Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

MEDIA PENDIDIKAN

TAKSONOMI

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dra. Asmar Yulastri, M.Pd Ph.D
Nurhasanah M.Pd

DISUSUN OLEH :
Batrisyia Hidayati (21075135)

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA


PRODI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
TAKSONOMI

Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti
mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas
prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang
psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan
berpikir dalam proses pembelajaran.

Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari
tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level
yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh
Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik.

Taksonomi diklasifikasikan menjadi tiga ranah sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif ini merupakan kemampuan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan dan
penalaran. Bloom membagi ranah kognitif ke dalam enam tingkatan, yaitu:

A. Pengetahuan (knowledge)
Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi
yang telah diajarkan, seperti pengetahuan tentang istilah, urutan, klasifikasi, kategori dan
lain-lain. Tingkatan ini merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi
tingkatan selanjutnya. Contohnya di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan
berdasarkan dengan hapalan saja.

B. Pemahaman (comprehension)
Pada jenjang ini pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami materi
tertentu yang dipelajari. Dalam jenjang ini peserta didik menjawab pertanyaan dengan
kata-katanya sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip maupun konsep.
Contohnya peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya sendiri dan dengan
memberikan contoh baik prinsip maupun konsep.
C. Penerapan (application)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada situasi nyata.
Pada jenjang ini peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip yang ia
miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya. Contohnya peserta didik
dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang
belum pernah diberikan sebelumnya.

D. Analisis (analysis)
Analisis diartikan sebagai kemampuan menguraikan suatu materi menjadi
komponen-komponen yang lebih jelas. Di jenjang ini peserta didik diminta untuk
menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan
pendapat dan fakta serta menemukan hubungan sebab akibat. Contohnya peserta didik
diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan
membedakan pendapat dan fakta serta menemukan hubungan sebab akibat

E. Sintesis (synthesis)
Sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan mengombinasikan
elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik.Di jenjang ini peserta didik
dituntut untuk menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan memadukan berbagai
ilmu dan pengetahuan. Contohnya peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau
teorinya sendiri dengan memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan.

F. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk tujuan
tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide,
kreasi, cara atau metode. Contohnya peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di
dalamnya melakukan pembuatan keputusan dan kebijakan.
2. Ranah Afektif

Kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan
penalaran. Ranah ini berkaitan dengan aspek emosional seperti perasaan, minat, sikap dan
sebagainya. Kartwohl & Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001) membagi
ranah afektif menjadi 5 kategori yaitu :

A. Penerimaan
Kategori ini merupakan tingkat afektif yang terendah yang meliputi penerimaan
masalah, situasi, gejala, nilai dan keyakinan secara pasif.Penerimaan adalah semacam
kepekaan dalam menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri
peserta didik. Hal ini dapat dicontohkan dengan sikap peserta didik ketika mendengarkan
penjelasan pendidik dengan seksama dimana mereka bersedia menerima nilai-nilai yang
diajarkan kepada mereka danmereka memiliki kemauan untuk menggabungkan diri atau
mengidentifikasi diri dengan nilai itu. 4 Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
kategori ini adalah : memilih, mempertanyakan, mengikuti, memberi, menganut,
mematuhi, dan meminati.
B. Menanggapi
Kategori ini berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau
merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Atau dapat
pula dikatakan bahwa menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya
partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat
reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini dapat dicontohkan dengan menyerahkan
laporan tugas tepat pada waktunya. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
kategori ini adalah : menjawab, membantu, mengajukan, mengompromi, menyenangi,
menyambut, mendukung, menyetujui, menampilkan, melaporkan, memilih, mengatakan,
memilah, dan menolak.
C. Penilaian
Kategori ini berkenaan dengan memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan
terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. Peserta didik tidak hanya mau menerima nilai
yang diajarkan akan tetapi berkemampuan pula untuk menilai fenomena itu baik atau
buruk. Hal ini dapat dicontohkan dengan bersikap jujur dalam kegiatan belajar mengajar
serta bertanggungjawab terhadap segala hal selama proses pembelajaran. Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengasumsikan, meyakini,
melengkapi, meyakinkan, memperjelas, memprakarsai, mengundang, menggabungkan,
mengusulkan, menekankan, dan menyumbang.
D. Organisasi/Mengelola
Kategori ini meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki. Hal ini dapat dicontohkan dengan
kemampuan menimbang akibat positif dan negatif dari suatu kemajuan sains terhadap
kehidupan manusia. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
menganut, mengubah, menata, mengklasifikasikan, mengombinasi, mempertahankan,
membangun, membentuk pendapat, memadukan, mengelola, menegosiasikan, dan
merembuk.
E. Karakteristik
Kategori ini berkenaan dengan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisais
nilai menempati urutan tertinggi dalam hierarki nilai. Hal ini dicontohkan dengan
bersedianya mengubah pendapat jika ada bukti yang tidak mendukung pendapatnya. 5 Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengubah perilaku,
berakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan, mengkualifikasi, melayani,
menunjukkan, membuktikan dan memecahkan.

3. Psikomotorik

Ranah psikomotorik berhubungan dengan kemampuan motorik seseorang. Ranah ini juga
berhubungan dengan aktivitas pembelajaran yang melibatkan urusan fisik. Untuk ranah
psikomotorik, ada 7 tingkatan yang perlu dilewati yaitu sebagai berikut.

A. Persepsi

Tingkat yang pertama adalah persepsi. Persepsi merupakan kemampuan memakai saraf
sensori untuk memperkirakan suatu hal. Contoh mudahnya adalah saat kita menurunkan
suhu AC ketika merasa kegerahan. Kata kerja operasional pada tingkat ini adalah memilih,
mendeteksi, membedakan, menyeleksi, dan lain sebagainya.

B. Kesiapan

Tahap berikutnya adalah kesiapan atau set. Pada tahap ini seseorang sudah menguasai
kemampuan untuk mempersiapkan diri secara fisik maupun mental saat berhadapan
dengan suatu hal. Kata kerja operasional untuk tingkatan ini adalah mengawali, memulai,
memperlihatkan, membantu, menunjukkan, dan lain sebagainya.

C. Gerakan Terbimbing

Guided response atau reaksi yang diarahkan merupakan kemampuan seseorang melakukan
gerakan sesuai contoh. Pada tingkatan ini seseorang akan memiliki keterampilan mengikuti
sesuatu yang bisa ditiru. Kata kerja operasional pada tingkatan ini adalah memasang,
meniru, mengikuti, mencoba, dan lain sebagainya.

D. Reaksi Natural

Tingkatan reaksi natural disebut juga mechanical response. Pada tingkatan ini seseorang
bisa memperagakan sesuatu yang pernah ia lihat tanpa harus diberi contoh. Kata kerja
operasional yang ada di tingkatan ini adalah membangun, mengoperasikan, membongkar,
merakit, dan lain sebagainya.

E. Reaksi Kompleks

Tingkat berikutnya adalah reaksi yang kompleks atau complex response. Pada tingkat ini
seseorang memiliki kemampuan melakukan gerakan dengan beberapa tahapan. Salah satu
contohnya adalah saat seseorang bisa membongkar kemudian memasang kembali sebuah
peralatan rumah. Kata kerja operasional untuk tingkat ini di antaranya adalah memasang,
mengoperasikan, merakit, mempertajam, membongkar, dan lain sebagainya.

F. Adaptasi

Tingkat selanjutnya setelah reaksi kompleks adalah adaptasi atau adjustment. Pada tahap
ini seseorang memiliki kemampuan mengembangkan keahliannya. Ia juga mampu
melakukan modifikasi keterampilannya sesuai dengan kebutuhan. Kata kerja operasional
pada tingkat ini adalah merevisi, mengubah, memodifikasi, dan lain-lain.

G. Kreativitas

Tahap yang terakhir sekaligus yang cukup sulit diraih adalah kreativitas. Pada tahap ini
seseorang memiliki kemampuan menciptakan sebuah pola gerakan yang baru sesuai
dengan inisiatif dari diri sendiri. Kata kerja operasional pada tingkatan ini adalah
membangun, merancang, menciptakan, membuat, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai