tidak meninggalkan residu.
Karena gas Phospin sendiri terbentuk dari suatu senyawa Aluminium
Phosphide atau Magnesium Phosphide yang diformulasikan dalam bentuk tablet,
pellet atau powder dalam kantong kertas yang apabila bereaksi dengan uap air
yang ada dalam udara akan membentuk gas phospin.
Reaksi kimianya adalah sebagai berikut :
Sebagaimana Metil Bromida yang tidak berwarna dan tidak berbau maka
untuk keselamatan kerja ke dalam senyawa Aluminium phosphide tersebut
ditambahkan bahan-bahan seperti Ammonium carbamat, Ammonium bicarbonate
dan urea, sehingga gas phospin berbau karbit atau bawang putih. Selain itu
ANTIBUG 6
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ditambahkan juga paraffin yang pellet maupun powder baru akan terurai menjadi
gas setelah 2-4 jam tergantung temperatur.
ANTIBUG 7
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 8
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Reaksi Kimia
Phospin
O2 H2O+O2 O2 O2
PH3 P2H4 H3PO2 H3PO3 H3PO4
Reaksi Oksidasi
ANTIBUG 9
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
panas
NaAL2 (SO4)4 + H2O AL(OH)3 + Na2SO4 + H2SO4
H2 O
1. Metil Bromida
ANTIBUG 10
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 11
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Dengan cara ini dapat ditetapkan konsentrasi gas secara kualitatif yaitu dengan
melihat perubahan warna api.
2. Phospin
ANTIBUG 12
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 13
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 14
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
B. Persiapan Fumigasi
Pelaksanaan fumigasi akan berhasil dengan baik apabila direncanakan
dengan baik pula. Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum
melaksanakan fumigasi sbb :
1. Mintalah informasi selengkap-lengkapnya kepada pengguna jasa / client
tentang komoditi yang akan difumigasi. Informasi yang dibutuhkan meliputi :
Jenis dan jumlah komoditi.
Waktu pengapalan / pemuatan ke alat angkut.
Apakah komoditi akan dikirim ke daerah lain atau komoditi impor
yang dimasukkan dari negara lain.
Jenis bahan yang akan difumigasi dan jumlahnya.
Bahan pembungkus / kemasan.
Sistem penyimpanan (stapelan : ukuran, keadaan, bentuk)
Kebersihan gudang.
Kedapan gudang.
ANTIBUG 15
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
2. Buatlah rencana kerja yang jelas dan terperinci. Apabila dianggap perlu,
lakukan pembagian tugas.
3. Persiapkan semua peralatan dan bahan yang perlu dibawa dan pastikan
bahwa semua peralatan dalam keadaan baik/ berfungsi. Disarankan agar
selalu menyimpan peralatan/ bahan dalam keadaan “siap bawa” sehingga
pada saat diperlukan tidak harus lagi menyiapkannya satu persatu.
C. Pelaksanaan
ANTIBUG 16
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Tempat fumigasi harus berada pada area yang berventilasi baik dan
ternaung. Tempat tersebut harus terlindung dari gangguan cuaca yang buruk
seperti hujan, panas, angin kencang dan temperatur yang rendah.
Tempat fumigasi harus bebas dari lalu lintas atau aktivitas manusia. Apabila
dengan terpaksa melakukan fumigasi di dekat ruangan yang terdapat aktivitas
manusia (ruang kantor misalnya), ruangan tersebut harus dikosongkan selama
proses fumigasi berjalan.
2. Ruang Fumigasi
Perlakuan fumigasi harus dilakukan pada ruang yang tertutup rapat. Jika
dapat dibuktikan bahwa ruang fumigasi sudah kedap gas (seperti pada peti
kemas), penggunaan lembaran penutup tidak diperlukan, namun apabila tidak
dapat dibuktikan maka harus menggunakan lembaran penutup (sheet
fumigation).
Lantai ruang fumigasi harus tidak dapat ditembus gas sehingga mampu
menjaga konsentrasi fumigan pada tingkat minimal selama masa perlakuan.
Apabila fumigasi dilakukan dengan menggunakan sheet fumigation, maka lantai
harus :
Datar dan bebas dari batu atau benda tajam lainnya sehingga
penempatan lembaran penutup pada permukaan lantai dapat dilakukan
dengan baik untuk mencegah kebocoran gas.
Bebas dari retakan-retakan dan saluran air atau celah lainnya yang dapat
mengurangi sifat kedap gas ruangan tersebut.
Beton atau aspal yang tidak bercelah baik untuk digunakan sebagai lantai
fumigasi. Permukaan tanah, pasir, kerikil atau paving blok tidak sesuai digunakan
sebagai lantai fumigasi. Untuk mendapatkan hasil fumigasi yang baik,
permukaan lantai seperti tersebut diatas harus ditutup rapat dengan lembaran
penutup kedap gas.
ANTIBUG 17
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Dosis fumigasi adalah jumlah fumigan yang digunakan pada volume tertentu
dan biasanya dinyatakan dalam berat fumigan per volume ruang fumigasi (berat/
volume, gr/m3) atau kadang-kadang dinyatakan dalam berat fumigan per berat
komoditas (berat/ berat, gr/ton). Sedangkan konsentrasi fumigan adalah jumlah
riil dari fumigan yang berada di dalam udara atau di dalam rongga-rongga di
antara komoditas di dalam ruang fumigasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam hal ini yang lebih penting adalah
besarnya konsentrasi yang mematikan hama. Dengan demikian untuk
menghasilkan konsentrasi yang sama maka dosis fumigasi pada ruangan yang
ANTIBUG 18
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
kedap akan lebih rendah daripada ruangan yang kurang kedap. Selain itu daya
serap komoditas juga akan mempengaruhi dosis.
Faktor lain yang mempengaruhi penetapan dosis adalah jenis hama, stadia
hama, tingkat serangan hama, temperatur dan exposure time. Kadang-kadang
untuk beberapa negara berlaku pula ketentuan tersendiri mengenai dosis
tersebut. Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi maka untuk
menetapkan dosis yang tepat adalah tidak mudah, walau demikian sebagai
patokan dapat menggunakan ketentuan dosis bagi setiap komoditas menurut
FAO.
Untuk memfumigasi suatu ruangan yang tidak penuh terisi komoditas, karena
dasar fumigasi adalah volume maka penetapan dosisnya selain dosis untuk
komoditas perlu ditambahkan dosis space (ruangan kosong).
Kemudian untuk memfumigasi komoditas pertanian yang berupa biji-bijian
apabila menggunakan Metil Bromida, exposure timenya memerlukan waktu yang
lebih lama lagi yaitu 3-5 hari. Hal ini erat sekali hubungannya dengan temperatur,
dalam hal ini penguraian secara keseluruhan dari bentuk tablet atau pellet
seperti yang dikemukakan dalam table dibawah ini :
ANTIBUG 19
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Kopi : 21 gr/m3
Kopra : 32 gr/m3
Kayu manis : 21 gr/m3
Pala, fuli : 21 gr/m3 (1 ton =
1.98 m3)
Lada hitam/ putih : 24 gr/m3 (1 ton =
2.30 m3)
Biji kakao : 24-32 gr/m3
Wijen : 24-32 gr/m3
Kacang mete : 24-32 gr/m3
ANTIBUG 20
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 21
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 22
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Contoh :
Volume ruang fumigasi adalah 50 m3 dengan menggunakan dosis 32 g/ m3, maka
jumlah fumigan yang diperlukan sebanyak 50 x 32 = 1600 g.
Volume ruang fumigasi adalah isi seluruh ruangan yang digunakan untuk
fumigasi. Volume ruang fumigasi dihitung dengan cara :
Berikut ini adalah panduan yang dapat digunakan untuk membantu mengukur
volume berbagai ruang fumigasi.
Volume kamar berbentuk kotak/ kubus =pxlxt
Volume atap ruangan = 0.5 x p x l x t
Volume bunker = 1.6 x r x r x p
Volume ruang berbentuk silinder = 3.2 x r x r x t
Volume ruang berbentuk kerucut = 1.6 x r x r x t
ANTIBUG 23
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Komoditi yang mudah rusak terdiri dari berbagai macam seperti tanaman
hidup, bunga potong, buah segar, sayuran dan beberapa jenis biji-bijian (benih).
Untuk fumigasi buah segar dan sayuran, fumigator harus menggunakan
temperatur daging buah untuk kalkulasi dosis, bukan temperatur ruangan seperti
pada fumigasi komoditi lainnya. Temperatur daging buah harus dicantumkan
dalam sertifikat fumigasi. Dalam melakukan pengukuran temperatur daging
buah, fumigator harus mengambil sample dari paling tidak satu tempat di setiap
bagian bawah, tengah, dan atas partai komoditi. Alat pengukur temperatur harus
dimasukkan ke tengah sebuah buah yang terletak di bagian tengah karton bila
memungkinkan.
ANTIBUG 24
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Volume tumpukan komoditi yang baik adalah tidak lebih 2/3 volume ruangan
fumigasi. Komoditi harus ditumpuk sedemikian rupa sehingga memungkinkan
sirkulasi gas secara baik pada bagian atas, samping, dan antara komoditi.
Sebagai pedoman secara umum, untuk fumigasi dengan lembaran penutup,
jarak antara lembar penutup dengan tumpukan komoditi yang disarankan pada
bagian atas adalah 60 cm, pada bagian sisi 30 cm, sedangkan jarak dengan
lantai minimum 5 cm. Tinggi, lebar dan panjang tumpukan dalam setiap palet
hendaknya tidak melebihi 2.5 meter. Untuk fumigasi kayu jaraknya tidak melebihi
2 meter.
Untuk fumigasi dalam peti kemas atau kamar, sebaiknya juga menggunakan
palet untuk penyusunan komoditi. Jarak antara tumpukan komoditi dengan
dinding peti kemas atau kamar pada bagian atas dan sisi tidak kurang dari 10
cm. Untuk rumput pakan ternak (baled hay), tumpukan dapat dimuat hingga
memenuhi seluruh ruangan tanpa ada jarak dengan dinding. Contoh penyusunan
komoditi dapat dilihat pada Lampiran 4.
ANTIBUG 25
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 26
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Jalur pasokan gas yang efektif adalah melalui bagian atas (headspace)
ruang fumigasi.
ANTIBUG 27
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 28
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Semua peti kemas harus difumigasi di bawah lembaran penutup kecuali peti
kemas yang telah memenuhi standar uji tekanan untuk kedap gas. Untuk
fumigasi peti kemas tanpa lembaran penutup, proses berikut harus selalu
dilakukan sebelum peti kemas difumigasi :
Ukur tingkat kekedapan gas dengan menggunakan uji penurunan
tekanan (pressure decay test). Hal ini dapat dilakukan dengan melihat waktu
paruh tekanan (atau penurunan) dari 200 Pa ke 100 Pa.
ANTIBUG 29
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Peti kemas yang tidak dapat diberi tekanan sampai 250 Pa (tekanan
permulaan untuk ujian) dianggap tidak lulus uji dan harus dimasukkan ke
bawah lembaran kedap gas sebelum difumigasi.
ANTIBUG 30
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 31
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 32
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 33
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Pilihan 1
Pemantauan konsentrasi gas tidak perlu dilakukan asalkan :
Fumigator telah melaksanakan suatu uji tekanan pada ruangan secara
benar.
Nilai pengurangan tekanan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Jumlah fumigan yang tepat dimasukkan ke dalam ruangan.
Cat : keterangan-keterangan tersebut diatas dicatat dan dimasukkan ke dalam
sertifikat fumigasi.
Pilihan 2
Harus mengukur konsentrasi Metil Bromida dalam ruangan fumigasi pada
dua saat selama masa fumigasi seperti terlihat pada tabel di bawah ini :
Cat : apabila fumigasi dengan metyl bromide dilaksanakan lebih dari 48 jam,
pengukuran tambahan harus dilakukan setelah 24 jam. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan kemungkinan dilakukannya tindakan perbaikan jika
diperlukan.
Pengukuran dari semua jalur sampling harus menunjukkan kadar/
konsentrasi fumigant yang sesuai atau kekurangannya tidak melebihi 15% dari
kadar yang ditentukan. Jika ini tidak tercapai pada pemantauan awal, maka
waktu fumigasi harus diperpanjang atau diambil tindakan lain untuk mengatasi
masalahnya.
ANTIBUG 34
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Cat : Nilai tersebut dapat berbeda secara spesifik untuk setiap komoditi.
ANTIBUG 35
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Daftar Konsentrasi Standar serta Nilai Batas Tertinggi dan Terendah untuk
Beberapa Dosis Metil Bromida
Dosis
Awal
Waktu 24g/m3 32g/m3 40g/m3 48g/m3 56g/m3 64g/m3 80g/m3 128 g/m3
Setelah
Fumigasi
23 29 35 41 47 56 68 104
18 24 30 36 42 48 60 96
0.5 jam
(75% atau lebih 13 19 25 31 37 40 52 88
dari dosis awal)
ANTIBUG 36
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
17 24 25 29 33 40 48 72
12 16 20 24 28 32 40 64
4 jam
(50% atau lebih 7 11 15 19 23 24 32 56
dari dosis awal)
11 13 15 17 19 24 28 40
6 8 10 12 14 16 20 32
48 jam
(25% atau lebih 3** 3 5 7 9 8 12 24
dari dosis awal)
ANTIBUG 37
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Pilihan 3
Pemantauan terus menerus pada interval waktu tertentu. Bila terdapat
kekhawatiran tidak tercapainya konsentrasi standar pada akhir masa fumigasi,
maka sebaiknya melakukan pemantauan gas dengan interval waktu tertentu atau
setiap tidak lebih dari 6 jam. Hal ini perlu dilakukan bila fumigasi dilakukan pada
ruang yang lebih besar dan diperkirakan ada kebocoran atau ada komoditi yang
memiliki daya serap fumigan yang sangat tinggi.
ANTIBUG 38
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 39
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
telah bebas dari fumigan dalam tingkat yang dapat membahayakan. Sertifikat
Bebas Gas memuat hal-hal sebagai berikut :
Kop surat dari perusahaan fumigator.
Nomor dan tanggal penerbitan sertifikat.
Nomor registrasi fumigator.
Nama komoditi/ media pembawa yang difumigasi.
Lokasi/ tempat fumigasi
Fumigan yang digunakan
Waktu dimulainya fumigasi
Waktu selesainya fumigasi
Pernyataan bahwa tempat, peti kemas dan komoditas/ media pembawa
yang difumigasi telah bebas dari gas.
Tingkat konsentrasi gas setelah aerasi.
Cap perusahaan fumigator
Tanda tangan dan nama penanggungjawab fumigasi.
Contoh sertifikat fumigasi dapat dilihat pada Lampiran 8.
Selain Sertifikat Bebas Gas, setelah semua proses fumigasi selesai
dilaksanakan, fumigator juga harus menerbitkan Sertifikat Fumigasi (Fumigation
Certification) untuk menjelaskan bahwa komoditi yang bersangkutan telah
difumigasi sesuai dengan standar yang ditetapkan. Suatu sertifikat fumigasi
minimal harus memuat hal-hal sebagai berikut :
Kop surat dari perusahaan fumigator
Nomor dan tanggal penerbitan sertifikat
ANTIBUG 40
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 41
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 42
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
4. Pencatatan
Semua kegiatan yang telah dilaksanakan harus dicatat dengan baik untuk
keperluan pemeriksaan dan atau penelusuran kembali apabila diperlukan.
Salinan dari setiap dokumen yang diterbitkan harus dilampirkan pada catatan
tersebut. Semua catatan dan dokumen-dokumen tersebut harus disimpan paling
tidak selama 2 tahun oleh para fumigator. Contoh lembaran catatan fumigasi
dapat dilihat pada Lampiran 10 dan check list prosedur pelaksanaan fumigasi
dapat dilihat pada Lampiran 11.
ANTIBUG 43
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Personil Fumigasi
Fumigasi ruangan sampai dengan 1.000 m 3 harus dilakukan oleh tim yang
beranggotakan paling sedikit 2 orang personil. Untuk setiap penambahan volume
sebesar 500 m3 diperkirakan diperlukan tambahan 1 orang personil.
Proteksi Pernafasan
Personil yang melaksanakan fumigasi harus diberi alat proteksi
pernafasan yang memadai, berupa masker dengan canister yang sesuai untuk
Metil Bromida atau tabung oksigen.
Batas maksimum canister untuk menyerap Metil Bromida dari udara yaitu
sebesar 0.5% volume udara (5.000 ppm). Canister dapat digunakan sampai 10
kali pemakaian asalkan selalu dilepas dari masker setiap habis digunakan dan
ditutup pada waktu tidak digunakan sepanjang masa berlakunya belum habis.
Sebelum dipakai masker harus diperiksa kekedapannya. Canister dan masker
tidak boleh ditukar pakaikan dengan personil lain. Penyimpanan canister harus
terpisah dari masker juga dari fumigan.
Pakaian Kerja
Personil fumigasi harus menggunakan wearpack berlengan panjang yang
terkancing sampai leher pada waktu melaksanakan fumigasi. Pakaian harus
berwarna terang dan sebaiknya diberi pita pendar (fluorescence) pada bagian
punggung dan dada. Pakaian harus seluruhnya terbuat dari kapas (cotton).
Perlengkapan pakaian kerja termasuk juga helmet, sepatu dan sarung
tangan. Sepatu harus terbuat dari kulit, berlaras panjang, dan memiliki pelindung
yang keras (biasanya terbuat dari logam) pada bagian depannya. Sebaiknya
gunakan sepatu tanpa tali pengikat sehingga mudah dilepas apabila tercemar.
Sarung tangan juga harus terbuat dari kulit atau kapas (cotton) yang kuat
sehingga tidak mudah robek.
ANTIBUG 44
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Keracunan Metil Bromida dapat terjadi melalui saluran pernafasan atau kulit.
Gejala keracunan Metil Bromida dapat berupa :
Iritasi pada mata
Rasa sakit kepala
Sakit perut/ diare
Sempoyongan/ vertigo
Kelainan sensasi pada kaki
Rasa mual
Sulit memfokuskan mata
Pembicaraan tidak jelas (ngelantur)
Menggigil/ gemetar
Eksposa pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan korban
langsung tidak sadarkan diri.
ANTIBUG 45
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
Pertolongan pertama
Segera panggil bantuan medis apabila terjadi keracunan. Sambil
menunggu, pertolongan pertama yang dapat dilakukan terhadap korban adalah :
Bawa korban ke tempat sejuk dan bersih udaranya, lalu baringkan.
Waspadai ada anggota badan yang patah atau terkilir.
Longgarkan pakaian, lepas sepatu, jam tangan, sarung tangan dan
masker.
Bila korban menggigil, selimuti dengan selimut.
Bila nafas korban terhenti, beri pernafasan buatan.
Bila denyut nadi terhenti, lakukan cardiac massage.
ANTIBUG 46
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
1. Penyimpanan
ANTIBUG 47
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 48
Pengendalian Hama dengan Cara Fumigasi
ANTIBUG 49