DR06001
Tim Peneliti :
Listia
Lian Gogali
Laode Arham
1
Interfidei Document No. DR06001
Pengantar
Pada bagian pengantar ini, hal yang paling utama yang ingin kami lahirkan adalah syukur
pada Tuhan yang maha Kuasa, bahwa pada akhirnya penelitian dengan judul “Pendidikan
Agama di Sekolah Umum (Penelitian tentang Pendidikan Agama SD, SMP dan SMA di
Kota Jogjakarta tahun 2004-2006)” ini bisa diselesaikan.
Proses penelitian berjalan maju bertahap, sebagaimana terjadi dalam penelitian
etnografis, di mana alur yang diikuti tidak seluruhnya sesuai dengan desain penelitian,
tetapi berkembang sesuai dengan temuan data yang dianalisis sambil terus melakukan
penggalian data. Pada prakteknya, desain hanya membantu agar penelitian mempunyai
arah yang jelas dan waktu digunakan sesuai dengan jawal. Sebagai contoh pada awalnya
desain penelitian dibuat untuk mencari model pendidikan alternatif yang memenuhi
kebutuhan masyarakat majemuk. Dalam desain langkah-langkah penelitian dirancang
tahap-tahap evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan agama di sekolah umum. Tetapi
ketika observasi dilakukan, ternyata masyarakat sudah ‘cukup maju’ dalam mencari
model alternatif pendidikan agama di sekolah sebagaimana yang dimaksud dalam
penelitian ini. Sebagai contoh observasi kami menemukan model pendidikan religiositas
yang dipraktekkan di SMA BOPKRI 1 Jogjakarta. Maka penelitian ini kemudian
diarahkan untuk bisa mendukung kelompok masyarakat yang sudah menguji coba dan
bekerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat yang sudah atau sedang mencoba
mencari model pendidikan agama yang sesuai dengan dengan kebutuhan masyarakat
majemuk.
Pekerjaan yang tidak mudah bagi tim peneliti ini memakan waktu dua tahun,
pertama-tama karena penelitian ini bukan sekedar untuk memenuhi tugas akademis
semata, tetapi sebagai jalan yang sangat strategis dalam mendukung program lembaga
Institut DIAN / Interfidei. Dari kegiatan penelitian ini kami bisa melakukan pembacaan
terhadap proses reproduksi wacana keagamaan di kalangan generasi muda, banyak hal
yang tidak bisa diketahui tanpa penelitian ini. Penelitian ini juga melahirkan program-
progam yang sangat strategis, yaitu pelatihan untuk guru-guru agama berkaitan dengan
wawasan pluralisme agama yang sudah dilakukan dua kali dalam dua tahun. Alumni
2
Interfidei Document No. DR06001
Maret 2006
Peneliti
3
Interfidei Document No. DR06001
I. Pendahuluan
A. Konteks
Penelitian tentang Pendidikan Agama di Sekolah yang dilakukan oleh Bidang Penelitian
Insitut DIAN/ Interfidei Jogjakarta, berada dalam konsteks masyarakat yang mempunyai
sensitifitas unik terhadap masalah keagamaan, akibat politik keagamaan yang dijalankan
pemerintahan Soeharto selama hampir 30 tahun dengan berbagai ekspresi. Masyarakat
Indonesia umumnya menganggap agama adalah identitas nomor satu bagi setiap warga
negara, karena itu semua warga harus memeluk salah satu agama ‘resmi’, bila tidak
beragama mendapat stigma PKI (Partai Komunis Indonesia yang selalu dianggap
penjahat oleh rezim ini). Selain membatasi hanya lima agama (Islam, Protestan, katolik
Hindu, Budha dan Kong Hu cu), negara mendiskriminasi agama lain dan agama-agama
suku yang banyak dianut oleh warga melalui UU 5 tahun 1969.
Pemerintah saat itu juga membuat sekat-sekat yang amat kuat antar kelompok
keagamaan, hal ini misalnya bisa dilihat dalam UU no.1 tahun 1974 jo.S 1898 No.152
pasal 6 melarang perkawinan pasangan beda agama, Kompilasi Peraturan Perundang-
Undangan Kerukunan Hidup Beragama (1979), mengatur masalah penyiaran agama,
pendidikan, pengasuhan anak, perawatan dan penguburan jenazah sebagai penguat Surat
Keputusan Bersama/ SKB Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri no.1/BER/mdn-
mag/1969.
Menguatnya sekat-sekat antar kelompok keagamaan makin jelas, dapat dilihat
dari kebijakan dalam pendidikan agama-agama yang cenderung mendorong munculnya
ekspresi keagamaan yang formalistis. Pada saat yang sama pemerintah melalui Depar-
temen Agama telah membuat lembaga-lembaga keagamaan MUI (Majelis Ulama Indone-
sia), PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia-Protestan), KWI (Konferensi Wali
Gereja Indonesia-Katolik), Parisada Hindu Dharma dan Walubi (Wakil Umat Budha
Indonesia). Lembaga-lembaga yang diisi oleh tokoh-tokoh agama ini, menjadi penghu-
bung kepentingan politik pemerintah kepada masyarakat menurut logika keagamaan.
Pengkotak-kotakkan masyarakat berdasarkan agama ini menjadi salah satu alat
negara untuk mengontrol masyarakat. Pada masa rezim Soehartolah, seorang militer se-
4
Interfidei Document No. DR06001
perti Alamsyah Ratu Perwiranegara dan Tarmidzi Taher bisa menduduki jabatan Menteri
Agama. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat pun seolah menjadi hantu
ketika rezim merumuskan perbedaan-perbedaan ini dalam akronim menggunakan huruf
capital ‘SARA’ (Suku-Agama–Ras) dengan tambahan image sebagai sesuatu yang
dengan sendirinya berisiko menimbulkan konflik dan tidak bisa dibicarakan dengan
rileks. Saat itu agama dijadikan alat ‘bermain’dalam rangka mengelola kekuasaan (bdk
Daniel Dhakidae, 2001).
Pada tahun 2003-2005 ini , cara berfikir dan bersikap masyarakat Indonesia dalam
hubungan antar kelompok keagamaan masih mencerminkan keadaan yang diciptakan
rezim Soeharto. Minimnya komunikasi antar kelompok telah membuat prasangka dan
kesalahpaham berlangsung lama dan diwariskan antar generasi. Sementara persoalan
kehidupan terus berkembang dan melibatkan dimensi keagamaan masyarakat.
Penelitian yang semula mengambil judul Pendidikan Agama di Sekolah, Mencari
Model Pendidikan Agama dalam Masyarakat Majemuk, kemudian dalam perjalanan
berubah judul menjadi “Pendidikan Agama di Sekolah Umum (Penelitian tentang
Pendidikan Agama SD, SMP dan SMA di Kota Jogjakarta tahun 2004-2006)” yang
dilakukan oleh Institut DIAN/ Interfidei ini, pertama-tama bukan sebagai program untuk
untuk mengumpulkan bahan kajian dan dokumentasi semata, tetapi sebagai langkah
strategis untuk mendukung advokasi yang akan dilakukan bagi masyarakat, sesuai
dengan mandat yang diemban oleh Institut DIAN/ Interfidei. Diharapkan melalui
langkah-langkah strategis ini, aktifitas dialog antar agama dan keyakinan bisa berperan
lebih signifikan dalam gerakan sosial untuk perubahan, menuju masyarakat yang toleran,
menjunjung nilai-silai kesetaraan antar manusia dan demokratis.
B. Masalah
Permasalahan yang hendak dijawab melalui penelitian ini adalah :
1. Bagaimana konteks sosial politik yang mewarnai munculnya kebijakkan pendidikan
agama di sekolah-sekolah umum mengingat sebelumnya pada masa rezim Soekarno
pendidikan agama di sekolah, di perguruan tinggi umum adalah bersifat pilihan.
Bagaimana wacana keaagamaan yang dikembangkan institusi keagamaan saat itu
5
Interfidei Document No. DR06001
berkaitan dengan masalah hubungan agama dan negara dan pengelolaan masyarakat
majemuk.
2. Apakah praktek pendidikan di sekolah umum memberi dukungan dalam memberi
kemampuan siswa menghadapi masalah kemajemukan dalam masyarakat?
3. Bagaimana reaksi sosial dan dampak pemberlakukan pendidikan agama dalam
masalah identitas dan pengelompokkan masyarakat.
C. Tujuan
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk :
1. Melalui penelitian ini diharapkan bisa menghasilkan suatu telaah kritis tentang latar
belakang pemberlakukan pendidikan agama di sekolah-sekolah umum
2. Memberi gambaran tentang proses pendidikan agama di sekolah untuk menjadi bahan
evaluasi pelaksanaan pendidikan agama yang tepat untuk masyarakat majemuk
3. Memberi inspirasi bagi refleksi atas situasi hubungan antar kelompk keagamaan
dalam masyarakat saat ini.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini memberi manfaat berupa informasi tentang
E. Tinjauan Pustaka
F. Kerangka Pemikiran
Konsepsi tentang pluralisme
Konsepsi negara sebagai kontrak sosial, agama sebagai sistem komunikasi tentang
nilai dan norma yang menggunakan simbol-simbol, sistem pendidikan dan pendidikan
agama.
6
Interfidei Document No. DR06001
G. Metode Penelitian
1. Istilah dan pengertian
1) Pendidikan Agama
2) Sekolah umum
2. Klasifikasi sekolah
Klasifikasi sekolah berbasis pada agama yang dianut oleh siswa, untuk menilai
sejauh mana kepekaan sekolah terhadap masalah kemajemukan agama dan
pelayanan yang hendak diberikan sekolah pada para peserta didik. Klasifikasi
ditemukan dalam langkah observasi di lapangan.
3. Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian adalah sekolah sekolah di wilayah Kota Jogjakarta,
meliputi SD, SMP dan SMA.
4. Waktu penelitian
Penelitian dilangsungkan sejak Agustus 2003 hingga Juli 2006.
5. Metode Pengumpulan data
a. Observasi atau pengamatan
Subyek observasi adalah pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah
sehingga dalam penelitian ini ditemukan 4 karakter model pendidikan agama
di sekolah umum yaitu :
1) Sekolah negeri dengan siswa menganut agama heterogen dan model
pendidikan homogen, yaitu siswa dipisah menurut keyakinan agama
2) Sekolah dengan siswa menganut agama homogen dan model
pendidikan homogen, yaitu siswa diajar pelajaran agama yang sama.
3) Sekolah dengan siswa menganut agama heterogen, dan model
pendidikan agama homogen, yaitu diajar pelajaran yang sama.
4) Sekolah dengan siswa menganut agama heterogen, dan model
pendidikan agama heterogen, yaitu diajar pelajaran yang sesuai dengan
keyakinan siswa. Misalnya pendidikan religiositas di SMA BOPKRI 1
Jogjakarta.
7
Interfidei Document No. DR06001
5)
b. Telaah literature
c. Angket
Angket digunakan untuk mengumpulkan pendapat dari para siswa tentang
berbagai hal berkaitan dengan kemajemukan agama dalam masyaakat dan
untuk melihat peran pendidikan agama dalam mempersiapkan peserta
didik menghadapi permasalah ini.
Angket disebar di 32 sekolah
d. Wawancara mendalam
Metode wawancara digunakan untuk menangkap pendapat terkini dari
berbagai kalangan masyarakat tentang berbagai hal dalam pendidikan
agama di sekolah umum dalam masyarakat majemuk.
8
Interfidei Document No. DR06001
1
Hakikat agama yang diberi bentuk dan pasti dalam wadah syariat juga menjadi bahan diskusi panjang
tentang hubungan agama dan negara sejak jaman awal pendirian negara Indonesia hingga sekarang, karena
implikasi dari kepentingan terhadap bentuk ini juga mempengaruhi gagasan tentang bentuk negara
Indoensia yang baru lahir.
9
Interfidei Document No. DR06001
2. Hasil
a. Sekilas Kurikulum Pendidikan Agama di Sekolah tahun 2004
10
Interfidei Document No. DR06001
11
Interfidei Document No. DR06001
Sradha, Susila, Yadnya, Kitab suci, Orang suci, Tempat Suci, Hari Suci, Kepe-
mimpinan, Alam semesta, Budaya, dan Sejarah Perkembangan Agama Hindu.
Dalam Pendidikan Agama Islam Al Quran–Hadits, Fiqh, Tarikh, Aqidah, Ahlak.
Dalam Pendidikan agama Katolik meliputi Pribadi dan Lingkungan, Yesus Kritus
dan kabar baiknya, Arti dan Makna Gereja. Pendidikan agama Budha meliputi
menyoroti kehidupan manusia sebagai pusat kehidupannya dan tiratana ( Budha,
Dharma dan Sangha) sebagai teladan dan pelindung dan menjadikan Tripitaka
sebagai sumber ajaran Budha.
6). Standar Kompetensi Kurikulum; merupakan beberapa hal yang menunjuk-
kan kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan
harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar.
12
Interfidei Document No. DR06001
a). Memahami diri dan lingkungan hidupnya sebagai karunia Tuhan dan
mensyukuri semua kurnia itu dengan mencintai dan menghormati Tuhan dan
lingkungan dalam tindakan nyata.
b). Memahami dan menjelaskan pribadi Yesus Kristus dan warta Kabar Baik-Nya
dan meneladani-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
c). Memahami tentang arti dan makna Gereja, sifat-sifat dan tugasnya, sarana-
sarana dalam Gereja dan mewujudkan hidup bergereja secara aktif.
d). Memahami hidup beriman yang terlihat dalam masyarakat dan mewujudkan
secara nyata
Kompetensi Dasar dalam Pendidikan Agama Islam adalah dengan landasan Al
Qur an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW; siswa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.;
berakhlaq mulia (berbudi pekerti luhur) yang tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam hubungannya
dengan Allah, sesama manusia, dan alam sekitar; mampu membaca dan memahami Al Qur an; mampu
beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar; serta mampu menjaga kerukunan intern dan antar
umat beragama.
b. Penilaian
Dari analisis yang kami lakukan terhadap kurikulum pendidikan agama tahun
2004 untuk jenjang SD, SMP, SMA agama Islam Protestan, katolik, Hindu dan Budha,
kami memperoleh penilaian bahwa para perumus kurikulum semua mempunyai maksud
untuk mengantar siswa berwawasan pluralis. Namun maksud tersebut umumnya –Islam,
Protestan, Hindu dan Budha-- tidak terjabarkan dalam pengorganisasian materi yang
langsung dihadirkan di kelas untuk dibahas bersama siswa. Demikian pula standar kom-
petensi yang diharapkan dicapai siswa juga tidak mencatupkan kemampuan dalam ber-
interaksi dan mengelola pluralitas agama dalam masyarakat. Bisa dikatan bahwa dalam
kurikulum-kurikulu pendidikan agama tersebut tidak mengusahakan upaya penyadaran
tentang relaitas kehidupan agama yang majemuk.
13
Interfidei Document No. DR06001
Dalam kurikulum agama Islam dan Protestan tidak menyebut secara spesifik
bagaimana hidup bersama dengan agama-agama lain, tetapi membahas bagaiamana hidup
bermasyarakat dengan baik. Dalam kurikulum agama Hindu dan Budha bahkan lebih
terkonsetrasi membahas seluk belum agama secara eksklusif.
Hanya kurikulum agama Katolik terutama untuk jenjang SMA yang secara kon-
kret menghadirkan materi berkaitan dengan pluralitas agama, dialog antar agama bahkan
kemungkinan adanya pernikahan pasangan beda agama dalam masyarakat majemuk.
14
Interfidei Document No. DR06001
Sampel diambil secara acak (random), untuk itu, terlebih dahulu kami membuat
pembedaan sekolah-sekolah menjadi tiga kategori berdasarkan agama yang dianut siswa
dan model pengelolaan pendidikan agama yang dilakukan dalam sekolah. Kami men-
dapatkan tiga kategori sekolah: 1) Sekolah Negeri, dengan agama yang dianut siswa
heterogen, model pengelolaan pendidikan dengan memisah siswa berdasarkan agama. 2)
Sekolah swasta dengan siswa memeluk agama homogen dan model pengelolaan pendi-
dikan agama secara bersama-sama. 3) Sekolah swasta dengan siswa memeluk agama
heterogen dengan pengelolaan agama siswa dilakuka bersama. 4) Sekolah swasta dengan
siswa menganut agama heterogen pengelolaan pendidikan agama terpisah
Untuk memperlancar langkah penyebaran angket ini, kami meminta rekomendasi
pada Pemerintah Daerah (Propinsi), Pemerintah Kota (Distrik), Dinas Pendidikan dan
Pengajaran Distrik Jogjakarta dengan tembusan (cc) kepala-kepala sekolah yang
siswanya kami minta mengisi angket. Adanya Rekomendasi ini memungkinkan kami
bisa masuk ke kelas-kelas bahkan bisa berinteraksi dengan siswa dalam pelajaran PPKn
(Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan), meski banyak sekolah yang pada mulanya
ragu dengan apa yang akan kami lakukan, namun kami menyadari bahwa masalah agama
masih dianggap sebagai sesuatu yang dianggap sensitif.
Berikut ini data yang kami peroleh memalui tahap angket yang bisa kami
sampaikan dalam laporan sementara, berturut-turut dari jenjang SD, SMP dan SMA.
1. Data Angket SD
Responden siswa SD berjumlah 958 dari populasi 44.411 siswa (24. 929 siswa SD negeri
dan 19. 482 siswa SD swasta) berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah
Isrimewa Jogjakarta tahun 2004.
Nama-nama Sekolah Dasar yang siswanya mengisi angket pada jam sekolah :
A. Tabel Nama Sekolah Dasar
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid SDN 1 Glagah 109 11.4 11.4 11.4
15
Interfidei Document No. DR06001
16
Interfidei Document No. DR06001
17
Interfidei Document No. DR06001
18
Interfidei Document No. DR06001
I. Tabel pendapat tentang pengaruh guru agama dalam membentuk kesan tentang agama
lain:
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Ya, berpengaruh 931 97.2 97.2 97.2
Tidak berpengaruh 21 2.2 2.2 99.4
Kurang berpengaruh 6 .6 .6 100.0
Total 958 100.0 100.0
Orang tua dan guru menjadi figur yang paling berpengaruh dalam jenjang Sekolah
Dasar dalam membentuk kesan tentang agama orang lain. Hal ini dapat dilihat dalam
tabel berikut ini:
J. Tabel Figur yang Paling Mempengaruhi Kesan tentang Agama Lain:
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid - 35 3.7 3.7 3.7
Orang tua 337 35.2 35.2 38.8
Bapak/ibu guru di 365 38.1 38.1 76.9
sekolah
Ustadz/Guru sekolah 215 22.4 22.4 99.4
minggu
6 .6 .6 100.0
Total 958 100.0 100.0
Siswa-siswa SD umumnya memilih teman yang baik budi, tidak pandang agama.
K. Tabel Jawaban Pilihan Sahabat yg Paling Disukai:
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid - 35 3.7 3.7 3.7
Sahabat beragama 39 4.1 4.1 7.7
19
Interfidei Document No. DR06001
sama
Sahabat beragama 77 8.0 8.0 15.8
berbeda
Tidak memandang 807 84.2 84.2 100.0
agama,yang penting
baik
Total 958 100.0 100.0
Siswa SD sebagian besar mau mengingatkan teman yang tidak seagama untuk
menjalankan ibadat.
L. Tabel Kepedulian untuk mengingatkan teman yang tidak seagama untuk beribadat
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid - 33 3.4 3.4 3.4
Mengingatkan 877 91.5 91.5 95.0
Membiarkan 1 .1 .1 95.1
Mengajak bermain 38 4.0 4.0 99.1
9 .9 .9 100.0
Total 958 100.0 100.0
20
Interfidei Document No. DR06001
92,9 persen responden siswa SD menghormati dan mau bergaul dengan tetangga
apa pun agamanya, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
N. Tabel Sikap apabila tetangga berbeda agama
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid - 7 .7 .7 .7
Jawaban lebih dari 26 2.7 2.7 3.4
satu
Tidak senang dan tidak 4 .4 .4 3.9
perlu bergaul
Bersikap baik dan 41 4.3 4.3 8.1
waspada
Menghormati dan 879 91.8 91.8 99.9
mau bergaul apa pun
agma tetangga
4 1 .1 .1 100.0
Total 958 100.0 100.0
21
Interfidei Document No. DR06001
22
Interfidei Document No. DR06001
23
Interfidei Document No. DR06001
Hindu 2 .2 .2 100.0
Total 894 99.8 100.0
Missing System 2 .2
Total 896 100.0
Keluarga dan lingkungan adalah sumber pertama informasi tentang agama lain
bagi responden siswa SMP, dapat dilihat dalam tabel berikut:
F. Tabel sumber informasi pertama kali mengetahui agama lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid rumah (keluarga) 410 45.8 45.9 45.9
sekolah 81 9.0 9.1 54.9
24
Interfidei Document No. DR06001
25
Interfidei Document No. DR06001
Missing System 3 .3
Total 896 100.0
Bagi responden siswa SMP, media adalah figure paling berpengaruh disamping
orang tua dan pemuka agama, sebagaimana tampak dalam tabel berikut ini :
J. Tabel Figur yang paling mempengaruhi kesan tentang agama lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 0 1 .1 .1 .1
orang tua 209 23.3 23.6 23.7
organisasi 106 11.8 12.0 35.6
remaja/pemuda
keagamaan
pemuka agama 251 28.0 28.3 63.9
26
Interfidei Document No. DR06001
95,4 persen responden siswa SMP tidak membedakan agama dalam memilih
sahabat atau teman terbaik.
K. Tabel Sahabat yg paling disukai
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid teman/shbt seagama 24 2.7 2.7 2.7
teman/shbt tidak 11 1.2 1.2 3.9
seagama
tidak pandang agama 855 95.4 95.6 99.6
asal baik
4 4 .4 .4 100.0
Total 894 99.8 100.0
Missing System 2 .2
Total 896 100.0
27
Interfidei Document No. DR06001
kan ibadahnya
membiarkan 83 9.3 9.3 99.9
menghalangi 1 .1 .1 100.0
Total 893 99.7 100.0
Missing System 3 .3
Total 896 100.0
64,7 persen reponden siswa SMP menerima kenyataan bila ada anggota kleuarga
yang beda agama, 29,6 persen menyayangkan, tetapi tetap menghormati adanya
perbedaan ini.
M.Tabel Sikap bila ada anggota keluarga beda agama
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid mengajak u. segama 21 2.3 2.4 2.4
menyayangkan 27 3.0 3.0 5.4
menyayangkan tp tetap 265 29.6 29.7 35.1
menghormati
menerima kenyataan 580 64.7 64.9 100.0
bhwa tdk smua sama
Total 893 99.7 100.0
Missing System 3 .3
Total 896 100.0
Bila menemui tetangga beda agama responden siswa SMP tidak membeda-
bedakan dengan tetangga yang lain.
N. Sikap bila tetangga berbeda agama
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid membatasi pergaulan 6 .7 .7 .7
bersikap baik untuk 8 .9 .9 1.6
28
Interfidei Document No. DR06001
mengajak seagama
tidak membedakan dgn 876 97.8 98.1 99.7
tetangga lain/biasa saja
4 3 .3 .3 100.0
Total 893 99.7 100.0
Missing System 3 .3
Total 896 100.0
29
Interfidei Document No. DR06001
30
Interfidei Document No. DR06001
31
Interfidei Document No. DR06001
52,9 persen resonden siswa SMA memperoleh informasi pertama tentang agama
lain dari keluarga di rumah, selebihnya dari lingkungan masyarakt dan sekolah, sebagai-
mana tercantum dalam tabel berikut ini:
F. Tabel sumber informasi pertama tentang agama lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 0 1 .1 .1 .1
rumah (keluarga) 520 52.9 53.8 53.9
sekolah 137 13.9 14.2 68.1
media (TV, koran, 44 4.5 4.6 72.7
majalah, radio)
lingkungan 264 26.9 27.3 100.0
Total 966 98.3 100.0
Missing System 17 1.7
Total 983 100.0
32
Interfidei Document No. DR06001
Bagi responden siswa SMA, media (TV, Koran, majalah, radio) adalah yang pa-
ling mempengaruhi kesan tentang agama lain, disusul kemudian oleh pemuka agama 27,2
33
Interfidei Document No. DR06001
persen, keluarga dan pemuka agama masing-masing 16,2 persen sebagaimana tergambar
dalam tabel di bawah ini:
I. Tabel figur yang paling mempengaruhi kesan terhadap agama lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid orang tua 159 16.2 16.7 16.7
organisasi remaja/ 159 16.2 16.7 33.4
pemuda keagamaan
pemuka agama 267 27.2 28.0 61.4
media (TV, Koran, 367 37.3 38.5 99.9
majalah radio)
6 1 .1 .1 100.0
Total 953 96.9 100.0
Missing System 30 3.1
Total 983 100.0
88,6 persen responden siswa SMA tidak memilih sahabat berdasarkan agama
yang dipeluk, tetapi memperhatikan sifat dan karakter, dapat dilihat dalam tabel berikut
ini :
J. Tabel Sahabat yang paling disukai responden
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid teman/shbt seagama 93 9.5 9.6 9.6
teman/shbt tidak 3 .3 .3 9.9
seagama
tidak pandang agama 871 88.6 90.0 99.9
asal baik
4 1 .1 .1 100.0
Total 968 98.5 100.0
Missing System 15 1.5
34
Interfidei Document No. DR06001
70 persen reponden siswa SMA bersedia mengingatkan teman beda agama untuk
menjalankan ibadat sesuai agamanya, dapat dilihat dalam tabel berikut:
K. Tabel Tindakan apabila teman tidak menjalankan ibadahnya
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid mengingatkan 688 70.0 71.1 71.1
menyuruh melaksnkan 84 8.5 8.7 79.8
ibdahnya
membiarkan 192 19.5 19.9 99.7
menghalangi 3 .3 .3 100.0
Total 967 98.4 100.0
Missing System 16 1.6
Total 983 100.0
46,6 persen responden siswa SMA menyayangkan adanya perbedan agama dalam
keluarga namun bersedia menghormati perbedaan tersebut. 43, 6 persen bisa menerima
kenyataan adanya perbedaan agama dalam keluarga.
L. Tabel Sikap bila ada anggota keluarga beda agama
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 0 1 .1 .1 .1
mengajak untuk 54 5.5 5.6 5.7
seagama
menyayangkan 25 2.5 2.6 8.3
menyayangkan tp tetap 458 46.6 47.4 55.6
menghormati
menerima kenyataan 429 43.6 44.4 100.0
bhwa tdk smua sama
35
Interfidei Document No. DR06001
95, 3 persen responden siswa SMA tidak membedakan tetangga yang beda agama
dengan tetangga seagama, eperti tercantum dalam tabel di bawah ini :
M. Tabel Sikap bila tetangga berbeda agama
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 0 1 .1 .1 .1
membatasi pergaulan 19 1.9 2.0 2.1
berskp baik untuk 8 .8 .8 2.9
mengajak seagama
tidak membedakan dgn 937 95.3 96.6 99.5
tetangga lain/biasa saja
4 5 .5 .5 100.0
Total 970 98.7 100.0
Missing System 13 1.3
Total 983 100.0
57,6 persen responden siswa SMA merasa senang bila diajak diskusi tentang
berbedaan agama supaya bisa mengenal dan menghormati, 34,4 persen menyatakan
perdebatan tidak perlu yang penting saling menghormati, semetara 3,4 persen perlu
menanggapi diskusi dengan serius untuk menunjukkan keunggulan agma yang dipeluk
dan 2,2 persen menhindar karena diskusi itu bisa merusah iman.
N. Tabel Sikap apabila terlibat diskusi perbedaan agama
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid0 1 .1 .1 .1
36
Interfidei Document No. DR06001
37
Interfidei Document No. DR06001
Pengantar Bab
Simpul wacana
V Analisis
38
Interfidei Document No. DR06001
Daftar Pustaka
Dewantara, Ki Hajar, 1977, Pendidikan, Cetakan kedua, Majelis Luhur Persatuan Taman
Siswa, Jogjakarta.
Hamid, Jazim dan Abadi, M.Husnu, 2001, Intervensi Negara terhadap Agama,UII Press,
Jogjakarta.
Patiasina, JM., dan Sairin Weinata, ed., 1993, Gerakan Oikoumene Tegar Mekar di Bumi
Pancasila, (Buku Peringatan 40 tahun PGI), BPK Gunung
Mulia, Jakarta.
Sumartana Th, dkk., 2005, Pluralisme, Konflik dan Pendidikan Agama di Indonesia,
Interfidei, Jogjakarta.
39
Interfidei Document No. DR06001
Lampiran-Lampiran
40