KEBUMIAN – PAKET 14
1
14
1
1
PO ALC PAKET 1
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
MATERI
Ada beberapa sistem koordinat yang umum dipakai untuk memetakan posisi benda langit, yaitu:
Sistem Koordinat Horizon, dan Sistem Koordinat Ekuatorial
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan pandangan
pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran semu
bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat horizon
penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya bintang.
1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya diukur dari selatan ke arah
barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon, seperti pada gambar azimut bintang adalak 220°.
Namun ada pula azimut yang diukur dari Utara ke arah timur, oleh karena itu sebaiknya Anda
menuliskan keterangan tentang ketentuan mana yang Anda gunakan.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari proyeksi bintang di
horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi bintang diukur 0° – 90° jika arahnya ke atas
(menuju zenit) dan 0° – -90° jika arahnya ke bawah.
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang, lukislah lingkaran
almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui bintang yang sejajar dengan horizon (lingkaran
PQRS).
Tata koordinat ekuator merupakan sistem koordinat yang paling penting dalam astronomi.
Letak bintang-bintang, nebula, galaksi dan lainnya umumnya dinyatakan dalam tata koordinat
ekuator. Pada tata koordinat ekuator, lintasan bintang di langit dapat ditentukan dengan tepat
karena faktor lintang geografis pengamat (φ) diperhitungkan, sehingga lintasan edar bintang-bintang
di langit (ekuator Bumi) dapat dikoreksi terhadap pengamat. Sebelum menentukan letak bintang
pada tata koordinat ekuator, sebaiknya kita mempelajari terlebih dahulu sikap bola langit, yaitu
posisi bola langit menurut pengamat pada lintang tertentu.
Sudut antara kutub Bumi (poros rotasi Bumi) dan horizon disebut tinggi kutub (φ) . Jika
diperhatikan lebih lanjut, ternyata nilai φ = ϕ, dengan φ diukur dari Selatan ke KLS jika pengamat
berada di lintang selatan dan φ diukur dari Utara ke KLU jika pengamat berada di lintang utara. Jadi
untuk pengamat pada ϕ = 90° LU lingkaran ekliptika akan berimpit dengan lingkaran horizon, dan
kutub lintang utara berimpit dengan zenit, sedangkan pada ϕ = 90° LS lingkaran ekliptika akan
berimpit dengan lingkaran horizon, dan kutub lintang selatan berimpit dengan zenit
1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour Angle (HA). Sudut jam menunjukkan
letak suatu bintang dari titik kulminasinya, yang diukur dengan satuan jam (ingat,1h = 15°). Sudut jam
diukur dari titik kulminasi atas bintang (A) ke arah barat (positif, yang berarti bintang telah lewat
kulminasi sekian jam) ataupun ke arah timur (negatif, yang berarti tinggal sekian jam lagi bintang
akan berkulminasi). Dapat juga diukur dari 0° – 360° dari titik A ke arah barat.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi (δ), yang diukur dari proyeksi bintang di ekuator
ke arah bintang itu menuju ke kutub Bumi. Tinggi bintang diukur 0° – 90° jika arahnya menuju KLU
dan 0° – -90° jika arahnya menuju KLS.
Dapat kita lihat bahwa deklinasi suatu bintang nyaris tidak berubah dalam kurun waktu yang
panjang, walaupun variasi dalam skala kecil tetap terjadi akibat presesi orbit Bumi. Namun sudut jam
suatu bintang tentunya berubah tiap jam akibat rotasi Bumi dan tiap hari akibat revolusi Bumi. Oleh
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
karena itu, ditentukanlah suatu ordinat baku yang bersifat tetap yang menunjukkan bujur suatu
bintang pada tanggal 23 September pukul 00.00, yaitu ketika titik Aries ^ tepat berkulminasi atas
pada pukul 00.00 waktu lokal (vernal equinox). Ordinat inilah yang disebut asensiorekta (ascencio
recta) atau kenaikan lurus, yang umumnya dinyatakan dalam jam. Faktor gerak semu harian bintang
dikoreksi terhadap waktu lokal (t) dan faktor gerak semu tahunan bintang dikoreksi terhadap Local
Siderial Time (LST) atau waktu bintang, yaitu letak titik Aries pada hari itu. Pada tanggal 23
September LST-nya adalah pukul 00h, dan kembali ke pukul 00h pada 23 September berikutnya
sehingga pada tanggal 21 Maret, 21 Juni, dan 22 Desember LST-nya berturut-turut adalah 12h, 18h,
dan 06h. Jadi LST dapat dicari dengan rumus :
LST = α + HA00
Dengan t adalah waktu lokal. Misal jika HA00 = +3h, maka sudut jam bintang pada pukul 03.00
adalah +6h (sedang terbenam). Ingat, saat kulminasi atas maka HA = 00h. Dengan demikian
didapatkan hubungan komplit bujur pada tata koordinat ekuator
LST + t = α + HAt
Patut diingat bahwa HA00 ialah posisi bintang pada pukul 00.00 waktu lokal, sehingga posisi
bintang pada sembarang waktu ialah:
HAt = HA00 + t
Dengan α ordinat tetap, HAt ordinat tampak, LST koreksi tahunan, dan t koreksi waktu
harian. Contoh pada gambar di bawah. Pada tanggal 21 Maret, LST-nya adalah 12h. Jadi letak
bintang R dengan koordinat (α, δ) sebesar (16h,-50º)akan nampak di titik R pada pukul 00.00 waktu
lokal. Perhatikan bahwa LST diukur dari titik A kearah barat sampai pada titik Aries ^. Tampak
bintang R berada pada bujur (HA00) -60° atau -4 jam. Jadi, bintang R akan berkulminasi atas di
titikKa pada pukul 04.00 dan terbenam di horizon pada pukul 10.00. Asensiorekta diukur dari titik
Aries berlawanan pengukuran LST sampai pada proyeksi bintang di ekuator. Jadi telah jelas bahwa.
HA = LST – α
Dengan -xh = 24h - xh
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
Lingkaran kecil KaKb merupakan lintasan gerak bintang, yang sifatnya nyaris tetap. Untuk
bintang R, yang diamati dari ϕ = 40° LS akan lebih sering berada pada di atas horizon daripada di
bawah horizon. Pembahasan lebih lanjut pada bagian bintang sirkumpolar.
Tinggi bintang atau altitude, yaitu sudut kedudukan suatu bintang dari horizon dapat dicari
dengan aturan cosinus segitiga bola. Tinggi bintang, a, yaitu
a = 90° - ζ
Matahari melakukan gerakan tahunan “seolah-olah” mengitari bumi, yang dinamakan gerak semu
tahunan Matahari. Gerak semu tahunan Matahari menyebabkan posisi Matahari dalam koordinat
ekliptika berubah terhadap waktu. Ini berarti posisi dalam koordinat ekuatorial pun akan berubah.
Dalam satu tahun asensiorekta () berubah dari 0h sampai 24h dan deklinasi pun berubah dengan
rentang -23.27 ° sampai + 23.27 ° . Hanya titik acuan, yaitu titik yang tetap. Berikut adalah tabel
posisi Matahari dalam koordinat ekliptika dan ekuatorial :
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
Berikut adalah tabel posisi titik aries terhadap Matahari dalam pergerakan harian dan tahunan
Matahari :
TEROPONG (TELESKOP)
Dalam mengamati bintang-bintang dan gerak benda-benda langit biasanya digunakan alat bantu
seperti teropong (teleskop). Teropong atau teleskop (optik) ini merupakan sebuah instrumen untuk
melihat benda-benda yang jauh sehingga tampak lebih jelas, dan lebih dekat. Secara umum
teropong terdiri atas dua buah lensa positif. Satu lensa mengarah ke obyek dan disebut lensa
obyektif dan satu lensa mengarah ke mata dan disebut lensa okuler. Prinsip utama pembentukan
bayangan pada teleskop/teropong adalah lensa obyektif membentuk bayangan nyata dari sebuah
obyek jauh dan lensa okuler berfungsi sebagai lup. Bayangan yang dibentuk lensa obyektif menjadi
benda bagi lensa okuler yang jatuh tepat pada titik fokus lensa okuler. Dengan demikian cara
mengamati obyek apakah mau dengan cara berakomodasi maupun tidak berakomodasi tergantung
dari posisi lensa okulernya. Oleh karena itu jarak antara obyektif dan okuler dapat diubah-ubah.
Berdasarkan jenis objektifnya terdapat dua jenis teleskop, yaitu:
(1) Teleskop REFRAKTOR: menggunakan lensa (cembung), disebut obyektif, berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya dan membentuk citra pada titik fokusnya.
(2) Teleskop REFLEKTOR: menggunakan cermin (cekung), disebut cermin primer, berfungsi untuk
mengumpulkan berkas sinar ke titik fokusnya
Teropong bintang digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang ada di langit (luar angkasa).
Teropong ini menggunakan dua buah lensa cembung masing-masing sebagai lensa obyektif dengan
diameter dan jarak fokus besar, dan lensa okuler (lensa cembung) dengan jarak fokus pendek.
Prinsip kerja teropong bintang adalah sebagai berikut: “obyek benda yang diamati berada di tempat
yang jauh tak terhingga, berkas cahaya datang berupa sinar-sinar yang sejajar. Lensa obyektif berupa
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
lensa cembung membentuk bayangan yang bersifat nyata, diperbesar dan terbalik berada pada titik
fokus. Bayangan yang dibentuk lensa obyektif menjadi benda bagi lensa okuler yang jatuh tepat
pada titik fokus lensa okuler.
(1) Untuk penggunaan dengan mata tidak berkomodasi bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif
jatuh di titik fokus lensa okuler
(2) Untuk penggunaan dengan mata berakomodasi maksimal Bayangan yang dihasilkan oleh lensa
obyektif jatuh diantara titik pusat bidang lensa dan titik fokus lensa okuler.
Perbesaran anguler dapat diturunkan sama dengan penalaran pada pengamatan tanpa
berakomodasi dan didapatkan :
• Daya pisah (Resolving power): Kemampuan memisahkan dua ciri berdekatan ke dalam
dua citra terpisah
() ( )
( )
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
() ( )
( )
• Magnitudo batas (limiting magnitude): Batas terredup dari obyek astronomi yang
dapat diamati melalui teleskop
• Medang pandang (field of view): bentangan langit yang dapat dilihat melalui teleskop
• Skala plat/Skala bayangan (plate scale): Hubungan bentangan sudut dan besar citra
pada bidang focus
( )
• Pupil keluaran (exit pupil): Diameter berkas yang keluar dari eyepiece
( )
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
SOAL
3. Jika sisi yang sama sebuah planet selalu menghadap ke Matahari, maka panjang hari sideris planet
tersebut adalah:
a. Satu tahun
b. Satu hari
c. Satu minggu
d. Satu bulan
e. Satu jam
4. Pada jam 20.00 WIB, ketika Ahmad sedang berada di Observatorium Bosscha Lembang ia melihat
sebuah satelit melewati meridian dengan latar belakang Centaurus. Jika satelit itu mempunyai
periode 10 jam. Pukul berapa satelit itu akan melewati kembali meridian Ahmad dengan latar
belakang Centaurus?
a. 09:08:24 siang hari
b. 11:08:24 siang hari
c. 13:08:24 siang hari
d. 15:08:24 siang hari
e. 20:08:24 siang hari
7. Pada tanggal 21 Maret Matahari ada di Vernal Equinox (awal musim semi, asensiorekta = 00h,
deklinasi = 0o). Pada jam berapa waktu sipil lokal pada tanggal tersebut sebuah bintang dengan
asensiorekta 12h dan deklinasi 0o terbit
a. 9h
b. 12h
c. 18h
d. 6h
e. 24h
8. Seorang astronom terbang, dengan menumpang pesawat, langsung dari kota A jam 10.15 dan tiba
di kota B jam 15.45. Esoknya ia pulang dari kota B jam 7.20 dan tiba di kota A jam 09.50 dengan
pesawat yang sama. Berapa perbedaan waktu wilayah antara kota A dan kota B?
a. 1 jam, A lebih Timur daripada B
b. 1 jam, A lebih Barat daripada B
c. 1½ jam, A lebih Timur daripada B
d. 1½ jam, A lebih Barat daripada B
e. 2 jam, A lebih Timur daripada B
10. Pengamat di belahan Bumi selatan dapat mengamati bintang-bintang yang berada di selatan
ekuator langit mulai dari terbit hingga terbenam selama lebih dari 12 jam. Peristiwa ini hanya terjadi
pada …
a. Musim gugur
b. Musim panas
c. Musim semi
d. Musim dingin
e. Semua musim
12. Perioda sideris revolusi Venus dan Mars adalah masing-masing 225 dan 687 hari. Maka perioda
sinodis Venus dilihat dari Mars.
a. 169 hari
b. 335 hari
c. 617 hari
d. 462 hari
e. 912 hari
13. Seorang pengamat di lintang 00 akan mengamati sebuah bintang yang koordinatnya (α,δ) =
(16h14m, 00) pada tanggal 2 Agustus. Sejak jam berapa hingga jam berapa pengamat itu bisa
melakukan pengamatan?
a. 13.26 – 01.24
b. 18.00 – 01.24
c. 01.24 – 13.26
d. 01.24 – 18.00
e. 18.00 – 06.00
14. Seorang pengamat di suatu tempat mencatat bahwa Matahari terbit jam 05h dan terbenam jam
17h GMT. Berapa bujur tempat pengamat itu berada? (Abaikan persamaan waktu)
a. 15o bujur timur
b. 35o bujur timur
c. 75o bujur timur
d. 105o bujur barat
e. 15o bujur barat
15. Jika kita tinggal di tempat dengan lintang 30o LU, maka tinggi Matahari pada tengah hari lokal
saat vernal equinox adalah
a. 15o
b. 30o
c. 45o
d. 60o
e. 75o
17. Bagi pengamat di ekuator Bumi, hasil pengamatan titik Aries sepanjang tahun adalah:
a.titik Aries terbit dan terbenam di titik yang sama di horizon
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
b.titik Aries terbenam di titik Barat hanya pada tanggal 21 Maret dan 23 September
c.titik Aries tidak pernah terbenam kecuali pada tanggal 21 Maret
d.titik Aries tidak pernah terbit kecuali pada tanggal 23 September
e.titik Aries selalu terbenam di titik Barat dan terbit tidak selalu di titik Timur
18. Awak wahana antariksa melakukan eksperimen di sebuah planet X yang mengorbit bintang G
yang identik dengan Matahari. Ketika bintang G tepat di atas tongkat A, kedudukan bintang G
mempunyai posisi 2 derajat dari zenit tongkat B. Tongkat A dan B terpisah pada jarak 14 km . Dari hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa radius planet X sekitar:
a. 400 km
b. 1000 km
c. 1500 km
d. 200 km
e. 1400 km
19. Dua bintang memiliki asensiorekta yang sama, dan deklinasi yang besarnya sama tapi tandanya
berlawanan. Jika bintang A berada di utara ekuator langit dan bintang B di selatan ekuator langit,
maka:
a. bintang A lebih dulu terbit bila diamati dari Tokyo
b. bintang A lebih dulu terbit bila diamati dari Sydney
c. bintang A lebih dulu terbit bila diamati dari khatulistiwa
d. bintang B lebih dulu terbit bila diamati dari khatulistiwa
e. dari daerah di lintang lebih besar dari 23,5 derajat (baik utara maupun selatan) kedua bintang
akan diamati terbit secara bersamaan
20. Sebuah teleskop dengan diameter 0,76 meter dapat mengumpulkan sejumlah cahaya dalam 1
jam. Beberapa lama waktu yang diperlukan sebuah teleskop dengan diameter 4,5 meter untuk
mengumpulkan jumlah cahaya yang sama?
a. 0,17 menit
b. 7,1 menit
c. 1,7 menit
d. 0,71 menit
e. 17 menit
21. Jika kamu memiliki 2 buah teleskop dengan diameter 5 cm dan 10 cm dan akan digunakan untuk
mengamati sebuah bintang, maka dalam keadaan fokus :
a. Bintang akan tampak lebih besar dengan teleskop 10 cm
b. Bintang akan tampak lebih terang dengan teleskop diameter 5 cm
c. Bintang tampak lebih besar dengan teleskop 5 cm
d. Bintang tidak terlihat dengan teleskop 5 cm
e. Bintang akan tampak sama besar ukurannya di kedua teleskop tersebut
23. Bulan dengan diameter sudut 30 menit busur dipotret dengan sebuah teleskop dengan panjang
fokus 5000 mm. Sebuah kamera digital dengan ukuran bidang pencitraan 0,6 cm x 0,5 cm digunakan
untuk memotret bulan tersebut. Hasil yang diperoleh adalah …
a. Setengah dari piringan bulan yang dapat dipotret
b. Piringan bulan seutuhnya dapat dipotret
c. Hanya sepertiga dari piringan bulan yang dapat dipotret
d. Bulan tidak dapat dipotret
e. Hanya sabit bulan yang dapat dipotret
24. Daya pisah (resolving power) sebuah teleskop lebih besar jika
a. panjang fokus lebih besar
b. diameter obyektif lebih besar
c. panjang fokus lebih kecil
d. hanya bekerja dalam cahaya merah
e. diameter obyektif lebih kecil
25. Sebuah teleskop dilengkapi dengan lensa obyektif dan okuler dan diarahkan ke bulan. Melalui
lensa okuler dan dengan mengatur fokusnya, bulan terlihat begitu jelas kawahnya. Apabila kamu
memotret bulan dengan menempelkan kamera di belakang lensa okuler, maka :
a. Citra kawah bulan tidak fokus sehingga tidak sama dengan yang dilihat dengan mata biasa
b. Citra kawah bulan yang dipotret sama dengan yang dilihat melalui okuler
c. Citra kawah bulan akan lebih kecil ukurannya dalam hasil potret
d. Citra kawah bulan akan lebih besar ukurannya dalam hasil potret
e. Citra kawah bulan akan lebih besar dari yang dilihat melalui okuler
26. Sebuah teleskop dengan diameter 20 cm (f/D=10) dilengkapi lensa okuler. Dua buah lensa okuler
yakni dengan panjang fokus 15 mm (okuler A) dan 40 mm (okuler B) digunakan untuk melihat planet
Jupiter yang berdiameter 40 detik busur. Hasil yang diperoleh adalah :
a. Planet Jupiter akan tampak lebih besar dengan menggunakan okuler B
b. Planet Jupiter akan sama besar baik dengan menggunakan okuler A atau okuler B
c. Planet Jupiter akan tampak lebih besar dengan menggunakan okuler A
d. Planet Jupiter akan tampak sama redup di kedua okuler tersebut
e. Planet Jupiter akan tampak sama terang di kedua okuler tersebut
27. Gambar di bawah memperlihatkan di sebuah teleskop yang jarak antara lensa objektif dan lensa
okulernya adalah 1,5 m. Jika panjang fokus okulernya 25 mm, berapakah panjang fokus lensa
objektifnya?
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
a. 2,5 x 10-2 m
b. 0,6 m
c. 1,475 m
d. 6 m
e. 15,95 m
28. Jika kita yang tinggal di daerah ekuator, memotret bintang dengan kamera statis (tidak mengikuti
gerakan rotasi Bumi), dan kita biarkan rananya (diafragma) terbuka selama 12 menit, maka panjang
jejak bayangan bintang adalah
a. 12°
b. 30
c. 1,2°
d. 60
e. 4°
30. Teleskop optik yang memanfaatkan kaca cembung untuk memfokuskan/mengumpulkan cahaya
disebut sebagai teleskop ...
a. refraksi
b. defleksi
c. refleksi
d. bifraksi
e. difraksi
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
PEMBAHASAN PAKET 13
a. Anafront
b. Katafront
c. Avantfront
d. Front dingin
e. Front panas
JAWABAN : E
Gambar diatas merupakan gambar dari front panas yang dicirikan dengan massa udara panas
menumpang di atas massa udara dingin.
5. Pada salah satu berita cuaca yang disampaikan oleh BMKG di TVRI, bahwa telah terjadi siklon
tropis di laut Timor dengan kecepatan 120 kt, berapa kecepatan ekivalennya dalam mil/jam dan
km/jam?
a. 144 mil/jam dan 216 km/jam
b. 216 mil/jam dan 135 km/jam
c. 135 mil/jam dan 202 km/jam
d. 135 mil/jam dan 216 km/jam
e. 216 mil/jam dan 135 km/jam
JAWABAN : D
1 Knot ekivalen dengan 1,15 mil/ jam atau 1,8 km/jam. Sehingga 120 knot akan ekivalen dengan 135
mil/jam atau 216 km/jam
8. Sebutan taifun (typhoon) adalah sebutan untuk angin badai siklonik di...
a. Wilayah Amerika utara
b. Wilayah Barat dan Timur Australia
c. Pantai barat lautan Pasifik
d. Pantai utara lautan Hindia
e. Wilayah Indonesia
JAWABAN : C
Istilah taifun umum digunakan pada wilayah pantai barat lautan pasifik
9. Skala atau ukuran apa yang digunakan untuk mengukur kekuatan tornado?
a. Skala Beaufort
b. Skala Mercalli
c. Skala Fujita
d. Skala Richter
c. Skala Galilei
JAWABAN : C
Skala yang digunakan untuk mengukur besarnya tornado adalah skala fujita
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
10. Tahap kedua pertumbuhan Siklon Tropis dengan kecepatan angin 20 – 34 knot adalah
a. Hujan Badai (Thunderstorm)
b. Gangguan tropis
c. Depresi tropis
d. Badai tropis
e. Taifun
JAWABAN : C
Fase Pertumbuhan Siklon Tropis
Pembentukan siklon tropis mengalami beberapa tahap, yaitu gangguan tropis, depresi tropis, badai
tropis dan kemudian siklon tropis.
1. Gangguan tropis
2. Depresi Tropis
Jika angin di atas permukaan yang masuk berkecepatan antara 37–63 km per jam (20-34 knot ) maka
disebut depresi tropis. Bentuknya belum mempunyai mata dan tidak berpilin.
3. Badai Tropis
Jika kecepatan angin terus meningkat mencapai antara 64-118 km per jam (35-64 knot), depresi
tropis tumbuh menjadi badai tropis. Bentuk sikloniknya (berpilin) sudah mulai terbentuk namun
belum memiliki mata.
4. Siklon Tropis
Jika kecepatan angin mencapai lebih besar dari 118 km/jam (>64 knot), maka badai tropis tumbuh
menjadi siklon tropis. Mata dan pusaran angin sudah terbentuk.
13. Proses pergerakan angin yang berputar-putar akibat ada tekanan rendah di tengah-tengah
tekanan udara yang lebih tinggi disebut
a. Turbulensi
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
b. Adveksi
c. Konduksi
d. Konveksi
e. Kondensasi
JAWABAN : A
pergerakan angin yang berputar-putar akibat ada tekanan rendah di tengah-tengah tekanan udara
yang lebih tinggi disebut dengan turbulensi
14. Pengamatan curah hujan pada tanggal 6 Juni 2012 di suatu tempat menunjukkan bahwa telah
terjadi hujan dari jam 17.00 – 17.10 setinggi 1,5 mm, berapakah intensitas curah hujan pada saat
tersebut?
a. 216 mm/hari
b. 9 mm/jam
c. 1,5 mm/jam
d. 9 mm/hari
e. a dan b benar
JAWABAN : E
Jika dalam waktu 10 menit curah hujannya sekita 1,5 mm, maka dalam satu jam akan mencapai
9mm, dan dalam sehari menjadi 216mm/hari
15. Dengan menggunakan data dari soal no sebelumnya, hitunglah jumlah cc air hujan yang jatuh di
suatu area jika diketahui luas areanya adalah 770.000 m2.
a. 770,0 x 106
b. 115,5 x 107
c. 770,0 x 103
d. 115,5 x 104
e. 693,0 x 107
JAWABAN : D
770.0000000 cm2 x 0,15cm = 115,5 x 104 cc
16. Angin Föhn adalah angin lokal yang terjadi akibat udara secara mekanis dipaksa menaiki lereng
atas angin (wind ward) pegunungan yang tinggi dan turun di lereng bawah angin (lee ward)
pegunungan tersebut sebagai angin yang bersifat panas dan kering karena kehilangan kandungan
uap air pada saat mendaki. Fenomena ini banyak teramati di wilayah indonesia. Di Sumatra Utara,
angin ini disebut ...., di Jawa tengah disebut ...., di Sulawesi Selatan disebut ..... dan di Papua disebut
....
a. Bohorok, Kumbang, Brubu, dan Wambraw
b. Bohorok, Gending, Brubu, dan Wambraw
c. Kumbang, Bohorok, Wambraw, dan Brubu
d. Bohorok, Kumbang, Wambraw, dan Brubu
e. Bohorok, Kumbang, Grenggong, dan Wambraw
JAWABAN : B
Di Sumatra Utara, angin fohn disebut Bahorok, di Jawa tengah disebut Gending, di Sulawesi Selatan
disebut Brubu dan di Papua disebut Wambraw
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
17. Pada saat fenomena angin Föhn muncul biasanya disertai denga pembentukan awan ....
a. Altokumulus kastelanus
b. Kumulonimbus mediakris
c. Altokumulus lentikularis
d. Sirostratus
e. Sirokumulus
JAWABAN : C
Karena melintasi perbukitan maupun pegunungan, angin fohn akan menghasilkan awan Altokumulus
lentikularis pada puncak dari perbukitan ataupun pegunungan
20. Hasil pengamatan angin puting beliung di suatu lokasi adalah 30 knot, berapakah kecepatan
angin tersebut jika dinyatakan dalam mil-laut/jam?
a. 30
b. 15
c. 45
d. 20
e. 35
JAWABAN : A
Knot merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan mil-laut/jam
21. Jumlah nisbi uap air dalam udara dinyatakan sebagai perbandingan jumlah uap air aktual dalam
udara terhadap jumlah maksimum yang mungkin dikandung oleh udara pada suatu temperatur
tertentu. Jika pada siang hari udara di kota Bandung pada suhu 25°C mengandung uap air sebanyak
15 gr/m3 dan kandungan uap air secara maksimum pada suhu tersebut adalah 21 gr/m3, berapakah
kelembaban relatif kota Bandung pada saat tersebut?
a. 51,4%
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
b. 81,4%
c. 61,4%
d. 91,4%
e. 71,4%
JAWABAN : E
Kelembaban relatif dihitung dengan membandingkan kelembaban saat ini dengan kelembaban
maksimum. Sehingga :
kelembaban relatif = (15/21) x 100% = 71,4 %
22. Tanda panah pada gambar penampang melintang (Utara-Selatan) Jawa Tengah melewati
dataran tinggi Dieng menunjukkan pergerakan angin dominan yang melintasi Gunung Dieng.
Titik A dan B merupakan representasi dari 2 (dua) lokasi yang bersebrangan pada Gunung Dieng.
Pernyataan manakah yang benar mengenai kondisi iklim pada ke-dua lokasi tersebut?
23. Perhatikan ke-4 peta sinoptik dibawah ini yang menggambarkan suatu sistem tekanan rendah.
Peta manakah yang simbol frontnya menyatakan pergerakan front panas dan front dingin secara
benar berkaitan dengan sistem tekanan rendah yang ada?
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
a. A
b. A dan C
c. B dan D
d. C dan D
e. D
JAWABAN : D
Gambar yang menunjukkan hubungan yang benar anatar front panas dan front dingin adalah D
24. Dibawah ini diberikan tabel pengukuran tekanan udara diatas kota A dan kota B di suatu daerah
yang sama pada siang hari selama 4 hari berurutan.Angin terbesar yang bertiup di wilayah antara
kota A dan B terjadi pada hari ke ... dengan arah dari kota ... ke kota ...
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
a. 1, A -> B
b. 3, A -> B
c. 3, B ->A
d. 2, B -> A
e. 4, A -> B
JAWABAN : D
Selisih tekanan udara yang tinggi akan menghasilkan gradien tekanan yang tinggi pulla, sehingga
angin akan kencang bertiup pada hari ke 3 dari kota B ke kota A (Angin bertiup dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah)
25. Foto satelit berikut menunjukkan formasi 2 pusaran besar awan yang dilabeli dengan huruf A dan
B, diatas lautan Pasifik bagian barat laut.
Formasi pusaran awan besar tersebut merupakan representasi dari ..... untuk yang berlabel A dan
..... untuk yang berlabel B
a. Taifun/hurricane, badai tropis
b. Badai tropis, depresi tropis
c. Depresi tropis, gangguan tropis
d. Gangguan tropis, awan kumulunimbus
e. Front panas, front dingin
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
JAWABAN : A
Gambar A merupakan gambar taifun/hurricane dicirikan oleh adanya mata siklon. Sedangkan
gambar B merupakan badai tropis
27. Jika diketahui tekanan atmosfer di Jakarta 1000 mb, berapakah tekanan atmosfer di kota
Bandung yang memiliki beda ketinggian 700 m?
a. 700 mb
b. 750 mb
c. 850 mb
d. 912 mb
e. Tidak ada yang benar
JAWABAN : D
“Tekanan udara akan berkurang sebesar 1 mmHg setiap ketinggian naik 11 m, atau tekanan udara
akan berkurang sebesar 1 mb setiap ketinggian naik 8 m”. Jika tekanan atmosfer di Jakarta 1000 mb,
maka tekanan atmosfer di kota Bandung yang memiliki beda ketinggian 700 m adalah :
29. Jika suhu udara di Jakarta 320C, maka pada musim kemarau suhu udara di Bandung yang berada
pada ketinggian 700 m dari permukaan laut diperkirakan sama dengan:
a. 27,80C
b. 300C
c. 250C
d. 220C
e. 200C
JAWABAN : A
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
Suhu udara Jakarta: T0 = 320C, ketinggian Bandung: h = 700m, maka suhu udara di Bandung Tx
adalah:
30. Awan dan hujan terbentuk/terjadi ketika udara lembab terangkat keatas dan uap air yang
dikandungnya mengembun. Pergerakan udara ke atas dapat terjadi karena pengangkatan
akibat
a. Konvergensi
b. Divergensi
c. Katabatik
d. Anabatik
e. Adiabatik
JAWABAN : A
Konvergensi dapat mengakibatkan udara bergerak ke atas dan mengembun
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
KISAH PERJALANAN MEDALIS
Sejak kecil saya sudah tertarik dengan indahnya langit malam yang berhiaskan temaram bulan
maupun gerlap gemintang. Lalu ketika duduk di kelas 4 SD, saya sering membaca salah satu bab
dalam buku-buku cetak fisika kakak saya yang kala itu duduk di kelas 1 SMA. Walau di setiap buku
yang saya baca isinya hanya itu-itu saja, hanya seputar tata surya, saya sangat bersemangat membaca
setiap kalimatnya. Saat itu saya belum tahu bahwa ada suatu ilmu yang mengkaji itu semua, yang
disebut astronomi.
Saat kelas 4 dan 5 SD saya diboyong oleh sekolah untuk bertanding di Olimpiade IPA tingkat
kecamatan. Walau hanya mendapat juara 3 dan 2 serta tidak dapat melanjutkan perjuangan ke tingkat
kabupaten, ketika itu saya amat senang karena itulah pertama kalinya saya merasakan atmosfer
olimpiade. Oh ya, saat itu pun saya belum tahu bahwa olimpiade yang saya ikuti adalah suatu ajang
bergengsi bernama OSN.
Pada tahun 2011, saya berkesempatan mewakili sekolah pada OSK bidang fisika. Peserta hanya
sekadar peserta, tidak ada target yang saya pancangkan saat itu. Namun, alhamdulillah, tanpa diduga
sebelumnya saya mendapat juara dua sehingga dapat berlaga di tingkat provinsi mewakili Kabupaten
Cianjur. Dari sinilah saya mulai menumbuhkan semangat olimpian. Saya ingin, setidaknya bisa maju
ke tingkat nasional. Namun apalah daya, dengan persiapan yang hanya “belajar di rumah”, tentu saja
amunisi yang saya bawa ke medan perang tidak cukup banyak untuk dapat menang.
Kemudian kisah saya dengan astronomi mulai menorehkan perjuangan tatkala saya beserta dua kawan
yang juga pecinta langit malam dengan susah payah berhasil mengunjungi Observatorium Bosscha
pada bulan Mei 2012 dalam salah satu kunjungan malam yang pihak Bosscha laksanakan.
Kegembiraan saya bukan main saat itu, saya masih bisa ingat rasanya saat pertama kali memegang
teleskop. Di sana juga saya sempat mengintip Mars dan Saturnus lewat teleskop, serta dengan sangat
beruntung ada sebuah meteor yang melintas dalam wilayah pandang saya. Sungguh luar biasa. Rasa
penasaran saya akan astronomi pun kian tumbuh.
Tahun 2012 saya menapakkan kaki di SMAN 1 Cianjur (sebelumnya memang tidak pernah). Senang
rasanya saat berpikir akhirnya bisa berangkat sekolah menggunakan angkot. Wajar saja, selama 9
tahun menempuh pendidikan, jalan dari rumah ke sekolah maupun sebaliknya tidak dilalui oleh rute
angkot. Namun kesenangan itu tidak berlangsung lama. Semua berubah saat saya melihat sebuah
baliho yang ditopang oleh kerangka kaso terpancang dekat gerbang depan SMAN 1 Cianjur. Isinya
foto sekumpulan anak tukang belajar dengan sederetan prestasi yang mereka raih. Saya baca satu
persatu keterangan yang terdapat di bawah masing-masing foto, beberapa diantaranya masih terdengar
asing dalam benak. Sepintas timbul keinginan untuk menjadi seperti mereka. Dan saat itu pulalah
berkelebat pertanyaan “tapi yang mana? Juara tari berpasangan? Juara pidato bahasa Jepang?”.
Ketika itu saya hanya dapat menertawakan diri sendiri secara satiris sambil terus melanjutkan
membaca. Tawa itu sontak terhenti karena celah harapan serasa menyiratkan seringai peluang saat
mata saya sampai pada suatu kalimat “… Juara Olimpiade Astronomi …”. Keinginan saya
membuncah. Kali ini bukan hanya sekedar pendar semangat yang hampir memudar karena tak jelas
juntrungannya. Bahkan para angkot itu benar-benar sudah tidak lagi saya pikirkan.
Jauh-jauh hari sebelum seleksi tingkat sekolah dilaksanakan, saya sudah berburu soal serta materi.
Jejaring sosial, sebutlah facebook, memegang peranan penting saat itu, karena di sana saya dapat
menemukan banyak orang yang juga menaruh rasa yang sama pada astronomi. Saya dapat
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
menanyakan banyak hal serta berdiskusi tentang soal-soal. Saat sekolah mengadakan seleksi tim
olimpiade sains, saya pun memberanikan diri untuk mendaftar sebagai perserta di bidang astronomi.
Saya sangat gembira saat pengumuman tiba dan saya dinyatakan masuk dalam 10 terbaik yang berhak
mendapat pembinaan dan maju ke seleksi tahap 2. Sebelum seleksi tahap dua dilaksanakan 10 orang
terbaik dari tiap bidang tersebut difasilitasi untuk mengikuti pembinaan yang dilaksanakan seminggu
sekali dan berlangsung selama 5 minggu. Singkat cerita, setelah melewati 3 tahap seleksi serta
pembinaan yang diadakan sekolah, saya terpilih menjadi salah satu dari tim sekolah untuk bertanding
pada Olimpiade Sains Kabupaten. Di OSK 2013 saya mendapat peringkat pertama sehingga berhak
maju menjadi perwakilan kabupaten di OSP.
Untuk persiapan menghadapi OSP 2013, sekolah mengadakan karantina selama 4 hari. Disana saya
digodog dan difokuskan untuk mempelajari materi-materi astronomi. Selain itu saya membuat aliansi
dengan dua orang lain yang berasal dari Bogor dan Cimahi. Aliansi kami sangat aktif berdiskusi. Saat
OSP dilaksanakan pada bulan Juni, saya dapat mengisi soal-soalnya dengan tenang. Selama beberapa
minggu menunggu pengumuman, saya merasa cukup optimis bisa lolos ke tingkat nasional, yang
selama ini merupakan target saya. Namun lagi-lagi, sayang sekali langkah saya ternyata masih mentok
di tingkat provinsi.
Karena saya masih memiliki satu kesempatan lagi di kelas 11, saya memutar otak agar sebisa
mungkin tidak vakum begitu saja dari astronomi. Maklum astronomi tidak ada di kurikulum SMA dan
seleksi tingkat sekolah baru akan dilaksanakan pada akhir Oktober. Gagasan pun akhirnya muncul
dari kakak alumni agar membuat sebuah komunitas olimpiade sains yang berbagi ilmu dan
pengalaman pada adik-adik kelas yang berminat menjadi olimpian. Saya pikir ini adalah ide yang
sangat bagus, karena saya bisa terus belajar sembari membagi apa yang saya pelajari pada orang yang
membutuhkan. Akhirnya saya serta 11 siswa lain memprakarsai berdirinya komunitas olimpiade sains
di sekolah kami.
Singkat cerita saya kembali mendapatkan juara satu di OSK 2014. Hingga pada akhirnya sampailah
saya di tingkat provinsi, yang telah dua kali gagal dilalui, dan ini adalah kesempatan terakhir yang
saya miliki. Dengan beban tersebut, saya ternyata jadi tidak cukup teliti saat mengisi soal. Saya sangat
kecewa pada diri saya sendiri. Maka, saya hanya dapat berkata dalam hati “aku akan sangat senang
jika Engkau Mengizinkanku untuk tetap berbenah diri di tahap yang lebih tinggi. Namun jika tidak,
izinkanlah aku untuk tetap mempelajari ilmu ini.” Kemudian akhirnya, Allah Menunjukan kuasa-Nya.
Pada tanggal 2 Juli 2014, diumumkanlah hasil seleksi tingkat provinsi, saya dinyatakan lolos beserta
lima orang lainnya untuk menjadi delegasi Jawa Barat di OSN bidang astronomi. Kesempatan ini
tentu saja tidak saya sia-siakan. Target yang saya pancangkan adalah mendapat medali perak. Selain
karena sadar akan kemampuan serta rekam jejak daerah, bagi saya pribadi, kilauan perak jauh lebih
keren dari pada kemilau emas.
Untuk persiapan menghadapi OSN, sekolah mendaftarkan saya ke ALC Indonesia yang melaksanakan
karantina pada tanggal 16 – 20 agustus 2014 di bilangan Dago. Sementara itu, Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat pun mengadakan karantina bagi seluruh anggota tim Jawa Barat yang
dilaksanakan di Lembang pada 21 – 28 Agustus. Kemudian selama tiga hari, saya berada di Cianjur,
dilanjutkan tanggal 1 sampai 7 September, kaki saya menapak di atas Pulau Seribu Masjid, mangikuti
alur pelaksanaan OSN 2014 yang berlangsung di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Seluruh peserta OSN bidang astronomi harus melalui tiga buah tes, yaitu tes analisa data, teori, dan
observasi. Tes analisa data dan observasi dilaksanakan bersamaan pada hari ketiga OSN pukul 20.00
hingga 00.30 dini hari waktu setempat. Ya benar, saat orang lain tengah terlelap, kami masih berkutat
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
dengan soal-soal yang harus dijawab. Tes berlangsung dengan lancar, walau karena awan yang
menghadang membuat tes observasi dilakukan secara simulasi dalam ruangan, itu tidaklah menjadi
masalah. Lalu, dengan segala pengarahan dari tim juri mengenai tes teori siang nanti (bukan besok,
ingat itu sudah dini hari), serta mobilisasi peserta ke hotel, saya baru bisa menyentuh pintu kamar satu
jam setelah tes usai.
Tes teori dilaksanakan pada siang hari selama empat jam. Hal yang menjadi kendala bagi saya dan
mungkin juga kebanyakan peserta lainnya adalah kami diharuskan menuliskan jawaban menggunakan
program pengolah kata pada perangkat komputer, sebutlah Ms. Word. Kalkulator portabel juga
dilarang digunakan. Ada beberapa pilihan, menggunakan aplikasi kalkulator yang tersedia, atau
menggunakan program pengolah angka, sebutlah Ms. Excel. Saya menggunakan pilihan yang kedua.
Penutupan rangkaian OSN sekaligus pengumuman para medalis dilaksanakan pada hari keenam.
Walau hanya berlangsung sekitar 3 jam, itu sungguh saat yang sangat mendebarkan. Jika biasanya
pengumuman dimulai dari mereka yang menjadi medalis perunggu, saat itu MC mengumumkan nama
para medalis emas terlebih dahulu. Medali emas sama sekali tidak pernah menjadi target saya, saat
MC membacakan satu persatu nama para medalis emas, saya sekadar mendengarkan tanpa ada sedikit
pun dalam benak rasa berharap untuk mendapatkannya. Senang sekali saat nama kedua yang
dibacakan adalah teman satu kontingen saya, Rafif A. Salam. Hingga pada nama kelima, Allah
menunjukan Kuasa-Nya (lagi). Sejenak dengan rasa tidak percaya sama sekali, saya mendengar nama
saya disebutkan sebagai peraih medali emas satu. Tepukan teman disebelah menyadarkan saya dari
lamunan akan rasa terkejut yang mendera. Saya bersujud tanpa tahu apa yang harus dibaca, lalu
berjalan menuju panggung dengan linangan air mata.
Malam harinya kami (kontingen astronomi Jawa Barat) melaksanakan perjanjian yang telah disepakati
sehari sebelumnya untuk melempar mereka yang mandapat medali ke kolam renang haha. :v
PELATIHAN ONLINE 2017
KEBUMIAN – PAKET 14
Saya bersama anak binaan ALC Indonesia, dari kiri ke kanan: Naufal Alif Yari, Ayumi
Cintika Putri, M. Dafa Wardana