Anda di halaman 1dari 18

p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483

JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id
IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT
PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) PHIDECTAMA BIAK

VICTOR F. F. D. PASALBESSY, SE., ME


Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan, STIE Port Numbay Jayapura

Abstract: This study aims to determine the procedure for granting credit at PT. Rural Bank (BPR) Phidectama Biak; To find out the
implementation of the internal control system for providing credit at PT. Rural Bank (BPR) Phidectama Biak in accordance with the elements
of internal control according to COSO; and to find out the factors that hinder the implementation of the internal control system in providing
credit at PT. People's Credit Bank (BPR) Phidectama Biak. The results of the study prove that the procedure for granting credit at PT. The
Rural Bank (BPR) Phidectama Biak has complied with the provisions of the procedures it has, although in practice there are still deviations
made. Procedure for granting credit at PT. Rural Bank (BPR) Phidectama Biak, among others: credit applications, customer review analysis,
analysis of customer review reports, credit decisions, approval of credit applications and credit disbursement; Implementation of the internal
control system for granting credit at PT. The Rural Bank (BPR) Phidectama Biak is mostly in the components of the control environment, risk
assessment, information and communication, monitoring is in accordance with the internal control component according to COSO. The
factors that hinder the implementation of the internal control system in providing credit at PT. Rural Bank (BPR) Phidectama Biak, among
others: the proximity of employees to prospective customers, incomplete requirements in submitting credit applications, and false information
provided by prospective customers.

Keywords: Internal Control System, Credit Provision

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak;
Untuk mengetahui implementasi sistem pengendalian intern pemberian kredit yang terdapat pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Phidectama Biak sesuai dengan unsur pengendalian intern menurut COSO; dan Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat
implementasi sistem pengendalian intern pemberian kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak. Hasil penelitian
membuktikan bahwa Prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak sudah sesuai dengan ketentuan
prosedur yang dimiliki, walaupun dalam prakteknya masih terdapat penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan. Prosedur pemberian kredit
di PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak antara lain : permohonan kredit, analisis peninjauan nasabah, analisis laporan hasil
peninjauan nasabah, keputusan kredit, persetujuan permohonan kredit dan pencairan kredit; Implementasi sistem pengendalian intern
pemberian kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak sebagian besar dalam komponen lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, informasi dan komunikasi, pemantauan sudah sesuai dengan komponen pengendalian intern menurut COSO. Faktor-faktor
yang menghambat implementasi sistem pengendalian intern pemberian kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak
antara lain : faktor kedekatan pegawai dengan calon nasabah, Persyaratan tidak lengkap dalam pengajuan permohonan kredit, dan informasi
palsu yang diberikan oleh calon nasabah.

Kata Kunci : Sistem Pengendalian Intern, Pemberian Kredit

On Assets.
Latar Belakang
Bank mempunyai peranan yang sangat penting bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam perekonomian di Indonesia untuk berbagai kegiatan dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
yang berkaitan dengan keuangan. Bank adalah suatu rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan Dalam Undang – Undang No. 10 Tahun 1998
(financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki tentang Perbankan bahwa bank ada dua jenis bank yaitu
kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank secara
memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang umum memiliki kegiatan pokok antara lain meghimpun
berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya,
masyarakat. Hal ini tampak dari kegiatan pokok bank yang memberikan kredit, menerbitkan surat pengakuan utang,
menerima simpanan dari masyarakat yang kelebihan dana menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat
dalam bentuk giro, tabungan serta deposito berjangka dan berharga. Bank Perkreditan Rakyat memiliki kegiatan yang
memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana jauh lebih sempit dibandingkan dengan kegiatan bank
(Ikatan Bankir Indonesia, 1999). umum karena Bank Perkreditan Rakyat memiliki kegiatan
Bank merupakan suatu lembaga perantara keuangan usaha antara lain memberikan kredit, menempatkan
yang memberikan jasa-jasa keuangan baik berupa tabungan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indoensia (SBI),
maupun pinjaman. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun deposito berjangka, sertifikat deposito, dan tabungan pada
1998 tentang Perbankan, pengertian bank adalah badan bank lain. Selain itu, Bank Perkreditan Rakyat juga
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat

55 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id
dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, hukum dan peraturan yang berlaku, (3) efektifitas dan
tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan efisiensi operasi.
dengan itu. Dalam penyaluran kredit diperlukan adanya
Kredit berasal dari bahasa Italia, yaitu credare yang pengendalian intern agar terhindar dari segala bentuk resiko
berarti kepercayaan. Makna dari kata kredit menunjukkan dan penyelewengan yang mungkin terjadi. Sistem
kegiatan pemberian kredit didasari oleh kepercayaan. pengendalian intern tersebut dapat dibagi menjadi dua
Kepercayaan ini berarti bahwa pihak yang memberikan macam yaitu pengendalian intern akuntansi (internal
pinjaman (kreditor) percaya bahwa penerima pinjaman accounting control) dan pengendalian intern administratif
(debitur) akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya (internal administrative control). Pengendalian intern
sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. akuntansi yang merupakan bagian dari sistem pengendalian
Kredit adalah kegiatan operasional terpenting dalam intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-
kegiatan operasi bank, karena kredit memiliki nilai aset ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga
terbesar jika dibandingkan dengan kegiatan operasional kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan
bank lainnya. Memang sepantasnya bila bank memberikan data akuntansi. Pengendalian intern akuntansi yang baik
perhatian yang lebih kepada kegiatan perkreditan dengan akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan
melakukan pengawasan pada bidang perkreditan tersebut. kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan
Bank memberikan kreditnya berdasarkan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.
kepercayaan kepada debitur, walaupun pemberian kredit Pengendalian intern administratif meliputi struktur
didasarkan pada kepercayaan, penilaian atas kepercayaan organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
juga harus didasari oleh kriteria penilaian kredit yang harus dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan
dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2001).
benar-benar menguntungkan dilakukan dengan Bank perlu melakukan tinjauan serta melaksanakan
mengunakan analisis 5C dan 7P. Kredit dengan penilaian pengendalian intern kredit yang mencakup semua aspek
5C berisi penilaian tentang character, capacity, capital, dalam pemberian kredit yang akan mempengaruhi
condition, dan collateral, sedangkan penilaian kredit kelangsungan hidup bank sehingga dapat dipastikan bahwa
dengan analisis 7P berisi penilaian tentang personality, pemberian kredit yang dilakukan oleh bank sesuai dengan
party, purpose, prospect, payment, profitability, dan aturan yang berlaku.
protection. Penilaian kredit tersebut berguna untuk PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama
meminimalisasi risiko kredit pada debitur seperti kredit Biak adalah bank yang menjadikan kredit sebagai produk
macet. utama selain tabungan. Oleh sebab itu, dengan adanya
Pemberian kredit merupakan kegiatan yang implementasi pengendalian intern dan prosedur pemberian
mengandung risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan kredit yang diterapkan dengan baik, maka manajemen dapat
dan kelangsungan usaha perusahaan sehingga menjaga aset perusahaan, sebaliknya bila tdk diterapkan
membutuhkan pengendalian. Untuk mendukung terciptanya dengan baik pengendalian internnya maka di masa
pemberian kredit yang sehat, bank harus benar-benar mendatang bank akan mengalami wanprestasi, dimana bank
memperhatikan pengendalian intern sudah dipatuhi selama sulit mendapatkan keuntungan melainkan akan
proses pemberian kredit. Hal ini dilakukan untuk mencegah menimbulkan kredit bermasalah. Dan kalau sudah sampai
terjadinya resiko kredit yang telah diberikan kepada debitur pada kredit bermasalah, maka kemungkinan besar tidak ada
mengalami kemacetan. Jika kredit bermasalah ini tidak keuntungan atau deviden yang diperoleh, maka akan terjadi
ditangani dengan baik maka kredit bermasalah ini dapat masalah likuiditas bank dan bank terancam ditutup.
menganggu kelancaran usaha bank yang tentunya dapat Oleh sebab itu, salah satu fungsi bank sebagai
menimbulkan krisis kepercayaan dari masyarakat. Oleh penyalur atau pemberi kredit, tentunya dalam pelaksanaan
karena itu, sistem pemberian kredit yang diterapkan oleh fungsi ini diharapkan bank mendapatkan sumber
pihak bank akan lebih efektif apabila di dalam bank pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan
tersebut terdapat pengendalian intern yang kuat sebagai bunga kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko,
dasar kegiatan operasional bank yang sehat dan aman oleh sebab itu pemberiannya harus benar-benar teliti dan
dalam manajemen bank. memenuhi persyaratan. Apabila kredit bermasalah
Pengertian pengendalian intern menurut AICPA dibiarkan begitu saja, maka dapat menyebabkan kerugian
(American Institute of Certified Public Accountants) materi bagi bank karena selain mengganggu aktivitas bank
meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan- juga dapat merusak nama baik bank. Kita pernah
ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan mendengar beberapa bank dilikuidasi atau dibekukan
untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, usahanya, salah satu penyebabnya adalah karena banyak
dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya kredit yang bermasalah atau macet. Pentingnya sistem
meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya pengendalian intern terhadap pemberian kredit untuk
kebijakan perusahaan yang telah diterapkan.Tujuan menekan terjadinya kredit bermasalah maka penulis tertarik
pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan untuk mengadakan penelitian mengenai “Implementasi
memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan yaitu: (1) Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit Pada PT.
keandalan informasi keuangan, (2) kepatuhan terhadap BPR. Phidectama Biak”.

56 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id

Perumusan Masalah mendorong efisiensi dan mendorong terjadinya kebijakan


Berdasarkan dari uraian yang ada di latar belakang masalah, manajemen. Definisi sistem pengendalian intern tersebut
maka perumusan masalahnya adalah: menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada
1. Bagaimana prosedur pemberian kredit pada PT. Bank unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, dengan
Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak? demikian pengertian pengendalian intern tersebut diatas
2. Apakah implementasi sistem pengendalian intern berlaku baik dalam perusahaan yang engolah informasinya
pemberian kredit yang terdapat pada PT. Bank secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan
Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak sesuai komputer.”
dengan unsur pengendalian intern menurut COSO? Sedangkan menurut Romney dan Steibart (2006)
3. Faktor-faktor apa yang menghambat implementasi mendefinisikan sebagai berikut : pengendalian internal
sistem pengendalian intern pemberian kredit pada PT. adalah suatu proses karena termasuk didalam aktivitas
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak? operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari
kegiatan pengelolaan. pengendalian internal memberikan
Tujuan Penelitian jaminan yang lengkap dan wajar untuk sulit dicapai. Selain
Perumusan masalah yang telah diuraikan pada bagian sistem pengendalian intern memiliki keterbatasan, seperti
sebelumnya dapat digunakan untuk menentukan tujuan dari kerentanan terhadap kesalahan sederhana, penilaian yang
penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu: salah dan pengambilan keputusan, mengabaikan
1. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit pada PT. manajemen dan terjadinya kolusi.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak; Menurut Setyowati, Agatha Gerry, (2007)Pengendalian
2. Untuk mengetahui implementasi sistem pengendalian internal adalah proses yang dipengaruhi oleh dewan entitas
intern pemberian kredit yang terdapat pada PT. Bank direksi, dan personil lainnya, yang dirancang untuk
Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak sesuai memberikan keyakinan tentang pencapaian tujuan dalam
dengan unsur pengendalian intern menurut COSO; kategori berikut: a). Keandalan pelaporan keuangan; b).
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku;
implementasi sistem pengendalian intern pemberian dan c). Efektivitas dan efisiensi operasi
kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Berdasarkan definisi-definisi diatas menurut pakar
Phidectama Biak. akuntansi, disini dapat kita tarik kesimpulan bahwa tujuan
dari sistem pengendalian intern adalah : 1). Pengamanan
Lokasi Penelitian atas harta milik perusahaan; 2). Menciptakan data
Berdasarkan judul yang dipilih oleh penulis dalam akuntansi yang akurat / tepat; 3). Peningkatan efisiensi
penelitian ini, maka yang menjadi objek penelitian adalah operasional (biaya, waktu, beban); dan 4). Mendorong
PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak dipatuhinya atau ditaatinya kebijakan-kebijakan
dengan alamat Jalan Bosnik Raya, Karang Mulia, Samofa, manajemen.
Kabupaten Biak Numfor, Papua. Kode Pos 98111, Telp. Sistem pengendalian intern yang baik harus mempunyai
(0981) 26108 struktur pengendalian intern yang baik pula, yaitu harus
mempunyai prosedur dan tujuan yang jelas. Tujuan yang
Landasan Teori jelas disini dimaksudkan bahwa struktur pengendalian
Pengertian Sistem Pengendalian Intern intern suatu perusahaan terdiri dari kebijakan-kebijakan
Sebelumnya istilah yang dipakai untuk pengendalian intern dan prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk memberikan
adalah sistem pengendalian intern, sistem pengawasan cukup kepastian akan sasaran dan tujuan perusahaan yang
intern dan struktur pengendalian intern, mulai tahun 2011 akan dicapai.
istilah resmi yang digunakan IAI adalah pengendalian
intern, hal ini dikemukakan oleh Setyowati, Agatha Gerry, Unsur Sistem Pengendalian Intern
(2007) Menurut Setyowati, Agatha Gerry, (2007) dapat
Menurut Setyowati, Agatha Gerry, (2007) Pengendalian disimpulakan untuk memberikan struktur untuk
intern dapat mempunyai arti yang sempit atau juga luas. mempertimbangkan banyak kontrol mungkin terkait dengan
Dalam arti yang sempit, pengendalian intern merupakan pencapaian tujuan entitas, laporan COSO mengidentifikasi
pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan mendatar lima komponen yang saling terkait dalam pengendalian
maupun penjumlahan menurun. Dalam arti yang luas internal:
pengendalian intern tidak hanya meliputi pekerjaan 1. Control environment, menetapkan tujuan dari sebuah
pengecekan, tetapi meliputi semua alat-alat yang digunakan organisasi, yang mempengaruhi kesadaran pengendalian
manajemen untuk mengadakan pengawasan. Adapun juga orang-orangnya. Ini adalah dasar untuk semua
beberapa definisi terhadap pengendalian intern yang komponen lain dari pengendalian intern, menyediakan
dikemukakan oleh para ahli. disiplin dan struktur. Control environment yang kuat
Menurut Mulyadi (2002: 163), sistem pengendalian intern terdiri dari berbagai faktor yang bekerja sama untuk
didefinisikan sebagai berikut: “Sistem pengendalian intern meningkatkan kesadaran pengendalian orang-orang
meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang menerapkan kontrol bagi seluruh entitas. Faktor-
yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, faktor tersebut antara lain:
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, a. Integrity and ethical values

57 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id
Laporan COSO mencatat bahwa manajer entitas perusahaan, kebijakan yang diterapkan bisa saja
dikelola dengan baik telah semakin diterima tidak diformalkan, tetapi tetap ada dan
pandangan bahwa "etika bayar bahwa perilaku etis dikomunikasikan.
adalah bisnis yang baik". dalam rangka untuk 2. Risk assessment, adalah identifikasi dan analisis risiko
menekankan pentingnya integritas dan etika nilai- yang relevan dengan pencapaian tujuannya entitas,
nilai di antara semua personil organisasi, CEO dan membentuk dasar untuk menentukan bagaimana risiko
anggota lain dari top management. harus dikelola.
b. Commitment to competence 3. Control activities adalah kebijakan dan prosedur yang
Kompetensi seharusnya berhubungan terhadap membantu memastikan bahwa manajemen yang
pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk diarahkan telah dilakukan.
memenuhi tugas yang terdapat dalam suatu a. Authorization controls
perkerjaan. Komitment terhadap kompetensi Tujuan utama dari prosedur otorisasi yang tepat
termasuk juga pertimbangan manajement terhadap adalah untuk memastikan bahwa setiap transaksi
tingkat kompetensi tertentu atas suatu pekerjaan dan disetujui oleh personil manajemen yang bertindak
bagaimana tingkatan tersebut menerjemahkan dalam lingkup kewenangannya.
kedalam persyaratan keahlian dan pengetahuan b. Segregation of duties
c. Board of directors and audit committee Pemisahan yang kuat dari tugas melibatkan
Susunan dewan direksi dan komite audit dan cara di pemisahan otorisasi transaksi, mempertahankan hak
mana mereka menjalankan tanggung jawab atas aset, dan menjaga akuntabilitas pencatatan
pemerintahan dan pengawasan mereka memiliki dalam catatan akuntansi.
dampak yang besar pada lingkungan pengendalian. Kegagalan untuk mempertahankan pemisahan tugas
faktor yang mempengaruhi efektivitas dewan dan memungkinkan bagi seorang individu untuk
komite audit meliputi kemerdekaan mereka yang melakukan kesalahan atau penipuan dan kemudian
diperoleh dari manajemen. berada dalam posisi untuk menyembunyikan dalam
d. Management’s philosophy and operating style normal kegiatan tugas yang dilakukan.
Karakteristik dapat membentuk bagian dari filsafat c. Information processing controls
dan gaya operasi manajemen dan berdampak pada Kontrol pengolahan informasi mengatasi risiko yang
lingkungan pengendalian. Karakteristik tersebut terkait dengan otorisasi, kelengkapan dan keakuratan
yaitu mengawasi resiko bisnis, perilaku dan tindakan transaksi. Kontrol ini sangat relevan dengan audit
terhadap laporan keuangan, pemilihan terhadap laporan keuangan. Kebanyakan entitas, terlepas dari
prinsip akuntansi yang ada, mengerti resiko yang ukurannya sekarang menggunakan komputer untuk
terkait dengan IT. pengolahan informasi secara umum dan pada
e. Organizational structure khususnya untuk sistem akuntansi. Dalam kasus
Struktur organisasi dalam suatu organisasi tersebut, hal ini berguna untuk lebih
perusahaan bertujuan menyediakan kerangka kerja mengelompokan kontrol pengolahan informasi
untuk aktivitas dalam mencapai tujuan dengan sebagai kontrol umum dan pengendalian aplikasi.
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan d. Physical controls
pengawasan. Hal yang cukup signifikan dalam Kontrol fisik bersangkutan dengan membatasi dua
struktur organisasi adalah area kunci atas jenis akses ke aset dan catatan penting yaitu akses
wewenang ,tanggung jawab dan ketepatan pelaporan. fisik langsung dan akses langsung melalui
f. Assigment of authority and responsibility penyusunan atau pengolahan dokumen seperti
Tugas wewenang dan tanggung jawab meliputi pesanan penjualan dan voucher pencairan yang
keterangan tentang bagaimana dan kepada siapa mengizinkan penggunaan atau disposisi asset.
wewenang dan tanggung jawab untuk semua e. Performance review
kegiatan entitas ditanda tangani, dan harus Contoh penilaian kinerja meliputi tinjauan
memungkinkan setiap individu untuk mengetahui manajemen dan analisis laporan yang meringkas
bagaimana tindakannya saling berhubungan dengan detail dari saldo rekening seperti neraca saldo umur
orang lain untuk berkontribusi dalam pencapaian piutang, laporan pengeluaran kas oleh departemen
tujuan entitas dan untuk apa diadakan tanggung atau laporan kegiatan penjualan dan laba kotor oleh
jawab bagi setiap individu. pelanggan atau wilayah, penjual, atau jajaran produk,
g. Human resources policies and practices. kinerja aktual terhadap anggaran, perkiraan, atau
Kebijakan dan praktek dalam pengelolaan sumber jumlah periode sebelumnya, serta hubungan set data
daya manusia berpengaruh terhadap ketercukupan yang berbeda seperti data operasi nonfinancial dan
tenaga kerja dalam mencapai tujuan yang ingin data keuangan
dicapai oleh suatu perusahaan. Kebijakan dan 4. Information and communication adalah identifikasi,
praktek sumber daya manusia ini seperti kebijakan penangkapan, dan pertukaran informasi dalam
perusahaan dalam prosedur perekrutan, program bentuk dan kerangka waktu yang memungkinkan
magang, pelatihan, evaluasi, counseling, promosi, orang untuk melaksanakan tanggung jawab mereka.
kompensasi dan tindakan perbaikan. Di beberapa

58 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id

5. Monitoring adalah proses yang menilai kualitas deposito berjangka dan penyaluran kredit. Keterbatasan ini
internal kinerja kontrol. diberikan kepada Bank Perkreditan Rakyat terkait dengan
tujuan pelayanan utama Bank Perkreditan Rakyat kepada
Komponen Pengendalian Intern usaha mikro kecil dan menengah serta masyarakat sekitar.
Menurut Setyawati, Agatha Gerry (2007) sistem Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang
pengendalian internal memiliki 5 komponen utama sebagai melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berikut: berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak
1. Lingkungan Pengendalian. Lingkungan pengendalian memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan
merupakan sarana dan prasarana yang ada di dalam BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan
organisasi atau perusahaan untuk menjalankan struktur bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro,
pengendalian internal yang baik. kegiatan valas, dan perasuransian.
2 Penaksiran Risiko. Manajemen perusahaan harus dapat BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima
mengidentifikasi berbagai risiko yang dihadapi oleh simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,
perusahaan. Dengan memahami risiko, manajemen tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dapat mengambil tindakan pencegahan, sehingga dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. BPR
perusahaan dapat menghindari kerugian yang besar. sudah ada sejak jaman sebelum kemerdekaan yang dikenal
3 Aktivitas Pengendalian. Kegiatan pengawasan dengan sebutan Lumbung Desa, bank Desa, Bank Tani dan
merupakan berbagai proses dan upaya yang dilakukan Bank Dagang Desa atau Bank Pasar.
oleh manajemen perusahaan untuk menegakkan BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur
pengawasan atau pengendalian operasi perusahaan. berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang
Committee of Sponsoring Organizations (COSO) Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
mengidentifikasi setidak-tidaknya ada lima hal yang Undang No. 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut
dapat diterapkan oleh perusahaan, yaitu: secara jelas disebutkan bawah ada dua jenis bank, yaitu
a. Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan. Bank Umum dan BPR.
Otorisasi dengan cara membubuhkan tanda tangan
sebagai bentuk persetujuan dari atasan. Fungsi, Tujuan dan Sasaran Bank Perkreditas Rakyat
b. Pembagian tugas dan tanggung jawab. Pembagian Fungsi Bank Perkreditan Rakyat adalah Penghimpun dan
tugas dan tanggung jawab berdasarkan struktur penyalur dana masyarakat.
organisasi yang telah dibuat perusahaan.
c. Rancangan dan penggunaan dokumen dan catatan Tujuan Bank Perkreditan Rakyat adalah menunjang
yang baik. Dokumen sebaiknya mudah dipakai oleh pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
karyawan, dokumen dibuat dengan bahan yang meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan
berkualitas agar bertahan lama jika disimpan. stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat
d. Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan banyak.
catatan perusahaan.
e. Pemeriksaan terhadap kinerja perusahaan. Sasaran Bank Perkreditan Rakyat adalah melayani
kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha
Bank Perkreditan Rakyat kecil, pegawai, dan pensiunan karena sasaran ini belum
Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah salah satu jenis dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih
bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan
kecil dan menengah. Dalam melaksanakan usahanya BPR kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar
berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang (rentenir
prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem dan pengijon).
ekonomi Indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33
UUD 1945 yang memiliki 8 ciri positif sebagai pendukung Kredit
dan 3 ciri negatif yang harus dihindari (free fight liberalism, Dalam bahasa latin kredit berarti “credere” yang artinya
etatisme, dan monopoli). Menurut UU No. 10 pasal 1 ayat 2 percaya. Pemberi kredit (kreditur) percaya kepada
tahun 1998 tentang perbankan, menyebutkan bahwa Bank penerima kredit (debitur) bahwa kredit yang
Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian.
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Bagi debitur, kredit yang diterima merupakan kepercayaan,
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan yang berarti menerima amanah sehingga mempunyai
jasa lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha Bank kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu Kasmir
Perkreditan Rakyat ditujukan untuk melayani usaha kecil (2014)
dan masyarakat didaerah.Bank Perkreditan Rakyat Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang
berbentuk hukum Perseorangan Terbatas, Perusahaan berarti kepercayaan, oleh karena itu dasar dari kredit adalah
Daerah atau koperasi. kepercayaan. Seseorang atau semua badan yang
Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang memiliki memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima
kegiatan usaha terbatas dengan transaksi yang sederhana, kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup
meliputi penghimpunan dana dalam bentuk tabungan,

59 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id
memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan itu dapat kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian
berupa barang, uang atau jasa Kasmir (2014:96). kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Prinsip
Menurut Abdullah & Tantri (2012:163) adalah sebagai perkreditan disebut juga sebagai konsep 6C (Kasmir, 2014).
berikut: “Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran Pada dasarnya konsep 6C ini akan dapat memberikan
kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu informasi mengenai tekad baik dan kemampuan membayar
diminta atau pada waktu yang akan datang, karena nasabah untuk melunasi kembali pinjaman beserta
penyerahan barang-barang sekarang.” bunganya. Prinsip 6C tersebut antara lain adalah :
Menurut Drs. OP. Simorangkir dalam Untung (2000:1) 1. Character. Penilaian character ini dapat mengetahui
kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) sejauh mana tingkat kejujuran dan tekad baik calon
dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi debitur yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-
pada waktu yang akan datang. kewajiban dari calon debitur.
Menurut Muljono, T. P. (2007:93) kredit dalam pengertian 2. Capacity. Penilaian capacity untuk melihat kemampuan
umum merupakan kepercayaan atas kemampuan pihak dalam melunasi kewajibannya dari kegiatan usaha yang
debitur (penerima kredit) untuk membayar sejumlah uang dilakukan atau kegiatan usaha yang akan dilakukan
pada masa yang akan datang. yang dibiayai dengan kredit dari bank.
Menurut Kasmir (2014) kredit adalah semua jenis pinjaman 3. Capital. Penilaian terhadap prinsip capital tidak hanya
yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh melihat besar kecilnya modal yang dimiliki oleh calon
peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. debitur tetapi juga bagaimana distribusi modal itu
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kredit adalah ditempatkan.
suatu usaha pemberian prestasi baik berupa barang, jasa, 4. Collateral. Collateral diartikan sebagai jaminan fisik
atau uang dari suatu pihak (pemberi kredit) kepada pihak harta benda yang bernilai uang dan mempunyai harga
lain (penerima kredit) atas dasar kepercayaan dimana stabil dan mudah dijual. Jika pada dari peminjam
penerima kredit harus mengembalikan kredit yang terkena kecelakaan atau hal-hal lain yang
diberikan pada waktu tertentu yang akan datang disertai mengakibatkan peminjam tidak mampu membayar
dengan suatu kontra prestasi (balas jasa) berupa bunga hutangnya, maka tindakan akhir yang dilakukan oleh
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. bank adalah melaksanakan haknya atas collateral yang
Kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan diikat secara yuridis untuk menjamin hutangnya pada
sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat bank.
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau 5. Condition of Economy. Pada prinsip condition (kondisi),
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak dinilai situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, dan
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi kondisi pada sektor usaha calon debitur. Maksudnya
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah agar bank dapat memperkecil risiko yang mungkin
bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan (M. Noor, timbul oleh kondisi ekonomi, keadaan perdagangan dan
2013 : 163). persaingan di lingkungan sektor usaha calon debitur
Dari beberapa pengertian tentang kredit yang telah dapat diketahui.
dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat 6. Constraint. Constraint untuk menilai budaya atau
disimpulkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau kebiasaan yang tidak memungkinkan seseorang
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan melakukan bisnis di suatu tempat. Masalah constraint
persetujuan antara pihak bank dengan pihak peminjam ini agak sukar dirumuskan karena tidak ada peraturan
dengan suatu janji bahwa pembayarannya akan dilunasi tertulis mengenai hal tersebut, dan juga tidak dapat
oleh pihak peminjam sesuai dengan jangka waktu yang selalu didefinisikan secara fisik permasalahannya.
telah disepakati beserta besarnya bunga yang telah
ditetapkan. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank
untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar
menguntungkan dilakukan dengan analisis 5c dan 7p.
Tujuan Kredit Menurut Kasmir (2014) analisis dengan 5c adalah sebagai
Menurut Muljono, T. P. (2007) mengemukakan bahwa berikut:
terdapat 7 tujuan dari penyaluran kredit, anatara lain ialah 1. Character. Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak
untuk: 1. Memperoleh pendapatan bank ddari bunga kredit; dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-
2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana kredit; benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar
3. Melaksanakan kegiatan operasional bank; 4. Memenuhi belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang
permintaan kredit dari masyarakat; 5. Memperlancar lalu pekerjaan maupun yang bersifat pribadi
lintas pembayaran; 6. Menambah modal kerja perusahaan; 2. Capacity. Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya
dan 7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan dalam bidang bisinis yang dihubungkan dengan
masyarakat. pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan
kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-
Prinsip-prinsip Pemberian Kredit ketentuan pemerintah.
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa 3. Capital. Untuk melihat penggunaan modal apakah
yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan efektif, dilihat laporan keuangan dengan melakukan

60 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id

pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, notaris, izin usaha atau sertifikat tanah dan dokumen
rentabilitas, dan ukuran lainnya. atau surat lainnya.
4. Collateral. Merupakan jaminan yang diberikan calon 2. Aspek Pasar dan Pemasaran. yaitu aspek untuk menilai
nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik prospek usaha nasabah sekarang dan di masa yang akan
5. Condition. Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai datang.
kondisi ekonomi dan politik sekarang dan di masa yang 3. Aspek Keuangan, merupakan aspek untuk menilai
akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek kemampuan calon nasabah dalam membiayai dan
usaha dari sektor yang di jalankan. mengelola usahanya. Dari aspek ini akan tergambar
berapa besar biaya dan pendapatan yang akan
Penilaian kredit dengan metode analisis 7 p adalah sebgai dikeluarkan dan diperolehnya. Penilaian aspek ini
berikut: dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
1. Personality, yaitu menilai nasabah dari segi 4. Aspek Operasi/Teknis. Merupakan aspek untuk menilai
kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari tata letak ruangan, lokasi usaha dan kapasitas produksi
maupun masa lalunya suatu usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana
2. Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam yang dimilikinya.
klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu 5. Aspek Manajemen. Merupakan aspek untuk menilai
berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan,
3. Perpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam baik dari segi.
mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang
diinginkan nasabah Prosedur Pemberian Kredit
4. Prospect, yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia
yang akan datang menguntungkan atau tidak. Hal ini perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank
penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang yang lain tidak jauh berbeda. Prosedur pemberian kredit
dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank secara umum dapat dibedakan antara pinjaman
yang rugi, tetapi juga nasabah. perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum,
5. Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah
mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari untuk konsumtif atau produktif. Prosedur pemberian kredit
sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit menurut Kasmir (2014) yaitu sebagai berikut:
6. Profitability, untuk menganalisis bagaimana a. Pengajuan berkas-berkas
kemampuan nasabah dalam mencari laba b. Penyelidikan berkas pinjaman
7. Protection, Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar c. Wawancara I
usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. d. On the spot
Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang e. Wawancara II
atau jaminan asuransi. f. Keputusan kredit
g. Penandatanganan akad kredit atau perjanjian lainnya
Adapun prinsip 3R menurut Ikatan Bankir Indonesia h. Realisasi kredit
(2014:14) adalah sebagai berikut:
1. Returns, yaitu hasil yang diperoleh debitur ketika kredit Hasil Penelitian
itu dimanfaatkan. Bank harus memepertimbangkan Deskripsi Prosedur Pemberian Kredit pada PT. Bank
apakah kredit yang diajukan membawa manfaat Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak
sehingga debitur mampu mengembalikan kredit beserta Kredit yang diberikan oleh PT. Bank Perkreditan Rakyat
bunga, ongkos-ongkos, dan sebagainya. (BPR) Phidectama Biak kepada anggota yaitu tujuh jenis
2. Repayment, yaitu pembayaran kembali. Bank harus kredit meliputi Pinjaman Kapitalisasi, Pinjaman Produktif,
memperhatikan kemampuan membayar kredit debitur Pinjaman Konsumtif, Pinjaman Modal Kerja, Pinjaman
sesuai waktu yang disediakan. Sepeda Motor, Pinjaman Rumah dan Pinjaman Pendidikan.
3. Risk Bearing Ability, yaitu kemampuan debitur Pinjaman Kapitalisasi diberikan dengan tujuan agar
menanggung risiko bila terjadi hal-hal diluar dugaan anggota aktif dalam kegiatan menabung. Pinjaman
kedua belah pihak sehingga meyebabkan kredit menjadi produktif bertujuan untuk membantu anggota dalam
macet. mengembangkan usaha yang dimilikinya, Pinjaman
Konsumtif bertujuan untuk membantu kebutuhan
Disamping penilaian dengan 5C, 7P, dan 3R, prinsip konsumtif anggota. Pinjaman Modal Kerja ini diberikan
penilaian kredit dapat pula dilakukan dengan studi dengan tujuan untuk membantu anggota mendapatkan
kelayakan, terutama untuk kredit dalam jumlah yang modal usaha. Pinjaman Sepeda Motor memiliki tujuan
relative besar. Adapun penilaian kredit dengan studi untuk membantu anggota dalam mendapatkan kendaraan
kelayakan meliputi: bermotor yang diinginkan, Pinjaman Rumah ini bertujuan
1. Aspek Hukum. merupakan aspek untuk menilai untuk memfasilitasi anggota dalam mendapatkan rumah,
keabsahan dan keaslian dokumen-dokumen atau surat- sedangkan Pinjaman Pendidikan memfasilitasi anggota
surat yang dimiliki oleh calon debitor, seperti akte untuk meningkatkan pendidikan bagi dirinya dan keluarga
dari anggota tersebut.

61 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id
Supaya aktivitas kredit ini dapat berjalan dengan baik dan 1) Keputusan peminjaman ditolak
lancar maka diperlukan suatu sistem kredit yang sesuai Bagian kredit akan menghubungi anggota
dengan kebijakan CU yang mampu menjamin melalui telepon dan memberitahukan bahwa
keberlangsungan kredit tersebut. Untuk menjawab pengajuan pinjamannya ditolak.
permasalahan pertama mengenai prosedur sistem 2) Keputusan peminjaman disetujui
pemberian kredit, berikut ini akan diuraikan deskripsi dan Bagian kredit akan mengisi form persetujuan
analisis dari data yang diperoleh dalam penelitian. pinjaman terlebih dahulu setelah itu
1. Prosedur-prosedur pemberian kredit pada PT. Bank menghubungi anggota untuk datang ke tempat
Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak pelayanan untuk melengkapi Berita Acara Serah
a. Pengajuan Kredit Terima Jaminan (BASTJ) dan menandatangani
Calon debitur yang akan melakukan peminjaman di Surat Perjanjian Pinjaman (SPP) serta debitur
PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama diharuskan untuk membawa jaminan asli (STNK
Biak harus sudah menjadi anggota PT. Bank asli/surat tanah asli). Penandatanganan SPP
Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak kurang dilakukan di hadapan notaris dan kepala kantor.
lebih 3 bulan dan untuk anggota yang berumur di Setelah semua selesai, anggota akan diberi
bawah 17 tahun tidak diperbolehkan untuk perhitungan angsuran untuk setiap bulannya.
meminjam. Ketika calon debitur datang, mereka d. Pencairan Kredit
akan dilayani langsung oleh bagian kredit yang Pada tahap ini, bagian yang berkewajiban untuk
bertugas untuk memberikan berbagai macam mecairkan pinjaman adalah bagian kasir. Bagian
informasi mengenai syarat dan ketentuan kasir akan mencairkan pinjaman apabila sudah
permohonan kredit. Anggota akan diminta untuk menerima laporan analisis kredit dari bagian kredit.
mengisi surat permohonan pinjaman (SPP). Setelah Setelah itu bagian kasir akan menyiapkan uang dan
mengisi SPP, anggota harus melengkapi persyaratan menyerahkan pinjaman kepada debitur sesuai
seperti fotokopi KTP (suami dan/atau istri), dengan nominal yang tertera dalam slip pencairan
fotokopi kartu keluarga, fotokopi surat nikah, pinjaman.
fotokopi slip gaji, fotokopi rekening listrik, fotokopi e. Pelunasan Kredit
sertifikat DIKSAR (semua anggota wajib untuk Pelunasan kredit dari para debitur dilakukan oleh
mengikuti Pendidikan Dasar yang diselenggarakan bagian kasir. Jika pinjaman dan bunga angsuran
oleh PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) telah dilunasi oleh debitur maka jaminan akan
Phidectama Biak). Jumlah pinjaman yang dapat diberikan langsung kepada pihak debitur.
diajukan oleh anggota yaitu sebesar sepertiga (1/3)
dari tabungan atau bila belum mencukupi, anggota
2. Dokumen-dokumen dan catatan yang terdapat pada PT.
wajib untuk menambah tabungannya terlebih
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak:
dahulu. Sedangkan pengajuan pinjaman untuk
pinjaman kendaraan bermotor dan pinjaman rumah a. Surat Permohonan Pinjaman
anggota diharuskan menabung sebanyak 10 kali Surat permohonan pinjaman ini berisikan data diri
terlebih dahulu. Jika berkas sudah lengkap maka anggota, data suami/istri (bila telah menikah), data
selanjutnya bagian kredit akan melakukan keuangan anggota yang ada di PT. Bank Perkreditan
penyidikan dan menganalisa. Rakyat (BPR) Phidectama Biak, jumlah pinjaman
yang diajukan, jenis pinjaman dan tujuan pinjaman,
b. Penyidikan dan Analisa Kredit jangka waktu pembayaran serta anggaran
Pada tahap ini, bagian kredit akan melakukan
pendapatan dan belanja keluarga per bulan.
pemeriksaan ke lapangan untuk mengetahui kondisi
Formulir surat permohonan pinjaman ini telah
calon debitur yang sebenarnya dengan melakukan
disiapkan oleh PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
wawancara dan memeriksa jaminan yang digunakan
Phidectama Biak untuk diisi dan dilengkapi oleh
sebagai jaminan kepada bank. Setelah bagian kredit
calon debitur bila mengajukan pinjaman.
meneliti berkas dan keadaan di lapangan, kemudian
akan mengisi form Hasil Survei Anggota (HSA). b. Hasil Survei Anggota
Dokumen ini berisi mengenai penilaian survei yang
c. Keputusan Kredit telah dilakukan oleh bagian kredit dalam
Pada tahap keputusan kredit kepala kantor, bagian
mewawancarai tetangga dan dengan melihat
kredit dan bagian kasir akan melakukan rapat yang
langsung keadaan di lapangan. Dokumen ini harus
bertujuan untuk memutuskan apakah permohonan
berisikan mengenai informasi-informasi yang
calon debitur disetujui atau tidak. Berkas-berkas
menyangkut kesehatan kredit, baik mengenai
permohonan peminjaman yang telah dianalisa oleh
reputasi dan kondisi calon debitur, rencana
kepala kantor, bagian kredit dan kasir akan
penggunaan dana, prospek usaha (bila untuk
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
membangun atau mengembangkan usaha), barang
pengambilan keputusan atas permohonan pinjaman.
jaminan serta rencana pengembalian fasilitas kredit
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai prosedur
yang akan diberikan oleh calon debitur.
keputusan peminjaman:

62 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id

c. Persetujuan Pinjaman dikembalikan kepada pemilik.


Dokumen ini berisikan analisis berdasarkan e. Surat Perjanjian Pinjaman
permohonan pinjaman dengan memperhatikan Dokumen ini berisi perjanjian yang mengatur
kelengkapan administrasi, total nilai analisis ketentuan-ketentuan mengenai fasilitas pinjaman,
tukkepar, total nilai analisis 5-C, catatan dari bagian pembayaran pinjaman, jaminan, kuasa-kuasa dan
kredit yang telah dirapatkan. Dalam dokumen ini ketentuan lainnya.
pula diputuskan besar nilai pinjaman yang disetujui
oleh pihak PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Deskripsi implementasi sistem pengendalian intern
Phidectama Biak. pemberian kredit yang terdapat pada PT. Bank
d. Berita Acara Serah Terima Jaminan Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak sesuai
Dokumen ini berisi mengenai penyerahan jaminan dengan unsur pengendalian intern menurut COSO
berupa STNK asli, sertifikat tanah dan bangunan Berdasarkan informasi yang telah diperoleh dengan cara
kepada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) melakukan wawancara kepada bagian kredit. Pelaksanaan
Phidectama Biak yang dilakukan oleh debitur. pengendalian kredit dapat diuraikan sebagai berikut:
Apabila pinjaman beserta bunga angsuran telah a. Lingkungan Pengendalian
dilunasi oleh debitur, maka jaminan akan langsung
Tabel 1
Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian Intern pada
COSO
Praktik Pengendalian yang
Komponen Teori COSO Dilaksanakan PT. BPR Sesuai / Tidak Sesuai
Phidectama Biak
Lingkungan Kode etik karyawan BPR Phidectama Biak memiliki Sesuai
Pengendalian kode etik secara tertulis untuk
pengelola (pengurus, pengawas
dan manajemen)
Pengomunikasian terhadap Pegawai dituntut untuk Sesuai
pelanggaran memberitahu bila ada
pelanggaran
Bimbingan moral kepada Bimbingan moral dilakukan Sesuai
pegawai dengan sharing atau ibadah dan
pertemuan koordinasi ditutup
dengan doa bersama
Hukuman terhadap Hukuman atau Punishment Sesuai
pelanggaran diberikan kepada pegawai yang
melakukan fraud
Pelatihan pegawai PT. BPR Phidectama Biak Sesuai
melaksanakan pelatihan bagi
pegawai sesuai kebutuhan.
(Sumber: COSO Framework, 2020) yang prima, pegawai mengikuti retret serta pertemuan
koordinasi yang bersamaan dengan misa untuk
Pengendalian intern terhadap pemberian kredit, PT. bimbingan moral kepada para pegawai. Adanya
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak telah hukuman kepada pegawai yang melakukan fraud, dan
menerapkan 1 (satu) komponen pengendalian yang melaksanakan pelatihan bagi pegawai sesuai kebutuhan
ditetapkan COSO, yaitu lingkungan pengendalian. PT. PT. BPR Phidectama Biak.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak sudah
melakukan semua kegiatan yang terdapat di komponen b. Penilaian Risiko
lingkungan pengendalian dengan mempraktikkan
kegiatan seperti melayani anggota dengan pelayanan

63 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id
Tabel 2
Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian Intern pada
COSO
Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan Sesuai / Tidak
Komponen Teori COSO
PT. BPR Phidectama Biak Sesuai
Penilaian Resiko Personil baru Perekrutan personel baru diadakan bila Sesuai
ada bagian yang membutuhkan
Sistem informasi yang baru Sistem informasi yang baru memudahkan Sesuai
kantor pusat untuk mengkontrol setiap
kantor pelayanan dan lebih efisien
Teknologi baru PT. BPR Phidectama Biak selalu Sesuai
melakukan upgrade IT demi kelancaran
pelayanan kepada anggota
Produk dan aktivitas baru PT. BPR Phidectama Biak selalu Sesuai
mengupayakan ketepatan dan kecepatan
dalam pelayanan kepada anggota dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi.
Pegawaipun dituntut semakin produktif
dalam melakukan pelayanan kepada
anggota
(Sumber: COSO Framework, 2020) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak selalu
melakukan upgrade IT untuk kelancaran pelayanan
Komponen pengendalian intern yang diterapkan COSO terhadap anggota, dan dengan adanya teknologi yang
yang ke-2, yaitu penilaian risiko yang telah diterapkan baru maka diharapkan mempercepat dalam pelayanan
oleh PT. BPR Phidectama Biak. Dalam melakukan kepada anggota dan meningkatkan produktivitas
penilaian risiko, PT. BPR Phidectama Biak selalu pegawai.
melakukan penilaian risiko terhadap pegawai atau
personel baru apabila dibutuhkan dalam bidang tertentu, c. Aktivitas Pengendalian
menerapkan sistem informasi yang baru untuk
memudahkan dalam mengkontrol dan lebih efisien. PT.
Tabel 3
Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian Intern
COSO
Praktik Pengendalian yang
Sesuai / Tidak
Komponen Teori COSO Dilaksanakan PT. BPR Keterangan
Sesuai
Phidectama Biak
Aktivitas Pelaksana kredit Pelaksana kredit tidak terpisah Tidak Sesuai Adanya peluang
Pengendalian harus terpisah dari dengan pembahas kredit untuk melakukan
pembahaas kredit penyalahgunaan
wewenang
Pelaksanaan kredit Pelaksana kredit tidak terpisah Tidak Sesuai Adanya peluang
harus terpisah dari dengan penyidikan dan analisa untuk melakukan
penyidikan dan kredit penyalahgunaan
analisa kredit wewenang, bisa
saja kredit yang
akan dicairkan
tidak tepat sasaran
Bagian administrasi Bagian administrasi kredit dan Sesuai
dan pembukuan kasir terpisah.
kredit harus terpisah
dari kasir
Terdapat lebih dari PT. BPR Phidectama Biak Sesuai
satu bagian yang memiliki tiga bagian yang
bertanggungjawab bertanggungjawab atas seluruh
atas seluruh tahap tahap transaksi kredit yaitu
transaksi kredit Bagian kredit, koordinator dan
bagian kasir.

64 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id

Surat permohonan Bagian kredit berwenang untuk Seuai


kredit diotorisasi otorisasi permohonan kredit
oleh pejabat yang
berwenang
Daftar isian dari CU Bagian kredit berwenang untuk Sesuai
diotorisasi oleh otorisasi daftar isian
pejabat berwenang
Laporan peniliaian Bagian kredit berwenang Sesuai
kredit diotorisasi otorisasi penilaian kredit
oleh pejabat
berwenang
Bukti pencairan Koordinator yang memberi Sesuai
kredit diotorisasi otorisasi pencairan dan kasir
oleh pejabat yang mencairkan
berwenang
Pencatatan Bagian kasir melakukan Sesuai
akuntansi harus pencatatan setelah
dilakukan oleh ditransaksikan
pegawai yang
berwenang
Penjagaan terhadap Brankas atau lemari besi tidak Tidak Sesuai Karena sudah ada
Lemari besi dijaga oleh karyawan karena ada pembatasan saldo
pembatasan kas. kas yang ada pada
Saldo kas yang ada di brankas brankas maka
dibatasi sebesar Rp 25.000.000,- penjagaan terhadap
lemari besi tidak
perlu dilakukan
Peralatan keamanan: Brankas sudah ada alarm dan Sesuai
fire extinguisher, kunci yang bersandi yang hanya
alarm, kunci diketahui oleh Koordinator dan
kasir.
Kunci penyimpanan Penyimpanan dokumen penting Sesuai
dokumen-dokumen di Save Deposit Bank dan
penting perusahaan sebagian di brankas
Sandi komputer Koordinator, Bagian Kredit dan Sesuai
perusahaan Kasir mempunyai sandi otorisasi
masing-masing karyawan dan
ada pembatasannya
Firewall komputer Setiap komputer terdapat Sesuai
perusahaan firewall di PT. BPR Phidectama
Biak
(Sumber: COSO Framework, 2020) mengakibatkan peluang untuk melakukan
penyalahgunaan wewenang. Misalnya kredit yang akan
Di dalam komponen pengendalian intern COSO yang dicairkan tidak tepat sasaran, anggota yang kurang
ke-3, PT. BPR Phidectama Biak memiliki kelemahan. layak untuk menerima kredit mendapat kredit karena
Kelemahan yang dimiliki PT. BPR Phidectama Biak penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh bagian
adalah pelaksana kredit tidak terpisah dari pembahaas pelaksana kredit. Selain itu, tidak adanya penjagaan
kredit, pelaksana kredit tidak terpisah dengan terhadap lemari besi yang ada di PT. BPR Phidectama
penyidikan dan analisa kredit karena pelaksana kredit Biak ini dapat mengakibatkan hal yang tidak
dengan penyidikan dan analisa kredit menjadi satu diharapkan.
kesatuan. Berdasarkan pengendalian intern yang
diterapkan oleh COSO, seharusnya pelaksana kredit d. Informasi dan Komunikasi
harus terpisah dari bagian penyidikan dan analisa
kredit. Apabila hal ini tetap diterapkan, maka akan

65 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id
Tabel 4
Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian Intern pada
COSO
Praktik Pengendalian yang
Sesuai / Tidak
Komponen Teori COSO Dilaksanakan PT. BPR Phidectama
Sesuai
Biak
Informasi dan Terdapat surat permohonan kredit Surat permohonan kredit sudah ada Sesuai
Komunikasi di PT. BPR Phidectama Biak
Terdapat surat keputusan kredit Setelah dirapatkan ada surat Seusai
keputusan kredit
Terdapat dokumen perjanjian kredit Pada saat pencairan kredit terdapat Sesuai
perjanjian kredit yang harus
ditandatangani oleh anggota
Terdapat bukti pencairan kredit Slip uang keluar dan kwitansi Sesuai
sebagai bukti pencairan kredit
Pencatatan terjadinya transaksi Proses pencairan kredit yang Sesuai
didasarkan atas bukti pencairan kredit terakhir dengan transaksi yang
yang didukung dengan surat didukung dengan permohonan,
permohonan, surat keputusan, dan keputusan dan perjanjian kredit
dokumen perjanjian kredit
(Sumber: COSO Framework, 2020)
keputusan kredit dan surat perjanjian kredit. Dokumen-
PT. BPR Phidectama Biak telah menerapkan komponen dokumen ini sangat mendukung proses informasi dan
pengendalian intern yang diterapkan COSO ke-4 yaitu komunikasi antara pihak bank dan anggota yang
informasi dan komunikasi. Hal itu dapat dilihat dengan melakukan permohonan kredit.
adanya surat permohonan kredit. Surat keputusan kredit,
dokumen perjanjian kredit, bukti pencairan kredit serta e. Pemantauan
adanya pencatatan transaksi yang sudah diproses dan
didukung oleh surat permohonan kredit, surat
Tabel 5
Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian Intern pada
COSO
Praktik Pengendalian yang
Sesuai / Tidak
Komponen Teori COSO Dilaksanakan PT. BPR
Sesuai
Phidectama Biak
Pemantauan Prosedur pemberian kredit Pemberian kredit dilaksanakan Sesuai
sesuai dengan peraturan yang
ada
Secara periodik dilakukan evaluasi Setiap awal bulan dilakukan Sesuai
kinerja bagian perkreditan evaluasi pada bagian kredit
Adanya pemantauan langsung Pemantauan terhadap proses Sesuai
terhadap proses pemberian kredit kredit dilakukan setiap bulannya
(Sumber: COSO Framework, 2020)
pengendalian. Hal ini terbukti dalam komponen
aktivitas pengendalian terdapat 14 kegiatan yang
Komponen ke-5 pengendalian intern yang diterapkan seharusnya dilakukan, namun ada 2 kegiatan dalam
COSO yaitu pemantauan telah diterapkan pada PT. komponen aktivitas pengendalian tidak dilakukan
BPR Phidectama Biak. Pemantauan dilakukan secara sesuai dengan COSO. PT. BPR Phidectama Biak tidak
langsung terhadap pemberian kredit sesuai dengan melakukan pemisahan tugas antara pelaksana kredit dan
prosedur pemberian kredit sesuai dengan peraturan bagian penyidikan serta bagian analisa kredit. Selain
yang telah diterapkan. Pemantauan ini dilaksanakan itu, di PT. BPR Phidectama Biak brankas atau lemari
setiap bulan yaitu pada saat evaluasi kinerja pada besi tidak ada yang menjaga. Pemisahan tugas dan
bagian kredit. penjagaan terhadap lemari besi sangatlah penting agar
Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi pelanggaran yang tidak diharapkan.
sebagian besar sistem pengendalian intern pada proses
pemberian kredit yang dilakukan PT. BPR Phidectama Prosedur Pemberian Kredit
Biak telah sesuai dengan pengendalian intern yang Prosedur pemberian kredit adalah langkah-langkah yang
diterapkan COSO, kecuali dalam hal aktivitas harus dilalui dalam pemberian kredit. Tujuan prosedur

66 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id

pemberian kredit adalah untuk meminimalkan risiko-risiko wawancara dengan orang rumah sekitar. Misalnya
yang harus ditanggung oleh PT. BPR Phidectama Biak tetangga calon nasabah. Analisis meninjau nasabah ini
dalam memberikan kredit. Prosedur pemberian kredit di PT. dilakukan untuk meninjau jaminan yang dijaminkan
BPR Phidectama Biak dapat diilustrasikan dan dijelaskan apakah sesuai dengan nilai permohonan kredit yang
sebagai berikut: diajukan.
a. Permohonan Kredit c. Analis Laporan Hasil Peninjauan Nasabah
Permohonan kredit di PT. BPR Phidectama Biak Pihak bank membuat laporan mengenai riwayat kredit
diterima dan dilakukan pengecekan persyaratan yang calon nasabah, karakter calon nasabah, nilai jaminan
dibawa nasabah oleh CS (Customer Service). yang dijaminkan, dan kemampuan calon nasabah dalam
Persyaratan yang dibawa apabila kurang lengkap maka pelunasan kreditnya apabila permohonan kredit disetujui.
permohonan kredit tersebut harus dilengkapi terlebih d. Keputusan Kredit
dahulu dan apabila persyaratan lengkap, maka customer Keputusan kredit dilakukan setelah membuat laporan
service menerima permohonan tersebut dan meneruskan hasil analis, kemudian disampaikan kepada yang
berkas tersebut kepada atasannya. mempunyai kewenangan. Keputusan kredit di PT. BPR
Permohonan kredit ada beberapa yang diajukan oleh Phidectama Biak dilakukan oleh pejabat sebagai berikut:
calon nasabah yang mempunyai kedekatan dengan 1) Penyelia diberikan kewenangan memberikan kredit
pegawai, adanya kedekatan tersebut memberi peluang sebesar maksimal Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
besar disetujuinya permohonan kredit. Permohonan rupiah).
kredit yang diajukan dengan faktor kedekatan dengan 2) Pimpinan cabang diberikan kewenangan
pegawai ini, tetap harus dengan persyaratan lengkap. memberikan kredit sebesar maksimal Rp
Syarat yang harus dilengkapi oleh calon pemohon kredit 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
sebagai berikut: 3) Direksi diberikan kewenangan memberikan kredit
1. Kredit Umum sebesar maksimal Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
a) Fotokopi KTP suami dan istri rupiah).
b) Fotokopi Kartu Keluarga e. Persetujuan Permohonan Kredit
c) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Bagian administrasi menyiapkan dokumen-dokumen
d) Mengisi Blanko Kredit (sudah disediakan oleh yang dibutuhkan setelah diberi keputusan persetujuan
Bank) permohonan kredit oleh pejabat yang berwenang dalam
e) BPKB asli dan fotokopi perjanjian kredit dan pencairan kredit, setelah dokumen
f) Fotokopi STNK perjanjian selesai diproses maka disampaikan kepada CS
g) Fotokopi bukti lunas pajak kendaraan (Customer Service) untuk diinformasikan kepada
h) Sertifikat Hak Milik/Sertifikat Hak Guna nasabah untuk datang dan menandatangani dokumen
Bangunan asli dan fotokopi perjanjian kredit.
i) Fotokopi pembayaran PBB f. Pencairan Kredit
2. Kredit Multiguna/TNI/POLRI/PNS Proses perjanjian kredit selesai kemudian adalah
a) Rekomendasi dari instansi yang bersangkutan pencairan kredit. Proses penandatanganan kredit apabila
b) Surat Kuasa Pemotongan Gaji lancar dan dokumen lengkap, maka kredit bisa dicairkan.
c) Surat Keterangan Gaji/Pendapatan g. Hambatan-hambatan dalam Prosedur Pemberian
d) Surat Pernyataan Debitur Kredit
e) Surat Pernyataan Bendahara Gaji Tahap proses pemberian kredit pada PT. BPR
f) Fotokopi SK Pengangkatan (CPNS, PNS, BUMN, Phidectama Biak terdapat hambatan-hambatan yang
BUMD, Swasta, Pensiunan, Honorer) yangtelah dilalui. Hambatan tersebut dalam hal proses pemberian
dilegalisir pejabat yang berwenang persetujuan kredit kepada calon nasabah. Hambatan
g) Fotokopi Surat Keputusan Terakhir yang tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
dilegalisir 1. Faktor kedekatan pegawai dengan calon nasabah
h) 1 lembar fotokopi Kartu Pegawai (Negeri, Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa
Swasta) yang telah dilegalisir pejabat yang terdapat faktor kedekatan antara pegawai dengan
berwenang calon nasabah. Faktor kedekatan ini memengaruhi
i) lembar fotokopi KTP Suami dan Istri disetujuinya permohonan kredit yang diajukan.
j) 1 lembar fotokopi KSK Faktor kedekatan ini memengaruhi disetujuinya
k) lembar foto ukuran 4x6 permohonan kredit yang diajukan, kedekatan yang
l) Fotokopi bukti kepemilikan jaminan tambahan dimaksud disini adalah apabila adanya faktor
m) Slip Gaji yang telah dilegalisir keluarga yang bekerja di PT. BPR Phidectama Biak
b. Analisis Peninjauan Nasabah atau memiliki hubungan baik dengan pegawai PT.
Analis peninjauan nasabah dilakukan dengan tujuan BPR Phidectama Biak, sehingga permohonan kredit
memastikan bahwa data yang diperoleh dari calon akan mudah untuk disetujui oleh pihak bank, tetapi
nasabah sesuai dengan kenyataan di lapangan. Kegiatan faktor kedekatan ini tidak memengaruhi mengenai
penganalisisan meninjau nasabah ini tidak dilakukan persyaratan yang harus dilengkapi. Faktor dekat atau
secara langsung kepada nasabah, tetapi dilakukan tidak dengan pegawai syarat-syarat pengajuan kredit

67 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id
tetap harus dilengkapi sesuai prosedur yang telah adalah mengecek terlebih dahulu permohonan kredit
ditetapkan. apakah sudah sesuai dengan persyaratan atau belum.
2. Persyaratan tidak lengkap dalam pengajuan Persyaratan yang kurang apabila ditemukan, maka
permohonan kredit Permohonan kredi pada PT. BPR pihak bank akan meminta calon nasabah tersebut
Phidectama Biak, apabila persyaratan tidak lengkap untuk melengkapi persyaratan yang dibutuhkan
disebabkan karena calon nasabah yang tidak teliti 3. Informasi palsu yang diberikan oleh calon nasabah
dalam membaca persyaratan yang diperlukan. Langkah untuk mengatasi hambatan ini, dengan
Persyaratan yang kurang ini, nantinya akan menunda melakukan kunjungan, dengan tujuan memastikan
proses permohonan kredit sampai persyaratan yang informasi yang diberikan benar. Pihak bank
disyaratkan dipenuhi. Contoh konkret yang biasa memastikan benar bahwa pegawai analis lapangan
terjadi di PT. BPR Phidectama Biak adalah untuk tidak memiliki kedekatan dengan calon nasabah
yang kredit umum atau UMKM mereka terkendala supaya tidak terjadi lagi adanya manipulasi data
dengan tidak adanya atau belum membayar pajak dengan faktor kedekatan pada pegawai bank,
tanah dan pajak sepeda motor yang belum dilunasi selanjutnya pegawai analis langsung meninjau lokasi.
pembayarannya, sehingga nasabah harus Nasabah apabila memiliki usaha maka pihak bank
mengurusnya terlebih dahulu. langsung meninjau lokasi keadaan usaha nasabah
3. Informasi palsu yang diberikan oleh calon nasabah yang meminjam kredit. Petugas survei melakukan
Informasi palsu banyak diberikan oleh calon nasabah pendekatan terkait dengan kegiatan sehari-hari
agar permohonan kredit diloloskan. Informasi yang nasabah dengan mencari informasi-informasi seperti
tidak sesuai ini nantinya juga akan menghambat jenis usaha, sejak usaha tersebut didirikan, dan
proses selanjutnya dalam prosedur pemberian kredit. tujuan nasabah melakukan kredit ke bank. Pihak
Informasi kredit ini biasanya akan terlihat pada saat pegawai analis lapangan biasanya mencari informasi
kunjungan yang dilakukan oleh pihak bank. Contoh melalui tetangga nasabah untuk mengetahui
konkret yang sering terjadi di PT. BPR Phidectama character nasabah tersebut. Informasi apabila
Biak yaitu jaminan pada sertifikat tanah tidak sesuai ditemukan palsu dari calon nasabah, maka pihak
dengan syarat, misalnya tempat usaha yang di tengah bank mencari solusi dari letak masalah dan pihak
sawah, tidak memiliki akses jalan, dan di dekat tepi bank akan memanggil nasabah dan melakukan
sungai. Tanah sawah seringkali banyak yang tidak wawancara terhadap nasabah. Nasabah yang
ada jalan akses masuk. Nasabah terdapat ada yang ditemukan bermasalah maka pihak bank
menipu diri sendiri seolah-olah dia mampu akan menawarkan untuk menyelesaikan masalah secara
tetapi sebenarnya tidak mampu. kekeluargaan dahulu, apabila tidak terima maka akan
h. Cara Mengatasi Hambatan di PT. BPR Phidectama diselesaikan lewat jalur hukum.
Biak adalah sebagai berikut:
1. Faktor kedekatan pegawai dengan calon nasabah Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemberian
Cara yang dilakukan oleh PT. BPR Phidectama Biak Kredit
yakni untuk meminimalkan kredit yang disetujui Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem
karena ada kedekatan dengan pegawai adalah dengan pengendalian intern pemberian kredit di PT. Bank
cara menumbuhkan sikap kehati-hatian dan sikap Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak sudah efektif.
profesional terhadap para petugas analis lapangan Untuk mengetahui efektif atau tidaknya sistem
dalam praktik keseharian bertugas. Sikap kehati- pengendalian intern pemberian kredit tersebut dilakukan
hatian dan sikap profesional ini apabila telah dengan cara mengevaluasi unsur-unsur dan pelaksanaan
dipraktikkan maka praktik kolusi yang disebabkan sistem pengendalian intern pemberian kredit yang telah
oleh faktor kedekatan tidak akan dipraktikkan ditentukan oleh perusahaan kemudian membandingkan
kembali, selain itu pihak bank lebih teliti dan selektif pelaksanaan sistem pengendalian intern pemberian kredit
pada saat survei lapangan atau survei lebih yang baik.
mendalam terkait calon nasabah yang mengajukan Sistem pengendalian intern pemberian kredit di PT. Bank
permohonan kredit dengan melihat benar kondisi Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak belum
perekonomian atau usaha yang sebenarnya dimiliki sepenuhnya dilaksanakan secara memadai. Sudah ada
oleh nasabah tersebut. struktur organisasi dan pembagian wewenang akan tetapi,
Pihak bank perlu melakukan rotasi jabatan berkala masih terdapat perangkapan tugas dibagian-bagian tertentu.
yang dapat dilakukan setidaknya 2 tahun sekali masa Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diuraikan
jabatan para pegawainya. Tujuan dari langkah ini mengenai sistem pengendalian intern pemberian kredit di
yakni untuk meminimalisir terjadinya kecurangan PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak
dari pihak bagian bekerja di lapangan yang memiliki dilakukan untuk tiap elemen pengendalian intern yang
kedekatan khusus dengan calon nasabah. terdiri dari lingkungan pengendalian, penaksiran risiko,
2. Persyaratan tidak lengkap dalam pengajuan informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, dan
permohonan kredit pemantauan.
Langkah yang dilakukan oleh PT. BPR Phidectama 1. Lingkungan pengendalian
Biak untuk mengatasi persyaratan tidak lengkap

68 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id

Lingkungan pengendalian ini merupakan tindakan d. Filosofi dan gaya operasi


kebijakan dan prosedur yang mencerminkan Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang
keseluruhan sikap manajemen tentang pengendalian menjadi parameter bagi perusahaan dan
dan pentingnya organisasi. Dalam cakupan komponen karyawannya. Filosofi mengarahkan tindakan dan
yang berhubungan dengan lingkungan pengendalian sikap manajemen dalam menjalankan aktivitas
meliputi: perusahaan. Sedangkan gaya operasi mencerminkan
a. Nilai integritas dan etika ide manajer tentang bagaimana operasi suatu entitas
Nilai integritas dan etika merupakan produk dari harus dilaksanakan. Sesuai dengan hasil tabulasi
standar perilaku dan etika suatu entitas serta kuesioner, PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
bagaimana hal tersebut dikomunikasikan dan Phidectama Biak telah memiliki filosofi dan gaya
ditetapkan dalam praktek. Semua personel harus operasi.
menjunjung tinggi nilai integritas dan etika yang e. Struktur organisasi
berlaku dalam lingkungan perusahaan. PT. Bank Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang
Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak sesuai menunjang seluruh fungsi yang ada dalam suatu
dengan apa yang ada didalam tabulasi kuesioner organisasi berikut tugas, wewenang dan
telah menerapkan peraturan yang harus dipenuhi tanggungjawabnya dengan jelas. PT. Bank
oleh karyawan perusahaan, dan untuk mendorong Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak telah
praktek yang sehat manajemen berusaha memiliki struktur organisasi yang berbentuk
menghilangkan hal-hal yang biasa mendorong fungsional dimana masing-masing bagian memiliki
masing-masing personel berlaku menyimpang dari satu fungsi dari berbagai fungsi organisasi.
aturan dan kebijakan organisasi, maka perusahaan f. Pembagian wewenang dan tanggung jawab
akan memberikan sanksi bagi yang melanggar Perluasan dan pengembangan struktur organisasi
peraturan yang telah diterapkan oleh perusahaan terlihat dari penetapan wewenang dan tanggung
perusahaan tersebut. Dengan adanya peraturan jawab. Dalam suatu organisasi harus ada sistem
tersebut maka perusahaan dapat mendorong yang mengatur pembagian wewenang dan tanggung
karyawan untuk tidak melakukan tindakan yang jawab untuk mengotorisasi suatu transaksi. Dalam
tidak jujur, ilegal dan tidak memenuhi syarat yang hal transaksi harus melibatkan lebih dari satu unit
dapat merugikan perusahaan. organisasi agar terdapat kontrol internal dari
b. Komitmen terhadap kompetensi masing-masing bagian. Dalam pelaksanaannya PT.
Personel di setiap tingkat organisasi harus memiliki Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan telah memiliki batasan yang jelas mengenai tugas,
untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing
Komitmen terhadap kompetensi mencakup bagian mulai dari manajemen puncak sampai
pertimbangan manajemen atas pengetahuan dan manajemen yang ada dibawahnya. Pembagian
keterampilan yang diperlukan, dan paduan antara wewenang dan tanggung jawab organisasi PT. Bank
kecerdasan, pelatihan, dan pengalaman yang Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak sudah
dituntut dalam pengembangan kompetensi. PT. baik dan jelas, namun masih terdapat perangkapan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak fungsi yaitu bagian kredit.
sesuai dengan apa yang ada dalam tabulasi g. Kebijakan dan praktek sumber daya manusia
kuesioner telah memiliki komitmen terhadap Aspek penting dalam sistem pengendalian intern
kompetensi yang mencakup pertimbangan adalah personel organisasi. Pelaksanan
manajemen atas pengetahuan dan keterampilan yang pengendalian intern sangat tergantung pada
diperlukan, paduan kecerdasan, pelatihan dan personelnya. Oleh karena itu setiap personel dalam
pengalaman yang dituntut dalam pengembangan organisasi dituntut memiliki integritas yang tinggi,
kompetensi. Karyawan juga telah memiliki nilai etika dan pengetahuan serta keterampilan yang
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan diperlukan. Sesuai dengan tabulasi kuesioner yang
untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. ada, PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
c. Dewan komisaris dan komite audit Phidectama Biak telah memiliki kebijakan dan
Dewan komisaris merupakan wakil dari pemegang praktek sumber daya manusia yang cukup baik. PT.
saham, sedangkan komite audit dibentuk untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak
mengawasi proses laporan keuangan. PT. Bank telah memiliki metode yang baik dalam menerima
Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak karyawan, pengembangan potensi karyawan,
memiliki dewan komisaris dan komite audit. penilaian prestasi karyawan, serta pemberian
Komite audit ditunjuk oleh dewan komisaris. kompensasi atas prestasi karyawan. Dalam hal
Komite audit juga mempunyai kekuatan yang pengembangan sumber daya manusia, PT. Bank
independen sehingga dipercaya oleh masyarakat Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak selalu
memiliki kewajaran pertanggungjawaban keuangan mengadakan pelatihan-pelatihan sendiri maupun
yang dilakukan oleh manajemen. mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan pihak
luar yang sesuai dengan bidang tugasnya.

69 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id
pejabat yang berwenang, setiap transaksi
2. Penaksiran risiko pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari
Penaksiran risiko untuk tujuan laporan keuangan adalah pejabat yang berwenang, pencatatan transaksi
identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko entitas permohonan kredit mendapat otorisasi dari pejabat
yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, yang berwenang, transaksi permohonan kredit
sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. dicatat pada saat terjadi atau segera setelah transaksi
Penaksiran risiko manajemen merupakan penaksiran terjadi, dokumen persetujan kredit dirancang
risiko tertentu dalam laporan keuangan dan didesain bernomor urut tercetak, dokumen dan catatan
serta implementasi aktivitas pengendalian yang dirancang cukup sederhana untuk menjamin
ditunjukkan untuk mengurangi risiko tersebut pada kemudahan dalam pemahaman terhadap dokumen
tingkat minimum dengan mempertimbangkan biaya dan dan catatan tersebut serta mendorong pengisian
manfaat. Unsur penaksiran risiko menggambarkan dengan benar, akan tetapi belum ada karyawan yang
sistem pengendalian intern pemberian kredit di PT. independen yang bertugas untuk mengontrol
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak piutang yang terjadi atas transaksi pemberian kredit.
sudah baik dan memenuhi syarat untuk dikategorikan b. Pemisahan fungsi yang memadai
sebagai penaksiran risiko yang baik menurut ketentuan Pemisahan fungsi bertujuan agar masing-masing
yang sudah ditetapkan. karyawan tidak melakukan tugas yang tidak sesuai
3. Informasi dan komunikasi dengan wewenang dan tugasnya. Pemisahan fungsi
Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, harus dibuat dan dirancang dengan jelas mengenai
merakit, mengolongkan, menganalisis, mencatat, dan uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab
melaporkan transaksi-transaksi entitas serta untuk dengan tujuan untuk mencegah dan mendeteksi
menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan adanya kesalahan dan ketidakberesan dalam
utang tersebut. Komunikasi mencakup penyampaian pelaksanaan tugas. Pelaksanaan transaksi yang
informasi kepada semua personel yang terlibat dalam terjadi harus dibagi dalam berbagai fungsi sehingga
pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas masing-masing fungsi dapat saling mengawasi PT.
mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain. Unsur Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak
informasi dan komunikasi menggambarkan sistem melaksanakan aktivitas pengendalian untuk
pengendalian intern pemberian kredit. PT. Bank pemisahan fungsi yang memadai yaitu telah
Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak sudah baik dilakukan pemisahan fungsi antara fungsi
dan memenuhi syarat untuk dikategorikan sebagai penyimpanan kas dan fungsi akuntansi, fungsi
informasi dan komunikasi yang baik menurut ketentuan pemberian kredit dengan fungsi penyimpanan kas,
yang telah ditetapkan, karena sistem pengendalian fungsi pemberian kredit dan fungsi akuntansi,
intern yang diterapkan sudah mampu memberikan belum ada pemisahan fungsi antara fungsi
keyakinan yang memadai dengan adanya transaksi yang pemberian kredit dan fungsi otorisasi kredit.
dicatat atau terjadi adalah sah, telah diotorisasi, dicatat, c. Pengendalian fisik
dinilai secara wajar, telah dicatat dalam periode yang Pengendalian fisik meliputi penyimpanan dokumen-
seharusnya, telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dokumen, catatan-catatan serta barang jaminan
dan telah diringkas dengan benar. Informasi kedalam almari besi yang atau ruangan yang aman.
disampaikan kepada semua personel yang terlibat Untuk penyimpanan dokumen-dokumen penting
dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas tersebut diperlukan almari besi yang tahan terhadap
yang terkait dengan pekerjaan orang lain, baik yang api untuk melindungi dokumen-dokumen penting
berada di dalam maupun di luar organisasi, dan perusahaan. PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
informasi tersebut mencakup pedoman kebijakan, Phidectama Biak almari besi yang tahan terhadap
pedoman akuntansi, dan pelaporan keuangan. api untuk menyimpan dokumen perjanjian kredit,
4. Aktivitas pengendalian serta sudah disediakan tempat untuk menyimpan
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan barang jaminan. Perusahaan juga telah memiliki alat
prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan mekanis berupa register kas.
bahwa petunjuk-petunjuk dari manajemen telah d. Review kinerja
dilaksanakan. Aktivitas pengendalian tersebut meliputi: Review kinerja ditujukan untuk menilai sejauh
a. Pengendalian pengolahan informasi mana keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan. PT.
Pengendalian pengolahan informasi meliputi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak
organisasi pusat pengolahan data, prosedur dan telah melaksanakan aktivitas pengendalian untuk
standar untuk perubahan program, pengembangan review kinerja, yaitu manajemen telah melakukan
sistem dan pengoperasian fasilitas pengolahan data. review atas kinerja terhadap laporan-laporan yang
melaksanakan mengenai aktivitas pengendalian meringkas hasil operasional perusahaan, dan
aplikasi, PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) manajemen juga telah melakukan review atas
Phidectama Biak telah melaksanakan aktivitas kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan jumlah
pengendalian aplikasi yaitu setiap transaksi anggaran atau hasil-hasil tahun sebelumnya.
permohonan kredit harus mendapat persetujuan dari

70 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id

5. Pemantauan misalnya tempat usaha yang di tengah sawah, tidak


Pemantauan merupakan proses penilaian kualitas memiliki akses jalan, dan di dekat tepi sungai. Tanah
kinerja pengendalian intern. Aktivitas pemantauan ini sawah seringkali banyak yang tidak ada jalan akses
dilakukan secara terus menerus pada periode tertentu. masuk. Nasabah terdapat ada yang menipu diri sendiri
Pemantauan harus dilakukan secara teratur dan seolah-olah dia mampu akan tetapi sebenarnya tidak
menyeluruh untuk tiap-tiap bagian yang ada sehingga mampu.
apabila ada kelemahan dalam sistem pengendalian
intern dapat segera diperbaiki tanpa menunggu adanya Kesimpulan
kesalahan atau kekeliruan. PT. Bank Perkreditan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan terhadap
Rakyat (BPR) Phidectama Biak sudah memenuhi syarat implementasi sistem pengendalian intern dan prosedur
untuk dikategorikan sebagai pemantauan yang baik pemberian kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
menurut ketentuan yang ditetapkan. Phidectama Biak, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Prosedur pemberian kredit di PT. Bank Perkreditan
Faktor-faktor yang menghambat implementasi sistem Rakyat (BPR) Phidectama Biak sudah sesuai dengan
pengendalian intern pemberian kredit pada PT. Bank ketentuan prosedur yang dimiliki, walaupun dalam
Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak prakteknya masih terdapat penyimpangan-
Tahap proses pemberian kredit pada PT. BPR Phidectama penyimpangan yang dilakukan. Prosedur pemberian
Biak terdapat hambatan-hambatan yang dilalui. Hambatan kredit di PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
tersebut dalam hal proses pemberian persetujuan kredit Phidectama Biak antara lain : permohonan kredit,
kepada calon nasabah. Hambatan tersebut dapat diuraikan analisis peninjauan nasabah, analisis laporan hasil
sebagai berikut: peninjauan nasabah, keputusan kredit, persetujuan
1. Faktor kedekatan pegawai dengan calon nasabah permohonan kredit dan pencairan kredit.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa 2. Implementasi sistem pengendalian intern pemberian
terdapat faktor kedekatan antara pegawai dengan calon kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
nasabah. Faktor kedekatan ini memengaruhi Phidectama Biak sebagian besar dalam komponen
disetujuinya permohonan kredit yang diajukan. Faktor lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi
kedekatan ini memengaruhi disetujuinya permohonan dan komunikasi, pemantauan sudah sesuai dengan
kredit yang diajukan, kedekatan yang dimaksud disini komponen pengendalian intern menurut COSO.
adalah apabila adanya faktor keluarga yang bekerja di 3. Faktor-faktor yang menghambat implementasi sistem
PT. BPR Phidectama Biak atau memiliki hubungan baik pengendalian intern pemberian kredit pada PT. Bank
dengan pegawai PT. BPR Phidectama Biak, sehingga Perkreditan Rakyat (BPR) Phidectama Biak antara lain :
permohonan kredit akan mudah untuk disetujui oleh faktor kedekatan pegawai dengan calon nasabah,
pihak bank, tetapi faktor kedekatan ini tidak Persyaratan tidak lengkap dalam pengajuan
memengaruhi mengenai persyaratan yang harus permohonan kredit, dan informasi palsu yang diberikan
dilengkapi. Faktor dekat atau tidak dengan pegawai oleh calon nasabah.
syarat-syarat pengajuan kredit tetap harus dilengkapi
sesuai prosedur yang telah ditetapkan. DAFTAR PUSTAKA
2. Persyaratan tidak lengkap dalam pengajuan permohonan Abdullah, T. dan Tantri. 2012. Bank dan Lembaga
kredit. Permohonan kredi pada PT. BPR Phidectama Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Biak, apabila persyaratan tidak lengkap disebabkan Ayu Dwi Purwatiasih, Anantawikrama Tungga Atmadja,
karena calon nasabah yang tidak teliti dalam membaca Nyoman Trisna Herawati, (2014), dengan judul
persyaratan yang diperlukan. Persyaratan yang kurang penelitian Analisis Pengendalian Internal Dalam
ini, nantinya akan menunda proses permohonan kredit Pemberian Kredit pada PT. BPR. Kanaya.
sampai persyaratan yang disyaratkan dipenuhi. Contoh Budisantoso, T. (2013). Bank dan Lembaga Keuangan
konkret yang biasa terjadi di PT. BPR Phidectama Biak Lain Edisi 3. Yogyakarta: Salemba Empat.
adalah untuk yang kredit umum atau UMKM mereka Darmawi, H. (2012). Manajemen Perbankan. Jakarta:
terkendala dengan tidak adanya atau belum membayar Remaja Rosdakarya.
pajak tanah dan pajak sepeda motor yang belum dilunasi Destiana Restu Prastiwi, (2017), dengan judul penelitian
pembayarannya, sehingga nasabah harus mengurusnya Analisis Pengendalian Intern Sistem Pemberian
terlebih dahulu. Kredit Berbasis Coso (Studi kasus di BPR
3. Informasi palsu yang diberikan oleh calon nasabah Chandra Muktiartha).
Informasi palsu banyak diberikan oleh calon nasabah I Putu Mulyadi Saputra, Anjuman Zukhri, Luh Indrayani,
agar permohonan kredit diloloskan. Informasi yang (2014), dengan judul penelitian Sistem
tidak sesuai ini nantinya juga akan menghambat proses Pengendalian Intern Pemberian Kredit Pada PT.
selanjutnya dalam prosedur pemberian kredit. Informasi BPR Suryajaya Kubutambahan.
kredit ini biasanya akan terlihat pada saat kunjungan Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
yang dilakukan oleh pihak bank. Contoh konkret yang Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
sering terjadi di PT. BPR Phidectama Biak yaitu
jaminan pada sertifikat tanah tidak sesuai dengan syarat,

71 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72


p-ISSN : 2086-4515 | e-ISSN : 2746-1483
JURNAL EKONOMI & BISNIS Volume 12, Nomor 1, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura ejurnal.stie-portnumbay.ac.id
Kuncoro,Mudrajat,
Suhardjono.2002.ManajemenPerbankan Teori
danAplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE
M.Noor, H. C. (2013). Manajemen Kredit Bank Umum dan
Bank Perkreditan Rakyat. Bandung: Quantum
Expert.
Muhammad Hanas Adi Putra, Sri Mangesti Rahayu,
Muhammad Saifi, (2016), dengan judul
penelitian Analisis Pengendalian Intern Terhadap
Sistem Pemberian Kredit Modal Kerja (Studi
Kasus pada PT. Bank Perkreditan Rakyat
UMKM Jawa Timur Cabang Pacitan).
Muljono, T. P. (2007). Manajemen Perkreditan Bagi Bank
Komersil. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. (ed.3).Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta:
Salemba Empat.
Neka Ayang Sesiady, Moch. Dzulkirom AR, Muhammad
Saifi, (2018), dengan judul penelitian Analisis
Sistem Dan Prosedur Pemberian Kredit Modal
Kerja Dalam Upaya Menudukung Pengendalian
Intern (Studi Pada PT. BPR Nusamba Wlingi
Cabang Kepanjen).
Romney, Marshall B, dan Paul John Steinbart. 2006.
Accounting Information System. Edisi Sembilan.
Jakarta: Salemba Empat
Setyawati, Agatha Gerry. 2007. Analisis Pengendalian
Intern Pada Sistem Pemberian Kredit (Studi
Kasus pada PT. BPR Karticentra Artha). Skripsi
Ekonomi. Program Sarjana. Universitas Sanata
Dharma
Simorangkir, U., dkk. 2000. Kredit Perbankan di
Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset
Suyatno, Thomas. 1995. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Suyatno, Thomas. 2007. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998. Manajemen
Perbankan. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Yenni Vera Fibriyanti, Oktavia Ikke Wijaya, (2018),


dengan judul penelitian Analisis Sistem
Pengendalian Internal Pemberian Kredit pada PD.
BPR Bank Daerah Lamongan.
Zaharman. (2017). Analisis Pengendalian Intern Pemberian
Kredit Pada PT BPR Mitra Rakyat Riau. Jurnal
Ilmu Akuntansi dan Bisnis. Vol. 8 No.1: Hal.
1917-1933.

72 Pasalbessy, Implementasi Sistem Pengendalian Intern, Hal 55 - 72

Anda mungkin juga menyukai