Anda di halaman 1dari 31

[ARRAY SATU DIMENSI]

Disusun oleh:
Nur Cahyo Wibowo, S.Kom, M.Kom

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
2020

Hal. 1
[ARRAY SATU DIMENSI]

DAFTAR ISI

1. Pendahuluan
2. Konsep Array/ Larik
3. Program Array Satu Dimensi
4. Tipe Data String
5. Penutup

Hal. 2
[ARRAY SATU DIMENSI]

1. PENDAHULUAN
Variabel yang dibuat dalam semua program di modul-modul
sebelumnya, selalu dipakai hanya untuk menyimpan sebuah data
tunggal dalam satu waktu. Artinya satu variabel digunakan
untuk menampung satu dat sajaa. Sebuah variabel dapat
menampung data baru, tetapi data lama akan hilang karena
ditimpa. Hal ini tentunya akan menjadi kendala jika program
yang dibuat berfungsi untuk mengolah data dalam jumlah yang
banyak. Untuk mengatasi masalah tersebut, muncullah konsep
array/ larik sebagai solusinya.

Dalam modul ini akan dibahas array jenis satu dimensi (vector).
Sedangkan jenis multidimensi akan dibahas di modul
selanjutnya. Selamat mencoba dan terus mencoba. Semoga
modul ringkas ini bisa memberikan manfaat yang sebanyak-
banyaknya.

Penulis.

Hal. 3
[ARRAY SATU DIMENSI]

2. KONSEP ARRAY (LARIK)


Masih tentang kisahnya Mukidi; mahasiswa tahun pertama
sebuah perguruan tinggi negeri ternama di kota metropolitan
Surabaya. Sore itu tibalah waktunya Mukidi mudik ke kampung
halaman. Setelah mengemasi barang-barang bawaannya dan
mengunci pintu kamar kos, segera saja Mukidi menuju motor
bututnya di garasi. Dan sesaat kemudian, meluncurlah dia di
jalanan yang mulai dipadati kendaraan. Dia susuri panasnya
aspal untuk menuju stasiun keberangkatan.

Pos pemeriksaan tiket dan KTP sudah dia lalui. Aman. Mukidi
kemudian mencari tempat duduk di area tunggu bagian dalam.
Dan tak lama berselang, kereta api yang dinantinya pun datang.
Perlahan lokomotifnya berjalan memasuki koridor tempat naik-
turunnya penumpang. Setelah sebagian besar gerbong-gerbong
berada di dalamnya, kereta pun berhenti.

Sambil beranjak dari tempat duduk, Mukidi kembali mengamati


tiket yang dipegangnya. Tertera kode K8 11B, yang berarti
tempat duduknya berada di gerbong kedelapan, kursi nomor
11B. Mukidi mulai menghitung jumlah gerbong yang terbentang
di depannya. Paling ujung depan adalah gerbong lokomotif;
tempat mesin bekerja menggerakkan kereta. Disusul kemudian
gerbong resto; tempat penumpang memesan makan dan minum
selama di perjalanan.

Selanjutnya baru disambung dengan gerbong penumpang. Kalau


gerbong loko dan resto memiliki sedikit jendela; nyaris tertutup
rapat, maka tidak demikian halnya dengan gerbong-gerbong
untuk penumpang. Gerbong penumpang mempunyai banyak
Hal. 4
[ARRAY SATU DIMENSI]

jendela di kedua sisinya. Dari ujung depan ke ujung belakang.


Di dekat pintu gerbong penumpang terpasang plat nomor yang
dicetak cukup besar sehingga tampak jelas dipandang dari
kejauhan. Mukidi membaca kodenya yang ternyata ditulis urut
dari kiri ke kanan. K1, K2, K3, sampai dengan K10 di gerbong
yang paling jauh. Sepintas dia juga mengamati jendela-
jendelanya; hampir semua gerbong penumpang telah penuh
terisi. Sudah musim liburan panjang memang. Tanpa berlama-
lama lagi Mukidi kemudian mulai melangkahkan kakinya.
Menuju gerbong dan tempat duduknya, untuk satu tujuan:
pulang…

Gerbong penumpang kereta api di atas adalah salah satu contoh


ilustrasi sederhana tentang konsep array/ larik yang sudah sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Satu buah kereta api
memiliki banyak gerbong penumpang; yang membentuk satu
rangkaian. Setiap gerbong penumpang mempunyai bentuk yang
sama, isi gerbongnya pun sama; yaitu penumpang. Demikian
halnya juga dengan array/ larik.

Satu buah variabel yang dideklarasikan sebagai array/ larik akan


memiliki kemampuan untuk menyimpan banyak data dengan
jenis/ tipe data yang sama. Array dapat juga dipahami sebagai
kumpulan variabel dengan tipe yang sama. Membuat
penyimpanan untuk banyak data dengan teknik array jelas lebih
mudah, lebih cepat, dan lebih efisien dibandingkan harus
menuliskan deklarasi banyak variabel; satu per satu, dengan tipe
yang sama. Namun demikian, sebaiknya peruntukan datanya
bersifat sama/ seragam. Contohnya sebuah array bertipe integer
tidak untuk menyimpan data panjang, lebar, tinggi, dan volume
Hal. 5
[ARRAY SATU DIMENSI]

sekaligus, meskipun memang benar ketiganya memiliki tipe data


yang sama. Akan lebih baik jika sebuah variabel array bertipe
integer dibuat untuk digunakan sebagai tempat menyimpan data
nilai angka hasil ujian sekian banyak mahasiswa.

Kapasitas ruang penyimpanan data yang dimiliki sebuah array


bersifat tetap. Tidak bisa ditambah, tidak bisa dikurangi. Ruang
penyimpanan data di dalam array boleh saja tidak dipenuhi
semua dengan nilai-nilai. Namun, jumlah data yang disimpan
tidak boleh melebihi batas kapasitas yang telah disediakan. Jika
misalnya sebuah array dibuat dengan kapasitas 100 ruang, maka
kalau diisi hanya dengan 20 data, maka alokasi di memori
komputer tetap untuk 100 ruang. Namun jika diisikan data yang
ke-101, maka akan terjadi kesalahan (error).

Array Elemen

0 1 2 3 4 5 6 7
Memori komputer Indeks

Gambar 1. Ilustrasi Array/ Larik.

Di dalam memori komputer, data-data yang disimpan ke dalam


array nanti akan diletakkan pada sel-sel dengan alamat yang
berurutan/ berdampingan (sekuensial) sehingga membentuk
sebuah rangkaian deret yang memanjang. Setiap sel memori
dalam array disebut dengan istilah elemen. Setiap elemen akan

Hal. 6
[ARRAY SATU DIMENSI]

menyimpan satu data yang unik. Elemen satu dengan elemen


lainnya dibedakan berdasarkan nomor indeksnya. Nomor indeks
array dalam bahasa Java dimulai dengan 0 (nol), kemudian
bertambah satu untuk indeks elemen berikutnya. Dengan
demikian, jika sebuah array dibuat dengan kapasitas/ ukuran
1000 elemen, maka nomor indeksnya akan terentang mulai dari
0 hingga 999.

Cara Membuat Array


Sebagaimana cara membuat variabel seperti biasanya, maka
membuat array juga dilakukan melalui deklarasi variabel.
Perbedaannya hanya dengan menambahkan karakter penanda
array, yaitu pasangan kurung siku ([ ]) sebelum, atau sesudah
nama variabelnya. Bentuk umum perintah deklarasinya adalah
sbb (bisa dipilih salah satu):

 TipeData [ ] NamaVariabel;
 TipeData NamaVariabel [ ];

Kemudian untuk mendefinisikan variabel array supaya bisa


digunakan, dituliskan perintah menggunakan kata kunci “new”
seperti berikut ini.

NamaVariabel = new TipeData [UkuranArray];

Variabel array bisa juga langsung diisi dengan banyak data saat
dideklarasikan di awal dengan cara sbb:

TipeData NamaVariabel [ ] = {data1, data2, data3, … };

Hal. 7
[ARRAY SATU DIMENSI]

3. PROGRAM ARRAY SATU DIMENSI


Dalam bagian ini akan diberikan beberapa contoh program yang
menerapkan variabel berupa array.

a. Program Operasi Dasar Array


Yang dimaksud dengan operasi dasar array disini adalah
pembuatan array, pengisian data ke dalam array, dan
menampilkan isi data array ke layar output. Berikut ini
adalah contoh source code programnya (Gambar 2).

Gambar 2. Contoh Program Operasi Dasar Array.

Hal. 8
[ARRAY SATU DIMENSI]

Dalam program di atas digunakan tiga variasi pembuatan


array. Pertama, cara dua langkah; yaitu variabel “nilai”. Di
baris 14 dituliskan perintah deklarasinya, kemudian di baris
17 dituliskan perintah definisinya. Kedua, cara satu langkah;
yaitu variabel “ipk”. Cara ini menggabungkan perintah
deklarasi dengan definisinya; dituliskan sekaligus dalam satu
baris perintah. Cara ketiga adalah dekarasi variabel
dilanjutkan dengan inisialisasi data array langsung. Seperti
yang terlihat pada variabel absen di baris 16.

Bagian program berikutnya adalah perintah-perintah untuk


mengisikan nilai/ data ke dalam array (assignment); yaitu
pada baris 18 sampai dengan baris 21. Yang perlu
diperhatikan disini adalah tata cara penulisan perintahnya,
yaitu: VariabelArray[indeks] = data. Untuk contoh di atas,
indeks yang digunakan mulai dari 0 hingga 4 (karena ukuran
array adalah 5). Pengisian elemen array boleh dilakukan
secara acak indeksnya. Tidak harus selalu urut. Sebagai
tambahan, sering terjadi error pada bagian ini disebabkan
programmer mengisikan data ke dalam array pada posisi
indeks yang sudah melebihi batasnya. Misalnya saja perintah
nilai[5]=100. Kesalahan ini akan menyebabkan munculnya
pesan error “ArrayIndexOutOfBoundsException” di layar
output, yang berarti indeks array telah melebihi batasnya.

Berikutnya di baris 24, 25, dan 26 adalah contoh perintah


untuk mengakses nilai/ data di dalam array, kemudian
ditampilkan di layar output. Tata cara penulisannya sama
dengan perintah mengisikan data ke dalam array, yaitu
dengan menuliskan nama variabelnya kemudian diikuti
Hal. 9
[ARRAY SATU DIMENSI]

dengan nomor indeks yang diapit oleh pasangan tanda


kurung siku. Nomor indeks yang ditulis disesuaikan dengan
kebutuhan; elemen mana yang akan ditampilkan datanya.

b. Program Array dengan Perulangan


Program berikut ini merupakan pengembangan contoh
program yang pertama. Terdapat kelemahan pada program
sebelumnya tersebut, yaitu bagaimana jika data yang akan
dikelola dalam jumlah yang banyak; misalnya ratusan, atau
bahkan ribuan? Apakah perintah pengisian dan penampilan
data juga akan ditulis sebanyak ratusan atau ribuan? Dan
source code program akan melonjak jumlah barisnya secara
signifikan. Jelas tidak efisien. Bagaimana solusinya?

Dalam program yang kedua ini akan dikombinasikan


penggunaan variabel array dengan kendali program
perulangan (tunggal). Untuk efisiensi source code, maka
perintah yang sama cukup dituliskan ke dalam blok perintah
perulangan. Seperti contoh di program pertama, pada bagian
pengisian array dapat dilihat bahwa lima perintah tersebut
polanya sama. Yang berbeda hanya pada nomor indeksnya.
Hal ini bisa menjadi dasar untuk dibuatkan perulangannya.

Dapat dilihat pada Gambar 3 di halaman berikutnya ini


bahwa untuk proses pengisian array ditulis di dalam blok
perintah perulangan for. Nomor indeks array yang
sebelumnya ditulis langsung dengan angka, maka dalam
program di bawah ini diganti dengan variabel i yang nilainya
dimulai dengan 0 sampai dengan 4. Cara serupa digunakan
untuk menampilkan isi array satu per satu.
Hal. 10
[ARRAY SATU DIMENSI]

Gambar 3. Contoh Program Array dengan Perulangan.

Sedangkan hasil running programnya dapat dilihat pada


Gambar 4 berikut ini.

Gambar 4. Tampilan Program Array dengan Perulangan.


Hal. 11
[ARRAY SATU DIMENSI]

c. Program Menghitung Nilai Rata-rata


Berikut ini akan dibahas program untuk menghitung nilai
rata-rata. Alur prosesnya, pengguna memasukkan jumlah
data yang akan diproses. Kemudian dilanjutkan input nilai
sebanyak jumlah data tersebut. Data-data nilai dijumlahkan,
lalu dibagi dengan banyaknya data. Hasil rata-rata akan
ditampilkan di layar output.

Gambar 5. Contoh Program Menghitung Rata-rata.

Hal baru dalam source code di atas adalah membuat


deklarasi variabel array dengan ukuran berdasarkan input
dari pengguna (baris 16). Ini adalah cara untuk menghemat
memori komputer yang akan dipakai oleh array. Elemen

Hal. 12
[ARRAY SATU DIMENSI]

array dibuat sejumlah yang dibutuhkan saja, sehingga tidak


banyak elemen array yang kosong, karena tidak terpakai.
Perulangan for pada baris 17 sampai dengan baris 20 adalah
blok perintah untuk input data-data nilai. Sedangkan
perulangan for pada baris 21 dan 22 adalah blok perintah
untuk menghitung jumlah total nilai-nilainya. Dan pada baris
24 dihitung nilai rata-ratanya sesuai rumus. Kemudian
ditampilkan hasilnya ke layar output (Gambar 6).

Gambar 6. Tampilan Program Menghitung Rata-rata.

Jika diamati, blok perulangan for yang pertama dan blok


perulangan for yang kedua memiliki kesamaan dalam hal
bagian kepalanya, mulai dari nilai awal, cek kondisi, dan
incremental. Karena itu, dua blok perintah perulangan
tersebut memungkinkan untuk dijadikan satu menjadi seperti
terlihat pada Gambar 7 di halaman berikutnya. Dalam
skenario optimasi ini, proses penghitungan jumlah nilai-
nilai, langsung dilakukan begitu setiap nilai selesai
dimasukkan oleh pengguna. Sehingga setiap satu kali
perulangan, jumlahnya selalu diperbarui (baris 20).
Hal. 13
[ARRAY SATU DIMENSI]

Gambar 7. Contoh Program Optimasi Menghitung Rata-rata.

d. Program Mencari Data dalam Array


Program berikut ini menggabungkan perintah percabangan
dengan penggunaan array. Array adalah bentuk variabel
yang paling sederhana untuk menyimpan banyak data. Dan
jika sudah melibatkan banyak data, maka pencarian data
akan menjadi salah satu proses yang penting.

Skenario jalannya program dimulai dengan menampilkan


pilihan menu pencarian data Nomor Pokok Mahasiswa
(NPM). Kemudian pengguna akan memasukkan nomor
pokok yang dicari. Jika ditemukan, maka akan dimunculkan
pesan “NPM Ada”. Jika tidak ditemukan, maka akan
dimunculkan pesan “NPM Tidak Ada”. Setelah itu pengguna
akan ditanya kembali; apakah akan mengulangi pencarian

Hal. 14
[ARRAY SATU DIMENSI]

NPM lagi ataukah tidak. Jika memilih Ya, maka proses akan
berulang. Sedangkan jika memilih Tidak, maka program
akan berakhir. Berikut ini source code programnya.

import java.util.Scanner;
public class CariNPM {
public static void main(String[] args) {
Scanner s = new Scanner(System.in);
int NPM[] = {101,102,103,104,105,106,107};
int pilih, npm;
boolean ketemu=false;
do{
System.out.println("Cari NPM");
System.out.println("1. Ya\n2. Tidak");
System.out.print("Pilih = ");
pilih = s.nextInt();
if(pilih==1){
System.out.print("Masukkan NPM = ");
npm = s.nextInt();
for (int i=0; i<NPM.length; i++) {
if(npm==NPM[i]){
ketemu=true;
break;
}
}
if(ketemu) //ketemu bernilai true
System.out.println("NPM Ada");
else
System.out.println("NPM Tdk Ada");
}
Hal. 15
[ARRAY SATU DIMENSI]

ketemu=false;
}while(pilih!=2);
}
}

Untuk mempersingkat program, data array sudah diisikan


saat pembuatannya di awal (deklarasi). Bagian utama
program di atas adalah pada blok perintah perulangan for. Di
dalamnya terdapat perintah if untuk pengecekan elemen
array satu per satu; dibandingkan dengan nilai variabel npm
yang dimasukkan oleh pengguna. Jika ada elemen array
yang datanya sama dengan yang dicari, maka variabel
ketemu akan diberi nilai True, dan perulangan dihentikan
dengan menggunakan perintah break;

Selepas blok perintah perulangan selesai dikerjakan, maka


dilanjutkan dengan perintah if-else untuk mengecek nilai
variabel ketemu; yang diberi nilai awal False. Jika ketemu
bernilai True, maka akan dicetak teks “NPM Ada”. Namun
jika ketemu masih bernilai False, maka akan dicetak teks
“NPM Tidak Ada”.

Satu putaran perulangan selesai. Program menjalankan lagi


dari awal, yaitu memunculkan pilihan menu pencarian NPM.
Apakah pengguna akan mencari NPM lagi ataukah tidak.
Jika pengguna memilih Ya, maka pencarian akan dimulai
kembali. Namun jika pengguna memilih Tidak, maka
program akan berakhir. Gambar 8 berikut ini adalah contoh
tampilan hasil running programnya.

Hal. 16
[ARRAY SATU DIMENSI]

Gambar 8. Contoh Tampilan Program Cari NPM.

e. Program Mencari Nilai Maksimal Minimal


Program berikutnya ini adalah program untuk menemukan
nilai paling tinggi dan nilai paling rendah yang disimpan di
dalam sebuah variabel array. Sebagai nilai awal tertinggi dan
terendah diambilkan dari nilai yang tersimpan di elemen
array yang pertama (indeks 0). Kemudian dengan
menggunakan perintah perulangan, nilai tersebut

Hal. 17
[ARRAY SATU DIMENSI]

dibandingkan dengan nilai yang tersimpan di elemen-elemen


berikutnya. Jika ditemukan nilai yang lebih kecil dari nilai
terkecil sementara, maka nilai minimal akan diperbarui. Jika
ditemukan nilai yang lebih besar dari nilai terbesar
sementara, maka nilai maksimal akan diperbarui. Berikut ini
source programnya.

Gambar 9. Contoh Program Nilai Maksimum Minimum.

Berikut ini tabel tracing untuk menganalisis program di atas.


Panjang array nilai (jumlah elemennya) adalah 10.

i nilai[i] nilai[i]>maks nilai[i]<min maks min


45 45
1 23 False True 23
2 56 True false 56

Hal. 18
[ARRAY SATU DIMENSI]

i nilai[i] nilai[i]>maks nilai[i]<min maks min


3 21 False True 21
4 54 False False
5 76 True False 76
6 12 False True 12
7 89 True False 89
8 34 False False
9 98 True False 98

Berdasarkan tabel di atas, nilai maksimal mengalami 4 kali


perubahan sejak dari nilai awalnya. Sedangkan nilai minimal
mengalami 3 kali perubahan. Nilai maksimal terjadi pada
perulangan terakhir; saat variabel i bernilai 9. Sedangkan
nilai minimal dicapai pada saat variabel i bernilai 6.

f. Program Membalik Isi Array


Untuk membalik sebuah array; isinya urut depan ke
belakang menjadi urut belakang ke depan, tidak bisa
dilakukan secara langsung. Tetapi harus digunakan variabel
array bantuan sebagai penampung sementara. Isi array asal
dibaca dari belakang ke depan, kemudian disimpan di array
bantuan. Kemudian setelah selesai, isi array bantuan dikopi
kembali ke array asal mulai dari elemen terdepan sampai
paling belakang.

Awal 5 2 4 8 7 9 3 6
Bantuan 6 3 9 7 8 4 2 5
Akhir 6 3 9 7 8 4 2 5

Berikut ini adalah contoh source code programnya.

Hal. 19
[ARRAY SATU DIMENSI]

Gambar 10. Contoh Program Membalik Array.

Dalam source code di atas, dibuat dua buah variabel array


bertipe integer; asal dan bantuan. Ukuran array bantuan
disamakan dengan jumlah elemen yang dimiliki oleh array
asal. Kemudian variabel j digunakan untuk indeks array
bantuan saat pemindahan elemen dari array asal.

Perintah baris 16 sampai dengan baris 19 digunakan untuk


menampilkan isi array asal pada kondisi awal; sebelum

Hal. 20
[ARRAY SATU DIMENSI]

dilakukan pembalikan. Perintah baris 21 sampai dengan 24


dijalankan untuk menyalin isi array asal ke array bantuan
secara terbalik. Ini bisa dilihat dari perbedaan indeks elemen
array masing-masing selama berlangsungnya perulangan.
Array asal dibaca dengan nilai indeks i yang berubah dari
nilai besar yang mengecil. Sedangkan array bantuan
memakai nilai indeks j yang berubah dari nilai kecil (nol)
yang membesar.

Baris 25 adalah perintah untuk menyalin isi array bantuan ke


dalam array asal secara keseluruhan. Setelah itu dilanjutkan
dengan perulangan for untuk menampilkan isi array asal
yang sudah terbalik. Hasil akhir program dapat dilihat di
bagian layar output bagian bawah Gambar 10 di atas.

g. Program Menghapus Elemen Array


Bagian yang paling sulit dalam proses menghapus sebuah
elemen array adalah menata ulang susunan isi elemen array
setelah satu elemennya dikeluarkan dari array. Hal ini bisa
dilakukan dengan menggunakan perintah perulangan untuk
memindah isi elemen array yang berada di sebelah kanan (di
belakang) elemen yang dikeluarkan/ dihapus dari array.
Dengan kata lain menggeser posisi elemen-elemen yang
setelahnya. Sedangkan elemen kosong yang berada di posisi
paling belakang akan diisi dengan nilai 0 (nol). Ilustrasinya
adalah sbb.

Awal 5 2 4 8 7 9 3 6
Dihapus 5 2 4 8 7 9 3 6
Akhir 5 2 4 7 9 3 6 0

Hal. 21
[ARRAY SATU DIMENSI]

Gambar 11. Contoh Program Menghapus Elemen Array.

Bagian utama program di atas adalah perintah pada baris 22


sampai dengan baris 24. Perulangan for pada baris 22
dimulai dengan nilai awal variabel i sesuai dengan nilai
variabel indeks (yang akan dihapus) yang dimasukkan oleh
pengguna. Kemudian penggeseran isi array dilakukan
dengan perintah baris 23; data[i] = data[i+1], yang berarti
jika nilai i adalah 3, maka array data pada indeks 3 akan diisi
dengan nilai yang ada pada array data indeks 4. Begitu

Hal. 22
[ARRAY SATU DIMENSI]

seterusnya. Khusus untuk elemen array yang terakhir, karena


bertipe integer, maka diasumsikan elemen yang kosong
tersebut diberi nilai 0 (nol) sebagai pembeda dengan nilai
yang ada di dalam elemen-elemen lainnya (baris 24).

h. Program Array Boolean


Program berikut ini hanya untuk menunjukkan bahwa tidak
hanya tipe data berupa bilangan saja yang dapat dibuat array.
Misalnya array tipe data boolean berikut ini yang berfungsi
untuk menampilkan pola berisi karakter di layar output.

Gambar 12. Contoh Program Array Boolean.


Hal. 23
[ARRAY SATU DIMENSI]

4. STRING
Dalam bahasa Java, string merupakan tipe data yang berupa
object. Hal ini ditandai dengan adanya perintah new dalam
pembuatan variabel bertipe string. String adalah tipe data
turunan; bukan tipe data primitif. Sederhananya string adalah
kumpulan data yang bertipe karakter. Kalau panjang bisa berupa
kalimat. Kalau pendek bisa berupa kata. String disebut juga
sebagai array yang bertipe karakter; yaitu array yang setiap
elemennya berisikan data karakter. Sehingga daripada susah-
susah membuat array yang bertipe karakter, maka akan lebih
mudah dan lebih cepat jika sebuah variabel langsung
dideklarasikan bertipe String.

Class string yang telah disediakan oleh bahasa Java memiliki


banyak sekali method/ fungsi yang tinggal pakai. Berikut ini
beberapa contoh program penggunaan string.

a. Program Menguraikan String


Program berikut ini akan diawali dengan pembuatan variabel
berupa string. Selanjutnya variabel string akan diberi nilai
awal berupa sebuah kata. Kemudian kata yang disimpan di
dalam variabel string tersebut akan diuraikan satu per satu
karakter penyusunnya. Gambar 13 di halaman berikut ini
adalah contoh source code programnya.

Bagian utama program ini ada pada perintah di baris 20


sampai dengan baris 25; yaitu dalam blok perulangan for.
Perulangan dimulai dengan nilai i sama dengan 0 (nol), yang
nanti akan terus bertambah nilainya sampai dengan panjang
kata yang dimasukkan pengguna ke dalam variabel input.
Hal. 24
[ARRAY SATU DIMENSI]

Selanjutnya variabel string input akan diakses elemen


penyusunnya satu per satu menggunakan perintah charAt(i);
dimana i berperan sebagai nomor indeks elemen array.
Kemudian ditampilkan ke layar output (baris 21). Untuk
elemen-elemen karakter pertama sampai dengan nomor dua
dari belakang, ditambahkan “,” (koma) sebagai pemisah
antar karakter (baris 22, 23). Sedangkan untuk elemen string
yang terakhir, cukup ditambahkan “ “ (spasi) seperti yang
terlihat pada perintah baris 24.

Gambar 13. Contoh Program Mengurai String.

Hal. 25
[ARRAY SATU DIMENSI]

b. Program Segitiga String


Program berikut ini akan menampilkan isi string secara
bertahap; karakter demi karakter, dalam baris yang berbeda.
Dimulai dari karakter pertama, terus bertambah, sehingga di
baris terakhir nanti akan tercetak string dalam formasi yang
lengkap/ utuh. Method utama yang digunakan masih sama
dengan program sebelumnya; yaitu charAt(i).

Gambar 14. Contoh Program Segitiga String.

Hal. 26
[ARRAY SATU DIMENSI]

Sama seperti program segitiga angka yang telah dibahas


dalam modul Perulangan Ganda, maka dalam program di
atas juga menggunakan dua buah perulangan yang ditulis
secara bersarang. Blok perulangan for j berada di dalam blok
perulangan for i. Perulangan for i berfungsi untuk mengatur
pergantian baris (ke bawah). Sedangkan perulangan for j
berfungsi mencetak karakter ke samping kanan. Untuk
membentuk formasi segitiga, maka dituliskan syarat kondisi
nilai variabel counter j tidak boleh melebihi nilai i.

c. Program Memotong String


Program ini akan membuat tampilan segitiga string tapi
terbalik. Semakin ke bawah, string akan semakin pendek;
karena berkurang satu karakter. Misalnya jika program
diberi input kata “Indonesia”, maka tampilan yang akan
dihasilkan adalah sbb:

Indonesia
Indonesi
Indones

Ind
In
I

Method yang dipakai untuk memotong string dalam program


di atas adalah perintah substring. Dengan menggunakan
perintah substring, maka cukup ditulis satu blok perulangan.
Yang perlu diperhatikan dalam program di atas adalah
perintah pada baris 19 dan 20. Perintah baris 19 adalah
Hal. 27
[ARRAY SATU DIMENSI]

untuk menentukan batas akhir indeks string yang akan


dipotong (variabel N). Sedangkan indeks awal pemotongan
string selalu dimulai dari 0 (nol); substring(0, N). Berikut
ini adalah programnya.

Gambar 15. Contoh Program Memotong String.

d. Program Menyambung String


Selain proses pemotongan string, telah disediakan pula
method/ fungsi untuk menyambung dua buah variabel
bertipe string. Berikut ini contoh programnya.

Hal. 28
[ARRAY SATU DIMENSI]

Gambar 16. Contoh Program Menyambung String.

Perintah yang digunakan untuk menyambung string adalah


concat; seperti yang terlihat pada baris 16 di atas.

e. Program Mencari Huruf dalam String


Jika dalam program array sebelumnya, pencarian data
dilakukan dengan menggunakan blok perintah perulangan,
maka untuk variabel string cukup menggunakan method/
perintah indexOf seperti yang terlihat pada baris 16. Jika
dihasilkan nilai ≥ 0, maka karakter yang dicari ditemukan.

Hal. 29
[ARRAY SATU DIMENSI]

Gambar 17. Contoh Program Mencari Huruf dalam String.

Hal. 30
[ARRAY SATU DIMENSI]

5. PENUTUP
Seringkali ketika sebuah program melibatkan array untuk
penyimpanan datanya, maka akan semakin sering pula
menggunakan tracing program untuk mengecek atau
memastikan program sudah berjalan sesuai yang diinginkan,
atau saat program terjadi kesalahan. Oleh karena itu, para
pembaca diharapkan bisa berlatih mandiri untuk mengasah
keterampilannya dalam tracing program. Cara paling mudah
adalah dengan mengubah isi array yang dijadikan contoh dalam
modul ini, untuk kemudian dipelajari prosesnya.

Untuk melengkapi pemahaman pembaca tentang teori dan


aplikasi array/ larik, maka sangat disarankan untuk melanjutkan
pembelajarannya dengan membaca dan mempraktekkan source
code program-program di dalam modul array berikutnya. Yaitu
tentang array/ larik multidimensi; diantaranya adalah array
berdimensi dua, dan array berdimensi tiga.

Hal. 31

Anda mungkin juga menyukai