Kepada
Yth. Kepala SMP, MTs, SMA, SMK, dan MA se-Kabupaten Kuningan
di Kuningan
Demikian panduan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama dari Bapak/Ibu, kami
ucapkan terima kasih.
Mengetahui
Ketua Yayasan Sado Aan Sugianto Mas, Ketua Komunitas teATeR Sado,
Link Pendaftaran :
https://bit.ly/pendaftaran_workshop_siswa
LINK PENDAFTARAN
https://bit.ly/pendaftaran_pamerankaryaguru
NARAHUBUNG WORKSHOP TEATER
0821 3003 6161
PANDUAN AWAL
PELAKSANAAN FESTIVAL TEATER PELAJAR NASIONAL KE I
TEATER SADO KUNINGAN.
1. Identitas Kegiatan
a. Nama Kegiatan
“Festival Teater Pelajar Nasional I” Teater SADO
b. Tema Kegiatan
“Latihan Teater bersama Teater Latihan; kerja bersama ciptakan karya”
c. Tujuan Kegiatan
Memberi ruang ekspresi bagi siswa melalui media teater di sekolah dan memberi
kesempatan bagi sekolah untuk berkompetisi dalam bidang seni teater. Festival teater juga
merupakan implementasi kegiatan workshop di sekolah.
2. Peserta Kegiatan
Pelajar SMP sederajat dan SMA sederajat se Indonesia
3. Waktu Kegiatan
a. Sosialisasi : 6 Maret 2023
b. Pendaftaran : 20 Maret – 1 Juni 2023
c. Teknikal Meeting : 4 September 2023
d. Pelaksanaan : 11 September – 8 Oktober 2023
e. Pengumuman Festival : 15 Oktober 2023
4. Tempat Kegiatan
Gedung Kesenian Raksawacana Kabupaten Kuningan
5. Naskah Festival
Tingkat SMA sederajat :
a. Patung Raja Patung karya Aan Sugiantomas
b. Dalam Ruang Terbatas karya Aan Sugiantomas
c. Majalah Dinding karya Bakdi Soemanto
d. Calon Aktor karya Mansur Samin
e. Lena Tak Pulang karya Muram Batubara
9. Teknis Festival
a. Peserta merupakan pelajar SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang dibuktikan dengan kartu
pelajar/surat keterangan sekolah
b. Peserta menyerahkan susunan tim artistik dan tim produksi kepada panitia. Susunan Tim
artistik terdiri dari : Sutradara, asisten sutradara, penata artistik, penata musik, aktor, dan
aktris. Susunan tim produksi terdiri dari : pimpinan produksi, sekretaris, dan bendahara
c. Panitia menyediakan lampu, sound sistem, dan alat musik (terbatas). Apabila ada hal-hal
yang kurang, peserta bisa melegkapinya.
d. Setiap peserta diberi waktu 30 menit untuk menyetting panggung, musik, dan lampu.
e. Setelah selesai, peserta langsung membereskan properti dan alat musiknya.
f. Peserta bertanggug jawab untuk memelihara kebersihan
g. Peserta boleh membawa penonton dari sekolahnya sesuai kapasitas gedung, dan tiketing
berlaku.
OLAH TUBUH
Tubuh merupakan keseluruhan jasad manusia yang kelihatan dari mulai ujung rambut
sampai ujung kaki. Latihan yang dilakukan untuk mengolah tubuh meliputi latihan ekspresi
secara fisik. Sebagai pemain drama, aktor harus senantiasa berusaha agar fisik dapat bergerak
secara fleksibel, disiplin dan ekspresif.
Secara mendasar, kita bisa melatih tubuh kita dengan melakukan gerakan-gerakan
ringan seperti menari, senam, balet, atau berlatih silat. Latihan-latihan yang bisa digunakan
untuk olah tubuh di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Latihan pernapasan
Latihan pernapasan dalam olah tubuh berfungsi untuk dapat menggerakan tubuh kita
sehingga badan kita menjadi relaks, mengendor, dan mampu melepaskan ketegangan.
OLAH SUARA
Suara merupakan bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia. Suara yang diperlukan
adalah suara yang mampu didengar oleh penontonnya secara jelas, nyaring, mudah ditangkap,
komunikatif, dan sesuai dengan artikulasinya.
Latihan suara meliputi latihan pernafasan, latihan mengolah dialog, latihan
menyampaikan dialog, melatih artikulasi, serta imajinasi vokal.
a. Latihan Pernafasan
Bagi seorang aktor, melatih pernafasan sangat penting untuk mengucapkan kalimat-
kalimat panjang atau ketika sedang menyanyi di atas pentas. Teori tentang pernafasan secara
umum dikeolompokkan menjadi tiga bagian, yaitu pernafasan dada, pernafasan perut, dan
pernafasan dada dan perut.
OLAH SUKMA
Olah sukma merupakan pokok atau pendorong utama lahirnya gerak atau suara dalam
suatu proses pemeranan. Kalau olah tubuh dan olah suara merupakan latihan-latihan teknik
keterampilan yang berbentuk fisik dan bersifat jasmaniah, maka olah sukma merupakan
latihan kejiwaan. Olah sukma sering juga disebut olah rasa atau olah jiwa.
Latihan olah sukma meliputi penguasaan panca indra dan penguasaan perasaan dalam
laku dalam.
MEMENTASKAN DRAMA
Berproses kreatif dalam pementasan drama merupakan tahap apresiasi lanjutan
setelah mengenal drama. Tahapan apresiasi ini disebut juga sebagai apresiasi aktif, yang
dalam praktiknya turut terjun langsung merasakan proses. Pementasan drama merupakan
muara akhir dari sekian panjang proses latihan.
Berikut akan diuraikan bagaimana merencanakan sebuah produksi pementasan,
perumusan bentuk pementasan, pemilihan naskah yang akan dipentaskan, pemilihan aktor,
tahapan latihan, hingga tahap pementasan.
4. Tahap Latihan
Proses bermain drama sebenarnya dapat dirasakan pada tahap latihan. Segala teori
dramaturgi dicurahkan oleh seluruh pendukung pementasan di bawah komando sutradara.
Waktu yang dibutuhkan juga lumayan lama dibanding dengan tahap pementasan yang
mungkin hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit sampai 3 jam saja. Karenanya,
dibutuhkan kesabaran dan kedisiplinan yang kuat bagi para aktor dan seluruh pendukung
pementasan lainnya. Namun perlu menjadi catatan, keberhasilan sebuah pementasan amat
bergantung kepada proses latihan yang dilakukan.
Tahap latihan dapat dibagi menjadi tiga tahapan besar yaitu tahap pemanasan, tahap
inti dan tahap penenangan. Pada tahap pemanasan, aktor melakukan latihan-latihan dasar
seperti olah tubuh, olah suara, dan olah sukma. Sedangkan bagi para penata artistik lainnya
akan mulai mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan dalam pementasan. Pada
tahapan inti, aktor sudah memasuki tahapan membaca naskah (reading), latihan blocking,
latihan memadukan reading dan blocking, hingga latihan dengan perangkat kerja lainnya
seperti musik, gerak, lampu, dan sebagainya. Tahap penenangan merupakan periode akhir
latihan menjelang pementasan yang digunakan oleh seluruh tim untuk relaksasi.
5. Tahapan Pementasan.
Puncak dari proses panjang selama latihan adalah pementasan. Ibarat rute air
mengalir, pementasan adalah muara tempat menampung segala kelokan situasi dan kondisi
latihan. Meskipun hanya berlangsung dalam waktu yang relatif lebih sebentar dibanding
dengan proses latihan, tahap pementasan menjadi arena uji kemampuan semua aktor dan
pekerja lainnya. Di hadapan penonton, mereka harus menunjukkan hasil kerja kerasnya
selama latihan. Latihan yang baik, tentu akan menghasilkan pementasan yang baik. Demikian
juga sebaliknya.
Tahap ini adalah tahap yang dinanti-nantikan setiap pemain. Pemain tentu saja ingin
mewujudkan hasil dari latihan-latihan yang dilakukan sebelumnya. Namun ada hal lain yang
perlu diperhatikan dalam pementasan ini, yaitu faktor penonton. Mereka adalah orang-orang
yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan mungkin biaya untuk mengapresiasi hasil kerja
keras kita berekspresi selama latihan. Penontonnya yang tertib akan sangat membantu
kesuksesan proses pementasan. Karena itu untuk menghindari berbagai kesalahan di atas
pentas, seluruh pemain dan kru yang terlibat harus terbiasa berpikir cepat dan tepat mengolah
segala daya kreatifitas. Improvisasi serta komunikasi antar sesama pemain serta kru perlu
dilakukan. Jika semua persiapan sudah beres, maka selamat berapresiasi dan berekspresi
drama!
KEDUANYA PERGI
Pengetahuan Tata Rias Panggung
Oleh : Ramdhani Mangku Alam (Dhani Brain)
Pementasan teater yang layak untuk dipentaskan adalah pencapaian yang utuh dari
semua elemen pementasan dari hasil proses pencarian dalam penggarapannya. Elemen
pendukung dari sebuah pementasan teater adalah penyutradaraan, yang bertugas
mengkoordinir elemen lainnya dari mulai menentukan teks drama untuk di pentaskan, casting
untuk para pemeran, dan mengatur plot bloking pemanggungan. Selanjutnya adalah elemen
pemeranan atau keaktoran yang bertugas memerankan tokoh dalam naskah drama. Artistik
merupakan salah satu elemen berikutnya yang vital dalam penggarapan sebuah teks drama.
Beberapa hal yang merupakan cakupan dalam artistik adalah: tata pentas (decor), tata cahaya
(lighting), musik, tata rias (make up), tata busana (costume). Sebuah pertunjukan teater yang
pertama akan ditangkap secara langsung oleh penonton adalah visual.
Artistik termasuk salah satu unsur penting di bidang visual dalam sebuah pementasan
drama, seorang penata artistik harus melakukan observasi dari mulai untuk kebutuhan tata
panggung, tata cahaya, tata bunyi, tata busana dan tata rias. Pada era pertunjukan sebelum
modern atau disebut juga masa klasik tepatnya di Romawi dan Yunani tata rias dianggap tidak
begitu penting karena jarak mata pandang penonton yang relatif jauh dari panggung
pertunjukan. Pada era tersebut topeng menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi masalah
tersebut. Ukuran topeng yang digunakan lebih besar dibandingkan ukuran kepala para aktor.
Pada zaman Renaissance tata rias hanya digunakan untuk peran tertentu saja, seperti
peran malaikat (angel), setan (devil) dan peran-peran non realistik lainnya.
Negara Indonesia khususnya pada era pertunjukan klasik atau disebut juga dengan bahasa
tradisional, tata rias masih menggunakan bahan alami untuk membantu segi estetika
pertunjukan, sebagai contoh para aktor menggunakan beras yang dihaluskan (tepung) sebagai
bahan dasar bedak tabur, jelaga atau arang digunakan sebagai bahan tata rias untuk peran yang
membutuhkan warna hitam pekat.
Perkembangan tata rias bisa dilihat dari berbagai macam jenis, warna, kualitas bahan yang
diproduksi sesuai kebutuhan masyarakat, sebagai contoh pada tahun 2000 disebut juga tahun
Millenium, serta membawa pengaruh besar terhadap trend warna yang dikonsumsi
masyarakat pada saat itu, umumnya para konsumen dan produsen menyukai warna silver dan
warna lainnya yang mengkilap (glossy).
1
Tata rias atau sering disebut make up adalah “ salah satu cabang kesenian yang
menggunakan alat dan bahan kosmetik “ (Harimawan). Dalam sebuah pertunjukan belumlah
lengkap tanpa make up untuk mencapai kenikmatan penonton, dibidang seni pertunjukan
terutama pertunjukan yang menyematkan karakter didalam pertunjukannya make up karakter
sangatlah penting selain untuk membantu memperkuat karakter pemain make up berfungsi
sebagai identifikasi peran diatas panggung.
Sering kali make uper dalam aplikasi make up pada model untuk diats panggung
terjebak dengan visual make up yang kurang terlihat dari kursi penonton, untuk hal ini make
uper biasa memperkuat garis atau warna yang di gunakan pada model bukan hanya sekedar
dipertebal untuk riasannya, lighting salah satu unsur finishing pada make up panggung yang
harus diperhitumgkan, banyak sekali terjadi dalam pertunjukan yang tidak menggunkan
footlight, padahal fungsi utama dari footlight ini adalah agar dimensi make up pada aktor
terlihat jelas dari kursi penonoton
Kendala lain dari make uper adalah ketergantungan dengan merk kosmetik tertentu, hal
ini bisa di atasi dengan pemilihan warna yang kuat tanpa harus bergantung dengan jenis merek
kosmetik tertentu.
a. Tata rias realis (Realistic Make Up) dalam make up realistic ini semua bentuk visual
make up yang mendekatkan pada jenis-jenis make up real apa adanya visual manusia pada
umumnya, diantaranya adalah:
- make up corective, tata rias ini berhubungan dengan jenis-jenis make up sebagai
koreksi pada kekurangan wajah yang ingin disempurnakan oleh make up, make up ini
biasa disebut dengan make up cakep, sebagai contoh make up di gunakan untuk menutupi
flek hitam atau bekas jerawat, atau menyempurnakan bentuk hidung agar terkesan
mancung, dan membuat shading atau bayangan agar wajah tampak tyrus. Penempatan
karakter pada make up corective ini bisa di terapkan pada bentuk alis atau bibir dan
bentuk mata sesuai karakter, sebagai contoh tokoh antagonis, biasa menggunakan alis
yang cenderung patah dan kaku dan menukik ke arah dalam mata pangkal hidung hingga
terkesan model yang menggunakan bentuk alis ini memiliki wajah yang tampak kejam,
dingin, judes. Make up corective ini juga biasanya mengambil karakter karakter publik
figur sebagai acuan untuk dimiripkan dengan model yang akan di rias
2
- make up usia, disebut dengan istilah make up usia karena bentuk visual jenis ini
berdasarkan usia untuk pengkarakteran tokoh dalam sebuah pertunjukan, permainan
garis digunakan untuk menegaskan kerutan kerutan wajah untuk mengidentifikasi tokoh
tersebut memiliki usia tua, sedangkan untuk pengkarakteran usia lebih muda biasanya
dengan cara mempejauh jarak mata model di buat soalah olah berjarak antara mata kiri
dan mata kanan, selain itu penggunaan warna-warna cerah untuk identifikasi make up
usia muda.
3
- make up libido atau make up gendre, make up jenis ini lebih cenderung
memanipulasi bentuk visual model menjadi bentukvisual persilangan jenis kelamin
seperti contoh seorang model laki-laki di buat menjadi wanita dan wanita di buat jadi
laki-laki sesuai kebutuhan karakter untuk pertunjukan, dalam make up ini bukan berarti
menjadi waria atau menjadi tomboy
b. Tata rias nonrealistic, make up in berhubungan dengan segala sesuatu yang datang
dari fantasi seorang make uper itu sendiri, jenis make up ini di bagi menjadi sebagai berikut ;
- make up beauty fantasy, make up jenis ini biasanya lebih cenderung memadukan
dua unsur bentuk visual antara manusia dengan alam, tapi sisi beauty atau sisi
kecantikan model yang lebih di tonjolkan seperti contoh make up putri mawar, atau
putri harimau, atau ratu pohon
4
- make up fantasy , make up ini lebih menonjolkan bentuk anatomi binatang atau
bentuk alam yang di terapkan ke anatomi wajah model
- make up clown atau badut, make up ini lebih cenderung ke bentuk visual badut pada
umumnya, namun bisa di beri karakter seperti bisa di bentuk karakter pada alis sesuai
konsep make uper apakah badut ini di golongkan ke karakter antagonis atau protagonis,
biasanya di lihat dari bentuk alis dan warna make up yang di gunakan, pantomime pada
umumnya menggunakan jenis make up ini
5
- make up horor, make up ini lebih cenderung mengambil bentuk-bentuk fantasy horor
yang menakutkan dan di hubungkan dengan bentuk visual make up hantu-hantu
c. Special make up effect, jenis make up ini di pisahkan dari dua jenis make up di atas
karena special make up effect ini bisa di gunakan oleh kedua jenis make up di atas, yang
6
meliputi special make up effect ini seperti luka, keringat,daki,jenis-jenis
penyakit,penambahan rambut seperti kumis, janggut dan jambang, hingga membuat
kesan menghialngkan atau menambahakan bagian bentuk tubuh modelnya
7
8
9
PROSTETHIC MAKE UP
10
Bahan 3. Untuk rambut uban
- Bisa memakai cemoro atau tau wig warna putih, cemoro atau rambut
sintetis yang biasanya di pakai untuk sambuntan rambut atau sanggul
- Atau bisa menggunakan bodypainting atau singuid warna putih dan bedak
bayi putih
Proses pembuatan
Proses 1.
Apabila menghendaki mencetak langsung wajah aktor...pertama yang
disiapkan adalah tepung Gypsum, bandu atau pengikat rambut,plastik,plester
luka (hansaplast),air dan wadah
a. Bersihkan wajah aktor, posisi aktor terlentang tidur usahakan aktor
nyaman,tutup bagian bagian wajah yg berambut,seperti alis,bagian mata
aktor yang akan di cetak bisa ditutup oleh plastik lalu di plester hansaplast
seukuran cekungan tengkorak bola mata ini untuk menghindari agar
gypsum tidak kena mata atau bulu mata, atau bisa menggunakan sendok
plastik yg dibuang gagangnya lalu di tempel di bagian mata
aktor,pinggirnya di hansaplast, untuk bernafas, aktor bisa di kasih selang
sekitar 10 sampai 15cm agak besar sedikit dr lubang hidung aktor agar
gypsum tidak masuk hidung...untuk mulut cukup dengan menutup
mulutnya,setelah itu kasih bedak bayi agak tebal.
b. Setelah langkah di atas siapkan tepung gypsum dan wadah..usahakan
tepung gypsum menggunakan tepung gypsum yg mengandung lem agar
cepat kering....kemudian gypsum di campur air dalam wadah,jangan
terlalu cair dan jangan terlalu padat..bayangkan aja peliket (lengket)
seperti adonan donat yg agak cair, lalu tuangkan ke wajah aktor yg sudah
disiapkan sesuai langkah “a”. Jgn khaatir kalau pas saat mencetak akan
terasa hangat hangat kuku itu adalah proses pengeringsn gypsum
c. Setelah kering angkat gypsum perlahan. Ini sdh jadi cetakan pertama
sebagai manequin.
d. Lalu cetakan yang sudah jadi tadi di rapikan bagian dalam bisa di ampelas
halus kalau ada yang kurang mulus...
e. Setelah halus...cetakan ini bisa di cor menggunakan semen putih, atau
gypsum lg dengan catatan sebelum dicor cetakan bisa dilapisi minyak atau
margarin agak tebal, agar cetakan tidak lekat dengan model patung wajah
aktor.
f. Setelah kering cetakan bisa di pisah dengan hasil cor tadi,hati hati
melepaskannya agar tidak pecah
Proses 2
11
Setelah patung wajah aktor sudah jadi dilanjutkan dengan membuat tekstur
kerutan menggunakan palstisin atau lilin mainan...bisa mengambil referensi
kerutan orang tua dari foto, plastisin tadi di bentuk menerupai kerutan kerutan,
dengan catatan kerutan yang di buat adalah kerutan yang tampak nyata saja
karena untuk kebutuhan panggung dengan jarak mata penonton,apabila
menghendaki kerutan detil juga tidak apa apa, setelah topeng wajah aktor di
beri palstisin dan dibentuk kerutan, kembali buat adonan gypsum dengan air
takaran agak lebih cair dari cetakan awal dengan tujuan agar kerutan yang
tercetak sempurna..tunggu hingga kering, setelah kering pisahkan cetakan
gypsum dari topeng aktor yang berplastisin tadi...kemudian bersihkan
palstisin yg melekat dengan cetakan gypsum kedua (bukan topeng aktor),
hati2 dalam membersihkan,krn gypsum sudah berteksture kerutan.setelah
cetakan gypsum kedua bersih dr plasitin oleskan bedak bayi dengan kuas
Proses 3
Siapkan latex dalam botol air mineral kemudian campur dengan foundation
cair, lalu kocok perlahan hingga rata, buka tutup botol tersebut..biarkan
setengah hari agar buih dalam latex berkurang.lalu tuangkan latex ke dalam
cetakan yang bertekstur kerutan tadi dan sudah dilapisis bedak bayi, tuang lalu
goyang2kan sampai semua permukaan cetakan terkena latex...kemudian latex
yang menggenang di cetakan bisa dituangkan ke dalam wadah lain, lakukan
beberapa lapis cukup lima sampai delapan kali tuang atau lapis latex tipis2,
lalu keringkan disuhu kamar dengan kipas angin, catatan selama proses
pencetakan latex,latex dalam cetakan jangan sampai di sentuh sebelum kering
karena bisa rusak atau menggumpal..kalau latex terlalu bau bisa di tambah
pengharum pakaian cair sedikit, jangan khawatir latex kering tidak berbau
seperti saat cair. Setelah latex kering dengan ketebalan yang dirasa sudah
cukup,sebelum di lepas dari cetakan latex taburi dulu dengan bedak bayi
hingga merata, saat melepas lapisan latex lakukan dengan hati hati dari
beberapa pinggir, setiap latex yang sudah terlepas dari cetakan segera beri
bedak bayi agar tidak lengket. Jadilah prosthetic kerut usia tua (seperti topeng
mainan anak)...
Proses 4
Setelah topeng latex kering usahakan jangan terlipat dan cek terus agar tetap
mengandung bedak bayi sebelum di pakai, lalu potong prosthetic tadi dengan
gunting beberapa bagian, bagian kerut kening, bagian kantung mata, bagian
dagu, bagian pipi, bagian hidung, fungsinya agar ekspresi aktor tidak
terganggu dan nyaman, setelah dipotong tiap potongan bagian2 tadi di beri
kapas tipis2 pinggirnya dengan lem latex cair itu sendiri, fungsi dari kapas ini
adalah agar latex merekat kuat di wajah ketika di tempel di wajah aktor,
catatan kapas jgn sampai terlalu basah dengan latex saat di lemkan ke tiap
pinggir bagian2 potongan tadi.biarkan kering....Dan prosthetic siap di tempel
ke wajah aktor.
12
Proses 5
Tahap ini adalah tahapan aplikasi prosthetic latex kewajah aktor
- Bersihkan ajah aktor dengan tissue basah atau pembersih atau sabun
muka
- Setelah kering tahap pertama adalah menempelkan bagian2 potongan
latex dengan menggunakan lem bulu mata, bagian yang direkatkan adalah
yang pinggirnya ada kapasnya, bagian lainnya boleh di beri lem tapi
jangan terlalu banyak,cukup bagian yg berkapas (pinggir) yg di block
dengan lem bulu mata, sebenarnya ada lem selain lem bulu mata
namanya spirit gum,Cuma susah di cari dan sangat mahal,dan butuh
eksperimen dulu untk pemakainnya, tp lem bulu mata ini sudah cukup
kuat untuk melekat seharian,krn lem bulu mata ini bersifat lembab,jdi bila
ada yang mengelupas dikit aktor tinggal menekan bagian yg ngelupas tadi
maka akan rekat kembali,beda dengan spirit gum apabila ngelupas dia
tidak bisa lekat lagi dengan cara ditekan ke wajah
- Setelah prosthetic melekat semua di wajah, tunggu mengering dl lem bulu
matanya, lalu oleskan foundation atau alas bedak crem Kryolan Supra
secara merata...
- Kemudian tahap pewarnaan...bagian cekungan kerut di beri warna gelap,
dan bagian yang menonjol di beri warna terang (teknik shading)
- Pensil alis digunakan untuk mempertajam bagian gari kerutan yang
cekung ke dalam, ini bisa juga tidak digunakan apabila cekungan kerut sdh
dirasa cukup.
- Tahap terakhir adalah finishing dengan menggunakan bedak padat, bisa
menggunakan kuas blush onagar bedak merata
Prose 6
Rambut apabila tidak ada wig atau cemoro bisa menggunakan singuid
atau body painting di oles kerambut kemudian di beri bedak bayi, atau
menggunakan foundation cream warna terang kemudian diberi bedak
bayi putih
Proses diatas masih sekitar wajah, akan lebig baik proses cetak tersebut
juga di aplikasikan untuk membuat kerutan leher, tangan dan bagian2 tubuh yang
tidak tertutup oleh kostum
13