JUDUL :
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PRESENTASI
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
DI KELAS XII SMTK TAMBOLAKA
DISUSUN OLEH :
TAHUN 2016
LEMBAR PERSETUJUAN
Atas Nama :
Yakoba Pora Rambi,S.Th
NIP. 19680127000032001
Telah diterima dan disetujui oleh Kepala Sekolah untuk diajukan kepada Panitia
Penguji.
Kepala Sekolah
Panitia Penguji
Mengetahui,
Ketua, Sekretaris,
Tim Penguji
Sudah tidak menjadi rahasia umum bahwa setiap terjadi proses pembelajaran di
kelas ada kecenderungan bahwa siswa sangat tidak aktif atau pasif dalam menanggapi
proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, baik karena kurang
menariknya cara guru menjelaskan, jenuhnya siswa karena terlalu panjang guru
menerangkan, atau disebabkan kurang dimengertinya permasalahan yang dijelaskan.
Melihat kenyataan ini perlu diadakan penelitian agar dapat dilihat penyebab
utama mengapa terjadi hal seperti itu dan dapat diberikan solusi yang terbaik demi
tercapainya hasil pembelajaran yang baik dan menarik.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang
dilaksanakan di SMTK Tambolaka.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana karakter siswa
pada umumnya dan bagaimana caranya memperbaiki sehingga didapatkan siswa yang
aktif dalam proses pembelajaran.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, ternyata dengan menggunakan metode
presentasi dalam pembelajaran dapat membangkitkan keaktifan siswa, terbukti dengan
presentasi setiap siklus meningkat.
Aplikasi penelitian ini diharapkan dapat diterapkan baik oleh diri sendiri maupun
oleh teman sejawat apabila mempunyai permasalahan yang sama yaitu kurang aktifnya
siswa dalam mengikuti pembelajaran yang kita berikan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh karena
pemeliharaan dan pertolonganNya, sehingga penulis telah melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas dan sudah menyelesaikannya. Hal ini dilakukan dalam rangka lebih
meningkatkan kemajuan proses pembelajaran di SMTK Tambolaka , karena itu
penelitian di SMTK Tambolaka sangatlah penting dengannya itu diketahui apa yang
harus dilakukan maka tak akan ada usaha usaha yang dilakukan dan tak akan ada
keberhasilan yang dicapai. Oleh karena itu dilaksanakanlah penelitian ini guna
mengetahui hal hal yang perlu dilakukan.
Dengan selesainya penelitian ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
Bapak Anderias Laka Zangga S.Pd.K,sebagai Wakil Kepala Sekolah urusan Kurikulum,
sekaligus sebagai yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membantu
membimbing dan mengarahkan penulis sehingga penulisan Karya Ilmiah ini dapat
selesai dengan baik.
Ibu Defliana A.Bole,S.Th yang selalu membantu penulis dalam penyeleseian karya tulis
ini.
Bapak Kasubag Kemenag SBD, Saulus Paulus Bauana,S.Sos yang banyak
memberikan sumbangan pikiran kepada penulis.
Bapak kepala seksi Bimas Kristen Kemenag SBD,Bili Lende,S.Pd yang selalu
membantu penulis untuk menyeleseikan karya tulis ini
Teman-teman Guru SMTK Tambolaka yang telah memberikan Motivasi dalam
melakukan penelitian.
Lebih khusus disampaikan rasa terima kasih kepada Suami, anak-anak yang selalu
mendorong, dan memberikan bantuan dalam menyelesaikan Karya Tulis ini.
2. Untuk Siswa :
a) Diharapkan keikutsertaan dan peran aktif pada pembelajaran Pendidikan Agama
Kristen.
b) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Untuk Pendidikan Agama Kristen :
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kriten dapat mengubah sikap dan perilaku
anak.
G. HIPOTESIS PENELITIAN.
Umumnya dalam proses pembelajaran siswa terlihat pasif dan tidak antusias
menanggapi permasalahan yang dipaparkan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu kemungkinan kurang menariknya metode pembelajaran, atau
kurang dikenalinya materi yang disampaikan dan lain lain.
Dalam rangka meningkatkan keaktifan dan hidupnya pembelajaran di dalam
kelas memerlukan usaha usaha yang mendalam.Diantaranya adalah dengan
menggunakan metode metode pembelajaran yang sekiranya dapat mendorong tujuan
tersebut.
Dalam hal ini dengan menggunakan Metode Presentatif yang dilakukan oleh
siswa itu sendiri sedangkan guru mengadakan penilaian terhadap seluruh komponen
yang terlibat.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai
berikut:
Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode presentase Dalam
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen di Kelas X SMTK TAMBOLAKA.
A. KAJIAN TEORI.
1. Hakikat Pendidikan Agama Kristen.
Hakikat Pendidikan Agama Kristen adalah usaha yang dilakukan secara
terencana dan kontinyu dalam rangka mengembangkan kemampuan pada siswa agar
dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Allah di dalam
Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari hari, terhadap sesama dan
lingkungan hidupnya.
Berdasarkan pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama
Kristen merupakan salah satu bentuk usaha yang harus dilakukan secara terus
menerus agar dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam kehidupan sehari
hari.
Menurut Tata Gereja, mengungkapkan bahwa Pendidikan Agama Kristen
adalah usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan peserta didik
agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Allah
dalam Yesus Kristus, dinyatakan dalam kehidupan sehari hari, terhadap sesama dan
lingkungan hidupnya. (Exodus, 2005 : 3)
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Kristen
merupakan usaha dalam menumbuhkembangkan kemampuan siswa lewat tuntunan
Roh Kudus agar dapat memahami Kasih Allah dalam Roh Kudus.
Hakikat ini pada pusat dari Pendidikan Agama Kristen SMTK ialah Yesus Kristus.
Sumber dan pokok kegiatan Pendidikan Agama Kristen SMTK dimanapun dan dalam
kesempatan apapun adalah Yesus Kristus.Pendidikan Agama Kristen dilakukan dalam
rangka pembinaan agar anak bertumbuh dan berkembang menjadi dewasa dalam
imannya, dewasa dalam gereja dan dewasa dalam bermasyarakat.
Dewasa dalam iman dapat berarti : orang selalu memiliki hubungan erat dengan
Tuhan, menyerahkan diri kepada Tuhan, bertobat dan percaya, bahwa iman berasal
dari Allah. Dewasa dalam bergereja berarti : sebagai umat yang percaya harus memiliki
keteguhan akan Yesus Kristus, dasar dan pegangan hidup mereka adalah Kristus,
hidup dalam semangat persaudaraan dan saling mencintai. Dewasa dalam
bermasyarakat berarti : sadar mewujudkan imannya dalam bermasyarakat, ikut serta
mengembangkan masyarakat menjadi terang dan garam dunia, berani memberikan
kesaksian iman dimana saja serta menjalankan karya kasih bagi sesame manusia.
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristensecara umum bertujuan untuk
memperkenalkan Allah, Bapa, Putera dan Roh Kudus dan karya karyaNya serta
menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara
bertanggungjawab di tengah masyarakat. Dan secara khusus bertujuan menanamkan
nilai nilai kristiani dalam kehidupan pribadi dan sosial sehingga siswa mampu
menjadikan nilai kristiani sebagai acuan.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka kompetensi dalam Pendidikan Agama
Kristen di tingkat SMTK Tambolaka hanya terbatas pada aspek nlai nilai iman
kristiani.
Melalui penyajian kurikulum maka Pendidikan Agama Kristen diharapkan siswa
mampu mengalami suatu proses transformasi nilai nilai kehidupan berdasarkan iman
kristiani yang dipelajari dalam Pendidikan Agama Kristen.
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen bukan saja diberikan oleh gereja di
dalam lingkungannya sendiri, tetapi juga di luar lingkungannya itu, yaitu di dalam
lingkungan sekolah.Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di sekolah merupakan
kesatuan yang utuh dengan pendidikan yang dterima baik di rumah maupun di
keluarga, gereja dan masyarakat. Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen berpusat
pada siswa artinya bahwa perkembangan, keberadaan, pergumulan, kebutuhan,
kondisi kongkrit siswa yang seringkali berbeda beda haruslah menjadi pertimbangan
utama guru dalam merancang pembelajaran sehingga Pendidikan Agama Kristen benar
benarmenyentuh eksistensi guru, dan siswa mengalami perubahan baik secara
kognitif, afektif maupun psikomotor, serta nilai nilai dalam dirinya.
1. Kejadian 12 : 1 3.
Berfirmanlah Tuhan kepada Abram : pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu
dan dari rumah Bapamu ini ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu. Aku akan
membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat
namamu masyhur, dan engkau akan menjadi berkat, Aku akan memberkati orang
orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang orang yang mengutuk engkau,
dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
2. Yesaya 49 : 6.
Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku
suku Yakub dan untuk mengembalikan orang orang Israel yang masih
terpelihara.Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa bangsa
supaya keselamatan yang daripada-Ku sampai ke ujung bumi.
3. Amsal 22 : 6.
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya ia
tidak akan menyimpang daripada jalan itu.
4. Matius 28 : 19 20.
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu
yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman.
5. II Timotius 3 : 16.
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
3. Metode Ceramah.
a. Pengertian Metode Ceramah.
Metode Presentasi adalah metode pengungkapan ide, gagasan, perasaan di
depan umum oleh satu atau lebih presenter dengan menyertakan naskah makalah atau
tidak. Bagi kebanyakan orang metode presentasi menuntut adanya pembuatan
ringkasan dari sekian masalah yang akan diharapkannya.
Tujuannya adalah melatih siswa mengembangkan keaktifan dan kemampuan
berpikir serta cara berpikir kritis dan analisis.
b. Hal hal yang harus diperhatikan guru adalah :
1. Menyapkan daftar atau mendiskusikan topik terlebih dahulu dengan siswa.
2. Menyediakan bahan bahan atau materi yang cukup untuk proses penulisan
makalah serta menerangkan atau memberi contoh cara presentasi yang baik.
3. Membagi dan menerangkan tugas setiap anggota kelompok dalam proses
pembuatan makalah dan proses selanjutnya.
4. Menyiapkan sarana untuk presentasi.
c. Adapun langkah langkah yang perlu dilakukan adalah :
1. Membentuk kelompok per kelas terdiri dari 4 5 siswa.
2. Mendiskusikan topik yang akan dipresentasikan, bisa juga berdasarkan penelitian
yang dlakukan siswa, misalnya pelaporan hasil angket atau pustaka.
3. Menulis naskah lengkap.
4. Mempresetasikan dihadapan orang lain.
5. Tanya jawab / diskusi.
6. Pemberian evaluasi, diberikan setelah sekian / seluruh kelompok maju dengan soal
bersumber dari proses presentasi dan diskusi.
4. Temuan.
1. Manfaat.
Manfaat yang akan diraih adalah adanya suasana kelas yang hidup, secara psikologis
siswa merasa bangga bisa mengungkapkan ide, perasaan dan pikirannya dan tampil
paling tidak di depan teman teman sekelas dan gurunya. Rasa bangga itu akan lebih
jelas jika menggunakan alat shooting atau kamera, dan di akhir program sambil
membagikan hasil evaluasi.
2. Kendala.
Siswa umumnya tidak tertarik mendiskusikan topik yang bersifat teks book.Lain halnya
yang berkaitan dengan dunia mereka, dunia remaja, bahaya seks bebas, pernikahan
dini, atau narkoba.Oleh karena itu guru harus pandai pandai menyesuaikan dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sepanjang sama sama
mengembangkan kemampuan, bila ada kelompok yang mengajukan topik yang
dianggap kurang berkaitan dengan GBPP, kita bebaskan saja mereka membahasnya.
B. HIPOTESIS PENELITIAN.
Umumnya dalam proses pembelajaran siswa terlihat pasif dan tidak antusias
menanggapi permasalahan yang dipaparkan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu kemungkinan kurang menariknya metode pembelajaran, atau
kurang dikenalinya materi yang disampaikan dan lain lain.
Dalam rangka meningkatkan keaktifan dan hidupnya pembelajaran di dalam
kelas memerlukan usaha usaha yang mendalam.Diantaranya adalah dengan
menggunakan metode metode pembelajaran yang sekiranya dapat mendorong tujuan
tersebut.
Dalam hal ini dengan menggunakan Metode Presentatif yang dilakukan oleh
siswa itu sendiri sedangkan guru mengadakan penilaian terhadap seluruh komponen
yang terlibat.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai
berikut:
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PRESENTASI DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI KELAS
XII SMTKTAMBOLAKA.
1. Perencanaan.
a) Perencanaan tindakan siklus I meliputi :
- Penyiapan RPP / Silabus.
- Skenario pembelajaran.
- Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar.
b) Perencanaan tindakan siklus II meliputi :
- Penyiapan RPP / Silabus.
- Skenario pembelajaran.
- Mengatur kelompok.
- Lembar observasi Kegiatan Belajar Mengajar.
2. Tindakan.
Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak tiga (3) kali putaran / siklus.Kegiatan yang
dilaksanakan dalam tahap atau siklus pertama adalah menjelaskan materi pelajaran
tidak berpedoman pada perangkat pembelajaran.Tahap atau siklus kedua yaitu
menjelaskan materi pelajaran dengan berpedoman pada perangkat pembelajaran
sambil mempresentasikan.
3. Observasi.
Tahapan kegiatan ini dilakukan adalah mengobservasi seluruh kegiatan selama
kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi menggunakan lembar
pengamatan yang telah disiapkan.
4. Refleksi.
Kegiatan refleksi dilaksanakan sebagai upaya untuk memahami dan memaknai suatu
proses dan hasil pembelajaran yang meliputi kegiatan mengingat dan merenungkan
tindakan yang telah dilakukan. Hasil yang di dapat tentang apa yang harus diperbaiki
dari kegiatan tindakan siklus pertama dan kedua.
F. Langkah Langkah Tindakan Pemecahan Masalah dan Indikator Keberhasilan.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan cara menjelaskan materi
pelajaran dengan langkah langkah sebagai ,berikut :
1. Menyiapkan dan mengarahkan perhatian siswa pada Kegiatan Belajar Mengajar.
2. Mengadakan kegiatan Tanya jawab.
3. Membentuk pembagian kelompok.
4. Menugaskan siswa untuk membahas materi yang sudah dibagikan.
5.Mempresentasikan materi yang sudah dibahas lewat kelompok.
Dari langkah langkah tersebut diatas kemudian dibuat instrument yang berupa
lembar observasi Kegiatan Belajar Mengajar dalam rangka mengamati keberhasilan
dalam kegiatan belajar mengajar
G. Pengumpulan Data.
1. Sumber Data.
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa.
2. Sasaran.
Sasaran penelitian ini adalah guru dengan menggunakan metode presentasi dalam
Proses Belajar Mengajar.
3. Jenis Data.
Berdasarkan apa yang diteliti, maka jenis data dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang didapat dari cara observasi pelaksanaan tindakan.
4. Cara mengumpulkan Data.
Data tentang Proses Belajar Mengajar pada saat dilaksanakan siklus pertama, kedua
dan ketiga, diambil dengan menggunakan lembar observasi.
5. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data.
Adapun tehnik pengumpulan data dilakukan secara langsung dalam kelas yakni
mengisi lembaran observasi berdasarkan pengamatan.
1. Apersepsi.
a. Guru menjelaskan materi pelajaran serta indikator yang hendak dicapai.
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya mempelajari materi
Pelayanan Yesus.
2. Guru membagi kelompok berdasarkan pembagian yang sudah ada.
3. Evaluasi : pada waktu pelaksanaan presentasi dan prosesnya, guru langsung
melakukan penilaian dengan cara mencatat dan menghitung siswa yang
mengajukan pertanyaan, menjawab dan memberi tanggapan.
4. Refleksi : mengkaji hasil refleksi pembelajaran.
C. Pemantauan Penelitian.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yang akan memantau kegiatan
pelaksanaan pembelajaran adalah melalui lembar penelitian. Lembar observasi dibuat
agar dapat menghasilkan peningkatan dalam pendidikan dan pengajaran pada kelas
yang menjadi subjek penelitian.
D. Refleksi Hasil Penelitian.
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diperoleh melalui data hasil observasi melalui
pengamatan dalam kegiatan belajar mengajar. Data yang diperoleh dianalisis oleh
peneliti yang hasilnya sebagai berikut :
TABEL 1.
Hasil Pembelajaran Secara Konvensional (TO).
JUMLAH JUMLAH JUMLAH
JUMLAH
NO KELOMPOK SISWA SISWA SISWA
SISWA
BERTANYA MENJAWAB BERPENDAPAT
1. I 10 3 1 1
2. II 9 2 3 1
3. III 9 2 2 1
4. IV 9 3 2 1
JUMLAH 37 10 8 4
PROSENTASE 100% 31,25% 25 % 12, 50%
Dari hasil penelitian awal yang dilakukan lewat tes awal (TO), diperoleh : jumlah
siswa yang bertanya 31,25%, siswa yang menjawab 25%, siswa yang berpendapat
12,50%.
Selanjutnya peneliti membagi tahapan tahapan penelitian dengan menggunakan 2
(dua) siklus.
Pertemuan Pertama / siklus 1.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka didapatkan hasil sebagai berikut :
jumlah siswa yang bertanya 43,75%, siswa yang menjawab 15,62% dan siswa yang
berpendapat 18,75% dengan tabel sebagai berikut :
TABEL 2
JUMLAH JUMLAH JUMLAH
JUMLAH
NO KELOMPOK SISWA SISWA SISWA
SISWA
BERTANYA MENJAWAB BERPENDAPAT
1. I 10 3 1 2
2. II 9 4 2 1
3. III 9 4 1 2
4. IV 9 3 1 1
JUMLAH 37 14 5 6
PROSENTASE 100% 43,75% 15,62 % 18,75%
Dengan demikian dari siklus pertama dapat diketahui adanya peningkatan
keaktifan siswa.Walaupun dari hasil pengamatan ada beberapa hal yang belum
tercapai yaitu banyaknya siswa yang menjawab pertanyaan dan siswa yang
berpendapat mengenai materi yang disajikan.
Adapun hal lain yang terjadi adalah banyaknya siswa yang tidak ikut diskusi dan
cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran tersebut. Untuk mengurangi masalah
tersebut pada siklus kedua diberikan tambahan perangkat yaitu disediakannya materi
yang luas oleh guru, sehingga siswa dapat meneliti dan mempelajari materi tersebut
sebelum presentasi dijalankan.
Pertemuan Kedua / siklus 2.
Pada waktu melakukan presentasi dan prosesnya, peneliti langsung melakukan
penilaian dengan cara mencatat dan menghitung siswa yang mengajukan pertanyaan,
menjawab dan member tanggapan, dan ini disebut sebagai tes 2 (t -2).
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka didapatkan hasil sebagai
berikut : jumlah siswa yang bertanya 50%, siswa yang menjawab 21,81%, dan siswa
yang berpendapat 25% dengan table sebagai berikut :
TABEL 3
Prosentase Presentasi Siswa Dengan Materi Disediakan Guru Dan Diadakan
Penilaian Khusus Bagi Mereka Yang Aktif Dan Sanksi (Nilai 0) Bagi Yang Pasif
JUMLAH JUMLAH JUMLAH
JUMLAH
NO KELOMPOK SISWA SISWA SISWA
SISWA
BERTANYA MENJAWAB BERPENDAPAT
1. I 10 5 1 2
2. II 9 5 2 2
3. III 9 4 2 2
4. IV 9 3 3 2
JUMLAH 37 17 8 8
PROSENTASE 100% 50,12% 25 % 25%
Dari hasil observasi selama siklus dua berlangsung, didapatkan kondisi berikut
ini : selama pembelajaran dengan metode presentasi siswa lebih banyak aktif baik
dengan cara bertanya, mengemukakan pendapat atau menambah jawaban yang telah
diberikan kelompok lain, suasana kelas menjadi hidup dan siswa antusias dalam
mengikuti pembelajaran dengan metode ini.
BAB V
REKOMENDASI
A. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut :
sebelum dijalankannya metode presentasi siswa cenderung pasif atau tidak aktif dalam
mengikuti pelajaran, dimana jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan dan mengemukakan pendapat sangatlah minim
Setelah diadakan pembelajaran dengan metode presentasi siswa dapat
menunjukkan keaktifannya dan lebih aktif ketika terlebih dahulu diberikan materi atau
bahan yang cukup banyak oleh guru, dari pada mereka harus mencari sendiri. Bahkan
keaktifan mereka signifikan bertambah ketika diberitahukan bahwa selama presentasi
dilakukan, guru mengadakan penilaian bagi mereka yang aktif dan sangsi (nilai 0) bagi
mereka yang pasif.
Jadi pada akhirnya bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode
presentasi lebih baik dari pada menggunakan metode pembelajaran konvensional
yaitu ceramah.
B. Saran.
Berdasarkan temuan temuan yang didapat, maka peneliti memberikan saran
kepada pihak sekolah agar lebih memperhatikan cara pembelajaran dengan
menggunakan metode presentasi, misalnya dengan menyediakan alat alat presentasi
yaitu LCD PROJECTOR, Komputer/ Laptop dan tempat khusus untuk kegiatan belajar
mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Alma. B, Guru Profesioanl, Alfabeta Bandung, 2008.
Arif s. Sadirman, dkk. 1993. Media Pendidikan. Jakarta. Cv. Grafindo.
Arikunto suharsimin. 1998. Pengelolaan kelas dan Siswa. Jakarta. CV Rajawali.
Hadis. A, Psikologi dalam Pendidikan, Alfabeta bandung, 2008
Homrighausen, E.G, dkk. 2004. Pendidikan Agama Kristen. Jakarta. PT BPK Gunung
Mulia.
Hutabarat. O, 2004, Model-model Pembelajaran aktif Pendidikan Agama Kristen SD,
SMP, SMA berbasis Kompetensi, Bina Media Informasi.
Hutabarat. O, dkk, 2006, Pedoman untuk Guru PAK SD-SMA dalam melaksanakan
kurikulum baru, Bina Media Informasi.
Mautang. Th, Pengembangan Profesi. Pedoman Praktis Menyusun Karya Ilmiah,
ArtGym Press, Universitas Negeri Manado, 2005
Munandir. 1987. Rancangan Sistem Pengajaran. Jakarta. Depdikbud, Dikti.
Sudarwan Danim. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Sudjana. 1989. Metode Penelitian. Bandung. Tarsito.
Winarno Surakhmand. 1994. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung. Tarsito.
BIODATA PENULIS
pendidikan : S1 (S.Th )
Identitas Keluarga :
Pengalaman penulis
Pada tahun 2000 bulan Maret diangkat menjadi CPNS sebagai guru PAK di SD Inpres
Kanelu dan menjadi PNS tahun 2011 di SD Inpres Kanelu,tahun 2005 dipindakan di
SD MASEHI TENGGABA,pada tahun 2013 SMTK Tambolaka menjadi guru sampai
dengan sekarang.
Pada Tahun 2013 menjadi guru pada SMTK Tambolaka ,Wakil kepala sekolah urusan
keuangan
Pengalaman berorganisasi
1. Hal Positif
Hal pengamatan
No Uraian dalam prosentase Keterangan
(%)
Keikutsertaan siswa mengikuti proses
1. 90 %
pembelajaran dengan baik
2. Keterlibatan siswa dengan baik 85 %
3. Lain lain
Hasil pengamatan
No Uraian Keterangan
Ada Tidak ada
Kurang memperhatikan proses
1. pembelajaran yang berlangsung
seperti :
a. Bicara / sibuk dengan temannya
b. Membuat coret-coret di kelas /
dibuku
c. Malas / melamun
d. Sibuk dengan pekerjaan lain
e. Jalan-jalan dalam kelas
f. Memegang HP / Menelepon
g. Lain lain
5. Mengawasi siswa
6. Mengarahkan siswa dalam
mempresentasikan hasil
7. Mengarahkan siswa membuat
kesimpulan
8. Memberikan penguatan dan
penanaman nilai kepada siswa
9. Melaksanakan evaluasi
10. Mengarahkan siswa untuk
menutup kegiatan pembelajaran
dengan menyanyi dan berdoa.