Anda di halaman 1dari 11

MACAM-MACAM POSISI PASIEN DI TEMPAT TIDUR

Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Kebidanan 1


Sub Pokok Bahasan : Macam – macam posisi di tempat tidur
Sasaran : Semester I
Hari/Tanggal :
Waktu : 2 x 60 menit
Dosen : Fitria DN, SST

MACAM-MACAM POSISI PASIEN DI TEMPAT TIDUR

1. Posisi Fowler
a. Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
b. Tujuan
− Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
− Meningkatkan rasa nyaman
− Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan
ventilasi paru
− Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
c. Indikasi
− Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
− Pada pasien yang mengalami imobilisasi

Gambar 1 : posisi fowler

1
2. Posisi Sim’s
a. Pengertian
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini dilakukan
untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria). Berat badan
terletak pada tulang illium, humerus dan klavikula.
b. Tujuan
− Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
− Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
− Memasukkan obat supositoria
− Mencegah decubitus
c. Indikasi
− Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal
− Pasien yang tidak sadarkan diri
− Pasien paralisis
− Pasien yang akan dienema
− Untuk tidur pada wanita hamil.

3. Posisi Trendelenberg
a. Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari
pada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
b.Tujuan
− Pasien dengan pembedahan pada daerah perut.
− Pasien shock
− Pasien hipotensi.
c. Indikasi
− Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
− Pasien shock
− Pasien hipotensi.

2
4. Posisi Dorsal Recumben
a. Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau
direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa serta
pada proses persalinan.
b. Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.
c. Indikasi
− Pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina dan anus
− Pasien dengan ketegangan punggung belakang.

5. Posisi Lithotomi
a. Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses
persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
b. Tujuan
− Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misal vagina taucher, pemeriksaan
rektum, dan sistoscopy
− Memudahkan pelaksanaan proses persalinan, operasi ambeien, pemasangan alat intra
uterine devices (IUD), dan lain-lain.
c. Indikasi
− Pada pemeriksaan genekologis
− Untuk menegakkan diagnosa atau memberikan pengobatan terhadap penyakit pada
uretra, rektum, vagina dan kandung kemih.

3
6. Posisi Genu pectrocal
a. Pngertian
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan
sigmoid.
b. Tujuan
Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.
c. Indikasi
− Pasien hemorrhoid
− Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.

7. Posisi orthopeneic
a. Pengertian
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar
dada,seperti pada meja.
b. Tujuan
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang ekstrim dan
tidak bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada elevasi sedang.
c. Indikasi
Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.

4
8. Supinasi
a. Pengertian
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama
dengan kesejajaran berdiri yang baik.
b.Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada
pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.
c. Indikasi
− Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu
− Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma.

9. Posisi pronasi
a. Pengertian
Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah menghadap ke bantal.
b.Tujuan
− Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang
− Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.
c. Indikasi
− Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
− Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.

10. Posisi lateral


a. Pengertian
Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh
berada pada pinggul dan bahu.
b.Tujuan
− Mempertahankan body aligement
− Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
− Meningkankan rasa nyaman

5
− Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang
menetap.

c. Indikasi
− Pasien yang ingin beristirahat
− Pasien yang ingin tidur
− Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
− Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.

POSISI DALAM PERSALINAN

Menurut WHO persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan (dengan
kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan dan presentasi
belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu maupunb bayi
berada dalam kondisi baik. Persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya
bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya belangsung kurang dari 24 jam. (Sujiyatini, dkk, 2011 : 1)
Persalinan merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa disadari dan terus berlangsung. Posisi
persalinan mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Penolong persalinan dapat
membantu ibu agar tetap tenang dan rileks, maka penolong persalinan tidak boleh mengatur posisi
meneran. Penolong persalinan harus memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi meneran dan
menjelaskan alternatif-alternatif posisi meneran bila posisi bila posisi yang dipilih ibu tidak efektif.
(Sumarah, dkk, 2009 : 102)
Tabel 2.1.
Posisi Persalinan
Posisi Alasan / Rasionalisasi
Duduk atau Semi Duduk Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala
bayi dan mengamati/men-support perineum.
Posisi Merangkak Baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit, membantu
bayi melakukan rotasi, peregangan minimal pada perineum.
Berjongkok atau Berdiri Membantu penurunan kepala bayi, memperbesar ukuran

6
panggul, memperbesar dorongan untun meneran.
Berbaring miring kekiri Memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenisasi
yang baik bagi bayi, membantu mencegah terjadinya laserasi.
(Rohani, dkk, 2011 : 123)

Posisi persalinan normal ada 6 yaitu :


1. Posisi Miring atau Lateral
Posisi miring membuat ibu lebih nyaman dan efektif untuk meneran dan membantu
perbaikan oksiput yang melintang untuk berputar menjadi posisi oksiput anterior dan
memudahkan ibu beristirahat diantara kontraksi jika ia mengalami kelelahan dan juga
mengurangi resiko terjadinya laserasi perineum. (JPNK-KR, 2007 : 82). Posisi berbaring miring
kekiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya hipoksia karena suplay oksigen tidak terganggu dapat memberi suasana
rileks bagi ibu yang mengalami kecapekan dan dapat pencegahan terjadinya laserasi/robekan
jalan lahir. (Sumarah, dkk, 2009 : 102) .
Posisi ini mengharuskan si ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan. Salah satu kaki
diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi yang akrab disebut posisi lateral
ini, umumnya dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat. Normalnya, posisi ubun-ubun bayi
berada di depan jalan lahir. Posisi kepala bayi dikatakan tidak normal jika posisi ubun-ubunnya
berada di belakang atau di samping. Dalam kondisi tersebut biasanya dokter akan mengarahkan
ibu untuk mengambil posisi miring. Arah posisi ibu tergantung pada letak ubun-ubun bayi. Jika
berada dikiri ibu dianjurkan mengambil posisi miring ke kiri sehingga bayi, bisa berputar, jika
berada dikanan ibu dianjurkan mengambil posisi miring ke kanan sehingga bayi diharapkan bisa
berputar. (Rohani, dkk, 2011 : 123)

Gambar 2.1

Posisi Miring / Lateral


Keuntungan :
a. Oksigenisasi janin maksimal karena dengan miring kekiri sirkulasi darah ibu ke janin lebih
lancar.
b. Memberi rasa santai bagi ibu yang letih.
c. Mencegah terjadinya laserasi. (Sulistyawati, dkk, 2010 :105)
d. Perdarahan balik ibu berjalan lancar, sehingga pengiriman oksigen dalam darah dari ibu
ke janin melalui plasenta tidak terganggu.
e. Kontraksi uterus lebih efektif.

7
f. Memudahkan bidan dalam memberikan pertolongan persalinan. Karena tidak terlalu
menekan proses pembukaan akan berlangsung sehingga persalinan berlangsung lebih
nyaman. (Rohani, dkk, 2011 : 50)
2. Posisi Jongkok
Posisi jongkok membantu mempercepat kemajuan kala II persalinan dan mengurangi
rasa nyeri. (JPNK-KR, 2007 : 82). Posisi jongkok memudahkan penurunan kepala janin
,memperluas rongga panggul sebesar 28 % lebih besar pada pintu bawah panggul, memperkuat
dorongan meneran. Posisi jongkok dapat memudahkan dalam pengosongan kandung kemih.
Jika kandung kemih penuh akan dapat memperlambat penurunan bagian bawah janin.
(Sumarah, dkk, 2009 : 102). Posisi ini sudah dikenal sebagai posisi yang alami. Biasanya ibu
berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi (Rohani, dkk,
2011 : 50).
Gambar 2.2

Posisi Jongkok dan berdiri

Keuntungan :
a) Memperluas rongga panggul, diameter tranversa bertambah 1 cm dan diameter
anteroposterior bertambah 2 cm.
b) Persalinan lebih mudah.
c) Posisi ini menggunakan gaya gravitasi untuk membantu turunnya bayi.
d) Mengurangi trauma pada perineum. (Rohani , dkk , 2011 : 50)

3. Posisi Merangkak
Posisi merangkak membuat ibu lebih nyaman dan efektif untuk meneran dan membantu
perbaikan oksiput yang melintang untuk berputar menjadi posisi oksiput anterior dan
memudahkan ibu beristirahat diantara kontraksi jika ia mengalami kelelahan dan juga
mengurangi resiko terjadinya laserasi perineum. (JPNK-KR, 2007 : 82). Posisi merangkak sangat
cocok untuk persalinan dengan rasa sakit pada punggung mempermudah janin dalam
melakukan rotasi serta peregangan pada perineum berkurang. (Sumarah, dkk, 2009 : 102). Pada
posisi ini ibu merebahkan badan dengan posisi merangkak, kedua tangan menyanggah tubuh
dan kedua kaki ditekuk sambil dibuka. (Rohani, dkk, 2011 : 51).
lihat gambar2.1 sebelah kiri
Keuntungan :
a. Membantu kesehatan janin dalam penurunan lebih dalam ke panggul.
8
b. Baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit.
c. Membantu janin dalam melakukan rotasi.
d. Peregangan minimal pada perineum. (Sulistyawati, dkk, 2010 : 105)

Keuntungan :
a. Posisi merangkak seringkali merupakan posisi yang paling baik bagi ibu yang
mengalami nyeri punggung saat persalinan.
b. Mengurangi rasa sakit.
c. Mengurangi keluhan hemoroid. (Rohani, dkk, 2011 : 51)

4. Posisi Semi Duduk


Posisi ini posisi yang paling umum diterapkan diberbagai RS/RSB di segenap penjuru
tanah air. Pada posisi ini, pasien duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan
paha dibuka ke arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu merasa nyaman. (Rohani, dkk, 2011
: 52). Dengan posisi ini penolong persalinan lebih leluasa dalam membantu kelahiran kepala
janin serta lebih leluasa untuk dapat memperhatikan perineum. (Sumarah, dkk, 2009 : 102)

Gambar 2.4
Posisi Semi Duduk

Keuntungan :
a) Memudahkan melahirkan kepala bayi.
b) Membuat ibu nyaman.
c) Jika merasa lelah ibu bisa beristirahat dengan mudah. (Rohani, dkk, 2011 : 144)
Keuntungan :
a) Membantu dalam penurunan janin dengan kerja gravitasi menurunkan janin ke dasar
panggul.
b) Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan
mengamati/mensupport perineum. (Sulistyawati, Ari, dkk, 2010 : 105)
5. Posisi duduk

9
Pada posisi ini, duduklah diatas tempat tidur dengan disangga beberapa bantal atau
bersandar pada tubuh pasangan. Kedua kaki ditekuk dan dibuka tangan memegang lutut dan
tangan pasangan membantu memegang perut ibu. (Rohani, dkk, 2011 : 52). Menurut Sumarah
(2009 : 102) dengan posisi duduk penolong persalinan lebih leluasa dalam membantu kelahiran
kepala janin serta lebih leluasa untuk dapat memperhatikan perineum.
Keuntungan :
a. Posisi ini memanfaatkan gaya gravitasi untuk membantu turunnya bayi.
b. Memberi kesempatan untuk istirahat di antara dua kontraksi.
c. Memudahkan melahirkan kepala bayi. (Rohani, dkk, 2011 : 53)
Gambar 2.5.

Posisi Duduk

6. Posisi berdiri
Menurut Rohani (2011:53) menyatakan bahwa pada posisi ini ibu disangga oleh suami
dibelakangnya. Sedangkan menurut Sumarah (2009:102) menyatakan bahwa pada posisi berdiri
memudahkan penurunan kepala janin, memperluas rongga panggul sebesar 28 % lebih besar
pada pintu bawah panggul, memperkuat dorongan meneran.
Keuntungan :
a. Memanfaatkan gaya grafitasi.
b. Memudahkan melahirkan kepala.
c. Memperbesar dorongan untuk meneran.(Rohani , dkk , 2011 : 145)

Persiapan ibu Bersalin.... MENGEDAN...MENGEJAN Pada saat Melahirkan???? Penting jugA


UNTUK DIPELAJARI...

10
11

Anda mungkin juga menyukai