Riwayat Pendidikan
SD Perguruan Cikini Jakarta (1954–1959)
SLTP Perguruan Cikini Jakarta (1960–1962)
SLTA Perguruan Cikini Jakarta (1963–1965)
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung (1965–1967); tidak selesai
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta (1970–1972); tidak selesai
Perjalanan Karier
Megawati mengawali kariernya di dunia politik pada tahun 1986 dengan menjabat
sebagai Wakil Ketua Cabang Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Jakarta Pusat.
Setahun kemudian, pada 1987, Mega menduduki kursi DPR RI. Namanya moncer
di kalangan politikus setelah diangkat secara sebagai Ketua Umum PDI saat
Kongres Luar Biasa 1993 di Surabaya.
Pada tahun 1996, Mega didepak dari jabatannya sebagai Ketua Umum Kongres
Medan dan digantikan oleh Soerjadi. Meski begitu, Mega tidak terima hasil
Kongres Medan tersebut.
Selanjutnya, Mega dan pengikutnya menduduki kantor DPP PDI yang berada di
Jalan Diponegoro Jakarta. Hingga akhirnya pada 27 Juli 1996 pengikut Soerjadi
terlibat bentrok dengan pendukung Mega. Peristiwa tersebut lantas dikenal
sebagai 'Kudatuli'.
Pada tahun 1997 Soerjadi kehilangan banyak suara pendukungnya. Sebagian
pendukungnya lari ke Partai Persatuan Pembangunan, sedangkan pendukung
Mega menjadi lebih banyak. Setelah orde baru runtuh, nama Mega dan PDIP
keluar sebagai pemenang dalam Pemilu 1999. Mega lantas menduduki kursi Wakil
Presiden Indonesia hingga tahun 2001. Ia lantas mencalonkan diri dan terpilih
sebagai Presiden Republik Indonesia pada 2001-2004. Namun, beberapa kali
mencalonkan diri, Megawati gagal terpilih lagi menjadi presiden.
Setelah tak lagi menjadi presiden, Mega kembali menjabat sebagai Ketua Umum
PDIP sejak 2015-2020. Berikut perjalanan karier Megawati:
Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Bandung); (1965)
Anggota Fraksi PDI DPR RI Komisi IV (1987–1997)
Ketua DPC PDI Jakarta Pusat
Ketua Umum PDI versi Kongres Luar Biasa (KLB) PDI di Surabaya (1993–1996)
Ketua Umum PDI Perjuangan (1999–sekarang)
Wakil Presiden Republik Indonesia (20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001)
Presiden Republik Indonesia ke-5 (23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004)
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (2017–sekarang)
Awal Pemerintahan
Keberhasilan sidang istimewa (SI) MPR 23 juli 2001 yang dipercepat mampu
menjatuhkan Gus Dur dan memilih pemerintahan baru dan menetapkan Megawati
Soekarnoputri sebagai presiden dan Hamzah Haz sebagai wakil presiden. Megawati
resmi menjadi presiden kelima Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 2001 dibentuklah
kabinet gotong royong. Anggota cabinet ini adalah kombinasi dari tokoh profesional dan
politisi partai politik pendukung pemerintahan. Nama gotong royong juga dipilih
Megawati untuk menguatkan visi misi utama pemerintahannya yaitu rekonsiliasi
nasional. Indonesia saat Megawati terpilih menjadi presiden sedang porak poranda
akibat beragam konflik komunal (ambon, poso, sampang) dan konflik politik
(pemakzulan Gus Dur oleh koalisi yang sebelumnya mendukungnya). Gotong royong
adalah kata yang dipilih untuk merekonsiliasi atau mempersatukan bangsa Indonesia
dalam semangat membangun kembali.
4. Mengadakan pemilu yang bersifat demokratis yang dilaksanakan tahun 2004 dan
melalui dua periode yaitu :
b)Periode kedua untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung.
Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara langsung
artinya rakyat langsung memilih pilihannya.
Kebijakan Ekonomi
Era Presiden Megawati Soekarno putri ditandai dengan berakhirnya progam reformasi
kerjasama dengan IMF pada Dessember 2003. Namun, pemerintah melanjutkan program
reformasi kerjasama dengan IMF pada Desember 2003. Namun, pemerintah melanjutkan
program reformasi ekonomi secara mandiri di bawah kendali pemerintah guna
memantapkan stabilitas ekonomi makro, melanjutkan restrukturisasi keuangan, serta
meningkatkan investasi, ekspor, dan kesempatan kerja.
Pada tanggal 15 sepetember 2003, pemerintah menerbitkan instruksi Presiden No. 5/2003
tentang paket kebijakan ekonomi sesudah berakhirnya program IMF pada Desember 2003
yang mencakup sejumlah sektor diantaranya:
1. kosolidasi fiskal
2. Restrukturisasi Keuangan
3. Peningkatan Investasi
d. pengelolaan keuangan negara diperiksa oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.
Semasa kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, kondisi ekonomi di Indonesia tercatat mengalami kemajuan.
Walaupun belum pulih sempurna, sejumlah indikator ekonomi makro menunjukkan tanda-tanda membaik. Hal
ini karena kebijakan ekonomi pada masa pemerintahan Megawati yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi
perekonomian Indonesia. Misalnya dengan cara melakukan langkah stabilisasi fiskal, memulihkan fungsi
intermediasi perbankan, dan perbaikan ekonomi makro. Selain itu, Megawati juga menerapkan kebijakan
moneter yang dipraktikkan oleh Bank Indonesia dalam mengatasi inflasi dengan cara mengendalikan jumlah
uang yang beredar. Di samping itu, kebijakan Megawati pada masa Reformasi juga mendorong
direalisasikannya investasi asing supaya pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat.
Untuk mendorong peningkatan investasi, Megawati membentuk Tim Nasional Pertumbuhan Investasi yang ia
pimpin langsung. Pemerintah juga melakukan peningkatan kepastian hukum lewat program reformasi hukum,
supaya investor tidak khawatir saat menanamkan modal di Indonesia. Usaha lain yang juga dilakukan
Megawati adalah menerapkan kebijakan imbal beli, guna mendorong peningkatan ekspor nonmigas di
Indonesia. Melalui strategi ini, volume eskpor nonmigas pun terus meningkat, mencapai 6 persen atau senilai
50,7 miliar dollar AS.