Anda di halaman 1dari 40

Interfidei Document No.

DR06001

Pendidikan Agama di Sekolah Umum


Penelitian tentang Pendidikan Agama SD, SMP dan SMA di
Kota Jogjakarta tahun 2004-2006)

Penelitian atas Kerjasama


Institut Dialog antariman (DIAN)/
Institut for Interfaith Dialogue in Indonesia (Interfidei)
Dengan
Oslo Coallition Norwegia

Tim Peneliti :
Listia
Lian Gogali
Laode Arham

Institut DIAN / Interfidei


Jogjakarta
2005

1
Interfidei Document No. DR06001

Pengantar

Pada bagian pengantar ini, hal yang paling utama yang ingin kami lahirkan adalah syukur
pada Tuhan yang maha Kuasa, bahwa pada akhirnya penelitian dengan judul “Pendidikan
Agama di Sekolah Umum (Penelitian tentang Pendidikan Agama SD, SMP dan SMA di
Kota Jogjakarta tahun 2004-2006)” ini bisa diselesaikan.
Proses penelitian berjalan maju bertahap, sebagaimana terjadi dalam penelitian
etnografis, di mana alur yang diikuti tidak seluruhnya sesuai dengan desain penelitian,
tetapi berkembang sesuai dengan temuan data yang dianalisis sambil terus melakukan
penggalian data. Pada prakteknya, desain hanya membantu agar penelitian mempunyai
arah yang jelas dan waktu digunakan sesuai dengan jawal. Sebagai contoh pada awalnya
desain penelitian dibuat untuk mencari model pendidikan alternatif yang memenuhi
kebutuhan masyarakat majemuk. Dalam desain langkah-langkah penelitian dirancang
tahap-tahap evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan agama di sekolah umum. Tetapi
ketika observasi dilakukan, ternyata masyarakat sudah ‘cukup maju’ dalam mencari
model alternatif pendidikan agama di sekolah sebagaimana yang dimaksud dalam
penelitian ini. Sebagai contoh observasi kami menemukan model pendidikan religiositas
yang dipraktekkan di SMA BOPKRI 1 Jogjakarta. Maka penelitian ini kemudian
diarahkan untuk bisa mendukung kelompok masyarakat yang sudah menguji coba dan
bekerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat yang sudah atau sedang mencoba
mencari model pendidikan agama yang sesuai dengan dengan kebutuhan masyarakat
majemuk.

Pekerjaan yang tidak mudah bagi tim peneliti ini memakan waktu dua tahun,
pertama-tama karena penelitian ini bukan sekedar untuk memenuhi tugas akademis
semata, tetapi sebagai jalan yang sangat strategis dalam mendukung program lembaga
Institut DIAN / Interfidei. Dari kegiatan penelitian ini kami bisa melakukan pembacaan
terhadap proses reproduksi wacana keagamaan di kalangan generasi muda, banyak hal
yang tidak bisa diketahui tanpa penelitian ini. Penelitian ini juga melahirkan program-
progam yang sangat strategis, yaitu pelatihan untuk guru-guru agama berkaitan dengan
wawasan pluralisme agama yang sudah dilakukan dua kali dalam dua tahun. Alumni

2
Interfidei Document No. DR06001

pelatihan juga melakukan pertemuan-pertemuan sebagai bentuk belajar bersama antar


guru berbagai agama. Di luar semua itu, para peneliti melakukan pekerjaan-pekerjaan
sosial lain, termasuk memfasilitasi pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pluralisme
agama dan budaya. Sebuah news letter dengan nama “Semai (Darma-Bakti)” sedang
dipersiapkan dalam rangka menebarkan gagasan untuk memperkaya wacana guru-guru
agama sehingga makin kuat untuk melakukan pembaharuan dalam pendidikan.
Hasil penelitian yang diharapkan memberi dukungan bagi pembaharuan
pendidikan agama adalag pertama, terdapat ulasan berdasarkan kajian yang mendalam
tentang konteks politik yang dipengaruhi dan mempengaruhi wacana keagamaan yang
berlangsung yang mempengaruhi kebijakan negara. Kedua terdapat deskripsi tentang
tanggapan dan situasi yang terjadi dalam masyarakat yang kurang lebih dipengaruhi
kebijakan yang diambil negara dan tanggapan yang muncul di kalangan masyarakat yang
bersifat pribadi dan umumnya tidak terungkap seacra publis. Paparan hasil penelitian
diharapkan juga menjadi sarana penyadaran tentang proses produksi wacana keagamaan
yang terkait dengan situasi sosial politik di Indonesia.
Atas terselenggaranya program penelitian ini, kami para peneliti menyampaikan
terima kasih tak terhingga pada kawan-kawan di Institut DIAN/ Interfidei yang telah
memberi dukungan sehingga pekerjaan berat ini terasa lebih ringan dan pada Oslo
Coallition yang memberi dukungan dana sehingga penelitian ini bisa diselesaikan.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dalam pembaharuan pendidikan agama di
sekolah umum di Indonesia.

Maret 2006
Peneliti

3
Interfidei Document No. DR06001

I. Pendahuluan

A. Konteks
Penelitian tentang Pendidikan Agama di Sekolah yang dilakukan oleh Bidang Penelitian
Insitut DIAN/ Interfidei Jogjakarta, berada dalam konsteks masyarakat yang mempunyai
sensitifitas unik terhadap masalah keagamaan, akibat politik keagamaan yang dijalankan
pemerintahan Soeharto selama hampir 30 tahun dengan berbagai ekspresi. Masyarakat
Indonesia umumnya menganggap agama adalah identitas nomor satu bagi setiap warga
negara, karena itu semua warga harus memeluk salah satu agama ‘resmi’, bila tidak
beragama mendapat stigma PKI (Partai Komunis Indonesia yang selalu dianggap
penjahat oleh rezim ini). Selain membatasi hanya lima agama (Islam, Protestan, katolik
Hindu, Budha dan Kong Hu cu), negara mendiskriminasi agama lain dan agama-agama
suku yang banyak dianut oleh warga melalui UU 5 tahun 1969.
Pemerintah saat itu juga membuat sekat-sekat yang amat kuat antar kelompok
keagamaan, hal ini misalnya bisa dilihat dalam UU no.1 tahun 1974 jo.S 1898 No.152
pasal 6 melarang perkawinan pasangan beda agama, Kompilasi Peraturan Perundang-
Undangan Kerukunan Hidup Beragama (1979), mengatur masalah penyiaran agama,
pendidikan, pengasuhan anak, perawatan dan penguburan jenazah sebagai penguat Surat
Keputusan Bersama/ SKB Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri no.1/BER/mdn-
mag/1969.
Menguatnya sekat-sekat antar kelompok keagamaan makin jelas, dapat dilihat
dari kebijakan dalam pendidikan agama-agama yang cenderung mendorong munculnya
ekspresi keagamaan yang formalistis. Pada saat yang sama pemerintah melalui Depar-
temen Agama telah membuat lembaga-lembaga keagamaan MUI (Majelis Ulama Indone-
sia), PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia-Protestan), KWI (Konferensi Wali
Gereja Indonesia-Katolik), Parisada Hindu Dharma dan Walubi (Wakil Umat Budha
Indonesia). Lembaga-lembaga yang diisi oleh tokoh-tokoh agama ini, menjadi penghu-
bung kepentingan politik pemerintah kepada masyarakat menurut logika keagamaan.
Pengkotak-kotakkan masyarakat berdasarkan agama ini menjadi salah satu alat
negara untuk mengontrol masyarakat. Pada masa rezim Soehartolah, seorang militer se-

4
Interfidei Document No. DR06001

perti Alamsyah Ratu Perwiranegara dan Tarmidzi Taher bisa menduduki jabatan Menteri
Agama. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat pun seolah menjadi hantu
ketika rezim merumuskan perbedaan-perbedaan ini dalam akronim menggunakan huruf
capital ‘SARA’ (Suku-Agama–Ras) dengan tambahan image sebagai sesuatu yang
dengan sendirinya berisiko menimbulkan konflik dan tidak bisa dibicarakan dengan
rileks. Saat itu agama dijadikan alat ‘bermain’dalam rangka mengelola kekuasaan (bdk
Daniel Dhakidae, 2001).
Pada tahun 2003-2005 ini , cara berfikir dan bersikap masyarakat Indonesia dalam
hubungan antar kelompok keagamaan masih mencerminkan keadaan yang diciptakan
rezim Soeharto. Minimnya komunikasi antar kelompok telah membuat prasangka dan
kesalahpaham berlangsung lama dan diwariskan antar generasi. Sementara persoalan
kehidupan terus berkembang dan melibatkan dimensi keagamaan masyarakat.
Penelitian yang semula mengambil judul Pendidikan Agama di Sekolah, Mencari
Model Pendidikan Agama dalam Masyarakat Majemuk, kemudian dalam perjalanan
berubah judul menjadi “Pendidikan Agama di Sekolah Umum (Penelitian tentang
Pendidikan Agama SD, SMP dan SMA di Kota Jogjakarta tahun 2004-2006)” yang
dilakukan oleh Institut DIAN/ Interfidei ini, pertama-tama bukan sebagai program untuk
untuk mengumpulkan bahan kajian dan dokumentasi semata, tetapi sebagai langkah
strategis untuk mendukung advokasi yang akan dilakukan bagi masyarakat, sesuai
dengan mandat yang diemban oleh Institut DIAN/ Interfidei. Diharapkan melalui
langkah-langkah strategis ini, aktifitas dialog antar agama dan keyakinan bisa berperan
lebih signifikan dalam gerakan sosial untuk perubahan, menuju masyarakat yang toleran,
menjunjung nilai-silai kesetaraan antar manusia dan demokratis.

B. Masalah
Permasalahan yang hendak dijawab melalui penelitian ini adalah :
1. Bagaimana konteks sosial politik yang mewarnai munculnya kebijakkan pendidikan
agama di sekolah-sekolah umum mengingat sebelumnya pada masa rezim Soekarno
pendidikan agama di sekolah, di perguruan tinggi umum adalah bersifat pilihan.
Bagaimana wacana keaagamaan yang dikembangkan institusi keagamaan saat itu

5
Interfidei Document No. DR06001

berkaitan dengan masalah hubungan agama dan negara dan pengelolaan masyarakat
majemuk.
2. Apakah praktek pendidikan di sekolah umum memberi dukungan dalam memberi
kemampuan siswa menghadapi masalah kemajemukan dalam masyarakat?
3. Bagaimana reaksi sosial dan dampak pemberlakukan pendidikan agama dalam
masalah identitas dan pengelompokkan masyarakat.

C. Tujuan
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk :
1. Melalui penelitian ini diharapkan bisa menghasilkan suatu telaah kritis tentang latar
belakang pemberlakukan pendidikan agama di sekolah-sekolah umum
2. Memberi gambaran tentang proses pendidikan agama di sekolah untuk menjadi bahan
evaluasi pelaksanaan pendidikan agama yang tepat untuk masyarakat majemuk
3. Memberi inspirasi bagi refleksi atas situasi hubungan antar kelompk keagamaan
dalam masyarakat saat ini.

D. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini memberi manfaat berupa informasi tentang

E. Tinjauan Pustaka

F. Kerangka Pemikiran
Konsepsi tentang pluralisme
Konsepsi negara sebagai kontrak sosial, agama sebagai sistem komunikasi tentang
nilai dan norma yang menggunakan simbol-simbol, sistem pendidikan dan pendidikan
agama.

6
Interfidei Document No. DR06001

G. Metode Penelitian
1. Istilah dan pengertian
1) Pendidikan Agama
2) Sekolah umum
2. Klasifikasi sekolah
Klasifikasi sekolah berbasis pada agama yang dianut oleh siswa, untuk menilai
sejauh mana kepekaan sekolah terhadap masalah kemajemukan agama dan
pelayanan yang hendak diberikan sekolah pada para peserta didik. Klasifikasi
ditemukan dalam langkah observasi di lapangan.
3. Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian adalah sekolah sekolah di wilayah Kota Jogjakarta,
meliputi SD, SMP dan SMA.

4. Waktu penelitian
Penelitian dilangsungkan sejak Agustus 2003 hingga Juli 2006.
5. Metode Pengumpulan data
a. Observasi atau pengamatan
Subyek observasi adalah pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah
sehingga dalam penelitian ini ditemukan 4 karakter model pendidikan agama
di sekolah umum yaitu :
1) Sekolah negeri dengan siswa menganut agama heterogen dan model
pendidikan homogen, yaitu siswa dipisah menurut keyakinan agama
2) Sekolah dengan siswa menganut agama homogen dan model
pendidikan homogen, yaitu siswa diajar pelajaran agama yang sama.
3) Sekolah dengan siswa menganut agama heterogen, dan model
pendidikan agama homogen, yaitu diajar pelajaran yang sama.
4) Sekolah dengan siswa menganut agama heterogen, dan model
pendidikan agama heterogen, yaitu diajar pelajaran yang sesuai dengan
keyakinan siswa. Misalnya pendidikan religiositas di SMA BOPKRI 1
Jogjakarta.

7
Interfidei Document No. DR06001

5)
b. Telaah literature

c. Angket
Angket digunakan untuk mengumpulkan pendapat dari para siswa tentang
berbagai hal berkaitan dengan kemajemukan agama dalam masyaakat dan
untuk melihat peran pendidikan agama dalam mempersiapkan peserta
didik menghadapi permasalah ini.
Angket disebar di 32 sekolah
d. Wawancara mendalam
Metode wawancara digunakan untuk menangkap pendapat terkini dari
berbagai kalangan masyarakat tentang berbagai hal dalam pendidikan
agama di sekolah umum dalam masyarakat majemuk.

8
Interfidei Document No. DR06001

II. Pendidikan Agama dalam Sistem Pendidikan


di Indonesia

Masalah pendidikan agama di Indonesia sudah menjadi perbincangan dan dianggap


sebagai persoalan yang cukup pelik dalam urusan tata pelayanan publik sejak awal
kemerdekaan. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa hal ini menjadi kesulitan karena
ada tuntutan supaya sifat keagamaan tadi diberi bentuk yaitu ‘pengajaran Agama’ yang
tidak lain adalah hakikat syariat agama yang diberi bentuk pasti dan tertentu1. Sementara
itu Sejak masa-masa awal terdapat kelompok-kelompok yang tidak sepakat pelajaran
agama dimasukkan dalam daftar pelajaran sebagai ‘imperatif vak’, disamping ada yang
menuntut pelajaran tersebut di diberikan pada di tempatkan di luar jam pelajaran.
Terdapat juga tuntutan agar jam pelajaran dan isi pelajaran diperbanyak. Kerumitan ini
melatarbelakangi pernyataan Ki Hajar Dewantara bahwa “Agama di dalam pengajaran di
sekolah adalah soal lama dan terus menerus menjadi persoalan yang sulit” ( Dewantara,
1977: 198).
Pada bab ini akan dibahas dinamika pendidikan dalam menghadapi persoalan
kesulitan berkaitan dengan agama ini.

A. Hubungan Agama dan Negara dalam Konteks Pendidikan

B. Pendidikan Agama di Masa Pemerintahan Soekarno


Bersifat pilihan, ada pendidikan budi pekerti

C. Pendidikan di Masa Pemerintahan Soeharto


Diwajibkan, dibawah Departemen agama

1
Hakikat agama yang diberi bentuk dan pasti dalam wadah syariat juga menjadi bahan diskusi panjang
tentang hubungan agama dan negara sejak jaman awal pendirian negara Indonesia hingga sekarang, karena
implikasi dari kepentingan terhadap bentuk ini juga mempengaruhi gagasan tentang bentuk negara
Indoensia yang baru lahir.

9
Interfidei Document No. DR06001

D. Pendidikan di Masa Transisi dan SBY

III. Pendidikan Agama dan tatangan Masyarakat Majemuk

A. Analisis Isi Kurikulum


Kurikulum pendidikan agama adalah acuan dasar bagi para guru dan pengambil kebija-
kan pendidikan agama di sekolah. Kurikulum pendidikan agama ini menjadi bahan
penelitian kami, karena fungsi kuriklum yang menjadi acuan pelaksanaan pendidikan
agama dalam situasi sistem pendidikan secara umum di Indonesia masih terpusat dan
diatur oleh Departemen Pendidikan Nasional, khususnya melalui Pusat Studi Kurikulum
dengan alamat situs yang bisa dikunjungi www. puskur .co.id

1. Tujuan Analisis Isi (content analisys) Kurikulum Pendidikan Agama


Tujuan analisis isi kurikulum pendidikan agama ini untuk menilai apakah
kurikulum --yang mempunyai fungsi sangat penting dalam sistem pendidikan di
Indonesia ini-- cukup mendorong proses pembelajaran di kelas agama agar para siswa
bisa siap menghadapi pluralitas agama di masyarakat dan mempunyai kemampuan untuk
mengelola pluralitas tersebut.

2. Hasil
a. Sekilas Kurikulum Pendidikan Agama di Sekolah tahun 2004

10
Interfidei Document No. DR06001

Sebelum menyampaikan hasil analisis terhadap kurikulum pendidikan agama terlebih


dahulu kami terangkan bagian-bagian yang terdapat dalam kuriklum meliputi :
1). Pendahuluan; berisi pengantar tentang tujuan penyusunan Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Disebutkan bahwa kurikulum ini diberlakukan agar sistem
pendidikan nasional dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan
informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta tuntutan desentralisasi.
Dengan cara seperti ini lembaga pendidikan tidak akan kehilangan relevansi
program pembelajarannya terhadap kepentingan daerah dan karakteristik peserta
didik serta tetap memiliki fleksibilitas dalam melaksanakan kurikulum. Basis
kompetensi harus menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan keterampilan hidup, akademik, dan seni,
pengembangan kepribadian Indonesia yang kuat dan berakhlak mulia.
2). Rasionalitas: berisi tentang alasan yang melatarbelakangi diadakannya
kurikulum berbasis kompetensi dengan menyadari perubahan yang signifikan
dalam perkembangan politik di Indonesia pasca jatuhnya rezim Soeharto dengan
kemunculan gerakan Demokrasi dan HAM. Selain itu kesadaran bahwa selama ini
kurikulum Pendidikan Agama lebih menekankan hal yang bersifat kognitif
dibandingkan hal-hal yang bersentuhan langsung dengan realitas kehidupan nyata
dan atau bagaimana manusia yang beragama saling berelasi
3). Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi; berisi pemahaman tentang
apa yang dimaksud dengan Pendidikan agama masing-masing (Pendidikan Aga-
ma Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Masing-masing agama mempunyai
pemahaman atau pengertian yang berbeda, yang merupakan berkaitan dengan
tujuan dan fungsi masing-masing kurikulum pendidikan agama yang dimaksud
4). Tujuan dan Fungsi : berisi tujuan dari materi-materi yang terdapat dalam
Kurikulum Pendidikan Agama yang dimaksud, sekaligus fungsi/kegunaan yang
ingin dicapai oleh masing-masing kurikulum
5). Ruang Lingkup; berisi tentang arahan topik yang terdapat dalam kurikulum.
Dalam Pendidikan Agama Kristen misalnya, ruang lingkupnya meliputi Aspek
Allah Tritunggal (Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus) dan karyanya serta nilai-
nilai Kristiani. Dalam Pendidikan Agama Hindu, ruang lingkupnya meliputi

11
Interfidei Document No. DR06001

Sradha, Susila, Yadnya, Kitab suci, Orang suci, Tempat Suci, Hari Suci, Kepe-
mimpinan, Alam semesta, Budaya, dan Sejarah Perkembangan Agama Hindu.
Dalam Pendidikan Agama Islam Al Quran–Hadits, Fiqh, Tarikh, Aqidah, Ahlak.
Dalam Pendidikan agama Katolik meliputi Pribadi dan Lingkungan, Yesus Kritus
dan kabar baiknya, Arti dan Makna Gereja. Pendidikan agama Budha meliputi
menyoroti kehidupan manusia sebagai pusat kehidupannya dan tiratana ( Budha,
Dharma dan Sangha) sebagai teladan dan pelindung dan menjadikan Tripitaka
sebagai sumber ajaran Budha.
6). Standar Kompetensi Kurikulum; merupakan beberapa hal yang menunjuk-
kan kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan
harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar.

7). Standar Kompetensi Bahan Kajian Kurikulum


Standar Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Buddha adalah kemampuan
yang meliputi pengetahuan (kognitif), penghayatan (afektif), dan perubahan sikap
(psikomotorik) yang dicapai melalui proses kegiatan pembelajaran dan pengala-
man hidup sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Kompetensi Dasar dalam pendidikan agama Hindu merupakan penjabaran
ajaran tentang nilai-nilai Buddhis yang terdapat dalam Kitab Suci Tipitaka /
Tripitaka serta memahami, menghayati dan mengamalkan Sradha agama Hindu
sebagai cikal bakal pengembangan konsep-konsep ajaran lainnya
Kompetensi Dasar dalam Pendidikan agama Kristen adalah Standar
Kompetensi Bahan Kajian Pendidikan Agama adalah: Hubungan timbal balik
antara Allah dengan manusia, serta hubungan manusia dengan sesamanya dan
dengan lingkungan alam sekitar.
Kompetensi Dasar dalam Pendidikan agama Katolik adalah kemampuan ber-
pikir dan bertindak berdasarkan akumulasi pengetahuan, keterampilan dan cita-
cita yang terkandung dalam bahan kajian setelah anak melalui 12 kelas (SD, SMP
SMU) yaitu:

12
Interfidei Document No. DR06001

a). Memahami diri dan lingkungan hidupnya sebagai karunia Tuhan dan
mensyukuri semua kurnia itu dengan mencintai dan menghormati Tuhan dan
lingkungan dalam tindakan nyata.
b). Memahami dan menjelaskan pribadi Yesus Kristus dan warta Kabar Baik-Nya
dan meneladani-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
c). Memahami tentang arti dan makna Gereja, sifat-sifat dan tugasnya, sarana-
sarana dalam Gereja dan mewujudkan hidup bergereja secara aktif.
d). Memahami hidup beriman yang terlihat dalam masyarakat dan mewujudkan
secara nyata
Kompetensi Dasar dalam Pendidikan Agama Islam adalah dengan landasan Al
Qur an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW; siswa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.;
berakhlaq mulia (berbudi pekerti luhur) yang tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam hubungannya
dengan Allah, sesama manusia, dan alam sekitar; mampu membaca dan memahami Al Qur an; mampu
beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar; serta mampu menjaga kerukunan intern dan antar
umat beragama.

7). Rambu-rambu; berisi bagaimana pendekatan Pendidikan Agama dalam


Kurikulum Berbasis kompetensi harus dilakukan, sistem penilaian, pengorgani-
sasian materi dan pemanfaatan teknologi dan informasi

b. Penilaian
Dari analisis yang kami lakukan terhadap kurikulum pendidikan agama tahun
2004 untuk jenjang SD, SMP, SMA agama Islam Protestan, katolik, Hindu dan Budha,
kami memperoleh penilaian bahwa para perumus kurikulum semua mempunyai maksud
untuk mengantar siswa berwawasan pluralis. Namun maksud tersebut umumnya –Islam,
Protestan, Hindu dan Budha-- tidak terjabarkan dalam pengorganisasian materi yang
langsung dihadirkan di kelas untuk dibahas bersama siswa. Demikian pula standar kom-
petensi yang diharapkan dicapai siswa juga tidak mencatupkan kemampuan dalam ber-
interaksi dan mengelola pluralitas agama dalam masyarakat. Bisa dikatan bahwa dalam
kurikulum-kurikulu pendidikan agama tersebut tidak mengusahakan upaya penyadaran
tentang relaitas kehidupan agama yang majemuk.

13
Interfidei Document No. DR06001

Dalam kurikulum agama Islam dan Protestan tidak menyebut secara spesifik
bagaimana hidup bersama dengan agama-agama lain, tetapi membahas bagaiamana hidup
bermasyarakat dengan baik. Dalam kurikulum agama Hindu dan Budha bahkan lebih
terkonsetrasi membahas seluk belum agama secara eksklusif.
Hanya kurikulum agama Katolik terutama untuk jenjang SMA yang secara kon-
kret menghadirkan materi berkaitan dengan pluralitas agama, dialog antar agama bahkan
kemungkinan adanya pernikahan pasangan beda agama dalam masyarakat majemuk.

4. Rekomendasi Hasil Ananlisis Isi


Rekomendasi dari analisis terhadap isi kurikulum ini adalah bahwa kurikulum
pendidikan agama selain kurikulum pendidikan agama Katolik, belum cukup merespon
kondisi masyarakat yang majemuk dalam agama, khususnya kurang memberi ruang bagi
diskusi dan pengembangan wawasan siswa kemajemukan ini. Padahal respon kurikulum
yang diharapkan bisa menyiapkan mental dan ketrampilan siswa dalam menghadapi dan
mengelola persoalan sebagai konsekuesi dari kemajemukan masyarakat sangat penting
dalam proses pendewasan beragama
Mengingat kekurangan dalam kurikulum ini maka fungsi guru perlu dimaksimal-
kan dengan mengupayakan pemberdayaan melalui penyadaran dan peningkatan wawasan
tentang kemajemukan masyarakat serta ketrampilan mengelola kemajemukan dalam
mayarakat.

B. Penelitian Tahap Angket


Penelitian tahap angket pada dasarnya masih menjadi bagian dari penelitian pendahuluan
selain observasi dan wawancara singkat di beberapa sekolah. Data dari angket ini penting
bagi kami untuk menangkap suasana terkini yang terjadi dala keidupan sekolah-sekolah.
Dalam rancangan kami angket kami samapaikan pada siswa, Guru dan orang tua atau
wali siswa. Tapi karena keterbatasan tenaga peneliti dan untuk memasuki sekolah-
sekolah harus menyesuaikan jadwal yang diatur oleh pihak sekolah, angket baru bisa
kami lakukan untuk para siswa.

14
Interfidei Document No. DR06001

Sampel diambil secara acak (random), untuk itu, terlebih dahulu kami membuat
pembedaan sekolah-sekolah menjadi tiga kategori berdasarkan agama yang dianut siswa
dan model pengelolaan pendidikan agama yang dilakukan dalam sekolah. Kami men-
dapatkan tiga kategori sekolah: 1) Sekolah Negeri, dengan agama yang dianut siswa
heterogen, model pengelolaan pendidikan dengan memisah siswa berdasarkan agama. 2)
Sekolah swasta dengan siswa memeluk agama homogen dan model pengelolaan pendi-
dikan agama secara bersama-sama. 3) Sekolah swasta dengan siswa memeluk agama
heterogen dengan pengelolaan agama siswa dilakuka bersama. 4) Sekolah swasta dengan
siswa menganut agama heterogen pengelolaan pendidikan agama terpisah
Untuk memperlancar langkah penyebaran angket ini, kami meminta rekomendasi
pada Pemerintah Daerah (Propinsi), Pemerintah Kota (Distrik), Dinas Pendidikan dan
Pengajaran Distrik Jogjakarta dengan tembusan (cc) kepala-kepala sekolah yang
siswanya kami minta mengisi angket. Adanya Rekomendasi ini memungkinkan kami
bisa masuk ke kelas-kelas bahkan bisa berinteraksi dengan siswa dalam pelajaran PPKn
(Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan), meski banyak sekolah yang pada mulanya
ragu dengan apa yang akan kami lakukan, namun kami menyadari bahwa masalah agama
masih dianggap sebagai sesuatu yang dianggap sensitif.

Berikut ini data yang kami peroleh memalui tahap angket yang bisa kami
sampaikan dalam laporan sementara, berturut-turut dari jenjang SD, SMP dan SMA.

1. Data Angket SD
Responden siswa SD berjumlah 958 dari populasi 44.411 siswa (24. 929 siswa SD negeri
dan 19. 482 siswa SD swasta) berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah
Isrimewa Jogjakarta tahun 2004.
Nama-nama Sekolah Dasar yang siswanya mengisi angket pada jam sekolah :
A. Tabel Nama Sekolah Dasar
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid SDN 1 Glagah 109 11.4 11.4 11.4

15
Interfidei Document No. DR06001

SD Taman Siswa 94 9.8 9.8 21.2


SD Pangudi Luhur 101 10.5 10.5 31.7
SDN 2 Baciro 112 11.7 11.7 43.4
SD Netral B 91 9.5 9.5 52.9
SDN 1 Pujokusuman 114 11.9 11.9 64.8
SDN Langensari 63 6.6 6.6 71.4
SD MUhammadiyah 95 9.9 9.9 81.3
Sapen
SD Islamiah Pakualaman 35 3.7 3.7 85.0
SD Kanisius Kota Baru 58 6.1 6.1 91.0
SD Budya Wacana 86 9.0 9.0 100.0
Total responden 958 100.0 100.0

Responden angket untuk siswa SD meliputi siswa kelas 4, 5 dan 6


B. Tabel Kelas
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Kelas 4 317 33.1 33.1 33.1
Kelas 5 331 34.6 34.6 67.6
Kelas 6 310 32.4 32.4 100.0

Komposisi responden siswa SD berdasarkan jenis kelamin :


C. Tabel Jenis Kelamin Responden
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid - 15 1.6 1.6 1.6
3 .3 .3 1.9
Laki-laki 438 45.7 45.7 47.6
perempuan 502 52.4 52.4 100.0
Total 958 100.0 100.0

16
Interfidei Document No. DR06001

Komposisi agama responden siswa SD :


D. Agama yang Dianut responden
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Islam 679 70.9 70.9 70.9
Kristen 142 14.8 14.8 85.7
Katolik 127 13.3 13.3 99.0
Hindu 3 .3 .3 99.3
Budha 5 .5 .5 99.8
Kong Hucu 2 .2 .2 100.0
Total 958 100.0 100.0

Komposisi usia responden siswa SD :


E. Tabel Usia responden
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 8 tahun 9 .9 .9 .9
9 tahun 110 11.5 11.5 12.4
10 tahun 284 29.6 29.6 42.1
11 tahun 296 30.9 30.9 73.0
12 tahun 214 22.3 22.3 95.3
13 tahun 40 4.2 4.2 99.5
14 tahun 5 .5 .5 100.0
Total 958 100.0 100.0

Dalam jenjang SD keluarga menjadi sumber informasi pertama tentang agama


orang lain.
F. Tabel Jawaban Sumber Informasi Pertama tentang Agama lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent

17
Interfidei Document No. DR06001

Valid rumah (keluarga) 551 57.5 57.5 57.5


sekolah 225 23.5 23.5 81.0
media (TV, koran, 55 5.7 5.7 86.7
majalah, radio)
lingkungan 127 13.3 13.3 100.0
Total 958 100.0 100.0

Sebagian besar responden siswa SD tidak mempunyai kesan istimewa ketika


mengenal agama lain. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:

G. Tabel Kesan terhadap Agama Lain


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid biasa saja 832 86.8 86.8 86.8
menarik 90 9.4 9.4 96.2
kuatir 36 3.8 3.8 100.0
Total 958 100.0 100.0

Bagi sebagian besar responden siswa SD menganggap pelajaran agama mem-


punyai pengaruh besar dalam membentuk kesan terhadap agama lain.
H. Tabel pengaruh pelajaran agama terhadap kesan tentang agama lain:
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Ya, berpengaruh 808 84.3 84.3 84.3
Tidak berpengaruh 44 4.6 4.6 88.9
kurang berpengaruh 102 10.6 10.6 99.6
4 4 .4 .4 100.0
Total 958 100.0 100.0

Guru mempunyai pengaruh besar dalam membetuk kesan siswa responden SD


terhadap agama lain. Hal ini dapat dilihat dalam tabel jawaban berikut ini :

18
Interfidei Document No. DR06001

I. Tabel pendapat tentang pengaruh guru agama dalam membentuk kesan tentang agama
lain:
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Ya, berpengaruh 931 97.2 97.2 97.2
Tidak berpengaruh 21 2.2 2.2 99.4
Kurang berpengaruh 6 .6 .6 100.0
Total 958 100.0 100.0

Orang tua dan guru menjadi figur yang paling berpengaruh dalam jenjang Sekolah
Dasar dalam membentuk kesan tentang agama orang lain. Hal ini dapat dilihat dalam
tabel berikut ini:
J. Tabel Figur yang Paling Mempengaruhi Kesan tentang Agama Lain:
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid - 35 3.7 3.7 3.7
Orang tua 337 35.2 35.2 38.8
Bapak/ibu guru di 365 38.1 38.1 76.9
sekolah
Ustadz/Guru sekolah 215 22.4 22.4 99.4
minggu
6 .6 .6 100.0
Total 958 100.0 100.0

Siswa-siswa SD umumnya memilih teman yang baik budi, tidak pandang agama.
K. Tabel Jawaban Pilihan Sahabat yg Paling Disukai:
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid - 35 3.7 3.7 3.7
Sahabat beragama 39 4.1 4.1 7.7

19
Interfidei Document No. DR06001

sama
Sahabat beragama 77 8.0 8.0 15.8
berbeda
Tidak memandang 807 84.2 84.2 100.0
agama,yang penting
baik
Total 958 100.0 100.0

Siswa SD sebagian besar mau mengingatkan teman yang tidak seagama untuk
menjalankan ibadat.
L. Tabel Kepedulian untuk mengingatkan teman yang tidak seagama untuk beribadat
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid - 33 3.4 3.4 3.4
Mengingatkan 877 91.5 91.5 95.0
Membiarkan 1 .1 .1 95.1
Mengajak bermain 38 4.0 4.0 99.1
9 .9 .9 100.0
Total 958 100.0 100.0

Umumnya responden siswa SD menyesalkan adanya perbedaan agama dalam


keluarga, namun mereka tetap bersedia menghormati.
M. Tabel Sikap responden bila ada anggota keluarga beda agama
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid - 34 3.5 3.5 3.5
Mengajak seagama 32 3.3 3.3 6.9
Menyesalkan 77 8.0 8.0 14.9
Menyesalkan tapi tetap 807 84.2 84.2 99.2
menghormati

20
Interfidei Document No. DR06001

Menerima kenyataan 8 .8 .8 100.0


Total 958 100.0 100.0

92,9 persen responden siswa SD menghormati dan mau bergaul dengan tetangga
apa pun agamanya, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
N. Tabel Sikap apabila tetangga berbeda agama
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid - 7 .7 .7 .7
Jawaban lebih dari 26 2.7 2.7 3.4
satu
Tidak senang dan tidak 4 .4 .4 3.9
perlu bergaul
Bersikap baik dan 41 4.3 4.3 8.1
waspada
Menghormati dan 879 91.8 91.8 99.9
mau bergaul apa pun
agma tetangga
4 1 .1 .1 100.0
Total 958 100.0 100.0

Responden siswa SD umumnya tidak membedakan agama untuk memilih teman


bermain, dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
O. Tabel jawaban bermain dengan teman yang tidak seagama:
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid - 7 .7 .7 .7
26 2.7 2.7 3.4
Mau diajak bermain 890 92.9 92.9 96.3

21
Interfidei Document No. DR06001

dengan siapa pun asal


tidak lupa belajar
Kalau ada teman lain 19 2.0 2.0 98.3
yang seagama, aku
pilih yang seagama.
tidak suka bermain 11 1.1 1.1 99.5
dengan teman yang
beda agama
4 5 .5 .5 100.0
Total 958 100.0 100.0

2.Data Angket Sekolah Menengah Pertama (SMP)


Responden siswa SMP berjumlah 896 dari populasi sejumlah 22.453 (terdiri atas 11.254
siswa SMP Negeri dan 11.199 siswa SMP Swasta) berdasarkan laporan Badan Pusat
Statistik Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta tahun 2004.
Terdapat 10 SMP yang siswanya mengisi angket yang kami sebar. Nama-nama
SMP tercantum dalam tabel sebagai berikut:
A. Tabel Nama SMP
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid SMPN 1 121 13.5 13.5 13.5
SMPN 4 115 12.8 12.8 26.3
SMPN 12 116 12.9 12.9 39.3
SMP Stella Duce 119 13.3 13.3 52.6
SMP negeri 5 120 13.4 13.4 66.0
SMP 96 10.7 10.7 76.7
MUhammadiyah 5
SMP Ma'arif 13 1.5 1.5 78.1

22
Interfidei Document No. DR06001

SMP Taman Siswa 91 10.2 10.2 88.3


SMP Piri 1 105 11.7 11.7 100.0
Total 896 100.0 100.0

Responden terdiri atas siswa SMP kleas 1. 2 dan 3


B. Tabel Siswa kelas
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Kelas I 288 32.1 32.1 32.1
Kelas II 302 33.7 33.7 65.8
Kelas III 306 34.2 34.2 100.0
Total 896 100.0 100.0

Komposisi responden siswa SMP berdasarkan jenis kelamin


C. Tabel Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Laki-laki 423 47.2 47.4 47.4
Perempuan 470 52.5 52.6 100.0
Total 893 99.7 100.0
Missing System 3 .3
Total 896 100.0

Komposisi agama yang dianut responden siswa SMP :


D. Tabel Agama yang dianut responden siswa SMP
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Islam 724 80.8 81.0 81.0
Kristen 47 5.2 5.3 86.2
Katolik 121 13.5 13.5 99.8

23
Interfidei Document No. DR06001

Hindu 2 .2 .2 100.0
Total 894 99.8 100.0
Missing System 2 .2
Total 896 100.0

Komposisi usia responden siswa SMP:


E. Tabel Usia Responden
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 11 tahun 3 .3 .3 .3
12 tahun 110 12.3 12.3 12.7
13 tahun 264 29.5 29.6 42.3
14 tahun 269 30.0 30.2 72.5
15 tahun 210 23.4 23.6 96.1
16 tahun 28 3.1 3.1 99.2
17 tahun 4 .4 .4 99.7
9 tahun 1 .1 .1 99.8
14 1 .1 .1 99.9
16 1 .1 .1 100.0
Total 891 99.4 100.0
Missing System 5 .6
Total 896 100.0

Keluarga dan lingkungan adalah sumber pertama informasi tentang agama lain
bagi responden siswa SMP, dapat dilihat dalam tabel berikut:
F. Tabel sumber informasi pertama kali mengetahui agama lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid rumah (keluarga) 410 45.8 45.9 45.9
sekolah 81 9.0 9.1 54.9

24
Interfidei Document No. DR06001

media (TV, koran, 34 3.8 3.8 58.7


majalah, radio)
lingkungan 369 41.2 41.3 100.0
Total 894 99.8 100.0
Missing System 2 .2
Total 896 100.0

Responden siswa SMP umumnya tidak terkesan dengan masalah perbedaan


agama, sebagaimana ditunjukkan dalam tabek berikut ini:
G. Tabel kesan tentang agama lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid biasa saja 775 86.5 86.7 86.7
menarik 74 8.3 8.3 95.0
kuatir 45 5.0 5.0 100.0
Total 894 99.8 100.0
Missing System 2 .2
Total 896 100.0

Setengah lebih responden siswa SMP berpendapat bahwa pendidikan agama di


sekolah tidak berpengaruh dalam mebagun kesan tentang agama lain, seperti tampak
dalam tabel di bawah ini:
H. Tabel Pengaruh pelajaran agama dalam membangun kesan tentang agama lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Ya, berpengaruh 226 25.2 25.3 25.3
Tidak berpengaruh 591 66.0 66.2 91.5
Kurang berpengaruh 75 8.4 8.4 99.9
- 1 .1 .1 100.0
Total 893 99.7 100.0

25
Interfidei Document No. DR06001

Missing System 3 .3
Total 896 100.0

63 persen responden siswa SMP berpendapat bahwa guru kurang berpengaruh


dalam membangun kesa tentang agama lain. Sementara itu 26, 8 persen berpendapat guru
berpengaruh dalam membangun kesan tentang agama lain.
I. Tabel pendapat tentang pengaruh guru agama dalam membangun kesan tentang agama
lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 0 1 .1 .1 .1
Ya, berpengaruh 240 26.8 26.9 27.0
Tidak berpengaruh 565 63.1 63.3 90.3
Kurang berpengaruh 85 9.5 9.5 99.8
4 2 .2 .2 100.0
Total 893 99.7 100.0
Missing System 3 .3
Total 896 100.0

Bagi responden siswa SMP, media adalah figure paling berpengaruh disamping
orang tua dan pemuka agama, sebagaimana tampak dalam tabel berikut ini :
J. Tabel Figur yang paling mempengaruhi kesan tentang agama lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 0 1 .1 .1 .1
orang tua 209 23.3 23.6 23.7
organisasi 106 11.8 12.0 35.6
remaja/pemuda
keagamaan
pemuka agama 251 28.0 28.3 63.9

26
Interfidei Document No. DR06001

media (TV, Koran, 318 35.5 35.9 99.8


majalah radio)
5 2 .2 .2 100.0
Total 887 99.0 100.0
Missing System 9 1.0
Total 896 100.0

95,4 persen responden siswa SMP tidak membedakan agama dalam memilih
sahabat atau teman terbaik.
K. Tabel Sahabat yg paling disukai
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid teman/shbt seagama 24 2.7 2.7 2.7
teman/shbt tidak 11 1.2 1.2 3.9
seagama
tidak pandang agama 855 95.4 95.6 99.6
asal baik
4 4 .4 .4 100.0
Total 894 99.8 100.0
Missing System 2 .2
Total 896 100.0

71,5 persen responden siswa SMP mempunyai kesediaan untuk mengingatkan


teman yang beda agama untuk menjalankan ibadatnya, 18,8 persen tidak hanya
mengingatkan, tetapi menyuruh untuk menjalankan ibadat.
L.Tabel Tindakan bila teman tidak menjalankan ritual agama/ibadahnya
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid mengingatkan 641 71.5 71.8 71.8
menyuruh melaksana- 168 18.8 18.8 90.6

27
Interfidei Document No. DR06001

kan ibadahnya
membiarkan 83 9.3 9.3 99.9
menghalangi 1 .1 .1 100.0
Total 893 99.7 100.0
Missing System 3 .3
Total 896 100.0

64,7 persen reponden siswa SMP menerima kenyataan bila ada anggota kleuarga
yang beda agama, 29,6 persen menyayangkan, tetapi tetap menghormati adanya
perbedaan ini.
M.Tabel Sikap bila ada anggota keluarga beda agama
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid mengajak u. segama 21 2.3 2.4 2.4
menyayangkan 27 3.0 3.0 5.4
menyayangkan tp tetap 265 29.6 29.7 35.1
menghormati
menerima kenyataan 580 64.7 64.9 100.0
bhwa tdk smua sama
Total 893 99.7 100.0
Missing System 3 .3
Total 896 100.0

Bila menemui tetangga beda agama responden siswa SMP tidak membeda-
bedakan dengan tetangga yang lain.
N. Sikap bila tetangga berbeda agama
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid membatasi pergaulan 6 .7 .7 .7
bersikap baik untuk 8 .9 .9 1.6

28
Interfidei Document No. DR06001

mengajak seagama
tidak membedakan dgn 876 97.8 98.1 99.7
tetangga lain/biasa saja
4 3 .3 .3 100.0
Total 893 99.7 100.0
Missing System 3 .3
Total 896 100.0

Sebagian besar responden siswa SD merasa senang untuk mendiskusikan masalah


perbedaan agar bisa mengerti dan menghormati, namun ada juga responden yang
menghindar dan bersikap agresif untuk mengajak seagama.
O. Apabila terlibat diskusi tentang perbedaan agama
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid menghindar krn bisa 49 5.5 5.5 5.5
merusak iman
ditanggapi serius untuk 23 2.6 2.6 8.1
menunjukan agama
saya lebih baik
perdebatan tidak perlu, 250 27.9 28.0 36.0
yang penting saling
hormat
senang karena bisa 572 63.8 64.0 100.0
tahu agama lain, se-
hingga bisa meng-
hormati agama lain
Total 894 99.8 100.0
Missing System 2 .2
Total 896 100.0

29
Interfidei Document No. DR06001

3. Data Angket Sekolah Menengah Atas (SMA)


Responden siswa SMA berjumlah 983 dari populasi 22.267 ( 8.010 siswa SMA Negeri
dan 14.277 siswa SMA Swasta) menurut laporan Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah
Istimewa Jogjakarta tahun 2004.
Nama-nama SMA yang siswanya menjadi responden angket terdapat dalam tabel
di bawah ini:
A. Tabel Nama SMA
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid . 10 1.0 1.0 1.0
SMA Negeri 1 76 7.7 7.7 8.7
SMA Taman Siswa 122 12.4 12.4 21.2
SMA Institut 98 10.0 10.0 31.1
Indonesia
SMA Negeri 3 109 11.1 11.1 42.2
SMA Negeri 6 104 10.6 10.6 52.8
SMA Negeri 7 73 7.4 7.4 60.2
SMA Negeri 8 74 7.5 7.5 67.8
SMA Piri 1 107 10.9 10.9 78.6
SMA 110 11.2 11.2 89.8
Muhammadiyah 2
SMA BOKPRI 2 100 10.2 10.2 100.0
Total 983 100.0 100.0

Siswa SMA yang menjadi responden meliputi kelas 1, 2 dan 3, sebagaimana


terdapat dalam tabel di bawah ini:
B. Tabel kelas responden
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent

30
Interfidei Document No. DR06001

Valid . 10 1.0 1.0 1.0


Kelas I 353 35.9 35.9 36.9
Kelas II 353 35.9 35.9 72.8
Kelas III 267 27.2 27.2 100.0
Total 983 100.0 100.0

Komposisi jenis kelamin responden siswa SMA:


C. Tabel Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid laki-laki 406 41.3 42.3 42.3
Perempuan 553 56.3 57.7 100.0
Total 959 97.6 100.0
Missing System 24 2.4
Total 983 100.0

Komposisi agama responden siswa SMA :


D. Tabel Agama yg dianut responden
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Islam 806 82.0 82.9 82.9
Kristen 91 9.3 9.4 92.3
Katolik 72 7.3 7.4 99.7
Hindu 3 .3 .3 100.0
Total 972 98.9 100.0
Missing System 11 1.1
Total 983 100.0

Komposisi usia responden siswa SMA adalah sebagai berikut:


E. Tabel Usia responden

31
Interfidei Document No. DR06001

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid 14 tahun 13 1.3 1.3 1.3
15 tahun 152 15.5 15.7 17.0
16 tahun 318 32.3 32.9 49.9
17 tahun 318 32.3 32.9 82.7
18 tahun 152 15.5 15.7 98.5
19 tahun 12 1.2 1.2 99.7
20 tahun 3 .3 .3 100.0
Total 968 98.5 100.0
Missing System 15 1.5
Total 983 100.0

52,9 persen resonden siswa SMA memperoleh informasi pertama tentang agama
lain dari keluarga di rumah, selebihnya dari lingkungan masyarakt dan sekolah, sebagai-
mana tercantum dalam tabel berikut ini:
F. Tabel sumber informasi pertama tentang agama lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 0 1 .1 .1 .1
rumah (keluarga) 520 52.9 53.8 53.9
sekolah 137 13.9 14.2 68.1
media (TV, koran, 44 4.5 4.6 72.7
majalah, radio)
lingkungan 264 26.9 27.3 100.0
Total 966 98.3 100.0
Missing System 17 1.7
Total 983 100.0

32
Interfidei Document No. DR06001

77, 6 persen responden siswa SMA mempunyai kesan biasa mengahadapi


perbedaan agama, namun demikian terdapat 11,7 persen yang menganggap perbedaan
agama sebagai sesuatu yang menghawatirkan, dapat dilihat dalam tabel berikut:
G. Tabel Kesan tentang agama lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid biasa saja 763 77.6 78.7 78.7
menarik 91 9.3 9.4 88.0
kuatir 115 11.7 11.9 99.9
4 1 .1 .1 100.0
Total 970 98.7 100.0
Missing System 13 1.3
Total 983 100.0

52,7 persen responden menganggap pelajaran agama tidak mempengaruhi kesan


terhadap agama lain, sementara 32, 5 persen berpendapat sebaliknya, dapat dilihat dalam
tabel berikut ini:
H. Tabel Pengaruh pelajaran agama terhadap bagaimana kesan tentang agama lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Ya, berpengaruh 319 32.5 32.8 32.8
Tidak berpengaruh 518 52.7 53.2 86.0
kurang berpengaruh 124 12.6 12.7 98.8
4 12 1.2 1.2 100.0
Total 973 99.0 100.0
Missing System 10 1.0
Total 983 100.0

Bagi responden siswa SMA, media (TV, Koran, majalah, radio) adalah yang pa-
ling mempengaruhi kesan tentang agama lain, disusul kemudian oleh pemuka agama 27,2

33
Interfidei Document No. DR06001

persen, keluarga dan pemuka agama masing-masing 16,2 persen sebagaimana tergambar
dalam tabel di bawah ini:
I. Tabel figur yang paling mempengaruhi kesan terhadap agama lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid orang tua 159 16.2 16.7 16.7
organisasi remaja/ 159 16.2 16.7 33.4
pemuda keagamaan
pemuka agama 267 27.2 28.0 61.4
media (TV, Koran, 367 37.3 38.5 99.9
majalah radio)
6 1 .1 .1 100.0
Total 953 96.9 100.0
Missing System 30 3.1
Total 983 100.0

88,6 persen responden siswa SMA tidak memilih sahabat berdasarkan agama
yang dipeluk, tetapi memperhatikan sifat dan karakter, dapat dilihat dalam tabel berikut
ini :
J. Tabel Sahabat yang paling disukai responden
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid teman/shbt seagama 93 9.5 9.6 9.6
teman/shbt tidak 3 .3 .3 9.9
seagama
tidak pandang agama 871 88.6 90.0 99.9
asal baik
4 1 .1 .1 100.0
Total 968 98.5 100.0
Missing System 15 1.5

34
Interfidei Document No. DR06001

Total 983 100.0

70 persen reponden siswa SMA bersedia mengingatkan teman beda agama untuk
menjalankan ibadat sesuai agamanya, dapat dilihat dalam tabel berikut:
K. Tabel Tindakan apabila teman tidak menjalankan ibadahnya
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid mengingatkan 688 70.0 71.1 71.1
menyuruh melaksnkan 84 8.5 8.7 79.8
ibdahnya
membiarkan 192 19.5 19.9 99.7
menghalangi 3 .3 .3 100.0
Total 967 98.4 100.0
Missing System 16 1.6
Total 983 100.0

46,6 persen responden siswa SMA menyayangkan adanya perbedan agama dalam
keluarga namun bersedia menghormati perbedaan tersebut. 43, 6 persen bisa menerima
kenyataan adanya perbedaan agama dalam keluarga.
L. Tabel Sikap bila ada anggota keluarga beda agama
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 0 1 .1 .1 .1
mengajak untuk 54 5.5 5.6 5.7
seagama
menyayangkan 25 2.5 2.6 8.3
menyayangkan tp tetap 458 46.6 47.4 55.6
menghormati
menerima kenyataan 429 43.6 44.4 100.0
bhwa tdk smua sama

35
Interfidei Document No. DR06001

Total 967 98.4 100.0


Missing System 16 1.6
Total 983 100.0

95, 3 persen responden siswa SMA tidak membedakan tetangga yang beda agama
dengan tetangga seagama, eperti tercantum dalam tabel di bawah ini :
M. Tabel Sikap bila tetangga berbeda agama
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 0 1 .1 .1 .1
membatasi pergaulan 19 1.9 2.0 2.1
berskp baik untuk 8 .8 .8 2.9
mengajak seagama
tidak membedakan dgn 937 95.3 96.6 99.5
tetangga lain/biasa saja
4 5 .5 .5 100.0
Total 970 98.7 100.0
Missing System 13 1.3
Total 983 100.0

57,6 persen responden siswa SMA merasa senang bila diajak diskusi tentang
berbedaan agama supaya bisa mengenal dan menghormati, 34,4 persen menyatakan
perdebatan tidak perlu yang penting saling menghormati, semetara 3,4 persen perlu
menanggapi diskusi dengan serius untuk menunjukkan keunggulan agma yang dipeluk
dan 2,2 persen menhindar karena diskusi itu bisa merusah iman.
N. Tabel Sikap apabila terlibat diskusi perbedaan agama
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid0 1 .1 .1 .1

36
Interfidei Document No. DR06001

menghindar krn bisa 26 2.6 2.7 2.8


merusk iman
ditanggapi serius u. 33 3.4 3.4 6.2
menunjukan agama sy
lbh baik
perdabatan tdk perlu, 338 34.4 35.1 41.3
yg penting saling
hormat
senang krn bs tahu 566 57.6 58.7 100.0
agama lain, sehingga
bs menghormti
Total 964 98.1 100.0
MissingSystem 19 1.9
Total 983 100.0

37
Interfidei Document No. DR06001

IV Model Pendidikan Agama untuk Masyarakat Majemuk


yang Diajukan Masyarakat

Pengantar Bab

A. Pendidikan Religiositas Kasus SMA BOPKRI 1 Jogjakarta


1. Latar belakang
2. Model
3. Tanggapan Masyarakat, Hambatan dan Penyelesaian

B. Pendidikan Religiositas Kasus SMA PIRI 1 Jogjakarta


1. Latar belakang
2. Model
3. Hambatan dan Penyelesaian

Simpul wacana

V Analisis

Pembacaan terhadap konteks social dalam hubungannya dengan produksi wacana


keagamaan dan praktek pendidikan,
Pembacaan terhadap pelasanaan pendidikan yang ada, pembaharuan yang dilakukan oelh
masyarakat, hambatan dan penyelesaiannya

38
Interfidei Document No. DR06001

VI Kesimpulan dan Rekomendasi

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, 1988, Penilaian Program Pendidikan, PT Bina Aksara, Jakarta.


Aritonang, Jan S., 2003, Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia, BPK Gunung
Mulia, Jakarta.

Dewantara, Ki Hajar, 1977, Pendidikan, Cetakan kedua, Majelis Luhur Persatuan Taman
Siswa, Jogjakarta.

Hamid, Jazim dan Abadi, M.Husnu, 2001, Intervensi Negara terhadap Agama,UII Press,
Jogjakarta.

Patiasina, JM., dan Sairin Weinata, ed., 1993, Gerakan Oikoumene Tegar Mekar di Bumi
Pancasila, (Buku Peringatan 40 tahun PGI), BPK Gunung
Mulia, Jakarta.

Sumartana Th, dkk., 2005, Pluralisme, Konflik dan Pendidikan Agama di Indonesia,
Interfidei, Jogjakarta.

39
Interfidei Document No. DR06001

Lampiran-Lampiran

40

Anda mungkin juga menyukai