Oleh:
Koordinator Praktikum:
Tim Asisten :
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR
Saya ucapkan syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan saya
nikmat yang berlimpah, dan atas izin-Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktikum arus laut
ini. Saya ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada teman-teman, keluarga dan
semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini saya buat dengan sepenuh hati tentang praktikum arus laut. Saya harap hasil
dari laporan ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat kepada para pembaca khususnya saya
sendiri. Saya juga berharap pembaca dapat mendapatkan pemahaman yang lebih dalam lagi
setelah membaca laporan arus laut ini.
Saya sadar masih banyak kekurangan yang terdapat pada laporan ini. Untuk itu, penulis
meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang ada. Maka dari itu, penulis
mengharapkan saran, kritik dan koreksi yang membangun agar kelak penulis mampu
menyempurnakan penulisan pada kesempatan yang akan datang. Akhir kata saya ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pembaca yang telah menyempatkan waktunya untuk
membaca laporan arus laut ini, semoga ilmu yang telah saya dapat mampu bermanfaat bagi
penulis dan pembaca dan lebih dari itu untuk bangsa dan negara.
No Keterangan Nilai
1 Pendahuluan
2 Tinjauan Pustaka
3 Materi Metode
4 Hasil
5 Pembahasan
6 Penutup
7 Daftar pustaka
Total 77
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Arus Laut
No Keterangan Nilai
1 Pendahuluan
2 Tinjauan Pustaka
3 Materi Metode
4 Hasil
5 Pembahasan
6 Penutup
7 Daftar pustaka
Total 85
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Arus Laut
No Keterangan Nilai
1 Pendahuluan
2 Tinjauan Pustaka
3 Materi Metode
4 Hasil
5 Pembahasan
6 Penutup
7 Daftar pustaka
Total 84
Asisten Praktikan
No Keterangan Nilai
1 Pendahuluan
2 Tinjauan Pustaka
3 Materi Metode
4 Hasil
5 Pembahasan
6 Penutup
7 Daftar pustaka
Total 82
Asisten Praktikan
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Arus Laut
No Keterangan Nilai
1 Pendahuluan
2 Tinjauan Pustaka
3 Materi Metode
4 Hasil
5 Pembahasan
6 Penutup
7 Daftar pustaka
Total 88
Asisten Praktikan
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Arus Laut
No Keterangan Nilai
1 Pendahuluan
2 Tinjauan Pustaka
3 Materi Metode
4 Hasil
5 Pembahasan
6 Penutup
7 Daftar pustaka
Total 89
Asisten Praktikan
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Arus Laut
No Keterangan Nilai
1 Pendahuluan
2 Tinjauan Pustaka
3 Materi Metode
4 Hasil
5 Pembahasan
6 Penutup
7 Daftar pustaka
Total 80
Asisten Praktikan
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Arus Laut
Oleh:
Koordinator Praktikum:
Tim Asisten :
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
1. PENDAHULUAN
(Stewart, 2000).
b. Persamaan Ekman di Dasar
(Stewart, 2000).
c. Persamaan Transpor Massa Ekman
(Stewart, 2000).
d. Persamaan Transpor Volume Ekman
(Stewart, 2000).
e. Persamaan Kecepatan Vertikal
(Stewart, 2000).
2.5. Penerapan Transpor Ekman dalam Fenomena Upwelling dan Downwelling
Stress angin umumnya memainkan peranan yang penting bagi gaya pembangkit arus. Angin
cenderung mendorong lapisan air yang ada di permukaan laut searah dengan arah gerak angin.
Namun karena adanya pergerakan bumi, arus tidak bergerak seutuhnya searah dengan angin. Arus
yang bergerak karena stress angin akan berbelok ke kanan ataupun kiri sejauh 45 0 . Pada bumi
bagian utara, arus akan berbelok menuju ke kanan sedangkan untuk bumi bagian selatan akan
berbelok menuju ke kiri. Semakin kedalam, kecepatan arus juga akan makin berkurang dan
arahnya akan berlawanan dengan arah arus yang berada di permukaan. Pada kedalaman tertentu,
nantinya kecepatan arus akan sama dengan nol yang disebut sebagai kedalaman ekman.
Perubahan arah dan kecepatan arus terhadap kedalaman ini menimbulkan adanya transpor massa
air yang arahnya tegak lurus ke kanan di belahan bumi utara dan ke kiri untuk belahan bumi
selatan. Transpor massa ekman inilah yang menyebabkan timbulnya upwelling ataupun
downwelling. Ketika massa air dibelokkan menuju kanan maupun kiri, akan terjadi kekosongan
massa di lapisan permukan dan akan diganti oleh massa air yang berada dibawahnya (Azis, 2006).
3. MATERI DAN METODE
3.1. Materi
Hari, tanggal : Sabtu, 13 Maret 2021
Waktu : 13.00-15.00 WIB
Tempat : Rumah
3.2. Metode
A. Kalkulasi Awal
1. Nilai Faktor Coriolis (f)
𝑓 = 2Ω ∙ sin Φ
2. Nilai Stress Angin
Ʈ = 𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ∙ 𝐶𝑑 ∙ 𝑊 2
3. Nilai Kecepatan Arus Permukaan
0.0127∙𝑊
a. 𝑉0 = 𝜙𝜋
√𝑠𝑖𝑛| |
180
b. 𝑉𝑂 = 0.03. 𝑊
4. Nilai Kedalaman Ekman
𝑊 2 ∙ 0.0000079
𝐷𝑒 =
𝑉0 ∙ |𝑓 |
5. Nilai Koefisien Viskositas Eddy
𝐷𝑒 2 ∙ |𝑓 |
𝐴𝑧 =
2𝜋 2
𝑉 = √𝑈𝑒 2 + 𝑉𝑒 2
d. Mencari alpha
𝑉𝑒
𝛼 = 𝑎𝑟𝑐 tan
𝑈𝑒
C. Nilai Arus Ekman di Lapisan Dasar
a. Mencari Ue
𝜋𝑧 𝜋𝑧
𝑈𝑒 = 𝑉 𝑔 ∙ [1 − 𝑒 [−𝐷𝑒] ∙ cos ]
𝐷𝑒
b. Mencari Ve
𝜋 𝜋
[− 𝑧]
𝑉𝑒 = 𝑈𝑔 ∙ [𝑒 𝐷𝑒 ∙ 𝑠𝑖𝑛 [ 𝑧]]
𝐷𝑒
c. Mencari alpha
𝑉𝑒
𝛼 = 𝑎𝑟𝑐 tan
𝑈𝑒
d. Mencari V
𝑉 = √𝑈𝑒 2 + 𝑉𝑒 2
D. Kalkulasi Akhir
1. Transpor Massa
Ʈ
Transpor Massa =
f
2. Transpor Volume
Ʈ
Transpor Volume =
ρair ∙ f
3. Kecepatan Vertikal
Transpor Volume
Kecepatan Vertikal =
L
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Ve
Ve=VO sin 4+Dez. eDez
Ve= 0.201
3. V
V= Ue2+Ve2
V= 0.293
4. α=arctan VeUe
α= 46.77
C. Arus Ekman di Lapisan Dasar
1. Ue
Ue=Ug Dez
Ue= 7.90
2. Ve
Ve=Ug e-Dez. sin Dez
Ve= 1.76
3. V
V= Ue2+Ve2
V= 8.09
4. α=arctan VeUe
α= 77.45
5. Transpor Massa, Transpor Volume, Kecepatan Vertikal
a. Transpor massa= f
Transpor massa= 7.09 x 10^3
b. Transpor Volume= air. f
Transpor Volume= 7.23 x 10^6
c. Kecepatan Vertikal= Transpor VolumeL
Kecepatan Vertikal= 4.82 x 10
4.2. Tabel
4.2.1. Tabel Kecepatan Arus Ekman di Lapisan Permukaan Terhadap Kedalaman
a. L=75 , W=10
z Ue Ve V Alfa
0 9.17E-02 9.17E-02 1.30E-01 45
-1 9.13E-02 7.90E-02 1.21E-01 49.12953908
-2 9.00E-02 6.72E-02 1.12E-01 53.25907817
-3 8.80E-02 5.63E-02 1.05E-01 57.38861725
-4 8.55E-02 4.64E-02 9.73E-02 61.51815633
-5 8.24E-02 3.73E-02 9.05E-02 65.64769541
-6 7.90E-02 2.91E-02 8.42E-02 69.7772345
-7 7.53E-02 2.17E-02 7.83E-02 73.90677358
-8 7.13E-02 1.51E-02 7.29E-02 78.03631266
-9 6.72E-02 9.25E-03 6.78E-02 82.16585175
-10 6.30E-02 4.08E-03 6.31E-02 86.29539083
-11 5.87E-02 -4.35E-04 5.87E-02 -89.57507009
-12 5.45E-02 -4.34E-03 5.46E-02 -85.44553101
-13 5.03E-02 -7.68E-03 5.08E-02 -81.31599192
-14 4.61E-02 -1.05E-02 4.73E-02 -77.18645284
-15 4.21E-02 -1.28E-02 4.40E-02 -73.05691376
-16 3.82E-02 -1.47E-02 4.10E-02 -68.92737467
-17 3.45E-02 -1.62E-02 3.81E-02 -64.79783559
-18 3.09E-02 -1.74E-02 3.55E-02 -60.66829651
-19 2.75E-02 -1.82E-02 3.30E-02 -56.53875743
-20 2.43E-02 -1.87E-02 3.07E-02 -52.40921834
-21 2.13E-02 -1.90E-02 2.86E-02 -48.27967926
-22 1.85E-02 -1.91E-02 2.66E-02 -44.15014018
-23 1.59E-02 -1.89E-02 2.47E-02 -40.02060109
-24 1.35E-02 -1.86E-02 2.30E-02 -35.89106201
-25 1.13E-02 -1.82E-02 2.14E-02 -31.76152293
-26 9.24E-03 -1.76E-02 1.99E-02 -27.63198385
-27 7.39E-03 -1.70E-02 1.85E-02 -23.50244476
-28 5.72E-03 -1.63E-02 1.72E-02 -19.37290568
-29 4.22E-03 -1.55E-02 1.60E-02 -15.2433666
-30 2.88E-03 -1.47E-02 1.49E-02 -11.11382751
-31 1.69E-03 -1.38E-02 1.39E-02 -6.984288432
-32 6.44E-04 -1.29E-02 1.29E-02 -2.854749349
-33 -2.68E-04 -1.20E-02 1.20E-02 1.274789734
-34 -1.05E-03 -1.11E-02 1.12E-02 5.404328817
-35 -1.72E-03 -1.03E-02 1.04E-02 9.5338679
-36 -2.29E-03 -9.41E-03 9.69E-03 13.66340698
-37 -2.75E-03 -8.58E-03 9.01E-03 17.79294607
-38 -3.13E-03 -7.78E-03 8.39E-03 21.92248515
-39 -3.43E-03 -7.01E-03 7.80E-03 26.05202423
-40 -3.65E-03 -6.28E-03 7.26E-03 30.18156331
-41 -3.81E-03 -5.58E-03 6.76E-03 34.3111024
-42 -3.91E-03 -4.92E-03 6.29E-03 38.44064148
-43 -3.96E-03 -4.31E-03 5.85E-03 42.57018056
-44 -3.96E-03 -3.73E-03 5.44E-03 46.69971965
-45 -3.93E-03 -3.20E-03 5.06E-03 50.82925873
-46 -3.86E-03 -2.71E-03 4.71E-03 54.95879781
-47 -3.76E-03 -2.25E-03 4.38E-03 59.08833689
-48 -3.64E-03 -1.84E-03 4.08E-03 63.21787598
-49 -3.50E-03 -1.46E-03 3.80E-03 67.34741506
-50.9 -3.20E-03 -8.46E-04 3.31E-03 75.19353932
b. L=75 , W=20
z Ue Ve V Alfa
0 1.83E-01 1.83E-01 2.59E-01 45
-1 1.83E-01 1.70E-01 2.50E-01 47.06899366
-2 1.82E-01 1.58E-01 2.41E-01 49.13798732
-3 1.81E-01 1.46E-01 2.32E-01 51.20698098
-4 1.80E-01 1.34E-01 2.24E-01 53.27597464
-5 1.78E-01 1.23E-01 2.16E-01 55.3449683
-6 1.76E-01 1.12E-01 2.09E-01 57.41396196
-7 1.73E-01 1.02E-01 2.01E-01 59.48295562
-8 1.71E-01 9.24E-02 1.94E-01 61.55194928
-9 1.68E-01 8.31E-02 1.87E-01 63.62094294
-10 1.64E-01 7.43E-02 1.80E-01 65.6899366
-11 1.61E-01 6.59E-02 1.74E-01 67.75893025
-12 1.58E-01 5.79E-02 1.68E-01 69.82792391
-13 1.54E-01 5.03E-02 1.62E-01 71.89691757
-14 1.50E-01 4.31E-02 1.56E-01 73.96591123
-15 1.46E-01 3.64E-02 1.51E-01 76.03490489
-16 1.42E-01 3.00E-02 1.45E-01 78.10389855
-17 1.38E-01 2.39E-02 1.40E-01 80.17289221
-18 1.34E-01 1.83E-02 1.35E-01 82.24188587
-19 1.30E-01 1.29E-02 1.30E-01 84.31087953
-20 1.26E-01 7.94E-03 1.26E-01 86.37987319
-21 1.21E-01 3.28E-03 1.21E-01 88.44886685
-22 1.17E-01 -1.06E-03 1.17E-01 -89.48213949
-23 1.13E-01 -5.09E-03 1.13E-01 -87.41314583
-24 1.09E-01 -8.84E-03 1.09E-01 -85.34415217
-25 1.04E-01 -1.23E-02 1.05E-01 -83.27515851
-26 1.00E-01 -1.55E-02 1.01E-01 -81.20616485
-27 9.59E-02 -1.84E-02 9.77E-02 -79.13717119
-28 9.18E-02 -2.11E-02 9.42E-02 -77.06817753
-29 8.78E-02 -2.35E-02 9.09E-02 -74.99918387
-30 8.38E-02 -2.57E-02 8.77E-02 -72.93019021
-31 7.99E-02 -2.77E-02 8.45E-02 -70.86119655
-32 7.60E-02 -2.95E-02 8.15E-02 -68.79220289
-33 7.23E-02 -3.11E-02 7.87E-02 -66.72320924
-34 6.86E-02 -3.25E-02 7.59E-02 -64.65421558
-35 6.50E-02 -3.37E-02 7.32E-02 -62.58522192
-36 6.14E-02 -3.47E-02 7.06E-02 -60.51622826
-37 5.80E-02 -3.56E-02 6.81E-02 -58.4472346
-38 5.47E-02 -3.64E-02 6.57E-02 -56.37824094
-39 5.14E-02 -3.69E-02 6.33E-02 -54.30924728
-40 4.83E-02 -3.74E-02 6.11E-02 -52.24025362
-41 4.52E-02 -3.77E-02 5.89E-02 -50.17125996
-42 4.23E-02 -3.80E-02 5.68E-02 -48.1022663
-43 3.95E-02 -3.81E-02 5.48E-02 -46.03327264
-44 3.67E-02 -3.81E-02 5.29E-02 -43.96427898
-45 3.41E-02 -3.80E-02 5.10E-02 -41.89528532
-46 3.15E-02 -3.78E-02 4.92E-02 -39.82629166
-47 2.90E-02 -3.75E-02 4.74E-02 -37.757298
-48 2.67E-02 -3.72E-02 4.58E-02 -35.68830434
-49 2.44E-02 -3.68E-02 4.41E-02 -33.61931068
-50.9 2.04E-02 -3.58E-02 4.12E-02 -29.68822273
c. L=45 , W=10
z Ue Ve V Alfa
0 1.07E-01 1.07E-01 1.52E-01 45
-1 1.07E-01 9.44E-02 1.43E-01 48.53323231
-2 1.06E-01 8.24E-02 1.34E-01 52.06646461
-3 1.04E-01 7.12E-02 1.26E-01 55.59969692
-4 1.02E-01 6.08E-02 1.18E-01 59.13292922
-5 9.90E-02 5.12E-02 1.11E-01 62.66616153
-6 9.58E-02 4.23E-02 1.05E-01 66.19939384
-7 9.24E-02 3.41E-02 9.85E-02 69.73262614
-8 8.87E-02 2.67E-02 9.26E-02 73.26585845
-9 8.48E-02 1.99E-02 8.71E-02 76.79909076
-10 8.07E-02 1.37E-02 8.19E-02 80.33232306
-11 7.65E-02 8.22E-03 7.70E-02 83.86555537
-12 7.23E-02 3.28E-03 7.24E-02 87.39878767
-13 6.80E-02 -1.11E-03 6.80E-02 -89.06798002
-14 6.38E-02 -4.98E-03 6.40E-02 -85.53474771
-15 5.95E-02 -8.37E-03 6.01E-02 -82.00151541
-16 5.54E-02 -1.13E-02 5.65E-02 -78.4682831
-17 5.13E-02 -1.38E-02 5.32E-02 -74.9350508
-18 4.74E-02 -1.59E-02 5.00E-02 -71.40181849
-19 4.35E-02 -1.77E-02 4.70E-02 -67.86858618
-20 3.98E-02 -1.91E-02 4.42E-02 -64.33535388
-21 3.63E-02 -2.03E-02 4.15E-02 -60.80212157
-22 3.29E-02 -2.11E-02 3.91E-02 -57.26888927
-23 2.96E-02 -2.17E-02 3.67E-02 -53.73565696
-24 2.65E-02 -2.21E-02 3.45E-02 -50.20242465
-25 2.36E-02 -2.23E-02 3.25E-02 -46.66919235
-26 2.09E-02 -2.23E-02 3.05E-02 -43.13596004
-27 1.83E-02 -2.21E-02 2.87E-02 -39.60272773
-28 1.59E-02 -2.18E-02 2.70E-02 -36.06949543
-29 1.36E-02 -2.14E-02 2.54E-02 -32.53626312
-30 1.16E-02 -2.09E-02 2.38E-02 -29.00303082
-31 9.64E-03 -2.02E-02 2.24E-02 -25.46979851
-32 7.87E-03 -1.96E-02 2.11E-02 -21.9365662
-33 6.26E-03 -1.88E-02 1.98E-02 -18.4033339
-34 4.78E-03 -1.80E-02 1.86E-02 -14.87010159
-35 3.44E-03 -1.72E-02 1.75E-02 -11.33686929
-36 2.24E-03 -1.63E-02 1.65E-02 -7.803636979
-37 1.15E-03 -1.54E-02 1.55E-02 -4.270404673
-38 1.87E-04 -1.46E-02 1.46E-02 -0.737172367
-39 -6.68E-04 -1.37E-02 1.37E-02 2.796059939
-40 -1.42E-03 -1.28E-02 1.29E-02 6.329292245
-41 -2.07E-03 -1.19E-02 1.21E-02 9.862524551
-42 -2.64E-03 -1.11E-02 1.14E-02 13.39575686
-43 -3.11E-03 -1.02E-02 1.07E-02 16.92898916
-44 -3.52E-03 -9.42E-03 1.01E-02 20.46222147
-45 -3.85E-03 -8.64E-03 9.46E-03 23.99545378
-46 -4.11E-03 -7.88E-03 8.89E-03 27.52868608
-47 -4.31E-03 -7.16E-03 8.36E-03 31.06191839
-48 -4.46E-03 -6.47E-03 7.86E-03 34.59515069
-49 -4.56E-03 -5.81E-03 7.39E-03 38.128383
-51 -4.63E-03 -4.66E-03 6.57E-03 44.84152438
d. L=45 , W=20
z Ue Ve V Alfa
0 2.14E-01 2.14E-01 3.03E-01 45
-1 2.14E-01 2.01E-01 2.93E-01 46.77023031
-2 2.13E-01 1.88E-01 2.85E-01 48.54046061
-3 2.12E-01 1.76E-01 2.76E-01 50.31069092
-4 2.11E-01 1.64E-01 2.67E-01 52.08092123
-5 2.09E-01 1.53E-01 2.59E-01 53.85115154
-6 2.08E-01 1.42E-01 2.51E-01 55.62138184
-7 2.05E-01 1.31E-01 2.44E-01 57.39161215
-8 2.03E-01 1.21E-01 2.36E-01 59.16184246
-9 2.00E-01 1.11E-01 2.29E-01 60.93207276
-10 1.97E-01 1.02E-01 2.22E-01 62.70230307
-11 1.94E-01 9.29E-02 2.15E-01 64.47253338
-12 1.91E-01 8.42E-02 2.09E-01 66.24276369
-13 1.88E-01 7.58E-02 2.03E-01 68.01299399
-14 1.84E-01 6.79E-02 1.96E-01 69.7832243
-15 1.81E-01 6.03E-02 1.90E-01 71.55345461
-16 1.77E-01 5.30E-02 1.85E-01 73.32368491
-17 1.73E-01 4.60E-02 1.79E-01 75.09391522
-18 1.69E-01 3.94E-02 1.74E-01 76.86414553
-19 1.65E-01 3.32E-02 1.68E-01 78.63437584
-20 1.61E-01 2.72E-02 1.63E-01 80.40460614
-21 1.57E-01 2.15E-02 1.58E-01 82.17483645
-22 1.53E-01 1.62E-02 1.53E-01 83.94506676
-23 1.48E-01 1.11E-02 1.49E-01 85.71529706
-24 1.44E-01 6.33E-03 1.44E-01 87.48552737
-25 1.40E-01 1.82E-03 1.40E-01 89.25575768
-26 1.36E-01 -2.43E-03 1.36E-01 -88.97401201
-27 1.31E-01 -6.41E-03 1.31E-01 -87.20378171
-28 1.27E-01 -1.01E-02 1.27E-01 -85.4335514
-29 1.23E-01 -1.36E-02 1.24E-01 -83.66332109
-30 1.19E-01 -1.69E-02 1.20E-01 -81.89309079
-31 1.14E-01 -1.99E-02 1.16E-01 -80.12286048
-32 1.10E-01 -2.27E-02 1.13E-01 -78.35263017
-33 1.06E-01 -2.53E-02 1.09E-01 -76.58239986
-34 1.02E-01 -2.77E-02 1.06E-01 -74.81216956
-35 9.82E-02 -2.99E-02 1.03E-01 -73.04193925
-36 9.43E-02 -3.20E-02 9.95E-02 -71.27170894
-37 9.04E-02 -3.38E-02 9.65E-02 -69.50147863
-38 8.66E-02 -3.55E-02 9.36E-02 -67.73124833
-39 8.28E-02 -3.70E-02 9.07E-02 -65.96101802
-40 7.92E-02 -3.83E-02 8.80E-02 -64.19078771
-41 7.56E-02 -3.95E-02 8.53E-02 -62.42055741
-42 7.21E-02 -4.05E-02 8.27E-02 -60.6503271
-43 6.86E-02 -4.14E-02 8.02E-02 -58.88009679
-44 6.53E-02 -4.22E-02 7.77E-02 -57.10986648
-45 6.20E-02 -4.29E-02 7.54E-02 -55.33963618
-46 5.88E-02 -4.34E-02 7.31E-02 -53.56940587
-47 5.57E-02 -4.38E-02 7.08E-02 -51.79917556
-48 5.26E-02 -4.41E-02 6.87E-02 -50.02894526
-49 4.97E-02 -4.43E-02 6.66E-02 -48.25871495
-50.9 4.43E-02 -4.45E-02 6.28E-02 -44.89527737
e. L=15 , W=10
z Ue Ve V Alfa
0 1.77E-01 1.77E-01 2.51E-01 45
-1 1.77E-01 1.64E-01 2.41E-01 47.13760672
-2 1.76E-01 1.52E-01 2.33E-01 49.27521345
-3 1.75E-01 1.40E-01 2.24E-01 51.41282017
-4 1.74E-01 1.28E-01 2.16E-01 53.5504269
-5 1.72E-01 1.17E-01 2.08E-01 55.68803362
-6 1.70E-01 1.07E-01 2.00E-01 57.82564035
-7 1.67E-01 9.66E-02 1.93E-01 59.96324707
-8 1.64E-01 8.70E-02 1.86E-01 62.10085379
-9 1.61E-01 7.79E-02 1.79E-01 64.23846052
-10 1.58E-01 6.92E-02 1.73E-01 66.37606724
-11 1.55E-01 6.09E-02 1.66E-01 68.51367397
-12 1.51E-01 5.31E-02 1.60E-01 70.65128069
-13 1.47E-01 4.57E-02 1.54E-01 72.78888742
-14 1.44E-01 3.87E-02 1.49E-01 74.92649414
-15 1.40E-01 3.21E-02 1.43E-01 77.06410086
-16 1.36E-01 2.59E-02 1.38E-01 79.20170759
-17 1.31E-01 2.00E-02 1.33E-01 81.33931431
-18 1.27E-01 1.45E-02 1.28E-01 83.47692104
-19 1.23E-01 9.43E-03 1.23E-01 85.61452776
-20 1.19E-01 4.66E-03 1.19E-01 87.75213449
-21 1.15E-01 2.20E-04 1.15E-01 89.88974121
-22 1.10E-01 -3.90E-03 1.10E-01 -87.97265207
-23 1.06E-01 -7.72E-03 1.06E-01 -85.83504534
-24 1.02E-01 -1.12E-02 1.02E-01 -83.69743862
-25 9.76E-02 -1.45E-02 9.86E-02 -81.55983189
-26 9.34E-02 -1.74E-02 9.50E-02 -79.42222517
-27 8.93E-02 -2.01E-02 9.15E-02 -77.28461844
-28 8.52E-02 -2.26E-02 8.82E-02 -75.14701172
-29 8.12E-02 -2.48E-02 8.50E-02 -73.009405
-30 7.73E-02 -2.68E-02 8.18E-02 -70.87179827
-31 7.35E-02 -2.86E-02 7.88E-02 -68.73419155
-32 6.97E-02 -3.02E-02 7.60E-02 -66.59658482
-33 6.60E-02 -3.16E-02 7.32E-02 -64.4589781
-34 6.24E-02 -3.27E-02 7.05E-02 -62.32137137
-35 5.89E-02 -3.38E-02 6.79E-02 -60.18376465
-36 5.55E-02 -3.46E-02 6.54E-02 -58.04615793
-37 5.22E-02 -3.53E-02 6.30E-02 -55.9085512
-38 4.90E-02 -3.59E-02 6.07E-02 -53.77094448
-39 4.59E-02 -3.63E-02 5.85E-02 -51.63333775
-40 4.29E-02 -3.66E-02 5.64E-02 -49.49573103
-41 3.99E-02 -3.68E-02 5.43E-02 -47.3581243
-42 3.71E-02 -3.68E-02 5.23E-02 -45.22051758
-43 3.44E-02 -3.68E-02 5.04E-02 -43.08291086
-44 3.18E-02 -3.67E-02 4.85E-02 -40.94530413
-45 2.93E-02 -3.64E-02 4.68E-02 -38.80769741
-46 2.69E-02 -3.61E-02 4.51E-02 -36.67009068
-47 2.46E-02 -3.58E-02 4.34E-02 -34.53248396
-48 2.24E-02 -3.53E-02 4.18E-02 -32.39487724
-49 2.03E-02 -3.48E-02 4.03E-02 -30.25727051
-50.9 1.66E-02 -3.37E-02 3.75E-02 -26.19581773
f. L=15 , W=20
z Ue Ve V Alfa
0 3.54E-01 3.54E-01 5.00E-01 45
-1 3.54E-01 3.41E-01 4.91E-01 46.07098993
-2 3.53E-01 3.28E-01 4.82E-01 47.14197985
-3 3.53E-01 3.15E-01 4.73E-01 48.21296978
-4 3.52E-01 3.03E-01 4.64E-01 49.28395971
-5 3.51E-01 2.91E-01 4.56E-01 50.35494963
-6 3.50E-01 2.79E-01 4.47E-01 51.42593956
-7 3.48E-01 2.67E-01 4.39E-01 52.49692949
-8 3.47E-01 2.56E-01 4.31E-01 53.56791941
-9 3.45E-01 2.45E-01 4.23E-01 54.63890934
-10 3.43E-01 2.34E-01 4.15E-01 55.70989927
-11 3.41E-01 2.23E-01 4.07E-01 56.78088919
-12 3.38E-01 2.13E-01 4.00E-01 57.85187912
-13 3.36E-01 2.03E-01 3.92E-01 58.92286905
-14 3.33E-01 1.93E-01 3.85E-01 59.99385897
-15 3.31E-01 1.83E-01 3.78E-01 61.0648489
-16 3.28E-01 1.73E-01 3.71E-01 62.13583883
-17 3.25E-01 1.64E-01 3.64E-01 63.20682875
-18 3.22E-01 1.55E-01 3.57E-01 64.27781868
-19 3.19E-01 1.46E-01 3.51E-01 65.3488086
-20 3.15E-01 1.38E-01 3.44E-01 66.41979853
-21 3.12E-01 1.29E-01 3.38E-01 67.49078846
-22 3.09E-01 1.21E-01 3.32E-01 68.56177838
-23 3.05E-01 1.13E-01 3.25E-01 69.63276831
-24 3.01E-01 1.06E-01 3.19E-01 70.70375824
-25 2.98E-01 9.81E-02 3.14E-01 71.77474816
-26 2.94E-01 9.08E-02 3.08E-01 72.84573809
-27 2.90E-01 8.37E-02 3.02E-01 73.91672802
-28 2.86E-01 7.68E-02 2.96E-01 74.98771794
-29 2.82E-01 7.01E-02 2.91E-01 76.05870787
-30 2.78E-01 6.36E-02 2.86E-01 77.1296978
-31 2.74E-01 5.73E-02 2.80E-01 78.20068772
-32 2.70E-01 5.12E-02 2.75E-01 79.27167765
-33 2.66E-01 4.53E-02 2.70E-01 80.34266758
-34 2.62E-01 3.96E-02 2.65E-01 81.4136575
-35 2.58E-01 3.40E-02 2.60E-01 82.48464743
-36 2.54E-01 2.86E-02 2.55E-01 83.55563736
-37 2.49E-01 2.35E-02 2.51E-01 84.62662728
-38 2.45E-01 1.84E-02 2.46E-01 85.69761721
-39 2.41E-01 1.36E-02 2.41E-01 86.76860714
-40 2.37E-01 8.93E-03 2.37E-01 87.83959706
-41 2.32E-01 4.42E-03 2.32E-01 88.91058699
-42 2.28E-01 7.34E-05 2.28E-01 89.98157692
-43 2.24E-01 -4.11E-03 2.24E-01 -88.94743316
-44 2.20E-01 -8.14E-03 2.20E-01 -87.87644323
-45 2.15E-01 -1.20E-02 2.16E-01 -86.8054533
-46 2.11E-01 -1.57E-02 2.12E-01 -85.73446338
-47 2.07E-01 -1.93E-02 2.08E-01 -84.66347345
-48 2.03E-01 -2.28E-02 2.04E-01 -83.59248352
-49 1.98E-01 -2.61E-02 2.00E-01 -82.5214936
-50.9 1.91E-01 -3.19E-02 1.93E-01 -80.48661274
4.2.2. Tabel Kecepatan Arus Ekman di Lapisan Permukaan Terhadap Kedalaman
a. L=75 , W=10
z Ue Ve V Alfa
50.9 8.18E+00 -1.03E-01 8.18E+00 -89.28073551
49 8.22E+00 -8.90E-02 8.22E+00 -89.37944548
48 8.24E+00 -7.86E-02 8.24E+00 -89.45311625
47 8.26E+00 -6.58E-02 8.26E+00 -89.5436536
46 8.29E+00 -5.02E-02 8.29E+00 -89.65255529
45 8.31E+00 -3.17E-02 8.31E+00 -89.78134715
44 8.34E+00 -9.95E-03 8.34E+00 -89.93157515
43 8.36E+00 1.53E-02 8.36E+00 89.89520284
42 8.39E+00 4.43E-02 8.39E+00 89.69742545
41 8.41E+00 7.73E-02 8.41E+00 89.4735363
40 8.43E+00 1.15E-01 8.43E+00 89.22199238
39 8.46E+00 1.56E-01 8.46E+00 88.94127219
38 8.48E+00 2.03E-01 8.48E+00 88.62988359
37 8.49E+00 2.54E-01 8.50E+00 88.28637113
36 8.51E+00 3.11E-01 8.52E+00 87.90932284
35 8.52E+00 3.73E-01 8.53E+00 87.49737635
34 8.53E+00 4.40E-01 8.54E+00 87.04922431
33 8.54E+00 5.13E-01 8.55E+00 86.56361895
32 8.53E+00 5.91E-01 8.56E+00 86.03937592
31 8.53E+00 6.75E-01 8.55E+00 85.47537722
30 8.51E+00 7.64E-01 8.55E+00 84.87057335
29 8.49E+00 8.59E-01 8.53E+00 84.22398459
28 8.46E+00 9.59E-01 8.51E+00 83.53470162
27 8.42E+00 1.06E+00 8.49E+00 82.80188523
26 8.37E+00 1.17E+00 8.45E+00 82.02476554
25 8.30E+00 1.28E+00 8.40E+00 81.20264048
24 8.22E+00 1.40E+00 8.34E+00 80.3348738
23 8.13E+00 1.52E+00 8.27E+00 79.42089259
22 8.02E+00 1.64E+00 8.19E+00 78.46018439
21 7.90E+00 1.76E+00 8.09E+00 77.45229404
20 7.76E+00 1.88E+00 7.98E+00 76.39682019
19 7.59E+00 1.99E+00 7.85E+00 75.29341173
18 7.41E+00 2.10E+00 7.70E+00 74.14176403
17 7.20E+00 2.21E+00 7.54E+00 72.94161516
16 6.98E+00 2.31E+00 7.35E+00 71.69274206
15 6.72E+00 2.39E+00 7.14E+00 70.39495682
14 6.45E+00 2.47E+00 6.90E+00 69.04810296
13 6.14E+00 2.53E+00 6.64E+00 67.65205191
12 5.81E+00 2.56E+00 6.35E+00 66.20669955
11 5.46E+00 2.58E+00 6.04E+00 64.711963
10 5.08E+00 2.57E+00 5.69E+00 63.16777755
9 4.67E+00 2.53E+00 5.31E+00 61.57409382
8 4.23E+00 2.45E+00 4.89E+00 59.93087517
7 3.77E+00 2.33E+00 4.44E+00 58.23809525
6 3.29E+00 2.18E+00 3.94E+00 56.49573591
5 2.78E+00 1.97E+00 3.40E+00 54.70378528
4 2.25E+00 1.70E+00 2.82E+00 52.86223612
3 1.71E+00 1.38E+00 2.20E+00 50.97108442
2 1.15E+00 9.95E-01 1.52E+00 49.03032823
1 5.76E-01 5.36E-01 7.87E-01 47.03996682
0 0.00E+00 0.00E+00 0.00E+00 #DIV/0!
b. L=75 , W=20
z Ue Ve V Alfa
50.9 8.34E+00 1.23E+00 8.43E+00 81.62106813
49 8.27E+00 1.34E+00 8.38E+00 80.81793513
48 8.23E+00 1.39E+00 8.35E+00 80.37855499
47 8.18E+00 1.45E+00 8.31E+00 79.92757965
46 8.14E+00 1.51E+00 8.28E+00 79.46494246
45 8.09E+00 1.57E+00 8.24E+00 78.9905805
44 8.03E+00 1.63E+00 8.19E+00 78.50443448
43 7.97E+00 1.69E+00 8.15E+00 78.0064486
42 7.90E+00 1.75E+00 8.10E+00 77.49657049
41 7.84E+00 1.81E+00 8.04E+00 76.97475105
40 7.76E+00 1.87E+00 7.98E+00 76.44094438
39 7.68E+00 1.93E+00 7.92E+00 75.89510761
38 7.60E+00 1.99E+00 7.86E+00 75.33720083
37 7.51E+00 2.05E+00 7.78E+00 74.76718694
36 7.42E+00 2.10E+00 7.71E+00 74.18503154
35 7.32E+00 2.15E+00 7.63E+00 73.59070282
34 7.21E+00 2.21E+00 7.54E+00 72.98417141
33 7.10E+00 2.26E+00 7.45E+00 72.3654103
32 6.98E+00 2.31E+00 7.35E+00 71.73439468
31 6.86E+00 2.35E+00 7.25E+00 71.09110186
30 6.73E+00 2.39E+00 7.14E+00 70.43551113
29 6.60E+00 2.43E+00 7.03E+00 69.76760367
28 6.45E+00 2.47E+00 6.91E+00 69.08736239
27 6.31E+00 2.50E+00 6.78E+00 68.3947719
26 6.15E+00 2.52E+00 6.65E+00 67.68981831
25 5.99E+00 2.55E+00 6.51E+00 66.9724892
24 5.82E+00 2.56E+00 6.36E+00 66.24277348
23 5.65E+00 2.57E+00 6.21E+00 65.50066132
22 5.47E+00 2.58E+00 6.04E+00 64.74614402
21 5.28E+00 2.58E+00 5.87E+00 63.97921393
20 5.08E+00 2.57E+00 5.70E+00 63.1998644
19 4.88E+00 2.55E+00 5.51E+00 62.40808964
18 4.68E+00 2.53E+00 5.31E+00 61.60388467
17 4.46E+00 2.49E+00 5.11E+00 60.78724522
16 4.24E+00 2.45E+00 4.90E+00 59.9581677
15 4.01E+00 2.40E+00 4.67E+00 59.11664907
14 3.78E+00 2.34E+00 4.44E+00 58.26268683
13 3.54E+00 2.26E+00 4.20E+00 57.39627892
12 3.29E+00 2.18E+00 3.95E+00 56.51742369
11 3.04E+00 2.08E+00 3.68E+00 55.62611981
10 2.78E+00 1.97E+00 3.41E+00 54.72236627
9 2.52E+00 1.85E+00 3.13E+00 53.80616226
8 2.26E+00 1.71E+00 2.83E+00 52.87750722
7 1.98E+00 1.55E+00 2.52E+00 51.93640073
6 1.71E+00 1.38E+00 2.20E+00 50.98284249
5 1.43E+00 1.20E+00 1.87E+00 50.01683233
4 1.15E+00 9.97E-01 1.52E+00 49.03837012
3 8.63E-01 7.76E-01 1.16E+00 48.04745581
2 5.77E-01 5.37E-01 7.88E-01 47.04408935
1 2.89E-01 2.79E-01 4.01E-01 46.02827075
0 0.00E+00 0.00E+00 0.00E+00 #DIV/0!
c. L=45 , W=10
z Ue Ve V Alfa
50.9 8.35E+00 9.59E-04 8.35E+00 89.99341791
49 8.39E+00 4.66E-02 8.39E+00 89.6814279
48 8.41E+00 7.49E-02 8.41E+00 89.48980459
47 8.43E+00 1.06E-01 8.43E+00 89.27801348
46 8.45E+00 1.41E-01 8.45E+00 89.04509926
45 8.47E+00 1.79E-01 8.47E+00 88.79012142
44 8.48E+00 2.20E-01 8.49E+00 88.51215779
43 8.50E+00 2.66E-01 8.50E+00 88.21030773
42 8.51E+00 3.15E-01 8.52E+00 87.88369512
41 8.52E+00 3.67E-01 8.53E+00 87.53147105
40 8.53E+00 4.24E-01 8.54E+00 87.15281632
39 8.53E+00 4.85E-01 8.55E+00 86.74694348
38 8.54E+00 5.50E-01 8.55E+00 86.31309868
37 8.53E+00 6.19E-01 8.56E+00 85.85056311
36 8.53E+00 6.92E-01 8.55E+00 85.35865415
35 8.51E+00 7.69E-01 8.55E+00 84.8367262
34 8.49E+00 8.50E-01 8.54E+00 84.28417117
33 8.47E+00 9.35E-01 8.52E+00 83.70041871
32 8.44E+00 1.02E+00 8.50E+00 83.08493609
31 8.40E+00 1.11E+00 8.47E+00 82.43722788
30 8.35E+00 1.21E+00 8.43E+00 81.75683534
29 8.29E+00 1.31E+00 8.39E+00 81.04333563
28 8.22E+00 1.41E+00 8.34E+00 80.29634075
27 8.14E+00 1.51E+00 8.28E+00 79.51549638
26 8.05E+00 1.61E+00 8.21E+00 78.70048056
25 7.95E+00 1.71E+00 8.13E+00 77.85100219
24 7.83E+00 1.81E+00 8.04E+00 76.9667995
23 7.71E+00 1.91E+00 7.94E+00 76.04763839
22 7.56E+00 2.01E+00 7.83E+00 75.09331077
21 7.40E+00 2.11E+00 7.70E+00 74.10363279
20 7.23E+00 2.20E+00 7.56E+00 73.07844313
19 7.04E+00 2.28E+00 7.40E+00 72.01760124
18 6.83E+00 2.36E+00 7.22E+00 70.92098561
17 6.60E+00 2.43E+00 7.03E+00 69.7884921
16 6.36E+00 2.49E+00 6.82E+00 68.62003225
15 6.09E+00 2.53E+00 6.60E+00 67.41553171
14 5.81E+00 2.56E+00 6.35E+00 66.17492868
13 5.50E+00 2.58E+00 6.08E+00 64.89817247
12 5.18E+00 2.57E+00 5.79E+00 63.58522206
11 4.84E+00 2.55E+00 5.47E+00 62.23604486
10 4.48E+00 2.50E+00 5.13E+00 60.85061542
9 4.10E+00 2.42E+00 4.76E+00 59.42891434
8 3.70E+00 2.31E+00 4.36E+00 57.97092724
7 3.28E+00 2.17E+00 3.94E+00 56.47664376
6 2.85E+00 2.00E+00 3.48E+00 54.9460568
5 2.40E+00 1.78E+00 2.99E+00 53.37916168
4 1.94E+00 1.53E+00 2.47E+00 51.77595558
3 1.46E+00 1.22E+00 1.91E+00 50.13643691
2 9.82E-01 8.70E-01 1.31E+00 48.46060491
1 4.93E-01 4.64E-01 6.76E-01 46.7484593
0 0.00E+00 0.00E+00 0.00E+00 #DIV/0!
d. L=45 , W=20
z Ue Ve V Alfa
50.9 8.00E+00 1.66E+00 8.17E+00 78.28182095
49 7.90E+00 1.76E+00 8.09E+00 77.45753062
48 7.84E+00 1.81E+00 8.05E+00 77.01102755
47 7.78E+00 1.86E+00 8.00E+00 76.5557514
46 7.71E+00 1.91E+00 7.95E+00 76.09167507
45 7.64E+00 1.96E+00 7.89E+00 75.61877304
44 7.57E+00 2.01E+00 7.83E+00 75.13702132
43 7.49E+00 2.06E+00 7.77E+00 74.64639741
42 7.41E+00 2.10E+00 7.70E+00 74.14688024
41 7.33E+00 2.15E+00 7.63E+00 73.63845009
40 7.24E+00 2.20E+00 7.56E+00 73.12108856
39 7.14E+00 2.24E+00 7.49E+00 72.59477851
38 7.04E+00 2.28E+00 7.40E+00 72.05950401
37 6.94E+00 2.32E+00 7.32E+00 71.51525028
36 6.84E+00 2.36E+00 7.23E+00 70.96200362
35 6.72E+00 2.39E+00 7.14E+00 70.3997514
34 6.61E+00 2.43E+00 7.04E+00 69.82848196
33 6.49E+00 2.46E+00 6.94E+00 69.24818461
32 6.36E+00 2.49E+00 6.83E+00 68.65884951
31 6.23E+00 2.51E+00 6.72E+00 68.06046769
30 6.10E+00 2.53E+00 6.60E+00 67.45303098
29 5.96E+00 2.55E+00 6.48E+00 66.83653194
28 5.82E+00 2.56E+00 6.36E+00 66.21096384
27 5.67E+00 2.57E+00 6.22E+00 65.5763206
26 5.51E+00 2.58E+00 6.09E+00 64.93259675
25 5.35E+00 2.58E+00 5.94E+00 64.27978741
24 5.19E+00 2.57E+00 5.79E+00 63.61788821
23 5.02E+00 2.56E+00 5.64E+00 62.94689528
22 4.85E+00 2.55E+00 5.48E+00 62.26680521
21 4.67E+00 2.53E+00 5.31E+00 61.57761499
20 4.48E+00 2.50E+00 5.13E+00 60.87932199
19 4.30E+00 2.46E+00 4.95E+00 60.17192396
18 4.10E+00 2.42E+00 4.77E+00 59.45541893
17 3.91E+00 2.37E+00 4.57E+00 58.72980523
16 3.70E+00 2.32E+00 4.37E+00 57.99508144
15 3.50E+00 2.25E+00 4.16E+00 57.25124639
14 3.29E+00 2.18E+00 3.94E+00 56.49829907
13 3.07E+00 2.09E+00 3.72E+00 55.73623869
12 2.85E+00 2.00E+00 3.48E+00 54.9650646
11 2.63E+00 1.90E+00 3.24E+00 54.18477627
10 2.40E+00 1.79E+00 3.00E+00 53.39537331
9 2.17E+00 1.66E+00 2.74E+00 52.59685541
8 1.94E+00 1.53E+00 2.47E+00 51.78922234
7 1.71E+00 1.38E+00 2.20E+00 50.97247393
6 1.47E+00 1.23E+00 1.91E+00 50.14661007
5 1.23E+00 1.05E+00 1.62E+00 49.3116307
4 9.84E-01 8.72E-01 1.31E+00 48.46753576
3 7.39E-01 6.75E-01 1.00E+00 47.61432522
2 4.94E-01 4.64E-01 6.78E-01 46.75199909
1 2.47E-01 2.40E-01 3.44E-01 45.88055735
0 0.00E+00 0.00E+00 0.00E+00 #DIV/0!
e. L=15 , W=10
z Ue Ve V Alfa
50.9 8.39E+00 1.13E+00 8.46E+00 82.30010118
49 8.33E+00 1.24E+00 8.42E+00 81.50736568
48 8.29E+00 1.30E+00 8.39E+00 81.07252793
47 8.25E+00 1.36E+00 8.36E+00 80.62543488
46 8.21E+00 1.42E+00 8.33E+00 80.16600636
45 8.16E+00 1.48E+00 8.29E+00 79.69416659
44 8.11E+00 1.55E+00 8.26E+00 79.20984411
43 8.05E+00 1.61E+00 8.21E+00 78.71297163
42 7.99E+00 1.67E+00 8.17E+00 78.20348594
41 7.93E+00 1.73E+00 8.12E+00 77.68132774
40 7.86E+00 1.79E+00 8.06E+00 77.14644154
39 7.78E+00 1.85E+00 8.00E+00 76.59877553
38 7.70E+00 1.92E+00 7.94E+00 76.0382814
37 7.62E+00 1.98E+00 7.87E+00 75.46491425
36 7.53E+00 2.03E+00 7.80E+00 74.87863241
35 7.43E+00 2.09E+00 7.72E+00 74.27939735
34 7.33E+00 2.15E+00 7.64E+00 73.66717346
33 7.22E+00 2.20E+00 7.55E+00 73.041928
32 7.11E+00 2.25E+00 7.46E+00 72.40363088
31 6.99E+00 2.30E+00 7.36E+00 71.75225456
30 6.86E+00 2.35E+00 7.25E+00 71.08777391
29 6.73E+00 2.39E+00 7.14E+00 70.41016608
28 6.59E+00 2.43E+00 7.02E+00 69.71941033
27 6.44E+00 2.47E+00 6.90E+00 69.01548795
26 6.29E+00 2.50E+00 6.77E+00 68.29838209
25 6.12E+00 2.53E+00 6.63E+00 67.56807764
24 5.96E+00 2.55E+00 6.48E+00 66.82456114
23 5.78E+00 2.57E+00 6.33E+00 66.06782064
22 5.60E+00 2.58E+00 6.16E+00 65.29784555
21 5.41E+00 2.58E+00 5.99E+00 64.51462661
20 5.21E+00 2.58E+00 5.82E+00 63.71815569
19 5.01E+00 2.56E+00 5.63E+00 62.90842578
18 4.80E+00 2.54E+00 5.43E+00 62.0854308
17 4.58E+00 2.51E+00 5.23E+00 61.24916559
16 4.36E+00 2.48E+00 5.01E+00 60.39962576
15 4.13E+00 2.43E+00 4.79E+00 59.53680764
14 3.89E+00 2.37E+00 4.55E+00 58.66070816
13 3.64E+00 2.30E+00 4.31E+00 57.77132483
12 3.39E+00 2.21E+00 4.05E+00 56.86865564
11 3.13E+00 2.12E+00 3.78E+00 55.95269898
10 2.87E+00 2.01E+00 3.50E+00 55.0234536
9 2.60E+00 1.88E+00 3.21E+00 54.08091854
8 2.33E+00 1.75E+00 2.91E+00 53.12509311
7 2.05E+00 1.59E+00 2.59E+00 52.15597679
6 1.76E+00 1.42E+00 2.26E+00 51.17356923
5 1.48E+00 1.23E+00 1.92E+00 50.17787021
4 1.19E+00 1.02E+00 1.57E+00 49.16887958
3 8.92E-01 7.99E-01 1.20E+00 48.14659728
2 5.96E-01 5.53E-01 8.13E-01 47.11102325
1 2.98E-01 2.87E-01 4.14E-01 46.06215749
0 0.00E+00 0.00E+00 0.00E+00 #DIV/0!
f. L=15 , W=20
z Ue Ve V Alfa
50.9 6.21E+00 2.52E+00 6.70E+00 67.93638917
49 6.05E+00 2.54E+00 6.56E+00 67.23522177
48 5.97E+00 2.55E+00 6.49E+00 66.86137593
47 5.88E+00 2.56E+00 6.41E+00 66.48421066
46 5.79E+00 2.57E+00 6.33E+00 66.10372459
45 5.70E+00 2.57E+00 6.25E+00 65.71991643
44 5.61E+00 2.58E+00 6.17E+00 65.33278494
43 5.51E+00 2.58E+00 6.09E+00 64.94232902
42 5.42E+00 2.58E+00 6.00E+00 64.54854758
41 5.32E+00 2.58E+00 5.91E+00 64.15143965
40 5.22E+00 2.58E+00 5.82E+00 63.7510043
39 5.12E+00 2.57E+00 5.73E+00 63.34724068
38 5.02E+00 2.56E+00 5.64E+00 62.94014799
37 4.91E+00 2.56E+00 5.54E+00 62.52972549
36 4.81E+00 2.54E+00 5.44E+00 62.1159725
35 4.70E+00 2.53E+00 5.34E+00 61.6988884
34 4.59E+00 2.52E+00 5.23E+00 61.2784726
33 4.48E+00 2.50E+00 5.13E+00 60.85472458
32 4.37E+00 2.48E+00 5.02E+00 60.42764385
31 4.25E+00 2.45E+00 4.91E+00 59.99722997
30 4.13E+00 2.43E+00 4.79E+00 59.56348253
29 4.01E+00 2.40E+00 4.68E+00 59.12640117
28 3.89E+00 2.37E+00 4.56E+00 58.68598555
27 3.77E+00 2.34E+00 4.44E+00 58.24223537
26 3.65E+00 2.30E+00 4.31E+00 57.79515037
25 3.52E+00 2.26E+00 4.19E+00 57.34473031
24 3.40E+00 2.22E+00 4.06E+00 56.89097497
23 3.27E+00 2.17E+00 3.92E+00 56.43388415
22 3.14E+00 2.12E+00 3.79E+00 55.9734577
21 3.01E+00 2.07E+00 3.65E+00 55.50969546
20 2.88E+00 2.01E+00 3.51E+00 55.04259731
19 2.74E+00 1.95E+00 3.36E+00 54.57216313
18 2.61E+00 1.89E+00 3.22E+00 54.09839284
17 2.47E+00 1.82E+00 3.07E+00 53.62128633
16 2.33E+00 1.75E+00 2.91E+00 53.14084356
15 2.19E+00 1.67E+00 2.76E+00 52.65706445
14 2.05E+00 1.59E+00 2.60E+00 52.16994896
13 1.91E+00 1.51E+00 2.43E+00 51.67949705
12 1.77E+00 1.42E+00 2.27E+00 51.1857087
11 1.62E+00 1.33E+00 2.10E+00 50.68858386
10 1.48E+00 1.23E+00 1.93E+00 50.18812253
9 1.33E+00 1.13E+00 1.75E+00 49.68432468
8 1.19E+00 1.03E+00 1.57E+00 49.17719032
7 1.04E+00 9.16E-01 1.39E+00 48.66671942
6 8.94E-01 8.00E-01 1.20E+00 48.15291199
5 7.46E-01 6.80E-01 1.01E+00 47.63576801
4 5.97E-01 5.55E-01 8.15E-01 47.1152875
3 4.48E-01 4.24E-01 6.17E-01 46.59147044
2 2.99E-01 2.88E-01 4.15E-01 46.06431684
1 1.50E-01 1.47E-01 2.10E-01 45.53382669
0 0.00E+00 0.00E+00 0.00E+00 #DIV/0!
4.3. Grafik
4.3.1. Grafik Kecepatan Arus Ekman di Lapisan Permukaan Terhadap Kedalaman
a. L=75 , W=10
-20
-30
-40
-50
-60
Kecepatan (m/s)
M Azizi Dirgantara
L=75 W=10 26050119130041
b. L=75 , W=20
-20
-30
-40
-50
L= 75 W=20
-60
Kecepatan (m/s) M Azizi Dirgantara
26050119130041
c. L=45 , W=10
-20
-30
L=45, W=10
-40
-50
d. L=45 , W=20
-20
-30
-40
-50
-60
Kecepatan (m/s)
M Azizi Dirgantara
L=45, W=20 26050119130041
e. L=15 , W=10
-20
-30
-40
-50
-60
Kecepatan (m/s)
M Azizi Dirgantara
26050119130041
L=15 W=10
f. L=15 , W=20
-20
-30
-40
-50
-60
Kecepatan (m/s)
M Azizi Dirgantara
L=15 W=20 26050119130041
40
30
20
10
0
0.00E+00 2.00E+00 4.00E+00 6.00E+00 8.00E+00 1.00E+01
Kecepatan (m/s)
M Azizi Dirgantara
L=75 W=10 26050119130041
b. L=75 , W=20
40
30
20
10
0
0.00E+00 2.00E+00 4.00E+00 6.00E+00 8.00E+00 1.00E+01
Kecepatan (m/s)
M Azizi Dirgantara
L= 75 W=20 26050119130041
c. L=45 , W=10
50
Kedalaman (m)
40
30
L=45 W=10
20
10 M Azizi Dirgantara
26050119130041
0
0.00E+00 2.00E+00 4.00E+00 6.00E+00 8.00E+00 1.00E+01
Kecepatan (m/s)
d. L=45 , W=20
50
Kedalaman (m)
40
30
20
10
0
0.00E+001.00E+002.00E+003.00E+004.00E+005.00E+006.00E+007.00E+008.00E+009.00E+00
kecepatan (m/s)
M Azizi Dirgantara
26050119130041
L= 45 W=20
e. L=15 , W=10
50
Kedalaman(m)
40
30
20
10
0
0.00E+001.00E+002.00E+003.00E+004.00E+005.00E+006.00E+007.00E+008.00E+009.00E+00
Kecepatan (m/s) M Azizi Dirgantara
26050119130041
L=15 W=10
f. L=15 , W=20
-20
L=45, W=20
-30 L=75, W=10
L=75, W=20
-40
L=15, W=10
-50 L=15, W=20
M Azizi
-60
Kecepatan (m/s) Dirgantara
60
Grafik Arus Ekman pada Lapisan Dasar
50 L=45,
W=10
Kedalaman (m)
40 L=45,
W=20
30 L=75,
W=10
L=75,
20
W=20
10 M Azizi
Dirgantara
0
2605011913004
0.00E+00 2.00E+00 4.00E+00 6.00E+00 8.00E+00 1.00E+01
Kecepatan (m/s)
4.3.4. Spiral Ekman di Lapisan Permukaan Terhadap Kedalaman
a. L=75 , W=10
b. L=75 , W=20
c. L=45 , W=10
d. L=45 , W=20
e. L=15 , W=10
f. L=15 , W=20
4.3.5. Spiral Ekman di Dasar Laut Terhadap Kedalaman
a. L=75 , W=10
b. L=75 , W=20
c. L=45 , W=10
d. L=45 , W=20
e. L=15 , W=10
f. L=15 , W=20
4.4. Pembahasan
Pergerakan arus laut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor
pembangkitnya arus adalah karena adanya angin. Angin inilah yang nantinya akan menggerakkan
permukaan air yang ada di laut. Awalnya angin akan menyentuh permukaan dan menyebabkan
adanya gesekan antara angin dan air. Arah pergerakan arus ini akan berbeda tidak sesuai dengan
arah angin yang merupakan penggerak air. Arah dari pergerakan ini nantinya adalah berbelok 45 0
ke arah kanan dan juga ke arah kiri, tergantung pada posisi arus itu terjadi dan hal ini disebabkan
oleh adanya gaya rotasi bumi yang menyebabkan adanya gaya coriolis dan menyebabkan
pembelokan arah arus tersebut.
Angin yang menggerakkan air ini akan berkurang penggeraknya jika kedalamannya
bertambah. Semakin ke dalam, kecepatan arus akan semakin berkurang dan berbelok arahnya.
Hal ini tentunya menyebabkan perbedaan kecepatan arus ekman, baik pada dasar dan permukaan
laut. Praktikum kali ini mengolah data arus yang disebabkan oleh angin. Hasil olahan itu berupa
kecepatan arus, transpor massa, transpor volum, dan juga kecepatan vertikalnya.
Berdasarkan hasil olah kecepatan arus ekman yang diubah menjadi bentuk grafik memiliki
hasil yang berbeda pada permukaan dan dasar laut. Pada grafik kecepatan arus ekman di
permukaan, grafik menunjukkan bahwa semakin bertambahnya kedalaman yang ditunjukkan
dengan angka minus, semakin berkurang pula kecepatan arusnya. Begitu juga dengan kecepatan
arus ekman di dasar laut, nilai kecepatan akan berkurang seiring dengan bertambahnya
kedalaman. Keduanya memiliki bentuk grafik yang berbeda. Namun, untuk segi perbedaan
kecepatan pada tiap kedalaman menunjukan kesamaan, yaitu kecepatan arus ekman akan
berkurang seiring dengan bertambahnya kedalaman. Hal ini berkaitan dengan gaya pembangkit
arus itu sendiri. Gaya yang diberikan oleh angin atau stress angin akan berkurang dengan semakin
bertambahnya kedalaman. Titik ketika dimana kecepatan arusnya sama dengan nol, maka
kedalaman itu disebut kedalaman ekman.
Perbedaan stress angin pada lintang yang sama terjadi karena perbedaan kecepatan angin
yang bertiup. Hal ini pastinya berdampak pada stress angin yang terjadi pada tiap daerah yang
memiliki kecepatan angin yang berbeda. Data yang diolah ini memiliki 5 lintang yang berbeda
dengan kecepatan angin yang berbeda pula ditiap lintangnya, yakni kecepatan 10 dan juga
kecepatan 20. Hal ini akan berbeda hasilnya meskipun pada lintang yang sama. Namun, hasilnya
akan sama ketika kecepatan anginnya sama meskipun berada pada lintang yang berbeda karena
yang mempengaruhi arus ekman paling utama ialah kecepatan angin. Perbedaan lintang tidak
begitu memiliki dampak untuk arus itu sendiri.
Lintang yang berbeda untuk hasil pengolahan data tranpor massa, transpor volum, dan juga
kecepatan vertikal tidak begitu berbeda di tiap lintangnya. Perbedaan mencolok terlihat ketika
pada tiap lintangnya dengan kecepatan yang berbeda. Ketika berada pada lintang yang sama
dengan kecepatan angin yang berbeda, hasil transpor massa, transpor volume dan juga kecepatan
vertikalnya akan tampak perbedaan yang mencolok.
Lintang memiliki pengaruh yang lebih besar untuk transpor massa, volume dan juga
kecepatan vertikal karena transpor volume dipengaruhi oleh faktor coriolis dan juga stress angin.
Stress angin lagi – lagi memegang peranan penting bagi hasil perhitungan ini, namun nilai lintang
juga memengaruhi karena faktor coriolis dipengaruhi oleh nilai lintang. Transpor massa ekman
sangat dipengaruhi faktor coriolis yang mana ini sangat berkaitan dengan nilai lintangnya.
Lintang 15 akan memiliki nilai faktor coriolis yang lebih kecil daripada nilai lintang yang lebih
besar. Karena dengan nilai lintang yang hampir mendekati 0, maka gaya coriolis yang
ditimbulkan semakin besar. Dimana gaya coriolis ini terjadi terus menerus. Dan hal ini
menentukan nilai transpor massa ekmannya yang memiliki nilai terbesar diantara nilai lintang
yang lain.
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan pengolahan data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Arus yang dipengaruhi oleh angin baik di permukaan ataupun di dasar dapat diketahui
bahwa kecepatan angin dan lintang memiliki pengaruh bagi kecepatan arusnya. Semakin
besar kecepatan angin dan makin kecil lintangnya maka kecepatan arus permukaan akan
makin besar. Untuk kecepatan arus dasar nilainya akan makin berkurang dengan makin
bertambahnya kedalaman perairan. Arus Ekman yang didapatkan dari hasil perhitungan
pada lapisan dasar dengan sudut lintang 75º dan kecepatan angin 10.041 m/s pada
kedalaman 5 meter adalah 8.2439 m/s dengan sudut 65.64769º
2. Hasil perhitungan dan analisa arus upwelling dapat diketahui bahwa arus upwelling
terbentuk karena adanya pengaruh angin dan adanya transpor massa ekman, angin
tersebut mengakibatkan pergerakan massa air dari dasar menuju ke permukaan.
Besarnya data hasil perhitungan transpot massa oleh arus Ekman sebesar 0.00130 m/s,
kecepatan transport volume Ekman sebesar 0.00133 m/s dan kecepatan vertikalnya
adalah 8.86 m/s.
3. Hasil grafik pada pengolahan data kecepatan arus ekman di permukaan dan dasar laut
adalah pada grafik permukaan, kecepatan akan menurun semakin bertambahnya
kedalaman (mendekati dasar). Sedangkan untuk kecepatan di dasar laut, kecepatan akan
makin bertambah semakin bertambahnya kedalaman (mendekati permukaan). Hal ini
membuktikan bahwa kecepatan pada dasar akan semakin berkurang dengan semakin
bertambahnya kedalaman.
5.2. Saran
1. Praktikan diharapkan lebih aktif agar praktikum lebih interaktif.
2. Praktikan diharapkan datang tepat waktu agar waktu yang digunakan lebih efisien.
3. Praktikan diharapkan praktikum di tempat yang sepi agar praktikum lebih jelas.
Daftar Pustaka
Oleh:
Koordinator Praktikum:
Tim Asisten :
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
I. PENDAHULUAN
2.1. Upwelling
Upwelling yang terjadi di laut lepas sering dijumpai di sepanjang khatulistiwa dimana
angin pasat bertiup sepanjang tahun, menyebabkan daerah divergen berkembang begitu kuat,
sehingga lapisan termoklin bergerak vertikal ke permukaan. Keadaan pada daerah divergen
tersebut menimbulkan “kekosongan” pada lapisan permukaan yang diisi oleh massa air dari
lapisan di bawahnya. Upwelling adalah fenomena proses penaikan massa air dari lapisan dalam
perairan ke lapisan permukaan. Massa air dari lapisan dalam ini memiliki nilai sebaran SPL dan
kandungan oksigen yang lebih rendah, sementara nilai sebaran salinitasnya tinggi.Umumnya
massa air yang terangkat ke lapisan permukaan kaya akan nutrien dan di lokasi terjadinya
upwelling ini nilai sebaran klorofil-a cenderung tinggi menandakan tingkat kesuburan perairan
yang juga tinggi (Barnes and Hughes, 1988).
Upwelling merupakan suatu proses naiknyamassa air laut dari lapisan dalam laut ke
permukaan. Adanya angin yang mendorong lapisan air pada permukaan mengakibatkan
kekosongan massa air di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan
kekosongan yang berada di atas. Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin,
salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke permukaan. Kejadian upwelling pada suatu perairan
dapat diidentifikasi dengan melihat berbagai indikator seperti suhu yanglebih rendah dari
sekitranya,salinitas, nutrien, dan klorofil-a yang secara umum lebih tinggi dari daerah sekitarnya.
Secara fisis daerah upwelling ditandai dengan massa air dengan suhu yang lebih dingin, dan
salinitas yang lebih tinggi dibanding daerah sekitarnya. Secara kimiawi ditandai dengan tingginya
kandungan plankton dan klorofil-a. Diketahui bahwa produktifitas perairan tertinggi di selatan
Jawa dan selat Bali yang disebabkan oleh fenomena upwelling di perairan Samudera Hindia
Selatan Jawa dan Bali yang akan memicu indirect upwelling di selat Bali. Pola ini akan muncul
ketika memasuki muson tenggara (Juni - Oktober) yang ditandai dengan massa air permukaan di
sepanjang selatanJawa dan Bali menjadi lebih dingin dan salinitas yang lebih tinggi (Murdahayu,
2007).
2.4.2. Kelebihan & Kekurangan Identifikasi Upwelling dengan Klorofil-A dan SPL
Salah satu metode dalam menentukan upwelling adalah dengan menggunakan Klorofil A
dan SPL. Kedua parameter tersebut dapat diunduh secara gratis dan legal. Kelebihan dari metode
tersebut adalah lebih mudah dipakai dan dipahami dalam menentukan upwelling. Namun,
hasilnya tersebut bergantung pada citra yang diunduh. Ketika kualitas citra bagus maka data yag
dikumpulkan bagus dan hasil identifikasi lebih bagus (Hestiningsih et al., 2017).
III. MATERI DAN METODE
3.1. Materi
3.1.1. Waktu dan Tempat
Hari, tanggal : Sabtu, 20 Maret 2021
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Melalui platform Ms. Teams di kediaman masing-masing.
3.1.2. Alat dan Bahan
Tabel 1. Tabel Alat dan Bahan
Sebagai parameter
Data
klorofil untuk
Klorofil-a
upwelling
Sebagai parameter
Data SST
suhu untuk upwelling
3.2. Metode
3.2.1. Download Citra Aquamodis
1. Buka website oceancolor.gsfc.nasa.gov, Ketika muncul pilih Level 3 Browser
2. Pilih data Aquamodis Chlorphyll Concentration -> OCI Algorithm - monthly. Input data bulan
Desember-Februari
2. Pilih file > Open > Open a data product, masukkan data SST dan data klorofil-A yang telah
diunduh
3. Pada window file manager klik Rasters lalu doubleclick data chlor-a
7. Crop Peta
2. Pada excel option ubah decimal separators menjadi (.) dan thousands separator menjadi (,)
4. Mencari nilai a, b, c dengan menghitung nilai min, max, rerata dan standar deviasi dari tiap
parameter
3.2.4. Olah Citra Penentuan Daerah Upwelling di ArcGIS
1. Buka ArcMap
2. Masukkan Data Modis yang telah diolah seaDAS ke dalam ArcMap melalui menu File - Add
Data
3. Pilih Arc Toolbox Window → Spasial Analyst Tools → Map Algebra → Raster Calculator
4. Double klik pada Layer yang memiliki informasi klorofil–a dan tuliskan pada kotak
calculatornya sesuai ketentuan rumus klasifikasi, kemudian simpan di folder, lalu
OK.Lakukan hal yang sama pada layer sst
2. Untuk membuat grid, klik kanan pada peta lalu properties > grid > new grid
3. Untuk menambah arah mata angin klik insert > north arrow
4. Untuk menambahkan scalebar klik insert > scalebar > alternating scale bar 1 > OK
5. Tambahkan juga logo undip, judul peta, dan nama dengan menginsertnya
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Hasil Perhitungan dan Klasifikasi Kriteria Upwelling di Wilayah Laut Seram
4.1.1.1.Sea Surface Temperature (SST)
Bulan Desember 2019
Nilai Maksimum : 35.145 ºC
Nilai Minimum : 27.645 ºC
Nilai Rata-rata : 29.99132 ºC
Standar Deviasi : 0.670381 ºC
A : 30.23375139 ºC
B : 30.92566862 ºC
C : 31.61758586 ºC
Klasifikasi Upwelling
Sangat Kuat : USK <= 30.23375139 ºC
Kuat : 30.23375139 ºC < UK <= 30.92566862 ºC
Lemah : 30.92566862 ºC < UL <= 31.61758586 ºC
Sangat Lemah : USL > 31.61758586 ºC
A : 29.65751907 ºC
B : 30.3269977 ºC
C : 30.99647633ºC
Klasifikasi Upwelling
Sangat Kuat : USK <= 30.23375139 ºC
Kuat : 30.23375139 ºC < UK <= 30.92566862 ºC
Lemah : 30.92566862 ºC < UL <= 31.61758586 ºC
Sangat Lemah : USL > 31.61758586 ºC
A : 29.22736 ºC
B : 30.14947 ºC
C : 31.07157 ºC
Klasifikasi Upwelling
Sangat Kuat : USK <= 30.23375139 ºC
Kuat : 30.23375139 ºC < UK <= 30.92566862 ºC
Lemah : 30.92566862 ºC < UL <= 31.61758586 ºC
Sangat Lemah : USL > 31.61758586 ºC
4.1.1.2.Klorofil-A
Bulan Desemer 2019
Nilai Maksimum : 3.007443 mg/L
Nilai Minimum : 0.094463 mg/L
Nilai Rata-rata : 0.237904 mg/L
Standar Deviasi : 0.237325 mg/L
A : 0.119241609 mg/L
B : 0.356567052 mg/L
C : 0.593892494 mg/L
Klasifikasi Upwelling
Sangat Kuat : USK > 0.593892494 mg/L
Kuat : 0.593892494 mg/L < UK <= 0.356567052 mg/L
Lemah : 0.356567052 mg/L < UL <= 0.119241609 mg/L
Sangat Lemah : USL <= 0.119241609 mg/L
Bulan Januari 2020
Nilai Maksimum : 5.747781 mg/L
Nilai Minimum : 0.094343 mg/L
Nilai Rata-rata : 0.283251 mg/L
Standar Deviasi : 0.418693 mg/L
A : 0.073905 mg/L
B : 0.492598 mg/L
C : 0.91129 mg/L
Klasifikasi Upwelling
Sangat Kuat : USK > 0.593892494 mg/L
Kuat : 0.593892494 mg/L < UK <= 0.356567052 mg/L
Lemah : 0.356567052 mg/L < UL <= 0.119241609 mg/L
Sangat Lemah : USL <= 0.119241609 mg/L
A : 0.120437 mg/L
B : 0.340153 mg/L
C : 0.559869 mg/L
Klasifikasi Upwelling
Sangat Kuat : USK > 0.593892494 mg/L
Kuat : 0.593892494 mg/L < UK <= 0.356567052 mg/L
Lemah : 0.356567052 mg/L < UL <= 0.119241609 mg/L
Sangat Lemah : USL <= 0.119241609 mg/L
4.1.2. Hasil Layouting Upwelling di Wilayah Laut Seram
4.2. Pembahasan
Dari data pada praktikum kali ini adalah menggunakan software SeaDas dan Arcgis
dengan memanfaatkan data citra Aqua MODIS Klorofil-a dan SST. Hasil pengolahan data Laut
Seram pada bulan Desember menunjukkan terjadinya upwelling pada daerah tersebut. Daerah
Upwelling merupakan daerah yang ditandai dengan suhu perairan yang lebih rendah dari
sekitarmya yang disebabkan karena terjadi pengadukan massa air yang berada di lapisan bawah
yang suhunya relatif lebih rendah. Kriteria upwelling pada praktikum kali ini didasari oleh kondisi
suhu dan klorofil-a. karena itu, data yang digunakan merupakan data SST dan klorofil-a dari citra
satelit MODIS. Gerakan naiknya massa air ini juga diakibatnya karena adanya stratifikasi lapisan
yang memiliki perbedaan densitas pada setiap lapisannya karena dengan bertambahnya
kedalaman perairan maka suhunya akan semakin turun dengan densitas makin meningkat. Hal
ini memicu energi untuk menggerakkan massa air secara vertikal.
Analisa peta persebaran upwelling pada wilayah Laut Seram, yaitu pada bulan Desember
2019 terdapat empat tipe upwelling. Tipe upwelling yang paling dominan adalah tipe lemah dan
diikuti oleh tipe kuat. Kemudian peta persebaran pada bulan Januari didominasi oleh tipe
upwelling yang lemah. Namun, jika dilihat dari peta persebarannya, pada bulan Januari 2020
hampir di semua wilayah perairan terdapat upwelling lemah. Hal ini dapat terjadi karena mungkin
terdapat kesalahan pada waktu pengolahan data. Karena jika dibandingkan dengan bulan yang
lain, pada bulan Desember 2019 dan Februari 2020 peta persebaran upwelling dapat dikatakan
sangat mirip, hanya saja terdapat perluasan daerah pada tipe upwelling lemah. Pada bulan
Februari 2020, upwelling yang terjadi lebih luas jika dibandingkan dengan bulan Desember 2019.
Hal ini dapat terjadi karena mungkin adanya peralihan musim yang terjadi dari musim penghujan
ke musim kemarau.
Ciri lain adalah faktor klorofil a. Daerah upwelling merupakan daerah yang subur, oleh
sebab itu maka jumlah klorofil a besar, karena dengan terjadinya pengadukan dasar perairan,
nutrien yang berada di bagian bawah perairan terangkat dan mengakibatkan fitoplankton yang
berperan sebagai produktifitas primer perairan berkembang biak dengan sangat baik dan mampu
menarik berbagai organisme yang berperan sebagai konsumen (Nybakken, 1992).
Hasil analisa berdasarkan data temperatur dan klorofil-a yang diambil menggunakan citra
Aqua MODIS Chlorophyll Concentrate OCI dan Aqua MODIS Sea Surface Temperature (11
daytime) di bulan Desember menunjukkan bahwa terjadi pengaruh upwelling yang cukup kuat
pada wilayah laut Seram. Penggunaaan data citra klorofil-a dan temperatur digunakan untuk
mengetahui wilayah di sekitar laut Seram yang memiliki arus vertikal (upwelling). Salah satu
indikator terjadinya upwelling pada suatu wilayah yaitu suhu permukaan laut yang rendah
dibandingkan dengan sekitarnya serta melimpahnya sumber nutrien akibat keluaran dari massa
air laut dalam yang membawa berbagai macam material nutrien sehingga memancing
produktivitas primer berkembang sehingga menghasilkan klorofil-a yang mampu menarik
organisme sebagai konsumen. Sehingga digunakan citra temperatur dan citra sebaran kloril a.
untuk mengidentifikasi wilayah upwelling berdasarkan sebaran suhu dan klorofil tersebut.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Upwelling merupakan peristiwa naiknya massa air dari dasar laut ke permukaan laut yang
membawa unsur hara yang tinggi dengan kandungan klorofil-a tinggi. Upwelling
merupakan pergerakan massa air dari dasar laut ke atas permukaan laut sehingga banyak
membawa unsur hara dan memiliki tingkat kesuburan primer yang tinggi.
2. Upwelling dalam bidang oseanografi dapat dimanfaatkan sebagai peta untuk mengetahui
persebaran nutrient yang dapat diolah menjadi daerah tangkapan ikan. Upwelling dapat
menyebabkan nutrient terangkat ke atas dan akan membuat ikan berkumpul didaerah
tersebut.
3. Pada perairan Laut Seram, jenis-jenis upwelling yang terjadi meliputi sangat kuat, kuat,
lemah dan sangat lemah. Pada bulan Desember, jenis upwelling yang sangat dominan
adalah tipe lemah. Pada bulan Januari, jenis upwelling yang mendominasi adalah tipe
lemah. Dan, pada bulan Februari 2020, jenis upwelling yang sangat mendominasi wilayah
Laut Seram adalah tipe lemah.
5.2. Saran
1. Suasana praktikum lebih di enjoy kan.
2. Video tutorial arus di kasih backsound lagu biar seru, tapi jangan kenceng-kenceng,
3. Praktikan datang tepat waktu.
Daftar Pustaka
Barnes, R. S. K. dan R.N. Hughes. 1988. An introduction to Marine Ecology. 2nd Edition.
Blokwell Scientific Publication. 35p.
Faizal, Kasim. 2010. Analisis Distribusi Suhu Permukaan Menggunakan Data Citra Satelit
Aqua-Modis dan Perangkat Lunak Seadas di Perairan Teluk Tomini. GorontaloKunarso,
et all. 2011. Variabilitas Suhu dan Klorofil-a di Daerah Upwelling pada Variasi Kejadian
ENSO dan IOD di Perairan Selatan Jawa sampai Timor. ILMU KELAUTAN September
2011. Vol. 16 (3) 171-180. ISSN 0853-7291.
Hestiningsih, H., Prasetyo, Y., dan Sasmito, B. 2017. Identifikasi Kawasan Upwelling
Berdasarkan Variabilitas Klorofil-a, Suhu Permukaan Laut Dari Data Citra Aqua Modis
Tahun 2003-2015 Dan Arus (Studi Kasus: Perairan Nusa Tenggara Timur). Jurnal
Geodesi Undip, 6(1), 189-198.
Hu, Jianyu dan Xiao Hua Wang. 2016. Progress on upwelling studies in the China Seas. Journal
of Geophysical Research: Oceans 54: 653-673.
Inaku, Dwi Fajriyati. 2011. Analisis Pola Sebaran Dan Perkembangan Area Upwelling Di
Bagian Selatan Perairan Selat Makassar. Thesis sekolah pasca sarjana IPB. Bogor.
Kunarso, et all. 2005. Karakteristik Upwelling di Sepanjang Perairan Selatan NTT hingga Barat
Sumatera. Ilmu Kelautan. Maret 2005. Vol. 10 (1) : 17 – 23. SSN 0853 – 729.
Kurnianingsih, T. N., Sasmito, B., Prasetyo, Y., dan Wirasatriya, A. 2017. Analisis Sebaran Suhu
Permukaan Laut, Klorofil-A, dan Angin Terhadap Fenomena Upwelling di Perairan
Pulau Buru dan Seram.
Murdahayu, Makmur. 2007. PengaruhUpwelling Terhadap Ledakan Alga (Blooming Algae) di
Lingkungan Perairan Laut. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
Nybakken dan James W. 1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologi (Terjemahan: Moh.
Eidman dan Kuesoebiono). PT. Gramedia. Jakarta. 459 hlm.
LAPORAN PRAKTIKUM ARUS LAUT
MODUL 3
ARUS PERMUKAAN
Oleh:
Koordinator Praktikum:
Dr. Kunarso, ST, MSi.
NIP. 19690525 199603 1 002
Tim Asisten :
Aryobimo Bharadian Ariputro 26050118130054
Salsabila Rahidah 26050118140070
Elsa Mayora J. P. 26050118120011
Lisa Khumaeroh 26050118120022
Rofiatul Mutmainah 26050118130030
Mochamad Rafif Rabbani 26050117170001
Ezikri Yasra 26050118140114
Galang Sandi Timur 26050118140083
Ferdian Agung Baskoro 26050118120025
Yustinus Wijanarko 26050118140103
Fransiska Krisna W. N. P. 26050118130072
Mar’ah Nida Kholawati 26050118120015
Dhany Ajiperwata 26050118120006
Audria Izza Nadira 26050118120021
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Arus merupakan pergerakkan massa air yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain angin, suhu, Perbedaan tekanan udara, gaya coriolis dll. Arus yang ada di permukaan ini
adalah arus yang berada diatas kolom air. Arus dipermukaan ini berhubungan dengan angin,
karena berada di permukaan air. Arus ini menunjukkan adanya pergerakkan angin yang ada.
Sehingga bisa dikatakan arus ini bersifat musiman, karena mengikuti angin.
Praktikum ini menunjukkan arus yang ada di perairan aceh barat. Perairan ini berada di
ujung dari provinsi aceh ini. Data yang diambil adalah data 1 bulan dalam 4 bulan yang
berbeda. Data yang diambil diambil dari web hycom, web ini menampilkan citra yang
berhubungan dengan arus permukaan dari suatu citra di perairan tertentu. Dalam bidang
oseanografi, menentukkan arus permukaan ini juga merupakan salah satu hal yang penting.
Oleh sebab itu, praktikum kali ini berjudul Arus Permukaan.
1.2. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui cara mendownload dan mengolah data Hycom
2. Mahasiswa mengetahui pola arus permukaan berdasarkan musim
3. Mahasiswa mengetahui pengolahan data arus permukaan dengan software arcgis
1.3. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mendownload dan mengolah data hycom pada suatu perairan
2. Mahasiswa dapat mengetahui pola arus berdasarkan musim
3. Mahasiswa dapat mengolah data arus permukaan dengan software arcgis
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hycom
Menurut Trinugroho et al. (2019), Hycom merupakan salah satu website yang
menampilkan data permukaan arus permukaan. Data yang ada berasal dari seluruh data yang
ada didunia. Dalam hycom ini kita dapat mengetahui model dari pergerakan arus yang ada.
Dengan kata lain, kita dapat mengetahui pola dari arus yang ada di suatu perairan yang ada.
Data arus yang didownload dapat didapatkan dari kedalam 0-5500 meter.
2.2. Arus Permukaan
Menurut Daruwedho et al. (2016), Arus permukaan adalah pergerakan massa air oleh
angin yang berada di kedalaman 0-200 meter. Arus ini sudah berbeda dengan arus yang
berada di kolom air. Karena arus yang berada dikolom air bergerak karena adanya perubahan
densitas air laut. Sedangkan, arus permukaan ini disebabkan oleh angin sehingga arus ini
mengikuti pergerakkan angin. Pergerakkan angin ini berasal dari suhu tinggi ke suhu rendah.
Menurut Bayhaqi et al. (2017), pola permukaan arus ini bersifat musiman. Hal ini
terjadi karena arus permukaan laut mengikuti arah angin yang ada. Sedangkan, angin bertiup
tergantung musim yang ada, bisa musim timur-barat atau musim peralihan dan non-
peralihan. Pola arus ini juga dapat diperoleh dari data suhu, namun untuk pemodelannya
harus dibuat kembali. Pada data arus angin ini permodelannya dapat dilihat dari web hycom.
2.3. Karakteristik Arus di Indonesia
Karakteristik Arus di Indonesia ini secara umum, dipengaruhi oleh angin dalam hal ini
berhubungan dengan arlindo dan dipengaruhi oleh pasang surut yang ada. Akibat adanya
pasang surut ini arus dapat menjadi cepat dan menjadi lambat. Namun pola dari arus ini
menjadi tidak beraturan pada daerah pesisir. Namun, pada perairan Indonesia sendiri
dipengaruhi oleh angin saja. Baik kecepatan, arah dan transport energi yang ada dipengaruhi
oleh kecepatan angin (Tanto et al., 2017).
Menurut Hasanudin (1998), dari arlindo ini maka Hasilnya terjadinya gradien tekanan
уаng mengakibatkan atau mempengaruhi mengalirnya arus dаrі perairan Lautan Pasifik kе
perairan Lautan Hindia. Arus yang lewat atau melintas di Indonesia selama Muson
Tenggara umumnya akan lebih kuat dаrі pada arus dі Muson Barat Laut. Sumber air уаng
dibawa оlеh Arlindo berasal dаrі Lautan Pasifik bagian utara dan selatan. Perairan Selat
Makasar dan Laut Flores lebih banyak dipengaruhi оlеh massa air laut Pasifik Utara
ѕеdаngkаn Laut Seram dan Halmahera lebih banyak dipengaruhi оlеh massa air dаrі Pasifik
Selatan. Bаhwа massa air Pasifik masuk kepulauan Indonesia mеlаluі 2 (dua) jalur utama,
yaitu:
1. Jalur barat
Massa air masuk mеlаluі Laut Sulawesi dan Basin Makasar. Sebagian massa air
аkаn mengalir mеlаluі Selat Lombok dan berakhir dі Lautan Hindia ѕеdаngkаn
sebagian lаgі dibelokan kе arah timur terus kе Laut Flores hіnggа Laut Banda dan
kеmudіаn keluar kе Lautan Hindia mеlаluі Laut Timor.
2. Jalur timur
Massa air masuk mеlаluі Laut Halmahera dan Laut Maluku terus kе Laut Banda.
Dаrі Laut Banda, massa air аkаn mengalir mengikuti 2 (dua) rute. Rute utara Pulau
Timor mеlаluі Selat Ombai, аntаrа Pulau Alor dan Pulau Timor, masuk kе Laut Sawu
dan Selat Rote, ѕеdаngkаn rute selatan Pulau Timor mеlаluі Basin Timor dan Selat
Timor, аntаrа Pulau Rote dan paparan benua Australia
2.4. Monsoon
Menurut Munandar et al. (2016), Angin Monsoon ini adalah angin yang memiliki
periode barat dan timur. Angin ini terjadi karena adanya perubahan iklim dan musim yang
menyebabkan perubahan suhu dan tekanan udara. Sehingga pada hal ini menyebabkan
variabilitas pada spl, klorofil dan fishing ground di Indonesia. Hal ini terjadi akibat angin
yang menyebabkan arus dilaut kemudian membawa nutrient tersebut sehingga fishing
ground berpindah juga
Perubahan suhu dan arah angin ini disebabkan oleh adanya munson ini. Pola musiman
munson ini berhubungan juga dengan upwelling dan downwelling di perairan Indonesia.
Arah munson ini dipisahkan dengan arah vertikal dan horizontal atau v dan u. Munson kuat
atau tidak kecepatannya dapat dilihat pada kolerasi angin zonal dengan klorofil a yang ada
(Mahagnyana et al., 2017).
3. Klik pada tab ‘data server’ maka akan menuju halaman data server
4. Scroll down kemudian klik pada ncss.hycom.org – NetCDF Subset Service
(NCSS) Access
6. Data yang didownload adalah data tahun 2015 maka pilih 2015 Data, dan klik
pada All Data at 00Z
7. Kemudian akan muncul halaman berikut
8. Cheklist pada bagian with velocity kotak ‘u’ dan ‘v’. Kemudian uncheklist pada
‘Disable horizontal subsetting’ dan ketikkan koordinat sesuai daerah yang
diinginkan. Pada Choose Time Subset pilih Single Time dan ketikan ‘2015-02-
01T00:00:00Z’. Kemudian ketik 2pada Vertical Stide dan Cheklist pada Add La
t/Lonvariables dan pilih format data netcdf.
9. Klik Submit
3.2.2. ODV
1. Buka perangkat lunak Ocean Data View (ODV) yang sudah terinstall di computer
2. Klik open
4. Klik kanan pada ArcGIS event lalu properties > symbology > quantities >
graduated symbols > value diubah menjadi V > classify > method diubah menjadi
standard deviation > ubah symbol size from sesuai keinginan > satuan pada table
diubah menjadi m/s > symbol diubah menjadi panah > advanced > rotation ubah
menjadi arah > OK
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pola Arus Permukaan Bulan Februari
Februari merupakan bulan yang terdapat pada musim barat (Desember – April). Pada
musim Barat pusat tekanan udara tinggi berkembang diatas benua Asia dan pusat tekanan
udara rendah terjadi diatas benua Australia sehingga angin berhembus dari barat laut menuju
Timut Laut. Dari data yang telah diolah dapat dilihat bahwa arah arus pada bulan februari
2015 di Selat Makassar condong kearah utara. Hal ini menunjukan bahwa angin yang
sedang bertiup di atas permukaan air berasal dari timur. Terdapat pola arus yang berkumpul
dan memutar. Hal ini disebabkan oleh pergerakan arus permukaan yang searah dengan angin
yang bertiup di atasnya terkena daratan atau pulau. Arah arus permukaan akan dibelokkan
menjauhi garis pantai. Karakteristik arus permukaan yang terbentuk pada Selat Makassar
memiliki dominasi besar kecepatan arus permukaan adalah sebesar 1,5-2,5 m/s.
4.2.2. Pola Arus Permukaan Bulan Mei
Pada bulan Mei 2015 memasuki musim Timur. Pada bulan Mei 2015 ini akan
memasuki musim timur. Dari data yang telah di olah dapat dilihat bahwa arus permukaan
bergerak ke Timur ke barat laut. Artinya pergerakan angin sudah memasuki musim timur.
Terdapat pola arus yang berkumpul dan memutar. Hal ini juga disebabkan oleh pergerakan
arus permukaan yang searah dengan angin yang bertiup di atasnya terkena daratan atau pulau.
Arah arus permukaan akan dibelokkan menjauhi garis pantai. Karakteristik arus permukaan
yang terbentuk pada Selat Makassar cenderung kuat dengan arus yang memiliki kecepatan
tinggi bergerak kearah barah laut. Kecepatan arus di dominasi besar kecepatan arus
permukaan adalah sebesar ±2,5 m/s
2. Pola Arus mengikuti musim yang ada untuk bulan Februari bergerak ke arah utara,
untuk bulan Mei bergerak ke arah timur atau ke arah tenggara, untuk bulan Agustus
bergerak ke arah selatan atau ke arah tenggara, untuk bulan November bergerak
3. Pengolahan data dengan arcgis dapat menunjukkan arah gerak dari arus yang ada
oleh angin
5.2. Saran
1. Praktikum selanjutnya seharusnya diberi penjelasan lagi mengenai pengerjaan
videonya
2. Praktikum selanjutnya dapat diberi materi terlebih dahulu
3. Praktikum selanjutnya mahasiswa harus mengumpulkan laporan tepat waktu
DAFTAR PUSTAKA
Al Tanto, T., Wisha, U. J., Kusumah, G., Pranowo, W. S., Husrin, S., Ilham, I., & Putra, A. 2017.
Karakteristik Arus Laut Perairan Teluk Benoa–Bali. GEOMATIKA. 23(1), 37-48.
Bayhaqi, A., Iskandar, M. R., & Surinati, D. 2017. Pola Arus Permukaan dan Kondisi Fisika
Perairan di Sekitar Pulau Selayar pada Musim Peralihan 1 dan Musim Timur. OLDI
(Oseanologi dan Limnologi di Indonesia). 2(1), 83-95
Daruwedho, H., Sasmito, B., & Amarrohman, F. J. 2016. Analisis Pola Arus Laut Permukaan
Perairan Indonesia dengan Menggunakan Satelit Altimetri Jason-2 Tahun 2010-
2014. Jurnal Geodesi Undip, 5(2), 147-158
Hasanudin, M. (1998). Arus Lintas Indonesia (Arlindo).
Munandar, B., Purwanto, P., & Kunarso, K. 2016. Kaitan monsun terhadap variabilitas suhu
permukaan laut dan klorofil-a untuk prediksi potensi fishing ground di Perairan
Karimunjawa. Journal of Oceanography. 5(4): 505-511.
Mursyidin, M., Munadi, K., & Muchlisin, Z. A. 2015. Prediksi Zona Tangkapan Ikan
Menggunakan Citra Klorofil-a Dan Citra Suhu Permukaan Laut Satelit Aqua
MODIS Di Perairan Pulo Aceh. Jurnal Rekayasa Elektrika, 11(5), 176-182.
Rahman, S., A. H. Muhammad, D. Paroka, S. Dewa. 2018. Seakeeping Kapal Perikanan 30 GT
di Perairan Selat Makassar. Seminar Teknologi dan Rekayasa.
Salim, D., Yuliyanto, Y., & Baharuddin, B. 2017. Karakteristik parameter oseanografi fisika-
kimia perairan pulau kerumputan Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Jurnal
Enggano. 2(2), 218-228.
Trinugroho, T., Satriadi, A., & Muslim, M. 2019. Sebaran Thermal Front Musiman di Wilayah
Perairan Selat Madura Menggunakan Single Image Edge Detection. Journal of Marine
Oleh:
M Azizi Dirgantara 26050119130041 Oseanografi B
Koordinator Praktikum:
Dr. Kunarso, ST, MSi.
NIP. 19690525 199603 1 002
Tim Asisten :
Aryobimo Bharadian Ariputro 26050118130054
Salsabila Rahidah 26050118140070
Elsa Mayora J. P. 26050118120011
Lisa Khumaeroh 26050118120022
Rofiatul Mutmainah 26050118130030
Mochamad Rafif Rabbani 26050117170001
Ezikri Yasra 26050118140114
Galang Sandi Timur 26050118140083
Ferdian Agung Baskoro 26050118120025
Yustinus Wijanarko 26050118140103
Fransiska Krisna W. N. P. 26050118130072
Mar’ah Nida Kholawati 26050118120015
Dhany Ajiperwata 26050118120006
Audria Izza Nadira 26050118120021
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara dengan luas lautan yang mendominasi kepulauan yang ada di
Indonesia, pengetahuan mengenai laut dan isinya sangat penting dalam pemanfaatan dan aplikasi
dalam penentuan parameter fisiknya. Salah satunya adalah arus, arus ini sangat penting untuk
dipelajari terkait dengan perpindahan massa air baik secara vertical maupun horizontal. Pergerakan
arus yang terjadi dapat membawa massa air dalam jumlah dan volume tertentu dan terjadi secara
terus menerus.
Arus merupakan salah satu parameter dalam oseanografi. Arus ini memiliki banyak jenis dan
model yang ada dilaut. Salah satunya adalah arus geostropik. Arus ini sangat berkaitan dengan
fenomena yang terjadi dilaut dan merupakan arus yang sering terjadi di laut. Sehingga arus ini
merupakan arus yang sering di modelkan dalam dunia oseanografi
Arus geostropik sendiri memiliki kaitannya dengan fenomena lain yang ada dilaut. Arus ini
berhubungan dengan siklus yang ada dilaut. Salah satunya adalah fenomena upwelling yang tejadi
di laut. Hal ini terjadi karena arus ini bergerak sehingga menimbulkan upwelling, dimana upwelling
tersebut berisi nutrient untuk kesuburan laut. Oleh sebab itu, praktikum kali ini berjudul Arus
Geostropik.
1.2. Tujuan
1. Mahasiswa mengerti pengertian arus geostropik
2. Mahasiswa mengetahui mekanisme terbentuknya Arus Geostropik
3. Mahasiswa megetahui Anomali Geopotensial dil aut
1.3. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui ap aitu arus geostropik
2. Mahasiswa dapat mengolah data arus geostropik
3. Mahasiswa dapat mengetahui anomaly geopotensial di laut
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Arus Geostropik
Menurut Prarikeslan (2016), arus geostropik merupakan arus yang terjadi akibat adanya
perbedaan densitas secara horizontal, sehingga mengakibatkan pergerakkan massa air ini dilautan.
Arus ini terjadi secara meluas pada suatu perairan akibat adanya perbedaan densitas ini secara
horizontal. Perbedaan densitas ini memicu adanya perbedaan tekanan yang ada dilaut. Selanjutnya
terdapat gaya Coriolis yang mempengaruhi arah arus, akibatnya muncul arus keseimbangan, yaitu
arus geostropik.
Menurut Tanto et. al. (2017), Arus geostropik digambarkan sebagai slope current yang
disebabkan oleh adanya kemiringan bidang isobar dan bidang datar. Kemiringan tersebut terjadi
akibat adanya penumpukan massa air di tempat tertentu karena adanya hembusan aning yang
berhembus terus menerus. Penumpukan massa air ini menyebabkan adanya perbedaan tekanan
pada permukaan laut, meskipun tekanan tersebut kecil tapi karena sifat air yang selalu mencari
keseimbangan, maka terjadilah pergerakan air secara mendatar. Selain itu, pengaruh angin dan
perbedaan tekanan atmosfer di permukaan laut berperan dalam pembentukan slope.
2.5. Upwelling
Upwelling merupakan proses dimana daerah laut yang ada di sekitarnya terjadi kenaikan
jumlah nutrien secara spesifik. Naiknya nutrien ini akan menyebabkan suburnya daerah perairan
tersebut. Naiknya jumlah nutrien disini disebabkan adanya massa air yang naik ke atas permukaan
air laut yang membawa nutrien juga ke permukaan laut. Semakin besar kenaikan nilai nutrien yang
ada di permukaan laut, maka kesuburan daerah tersebut juga akan naik. Kesuburan yang meningkat
akan memancing ikan dan lainnya untuk menuju daerah tersebut untuk mencari makan. Manusia
bisa memanfaatkan hal ini dengan menjadikan daearah tersebut sebagai daerah tangkapan ikan
yang sangat berpotensial dan optimal pada hasil tangkapannya (Yuhendrasmiko et al., 2017).
Upwelling adalah penaikan massa air laut dari suatu lapisan dalam lapisan permukaan.
Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin, salinitas tinggi dan zat-zat hara yang
kaya ke permukaan. Meningkatnya produksi perikanan di suatu perairan dapat disebabkan oleh
upwelling. Karena gerakan air ini membawa suhu yang lebih dingin ke permukaan. Hal ini juga
merupakan faktor dari pasang (Putra, 2017).
III. MATERI DAN METODE
3.1. Materi
Hari, tanggal : Sabtu, 17 April 2021
Waktu : 13.00-15.00 WIB
Tempat : Secara daring menggunakan Microsoft Teams
3.2. Metode
1. Menghitung densitas pada tekanan atmosfer (σt)
(
AT = T 4,78670 − 0,098185 T + 0,0010843 T 2 10 −3 )
3. Menentukan nilai BT
(
B T = T 18,030 − 0,8164 T + 0,0166 T 2 10 −6 )
4. Menentukan nilai ∑T
− (T − 3,98 ) T + 283
2
T =
503 ,570 T + 67 ,26
6. Menghitung faktor anomali densitas yang tidak bergantung pada tekanan (Δ s,t)
10 −3 t
s ,t = 0,02736 −
1 − 10 t
−3
34 -0,2
34,7129 δs,p
35 0
Contoh:
34,7129 − 34 −5
s , p = .(0 − (−0,2) ) + (−0,2).10 = −5,742 .10
−7
35 − 34
8. Menghitung anomali densitas yang tidak bergantung pada salinitas (δ t,p)
Nilai δt,p pada T=16,8422 dapat dicari dengan menggunakan interpolasi
15 2,8
16,8422 δt,p
20 3,5
Contoh:
16,8422 − 15 −5
t , p = .(3,5 − 2,8) + (2,8).10 = 3,058 .10
−5
20 − 15
(
d = .P + d −1)
12. Menghitung selisih gradien geopotensial dua stasiun pada kedalaman yang sama
(12 − 11 )
v1 − v 2 =
1
( B − A ) = 1
( 12 − 11 )
fL 2 sin L
IV. HASIL
4.1. Perhitungan Manual
A. Stasiun 14
• Kedalaman 50 meter
1. Mencari nilai σt
o = −0,093 + 0,8149 s − 0,000482 s 2 + 0,0000068 s 3
= 28,37985152
2. Mencari nilai AT
(
AT = T 4,78670 − 0,098185 T + 0,0010843 T 2 10 −3 )
= 0,077736618
3. Mencari nilai BT
(
B T = T 18,030 − 0,8164 T + 0,0166 T 2 10 −6 )
=0,00021165
4. Mencari Nilai ∑T
− (T − 3,98 ) T + 283
2
T =
503 ,570 T + 67 ,26
=-3,27555662
34,2132 -0,157360
35 0
34,2132 − 34
𝛿𝑠,𝑝 = ( ) × (0 − (−0,2)) + (−0,2) = −0,157360
35 − 34
8,732 1,92248
20 3,5
8,732 − 15
𝛿𝑠,𝑝 = ( ) × (3,5 − 2,8) + (2,8) = 1,92248
20 − 15
8. Mencari nilai δ
= s ,t + s , p + t , p
=0,0036643
= 27,57217538
2. Mencari nilai AT
(
AT = T 4,78670 − 0,098185 T + 0,0010843 T 2 10 −3 )
= 0,045944321
3. Mencari nilai BT
(
B T = T 18,030 − 0,8164 T + 0,0166 T 2 10 −6 )
= 0,000128963
4. Mencari Nilai ∑T
− (T − 3,98 ) T + 283
2
T =
503 ,570 T + 67 ,26
= -0,506296462
5. Mencari nilai ∆s,t
10 −3 t
s ,t = 0,02736 −
1 − 10 t
−3
= 0,0006
34,2132 -0,157360
35 0
34,2132−34
𝛿𝑠,𝑝 = ( ) × (0 − (−0,2)) + (−0,2) =-1,3832E-06
35−34
8,732 1,92248
20 3,5
8,732−15
𝛿𝑠,𝑝 = ( ) × (3,5 − 2,8) + (2,8) =2,41734E-05
20−15
8. Mencari nilai δ
= s ,t + s , p + t , p
= 0,0006640
= 27,57217538
2. Mencari nilai AT
(
AT = T 4,78670 − 0,098185 T + 0,0010843 T 2 10 −3)
= 0,045944321
3. Mencari nilai BT
( )
B T = T 18,030 − 0,8164 T + 0,0166 T 2 10 −6
= 0,000128963
4. Mencari Nilai ∑T
− (T − 3,98 ) T + 283
2
T =
503 ,570 T + 67 ,26
= -0,506296462
34,2132 -0,157360
35 0
34,2132−34
𝛿𝑠,𝑝 = ( ) × (0 − (−0,2)) + (−0,2) =-1,3832E-06
35−34
8,732 1,92248
20 3,5
8,732−15
𝛿𝑠,𝑝 = ( ) × (3,5 − 2,8) + (2,8) =2,41734E-05
20−15
8. Mencari nilai δ
= s ,t + s , p + t , p
= 0,0006640
B. Stasiun 15
• Kedalaman 50 meter
1. Mencari nilai σt
o = −0,093 + 0,8149 s − 0,000482 s 2 + 0,0000068 s 3
= 23,1678
2. Mencari nilai AT
( )
AT = T 4,78670 − 0,098185 T + 0,0010843 T 2 10 −3
= 0,07771
3. Mencari nilai BT
( )
B T = T 18,030 − 0,8164 T + 0,0166 T 2 10 −6
= 0,000212
4. Mencari Nilai ∑T
− (T − 3,98 ) T + 283
2
T =
503 ,570 T + 67 ,26
=- -3,27174
34,163 -0,167400
35 0
34,2132−34
𝛿𝑠,𝑝 = ( )× (0 − (−0,2)) + (−0,2) =4,16E-07
35−34
9,1231 1,977234
20 3,5
8,732−15
𝛿𝑠,𝑝 = ( ) × (3,5 − 2,8) + (2,8) =4,37E-05
20−15
8. Mencari nilai δ
= s ,t + s , p + t , p
= 0,00037
2. Mencari nilai AT
(
AT = T 4,78670 − 0,098185 T + 0,0010843 T 2 10 −3 )
= 0,04516
3. Mencari nilai BT
( )
B T = T 18,030 − 0,8164 T + 0,0166 T 2 10 −6
= 0,000127
4. Mencari Nilai ∑T
− (T − 3,98 ) T + 283
2
T =
503 ,570 T + 67 ,26
= -0,47478
34,163 -0,167400
35 0
34,2132−34
𝛿𝑠,𝑝 = ( ) × (0 − (−0,2)) + (−0,2) =-1,5E-06
35−34
9,1231 1,977234
20 3,5
8,732−15
𝛿𝑠,𝑝 = ( ) × (3,5 − 2,8) + (2,8) =2,37E-05
20−15
8. Mencari nilai δ
= s ,t + s , p + t , p
= 0,0006
9. Mencari nilai δrata2
z + z +1
=
2
= 0,000504
1. Mencari nilai σt
o = −0,093 + 0,8149 s − 0,000482 s 2 + 0,0000068 s 3
= 27,18672
2. Mencari nilai AT
( )
AT = T 4,78670 − 0,098185 T + 0,0010843 T 2 10 −3
= 0,0209
3. Mencari nilai BT
( )
B T = T 18,030 − 0,8164 T + 0,0166 T 2 10 −6
= 6,98E-05
4. Mencari Nilai ∑T
− (T − 3,98 ) T + 283
2
T =
503 ,570 T + 67 ,26
= -0,00556
34,163 -0,167400
35 0
34,2132−34
𝛿𝑠,𝑝 = ( ) × (0 − (−0,2)) + (−0,2) =-1,5E-06
35−34
9,1231 1,977234
20 3,5
8,732−15
𝛿𝑠,𝑝 = ( ) × (3,5 − 2,8) + (2,8) =1,37E-05
20−15
8. Mencari nilai δ
= s ,t + s , p + t , p
= -0,0006
C. Gabungan 14-15
1. Menghitung selisih gradien geopotensial
• Kedalaman 50 meter
(∆Φ 15-∆Φ 14)=Ф𝐵 − Ф𝐴=-0,1064
= 0,125626131
v1 − v 2 =
1
( B − A ) = 1
( 12 − 11 )
fL 2 sin L
= -0,1102
v1 − v 2 =
1
( B − A ) = 1
( 12 − 11 )
fL 2 sin L
=-0,0150
v1 − v 2 =
1
( B − A ) = 1
( 12 − 11 )
fL 2 sin L
=0,0654
4.2. Hasil Excel
4.2.1. Stasiun 14
p=d T S σt ∆s,t δs,p δt,p δ δrata δrata x ∆p ∆ΦB
0 26.325 35.3019 23.17360707 0.0036 6.038E-07 4.38547E-05 0.0036811
0.003678777 0.036787772 0.405267556
10 26.323 35.3072 23.17803969 0.0036 6.144E-07 4.38528E-05 0.0036765
0.003674972 0.1469989 0.368479784
50 26.319 35.309 23.18087314 0.0036 6.18E-07 4.38462E-05 0.0036735
0.003089478 0.154473906 0.221480885
100 22.626 35.3104 24.28917649 0.0025 6.208E-07 3.86763E-05 0.0025055
0.002187965 0.109398234 0.067006978
150 20.068 35.1761 24.88967929 0.0018 3.522E-07 3.50952E-05 0.0018705
0.001656757 0.082837872 -0.042391256
200 17.933 34.9913 25.29271236 0.0014 -1.74E-08 3.21068E-05 0.0014431
0.001196943 0.059847155 -0.125229128
250 14.42 34.5416 25.75460646 0.0009 -9.168E-07 2.71883E-05 0.0009508
0.000813564 0.040678191 -0.185076283
300 12.267 34.3084 26.01180898 0.0007 -1.3832E-06 2.41734E-05 0.0006763
0.000545807 0.027290367 -0.225754474
350 10.574 34.2226 26.2569152 0.0004 -1.5548E-06 2.18036E-05 0.0004153
0.000316294 0.015814714 -0.253044841
400 9.1037 34.1439 26.44256199 0.0002 -1.7122E-06 1.97452E-05 0.0002173
6.70593E-05 0.006705935 -0.268859555
500 6.9291 34.0911 26.72423998 -0.0001 -1.8178E-06 1.67007E-05 -0.0000832
-0.000212418 -0.021241832 -0.275565489
600 5.6055 34.1827 26.96749618 -0.0004 -1.6346E-06 1.48477E-05 -0.0003417
-0.000435829 -0.043582886 -0.254323657
700 4.8726 34.2981 27.14498119 -0.0005 -1.4038E-06 1.38216E-05 -0.0005300
-0.00059445 -0.059445006 -0.210740772
800 4.561 34.4079 27.26680868 -0.0007 -1.1842E-06 1.33854E-05 -0.0006589
-0.000710639 -0.071063886 -0.151295766
900 4.308 34.4964 27.36449196 -0.0008 -1.0072E-06 1.30312E-05 -0.0007624
-0.000802319 -0.08023188 -0.08023188
1000 3.9443 34.543 27.43971359 -0.0009 -9.14E-07 1.2522E-05 -0.0008423
p=d T S σ0 AT BT a b ∑T σt
100 22.6059 35.2904 28.36372569 0.070558574 0.000182149 -0.688929346 3.400688136 -2.342833854 24.28917649
150 20.048 35.1561 28.25544569 0.065238026 0.000167095 -0.512700566 3.471022129 -1.77959501 24.88967929
200 17.9134 34.9713 28.10646369 0.060472302 0.000156425 -0.385526611 3.532950428 -1.362046406 25.29271236
250 14.4002 34.5216 27.74399019 0.051807068 0.000139912 -0.215621598 3.641923483 -0.785277361 25.75460646
300 12.2467 34.2884 27.55605869 0.045886951 0.000128854 -0.135707705 3.713482008 -0.50394812 26.01180898
350 10.554 34.2026 27.48692006 0.040856986 0.000118867 -0.085822182 3.772508803 -0.323764936 26.2569152
400 9.0837 34.1239 27.42350548 0.036192063 0.000108857 -0.051726182 3.82590443 -0.197899431 26.44256199
500 6.9091 34.0711 27.380962 0.028742476 9.10745E-05 -0.017037605 3.908758499 -0.066595884 26.72423998
600 5.5855 34.1627 27.45476926 0.023861901 7.81293E-05 -0.005118713 3.961610532 -0.020278347 26.96749618
700 4.8526 34.2781 27.54775866 0.021039807 7.01649E-05 -0.001512065 3.991710187 -0.006035727 27.14498119
800 4.541 34.3879 27.63624095 0.019813295 6.65939E-05 -0.00062498 4.004693528 -0.002502852 27.26680868
900 4.288 34.4764 27.70756249 0.018805537 6.36103E-05 -0.000188383 4.015318388 -0.000756418 27.36449196
1000 3.9243 34.523 27.7451185 0.017337914 5.91857E-05 -6.16099E-06 4.030724472 -2.48333E-05 27.43971359
4.2.2. Stasiun 15
p=d T S σt ∆s,t δs,p δt,p δ δrata δrata x ∆p ∆ΦA
0 26.2453 35.2078 23.16955 0.0036 4.16E-07 4.37E-05 0.0037
0.003682 0.036815 0.357508
10 26.2503 35.2188 23.17627 0.0036 4.38E-07 4.38E-05 0.0037
0.003682 0.147299 0.320692
50 26.2635 35.2331 23.16783 0.0036 4.66E-07 4.38E-05 0.0037
0.003036 0.151796 0.173393
100 22.1448 35.2427 24.40318 0.0023 4.85E-07 3.8E-05 0.0024
0.002013 0.100636 0.021597
150 19.0831 35.0846 25.10675 0.0016 1.69E-07 3.37E-05 0.0016
0.001419 0.070932 -0.07904
200 16.1868 34.7081 25.52381 0.0012 -5.8E-07 2.97E-05 0.0012
0.001027 0.051356 -0.14997
250 13.6451 34.3993 25.8419 0.0008 -1.2E-06 2.61E-05 0.0009
0.000745 0.03726 -0.20133
300 11.9336 34.2326 26.05238 0.0006 -1.5E-06 2.37E-05 0.0006
0.000517 0.025841 -0.23859
350 10.4141 34.1567 26.27042 0.0004 -1.7E-06 2.16E-05 0.0004
0.000315 0.015756 -0.26443
400 9.2873 34.1189 26.43115 0.0002 -1.8E-06 2E-05 0.0002
4.98E-05 0.004976 -0.28018
500 6.55 34.0312 26.76799 -0.0001 -1.9E-06 1.62E-05 -0.0001
-0.00025 -0.02462 -0.28516
600 5.4635 34.1337 26.9868 -0.0004 -1.7E-06 1.46E-05 -0.0004
-0.00046 -0.04612 -0.26054
700 4.756 34.2647 27.17313 -0.0006 -1.5E-06 1.37E-05 -0.0006
-0.00062 -0.06201 -0.21443
800 4.4578 34.3663 27.28683 -0.0007 -1.3E-06 1.32E-05 -0.0007
-0.00072 -0.07249 -0.15241
900 4.2256 34.4407 27.37099 -0.0008 -1.1E-06 1.29E-05 -0.0008
-0.0008 -0.07992 -0.07992
1000 3.9609 34.4762 27.42708 -0.0008 -1E-06 1.25E-05 -0.0008
p=d T S σ0 AT BT a b ∑T σt
100 22.1858 35.2837 28.35832 0.06971 0.000179 -0.6582 3.411963 -2.24576 24.40318
150 19.1241 35.1256 28.23086 0.063216 0.000162 -0.45544 3.49745 -1.59286 25.10675
200 16.2278 34.7491 27.92735 0.056455 0.000149 -0.29789 3.58409 -1.06767 25.52381
250 13.6861 34.4403 27.67847 0.0499 0.000136 -0.18708 3.66523 -0.68569 25.8419
300 11.9746 34.2736 27.54413 0.045102 0.000127 -0.12692 3.7228 -0.4725 26.05238
350 10.4551 34.1977 27.48297 0.040552 0.000118 -0.08326 3.776037 -0.31439 26.27042
400 9.3283 34.1599 27.45251 0.036988 0.000111 -0.0568 3.816879 -0.21681 26.43115
500 6.591 34.0722 27.38185 0.027594 8.81E-05 -0.01354 3.921287 -0.05309 26.76799
600 5.5045 34.1747 27.46444 0.023554 7.73E-05 -0.00462 3.964907 -0.0183 26.9868
700 4.797 34.3057 27.57 0.020822 6.95E-05 -0.00133 3.994019 -0.00529 27.17313
800 4.4988 34.4073 27.65187 0.019646 6.61E-05 -0.00053 4.006461 -0.00214 27.28683
900 4.2666 34.4817 27.71183 0.01872 6.34E-05 -0.00016 4.016221 -0.00066 27.37099
1000 4.0019 34.5172 27.74044 0.017653 6.01E-05 -9.5E-07 4.027424 -3.8E-06 27.42708
4.2.3. Gabungan Stasiun 14 dan 15
sta A= sta 15
sta B = sta 14
L 52.69073833 52690.73833 sinsta14 0.125588307
Ω 0.0000729 sinsta15 0.125663956
Latitude Sta14 7.261172222 Longitude Sta14 41.55609444
LatitudeSta15 7.282208333 Longitude Sta15 42.03031944
sinΦ 0.125626131
4.3. Grafik
4.3.1. Profil Anomali Gradien Geopotensial Stasiun 14 dan 15
-400
Kedalaman
-600 Stasiun 14
Stasiun 15
-800
-1000
-1200
Grafik Geopotensial
4.3.2. Profil Gradien Geopotensial terhadap Kedalaman
-400
Kedalaman
-600
Gradien Geopotensial
-800
-1000
-1200
Grafik geopotensial
-400
Kedalaman
-600
Kecepatan relatif
-800
-1000
-1200
Grafik geopotensial
V. PEMBAHASAN
Alawiyah, E. A., Sasmito, B., & Bashit, N. 2018. Analisis Pola Arus Geostropik Perairan
Samudera Hindia Untuk Identifikasi Upwelling Menggunakan Data Satelit
Altimetri. Jurnal Geodesi Undip, 7(1), 68-78.
Chereskin, T. K., & Price, J. F. 2018. Upper Ocean Structure: Ekman Transport and Pumping .
Reference Module in Earth Systems and Environmental Sciences.
Putra, D. R. 2017. Studi Jenis-Jenis Ikan Laut di Tempat Pelelangan Ikan Cilamaya Girang Blanakan
Kabupaten Subang Berdasarkan Hasil Tangkapan Nelayan. Doctoral Dissertation, FKIP
Unpas.
Tanto, T. Al, Wisha, U. J., Kusumah, G., Pranowo, W. S., Husrin, S., Ilham, I., & Putra, A. 2017.
Karakteristik Arus Laut Perairan Teluk Benoa – Bali. Jurnal Ilmiah Geomatika, 23(1), 37.
Taohid, R. A., Satriadi, A., & Saputro, S. 2017. Studi Pola Arus Dan Sebaran Material Padatan
Tersuspensi. Jurnal Oseanografi, 6(1), 116–123.
Oleh:
Muhammad Azizi Dirgantara 26050119130041 Oseanografi B
Koordinator Praktikum:
Dr. Kunarso, ST, MSi.
NIP. 19690525 199603 1 002
Tim Asisten :
Aryobimo Bharadian Ariputro 26050118130054
Salsabila Rahidah 26050118140070
Elsa Mayora J. P. 26050118120011
Lisa Khumaeroh 26050118120022
Rofiatul Mutmainah 26050118130030
Mochamad Rafif Rabbani 26050117170001
Ezikri Yasra 26050118140114
Galang Sandi Timur 26050118140083
Ferdian Agung Baskoro 26050118120025
Yustinus Wijanarko 26050118140103
Fransiska Krisna W. N. P. 26050118130072
Mar’ah Nida Kholawati 26050118120015
Dhany Ajiperwata 26050118120006
Audria Izza Nadira 26050118120021
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Arus ini merupakan salah satu parameter penting dalam oseanografi. Karena arus ini
berhubungan dengan fenomena yang ada dilaut. Baik dari segi fisika, kimia, biologi, bahkan geologi.
Arus ini menyebabkan terjadinya distribusi parameter oseanografis lainnya, seperti salinitas, suhu,
nutrient dll. Sehingga parameter-parameter tersebut dapat tersebar dan persebarannya dapat
diketahui melalui arus ini
Praktikum kali ini menjelaskan tentang arus densitas. Arus ini disebabkan oleh adanya
perbedaan densitas. Arus densitas ini bergerak secara vertikal karena densitasnya berbeda secara
vertikal. Sehingga persebaran densitas terhadap kedalam perairan dapat diketahui. Selain itu,
persebaran salinitas juga dapat diketahui secara vertikal. Oleh karena itu, praktikum kali ini berjudul
Arus Densitas
1.2. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami profil salinitas dan temperatur terhadap kedalaman di
Estuari
2. Mahasiswa dapat memahami profil distribusi kecepatan arus terhadap kedalaman di
Estuari
1.3. Manfaat
1. Mahasiswa dapat memperkirakan nilai densitas terhadap perubahan temperatur dan
salinitas
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan kecepatan arus terhadap kedalaman di Estuari
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Arus Laut
Arus laut merupakan pergerakkan massa air di laut yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Faktor tersebut dapat berupa angin, densitas, tekanan, bahkan gaya Coriolis. Namun pembangkit
utama arus ialah angin. Parameter lainnya adalah pelengkap dalam pergerakkan arus ini. Karena
arus ini disebabkan oleh angin maka arus ini juga disebabkan oleh adanya musim barat dan musim
timur (prarikeslan, 2016).
Arus merupakan suatu fenomena yang terjadi di suatu perairan. Arus merupakan proses
pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang menyebakan perpindahan baik secara horizontal
maupun secara vertikal. Gerakan arus tersebut merupakan suatu resultan dari beberapa gaya yang
bekerja dan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Arus laut (sea current) adalah gerakan massa
air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal maupun secara horizontal (Tanto et al,
2017).
2.2. Arus Densitas
Menurut Nugroho (2015), Arus densitas adalah arus yang terjadi akibat adanya gradien
densitas yang dipengaruhi oleh salinitas dan suhu air laut. Gradien densitas ini terdapat secara
vertikal. Karena secara horizontal gradient densitas sangat kecil sehingga tidak berpengaruh. Akibat
gradient densitas secara vertikal, maka pergerakkan arus juga secara vertikal. Hal ini juga
menunjukkan persebaran arus secara vertical
Menurut Pahlevi (2016), Arus densitas adalah arus yang terjadi didaerah estuary, karena arus
disini terjadi perubahan salinitas yang menunjukkan kepada perubahan densitas air, sehingga
menyebabkan pergerakkan massa air dari densitas tinggi ke densitas rendah. Pergerakkan arus ini
tetap secara vertikal. Karena perbedaan densitas yang tinggi didaerah estuary juga secara vertikal.
Pada daerah estuary ini nilainya perbedaan cenderung tinggi karena berada di lapisan mix layer
sampai picnocline. Kedua lapisan tersebut merupakan lapisan memiliki perbedaan densitas yang
cukup tinggi, sehingga kecepatan densitas juga tinggi
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Arus Densitas
Pada umumnya parameter densitas, salinitas, dan suhu merupakan tiga serangkai sifat pokok
air laut (physico-chemical properties of sea water) yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Sehingga dapat dikatakan dungsi air laut merupakan fungsi dari salinitas, densitas, dan temperatur
atau f(S,D,T). Densitas diartikan sebagai tingkat kerapatan air laut. Hubungan ketiganya
berlangsung bila peningkatan salinitas dan penurunan temperatur maka terjadi peningkatan nilai
densitas. Untuk lebih memperjelas masalah densitas diibaratkan menggunakan air tawar. Pada air
tawa bersuhu 4°C dalam cairan akan mengembang bila suhu diturunkan maka densitas akan turun.
Sebaliknya bila suhu dinaikkan maka densitas juga akan turun sehingga air akan berubah menjadi
uap (Hidayati, 2016).
Pada air laut tidak semudah seperti gambaran perubahan densitas yang terjadi pada air tawar,
karena adanya parameter salinitas yang ikut mempengaruhi. Hasil penelitian para ahli menunjukkan
bahwa air laut pada salinitas 10 ppm mempunyai titik beku 0,5°C dan densitas maksimum dicapai
pada 2°C. Selanjutnya pada salinitas 20 ppm suhu titik beku maupun suhu dari densitas maksimum
mengalami penurunan. Sehingga perubahan densitas di laut dapat berubah sesuai dengan
parameter suhu dan salinitas yang ada (Hidayati, 2016).
2.4. Mekanisme Arus Densitas
Menurut Nugroho et al, mekanisme arus densitas ini sebagai berikut:
a. Terjadi percampuran massa air didaerah estuary
b. Karena adanya perbedaan densitas menimbulkan adanya gradien densitas
c. Gradien densitas ini akan memacu pada terbentuknya gradien suhu dan salinitas
d. Kemudian Akan terjadi pergerakkan massa air dari densitas tinggi ke rendah. Karena
terdapat suhu tinggi dan rendah. Maka terjadilah arus densitas ini
Arus densitas merupakan arus yang timbul akibat adanya gradien densitas dalam arah
horizontal. Gradien densitas horizontal terbentuk oleh variasi salinitas, suhu atau kandungan
sedimen. Arus densitas ini umumnya terjadi didaerah pantai dan estuari dimana terdapat fluks
air tawar ke arah laut. Fluks air tawar ini akan mengakibatkan adanya variasi atau gradien
densitas dalam arah horizontal yang bertambah besar ke arah laut (Azis, 2016).
1. Arus densitas akibat debit sungai terbentuk di daerah estuari (daerah muara sungai
dimana terjadi pengenceran air laut oleh air sungai). Aliran air tawar dari hulu
mengakibatkan terbentuknya gradien horizontal dari densitas yang bertambah besar
ke arah laut. Gradien horizontal dari densitas ini mengakibatkan sirkulasi estuari di
mana air tawar mengalir di lapisan permukaan kearah muara (laut) dan air asin
mengalir dilapisan bawah (dalam) ke arah hulu
2. Air di perairan pantai lebih berat dari pada air di lepas pantai karena suhu air di pantai
lebih rendah daripada di lepas pantai. Muka air di pantai lebih rendah daripada di lepas
pantai atau terbentuk slope muka air yang naik ke arah lepas pantai.Pada kondisi
normal, akibat keseimbangan gaya gradien tekanan karena adanya slope dan coriolis
akan terbentuk arus yang bergerak sejajar pantai. Bila keseimbangan antara gradien
tekanan dan coriolis ini terganggu maka timbul gerakan arus yang hangat dari arah
lepas pantai ke arah pantai akibat slope muka laut yang tinggi di lepas pantai daripada
di pantai. Gerakan massa air yang ringan dan hangat dari lepas pantai menuju pantai
ini adalah arus densitas. Di Jepang, arus hangat yang bergerak dari lepas pantai ke arah
pantai disebut “kyucho”; (kyu=kuat, cho=arus).
3. Terjadi pada musim dingin
Daerah pantai mendapat input air tawar dari sungai (input bouyancy dari sungai).
Di lepas pantai, terdapat juga input bouyancy akibat pecampuran dengan massa air
yang lebih hangat dari laut lepas. Pada musim dingin di mana terjadi pendinginan yang
besar di permukaan, air yang berada di daerah pertengahan (central) yang kurang asin
menjadi sangat berat dan turun ke lapisan dalam.
2. Pada sheet “T-S, S-Z” copy dan paste nilai salinitas maksimum dan minimum pada setiap
stasiunnya
3. Buat grafik salinitas max dan min terhadap kedalaman pada tiap stasiun dan beri nama
serta nim
4. Kemudian buat grafik antara suhu max dan min terhadap kedalaman pada tiap stasiun dan
beri nama serta nim
5. Pada sheet “KECEPATAN” masukan data data serta Vt dengan rumus =Vmin-Vmax
6. Buat grafik untuk kecepatan total terhadap kedalaman tiap stasiun
-2
Kedalaman
-3
tmax
-4
tmin
-5
M Azizi Nata
-6 130041
Ose B
-7
Suhu
-4
Kedalaman
-6 tmax
tmin
-8
-10
M Azizi Nata
130041
-12 Ose B
Suhu
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0041 10.0041 10.0041 18.6041 18.8041
-2.0041 10.0041 10.0041 18.6041 18.8041
-4.0041 16.0041 10.0041 17.6041 17.4041
-6.0041 22.0041 14.0041 16.4041 16.0041
-8.0041 28.0041 18.0041 15.4041 14.5041
-10.0041 35.0041 21.0041 14.2041 14.3041
-12.0041 35.0041 25.0041 14.2041 14.5041
-14.0041 35.0041 28.5041 14.0041 14.5041
-16.0041 35.2041 32.5041 14.0041 14.8041
-8
tmax
-10
tmin
-12
-14
M Azizi Nata
-16
130041
-18
Suhu Ose B
-4
Kedalaman
-6 tmax
tmin
-8
-4
Kedalaman
-6
-8 tmax
-10 tmin
-12
-14 M Azizi Nata
130041
-16
Suhu Ose B
Stasiun 6
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0041 32.0041 13.0041 15.5041 15.6041
-2.0041 33.0041 13.0041 15.0041 15.6041
-4.0041 35.0041 22.0041 14.8041 14.9041
-6.0041 35.0041 29.0041 14.8041 14.9041
-2
Kedalaman
-3
tmax
-4
tmin
-5
-6 M Azizi Nata
130041
-7
Suhu Ose B
Stasiun 7
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0041 35.0041 13.0041 15.5041 15.6041
-2.0041 35.0041 24.0041 15.0041 15.6041
-4.0041 35.0041 35.0041 14.8041 14.9041
-6.0041 35.0041 35.0041 14.8041 14.9041
-8.0041 35.0041 35.0041 15.4041 15.0041
-4
tmax
-5
tmin
-6
-7
M Azizi Nata
-8
130041
-9
Suhu Ose B
Stasiun 8
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0041 13.0041 13.0041 15.7041 19.8041
-2.0041 18.5041 13.0041 15.6041 19.7041
-4.0041 24.0041 20.5041 15.5041 18.5041
-6.0041 29.5041 27.5041 15.5041 18.0041
-8.0041 35.0041 35.0041 15.4041 16.0041
-10.0041 35.0041 35.0041 15.3041 15.9041
-12.0041 35.0041 35.0041 15.3041 15.9041
-4
Kedalaman
-6
tmax
-8
tmin
-10
-2
Kedalaman
-3
tmax
-4
tmin
-5
-6 M Azizi Nata
-7 130041
Suhu Ose B
Stasiun 10
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0041 10.0041 10.0041 18.0041 18.0041
-2.0041 10.0041 10.0041 18.0041 18.0041
-4.0041 16.0041 10.0041 16.9041 18.0041
-6.0041 22.0041 10.0041 15.9041 17.0041
-8.0041 28.0041 14.0041 15.0041 16.0041
-10.0041 34.0041 18.0041 14.0041 15.0041
-12.0041 34.0041 18.0041 14.0041 15.0041
-4
Kedalaman
-6
tmax
-8
tmin
-10
-2
Kedalaman
-3
Smax
-4
Smin
-5
M Azizi Nata
-6 130041
Ose B
-7
Salinitas
Stasiun 2
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0041 10.0041 10.0041 18.9041 19.0041
-2.0041 10.0041 10.0041 18.8041 18.9041
-4.0041 10.0041 10.0041 18.7041 18.8041
-6.0041 26.0041 34.0041 16.2041 16.0041
-8.0041 34.0041 34.0041 15.4041 15.9041
-10.0041 35.0041 35.0041 15.0041 15.8041
-4
Kedalaman
-6 Smax
Smin
-8
M Azizi Nata
-10 130041
Ose B
-12
Salinitas
Stasiun 3
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0041 10.0041 10.0041 18.6041 18.8041
-2.0041 10.0041 10.0041 18.6041 18.8041
-4.0041 16.0041 10.0041 17.6041 17.4041
-6.0041 22.0041 14.0041 16.4041 16.0041
-8.0041 28.0041 18.0041 15.4041 14.5041
-10.0041 35.0041 21.0041 14.2041 14.3041
-12.0041 35.0041 25.0041 14.2041 14.5041
-14.0041 35.0041 28.5041 14.0041 14.5041
-16.0041 35.2041 32.5041 14.0041 14.8041
-8
Smax
-10
Smin
-12
-14
M Azizi Nata
-16
130041
-18
Salinitas Ose B
Stasiun 4
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0041 15.0041 12.0041 18.0041 18.0041
-2.0041 15.0041 12.0041 18.0041 18.0041
-4.0041 21.0041 12.0041 16.0041 18.0041
-6.0041 28.0041 12.0041 14.0041 18.0041
-8.0041 35.0041 22.0041 14.0041 16.0041
-10.0041 35.0041 32.0041 14.0041 14.0041
-4
Kedalaman
-6 Smax
Smin
-8
-6
-8 Smax
-10 Smin
-12
-14 M Azizi Nata
-16
130041
Salinitas Ose B
Stasiun 6
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0041 32.0041 13.0041 15.5041 15.6041
-2.0041 33.0041 13.0041 15.0041 15.6041
-4.0041 35.0041 22.0041 14.8041 14.9041
-6.0041 35.0041 29.0041 14.8041 14.9041
-2
Kedalaman
-3
Smax
-4
Smin
-5
-6 M Azizi Nata
130041
-7 Ose B
Salinitas
Stasiun 7
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0041 35.0041 13.0041 15.5041 15.6041
-2.0041 35.0041 24.0041 15.0041 15.6041
-4.0041 35.0041 35.0041 14.8041 14.9041
-6.0041 35.0041 35.0041 14.8041 14.9041
-8.0041 35.0041 35.0041 15.4041 15.0041
-4
Smax
-5
Smin
-6
-7
M Azizi Nata
-8
130041
-9
Salinitas Ose B
Stasiun 8
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0041 13.0041 13.0041 15.7041 19.8041
-2.0041 18.5041 13.0041 15.6041 19.7041
-4.0041 24.0041 20.5041 15.5041 18.5041
-6.0041 29.5041 27.5041 15.5041 18.0041
-8.0041 35.0041 35.0041 15.4041 16.0041
-10.0041 35.0041 35.0041 15.3041 15.9041
-12.0041 35.0041 35.0041 15.3041 15.9041
-4
Kedalaman
-6
Smax
-8
Smin
-10
-2
Kedalaman
-3
Smax
-4
Smin
-5
-6 M Azizi Nata
-7 130041
Salinitas Ose B
Stasiun 10
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0041 10.0041 10.0041 18.0041 18.0041
-2.0041 10.0041 10.0041 18.0041 18.0041
-4.0041 16.0041 10.0041 16.9041 18.0041
-6.0041 22.0041 10.0041 15.9041 17.0041
-8.0041 28.0041 14.0041 15.0041 16.0041
-10.0041 34.0041 18.0041 14.0041 15.0041
-12.0041 34.0041 18.0041 14.0041 15.0041
-4
Kedalaman
-6
Smax
-8
Smin
-10
-12 M Azizi Nata
130041
-14
Salinitas Ose B
4.4. Profil Kecepatan Arus Total terhadap Kedalaman
1 -0.0041 10.0041 40.0041 30
1 -2.0041 20.0041 35.0041 15
1 -4.0041 28.0041 28.0041 0
1 -6.0041 30.0041 20.0041 -10
Ose B
-3
-4 Stasiun 1
-5
-6
-7
Kecepatan (m/s)
-4 Ose B
-6
Stasiun 2
-8
-10
-12
Kecepatan (m/s)
3 -0.0041 10.0041 42.0041 32
3 -2.0041 15.0041 40.0041 25
3 -4.0041 20.0041 35.0041 15
3 -6.0041 25.0041 25.0041 0
3 -8.0041 35.0041 20.0041 -15
3 -10.0041 36.0041 21.0041 -15
3 -12.0041 38.0041 26.0041 -12
3 -14.0041 38.0041 28.0041 -10
3 -16.0041 40.0041 30.0041 -10
Ose B
-10
Stasiun 3
-15
-20
Kecepatan (m/s)
-4 130041
Ose B
-6
Stasiun 4
-8
-10
-12
Kecepatan (m/s)
5 -0.0041 8.0041 35.0041 27
5 -2.0041 10.0041 30.0041 20
5 -4.0041 14.0041 22.0041 8
5 -6.0041 20.0041 10.0041 -10
5 -8.0041 20.0041 10.0041 -10
5 -10.0041 26.0041 0.0041 -26
5 -12.0041 30.0041 10.0041 -20
5 -14.0041 36.0041 18.0041 -18
-6 Ose B
-8
Stasiun 5
-10
-12
-14
-16
Kecepatan (m/s)
Ose B
-3
-4 Stasiun 6
-5
-6
-7
Kecepatan (m/s)
Ose B
-6
-8 Stasiun 8
-10
-12
-14
Kecepatan (m/s)
Ose B
-6
-8 Stasiun 10
-10
-12
-14
Kecepatan (m/s)
4.5. Grafik Temperatur terhadap Kedalaman untuk Tmax pada berbagai Stasiun
4.6. Grafik Temperatur terhadap Kedalaman untuk Smax pada Berbagai Stasiun
Stasiun 3
-10
Stasiun 4
-15 Stasiun 5
Stasiun 6
-20
Salinitas Stasiun 7
-5 Stasiun 2
Stasiun 3
-10
Stasiun 4
-15 Stasiun 5
Stasiun 6
-20
Kecepatan (m/s) Stasiun 7
V. PEMBAHASAN
5.1. Profil Variasi Temperatur terhadap Kedalaman
Variasi temperature dan kedalaman ini memiliki bentuk yang semakin dalam maka
temperaturnya semakin rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan prarikeslan (2016), bahwa sebaran
temperature terhadap kedalaman akan semakin berkurang. Stasiun 1,2,3,10 berada didekat sungai,
stasiun 4, 9 berada di daerah estuary, dan stasiun 5,6,7, 8 berada dekat laut. Dalam stasiun yang
berbeda-beda menunjukkan parameter suhu yang berbeda-beda pada masing-masing stasiun.
Variasi temperatur/suhu pada tiap stasiun memiliki nilai yang berbeda akibat memiliki
karakteristik tempat tertetu. Suhu secara alami mengalami penurunan nilai terhadap kedalaman
akibat berkurangnya energi dari radiasi matahari ke lapisan perairan. Sehingga pada lapisan dasar
perairan akan memiliki suhu yang konstan. Berkurangya nilai tersebut juga dipengaruhi oleh berbagai
faktor lain seperti densitas dimana gradien densitas yang tinggi menyebabkan mixing atau arus
densitas yang berada di bawah lapisan perairan naik ke atas sehingga mengaduk massa perairan.
Tekanan selalu berbanding terbalik dengan nilai temperature. Karena di daerah yang semakin
dekat dengan permukaan (nilai kedalaman kecil), maka intensitas penyinaran terhadap perairan
semakin tinggi yang menyebabkan temperatur semakin tinggi. Dan seiring bertambahnya kedalaman,
maka intensitas penyinaran akan berkurang sehinggar nilai temperature berkurang. Profil variasi
Temperature terhadap kedalaman didapat dari tiga data yang terukur yaitu: kedalaman, Tmax atau
suhu maksimum, dan Tmin atau suhu minimum. Tmax menunjukkan nilai suhu maksimum, sedangkan
Tmin menunjukkan nilai suhu minimum yang terukur pada stasiun. Secara umum, nilai Tmax yang
terukur pada semua stasiun menunjukkan nilai yang semakin berkurang dengan bertambahnya
kedalaman, begitu pula dengan nilai Tmin. Rentang nilai suhu atau Temperature pada semua stasiun
tidak terlalu jauh yaitu antara 14,0-19,6 oC.
5.2. Profil Variasi Salinitas terhadap Kedalaman
Pada stasiun 1 dan 2 berada di daerah estuari. Di lokasi ini memiliki nilai salinitas yang
meningkat dengan tajam terhadap kedalaman dengan salinitas di permukaan yang kecil akibat
pengaruh masukkan dari air sungai dan tutupan vegetasi yang menghalangi pengeringan oleh radiasi
matahari. Hal ini dipengaruhi oleh adanya percampuran massa air sungai yang berada di atas lapisan
estuari dan air laut di bawah lapisan estuari. Perbedaan ini yang menyebabkan profil salinitas di
daerah ini sangat tinggi.
Pada stasiun 3, 4, 9 dan 10 berada di daerah sungai memiliki profil salinitas yang meningkat
terhadap kedalaman yang tajam dengan salinitas di permukaan air kecil. Hal ini dipengaruhi oleh air
tawar memiliki materi klorinitas yang kecil sehingga nilai salinitas berasal dari masukkan dari air laut
di dasar perairan. Ini ditunjukkan pada profil yang signifikan pada dasar perairan. Nilai salinitas di
permukaan juga dipengaruhi oleh tutupan vegetasi yang membuat nilai salinitas di permukaan air
sungai kecil.
Berdasarkan profil salinitas terhadap kedalaman pada tiap-tiap stasiun menunjukkan bahwa
rentang nilai salinitas dari semua stasiun yang cukup besar yaitu 10,0 – 35,0 ppt. rentang yang sangat
jauh ini dipengaruhi oleh kondisi disekitar stasiun misalnya pada stasiun 4 dan 9 yang terletak di
tengah estuari menunjukkan nilai salinitas yang cukup tinggi dan rentang yang lebar yakni 10,0 – 35,0
ppt. Daerah estuari sebagai daerah bertemunya air tawar dan air asin menyebabkan nilai salinitas
pada permukaan perairan cenderung rendah karena massa air dengan densitas yang tinggi berarti
salinitasnya tinggi akan cenderung tenggelam atau menempati kolom perairan bagian bawah
sehingga semakin kedalam maka salinitasnya akan semakin tinggi yaitu salinitas untuk air laut yang
mencapai 35,58 ppt. Stasiun 1 ,2 , 3 dan 10 yang terletak di daerah dekat sungai memiliki nilai salinitas
yang lebih sedikit daripada daerah estuari yakni sebesar 10,0 -35,0 ppt karena merupakan daerah
sungai yang cenderung salinitasnya kecil karena tidak dipengaruhi oleh air laut. Sedangkan pada
stasiun 5,6,7, dan 8 menunjukkan nilai salinitas yang tertinggi sebesar 26,0 – 35,0 ppt. Hal ini
disebabkan karena stasiun-stasiun tersebut terletak di daerah laut yang memiliki salinitas yang tinggi
dan cenderung mempertahankan salintasnya.
5.3. Profil Kecepatan Arus Total terhadap Kedalaman
Pada wilayah tengah estuari nilai arus densitas, diwakilkan oleh stasiun 1 dan 2. Di daerah ini
arus densitas terjadi karena terdapat gradien salinitas yang besar oleh akibat pertemuan antara air
tawar yang berasal dari aliran sungai dengan air salinitas tinggi yang berasa dari laut. Mixing
tersebut mengakibatkan terdapat gradien densitas secara horizontal sehingga terjadilah arus
densitas, dimana arus densitas bergerak dari arah laut menuju muara sungai. Akibatnya terjadi
sirkulasi pada estuari dimana air tawar mengalir pada lapisan bagian atas (upper layer) dan air
dengan salinitas tinggi mengalir di lapisan bagian bawah (lower layer).
Arus densitas untuk daerah sekitar sungai, diwakili oleh stasiun 3, 4, 9 dan 10 untuk perairan
ini. Di daerah ini arus densitas disebabkan oleh pengenceran air laut oleh air sungai yang
menyebabkan perbedaan level densitas pada kedua sisi yaitu sisi muara sungai dan sisi laut.
Sehingga, aliran dari hulu sungai membentuk gradien densitas secara horizontal yang nilainya
bertambah seiring dengan posisinya mendekat menuju ke arah laut. Akibat, pengaruh gradien
densitas ini, terjadi sirkulasi pada estuari dimana air tawar mengalir pada lapisan bagian atas (upper
layer) dan air yang mengandung salinitas tinggi mengalir di lapisan bagian bawah (lower layer).
Ditinjau dari grafik salinitas terhadap kedalaman, bahwa di daerah sekitar sungai gradien densitas
semakin bertambahnya kedalaman semakin tajam bentuknya, artinya gradien densitas semakin
kecil hingga kedalaman tertentu.
Arus densitas untuk daerah dekat laut, yang diwakilkan oleh stasiun 5, 6, 7 dan 8. Nilai densitas
perairan lebih besar karena air di perairan pantai lebih berat dari pada air di lepas pantai karena
suhu air di pantai lebih rendah daripada di lepas pantai. Muka air di pantai lebih rendah daripada di
lepas pantai atau terbentuk slope muka air yang naik ke arah lepas pantai. Karena adanya
keseimbangan gradien tekanan, terbentuk arus yang sejajar garis pantai. Ketika gradien tekanan
mengalami gangguan, akan terjadi pergerakan air yang hangat dan ringan dari daerah dekat laut
menuju pantai.
Pada tiap-tiap stasiun menunjukkan nilai kecepatan arus total yang beragam namun dengan
kisaran dari -30 hingga 30. Nilai minus didapatkan karena nilai Vmin lebih besar daripada Vmax,
namun arus akan tetap berlangsung karena kecepatan merupakan satuan vector sehingga nilainya
ditentukan oleh arah bukan hanya nilai. Rentang yang cukup luas ini menjukkan pada berbagai
stasiun memiliki kecepatan arus total yang beragam. Hal ini disebabkan karena letak tiap stasiun
yang berbeda. Misalnya pada stasiun 4 dan 9 memiliki kecepatan arus total yang cukup tinggi, hal
ini karena wilayah estuari yang memiliki densitas massa air yang berbeda antara air tawar dengan
air laut menyebabkan terjadinya arus densitas antara air tawar dan air laut. Pada stasiun 1, 2, 3, dan
10 menunjukkan kecepatan arus yang tidak terlalu besar karena di daerah sungai, massa air yang
mendominasi adalah air tawar sehingga tidak terjadi perbedaan densitas. Sedangkan pada stasiun
5,6,7, dan 8 memiliki kecepatan arus yang paling tinggi karena massa air tawar yang masuk ke laut
dengan densitas berbeda akkan menyebabkan terjadina pergerakan arus. Selain adanya masukan
dari muara sungai, air hujan juga memiliki densitas yang berbeda dengan air laut karena ia akan
cenderung ke air tawar sehingga terjadi pergerakan arus.
5.4. Hubungan Temperatur dan Salinitas terhadap Arus Densitas
Secara alami, densitas merupakan fungsi dari temperatur dan salinitas. Densitas
menggambarkan jumlah (gram) padatan terlarut dalam kolom perairan. Padatan terlarut yang
terekam sebagian besar merupakan pembentuk salinitas dimana nilainya akan berbanding terbalik
dengan temperatur. Temperatur yang tinggi membuat pengeringan perairan semakin tinggi
sehingga nilai salinitas semakin tinggi. Perbedaan temperatur dan salinitas ini yang menyebabkan
timbulnya gradien tekanan atau densitas dalam tinjauan horizontal maupun vertikal. Gradien
densitas horizontal dan vertikal inilah yang mengakibatkan gradien tekanan horizonal yang akhirnya
menimbulkan arus densitas. Semakin tinggi gradien tekanan menyebabkan semakin tinggi nilai arus
densitasnya. Pada stasiun 1 dan 2 terlihat kecepatan arus densitas tinggi akibat adanya perbedaan
densitas yang tinggi , stasiun 3, 4, 9 dan 10 terlihat kecepatan arus densitas yang kecil akibat tidak
ada gradien densitas yang tinggi, dan pada stasiun 5, 6, 7, dan 8 memiliki kecepatan arus densitas
yang tidak besar namun lebih besar daripada stasiun 1 dan 2.
Setelah dilakukannya pengolahan data, maka terlihat adanya korelasi antara temperatur
dengan salinitas itu sendiri. Dimana hubungan antara temperatur dan salinitas terhadap arus
densitas adalah temperatur dan salinitas merupakan komponen dari densitas sehingga secara
langsung adanya perbedaan temperatur dan salinitas maka akan terjadi perbedaan dari kecepatan
arus densitas di perairan. Ketika terjadi pendinginan, atau suhu perairan semakin rendah, maka
densitas akan semakin tinggi, menyebabkan pergerakan arus akan semakin cepat. Dan ketika
salinitas semakin tinggi, suhu yang terbentuk semakin rendah dan densitas juga semakin
tinggi.Terlihat dari grafik yang sudah diolah. Grafik cenderung menunjukkan hubungan antara suhu
dengan kecepatan arus berbanding terbalik
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Profil salinitas dan temperatur terhadap kedalaman di estuari menunjukkan bahwa
semakin dalam suatu perairan maka nilai suhu makin rendah dan salinitas makin tinggi.
2. Arus densitas bergerak dari kerapatan tinggi ke kerapatan rendah, umumnya pada daerah
estuari pencampuran densitas tidak sepenuhnya sempurna. Sehingga mengakibatkan air
tawar mengalir di permukaan dan air salinitas tinggi mengalir di dasar perairan, sehingga
menimbulkan yang disebut gradien densitas baik secara vertikal maupun horizontal oleh
karena adanya muara sungai.
6.2. Saran
1. Video tutorial dapat dibuat lebih menarik agar mudah dipahami
2. Praktikan seharusnya datang tepat waktu agar praktikum berjalan dengan lancar
3. Praktikan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan disampaikan saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, F. 2015. Pengaruh Rapat Arus Anodizing Terhadap Nilai Kekerasan Pada Plat Aluminium
Paduan AA Seri 2024-T3. Angkasa: Jurnal Ilmiah Bidang Teknologi, 7(2), 39-48.
Tanto, T. Al, Wisha, U. J., Kusumah, G., Pranowo, W. S., Husrin, S., Ilham, I., & Putra, A. 2017. Karakteristik
Arus Laut Perairan Teluk Benoa – Bali. Jurnal Ilmiah Geomatika, 23(1), 37.
Oleh:
Koordinator Praktikum:
Tim Asisten :
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Arus Pasang surut merupakan arus yang terbentuk akibat adanya fenomena pasang surut.
Fenomena ini sendiri adalah pergerakan naik turunnya muka air laut akibat gaya Tarik benda-
benda angkasa terutama bulan dan matahari. Akibat adanya pergerakkan Muka air laut ini
menyebabkan adanya arus pasang surut. Arus ini akan berbeda saat kondisi pasang maupun
saat kondisi surut
Salah satu faktor parameter oseanografis dilaut adalah arus. Salah satu jenis arus adalah
Arus pasut. Arus yang paling berpengaruh dalam kehidupan masyarakat dipesisir. Arus ini
dijadikan sebagai sumber kehidupan masyarakat pesisir karena dalam pergerakkannya arus
ini membawa massa air kelaut dan massa air kedaratan, hal ini dijadikan sebagai transportasi
alami kapal pada jaman dahulu. Oleh sebab itu, praktikum kali ini berjudul arus pasang surut
I.2. Tujuan
1. Menggunakan Software MIKE 21 dalam membuat gambaran kecepatan arus di
Perairan Kendal
2. Mengkaji kecepatan arus pasang surut yang telah diramalkan dengan Software
MIKE 21 di Perairan Kendal
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Arus Pasang Surut
Arus pasang surut adalah arus yang terjadi akibat adanya pergerakkan massa air laut
secara vertikal. Arus ini disebabkan oleh adanya gaya Tarik menarik pasang surut. Arus
pasang surut ini bergerak dengan periode pasang dan surut yang ada. Tipe pasang surut yang
ada mempengaruhi periode dari pasang surut. Dengan kata lain tipe pasang surut
mempengaruhi periode dan arah pergerakkan arus pasang surut yang terjadi pada suatu
perairan (Kurniawan dan Pradana, 2016).
Arus pasang surut ini merupakan arus yang memiliki periode dalam arah dan
kecepatannya. Hal ini terjadi karena arus pasang surut ini mengikuti fenomena pasang surut.
Saat pasang maka kecepatan arus akan tinggi, sebaliknya saat surut kecepatan arus akan
berkurang. Hal ini juga berhubungan dengan amplitudo dan energy pasang surut yang
membuat kecepatan arus berubah. Saat energy pasut bertambah maka kecepatan arus
bertambah, sebaliknya ketika berkurang kecepatannya juga ikut berkurang (Hasanuddin et
al., 2016).
II.2. Gaya Pembangkit Arus Laut
Salah satu gaya pembangkit arus dilaut adalah pasang surut. Pasang surut ini
mempengaruhi kecepatan arus melalui elevasi dari pasang surut. Hal ini mengaibatkan arus
yang bergerak cepat saat amplitude pasang surut tinggi. Pasang surut ini memiliki amplitudo
karena pasang surut merupakan gelombang jangka panjang. Hal ini terlihat dari pasang surut
yang memiliki periode dalam siklusnya yang terlihat dari pola pasang surut dan tipe pasang
surut yang ada (Kurniawan dan Pradana, 2016).
Selain pasang surut terdapat angin yang mempengaruhi arah dari arus di laut. Angin ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, seperti suhu dan tekanan udara. Suhu dan tekanan
udara ini ini sangat berpengaruh satu sama lain. Suhu akan berbanding terbalik dengan
tekanan udara. Tekanan udara tinggi akan menunju ke tekanan udara rendah, sedangkan suhu
rendah akan menuju ke suhu tinggi. Sehingga angin hanya mempengaruhi kecepatan pada
permukaan air (Lestari et al., 2015).
II.3. Gaya Pembangkit Pasang Surut
Gaya pembangkit pasut terdapat beberapa. Yang pertama adalah gaya tarik benda-benda
langit. Dalam hal ini adalah bulan dan matahari. Namun bulan memiliki gaya Tarik yang
lebih besar dengan matahari. Hal ini berhubungan dengan jaraknya yang lebih dekat dengan
bumi. Hal ini dinyatakan dengan rumus newton yang menyatakan gaya Tarik menarik benda
langit berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya (Patoding dan Sau, 2019).
Yang kedua adalah gaya sentrifugal. Gaya ini merupakan gaya yang ada pada bumi
sendiri. Gaya ini dibebakan oleh adanya rotasi bumi. Rotasi bumi ini berhubungan dengan
bumi yang memutari porosnya. Hal ini yang menentukkan terjadinya bulan purnama dan
bulan perbani. Sehingga, mempengaruhi pasang tertinggi dan surut terendah dengan periode
kurang lebih 1 bulan (Yona et al., 2017).
II.4. Software Mike
II.4.1. Modul Mike
Menurut Roman (2012), Mike merupakan salah satu salah satu software dalam
peramalan pasang surut. Sehingga, sering digunakan sebagai metode peramalan pasang
surut. Mike ini memiliki banyak jenis dalam versi dan pengolahannya. Mike ini dapat
meramalkan pasang surut dengan simulasi model pada daerah estuary, laut, pantai, dll.
Software ini memiliki beberapa tipe seperti mike zero, mike 3, mike 11 dan mike 21.
Kegunaannya berbeda-beda. Terdapat beberapa fungsi mike tersebut, seperti pembuatan
mesh, peramalan pasang surut, simulasi arus pasang surut dll.
Menurut Pratama et al., (2015), software mike ini dapat mermalkan pasang surut
dengan Tide prediction of height pada mike 21. Pada peramalan ini dapat dijalankan
simulasinya dengan model area series dan point series. Pada area series, Simulasi dari
peramalan dilambangkan dalam bentuk polygon dengan model 2 dimensi. Pada point series
menunjukkan titik-titik dengan kecepatan yang ada. Dari simulasi yang ada pada praktikum
ini menggunakan model area series untuk menunjukkan simulasi dari arah dan kecepatan
arus.
II.4.2. Persamaan Pembangun
Menurut Wibowo (2016), Persamaan pembangun mike ini ialah Engelund-Hansen,
VanRijn, Engelund-Fredsøe dan persamaan Meyer-Peter-Müller, dengan persamaan sebagai
berikut:
Dengan keterangan:
K adalah Konstanta Von Karman
t adalah Waktu
z adalah Tebal boundary layer
U0 adalah Kecepatan orbit dasar gelombang terdekat
Uf0 adalah Kecepatan geser arus dalam lapisan batas gelombang
𝛾 adalah Sudut antara arus dan gelombang
k adalah Kekasaran dasar permukaan 2.5 d50 untuk lapisan plane bed dan 2.5 d50
+kR untuk ripple covered bed
d50 adalah Ukuran diameter
kR adalah Ripple yang berkaitan dengan kekasaran
Waktu : 13.00-15.00
III.2. Metode
III.2.1. Pre-Processing Model
III.2.1.1. ArcGIS
1. Membuka ArcGIS
4. Beri nama boundary, ganti type menjadi polygon dan pilih koordinat system WGS
1984
5. Klik editor > start editing > pilih boundary > polygon > trace > mulai edit
6. Buat seperti gambar dibawah lalu save edit > stop edit
7. Klik arctoolbox > data management tool > features > feature vertices to points
3. Hapus data yang tidak diperlukan lalu simpan file dalam format txt
III.2.1.3. TXT dan XYZ
1. Buka file batimetri txt
5. Klik pada garis pantai dan redistribute to vertice dan ganti menjadi 400 serta
properties dan ganti nilai menjadi 022
6. Pada laut, redistribute to vertice dan ubah menjadi 150, properties dan ubah
menjadi 222
7. Klik data dan import scatter data
12. Klik mesh lalu export mesh dengan nama file hasil mesh lalu simpan
III.2.2.2. Tide Prediction of Height
1. New file lalu buka MIKE 21 lalu MIKE 21 toolbox
8. Execute lalu ok
3. Pilih time > masukkan time step 360 dan 3600 > masukkan waktu peramalan
4. Pada boundary pilih type menjadi specified level > format menjadi verying in time
and along boundary > masukkan data output
5. Pilih outputs > new output > go to
6. Pilih output format area series > beri nama hasil akhir
7. Pilih output items > checklist current speed dan current direction
8. Run > start simulation
4. Klik kanan pada grafik lalu save to bitmap untuk menyimpan grafik
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
-U Velocity
Terendah dengan Time Step 6
V.1. Kesimpulan
1. Kecepatan arus di perairan Kendal 86% dipengaruhi oleh adanya arus pasang
surut yang dapat ditampilkan dalam software MIKE 21.
2. Kecepatan arus pasang surut didapatkan dari kecepatan arah vertikal dan
horizontal yang kemudian dijumlahkan dari 2 arah tersebut menghasilkan arus
total dari arus pasang surut
V.2. Saran
1. Praktikan diharapkan lebih aktif pada saat praktikum berlangsung.
2. Penjelasan mengenai hasil olah data lebih diperjelas lagi supaya tidak ada
miskomunikasi.
3. Praktikan mempersiapkan software dan keperluan praktikum lainnya dari jauh-
jauh hari.
DAFTAR PUSTAKA
Garini, B. N., Suprijanto, J., & Pratikto, I. 2021. Kandungan Klorofil-a dan Kelimpahan di
Perairan Kendal, Jawa Tengah. Journal of Marine Research, 10(1), 102-108
Handoyo, G., & Suryoputro, A. A. 2015. Kondisi Arus dan Gelombang Pada Berbagai
Kondisi Morfologi Pantai di Perairan Pantai kendal Provinsi Jawa Tengah. Jurnal
Kelautan Tropis, 18(1).
Hasanudin, M., Kusmanto, E., & Budisetyawan, W. 2016. Amplifikasi pasang surut dan
dampaknya terhadap perairan pesisir Probolinggo. OLDI (Oseanologi dan
Limnologi di Indonesia), 1(3), 69-80.
Kurniawan, A., & Pradana, R. A. 2016. Pemodelan Aliran Material Sedimen Akibat Arus
Pasang Surut Untuk Pemeliharaan Kedalaman Perairan Pelabuhan (Studi Kasus:
Pelabuhan Tanjung Perak-Teluk Lamong, Surabaya). Geoid, 12(1), 60-67
Lestari, W. N., Lizalidiawati, L., Suwarsono, S., & Ekawita, R. 2015. Sebaran Arus
Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang
Kelvin Di Perairan Bengkulu. GRADIEN: Jurnal Ilmiah MIPA, 11(2), 1128-
1132.
Patoding, Hestikah Eirene dan Sau, Matius. 2019. Buku Ajar Energi Dan Operasi Tenaga
Listrik Dengan Aplikasi Etap. Deepiblish: Yogyakarta
Pratama, A. D., Indrayanti, E., & Handoyo, G. 2015. Peramalan pasang surut di perairan
pelabuhan kuala stabas, krui, lampung barat. Journal of Oceanography, 4(2), 508-
515.
Roman, C. T. 2012. Tidal marsh restoration: a synthesis of science and management. Island
Press.
Wibowo, M. 2018. Pemodelan Angkutan Sedimen Di Perairan Patimban Untuk Rencana
Pembangunan Pelabuhan Sedimentation Modeling Of Port Development Planning
In Patimban Coastal Waters. Jurnal Kelautan Nasional, 13(1), 27-38.
Yona, D., Sartimbul, A., Sambah, A. B., Hidayati, N., Harlyan, L. I., Sari, S. H. J., Fuad,M.
A. Z., dan Arif, M. 2017. Fundamental Oseanografi. UB Press: Malang
LAPORAN PRAKTIKUM ARUS LAUT
MODUL 7
LONGSHORE CURRENT
Oleh:
M Azizi Dirgantara 26050119130041 Oseanografi B
Koordinator Praktikum:
Dr. Kunarso, ST, MSi.
NIP. 19690525 199603 1 002
Tim Asisten :
Aryobimo Bharadian Ariputro 26050118130054
Salsabila Rahidah 26050118140070
Elsa Mayora J. P. 26050118120011
Lisa Khumaeroh 26050118120022
Rofiatul Mutmainah 26050118130030
Mochamad Rafif Rabbani 26050117170001
Ezikri Yasra 26050118140114
Galang Sandi Timur 26050118140083
Ferdian Agung Baskoro 26050118120025
Yustinus Wijanarko 26050118140103
Fransiska Krisna W. N. P. 26050118130072
Mar’ah Nida Kholawati 26050118120015
Dhany Ajiperwata 26050118120006
Audria Izza Nadira 26050118120021
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
I. PENDAHULUAN
2.4. Pengaruh Arus Sejajar Pantai Terhadap Angkutan Sedimen Sepanjang Pantai
Arus sepanjang pantai atau longshore current ini memiliki pola gerakan yang zig zag.
Hal ini memungkinkan terjadinya pengangkutan sedimen oleh adanya arus sejajar pantai ini.
Arus ini bergerak di sepanjang pantai yang artinya bergerak juga pada daerah muara yang
terkena sungai. Sediment yang ada dimuara akan digerakkan oleh arus ini mengikuti arah
penjalaran dari gelombang pecah yang ada. Sehingga transport sediment dari muara sungai
ke pantai terjadi oleh adanya arus sepanjang pantai ini (Setyadi dan Gerhanae, 2016).
Menurut pranoto (2016), rumus angkutan sedimen sepanjang pantai adalah sebagai
berikut:
Qs=kP_n^1
P_1=ρg/B 〖H_b〗^2 C_b sinαb cosαb
keterangan :
Qs : angkutan sedimen sepanjang pantai (m3/hari)
P1 : komponen fluks energi gelombang sepanjang pantai pada saat pecah (Nm/d/m)
Ρ : rapat massa air laut (kg/m3)
Hb : tinggi gelombang pecah (m)
Cb : cepat rambat gelombang pecah (m/d)=√gdb
αb : sudut datang gelombang pecah
K, n : konstanta
Dengan satuan dalam harian Qs = 3,534 P1 (m3/hari)
3.1.Materi
Hari / tanggal: Sabtu, 22 Mei 2021
Waktu: 13.00-17.00 WIB
Tempat: Semarang, Jawa Tengah
3.2.Metode
2. Tambahkan nilai sudut dengan format yang diberikan oleh asisten berdasarkan
tempat yang berbeda
3. Hitung nilai v (cm/s) sesuai dengan rumus
8. Buat Grafik
3.2.2. Pembuatan Boundary dan Scatter Batimetri pada ArcGIS
1. Membuka arcmap
3.2.3.1.Pembuatan Mesh
1. MIKE 11 dibuka.
2. Klik New File – pilih Product Types : MIKE ZERO – pilih Documents : Mesh
Generator – klik OK. Pilih UTM-50 pada Workspace Projection – klik OK.
3. Maka akan muncul seperti ini. Kemudian klik Data – pilih Import Boundary –
pilih file Titik_Batas_Model_Baru.xyz – klik Open.
4. Checklist X, Y, and Connectivtiy dan checklist Add all vertices to one arc – klik
OK. Akan muncul seperti ini.
5. Zoom in pada sudut-sudutnya – Klik Select Points – klik kanan pada titik ujung
garis pantai - pilih Vertices -> Nodes. Lalu Zoom out.
6. Klik kanan pada garis pantai – pilih Properties – ubah angka tiap kolom menjadi
1-1-1 – klik OK.
7. Klik kanan pada garis batas utara – pilih Properties – ubah angka tiap kolom
menjadi 2-2-2 – klik OK.
8. Klik kanan pada garis batas timur – pilih Properties – ubah angka tiap kolom
menjadi 3-1-2 – klik OK.
9. Import scatter data > Point Batimetri.xyz > OK
10. Klik Mesh – pilih Triangulate – ubah Maximum element area menjadi 800000 -
klik Triangulate. Lalu di Interpolate. Akan muncul seperti ini.
11. Klik Mesh – pilih Smooth Mesh – ubah Number of Iterations menjadi 100– klik
OK. Akan muncul seperti ini.
12. Klik Mesh – pilih Export Mesh – klik pada File – ubah nama menjadi “MESH” –
klik Save – klik OK.
3.2.3.2.Pembuatan Model Gelombang (Spectral Waves)
1. Klik File>Mike 21>Spectral waves
5. Pada Wind Forcing, ubah type menjadi Wind, speed and direction, speed
menjadi sesuai dengan sudut dan kecepatan yang berada pada stasiunnya
6. Pada Boundary Conditions Timur dan Barat, ubah type menjadi Lateral
Boundary
7. Kemudian di Output klik New output > Go to…
8. Pada Output Specification, ganti output format menjadi Area Series dan Output
file ke folder yang akan disimpan
9. Kemudian di Integral Wave Items, Checklist pada Radiation stresses Lalu Run.
3. Pada time isikan 100 dan 719 untuk jumlah detik persatu jam dan sesuaikan waktu
dengan yang ada pada Spectral Waves
4. Pilih boundary >Selatan, kemudian isikan tipe dengan specified levels dengan
format varying in time and along boundary lalu pada data file and item masukkan
data yang telah disimpan sebelumnya
5. Pilih output lalu pilih new output> go to > isikan area series pada output
format,kemudian pada treatment of floods and dry pilih whole area.
6. Pada output item, current speed dan current direction dicentang
4.1.Hasil
b. Stasiun 2
Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Stasiun 2
Stasiun 2 a = 30
Nilai Nilai+NIM
Hb (m) 0.43 0.471
db (m) 1.13 1.171
ab (drj) 30 30.041
T (s) 4.1 4.141
r (kg/m3) 1035 1035.041
g (m/s2) 9.85 9.891
c. Stasiun 3
Tabel 3. Data Hasil Pengamatan Stasiun 3
Stasiun 3 a = 45
Nilai Nilai+NIM
Hb (m) 0.39 0.431
db (m) 1.08 1.121
ab (drj) 45 45.041
T (s) 3.9 3.941
r (kg/m3) 1028 1028.041
g (m/s2) 9.9 9.941
d. Stasiun 4
Tabel 4. Data Hasil Pengamatan Stasiun 4
Stasiun 4 a = 60
Nilai Nilai+NIM
Hb (m) 0.39 0.431
db (m) 1.15 1.191
ab (drj) 60 60.041
T (s) 4.2 4.241
r (kg/m3) 1030 1030.041
g (m/s2) 9.78 9.821
e. Stasiun 5
Tabel 5. Data Hasil Pengamatan Stasiun 5
Stasiun 5 a = 75
Nilai Nilai+NIM
Hb (m) 0.37 0.411
db (m) 1.09 1.131
ab (drj) 75 75.041
T (s) 3.8 3.841
r (kg/m3) 1029 1029.041
g (m/s2) 9.81 9.851
b. Stasiun 2
Tabel 7. Kecepatan arus sejajar pantai stasiun 2
Stasiun 2
Nilai
V (cm/s) 1.094398
V (m/s) 0.010944
c. Stasiun 3
Tabel 8. Kecepatan arus sejajar pantai stasiun 3
Stasiun 3
Nilai
V (cm/s) 1.210902
V (m/s) 0.012109
d. Stasiun 4
Tabel 9. Kecepatan arus sejajar pantai stasiun 4
Stasiun 4
Nilai
V (cm/s) 1.04146228
V (m/s) 0.01041462
e. Stasiun 5
Tabel 10. Kecepatan arus sejajar pantai stasiun 5
Stasiun 5
Nilai
V (cm/s) 0.587095
V (m/s) 0.005871
b. Stasiun 2
Tabel 12. Angkutan sedimen sepanjang pantai stasiun 2
Stasiun 2
Nilai
Pl (kg m/hari/m) 460.4731
Qs (m3/hari) 100.8436
c. Stasiun 3
Tabel 13. Angkutan sedimen sepanjang pantai stasiun 3
Stasiun 3
Nilai
Pl (kg m/hari/m) 438.8825
Qs (m3/hari) 96.11526
d. Stasiun 4
Tabel 14. Angkutan sedimen sepanjang pantai stasiun 4
Stasiun 4
Nilai
Pl (kg m/hari/m) 384.788764
Qs (m3/hari) 84.2687392
e. Stasiun 5
Tabel 15. Angkutan sedimen sepanjang pantai stasiun 5
Stasiun 5
Nilai
Pl (kg m/hari/m) 198.0247
Qs (m3/hari) 43.36741
4.1.4. Grafik
a. Sudut Datang Gelombang vs Kecepatan Arus Sejajar Pantai
Gambar 1. Grafik sudut datang gelombang vs kecepatan arus sejajar pantai
0.012
0.01
0.008
0.006 Sudut Gelombang Datang
vs Kecepatan Arus
0.004 Longshore
0.002
M Azizi Dirgantara
0
0 20 40 60 80 26050119130041
Sudut Gelombang Datang
500
400
Qs
300
Sudut Gelombang Datang
200 vs Qs
100
M Azizi Dirgantara
0 26050119130041
0 20 40 60 80
Sudut Gelombang Datang
b. Timesstep ke-40
Gambar 4. Model Arus Sepanjang Pantai Timestep ke-40
c. Timesstep ke-60
Gambar 5. Model Arus Sepanjang Pantai Timestep ke-60
d. Timesstep ke-80
Gambar 6. Model Arus Sepanjang Pantai Timestep ke-80
e. Timesstep ke-100
Gambar 7. Model Arus Sepanjang Pantai Timestep ke-100
4.2.Pembahasan