Anda di halaman 1dari 17

Pelatihan Online

ALC Indonesia
KSN 2021
MATERI PAKET 12
ASTRONOMI BOLA LANGIT
Ada beberapa sistem koordinat yang umum dipakai untuk memetakan posisi benda langit,
yaitu: Sistem Koordinat Horizon, dan Sistem Koordinat Ekuatorial
Tata Koordinat Horizon

Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan pandangan
pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran semu
bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat horizon
penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya bintang.

Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon adalah:

1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya diukur dari selatan ke
arah barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon, seperti pada gambar azimut bintang

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021
adalak 220°. Namun ada pula azimut yang diukur dari Utara ke arah timur, oleh karena itu
sebaiknya Anda menuliskan keterangan tentang ketentuan mana yang Anda gunakan.

2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari proyeksi
bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi bintang diukur 0° – 90° jika
arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0° – -90° jika arahnya ke bawah.

Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang, lukislah
lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui bintang yang sejajar dengan
horizon (lingkaran PQRS).

Tata Koordinat Ekuator

Tata koordinat ekuator merupakan sistem koordinat yang paling penting dalam
astronomi. Letak bintang-bintang, nebula, galaksi dan lainnya umumnya dinyatakan dalam tata
koordinat ekuator. Pada tata koordinat ekuator, lintasan bintang di langit dapat ditentukan
dengan tepat karena faktor lintang geografis pengamat (φ) diperhitungkan, sehingga lintasan
edar bintang-bintang di langit (ekuator Bumi) dapat dikoreksi terhadap pengamat. Sebelum
menentukan letak bintang pada tata koordinat ekuator, sebaiknya kita mempelajari terlebih
dahulu sikap bola langit, yaitu posisi bola langit menurut pengamat pada lintang tertentu.

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021
Sudut antara kutub Bumi (poros rotasi Bumi) dan horizon disebut tinggi kutub (φ) . Jika
diperhatikan lebih lanjut, ternyata nilai φ = ϕ, dengan φ diukur dari Selatan ke KLS jika
pengamat berada di lintang selatan dan φ diukur dari Utara ke KLU jika pengamat berada di
lintang utara. Jadi untuk pengamat pada ϕ = 90° LU lingkaran ekliptika akan berimpit dengan
lingkaran horizon, dan kutub lintang utara berimpit dengan zenit, sedangkan pada ϕ = 90° LS
lingkaran ekliptika akan berimpit dengan lingkaran horizon, dan kutub lintang selatan berimpit
dengan zenit

Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekuator adalah:

1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour Angle (HA). Sudut jam
menunjukkan letak suatu bintang dari titik kulminasinya, yang diukur dengan satuan jam
(ingat,1h = 15°). Sudut jam diukur dari titik kulminasi atas bintang (A) ke arah barat (positif,
yang berarti bintang telah lewat kulminasi sekian jam) ataupun ke arah timur (negatif, yang
berarti tinggal sekian jam lagi bintang akan berkulminasi). Dapat juga diukur dari 0° – 360°
dari titik A ke arah barat.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi (δ), yang diukur dari proyeksi bintang di
ekuator ke arah bintang itu menuju ke kutub Bumi. Tinggi bintang diukur 0° – 90° jika arahnya
menuju KLU dan 0° – -90° jika arahnya menuju KLS.

Dapat kita lihat bahwa deklinasi suatu bintang nyaris tidak berubah dalam kurun waktu
yang panjang, walaupun variasi dalam skala kecil tetap terjadi akibat presesi orbit Bumi.
Namun sudut jam suatu bintang tentunya berubah tiap jam akibat rotasi Bumi dan tiap hari
akibat revolusi Bumi. Oleh karena itu, ditentukanlah suatu ordinat baku yang bersifat tetap yang
menunjukkan bujur suatu bintang pada tanggal 23 September pukul 00.00, yaitu ketika titik
Aries ^ tepat berkulminasi atas pada pukul 00.00 waktu lokal (vernal equinox). Ordinat inilah
yang disebut asensiorekta (ascencio recta) atau kenaikan lurus, yang umumnya dinyatakan
dalam jam. Faktor gerak semu harian bintang dikoreksi terhadap waktu lokal (t) dan faktor
gerak semu tahunan bintang dikoreksi terhadap Local Siderial Time (LST) atau waktu bintang,
yaitu letak titik Aries pada hari itu. Pada tanggal 23 September LST-nya adalah pukul 00h, dan
kembali ke pukul 00h pada 23 September berikutnya sehingga pada tanggal 21 Maret, 21 Juni,
dan 22 Desember LST-nya berturut-turut adalah 12h, 18h, dan 06h. Jadi LST dapat dicari dengan
rumus :

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021

Adapun hubungan LST, HA00 dan asensiorekta (α)

LST = α + HA00

Dengan t adalah waktu lokal. Misal jika HA00 = +3h, maka sudut jam bintang pada
pukul 03.00 adalah +6h (sedang terbenam). Ingat, saat kulminasi atas maka HA = 00h. Dengan
demikian didapatkan hubungan komplit bujur pada tata koordinat ekuator

LST + t = α + HAt

Patut diingat bahwa HA00 ialah posisi bintang pada pukul 00.00 waktu lokal, sehingga
posisi bintang pada sembarang waktu ialah:

HAt = HA00 + t

Dengan α ordinat tetap, HAt ordinat tampak, LST koreksi tahunan, dan t koreksi waktu
harian. Contoh pada gambar di bawah. Pada tanggal 21 Maret, LST-nya adalah 12h. Jadi letak
bintang R dengan koordinat (α, δ) sebesar (16h,-50º)akan nampak di titik R pada pukul 00.00
waktu lokal. Perhatikan bahwa LST diukur dari titik A kearah barat sampai pada titik Aries ^.
Tampak bintang R berada pada bujur (HA00) -60° atau -4 jam. Jadi, bintang R akan
berkulminasi atas di titikKa pada pukul 04.00 dan terbenam di horizon pada pukul 10.00.
Asensiorekta diukur dari titik Aries berlawanan pengukuran LST sampai pada proyeksi bintang
di ekuator. Jadi telah jelas bahwa.

HA = LST – α
Dengan -xh = 24h - xh

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021

Lingkaran kecil KaKb merupakan lintasan gerak bintang, yang sifatnya nyaris tetap.
Untuk bintang R, yang diamati dari ϕ = 40° LS akan lebih sering berada pada di atas horizon
daripada di bawah horizon. Pembahasan lebih lanjut pada bagian bintang sirkumpolar.

Tinggi bintang atau altitude, yaitu sudut kedudukan suatu bintang dari horizon dapat
dicari dengan aturan cosinus segitiga bola. Tinggi bintang, a, yaitu

a = 90° - ζ

Dimana jarak zenit (ζ) dirumuskan dengan

cos ζ = cos(90° – δ) cos(90° – ϕ) + sin(90° – δ) sin(90° – ϕ) cosHA

GERAK SEMU MATAHARI


Matahari melakukan gerakan tahunan “seolah-olah” mengitari bumi, yang dinamakan gerak
semu tahunan Matahari. Gerak semu tahunan Matahari menyebabkan posisi Matahari dalam
koordinat ekliptika berubah terhadap waktu. Ini berarti posisi dalam koordinat ekuatorial pun

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021
akan berubah. Dalam satu tahun asensiorekta () berubah dari 0h sampai 24h dan deklinasi pun
berubah dengan rentang -23.27 ° sampai + 23.27 ° . Hanya titik acuan, yaitu titik yang tetap.
Berikut adalah tabel posisi Matahari dalam koordinat ekliptika dan ekuatorial :

Berikut adalah tabel posisi titik aries terhadap Matahari dalam pergerakan harian dan tahunan
Matahari :

TEROPONG (TELESKOP)
Dalam mengamati bintang-bintang dan gerak benda-benda langit biasanya digunakan alat bantu
seperti teropong (teleskop). Teropong atau teleskop (optik) ini merupakan sebuah instrumen
untuk melihat benda-benda yang jauh sehingga tampak lebih jelas, dan lebih dekat. Secara
umum teropong terdiri atas dua buah lensa positif. Satu lensa mengarah ke obyek dan disebut
lensa obyektif dan satu lensa mengarah ke mata dan disebut lensa okuler. Prinsip utama
pembentukan bayangan pada teleskop/teropong adalah lensa obyektif membentuk bayangan
nyata dari sebuah obyek jauh dan lensa okuler berfungsi sebagai lup. Bayangan yang dibentuk
lensa obyektif menjadi benda bagi lensa okuler yang jatuh tepat pada titik fokus lensa okuler.
Dengan demikian cara mengamati obyek apakah mau dengan cara berakomodasi maupun tidak
berakomodasi tergantung dari posisi lensa okulernya. Oleh karena itu jarak antara obyektif dan
okuler dapat diubah-ubah. Berdasarkan jenis objektifnya terdapat dua jenis teleskop, yaitu:
(1) Teleskop REFRAKTOR: menggunakan lensa (cembung), disebut obyektif, berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya dan membentuk citra pada titik fokusnya.
(2) Teleskop REFLEKTOR: menggunakan cermin (cekung), disebut cermin primer, berfungsi
untuk mengumpulkan berkas sinar ke titik fokusnya

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021

Teropong bintang digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang ada di langit (luar angkasa).
Teropong ini menggunakan dua buah lensa cembung masing-masing sebagai lensa obyektif
dengan diameter dan jarak fokus besar, dan lensa okuler (lensa cembung) dengan jarak fokus
pendek. Prinsip kerja teropong bintang adalah sebagai berikut: “obyek benda yang diamati
berada di tempat yang jauh tak terhingga, berkas cahaya datang berupa sinar-sinar yang sejajar.
Lensa obyektif berupa lensa cembung membentuk bayangan yang bersifat nyata, diperbesar
dan terbalik berada pada titik fokus. Bayangan yang dibentuk lensa obyektif menjadi benda
bagi lensa okuler yang jatuh tepat pada titik fokus lensa okuler.
(1) Untuk penggunaan dengan mata tidak berkomodasi bayangan yang dihasilkan oleh lensa
obyektif jatuh di titik fokus lensa okuler

(2) Untuk penggunaan dengan mata berakomodasi maksimal Bayangan yang dihasilkan oleh
lensa obyektif jatuh diantara titik pusat bidang lensa dan titik fokus lensa okuler.
Perbesaran anguler dapat diturunkan sama dengan penalaran pada pengamatan tanpa
berakomodasi dan didapatkan :

Parameter Dasar Teleskop


• Diameter bukaan (D dalam mm)
• Panjang fokus (f dalam mm): lensa tunggal, kombinasi cermin
• Nisbah fokal = f/D

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021
• Penguatan (Power, magnification): Kombinasi obyektif dan eyepiece
𝛼𝑒 𝑓
𝑚= =
𝛼𝑐 𝑓𝑒𝑦𝑒𝑝𝑖𝑒𝑐𝑒
𝐷
≤ 𝑚 ≤ 28√𝐷
2
• Daya kumpul radiasi (light gathering power): Kemampuan mengumpulkan
radiasi dibanding dengan mata telanjang
𝐷2
2 , 𝑑𝑝𝑢𝑝𝑖𝑙 𝑚𝑎𝑡𝑎 = 7 − 8 𝑚𝑚
𝑑𝑝𝑢𝑝𝑖𝑙 𝑚𝑎𝑡𝑎

• Daya pisah (Resolving power): Kemampuan memisahkan dua ciri berdekatan ke


dalam dua citra terpisah
140
α(′) = (𝑅𝑎𝑦𝑙𝑒𝑖𝑔ℎ)
𝐷(𝑚𝑚)
115
α(′) = (𝐷𝑎𝑤𝑒𝑠)
𝐷(𝑚𝑚)
• Magnitudo batas (limiting magnitude): Batas terredup dari obyek astronomi yang
dapat diamati melalui teleskop
𝐷
m𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 = 6 + 5𝑙𝑜𝑔
10
• Medang pandang (field of view): bentangan langit yang dapat dilihat melalui
teleskop

𝑚𝑒𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑚𝑢


𝐹𝑂𝑉 =
𝑚
Medan pandang semu=45-55
• Skala plat/Skala bayangan (plate scale): Hubungan bentangan sudut dan besar
citra pada bidang focus
206265′′
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝐵𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝑓 (𝑚𝑚)
• Pupil keluaran (exit pupil): Diameter berkas yang keluar dari eyepiece
𝑓𝑒𝑦𝑒𝑝𝑖𝑒𝑐𝑒 (𝑚𝑚)
𝑃𝑢𝑝𝑖𝑙 𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 =
𝑓/𝐷

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021

PAKET 12
PILIHLAH JAWABAN MENURUT ANDA YANG PALING TEPAT!

1. Pada tanggal 2 Februari 2021 jam 19.00 WIB, ketika Ahmad sedang berada di
Observatorium Bosscha Lembang ia melihat sebuah satelit melewati meridian dengan
latar belakang Orion. Jika satelit itu mempunyai periode 9 jam. Pukul berapa satelit itu
akan teramati kembali berada di depan Orion?
a. 09:25
b. 15:30
c. 18:56
d. 21:25
e. 23:50

2. Koordinat Matahari pada tanggal 21 Maret kira-kira…


a. RA 00h 00m, Dec 0o
b. RA 06h 00m, Dec 23,5o
c. RA 12h 00m, Dec 0o
d. RA 18h 00m, Dec -23,5o
e. RA 24h 00m, Dec -23,5o

3. Sebuah bintang dengan RA 6h 00m dan deklinasi 0o pada tanggal 21 Maret akan terbit
pada pukul…
a. 00:00 waktu lokal
b. 06:00 waktu lokal
c. 12:00 waktu lokal
d. 18:00 waktu lokal
e. 23:56 waktu local

4. Seorang astronom terbang, dengan menumpang pesawat, langsung dari kota A jam
07.15 dan tiba di kota B jam 12.45. Esoknya ia pulang dari kota B jam 12.20 dan tiba
di kota A jam 14.50 dengan pesawat yang sama. Berapa perbedaan waktu wilayah
antara kota A dan kota B?

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021
a. 1 jam, A lebih Timur daripada B
b. 1 jam, A lebih Barat daripada B
c. 1½ jam, A lebih Timur daripada B
d. 1½ jam, A lebih Barat daripada B
e. 2 jam, A lebih Timur daripada B

5. Pengamat di belahan bumi utara dapat mengamati bintang-bintang yang berada di utara
ekuator langit mulai dari terbit hingga terbenam selama lebih dari 12 jam. Peristiwa ini
hanya terjadi sekitar bulan
a. Agustus
b. Juni
c. Maret
d. Desember
e. Sepanjang tahun

6. Satu hari sidereal dapat dihitung dengan cara :


a. menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk mengelilingi bumi
b. menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk mengelilingi matahari
c. menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk mengelilingi bumi dan
matahari
d. menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk berpindah posisi
terhadap matahari
e. menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk berada kembali pada
posisi yang identik dengan posisi bintang tersebut di angkasa sehari sebelumnya

7. Seorang pengamat di lintang 00 akan mengamati sebuah bintang yang koordinatnya


(α,δ) = (13h 14m, 00) pada tanggal 2 Agustus. Sejak jam berapa hingga jam berapa
pengamat itu bisa melakukan pengamatan?
a. 10.26 – 22.24 waktu lokal
b. 18.00 – 22.24 waktu lokal
c. 22.24 – 10.26 waktu lokal
d. 22.24 – 18.00 waktu lokal
e. 18.00 – 06.00 waktu local

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021

8. Seorang pengamat di ekuator mengamati Matahari terbit pada pukul 04:00 GMT dan
terbenam pukul 16:00 GMT. Dimanakah bujur pengamat tersebut?
a. 15o Bujur Timur
b. 30o Bujur Barat
c. 45o Bujur Timur
d. 60o Bujur Barat
e. 105o Bujut Timur

9. Andi merupakan seorang fotografer yang ingin memotret star trail di ekuator. Apabila
Andi melakukan pemotretan dengan lama waktu pengumpulan cahaya 16 menit, maka
Panjang jejak bayangan bintang yang Andi dapatkan akan sebesar…
a. 12o
b. 3o
c. 1,2 o
d. 6o
e. 4o

10. Daya pisah (resolving power) sebuah teleskop lebih besar jika
a. panjang fokus lebih besar
b. diameter obyektif lebih besar
c. panjang fokus lebih kecil
d. hanya bekerja dalam cahaya merah
e. diameter obyektif lebih kecil

11. Bulan dengan diameter sudut 30 menit busur dipotret dengan sebuah teleskop dengan
panjang fokus 2000 mm. Sebuah kamera digital dengan ukuran bidang pencitraan 0,6
cm x 0,5 cm digunakan untuk memotret bulan tersebut. Hasil yang diperoleh adalah …
a. Setengah dari piringan bulan yang dapat dipotret
b. Piringan bulan seutuhnya dapat dipotret
c. Hanya seperdelapan dari piringan bulan yang dapat dipotret
d. Bulan tidak dapat dipotret
e. Hanya sabit bulan yang dapat dipotret

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021

12. Pembesaran sebuah teleskop


a. bergantung kepada diameter lensa.
b. bergantung kepada panjang fokus lensa obyektif.
c. bergantung kepada panjang fokus lensa okuler dan lensa obyektif.
d. bergantung kepada panjang fokus lensa okuler.
e. tidak ada yang benar.
13. Sebuah teleskop dengan diameter 50 cm (f/D=10) dilengkapi lensa okuler. Dua buah
lensa okuler yakni dengan panjang fokus 15 mm (okuler A) dan 25 mm (okuler B)
digunakan untuk melihat planet Jupiter yang berdiameter 40 detik busur. Hasil yang
diperoleh adalah :
a. Planet Jupiter akan tampak lebih besar dengan menggunakan okuler B
b. Planet Jupiter akan sama besar baik dengan menggunakan okuler A atau okuler B
c. Planet Jupiter akan tampak lebih besar dengan menggunakan okuler A
d. Planet Jupiter akan tampak sama redup di kedua okuler tersebut
e. Planet Jupiter akan tampak sama terang di kedua okuler tersebut

14. Jika kamu memiliki 2 buah teleskop dengan diameter 20 cm dan 50 cm dan akan
digunakan untuk mengamati sebuah bintang, maka dalam keadaan fokus :
a. Bintang akan tampak lebih besar dengan teleskop 50 cm
b. Bintang akan tampak lebih terang dengan teleskop diameter 20 cm
c. Bintang tampak lebih besar dengan teleskop 20 cm
d. Bintang tidak terlihat dengan teleskop 20 cm
e. Bintang akan tampak sama besar ukurannya di kedua teleskop tersebut

15. Gambar di bawah memperlihatkan di sebuah teleskop yang jarak antara lensa objektif
dan lensa okulernya adalah 2 m. Jika panjang fokus okulernya 15 mm, berapakah
panjang fokus lensa objektifnya?

a. 2,15 m
b. 2,10 m

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021
c. 2,00 m
d. 1,90 m
e. 1,85 m

16. Sebuah teleskop dengan diameter 0,5 meter dapat mengumpulkan sejumlah cahaya
dalam 1 jam. Beberapa lama waktu yang diperlukan sebuah teleskop dengan diameter
3,3 meter untuk mengumpulkan jumlah cahaya yang sama?
a. 0,013 menit
b. 0,137 menit
c. 1,37 menit
d. 13,7 menit
e. 137 menit

17. Dua bintang memiliki RA yang sama, dan deklinasi yang besarnya sama namun
tandanya berlawanan. Jika bintang A berada di utara ekuator langit dan bintang B di
selatan ekuator langit, maka:
a. bintang A lebih dulu tenggelam bila diamati dari Toronto
b. bintang A lebih dulu tenggelam bila diamati dari Wellington
c. bintang A lebih dulu tenggelam bila diamati dari khatulistiwa
d. bintang B lebih dulu tenggelam bila diamati dari khatulistiwa
e. dari daerah di lintang lebih besar dari 23,5 derajat (baik utara maupun selatan) kedua
bintang akan diamati tenggelam secara bersamaan

18. Awak wahana antariksa melakukan eksperimen di sebuah planet X yang mengorbit
bintang G yang identik dengan Matahari. Ketika bintang G tepat di atas tongkat A,
kedudukan bintang G mempunyai posisi 0,5 derajat dari zenit tongkat B. Tongkat A dan
B terpisah pada jarak 20 km . Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa radius planet
X sekitar:
a. 229 km
b. 458 km
c. 917 km
d. 1833 km
e. 2292 km

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021

19. Jika kita tinggal di tempat dengan lintang 20o LU, maka tinggi Matahari pada tengah
hari lokal saat vernal equinox adalah
a. 30o
b. 40o
c. 50o
d. 60o
e. 70o

20. Seorang pengamat di lintang 30o mengamati sebuah bintang dengan RA 06h 00m dan
deklinasi 30o. Ketinggian bintang tersebut Ketika mencapai kulminasi atas adalah
sebesar..
a. 30o
b. 45o
c. 60o
d. 75o
e. 90o

21. Anton melakukan pengamatan matahari pada tanggal 4 Februari 2021 di kota New York
dengan koordinat 40.7128° LU, 74.0060° BB. Tentukanlah RA Matahari pada tanggal
tersebut!
a. 6h 00m
b. 12h 00m
c. 18h 00m
d. 21h 00m
e. 23h 00m

22. Tentukanlah deklinasi Matahari pada saat Anton melakukan pengamatan!


a. 0o
b. -4,13o
c. 8,25o
d. -16,50o
e. 23,50o

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021

23. Tentukanlah ketinggian maksimum matahari saat Anton melakukan pengamatan!


a. 8o 47’
b. 16o 47’
c. 32o 47’
d. 65o 47’
e. 80o 47’

24. Diketahui New York pada tanggal 4 Februari berada pada zona waktu EST (GMT-5).
Tentukanlah waktu saat Matahari mencapai kulminasi atas pada tanggal tersebut.
a. 11:52 EST
b. 11:56 EST
c. 12:00 EST
d. 12:04 EST
e. 12:08 EST

25. Tentukanlah LST ketika Matahari berada di kulminasi atas pada tanggal 4 Februari di
New York
a. 12h
b. 15h
c. 18h
d. 21h
e. 24h

26. Tentukanlah waktu terbit titik Aries di New York pada tanggal 4 Februari 2021
a. 07:52 EST
b. 08:56 EST
c. 10:00 EST
d. 11:04 EST
e. 12:08 EST

27. Tentukanlah waktu terbit Matahari pada tanggal 4 Februari 2021 di New York
a. 5:24 EST

0852-2327-3373 @alc_indonesia
Pelatihan Online
ALC Indonesia
KSN 2021
b. 6:00 EST
c. 6:25 EST
d. 6:56 EST
e. 7:15 EST

28. Selain mengamati Matahari, Anton juga mengamati bintang dari rasi Scorpio yang
disebut Antares. Apabila diketahui Antares memiliki RA 16h 29m dan deklinasi -26o
25’, tentukanlah waktu ketika Antares transit (mencapai kulminasi atas) pada hari
tersebut!
a. 04:50 EST
b. 07:25 EST
c. 11:34 EST
d. 18:29 EST
e. 23:25 EST

29. Tentukanlah waktu terbit Antares di New York pada tanggal 4 Februari 2021.
a. 18:00 EST
b. 19:23 EST
c. 23:45 EST
d. 01:03 EST
e. 03:07 EST

30. Tentukanlah rentang waktu pengamatan Antares di kota New York pada tanggal 4
Februari 2021.
a. 16:56 – 03:07 EST
b. 18:00 – 04:56 EST
c. 23:45 – 06:56 EST
d. 03:07 – 06:56 EST
e. 06:56 – 11:56 EST

0852-2327-3373 @alc_indonesia

Anda mungkin juga menyukai